HASIL DISKUSI TANYA JAWAB

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik Ke-5

  ISSN : 2477-3298 Yogyakarta, 26 Oktober 2016

  

HASIL DISKUSI / TANYA JAWAB

SESI NARASUMBER

  

Enviplast: Starch Based Bioplastik Compound

  oleh Asmuwahyu Saptorahardjo 1. Plastik yang ada di laut akan menjadi partikel mikro dan kemudian menjadi makanan bagi zooplankton. Apakah efek negatif bagi tubuh manusia jika termakan? Jawab Tubuh tidak dapat mencerna plastik, sehingga berbahaya bagi kesehatan.

  2. Plastik yang digunakan untuk bungkus makanan biasanya digunakan pada suhu agak tinggi, seperti sebagai wadah gorengan. Apakah dapat terjadi migrasi kontak? Jawab Plastik yang digunakan sebagai wadah gorengan yang panas dapat berbahaya bagi tubuh. Plastik dapat membentuk lapisan film di gorengan pada suhu tinggi dan akan terjadi proses rekristalisasi pada suhu rendah. Gorengan akan terasa lebih renyah karena plastik yang terkontaminasi pada gorengan akan menjadi moisture barrier.

  3. Plastik biodegradabel biasanya dibuat dari bahan dasar singkong, sedangkan selama ini plastik berbahan dasar metana dengan jumlah kebutuhan mencapai 1,3 juta ton yang mudah didapat. Jika plastik biodegradabel ini akan dijadikan program pemerintah, berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan? Jawab Perlu diketahui bahwa tidak seluruh plastik harus diganti dengan plastik biodegradabel. Fokus saat ini hanyalah mengubah plastik yang digunakan dalam jangka waktu pendek, seperti kantong plastik untuk makanan agar menjadi plastik biodegradabel.

  4. Adakah pengaruh bahan pembentuk plastik dengan pangan pada saat pangan dibungkus dengan plastik? Jawab

  Harus kita fahami Polimer berberat molekul sangat tinggi, sehingga karena besarnya berat molekul, sebagian besar jenis Polimer untuk kemasan secara umum bersifat inert, seperti PE (Poly ethylene), PP (Polypropylene), PS (Polystyrene), PA (Polyamide). Namun untuk melaksanakan fungsinya sebagai kemasan, untuk memudahkan proses sampai untuk mengurangi biaya, ditambahkan berbagai aditif, pewarna, bahkan kadang ditambahkan filer. Sehingga Polimer+additif+ dll, diproses menjadi m aterial yang lebih dikenal dengan nama plastik. Beberapa diantara additif ini dapat bermigrasi kepermukaan plastik. Oleh karena itu untuk menjamin bahwa additif dan zat lain yang ditambahkan pada polimer, tidak membahayakan kesehatan ada beberapa Regulasi yang harus dipatuhi dalam perdagangan kemasan makanan. Diantaranya: EU Plastic 2002/72/EC, FDA (Food and Drug Administration), BPOM HK 00.05.55.6497 th 2007.

  

ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik Ke-5

Yogyakarta, 26 Oktober 2016

  Jadi setiap penjual additive, harus patuh pada aturan tersebut, dengan melakukan pengujian produknya, bila digunakan sebagai kemasan pangan. Prakteknya, fihak pengemas pangan akan meminta pada pemasoknya untuk menyertakan bukti compliance pada aturan diatas. Pemasok akan menguji produknya, misal ke BBKK. BBKK akan mengeluarkan hasil uji beserta interpretasinya sesuai regulasi diatas. Sehingga mengemas makanan secara industri ada aturan yang melekat dalam perdagangan. Bagaimana masyarakat umum, misal kaki-5 yang melakukanya? Ini yang sulit dikendalikan. Misal kantong belanja daur ulang dipakai untuk kemasan soto mie. Ini harus dihindarkan. Karena kantong belanja memang tidak direncanakan untuk kemasan langsung pada makanan. Dari sudut penambahan additif pada proses pembuatan kemasan, tentu saja menambah biaya. Sehingga jumlah additif selain dikendalikan melalui aturan migrasi, juga dengan sendirinya melalui cost. Namun dari sudut rantai suply: Produsen polimer>produsen pembuat kemasan plastik> Produsen makanan. Dapat dikatakan pada tingkat ini kontrol dapat dilakukan, karena produsen makanan hanya menggunakan kemasan yang comply terhadap aturan kemasan makanan.

