PENDAYAGUNAAN MEDIA DAN SARANA DALAM PEN

1

PENDAYAGUNAAN MEDIA DAN SARANA
DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB
Oleh Drs. Adi Kasman, MA1
EMAIL: adi_payalumpat@yahoo.co.id
ABSTRAK
Media dan sarana merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
lagi signifikan dalam menunjang ketercapaian dan keberhasilan proses
pembelajaran. Karena itu, media merupakan bagian yang sangat integral dari
semua proses pengembangan pelajaran. Dalam pemahaman yang lebih luas, media
pendidikan dapat dipahami secara umum merupakan keseluruhan sumber : daya,
data dan dana, semuanya ini dapat mendukung dan melengkapi proses pendidikan
sehingga tujuan yang ingin dicapai akan mudah direalisasikan secara efisien dan
efektif. Pengembangan media merupakan suatu tuntutan yang harus dipenuhi
dalam dunia pembelajaran, karena media itu merupakan bagian dari teknologi
pendidikan, media selalu mengalami perkembangan, perobahan dan mengalami
kemajuan. Umar Tirtaraharja dan S. L. La Sulo mengatakan dalam bukunya
”Pengantar Pendidikan” sejalan dengan perkembangan Iptek2 Namun demikian
pengembangan media bukanlah persoalan mudah, apalagi kalau media itu
diharapkan untuk mengefektifkan pembelajaran bidang studi bahasa Arab

ABSTRACT
Media of learning or learning tools are very significant and one of critical
factors that contribute to meeting learning outcomes and achieving successful
teaching and learning process. Hence, media are the integral part of all teaching
1

. Dosen Bahasa Arab/ketua Prodi PAI pada STAI Teungku Dirundeng Meulaboh

2

. ”Pengaruh perkembangan iptek dalam semua sector” termasuk sektor pendidkan ”
meskipun diakui bahwa pengaruh tersebut di dalam dunia pendidikan belum sejauh yang terjadi
pada dunia pertanian, industri, transportasi dan komunikasi, namun intervensinya didalam dunia
pendidikan sudah banyak yang yang didesiminasikan sejak tahun 70-an ... Disegi lain muncul
pendekatan-pendekatan baru dan perobahan orientasi dalam proses belajar mengajar, konsep
pengembangan tingkah laku, perubahan peran guru dan siswa, munculnya berbagai tenaga
kependidikan nonguru, pendayagunaan sumber belajar yang semakin bervariasi, dan lain-lain.

2


and learning developments process. In a broader understanding, media of learning
can generally be understood as all of the resources; power, data and finance.All of
these can indeed support and complete the learning process so that the objectives
can be more easily, effectively, and efficiently realized. Media development is a
must-be-met demand in the world of teaching and learning, and because media is
also a part of educational technology, it always develops, changes, and increases
along with the development of knowledge and technology, wrote Umar
Tirtaraharja and S.L. La Sulo in their book “PengantarPendidikan”. Nevertheless,
developing media of learning is not that easy, especially when the media are
expected to turn the teaching and learning process of Arabic language become
more effective.

MUSTAKHLASH

‫إن الوسسسائل من أهم العوامسسل وأكثرهسسا اسسستفادة‬
،‫ لسسسذلك‬.‫لتتم من لللهسسسا عمليسسسة التعليمس والتعلم‬
‫كسسانت الوسسسائل جسسزءا ً متكسساملًس مسسع جميسسع عمليسسة‬
‫ أن الوسائل التعليميةس‬،‫ فبمعنى آلر‬.‫تطوير التعليم‬
،‫ والبيانسسسسسات‬،‫هي جميسسسسسع المصسسسسسادر؛ القسسسسسدرة‬
‫ التي تدعم العمليسسة التربويسسة وتكملهسسا‬،‫والتكليفات‬

‫حسسسستى تتمكن من تنفيسسسسذ اههسسسسداف التعليميسسسسة‬
‫ تطوير الوسائل التعليمية أمر ضسسروري‬.‫المنشودة‬
‫ هن الوسسسائل‬،‫تنبغي مراعاته في المجال السستربوي‬
‫التعليميسسة نسسوع من أنسسواع تكنولوجيسسا التعليمس السستي‬

3

‫ ولكن قسسال عمسسر‬.‫تتطسسور وتنطلسسق نحسسو التقسسدم‬
‫سولو في كتابهما "مسسدلل‬

.‫ل‬.‫تيرتاراهرجا و س‬

‫إلى التعليم" أن تطسسوير الوسسسائل التعليميسسةس ليس‬
‫أمسسرا ً سسسهل ً و سسسيما عنسسدما يسسرجى منهسسا تفعيسسلس‬
.‫العملية لتعليمس اللغة العربية‬

Kata Kunci : Pendayagunaan, media, sarana dan pengajaran
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang atau dikenal dengan
istilah ”long life of education”. Kita merupakan produk pendidikan masa lalu yang

telah diperbaharui dengan berbagai macam inovasi-inovasi melalui proses belajar.
Dalam proses pembelajaran, perencanaan pengajaran harus dibuat sedemikian
rupa, ”perencanaan pengajaran selain perlu mempertimbangkan faktor-faktor
penghambat, yang umumnya bersifat eksternal, masih ada hal-hal lain yang perlu
mendapat perhatian yang serius dari para perencana , jika diinginkan perencana
agar pendidikan memberi manfaat optimal”3. Pembelajaran atau pendidikan yang
berkesinambungan hingga dewasa ini dengan tingkatan, intensitas dan mutu yang
berbeda satu sama lain, ini semua karena berbeda kemampuan seorang guru.
Secara garis besar guru yang profesional harus memiliki tiga ciri : Pertama
”Harus menguasai bidang ilmu pengetahuan yang akan diajarkannya dengan baik.
Ia benar-benar seorang ahli dalam bidang ilmu yang diajarkannya. Kedua ”Harus
3

