Kepengarangan dalam Artikel Ilmiah. doc

Kepengarangan dalam Artikel Ilmiah
Upaya keras peneliti akan berbuah dengan rasa riang dan bangga ketika menerima surat
penerimaan dan kabar bahwa artikelnya akan dibuat di sebuah jurnal. Artikel yang terbit
dianggap bakal memajukan sains dan membantu umat manusia. Tentu saja tentu saja alasan
seperti ini sering kita dapati dalam karya tulis dalam thesis/desertasi mahasiswa semua strata
dan untuk menguji mutu mereka mengikuti prosedur yang telah ditentukan. Dalam hal ini
setiap negara mempunyai tradisi masing-masing. Dalam kasus kendali mutu jurnal, penerbit
mempunyai prosedur untuk melakukannya, misalnya dengan menggunakan mitra bestari
(peer reviewers) yang memberikan masukan pada redaksi apakah sebuah artikel laik
diterbitkan di jurnal yang mereka tangani.
Masalah kepengarangan di luar tanggung jawab mitra bestari maupun redaksi jurnal,
walaupun kepengarangan itu penting dalam komunikasi keilmuan secara umum.
Kepengarangan memungkinkan para ilmuwan untuk mengumpulkan kutipan, karena semakin
banyak dikutip artikel ilmiah itu semakin berdampak, atau efektif. Oleh karena itu
kepengarangan menjadi kunci untuk mendapatkan hibah penelitian dan anak tangga untuk
meniti promosi untuk jabatan profesor atau Ahli Peneliti Utama (APU), dan memprediksi
kesuksesan seorang ilmuwan.
Maka wajar jika kepengarangan artikel ilmiah menjadi masalah sensitif, dan kriteria
ketat dianjurkan untuk menentukan penulis. Oleh karena itu tepat untuk mengutip tulisan
mereka yang berpartisipasi secara signifikan dalam tulisan.
Memang, banyak jurnal sekarang mengharuskan penulis untuk mengakui tidak hanya

penulis yang terlibat dalam penulisan penelitian, tetapi juga setiap individu yang
berkontribusi pada penelitian dalam beberapa cara. Ini dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya sengketa kepengarangan (authorship dispute) dalam menentukan siapa yang
menjadi pengarang utama. International Committee of Medical Journal Editors (2018)
menggariskan bahwa seorang penulis harus berpartisipasi dalam tiga poin berikut: (1)
menyusun konsepsi ide penelitian atau pengumpulan data atau analisis dan interpretasi
temuan, (2) plus menyusun naskah atau mengkaji ulang dengan seksama, dan (3) evaluasi
akhir naskah. Kriteria ini menunjukkan bahwa mereka yang hanya mengajukan
konseptualisasi ide penelitian, hanya menjalankan eksperimen dan pengumpulan data, atau
melakukan analisis statistik saja tanpa kontribusi ke bagian lain tidak dihitung sebagai
pengarang/penulis, meskipun patut dicatat dan mendapat penghargaan/ucapan terima kasih.
Tanggung jawab Pengarang
Mereka yang telah melakukan penelitian dapat disebut sebagai pengarang utama. Dia
bertanggung jawab untuk melakukan penelitian praktis bersama dengan sejawat-penulis yang
membantu dia dalam pekerjaan penelitian atau mungkin rekan-rekan dari kelompok kerja.
Sejawat penulis ini disebut pengarang korespondensi (correspondence, sesuai). Dia juga
bertanggung jawab untuk menyiapkan naskah dan menganalisis data. Pengarang
korespondensi biasanya adalah penulis senior yang memberikan masukan dan desain
intelektual dan menyetujui protokol yang harus diikuti dalam penelitian. Dia bertanggung
jawab atas koreksi naskah, membaca bukti, korespondensi keseluruhan selama pengajuan

makalah, penanganan revisi dan penyerahan kembali manuskrip yang direvisi sampai
penerimaan naskah.

Meningkatnya jumlah penelitian dilakukan oleh kolaborasi, sering berbasis dari
laboratorium di berbagai negara atau benua, itu menjadi lebih penting untuk menjelaskan
siapa yang melakukan apa dan siapa yang bertanggung jawab untuk berbagai bagian dari
makalah. Oleh karena itu, untuk makalah kolaborasi semacam ini. Nature Nanotechnology
(2009) menerkankan bahwa minimal, penulis ini harus setuju untuk: memastikan bahwa data
asli disimpan dan diambil untuk analisis ulang; memastikan bahwa data yang dilaporkan di
koran mewakili data asli; dan meramalkan dan meminimalkan hambatan untuk berbagi data,
bahan, algoritma atau pereaksi yang dijelaskan di jurnal. Penulis korespondensi akan tetap
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pertanyaan tentang makalah dijawab segera atas
nama rekan penulis, mengajukan pertanyaan kepada penulis lain sebagaimana mestinya.
Aturan untuk urutan beberapa penulis dalam daftar secara historis bervariasi secara
signifikan antar bidang penelitian. Beberapa daftar penulis bidang berdasarkan tingkat
keterlibatan mereka dalam pekerjaan. Kontributor paling aktif lah yang tercantum pertama,
bidang matematika atau teknik kadang-kadang daftar mereka secara abjad. Secara historis
ahli biologi cenderung menempatkan peneliti utama (supervisor atau kepala lab) terakhir
dalam daftar penulis sedangkan ahli kimia organik mungkin telah menempatkannya terlebih
dahulu. Artikel penelitian dalam fisika energi tinggi, di mana daftar penulis dapat berjumlah

