View of ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL

JURNAL KAJIAN BISNIS

  VOL. 22, NO. 1, 2014, 38 - 46

  

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN

ASLI DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL

Papang Permadi Prasetyo

  Prodi Akuntansi STIE Widya Wiwaha, email: papang15@stieww.ac.id

  

Ariyadi Rimawan

  Alumnus Prodi Akuntansi STIE Widya Wiwaha Yogyakarta

  

Abstract

Local tax is one of the main source of funding for supporting local government and

development. The percentage of tax realization growth in BPS (Statistic Department)

which is managed by the local government of Gunung Kidul District shows fluctuating

data and sometimes going up and down. Local tax is a source of local income which

contributes much to the original income of the local government. The aim of this research

is to analyze the growth rate of local tax and to measure the contribution of local tax on

PAD (Original Local Income) as long as 6 years, which is from 2006 to 2012. The data

analysis method used in this research is quantitative descriptive analysis. The result of

this research shows that the local tax growth and its contribution on PAD in Gunung Kidul

District is in moderate level and can be improved.

  Keyword : Tax, growth, contribution, and PAD (Original Local Income).

  PENDAHULUAN

  Pajak daerah merupakan salah satu sumber Setiap tahun, banyak sekali orang-orang dari yang penting untuk membiayai penyelenggaraan berbagai kota maupun dari luarnegeri yang datang pemerintahan dan pembangunan daerah. Pajak ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikan, Daerah bukanlah jenis pajak baru tetapi sudah kunjungan wisata, maupun untuk bekerja. lama ada di Indonesia. Daerah Istimewa

  Kabupaten Gunungkidul m erupakan Yogyakarta (DIY) merupakan daerah yang cukup kabupaten yang memiliki daerah terluas potensial dalam menghasilkan pajak. Sektor dibandingkan kabupaten lainnya di DIY. Dengan usaha yang menonjol di DIY terkait dengan luasnya daerah Kabupaten Gunungkidul, pem asukan pajak adalah perdagangan, seharusnya banyak sekali potensi-potensi pajak penunjang pariwisata, industri makanan dan yang ada di Kabupaten Gunungkidul yang bisa minuman serta jasa. Pembangunan daerah perlu digali secara optimal. didorong agar berjalan seiring dengan

  Menurut data BPS persentase pertumbuhan pembangunan nasional yang bertujuan mencapai realisasi pajak daerah yang dikelola oleh masyarakat adil dan makmur. DIY merupakan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul daerah yang terkenal sebagai kota pelajar, kota terlihat fluktuatif dan terkadang terlihat naik turun. wisata, kota budaya, kota gudeg dan lain-lain.

  JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014

  JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014 PAPANG PERMADI PRASETYO & ARIYADI RIMAWAN

  budgetair (sumber keuangan negara) dan fungsi

  Mardiasmo (2011) menjelaskan secara umum pajak yang diberlakukan di Indonesia dapat dibedakan dengan klarifikasi sebagai berikut: (1) Menurut golongannya yaitu pajak langsung dan tidak langsung, (2) Menurut sifatnya yaitu pajak subyektif dan pajak obyektif, dan (3) Menurut lembaga pemungutnya yaitu pajak pusat dan pajak daerah.

  c. Asas kebangsaan atau asas nasionalitas atau disebut juga asas kewarganegaraan (nationality/citizenship principle) yaitu memungut pajak dari status kewarga- negaraan dari orang atau badan yang memperoleh penghasilan.

  b. Asas sumber, yaitu memungut pajak dari orang pribadi atau badan hanya apabila penghasilan yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima oleh orang pribadi atau badan yang bersangkutan dari sumber- sumber yang berada di negara itu.

  a. Asas dom isili atau disebut juga asas kependudukan (domicile/residence principle), berdasarkan asas ini memungut pajak dari orang pribadi yang tersebut merupakan penduduk (resident) atau berdomisili di negara itu atau apabila badan yang bersangkutan berkedudukan di negara itu.

  Asas utama yang paling sering digunakan oleh negara sebagai landasan untuk mengenakan pajak adalah:

  regulerrend (mengatur) artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, dan mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan (Resmi, 2004 : 2).

