Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 Tentang : Keselamatan Kerja Pada Pemurnian Dan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi

Pe n g ola h a n M in y a k D a n Ga s Bu m i

Oleh :

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A

25 MEI 1979 ( JAKARTA)

Sum ber :

LN 1979/ 18; TLN NO. 3135

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik I ndonesia,

Menim bang:

bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang- undang Nom or 44 Prp. Tahun 1960 t ent ang Pert am bangan Minyak dan Gas Bum i ( Lem baran Negara Tahun 1960 Nom or 133, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2070) , dianggap perlu m engat ur lebih lanj ut keselam at an kerj a pada pem urnian dan pengolahan m inyak dan gas bum i dengan suat u Perat uran Pem erint ah;

Mengingat :

1. Pasal 5 ay at ( 2) Undang- Undang Dasar 1945;

2. Undang- undang Nom or 44 Prp. Tahun 1960 t ent ang Pert am bangan Minyak dan Gas Bum i ( Lem baran Negara Tahun 1960 Nom or 133, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2070) ;

3. Undang- undang Nom or 1 Tahun 1970 t ent ang Keselam at an Kerj a ( Lem baran Negara Tahun 1970 Nom or 1, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2918) ;

4. Undang- undang Nom or 8 Tahun 1971 t ent ang Perusahaan Pert am bangan Minyak dan Gas Bum i Negara ( Lem baran Negara Tahun 1971 Nom or 76, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2971) ;

MEMUTUSKAN :

Menet apk an :

PERATURAN PEMERI NTAH TENTANG KESELAMATAN KERJA PADA PEMURNI AN DAN PENGOLAHAN MI NYAK DAN GAS BUMI

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Di dalam Perat uran Pem erint ah ini yang dim aksud dengan :

a. Pem urnian dan Pengolahan adalah usaha m em proses m inyak dan gas bum i di darat an at au di daerah lepas pant ai dengan cara m em pergunakan proses fisika dan kim ia guna m em peroleh dan m em pert inggi m ut u hasil- hasil m inyak dan gas bum i yang dapat digunakan;

b. Tem pat pem urnian dan pengolahan adalah t em pat penyelengaraan pem urnian dan pengolahan m inyak dan gas bum i, t erm asuk di dalam nya peralat an, bangunan dan inst alasi yang secara langsung dan t idak langsung ( penunj ang) berhubungan dengan proses pem urnian dan pengolahan;

c. Perusahaan adalah perusahaan yang m elakukan usaha pem urnian dan pengolahan m inyak dan gas bum i; .

d. Pengusaha adalah pim pinan Perusahaan;

e. Kepala Teknik Pem urnian dan Pengolahan adalah Penanggungj awab dari suat u pem urnian dan pengolahan m inyak dan gas bum i yang selanj ut nya disebut Kepala Teknik;

f. Ment eri adalah Ment eri yang bert anggungj awab dalam bidang pert am bangan m inyak dan gas bum i;

g. Direkt ur Jenderal adalah Direkt ur Jenderal yang lapangan t ugasnya m eliput i urusan pert am bangan m inyak dan gas bum i;

h. Direkt ur adalah Direkt ur Direkt orat yang lapangan t ugasnya m eliput i urusan k eselam at an k erj a pert am bangan m iny ak dan gas bum i;

i.

Kepala I nspeksi adalah Kepala I nspeksi Tam bang Minyak dan Gas Bum i;

j. Pelaksana I nspeksi Tam bang adalah Pelaksana I nspeksi Tam bang Minyak dan Gas Bum i.

Pasal 2

( 1) Tat ausaha dan pengawasan k eselam at an k erj a at as pek erj aan- pekerj aan sert a pelaksanaan pem urnian dan pengolahan m inyak dan gas bum i berada dalam wewenang dan t anggungj awab Ment eri.

( 2) Ment eri m elim pahkan wewenangnya unt uk m engawasi pelaksanaan ket ent uan- ket ent uan dalam Perat uran Pem erint ah ini kepada Direkt ur Jenderal dengan hak subst it usi.

( 3) Pelak sanaan t ugas dan pek erj aan sebagaim ana dim ak sudk an pada ayat ( 2) dilakukan oleh Kepala I nspeksi dibant u oleh Pelaksana

I nspek si Tam bang.

( 4) Kepala I nspeksi m em im pin dan bert anggungj awab m engenai pengawasan dit aat inya ket ent uan- ket ent uan dalam Perat uran Pem erint ah ini dan m em punyai wewenang sebagai Pelaksana I nspeksi Tam bang.

( 5) Pelaksana I nspeksi Tam bang m elaksanakan pengawasan dit aat inya ket ent uan- ket ent uan Perat uran Pem erint ah ini.

Pasal 3

Pengusaha bert anggungj awab penuh at as dit aat inya ket ent uan- ket ent uan dalam Perat uran Pem erint ah ini dan kebiasaan yang baik dalam t eknik pem urnian dan pengolahan m inyak dan gas bum i.

( 2) Dalam hal Pengusaha m enj alankan sendiri pim pinan dan pengawasan di t em pat pem urnian dan pengolahan, ia m enj abat sebagai Kepala Teknik dan m endapat pengesahan dari Kepala I nspeksi.

( 3) Dalam hal Pengusaha t idak m enj alankan sendiri pim pinan dan pengawasan di t em pat pem urnian dan pengolahan, ia diwaj ibkan m enunj uk seorang sebagai Kepala Teknik yang m enj alankan pim pinan dan pengawasan pada pem urnian dan pengolahan, y ang harus disahkan t erlebih dahulu oleh Kepala I nspeksi sebelum yang bersangkut an m elakukan pekerj aannya.

( 4) Kepala Teknik t erm aksud pada ayat ( 2) dan ayat ( 3) harus m em enuhi syarat yang dit et apkan oleh Kepala I nspeksi.

( 5) Kepala Teknik waj ib m enunj uk seorang wakil yang disahkan oleh Kepala I nspeksi sebagai penggant inya, apabila ia berhalangan at au t idak ada di t em pat selam a m aksim um 3 ( t iga) bulan bert urut - t urut , kecuali apabila dit ent ukan lain oleh Kepala I nspeksi.

( 6) Serah t erim a t anggungj awab ant ara Kepala Teknik dan wakilnya t erm aksud pada ayat ( 5) harus dilakukan secara t ert ulis.

BAB I I BANGUNAN

Pasal 4

( 1) Selam bat - lam bat nya 2 ( dua) bulan sebelum m ulai m em bangun at au m engadak an perubahan dan at au perluasan t em pat pem urnian dan pengolahan, Pengusaha diwaj ibkan m enyam paikan secara t ert ulis kepada Kepala I nspeksi m engenai hal- hal :

a. lokasi geografis;

b. denah bangunan dan inst alasi- pem urnian dan pengolahan;

c. bahan baku, bahan penolong besert a hasil pem unian dan pengolahannya;

d. proses diagram ;

e. inst alasi pencegah kebakaran yang bersifat perm anen, baik dengan air m aupun bahan kim ia;

f. j um lah dan perincian t enaga k erj a dan at au t am bahannya;

g. hal- hal lain yang dianggap perlu oleh Kepala I nspeksi.

( 2) Apabila dalam pelaksanaannya t erdapat perubahan m engenai hal- hal yang t elah diaj ukan sesuai dengan ket ent uan t erm aksud pada ayat ( 1) , Pengusaha diwaj ibkan m enyam paikannya secara t ert ulis kepada Kepala I nspeksi.

