3. Pengujian Kandungan Unsur Hara Dalam
PENGUJIAN KANDUNGAN UNSUR HARA DALAM KOMPOS YANG
BERASAL DARI SERASAH
TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata )
SURTINAH
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning
Program Studi Agroteknologi
Jl. D.I. Panjaitan Km. 8 Rumbai Telp. (0761)5439
ABSTRACT
This study aims to determine the nutrient content of the compost derived
from sweet corn crop residues after harvest. This research is descriptive, wherein
the first process is the process of making compost derived from corn crop residue
after harvest, are composted for 1 month by using bio activator EM-4. To
measure the content of macro nutrients, the test method used is the Kjeldahl
method for nitrogen content, while for P, K, CaO, MgO and Fe Atomic absortion
spectrophotometric used method (AAS), and the content of C - Organic tested by
Spectrophotometric method.
Laboratory test results on the compost derived from sweet corn litter
containing N 1:05%, 1.01% P2O5, 0.18% K2O, CaO 1.98%, MgO 0.53%, C 10.5% Organic, and C / N ratio of 9.97.
Key Words: Compost, Sweet Corn, P, K, CaO, MgO, C- organik, C/N ratio.
PENDAHULUAN
Kompos
merupakan
hasil
tidak memiliki nilai ekonomis dan
perombakan bahan organik oleh
bahkan
mikroba dengan hasil akhir adalah
cukup mahal untuk menanganinya
kompos.
dan sering menimbulkan masalah
Pengomposan merupakan
memerlukan
biaya
yang
pengolahan
sosial, ternyata dapat diubah menjadi
limbah padat organik yang banyak
produk yang bermanfaat dan bernilai
tersedia disekitar kita.
ekonomis.
salah
satu
alternatif
kepentingan
Dari sisi
lingkungan,
pengomposan
dapat
mengurangi
Pengomposan pada dasarnya
merupakan
upaya
volume sampah dilingkungan kita,
kegiatan
karena
mempercepat
sebagian
besar
sampah
mikrobia
mengaktifkan
agar
proses
mampu
dekomposisi
tersebut adalah sampah organik.
bahan organik.
Ditinjau
ekonomi,
mikrobia adalah bakteri, fungi dan
pengomposan sampah padat organik
jasad renik, sedangkan bahan organik
berarti, bahwa barng yang semula
adalah jerami, sampah kota, limbah
dari
sisi
Yang dimaksud
16
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
pertanian, kotoran hewan/ ternak dan
tahun 2009 yaitu > 12%. Kandungan
sebagainya.
C-organik merupakan unsur
Kebun Percobaan Fakultas
bagi
pupuk organik, karena tujuannya
Pertanian saat ini digunakan untuk
adalah
pelaksanaan praktikum mata kuliah
kandungan C-organik tanah yang
Dasar-dasar
pada umumnya sudah sangat rendah
Agronomi,
dengan
untuk
meningkatkan
menanami kebun tersebut dengan
yaitu 2 %.
tanaman jagung manis. Yang akan
menurut SNI kompos adalah 9.8% -
menghasilkan sampah pasca panen
32 % (Wahyono,2011).
yang banyak.
Standar kandungan C
Kompos yang berasal dari
Bila sampah atau
tidak
DKI memiliki karakteristik kimia
dimanfaatkan secara baik, maka akan
diantaranya C-organik 13%, N-total
menimbulkan
sampah
3.53 %, P-total 0.53%, K-total
kebersihan
4.44%, Ca 5.80 %, Mg 1.34 % (
limbah
yang
pertanian
akan
kampus.
ini
tumpukan
merusak
Oleh karena itu sisa
Anonim, 2010).
Hasil Penelitian
tanaman pasca panen jagung akan
Nurhayati
dijadikan
menginformasikan
kompos.
Namun
(
2010
)
bahwa
hasil
pasar
yang
kandungan unsur hara pada kompos
analisis
sisa tanaman jagung ini belum
dikomposkan
diketahui dengan pasti, sehingga
memiliki kandungan N 1.17 %, C-
perlu
selama
45
hari
pengujian
di
organik 11.46 %, P 0.22 %, dan K
Penelitian
ini
1.05
dilakukan
Laboratorium.
sampah
%.
Kompos
yang
baik
mengetahui
mengandung unsur hara makro N >
kandungan unsur hara pada kompos
1.5 %, P2O5 > 1%, dan K2O > 1.5 %,
yang berasal dari sisa tanaman
C/N ratio antara 15 – 20 .
bertujuan
untuk
Sandrawati,
jagung manis pasca panen.
Sampah organik yang berasal
Syofyan,dan
Mulyani (2007) melaporkan bahwa
dari Kota Buleleng Jagaraga, setelah
terjadi
diolah menjadi kompos kandungan
sampah kota dengan pupuk kandang
C-organik
sapi terhadap pH tanah dan hasil
29.92%,
dan
telah
memenuhi standar Permentan no. 28
interaksi
tanaman jagung,
antara
kompos
secara mandiri
17
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
kompos sampah kota dan pupuk
meningkatkan
kandang berpengaruh nyata terhadap
produksi tanaman sawi, dan lama
peningkatan semua parameter uji,
pengomposan berpengaruh terhadap
hasil terbaik diperoleh pada taraf
kualitas
dosis 15 ton/ha, dimana produksi
peningkatan kandungan N dalam
tanaman meningkat 123 % dari
kompos
tanaman kontrol.