  Terdapat 2 (dua) fungsi pajak, yaitu fungsi

  Sempat menanjak di tahun 2007 dengan 51%, tapi pada tahun 2008 menurun drastis 7,5%. Terlihat bahwa persentase realisasi penerimaan pajak daerah mengalami naik turun pertumbuhan dari tahun ke tahun bahkan mencapai penurunan 10% di tahun anggaran 2010. Namun mulai membaik di dua tahun berikutnya yaitu 2011 dan 2012 sama-sama mencapai 32%.

  Menurut Sudarsono (1994) pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya yang menurut peraturan dengan tidak dapat mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk penggunaannya dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran um um yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

  TINJAUAN TEORITIS Pajak

  2. Untuk mengukur kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD

  1. Untuk menganalisis laju pertumbuhan Pajak Daerah selama 6 tahun, yaitu tahun 2006- 2012

  2. Berapa besar kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD? Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah :

  1. Bagaimana laju pertumbuhan Pajak Daerah di Kabupaten Gunung Kidul selama 6 tahun?

  Gunungkidul memiliki wilayah yang cukup banyak berpotensi sebagai potensi pajaknya tetapi hal itu kurang dapat dimaksimalkan. Pajak daerah di daerah gunung kidul merupakan sumber pendapatan yang memberikan kontribusi yang relatif besar dalam Pendapatan Asli Daerah. Rumusan dalam penelitian ini adalah :

  Menurut Mardiasmo (2008:12) subjek pajak dan wajib pajak daerah, yaitu: a. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan Pajak Daerah b. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang m enurut peraturan perundang- undangan perpajakan daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak yang terutang, termasuk pemungut atau pemotong pajak tertentu.

  JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014 ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL Otonomi Daerah dan Penerimaan Daerah

  Sutedi (2009) menjelaskan bahwa otonomi daerah secara istilah merupakan wewenang atau kekuasaan pada suatu wilayah atau daerah yang mengatur dan mengelola untuk kepentingan wilayah atau daerah masyarakat itu sendiri. Sekalipun otonomi daerah diberlakukan, pemerintahan pusat tetap memberikan dana kepada setiap daerah untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan melalui perimbangan keuangan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah.

  Otonomi daerah memerlukan dana yang tidak sedikit, sehingga dana yang diberikan pemerintah pusat akan dikelola, dan digabungkan dengan dana pungutan dari daerah yang disebut Penerimaan daerah.

  Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pendapatan daerah yang dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur bagi kinerja perekonomian suatu daerah. Berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang pemerintah Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pem erintah Pusat dan Daerah, Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah dan dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan Asli Daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perim bangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yang termasuk Pendapatan Asli Daerah yaitu (a) Pajak Daerah, (b) Retribusi Daerah, (c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, (d) Lain-lain PAD yang Sah.

  Pajak Daerah

  Pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 28 tahun 2009, Pajak daerah terbagi menjadi dua, yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten atau kota. Pajak daerah m erupakan sum ber pendapatan yang memberikan kontribusi yang relatif besar dalam Pendapatan Asli Daerah.

  Metode Penelitian

  Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Menurut Nawawi (1985) metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/ m elukiskan obyek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

  Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder.

  Data yang berupa Laju Pertumbuhan Ekonomi, Anggaran dan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Anggaran dan realisasi pajak daerah Kabupaten Gunung Kidul tahun 2006-2012. Data- data yang diperlukan tersebut diperoleh peneliti dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gunung Kidul dan Badan Pusat Statistik (BPS).

  Metode Pengolahan Dan Analisis Data

  Dari data yang diperoleh, maka dilakukan analisa data agar dapat di interpretasikan. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif kuantitatif. Analisa deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjelaskan maupun menyajikan data yang diperoleh dari instansi dengan memberikan gambaran umum menurut apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ada pada saat melakukan penelitian.

