Reforma Agraria dalam Pandangan Islam

Reforma Agraria: Pandangan Islam
terhadap Masalah Kontemporer
dalam Mewuj udkan Kedamaian
Hidup Bernegara

Ahmad Nashih Luthfi
(anasluthfi@stpn. ac.id)

Ramadhan di Kampus, Masj id Kampus UGM, 30 Mei 2018

Reforma Agraria: Pandangan Islam
terhadap Masalah Kontemporer dalam
Mewuj udkan Kedamaian Hidup Bernegara

Ahmad Nashih Luthfi
(anasluthfi@stpn. ac.id)

Ramadhan di Kampus, Masj id Kampus UGM, 30 Mei 2018

Sistematika Presentasi
1. Pengertian


Reforma Agraria

2. Reforma

Agraria bukan masalah Kontemporer

3. Mengapa

Harus dilaksanakan Reforma Agraria?

4. Tuj uan

dilaksanakannya Reforma Agraria Menurut Islam

5. Reforma

Agraria Pada Masa Berbagai Periode Islam

6. Reforma


Agraria di Indonesia (NU dan Muhammadiyah)

7. Kebij akan

Reforma Agraria Pemerintah Sekarang (?)

1. Pengertian Reforma Agraria (RA)
u

Menurut Gunawan Wiradi. 200Y. Reforma Agraria, Perj alanan Belum Berakhir
Reforma Agraria, bukan Reformasi Agraria; merombak struktur, bukan memperbaiki fungsi
g Reforma Agraria adalah “merombak struktur” penguasaan dan pemilikan Sumber-Sumber Agraria
(SSA), bukan semata-mata “membagi-bagi tanah” A
g Perombakan diperlukan karena adanya ketimpangan sebaran (distribusi) kepemilikan tanah (yang
banyak menguasai sedikit, yang sedikit menguasai banyak)
g Ketimpangan struktur tidak ada hubungannya dengan “tekanan penduduk”
g

u


Menurut Hung-Chao Tai. 1Y74. Land Reform and Politics: A Comparative Analysis,
Berkeley: University of California Press
g

Kebij akan reforma agraria/ land reform bukan sekedar memberdayakan (empowering) petani
miskin, melainkan j uga pada pihak lain, menidakberdayakan (dispowering) para penguasa tanah
yang aksesnya dikurangi secara berarti. Karenanya suatu program RA bukan sekedar memerlukan
political will yang diwuj udkan oleh badan-badan pemerintah. Agar mampu mencapai tuj uannya,
program land reform sangat memerlukan kekuatan pemerintah yang sanggup memaksa
(government compulsion) (Thai 1Y74:15).

2. Reforma Agraria Bukan Masalah
Kontemporer
TONGGAK KEDUA
ROMAWI KUNO (134
SM)

TONGGAK
PERTAMA YUNANI

KUNO (5Y4 SM)

TONGGAK KEEMPAT
REVOLUSI PRANCIS
(178Y)

PASCA PERANG
DUNIA II (1Y501Y60, 1Y7Y-1Y81)

TONGGAK KETIGA
INGGRIS (1515,
1866)

TONGGAK KELIMA
RUSIA (1Y06-1Y11,
1Y17-1Y18)

“Bahwa kemaj uan nasional yang didasarkan atas pertumbuhan
dengan pemerataan dan partisipasi, memerlukan suatu redistribusi
kuasa-kuasa ekonomi dan politik, integrasi penuh dari pedesaan ke

dalam usaha pembangunan kelompok-kelompok petani, koperasi,
dan bentuk-bentuk lain dari organisasi petani dan buruh tani yang
bersifat sukarela, otonom, dan demokratis” (lihat, The Peasants’
Charter, FAO, Rome 1Y81)

“In Agrarian
society, . . .
freedom meant
the right to land the land they had
nurtured”
(Vincent Harding,
1Y81)

