Kitab Suci atas Agama Yahudi

KITAB SUCI AGAMA YAHUDI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Agama Yahudi

Asuhan: Drs. Tamami, M.Ag.

Oleh:

Anan Bahrul Khoir

Cecep Mulyana

ANAN BAHRUL KHOIR

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2014

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera, Puji Tuhan, Syukur Alhamdulillah Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Mahakasih, yang telah melimpahkan kasih kasihnya kepada kita semua, sehingga Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktunya. Tidak lupa, semoga salam dan pujian tetap tercurahkan kepada Nabi Kita, beserta keluarganya, para sahabatnya, hingga umatnya sampai akhir jaman nanti.

Penyusun ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penyusun tidak dapat menyebutkan-nya satu persatu, oleh karena keterbatasan waktu dan tempat.

Juga, Penyusun merasa bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Penyusun memohon kritik dan saran membangun supaya dapat memperbaiki kekurangan dari makalah ini.

Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya untuk Penyusun dan masyarakat pada umumnya.

Bandung, 20 Oktober 2014

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Yahudi, Kristen, dan Islam, semuanya mengklaim bahwa Kitab Sucinya merupakan kitab wahyu Ilahi yang berisi firman Tuhan, baik yang dipahami secara harfiah maupun kiasan. Isi kitab-kitab ini tumpang tindih dan beberapa di antaranya berkontradiksi satu sama lainnya sehingga menimbulkan perbedaan yang sangat jelas. Islam mempercayai adanya wahyu tunggal, yaitu al- Qur’an, yang berbeda dengan konsep kitab suci Yahudi dan Kristen. Kitab Suci Yahudi terdiri dari 39 kitab (sebagaimana dicatat dalam Alkitab Kristen pada bagian Perjanjian Lama), sementara Kitab Suci agama Kristen mencakup ke-39 kitab Yahudi

dan 27 kitab tambahan dalam Perjanjian Baru. 1 Yahudi merupakan agama abrahamik seperti halnya Kristen dan Islam. 2 Ia merupakan

agama abrahamik tertua dan merupakan kakak bagi agama besar Kristen dan Islam. Oleh karena itu, mengkaji sejarah Yahudi merupakan kajian yang menarik. Namun, belakangan ini muncul kajian terhadap Kitab Suci Yahudi secara intensif dan mendorong para ahli linguistik, antropologi, dan arkeologi untuk mengkaji kitab sucinya tersebut. Penemuan berbagai

perkamen, atau lebih dikenal dengan sebutan Naskah Laut Mati, di Qumran, 3 membuat kajian terhadap kitab suci Yahudi menjadi sangat menarik.

Taurat merupakan kitab suci Yahudi yang merupakan bagian terpenting kitab suci orang Yahudi. 4 Orang Yahudi percaya bahwa Taurat berisi kehendak Allah yang mutlak dan tidak

dapat diragukan. Menaati Allah berarti menaati Taurat. Orang Yahudi menganggap Taurat sebagai tolok ukur yang mutlak bagi semua aspek kehidupan keagamaan. Taurat adalah

sumber satu-satunya kebenaran Allah. 5 Namun menurut beberapa referensi Islam, Taurat

1 Jerald F. Dirk, Dialog Antariman Islam-Kristen: Salib di Bulan Sabit, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001), hlm. 63.

2 Olaf H. Schumann, Dialog Antarumat Beragama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), hlm. 61. 3 Lihat lebih lengkap mengenai Naskah Laut Mati, Jodi Magness, The Archaeology of Qumran and the

Dead See Scrolls, (USA: Eerdmans Publishing Co., 2008), cet. 7. 4 W.S. Lasor. D.A. Hubbard, Pengantar Perjanjian Lama 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), hlm.

93. 5 Donald B. Kraybill, Keranjaan yang Sungsang, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), cet. 4, hlm. 53.

telah digantikan oleh Talmud yang mengatur urusan sehari-hari, etika, kebiasaan, dan sejarah. Lebih lanjut, menurut Hakim, Talmud merupakan kitab karangan para pendeta dan rabi Yahudi saat pembuangan ke Babilonia. Cetakan pertamanya terbit pada tahun 155 SM.

Menurut Yahudi sendiri, kitab Talmud adalah penjelasan atau penafsiran dari Taurat. 6 Melihat hal ini terdapat kesimpangsiuran informasi mengenai kitab suci Yahudi.

Melihat latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan pencarian informasi lebih jauh tentang kitab suci Yahudi dan rinciannya sejauh yang bisa diperoleh.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Apa pengertian Kitab Suci menurut agama Yahudi?

b. Apa saja Kitab Suci agama Yahudi tersebut?

c. Bagaimana sejarah Kitab Suci agama Yahudi?

d. Bagaimana posisi dan kedudukan Kitab Suci agama Yahudi masa kini?

C. Tujuan Masalah

Tujuan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengertian Kitab Suci menurut agama Yahudi

b. Untuk mengetahui apa saja Kitab Suci agama Yahudi

c. Untuk mengetahui sejarah Kitab Suci agama Yahudi

d. Untuk mengetahui posisi dan kedudukan Kitab Suci agama Yahudi masa kini

6 Manshur Abdul Hakim, Kiamat, Tanda-tandanya menurut Islam, Kristen dan Yahudi, (Jakarta: Gema Insani Press, 2006), hlm. 86. Lihat juga EraMuslim, “Masihkah Ada Yahudi Taurat?”, eramuslim: Media Islam

Rujukan, diakses dari http://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/masihkah-ada-yahudi-taurat.htm, pada tanggal 15 Oktober 2014 pukul 21:14.

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Kitab Suci Agama Yahudi

Sejarah bangsa Yahudi dimulai dari pra-Musa, namun Yahudi sebagai agama terbatas kepada Musa dan ajaran terhadap kaumnya, sehingga awal agama Yahudi dimulai sejak

zaman Musa. 7 Firman Tuhan tertulis pertama adalah pada masa Musa saat memperoleh Sepuluh

Perintah Tuhan atau The Ten Commandments di bukit Sinai yang tertulis pada dua loh batu. Berikut adalah ayat lengkapnya yang tertulis pada dua loh batu tersebut:

(1) Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: (2) "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. (3) Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. (4) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. (5) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, (6) tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. (7) Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama- Nya dengan sembarangan. (8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: (9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki- laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. (11) Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. (12) Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. (13) Jangan membunuh. (14) Jangan berzinah. (15) Jangan mencuri. (16) Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu. (17) Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan,

atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu." 8

7 Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-agama, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996), cet. 2, hlm. 45. 8 Kel 20:1-17; lihat juga Ula 5:7-22.

Kesepuluh hukum dan perintah ini diperoleh Musa di gunung Sinai setelah tinggal disana selama empat puluh hari empat puluh malam yang kemudian ditulis oleh Tuhan

dengan menggunakan jari Allah sendiri. 9 Ini adalah awal Firman Tuhan Yahudi yang tertulis dalam bentuk tulisan.