  Analisis Laju pertumbuhan

  Analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar laju pertumbuhan pajak daerah selama 6 tahun dalam persentase, dapat dihitung dari realisasi jumlah pajak daerah pada tahun

  JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014 PAPANG PERMADI PRASETYO & ARIYADI RIMAWAN

  tertentu dibandingkan dengan realisasi jumlah pajak daerah pada tahun sebelumnya. Rumus menurut (Nugroho Budi Yuwono, 1993, hal. 223):

  Analisis Laju pertumbuhan Pajak Daerah: Y t - Y t-1

  Y = —————— X 100% Y t-1

  Y = Pertumbuhan Pajak Daerah pertahun Y t = Realisasi penerimaan Pajak Daerah yang sah pada tahun tertentu Y t-1 = Realisasi penerimaan Pajak Daerah yang sah pada tahun sebelumnya

  Analisis Kontribusi

  Analisis kontribusi adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Gunung Kidul. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan realisasi pajak daerah dengan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Gunung Kidul. Adapun rumus yang dapat digunakan yaitu:

  Realisasi Pajak Daerah Analisis Kontribusi = ------------------------------- X 100%

  Realisasi PAD

  Perkembangan Nilai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul.

  Kondisi perekonom ian daerah dapat digambarkan dengan nilai pertambahan barang dan jasa di suatu daerah yang ditunjukkan dari perhitungan PDRB. Adapun perkembangan Pertumbuhan Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunung Kidul dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2.

  Tabel 1 Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gunung Kidul Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006 – 2012 No. Tahun Nilai (Jutaan Rp.) Pertumbuhan (%) 1 2006 2.830.582 3,82 2 2007 2.941.288 3,91 3 2008 3.070.298 4,38 4 2009 3.199.315 4,20 5 2010 3.330.079 4,12 6 2011 3.474.288 4,33 7 2012 3.642.562 4,84 Sumber Data : BPS Kota Yogyakarta 2014

  Tabel 2 Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gunung Kidul Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006 – 2012 No. Tahun Nilai PDRB (Jutaan Rp.) Nilai PDRB Perkapita (Rp.) 1 2006 4.390.868 6.245.138 2 2007 4.872.123 7.110.408 3 2008 5.502.208 5.502.208 4 2009 5.987.782 8.701.236 5 2010 6.624.572 9.808.630 6 2011 7.250.682 10.694.252 7 2012 7.962.605 10.628.655 Sumber Data : BPS Kota Yogyakarta 2014

  Dilihat dari tabel di atas, pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 menunjukkan adanya pertum buhan yang m enggem birakan. Pertumbuhan ekonomi tahun 2006 sebesar 3,82%, berturut-turut naik menjadi 3,91% pada tahun 2007 dan pertumbuhan ekonomi dalam tahun 2008 sebesar 4,38%. Namun pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 menurun dan hanya m encapai sebesar 4,20% lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 juga mengalami penurunan dari tahun 2009 yaitu mencapai 4,12%. Di tahun 2011 dan 2012 pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan sebesar 4,33% dan paling menanjak di tahun 2012 yaitu sebesar 4,84% yang berarti lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi pada tahun- tahun sebelumnya Sektor yang mengalami laju pertumbuhan tertinggi adalah sektor pertanian, kemudian disusul oleh sektor jasa Sektor lain yang cukup pesat pertumbuhannya adalah sektor

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL

  perdagangan, hotel dan restoran. Sekalipun Dalam kurun waktu 7 tahun Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul menerapkan kebijakan terdapat penurunan PDRB Perkapita di tahun surplus 6 kali dan kebijakan defisit 1 kali, 2008 Kabupaten Gunung Kidul dapat menaikkan sehingga secara umum penetapan kebijakan PDRB Perkapita di tahun 2009 secara signifikan. anggaran cukup berimbang. Berdasarkan PP No.

  58 Tahun 2005, surplus/defisit APBD dihitung

  Realisasi APBD & PADK Kabupaten

  dengan menggunakan formula :

  Gunung Kidul

  Realisasi APBD Kabupaten Gunung Kidul

  Surplus/Defisit = Pendapatan – Belanja Tahun 2006-2012 disajikan pada tabel 3.

