PEMANFAATAN MEDIA IKLAN TELEVISI SEBAGAI
TEMA : ENTREPRENEUR & MARKETING STRATEGY
PEMANFAATAN MEDIA IKLAN TELEVISI SEBAGAI STRATEGI PEMASARAN
PENGUSAHA PROPERTI
Megita Damayanti
Fakultas Sosial dan Ilmu Politik , UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Email:[email protected]
Abstract
Pada masa sekarang ini, perkembangan dunia properti semakin berkembang dengan pesat,
persaingan pasar untuk meciptakan hunian yang nyaman bagi masyarakat ibu kota menjadi
ajang persaingan bagi para pembisnis properti. Segala macam cara di lakukan untuk menari
minat konsumen agar membeli produk hunian yang mereka tawarkan. Dalam kebanyakkan
bidang sistem pasar bebas yang dimodifikasi, terdapat cukup banyak persaingan antara
produsen barang atau jasa hingga hal tersebut menyebabkan para konsumen akan mendapatkan
produk –produk terbaik dengan harga yang paling menarik untuk mereka.
Tetapi karena alasan –alasan tertentu, dalam kenyataan, terlihat bahwa banyak industri
hanya menghadapi persaingan terbatas, atau tidak ada persaingan sama sekali. Mengingat
bahwa kondisi sedemikian terdapat pasa sistem kita.
Dalam konteks ini seorang wirausaha harus memproduksi barang atau jasa dengan mutu
yang lebih baik, harga yang lebih murah, dan penyampaian yang lebih cepat daripada pesaing,
oleh karena itu dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat untuk melakukan kegiatan pemasaran
ini. Para pengusaha properti tengah bersaing menyusun strategi pemasaran yang mampu
menarik minat pembeli agar mau membeli produk properti yang mereka tawarkan, tak tanggungtanggung , sebagai pembisnis mereka rela mengeluarkan uang puluhan milyar rupiah untuk
memasang iklan di sejumlah media televisi. Televisi adalah medium iklan. Apapun yang ada di
dalam TV seluruhnya adalah bentuk periklanan. Mandr memiliki argumen kuat bahwa apa pun
yang ada di dalam TV, bertujuan untuk meyakinkan pemirsanya agar membeli apa apa yang
tidak mereka butuhkan. Iklan menjadi salah satu strategi pemasaran yang digunakan oleh para
pengusaha properti untuk mengenalkan produk mereka kepada masyarakat indonesia.
Nowadays, the world of property develops rapidly, the market competition to create a
comfortable dwelling for the people of the capital becomes an arena of competition for property
developers. All sorts of ways are done to dance the interest of consumers to buy the residential
products they offer. In most modified areas of the free market system, there is considerable
competition between producers of goods or services until it causes consumers to get the best
products at the most attractive prices for them.
But for some reason, in reality, it appears that many industries face only limited competition,
or no competition at all. Given that such conditions exist in our system.
In this context an entrepreneur must produce goods or services with better quality, lower
prices, and faster delivery than competitors, therefore a proper marketing strategy is required to
perform this marketing activity. Property entrepreneurs are competing to formulate marketing
strategies that can attract buyers to buy property products they offer, unsparingly, as a
businessman they are willing to spend tens of billions of dollars to advertise in a number of
television media. Television is a medium of advertising. Whatever is inside TV is entirely a form
of advertising. Mandr has a strong argument that whatever is on TV, aims to convince his
audience to buy what they do not need. Advertising became one of the marketing strategies used
by property entrepreneurs to introduce their products to the people of Indonesia.
Keywords: strategi pemasaran, bisnis, pengusaha property, iklan, media televisi,
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada masa sekarang ini, perkembangan
dunia properti semakin berkembang
dengan pesat, persaingan pasar untuk
meciptakan hunian yang nyaman bagi
masyarakat ibu kota menjadi ajang
persaingan bagi para pembisnis properti.
Segala macam cara di lakukan untuk
menari minat konsumen agar membeli
produk hunian yang mereka tawarkan.
Salah satu strategi pemasaran yang di
lakukan adalah dengan mengiklankan
produk proprti mereka di sejumlah media
Iklan tentu menjadi senjata ampuh
untuk memperkenalkan produk kepada
masyarakat di indonesia. Tak terkecuali
iklan
properti
seperti
apartemen,
perumahan yang di bangun oleh para
pengusahan seperti Lippo Group, Agung
Podomoro, Sinarmas Land, dan Agung
Sedayu Group. Menggunakan media iklan
televisi dan media cetak cukup di minat
oleh
para
pengusaha
untuk
mempromosikan produk- produk yang
akan di pasarkannya, selain lebih cepat,
juga lebih mudah untuk di ingat.
Pada saat ini masyrakat indonesia
tengah diramaiakan dengan iklan Hunian
Meikarta yang sudah mengisi sejumlah
iklan di media online, cetak dan juga
televisi. Dari data yang di dapat, proyek
yang di dirikan oleh LIPPO GRUP ini
telah mengeluarkan puluhan milyar rupiah
untuk mengiklankan Meikarta melalui
televisi. Dana yang nantinya akan di
bagikan kepada 10 stasiun televisi yang
tersebar di indonesia.
perkembangan era dan teknologi ini
memposisikan teknik segmenting,
targeting, dan positioning (STP) sebagai
nyawa pemasaran modern. Secara berurutan
tiga langkah utama tersebtu digunakan untuk
mendapatkan keuntungan dengan membidik
dasar target yang paling pontesial dan sesuai.
Kotler (2012)
Strategi diferensiasi sebagai suatu
rangkaian tindakan atau langkah yang saling
terkait dan memiliki tujuan untuk
memproduksi bara atau jasa yang konsumen
anggap berbeda melalui ciri yang dapat di
terima. Selain strategi diferensi, dalam
industri periklanan di kenal dengan konsep
USP (Uniqrue Selling Proposition) yang
menunjukan keistimewaan suatu produk lain
yang
akan
sejenis.
Konsep
ini
memungkinkan para pembisnis memberikan
citra pada brandnya.( Mubarok [2009:97])
Peningkatan sektor ekonomi bisa
membuat dunia periklanan semakin agresif
menyerang pemirsa. Di antara serbuan
agresif iklan itu adalah pemirsa berbelanja
melalu televisi atau yang lebih di kenal
dengan sebutan Mail Order. Televisi adalah
medium iklan. Penegasan itu disampaikan
pakar periklanan Jerry Mander, dalam
bukunya Four Arguments For The
Elimination Of Television. Apapun yang
ada di dalam TV seluruhnya adalah bentuk
periklanan. Mandr memiliki argumen kuat
bahwa apa pun yang ada di dalam TV,
bertujuan untuk meyakinkan pemirsanya
agar membeli apa apa yang tidak mereka
butuhkan. Dalam industri penyiaaran
televisi merupakan sarana promosi
penjualan
produk-produk
kepada
masyrakat. Melalui televisi masyarakat
mengenal
produk
dan
mendorong
pembeliannya,
kemudian
pengusaha
menerima untung yang mendorongnya
untuk beriklan lagi melalui televisi dan
selanjutnya memperoleh keuntungan lagi
dari volume penjualannya yang meningkat.
