Riset Informasi dalam Pemilihan Lokasi T (1)

Riset Informasi dalam Pemilihan Lokasi/Tapak untuk Fungsi Transportasi Khususnya
Terminal Angkutan Umum
Irsyad M Rifa’ie, Niken Pratiwi Yuliansyah, Sri Aniska, Tiara Rinalva Madianti.
Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak
Jalan A. Yani Pontianak, 78124 Kalimantan Barat

PENDAHULUAN
1. Pengertian Terminal

Gambar 1. Bangunan Terminal

Terminal adalah suatu fasilitas yang sangat kompleks.

Banyak kegiatan tertentu yang dilakukan disana, terkadang
secara bersamaan dan terkadang secara paralel dan sering
terjadi kemacetan yang stokastik, permasalahan ini tidak
dapat di selesaikan tanpa mengkaitkan berbagai variasi dalam
volume kedatangan atau waktu yang dibutuhkan untuk
memproses kendaraan, penumpang, dan barang. (Edward K.
Morlok, 1991)


Sumber : http://bimg.antaranews.com/jogja/2013/09/ori/20130915
terminal-giwangan-1.jpg, diunduh pada, 20/04/2014

2. Klasifikasi Terminal
Klasifikasi terminal pada dasarnya dapat dilihat dari dua sudut pandang ( surat keputusan Tiga Menteri, 1981 )
1). Klasifikasi berdasarkan peranannya dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu:
a. Terminal Primer adalah terminal yang berungsi melayani arus angkutan primer dalam skala regional.
b. Terminal Sekunder adalah terminal yang berfungsi melayani arus angkutan sekunder dalam skala lokal/kota,
2). Klasifikasi berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi:
a. Terminal Utama, yaitu terminal yang berfungsi melayani arus penumpang jarak jauh (regional) dengan volume
tinggi. Terminal ini berkapasitas 50 sampai 100 kendaraan perjam dengan luas kebutuhan ruang ideal sebesar 10 Ha.
b. Terminal Madya (menengah) yaitu terminal yang befungsi melayani arus penumpang jarak sedang dengan volume
sedang. Biasa menampung 25-50 kendaraan perjam dengan luas kebutuhan ruang kurang lebih 5 Ha.
c. Termianl cabang yaitu terminal yang berfungsi melayanni angkutan penumpang jarak pendek dengan volume kecil.
Terminal ini menampung kurang dari 25 kendaraan perjam dengan luas kebutuhan 2,5 Ha.
d. Terminal khusus yaitu terminal yang khusus melayani arus angkatan tertentu, seperti depot minyak dan lain-lain.

3. Tipe Terminal

Terminal penumpang dapat dikelompokan atas dasar tingkat penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut

a. Terminal penumpang tipe A
Terminal tipe A atau terminal induk berfungsi melayani kendaraan umum baik secara nasional maupun
internasional seperti angkutan antarkota antarprovinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antarkota
dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
b. Terminal penumpang tipe B
Terminal tipe B atau terminal regional berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam
provinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
c. Terminal penumpang tipe C
Terminal tipe C atau subterminal berfungsi melayani kendaraan umum kelas kecil seperti angkutan kota dan
angkutan pedesaan.

Lokasi Pemilihan Terminal

Penentuan lokasi terminal biasanya dilakukan pada tahapan studi kelayakan, keluaran yang dihasilkan meliputi :

lokasi terpilih, preliminary design, tingkat kelayakan dan studi analisis dampak lalu lintas. Sedangkan perencanaan tataletak dan desain rinci dilakukan pada tahapan Final Engineering Design, output yang dihasilkan meliputi : gambar
perencanaan, spesifikasi, bill & quantity dan estimasi biaya.
Dalam penentuan lokasi terminal, aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian adalah :
• Tipe terminal yang akan dibangun
• Komponen pergerakan yang akan dilayani (loading, unloading, transfer, kiss & ride, park & ride dll)

