BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral Melalui Model Value Clarification Technique (VCT) terhadap Hasil Belajar PKn dengan Mempertimbangkan Moral Judgement
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Menurut Asmadinata (2012:194) penelitian eksperimen (ekperimental research) adalah “pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat ”.
Sedangkan menurut Sugiyono (2011:11) penelitian eksperimen adalah “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
(treatment) tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan ”.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor atau lebih yang sengaja ditimbulkan oleh penelitian dengan menyisihkan faktor-faktor lain. Jadi metode eksperimen sesuai dengan judul pada penelitian ini membandingkan dua variabel yaitu pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model VCT dan hasil belajar PKn dengan mempertimbangkan kemampuan moral
judgement siswa kelas 5 SD N Karangduren 01.
Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah Quasi Eksperimental
Research atau juga disebut sebagai eksperimen kuasi atau semu. Penelitian jenis
ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi sebenamya dalam keadaan yang memungkinkan untuk mengontrol dan/ atau memanipulasi semua variabel yang relevan (Asmadinata, 2012:207).
Desain eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Pretest-Posttest Control Group Design dimana kedua kelompok diberi pre-test
untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Setelah diketahui kondisi kedua kelompok tersebut homogen atau seimbang, (O
1 tidak berbeda dengan O 3 ) maka kelompok
eksperimen diberi perlakuan (treatment) dengan menggunakan pembelajaran pembelajaran konvensional ceramah bervariasi. O
2 adalah nilai post-test
kelompok eksperimen setelah dilakukan penerapan pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model VCT. O adalah nilai post-test kelompok kontrol yang diajar
4
dengan menggunakan pembelajaran konvensional oleh guru kelas. Pengaruh
treatment adalah bila rata-rata nilai O 2 lebih besar dari O 4 dan perbedaannya signifikan (Sugiyono, 2010:116).
Tabel 6 Desain Eksperimen Pretest-posttest Control Group Design
O
1 X O
2 O - O
3
4 Sumber: Sugiyono 2010: 116
Deskripsi dari Tabel 6 adalah sebagai berikut: O : Nilai pre-test kelompok eksperimen untuk mengetahui kondisi awal
1 homogenitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
O
3 : Nilai pre-test kelompok kontrol untuk mengetahui kondisi awal
homogenitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol O : Nilai post-test kelompok eksperimen setelah mengikuti pembelajaran
2 pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model VCT.
O
4 : Nilai post-test kelompok kontrol setelah mengikuti pembelajaran
konvensional ceramah bervariasi yakni siswa kelas 5 SD Negeri Karangduren 02. X: Perlakuan untuk kelompok eksperimen yaitu pada siswa kelas 5 SD Negeri
Karangduren 01, pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model VCT
3.1.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret tahun 2015. Lokasi penelitian ini adalah di kelas 5 SD Negeri Karangduren 01 dan 02 pada semester II tahun ajaran 2014/2015 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Menurut (Sugiyono, 2011:2) variabel penelitian pada dasamya adalah sesuatu yang yang telah ditetapkan dalam penelitian untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Variabel penelitian dapat digolongkan menjadi dua yakni variabel independen dan variabel dependen.
3.2.1 Variabel Penelitian
3.2.1.1 Variabel Independen
Variabel independen sering disebut dengan variabel bebas. Sugiyono (2011:4) menjelaskan variabel independen merupakan
“variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen atau terikat
”. Pada penelitian ini variabel independennya adalah pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model VCT.
3.2.1.2 Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Sugiyono (2011:4) menjelaskan variabel dependen merupakan
“variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen ”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah hasil belajar PKn dengan mempertimbangkan moral judgement.