(Askurifai Baksin [38-40])
1.2. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud
pengusaha
properti ?
2. Bagimana persaingan pasar pengusaha
properti saat ini?
3. Bagaiman
iklan
yang
digunakan
perusahaan properti untuk menarik minat
konsumen ?
4. media iklan apa saja yang di gunakan
untuk strategi pemasaran ?
1.3. Tujuan penulisan
1. Untuk
mengetahui
bagaimana
persiangan pasar pengusaha property
pada saat ini
2. Untuk mengetahui pemasaran yang di
lakukan untuk menari minat konsumen
3. Untuk mengetahui bagaimana seorang
entrepreneur dalam menyusun strategi
pemasaran yang baik
4. Untuk mengetahui media iklan apa
saja yang digunakan sebagai media
pemasaran
1.4. TINJAUAN PUSTAKA
Entrepreneur
Entrepreneur adalah ornag yang
berjiwa Kreatif, Inovativ, Mandiri, Percaya
Diri, Ulet &Tekun, Rajin, Disiplin, Siap
Menghadapi Risiko, Jeli melihat dan
meraih peluang, Piawai Mengelola Sumber
Daya,
dalam
Membangun,
Mengembangkan,
Memajukan
&
Menjadikan Usaha atau perusahaan
unggul. (Eddy Soeryanto Soegoto , 2009)
Strategi pemasaran
Strategi pemasaran adalah pola pikir
pemasaran yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pemsarannya. Strategi
pemasaran berisi strategi spesifik untuk
pasar sasaran, penetapan posisi, bauran
pemasaran dan besarnya pengeluaran
pemasaran (Philips Kotler [2004:81])
Dimensi Pemasaran
Holitstik marketing merupakan suatu
konsep pemasaran menyeluruh, yaitu
konsep dimana para pemasar berusaha
untuk meningkatkan kesadaran dari suatu
kebutuhan konsumen agar di dapat
pendekatan yang lebih lengkap dan
menyatu (kohesif) sehingga melebihi
aplikasi konsep pemasaran secara
tradisional. Konsep ini di dasari pada
pengembangan
desain,
dan
pengimplementasian
dari
programprogram pemasaran, proses –proses, dan
aktivitas –aktivitas yang di sadari saling
berketergantungan.
Segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah proses
pembagian pasar dalam kategori jenis atau
segmentasi
pelanggan.
Segmentasi
merupakan strategi untuk menganalisis
konsumen, bukan produk. Segemntasi pasar
di pengaruhi oleh empat variabel penting:
Georafis : banyak keputusan pembelian di
pengaruhi oleh tempat.
Demografis : terkait usia, pendidikan, status
perkawinan,
suku,
agama,
pendapatan
pertahun,
ras,
kebangsaan jenis kelamin.
Psikografis : karakteristik konsumen, seperti
gaya hidup, pendapatan, minat dan sikap.
Perilaku
:
cara
cara
konsumen
menggunakan produk, manfaat yang mereka
harapkan dari produk tersebut, alasan mereka
membelinya, dan kesetiaan mereka terhadap
produk tersebut.
Salah satu alasan utama untuk menggunakan
segmentasi pasar adalah untuk membantu
perusahaan
untuk
lebih
memahami
kebutuhan
basis
pelanggan
tertentu.
Pemasaran massal mengasumsikan bahwa
semua pelanggan adalah sama dan akan
menanggapai iklan dengan cara yang sama.
Dengan kita memandang ada kelompok
penanggan pontensial yang berbeda satu
dengan yang lain , maka pemassaran dapat
lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan dan
keinginan orang-oran
METODE
2.1.Metode Karya Ilmiah
Dalam penulisa karya ilmiah ini,
penulis menggunakan metode penelitian
studi kasus. Studi kasus merupakan
pengujian secara rinci terhadap satu latar
atau satu orang subjek atau tempat
penyimpanan dokumen atau satu peristiwa
tertentu. (Bogdan dan Bikien [1982]).
2.2. Sasaran Khalayak/Responden
Sasaran khalayak yang menjadi objek
penelitian dalam karya ilmiah yaitu
pengusaha properti di indonesia, penulis
ingin meneliti tentang bagaimana para
pengusaha properti memanfaatkan media
televisi sebagai salah satu strategi
pemasaran yang di lakukan dalam
mempromosikan produk yang mereka
tawarkan
2.3. Teknik Penumpulan Data
Untuk teknik pengumpulan data dalam
karya ilmiah ini penulis menggunakan
beberapa teknik di antaranya: pengamatan
lapangan, wawancara, dan studi kasus.
(kriyantono [2006:91]).
Wawancara
mendalam adalah teknik mengumpulan
data atau informasi dengan cara bertatap
muka langsung dengan informan agar
mendapatkan data lengkap dan mendalam.
Tujuan dari adanya wawancara ini untuk
mendapatkan fakta fakta yang ada. dalam
wawancara ini tentunya penulis berharap
mendapatkan data –data yang di perlukan
untuk penulisan karya ilmiah ini.
Observasi lapangan adalah kegiatan
yang setiap saat dilakukan, dalam
melaksanakan observasi dalam tugas ini,
peneliti melakukan observasi melalu
koran, media televisi, dan juga intenet
untuk mencari informasi yang di butuhkan.
Observasi
di
fokuskan
untuk
mendeskripasikan
dan
menjelaskan
fenomena penelitian. Pendekatan studi
kasus di gunakan secara luas dalam
penelitian legal dan banyak dilakukan
secara klinis. Dalam bidang bisnis, studi
kasus ini sudah di populerkan.
(Elvinaro A [179-182]).
2.4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, memilah – milahnya menjadi satuan
yang dapat di kelola, mesistensikannya,
mecari dan menemukan pola, menemukan
aoa yang penting dan apa yang di pelajari,
dan memutuskan apa yang dapat di
ceritakan
orang
lain.
(Moleong,
[2007:248])
Teknik analisis data yang di gunakan
penulisan karya ilmiah terdiri dari empat
langkah yaitu:
1. Pengumpulan data, adalah langkah
untuk mengumpulkan berbagai data
yang diperlukan dalam penelitian,
teknik
yang
dilakukan
adalah
wawancara, pengamatan, studi pustaka
penelusuran online
2. Redusi data atau klasifikasi data,
adalah proses penelutian, pemusatan
perhatian dan penyederhanaan data
kasar dari catatan tertulis di lapangan
dan membuat ringkasan
3. Penyajian data atau Analisis data,
yakni penyusuna penyajian kategori
analisis awa terhadapt berbagai temuan
data di lapangan sebagai proses awal
dalam pengolahan data.
4. Proses akhir penarikan kesimpulan,
yaitu dilakukan pembahasan yang
berdasarkan pada rujukan berbagai
temuan penulis di lapangan dimana
penulis
menemukan
kesesuaian/
ketidaksesuaian dengan fakta hasil
penemuan peneliti di lapangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Perusahaan Properti
Perusahaan properti adalah sebuah
perusahaan atau perorangan yang bergerak
di bidang bisnis properti, dimana
perusahaan tersebut menjadi pengembang
atau dapat di katakan pembangun serta
pemasar properti itu sendiri berupa
perumahan skala besar maupun skala kecil.