. Harjanto, Drs. , Perencanan Pengajaran, (PT. Renika Cipta, Jakarta, 2008) Hal. 7

4

memiliki kemampuan menyampaikan atau mengajarkan ilmu yang dimilikinya
(transfer of knowledge) kepada murid-muridnya secara efektif dan efisien. Dan
Ketiga ”Harus berpegang teguh kepada kode etik profesional. Kode etik di sini

lebih dikhususkan lagi tekanannya pada perlunya memiliki akhlak yang mulia” 4.
Apa yang akan terjadi di masa akan datang, hal ini, tentu saja , tidak dapat
dihindari dan dipisahkan gejala-gejala yang sedang terjadi serta kita lakukan
dewasa ini.
Oleh karena itu, konsep pendidikan yang berorientasi teknologi
(technological conception of education) adalah sesuatu yang tak mungkin
dihindari. Kita hidup di era globalisasi dengan kemajuan teknologi komunikasi
dan informasi yang serba cepat dan canggih.Atwi Suparman mengatakan dalam
mendidik harus mampu mengaplikasikan teknologi Pendidikan5. Teknologi
pendidikan bukan semata-mata alat untuk melahirkan suatu produk, melainkan
juga merupakan suatu sistem penalaran dalam rangka konseptualisasi dan
pengembangan pendidikan serta pembelajaran secara cepat, tepat, padat dan
hemat.
Melihat perkembangan dan kemajuan teknologi pendidikan dalam hal ini
pembelajaran, termasuk bahasa Arab, kiranya sangat diharapkan adanya suatu
usaha untuk mengarahkan kepada ”belajar ketrampilan proses” (learning process
skill), bukan hanya semata-mata ”belajar konsep” (learning concept). Belajar
konsep, fakta dan prinsip sangat tergantung pada apa yang diajarkan, sedangkan
belajar ketrampilan proses dan mengembangkan sikap belajar sangat tergantung
bagaimana materi pelajaran itu diajarkan disamping banyak terjadi perobahan dan

4

. H. Abuddin Nata, Prof, Dr, MA, Manajemen Pendidikan, (Kencana, Jakarta, 2007)

Hal.142
5

. Teknologi pendidikan merupakan keseluruhan metodologi dan serangkaian teknik yang
digunakan untuk melaksanakan prinsip-prinsip pembelajaran. Teknologi pendidikan melibatkan
sistem, teknik dan alat untuk meningkatkan kualitas proses belajar manusia. Ada empat ciri pokok
teknologi pendidikan: (1) Definisi secara jelas tujuan yang harus dicapai siswa; (2) Aplikasi
prinsip-prinsip belajar kedalam anlisis dan penstrukturan dari mata pelajaran yang akan diajarkan;
(3) Pemilihan dan penggunaan media yang sesuai untuk mengajarkan materi; dan (4) Penggunaan
metode penilaian kinerja siswa untuk menilai efektivitas dari mata pelajaran dan bahan belajarnya.
Riset dan Perkembangan Teknologi Pendidikan, Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional
´Teknologi Pendidikan: Refleksi dan Kontribusi di Era Global” di Aula Teater Sastra Universitas
Negeri Jakarta, 28 Pebruari 2000.

5


perkembangan seiring kemajuan teknologi pada masa itu. Dalam konteks tersebut,
sangat relevan apa yang pernah diungkapkan oleh Saidina Ali, ra, : ”Didiklah
anak-anakmu karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan
masamu (saat ini)” Dengan kata kata lain, pendidikan dan pembelajaran harus
berorientasi dan berwawasan masa depan (upto date). Belajar ketrampilan proses
dapat memantulkan dan membangun cara subyek didik membentuk konsep secara
wajar dan sekaligus memberi kemungkinan untuk menemukannya sendiri,
sehingga dengan demikian dapat memberikan urunan terhadap perkembangan
mentalnya dalam mewujutkan diri dan membantunya ”belajar bagaimana
mempelajari sesuatu” (to learn how to learn)6
Disamping itu ada juga tuntutan perkembangan terhadap tenaga pendidik
”Pada awal tahun 1960 telah mulai dipersiapkan tenaga untuk mengembangkan
strategi pembelajaran alternatif dengan dikirimkannya sejumlah tenaga ke luar
negeri. Tenaga-tenaga ini kemudian diberi tugas untuk mendidik dan
mempersiapkan tenaga dalam negeri sendiri sebagai modal dasar untuk usaha
pengembangan lebih lanjut. Tenaga –tenaga ini tidak dididik untuk menguasai
teaching subjects, melainkan untuk bekerja sama dengan subjects specialists
dalam suatu tim untuk mengembangkan sistem pembelajaran pada lapis mikro
(classroom levels), maupun pada lapis meso (institutional levels), dan makro
(educational system’s level)7.