( 3) Dalam m asa pem bangunan t em pat pem urnian dan pengolahan, pem buat an, pendirian, penyusunan dan pem asangan sem ua peralat an, bangunan dan inst alasi pem urnian dan pengolahan berada dibawah pengawasan Kepala I nspeksi.

Pasal 5

( 1) Sem ua bangunan dan inst alasi dalam t em pat pem urnian dan pengolahan harus m em enuhi syarat - syarat t eknis dan keselam at an kerj a yang sesuai dengan sifat - sifat khusus dari proses dan lokasi y ang bersangk ut an.

( 2) Perencanaan, pendirian dan pem eliharaan inst alasi pem urnian dan pengolahan harus dilaksanakan dengan baik unt uk m enj aga k eselam at an t erhadap alat , pesawat dan peralat an sert a para pek erj a.

( 3) Sem ua bangunan dan inst alasi yang didirikan di dalam daerah yang m em punyai kem ungkinan besar bagi t im bulnya bahaya kebakaran, harus dibuat dari bahan- bahan y ang t idak m udah t erbak ar.

( 4) Sem ua bangunan dan inst alasi harus dilengkapi dengan sist im t elekom unikasi yang baik.

I nst alasi unit proses pem urnian dan pengolahan dan inst alasi lainnya harus dit em pat kan pada lokasi yang t idak m udah m enim bulkan pelbagai bahaya dan kerusakan t erhadap sekit arnya.

I nst alasi- inst alasi unit proses yang berlainan fungsinya harus diat ur penem pat annya sesuai dengan sifat bahan- bahan yang diolah dan dihasilkan, dengan m aksud unt uk m engurangi at au m em bat asi m enj alarnya kerusakan apabila t erj adi kecelakaan dan at au k ebak aran.

( 7) Sem ua peralat an, bangunan dan inst alasi yang dapat m enim bulkan kem ungkinan t erj adinya arus list rik yang diakibat kan oleh pet ir, arus liar, m uat an st at is dan sebagainya, harus dilengkapi dengan suat u sist im unt uk m eniadak anny a.

( 8) Dalam m engadakan perbaikan dan pem eliharaan t em pat pem urnian dan pengolahan harus digunak an cara, peralat an dan t enaga y ang m em enuhi syarat .

Pasal 6

Tanda warna peralat an pada t em pat pem urnian dan pengolahan sepert i kolom , pipa, pesawat , ram bu t anda bahaya, alat pelindung, dan lain- lainnya harus m em enuhi keseragam an warna yang diset uj ui oleh Kepala I nspeksi.

BAB I I I JALAN DAN TEMPAT KERJA

Pasal 7

( 1) Jalan dalam t em pat pem urnian dan pengolahan harus baik dan cukup lebar, sehingga set iap t em pat dapat dicapai dengan m udah dan cepat oleh orang m aupun kendaraan sert a harus dipelihara dengan baik, diberi penerangan yang cukup dan dim ana perlu dilengkapi dengan ram bu- ram bu lalu- lint as.

( 2) Apabila di dalam t em pat dari pengolahan t erdapat j alan keret a api, m ak a j alan t ersebut harus dibuat sesuai dengan k eadaan t anah, beban j alan sert a kecepat an keret a api.

( 3) Sepanj ang j em bat an, sekeliling lubang yang m em bahay ak an dan pinggir t ebing yang t erbuka harus diberi pagar yang cukup kuat .

( 4) Set iap inst alasi unit proses pem urnian dan pengolahan harus m em punyai t em pat kerj a dan t em pat lalu- lint as yang baik, am an dan harus selalu dalam keadaan bersih.

( 5) Lant ai t erbuka, selokan dan penggalian di t em pat kerj a harus diberi t anda yang j elas dan dapat dilihat dengan m udah, baik pada siang m aupun m alam hari.

( 6) Geladak kerj a, lant ai dan lorong, t erm asuk t it ian unt uk berj alan, j em bat an, t angga dan lubang yang dibuat di lant ai dan dinding, harus dipelihara dengan baik dan dibuat dengan m em enuhi syarat - syarat keselam at an kerj a, sert a apabila dianggap perlu, dilindungi dengan pagar yang am an unt uk m encegah t erj adinya bahaya at au kecelakaan.

( 7) Tangga harus dilengkapi sekurang- kurangnya pada 1 ( sat u) sisi dengan t em pat pegangan y ang k uat .

( 8) Tangga y ang dapat dipindah- pindahkan harus dilengkapi dengan alat pengam an t erhadap kem ungkinan bergeser.

( 9) Bej ana, reservoir dan bak yang t erbuka yang berisikan bahan cair, t erm asuk yang m endidih, panas at au yang dapat m elukai, sepanj ang dapat m enim bulkan bahaya, harus dikelilingi dengan pagar yang am an at au dibuat usaha- usaha lainnya unt uk m encegah kecelakaan. ( 10) Jem bat an, t em pat k erj a dan t angga harus diperik sa secara berk ala.

Pasal 8

( 1) Tem pat k erj a harus bersih dan dipelihara dengan baik .

( 2) Tem pat kerj a harus dilengkapi dengan penerangan yang baik, sesuai dengan sy arat - syarat keselam at an dan kesehat an kerj a.

( 3) Ruangan kerj a harus m em punyai vent ilasi yang baik yang disesuaikan dengan j um lah orang dan k eadaan udara y ang t erdapat di dalam ruangan t ersebut .

( 4) Ruangan kerj a harus diat ur sedem ikian rupa, sehingga kebisingan berada di bawah nilai am bang bat as yang dit ent ukan; at au apabila hal ini t idak dapat dicapai, para pekerj a harus dilengkapi dengan alat pelindung diri.

( 5) Ruangan kerj a harus dapat dicapai dan dit inggalkan dengan m udah dan am an m elalui pint u- pint u t ert ent u dan harus t erpelihara dengan baik.

( 6) Di t em pat - t em pat t ert ent u unt uk keadaan darurat harus t ersedia alat - alat penyelam at yang sesuai dengan kebut uhan.

BAB I V PESAWAT DAN PERKAKAS

Pasal 9

( 1) Pesawat , pesawat pengangk at , m esin perk ak as dan perk ak as harus t erbuat dan t erpelihara sedem ikian rupa, sehingga m em enuhi syarat- syarat t eknis yang baik dan am an.

( 2) Peralat an t erm ak sud pada ay at ( 1) harus diperik sa secara berk ala.

Pasal 10

( 1) Bagian- bagian pesawat , m esin perkakas dan alat t ransm isi yang bergerak , y ang dapat m em bahay ak an pek erj a y ang m elay aniny a dan m em bahayakan lalu- lint as, harus t erlindung dengan baik dan am an.

( 2) Pesawat dan m esin perkakas yang dalam penggunaannya dapat m enim bulkan bahaya t erhadap pekerj a yang m elayaninya harus diberi pelindung dan dipasang sedem ikian rupa sehingga t idak m em bahay ak an.

( 3) Ruangan diant ara pesawat at au m esin perkakas harus cukup lebar dan bebas dari benda- benda yang dapat m erint angi dan m enim bulkan bahaya t erhadap pekerj a yang m elayaninya dan lalu- lint as.

( 4) Pesawat dan m esin perk ak as y ang k arena ak ibat perput aran y ang sangat t inggi m ungkin dapat pecah bet erbangan, harus dilindungi dengan baik, sert a kecepat an put arannya t idak boleh m elebihi bat as kecepat an am an yang t elah dit ent ukan unt uk pesawat t ersebut .

( 5) Masing- m asing m esin perkakas yang digerakkan oleh pesawat secara sent ral, harus dapat dihent ikan secara t ersendiri.