Widiatmoko
(2006)
pertumbuhan
kompos,
karena
dan
terjadi
(Nurhayati,
2010).
Sedangkan
Sutapraja
(2008)
melaporkan
bahwa
kedalaman
melaporkan bahwa pada dosis 1.25
pengolahan tanah 30 cm dengan
kg/tanaman
menghasilkan
dosis kompos sampah kota 15 ton/ha
pertumbuhan diameter batang dan
menghasilkan jumlah dan kualitas
tinggi tanaman nilam lebih tinggi,
kubis terbaik.
sedangkan
pada
dosis
kompos
Marvelia, Sri, dan sarjana (
sampah kota 0.87 kg memperlihatkan
2006) melaporkan bahwa rasio C/N
luas daun dan jumlah daun tanaman
pada kompos kascing yang tinggi
nilam yang lebih tinggi.
yaitu
Dan
35,25%
mengakibatkan
Subagio (2010) melaporkan bahwa
pertumbuhan tanaman jagung manis
pada dosis 250 g/tanaman pupuk
menjadi kurang baik, diduga karena
kompos sampah kota pada varitas
bahan dasar kompos belum terurai
Talitha menunjukkan hasil yang
sempurna,
lebih baik dibandingkan perlakuan
tanaman jagung manis yang terbaik
yang lain.
adalah yang tidak diberi kompos
Penggunaan kompos sampah
justru
pertumbuhan
kascing.
pasar dan pupuk kandang dapat
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
dikomposkan selama 1 bulan dengan
diskriptif, dimana proses pertama
menggunakan bio aktifator EM-4.
adalah proses pembuatan kompos
Cara pembuatan kompos sebagai
yang berasal dari sisa tanaman
berikut:
jagung
pasca
panen,
yang
18
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
a. Serasah jagung manis dicincang
bahkan aroma
yang dikeluarkan
adalah khas aroma fermentasi.
halus.
b. Dicampur dengan pupuk kandang
Kompos yang sudah jadi
dengan perbandingan 3:1 ( 3 bagian
diambil sampelnya untuk diuji di
serasah jagung : 1 bagian pupuk
Labortorium,
kandang )
kandungan C-organiknya, dan unsur
c. Campuran
serasah
dan
pupuk
untuk
mengetahui
hara makro maupun unsur mikronya.
Untuk mengukur kandungan
kandang diaduk rata.
d. Selanjutnya disiram dengan larutan
unsur hara makro, metode uji yang
EM – 4 dengan konsentrasi 5 ml / air
digunakan adalah metode Kjeldahl
e. Diaduk
lagi,
kemudian
ditutup
plastik.
untuk
kandungan
Nitrogen,
sedangkan untuk P, K, CaO, MgO
f. Setiap hari dicek, bila suhu terlalu
dan Fe digunakan metode Atomic
tinggi maka dilakukan pembalikan.
absortion spectrophometric (AAS),
g. Setelah satu bulan kompos sudah
dan Kandungan C – organik diuji
jadi, dan selama proses dekomposisi
dengan metode Spectrophotometric.
tidak
mengeluarkan
bau
busuk,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laboratorium
Hasil Penelitian,
Sampel
jagung
manis
kompos
yang
serasah
diuji
di
PT.
Sarana
Inti
Pratama, menghasilkan kandungan
unsur hara sebagai berikut;
Tabel 1. Hasil Uji Laboratorium Kandungan Unsur Hara dalam Kompos Serasah
Jagung Manis.
KA
N
P2O5 K2O CaO MgO Fe
C
No
C/N
%
%
%
%
%
%
%
organik
1.
7.20 1.05 1.01 0.18 1.98 0.53 0.19 10.5
9.97
Metode
Spectrophotometric AAS AAS AAS Spectmet
(Departement Riset PT. Sarana Inti Pratama, 2012)
19
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
Pembahasan
Uji
menunjukan
Laboratorium
bahwa
khususnya sudah berkurang, apalagi
Kompos
Propinsi Riau didominasi oleh tanah
Serasah Jagung Manis mengandung
podsolik Merah Kuning yang dikenal
beberapa unsur hara makro dan
rendah bahan organik.
mikro, yang sangat dibutuhkan untuk
kandungan C-Organik tanah sangat
pertumbuhan tanaman. Sedangkan C
rendah yaitu di bawah 2%, Standar
organik dari kompos ini tergolong
kandungan C-Organik menurut SNI
tinggi dan sudah memenuhi syarat
kompos adalah 9.8-32 % (Wahyono,
untuk pupuk organik. Kandungan C-
2011).
Saat ini
Organik merupakan unsur penting
Bambang, Andareas, Nasriati,
bagi pupuk organik, karena ditujukan
dan Kiswanto, (2010), menguji unsur
untuk menambah bahan organik
hara makro terhadap kompos jerami
tanah.