3.2.2 Definisi Operasional
3.2.2.1 Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral melalui Model VCT
Pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model VCT adalah pembelajaran PKn kelas 5 semester II pada kompetensi d asar 4.2 “Mematuhi keputusan bersama” yang berfokus pada penanaman nilai-nilai moralitas yaitu nilai persamaan hak, menghargai, patuh dan tenggang rasa dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1) siswa disajikan cerita dilematis moral dengan subtansi nilai-nilai moral yang terkandung dalam keputusan bersama (eksplorasi), 2) siswa secara individu mengerjakan dan menganalisis cerita dilematis moral tentang nilai-nilai dalam keputusan bersama (elaborasi), 3) siswa berdiskusi dengan kelompok kecil untuk mengklarifikasi jawaban soal cerita dilematis moral tentang nilai-nilai dalam keputusan bersama tiap individu (elaborasi), 4) Siswa melakukan diskusi pleno tahap 1 untuk mengungkapkan jawaban soal cerita dilematis moral tentang nilai-nilai dalam keputusan bersama pada tiap kelompok dan beradu argumen dengan kelompok lain 5) Siswa melakukan diskusi tahap 2 untuk memantapkan jawaban dan mengklarifikasi prioritas dan keyakinan nilai moral dalam cerita dilematis moral tentang keputusan bersama (elaborasi), 6) penutup diskusi, siswa diberikan penguatan dan review hasil diskusi soal cerita dilematis moral tentang nilai-nilai dalam keputusan bersama (konfirmasi).
3.2.2.2 Hasil Belajar PKn dengan Mempertimbangkan Moral Judgement
Hasil belajar PKn dengan mempertimbangkan moral judgement adalah besarnya skor tes mata pelajaran PKn siswa kelas 5 semester II pada kompetensi dasar 4.2 “Mematuhi keputusan bersama” yang diperoleh dari 10 butir soal pilihan ganda dan 20 butir soal uraian cerita dilematis moral.
3.3 Unit Penelitian
Unit penelitian terdiri atas siswa kelas 5 SD Negeri Karangduren 01 sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 35 (tiga puluh lima) siswa dan siswa kelas 5 SD Negeri Karangduren 02 sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 21 (dua puluh satu) siswa. Sehingga jumlah keseluruhan dari unit penelitian adalah 56 (lima puluh enam) siswa.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1.1 Tes
Menurut Nurkancana dan Sumartana (dalam Herry Sanoto, 2014:155) pengertian tes adalah sebagai berikut: Tes sebagai suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol guna mengetahui perbedaan tingkat efektivitas penerapan pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model VCT dan pembelajara konvensional ceramah bervariasi.
3.4.1.2 Observasi
Menurut Asmadinata (2012:220) observasi (observation) atau pengamatan merupakan “suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung
”. Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang proses pembelajaran di dalam kelas, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Observasi dilakukan untuk mengukur tingkat keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model VCT pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional ceramah bervariasi pada kelompok kontrol.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
3.4.2.1 Butir Soal Tes
Dalam penyusunan butir-butir soal tes harus mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI. Oleh sebab itu, maka sebagai langkah awal dalam membuat butir soal tes perlu menyusun kisi-kisi soal terlebih dahulu, berikut kisi-kisi soal tes untuk mengukur hasil belajar dengan mempertimbangkan moral judgemet siswa kelas 5 SD Negeri Karangduren 01 dan 02 pada Kompetensi Dasar 4.2 “Mematuhi keputusan bersama”:
Tabel 7 Kisi-Kisi Butir Soal Tes
Stándar Kompetensi Indikator soal Bentuk Soal Nomor Soal Kompetensi Dasar
4. Menghargai
4.2 Mematuhi Menjelaskan Objektif
1 Keputusan keputusan pengertian Pilihan Ganda Bersama bersama keputusan bersama. Menyebutkan Objektif
2 dasar pengambilan Pilihan Ganda
keputusan bersama
Menyebutkan Objektif3 contoh Pilihan Ganda pengambilan
keputusan bersama
di lingkungan sekolah. Menyebutkan Objektif4 contoh Pilihan Ganda pengambilan
keputusan bersama
di lingkungan rumah. Menyebutkan Objektif5 contoh Pilihan Ganda pengambilan
keputusan bersama
di lingkungan masyarakat. Menyebutkan sila Objektif6 pancasila yang Pilihan Ganda
berkenaan dengan
musyawarah Menjelaskan Objektif7 pengertian Pilihan Ganda musyawarah. Menentukan sikap Objektif
8 yang tepat dalam Pilihan Ganda bermusyawarah. Menjelaskan Objektif
9 pengertian voting. Pilihan Ganda Menenentukan Objektif
10 sikap yang tepat Pilihan Ganda dalam melak- sanakan keputusan bersama.
