MAKALAH STUDI ISLAM Dosen Pembimbing

MAKALAH
STUDI ISLAM

Dosen Pembimbing:
Khaeruddin Yusuf, S.Pd.I., M.Phil

OLEH:
CHAIRUNNISA / 171010193
ELVI SULISTARI / 171010191

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALU

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT., yang mana telah memberikan kepada kita selaku
hambanya yang selalu bersyukur atas nikmat dan karunianya yang senantiasa selalu bisa di
amalkan dalam kehidupan sehari-hari sehinggah atas nikmatnyalah saya dapat membuat
tugas makalah ini secara baik dan benar, semoga dalam pembuatan makalah ini bisa
bermanfaat dan juga bisa di pahami oleh si pembaca dan si pendengar.


Palu , 1 april 2018

Kelompok 1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Islam merrupakan agama yang terakhir sebagai penututp semua agama
yang telah ada , islam merupakaan agama rahmatal lil alamin untuk semuia
umat islam. Islam itu di bawakan oleh nabi Muhammad SAW yang mendapat
wahyu dari Allah . Ajaran islam yang di bawah oleh nabi Muhammad SAW dari
Allah SWT berisi pedoman hidup yang mengatur hubungan mannusia dengan
tuhannya, dengan dirinya sendiri, dengan manusia sesamanya, dengan makhluk
bernyawa lainnya, dengan benda mati, dan denngan alam semesta. Ajaran ini
dapat di yakini sebagai ajaran yang di turunkan Allah SWT untuk kesejahteraan
hidup manusia di dunia dan di akhirat. untuk mengetahui islam lebih mendalam
maka munculah ilmu yang di namakan studi islam.
Seiring dinamika perkembangan zaman, kesempatan untuk mempelajari
sstudi islam dapat melaui segala hal, berkaitan dengan persoalan tentang

mempelajari studi islam, islam memberikan kesempatan secara luas kepada
manusia untuk menggunakan akal pikirannya secara maksimal untuk
mempelajarinya, namun jangan sampai penggunaannya melampauui batas dan
keluar dari rambu rambu ajaran Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian studi islam ?
2. Arti etimologis dan terminologis
3. Bagaiman Islam sebagai objek kajian
4. Bagaiman Islam normatif dan historiTujuan
B. Adapun tujuan dari permasalahan di atas yaitu :
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui pengertian studi islam
.Mengetahui arti etimologis dan terminologis
Mengetahui Islam sebagi objek kajian
Mengetahui Islam normatif dan historis


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian studi islam

Studi islam dam bahasa inggris adalah islamic studies, dan
dalam bahasa arab adalah dirasat al-islamiya. Ditinjau dari sisi
pengertian, studi islam secara sederhana di maknai sebgai “kajian
islam”. Pengertian studi islam sesungguhnya memiliki cakupan
makna dan pengertian yang luas. Hal ini wajar adanya sebab
sebuah istilah akan memiliki makna tergantung kepada mereka
yang menafsirkannya. karena penafsir memiliki latar belakang
yang berbeda beda satu sama lainnya, baik latar belakang studi,
bidang keilmuan, pengalaman, maupun berbagai perbedaan
lainnya, maka rumusan dan pemaknaan yang di hasilkan pun
berbeda.
Selain itu, kata studi islam sendiri merupakan gabungan dari
dua kata, yaitu kata studi dan kata islam. Kata studi memiliki
berbagai pengertian. Rumusan lester crow menyebutkan bahwa
studi adalah kegiatan yang secara sengaja di usahakan dengan

maksud untuk memperoleh keterangan, mencapai pemahaman
yang lebih besar, atau meningkatkan suatu keterampilan.
Di kalangan umat islam, studi keislaman bertujuan untuk
memahami dan mendalami serta membahas ajaran ajaran islam
agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan
benar. Sedangkan di liuar keislaman brtujuan untuk mempelajari
seluk beluk agama dan praktik-praktik agama yang berlaku
dikalangan umat islam, yang semata mata sebagai ilmu

pengetahuan. Namun sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu
pengetahuan tentang seluk-beluk agama dan praktik-praktik
keagamaan islam tersebut bias di manfaatkan atau

dugunakan

untuk tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersiifat positive maupu
negative. Seperti stdi islam di barat di kenal dengan istilah islamic
studies, secara sederhana dapat di katakan sebagai usaha untuk
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama islam.
Usaha mempelajari agama islam tersebut dalam kenyataannya

bukan hanya di laksanakan oleh kalangan umat islam saja,
melainkan juga di laksanakan oleh orang-orang di luar kalangan
umat islam.