Seperti diketahui bahwa
padi dan jerami jagung, hasil uji
kandungan bahan organik tanah di
memperlihatkan kandungan unsur
Indonesia pada umumnya dan Riau
hara sebagai berikut;
Tabel 2.
Kandungan Unsur Hara Kompos yang berasal dari Jerami Padi dan
Jerami Jagung.
N
P
K
Bahan
C-Organik
C/N
%
%
%
Jerami Padi
20.02
0.75
0.12
0.69
23.69
Jerami Jagung
15.91
0.67
1.05
1.18
23.75
Nurhayati (2010) melaporkan hasil uji kompos sampah pasar seperti pada
Tbel 3 berikut ini.
Tabel 3.
Hasil Uji Laboratorium Kompos Pasar yang dikomposkan selama
45 hari.
Rasio
Bahan
N
C-Organik
P2O5
K2O
C/N
Sampah pasar
1.17
11.46
0.22
1.05
9.79
C/N rasio yang terkandung di
dalam
kompos
menggambarkan
tingkat kematangan dari kompos
tersebut, semakin tinggi C/N rasio
20
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
berarti kompos belum terurai dengan
baik adalah yang mengandung C/N
sempurna atau dengan kata lain
rasio 12 – 15.
belum matang. Pada kompos serasah
Rasio
C/N
akan
jagung manis C/N rasio 9.97 berarti
mempengaruhi ketersediaan unsur
kompos tersebut telah matang dan
hara, jika C/N rasio berbanding
sudah memenuhi standar Permentan
terbalik dengan ketersediaan unsur
dan SNI, yaitu kompos dikatakan
hara, artinya bila C/N rasio tinggi
matang bila rasio C/N nya di bawah
maka kandungan unsur hara sedikit
20. Murbandono (1992) menyatakan
tersedia untuk tanaman, sedangkan
bahwa kompos yang baik adalah
jika
kompos yang memiliki C/N rasio 10
ketersediaan unsur hara tinggi dan
– 12, sedangkan Novizan ( 2001)
tanaman dapat memenuhi kebutuhan
menyatakan bahwa kompos yang
hidupnya.
Tabel 4.
C/N
rasio
rendah
maka
Kriteria Penilaian Unsur Hara Tanah
Parameter
C (%)
N (%)
C/N
P2O5 (%)
K2O (%)
Ca me/100g
Sangat
rendah
< 1,00
< 0,10
0,75
> 25
> 0,035
> 0,060
> 20
Sumber: ( Harjowigeno, 1987 dalam Cholik, 2003)
Hasil
serasah
penelitian
jagung
manis
kompos
bila
dibandingkan dengan kriteria pada
mmbuktikan bahwa serasah jagung
manis
dapat
dijadikan
bahan
kompos.
Nitrogen
Tabel 4 di atas dapat dikategorikan
yang
terkandung
baik karena kandungan C organiknya
dalam kompos yang berasal dari
sangat tinggi, Nitrogennya sangat
serasah jagung manis sangat tinggi,
tinggi, C/N rasio rendah, kandungan
hal ini disebabkan karena pada waktu
P2O5 sangat tinggi, K2O sangat
pengomposan
tinggi, dan Ca sangat tinggi. Hal ini
pupuk
dicampur
kandang
sapi
dengan
yang
21
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
yang
tertutupnya stomata dipengaruhi oleh
Nitrogen.
keberadaan ion K, bila stomata
Tersedianya Nitrogen dalam jumlah
terbuka berarti proses fisiologi pada
yang tinggi karena terjadi proses
tanaman akan berlangsung dengan
dekomposisi yang dilakukan oleh
baik, terutaman proses fiksasi CO2
mikroorganisme. Nitrogen
ini
yang akan menhasilkan asimilat
diperoleh melalui tiga (3) tahapan
untuk memenuhi kebutuhan hidup
reaksi yaitu; reaksi aminasi, reaksi
tanaman (Surtinah, 2010).
mengandung
amonia
merupakan
sumber
Unsur Ca berperan dalam
amonifikasi, dan reaksi nitrifikasi.
Reaksi
aminasi
adalah
reaksi
sintesa
protein
yang
dibutuhkan
penguraian protein yang terdapat
untuk pembelahan dan pembesaran
pada bahan organik menjadi asam
sel-sel
amino; reaksi amonifikasi adalah
dalam
perubahan
organik yang dihasilkan pada proses
asam-asam
amino
tanaman, selain berperan
menetralkan
asam-asam
menjadi senyawa-senyawa amonia
metabolisme
(NH3) dan amonium (NH4); dan
tanaman terhindar dari keracunan,
nitrifikasi adalah perubahan senyawa
dan unsur Ca dapat menaikkan pH.
amonia
dengan
Bila unsur ini berada dalam tubuh
Nitrosomonas
tanaman, dengan kenaikan pH dapat
menjadi
melibatkan
Nitrat
bakteri
tanaman,
mengaktifkan
dan Nitrosococus.