( 6) Apabila sesuat u pesawat at au m esin perkakas perlu dij alankan unt uk percobaan at au hal- hal lain yang bersifat sem ent ara dengan t idak m em akai alat pelindung, m aka pada t em pat yang m udah t erlihat harus dipasang ram bu- ram bu t anda bahay a y ang j elas.

Pasal 11

( 1) Pada pesawat pengangk at harus diny at ak an dengan j elas bat as day a angkat am an yang t elah dit ent ukan unt uk pesawat t ersebut .

( 2) Bagian- bagian y ang bergerak sepert i rant ai, roda gigi, dan rem sert a alat pengam an pesawat pengangkat harus selalu berada dalam k eadaan baik .

( 3) Pesawat pengangkat harus dilayani oleh ahli yang dit unj uk oleh Kepala Teknik.

( 4) Dilarang m em bebani pesawat pengangkat m elebihi bat as daya angkat am an yang t elah dit ent ukan unt uk pesawat t ersebut .

BAB V POMPA

Pasal 12

( 1) Pem asangan dan penggunaan pom pa besert a perlengk apanny a, baik unt uk bagian- bagian cair at aupun gas, t erm asuk yang bert ekanan t inggi dan bersuhu t inggi at aupun bersuhu rendah sekali harus m em enuhi sy arat - syarat sebagaim ana t ercant um dalam st andar yang ( 1) Pem asangan dan penggunaan pom pa besert a perlengk apanny a, baik unt uk bagian- bagian cair at aupun gas, t erm asuk yang bert ekanan t inggi dan bersuhu t inggi at aupun bersuhu rendah sekali harus m em enuhi sy arat - syarat sebagaim ana t ercant um dalam st andar yang

( 2) Tekanan kerj a di dalam pom pa besert a perlengkapannya t idak boleh m elebihi bat as t ekanan kerj a am an yang t elah dit ent ukan unt uk pom pa it u. Unt uk keperluan t ersebut harus dipasang alat - alat pengam anny a y ang selalu dapat bek erj a dengan baik di at as bat as t ekanan kerj a am an yang t elah dit ent ukan.

( 3) Pom pa harus diperik sa secara berk ala dan diuj i kem am puannya m enurut t at a- cara yang dit ent ukan oleh Kepala I nspeksi.

( 4) Apabila t erj adi k ebocoran pada pom pa, aliran zat cair at au gas di dalam nya harus dapat dihent ikan dengan segera dari t em pat yang am an.

( 5) Apabila t erj adi perubahan, penam bahan at au pem indahan t erhadap suat u pom pa dan perlengk apanny a, m ak a k em am puan pom pa t ersebut harus diuj i kem bali. Syarat- syarat pem akaian yang diperbolehkan dan j angka wakt u pem akaian sebelum inspeksi berikut nya akan dit ent ukan kem bali.

Pasal 13

( 1) Jika pada suat u bat erai pom pa, sebuah pom pa at au lebih dibersihkan at au diperbaiki, sedangkan yang lainnya m asih digunakan, m aka sem ua saluran pipa dari dan ke pom pa t ersebut harus dilepaskan dan dit ut up dengan flens m at i.

( 2) Sem ua saluran pipa yang bersuhu t inggi at au bersuhu rendah sekali harus disalut dengan baik di t em pat - t em pat yang dapat m enim bulkan bahay a t erhadap orang dan peralat an di sek it arny a.

BAB VI KOMPRESOR, POMPA VAKUM, BEJANA TEKAN DAN BEJANA VAKUM

Pasal 14

( 1) Kom presor dan bej ana t ek an adalah peralat an y ang bek erj a dengan t ekanan kerj a di dalam peralat an m elebihi 1/ 2( seperdua) at m osfir t ekanan lebih.

( 2) Pom pa vakum dan bej ana vakum adalah peralat an yang bekerj a dengan t ekanan kerj a di dalam peralat an kurang dari 1 ( sat u) at m osfir absolut .

Pasal 15

( 1) Pem asangan dan penggunaan k om presor, pom pa v ak um dan bej ana t ekan at au bej ana vakum dan peralat annya harus m em enuhi syarat- syarat sebagaim ana t ercant um dalam st andar yang diakui oleh Ment eri, kecuali apabila dit ent ukan lain dalam Perat uran Pem erint ah ini at au oleh Kepala I nspeksi.

( 2) Bej ana t ekan at au bej ana vakum , apabila diisi dengan zat cair at au gas bert ekanan t inggi at au di bawah at m osfir at aupun dicairkan, yang dapat m enim bulkan bahaya ledakan harus m em enuhi syarat - syarat yang dit ent ukan.

( 3) Kom presor, pom pa vakum dan bej ana t ekan at au bej ana vakum harus diperiksa secara berkala dan diuj i kem am puannya m enurut t at acara yang dit et apkan oleh Kepala I nspeksi.

( 4) Pada k om presor, pom pa v ak um dan bej ana t ek an at au bej ana v ak um harus dipasang alat - alat pengam an yang selalu dapat bekerj a dengan baik diat as bat as t ekanan kerj a am an yang t elah dit ent ukan unt uk peralat an t ersebut .

( 5) Apabila t erj adi perubahan, penam bahan at au pem indahan t erhadap suat u k om presor, pom pa v ak um at au bej ana t ek an at au bej ana vakum , m aka kem am puan alat - alat t ersebut harus diuj i kem bali. Sy arat - syarat pem akaian yang diperbolehkan dan j angka wakt u pem akaian sebelum inspeksi berikut nya akan dit ent ukan kem bali.

BAB VI I

I NSTALASI UAP AI R

Pasal 16

( 1) Sem ua bagian inst alasi uap air, kecuali ket el uap air, pesawat uap air dan yang sej enis, harus m em enuhi syarat - syarat sebagaim ana t ercant um dalam st andar yang diakui oleh Ment eri, kecuali apabila dit ent ukan lain dalam Perat uran Pem erint ah ini at au oleh Kepala

I nspeksi.

( 2) Pem asangan dan penggunaan inst alasi uap air t erm asuk ket el uap air t erm aksud pada ayat ( 1) harus am an, sehingga dengan dem ikian t idak ak an m enim bulk an bahay a t erhadap orang dan peralat an di sekit arnya.

( 3) Apabila t erj adi perubahan, penam bahan at au pem indahan t erhadap inst alasi uap air dan perlengkapannya, m aka kem am puan inst alasi t ersebut besert a perlengkapannya harus diuj i kem bali, sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

Pasal 17

( 1) Jika pada suat u bat erai ket el uap air, sebuah ket el at au lebih harus dibersihkan at au diperbaiki, sedangkan yang lainnya m asih digunakan, m aka sem ua saluran pipa dari dan ke ket el uap air t ersebut harus dilepaskan dan dit ut up dengan flens m at i.

( 2) Sem ua saluran uap air dan air panas yang digunakan harus disalut dengan baik di t em pat - t em pat yang dapat m enim bulkan bahaya t erhadap orang dan peralat an di sek it arny a.

( 3) Sem ua saluran uap air harus dilengkapi dengan alat unt uk pem buangan air k ondensat .

BAB VI I I TUNGKU PEMANAS

Pasal 18

( 1) Tungku pem anas unt uk m em anaskan at au m enguapkan m inyak dan gas bum i at au zat - zat lain harus m em enuhi syarat - syarat sebagaim ana t ercant um dalam st andar yang diakui oleh Ment eri, kecuali apabila dit ent ukan lain dalam Perat uran Pem erint ah ini at au oleh Kepala I nspeksi.

