BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) ter

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

  Banyak sekali ragam atau jenis penelitian yang dapat dilakukan oleh seseorang. Hal ini tergantung dari tujuan, Pembelajaran, bidang ilmu, lokasi dan sebagainya.

  Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian Eksperimen. Menurut Sugiyono (2011), Eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

  Penelitian eksperimen mempunyai ciri yang khas tersendiri yaitu adanya kelas kontrol.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievment Divisions (STAD) dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa kelas V semester II di SDN Menjer tahun pelajaran 2014/2015.

  Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental (Eksperimen Semu) yaitu desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010: 114). Tipe desain eksperimen yang digunakan peneliti adalah Nonequivalent Control Group Design (NeCGD) di mana dalam desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

  Desain ini mempunyai dua kelas, dengan kelas pertama adalah kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelas kedua adalah kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Dua kelas yang dipilih awalnya memiliki keadaan yang sama atau homogen, selanjutnya dua kelas tersebut diberi perlakuan atau treatmen yang berbeda. Setelah diberikan perlakuan, setiap kelas diberikan Posttest hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui keadaan dari hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Secara bagan desain penelitian NeCGD dapat digambarkan sebagai berikut:

  O

  1 X O

  2 O

  

3 O

  4 Gambar 1 Design Penelitian Nonequivalent Control Group Design

  Keterangan : O

  

1 = Nilai pretest kelas eksperimen pada keadaan awal sebelum diberikan

perlakuan.

  O

  

3 = Nilai pretest kelas kontrol pada keadaan awal sebelum diberikan

perlakuan.

  X = Perlakuan yang dilakukan di kelas eksperimen yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. O = Nilai post-test kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran dengan

  2 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

  O

  

4 = Nilai post-test kelas kontrol setelah mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

  Waktu pelaksanaan penelitian ini dari bulan Januari

  • – April 2015 dan dilakukan secara bertahap: a) tahap persiapan, b) tahap pelaksanaan, c) tahap penyusunan. Tahap persiapan tahap ini mencakup judul, penyusunan proposal, pembuatan instrumen, permohonan izin serta survei di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian. Tahap pelaksanaan mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba instrument dan pengambilan data. Selanjutnya tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan skripsi serta persiapan ujian. Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas 5a SD Negeri Menjer sebagai kelas kontrol dan 5b SD Negeri Menjer sebagai kelas eksperimen.

3.3 Subjek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5a dan siswa 5b SD Negeri Menjer. Dimana siswa kelas 5a sebagai kelas kontrol dengan jumlah 27 siswa dan siswa kelas 5b SD Negeri Menjer sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 29 siswa. Berikut ini disajikan tabel 6 data siswa kelas 5 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

  

Tabel 6

Data Siswa Kelas 5 Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Jenis Kelamin Jumlah Kelompok siswa Laki-laki Perempuan

  Eksperimen

  17

  12

  29 (kelas 5b SD N Menjer)

  Kontrol

  15

  12

  27 (kelas 5a SD N Menjer)

  Jumlah

  56 Pada Tabel 6 menunjukkan subjek dalam penelitian ini adalah kelompok

  eksperimen kelas 5b SD N Menjer yang berjumlah 29 siswa, yaitu terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan dan kelompok kontrol kelas 5a SD N Menjer yang berjumlah 27 siswa, yaitu terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Jadi jumlah seluruh subjek penelitian sebanyak 56 siswa.

  Kedua kelas tersebut dipilih sebagai sampel tidak dipilih secara random atau acak. Untuk mengetahui kesetaraan antara kedua kelas tersebut dilakukan uji kesetaraan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas yang diukur melalui hasil pretest .

  Berikut ini hasil uji normalitas dan uji homogenitas.

  a. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Uji normalitas data diukur dengan menggunakan One-

  

Sample-Kolmogorov-Smirnov Test , jika hasilnya p < 0,05 data dikatakan tidak

  signifikan atau tidak normal, dan jika hasilnya p > 0,05 maka data dikatakan signifikan atau data normal (Priyanto, 2010: 71).