Unsur P dibutuhkan tanaman
phofoenolpiruvat
sehingga
enzim
karboksilase
perakaran,
sehingga akan terjadi perubahan pati
perakaran
menjadi malat yang mengakibatkan
tanaman akan terganggu, selain itu P
air yang berada disekitar sel penjaga
juga berperan dalam proses transfer
masuk ke vakuola yang membuat
energi,
fotosintesis,
turgiditas di sel penjaga meningkat
metabolisme dan respirasi (Cholik,
dan menyebabkan stomata terbuka,
2003).
sehingga
untuk
memperkuet
kekurangan
unsur
P
proses
Unsur
dalam
tanaman.
proses
Kalium
berperan
asimilasi
proses
asimilasi.
Unsur Fe dan Mg yang
pada
Mekanisme terbuka dan
memudahkan
terdapat
dalam
kompos
serasah
22
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
jagung manis sangat mendukung
Hasil penelitian ini dapat
pada proses pembentukan kloropfil
dijadikan solusi dalam menangani
dimana inti dari klorofil adalah Mg,
sampah pasca panen jagung manis,
bila Mg tersedia dalam jumlah yang
dan dapat dikembalikan ke lahan
cukup maka pembentukan klorofil
untuk menambah bahan organik ke
akan berjalan dengan baik, bila
dalam tanah, sehingga tanah akan
jumlah klorofil yang dalam organ
dapat menahan air dalam jumlah
daun
proses
yang cukup, dan dapat memperkaya
fotosintesis akan berjalan lancar
mikroba yang bermanfaat dalam
apabila
mengurai
banyak
maka
faktor
lingkungan
bahan
organik
tanah,
mendukung untuk proses tersebut.
karena bahan organik tersedia untuk
Begitu
diproses menjadi bahan yang siap
juga
dengan
Fe,
yang
merupakan inti dari sitokrom yang
serap,
berperan dalam proses asimilasi
diharapkan
tanaman dalam menhasilkan energi
ketersediaan
yang
terjerap dalam koloid tanah menjadi
digunakan
pada
proses
biokimia tanaman.
dan
keberadaan
dapat
mikroba
menyediakan
unsur-unsur
yang
nutrisi bagi pertumbuhan tanaman.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Kompos
bahan
serasah
dengan
jagung
manis
mengandung C 10,5 %, N 1,05 %,
Kompos
manis
ini
serasah
perlu
diuji
jagung
untuk
digunakan dalam budidaya tanaman.
C/N rasio 9,97, P2O5 1,01 %, K2O
0,18 %, dan Ca 1,98 me/100 g
DAFTAR PUSTAKA
Bambang, W., Andareas, Nasriati, dan Cholik, 2003. Kualitas Unsur Hara makro
Kiswanto, 2010.
Pembuatan
Kompos Bahan baku Eceng Gondok
Kompos Jerami Padi dan Jagung.
( Eichhornia crassippes) Peranannya
terhadap Tanaman. Badan Penelitian
Balai
pengkajian
Teknologi
Pertanian
(BPTP)
Lampung.
dan Pengembangan Kota Surabaya.
Lampung.
Surabaya.
23
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
Marvelia, A., Sri, D., dan Sarjana, P.,
2006. Produksi Tanaman Jagung
Manis yang Diperlakukan dengan
Kompos Kascing dengan Dosis yang
Berbeda.
Buletin Anatomi dan
Fisiologi, Vol. XIV, No. 2, Oktober
2006.
Murbandono,H. S. I,. 1992. Membuat
Kompos.
Penebar Swadaya.
Jakarta.
Novizan, 2001. Petunjuk Pemupukan yang
Efektif.
Agromedia Pustaka.
Tangerang.
Nurhayati, 2010. Pemanfaatan kompos
sampah Pasar untuk Budidaya Sawi
Organik.
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Islam
Sumatera Utara. Medan.
Sandrawati, A., E., T., Sofyan, O., 2007.
Pengaruh Kompos Sampah Kota dan
Pupuk Kandang Sapi terhadap Sifat
Kimia Tanah dan Hasil Tanaman
Jagung Manis pada Fluventic
Eutrudepts
asal
Jatinangor
Kabupaten Sumedang.
Fakultas
pertanian Universitas padjadjaran
bandung.
Subagio, V., D., 2010. Pengaruh
Pemberian
Dosis
Pupuk
Kompos Sampah Kota terhdap
Pertumbuhan dan Hasil 5
Varietas Mawar (Rosa hybrida,
sp.). Jurnal Departemen of
Agronomy
Universitas
Muhammadyah
Malang.
http://studentresearch.umm,ac.id.
Sutapradja, 2008.
Pengaruh
Kedalaman Pengolahan Tanah
dan
Penggunaan
Kompos
Sampah
Kota
terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kubis.
J. Hort. 18(1):10-15.
Wahyono, 2011. Kualitas Kompos
dan POG dari Sampah Kota
Memenuhi Standar Permentan
No. 28 tahun 2009.
Widiatmoko, G., 2006. Pengaruh
Pemberian
Dosis
Pupuk
Kompos Sampah Kota dan
Konsentrasi richodermakoning
II terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Nilam. Jurnal
Departemen
of Agronomy
Universitas
Muhammadyah
Malang.
http://studentresearch.umm.ac.id.