( 2) Tungku pem anas harus diperiksa secara berkala dan diuj i kem am puannya m enurut t at acara yang dit ent ukan oleh Kepala

I nspeksi.

( 3) Pada t ungk u pem anas harus dipasang alat - alat pengam an yang selalu harus dapat bek erj a dengan baik .

( 4) Apabila t erj adi k ebocoran aliran m inyak dan gas bum i at au zat- zat lain dalam t ungku pem anas, aliran t ersebut harus dapat dihent ikan dengan segera dari t em pat y ang am an.

( 5) Apabila t erj adi perubahan, penam bahan at au pem indahan t erhadap suat u t ungku pem anas dan perlengkapannya, m aka kem am puan t ungku pem anas t ersebut besert a perlengkapannya harus diuj i kem bali. Syarat- syarat pem akaian yang diperbolehkan dan j angka wakt u pem akaian sebelum inspeksi berikut nya akan dit ent ukan kem bali.

Pasal 19

( 1) Jika pada suat u bat erai t ungku pem anas, sebuah t ungku pem anas at au lebih harus dibersihkan at au diperbaiki, sedangkan yang lainnya m asih digunakan, m aka sem ua saluran pipa dari dan ke t ungku pem anas t ersebut harus dilepaskan dan dit ut up dengan flens m at i.

( 2) Sem ua saluran pipa y ang berisi uap dan cairan panas harus disalut dengan baik di t em pat - t em pat yang dapat m enim bulkan bahaya t erhadap orang dan peralat an disek it arny a.

BAB I X KONDENSOR DAN HEAT EXCHANGER

Pasal 20

( 1) Kondensor dan heat ex changer besert a perlengkapannya, baik unt uk bagian- bagian cair at au gas dari m inyak dan gas bum i at aupun zat - zat lain, t erm asuk yang bert ekanan t inggi dan vakum , harus m em enuhi sy arat - syarat sebagaim ana t ercant um dalam st andar yang diakui oleh Ment eri, kecuali apabila dit ent ukan lain dalam Perat uran Pem erint ah ini at au oleh Kepala I nspeksi.

( 2) Kondensor dan heat ex changer besert a perlengk apanny a harus diperiksa secara berkala dan diuj i kem am puannya m enurut t at acara yang dit ent ukan oleh Kepala I nspeksi.

( 3) Pada k ondensor dan heat ex changer harus dipasang alat - alat pengam an y ang selalu harus dapat bek erj a dengan baik .

( 4) Apabila t erj adi kebocoran aliran m inyak dan gas bum i at au zat- zat lain di dalam kondensor at au heat exchanger, aliran t ersebut harus dapat dihent ikan dengan segera dari t em pat y ang am an.

( 5) Apabila t erj adi perubahan, penam bahan at au pem indahan t erhadap suat u kondensor at au heat exchanger dan perlengkapannya, m aka kem am puan kondensor at au heat exchanger t ersebut besert a perlengkapannya harus diuj i kem bali. Syarat - syarat pem akaian yang diperbolehkan dan j angka wakt u pem akaian sebelum inspeksi berikut nya akan dit ent ukan kem bali.

Pasal 21

( 1) Jik a pada suat u bat erai k ondensor at au heat ex changer, sebuah k ondensor at au sebuah heat ex changer at au lebih harus dibersihkan at au diperbaiki, sedangkan yang lainnya m asih digunakan, m aka sem ua saluran pipa dari dan ke kondensor at au heat exchanger t ersebut harus dilepaskan dan dit ut up dengan flens m at i.

( 2) Sem ua saluran pipa yang bersuhu t inggi at au bersuhu rendah sekali harus disalut dengan baik di t em pat - t em pat yang dapat m enim bulkan bahay a t erhadap orang dan peralat an di sek it arny a.

BAB X PI PA PENYALUR

Pasal 22

( 1) Pem asangan dan penggunaan pipa penyalur besert a perlengkapannya keculai pipa penyalur uap air yang bergaris t engah lebih dari 450 ( em pat rat us lim a puluh) m ilim et er, harus m em enuhi syarat - syarat sebagaim ana t ercant um dalam st andar yang diakui oleh Ment eri, kecuali apabila dit ent ukan lain dalam Perat uran Pem erint ah ini at au oleh Kepala I nspeksi.

( 2) Tekanan kerj a di dalam pipa penyalur besert a perlengkapannya t idak boleh m elebihi bat as t ekanan kerj a am an yang t elah dit ent ukan dan unt uk keperluan t ersebut harus dipasang alat - alat pengam an yang selalu dapat bekerj a dengan baik di at as bat as t ek anan k erj a am an yang t elah dit ent ukan.

( 3) Let ak pipa peny alur di at as perm uk aan t anah at au di udara harus diat ur sedem ikian rupa sehingga t idak m engganggu lalu- lint as orang dan k endaraan.

( 4) Pada t em pat - t em pat t ert ent u pipa penyalur besert a perlengkapannya harus diberi pelindung unt uk m encegah t erj adinya kecelakaan.

( 5) Pipa penyalur yang dit anam harus dilengkapi dengan alat at au cara unt uk m enget ahui dengan segera apabila t erj adi kebocoran.

( 6) Sist im pipa penyalur harus selalu berada dalam keadaan t erpelihara dengan baik.

BAB XI TEMPAT PENI MBUNAN

Pasal 23

( 1) Tem pat penim bunan m inyak dan gas bum i besert a hasil pem urnian dan pengolahannya, t erm asuk gas bum i yang dicairkan, bahan cair dan gas lainny a y ang m udah t erbak ar dan at au m udah m eledak dan zat yang berbahaya lainnya, harus m em enuhi syarat - sy arat sebagaim ana t ercant um dalam st andar yang diakui oleh Ment eri, kecuali apabila dit ent ukan lain dalam Perat uran Pem erint ah ini at au oleh Kepala I nspeksi.

( 2) Tem pat penim bunan t erm aksud pada ayat ( 1) harus dilengkapi dengan alat - alat pengam an dan dibuat at au dibangun sedem ikian rupa sehingga t idak akan m enim bulkan bahaya kebakaran at au ledakan sert a apabila t erj adi k ebak aran at au ledak an harus dapat dibat asi at au dilokalisir set em pat .

( 3) Tem pat penim bunan yang berbent uk t angki unt uk bahan cair harus dikelilingi dengan t anggul yang dapat m enam pung sej um lah bahan cair yang dit ent ukan. Tinggi t anggul t idak boleh m elebihi 150 ( serat us lim a puluh) sent im et er dan perm ukaan t anah di bagian luar t em pat yang dit anggul. Set iap t em pat yang dit anggul harus dilengkapi dengan sist im saluran unt uk pengeringan yang dapat dit ut up apabila diperlukan.

( 4) Kapasit as t em pat penim bunan t ersebut harus dinyat akan dengan j elas pada m asing- m asing t em pat dan dilarang m engisi t em pat penim bunan m elebihi kapasit as yang t elah dit ent ukan.

( 5) Aliran bahan cair dan gas dari dan k e t em pat penim bunan harus dapat dihent ikan dengan segera unt uk m asing- m asing t em pat penim bunan dari t em pat y ang am an.

( 6) Tem pat penim bunan harus selalu berada dalam keadaan t erpelihara baik dan khusus unt uk t em pat penim bunan berbent uk t angki secara berkala harus diadakan pem bersihan dan pem eliharaan pada bagian dalam .

( 7) Kom pleks t em pat penim bunan harus dilengkapi dengan sist im pem adam k ebak aran y ang perm anen.