Mengapa mereka,
petani, yang
sehari-harinya
bekerj a
menghasilkan
pangan j ustru
mengalami

kekurangan
pangan? (Spitz
1Y7Y)

Filosofi Pasal 33 UUD
1Y45 (mengandung
makna Reforma
Agraria)

Ontologi

Bumi,
air,
kekayaan
alam

Konstitusi (Preambule UUD
1Y45) adalah deklarasi
antitesis dari kolonial dan
feodal dan tekad menuj u

Indonesia baru

Epsitemologi

Dikuasai
oleh
negara

Epsitemologi

Melalui
REFORMA
AGRARIA (RA)

Aksiologi

sebesar-besar
kemakmuran
rakyat


Sekilas perbandingan RA di Filipina
u

RA di Filipina termuat dalam Konstitusi 1Y87

u

Article XIII Social J ustice and Human Rights
u

Memuat sub-bab Agrarian and Natural Resources
Reform

u

Dij abarkan lebih lanj ut dalam Comprehensive
Agrarian Reform Law, lalu menj adi Comprehensive
Agrarian Reform Program (CARP)

u


Reforma agraria dilaksanakan oleh Department of
Agrarian Reform (DAR), dibentuk tahun 1Y71.

u

Pada tahun 1Y78 diubah namanya menj adi Ministry of
Agrarian Reform.

Section 4. , Article XIII Konstitusi Filipina: The State shall, by law, undertake an
agrarian reform program founded on the right of farmers and regular
farmworkers who are landless, to own directly or collectively the lands they
till or, in the case of other farmworkers, to receive a j ust share of the fruits
thereof. To this end, the State shall encourage and undertake the j ust
distribution of all agricultural lands, subj ect to such priorities and reasonable
retention limits as the Congress may prescribe, taking into account
ecological, developmental, or equity considerations, and subj ect to the
payment of j ust compensation. In determining retention limits, the State
shall respect the right of small landowners. The State shall further provide
incentives for voluntary land-sharing.


Adanya UU

Tunakisma, buruh,
dan petani

Bagi hasil yang adil

Pengakuan
masyarakat adat dan
restitusinya

Pengakuan Hak
Petani dan Buruh
(human right) serta
koperasi tani

Secara pribadi atau
kolektif


Dukungan pasca
produksi: teknologi,
penelitian,
pendanaan,
pemasaran

3. Mengapa Harus dilaksanakan Reforma
Agraria?
menurunnya penduduk pertanian dan
hilangnya lahan untuk pertanian (BPS 2013)

Problem
ummat

1) Fakta

A

2) Ketimpangan

penguasaan dan pemilikan tanah
di Indonesia (Data BPS 1Y63-2003, dalam Dianto
Bachriadi dan Gunwan Wiradi. 200Y. Enam
Dekade Ketimpangan Penguasaan Tanah)

3) Ketidak-adilan

kebij akan dalam memberikan Misi dakwah Islam yang
tanah dan akses di sektor pertanahan dan
menyentuh dimensi
material ummat
kehutanan (Data KLHK 2018)
(prophetism)

Fakta menurunnya penduduk pertanian
dan hilangnya lahan untuk pertanian
u

Lebih dari 28 j uta rumah tangga petani (RTP) adalah petani gurem: rata-rata
0, 36 hektar

u

Terdapat 6, 1 j uta RTP di J awa dan 5 j uta di luar J awa adalah tuna kisma

u

Sebanyak 32 j uta j iwa petani Indonesia adalah buruh tani.

u

Laj u penyusutan tanah pertanian mencapai angka 1, Y35 j uta ha selama 15
tahun, atau rata-rata 12Y. 000 ha/ tahun (lebih 353 ha/ hari tanah pertanian
hilang).
(Data BPS 2013)

Ket impangan
horisontal
alokasi
penggunaan
tanah di
Indonesia
6.
penyediaan
tanah bagi
aktivitas
pertanian
rakyat