Lebih lanjut Semiawan mengatakan bahwa persyaratan yang harus
dipenuhi dalam mempergunakan ”ketrampilan proses” sebagai metodologi
pengajaran8 khususnya bahasa Arab menggalakkan tanggung jawab anak pada
6

. Conny R. Semiawan, “Strategi Pembelajaran yang efektif dan efisien”. Dalam Conny
R. Semiawan dan Soedijarto (Ed), Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional
Menjelang Abad XXI, (Jakarta: Grasindo, 1991), Hal. 169
7
. Yusufhadi Miarso, Pro, Dr, M.Sc, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta,
Kencana, 2007) Hal. 157
8

. Yusuf dan Syaiful Anwar (1995: 151) menginformasikan bahwa negara maju seperti
Amerika, Eropa, dan sebagainya telah menerapkan metodologi pengajaran bahasa Arab telah
berjalan baik. Pengajaran bahasa Arab yang mereka lakukan disertai alat-alat peraga/media
pengajaran (audio visiucd aids) tersedia lengkap. Sehingga dalam waktu enam bulan sampai satu
tahun saja orang sudah mampu mengikuti kuliah-kuliah, memahami buku-buku,
berkomunikasi/berkunjung ke negara-negara Arab. Bahkan dapat menulis disertasi dengan bahasa


6

tugasnya” adalah kesamaan titk tolak dan visi di mana guru dan subyek didik
berdiri sehingga akan memungkinkan suatu dialog dalam arti adanya suasana
kebersamaan dalam menuju tujuan pembelajaran bidang studi tertentu dalam
keterlibatan mental, emosional dan fisik sepenuhnya. ”Untuk itu diperlukan sarana
dan alat bantu (media) yang memadai. Sarana dalam hal ini merupakan alat bantu
dalam mengadakan introduksi dan pemanasan (warning up)9
B. Fungsi Media dan Sarana
Media – merupakan bentu jamak dari medium10, yang berarti perantara
atau pengantar11. Mempunyai fungsi pokok sebagai sarana atau alat bantu
untuk menyampaikan informasi, misi dan edukasi. Media itu merupakan faktor
yang dapat memberikan suatu efek terhadap keberhasilan dalam proses
pembelajaran.
Media itu sendiri lahir dan berkembang dengan pesat sejalan dengan
penerapan prinsip-prinsip ”teknologi instruksional; dan teknologi instruksional itu
lahir dan berkembang karena adanya teknologi pendidikan” 12. Sementara kata
”Media” itu menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin, ”yang secara
harfiah berarti perantara (between) yaitu perantara sumber pesan (source) dengan
penerima pesan (receirver)13. Dengan kata lain, media, apapun bentuk, jenis dan

sifatnya, pasti akan terus mengalami perubahan-perubahan, modifikasi, inovasi
dan inprovisasi seiring perjalanan waktu, sehingga pada akhirnya penggunaan dan

Arab.
9
. Conny R. Semiawan, Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional
Menjelang Abad XXI, Hal. 170
10
. Dalam bahasa Inggris, “media” diartikan sebagai all the means of communication;
something intermediate; any materials or technique as used for expression. Lihat Victoria
Neufeldt (Ed), Webster’s New World Dictionary of American Englilsh, (New York: Webter’s
New World Dictionaries, 1988), Edisi III, Hal. 841 & 843.
11
. Wina Sanjaya, Dr. M.Pd. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendididkan, (Jakarta, Kencana, 2009) Hal. 163
12
. Sujarwo S, “Media Instruksional”, dalam Sujarwo (Ed), Beberapa Aspek
Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta: Radar Jaya, 1988) Hal. 165
13
. Udin S. Winata Putra, Drs. MA, dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Penerbitan

Universitas Terbuka, 2003) Hal.5.3

7

penerapannya dalam proses belajar mengajar kiranya perlu disinergikan dengan
karakteristik dan kebutuhan atau keinginan siswa serta tujuan yang ingin dicapai.
Selanjutnya, media bukan saja berupa alat atau bahan saja, akan tetapi ada
hal-hal lain yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan,
sebagaimana penadapat Gerlach dan Ely (1980: 244) menyatakan: ”A medium,
conceived is any person, material or event that establishs condition which enable
the learner to acquire knowledge, skill, and attitude”. Maksudnya, secara umum
media itu meliputi ”orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan
kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap”14. Media pembelajaran segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Media pembelajaran
yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar dapat mempengaruhi
terhadap efektifitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya
berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat
bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke–20 usaha pemanfaatan visual
dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audiovisual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
khususnya dalam bidang pendidikan,saat ini penggunaan alat bantu atau media
pembelajaran
Pengembangan media dalam proses pembelajaran, khususnya bahasa Arab
merupakan suatu keharusan bagi seoarang guru dalam dunia pembelajaran, karena
itu merupakan bagian dari teknologi pendidikan, media terus mengalami
perkembangan seiring kemajuan zaman. Meskipun demikian, Asosiasi Teknologi
dan komunikasi Pendidikan (Association of education and Communication
Technology/AECT) di Amerika membabatasi media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970)
menyatakan bahwa: ”media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
14

. Wina Sanjaya. Ibid.

8

siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar” 15. Sementara Asosiasi Pendidikan
Nasional (National Education Association/NEA, mengatakan bahwa media itu
adalah ”bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta
peralatannya”16.
Media pembelajaran Juga dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda,
tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman
Namun demikian, inovasi-inovasi sumber belajar/media pembelajaran
bukanlah perkara mudah untuk mengembangkannya, lebih-lebih jika media yang
dimaksudkan itu untuk membangkitkan semangat siswa dalam pembelajaran
bidang studi bahasa Arab. Menurut Ahmad Khairi dan Jabir ’Abd al-Hamid,
pemilihan dan pengembangan media bukan ”ilmu pasti”, melainkan pilihan penuh
alternatif yang harus memperhatikan tujuan, isi (materi pembelajaran), siswa/anak
didik, situasi dan ketersediaan sarana/fasilitas”. Betapapun hebat dan canggihnya
media yang dipilih dan digunakan bukan dimaksudkan sebgai ”pengganti guru”
karena keberadaannya tidak akan membawa arti dan manfaat tanpa guru” 17. Ini
menunjukkan bahwa guru harus benar-benar dapat merancang dan memanfatkan
media itu dengan baik serta tepat guna.
Lebih jauh, Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc. mengatakan ada dua belas
macam kegunaan media dalam pembelajaran menurut kajian teoritik maupun
empirik: (1) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak
kita, (2) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para
mahasiswa, (3) Media dapat melampaui batas ruang kelas, (4) Media
memungkinkan adanya interaksi langsung antara mahasiswa dan lingkungannya,
(5) Media menghasilkan keseragaman pengamatan, (6) Media membangkitkan
keinginan dan minat baru, (7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang
untuk belajar, (8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari
sesuatun yang konkret maupun abstrak, (9) Media memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk belajar mandiri, (10) Media meningkatkan kemampuan
15