24
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
25
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
BERASAL DARI SERASAH
TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata )
SURTINAH
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning
Program Studi Agroteknologi
Jl. D.I. Panjaitan Km. 8 Rumbai Telp. (0761)5439
ABSTRACT
This study aims to determine the nutrient content of the compost derived
from sweet corn crop residues after harvest. This research is descriptive, wherein
the first process is the process of making compost derived from corn crop residue
after harvest, are composted for 1 month by using bio activator EM-4. To
measure the content of macro nutrients, the test method used is the Kjeldahl
method for nitrogen content, while for P, K, CaO, MgO and Fe Atomic absortion
spectrophotometric used method (AAS), and the content of C - Organic tested by
Spectrophotometric method.
Laboratory test results on the compost derived from sweet corn litter
containing N 1:05%, 1.01% P2O5, 0.18% K2O, CaO 1.98%, MgO 0.53%, C 10.5% Organic, and C / N ratio of 9.97.
Key Words: Compost, Sweet Corn, P, K, CaO, MgO, C- organik, C/N ratio.
PENDAHULUAN
Kompos
merupakan
hasil
tidak memiliki nilai ekonomis dan
perombakan bahan organik oleh
bahkan
mikroba dengan hasil akhir adalah
cukup mahal untuk menanganinya
kompos.
dan sering menimbulkan masalah
Pengomposan merupakan
memerlukan
biaya
yang
pengolahan
sosial, ternyata dapat diubah menjadi
limbah padat organik yang banyak
produk yang bermanfaat dan bernilai
tersedia disekitar kita.
ekonomis.
salah
satu
alternatif
kepentingan
Dari sisi
lingkungan,
pengomposan
dapat
mengurangi
Pengomposan pada dasarnya
merupakan
upaya
volume sampah dilingkungan kita,
kegiatan
karena
mempercepat
sebagian
besar
sampah
mikrobia
mengaktifkan
agar
proses
mampu
dekomposisi
tersebut adalah sampah organik.
bahan organik.
Ditinjau
ekonomi,
mikrobia adalah bakteri, fungi dan
pengomposan sampah padat organik
jasad renik, sedangkan bahan organik
berarti, bahwa barng yang semula
adalah jerami, sampah kota, limbah
dari
sisi
Yang dimaksud
16
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
pertanian, kotoran hewan/ ternak dan
tahun 2009 yaitu > 12%. Kandungan
sebagainya.
C-organik merupakan unsur
Kebun Percobaan Fakultas
bagi
pupuk organik, karena tujuannya
Pertanian saat ini digunakan untuk
adalah
pelaksanaan praktikum mata kuliah
kandungan C-organik tanah yang
Dasar-dasar
pada umumnya sudah sangat rendah
Agronomi,
dengan
untuk
meningkatkan
menanami kebun tersebut dengan
yaitu 2 %.
tanaman jagung manis. Yang akan
menurut SNI kompos adalah 9.8% -
menghasilkan sampah pasca panen
32 % (Wahyono,2011).
yang banyak.
Standar kandungan C
Kompos yang berasal dari
Bila sampah atau
tidak
DKI memiliki karakteristik kimia
dimanfaatkan secara baik, maka akan
diantaranya C-organik 13%, N-total
menimbulkan
sampah
3.53 %, P-total 0.53%, K-total
kebersihan
4.44%, Ca 5.80 %, Mg 1.34 % (
limbah
yang
pertanian
akan
kampus.
ini
tumpukan
merusak
Oleh karena itu sisa
Anonim, 2010).
Hasil Penelitian
tanaman pasca panen jagung akan
Nurhayati
dijadikan
menginformasikan
kompos.
Namun
(
2010
)
bahwa
hasil
pasar
yang
kandungan unsur hara pada kompos
analisis
sisa tanaman jagung ini belum
dikomposkan
diketahui dengan pasti, sehingga
memiliki kandungan N 1.17 %, C-
perlu
selama
45
hari
pengujian
di
organik 11.46 %, P 0.22 %, dan K
Penelitian
ini
1.05
dilakukan
Laboratorium.
sampah
%.
Kompos
yang
baik
mengetahui
mengandung unsur hara makro N >
kandungan unsur hara pada kompos
1.5 %, P2O5 > 1%, dan K2O > 1.5 %,
yang berasal dari sisa tanaman
C/N ratio antara 15 – 20 .
bertujuan
untuk
Sandrawati,
jagung manis pasca panen.
Sampah organik yang berasal
Syofyan,dan
Mulyani (2007) melaporkan bahwa
dari Kota Buleleng Jagaraga, setelah
terjadi
diolah menjadi kompos kandungan
sampah kota dengan pupuk kandang
C-organik
sapi terhadap pH tanah dan hasil
29.92%,
dan
telah
memenuhi standar Permentan no. 28
interaksi
tanaman jagung,
antara
kompos
secara mandiri
17
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
kompos sampah kota dan pupuk
meningkatkan
kandang berpengaruh nyata terhadap
produksi tanaman sawi, dan lama
peningkatan semua parameter uji,
pengomposan berpengaruh terhadap
hasil terbaik diperoleh pada taraf
kualitas
dosis 15 ton/ha, dimana produksi
peningkatan kandungan N dalam
tanaman meningkat 123 % dari
kompos
tanaman kontrol.