1. tanah
untuk proyek
kehutanan
skala besar
(28 j uta ha
utk korporasi,
tahun 2005)

2. tanah
untuk proyek
pertambangan
skala besar
(264 j uta KP
untuk 555
korporasi)

distribusi
struktur
agraria
sampai
tahun 200Y
5. tanah
untuk
industri
berskala
besar

3. tanah
untuk
perkebunan
raksasa
(27, Y3 j t)
4. tanah
untuk
pembangunan
kota baru dan
pariwisata
(1, 3 j t tahun
1YY8)

Ket impangan Vert ikal penguasaan tanah pertanian

Ketimpangan Global: Land
Grabbing (perampasan tanah:
legal/ ilegal)

Data Landgrab Dunia (2012)

Lebih
parah
daripada
kolonial?

Sumber: MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, 3 April 2018

Data Tanah Terlantar
u

Negara sudah tidak adil dalam mengalokasikan dan menerbitkan sertipikat
tanah, dan ironisnya disusul dengan penelantaran tanah yang sudah diberikan.

DA T A T A NA H T E R INDIK A S I T E R L A NT A R
T A H UN 2 0 1 7
NO.

J E NIS H A K / DPA T

1

HAK G UNA US AHA

2

HAK G UNA B ANG UNAN

3

HAK PAK AI

4

HAK PE NG E L OL AAN

5

IJ IN L OK AS I

L UA S T E R INDIK A S I
T E R L A NT A R (H A )
1.034.0Y0,4361
57.713,778Y
5.612,3Y20
204.510,7Y50
3.578.670,Y02Y

J UML A H

4.88 0 .5 Y8 ,3 04 Y

3u m b•r:
D ir•ktorat J•nd •ral0•n•rt iban d an 0•nd ayagu naan 4anah
4•rlant ar,
K •m •nt•rian A graria d an 4at a 2u ang/B 0. ,
2017

Ilustras i dilakukannya reform
20

80

Di-reform

80

20
Pemilik

Tanah, A ir,
R uang
(SSA )

K eadilan,
K es ejahteraan,
K eamanan s os ial,
K edamaian bangs a

Dampak Landreform
u

Setiap penurunan 1/ 3 indeks ketidakmerataan distribusi tanah, maka akan
menghasilkan angka penurunan kemiskinan hingga ½ nya dalam 12 sampai
14 tahun ke depan, dan angka penurunan kemiskinan itu setara dengan
pencapaian 60 tahun dengan pertumbuhan pertanian rata-rata 3%/ tahun.

u

Dari hasil analisa terhadap 73 negara pada tahun 1Y60-2000 ditemukan
bahwa kebij akan land reform yang menj adikan distribusi tanah lebih
merata pada tahun 1Y60 menj adikan negara-negara tersebut lebih tinggi
pertumbuhan ekonominya

u

Terdapat hubungan positif antara equal land-distribution dengan economic
growth

u

(Elghonemy 2003, dalam McCarthy dan Robinson (eds.) 2016, Land and
development in indonesia: searching for the peopleGs sovereignty, ISEAS –
Yusof Ishak Institute, Singapore, hlm. 4-5)

4

Tuj uan dilaksanakannya REFORMA
AGRARIA Menurut Islam (menuj u
tatanan berkeadilan)

Menghindari AKUMULASI
Demi Terwuj udnya Keadilan
Agraria
QS Alhasyr (5Y): 7

Menghindari kerusakan
alam dan kerusakan sosial
(ketidakadilan melahirkan
kemiskinan dan kemiskinan
dan konflik)

QS Al A’ raf (7): 56

Mengingatkan dampak
publik kerusakan
u

Satu tindakan yang mengakibatkan kematian satu
orang dan perbuatan kerusakan memiliki arti
(dampak) seakan-akan pemusnahan keseluruhan umat
manusia, dan sebaliknya tindakan menj aga kehidupan
(QS Al Maidah [5]: 32)

u

Ignorance adalah awal dari kerusakan yang lebih
besar

Islam sangat menekankan penegakan
keadilan
u

QS. Al Maidah (5): 8: ketakwaan diukur
dari sikap dan kebij akan yang adil;
tidak ada ketakwaan tanpa keadilan
u