B. Arti etimologis dan terminologis studi islam
Dari segi etimologi islam dapat dii ambil dari kata”assalama” yang
berrati menyerah kepada kehendak Allah SWT, kemudian dari kata
“sillmun” yang berarti damai dengan Allah SWT dan sesama makhluk,
serta daRi kata “salimah” yang berarti selamat dunia dan akhirat. Kata
“aslama” merupakan turunan dari kata assallamu, assallam, assallamatu
yang artinya bersih dan selamat dari kecacatan lahir dan batin. Dari asal
kata ini dapat di artikan bahwa dalam islam terkandung makna suci, kata
islam juga dapat di ambil dari kata asslimu dan assalmu yang berarti
perdamaian dan keamanan. Dari kata ini islam mengandung makna
perdamaian dan keselamatan, oleh karena itu kalimat “assalamualaikum”
merupakan tanda kecintaan seorang muslim kepada yang lain, karena
kalimat tersebut selalu menebarkan doa dan
kedamaian kepada
sesama.kemudian dari kata assalamu, assalammu,dan assilmu yang
berarti menyerahkan diri, tunduk dan taat. Semua asal kata tersebut

bertasal dari tiga huruf;sin,lam,dan mim yang artinya sejahtera,tidak
tercela dan selamat.

Jadi studi islam secara etimologis merupakan terjemahan dari
bahasa arab di rassah islamiyah. Sedangkan studi islam d barat d kenal
dengan istilah islamic studies. Maka studi islam secara etimologi adalah
kajian mengenai hal-hal yang berkaian dengan islam. Makna ini sangat umum
sehinnggah perlu ada spesifikasi pengertian terminologi tentang studi islam
dalam kajian yang sistematis dan terpadu. Dengan perkataan Lain, studi islam
adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta
membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan
dengan agama islam,baik berhubungan dengan ajaran, sejarah, maupun praktikpraktik pelaksanaannya pun sehari hahri, sepanjang sejarahnnya.

C. Islam sebagai objek kajian
Dari fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat, islam
memang menarik untuk di jadikan sebagai objek kajian dalam mengkaji
islam, tentu kita harus berpedoman pada dua sumber yakni Al-Qur’an dan
alhadits . orang yang memeluk agama islam, yang di sebut muslim adalah
orang yang bergerak menuju ketingkat eksistensi yang lebih tinggi. Demikian yang tergambar dalam konotasi yang melekat dalam kata islam
apabila kita melakukan suatu kajian tentang arti islam itu sendiri. Untuk

memecahkan masalah yang timbul dalam masyarakat, maka seorang
muslim mengadakan suatu penafsiran terhdap Al-Qur’an dan alhadits
sehinggah timbulah pemikiran islam, baik yangg bersiikap tekstual
maupun kontekstual. Islam sebagai agama, pemikiran atau penafsiran AlQur’an dan alhadits juga sebagai objek kajian sebuah sistem yang hidup
dan dinamis. Sistem ini meliputi sebuah matriks mengenai nilai dan
konsep yang abadi, hidup dan realistis sehinggah memberikan karakter
yang unik bagi peradaban. Karena islam merupakan suatu sistem total,
maka nilai dan konseb ini menyerap setiap aspek kehidupan manusia.
Islam di sebut sebagai agama teologis juga merupakan agama
pengetahuan yang melahirkan beragam pemikiran, lahirnya pemikiran ini
memberi indiksi yanhg kuat bahwa pada dataran pemahaman dan
aktualisasi nilai islam merupakan suatu wujud keterlibatan manusia
dalam islam.