. Mansyur.Moh. dkk. Materi Pokok Bahasa Arab I, Modul 1-12, (Dirjen Binbaga Islam,
Universitas Terbuka, 1994/1995) Hal. 193
16
. Ibid.
17
.Muhbib, Abd. Wahab, Drs, M.Ag. Makalah disampaikan dalam Pelatihan Guru Bahasa
Arab Tingkat Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) yang diselenggarakan oleh Fakultas Agama
Islam Universitas Islam “45” Bekasi di Wisma Yayasan Pendidikan Islam (YPI), Ciawi Bogor, 20
Juli 2000

9

keterbacaan baru (new literacy), (11) Media mampu meningkatkan efek sosialisasi
dan (12) Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri dosen maupun
mahasiswa18.c
Perolehan pengetahuan dalam proses pembelajaran, khususnya bahasa
Arab, akan semakin abstrak apabila

disampaikan hanya melalui verbal saja.

Kondisi semacam ini kemungkinan besar akan terjadi verbalisme, artinya subyek
didik cuma dapat mengetahui tentang kata tersebut. Hal ini juga dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan persepsi siswa. Peranan media pembelajaran
sangat menentukan dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu, Yusufhadi
lebih

jauh

mengatakan,

keaneka

ragaman

sumber19.

Guru

sebaiknya

mengusahakan agar pengalaman siswa menjadi lebih nyata, dimana informasiinformasi yang akan disampaikan kepadanya benar-benar dapat terwujut, hal ini
pula yang harus dilakukan untuk dapat mendekatkan siswa dalam situasi dan
kondisi yang rill dengan sebenarnya.
Melihat keterangan diatas, maka secara lebih khusus media pembelajaran
itu mempunyai fungsi dan tujuan peranannya sebagai: ”Menangkap suatu objek
atau peristiwa-peristiwa tertentu, memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek
tertentu, menambah gairah dan motivasi belajar siswa”20.
Secara tioritis pengembangan media itu harus benar-benar memperhatikan
karakteristiknya dan diharapkan memiliki fungsi agar dapat menimbulkan daya
tarik, minat baru dan perhatian yang lebih besar terhadap materi yang
disampaikan. Apabila obyek belajar itu terlalu besar atau tidak ada di tempat
siswa, dalam hal ini guru dapat memamfaatkan media slide, film, foto atau
gambar, obyek yang terlalu kompleks/rumit dapat pula dimediakan, kejadiankejadian yang jarang terjadi atau jarang ditemui dapat diawetkan, konsep yang
terlalu luas dan rumit dapat disederhanakan, penggunaan berbagai media dengan
kombinasi yang cocok dan memadai, menyeragamkan pemahaman dan penafsiran
siswa, menanamkan konsep dasar yang benar, konkret dan realistis, terakhir media
18

. Yusufhadi Miarso, Ibid. Hal. 461
. Pada awal kebudayaan, manusia memperoleh pendidikan dari alam sekitarnya. Dalam
perkembangan kemudian ada orang-orang tertentu yang diberi wewenang khusus untuk
memberikan pendidikan – yang kemudian kita kenal dengan sebutan “guru”. Namun guru
bukanlah satu-satunya sumber bagi perserta didik untuk memperoleh pendidikannya. Guru
hanyalah salah satu sumber insani, dan disamping itu masih ada lagi sumber non-insani. Sumbersumber insani ini harus pula dilengkapi dengan sumber non-insani berupa lingkungan, alat, media,
dan sebagainya. Peranan guru sebagai penyaji informasi tidak lagi tepat dalam perkembangan ini,
karena hal itu dapat dilakukan oleh media.
20
. Wina Sanjaya, Strategi... Hal. 170
19

10

dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari pengalaman yang konkrit
sampai pengalaman yang paling abstrak21
Dari berbagai uraian diatas dapat dipahami bahwa pendayagunaan dan
pengembangan media serta sarana pendukung dalam proses pembelajaran bahasa
Arab hendaknya guru sedapat mungkin memperhatikan nilai praktis, pragmatis,
ekonomis, dan edukatifnya untuk pengembangan ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik siswa. Logikanya ketiga ranah tersebut dapat diperoleh dan dialami
oleh siswa berbagai macam informasi melalui penggunaan media tersebut.
C. Prinsip-prinsip Pemilihan dan Pemamfaatan Media
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, media maupun sarana sangat
bergantung pada guru yang memanfaatkannya, keberadaan keduanya itu akan
tidak punya arti apa-apa tanpa ada guru atau yang menjabarkan dalam
pendayagunaannya dengan tepat, baik dan benar. Agar sumber/ media dan sarana
pendukung

berfungsi

dengan

baik

dalam

belajar

bahasa

Arab

perlu

mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat dipakai untuk
mencapai tujuan/kompetensi yang ingin dicapai, misalnya buku, modul
untuk kompetensi kognitif; media audio untuk kompetensi ketrampilan,
dan sebagainya22
2. Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat memudahkan
pemahaman peserta didik, misalnya lidi/sempoa digunakan untuk operasi
hitung (matemetika) lampu senter, globe, dan bola untuk mengilustrasikan
proses terjadinya gerhana, dan sebagainya.
3. Sumber belajar/media pembelajaran dideskripsikan secara spesifik dan
sesuai dengan materi pembelajaran.
4. Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitif, karakteristik efektif, dan ketrampilan motorik
peserta didik23.
21