BAB XI I PEMBONGKARAN DAN PEMUATAN MI NYAK DAN GAS BUMI , HASI L PERMURNI AN DAN PENGOLAHANNYA SERTA BAHAN BERBAHAYA LAI NNYA

Pasal 24

( 1) Mem bongkar dan m em uat m inyak dan gas bum i besert a hasil perm urnian dan pengolahanny a, t erm asuk gas bum i yang dicairkan, harus m em enuhi syarat - syarat sebagaim ana t ercant um dalam st andar yang diakui oleh Ment eri, keculai apabila dit ent ukan lain dalam Perat uran Pem erint ah ini at au oleh Kepala I nspeksi.

( 2) Peralat an unt uk m em bongkar dan m em uat t erm ak sud pada ay at ( 1) harus dilengkapi dengan alat - alat pengam an dan dibuat at au dibangun sedem ikian rupa sehingga t idak akan m enim bulkan bahaya kebakaran at au ledakan at au bahaya lainnya, sert a apabila t erj adi kebakaran at au ledakan at au kecelakaan lainnya harus dapat dibat asi at au dilokalisir set em pat .

( 3) Kepala Teknik waj ib m encegah t erj adinya pencem aran oleh m inyak dan gas bum i besert a hasil pem urnian dan pengolahannya di t em pat m em bongk ar dan m em uat .

( 4) Dalam hal t erj adi kebocoran pada wakt u m em bongkar at au m em uat m inyak dan gas bum i sert a hasil pem urnian dan pengolahannya, m aka aliran bahan- bahan t ersebut arus dapat dihent ikan dengan segera dari t em pat yang am an, disusul dengan t indakan- t indakan pengam anan yang diperlukan.

( 5) Unt uk bahan cair dan gas lainnya yang berbahaya, diperlakukan k et ent uan t erm ak sud pada ay at - ay at ( 1) , ( 2) , ( 3) , dan ( 4) .

( 6) Pelaksanaan m em bongkar dan m em uat m inyak dan gas bum i sert a hasil pem urnian dan pengolahannya harus diawasi oleh ahli dalam bidang t ersebut . Ahli t erm aksud harus dicat at oleh Kepala Teknik dalam Buk u Pem urnian dan Pengolahan.

BAB XI I I PENGOLAHAN BAHAN BERBAHAYA DAN ATAU MUDAH TERBAKAR DAN ATAU MUDAH MELEDAK DI DALAM RUANGAN KERJA

Pasal 25

Pengolahan dan penggunaan bahan- bahan t ert ent u yang bersifat k husus y ang berbahay a dan at au m udah t erbak ar dan at au m udah m eledak di dalam ruangan kerj a, harus dilakukan dengan cara dan usaha sedem ikian rupa sehingga kebakaran, ledakan dan kecelakaan lainnya t idak akan t erj adi.

Pasal 26

( 1) Ruangan k erj a t ert ut up dim ana bahan y ang m udah t erbak ar at au m eledak dibuat at au diolah, harus m em enuhi syarat - syarat sebagai berikut :

a. sek urang- k urangny a harus t erdapat 2 ( dua) pint u y ang t erbuk a keluar dan bebas dari rint angan;

b. sinar m at ahari yang m asuk ke dalam ruangan kerj a harus diat ur secara t erpencar;

c. j um lah bahan- bahan yang m udah t erbakar at au m eledak t ersebut t idak boleh m elebihi j um lah seperlunya yang akan diolah at au digunakan langsung;

d. ruangan kerj a t ersebut harus dilengkapi dengan alat pengam an y ang sesuai.

( 2) Bangunan dim ana dipergunak an bahan- bahan berbahay a dan at au m udah t erbakar at au m eledak, at au bangunan t em pat penyim panan bahan t ersebut , harus t erpisah dari bangunan lainny a dan para pekerj anya harus dilengkapi dengan alat pelindung diri yang sesuai.

( 3) Dalam ruangan k erj a dan bangunan t erm ak sud pada ay at - ayat ( 1) dan ( 2) , para pek erj a dilarang m engenak an pak aian y ang dapat m enim bulkan bahaya m uat an list rik st at is.

BAB XI V PROSES DAN PERALATAN KHUSUS

Pasal 27

( 1) Unt uk proses- proses dan peralat an- peralat an khusus yang sekaligus m enggunakan t ekanan yang sangat t inggi at au sangat rendah disert ai dengan suhu yang sangat t inggi at au sangat rendah, t erm asuk proses ( 1) Unt uk proses- proses dan peralat an- peralat an khusus yang sekaligus m enggunakan t ekanan yang sangat t inggi at au sangat rendah disert ai dengan suhu yang sangat t inggi at au sangat rendah, t erm asuk proses

I nspeksi.

( 2) Unt uk perm urnian dan pengolahan di daerah lepas pant ai t erm asuk proses, peralat an, bangunan dan inst alasi, sepanj ang belum diat ur at au belum cukup diat ur dalam ket ent uan- ket ent uan Perat uran Pem erint ah ini dit ent ukan lebih lanj ut oleh Kepala I nspeksi.

BAB XV LI STRI K

Pasal 28

( 1) Pesawat pem bangkit t enaga list rik, pesawat yang m enyalurkan t enaga list rik at au m enggunakan t enaga list rik peralat an list rik, pem asangan dan penggunaan t enaga list rik, harus m em enuhi syarat - syarat sebagaim ana t ercant um dalam st andar yang diakui oleh Ment eri, kecuali apabila dit ent ukan lain dalam Perat uran Pem erint ah ini at au oleh Kepala I nspeksi.

( 2) Unt uk m encegah t erj adinya kecelakaan yang disebabkan oleh t erput usnya aliran list rik, Kepala Teknik waj ib m enj am in kelangsungan aliran list rik t ersebut di lokasi- lokasi t ert ent u at au inst alasi- inst alasi t ert ent u di t em pat pem urnian dan pengolahan.

Pasal 29

( 1) Pesawat pem bangkit t enaga list rik, pesawat yang m enyalurkan t enaga list rik at au m enggunakan t enaga list rik dan peralat an penyalur t enaga list rik lainnya, harus dipasang dan dilindungi sedem ikian rupa sehingga percikan api yang m ungkin t im bul t idak akan m enim bulkan k ebak aran t erhadap bahan- bahan y ang m udah m eledak at au t erbak ar.

( 2) Alat pem bant u yang m enyalurkan t enaga list rik ke pesawat yang m enggunakannya harus disusun, diat ur dan dipasang dengan baik.

( 3) Dilarang m enggunakan kawat at au kabel list rik yang t idak disalut di t em pat yang m enim bulkan bahaya.

( 4) Pengam anan kawat at au kabel baik disalut m aupun t idak, t erm asuk j arak ant ara kawat at au kabel t ersebut dengan dinding, baik di luar m aupun di dalam bangunan, t ingginya dari perm ukaan t anah dan j arak ant ara kawat at au kabel m asing- m asing harus cuk up. Luas ( 4) Pengam anan kawat at au kabel baik disalut m aupun t idak, t erm asuk j arak ant ara kawat at au kabel t ersebut dengan dinding, baik di luar m aupun di dalam bangunan, t ingginya dari perm ukaan t anah dan j arak ant ara kawat at au kabel m asing- m asing harus cuk up. Luas

( 5) Kawat at au kabel list rik diat as t anah dan di luar bangunan harus dilengkapi dengan penangkal pet ir yang baik dalam j um lah yang cuk up.

( 6) Bagian- bagian pesawat , peny alur at au peralat an lainnya yang m enggunakan arus list rik harus t erlindung dan yang m enggunakan t egangan t inggi harus dilengkapi dengan t anda peringat an.