Memperj uangkan reforma agraria
(penciptaan keadilan) dan
kelestarian lingkungan adalah
sesuatu yang sangat spiritual

u

Orang yang religius adalah orang
yang sensitif terhadap
penderitaan orang lain (konflik
agraria, korban pengadaan tanah,
dll)

Islam adalah agama anti-penindasan,
anti-eksploitasi
g Penciptaan Masyarakat Islam(i) adalah penciptaan masyarakat yang berkeadilan,
lawan dari dhalim (penindasan)
g Pemimpin yang menegakkan keadilan lebih dihargai/ diutamakan meskipun ia kafir:
• Dari Yatsrib menuj u Madinah (Rasulullah)

Kesaksian dan refleksi Sayyidina Ali RA.

Dinukil oleh Ibnu Taimiyah, dalam Kitabnya,
Al Amru bi al ma’ ruuf, wa al Nahy an al
Munkar

5. Beberapa Prinsip dalam Islam tentang
Pengelolaan Sumber-sumber Agraria
(Tanah, Air, Energi)

Bersumber dari Al Quran, Al Hadits,
dan Ij tihad (shahabat)

a. Penyebutan ’tanah’ dalam Alquran

408 ayat  Earth, land: QS Al A’ raf (7): 56

14 ayat  Soil: QS Ali Imran (3): 5Y

12 ayat  Soil: QS Al An’ am (6): 2

Secara normatif, rata-rata
mengandung makna: tempat hidup
bersama, menghidupkan,
kesuburan, asal mula
diciptakannya manusia (Adam),
tempat kembali (mati)

Kenyataannya: ketimpangan,
ketidak-adilan, landgrab, dst

b. Kerj asama Umat Muslim
u

Hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ahmad,

Umat muslim bersyarikat (bekerj asama) dalam
tiga hal:
1. Air
2. Rumput (padang rumput, tanah)
3. Api (energi, listrik, tambang)

c. Larangan merampas tanah

d. Larangan menuduh orang mengambil tanah

e. Kerj asama (bagi hasil) meskipun
dengan orang non-Islam

f. Larangan menelantarkan tanah

g. Anj uran memproduksi: menghidupkan
tanah mati

h. Membagi tanah kepada yang
membutuhkan
Nabi memberi tanah di Hadramaut kepada Ayah
Alqomah, namun diklaim oleh orang Hadhrami dan orang
Kindi yang keduanya tidak berhasil membuktikan

i. Ij tihad Umar bin Khattab (Fikih
Ekonomi Umar)
Fikih Ekonomi Umar mengatur:
1. Produksi
2. Konsumsi
3. Distribusi
4. Moneter
5. Krisis Ekonomi
6. Pengembangan Ekonomi:

Tuj uan:
• Dakwah (syi’ ar
Islam)
• Tarbiyah
• Ij tima’ iyyah
(intifaa’ )
• Iqtishoodiyyah
(’adaalah)

g Pengelolaan Sumberdaya Agraria:
a Menghidupkan tanah yang mati
a Pengaplingan tanah/ pemberian hak atas tanah (hak
pakai)
a Membatalkan hak atas tanah lalu meredistribusinya
a Tanah yang dilindungi (hima’ )
a Redistribusi tanah, penetapan kharaj dan j izyah
a Pengelolaan air

a

a

Menghidupkan tanah yang mati:
a

memberi hak pada orang yang menghidukannya

a

akan diambil j ika tidak diolah, j atuh tempo 3 tahun

a

perlakuan sama termasuk pada mereka yang menerima tanah dari Nabi
(kabilah Muzainah dan J uhainah; tidak sesuai addawawim/ buku induk
nasab/ kekerabatan nabi)