1. Teks-teks Masora Selanjutnya, Kitab-kitab yang oleh kaum Yahudi anggap sebagai Kitab Suci, yakni

Kitab suci Yahudi, atau Perjanjian Lama bagi kaum Protestan, dan kitab-kitab proto-kanonik Perjanjian Lama untuk orang Katolik, tertulis dalam bahasa asli Ibrani dan sebagian dalam

bahasa Aram. Teks ini disebut teks Masora 10 . Teks ini ditentukan pada abad X tarikh

11 Masehi 12 , oleh keluarga Ben Asyer , keluarga Masoret yang termasyhur. Masoret ialah penerus tradisi tertulis dan penentu teks tertentu.

Manuskrip Masora tertua ditulis kembali pada tahun 820-850. 13 Isinya adalah Pentateukh. Manuskrip utuh yang paling tua berasal dari kodeks Alepo (A) berasal dari abad

X 14 . Teks Kitab Suci berbahasa Ibrani modern ditulis berdasarkan manuskrip B 19 dari

15 Leningrad 16 , berasal dari tahun 1008. Kenyataan bahwa tulisan Ibrani hanya mencantumkan

9 Kel 24:12; 38:18; lihat juga Ula 4:13; 5:22; 9:9-11. 10 Ada beberapa tipe Masora, yaitu Masora Parva dan Masora Magna. Masora Parva adalah teks-teks

Masora yang dicatat di samping dan di atas, sedangkan Masora Magna adalah teks Masora yang dicatat di bawah kolom teks. Inilah yang disebut dengan catatan-catatan Masora yang mempunyai kekhususan dalam menjalankan teks-teks Masora itu sendiri. Lihat Sitompul A.A. dan Ulrich Beyer., Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), cet. 13, hlm. 40.

11 Ada pendapat yang mengatakan bahwa Teks Masora berasal dari abad ke IV dan III SM, namun meskipun suatu rekonstruksi hati-hati dari manuskrip kuno, namun Teks Masora tidak berasal dari abad ke IV

atau III SM. Lihat Lembaga Biblika Indonesia, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010), cet. 9, hlm. 17.

12 Ben Asyer hidup di Tiberias pada abad ke-10 M. Karena proses pembakuannya yang berlangsung selama seribu tahun, maka variasi-variasi di antara naskah-naskah yang ada, termasuk Naskah Laut Mati,

menjadi sangat sedikit dan tidak berpengaruh kepada ajaran-ajaran teologis Perjanjian Lama. Lihat W.S. Lasor, D.A. Hubbard, dan F.W. Bush, Pengantar Perjanjian lama 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), cet. 12, hlm. 65.

13 Kodeks yang dimaksud adalah Kodeks Orientales 4445 yang berasal pada tahun 820-850. Manuskrip ini berisi Kitab Kejadian sampai Ulangan 1:33 (tanpa Bilangan 7:47-73 dan Ulangan 9:12-10-18). Kodeks

Orientales 4445 disimpan di British Museum. Lebih lengkap mengenai daftar manuskrip Alkitab Ibrani lihat Wikipedia, “List of Hebrew Bible Manuscripts”, Wikipedia: The Free Encyclopedia, diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Hebrew_Bible_manuscripts, pada tanggal 15 Oktober 2014, pukul 22:55; Lihat juga Wikipedia, “Codex Orientales 4445”, Wikipedia: Wolna Encyklopedia, diakses dari http://pl.wikipedia.org/wiki/Codex_Orientales_4445, pada tanggal 15 Oktober, pukul 22:58.

14 Kodeks Alepo (disimbolkan dengan huruf aleph atau A), ditulis oleh Shelomo ben Buya’a (secara konsonan) dan divokalisasi dan diaksenkan oleh Aaron Ben Asher kira-kira pada tahun 925. Belakangan

ditambahkan juga catatan-catatan Masoretik. Lebih lengkap mengenai kritik teks Alkitab Ibrani lihat Emanuel Tov, Textual Criticism of the Hebrew Bible, (USA: Fortress Press, 2012), Ed. 3, cet. 15, hlm. 44.

15 Kodeks Leningrad karena berasal dari perpustakaan Leningrad. Hampir semua terjemahan Inggris untuk Perjanjian Lama berdasarkan pada naskah Kodeks Leningrad (atau St. Petersburg). Manuskrip ini

tersimpan di Perpustakaan Nasional Rusia (yang menjadi nama kodeks Leningrad), dan diberikan tanda dengan Firkovich B19A, seperti nama pemiliknya. Abraham Firkovich tidak meninggalkan sepatah katapun dari kodeks tersimpan di Perpustakaan Nasional Rusia (yang menjadi nama kodeks Leningrad), dan diberikan tanda dengan Firkovich B19A, seperti nama pemiliknya. Abraham Firkovich tidak meninggalkan sepatah katapun dari kodeks

penafsiran baru (targum). 17

2. Teks Protomasora dan bentuk-bentuk teks bukan Masora Teks yang hanya menampilkan konsonan yang menjadi landasan kegiatan kaum

Masoret (teks protomasora) sudah diganti dengan teks tandingan sekitar abad I Masehi. Pada tahun 1947 di reruntuhan Khirbet, Qumrat ditentukan simpanan naskah Kitab Suci kuno,

yang tampaknya beredar sekitar awal tarikh Masehi. 18 Naskah-naskah itu berbeda dengan teks Masora. Kecuali itu kita juga mengenal teks-teks yang tidak termasuk teks Masora, dan

tampaknya menjadi landasan terjemahan Kitab Suci dalam bahasa Yunani (LXX atau Septuaginta). Dua bentuk teks terakhir itu tampaknya bisa diperkirakan berasal dari dua atau tiga abad sebelum tarikh Masehi. Teks-teks protomasora ini tampaknya jauh lebih jelas dari

teks Masora. 19

3. Pergantian Teks Pergantian teks bisa saja terjadi. Hal ini dikarenakan oleh kemungkinan seorang penulis

tidak lagi menulis teliti, meloncat dari satu baris ke baris yang lain. Bila ada kata yang tertulis tidak dengan jelas, bisa saja penulis akan mengutipnya juga kurang jelas, dan akhirnya juga sulit dibaca. Bahkan bisa jadi bahwa seorang penulis itu memasukkan tulisan yang sebetulnya tidak termasuk tulisan itu. Bukan karena kesengajaan melainkan karena kurang tahu, bahwa yang ditulisnya hanyalah sebuah catatan pinggir, varian, keterangan dan sebagainya. Bahkan bisa juga terjadi bahwa seorang penulis menambahkan pikirannya yang saleh dalam tulisan itu, karena keyakinan bahwa dengan demikian tulisan tersebut menjadi lebih jelas.

tersebut, yang dipindahkan ke Odessa pada tahun 1838 dan kemudian dipindahkan kembali ke Perpustakaan Kerajaan di St. Petersburg. Kodeks Leningrad disalin ulang di Kairo dari manuskrip yang ditulis oleh Aaron ben Moses ben Asher; Akan tetapi, muncul kemudian bahwa ben Asher sendiri tidak pernah melihat manuskrip ini. Kodeks Leningrad mengisi kekurangan kodeks Alepo yang ditemukan pada abad yang sama. Lebih lengkap mengenai naskah-naskah kitab suci Yahudi kuno lihat Peter W. Flint, The Dead Sea Scrolls, (USA: The United Methodist Publishing House, 1976), hlm. 39-40.