• Tipe lintasan rute yang akan dilayani (trunk routes, collector routes atau local routes)
• Jumlah lintasan rute yang akan dilayani.
• Kondisi dan karakteristik tata-guna tanah pada daerah sekitar terminal
• kondisi dan karakteristik prasarana jaringan jalan
• Kondisi dan karakteristik lalu-lintas pada jaringan jalan di sekitar lokasi terminal
- Syarat/Kriteria Penentuan Lokasi Terminal
Prinsip dasar dalam penentuan lokasi adalah menempatkan sesuatu kegiatan sesuai dengan fungsinya dan
perananya sehingga kegiatan yang ditempatkan tersebut dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya (optimum
location).

Secara umum ada dua model yang diacu dalam menentukan lokasi terminal (Departemen Perhubungan, 1993 p. 94)
yaitu:
a. Model nearside terminating
Model nearside terminating, yaitu mengembangkan sejumlah terminal di pinggiran kota. Angkutan antar kota
berakhir di terminal-terminal di pinggiran kota, sedangkan pergerakan di dalam kota dilayani dengan angkutan kota yang
berasal dan berakhir di terminal-terminal yang ada. Model ini lebih cocok pada kota-kota yang lama di manaketerbatasan
ketersedian lahan ditengah kota. Permasalahan yang muncul adalah letak terminal akan jauh dari pusat kota dan
menyebabkan waktu tempuh yang cukup lama untuk menempuh dari terminal keterminal lain.
Model nearside terminating ini sangat sejalan dengan konsep dekonsentrasi planologis (Ilhami, 1990, p. 54-55), yaitu
untuk memecahkan masalah perkotaan terutama kota-kota besar dengan meningkatkan fasilitas perkotaan dan juga

mengembangkan pusat pertumbuhan baru dibagian pinggir kota, apakah dalam bentuk pembangunan “kota-kota baru”
disekitarnya atau pengembangan daerah desa di pinggiran kota menjadi daerah perkotaan dengan tujuan untuk
mendekosentrasikan perkembangan. Hal yang tak kalah penting dari tujuan dekonsentrasi planologis adalah untuk
membentuk titik-titik pertumbuhan baru disekitar kota dengan harapan titik pertumbuhan ini dapat menjadi generator
perkembangan serta sekaligus mengimbangi daya tarik kota/pusat kota sehingga dapat mengurangi / mengatasi beban pusat
kota (tingginya pertumbuhan dan kegiatan penduduk serta keterbatasan lahan di pusat kota).
b. Model central terminating
Model central terminating, yaitu mengembangkan satu terminal terpadu di tengah kota yang melayani semua jenis
angkutan di kota tersebut. Model ini lebih menguntungkan dari pada model pertama karena akan memberikan aksesibilitas
yang baik seperti; dekat dengan berbagai aktifitas, kemudahan pencapaian oleh calon penumpang, dan mengurangi transfer.
Model ini disarankan untuk dikembangkan pada kota-kota baru yang banyak berkembang akhir-akhir ini, terutama di kotakota besar.
Model di atas secara prinsipnya sama dengan prinsip pemusatan kegiatan (aglomerasi); yaitu pengelompokan
berbagai kegiatan dan penduduk dititik-titik simpul (kota). Kota tidak saja sebagai pusat administratif tetapi juga sebagai
pusat pelayanan berbagai kebutuhan penduduk kota maupun penduduk daerah hinterlandnya. Untuk memberikan pelayanan
yang optimal tersebut, diusakan pengembangan fasilitas pelayanan kota pada titik titik simpul kota atau pusat kota. Banyak
keuntungan yang dapat diperoleh dengan pemusatan kegiatan tersebut, baik itu secara ekonomis, geografis maupun secara
psikologis (Daldjoeni, 1997, p. 99).
Gambar 2. Model Lokasi Terminal

Sumber : http://perencanaankota.blogspot.com/2013/11/syarat-penentuan-lokasi-terminal.html, diunduh pada 20/04/2014