Pengaplingan tanah/ pemberian hak atas tanah
a

Memberi hak pakai asal tidak di atas tanah milik pribadi, tidak merugikan
umat Islam atau kafir dzimmi, tidak melanggar kemaslahatan umum

a

Menolak memberikan tanah dengan luas tanpa batas: kasus penolakannya
menandatangani persetuj uan terhadap sahabat Tholhah bin Ubaidillah yang
menerima tanah dari khalifah Abu Bakar. Khalifah membenarkan Umar lalu
membatalkan pemberian tsb.

a

Tidak boleh dij ual

a

Tidak boleh diterlantarkan

a

Membatalkan hak atas tanah lalu meredistribusinya
Membatalkan hak atas tanah sahabat Bilal bin Harits atas seluruh tanah Al Aqiq hasil
pemberian Rasulullah, sebab diterlantarkan atau tidak mampu mengusahakannya  lalu
meredistribusi tanah tersebut kepada kabilah Muzainah (kabilah Bilal) dan mayoritas kepada
umat Islam
 Umar berpendapat bahwa tindakan Bilal tersebut menghalangi kemanfaatan tanah dari
mayoritas umat manusia


a

Tanah yang dilindungi (hima’ )
Melindungi tanah (dilarang diakses tanpa ij in) sebagai cadangan untuk kepentingan umum
(j aminan sosial, takaaful)
 Prinsip ta’ mim (menj adikannya kepentingan umum)
o Tidak diambil dari tanah milik pribadi muslim atau kafir dzimmi, sebab melindungi hak
milik pribadi, tidak “men-sosialis-kan” tanah
o Contoh kepentingan umum, misalnya untuk penggembalaan ternak orang miskin, ternak
zakat, 40.000 ekor kuda pasukan Umar
o Sebaliknya, dilarang menutup wilayah publik tersebut (the commons) menj adi milik hak
pribadi (tahj iir, enclosure)
o Prinsip keseimbangan antara kepemilikan pribadi dengan kepemilikan umum


Tanah hima’ 
menetapkannya
sebagai tanah
publik (dij adikan
aset baitul maal:
untuk
kemaslahatan
umat dan negara)

(Hlm. 488)

Menetapkan
kharaj dan
j izyah kepada
kafir dzimmi:
untuk baitul
maal dan
sebagai fa’ i

(Hlm. 48Y)

Ijtihad Umar untuk tidak membagi ghanimah/fa’i seperti dalam
QS Al Anfal (8): 41 namun berdasarkan QS Al Hasyr (5Y): 7

Kaidah baku

Proses penerapan

Ij tihad Umar

a

Pengaturan Air
QS Al Anbiyaa’ (21): 30

J ika tidak dikelola, makan akan menj adi sumber masalah.
Kata Umar RA: “Dimana ada Air, di situlah ada harta; dan
dimana ada harta, disanalah muncul fitnah” (hlm. 505)
u Memerintahkan para gubernur di Irak untuk membuat aliran
sungai. Banyak sungai dibuat pada periode ini
u Air pada awalnya adalah hak umum bagi semua kaum
u Memberi minum dan tempat teduh pada ibnu sabil
u

• Tidak membolehkan
tindakan apapun yang
menghalangi j alan air
(dalam kasus Adh Dhahak versus
Muhammad bin Maslamah, air versus tanah)

Hm. 506

Aj akan (diambil dari Shohibuddin 2018)

6. Kebij akan (Reforma) Agraria Pada Masa
Berbagai Periode Islam
u

Tanah Arab sebagai tempat lahirnya Islam tidak terlepas dari kondisi
ketimpangan dalam penguasaan dan pemilikan sumber daya agraria.

u

Ayyaamul Arab: hari-hari (kondisi) dimana kabilah-kabilah Arab berperang
untuk mempertahankan eksistensi kabilahnya didalam memperebutkan sumber
daya agraria (seumber mata air dan tanah, padang rumput, sahara) (Hitti 2014:
110).