puluhan hingga ratusan, sering daftar penulis menurut abjad. Dalam Ilmu Komputer secara
umum kontributor utama adalah yang pertama dalam daftar penulis. Namun, praktik
menempatkan peneliti utama terakhir dalam daftar penulis semakin menjadi standar yang
diterima di sebagian besar bidang sains dan teknik. Namun Gaffey, A (2015) menyatakan
urutan penulis dapat direvisi jika kontribusi aktual individu berbeda secara signifikan dari
yang diharapkan di awal proyek. Situasi ini dapat terjadi jika seorang penulis menerima
tanggung jawab yang meningkat atau mendelegasikan beberapa tanggung jawab mereka
kepada penulis lain. Komunikasi yang terbuka dan lancar dalam proses ini adalah kunci untuk
mengembangkan lingkungan penelitian yang profesional dan terhormat.
Dalam beberapa kasus, ketika pekerjaan dilakukan dengan bekerja sama dengan
beberapa lembaga lain, peneliti yang sebenarnya atau pengarang pertama dan penulis yang
sesuai tetap sama, tetapi rekan penulis bertambah tergantung pada jumlah mereka membantu
makalah bersama dengan senior kolaborator atau ilmuwan senior. Ada beberapa lembaga juga
di mana penulis korespondensi menjadi penulis pertama juga. Orang yang melakukan
pekerjaan atau mahasiswa yang sebenarnya malah menjadi penulis kedua. Hal seperti ini
terasa tidak adil untuk peneliti/mahasiswa. Praktik ini sering terjadi di lingkungan perguruan
tinggi atau lembaga penelitian.
Pengarang Kehormatan/tamu dan Hantu
Dalam makalah jurnal atau laporan penelitian nama kepala atau direktur lembaga
muncul di makalah atau laporan penelitian di lembaga itu, tanpa ada hubungannya dengan

dirinya. Penulis seperti ini dikenal sebagai pengarang kehormatan, juga dikenal sebagai
penulis tamu. Biasanya, ini terjadi ketika seorang anggota senior atau pengawas terdaftar
pada penelitian yang dilakukan di departemen mereka, bahkan jika dia belum benar-benar
berkontribusi dalam penelitian. Terkadang, kepenulisan kehormatan diberikan untuk
mengambil hati mereka atau meningkatkan kredibilitas makalah. Menambahkan seorang
pengarang kehormatan dapat mengundang masalah. Tindakan ini berarti mengambil
sebagian kredit dari mereka yang melakukan pekerjaan, tetapi memberikan kredit dan
prestise kepada mereka yang tidak melakukan apa-apa.
Di sisi lain, seseorang yang berikan kontribusi besar untuk penelitian atau penulisan
laporan misalnya Peneliti, ahli statistik, dan penulis (misalnya penulis medis atau penulis
teknis) menjadi penulis hantu ketika mereka memenuhi kriteria penulis tetapi tidak
disebutkan sebagai pengarang. Mereka yang bekerja dalam kapasitas ini disebut ghostwriters

atau pengarang hantu, mereka adalah pengarang yang menulis untuk orang lain dan orang ini
tidak muncul dalam kepengarangan dalam artikel ilmiah.
Perlu kita pahami bahwa Kepengarangan kehormatan maupun hantu melanggar
masalah etika. Meskipun keduanya dapat digunakan untuk alasan yang sah, mereka sering
digunakan untuk tujuan tidak baik. Memberikan kepenulisan kehormatan atau hanya untuk
mencoba membuat makalah yang lebih bergengsi atau sah melemahkan pekerjaan yang telah
masuk ke dalam penelitian, dan dapat merusak temuan dalam jangka panjang.