16 Lebih lengkapnya tertulis tanda B 19 A. A merupakan tanda atau call name untuk Leningrad Codex. Naskah ini ditemukan di perpustakaan Leningrad. Lihat juga Sitompul dan Beyer, op.cit., hlm. 38.

17 Darmawijaya, Seluk Beluk Kitab Suci, (Yogyakarta: Kanisius, 2013), cet. 5, hlm. 47. 18 Dokumen-dokumen tersebut tidak saja ditemukan di Qumran, tetapi juga di Wadi Daliyeh, Ketef

Jericho, Khirbet Mird, Ain Feshka, Wadi Nar, Wadi Ghweir, Wadi Murabba’at, Wadi Sdeir, Nahal Arugot, Ein- gedi, Nahal Hever, Nahal Hever/Seiyal, Nahal Mishmar, Nahal Se’elim, Masada, dan Khirbet Qazone. Dokumen ini merujuk kepada Naskah Laut Mati yang juga merujuk kepada manuskrip yang ditemukan di sebelas gua di dekat Qumran, sebelah barat daya Laut Mati. Dokumen tersebut ditulis dalam bahasa Ibrani, Aramaik, dan Yunani, pada papirus, kulit, dan beberapa pada tembaga. Lihat Oxford University Press, The Oxford Encycloedia of the Books of the Bible, (UK: Oxford University Press, 2011), vol. 1-2, ed. 1, hlm. 173.

19 Darmawijaya, op.cit., hlm. 48.

Kesalahan-kesalahan tulis seperti itu memang bisa dikoreksi dengan membandingkan teks- teks Masora. Tetapi kesalahan seperti itu tidak bisa dihindari. 20

4. Kritik Teks Kritik teks merupakan hal yang amat penting untuk mengetahui apakah teks memang

kondisinya baik. Teks manakah yang berada dalam kondisi baik itu? Dengan kata lain, manakah teks yang boleh dikatakan mendekati yang asli?

Dengan ilmu pengetahuan akan kesusastraan kuno, dan tulisan-tulisan targum orang lebih mengenal teks yang sampai sekarang ini masih merupakan teka-teki. Memang belum semua teks yang sulit bisa dipecahkan, tetapi dengan membandingkan naskah yang ada, orang bisa menentukan manakah teks yang bisa dianggap bisa dipercaya keasliannya. Cara yang ditempuh ialah dengan membandingkan sebanyak mungkin varian yang ada, lalu menentukan semacam silsilah teks itu, mencari kesaksian yang ada seperti misalnya teks Masora, Qumran, Pentateukh Samaria, terjemahan LXX dan sebagainya. Pekerjaan seperti ini tentu saja membutuhkan keahlian tersendiri. Maka pekerjaan menerjemahkan teks Kitab Suci sebetulnya juga bukan pekerjaan ringan. Teks yang kita miliki dalam bahasa Indonesia

dikerjakan oleh banyak ahli yang bekerja keras hampir sepuluh tahun lamanya. 21

5. Terjemahan dalam bahasa Yunani Setelah Aleksander Agung berkuasa (wafat tahun 323 SM), maka ada perubahan besar

dalam kehidupan sejarah bangsa. Budaya Yunani merambah seluruh Timur Tengah. Sekelompok orang cerdik-pandai Yahudi di Aleksandria, di tanah mesir mengusahakan penerjemahan Kitab Suci ke dalam bahasa Yunani. Penerjemahan ini dilakukan atas perintah Raja Ptolomeus II (285-246).

Sekitar tahun 80-100 pada pertemuan di Yamnia (Yabne) daftar terjemahan dalam bahasa Yunani tersebut diakui. Hanya saja kitab-kitab deutrokanonika disingkirkan dari

daftar itu. Ini membuat kelompok Yahudi Aleksandria tidak puas. 22 Tentu harus diakui bahwa orang-orang Protestan pun tidak mengikuti daftar Kitab Suci berbahasa Yunani tersebut.

Itulah sebabnya mengapa dalam terjemahan yang Katolik miliki, Katolik membedakan antara Alkitab dengan deutrokanonika, dan Alkitab tanpa deutrokanonika. 23

20 Lebih lengkap mengenai perbedaan-perbedaan teks, varian-variannya, perbandingan teks, dan analisisnya mengenai kritik teks ini bisa dilihat Emanuel Tov, op.cit.

21 Darmawijaya, op.cit., hlm. 49. 22 Darmawijaya, ibid., hlm. 301. 23 Lebih lengkap mengenai Septuaginta lihat Jennifer M. Dines, The Septuagint: Understanding the Bible

and Its World, (London & New York: T&T Clark, 2004); Lihat juga Darmawijaya, ibid., hlm. 49.

Terjemahan dalam bahasa Yunani ini disebut dengan Septuaginta atau LXX. Menurut legenda, para penerjemah tersebut bekerja secara terpisah satu sama lain, namun menghasilkan terjemahan-terjemahan yang memiliki kecocokan secara harfiah satu sama lainnya. Dinamai Septuaginta karena menurut jumlah para penerjemah tersebut yang dalam bahasa Latin, Septuaginta,yang berarti tujuh puluh sehingga namanya disebut juga LXX. Septuaginta berasal dari komunitas Yahudi di Aleksandria antara tahun 250 sampai tahun 100 SM. Perkembangannya serupa dengan perkembangan targum-targum. Berbagai terjemahan tidak resmi dibuat sesuai dengan kebutuhan, lalu teksnya ditetapkan pada awal tarikh Masehi, pada saat terjemahan tersebut menjadi Perjanjian lama yang berotoritas dalam jemaat Kristen.

Septuaginta sangat penting dalam penelitian teks, karena mewakili bentuk teks Ibrani sebelum adanya pembakuan tanda pada abad-abad permulaan tarikh Masehi. Bersama-sama dengan Taurat Samaria dan Naskah-naskah Laut Mati, Septuaginta merupakan bukti

terpenting dari bentuk-bentuk teks Ibrani sebelum ada teks Masora. 24

B. Daftar dan Isi Kitab Suci Yahudi

Ada beberapa daftar atau urutan kitab yang berbeda antara Protestan, Katolik, dan Yahudi. Perbedaan ini adalah perbedaan kelompok yang didasarkan pada isi kitab tanpa mengurangi makna kitab tersebut. Berikut adalah susunan kitab menurut Kristen Protestan, Katolik, dan Yahudi.

1. Dalam terbitan Protestan, Perjanjian Lama diurutkan sebagai berikut:

1) Pentateukh : Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan.

2) Kitab Sejarah : Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1 dan 2Samuel, 1 dan 2Raja,

1 dan 2Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan Ester.

3) Kitab Kebijaksanaan : Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung

4) Nabi-nabi

: Agung.

Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel, dan 12 nabi kecil.

2. Dalam terbitan Katolik, urutan Perjanjian Lama sama dengan di atas, hanya disisipkan beberapa Kitab lain: Tobit dan Yudit disisipkan sesudah Nehemia; 1 dan 2Makabe disisipkan sesudah Ester; Kebijaksanaan Salomo dan Putrsa Sirakh ditempatkan sesudah Kidung Agung; Barukh ditempatkan sesudah Ratapan.