Di indonesia sendiri pada saat ini bisnis
properti tengah berkembang pesat, di
antaranya Sinarmasland, Agung Podomoro
Grup, Agung Sedayu Group, Lippo Group.
terbukti dengan munculnya proyek proyek
perumahan di setiap kota yang berada di
indonesia, bisnis properti sendiri terdapat
macam produk yang bereka tawarkan,
diantaranya : residensial atau tempat
hunian, bangunan komersil atau tempat
usaha, bangunan industri, properti untu
tujuan khusus.
3.2. Pemasaran
Pemasaran adalah Proses perencanaan
dan pelaksanaan konsepsi, penetapan
harga, promosi dan distribusi atau ide,
barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran agar dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan dan perusahaan
sekaligus. Dalam peranan strategisnya
pemasaran mecakuo setiap usaha untuk
mencapai kesesuaian antara perusahaan
dan lingkungannya dalam rangka mencari
pemecahan atas dua masalah pokok yaitu:
pertama, bisnis apa yang digeluti
perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis
apa yang dapat dimasuki di masa yang
akan datang. Kedua, bagaimana bisnis
yang telah dipilih tersebut dapat
dijalankan
dengan
sukses
dalam
lingkungan yang kompetitif atas dasar
persepektif produk, harga, promosi, dan
distribus (bauran pemasaran ) untuk
melayani pasar sararan (Eddy Soeryanto
Soegoto [2014:162]).
Marketing is a sociental process by
which individuals and groups obtain what
they need and want thourgh creating,
offering and freely exchanging product and
services of value with others (Armstrong
and Kotler [2000:5]).
Kegitan
pemasaran
harus
menghasilkan win-win solution, artinya
pelanggan ingin membeli produk apabila
produk tersebut sesuai dengan keinginan,
permintaan dan kebutuhannya serta
memberi kepuasan karena kualitas dan
nilai produk sesuai dengan diharapkan.
Sebaliknya perusahaan dapat memperoleh
profit dari produk, transaksi, hubungan,
dan pasar karena produk tersebut di beli
dan disukai oleh pelanggan , berdasarkan
profit
tersebut,
perusahaan
dapat
mengembangkan bisnisnya sehingga ia
dapat memenuhi keinginan pelanggan
lebih besar di masa yang akan datang.
Dengan kata lain perusahaan selalu
berpedoman atau berfokus kepada nilainilai yang terdapat dalam diri pelanggan,
sehingga kegiatan pemasaran tersebut
dapat berhasil dengan baik.
Prinsip dasar pemasaran yaitu
menciptaka
nilai
bagi
langganan
(customer Value), keunggulan bersaing
(competitive
advantages),
fokus
pemasaran. Tujuan pemasaran bukan
mendapatkan langganan (get customer),
akan tetapi memperbaiki situasi bersaing
(improve competitiv situation). Dalam
konteks ini seorang wirausaha harus
memproduksi barang atau jasa dengan
mutu yang lebih baik, harga yang lebih
murah, dan penyampaian yang lebih cepat
daripada pesaing, oleh karena itu
dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat
untuk melakukan kegiatan pemasaran ini
(Eddy Soeryanto Soegoto [2014:164]).
3.3. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah pola pikir
pemasaran yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pemsarannya. Strategi
pemasaran berisi strategi spesifik untuk
pasar sasaran, penetapan posisi, bauran
pemasaran dan besarnya pengeluaran
pemasaran (Philips Kotler [2004:81])
3.4. Entrepreneur Dan Kondisi Persaingan
Pasar
Dalam kebanyakkan bidang sistem
pasar bebas yang dimodifikasi, terdapat
cukup banyak persaingan antara produsen
barang atau jasa hingga hal tersebut
menyebabkan para konsumen akan
mendapatkan produk –produk terbaik
dengan harga yang paling menarik untuk
mereka.
Tetapi karena alasan –alasan tertentu,
dalam kenyataan, terlihat bahwa banyak
industri hanya menghadapi persaingan
terbatas, atau tidak ada persaingan sama
sekali.
Mengingat
bahwa
kondisi
sedemikian terdapat pasa sistem kita.
Sistem pasar bebas yang dimodifikasi
memiliki banyak contoh tentang apa yang
dinamakan:
persaingan
monopolistik
(monopolistic competition), oligopoli dan
persaingan murni (persaingan sempurna),
pure competition-pretect competition.
Terdapat kondisi persaingan murni, apabila
ada banyak produsen atau penjualan
barang atau jasa yang membawa produk –
produk identik ke pasar, dan dimana harga
(tinggi rendahya harga) merupakan bentuk
utama persaingan. Kondisi persaingan
monopolistik terdapat apabila pasar
tertentu mencakup banyak produsen yang
ertlibat dalam bentuk yang dinamakan
persaingan
non
harga
(non-price
competition).
Adapun citra demikian biasanya
dibentuk melalui penggunaan merk
dagang. Kondisi oligopoli terdapat apabila
hanya sedikit produsen dan hampir tidak
ada perbedaan antara produk yang dijual
oleh mereka. Dalam keadaan oligopoli,
persaingan harga (price competition)jarang
terjadi, dan tidak adanya perangsang bagi
munculnya persaingan sedemikian. Dalam
kondisi oligopolin hanya beberapa buah
perusahan besar yang mendominasikan
pasar , yang menetapkan harga-harga dan
kondisi jualan. Perusahaan –perusahaan
lain di dalam industri cenderung mengikuti
para pemimpinnya tersebut. hal tersebut
kerap kali menyebabkan timbulnya harga
artifisial dan tingkat seragam kualitas
produk.
Para entrepreneur yang bekerja dalam
lingkungan dan struktur pasar yang
berbeda
–beda
demikian,
perlu
menyesuaikan diri dengan kondisi –
kondisi yang berlaku di sana. (J.Winardi
[2003: 302-303]).
3.5. Media Televisi
Televisi yang terlahir sebagai entitas
yang mengakar pada lingkungan sosialnya.
Media massa merupakan sebuah entitas
politik. Sebagai sebuah entitas bisnis,
penyelenggaraan televisi dapat di katakan
sebagai
sebuah
intentitas
bisnis,
penyelenggaraan operasional televisi dapat
di katakan mahal. Untuk satu jam
penyiarannya di butuhkan dana lebih
kurang Rp 17-20 juta sehari, sehingga
untuk setiap bulan pembiayaannya bisa
mencapai Rp 400 juta.
Dalam industri penyiaaran televisi
merupakan sarana promosi penjualan
produk-produk kepada masyrakat. Melalui
televisi masyarakat mengenal produk dan
mendorong pembeliannya,
kemudian
pengusaha menerima untung yang
mendorongnya untuk beriklan lagi melalui
televisi dan selanjutnya memperoleh
keuntungan lagi dari volume penjualannya
yang meningkat. (Askurifai Baksin [3840]).