  Dari data di atas dapat diketahui bahwa Sedangkan realisasi Pendapatan Asli Daerah

  Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul tidak Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2006-2012 pernah melanggar ketentuan batas maksimal disajiskana pada tabel 4. defisit, sesuai dengan Peraturan Menteri

  

Tabel 3

Realisasi APBD Kabupaten Gunung Kidul

Tahun 2006-2012

  % S/D TAHUN Pendapatan Daerah Belanja Daerah Surplus/Defisit dari PD

  2006 578.611.171.307,33 503.624.606.065,3 74.986.565.242,03 12,9 2007 727.707.330.673.50 575683751392,34 152.023.579.281,16 20,8 2008 688.258.856.594,74 717.302.227.232,29 (29.043.370.637,55) (4,2) 2009 711.953.527.994,11 694.325.519.861,52 17.628.008.132,48 2,4 2010 798.228.365.175,92 765.190.186.921,71 33.038.178.254,21 4,1 2011 965.826.232.915,18 938.850.017.617,72 26.976.215.297,46 2,7 2012 1.076.501.995.407,09 1.073.158.313.435,78 3.343.681.971,31 3,1

  Sumber : Data BPS Kota Yogyakarta 2014

Tabel 4

Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gunung Kidul

  

Tahun 2006-2012

Jumlah Total Hasil Perusda/

  

Tahun Pajak Daerah Retribusi Daerah Lain-lain PADYS Pendapatan Asli

HPKDYD Daerah

  1

  2

  3

  4 5 6 = 2+3+4+5 2006 3.389.990.508 18.327.422.191 1.608.249.564,82 6.475.373.984,85 29.801.036.248,67 2007 5.105.382.324 15.093.480.315 2.401.288.012,56 6.278.205.894,59 28.878.356.546,15 2008 5.489.806.439 17.270.848.448 2.709.220.759,13 7.437.739.049,84 32.907.614.695,97 2009 6.875.766.083 21.690.642.795,5 5.200.730.811,18 4.688.266.482,43 38.455.406.172,11 2010 6.176.567.554 25.071.279.924,5 4.731.632.593,33 6.542.041.140,09 42.521.521.211,92 2011 8.129.852.163 11.384.304.859 4.259.232.514,51 30.689.029.235,67 54.462.418.771,18 2012 10.728.490.356 19.667.336.377 5.329.404.405,12 31.325.550.754,97 67.050.781.893,09

  Sumber : Data BPS kota Yogyakarta 2014 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014

  JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014

  Keuangan No. 72 Tahun 2006 pasal 4. yaitu sebesar 5% dari total pendapatan. Sehingga pemerintah daerah akan memenuhi kriteria apabila APBDnya surplus atau apabila defisit tidak melebihi 5% dari total pendapatan. Sehingga kategori melanggar peraturan apabila pemerintah daerah mengalami defisit melebihi 5% dari total pendapatan.

  Analisis Laju pertumbuhan Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah

  Laju pertumbuhan Pajak Daerah Kabupaten Gunung Kidul Tahun anggaran 2006-2012 disajikan pada tabel 5.

  Dari rumus Analisis Laju pertumbuhan Pajak Daerah yang digunakan maka memperoleh hasil kolom bagian paling kanan pada tabel. Dari Tabel diatas diketahui bahwa rata-rata laju pertumbuhan realisasi penerimaan pajak daerah mencapai 23% dan kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap total PAD yang relatif stabil 15,61% dari tahun ke tahun. Namun jika dicermati lebih lanjut, maka persentase pertumbuhan realisasi pajak daerah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul terlihat fluktuatif dan terkadang terlihat naik turun.

  Fluktuasi pertumbuhan ini sangat terkait erat dengan kurang mampunya pemerintah daerah memprediksi anggaran akan terjadi defisit, sehingga kurang mampu menggunakan sumber- sumber pembiayaan untuk menutup defisit tersebut sesuai dengan Perda dalam APBD dan bemberlakuan dua jenis peraturan perundang- undangan yang mengatur keuangan daerah, yaitu Kepmendagri 29 Tahun 2002 dan Permendagri

  13 Tahun 2006, yang secara langsung mempengaruhi jenis pajak daerah yang dapat ditarik oleh suatu pemerintah daerah. Selain itu, faktor krisis ekonomi serta potensi yang fluktuatif juga menyebabkan hal ini terjadi di Kabupaten Gunung Kidul.

  Ana lisis Kontribusi Pa jak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah

  Diberlakukan UU No. 34/2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. pemerintah daerah diberi ruang yang lebih luas, untuk lebih leluasa dalam menarik pajak daerah dan retribusi daerah di wilayah yurisdiksinya, dengan mengeluarkan peraturan-peraturan daerah, sepanjang tidak. Kontribusi pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Gunung Kidul dihitung dengan membandingkan jumlah penerimaan pajak daerah dengan jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hasil perhitungan tersebut telah ditulis dikolom paling kanan pada tabel 6.