24 Lasor dan Hubard, op.cit., hlm. 70.

3. Kebiasaan Yahudi mengurutkan Kitab Suci mereka dalam tiga kelompok: Hukum/Torah/Taurat/Pentateukh, Nabi (Nevi’im), Tulisan (Ketubim). Urutan ini sudah ada sejak masa sebelum tarikh Masehi. Urutan setiap kitab dalam kelompoknya bisa

berubah-ubah, tetapi tidak diubah keluar dari kelompok. 25 Tiga bagian ini biasanya disebut juga dengan Tanakh. 26

Kitab Suci Perjanjian Lama menceritakan Perjanjian besar yang dibuat antara Allah dengan bangsa Yahudi, termasuk Abraham dan Musa. Orang Kristen menyebut Kitab Suci Yahudi sebagai Perjanjian Lama, yang merupakan bagian pertama dari Kitab Suci orang

Kristen. 27

1. Kitab Suci Tertulis

Penjelasan daftar kitab Perjanjian Lama berdasarkan urutan Yahudi, sebagai berikut:

a. Hukum, Torah, Taurat, atau Pentateukh Bagian ini terkenal dengan nama Taurat atau Pentateukh. Namun Taurat lebih banyak

digunakan dibandingkan dengan Pentateukh. Pentateukh adalah nama yang biasa digunakan oleh orang-orang Katolik dan Ortodoks. 28 Dalam tradisi Yahudi maupun Kristen, Pentateukh

dikenal sebagai lima kitab yang dikarang oleh Musa. Pendapat ini bertahan sampai pada abad ke-18. Akan tetapi, setelah penelitian historis-kritis yang diterapkan terhadap Alkitab, pernyataan bahwa Musa sebagai pengarang Pentateukh tidak dapat lagi diterima. Pengamatan yang lebih cermat membuktikan bahwa kitab-kitab tersebut memiliki pelbagai gaya penulisan, kosakata yang digunakan sampai dengan penggambaran tentang Tuhan. Oleh karena itu, lebih tepat dikatakan jika Pentateukh dilihat sebagai sekumpulan karangan dari berbagai

pengarang dan bukan dari Musa seorang saja. 29 Lebih lanjut, Taurat berarti “hukum” atau “pengajaran” dan menunjuk pada keseluruhan

apa yang diketahui tentang Allah dan hubungan-Nya dengan dunia ciptaan-Nya serta berarti

25 Darmawijaya, hlm. 52-53. 26 Michael Keene, Agama-agama di Dunia, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2012), cet. 7, hlm. 44. 27 Lois Rock, The Jesus Encyclopedia, (Yogyakarta: Kanisius, 2013), cet. 5, hlm. 10. 28 Gerald O’Collins dan Edward G. Farrugia, Kamus Teologi, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2006), cet.

9, hlm. 246. 29 Keraguan ini dipelopori pertama kali oleh Jean d’Astruc yang berpendapat bahwa dalam menulis atau

mengarang Pentateukh tersebut Musa menggunakan bahan-bahan dari sumber-sumber besar dan sumber-sumber kecil. Ia membedakannya berdasarkan sebutan-sebutan bagi Allah, yaitu sumber yang menggunakan nama “Elohim” dan sumber lain yang menggunakan nama “Yahweh.” Kemudian menyusul pula J.G. Eichhorn yang mempelajari teori d’Astruc dan mengembangkannya lebih radikal daripada d’Astruc sendiri. Eichhorn mengatakan bahwa sebenarnya, Musa bukanlah pengarang atau penulis Pentateukh, melainkan orang lain yang tidak diketahui namanya. Lihat Setiawan, M. Nur Kholis dan Soetapa, Meniti Kalam Kerukunan: Beberapa Istilah Kunci dalam Islam dan Kristen, (Jakarta: Gunung Mulia, 2010), hlm. 332; Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: Gunung Mulia, 2008), cet. 15, hlm. 17.

wahyu atau pernyataan Allah yang diberikan kepada imam-imam. Dalam arti yang lebih sempit, Taurat menunjuk pada lima kitab Musa (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan), yang berada di awal kitab suci. Bersamaan dengan hari sabat, Taurat dirayakan

sebagai pemberian Tuhan terbesar kepada orang-orang Yahudi. 30 Kitab-kitab yang termasuk ke dalam Pentateukh adalah: 1) Kejadian atau Genesis; 2)

Keluaran atau Exodus; 3) Imamat atau Leviticus; 4) Bilangan atau Numeri; dan 5) Ulangan atau Deutronomium. 31

1) Kejadian atau Genesis Kata “genesis” berarti “kejadian” (terjadinya). Dalam bahasa Ibrani disebut Bere’syit yang berarti “pada mulanya,” yaitu kata pertama dari kitab ini. Secara garis besar, kitab ini menceritakan tentang penciptaan dunia dan manusia, sejarah purbakala dan sejarah nenek-

moyang Israel. 32 Kitab Kejadian terdiri dari dua bagian besar: bagian pertama, yang terdiri dari pasal 1

sampai pasal 11 berbicara mengenai sejarah pubakala, yaitu sejarah yang terjadi sebelum pemanggilan Abram; bagian kedua, yang terdiri dari pasal 12 sampai pasal 50 yang berbicara

tentang sejarah nenek moyang Israel. 33 Ada empat cerita tentang penghukuman Allah atas manusia yang terdapat pada sejarah

purbakala: pertama, manusia dikeluarkan dari Firdaus (Kej 3); kedua, Kain dibuang ke padang gurun (Kej 4); ketiga, semua manusia dibinasakan dengan air bah (Kej 6-9); dan keempat, Allah mengacaukan bahasa manusia (Kej 11:1-9). Jadi, bagian sejarah purbakala dimulai dari persekutuan sempurna antara Allah dan manusia di dalam Firdaus hingga Allah menurunkan air bah kepada Nuh dan “pengacauan” bahasa manusia yang dilakukan oleh

Allah. 34

2) Keluaran atau Exodus Kitab Keluaran menjadi batu sandungan untuk meyakini bahwa Musa adalah penulis Pentateukh. Ulangan 34:1-12 bercerita tentang kematian Musa hingga penguburannya, dan ini dianggap tidak mungkin jika Musa menulis kitabnya secara langsung dalam keadaan dia telah meninggal. Lain cerita dengan raja-raja yang memerintah di Edom, sebelum ada raja

30 Keene, op.cit.; Lihat juga J. Blommendaal, ibid., hlm. 23. 31 Blommendaal, ibid. 32 Ibid. 33 Ibid., hlm. 24. 34 Ibid.

yang memerintah atas orang Israel. Ini berimplikasi kepada sejarah kerajaan Israel didirikan, karena kerajaan Israel didirikan kurang lebih dua ratus tahun sesudah meninggalnya Musa. 35

Kitab ini memberikan keterangan mengenai penindasan orang-orang Israel sebagai budak di Mesir, kelahiran serta pemanggilan Musa, tulah-tulan, penyeberangan Laut Teberau, perjalanan di padang gurun, pernyataan Tuhan di Gunung Sinai, pengikatan perjanjian, dan

dosa orang-orang Israel yang membuat anak lembu emas. 36 Tujuan dari kitab ini terkandung dalam empat tema yang menonjol, yaitu: 1)

Kebebasan; 2) Hukum; 3) Perjanjian; dan 4) Kehadiran Allah. 37 Kitab ini terbagi menjadi tujuh bagian, yaitu:

a) Pasal 1 berbicara singkat mengenai sejarah umat Israel selama berada di Mesir, sejak zaman Yakub/Israel (abad ke-18 SM) sampai zaman Musa (abad ke-13 SM).

b) Pasal 15-19 berbicara mengenai perjalanan bangsa Israel dari Laut Teberau sampai Gunung Sinai.

c) Pasal 24 berbicara mengenai bagaimana Tuhan meresmikan ikatan perjanjian-Nya dengan umat pilihan-Nya yang diwakili oleh Musa.

d) Pasal 25- 31 berbicara mengenai berbagai peraturan tentang “tabut perjanjian” dan “kemah pertemuan” atau “kemah suci.”

e) Pasal 32-34 berbicara mengenai bagaimana umat Israel kurang setia kepada Tuhan.

f) 38 Pasal 35-40 mengulangi hal-hal yang ada pada pasal 25-31.