Jadi, ketika pemikiran hendak masuk dalam wilayah islam untuk di
kaji dengan beragam intensi dan motif, sudut pandang atau perspektif,
metodologi dan berbagai asprknya maka dalam proses dan bentuknya
kemudian islam dapat di pandang sebagai pemikiran.islam yang di
tunjuk d sini,tentu bukan saja apa yang terdapat dalam Al-QUR’AN dan
Al-hadist (tekstual dan skrittual) tetapi mencangkup juga islam yang

berupa pemahaman dan pengejawantahan nillai-nilainya.
Islam berbentuk nilai nilai, jika pemikiran di libatkan dalam proses
memahami dan mengaktualisasikan nya dalam sejarah pemikiran islam
terpotret bagaimana pemikiran peminat studi islam memberi andil kreatif
dan signifikan terhadap bangunan pemahaman ajaran islam dalam
berbagai dimensinya yang melahirkan berbagai jenis pengetahuan islam
(ulumul islam) seperti teologis, filsafat islam, ulumu qur’an dan hadist,
ilm- ilmu syariah dan sebagainya.
Jadi, mengkaji islam sebagai pemikiran berarti mempelajari apa yang
di pahami oleh pemikir-pemikir yang telah mengkaji ajara-ajaran islam
yang melahirkan bentuk pemahaman atau kajian tertentu.
Selanjutnyna islam sebagai objek kajian senantiasa menarik seiring
dengan perkembangannya pendekatan, disiplin ilmu dan metodologi.
Oleh karena itu pengkajian islam yang di lakukan oleh para ilmuan islam
baik dari kalangan sarjana barat tidak akan berhenti.ketertarikan pada
peneliti tampaknya lebhih merupakan kedinamisan islam dan
masyarakatnya, dan karena banyak nya tantangan yang di hadapi umat
muslim dalam mengaktualisasikan ajaran ajaran nya, kajian dari kalangan
insider lebih dalam lagi karena ingin memberikan tantangan islam dari
kalangan kontemporer.


D. Islam normatif dan islam historys
Islam normatif adalah islam pada dimensi sakral yang di akui
adanya realitas transenndental yang bersifat mutlak dan universal,
melempaui ruang dan waktu atau sering di sebut realitas ketuhanan.
Kajian islam normatik melahirkan tradiksi teks: tafsir,
teologi,fiqhi,tasauf,filsafat sebagai berikut:
a. Tafsir : Tradisi penjelasan dan pemaknaan kitab suci

b. Teologi : tradisi pemikiran tentang persoalan ketuhanan
c. Fiqhi : tradisi pemikiran dalam bidang yurisprudensi (tata hukum)
d. Tasauf : tradisi pemikiran dan laku dalam pendekatan diri pada
Tuhan
e. Filsafat : tradisi pemikiran dalam bidang hakikat pernyataan.
Kebenaran islam historys adalah islam yang tidak bisah di
lepaskan dari kesejarahan dan kehidupan manusia yang berada dalam ruang dan
waktu. Islam yang terangkai dengan konteks kehidupan pemeluknya. Oleh
karenanya realitas kemanusiaan selalu berada di bawah realitas ketuhanan.
Dalam pemahaman kajian islam historys, tidak ada konsep
atau hukum islam yang bersifat tetap. Semua bisah berubah, mereka berprinsip

bahwa pemahaman hukm islam adalah produk pemikiran para ulama yang
muncul karna konstruk sosial tertentu.
Islam historys merupakan unsur kebudayaan yang di
hasilkan oleh setiap pemikiran manusia dalam interpretasi atau pemahamnnya
terhadapat teks, maka islam pada tahap ini terpengaruh bahkan menjadi sebuah
kebudayaan. Dengasemakin adanya problematika yang semakin kompleks,
sesuai dengan latar belakang kurtur dan sosial yang melingkupi kita, yaitu
indonesia saat ini, kit perlu memahami kontemporer yang terkaid erat sis-sisi
kemanusiaan sosial dan budaya yang melingkup kita.
Perbedaaan dalam melihat islam yang demikian itu dapat menimbulkan
perbedaan dalam menjelaskan islam itu sendiri. Ketika islam dilihat dari sudut
normatif. Maka islam merupakan agama yang di dalamnya berisi ajaran Tuhan
yang berkaitan dengan urusan akibat dan mu’amalah . sedangkan ketika islam
dilihat dari sudut historis atau bagaimanah yang nampak dalam masyarakat,
maka islam tampil dalam sebuah disiplin ilmu. Kajian islam historis melahirkan
disiplin ilmu studi empiris yaitu antropologi agama, sosialogi agama, psikologi
agama.
a. Antropologi agama : disiplin ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia beragama dan hubungannya dengan kebudayaan.
b. Sosiologi agama : disiplin ilmu yang mempelajari sistem relasi sosial

masyarakat dalam hubungan dengan agama.
c. Psikologi agama: disiplin ilmu yang mempelajari aspek kejiwaan
manusia dalam hubungan dengan agama.