  Hasil uji normalitas Pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen disajikan pada tabel 6 berikut:

  

Tabel 7

Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Tests of Normality

a

  Kelas Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

  • Eksperimen ,091

  29 ,200 ,948 29 ,164 Pre_test

  Kontrol ,142 27 ,175 ,932 27 ,079 Berdasarkan tabel 7 tampak bahwa pada kolom Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui skor signifikasi pada kelas eksperimen adalah 0,200 dan skor signifikasi pada kelas kontrol sebesar 0,175. Untuk menentukan data tersebut berdistribusi normal maka dilakukan uji signifikasi normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria nilai signifikansi > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran signifikasi pada eksperimen lebih dari kriteria (0,200 > 0.05), sedangkan untuk hasil pengukuran signifikasi pada kelas kontrol lebih dari kriteria (0,175 > 0.05). Maka kedua kelas tersebut berdistribusi normal. Berikut disajikan gambar 2 dan gambar 3 grafik uji normalitas dari hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen.

  Gambar 2 Grafik Uji Normalitas Pretest kelompok Eksperimen Pada gambar 2 memperlihatkan garis lurus yang terbentang dari kiri bawah ke kanan atas. Titik-titik di sekitar garis adalah keadaan data yang diuji. Jika titik- titik berada sangat dekat dengan garis atau bahkan menempel pada garis maka dapat disimpulkan jika data mengikuti distribusi normal.

  Gambar 3 Grafik Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol

  Pada Gambar 3 garis diagonal menunjukkan keadaan ideal dari data yang mengikuti distribusi normal. Titik-titik di sekitar garis adalah keadaan data yang diuji. Jika titik-titik berada sangat dekat dengan garis atau bahkan menempel pada garis maka dapat disimpulkan bahwa data mengikuti distribusi normal.

  b. Uji homogenitas Menurut Priyatno (2010: 76), uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok memiliki varian yang sama maka kedua kelompok tersebut dikatakan homogen. Pengujian homogenitas varians dapat menggunakan SPSS Statistics 22 yaitu dengan langkah sebagai berikut : Analyze –Comperemean – Oneway Anova.

  Jika hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, atau dapat dikatakan sampel-sampel tersebut homogen.

  Hasil uji homogenitas Pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen disajikan pada tabel 8

  

Tabel 8

Hasil Uji Homogenitas Pretest

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Test of Homogeneity of Variances

  Nilai Levene df1 df2 Sig.

  Statistic ,011

  1 54 ,918 Dari tabel 8 menunjukkan bahwa signifikansi uji homogenitas sebesar

  0,918. Kriteria bahwa kelompok dinyatakan homogen apabila signifikansinya > 0,05. Berdasarkan tabel 8 dapat diperoleh hasil bahwa 0,918 > 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan berasal dari kelompok yang homogen.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

  Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan dalam penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:2). Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu:

  1) Variabel Bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe

  Student Teams- Achievment Divisions (STAD) dan pembelajaran konvensional.

  2) Variabel Terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar IPA.

3.4.2 Definisi Operasional

  Variabel model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara operasional didefinisikan sebagai pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdapat beberapa tahap dalam pembelajaran seperti tahap penyajian materi, kerja kelompok, tes individu, perhitungan skor perkembangan individu, pemberian penghargaan kelompok. Variabel pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran tradisional yang biasa dilakukan guru di kelas, yang ditandai dengan ceramah, latihan, tugas, dan tanya jawab. Sedangkan variabel hasil belajar IPA merupakan skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal posttest berbentuk pilihan ganda. Dalam penelitian ini, hasil belajar ditinjau dari hasil belajar pada ranah kognitif dari pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran konvensional.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Eksperimen untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA di SDN Menjer setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

  Achievment Divisions (STAD) adalah: 1.

  Dokumentasi, Digunakan untuk memperoleh data mengenai daftar nama dan dafar nilai rapor siswa kelas 5 SD Negeri Menjer yang akan menjadi subyek penelitian sebelum melakukan observasi dan perlakuan (treatment).

2. Observasi

  Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams- Achievment

  Divisions (STAD) dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN Menjer.

3. Tes

  Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.