3) Imamat atau Leviticus Dalam Bahasa Ibrani, sesuai dengan kebiasaan kuno yang umumnya dipakai di Timur Dekat, dipakai kata pertama dari isi kitab tersebut, yaitu wayiqrat yang berarti “Dan Dia

Memanggil.” 39 Kitab ini memiliki hubungan dengan nama Lewi. Walaupun orang-orang Lewi dalam

kitab tersebut dibahas secara singkat dalam satu perikop, yaitu 25:32-34. Namun, penamaan ini dianggap sebagai yang mewakili dari isi kitab tersebut. Hampir semua bahan di dalamnya mengenai ibadah serta tugas-tugas imam yang lain, dan para imam tersebut berasal dari suku

Lewi. 40 Kitab Imamat terbagi menjadi enam bagian, yaitu:

35 Robert M. Paterson, Tafsiran Alkitab: Kitab Keluaran, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), hlm. 6. 36 Paterson, …Kitab Keluaran, hlm. 8. 37 Paterson, …Kitab Keluaran, hlm. 10. 38 Al. Purwa Hadiwardoyo, Catatan-catatan Singkat tentang Kitab Suci, (Yogyakarta: Kanisius, 2010),

cet. 6, hlm. 18-19. 39 Paterson, Tafsiran Alkitab: Kitab Imamat, (Jakarta: Gunung Mulia, 2008), cet. 4, hlm. 2.

40 Paterson, …Kitab Imamat, hlm. 2.

a) Pasal 1:1-7:38, berbicara mengenai ibadah.

b) Pasal 8:1-10:20, berbicara mengenai imam-imam dan di seluruh Kitab Imamat merupakan bagian yang satu-satunya berisi cerita, kecuali satu dua riwayat singkat di tengah-tengah hukum yang membimbing keputusan-keputusan dalam pengadilan.

c) Pasal 11:1-15:33, berbicara mengenai perbedaan antara yang najis atau haram dan yang tahir atau tidak haram.

d) Pasal 16:1-34, berbicara mengenai upacara yang dilaksanakan pada hari itu atau Hari Raya Pendamaian.

e) Pasal 17:1-26:46, berbicara mengenai kekudusan.

f) Pasal 27:1-34, berbicara mengenai pembayaran nazar-nazar yang diucapkan kepada Tuhan dan pemberian persembahan sukarela kepada-Nya. 41

Tujuan dari Kitab Imamat adalah memperlihatkan kepada umat Israel bagaimana seharusnya mereka hidup sebagai umat yang kudus, yaitu sebagai umat yang dengannya Tuhan masuk hubungan perjanjian dan yang dipilih serta dipanggil untuk melayani Dia. Hukum-hukum yang terdapat dalam kitab ini mengenai ibadah, kekudusan, kenajisan, perbedaan antara yang haram dan yang halal, dan kelakuan etis dalam kehidupan sehari-hari. Hukum-hukum ini dikumpulkan supaya umat Israel tetap berhubungan baik dengan Tuhan

dan mengadakan pendamaian jika mereka bersalah. 42

4) Bilangan atau Numeri Disebut “Bilangan” karena berisikan dua cacah jiwa suku-suku Israel (1:20-46 dan 26:5-51) dan kaum Lewi (3:14-51 dan 26:57-62). Walaupun menggunakan nama “Bilangan,”

namun tidak secara tepat mengisyaratkan kisah-kisah yang terkandung di dalamnya. 43 Isi Kitab Bilangan dimulai dari cerita di padang gurun Sinai, tepat setelah peristiwa

perjanjian dan berakhir empat puluh tahun kemudian, ketika umat Israel menunggu di padang Moab untuk memasuki Tanah Terjanji yang dipimpin oleh Musa dan Harun. 44

Pokok perhatiannya adalah kehadiran Yahweh bersama umat-Nya ketika mereka mengembara melalui padang gurun; Allah berjalan bersama mereka dan memimpin hidup

mereka. 45 Garis besar kitabnya adalah sebagai berikut:

a) Pasal 1:1 sampai pasal 10:10, di gurun Sinai: Persiapan perjalanan.

41 Paterson, …Kitab Imamat, hlm. 3-5. 42 Paterson, …Kitab Imamat, hlm. 14. 43 Dianne Bergant dan Robert J. Karris, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius, 2010),

cet. 9, hlm. 147. 44 Ibid.

45 Ibid.

b) Pasal 10:11 sampai pasal 22:1, Perjalanan dari Sinai ke Moab, Peristiwa di gurun Paran, Istirahat terakhir.

c) 46 Pasal 22:2-36:13, di padang Moab: Persiapan hidup di Kanaan.

5) Ulangan atau Deutronomium Kitab Ulangan merupakan salah satu kitab yang paling penting dan berpengaruh di antara kitab-kitab Ibrani lainnya. Kitab ini menyajikan pandangan teologis yang mempengaruhi nabi-nabi terdahulu (Yosua, Hakim-hakim, Samuel, dan Raja-raja), sekarang dikenal dengan Sejarah Deutronomis Israel. Secara tidak langsung, Kitab Ulangan juga

berpengaruh terhadap sejarah Tawarikh Israel (Tawarikh, Ezra, dan Nehemia). 47 Asal usul Kitab Ulangan dapat dilihat pada pendapat kunonya yang mengatakan bahwa

kitab ini berasal dari permulaan abad 19 dan menyebut Kitab Ulangan sebagai “kitab hukum” yang ditemukan di Bait Suci oleh Imam Agung Hilkiah atau Hiskia, selama pemerintahan Yosia (2Raj 22:8 dst.). Karena kitab ini berisi bahan yang dapat ditarik penanggalannya pada akhir abad ke 7 SM atau sebelumnya, maka menjadi jelas bahwa kitab Ulangan dalam bentuk

sekarang ini bertanggalkan pada masa Pembuangan Babel (587-539 SM). 48 Selama pembuangan ini, Israel berada di ambang kehancuran. Dalam situasi seperti ini, kaum

Deutronomis mempersembahkan kepada Israel tantangan untuk taat kepada kitab hukum yang tertulis yang meminta bangsa Israel untuk memilih hidup (Ula 30:19). 49