Widiatmoko
(2006)
pertumbuhan
kompos,
karena
dan
terjadi
(Nurhayati,
2010).
Sedangkan
Sutapraja
(2008)
melaporkan
bahwa
kedalaman
melaporkan bahwa pada dosis 1.25
pengolahan tanah 30 cm dengan
kg/tanaman
menghasilkan
dosis kompos sampah kota 15 ton/ha
pertumbuhan diameter batang dan
menghasilkan jumlah dan kualitas
tinggi tanaman nilam lebih tinggi,
kubis terbaik.
sedangkan
pada
dosis
kompos
Marvelia, Sri, dan sarjana (
sampah kota 0.87 kg memperlihatkan
2006) melaporkan bahwa rasio C/N
luas daun dan jumlah daun tanaman
pada kompos kascing yang tinggi
nilam yang lebih tinggi.
yaitu
Dan
35,25%
mengakibatkan
Subagio (2010) melaporkan bahwa
pertumbuhan tanaman jagung manis
pada dosis 250 g/tanaman pupuk
menjadi kurang baik, diduga karena
kompos sampah kota pada varitas
bahan dasar kompos belum terurai
Talitha menunjukkan hasil yang
sempurna,
lebih baik dibandingkan perlakuan
tanaman jagung manis yang terbaik
yang lain.
adalah yang tidak diberi kompos
Penggunaan kompos sampah
justru
pertumbuhan
kascing.
pasar dan pupuk kandang dapat
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
dikomposkan selama 1 bulan dengan
diskriptif, dimana proses pertama
menggunakan bio aktifator EM-4.
adalah proses pembuatan kompos
Cara pembuatan kompos sebagai
yang berasal dari sisa tanaman
berikut:
jagung
pasca
panen,
yang
18
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
a. Serasah jagung manis dicincang
bahkan aroma
yang dikeluarkan
adalah khas aroma fermentasi.
halus.
b. Dicampur dengan pupuk kandang
Kompos yang sudah jadi
dengan perbandingan 3:1 ( 3 bagian
diambil sampelnya untuk diuji di
serasah jagung : 1 bagian pupuk
Labortorium,
kandang )
kandungan C-organiknya, dan unsur
c. Campuran
serasah
dan
pupuk
untuk
mengetahui
hara makro maupun unsur mikronya.
Untuk mengukur kandungan
kandang diaduk rata.
d. Selanjutnya disiram dengan larutan
unsur hara makro, metode uji yang
EM – 4 dengan konsentrasi 5 ml / air
digunakan adalah metode Kjeldahl
e. Diaduk
lagi,
kemudian
ditutup
plastik.
untuk
kandungan
Nitrogen,
sedangkan untuk P, K, CaO, MgO
f. Setiap hari dicek, bila suhu terlalu
dan Fe digunakan metode Atomic
tinggi maka dilakukan pembalikan.
absortion spectrophometric (AAS),
g. Setelah satu bulan kompos sudah
dan Kandungan C – organik diuji
jadi, dan selama proses dekomposisi
dengan metode Spectrophotometric.
tidak
mengeluarkan
bau
busuk,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laboratorium
Hasil Penelitian,
Sampel
jagung
manis
kompos
yang
serasah
diuji
di
PT.
Sarana
Inti
Pratama, menghasilkan kandungan
unsur hara sebagai berikut;
Tabel 1. Hasil Uji Laboratorium Kandungan Unsur Hara dalam Kompos Serasah
Jagung Manis.
KA
N
P2O5 K2O CaO MgO Fe
C
No
C/N
%
%
%
%
%
%
%
organik
1.
7.20 1.05 1.01 0.18 1.98 0.53 0.19 10.5
9.97
Metode
Spectrophotometric AAS AAS AAS Spectmet
(Departement Riset PT. Sarana Inti Pratama, 2012)
19
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
Pembahasan
Uji
menunjukan
Laboratorium
bahwa
khususnya sudah berkurang, apalagi
Kompos
Propinsi Riau didominasi oleh tanah
Serasah Jagung Manis mengandung
podsolik Merah Kuning yang dikenal
beberapa unsur hara makro dan
rendah bahan organik.
mikro, yang sangat dibutuhkan untuk
kandungan C-Organik tanah sangat
pertumbuhan tanaman. Sedangkan C
rendah yaitu di bawah 2%, Standar
organik dari kompos ini tergolong
kandungan C-Organik menurut SNI
tinggi dan sudah memenuhi syarat
kompos adalah 9.8-32 % (Wahyono,
untuk pupuk organik. Kandungan C-
2011).
Saat ini
Organik merupakan unsur penting
Bambang, Andareas, Nasriati,
bagi pupuk organik, karena ditujukan
dan Kiswanto, (2010), menguji unsur
untuk menambah bahan organik
hara makro terhadap kompos jerami
tanah.