  Teknik tes digunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima materi ajar serta tingkat pemahaman dalam pembelajaran IPA di kelas 5 SDN Menjer.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

  Peneliti menggunakan observasi dalam mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi yang diisi pada saat pembelajaran dilaksanakan. Observasi dilaksanakan untuk mengontrol proses pembelajaran agar sesuai dengan keadaan yang diinginkan. Selain itu peneliti juga meggunakan tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA setelah proses pembelajaran. Peneliti juga melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk memperoleh instrumen yang valid dan reliabel. Menurut Sugiyono (2010:173) instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat utama untuk memperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel.

1. Lembar Observasi

  Lembar observasi yang digunakan dalam Penelitian ini berupa lembar observasi terhadap praktik pembelajaran dengan implementasi model pembelajaran Student Teams- Achievment Divisions (STAD). Pengisian lembar observasi ini dilakukan oleh observer dengan dengan memberikan tanda centang pada pernyataan “ya” jika guru melaksanakan kegiatan pembelajaran atau “tidak” jika guru tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pernyataan tersebut diberikan sesuai dengan hasil pengamatan observer terhadap aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran..

  

Tabel 9

Kisi-kisi Pengamatan Guru dalam Pembelajaran Menggunakan Model

Kooperatif tipe Student Teams- Achievment Divisions (STAD)

  9. Memberikan materi yang telah dipersiapakan untuk didiskusikan oleh siswa dalam kelompok

  15. Mengulas kembali pembelajaran yang telah dilakukan

  14. Memberikan lembar evaluasi kepada siswa

  10. Kegiatan Akhir

  13. Memberikan hadiah/penghargaan kepada kelompok yang berhasil memperoleh nilai tertinggi.

  9. Memberikan hadiah/penghargaan

  12. Membimbing dan memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran

  8. Membimbing dan memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman

  11. Memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual

  7. Memberikan tes/kuis

  10. Membimbing dan memfasilitasi siswa dalam belajar kelompok memahami materi pelajaran

  6. Membimbing dan memfasilitasi siswa

  5. Memberikan materi untuk didiskusikan dalam kelompok

  No. Indikator Aspek yang dinilai

  8. Mengkoordinasikan dan membagi siswa kedalam kelompok-kelompok belajar

  4. Mengkoordinasikan dan membagi kelompok

  7. Memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual sehingga akan diperoleh skor awal

  3. Memberikan tes/kuis

  6. Menyajikan materi pembelajaran

  2. Menyajikan materi pembelajaran

  5. Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti

  4. Memberikan apersepsi kepada siswa

  3. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran (buku, alat tulis).

  2. Memeriksa kehadiran siswa (presensi)

  1. Membuka pelajaran

  1. Kegiatan Awal

  16. Menutup pembelajaran Selain mengamati aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan belajar siswa juga diamati untuk mengetahui aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pengisian lembar observasi ini dilakukan oleh observer dengan melingkari salah satu pernyataan yang telah tersedia sesuai dengan hasil yang diamati oleh observer.

  

Tabel 10

Kisi-kisi Kegiatan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD

No. Aspek yang diamati Skor

  A. Kegiatan Awal

  1. Mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran 1 2 3 4

  2. Menjawab apersepsi yang dilakukan guru 1 2 3 4

  3. Mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan 1 2 3 4

  B. Kegiatan Inti

  4. Memperhatikan dengan seksama materi yang 1 2 3 4 disampaiakan oleh guru.

  5. Mengerjakan kuis secara individu yang diberikan oleh 1 2 3 4 guru

  6. Siswa dibagi kedalam kelompok secara heterogen 1 2 3 4

  7. Bekerjasama dengan kelompok untuk mengerjakan 1 2 3 4 Lembar Kerja Kelompok

  8. Berani dan aktif mengemukakan pendapatnya dalam 1 2 3 4 mengerjakan lembar kerja kelompok

  9. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh kuis yang 1 2 3 4 diberikan oleh guru