Adapun pembagian kitab ini secara garis besar adalah sebagai berikut:

a) Pasal 1-4:43, Pendahuluan yang pertama

b) Pasal 4:44-11, Pendahuluan kedua

c) Pasal 12-26, Pusat Kitab Ulangan

d) Pasal 27-28, Upacara di Sikhem (bandingkan dengan Yosua 24)

e) Pasal 29-30, Kata-kata perpisahan oleh Musa

f) 50 Pasal 31-34, Tambahan Bagian terpenting ibadat umat Yahudi adalah pembacaan dengan suara keras sejumlah

ayat dari Taurat. Di sinagoga 51 , bacaan dari gulungan Kitab Taurat atau Sefer Torah,

46 Ibid., hlm. 149; Lihat juga Blommendaal, op.cit., hlm. 57. 47 Bergant dan Karris, op.cit., hlm. 197. 48 Banyak pendapat mengenai asal usul Kitab Ulangan. Pendapat sebagian besar ahli bahwa kitab ini

disusun sekitar tahun 621 SM. Tetapi pada abad ke-20, para ahli tidak sependapat lagi dengan pendapat ini. Ada yang menggeser waktu penyusunan Kitab Ulangan sampai pada zaman Manasye atau Hizkia, atau lebih awal dari Amos, atau bahkan sejak zaman Samuel. Yang lain menduga bahwa kitab ini disusun pada zaman Hagai dan Zakharia, atau bahkan setelah itu. Lihat Lasor dan Hubard, op.cit., hlm. 250.

49 Bergant dan Karris, op.cit., hlm. 197; Lihat juga Blommendaal, op.cit., hlm. 62. 50 Blommendaal, op.cit., hlm. 63-64.

dibacakan pada hari Sabat pagi dan sore, perayaan keagamaan pagi, dan pada hari Senin dan Selasa pagi. Sebagai penghormatan besar, Kitab Taurat hanya boleh dibuka oleh laki-laki, demikian dalam tradisi Ortodoks, dan untuk dibacakan di depan umat. Orang yang dipilih untuk membaca Kitab Suci dalam bahasa Ibrani harus menggunakan yad, sejenis alat

penunjuk yang dipegang. 52

b. Nabi-nabi (Nevi’im) Dalam tradisi Yahudi ada delapan kitab yang diberi nama menurut nama para nabi.

Empat kitab yang pertama (Yosua, Hakim-hakim, 1 dan 2Samuel 53 , serta 1 dan 2Raja-raja), biasanya mengacu kepada Nabi-nabi Terdahulu dan kitab-kitab sejarah. Keempat kitab yang

lain mengacu kepada Nabi-kabi terakhir, seperti: Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan 12 Nabi- nabi kecil lainnya yang dianggap sebagai satu kitab. Sebagian besar isi kitab dari Nabi-nabi Terakhir merupakan kumpulan khotbah yang disampaikan oleh para nabi, yang nama- namanya menjadi nama kitab-kitab tersebut, yang semuanya dikumpulkan oleh para murid mereka. Bacaan terpilih dari kitab para nabi dibacakan di sinagoga pada hari-hari Sabat,

perayaan-perayaan keagamaan, dan hari-hari puasa. 54 Jika keempat kitab ini dihubungkan satu sama lain, maka akan terdapat cerita sejarah

yang panjang dimulai dari kematian Musa, Yosua, sampai diangkutnya tertawan raja Yoyakhim ke dalam pembuangan di Babilon (tahun 597 SM), kemudian pemberian grasi oleh

raja Babilon kepadanya (sekitar tahun 560 SM). 55 Berikut penjelasan per kitab dalam bagian Nabi-nabi:

1) Kitab Yosua Kitab Yosua memuat kisah perebutan tanah Kanaan oleh umat Israel di bawah pimpinan Yosua. Ini terjadi pada pertengahan abad ke-13 SM, setelah kematian Musa. Kitab Yosua terbagi dalam 3 bagian, yakni:

a) Pasal 1-12: Perebutan tanah Kanaan.

b) Pasal 13:21: Pembagian tanah Kanaan.

51 Sinagoga adalah tempat untuk belajar (Kitab Suci), berkumpul, berdoa, dan beribadat, -suatu tempat yang sempurna bagi umat Yahudi. Dalam Sinagoga Ortodoks paling sedikit sepuluh orang laki-laki –suatu

minyan- harus datang sebelum doa dimulai. Pada awal abad ke-19, sinagoga dibangun di pinggir kota Yerusalem. Keene, op.cit., hlm. 46.

52 Ibid. 53 Awalnya tak ada 1 dan 2Samuel dan 1 dan 2Raja-raja, melainkan hanya ada satu kitab Samuel dan satu

kitab Raja-raja. Kemudian kedua kitab ini dibagi menjadi dua bagian masing-masing kitabnya. 54 Keene, op.cit., hlm. 45.

55 Blommendaal, op.cit., hlm. 65.

c) Pasal 22-24: Pidato perpisahan; upacara pembaharuan perjanjian antara Allah dan Israel; kematian Yosua. 56

2) Kitab Hakim-hakim Kitab ini memuat sejarah suku-suku Israel setelah wafat Yosua (abad ke-13 SM) sampai menjelang terpilihnya Saul sebagai raja pertama (abad ke-11 SM). Suku-suku itu dipimpin oleh “hakim-hakim,” terutama bila mereka menghadapi tantangan dari suku-suku asli Kanaan. Dalam bentunya sekarang Kitab Hakim-hakim tersusun sebagai berikut:

a) Pasal 1-2: Pengantar.

b) Pasal 3: Hakim Otniel dan Ehud.

c) Pasal 4-5: Hakim Deborah dan Barak.

d) Pasal 6-8: Hakim Gideon.

e) Pasal 9-10: Abimelek, Tola, dan Jair.

f) Pasal 10-12: Hakim Yefta, Ibzan, Elon, dan Abdon.

g) Pasal 13-16: Hakim Samson.

h) Pasal 17-18: Tempat Suci Dan. i)

Pasal 19: Kejahatan di Gibea. j) 57 Pasal 20-21: Perang melawan Benjamin dan kemenangan Benjamin.

3) Kitab Rut Kitab ini menceritakan seorang wanita bernama Rut, yang sebenarnya keturunan bangsa Moab tetapi menikah dengan seorang Israel (lalu menurunkan Obed, kakek dari Daud). Kitab ini diletakkan di belakang kitab Hakim-hakim karena Rut hidup pada zaman hakim-hakim itu. Dengan Kitab Rut ini pembaca kitab Perjanjian Lama disiapkan untuk menerima pewartaan tentang Daud, raja terbesar sepanjang sejarah Israel. Kitab Rut tersusun sebagai berikut:

a) Pasal 1: Mertua Rut pindah ke Moab lalu kembali ke Kanaan.

b) Pasal 2: Rut bertemu dengan Boaz, seorang Israel.

c) Pasal 3-4: Perkawinan Rut dengan Boaz; kelahiran Obed; hubungan keturunan antara Obed dan Raja Daud.