Hubungan anatara keetiganya dapat membentuk hungan dialegtis atau
ketegangan. Hubungan dialegtis terjadi jika ada dialog bolak balik yang
saling menerangi antara teks dan konteks, sebaliknya akan terjadi
hubungan ketegangan jika salah satu menganggap yang lain sebagai
ancaman.
Menenntukan bentuk hubungan yang pas antara historys dan disiplin
studi empiris merupakan sparuh jalan untuk mengurangi ketegangan
antara kedua corak pendekatan tersebut. Ketegangan bisah terjadi, jika
masing-masing pendekatan saling menegaskan eksistensi dan
menghilangkan manfaat nilai yang melekat pada pendekatan keilmuan
yang dimiliki oleh masing-masing tradisi keilmuan.
Menurut ijtihad, Amin Abdullah bahwa hubungan antara historys dan
disiplis studi empiris ibarad sebuah koin dengan dua permukaan.
hubungan antara keduanya tidak dapat di pisahkan, tetapi secara tegas
dan jelas dapat di bedakan. Hubungan keduanya tidak berdiri sendirisendiri. Dan berhadap-hadapan, tetapi keduannya teranyam, terjalin dan
terajut sedemikian rupa sehinggah keduanya menyatu dalam satu
keutuhan yang kokoh dan kompak. Walaupun secara realitas studi islam
keberadaannya tidak terbantahkan , tetapi di kalangan para ahli masi
terdapat perbedaan di sekitar permasalahan apakah studi islam dapat di
masukan kedalam bidang ilmu pengetahuan, mengingat sifat dan
karakteristik antara ilmu pengetahuan dan agama berbeda.
Merespon sinyallemen tersebut menurut Amin Abdullah, pangkal pola
kesulitan mengembangnan scope wilayah kajian studi islam atau darasah
islamiyah
berakar pada kesukaran seorang agamawan untuk
membedakan antara yang bersifat normative dan histories. Pada tataran
normative keliihatan islam kurang pas kalau di katakan sebagai di siplin
ilmu, sedangkan untuk dataran histories nampak relevan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Studi islam merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata study dan
kata islam, studi adalah kegiatan yang secara sengaja di usahakan
dengan maksud memperoleh keterangan mencapai pemahaman yang
besar atau meningkatkan suatu ketrampilan.
Study islam sesungguhnya memiliki cangkupan makna dan
memahami serta membahas ajaran-ajaran mereka melaksanakanya
dengan benar.
Secara sederhana dapat di lakukan sebagi usaha untuk mempelajari
hal-hal yang berhubungandengan agama islam.
Dari kata “silmun” yang berarti damai dengan Allah SWT serta dari
kata “Salim” yang berrati selamat dunia akhirat, dan kata
“Aslama”yang merupakan turunan dariAsslamu’alaikum yang artinya
selmat dari kecacatan lahir dan batin.
Orang yang memeluk agama islam, yang di sebut muslimah adalah
orang yang bergerak menuju ke titingkat beksistensi yang lebih tinggi,
untuk memcahkan masalah yang timbul dalam masyarakat, makah
seorang muslimah mengadakan satu penafsiran terhadap AL-Quran
dan AL-hadits sehinggah timbullah pemikiran islam, baik bersikap
tekstual kontekstual islam sebagai agama.
Islam historys meruupakan unsur kebudayaan yang dihasilkan oleh
setiap pemikiran manusia dalam interpertasi atau pemahaman terhadap
teks, kebenaran islam historys adalah islam yang tidak bisah di
lepaskan dari kesejateraan dan kehidupan manusia yang berada dalam
ruang dan waktu.