Kepengarangan Hantu juga bermasalah dan tidak etis, karena tidak memberikan kredit dan
cenderung digunakan untuk memanipulasi data dan temuan. Sebagai contoh seorang peneliti
stem-cell (sel induk) asal Amerika, Gerald Schatten, namanya ditulis bersama Hwang Woosuk sebuah makalah. Makalah ini itu kemudian diekspos sebagai penipuan dan, meskipun
Schatten tidak dituduh berpartisipasi dalam penipuan, sebuah panel di universitasnya
menemukan bahwa "kegagalannya untuk mengawasi lebih ketat penelitian dengan namanya
dan membuatnya bersalah karena "perilaku salah" dalam penelitian
Kepenulisan kehormatan dan hantu adalah masalah bagi komunitas akademis dan
penelitian dan merupakan ancaman terhadap integritas publikasi ilmiah. Keduanya
merupakan kepenulisan yang tidak pantas. Temuan penelitian Wislar J.S, Flanagin A.,
Fontanarosa P.B., DeAngelis C. D.(2011) menunjukkan bahwa 21% artikel yang diterbitkan
pada tahun 2008 di jurnal medis umum dengan faktor dampak (impact factor) tertinggi
memiliki penulis kehormatan yang tidak pantas, dan hampir 8% artikel yang diterbitkan
dalam jurnal ini mungkin memiliki kontributor penting yang tidak disebutkan namanya
(penngarang hantu). Prevalensi tertinggi dari kedua jenis pengarang yang tidak sesuai terjadi
dalam artikel penelitian asli, dibandingkan dengan editorial dan artikel ulasan. Tren dari 1996
hingga 2008, terdapat penurunan dalam keseluruhan prevalensi penulis yang tidak tepat
(29,1% pada tahun 1996 v 21,0% pada tahun 2008), tidak ada perubahan signifikan dalam
prevalensi penulis kehormatan (19,3% v 17,6%), dan penurunan prevalensi penulis hantu
(11,5% v 7,9%).
Beberapa jurnal dan organisasi lain telah mulai menerapkan panduan yang ketat untuk

mencegah penyangkalan yang disebabkan oleh jenis kepenulisan ini. Sebagai contoh, jurnal
Nature sekarang termasuk deskripsi kontribusi dari masing-masing penulis untuk
mengklarifikasi secara tepat apa yang telah dilakukan dan dibagikan oleh semua orang
dengan penelitian. Mendaftar semua orang yang telah membantu proyek dengan cara yang
jujur dan terbuka akan memastikan bahwa kepenulisan benar benar terlibat dalam penelitian
dan penulisan.
Untuk menghindari perselisihan kepengarangan, sebaiknya urutan atau susunan
kepengarangan dalam artikel jurnal ditentukan sebelum pengiriman naskan ke redaksi jurnal.
Albert, T. Wager E (2003) menyarankan agar masalah kepengarangan ini dibahas lebih awal
Dimulai dengan mengumpulkan pandangan dari semua anggota tim dan jika mungkin
diskusikan kepenulisan dalam rapat, bahkan sebelum penelitian selesai, Dalam pertemuan
inilah kita akan mengetahui siapa paling banyak berperan dan memberikan kontribusi.
Anjuran senada diajukan Primack, RB; Cigliano JA; Parsons, C. (2014) yang menganjurkan
agar mengembangkan perjanjian tertulis, formal atau informal, di antara kolaborator di awal
proyek.
Sudah waktunya kita para anggota komunitas keilmuan Indonesia membatasi
penggunaan kepenulisan kehormatan dan hantu, atau bersama-sama meninggalkan praktik
yang tidak patut itu. Janganlah merasa tidak enak hati untuk menolak sejawat peneliti yang
hanya “titip nama”, libatkanlah mereka dalam proses penelitian dan penulisan atau
menolaknya. Memastikan para penulis dengan jujur itu penting bagi peneliti, lembaga

keilmuan, maupun jurnal yang menerbitkan makalah, karena kejujuran dalam menyusun

kepengarangan adalah untuk menjaga integritas dan akuntabilitas dalam karya tulis ilmiah.
Oleh karena itu marilah kita mulai saat ini.

REFERENSI
Albert, T. Wager E (2003) How to handle authorship disputes: a guide for new researchers
The COPE Report 2003 https://publicationethics.org/resources/guidelinesnew/how-handle-authorship-disputesa-guide-new-researchers
Gaffey, A (2015) Determining and negotiating authorship American Phsycological
Association. http://www.apa.org/science/about/psa/2015/06/determiningauthorship.aspx
International Committee of Medical Journal Editors.( 2018) Defining the Role of Authors and
Contributorshttp://www.icmje.org/recommendations/browse/roles-andresponsibilities/defining-the-role-of-authors-and-contributors.html
Nature Nanotechnology (2009)The responsibilities of authors Springer Nature volume 4,
page 331 https://www.nature.com/articles/nnano.2009.125 diakses 14/06/2018
Primack, RB; Cigliano JA; Parsons , C. (2014) Co-authors gone bad – how to avoid
publishing conflicts Three scientific authors share their experiences and solutions
and ask you for yours (with a sample agreement for co-authors) elsevier.com 9
Juli https://www.elsevier.com/connect/co-authors-gone-bad-how-to-avoidpublishing-conflicts
Wislar J.S, Flanagin A., Fontanarosa P.B., DeAngelis C. D.(2011) Honorary and ghost
authorship in high impact biomedical journals: a cross sectional survey BMJ

2011; 343 :d6128 https://www.bmj.com/content/343/bmj.d6128 diakses
14/06/2018