. Sujarwo S, Ibid, Hal. 169-170
. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual seperti penguasaan mata
pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku
individu. Kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas dan
profesinya. Kemampuan guru dalam berbagai ketrampilan/berprilaku, seperti ketrampilan
mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran. Demikian pendapat Dr.
Hamzah B. Uno, M.Pd dalam bukunya Orientasi baru dalam Psikologi Pembelajaran Halaman
131.
23
. Munir Mukhlis, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual, (Jakarta, Bumi
Aksara, 2009) Hal. 89
22

11

Agar media dan sarana pendukung pembelajaran bahasa Arab lebih
efaktif, guru harus mempedomani prinsip-prinsip berikut ini: ”Pertama, ketika
hendak mengajar bahasa Arab, guru seharusnya merumuskan tujuan pembelajaran
secara jelas dan operasional, karena perumusan tujuan yang jelas dan terukur akan
membeantu memilih media yang sesuai”. Dalam merumuskan tujuan tersebut,
guru harus benar-benar faham tingkat kemampuan siswa, perumusan indikator
harus sesuai dengan kemampuan merka. ”Kedua, dalam mendayagunakan media,
guru hendaknya memperhatiakan kesesuaian media dan sarana tingkat
kemampuan, pengalaman dan umur siswa”. Hal ini dapat memberikan
pemahaman bagi guru bahwa tidak semua media itu cocok untuk semua siswa
dengan berbagai macam tingkat karakteristiknya. ”Ketiga, guru hendaknya
memperhatikan waktu, tenaga dan dana ketika akan menggunakan media” ketiga
faktor ini guru harus benar-benar dapat memaksimalkan, artinya dalam
mengajarkan bahasa asing, termasuk bahasa Arab, memuat prinsip ”murah,
mudah, menarik dan manfaat” media yang digunakan sebagai sarana dalam
pembelajaran diupayakan lebih ekonomis, mudah diperoleh, menarik bagi siswa,
memberi manfaat dan nilai tambah. ”Keempat, dengan asas menarik dan manfaat
tersebut, guru harus menjamin bahwa dengan penggunaan media, tujuan
pembelajaran bahasa Arab akan tercapai lebih efektif dan efisien dibandingkan
tidak menggunakannya”. Dengan adanya media dalam ruangan pada saat
berlangsung pembelajaran dapat membuat siswa lebih semangat dan menikmati
serta lebih termotifasi untuk belajar; dan ”Kelima, selain aspek kepraktisan suatu
media, guru harus mempertimbangkan juga kualitas, artistik dan kelaikannya
untuk dapat digunakan”24
Dari elaborasi tersebut lebih jelas dan dipertegas bahwa dalam
pemanfaatan media maupun sarana pendukang proses pembelajaran bahasa Arab
selayaknya guru berpijak pada prinsip relevansinya antara media dengan tujuan,
materi, metoda, kemampuan guru, karakteristik siswa, situasi dan kondisi
24

. Pendapat ini dikutib oleh Drs. Muhbib Abd. Wahab dalam kitab Al-Mu’nat alBasyariyyah fi Ta’lim al-Lughah, Karangan Mahmud Ismail Shini dan Umar al-Shadiq, (Riyadh:
Jami’at al-Malik Su’ud, 1984) Hal. 4

12

madrasah atau sekolah, tidak melupakan asas praktis, manfaat, ekonomis dan
psikologis. Media dan sarana itu adalah alat, bukan tujuan, oleh kerena itu sedapat
mungkin dioptimalkan.
D. Strategi Pendayagunaan dan Pengembangan Media
Fakta membuktikan bahwa dalam melakukan proses belajar mengajar
bahasa asing, termasuk bahasa Arab, mayoritas kalangan remaja Islam yang
sedang menimba ilmu pengetahuan di madrasah dan perguruan tinggi Islam
merupakan suatu pekerjaan yang sulit dan melelahkan. Oleh kerna itu tenaga
pengajar, siswa maupun mahasiswa dituntut berupaya memahami dan
memahamkan pelajaran bahasa Arab yang sedang dipelajari itu.
Sebelum diuraikan beberapa macam strategi pendayaguanaan dan
pemberdayaan media, alangkah lebih baik ditegaskan pertama sekali bahwa
penggunaan dan peran media hendaknya terintergrasi dengan berbagai nuansa
aktifitas kebahasaan, antara lain “adalah pembentukan firqah bahasa Arab,
penerbitan majalah atau koran, pengadaan siaran radio, kelompok seni, kelompok
baca, kelompok diskusi, kelompok ceramah, kelompok perpustakaan dan
kelompok korespondensi”25. Disamping itu harus ada suatu usaha dan kiat-kiat
pengembangan sistem dan desain instruksional, maksud yang jelas, dewasa ini
dengan

berkembangnya

teori-teori

tentang

bagaimana

siswa

belajar,

berkembangnya macam-macam paket atau media belajar, ditemukannya metodemetode belajar baru, telah mendorang para pendidik untuk mencari pendekatan
baru dalam mengembangkan sistem dan desain26.
Melihat perkembangan dalam dasa warsa saat ini, meskipun guru telah
banyak yang lulus sertifikasi, namun masih belum mampu mendayagunakan
berbagai macam bentuk media pembelajaran “sehingga cukup sulit menentukan
suatu media atau kombinasinya untuk menyajikan bahan ajar. Biasanya ada