Seperti diketahui bahwa
padi dan jerami jagung, hasil uji
kandungan bahan organik tanah di
memperlihatkan kandungan unsur
Indonesia pada umumnya dan Riau
hara sebagai berikut;
Tabel 2.
Kandungan Unsur Hara Kompos yang berasal dari Jerami Padi dan
Jerami Jagung.
N
P
K
Bahan
C-Organik
C/N
%
%
%
Jerami Padi
20.02
0.75
0.12
0.69
23.69
Jerami Jagung
15.91
0.67
1.05
1.18
23.75
Nurhayati (2010) melaporkan hasil uji kompos sampah pasar seperti pada
Tbel 3 berikut ini.
Tabel 3.
Hasil Uji Laboratorium Kompos Pasar yang dikomposkan selama
45 hari.
Rasio
Bahan
N
C-Organik
P2O5
K2O
C/N
Sampah pasar
1.17
11.46
0.22
1.05
9.79
C/N rasio yang terkandung di
dalam
kompos
menggambarkan
tingkat kematangan dari kompos
tersebut, semakin tinggi C/N rasio
20
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
berarti kompos belum terurai dengan
baik adalah yang mengandung C/N
sempurna atau dengan kata lain
rasio 12 – 15.
belum matang. Pada kompos serasah
Rasio
C/N
akan
jagung manis C/N rasio 9.97 berarti
mempengaruhi ketersediaan unsur
kompos tersebut telah matang dan
hara, jika C/N rasio berbanding
sudah memenuhi standar Permentan
terbalik dengan ketersediaan unsur
dan SNI, yaitu kompos dikatakan
hara, artinya bila C/N rasio tinggi
matang bila rasio C/N nya di bawah
maka kandungan unsur hara sedikit
20. Murbandono (1992) menyatakan
tersedia untuk tanaman, sedangkan
bahwa kompos yang baik adalah
jika
kompos yang memiliki C/N rasio 10
ketersediaan unsur hara tinggi dan
– 12, sedangkan Novizan ( 2001)
tanaman dapat memenuhi kebutuhan
menyatakan bahwa kompos yang
hidupnya.
Tabel 4.
C/N
rasio
rendah
maka
Kriteria Penilaian Unsur Hara Tanah
Parameter
C (%)
N (%)
C/N
P2O5 (%)
K2O (%)
Ca me/100g
Sangat
rendah
< 1,00
< 0,10
0,75
> 25
> 0,035
> 0,060
> 20
Sumber: ( Harjowigeno, 1987 dalam Cholik, 2003)
Hasil
serasah
penelitian
jagung
manis
kompos
bila
dibandingkan dengan kriteria pada
mmbuktikan bahwa serasah jagung
manis
dapat
dijadikan
bahan
kompos.
Nitrogen
Tabel 4 di atas dapat dikategorikan
yang
terkandung
baik karena kandungan C organiknya
dalam kompos yang berasal dari
sangat tinggi, Nitrogennya sangat
serasah jagung manis sangat tinggi,
tinggi, C/N rasio rendah, kandungan
hal ini disebabkan karena pada waktu
P2O5 sangat tinggi, K2O sangat
pengomposan
tinggi, dan Ca sangat tinggi. Hal ini
pupuk
dicampur
kandang
sapi
dengan
yang
21
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
yang
tertutupnya stomata dipengaruhi oleh
Nitrogen.
keberadaan ion K, bila stomata
Tersedianya Nitrogen dalam jumlah
terbuka berarti proses fisiologi pada
yang tinggi karena terjadi proses
tanaman akan berlangsung dengan
dekomposisi yang dilakukan oleh
baik, terutaman proses fiksasi CO2
mikroorganisme. Nitrogen
ini
yang akan menhasilkan asimilat
diperoleh melalui tiga (3) tahapan
untuk memenuhi kebutuhan hidup
reaksi yaitu; reaksi aminasi, reaksi
tanaman (Surtinah, 2010).
mengandung
amonia
merupakan
sumber
Unsur Ca berperan dalam
amonifikasi, dan reaksi nitrifikasi.
Reaksi
aminasi
adalah
reaksi
sintesa
protein
yang
dibutuhkan
penguraian protein yang terdapat
untuk pembelahan dan pembesaran
pada bahan organik menjadi asam
sel-sel
amino; reaksi amonifikasi adalah
dalam
perubahan
organik yang dihasilkan pada proses
asam-asam
amino
tanaman, selain berperan
menetralkan
asam-asam
menjadi senyawa-senyawa amonia
metabolisme
(NH3) dan amonium (NH4); dan
tanaman terhindar dari keracunan,
nitrifikasi adalah perubahan senyawa
dan unsur Ca dapat menaikkan pH.
amonia
dengan
Bila unsur ini berada dalam tubuh
Nitrosomonas
tanaman, dengan kenaikan pH dapat
menjadi
melibatkan
Nitrat
bakteri
tanaman,
mengaktifkan
dan Nitrosococus.