3.6. Pengertian Iklan
Peningkatan sektor ekonomi bisa
membuat dunia periklanan semakin
agresif menyerang pemirsa. Di antara
serbuan agresif iklan itu adalah pemirsa
berbelanja melalu televisi atau yang lebih
di kenal dengan sebutan Mail Order.
Televisi adalah medium iklan. Penegasan
itu disampaikan pakar periklanan Jerry
Mander, dalam bukunya Four Arguments
For The Elimination Of Television.
Apapun yang ada di dalam TV seluruhnya
adalah
bentuk
periklanan.
Mandr
memiliki argumen kuat bahwa apa pun
yang ada di dalam TV, bertujuan untuk
meyakinkan pemirsanya agar membeli
apa apa yang tidak mereka butuhkan.
Media TV berbeda dengan bentuk
periklanan lain karena penontonnya tidak
memiliki kekuatan untuk periklanan lain
karena penontonnya tidak memiliki
kekuatan untuk mengontrol gambargambar yang ada. Di negara –negara maju
, aturan mengenai perbandingan iklan
dengan isi siaran di awasi sangat ketat.
Acara yang berdurasi 30 menit, jatah
iklannya 30 menit
Akhir –akhir ini banyak tayangan
iklan dengan memakai cara –cara
bercerita seperti pembuatan sinetron atau
talkshow. Misalknya TV Media, Gamma,
dan lain –lain. selama kurang lebih
setengah jam, pemirsa disuguhi iklan yang
di kemas sedemikian rupa persis seperti
iklan pariwara di media cetak.
3.8. Media
Iklan
Pemasaran
Sebagai
Strategi
Pada masa sekarang iklan masih
menjadi senjata ampuh para pebisnis untuk
memperomosikan produk –produk mereka
dan memasarkannya. Tak terkecuali iklan
produk property yang pada saat ini tengah
ramai kita saksikan di layar kaca televisi
maupun majalah dan koran. Para
pengusaha property tersebut tak tanggung
tanggung untuk mengeluarkan milyaran
rupiah untuk memasag iklan di sejumlah
stasiun televisi.
Salah satu perusahaan property yang
sudah memanfaatkan media iklan untuk
strategi pemasarannya yaitu LIPPO
GROUP, pada saat ini LIPPO GROUP
tengah membangun proyek yang di beri
nama Meikarta yang terletak di kawasan
industri Cikarang Bekasi, Jawa Barat. Dari
data Adstensity, LIPPO Group telah
mengeluarkan dana puluhan milyar rupiah
untuk menaikkan citra Meikarta melalui
siaran televisi, dana tersebut sudah tersebar
ke 10 stasiun televisi di antaranya ANTV,
TRANS TV, Indosiar, Kompas TV dan
lain- lain.
3.7. Konsep Iklan Properti Di Media Televisi
Dalam konsep iklan yang di buat oleh
para setiap perusahaan properti berbeda,
beda, ada yang hanya menggunakan
desain visual, ada yang berupa talkshow,
ada pulang yang berupa cerita pendek.
seperti halnya iklan Meikarta, dalam iklan
Meikarta mengambil sudut pandang anak
kecil prempuan yang melihat kekacauan
di tempat tinggalnya dari balik kaca
mobil, sementara anak perempuan dan
keluarganya tersebut pergi menuju kota
yang sangat modern dan mewah yaitu
meikarta. Modernitas yang di tampilkan
dama iklan mengarahkan audiens untuk
melihat Meikarta Sebagai kota yang sulit
dijangkau oleh kelas sosial tertentu.
Sumber : goggle
Gambar di atas merupakan grafik jorjoran
iklan Meikarta di media Televisi
Selain memasang iklan di media
konvensional, Lippo juga memasang iklan
Meikarta di media cetak dan Media online,
dapat di lihat di beberapa media online
ternama seperti detik.com, tribunnews.com,
dan merderka.com terdapat gambar Meikarta
pada setiap lama website tersebut. ini tentu
menjadi sebuat tujuan dari Meikarta sendiri
agar perhatian masyarakat beralih pada proyek
Meikarta, dengan strategi pemasaran yang
sangat kuat melalui media massa setidaknya
pihak Meikarta telah berhasil dalam tiga hal ,
Pertama, hadirnya
perhatian masyarakat
terhadap promosi yang di lakukan Meikarta,
kedua, adanya ketertarikan, dan yang ketiga
munculnya pertanyaan di benak masyarakat
mengenai jenis produk yang di tawarkan. Di
media cetak sendiri proyek Meikarta telah rutin
beriklan di lima koran nasional. Di koarn
tersebut pihak Meikarta telah membeli satu
halaman full yang menampilkan lambang ‘M”
dari Meikarta di halaman surat –surat kabar
tersebut. Berbeda halnya dengan perusahaan
property lain yang hanya menggunakan media
iklan lebih sedikit, seperti halnya Agung
Sedayu Group yang hanya mengiklankan
proyek apartemen Pantai Indah Kapuk di salah
satu stasiun televisi yaitu Metro Tv. Dalam
strategi pemasarannya Agung Sedayu Group
tidak seperti phak Meikarta yang gencar
memasang iklan di seluruh media massa untuk
menari minat pembeli .
KESIMPULAN
4.1.
kesimpulan
1. Perusahaan properti adalah sebuah
perusahaan atau perorangan yang
bergerak di bidang bisnis properti,
dimana perusahaan tersebut menjadi
pengembang atau dapat di katakan
pembangun serta pemasar properti itu
sendiri berupa perumahan skala besar
maupun skala kecil.
2. Dalam konsep iklan yang di buat oleh
para setiap perusahaan properti
berbeda, beda, ada yang hanya
menggunakan desain visual, ada yang
berupa talkshow, ada pulang yang
berupa cerita pendek,
3. strategi pemasaran dapat dilakukan
mengunakan berbagai cara salah
satunya memanfaatkan media iklan
televisi untuk mengenalkan produk
mereka kepada masayrakat luas
4. Dalam industri penyiaaran televisi
merupakan sarana promosi penjualan
produk-produk kepada masyrakat.
Melalui televisi masyarakat mengenal
produk dan mendorong pembeliannya,
kemudian pengusaha menerima untung
yang mendorongnya untuk beriklan
lagi melalui televisi dan selanjutnya
memperoleh keuntungan lagi dari
volume penjualannya yang meningkat.
REFERENSI
Ardianto, Elvinaro. 2011. Metelogi Penelitian, Bandung. Simbiosa Rekatama Media
Heilbroner, Robert, The Marketing of Economic Society, Prentice Hall Inc, Engelwoods
Chiffs, N.J., 1962
Kotler, p . dan Keller, Kevin L. 2012. Marketing. Management, 14th ed. Upper Saddler River:
Prentice
Kotler,Philip, Marketing management (The Millenium Edition), Prentice Hall Inc., New
Jersey, 2000.