25
. Hasan Syahatah, Ta’lim al-Lughat al-Arbiyyah Baina al-Nazriyyat wa al-Tathdi’q,
(Kairo: al-Dar al-Mishriyyah,1996), Cet. III, Hal. 390-402
26

. Harjanto, Drs. , Perencanan... Hal. 93

13

kecenderungan para guru untuk memilih jenis media yang paling mereka sukai
atau mereka kenal walaupun tidak begitu relevan dengan tujuan pembelajaran”27.
Oleh karena itu pendekatan, metode pembelajaran, pemilihan dan
penggunaan media pembelajaran yang efektif dan efisien perlu dirancang dan
dirumuskan strateginya agar pembelajaran menjadi lebih menarik, mudah, tepat
dan cepat mencapai tujuan. Agar media dalam proses pembelajaran benar-benar
dapat dimanfaatkan untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, maka ada beberapa
indikator yang harus diperhatikan antara lain:
a.Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau
semata-mata untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benarbenar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b.Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
Setiap materi pembelajaran memilki kekhasan dan kekompleksan. Media yang
akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pembelajaran.
c.Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi
siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit
memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif.28
Ada beberapa kriteria strategi pendayagunaan dan pengembangan media
pengajaran bahasa Arab antara lain sebagai berikut29.
1.Kontekstualitas

(al-siyaqiyah).

Media

hendaknya

dipilih,

didayagunakan dan dikembangkan berdasarkan konteks pelajaran bahasa Arab
yang hendak diajarkan, dan dalam kontesk kebermaknaan bagi pengalaman dan
pendewasaan berpikir siswa.
2. Pemograman ( al-barmajah). Guru hendaknya dapat menyusun
program-program pembelajaran bhasa Arab secara periodik dan teratur agar
pemilihan dan penggunaan medianya dapat dirancang dengan tepat.
3. Praktik dan pengalaman langsung (al-mumarasah wa al-tajribah).
Dalam hal ini pendayagunaan media, guru hendaknya tidak membiarkan siswa
menjadi penonton, melainkan mereka perlu diberikan kesempatan dan waktu
untuk ikut berpartisipasi dalam pratik langsung supaya memperoleh ketrampilan
27

. Udin S. Winata Putra, Drs. MA, dkk. Strategi... Hal. 5.26
. Wina Sanjaya, Strategi... Hal. 174
29
. Dielaborasi dari Rusydi Ahmad Thu’aimah, Ta’lim al-‘Arabiyyah li Ghairm alNathiq’in biha: Manahijuha wa Asalibuhu,(Rabath:Isesco, 1989), Hal. 70-71
28

14

dan pengalaman kebahasaan sehingga menjadi lebih bersemangat dan termotivasi
dalam belajar.
4. Variasi. (al-tanawwu’). Agar pembelajaran bahasa Arab tidak
menoton dan menjemukan. Ada beberapa alasan mengapa media pendidikan dapat
berkenaan dengan manfaat media pendidikan antara lain:
Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru. Siswa lebih banyak
melakukan kegiatan belajar. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar30
Ini menunjukkan, guru yang mampu merancang media dan sarana
pembelajaran meskipun dengan alat yang sederhana tidak memerlukan biaya yang
mahal,

banyak model/variasi pembelajaran, paham akan tingkat kemampuan

siswa sudah dapat dipastikan akan lebih berhasil bila dibandingkan dengan guru
yang tidak mampu merancang media atau tidak sesuai dengan materi pelajaran
yang diajarkan, sehingga “manfaat media dalam proses pembelajaran” 31 kurang
dapat dirasakan. Lebih jauh, peranan dan manfaat media pembelajaran itu sangat
urgen dalam memperoleh hasil belajar peserta didik. Media pembelajaran dapat
mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.
Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang
menentukan kekayaan pengalaman
Strategi32 dan Media Pembelajaran Bahasa Arab anak, seperti
ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran
dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke
obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik.
Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata,miniatur, model, maupun bentuk
gambar–gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
30

. Harjanto, Drs. , Perencanan... Hal. 243-244
. Manfaat media dalam pembelajaran antara lain: Penyampaian meteri pelajaran dapat
dirasakan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, pembelajaran menjadi lebih
interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, media
memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, media dapat
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, merubah peran guru kearah
yang lebih positif dan produktif. Demikian pendapat Kemp dan Dayton (dalam Depdiknas, 2003)
32
. Menurut Mansyur H Strategi itu adalah Suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan.
31