4) Kitab 1 dan 2Samuel Kitab Samuel dibagi menjadi dua dalam terjemahan Yunani atau Septuaginta dari Kitab Suci Ibrani. Kitab ini mencakup sejarah Israel sejak mereka memasuki Kanaan sekitar abad

12 SM sampai masa pembuangan Babel. Kitab ini disusun sekitar pada abad ke-7 SM. Garis

56 Hadiwardoyo, op.cit., hlm. 22; Pembagian lainnya lihat Blommendaal, op.cit., hlm. 69-70. 57 Hadiwardoyo, op.cit., hlm. 22.

besar pesannya adalah bahwa Allah telah memilih bangsa Israel sebagai budak yang khusus dan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir melalui Musa dan mengadakan perjanjian dengan mereka di Gunung Sinai. Kitab ini bukanlah kitab sejarah dalam arti

modern, tetapi kitab sejarah dalam arti teologis. 58 Ada tiga tokoh sentral dalam kitab ini, yaitu: Samuel, Saul, dan Daud.

Kitab Samuel tersusun sebagai berikut:

a) 1Samuel - 1:1-3:18, Samuel dan Keluarga Eli - 4:1-7:17, Tabut Perjanjian - 8:1-15:35, Saul, raja pertama - 16:1-31:31, Saul dan Daud

b) 2Samuel - 1:1-8:18, Perjuangan membentuk kerajaan - 9:1-20:26, Daud, sang raja

- 59 21:1-24:25, Tambahan

5) Kitab 1 dan 2Raja-raja Kitab ini membicarakan mengenai sejarah Saul, raja pertama bangsa Israel. Kemudian dilanjutkan berturut-turut oleh Isybosyet, Daud, Absalom, dan Sulaiman. Dilanjutkan oleh

raja-raja pada masa perpecahan. 60 Kitab Raja-raja ditulis sebagai kitab sejarah, tetapi juga mencampurkan legenda, cerita

rakyat, kisah mujizat dan ada anggap an “kisah khayalan,” dalam suatu tawarikh, dengan tujuan untuk menjelaskan apa yang terjadi berdasarkan nilai kebenaran ilahi, sehingga lebih

tepat dibaca sebagai pustaka teologi dalam bentuk kitab sejarah. 61

I Raja-raja merupakan bagian pertama dari kisah yang pada mulanya merupakan satu kitab yang menceritakan mengenai kehidupan bangsa Israel selama empat abad sesudah kematian Daud dan pembuangan bangsa Israel ke Babel. Kitab itu menceritakan bagaimana suatu negara yang kuat dan bersatu terpecah menjadi dua; bagaimana kerajaan utara yang lebih besar yang terus menerus berpaling dari Allah akhirnya dimusnahkan; bagaimana Yehuda juga gagal untuk memelihara perjanjian dengan Allah dan bagaimana negeri itu juga

58 Bergant dan Robert, op.cit., hlm. 276. 59 Bergant dan Robert, op.cit., hlm. 278. 60 Ahmad Shalaby, Perbandingan Agama: Agama Yahudi, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990), hlm. 239.

Bebas, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/-Kitab_Raja-raja, pada tanggal 16 Oktober 2014, pukul 7:56.

61 Wikipedia,

“Kitab

Raja-raja”,

Wikipedia:

Ensiklopedia Ensiklopedia

Sedangkan 2Raja-raja melanjutkan kisah tentang kerajaan Israel dan Yehuda beberapa saat sebelum kematian Elia, dan diteruskan sampai Israel dihancurkan dan Yehuda dibuang ke Babel. Diceritakannya kembali kisah Elia dalam 2Raja-raja mengingatkan kita bahwa kitab ini merupakan bagian kedua dari satu kitab Raja-raja yang utuh. Tidak ada alasan yang jelas mengenai pembagian kitab menjadi 1 dan 2Raja-raja, tetapi oleh karena panjang kedua kitab hampir sama, kemungkinannya ialah hal itu dilakukan untuk mempermudah penulisan dalam dua gulungan. Beberapa kisah yang kita temukan dalam Raja-raja juga terdapat dalam Tawarikh, walaupun penulis Tawarikh menulis dari sudut yang agak berbeda dan hanya

menulis tentang kerajaan selatan, yaitu Yehuda. 63 Kitab Raja-raja tersusun sebagai berikut:

a) 1Raja-raja - 1:1-2:11, Hari-hari Terakhir Daud - 2:12-10:29, Salomo: Tahun-tahun penuh kemasyhuran - 11:1-12:24, Pertentangan, pemberontakan, perpecahan - 12:25-15:24, Dua negeri baru, dua permulaan yang buruk - 15:25-16:34, Israel, sebuah negara yang berkembang - 17:1-19:21, Elia, seorang hamba Allah - 20:1-21:29, Ahab, seorang penguasa yang lemah dan serakah - 22:1-53, Peperangan dengan Siria berkelanjutan

b) 2Raja-raja - 1:1-3:27, Tugas Elia berakhir, tugas Elisa dimulai - 4:1-6:7, Elisa, sahabat orang banyak - 6:8-8:29, Elisa, Sang Nabi - 9:1-10:36, Penunggang kereta yang jitu - 11:1-12:21, Persekongkolan di Yehuda - 13:1-17:41, Perang dan damai - 18:1-21:26, Kerajaan Yehuda

diakses dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=11&-intro=pintisari&lang=indonesia&theme=clearsky, pada tanggal 16 Oktober 2014, pukul 8:06.

62 Sabdaweb b ,

63 Sabdaweb a , “2 Raja-raja”, Sabdaweb, diakses dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/- ?b=12&intro=pintisari&lang=indonesia&theme=clearsky, pada tanggal 16 Oktober 2014, pukul 8:04.

- 64 22:1-25:30, Kesempatan terakhir

c. Tulisan-tulisan (Ketubim) Juga disebut dengan kitab sastra. Kitab ini merupakan bagian ketiga Tanakh Ibrani dan

dianggap kurang bernilai daripada dua jenis kitab lainnya, walaupun kitab ini berisi Mazmur, yang secara teratur digunakan dalam ibadat Yahudi di sinagoga. Bacaan dari Sastra ini sering

diberikan di sinagoga pada hari-hari perayaan keagamaan. 65

2. Kitab Suci Lisan atau Talmud

Selain dari daftar kitab Yahudi di atas, ada Talmud yang merupakan terjemahan serta komentar mengenai Torah dari para rabi dan cendekiawan undang-undang. 66 Sumber lain

mengatakan bahwa Talmud ( ד ו מ ל ת ) adalah catatan tentang diskusi para rabi yang berkaitan dengan hukum Yahudi, etika, kebiasaan, dan sejarah. 67

Ini termasuk Mishnah dan Halakah (kode undang-undang masyarakat utama penganut agama Yahudi), Gemara, Midrash, dan Aggadah atau Hagadah (legenda dan kisah-kisah lama), serta Kabballah berisi teks lama yang berunsur mistik, dan menceritakan zat-zat

Tuhan. 68

a) Mishnah Mishnah ( ה נ ש מ ) adalah kompilasi pandangan dan perdebatan hukum atau kumpulan

hukum lisan agama Yahudi Pertama yang ditulis (namun pada awalnya, Mishnah ini tidak ditulis karena merupakan tradisi lisan). Mishnah ini secara khusus terkenal dikalangan mazhab Farisi. Kata Mishnah ( ה נ ש מ ) berasal dari kata shanah (ה נ ש ), yang berarti “mengulangi” atau “meninjau.” Nama ini mungkin merupakan petunjuk pada metode studi wacana rabinik

dengan cara mengulang-ulang secara lisan. 69 Mishnah menjadi perdebatan sepanjang tahun 70-200 oleh sekolompok rabi Yahudi

(tannaim). 70 Pernyataan-pernyataan dalam Mishnah biasanya singkat dan padat, mencatat pandangan-pandangan singkat dari para rabi yang memperdebatkan sebuah topic, atau

64 Sabdaweb a 65 Ibid.

66 Wikipedia, “Agama Yahudi”, Wikipedia: Ensiklopedia Bebas, diakses dari http://id.wikipedia.- org/wiki-/Agama_Yahudi, pada tanggal 15 Oktober 2014, pukul 23:45.