McQuail, Dennis dan Steven Windahl. 1993. Communication Model for the study of Mass
Communication. London and New York: Longman
Soegoto, Eddy Soeryanto. 2014. Entrepreneurship, Menjadi pembisnis Ulung edisi revisi,
jakarta:PT Elexmedia Komputindo
Winardi , J. 2003. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta . Kencana Prenada Media
Group
PEMANFAATAN MEDIA IKLAN TELEVISI SEBAGAI STRATEGI PEMASARAN
PENGUSAHA PROPERTI
Megita Damayanti
Fakultas Sosial dan Ilmu Politik , UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Email:[email protected]
Abstract
Pada masa sekarang ini, perkembangan dunia properti semakin berkembang dengan pesat,
persaingan pasar untuk meciptakan hunian yang nyaman bagi masyarakat ibu kota menjadi
ajang persaingan bagi para pembisnis properti. Segala macam cara di lakukan untuk menari
minat konsumen agar membeli produk hunian yang mereka tawarkan. Dalam kebanyakkan
bidang sistem pasar bebas yang dimodifikasi, terdapat cukup banyak persaingan antara
produsen barang atau jasa hingga hal tersebut menyebabkan para konsumen akan mendapatkan
produk –produk terbaik dengan harga yang paling menarik untuk mereka.
Tetapi karena alasan –alasan tertentu, dalam kenyataan, terlihat bahwa banyak industri
hanya menghadapi persaingan terbatas, atau tidak ada persaingan sama sekali. Mengingat
bahwa kondisi sedemikian terdapat pasa sistem kita.
Dalam konteks ini seorang wirausaha harus memproduksi barang atau jasa dengan mutu
yang lebih baik, harga yang lebih murah, dan penyampaian yang lebih cepat daripada pesaing,
oleh karena itu dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat untuk melakukan kegiatan pemasaran
ini. Para pengusaha properti tengah bersaing menyusun strategi pemasaran yang mampu
menarik minat pembeli agar mau membeli produk properti yang mereka tawarkan, tak tanggungtanggung , sebagai pembisnis mereka rela mengeluarkan uang puluhan milyar rupiah untuk
memasang iklan di sejumlah media televisi. Televisi adalah medium iklan. Apapun yang ada di
dalam TV seluruhnya adalah bentuk periklanan. Mandr memiliki argumen kuat bahwa apa pun
yang ada di dalam TV, bertujuan untuk meyakinkan pemirsanya agar membeli apa apa yang
tidak mereka butuhkan. Iklan menjadi salah satu strategi pemasaran yang digunakan oleh para
pengusaha properti untuk mengenalkan produk mereka kepada masyarakat indonesia.
Nowadays, the world of property develops rapidly, the market competition to create a
comfortable dwelling for the people of the capital becomes an arena of competition for property
developers. All sorts of ways are done to dance the interest of consumers to buy the residential
products they offer. In most modified areas of the free market system, there is considerable
competition between producers of goods or services until it causes consumers to get the best
products at the most attractive prices for them.
But for some reason, in reality, it appears that many industries face only limited competition,
or no competition at all. Given that such conditions exist in our system.
In this context an entrepreneur must produce goods or services with better quality, lower
prices, and faster delivery than competitors, therefore a proper marketing strategy is required to
perform this marketing activity. Property entrepreneurs are competing to formulate marketing
strategies that can attract buyers to buy property products they offer, unsparingly, as a
businessman they are willing to spend tens of billions of dollars to advertise in a number of
television media. Television is a medium of advertising. Whatever is inside TV is entirely a form
of advertising. Mandr has a strong argument that whatever is on TV, aims to convince his
audience to buy what they do not need. Advertising became one of the marketing strategies used
by property entrepreneurs to introduce their products to the people of Indonesia.
Keywords: strategi pemasaran, bisnis, pengusaha property, iklan, media televisi,
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada masa sekarang ini, perkembangan
dunia properti semakin berkembang
dengan pesat, persaingan pasar untuk
meciptakan hunian yang nyaman bagi
masyarakat ibu kota menjadi ajang
persaingan bagi para pembisnis properti.
Segala macam cara di lakukan untuk
menari minat konsumen agar membeli
produk hunian yang mereka tawarkan.
Salah satu strategi pemasaran yang di
lakukan adalah dengan mengiklankan
produk proprti mereka di sejumlah media
Iklan tentu menjadi senjata ampuh
untuk memperkenalkan produk kepada
masyarakat di indonesia. Tak terkecuali
iklan
properti
seperti
apartemen,
perumahan yang di bangun oleh para
pengusahan seperti Lippo Group, Agung
Podomoro, Sinarmas Land, dan Agung
Sedayu Group. Menggunakan media iklan
televisi dan media cetak cukup di minat
oleh
para
pengusaha
untuk
mempromosikan produk- produk yang
akan di pasarkannya, selain lebih cepat,
juga lebih mudah untuk di ingat.
Pada saat ini masyrakat indonesia
tengah diramaiakan dengan iklan Hunian
Meikarta yang sudah mengisi sejumlah
iklan di media online, cetak dan juga
televisi. Dari data yang di dapat, proyek
yang di dirikan oleh LIPPO GRUP ini
telah mengeluarkan puluhan milyar rupiah
untuk mengiklankan Meikarta melalui
televisi. Dana yang nantinya akan di
bagikan kepada 10 stasiun televisi yang
tersebar di indonesia.
perkembangan era dan teknologi ini
memposisikan teknik segmenting,
targeting, dan positioning (STP) sebagai
nyawa pemasaran modern. Secara berurutan
tiga langkah utama tersebtu digunakan untuk
mendapatkan keuntungan dengan membidik
dasar target yang paling pontesial dan sesuai.
Kotler (2012)
Strategi diferensiasi sebagai suatu
rangkaian tindakan atau langkah yang saling
terkait dan memiliki tujuan untuk
memproduksi bara atau jasa yang konsumen
anggap berbeda melalui ciri yang dapat di
terima. Selain strategi diferensi, dalam
industri periklanan di kenal dengan konsep
USP (Uniqrue Selling Proposition) yang
menunjukan keistimewaan suatu produk lain
yang
akan
sejenis.
Konsep
ini
memungkinkan para pembisnis memberikan
citra pada brandnya.( Mubarok [2009:97])
Peningkatan sektor ekonomi bisa
membuat dunia periklanan semakin agresif
menyerang pemirsa. Di antara serbuan
agresif iklan itu adalah pemirsa berbelanja
melalu televisi atau yang lebih di kenal
dengan sebutan Mail Order. Televisi adalah
medium iklan. Penegasan itu disampaikan
pakar periklanan Jerry Mander, dalam
bukunya Four Arguments For The
Elimination Of Television. Apapun yang
ada di dalam TV seluruhnya adalah bentuk
periklanan. Mandr memiliki argumen kuat
bahwa apa pun yang ada di dalam TV,
bertujuan untuk meyakinkan pemirsanya
agar membeli apa apa yang tidak mereka
butuhkan. Dalam industri penyiaaran
televisi merupakan sarana promosi
penjualan
produk-produk
kepada
masyrakat. Melalui televisi masyarakat
mengenal
produk
dan
mendorong
pembeliannya,
kemudian
pengusaha
menerima untung yang mendorongnya
untuk beriklan lagi melalui televisi dan
selanjutnya memperoleh keuntungan lagi
dari volume penjualannya yang meningkat.