15

Strategi dan media untuk pembelajaran yang dirangsang dengan baik
dapat merangsang timbulnya proses/dialog mental pada diri peserta didik. Dengan
kata lain, terjadi komunikasi antara siswa dengan penyalur pesan, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar telah terjadi. Demikian
pula strategi dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Arab
harus

dirancang

sehingga

dapat

merangsang

timbulnya

dialog

mental

communican (siswa). ”Media bukan saja bisa menjadi pembujuk kuat, namun
media juga bisa membelokkan pola prilaku atau sikap-sikap yang terhadap suatu
hal”33. Wilbur Schramm meringkaskan peran media sebagai pembujuk sebagai
berikut:
Setiap komunikasi yang disampaikan keorang dewasa akan masuk
kesituasi yang juga dialami oleh jutaan komunikasi sebelumnya, di
mana kelompok rujukan sudah siap menyeleksi dan kerangka pikir
sudah terbentuk untuk menentukan penting tidaknya komunikasi itu.
Karena itu komunikasi baru itu tidak tidak akan menimbulkan
goncangan, melainkan sekedar memunculkan sedikit riak perubahan
yang prosesnya berjalan lambat dan arahnya ditentukan oleh kepribadian
kita sendiri34
Sementara media pembelajaran35 itu dibagi tiga macam yaitu : 1. ”Media
Visual, media ini adalah yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera
penglihatan”, media inilah yang sering digunakan guru-guru untuk membantu
menyampaikan materi dalam proses belajar mengajaar, 2. ”Media Audio, media
yang mengandung pesan dalam bentuk auditf (hanya dapat didengar) yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para siswa untuk
mempelajari bahan ajar” media ini umumnya digunakan untuk melatih skill siswa
yang berhubungan dengan aspek ketrampilan mendengarkan, 3. ”Media AudioVisual, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut
pandang-dengar”36. Dengan demikian sudah seyogianya guru dalam melakukan
33

. Haris Munandar dan Dudy Priatna, Media Massa dan Masyarakat Modern, (Fajar
Interpratama Offset, 2004), h. 255
34
. Haris Munandar dan Dudy Priatna, Media...h. 255
35
. Menurut Udin S. Winata Putra, Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan
penyalur pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima
pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat
sesuai dengan tujuannya.
36
. Udin S. Winata Putra, Drs. MA, dkk. Strategi... h.5.13

16

proses belajar mengajar menggunakan media yang tepat, sehingga akan tercapai
tujuan yang telah diprogramkan dalam rencana proses pembelajaran.
Media atau alat sangat besar pengaruhnya dalam proses pembelajaran.
Sebab alat/media pengajaran itu mempunyai peranan dan fungsi yang sangat
besar terhadap pencapaian tujuan.
Ada beberapa pendapat tentang manfaat atau kegunaan media/alat dalam
pendidikan atau dalam proses belajar mengajar.
”Yusuf Hadi Miarso dkk mengatakanbahwa alat/media itu mempunyai
nilai-nilai praktis yang berupa kemampuan antara lain (1) membuat konkrit
konsep yang abstrak, (2) membawa obyek yang sukar didapat kedalam
lingkungan belajar siswa, (3) menampilkan obyek yang terlalu besar, (4)
menampilkan obyek yang tak dapat diamati dengan mata telanjang, (5) mengamati
gerakan yang terlalu cepat, (6) memungkinkan keseragaman pengamatan dan
persepsi bagi pengalaman belajar siswa, (7) membangkitkan motivasi belajar, dan
(8) menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun
disimpan menurut kebutuhan37
Dari uraian diatas, jelas fungsi, peranan dan pengaruh media penting
sekali. Maka sudah tentu didalam pendidikan Islam termasuk bahasa Arab perlu
dilengkapi dengan gambar-gambar, guru tidak hanya menjelaskan saja didepan
kelas, pembelajaran akan lebih merangsang siswa dan akan lebih cepat mereka
pahami. Selain itu juga pembelajaran bahasa Arab akan lebih tertunjang dengan
dibantu layar infokus dengan merekam seseorang yang mampu memperagakan,
seperti percakapan pendek(‫) محادثةس قصيرة‬. Begitu juga dengan materi pelajaran
yang lain.
Disamping itu peran dan pengaruh media dalam proses komunikasi ada
dua macam yaitu: ”primary processes dan secondary techniques”. Artinya
”komunikasi berlangsung melalui media yang sifatnya abstrak universal dan
media yang sifatnya konkret teknis”38.Media yang tidak dapat dilihat dan diraba
adalah bahasa, lebih-lebih bahasa asing termasuk bahasa Arab, karena bahasa
sebagai sarana/alat penyampaian pikiran, gagasan dan perasaan pribadi seseorang
kepada lawan bicara. Perlu digaris bawahi bahwa ”tidak semua media dapat
37

. Ramayulis, Prof, Dr, MA, Ilmu Pendidikan Islam, (Kalam Mulia Jakarta, 2004) h. 190
. Mohammad Shoelhi, M.B.A.,M.M.,Drs, Komunikasi Internasional, ( Simbiosa
Rekatama Media, 2009) h. 20
38

17

dipergunakan secara efektif untuk semua sasaran dan semua pesan. Lebih-lebih di
abad ke-21 ini, ”teknologi komunikasi semakin canggih dengan adanya
teleconferencing network, electronic messaging system, computer bulletin board,
dan interactive cable television” 39.
Ini menunjukkan bahwa seorang guru dalam menyampaikan meteri
pembelajaran harus pandai memilih dan menggunkan media yang tepat dan efektif
sehingga tujuan yang telah diprogramkan akan tercapai dengan baik dan
sempurna.Sebaliknya lemah dan tidak mampu menggunakan media oleh seorang
guru merupakan kendala dan ancaman yang cukup krusial. Berbahasa asing
dengan baik tidak cukup hanya dengan menunjukkan penguasaan tata bahasa dan
kaidah-kaidahnya saja ( ‫ ) النحو والصرف‬tanpa menggunkan media pembelajaran
yang baik pula sehingga pada akhirnya tujuan yang telah direncanakan tidak akan
tercapai. Karena kesan yang paling penting dalam kegiatan belajar mengajar
adalah murid-murid dapat memahami materi ajar yang disampaikan oleh guru.
Secara psikologi