  10. Mengerjakan kuis secara individu sesuai dengan materi 1 2 3 4 yang sudah dipelajari dalam kelompok

  11. Dengan bimbingan guru membuat rangkuman 1 2 3 4 pembelajaran.

  12. Menerima hadiah/ pengahargaan untuk kelompok yang 1 2 3 4 berhasil memperoleh nilai tertinggi

  C. Kegiatan Akhir

  13. Mengerjakan lembar evaluasi yang diberikan oleh guru 1 2 3 4

  14. Bersama guru siswa mengulas kembali pembelajaran 1 2 3 4 yang dilakukan oleh

  Total Persentase

  Untuk membandingkan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran konvensional, observer juga mengamati pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pengisian lembar observasi pada kelas kontrol sama halnya dengan di kelas eksperimen, yaitu dengan dengan memberikan tanda centang pada pernyataan “ya” jika guru melaksanakan kegiatan pembelajaran atau “tidak” jika guru tidak

  

Tabel 11

Kisi-kisi Pengamatan Guru dalam Pembelajaran Konvensional

No. Indikator Aspek yang dinilai

  1. Kegiatan Awal

  1. Membuka pelajaran

  2. Memeriksa kehadiran siswa (presensi)

  3. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran (buku, alat tulis).

  4. Memberikan apersepsi kepada siswa

  5. Menyampaikan tujuan pembelajaran

  2. Kegiatan Inti

  6. Menyajikan materi pembelajaran

  7. Memberikan contoh-contoh tentang sifat-sifat cahaya, cermin yang disampaikan

  8. Membimbing dan memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran

  3. Kegiatan Akhir

  9. Memberikan lembar evaluasi kepada siswa

  10. Mengulas kembali pembelajaran yang telah dilakukan

  11. Menutup pembelajaran Aktivitas siswa dalam kelas kontrol juga diamati oleh observer sebagai perbandingan dalam mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.

  Berikut disajikan kisi-kisi lembar pengamatan respon siswa dalam pembelajaran konvensional.

  

Tabel 12

Kisi-Kisi Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Konvensional

No. Aspek yang diamati Skor

  A. Kegiatan Awal

  1. Mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran 1 2 3 4

  2. Menjawab apersepsi yang dilakukan guru 1 2 3 4

  3. Mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan 1 2 3 4

  B. Kegiatan Inti

  4. Memperhatikan dengan seksama materi yang 1 2 3 4 disampaiakan oleh guru.

  5. Berani menjawab pertayaan yan gdiajukan oleh guru 1 2 3 4

  6. Mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru 1 2 3 4

  7. Bekerjasama dengan kelompok untuk mengerjakan 1 2 3 4 Lembar Kerja Kelompok

  8. Dengan bimbingan guru membuat rangkuman 1 2 3 4 pembelajaran.

  9. Adanya interaksi positif antara siswa dengan guru 1 2 3 4

  10. Menggunakan waktu yang diberikan dengan baik dan 1 2 3 4 efisien

  C. Kegiatan Akhir

  11. Mengerjakan lembar evaluasi yang diberikan oleh guru 1 2 3 4

  12. Bersama guru siswa mengulas kembali pembelajaran 1 2 3 4 yang dilakukan oleh

  Total Persentase 2.

  Soal Tes Tes diberikan untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung melalui respon seseorang terhadap pertanyaan. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Tes diberikan setelah akhir pembelajaran. Adapun kisi-kisi soal tes mengacu pada Standar Kompentensi yang perlu dicapai oleh siswa. Berikut adalah kisi-kisi instrumen tes:

  

Tabel 13

Kisi-kisi Soal Instrumen

Standar Kompetensi Jumlah Kompetensi Dasar (KD) Indikator No. Item item (SK) 6.