(Askurifai Baksin [38-40])
1.2. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud
pengusaha
properti ?
2. Bagimana persaingan pasar pengusaha
properti saat ini?
3. Bagaiman
iklan
yang
digunakan
perusahaan properti untuk menarik minat
konsumen ?
4. media iklan apa saja yang di gunakan
untuk strategi pemasaran ?
1.3. Tujuan penulisan
1. Untuk
mengetahui
bagaimana
persiangan pasar pengusaha property
pada saat ini
2. Untuk mengetahui pemasaran yang di
lakukan untuk menari minat konsumen
3. Untuk mengetahui bagaimana seorang
entrepreneur dalam menyusun strategi
pemasaran yang baik
4. Untuk mengetahui media iklan apa
saja yang digunakan sebagai media
pemasaran
1.4. TINJAUAN PUSTAKA
Entrepreneur
Entrepreneur adalah ornag yang
berjiwa Kreatif, Inovativ, Mandiri, Percaya
Diri, Ulet &Tekun, Rajin, Disiplin, Siap
Menghadapi Risiko, Jeli melihat dan
meraih peluang, Piawai Mengelola Sumber
Daya,
dalam
Membangun,
Mengembangkan,
Memajukan
&
Menjadikan Usaha atau perusahaan
unggul. (Eddy Soeryanto Soegoto , 2009)
Strategi pemasaran
Strategi pemasaran adalah pola pikir
pemasaran yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pemsarannya. Strategi
pemasaran berisi strategi spesifik untuk
pasar sasaran, penetapan posisi, bauran
pemasaran dan besarnya pengeluaran
pemasaran (Philips Kotler [2004:81])
Dimensi Pemasaran
Holitstik marketing merupakan suatu
konsep pemasaran menyeluruh, yaitu
konsep dimana para pemasar berusaha
untuk meningkatkan kesadaran dari suatu
kebutuhan konsumen agar di dapat
pendekatan yang lebih lengkap dan
menyatu (kohesif) sehingga melebihi
aplikasi konsep pemasaran secara
tradisional. Konsep ini di dasari pada
pengembangan
desain,
dan
pengimplementasian
dari
programprogram pemasaran, proses –proses, dan
aktivitas –aktivitas yang di sadari saling
berketergantungan.
Segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah proses
pembagian pasar dalam kategori jenis atau
segmentasi
pelanggan.
Segmentasi
merupakan strategi untuk menganalisis
konsumen, bukan produk. Segemntasi pasar
di pengaruhi oleh empat variabel penting:
Georafis : banyak keputusan pembelian di
pengaruhi oleh tempat.
Demografis : terkait usia, pendidikan, status
perkawinan,
suku,
agama,
pendapatan
pertahun,
ras,
kebangsaan jenis kelamin.
Psikografis : karakteristik konsumen, seperti
gaya hidup, pendapatan, minat dan sikap.
Perilaku
:
cara
cara
konsumen
menggunakan produk, manfaat yang mereka
harapkan dari produk tersebut, alasan mereka
membelinya, dan kesetiaan mereka terhadap
produk tersebut.
Salah satu alasan utama untuk menggunakan
segmentasi pasar adalah untuk membantu
perusahaan
untuk
lebih
memahami
kebutuhan
basis
pelanggan
tertentu.
Pemasaran massal mengasumsikan bahwa
semua pelanggan adalah sama dan akan
menanggapai iklan dengan cara yang sama.
Dengan kita memandang ada kelompok
penanggan pontensial yang berbeda satu
dengan yang lain , maka pemassaran dapat
lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan dan
keinginan orang-oran
METODE
2.1.Metode Karya Ilmiah
Dalam penulisa karya ilmiah ini,
penulis menggunakan metode penelitian
studi kasus. Studi kasus merupakan
pengujian secara rinci terhadap satu latar
atau satu orang subjek atau tempat
penyimpanan dokumen atau satu peristiwa
tertentu. (Bogdan dan Bikien [1982]).
2.2. Sasaran Khalayak/Responden
Sasaran khalayak yang menjadi objek
penelitian dalam karya ilmiah yaitu
pengusaha properti di indonesia, penulis
ingin meneliti tentang bagaimana para
pengusaha properti memanfaatkan media
televisi sebagai salah satu strategi
pemasaran yang di lakukan dalam
mempromosikan produk yang mereka
tawarkan
2.3. Teknik Penumpulan Data
Untuk teknik pengumpulan data dalam
karya ilmiah ini penulis menggunakan
beberapa teknik di antaranya: pengamatan
lapangan, wawancara, dan studi kasus.
(kriyantono [2006:91]).
Wawancara
mendalam adalah teknik mengumpulan
data atau informasi dengan cara bertatap
muka langsung dengan informan agar
mendapatkan data lengkap dan mendalam.
Tujuan dari adanya wawancara ini untuk
mendapatkan fakta fakta yang ada. dalam
wawancara ini tentunya penulis berharap
mendapatkan data –data yang di perlukan
untuk penulisan karya ilmiah ini.
Observasi lapangan adalah kegiatan
yang setiap saat dilakukan, dalam
melaksanakan observasi dalam tugas ini,
peneliti melakukan observasi melalu
koran, media televisi, dan juga intenet
untuk mencari informasi yang di butuhkan.
Observasi
di
fokuskan
untuk
mendeskripasikan
dan
menjelaskan
fenomena penelitian. Pendekatan studi
kasus di gunakan secara luas dalam
penelitian legal dan banyak dilakukan
secara klinis. Dalam bidang bisnis, studi
kasus ini sudah di populerkan.
(Elvinaro A [179-182]).
2.4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, memilah – milahnya menjadi satuan
yang dapat di kelola, mesistensikannya,
mecari dan menemukan pola, menemukan
aoa yang penting dan apa yang di pelajari,
dan memutuskan apa yang dapat di
ceritakan
orang
lain.
(Moleong,
[2007:248])
Teknik analisis data yang di gunakan
penulisan karya ilmiah terdiri dari empat
langkah yaitu:
1. Pengumpulan data, adalah langkah
untuk mengumpulkan berbagai data
yang diperlukan dalam penelitian,
teknik
yang
dilakukan
adalah
wawancara, pengamatan, studi pustaka
penelusuran online
2. Redusi data atau klasifikasi data,
adalah proses penelutian, pemusatan
perhatian dan penyederhanaan data
kasar dari catatan tertulis di lapangan
dan membuat ringkasan
3. Penyajian data atau Analisis data,
yakni penyusuna penyajian kategori
analisis awa terhadapt berbagai temuan
data di lapangan sebagai proses awal
dalam pengolahan data.
4. Proses akhir penarikan kesimpulan,
yaitu dilakukan pembahasan yang
berdasarkan pada rujukan berbagai
temuan penulis di lapangan dimana
penulis
menemukan
kesesuaian/
ketidaksesuaian dengan fakta hasil
penemuan peneliti di lapangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Perusahaan Properti
Perusahaan properti adalah sebuah
perusahaan atau perorangan yang bergerak
di bidang bisnis properti, dimana
perusahaan tersebut menjadi pengembang
atau dapat di katakan pembangun serta
pemasar properti itu sendiri berupa
perumahan skala besar maupun skala kecil.
