MENGENALKAN ALAT MUSIK TRADISIONAL MELAL
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
MENGENALKAN ALAT MUSIK TRADISIONAL MELALUI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SULING BAMBU DI SD
INPRES RUTOSORO
-------------------------------------------------------------------------------------------------Dedy Setyawan
Dosen STKIP Citra Bakti Ngada
(Naskah diterima: 10 Juni 2018, disetujui: 25 Juni 2018)
Abstract
This study aims to introduce traditional musical instruments to learners and as a cultural arts
venue through extracurricular activities of music. Extracurricular music organized more refers
to the learning of traditional musical instruments, namely the art of bamboo flute music. The
research method used is field research (field research), because this research uses descriptive
research method of analysis with a qualitative approach. Research data obtained from
observation, interview, and documentation. The subjects in this study are 4th and 5th grade
students of SD Inpres Rutosoro, amounting to 30 students. The results of this study indicate that
the implementation of extracurricular activities of bamboo flute music in general has been good,
but the limited time provided not all the material activities of extracurricular music bamboo flute
delivered as a whole. However, when viewed from the results of activities and exercises of
extracurricular participants, it can be concluded that the purpose of this activity can be
achieved.
Keywords: Extracurricular, Traditional Music, Bamboo Flute.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan sebagai upaya untuk mengenalkan alat musik tradisional setempat
kepada peserta didik dan sebagai wadah kesenian budaya melalui kegiatan ekstrakurikuler
musik. Ekstrakurikuler musik yang diselenggarakan lebih mengacu pada pembelajaran alat
musik tradisional setempat, yaitu kesenian musik suling bambu. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian lapangan (field research), karena penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan secara kualitatif. Data penelitian
diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek pada penelitian ini adalah
siswa kelas 4 dan 5 SD Inpres Rutosoro yang berjumlah 30 siswa. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler musik suling bambu secara umum
sudah baik, namun keterbatasan waktu yang disediakan mengakibatkan tidak semua materi
kegiatan ekstrakurikuler musik suling bambu disampaikan secara keseluruhan. Namun, jika
dilihat dari hasil kegiatan dan latihan para peserta ekstrakurikuler, dapat disimpulkan bahwa
tujuan kegiatan ini dapat tercapai.
Kata Kunci : Ekstrakurikuler, Musik Tradisional, Suling Bambu..
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
I. PENDAHULUAN
dan budaya, teater, teknologi dan informasi,
K
serta bentuk kegiatan lainnya.
egiatan ekstrakurikuler menurut
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang
Indonesia
difokuskan dalam penelitian ini adalah kegiat-
Nomer 62 Tahun 2014 merupakan kegiatan
an ekstrakulikuler kesenian di bidang musik.
pengembangan pembelajaran yang diseleng-
Ada berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler
garakan oleh satuan Pendidikan dengan tujuan
di bidang seni musik, antara lain seperti
untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
paduan suara, band, drum band, bermain alat
ke-mampuan, kepribadian, kerjasama, dan ke-
musik daerah, ensemble, serta kegiatan musik
mandirian peserta didik untuk mendukung
yang lainnya. Saat ini, sudah banyak sekolah-
pencapaian suatu Pendidikan. Melalui ke-
sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran
giatan ekstra-kurikuler, para peserta didik
seni musik, baik yang dilaksanakan didalam
dapat
mengembangkan
jam pelajaran sekolah maupun diluar jam
potensi diri, mem-berikan manfaat sosial yang
pelajaran sekolah (ekstrakurikuler). Dengan
besar dalam me-ngembangkan kemampuan
diselenggarakannya pembelajaran seni musik
berkomunikasi dan bekerja sama dengan
disekolah-sekolah melalui kegiatan ekstra-
orang lain serta dapat memfasilitasi bakat,
kurikuler, maka akan memberikan dampak
minat, dan kreatifitas peserta didik yang ber-
positif dan manfaat kepada peserta didik yang
beda-beda.
terlibat dalam pembelajaran tersebut. Selain
Kebudayan
menemu-kan
Republik
dan
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di-
mempunyai pengaruh - pengaruh dan manfaat
lakukan di luar jam belajar kegiatan intra-
yang sangat baik untuk anak didik. Pem-
kurikuler, di bawah bimbingan serta pe-
belajaran musik juga dapat membantu per-
ngawasan satuan Pendidikan yang terlibat da-
kembangan kecerdasan anak, berpengaruh
lam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler,
terhadap perilaku anak, membantu anak ter-
baik itu kepala sekolah, tenaga Pendidikan,
hubung
tenaga kependidikan, dan pembina ekstra-
ekspresi, mengajarkan disiplin, mendorong
kurikuler. Bentuk kegiatan ekstra-kurikuler di
kreatifitas, membantu anak bersosialisasi, me-
setiap sekolah dapat berupa latih-an olah bakat
ningkatkan kemampuan otak dan daya ingat
dan latihan olah minat, seperti olahraga, seni
dengan
orang
lain,
membentuk
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
anak, serta menambah kepercayaan diri
Inpres Rutosoro merupakan bagian upaya
peserta didik.