  6.1 Mendeskripsikan Menerapkan mendeskripsi benda yang

  1

  1

  sifat-sifat kan sifat-sifat menghasilkan cahaya cahaya cahaya melalui Menyebutkan kegiatan benda-benda

  42

  1

  membuat sumber cahaya suatu karya

  Menyebutkan atau model berbagai benda bening, benda 3, 16, 24, 48

  4

  tembus cahaya, dan benda gelap Mendeskripsikan berbagai berbagai benda bening,

  43

  1

  benda tembus cahaya, dan benda gelap Mendeskripsikan

  12, 21

  2

  sifat-sifat cahaya Menyebutkan sifat- 2, 5, 8, 9, sifat cahaya 13, 14, 20,

  23, 25, 27,

  16

  28, 32, 38, 39 ,40, 47 Mendeskripsikan sifat-sifat cermin datar dan cermin 19, 31, 34,

  5

  lengkung 37, 46 (cembung atau cekung) Menyebutkann sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan 10, 11, 33

  3

  cermin lengkung (cembung atau cekung) Menyebutkan

  6, 7, 15, 17, penggunaan cermin

  6

  26, 50 mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung) dalam berbagai alat Menyebutkan contoh peristiwa pembiasan,

  18

  1

  penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari Mendeskripsikan benda bening, benda tembus

  29

  1

  cahaya, dan benda gelap Mendeskripsikan

  4, 22, 30, pemantulan teratur 36, 44, 45,

  7

  dan pemantulan

  49 baur Mendeskripsikan

  41, 35

  2

  pemantulan cahaya

  Jumlah

  50

  50

3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

  Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrument yang realibel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011).

3.6.1. Uji Validitas

  Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010:352).

  Berdasarkan hasil uji coba instrument kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan SPSS Statistics 22 menggunakan coreccted item . Surapranata (2009:59) koefisien korelasi dibagi dalam lima

  total correlation

  bagian seperti yang tertera pada tabel di bawah ini:

  

Tabel 14

Koefisien Korelasi Product Moment

Angka Korelasi Makna

  0.800 - 1.000 Sangat tinggi 0.600 - 0.800 Tinggi 0.400 - 0.600 Cukup 0.200 - 0.400 Rendah 0.000 - 0.200 Sangat rendah

  Teknik yang digunakan untuk menguji kevalidan instrument menggunakan teknik corrected item to total score correlation yang dinotasikan (r), yang mengatakan bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation

  ≥ 0,3 Sugiyono, (2011: 177). Uji validitas soal posttest di uji cobakan terlebih dahulu di kelas V SD Negeri Blotongan 2 pada tanggal 5 Maret 2015 dengan jumlah 29 siswa.

  Berdasarkan hasil uji coba instrument kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan SPSS Statistics 22 menggunakan coreccted item total

  correlation . Berikut ini disajikan tabel 15 hasil uji validitas posttest

Tabel 15

Hasil Uji Validitas Posttest

  Standar Kompetensi : sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

  Indikator Bentuk Soal Butir Soal Valid Tidak Valid

  Mendeskripsikan benda yang menghasilkan cahaya Pilihan Ganda 1 -

  Menyebutkan benda-benda sumber cahaya Pilihan Ganda -

  42 Menyebutkan berbagai benda bening, benda tembus cahaya, dan benda gelap

  Pilihan Ganda 3, 16, 24, 48 Mendeskripsikan berbagai berbagai benda bening, benda

  Pilihan Ganda

  43 tembus cahaya, dan benda gelap

  • Mendeskripsikan sifat-sifat Pilihan Ganda 12, 21 cahaya Menyebutkan sifat-sifat Pilihan Ganda 2, 5, 8, 9, 13, 20, 25, cahaya

  14, 23, 27, 38, 39, 40 28, 32, 47

  Mendeskripsikan sifat-sifat Pilihan Ganda 19, 37, 31, 34, 46 cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung) Menyebutkann sifat-sifat Pilihan Ganda 10 11, 33 cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung) Menyebutkan penggunaan Pilihan Ganda 6, 7, 15, 26, 50 cermin mengenai cermin 17, datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung) dalam berbagai alat Menyebutkan contoh Pilihan Ganda 18 - peristiwa pembiasan, penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari

  • Mendeskripsikan benda Pilihan Ganda

  29 bening, benda tembus cahaya, dan benda gelap Mendeskripsikan pemantulan Pilihan Ganda 4, 30, 36, 22, 44, 49 teratur dan pemantulan baur

  45 Mendeskripsikan pemantulan Pilihan Ganda

  35

  41 cahaya

  Jumlah

  28 Soal

  22 Soal

  Berdasarkan tabel 15 hasil pengujian validitas soal Posttest didapati 28 soal yang valid, akan tetapi peneliti hanya mengambil 25 soal yang valid dengan validitas tertinggi yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 23, 27, 28, 30, 32, 35, 36, 45. Setelah pengujian validitas maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas instrument pada penelitian ini menggunakan program SPSS Statistics 22 dengan menggunakan teknik Realibility Analysis untuk mengetahui koefesien Alpha Cronbach.