Di indonesia sendiri pada saat ini bisnis
properti tengah berkembang pesat, di
antaranya Sinarmasland, Agung Podomoro
Grup, Agung Sedayu Group, Lippo Group.
terbukti dengan munculnya proyek proyek
perumahan di setiap kota yang berada di
indonesia, bisnis properti sendiri terdapat
macam produk yang bereka tawarkan,
diantaranya : residensial atau tempat
hunian, bangunan komersil atau tempat
usaha, bangunan industri, properti untu
tujuan khusus.
3.2. Pemasaran
Pemasaran adalah Proses perencanaan
dan pelaksanaan konsepsi, penetapan
harga, promosi dan distribusi atau ide,
barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran agar dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan dan perusahaan
sekaligus. Dalam peranan strategisnya
pemasaran mecakuo setiap usaha untuk
mencapai kesesuaian antara perusahaan
dan lingkungannya dalam rangka mencari
pemecahan atas dua masalah pokok yaitu:
pertama, bisnis apa yang digeluti
perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis
apa yang dapat dimasuki di masa yang
akan datang. Kedua, bagaimana bisnis
yang telah dipilih tersebut dapat
dijalankan
dengan
sukses
dalam
lingkungan yang kompetitif atas dasar
persepektif produk, harga, promosi, dan
distribus (bauran pemasaran ) untuk
melayani pasar sararan (Eddy Soeryanto
Soegoto [2014:162]).
Marketing is a sociental process by
which individuals and groups obtain what
they need and want thourgh creating,
offering and freely exchanging product and
services of value with others (Armstrong
and Kotler [2000:5]).
Kegitan
pemasaran
harus
menghasilkan win-win solution, artinya
pelanggan ingin membeli produk apabila
produk tersebut sesuai dengan keinginan,
permintaan dan kebutuhannya serta
memberi kepuasan karena kualitas dan
nilai produk sesuai dengan diharapkan.
Sebaliknya perusahaan dapat memperoleh
profit dari produk, transaksi, hubungan,
dan pasar karena produk tersebut di beli
dan disukai oleh pelanggan , berdasarkan
profit
tersebut,
perusahaan
dapat
mengembangkan bisnisnya sehingga ia
dapat memenuhi keinginan pelanggan
lebih besar di masa yang akan datang.
Dengan kata lain perusahaan selalu
berpedoman atau berfokus kepada nilainilai yang terdapat dalam diri pelanggan,
sehingga kegiatan pemasaran tersebut
dapat berhasil dengan baik.
Prinsip dasar pemasaran yaitu
menciptaka
nilai
bagi
langganan
(customer Value), keunggulan bersaing
(competitive
advantages),
fokus
pemasaran. Tujuan pemasaran bukan
mendapatkan langganan (get customer),
akan tetapi memperbaiki situasi bersaing
(improve competitiv situation). Dalam
konteks ini seorang wirausaha harus
memproduksi barang atau jasa dengan
mutu yang lebih baik, harga yang lebih
murah, dan penyampaian yang lebih cepat
daripada pesaing, oleh karena itu
dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat
untuk melakukan kegiatan pemasaran ini
(Eddy Soeryanto Soegoto [2014:164]).
3.3. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah pola pikir
pemasaran yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pemsarannya. Strategi
pemasaran berisi strategi spesifik untuk
pasar sasaran, penetapan posisi, bauran
pemasaran dan besarnya pengeluaran
pemasaran (Philips Kotler [2004:81])
3.4. Entrepreneur Dan Kondisi Persaingan
Pasar
Dalam kebanyakkan bidang sistem
pasar bebas yang dimodifikasi, terdapat
cukup banyak persaingan antara produsen
barang atau jasa hingga hal tersebut
menyebabkan para konsumen akan
mendapatkan produk –produk terbaik
dengan harga yang paling menarik untuk
mereka.
Tetapi karena alasan –alasan tertentu,
dalam kenyataan, terlihat bahwa banyak
industri hanya menghadapi persaingan
terbatas, atau tidak ada persaingan sama
sekali.
Mengingat
bahwa
kondisi
sedemikian terdapat pasa sistem kita.
Sistem pasar bebas yang dimodifikasi
memiliki banyak contoh tentang apa yang
dinamakan:
persaingan
monopolistik
(monopolistic competition), oligopoli dan
persaingan murni (persaingan sempurna),
pure competition-pretect competition.
Terdapat kondisi persaingan murni, apabila
ada banyak produsen atau penjualan
barang atau jasa yang membawa produk –
produk identik ke pasar, dan dimana harga
(tinggi rendahya harga) merupakan bentuk
utama persaingan. Kondisi persaingan
monopolistik terdapat apabila pasar
tertentu mencakup banyak produsen yang
ertlibat dalam bentuk yang dinamakan
persaingan
non
harga
(non-price
competition).
Adapun citra demikian biasanya
dibentuk melalui penggunaan merk
dagang. Kondisi oligopoli terdapat apabila
hanya sedikit produsen dan hampir tidak
ada perbedaan antara produk yang dijual
oleh mereka. Dalam keadaan oligopoli,
persaingan harga (price competition)jarang
terjadi, dan tidak adanya perangsang bagi
munculnya persaingan sedemikian. Dalam
kondisi oligopolin hanya beberapa buah
perusahan besar yang mendominasikan
pasar , yang menetapkan harga-harga dan
kondisi jualan. Perusahaan –perusahaan
lain di dalam industri cenderung mengikuti
para pemimpinnya tersebut. hal tersebut
kerap kali menyebabkan timbulnya harga
artifisial dan tingkat seragam kualitas
produk.
Para entrepreneur yang bekerja dalam
lingkungan dan struktur pasar yang
berbeda
–beda
demikian,
perlu
menyesuaikan diri dengan kondisi –
kondisi yang berlaku di sana. (J.Winardi
[2003: 302-303]).
3.5. Media Televisi
Televisi yang terlahir sebagai entitas
yang mengakar pada lingkungan sosialnya.
Media massa merupakan sebuah entitas
politik. Sebagai sebuah entitas bisnis,
penyelenggaraan televisi dapat di katakan
sebagai
sebuah
intentitas
bisnis,
penyelenggaraan operasional televisi dapat
di katakan mahal. Untuk satu jam
penyiarannya di butuhkan dana lebih
kurang Rp 17-20 juta sehari, sehingga
untuk setiap bulan pembiayaannya bisa
mencapai Rp 400 juta.
Dalam industri penyiaaran televisi
merupakan sarana promosi penjualan
produk-produk kepada masyrakat. Melalui
televisi masyarakat mengenal produk dan
mendorong pembeliannya,
kemudian
pengusaha menerima untung yang
mendorongnya untuk beriklan lagi melalui
televisi dan selanjutnya memperoleh
keuntungan lagi dari volume penjualannya
yang meningkat. (Askurifai Baksin [3840]).