Mampu Uraian 1 dan 6 mengidentifikasi nilai toleransi yang terdapat dalam cerita dilematis moral moral bertopik toleransi.
Mampu Uraian 2 dan 7 mendeskripsikan masalah dilematis yang terdapat dalam cerita dilematis moral bertopik toleransi
Mampu Uraian 3 dan 8 menentukan tindakan penyelesaian yang harus dilakukan oleh tokoh utama dalam cerita dilematis moral bertopik toleransi. Mampu menilai Uraian 4 dan 9 tindakan yang dilakukan oleh tokoh pendukung lain dalam cerita dilematis moral bertopik toleransi.
Mampu Uraian 5 dan 10 menjelaskan alasan yang logis dengan per-timbangan moral tentang tindakan penyelesaian masalah yang diajukan. Mampu 11 dan 16 Uraian mengidentifikasi nilai persamaan hak yang terdapat dalam cerita dilematis moral.
Mampu 12 dan 17 Uraian mendeskripsikan masalah dilematis yang terdapat dalam cerita dilematis moral bertopik persa- maan hak. Mampu Uraian 13 dan 18 menentukan tindakan penyelesaian masalah yang harus dilakukan tokoh utama dalam cerita dilematis moral bertopik persa-maan hak.
Mampu Uraian 14 dan 19 menjelaskan alasan yang logis dengan pertimbangan moral tentang tindakan penyelesaian masalah yang diajukan. Sebelum penerapan pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model
VCT dan pembelajaran konvensional ceramah bervariasi, terlebih dahulu disusun kisi-kisi yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan lembar observasi pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model VCT serta pembelajaran konvensional ceramah bervariasi yang digunakan sebagai tolok ukur apakah pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan langkah-langkah atau sintak yang telah disusun berdasarkan standar proses. Berikut kisi-kisi observasi penerapan pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model VCT dan pembelajaran konvensional ceramah bervariasi:
Mampu menilai tindakan yang dilakukan oleh tokoh pendukung lain dalam cerita dilematis moral bertopik persamaan hak.
Uraian 15 dan 20
3.4.2.2 Lembar Observasi
Tabel 8 Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Guru
Penerapan Pembelajaran Kognitif Moral melalui Model VCT
Kegiatan Indikator Deskripsi Kegiatan Pra Pemilihan Kesesuaian pembelajaran kognitif moral melalui
pembelajaran model model VCT terhadap materi menghargai dan
pembelajaran melaksanakan keputusan bersama.
sesuai materi PKn. Menyiapkan Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan peserta didik fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. Apersepsi Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengaitkan pengetahuan sebelumnya denganKegiatan materi yang akan dipelajari. pendahuluan Menyampaikan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. tujuan Menyampaikan Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian uraian kegiatan kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan inti Penyajian Guru mengenalkan siswa tentang cerita dilematis
dilema moral moral.(Eksplorasi) Guru melakukan kegiatan tanya jawab kepada siswa tentang pengalaman kasus dilematis yang
pernah dialami.
Guru menjelaskan tata cara penyelesaian kasus dilematis moral dengan pendekatan pengelompokan fakta yang terjadi dalam suatu kasus. Guru menyampaikan kasus dilematis moral. Tugas mandiri Guru meminta siswa secara individu menganalisis (Elaborasi) cerita dilematis moral.Guru meminta siswa mengidentifikasi nilai-nilai moral yang terkandung dalam kasus dilematis moral. Guru meminta siswa menyusun skala prioritas nilai moral pada nilai-nilai yang telah diidentifikasi serta alasan penentuan skala prioritas. Diskusi Guru meminta siswa membentuk kelompok kecil. kelompok kecil Guru meminta siswa melakukan kegiatan diskusi (Elaborasi) untuk menentukan tindakan atas penyelesaian mendasarinya. Siswa menyusun laporan kelompok.