Fungsi Terminal
Menurut

Budi

(2005:

182-183)

dalam

buku

Gambar 3. Tempat Pemberhentian/Keberangkatan Bus

pembangunan kota tinjauan regional dan lokasi, terminal
berfungsi untuk berbagai hal yaitu:
a. Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan
moda transportasi

b. Menyediakan sarana untuk simpul lalu lintas.
c. Menyediakan tempat utuk menyiapkan kendaraan
Selain fungsi terminal diatas, masih banyak lagi fungsi
terminal diantaranya:

Sumber : YOGYA (KRjogja.com), diunduh pada 20/09/2014

Fungsi terminal bagi bus:
a. Tempat bus dapat berhenti.

Gambar 4. Ruang Tunggu Penumpang Terminal

b. Tempat bus menurunkan dan menaikkan penumpang.
c. Tempat bus mendapatkan perawatan kecil.
d. Tempat bus disimpan sementara.
Fungsi terminal bagi penumpang:
a. Tempat penumpang turun dan mengakhiri perjalanan
dengan bus.
b. Tempat


penumpang

menunggu

bus

yang

akan

dinaikinya.
c. Tempat penumpang naik bus.
d. Tempat penumpang berganti moda lainnya menuju
tujuan akhir.

Sumber : http://www.bismania.com/trialvb5/forum/umum/apa-sihmenariknya-bis/9084-terminal-megah, diunduh pada 20/09/2014

Pemakai atau Pengguna Terminal
1. Penumpang


Untuk penumpang, kegiatan di terminal dimulai dengan datangnya penumpang, baik datang dengan bis

ataupun datang dengan sarana lainnya. Sesampainya diterminal, maka penumpang turun dari bis. Jika ingin
meneruskan perjalannya maka penumpang tersebut harus berganti bis dengan lintasan rute yang sesuai dengan arah
perjalanannya. Sedangkan jika penumpang ingin mengakhiri perjalanannya dengan berjalan kaki atau dengan
menggunakan kendaraan lain, maka dia keluar dari terminal. Jika dia ingin berpindah pada lintasan rute yang lain, dia
harus membeli tiket dan menunggu kedatangan bis yang diperlukannya. Setelah itu, ketika bis yang dinanti datang,
dia naik ke dalam bis dan akhimya bis meninggalkan terminal.
2. Calon Penumpang yang Diantar
Bagi calon penumpang yang diantar dengan kendaraan oleh orang lain, maka ketika sampai di terminal, dia
segera turun untuk segera membeli tiket sesuai dengan lintasan, rute dan arah yang dituju. Selanjutnya dia menuju ke
platform di mana bis yang dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bis dimaksud datang Selanjutnya
dia naik ke bis dan bersama bis pergi dari terminal.

3. Calon Penumpang yang membawa kendaraan sendiri dan memarkir kendaraannya (park & ride)
Bagi calon penumpang yang menggunakan kendaraan pribadi ke terminal, maka pada saat di terminal dia
memarkir kendaraannya dan masuk ke terminal untuk membeli tiket, sesuai dengan lintasan rute dan tujuannya.
Selanjutnya dia menuju ke platform di mana bis yang dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bis
dimaksud datang. Kemudian dia naik ke bis dan bersama bis pergi dari terminal.
4. Pejalan Kaki

Bagi seorang pejalan kaki yang ingin menggunakan bis untuk perjalannnya, dia harus datang ke terminal
dengan berjalan kaki. Sesampainya di terminal dia membeli tiket, sesuai dengan lintasan rute dan tujuannya.
Selanjutnya dia menuju ke platform di mana bis yang dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bis
dimaksud dating. Kemudian dia naik ke bis dan bersama bis pergi dari terminal.