3.6. Pengertian Iklan
Peningkatan sektor ekonomi bisa
membuat dunia periklanan semakin
agresif menyerang pemirsa. Di antara
serbuan agresif iklan itu adalah pemirsa
berbelanja melalu televisi atau yang lebih
di kenal dengan sebutan Mail Order.
Televisi adalah medium iklan. Penegasan
itu disampaikan pakar periklanan Jerry
Mander, dalam bukunya Four Arguments
For The Elimination Of Television.
Apapun yang ada di dalam TV seluruhnya
adalah
bentuk
periklanan.
Mandr
memiliki argumen kuat bahwa apa pun
yang ada di dalam TV, bertujuan untuk
meyakinkan pemirsanya agar membeli
apa apa yang tidak mereka butuhkan.
Media TV berbeda dengan bentuk
periklanan lain karena penontonnya tidak
memiliki kekuatan untuk periklanan lain
karena penontonnya tidak memiliki
kekuatan untuk mengontrol gambargambar yang ada. Di negara –negara maju
, aturan mengenai perbandingan iklan
dengan isi siaran di awasi sangat ketat.
Acara yang berdurasi 30 menit, jatah
iklannya 30 menit
Akhir –akhir ini banyak tayangan
iklan dengan memakai cara –cara
bercerita seperti pembuatan sinetron atau
talkshow. Misalknya TV Media, Gamma,
dan lain –lain. selama kurang lebih
setengah jam, pemirsa disuguhi iklan yang
di kemas sedemikian rupa persis seperti
iklan pariwara di media cetak.
3.8. Media
Iklan
Pemasaran
Sebagai
Strategi
Pada masa sekarang iklan masih
menjadi senjata ampuh para pebisnis untuk
memperomosikan produk –produk mereka
dan memasarkannya. Tak terkecuali iklan
produk property yang pada saat ini tengah
ramai kita saksikan di layar kaca televisi
maupun majalah dan koran. Para
pengusaha property tersebut tak tanggung
tanggung untuk mengeluarkan milyaran
rupiah untuk memasag iklan di sejumlah
stasiun televisi.
Salah satu perusahaan property yang
sudah memanfaatkan media iklan untuk
strategi pemasarannya yaitu LIPPO
GROUP, pada saat ini LIPPO GROUP
tengah membangun proyek yang di beri
nama Meikarta yang terletak di kawasan
industri Cikarang Bekasi, Jawa Barat. Dari
data Adstensity, LIPPO Group telah
mengeluarkan dana puluhan milyar rupiah
untuk menaikkan citra Meikarta melalui
siaran televisi, dana tersebut sudah tersebar
ke 10 stasiun televisi di antaranya ANTV,
TRANS TV, Indosiar, Kompas TV dan
lain- lain.
3.7. Konsep Iklan Properti Di Media Televisi
Dalam konsep iklan yang di buat oleh
para setiap perusahaan properti berbeda,
beda, ada yang hanya menggunakan
desain visual, ada yang berupa talkshow,
ada pulang yang berupa cerita pendek.
seperti halnya iklan Meikarta, dalam iklan
Meikarta mengambil sudut pandang anak
kecil prempuan yang melihat kekacauan
di tempat tinggalnya dari balik kaca
mobil, sementara anak perempuan dan
keluarganya tersebut pergi menuju kota
yang sangat modern dan mewah yaitu
meikarta. Modernitas yang di tampilkan
dama iklan mengarahkan audiens untuk
melihat Meikarta Sebagai kota yang sulit
dijangkau oleh kelas sosial tertentu.
Sumber : goggle
Gambar di atas merupakan grafik jorjoran
iklan Meikarta di media Televisi
Selain memasang iklan di media
konvensional, Lippo juga memasang iklan
Meikarta di media cetak dan Media online,
dapat di lihat di beberapa media online
ternama seperti detik.com, tribunnews.com,
dan merderka.com terdapat gambar Meikarta
pada setiap lama website tersebut. ini tentu
menjadi sebuat tujuan dari Meikarta sendiri
agar perhatian masyarakat beralih pada proyek
Meikarta, dengan strategi pemasaran yang
sangat kuat melalui media massa setidaknya
pihak Meikarta telah berhasil dalam tiga hal ,
Pertama, hadirnya
perhatian masyarakat
terhadap promosi yang di lakukan Meikarta,
kedua, adanya ketertarikan, dan yang ketiga
munculnya pertanyaan di benak masyarakat
mengenai jenis produk yang di tawarkan. Di
media cetak sendiri proyek Meikarta telah rutin
beriklan di lima koran nasional. Di koarn
tersebut pihak Meikarta telah membeli satu
halaman full yang menampilkan lambang ‘M”
dari Meikarta di halaman surat –surat kabar
tersebut. Berbeda halnya dengan perusahaan
property lain yang hanya menggunakan media
iklan lebih sedikit, seperti halnya Agung
Sedayu Group yang hanya mengiklankan
proyek apartemen Pantai Indah Kapuk di salah
satu stasiun televisi yaitu Metro Tv. Dalam
strategi pemasarannya Agung Sedayu Group
tidak seperti phak Meikarta yang gencar
memasang iklan di seluruh media massa untuk
menari minat pembeli .
KESIMPULAN
4.1.
kesimpulan
1. Perusahaan properti adalah sebuah
perusahaan atau perorangan yang
bergerak di bidang bisnis properti,
dimana perusahaan tersebut menjadi
pengembang atau dapat di katakan
pembangun serta pemasar properti itu
sendiri berupa perumahan skala besar
maupun skala kecil.
2. Dalam konsep iklan yang di buat oleh
para setiap perusahaan properti
berbeda, beda, ada yang hanya
menggunakan desain visual, ada yang
berupa talkshow, ada pulang yang
berupa cerita pendek,
3. strategi pemasaran dapat dilakukan
mengunakan berbagai cara salah
satunya memanfaatkan media iklan
televisi untuk mengenalkan produk
mereka kepada masayrakat luas
4. Dalam industri penyiaaran televisi
merupakan sarana promosi penjualan
produk-produk kepada masyrakat.
Melalui televisi masyarakat mengenal
produk dan mendorong pembeliannya,
kemudian pengusaha menerima untung
yang mendorongnya untuk beriklan
lagi melalui televisi dan selanjutnya
memperoleh keuntungan lagi dari
volume penjualannya yang meningkat.
REFERENSI
Ardianto, Elvinaro. 2011. Metelogi Penelitian, Bandung. Simbiosa Rekatama Media
Heilbroner, Robert, The Marketing of Economic Society, Prentice Hall Inc, Engelwoods
Chiffs, N.J., 1962
Kotler, p . dan Keller, Kevin L. 2012. Marketing. Management, 14th ed. Upper Saddler River:
Prentice
Kotler,Philip, Marketing management (The Millenium Edition), Prentice Hall Inc., New
Jersey, 2000.
McQuail, Dennis dan Steven Windahl. 1993. Communication Model for the study of Mass
Communication. London and New York: Longman
Soegoto, Eddy Soeryanto. 2014. Entrepreneurship, Menjadi pembisnis Ulung edisi revisi,
jakarta:PT Elexmedia Komputindo
Winardi , J. 2003. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta . Kencana Prenada Media
Group