Diskusi pleno Guru memfasilitasi setiap kelompok untuk
tahap pertama melaporkan hasil diskusinya.(Elaborasi) Setiap satu kelompok selesai melaporkan hasil diskusi, guru memberikan kesempatan
2 kelompok yang lain untuk menanggapi, begitu seterusnya sampai semua kelompok selesai melaporkan. Sekretaris mencatat hal-hal yang penting dalam tanggapan kelompok.
Diskusi pleno Guru sebagai moderator diskusi memfasilitasi
tahap kedua generalisasi nilai moral yang disepakati oleh
(Elaborasi) semua kelompok.Jika ada kelompok yang tidak setuju dengan generalisasi, guru memberikan kesempatan untuk menyampaikan alasan dan meminta kelompok lain untuk menanggapi. Sekretaris mencatat hasil diskusi nilai yang telah
disepakati oleh semua kelompok.
Jeda waktu untuk diskusi kelompok kecil sebagai persiapan diskusi pleno hierarki nilai moral yang akan dilakukan. Guru memfasilitasi diskusi penyusunan hierarki nilai moral yang disampaikan oleh tiap kelompokbeserta alasan yang mendasarinya.
Sekretaris mencatat hierarki moral yang telah disepakati. Berdasarkan hierarki nilai moral yang disepakati, berarti sudah dapat dipastikan mana nilai yang paling penting dan mana tidak perlu. Diskusi keputusan akhir berdasarkan skala hierarki nilai untuk menentukan tindakan moral dalam kasus dilematis.Penutup diskusi Guru memberikan tanggapan dan mereview
(Konfirmasi) semua alasan yang telah disampaikan oleh semua
kelompok Guru merangkum dan menyimpulkan nilai utama dalam kasus dilematis dengan memberikanalasan-alasan sebagai penguatan.
Guru memberikan penguatan atas tindakan penyelesaian dalam kasus dilematis moral. Guru memberikan apresiasi atas keaktifan siswa dalam berdiskusi dan memotivasi siswa yang
masih belum aktif.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Guru meminta siswa untuk terus berlatih dalam menganalisis dan menyusun skala prioritas nilai moral dalam kasus-kasus dilematis.Kegiatan Membuat Guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil
penutup rangkuman/ pembelajaran tentang cerita dilematis moral
kesimpulan beserta tindakan penyelesaiannya.
Refleksi Guru memberikan penilaian secara klasikal tentang diskusi kelompok yang telah dilakukan. Umpan balik Guru memberikan soal evaluasi. Tindak lanjut Guru memberikan tugas rumah secara individual tentang kasus dilematis moral.Tabel 9 Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Guru
Penerapan Pembelajaran Konvensional Ceramah Bervariasi untuk Membelajarkan Cerita Dilematis Moral
Kegiatan Indikator Rumusan Pra- pembelajaran
Pemilihan teknik pembelajaran sesuai materi PKn.
Guru menyusun pokok-pokok informasi cerita dilematis moral yang akan disampaikan kepada peserta didik. Guru menyiapkan beberapa teks cerita dilematis moral sebagai media pembelajaran.
Guru menetapkan metode ceramah bervariasi dengan diskusi dan tanya jawab sebagai metode untuk membelajarkan cerita dilematis moral.
Kegiatan pendahuluan Menyiapkan peserta didik
Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. Apersepsi Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Menyampaika n tujuan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Menyampaika n uraian kegiatan
Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan inti Pendidik menjelaskan pokok-pokok informasi (Eksplorasi)
Guru menjelaskan tentang pengertian cerita dilematis moral beserta contoh yang sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Guru menjelaskan cara penyelesaian kasus dilematis moral.