u

Datangnya Islam mereorganisasi ruang/ wilayah dan tanah
u

Hij rah Nabi: Muslim Muhaaj irin dan Anshor, Muslim dan Yahudi

u

Ibadah Haj i (Ali Syariati, Makna Haj i)

Masalah Agraria dan Kebij akan
Penanggulangannya Pada Masa
Awal Islam
u

(diringkas dari dari Gita Anggraini,
2016. Islam dan Agraria, Telaah
Normatif dan Historis Perj uangan
Islam dalam Merombak
Ketidakadilan Agraria. Yogyakarta,
STPN Press)

No
1
1.

Masa
2
Rasulullah

• Monopoli terhadap sumber-sumber yang
menguasai haj at hidup orang banyak

Kebij akan
4
• Pemberian tanah secara sukarela oleh kaum
Anshar (redistribusi)
• Pemberian tanah dari tanah terlantar
• Menetapkan hima untuk kepentingan umum

Prinsip
5
• Keadilan dan Filantropi
(kedermawanan)
• Optimalisasi Tanah
• Fungsi Sosial Tanah

• Sengketa kepemilikan tanah

• Penyelesaian sengketa dengan musyawarah

• Musyawarah (mediasi)

• Optimalisasi Tanah
• Fungsi Sosial

Masalah
3
• Kaum Muhaj irin tidak punya tanah

2.

Abu Bakar

• Umat Islam tidak mempunyai tanah
• Monopoli terhadap sumber-sumber yang
menguasai haj at hidup orang banyak

• Pemberian tanah dari tanah terlantar
• Menetapkan hima di Rabadzah untuk para
penerima zakat

3.

Umar bin Khattab

• Persengketaan pembagian tanah taklukan
(tidak dibagi sesuai QS al-Anfal: 41)

• Tidak membagi wilayah taklukan, tapi dij adikan • Keadilan, sustainibility
(keberlanj utan antar-generasi)
milik baitul mal (dikenakan kharaj dan j izyah)

• Kemiskinan: j anda dan anak yatim

• Penyewaan tanah baitul mal, pemberian hasil
pemanfaatan tanah

• Pemilikan tanah dalam j umlah luas

• Pemberian tanah sesuai kadar yang mencukupi
kebutuhan pokok penerima tanah

• Kelangkaan ternak
• Monopoli terhadap sumber-sumber yang
menguasai haj at hidup orang banyak
• Penyalahgunaan pemberian tanah

• Dukungan thd pertanian dan peternakan umat
• Menetapkan hima dan pelarangan adanya tanah
larangan khusus
• Penertiban peruntukan tanah sesuai tuj uan
pemberian
• Penyelesaian dengan musyawarah
• Menetapkan rambu-rambu dalam menghidupkan
tanah mati

• Sengketa kepemilikan tanah
• Penyerobotan tanah

• Keberpihakan, keadilan,
distribusi pengelolaan/
pemanfaatan tanah
• Proporsionalitas

• Pemberdayaan umat
• Fungsi Sosial
• Perencanaan Wilayah
• Musyawarah (mediasi)
• Pencegahan sengketa

Prinsip
No
4.

Masa
Utsman bin
Affan

Masalah
• Privatisasi air
• Umat Islam tidak
mempunyai tanah

5.

Kebij akan
• Penetapan sumber air sebagai
milik baitul mal
• Pemberian kapling tanah dari
tanah terlantar

• Keadilan
• Redistribusi Tanah

• Sentralisasi dalam
• Pembagian fa’ i secara merata
pembagian fa’ i
• Sengketa kepemilikan
• Penyelesaian dengan
tanah
musyawarah
• Landless, kemiskinan dan • Himbauan untuk mengelola
kemalasan
tanah mati baik dengan
menanami maupun mendirikan
bangunan di atasnya

• Keadilan

6.

Ali bin Abi
Thalib
Umayyah

7.