  Tabel 5 Laju pertumbuhan Pajak Daerah Kabupaten Gunung Kidul Tahun anggaran 2006-2012 (dalam rupiah) Sumber : Data diolah

  

Tahun Pajak Daerah PAD Laju pertumbuhan

2006 3.389.990.508 29.801.036.248,67 - 2007 5.105.382.324 28.878.356.546,15 51 % 2008 5.489.806.439 32.907.614.695,97 7,5 % 2009 6.875.766.083 38.455.406.172,11 25 % 2010 6.176.567.554 42.521.521.211,92 (10) % 2011 8.129.852.163 54.462.418.771,18 32 % 2012 10.728.490.356 67.050.781.893,09 32 % Rata-rata

  23 % PAPANG PERMADI PRASETYO & ARIYADI RIMAWAN

  ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL Tabel 6 Kontribusi Pajak Daerah Kabupaten Gunung Kidul Tahun anggaran 2006-2012 Tahun Kontribusi pajak terhadap

  

PAD

Pajak Daerah PAD

  2006 3.389.990.508 29.801.036.248,67 11,3 % 2007 5.105.382.324 28.878.356.546,15 17,6 % 2008 5.489.806.439 32.907.614.695,97 16,6 % 2009 6.875.766.083 38.455.406.172,11 17,8 % 2010 6.176.567.554 42.521.521.211,92 14,5 % 2011 8.129.852.163 54.462.418.771,18 14,9 % 2012 10.728.490.356 67.050.781.893,09 16,6 %

  Rata-rata 15,61% Terlihat dari tabel di atas bahwa persentase Kabupaten Gunung Kidul masih dalam kondisi kontribusi pajak daerah mengalami naik turun m oderat dan m asih bisa diupayakan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Hal ini dirasa peningkatannya. Identifikasi kendala dalam cukup memuaskan namun seharusnya bisa lebih meningkatkan PAD secara umum diantaranya : ditingkatkan lebih lagi dari sisi kontribusinya,

  a. Belum tergalinya potensi sumber-sumber mengingat potensi sumber daya alam Kabupaten pendapatan daerah Gunung Kidul.

  b. Potensi riil pendapatan daerah belum dapat Selama kurun waktu tahun anggaran 2006- dioptimalkan sebagai sumber pendapatan

  2012, Pemda Kabupaten Gunung Kidul telah daerah memberlakukan beragam jenis pajak daerah,

  c. Terbatasnya sarana dan prasarana mobilitas sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada operasional setiap awal tahun anggaran, pemerintah daerah Adapun solusi dalam penyelesaian atas beserta DPRD dalam menyusun anggaran permasalahan dimaksud, diantaranya adalah : pendapatan dan belanja daerah menetapkan tar- a. Pengembangan usaha daerah melalui get masing-masing komponen penerimaan pajak peningkatan kemampuan sumber daya daerah dan retribusi daerah. Secara umum, manusia, dengan menambah permodalan realisasi pajak daerah yang diterima oleh maupun mengupayakan informasi melalui

  Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul berbagai sumber pendanaan dari pemerintah cukup memuaskan. Namun Kontribusi pajak dalam PAD di KAbupaten Gunung Kidul masih b. Ektensif ikasi dan intensif ikasi dan dibilang sedikit. Karena belum mencapai 25 % div ersifikasi terhadap sumber-sumber dari PAD kabupaten Gunung Kidul pendapatan

  c. Meneliti dan mengkaji potensi, eksplorasi

  

SIMPULAN DAN REKOMENDASI potensi serta penerapan m anajemen

  pengelolaan pendapatan yang efektif

  Simpulan

  d. Melakukan perbaikan m ekanism e Analisis pertumbuhan pajak daerah dan pemungutan pendapatan daerah dalam

  Kontribusi pajak daerah menunjukkan bahwa rangka peningkatan dan percepatan pertumbuhan dan kontribusi pajak dalam PAD di penerimaan pendapatan daerah

  JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014

DAFTAR PUSTAKA

  Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada Univer-

  Daerah Terjemahan Amanulah, Jakarta : UI Press.