( 7) Daya t ahan isolasi seluruh j aringan saluran list rik dan t iap- t iap bagiannya harus m em enuhi syarat- syarat keselam at an k erj a.

( 8) Dalam penyaluran t enaga list rik harus dipasang sej um lah sam bungan pengam an y ang cuk up dan dapat bek erj a dengan baik .

Pasal 30

( 1) Pekerj aan pem asangan, pem eliharaan dan perbaikan inst alasi list rik hanya boleh dilakukan oleh at au dibawah pengawasan ahli yang dit unj uk oleh Kepala Teknik.

( 2) Pek erj aan t erm ak sud pada ay at ( 1) dapat dilak uk an t erhadap pesawat dan penyalur yang sedang dialiri arus list rik t egangan rendah dengan m engindahkan t indakan pencegahan kecelakaan. Dilarang m elakukan pekerj aan apapun t erhadap pesawat dan penyalur yang sedang dialiri arus list rik t egangan t inggi.

BAB XVI PENERANGAN LAMPU

Pasal 31

( 1) Penerangan lam pu dalam inst alasi dan di seluruh t em pat pem urnian dan pengolahan harus baik.

( 2) Dalam t em pat pem urnian dan pengolahan sert a unit - unit nya t idak boleh digunakan penerangan lam pu selain daripada lam pu list rik yang dilindungi dengan t ut up gelas yang kuat dan kedap gas. Di t em pat - t em pat yang dianggap perlu sebelah luar t ut up lam pu t ersebut harus dilindungi dengan keranj ang pelindung yang baik dan cukup kuat .

( 3) Pada t em pat dan inst alasi t ert ent u harus disediakan alat penerangan lam pu darurat yang am an yang set iap wakt u siap digunakan.

( 4) Pada t em pat dan pekerj aan t ert ent u harus digunakan arus list rik t egangan dibawah 50 ( lim a puluh) volt .

BAB XVI I PENGELASAN

Pasal 32

( 1) Pekerj aan pengelasan hanya boleh dilakukan oleh ahli las yang dit unj uk oleh Kepala Teknik dan disahkan oleh Kepala I nspeksi. Ahli las t erm aksud harus dicat at oleh Kepala Teknik dalam Buku Pem urnian dan Pengolahan.

( 2) Sebelum dilakukan pekerj aan pengelasan harus diam bil t indakan pengam anan yang sesuai dengan j enis pekerj aan dan keadaan set em pat unt uk m encegah t erj adinya kecelakaan, k ebak aran at au ledakan.

( 3) Unt uk pekerj aan pengelasan t ert ent u dan di t em pat - t em pat t ert ent u yang dianggap berbahaya waj ib digunakan peralat an dan at au cara pengelasan yang khusus sert a harus dengan izin t ert ulis Kepala Teknik dan harus diawasi oleh t enaga ahli dalam bidang t ersebut .

BAB XVI I I PENYI MPANAN DAN PEMAKAI AN ZAT- ZAT RADI OAKTI P

Pasal 33

( 1) Penyim panan, pem akaian dan pem eliharaan zat - zat radioakt ip sert a peralat an yang m enggunakan zat - zat t ersebut harus m em enuhi perat uran perundang- undangan yang berlaku.

( 2) Penyim panan, pem akaian dan pem eliharaan zat dan peralat an t erm aksud pada ayat ( 1) harus dilakukan oleh ahli yang dit unj uk oleh Kepala Teknik dan harus m em enuhi syarat- sy arat sebagaim ana yang ( 2) Penyim panan, pem akaian dan pem eliharaan zat dan peralat an t erm aksud pada ayat ( 1) harus dilakukan oleh ahli yang dit unj uk oleh Kepala Teknik dan harus m em enuhi syarat- sy arat sebagaim ana yang

( 3) Kepala Teknik waj ib m encegah t im bulnya bahaya at au kecelakaan yang disebabkan oleh penyinaran zat - zat radioak t ip, dengan cara m elakukan t indakan- t indakan yang diperlukan.

BAB XI X PEMADAMAN KEBAKARAN

Pasal 34

( 1) Alat pem adam kebakaran besert a perlengkapan penyelam at harus m em enuhi syarat- syarat sebagaim ana t ercant um dalam st andar yang diakui oleh Ment eri, kecuali apabila dit ent ukan lain dalam Perat uran Pem erint ah ini at au oleh Kepala I nspeksi.

( 2) Pengusaha waj ib m enyediakan alat pem adam kebakaran besert a perlengkapan penyelam at yang baik yang set iap saat siap unt uk digunakan, t erm asuk inst alasi air yang perm anen dengan t ekanan yang diperlukan lengkap dengan hydrant secukupnya, m obil pem adam kebakaran dengan air dan bahan kim ia dalam j um lah yang cukup dan apabila diperlukan, inst alasi perm anen unt uk pem adam kebakaran dengan bahan kim ia.

I nst alasi pem adam kebakaran yang perm anen disam ping dilengkapi dengan sist im pem om paan ut am a harus dilengkapi pula dengan sist im pem om paan t am bahan yang t idak t ergant ung pada j aringan pusat t enaga list rik t em pat pem urnian dan pengolahan.

( 4) Pada t em pat - t em pat t ert ent u harus disediakan alat pem adam kebakaran yang port abel dalam j um lah yang cukup yang j enisnya disesuaikan dengan sifat kebakaran yang m ungkin t im bul, sert a pek erj a y ang bek erj a di t em pat y ang bersangk ut an harus dapat m elayani at au m enggunak an alat t ersebut .

( 5) Pada t em pat - t em pat t ert ent u harus dipasang alat kom unikasi yang dapat berhubungan langsung dengan st asion pem adam kebakaran apabila t erj adi kebakaran at au kecelakaan.

( 6) Pada t em pat yang m em punyai kem ungkinan besar akan t im bulnya bahaya kebakaran, harus dipasang sist im alarm yang apabila t erj adi kebakaran di t em pat t ersebut dapat segera diket ahui.

Pasal 35

( 1) Kepala Teknik waj ib m em bent uk regu pem adam kebakaran yang t et ap dan t erlat ih dengan baik sert a selalu berada dalam k eadaan siap.

( 2) Kepala Teknik waj ib m enunj uk seorang pet ugas yang bert anggungj awab dalam hal penanggulangan k ebak aran, pet ugas t ersebut harus dicat at oleh Kepala Teknik dalam Buku Pem urnian dan Pengolahan.

( 3) Kepala Teknik waj ib m em eriksa secara berkala kondisi sem ua alat pem adam k ebak aran besert a perlengk apan peny elam at .

BAB XX LARANGAN DAN PENCEGAHAN UMUM DALAM TEMPAT PEMURNI AN DAN PENGOLAHAN

Pasal 36

( 1) Pengusaha harus m engam bil t indakan pengam anan t erhadap t em pat pem urnian dan pengolahan t erm asuk pem agaran sekelilingnya.

( 2) Orang- orang yang t idak berkepent ingan dilarang m em asuki t em pat pem urnian dan pengolahan, kecuali dengan izin Kepala Teknik.

( 3) Dilarang m em bawa at au m eny alak an api t erbuk a, m em bawa barang pij ar at au sum ber yang dapat m enim bulkan percikan api di dalam t em pat pem urnian dan pengolahan, kecuali di t em pat - t em pat yang dit ent ukan at au dengan izin Kepala Teknik. Unt uk keperluan t ersebut Kepala Teknik waj ib m enunj uk pet ugas- pet ugas y ang berhak m em erik sa set iap orang. Pet ugas- pet ugas t ersebut harus dicat at dalam Buku Pem urnian dan Pengolahan.