komunikasi proses pembentukan kesan itu pernah

diteliti oleh Robert Rosenthal dan Leonore Jacobson (1968).”Pengaruh ekspektasi
guru terhadap prestasi murid” mereka pilih murid-murid SD. ”Tes kecerdasan
diberikan kepada para murid” kemudian guru menduga nama-nama siswa akan
membuat prestasi intelektual yang menonjol disampaikan kepada para guru” ini
menunjukkan bahwa ”anak-anak yang diharapkan cerdas menunjukkan prestasi
akademis yang jauh menonjol dari orang lain”. Konsep seperti ini mungkin para
guru lebih ”memberikan perhatian yang lebih besar kepada mereka, lebih
mendorong dan membantu; mungkin mereka mengkomunikaskan secara verbal
atau nonverbal persepsi mereka kepada murid-murid tersebut”40. Persepsi41 seperti
ini murid-murid dapat menangkap dan memperbaiki konsep diri mereka masingmasing. Oleh karena itu, kesan yang paling bagus dalam proses pembelajaran
39

. Mohammad Shoelhi, Komunikas… h. 21
. Jalaluddin Rahmat, M.Sc, Drs, Psikologi Komunikasi, (PT Remaja RosdakaryaBandung, 2008) h. 92
41
. Lebih jauh Drs.Jalaluddin Rahmat, M.Sc mengatakan bahwa persepsi itu adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli
inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian
dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan
sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori (Desiderato, 1976: 129).
40

18

bahasa, khususnya bahasa Arab tidak salah lagi adalah memanfaatkan dan
mendayagunakan media sesuai dengan materi pembelajaran sehingga kesannya
akan lebih bermanfaat bagi mereka.
Dalam memberikan sebuah informasi pada anak-anak, umpamanya
tetang bagaimana cara berbicara yang benar sesuai dengan intonasinya, menulis
dan membaca sesuai dengan kaidahnya, maka guru harus meperlihatkan melalui
audi-visual, umpamanya televisi, tayangan melalui infokos dan lain-lain, ”karena
sistem informasi pendidikan berkaitan dengan masalah-masalah penyediaan dan
pengelolaan sarana-sarana informasi”42. Untuk itu seorang guru dituntut untuk
mampu menggunakan sarana informasi melalui penggunaan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar.
E.Penutup
Pendayagunaan media dalam proses pembelajaran, terutama bahasa asing
termasuk didalamnya bahasa Arab sangat dituntut bagi seorang guru, karena
dengan

pemamfaatan

media

dapat

menumbuh

kembangkan

semangat

pembelajaran bagi anak didik, lebih-lebih istima’, muhadatsah dan kitabah. Media
pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak
mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang
dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata,miniatur,
model, maupun bentuk gambar–gambar yang dapat disajikan secara audio visual
dan audial. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal
yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta
didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena obyek terlalu besar; obyek
terlalu kecil; obyek yang bergerak terlalu lambat; obyek yang bergerak terlalu
cepat; obyek yang terlalu kompleks; obyek yang bunyinya terlalu halus; obyek
mengandung berbahaya dan resiko tinggi.Melalui penggunaan media yang tepat,
maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik. Media pembelajaran
memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya.
42

. Udin Syaefudin Sa’ud, M.Ed., Ph.D dan Abin Syamsuddin Makmum, Prof, Dr, MA,
Perencanaan Pendidikan, (PT. Remaja Rosdakarya, 2007) h. 86.

19

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Kencana, Jakarta, 2007)
Conny R. Semiawan, “Strategi Pembelajaran yang efektif dan efisien”.
Dalam Conny R. Semiawan dan Soedijarto (Ed), Mencari Strategi
Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XXI, (Jakarta: Grasindo,
1991)
Dielaborasi dari Rusydi Ahmad Thu’aimah, Ta’lim al-‘Arabiyyah li
Ghairm al-Nathiq’in biha: Manahijuha wa Asalibuhu,(Rabath:Isesco, 1989)
Harjanto, Perencanan Pengajaran, (PT. Renika Cipta, Jakarta, 2008)
Haris Munandar dan Dudy Priatna, Media Massa dan Masyarakat
Modern, (Fajar Interpratama Offset, 2004)

20

Hasan Syahatah, Ta’lim al-Lughat al-Arbiyyah Baina al-Nazriyyat wa alTathdi’q,(Kairo: al-Dar al-Mishriyyah,1996)
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (PT Remaja RosdakaryaBandung, 2008)
Mansyur.Moh. dkk. Materi Pokok Bahasa Arab I, Modul 1-12, (Dirjen
Binbaga Islam, Universitas Terbuka, 1994/1995)
Muhbib, Abd. Wahab,. Makalah disampaikan dalam Pelatihan Guru
Bahasa Arab Tingkat Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) yang diselenggarakan
oleh Fakultas Agama Islam Universitas Islam “45” Bekasi di Wisma Yayasan
Pendidikan Islam (YPI), Ciawi Bogor, 20 Juli 2000
Mohammad Shoelhi, Komunikasi Internasional, ( Simbiosa Rekatama
Media, 2009)
Munir Mukhlis, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual,
(Jakarta, Bumi Aksara, 2009)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Kalam Mulia Jakarta, 2004)
S. L. La Sulo dan Umar Tirtaraharja : Pengantar Pendidikan
Sujarwo S, “Media Instruksional”, dalam Sujarwo (Ed), Beberapa Aspek
Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta: Radar Jaya, 1988)
Udin S. Winata Putra, dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Penerbitan
Universitas Terbuka, 2003)
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendididkan, (Jakarta, Kencana, 2009)
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta,
Kencana, 2007)