dalam melestarikan kesenian daerah setempat
SD Inpres Rutosoro merupakan salah
dengan mengenalkan kepada peserta didik
satu sekolah dasar di daerah Kabupaten Ngada
sedini mungkin tentang kesenian itu sendiri,
yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakuri-
baik dari instrument musik maupun lagu
kuler musik. Ekstrakurikuler musik yang
daerahnya. Karena di era globalisasi ini,
diselenggarakan lebih mengacu pada pem-
banyak budaya dari luar yang tidak sesuai de-
belajaran alat musik daerah setempat, yaitu
ngan budaya bangsa indonesia mudah masuk
kesenian musik suling bambu. Kegiatan
kedalam masyarakat, sehingga pelestarian ke-
ekstrakurikuler musik suling bambu, yang
budayaan menjadi salah satu masalah utama.
sebagai
upaya
Kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler
musik
daerah
musik suling bambu di SD Inpres Rutosoro,
setempat kepada peserta didik dan sebagai
diikuti sekitar 30 anak dan dikhususkan untuk
wadah kesenian budaya, yang akan meng-
anak kelas 4 dan 5. Kegiatan ekstrakurikuler
hasilkan dan melestarikan kesenian daerah itu
dilaksanakan secara rutin sekali dalam se-
sendiri. Karena, pada dasarnya kegiatan
minggu, pada hari sabtu dengan durasi 2 jam
ekstrakurikuler bukan hanya mengembangkan
pada setiap pertemuan. Dalam proses pem-
bakat dan minat saja, tetapi juga untuk
belajarannya, kegiatan ekstrakurikuler musik
memberikan wawasan, memperluas penge-
di SD Inpres Rutosoro menggunakan materi
tahuan,
dan
lagu-lagu daerah setempat. Selain melaksana-
norma
kan kegiatan ekstrakurikuler musik suling
diselenggarakan
untuk
bertujuan
mengenalkan
meningkatkan
menginternalisasi
alat
keterampilan
nilai-nilai
dan
bambu, para peserta didik juga harus menam-
(wiyani, 2013: 108).
Berdasarkan hasil wawancara dengan
pilkan pertunjukan musik di acara-acara
Bapak Tony Waja, sebagai pelatih/pembina
sekolah maupun acara diluar sekolah sebagai
ekstrakurikuler musik suling bambu, nara-
upaya untuk mengenalkan kepada masyarakat
sumber
umum.
kesenian
di
Kabupaten
Ngada
sekaligus sebagai Kepala Desa Malanuza,
II. KAJIAN TEORI
musik
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang
suling bambu yang diselenggarakan oleh SD
dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka dan
menjelaskan
bahwa
pembelajaran
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
dilaksanakan di sekolah untuk lebih mem-
unsur diskriminasi selama memenuhi ke-
perkaya dan memperluas wawasan pengetahu-
tentuan yang berlaku. Sedangkan pelaksanaan
an dan kemampuan menentukan sikap dalam
ekstrakurikuler agar berjalan secara efektif
rangka penerapan pengetahuan serta ke-
dan efisien, diperlukan adanya dukungan dan
mampuan yang telah dipelajari dari berbagai
kebijakan dari pihak sekolah dengan me-
mata pelajaran dalam kurikulum (Depdikbud
nyediakan alat dan fasilitas yang memadai.
Salah satu ekstrakurikuler yang di-
dalam Budiarto, 2005: 3).
107),
selenggarakn oleh SD Inpres Rutosoro adalah
menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
ekstrakurikuler musik suling bambu. Musik
merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
suling bambu merupakan kesenian musik
mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa
tradisional yang terdapat di Kabupaten Ngada
yang ditemukan pada kurikulum yang sedang
Flores NTT. Suling bambu adalah jenis
dijalankan, termasuk yang berhubungan de-
instrument musik yang terbuat dari bahan
ngan bagaimana penerapan sesungguhnya dari
utamnya adalah bambu. Suling bambu me-
ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta
rupakan salah satu alat musik tradisional yang
didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup
dibunyikan dengan cara ditiup.
Menurut
Wiyani
(2013:
Menurut Sedyawati (1992 : 23) musik
mereka maupun lingkungan sekitarnya.
Ekstrakurikuler
merupakan
kagiatan
tradisional adalah musik yang digunakan
yang
sebagai perwujudan dan nilai budaya yang
ditunjukkan untuk membantu perkembangan
sesuai dengan tradisi. Pengertian tradisional
peserta didik, sesuai dengan kebutuhan,
(Sedyawati, 1992: 26) dalam perkembangan
potensi, bakat, dan minat mereka melalui
seni pertunjukan, adalah proses penciptaan
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan
seni di dalam kehidupan masyarakat yang
oleh peserta didik dan atau tenaga kepen-
menghubungkan subjek manusia itu sendiri
didikan
terhadap kondisi lingkungan. Pencipta seni
pendidikan
diluar
yang
jam
pelajaran
berkemampuan
dan
ber-
kewenangan di sekolah (Wiyani , 2013: 108).