67 Wikipedia, “Talmud”, Wikipedia: Ensiklopedia Bebas, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki- /Talmud, pada tanggal 20 Oktober 2014, pukul 12:40.

68 Wikipedia, “Agama Yahudi” 69 Wikipedia, “Talmud” 70 Wisnu Sasongko, Jejak Yakjuj dan Makjuj dalam Inskripsi Yahudi,((Jakarta: Hikmah, 2010) , hlm. 18.

mencatat sebuah peraturan yang tidak disebutkan sumbernya, yang tampaknya mewakili sebuah pandangan consensus. Para rabi Mishnah dikenal sebagai Tannaim (tunggal: Tanna

א נ ת ), yang berarti penyampai langsung tradisi lisan yang tidak. 71 Zaman mereka hidup disebut dengan nama Zaman Tannaim. 72

Berbeda dengan Midrash, Mishnah hanyalah sebuah catatan dari kumpulan halakah (yang lainnya adalah Tosefta 73 ), namun demikian, penataannya menurut topik menjadi

kerangka bagi Talmud secara keseluruhan. 74

Mishnah terdiri atas enam tatanan (sedarim, tunggal: seder ר ד ס ). Masing-masing dari tatanannya mengandung antara 7 dan 12 traktat, yang disebut masechtot (tunggal: masechet ת כ ס מ ; harafiah: "jaringan"). Masing-masing masechet dibagi menjadi bab-bab (peraqim) yang terdiri dari unit-unit yang lebih kecil yang disebut mishnayot (tunggal: Mishnah). Tidak setiap traktat dalam Mishnah mempunyai padanan Gemaranya. Selain itu, tatanan traktat dalam Talmud berbeda dalam kasus-kasus tertentu dengan tatanan di dalam Mishnah.

Berikut adalah enam bagian, tatanan, atau urutan Mishnah: -

Tatanan Pertama: Zeraim (Benih). Berisi 11 traktat. Isinya membahas doa dan berkat, zakat, dan hukum-hukum pertanian. Bagian ini terdiri dari 12 masechot, yaitu: Berakhot, Pe'ah, Demai, Kil'ayim, Shevi'it, Terumot, Ma'aserot, Ma'aser Sheni, Hallah, Orlah, Dan Bikkurim.

- Tatanan Kedua: Moed (Hari-hari Raya). Berisi 12 traktat. Isinya berkaitan dengan hukum-hukum Sabat dan Hari-hari Raya. Bagian terdiri dari 12 masechot, yaitu:

71 Wikipedia, “Talmud” 72 Zaman para Rabi atau Rabbinical Era dibagi menjadi 7 zaman, yaitu: Zugot, Tannaim (0-200),

Amoraim (200-500), Savoraim (500-650), Geonim (650-1038), Rishonim (1000-1500), dan Acharonim (1000- sekarang). Savoraim berarti “para pemikir.” Zaman ini adalah zaman transisi antara zaman Amoraim (sekitar 500 M) dan zaman Geonim (sekitar 700 M). Para Rabi yang hidup pada masa ini disebut dengan Rabbeinu Sevorai atau Rabanan Saborai; dan mereka ini adalah kelompok Yahudi yang memberikan peran besar untuk melakukan strukturisasi Talmud saat ini .Amoraim berarti “mereka yang berkata” atau “mereka yang berbicara kepada umat” atau “juru bicara.” Istilah ini adalah sebutan untuk para pakart Yahudi yang “berkata” atau “berbicara mengenai ajaran-ajaran hukum Taurat secara lisan”. Masa ini sekitar tahun 200 sampai 500 di Babel dan di Tanah Israel. Tannaim adalah penyampai langsung tradisi lisan yang tidak dikodifikasi. Para Amoraim membahas dan memperjelas hukum lisan setelah kodifikasi awal terjadi. Lihat Wikipedia, “Amoraim”, Wikipedia: Ensiklopedia Bebas, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Amoraim, pada tanggal 20 Oktober 2014, pukul 13:24; Wikipedia, “Savoraim”, Wikipedia: Ensiklopedia Indonesia, diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Savoraim, pada tanggal 10 Oktober 2014, pukul 1:29; Wikipedians, Judaism, (t.k.p.: Wikipedians, t.t.), hlm. 166.

73 Kitab Tosefta dihimpun terakhir sekitar tahun 500 M yang susunannya sama seperti kitab Mishnah. Isinya memuat sabda para rabi dari zaman Tannaim, yang tidak terdapat dalam Mishnah. Kitab Tosefta bisa

dianggap sebagai suplemen pada kitab Mishnah. H. Jagersma, Dari Aleksander Agung sampai Bar Kokhba: Sejarah Israel dari 330 sM. – 135 M., (Jakarta: Gunung Mulia, 2003), cet. 4, hlm. 9.

74 Wikipedia, “Talmud”

Shabbat, Eruvin, Pesahim, Shekalim, Yoma, Sukkah, Beitzah, Rosh Hashanah, Ta'anit, Megillah, Mo'ed Katan, Hagigah.

- Tatanan Ketiga: Nashim (Perempuan). Berisi 7 traktat. Isinya berkaitan dengan pernikahan dan perceraian, beberapa bentuk sumpah dan hukum-hukum tentang orang Nazir. Bagian ini terdiri dari 7 masechot, yaitu: Yevamot, Ketubot, Nedarim, Nazir, Sotah, Gittin, Kiddushin.

- Tatanan Keempat: Nezikin (Ganti rugi). Berisi 10 traktat. Isinya berkaitan dengan hukum sipil dan kriminal, cara kerja pengadilan dan sumpah. Bagian ini terdiri dari 12 masechot, yaitu: Bava Kamma, Bava Metzia, Bava Batra, Sanhedrin, Makkot, Shevu'ot, Eduyot, Avodah Zarah, Avot, Horayot.

- Tatanan Kelima: Kodashim (Hal-hal yang suci). Berisi 11 traktat. Isinya berkaitan dengan ritus-ritus korban, Bait Suci, dan hukum-hukum yang mengatur apa yang boleh dan tak boleh dimakan. Bagian ini terdiri dari 12 masechot, yaitu: Zevahim, Menahot, Hullin, Bekhorot, Arakhin, Temurah, Keritot, Me'ilah, Tamid, Middot, Kinnim.

- Tatanan Keenam: Tohorot ("Kesucian"). Berisi 12 traktat. Isinya berkaitan dengan hukum-hukum ritual kesucian. Bagian ini terdiri dari 12 masechot, yaitu: Keilim, Oholot, Nega'im, Parah, Tohorot, Mikva'ot, Niddah, Makhshirin, Zavim, Tevul Yom, Yadayim, Uktzim.