Abbasiyah

• Belum adanya petunj uk
teknis lengkap tertulis
dalam penataan sumber
daya agraria

• Kodifikasi

• Pengumpulan serta pembukuan
petunj uk teknis penataan
sumber daya agraria

• Mediasi
• Landreform

6. Reforma Agraria di IndonesiaReforma Agraria di
Indonesia (NU dan Muhammadiyah)

Diringkas dari Ahmad Nashih Luthfi,
2017. Sej arah dan Revitalisasi
Perj uangan Pertanian Nahdlatul
Ulama Melawan Ketidakadilan
Agraria, J urnal Bhumi, Vol. 3, No. 2

u

1Y60 dicanangkan pelaksanaan land reform/ reforma agraria (diringkas dari Shohibuddin 2017)

u

u

Suara NU tidak Tunggal

NU mengharamkan Land reform

Diringkas dari Ahmad Nashih Luthfi,
2017. Sej arah dan Revitalisasi
Perj uangan Pertanian Nahdlatul
Ulama Melawan Ketidakadilan
Agraria, J urnal Bhumi, Vol. 3, No. 2

Sumber: Andi Achdian 2008

Pasca 1Y65, stigmatisasi land
reform sebagai komunis,
petani dibunuh dan ditangkapi
u

NU melindungi petani di
Banyuwangi

Rezim KapitalisOtoriter Naik di
Indonesia: Orde Baru

Kritik Muhammadiyah
terhadap Privatisasi Air
dalam UU No. 7 Tahun
2004 tentang Sumber
Daya Air  J udicial
Review ke Mahkamah
Konstitusi dan berhasil
membatalkan UU
tersebut

7. Kebij akan Reforma Agraria Pemerintah
Sekarang
(
3k•m a 2•form a A graria D alam 2 0J- 20152019)
2 %F/ 2 - A A G 2 A 2 )A
(
9 J5 4A ( %K 4A 2 )

, %G A , )3A 3) A 3%4
(
4,
5J5 4A ( %K 4A 2 )

4A . A ( 42 A . 3- )G 2A 3) YA . G
B %, 5 - B %23%24)0)K A 4
(
0,
6J5 4A ( %K 2A 4)

, %G A , )3A 3)
A 3%4
(
3,
9 J5 4A ( %K 4A 2

2 %D )342 )B 5 3)
4A . A (
(
4,
5J5 4A ( %K 4A 2 )

( G 5 ( A B )3 D A .
4A . A ( 4%2 , A . 4A 2
(
0,
4J5 4A ( %K 4A 2 )

0%, %0A 3A . K A 7 A 3A .
( 5 4A .
(
4,
1J5 4A ( %K 4A 2 )

RA sekarang dituj ukan untuk menj awab
masalah apa? Menghadapi kondisi seperti ini:
1.

Masalah ketimpangan penguasaan tanah (vertikal dan
horisontal/ sektoral sebagaimana) uraian di muka?

2.

Indeks Gini Indonesia penguasaan aset agraria yang angkanya
diperkirakan sd. 0, 7 (2016)?

3.

Sebanyak 56% aset nasional yang berupa tanah dikuasai oleh hanya 0, 2%
populasi Indonesia, mayoritas dalam bentuk konsesi perkebunan.
Ironisnya, banyak tanah-tanah konsesi perkebunan itu j ustru dibiarkan
terlantar atau berada dalam status konflik dengan warga setempat.

4.

Atau, menj awab legalisasi tanah (pendaftaran tanah)?

Pertanyaan penutup
• Reforma agraria yang bagaimana yang harus dilakukan
dalam menghadapi masalah besar tersebut?
• Apakah yang dilakukan sekarang memadai dihadapan
masalah yang ada?
• Apa inspirasi yang bisa dipetik untuk konteks sekarang dari
aj aran normatif maupun praktik historis Islam dalam
menata ketidakadilan agraria tersebut?

Wassalamualaikum Wr. Wb