  Devas, K.J. (1989), Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, Jakarta. UI Press.

  Eno Suhendi (2008), “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Yogyakarta tahun 1991-2005”, Skripsi Fakultas Ekonomi : Universitas Islam Indonesia. http://www.gunungkidulkab.go.id Mardiasmo (2002), Otonomi dan Manajemen

  Keuangan Daerah, edisi Pertama,

  Yogyakarta: BPFE UGM Mardiasmo (2011), Perpajakan, Edisi Revisi,

  Andi: Yogyakarta Nawawi Hadari,(1985), Metode Penelitian Bidang

  sity Press Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1950 tentang

  Daerah: Praktek-praktek Internasional dan Relevansinya Bagi Dunia Ketiga,

  Penghapusan Kantor Urusan Pegawai Yogyakarta Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul.

  (2010). Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2009, Gunungkidul.

  Saragih, Juli Panglima (2003), Desentralisasi

  Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi, Jakarta : Ghalia Indonesia.

  Republik Indonesia (1997), Undang—Undang Nomor 18 Tahun 1997, “Tentang Pajak dan Retribusi Daerah”, Departemen Dalam Negeri , Jakarta.

  PAPANG PERMADI PRASETYO & ARIYADI RIMAWAN

  Jakarta:UI-Press. Davey, Nick (1989), Pembiayaan Pemerintah

  JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014

  e. Peninjauan terhadap berbagai peraturan daerah tentang Pendapatan Daerah yang disesuaikan dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat

  5. Pembangunan infrastruktur pendukung investasi.

  Rekomendasi

  Rekomendasi penelitian adalah sebagai berikut :

  1. Peningkatan kegiatan ekonomi daerah berbasis potensi lokal dan pengembangan jaringan distribusinya.

  2. Pendayagunaan potensi SDM dan SDA dalam rangka peningkatan PAD.

  3. Pendayagunaan SDA dan SDM untuk memasarkan daerah.

  4. Peningkatan profesionalisme layanan publik.

  ________,Undang—Undang Nomor 18 Tahun 1997, tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Acmad Tjahjono dan Muhammad Fachri Husein,

  Ekonomi dan Perusahaan Aplikasi dan Terapan, Cetakan I, Yogyakarta: Andi Off-

  (2005), Perpajakan, Jakarta : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Agus Rahmanto (2007), Efektifitas Pajak Hotel

  dan Kontribusinya terhadap Pajak Daerah di Kabupaten Semarang tahun 2000-2004,

  Ekonomi : Universitas Negeri Semarang. Arif, Bachtiar dan Muchlis, Iskandar, (2002),

  Akuntansi Pemerintahan, Jakarta: Salemba Empat.

  Azhari, A. Samudra (2005), Perpajakan di Indo-

  nesia, Keuangan, Pajak dan Retribusi, Jakarta : Hecca Publishing.

  Budiyuwono Nugroho (1993), Pengantar Statistik

  set. Davey, K.J.(1988), Pembiayaan Pemerintah

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL

  Resmi, Siti, (2008) Perpajakan Indonesia Teori UU Drt No. 11/1957 tentang Peraturan Umum

  dan Kasus Edisi keempat, Jakarta : Pajak Daerah dan UU Drt No. 12/1957

  Salemba Empat. tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah Siahaan Marihot (2005), Pajak dan Retribusi UU No. 34/2000 tentang Perubahan atas

  Daerah, Jakarta: PT. Raja Graf indo Undang-undang Republik Indonesia Nomor Persada.

  18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Soemitro, Rochmat (1990), Azas dan Dasar

  Perpajakan, Bandung: Eresco. Utomo, S.Dwiarso, Yulita Setiawanta dan Agung

  Yulianto (2011), Perpajakan: Sudarsono, Hardjosoekanto (1994), Beberapa

  Perpektif Pelayanan Prima, Bisnis dan Aplikasi dan Terapan, Cetakan I, Birokrasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Yogyakarta:Andi Offset.

  Persada.

  Wirawan Ilyas dan Waluyo (2003). Perpajakan Sumitro, Djojohadikusumo (1987), Dasar Teori Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

  Ekonomi Pertumbuhan dan Pembangunan, Jakarta: LP3ES.

  Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

  JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014