Guru memberikan kasus dilematis moral kepada siswa untuk dikerjakan bersama-sama dengan guru sebagai contoh penyelesaian kasus. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 4 orang.
Guru memberikan soal yang beragam kepada masing-masing kelompok. Pendidik memberi tugas kepada
Guru meminta siswa melakukan kegiatan berdiskusi untuk mengerjakan tugas kelompok. para peserta didik untuk menggunakan teknik-teknik lain dalam membahas pokok-pokok informasi dengan teknik lain. (Elaborasi)
Guru meminta siswa membuat laporan hasil diskusi kelompok dengan menjawab soal beserta alasan tindakan penyelesaian yang diajukan. Perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Kelompok yang tidak maju diberikan kesempatan bertanya, menyanggah atau menanggapi jawaban teman mereka yang presentasi. Guru meminta siswa membuat laporan kelompok akhir yang telah disusun berdasarkan tenggapan dan pendapat kelompok lain. Pendidik memberi jawaban terhadap pertanyaan dan memberi penjelasan tentang hasil kegiatan dari diskusi kelompok. (Konfirmasi)
Guru menjelaskan tentang pendalaman nilai dalam menyelesaikan soal dilematis moral. Guru menjelaskan jawaban siswa yang masih salah dan memberikan penguatan atas jawaban yang sudah benar/sesuai. Guru meminta siswa untuk terus berlatih dalam menyelesaikan kasus dilematis moral. Guru memberikan apresiasi atas kegiatan diskusi yang telah dilakukan siswa dan memotivasi siswa yang masih belum aktif. Kegiatan penutup
Membuat rangkuman/ kesimpulan
Guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran tentang cerita dilematis moral beserta tindakan penyelesaiannya. Refleksi Guru memberikan penilaian secara klasikal tentang diskusi kelompok yang telah dilakukan. Umpan balik Guru memberikan soal evaluasi. Tindak lanjut Guru memberikan tugas rumah secara individual tentang kasus dilematis moral.
Tabel 10 Kisi-Kisi Observasi Respon Siswa
No. Aspek Observasi Pelaksanaan
Ya Tidak
Correlate - Bevariate kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid
(selanjutnya ditulis SPSS) versi 22 dengan cara Analyze - Scale - Reliability Analysis atau dapat menggunakan Analyze -
Statistical Product Andservice Solution
Validitas instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software
”. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sambas dan Maman (2007) mengatakan bahwa suatu instrumen dimungkinkan memiliki validitas apabila sudah dibuktikan melalui pengalaman, yaitu melalui sebuah uji coba. Untuk menafsirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan adalah dengan mencari koefisien corrected item to total correlation. Menurut Sugiyono (2010: 178) korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya > 0,3 maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.
Menurut Sugiyono (2010:173) bahwa instrumen yang valid berarti “alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid
10 Siswa melaksanakan kegiatan diskusi yang fair.
9. Siswa jujur dan tertib dalam mengerjakan soal evaluasi.
8. Siswa dapat menerima generalisasi nilai yang menjadi kesepakatan.
7. Siswa mampu merumuskan hierarki nilai pada saat diskusi pleno.
6. Siswa mampu mempertahankan nilai yang benar/sesuai.
5. Siswa melaksanakan kegiatan diskusi dengan tertib dan serius.
4. Siswa bekerja sama dengan teman satu kelompok.
3. Siswa dapat menerima pendapat teman pada saat diskusi pleno.
2. Siswa aktif bertanya dan menanggapi dalam kegiatan diskusi pleno.
1. Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh antusias.
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Uji Validitas
atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari 0,3 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Selain pengujian validitas terhadap instrumen, juga dilakukan pengujian reliabilitas. Menurut Sugiyono (2010:173) bahwa instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2010:32) bahwa reliabilitas < 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan diatas 0,8 adalah baik. Instrumen yang dapat dikatakan
reliable apabila alpha > 0,6. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan SPSS
versi 22 yaitu dengan cara Analyze — Scale — Reliability Analyze.