  5. Apa sajakah standar uji Biodegradasi untuk menguji/mengkonfirmasi bahwa suatu bahan plastik bersifat biodegradabel? Jawab Beberapa standard untuk uji Biodegradable plastic:

   ASTM D 6400, secara umum adalah untuk spesifikasi compostable plastic, dimana satu dari ujinya adalah uji Biodegradable.  EU 13432, sama dengan ASTM D6400, hanya saja standard ini diterbitkan oleh Komunitas Ekonomi Eropa.  ISO 14855-1 dan 2.  AS 4736, standar biodegradable Australia  ASTM D 5988, Biodegradable dalam tanah.  ASTM D 7081, Biodegradable pada Lingkungan air laut.

  Apakah manfaat Bioplastik untuk kepentingan bisnis yang seharusnya mendapatkan nilai tambah yang 6. lebih? serta bagaimana hitungan keuntungannya? Jawab Dari sudut bahan baku, bila bahan bakunya berupa tepung singkong (starch), maka pemakaian tepung singkong sebagai bahan baku bioplastik, akan memberi nilai tambah bagi petani singkong. Harga singkong saat ini sekitar Rp 1000,-/kg dengan kadar air sampai 50% berat. Menjadi tepung singkong dengan kadar air 10%, berharga Rp 6000/kg. Dijual sekitar Rp 42.000/kg saat dijadikan kantong. Perlu diingat bahwa bioplastik ini juga mengandung komponen natural lainnya. Komponen utamanya sekitar 60%, adalah tepung singkong.

  Namun perlu diketahui bahwa harga kantong plastik HDPE saat ini, jauh di bawah harga kantong Bioplastik sekitar 2-2.5 kali lebih rendah. Bagi pemakai kantong plastik ini nilai brandnya yang akan naik, akibat citra yang dibentuk karena perhatiannya pada pelestarian lingkungan.

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik Ke-5

  ISSN : 2477-3298 Yogyakarta, 26 Oktober 2016

  

Tantangan Pengembangan Teknologi Produk Plastik Indonesia

  oleh Mochamad Chalid

  

1. Pencampuran karet pada aspal telah dilakukan di Baristand Palembang, namun pencampuran tidak

sempurna terjadi pada suhu 160°C. Apakah memungkinkan jika aspal dicampur dengan karet dan juga dengan plastik? Jawab Penambahan plastik dapat memberikan efek positif dan negatif. Penambahan plastik dapat menyebabkan viskositas menurun sehingga akan licin, oleh karena itu perlu ditambahkan plastisizer. Dari sisi hidrofobisitas, aspal, karet, dan plastik memungkinkan, namun perlu dilakukan penelitian mendalam.

2. Sebaiknya hasil penelitian Bapak Chalid disampaikan kepada Bapak Menteri agar industri di Indonesia semakin maju.

  Jawab Perlu adanya diversifikasi produk plastik dan membuat skala prioritas industri.

  

Rasio Swel dan Ketahanan Kimia dari Blend Epoksi/ Poli (Amino Amida)/Vtk Karet Silikon

  oleh Hosta Ardhyananta

  Akan sangat bagus jika dilakukan kerjasama penelitian antara ITS dengan Pelindo pada dock fender 1. untuk meningkatkan kualitas dock fender dalam negeri.

  Jawab

  ITS sangat terbuka untuk menjalin kerjasama dengan industri dalam bidang polimer. Industri polimer lokal sebenarnya sudah ada, tetapi spesifikasinya belum memenuhi persyaratan industry pengguna. Untuk meningkatkan kualitas ini industri lokal masih mengalami kendala seperti investasi alat dan bahan baku.

  

Harapan untuk seluruh Peneliti, khususnya Narasumber

Saat ini beberapa perusahaan otomotif besar seperti Toyota, Daihatsu menjadikan Indonesia sebagai 1.

  pilot project. Saat ini sudah 80% perakitan dilakukan di Indonesia, dan meningkat tiap tahunnya, yaitu sebanyak 2 juta mobil pada 2014 dan sebanyak 4 juta mobil pada 2016. Sedangkan kebutuhan bahan baku plastik adalah sebanyak 200 ton dan sebagian besar diimpor dengan biaya yang cukup mahal. Harapan industri adalah agar Indonesia dapat memproduksi bahan baku plastik sendiri.

  Jawab

  Pemerintah dan peneliti harus bersinergi

  

ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik Ke-5

Yogyakarta, 26 Oktober 2016

  SESI 1

Penyamakan Kulit Kambing untuk Memperoleh Kulit Tersamak

Berkekuatan Tarik Tinggi Melalui Penyamakan Kombinasi

  oleh Anwar Kasim

  1. Apakah penelitian yang dilakukan dapat diterapkan dan ada keuntungan bagi industri jika menerapkannya? Jawab Penelitian Gambir telah digunakan di Sumatera Barat untuk menyamak kulit, telah menjadi kerjasama antara peneliti dan Pemda.