Konteks

Dalam konteks perencanaan transportasi (Terminal) memiliki tujuan untuk tercapainya fungsi bangunan dan harus

menguntungkan yaitu menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain atau
dari berbagai pemanfaatan lahan. Pada konteks ini akan dijelaskan ulasan singkat mengenai faktor utama yang
mempengaruhi penggunaan lahan dan aktivitas transportasi (Terminal). Fasilitas yang ada haruslah menunjang sesuai
dengan kebutuhan di terminal itu sendiri, seperti :
1. Fasilitas utama
- Jalur pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum
- Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk di dalamnya tempat tunggu
penumpang (peron) dan tempat istirahat kendaraan umum
- Bangunan kantor terminal
- Menara pengawas
- Loket penjualan karcis bus

- Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk jurusan dan jadwal perjalanan
beserta tarifnya
- Pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau taksi.
2. Fasilitas penunjang
- Toilet/Kamar mandi
- Musholla
- Kios/kantin/warteg
- Ruang pengobatan
- Ruang informasi dan pengaduan
- Wartel
- Tempat penitipan barang, termasuk penitipan kendaraan pribadi
- Taman
Untuk memantau kegiatan dalam terminal petugas juga biasanya mengoptimalkan pengoperasian/menambahkan
CCTV (closed circuit television) di terminal. Dengan adanya alat itu diharapkan pengawasan bisa berjalan lebih efektif.
Dengan pengawasan ini diharapkan juga mampu mengantisipasi tindak kejahatan terhadap penumpang seperti pencopetan
dan pembiusan seperti yang biasanya terjadi di terminal.

Studi Kasus
Yogyakarta,


sebagai

ibukota

Daerah

Istimewa

Gambar 5. Terminal Giwangan Yogyakarta

Yogyakarta, merupakan kota yang tidak terlalu sibuk, kota
yang bukan berbasis industri dan bisnis, tetapi pergerakan
manusia dari kota dan ke kota ini cukup banyak.
Pembangunan Terminal Penumpang Tipe A Giwangan
Yogyakarta dilakukan sejak September 2002 dan selesai
Agustus 2004 serta langsung diaktifkan pada bulan
September 2004. Terminal ini dibangun untuk menggantikan

Sumber : Budi W, www.Gudeg.net, 2014, diunduh pada 20/09/2014
Gambar 6. Rute Keberangkatan Bus Terminal Giwangan

dan menutupi kekurangan terminal sebelumnya, yaitu
terminal Umbulharjo yang telah bertahun-tahun melayani
penumpang bus. Terminal Giwangan mengikuti tata ruang
Perda No. 6 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Untuk
Kota (RTRUK). Sebagai satu-satunya terminal bertipe A,
terminal ini mampu mengurangi kepadatan lalu lintas yang
terjadi di pusat kota. Selain itu, kehadirannya di kawasan
Giwangan

membantu

meningkatkan

perekonomian

masyarakat sekitar. Bangunan terminal kebanyakan terdiri
dari dua lantai. Lantai pertama difungsikan untuk aktivitas
angkutan umum yang dibagi per wilayah dan jenis angkutan.
Misalnya untuk angkutan AKAP diletakkan di ujung timur
terminal dan AKDP di bagian tengah. Kemudian lantai
kedua untuk aktivitas para pengguna jasa transportasi dan
termasuk di dalam lantai dua, terdapat ruang tunggu dan
berbagai fasilitas penunjang lain.

Sumber : http://ratihswastyka.blogspot.com/2011/09/route-transjogja.html, diunduh pada, 20/09/2014

Daftar Pustaka

http://ekonomikeadilan.wordpress.com/ diakses pada tanggal 20 September 2014, 07.08 WIB
http://jogjainfo.net/fungsi-terminal-giwangan-ditambah.html diakses pada tanggal 20 September 2014, 07.42 WIB
http://www.mtsn2yogya.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3&Itemid=5, 19:25) diakses pada tanggal
20 September 2014, 08.15 WIB
http://perencanaankota.blogspot.com/2013/11/syarat-penentuan-lokasi-terminal.html, diakses pada tanggal 20 September
2014, 08.21 WIB