( 4) Pengusaha waj ib m enent ukan pem bagian daerah dalam t em pat pem urnian dan pengolahan sesuai dengan t ingkat bahayanya dengan cara m em asang ram bu- ram bu peringat an di t em pat - t em pat yang m udah t erlihat .

( 5) Pada t em pat - t em pat t ert ent u dim ana t erdapat at au diperkirakan t erdapat akum ulasi bahan- bahan yang m udah m eledak dan at au m udah t erbakar harus diam bil t indakan- t indakan pencegahan khusus unt uk m encegah t im bulnya kecelakaan, ledakan at au kekabaran.

( 6) Pada t em pat - t em pat t ert ent u yang dianggap perlu dan dim ana dapat t im bul bahaya harus dipasang papan peringat an at au larangan yang j elas dan m udah t erlihat .

BAB XXI PENCEMARAN LI NGKUNGAN

Pasal 37

Pengusaha waj ib m enyediakan alat - alat pencegahan dan penanggulangan pencem aran lingkungan.

Pasal 38

( 1) Kepala Teknik waj ib berusaha dengan baik unt uk m encegah t erj adinya pencem aran darat dan air yang disebabkan oleh pem buangan sam pah indust ri t erm asuk air buangan indust ri.

( 2) Dilarang m em buang air buangan indust ri yang m engandung kadar zat radioak t ip dan bahan kim ia yang dapat m em binasakan hayat i ke saluran air, sungai dan laut .

( 3) Pem buangan air buangan indust ri ke saluran air, sungai dan laut t idak boleh m engandung :

a. kadar m inyak bum i besert a hasil pem urnian dan pengolahannya m elebihi j um lah kadar yang dit ent ukan;

b. kadar bahan kim ia lainnya m elebihi j um lah kadar yang dit ent ukan.

Pasal 39

( 1) Kepala Teknik waj ib berusaha dengan baik unt uk m encegah pencem aran udara y ang disebabk an oleh pem buangan gas dan bahan- bahan lainnya ke udara.

Dilarang m em buang gas beracun dan bahan beracun k e udara.

( 3) Pem buangan gas dan bahan lainnya ke udara m elalui cerobong pem bakaran t idak boleh m engandung bahan- bahan t ert ent u m elebihi j um lah kadar yang dit ent ukan.

( 4) Gas yang m udah t erbakar dan t idak t erpakai lagi apabila dibuang ke udara harus dibak ar.

BAB XXI I I PERLENGKAPAN PENYELAMAT DAN PELI NDUNG DI RI

Pasal 40

( 1) Pengusaha waj ib m enyediakan dalam j um lah yang cukup alat - alat penyelam at dan pelindung diri yang j enisnya disesuaikan dengan sifat pekerj aan yang dilakukan oleh m asing- m asing pekerj a.

( 2) Alat - alat t erm aksud pada ayat ( 1) set iap wakt u harus m em enuhi sy arat - syarat keselam at an kerj a yang t elah dit ent ukan.

( 3) Kepala Teknik waj ib m engawasi bahwa alat - alat t ersebut benar- benar digunakan sesuai dengan kegunaannya oleh set iap pekerj a dan orang lain yang m em asuki t em pat kerj a.

( 4) Para pekerj a dan orang lain yang m em asuki t em pat kerj a diwaj ibkan m enggunakan alat - alat t erm ak sud pada ay at ( 1) .

BAB XXI I I PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Pasal 41

( 1) Pada t em pat yang dit ent ukan dalam t em pat pem urnian dan pengolahan harus t ersedia pet ugas dan t em pat yang m em enuhi syarat unt uk keperluan pert olongan pert am a pada kecelakaan, dilengkapi dengan obat dan peralat an yang cukup t erm asuk m obil am bulans yang berada dalam k eadaan siap digunak an.

( 2) Pada t em pat - t em pat t ert ent u harus disediakan alat - alat dan obat unt uk m em berikan pert olongan pert am a pada kecelakaan t erm asuk alat unt uk m engangkut korban kecelakaan.

Pasal 42

( 1) Kepala Teknik diwaj ibkan m em berikan penget ahuan m engenai pert olongan pert am a pada k ecelak aan k epada sebany ak m ungkin pek erj a bawahanny a, sehingga para pek erj a t ersebut m am pu m em berikan pert olongan pert am a pada kecelakaan.

( 2) Pada t em pat - t em pat t ert ent u harus dipasang pet unj uk- pet unj uk yang singkat dan j elas t ent ang t indakan pert am a yang harus dilakukan apabila t erj adi kecelakaan.

BAB XXI V SYARAT- SYARAT PEKERJA, KESEHATAN DAN KEBERSI HAN

Pasal 43

( 1) Tugas at au pekerj aan dalam t em pat pem urnian dan pengolahan yang k eselam at an dan k esehat an para pek erj any a sangat t ergant ung pada pelak sanaan y ang baik , hany a dapat diserahk an k epada pek erj a- pek erj a y ang dapat dipercay a dan m em enuhi sy arat - syarat j asm ani dan rokhani yang diperlukan.

( 2) Seorang pek erj a harus segera dibebask an dari t ugas at au pekerj aannya, apabila t ernyat a yang bersangkut an t idak m em enuhi syarat dan kurang dapat dipercaya at au j ika oleh Pelaksana I nspeksi Tam bang dianggap perlu unt uk m em bebaskan yang bersangkut an set elah diadakan pem eriksaan khusus t erhadapnya.

Pasal 44

( 1) Kepala Teknik waj ib :

a. m elaksanakan ket ent uan um um t ent ang kesehat an kerj a;

b. m em perhat ikan kebersihan seluruh t em pat pem urnian dan pengolahan;

c. m em perhat ik an k esehat an para pek erj any a.

( 2) Kepala Teknik waj ib m enyediakan air m inum yang m em enuhi syarat - sy arat k esehat an sert a t em pat - t em pat unt uk bergant i pakaian dan m em bersihkan badan bagi para pekerj a dalam j um lah yang cukup, bersih, dan m em enuhi syarat kesopanan.

( 3) Kepala Teknik waj ib m engam bil langkah- langkah t ert ent u unt uk m encegah t im bulnya penyakit j abat an pada para pekerj anya yang dipekerj akan di t em pat - t em pat at au dengan bahan- bahan yang m em bayakan kesehat an.

BAB XXV KEWAJI BAN UMUM PENGUSAHA,KEPALA TEKNI K DAN PEKERJA BAWAHANNYA

Pasal 45

( 1) Kepala Teknik waj ib m enj aga dit aat inya ket ent uan- ket ent uan Perat uran Pem erint ah ini dengan cara m em bina, m em berikan inst ruksi, m enyediakan peralat an dan perlengkapan sert a m elakukan pengawasan yang diperlukan, sepanj ang hal it u t idak dit et apkan secara ny at a- nyat a m enj adi kewaj iban Pengusaha.

( 2) Set iap pekerj a yang m enj adi bawahan dari Pengusaha at au Kepala Teknik yang dit unj uk m enj adi pim pinan at au dit unj uk unt uk m elakukan pengawasan pada suat u bagian daripada suat u pekerj aan, di dalam bat as- bat as lingkungan pek erj aan y ang m enj adi wewenangnya, waj ib m enj aga dit aat inya ket ent uan- ket ent uan Perat uran Pem erint ah ini sepert i halnya seorang Kepala Teknik.

Pasal 46

( 1) Kepala Teknik at au pej abat yang dit unj uk unt uk m ewakilinya waj ib m endam pingi Pelaksana I nspeksi Tam bang pada saat Pelaksana

I nspeksi Tam bang m elaksanakan pem eriksaan di t em pat pem urnian dan pengolahan.