  2. Mohon info kuat tarik jika digunakan untuk sarung tangan golf berdasarkan penelitin yang telah dilakukan? Jawab Belum diuji untuk sarung tangan, hanya menyampaikan apa yang telah dilakukan pada penelitian.

  3. Kulit dengan kuat tarik yang tinggi biasanya kemulurannya rendah dan cenderung mentah. Biasanya suhu kerut untuk kulit yang sudah matang adalah 75-80°C.

  Jawab Hanya menyampaikan hasil penelitian

  

Penggunaan Gelatin untuk Pengolahan Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit

  oleh Dona Rahmawati

  1. Apakah penelitian yang dilakukan dapat diterapkan dan ada keuntungan bagi industri jika menerapkannya? Jawab Bahan baku trimming adalah kulit pikel, dimana biasanya kulit pikel dianggap sebagai limbah dan dibuang oleh perusahaan, sehingga ada nilai ekonomis dalam penelitian ini.

  

Penyamakan Kulit Ikan Nila (Oerochromis niloticus) Menggunakan

Ekstrak Kulit Kayu Tingi (Ceriops tagal) Sebagai Bahan Penyamak Ulang

  oleh Rihastiwi Setya Murti

  1. Apakah penelitian yang dilakukan dapat diterapkan dan ada keuntungan bagi industri jika menerapkannya? Jawab Tingi yang digunakan hanya mengambil dari kulit kayu saja, dan penelitian sudah diterapkan untuk kerajinan.

  2. Penggunaan kayu tinggi terbaik didapat pada konsentrasi 15%, mungkin jika variabel diperluas dapat diketahui dengan lebih pasti.

  Jawab Belum tentu dapat lebih optimal jika konsentrasi dinaikkan, karena kolagen dalam kulit jumlahnya teratas, sehingga ada titik jenuh, namun selanjutnya akan dicoba.

  2. Terdapat pembacaan suhu 106°C, apakah itu menunjukkan suhu air atau gliserin? Jawab Pembacaan air dalam gliserin.

  

Processability Characteristic of Natural Rubber Hybrid Composites: Carbon Black-Silica Filler System

  Jawab Belum ada alat yang serupa, sehingga hanya dibandingkan dengan metode lama.

  

dibandingkan dengan alat terkalibrasi lainnya, atau sudah diverifikasi?

  1. Apakah sudah

  oleh Syaiful Harjanto

  oleh Dwi Wahini Nurhajati

  

Analisa Toe Cap Plastik Hasil Proses Cetak Injeksi

  oleh Ike Setyorini

  2. Berapa panjang serat yang digunakan? Jawab Serat yang digunakan sudah sampai microfibrile

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik Ke-5

  1. Apakah dilakukan evaluasi terhadap serat gebang? Jawab Sudah, selanjutnya akan dimasukkan di pembahasan.

  oleh Muhammad Sholeh

  

Penggunaan Serat Gebang Sebagai Bahan Pengisi Sekunder pada

Komposit Karet Kloroprena/Karet Alam (CR/NR) Berpenguat Carbon Black

  Jawab Tidak dilakukan perbandingan dengan CB yang memiliki ukuran sama. Indikator yang digunakan hanya pengukuran daya serap.

  2. Apakah dalam penelitian dilakukan perbandingan dengan arang CB yang memiliki ukuran sama? Karena jika ukuran partikelnya sama, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengurangi impor CB.

  oleh Popy Marlina 1. Sebaiknya dalam kesimpulan dipilih salah satu yang terbaik. Jawab Keduanya telah memenuhi persyaratan SNI.

  

Karakteristik Vulkanisat Lis Kaca Kendaraan Bermotor Setelah Pengusangan

  ISSN : 2477-3298 Yogyakarta, 26 Oktober 2016 SESI 2

  • SESI 3
  • Rekayasa Alat Uji Suhu Kerut Kulit Tersamak Sistem Digital

  

ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik Ke-5

Yogyakarta, 26 Oktober 2016

  POSTER

Aplikasi Kulit Kayu Mangrove (Rhizopora sp.) Sebagai Alternatif Pewarna Alami

Pada Kulit Samak Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

  oleh Viki Gilang Ramadhan, Putut Har Riyadi, Ima Wijayanti

  