3.6.2. Uji Reliabilitas

  Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variabel bentukkan yang menunjukkan derajad sampai dimana masing- masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2010 : 221).

  Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen menggunakan teknik Reliability Coefficient Alpha menggunakan program SPSS Statistics 22. Menurut George dan Mallery (1995:226), kategori koefisien reliabilitas instrument adalah:

  

Tabel 16

Kategori Koefisien Reliabilitas Instrument

No. Kategori Reliabilitas Koefisien Keterangan

  1. Tidak dapat diterima α ≤ 0,7

  2. Dapat diterima 0,7 < α ≤ 0,8

  3. Reliabilitas bagus 0,8 < α ≤ 0,9

  4. Reliabilitas memuaskan α > 0,9

  Hasil uji reliabilitas soal posttest yang telah dilakukan menggunakan SPSS

  Statistics 22 . disajikan pada tabel 17

Tabel 17

Uji Reliabilitas Instrumen Posttest

  

Reliability Statistics

  Value ,921

  Part 1 N of a

  25 Items Cronbach's Alpha Value ,670

  Part 2 N of b

  25 Items Total N of Items

  50 Correlation Between Forms ,689 Spearman-Brown Equal Length ,816 Coefficient Unequal Length ,816 Guttman Split-Half Coefficient ,731 Berdasarkan tabel 17 didapati hasil uji reliabilitas terhadap semua soal tes sebanyak 50 soal diperoleh koefisien reliabilitas α = 0.921.Dengan demikian item soal tes untuk Posttest di kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki koefisien reliabilitas α = 0,921. Berdasarkan kategori tingkat reliabitas pada tabel di atas, item soal tes Posttest mempunyai reliabilitas dengan kategori reliabilitas sempurna karena menurut George dan Mallery (1995:226) jika reliabilitas α > 0,9 kategori reabilitas memuaskan.

  Selain menguji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini juga menganalisis tingkat kesukaran soal. Tingkat kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal. Untuk mengetahui soal yang telah valid dan reliabel tersebut sukar atau mudah, terlebih dahulu dicari dengan rumus berikut ini.

  Dimana: P : Indeks Kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto (2008:208) Kriteria tingkat kesukaran adalah sebagai berikut : Antara 0,00

  • – 0,30 = Sukar Antara 0,31
  • – 0,70 = Sedang Antara 0,71
  • – 1,00 = Mudah Untuk mengetahui rincian hasil dari kriteria tingkat kesukaran soal, berikut disajikan dalam tabel berikut ini.

  Tabel 18 Kesukaran Soal Posttest Kriteria Tingkat Butir Soal Indikator Kesukaran valid Susah Sedang Mudah

  Menyebutkan benda benda

  30

  30 sumber cahaya Menyebutkan berbagai benda

  2

  2 bening, benda tembus cahaya, dan benda gelap Mendeskripsikan berbagai

  32

  32 berbagai benda bening, benda tembus cahaya, dan benda gelap Mendeskripsikan sifat-sifat 8, 16 8, 16 cahaya Menyebutkan sifat-sifat cahaya 1, 6, 10, 17, 1, 6,

  45 18, 45 10, 17,

  18 Mendeskripsikan sifat-sifat 15, 27

  27

  15 cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung) Menyebutkann sifat-sifat cahaya

  7

  7 yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung) Menyebutkan penggunaan cermin 4, 5, 12, 4, 5, mengenai cermin datar dan 12, cermin lengkung (cembung atau cekung) dalam berbagai alat Menyebutkan contoh peristiwa

  14

  14 pembiasan, penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari Mendeskripsikan benda bening,