( 2) Pengusaha, Kepala Teknik dan set iap pekerj a yang berada di t em pat pekerj aan waj ib m em berikan ket erangan yang benar yang dim int a oleh Pelaksana I nspeksi Tam bang m engenai hal- hal yang diperlukan.

( 3) Pengusaha diwaj ibkan m enyediakan fasilit as pengangkut an, kom unikasi, akom odasi, dan fasilit as lainnya yang layak yang diperlukan Pelaksana I nspeksi Tam bang dalam m elaksanakan pem eriksaan dan penyidikannya.

Pasal 47

( 1) Kepala Teknik waj ib m em buat dan m enyim pan di t epat pekerj aan daft ar kecelakaan pem urnian dan pengolahan yang disusun m enurut bent uk yang dit et apkan oleh Kepala lnspeksi.

( 2) Kepala Teknik waj ib m em berit ahukan secara t ert ulis set iap kecelakaan y ang m enim pa seseorang di t em pat pek erj aan y ang bersangk ut an dalam j angka wakt u 2 x 24 ( dua kali dua puluh em pat ) j am set elah kecelakaan t ersebut t erj adi at au set elah diket ahui akibat dari kecelakaan t ersebut kepada Kepala I nspeksi dan Kepala Pem erint ah Daerah set em pat . Pem berit ahuan t ersebut harus dibuat m enurut bent uk yang dit et apkan oleh Kepala I nspeksi.

( 3) Pem berit ahuan harus disam paikan dengan segera kepada Kepala

I nspeksi ant ara lain dengan t ilpon, t elex, t ilgram dalam hal t erj adi kecelakaan yang m enim bulkan luka- luka berat at au kem at ian seseorang at au lebih. Apabila dikem udian hari t erj adi kem at ian seseorang akibat luka- luka pada kecelakaan sebelum nya, kem at ian t ersebut waj ib diberit ahukan dengan segera secara t ert ulis kepada Kepala I nspeksi.

( 4) Kepala Teknik waj b m em berit ahukan dengan segera kecelakaan yang m enim bulkan kerugian m at eriil yang besar kepada Kepala I nspeksi dengan m enyebut sifat sert a besarnya kerugian t ersebut .

( 5) Apabila oleh Kepala I nspeksi dianggap perlu, sehubungan dengan kem ungkinan dapat hadirnya Pelaksana I nspeksi Tam bang dalam wakt u singkat di t em pat kecelakaan, sej auh hal t ersebut t idak m engganggu j alannya t indakan- t indakan penyelam at an dan t idak m em bahay akan, m ak a segala sesuat u di t em pat t ersebut harus dalam keadaan t idak berubah sam pai selesainya penyidikan oleh Pelaksana

I nspek si Tam bang.

( 6) Selam bat - lam bat nya 10 ( sepuluh) hari set elah selesainya t iap t riwulan, Kepala Teknik waj ib m enyam paikan kepada Kepala I nspeksi laporan kecelakaan pem urnian dan pengolahan yang t erj adi dalam t riwulan t ersebut m enurut bent uk yang dit et apkan oleh Kepala

I nspeksi.

( 7) Set iap akhir t ahun t akwim , Kepala Teknik waj ib m enyam paikan kepada Kepala I nspeksi daft ar j um lah t enaga k erj a rat a- rat a dalam set ahun m enurut bent uk yang dit et apkan oleh Kepala I nspeksi.

Pasal 48

( 1) Unt uk keperluan pem berit ahuan t erm aksud dalam Pasal 47 ayat- ayat ( 2) dan ( 3) kecelakaan pem urnian dan pengolahan dibagi dalam 4 ( em pat ) golongan yait u :

a. ringan, kecelakaan yang t idak m enim bulkan kehilangan hari k erj a;

b. sedang, kecelakaan yang m enim bulkan kehilangan hari kerj a dan diduga t idak akan m enim bulkan cacat j asm ani dan at au rokhani yang akan m enggangu t ugas pekerj aannya;

c. berat , kecelakaan yang m enim bulkan kehilangan hari kerj a dan diduga akan m enim bulkan cacat j asm ani dan at au rokhani yang ak an m enggangu t ugas pek erj aanny a.

d. m at i, kecelakaan yang m enim bulkan kem at ian segera at au dalam j angka wakt u 24 ( dua puluh em pat ) j am set elah t erj adinya kecelakaan.

( 2) Unt uk keperluan laporan kecelakaan pem urnian dan pengolahan t erm aksud dalam Pasal 47 ayat ( 6) digunakan penggolongan k ecelak aan t erm ak sud pada ay at ( 1) y ang didasark an pada k eadaan nyat a akibat kecelakaan t erhadap pekerj a yang m endapat kecelakaan.

BAB XXVI PENGAWASAN

Pasal 49

( 1) Pelaksana I nspeksi Tam bang berwenang m enet apkan pet unj uk- pet unj uk t ert ulis set em pat yang berhubungan dengan t indakan- t indakan yang harus dilakukan unt uk m elaksanakan syarat - syarat y ang dit et apk an berdasark an : ( 1) Pelaksana I nspeksi Tam bang berwenang m enet apkan pet unj uk- pet unj uk t ert ulis set em pat yang berhubungan dengan t indakan- t indakan yang harus dilakukan unt uk m elaksanakan syarat - syarat y ang dit et apk an berdasark an :

b. ket ent uan- ket ent uan khusus t erm aksud pada ayat ( 2) .

( 2) Direkt ur cq. Kepala I nspeksi berwenang m enet apkan ket ent uan khusus sebagai pelengkap dari ket ent uan- ket ent uan yang t elah dit et apkan dalam Perat uran Pem erint ah ini.

( 3) Pengert ian ist ilah- ist ilah : " cukup" , " baik" , " sesuai" , " am an" , " t ert ent u" , " diakui" , " dit ent ukan" yang t erdapat dalam ket ent uan- ket ent uan Perat uran Pem erint ah ini dit et apkan oleh Kepala lnspeksi.

( 4) Dalam bat as- bat as t ert ent u pada pem eriksaan set em pat Pelaksana

I nspeksi Tam bang diberi wewenang unt uk m enilai sesuat u keadaan dengan m enerapkan ist ilah- ist ilah t erm ak sud pada ay at ( 3) .

Pasal 50

( 1) Pada t em pat pem urnian dan pengolahan waj ib ada Buku Pem urnian dan Pengolahan m enurut bent uk dan cont oh yang dit et apkan oleh Kepala I nspeksi. Buku t ersebut harus disahkan oleh Pelaksana

I nspek si Tam bang dengan m em bubuhi nom or dan parap pada t iap- t iap halam an.

( 2) Dalam Buku Pem urnian dan Pengolahan, Pelaksana I nspeksi Tam bang m encat at sendiri segala keput usannya dan pendapat nya m engenai pelaksanaan ket ent uan- ket ent uan Perat uran Pem erint ah ini.

( 3) Dengan t idak m engurangi ket ent uan pada ayat ( 2) , segala pem berit ahuan resm i dari Kepala I nspeksi kepada Kepala Teknik yang dilakukan secara t ert ulis, t ilgram , t elex at au t ilpon ( set elah disusul dengan pernyat aan t ert ulis) , apabila dim int a oleh Kepala I nspeksi pem berit ahuan resm i t ersebut set elah dit erim a oleh Kepala Teknik, harus dicat at dalam Buku Pem urnian dan Pengolahan dan dibuat salinan sesuai dengan aslinya dan dit andat angani oleh Kepala Teknik.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65