3.5.3 Uji Normalitas Uji normalitas berfungsi agar simpulan yang diambil tidak menyimpang.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil belajar yang berasal dari kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas bertujuan untuk menentukan teknik analisis data yang tepat. Jika data berdistribusi normal berskala data interval atau rasio maka dapat digunakan teknik analisis data Parametrik. Jika data berdistribusi tidak normal maka dapat digunakan teknik analisis data Non Parametrik. Uji normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov Z.
Uji normalitas dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS dengan langkah-langkah: Analyze - Discriptive Statistics - Explore -Masukan Variabel pada Dependent List - Plots - Normality Plots with Tests - Continue - Ok atau menggunakan Analyze - nonparametric test - One Sampel KS - masukkan variabel pada jendela variable - klik normal pada test distribution - Ok. Metode pengambilan keputusan pada uji normalitas menurut Priyatno (2010:40) yaitu jika signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka data yang diuji adalah berdistribusi normal. Jika signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka data yang diuji tidak berdistribusi normal.
3.5.4 Uji Prasyarat Penelitian (Uji Homogenitas)
Uji prasyarat digunakan agar nantinya penelitian berjalan sesuai dengan prosedur penelitian yang ada. Dalam penelitian eksperimen jenis Quasi
Eksperimental ini, yang menjadi salah satu persyaratan pokok adalah homogenitas
varians atau tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kelas kontrol maupun
kelas eksperimen. Untuk mengetahui hal tersebut maka perlu untuk dilakukan uji prasyarat yang ditindaklanjuti melalui uji homogenitas varians.
Uji homogenitas varians bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau berbeda. Jika kedua kelompok siswa mempunyai varians yang sama maka dapat dilakukan pemberian tindakan (treatment) pada kelompok eksperimen yaitu dengan pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model VCT.
Metode pengambilan keputusan pada uji homogenitas menurut Priyatno (2010: 114) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data yang di uji adalah homogen. Jika signifikansi < 0,05 maka data yang di uji tidak homogen. Pengujian homogenitas varians dapat dilakukan dengan bantuan SPSS versi 22 dengan langkah-langkah: Analyze - Comparemean - Oneway Anowa.
3.5.5 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dengan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada nilai post-
test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis dilakukan
setelah data nilai post-test dari kelompok yang telah dilakukan uji prasyarat penelitian yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat efektivitas antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang signifikan setelah dilakukan tindakan berupa penggunaan pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model VCT pada kelompok eksperimen, adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H a : Terdapat perbedaan tingkat efektivitas antara pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model VCT dengan pembelajaran konvensional ceramah bervariasi terhadap hasil belajar PKn dengan mempertimbangkan moral
judgement siswa kelas 5 SD N Karangduren 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
H : Tidak terdapat perbedaan tingkat efektivitas antara pembelajaran berbasis kognitif moral melalui model VCT dengan pembelajaran konvensional ceramah bervariasi terhadap hasil belajar PKn dengan mempertimbangkan
moral judgement siswa kelas 5 SD N Karangduren 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian menggunakan uji statistik parametik, yaitu menggunakan uji-t atau T-
test Independent. Menurut Priyatno (2010:99) bahwa menganalisis hasil output
pada Independent Sample Test adalah sebagai berikut: a.
Pengujian dilakukan sebelum Independent Sample Test yakni uji asumsi varian
(uji Levene's) untuk mengetahui apakah varian sama atau berbeda, jika varian
sama maka uji-t menggunakan Equal Variance Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variance Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Jika signifikansi > 0,05 maka memiliki varian yang sama. Jika signifikansi < 0,05 maka memiliki varian yang berbeda.
b.
Melihat tabel Independent Sample Test pada T-test for Equality of Means pada
sig (2-tailed) , jika signifikansi > 0,05 maka tidak ada perbedaan. Jika signifikansi < 0,05 maka terdapat perbedaan.