  19

  19 benda tembus cahaya, dan benda gelap Mendeskripsikan pemantulan 3, 21, 35, 3, 21,

  35 teratur dan pemantulan baur 36,

  36 Mendeskripsikan pemantulan 23, 28 23, 28 cahaya

  JUMLAH

  25

  1

  21

  3 Berdasarkan tabel 18 didapati 3 soal dengan tingkat kesukaran mudah

  yaitu soal nomor 32, 35, 45. Dan 21 soal dengan tingkat kesukaran sedang yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 23, 28, 30, 36. Dan hanya 1 soal yang memiliki tingkat kesukaran sukar yaitu soal nomor 27.

  3.7. Teknik Analisis Data

  Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan statistik parametris. Priyatno (2010: 12), analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti minimum, maximum, mean, standar deviasi, varian, modus, dan lain-lain.

  Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi. Statistik parametrik memerlukan terpenuhi beberapa asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu tes mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen. Statistik parametrik digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio. Analisis data pada penelitian inimenggunakan IBM SPSS Statistics

  22.0. Analisis parametik untuk analisis parametik data yang digunakan adalah uji

  t-test. Untuk melakukan uji t test (Independent Samples TTest) sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas digunakan untuk memastikan data berasal dari kelompok yang sama. Uji normalitas ini akan digunakan uji Liliefors dengan melihat skor pada Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program IBM

  

SPSS Statistics 22.0 Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih

  besar dari 0,05. Uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levenes Test), artinya jika varian sama, maka uji t menggunakan Equal Variances Assumsed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not Assumsed (diasumsikan varian berbeda).

  Kriteria berdasarkan signifikansi adalah jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hipotesisnya sebagai berikut: H : Kedua variansi adalah sama (homogen) H a : Kedua variansi adalah berbeda Pada tahap pengujian hipotesis, teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t-test (Independent Samples TTest).

  Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.

  Untuk menguji hipotesis yaitu dengan cara melihat nilai signifikansi dalam tabel Independent-Sample T Test. Jika nilai signifikansinya adalah > 0,05 maka H

  a

  diterima dan antara kedua kelompok tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan. Sedangkan bila nilai signifikansinya < 0,05 maka H a ditolak dan antara kedua kelompok terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan setelah diberikan perlakuan. Adapun cara interprestasi hasil, setelah data dianalisis adalah :

1. Lihat dan interprestasi hasil signifikannya Probabilitas = antara 0,000 s/d 0,010 maka hasilnya sangat signifikan.

  Probabilitas = antara 0,011 s/d 0,050 maka hasilnya signifikan.

Probabilitas = diatas 0,050 maka hasilnya nir-signifikan (tidak signifikan).

  Lihat nilai rerata pada masing-masing kelompok. Bila nilai kelompok

  

treatment (perlakuan) lebih besar daripada kelompok non-treatment maka

  hasilnya signifikan (hipotesis diterima), sebaliknya bila nilai kelompok treatment (perlakuan) lebih rendah daripada kelompok non-treatment yang lebih besar maka hasilnya nir-signifikan (hipotesis ditolak).

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral Melalui Model Value Clarification Technique (VCT) terhadap Hasil Belajar PKn dengan Mempertimbangkan Moral Judgement

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Batur 1 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 201

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Batur 1 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 201

0 0 71

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Evaluasi Index Card Match dengan Pendekatan Scientific Siswa Kelas 4 SDN Semowo 01 Pabelan Sema

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Evaluasi Index Card Match dengan Pendekatan Scientific Siswa Kelas 4 SDN Semowo 01 Pabelan Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Evaluasi Index Card Match dengan Pendekatan Scientific Siswa Kelas 4 SDN Semowo 01 Pabelan Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Evaluasi Index Card Match dengan Pendekatan Scientific Siswa Kelas 4 SDN Semowo 01 Pabelan Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Evaluasi Index Card Match dengan Pendekatan Scientific Siswa Kelas 4 SDN Semowo 01 Pabelan Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Evaluasi Index Card Match dengan Pendekatan Scientific Siswa Kelas 4 SDN Semowo 01 Pabelan Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 91

2.1.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Menjer Keca

0 0 25