1. Kulit kayu Mangrove sudah biasa dipakai untuk pewarna alam pada kain batik. Apakah teknik batik bisa

diterapkan pada kulit samak ikan nila yang diwarnai dengan ekstrak kulit kayu mangrove? Jawab Proses pengambilan zat warna mangrove pada kulit samak ada berbagai macam mulai dari perebusan kayu dan ekstraksi warna menggunakan metode soxletasi/destilasi yang memiliki fungsi masing-masing. Teknik pengambilan warna pada kulit kayu mangrove kedalam kulit samak dapat diaplikasikan kedalam kain batik, tapi pada kain batik setelah dilakukan pewarnanaan dilakukan proses tambahan yaitu mordanting untuk mengikat warna dengan kainnya. Bahan mordanting pada pewarna alami seperti tawas, tunjung, kapur tohor yang memiliki pengaruh warna setelah mangrove diaplikasikan. Pada pewarna mangrove yang diaplikasikan ke samak cukup dilakukan pencelupan warna setalah itu dilakukan proses finishing.

  

Finishing Kulit dengan Metode Batik pada Kulit Samak Kombinasi Krom-Alum dan

Samak Nabati Ditinjau dari Sifat Fisis dan Jaringan Kulit

  oleh Sri Sutyasmi

  1. Penerapan teknik batik pada kulit samak menghasilkan motif hias yang kurang halus (kecil-kecil/lembut), sebagai pembanding dihasilkan motif batik halus pada media kayu. Apakah bisa dihasilkan batik yang halus motifnya pada media kulit? Jawab Pada kulit bisa dibuat motif yang lebih halus seperti pada kayu sebab pembatikan pada media kulit juga seperti pada media yang lain (kayu), cuma kalau pada kulit pelorodan lilin batik tidak dicelup air panas, tetapi pada pembatikannya dengan motif halus ataupun kasar tergantung yang membatik.

  

Kajian Fitoremediasi Kromium dalam Limbah Penyamakan Kulit

  oleh Muhammad Sholeh, Gresy Griyanitasari

  • Pengaruh Kombinasi Bahan Penyamak Nabati dan Minyak terhadap Mutu Fisik Kulit Jaket

  oleh Heru Budi Susanto dan Rihastiwi Setiya Murti

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik Ke-5

  ISSN : 2477-3298 Yogyakarta, 26 Oktober 2016

  

Pengaruh Silika dari Abu Sekam Padi Sebagai Bahan Susbtitusi Asbes

Untuk Pembuatan Kampas Rem Menggunakan Bahan Karet Alam

  oleh Hari Adi Prasetya

  • Pemanfaatan Karet Limbah Industri Crumb Rubber Sebagai Substitusi Karet SIR

    pada Pembuatan Suku Cadang Sepeda Motor

  oleh Dewantara Daud, Suharman

  • Kajian Kelayakan Pengembangan Industri Inovatif Skala Kecil Menengah Untuk Produk Karet Otomotif

  oleh Tri Susanto

  • Kajian Standar Sabuk-V Karet untuk Motor Matik

  oleh Hesty Eka Mayasari, Indiah Ratna Dewi

  • Kajian Spesifikasi Teknis dan Metode Uji Bantalan Karet (Elastomer) untuk Perletakan Jembatan

  oleh Ike Setyorini, Emy Sulistyo Astuti

  • Pengolahan Limbah Cair Industri Lateks Pekat dengan Berbagai Adsorben Lokal

  oleh Ike Setyorini, Nursamsi Sarengat, Prayitno, Sugihartono

  • Pemanfaatan Minyak Kernel Kelapa Sawit sebagai Bahan Pelunak

    dalam Pembuatan Kompon Karet untuk Ban Dalam Sepeda

  oleh Bambang Sugiyono, Rahmaniar, Nuyah

  

ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik Ke-5

Yogyakarta, 26 Oktober 2016

  

Pengaruh Waktu terhadap Kestabilan Intensitas Berkas Cahaya pada Lateks

  oleh Januar Arif Fatkhurrahman, Ikha Rasti Julia Sari

  Bagaimana untuk sistem validasi metode ini? 1. Jawab Metode ini diverifikasi dengan metode standar ISO 126 tentang Penentuan Kadar Karet Kering dalam Lateks

  2. Rentang K3 dari berapa sampai berapa? Jawab Rentang K3 yang diuji dibatasi oleh rentang K3 yang ada di pabrik, dari 15%-30%

  3. Bagaimana proses pendeteksian yang dilakukan? Jawab Deteksi yang dilakukan dengan menembakkan laser pada kontainer lateks, dan tiap sampel diuji sebagai berkas cahaya.

  4. Bagaimana mengantisipasi gangguan cahaya luar? Jawab Untuk mengantisipasi gangguan cahaya luar, peralatan ditempatkan dalam box hitam tertutup yang kedap cahaya.