Unsur P dibutuhkan tanaman
phofoenolpiruvat
sehingga
enzim
karboksilase
perakaran,
sehingga akan terjadi perubahan pati
perakaran
menjadi malat yang mengakibatkan
tanaman akan terganggu, selain itu P
air yang berada disekitar sel penjaga
juga berperan dalam proses transfer
masuk ke vakuola yang membuat
energi,
fotosintesis,
turgiditas di sel penjaga meningkat
metabolisme dan respirasi (Cholik,
dan menyebabkan stomata terbuka,
2003).
sehingga
untuk
memperkuet
kekurangan
unsur
P
proses
Unsur
dalam
tanaman.
proses
Kalium
berperan
asimilasi
proses
asimilasi.
Unsur Fe dan Mg yang
pada
Mekanisme terbuka dan
memudahkan
terdapat
dalam
kompos
serasah
22
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
jagung manis sangat mendukung
Hasil penelitian ini dapat
pada proses pembentukan kloropfil
dijadikan solusi dalam menangani
dimana inti dari klorofil adalah Mg,
sampah pasca panen jagung manis,
bila Mg tersedia dalam jumlah yang
dan dapat dikembalikan ke lahan
cukup maka pembentukan klorofil
untuk menambah bahan organik ke
akan berjalan dengan baik, bila
dalam tanah, sehingga tanah akan
jumlah klorofil yang dalam organ
dapat menahan air dalam jumlah
daun
proses
yang cukup, dan dapat memperkaya
fotosintesis akan berjalan lancar
mikroba yang bermanfaat dalam
apabila
mengurai
banyak
maka
faktor
lingkungan
bahan
organik
tanah,
mendukung untuk proses tersebut.
karena bahan organik tersedia untuk
Begitu
diproses menjadi bahan yang siap
juga
dengan
Fe,
yang
merupakan inti dari sitokrom yang
serap,
berperan dalam proses asimilasi
diharapkan
tanaman dalam menhasilkan energi
ketersediaan
yang
terjerap dalam koloid tanah menjadi
digunakan
pada
proses
biokimia tanaman.
dan
keberadaan
dapat
mikroba
menyediakan
unsur-unsur
yang
nutrisi bagi pertumbuhan tanaman.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Kompos
bahan
serasah
dengan
jagung
manis
mengandung C 10,5 %, N 1,05 %,
Kompos
manis
ini
serasah
perlu
diuji
jagung
untuk
digunakan dalam budidaya tanaman.
C/N rasio 9,97, P2O5 1,01 %, K2O
0,18 %, dan Ca 1,98 me/100 g
DAFTAR PUSTAKA
Bambang, W., Andareas, Nasriati, dan Cholik, 2003. Kualitas Unsur Hara makro
Kiswanto, 2010.
Pembuatan
Kompos Bahan baku Eceng Gondok
Kompos Jerami Padi dan Jagung.
( Eichhornia crassippes) Peranannya
terhadap Tanaman. Badan Penelitian
Balai
pengkajian
Teknologi
Pertanian
(BPTP)
Lampung.
dan Pengembangan Kota Surabaya.
Lampung.
Surabaya.
23
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
Marvelia, A., Sri, D., dan Sarjana, P.,
2006. Produksi Tanaman Jagung
Manis yang Diperlakukan dengan
Kompos Kascing dengan Dosis yang
Berbeda.
Buletin Anatomi dan
Fisiologi, Vol. XIV, No. 2, Oktober
2006.
Murbandono,H. S. I,. 1992. Membuat
Kompos.
Penebar Swadaya.
Jakarta.
Novizan, 2001. Petunjuk Pemupukan yang
Efektif.
Agromedia Pustaka.
Tangerang.
Nurhayati, 2010. Pemanfaatan kompos
sampah Pasar untuk Budidaya Sawi
Organik.
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Islam
Sumatera Utara. Medan.
Sandrawati, A., E., T., Sofyan, O., 2007.
Pengaruh Kompos Sampah Kota dan
Pupuk Kandang Sapi terhadap Sifat
Kimia Tanah dan Hasil Tanaman
Jagung Manis pada Fluventic
Eutrudepts
asal
Jatinangor
Kabupaten Sumedang.
Fakultas
pertanian Universitas padjadjaran
bandung.
Subagio, V., D., 2010. Pengaruh
Pemberian
Dosis
Pupuk
Kompos Sampah Kota terhdap
Pertumbuhan dan Hasil 5
Varietas Mawar (Rosa hybrida,
sp.). Jurnal Departemen of
Agronomy
Universitas
Muhammadyah
Malang.
http://studentresearch.umm,ac.id.
Sutapradja, 2008.
Pengaruh
Kedalaman Pengolahan Tanah
dan
Penggunaan
Kompos
Sampah
Kota
terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kubis.
J. Hort. 18(1):10-15.
Wahyono, 2011. Kualitas Kompos
dan POG dari Sampah Kota
Memenuhi Standar Permentan
No. 28 tahun 2009.
Widiatmoko, G., 2006. Pengaruh
Pemberian
Dosis
Pupuk
Kompos Sampah Kota dan
Konsentrasi richodermakoning
II terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Nilam. Jurnal
Departemen
of Agronomy
Universitas
Muhammadyah
Malang.
http://studentresearch.umm.ac.id.
24
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013
25
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013