Kegiatan ekstrakurikuler bersifat ter-
tradisional biasanya terpengaruh oleh keadaan
sosial budaya masyarakat di suatu tempat.
buka bagi semua peserta didik yang ingin
Kesenian tradisional pada umumnya
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tanpa ada
tidak dapat diketahui secara pasti kapan dan
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
siapa penciptanya. Hal ini dikarenakan keseni-
ada di Indonesia dalam wujud suku, ras, adat
an tradisional atau kesenian rakyat bukan me-
istiadat, bahasa, mata pencaharian, dan sistem
rupakan hasil kreatifitas individu, tetapi ter-
kemasyarakatan menyebabkan kreasi suling
cipta secara anonim bersama kreatifitas ma-
bambu berbeda-beda dari segi organologis,
syarakat yang mendukungnya (Kayam : 60).
sistem
Menurut Purba (2007:2), musik tra-
tangga
nada
hingga
teknik
permainannya.
disional tidak berarti bahwa suatu musik dan
III. METODE PENELITIAN
berbagai unsur-unsur di dalamnya bersifat
1.
Jenis Penelitian
kolot, kuno atau ketinggalan zaman. Namun,
Jenis penelitian ini jika dilihat dari sudut
musik tradisional adalah musik yang bersifat
pandang tujuannya merupakan jenis penelitian
khas dan mencerminkan kebudayaan suatu
lapangan (field research), karena penelitian ini
etnis atau masyarakat. Musik tradisional, baik
menggunakan metode penelitian deskriptif
itu kumpulan komposisi, struktur, idiom dan
analisis dengan pendekatan secara kualitatif,
instrumentasinya serta gaya maupun elemen-
sehingga pengumpulan datanya dilakukan
elemen dasar komposisinya, seperti ritme,
dengan observasi, dan metode lain yang
melodi, atau tangga nada, tidak diambil dari
bersifat deskriptif guna mengungkapkan sebab
repertoire atau sistem musikal yang berasal
dan proses terjadinya peristiwa yang dialami
dari
oleh subjek penelitian.
luar
kebudayaan
suatu
masyarakat
2.
pemilik musik yang dimaksud.
Tempat dan Waktu Penelitian
Musik tradisional adalah musik yang
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
berakar pada tradisi masyarakat tertentu, maka
Maret s/d April 2018. Pada bulan tersebut
keberlangsungannya dalam konteks masa kini
penulis melakukan proses pengambilan data
merupakan upaya pewarisan secara turun
yang digunakan untuk keperluan penelitian.
temurun
Sedangkan
masyarakat
sebelumnya
bagi
untuk
lokasi
Penelitian
ini
dilakukan di SD Inpres Rutosoro, Golewa,
masyarakat selanjutnya
Musik suling bambu merupakan hasil
Kab.
kreasi
kebudayaan
merupakan satuan pendidikan yang me-
masyarakat tertentu yang ada sejak berabad-
nyelenggarakan kegiatan pembelajaran ekstra-
abad lamanya. Keanekaragaman kultur yang
kurikuler musik suling bambu.
dari
individu
dalam
Ngada
NTT.
Sekolah
tersebut
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
3.
Menurut Lexi J. Moleong wawancara
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
terstruktur
adalah
wawancara
yang
peserta didik/siswa kelas 4 dan kelas 5 dengan
pewancaranya menetapkan sendiri masalah
jumlah siswa 30 anak. Sampel pada penelitian
dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diaju-
ini adalah peserta didik/siswa yang mengikuti
kan. Metode wawancara terstruktur dalam pe-
kegiatan ekstrakurikuler musik suling bambu.
nelitian ini ditujukan kepada pihak-pihak yang
4.
terlibat dalam pelaksanaan ekstrakurikuler
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan
data
yang
musik suling bambu, Kepala Sekolah dan
dilaksanakan akan sangat menentukan baik
pembina/pelatih musik suling bambu.
buruknya hasil penelitian. Pengumpulan data
3. Studi Pustaka
Mengumpulkan data-data dari sumber
dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh skala yang relevan, akurat, dan
yang
tertulis
berupa
buku-buku,
jurnal,
reliabel. Menurut Sugiyono (2010: 193),
maupun hasil laporan-laporan yang relevan
“Metode pengumpulan data adalah cara-cara
dengan objek penelitian.
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data”. Dalam penelitian ini,
4. Metode Dokumentasi
Menurut
metode yang digunakan antara lain :
Sugiyono,
(2012:
240)
dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang
1. Observasi
dan
artinya barang-barang tertulis, baik tulisan
mengumpulkan data/fakta mengenai gejala-
maupun gambar-gambar. Dalam melaksana-
gejala
dengan
kan metode dokumentasi, peneliti mengguna-
pengamatan indera dalam mencatat fakta
kan teknik ini untuk memperoleh data-data
menurut teknik tertentu (Ansari, 1989: 52).
tertulis dan terdokumentasi seperti data ten-
Metode ini peneliti gunakan untuk melihat
tang gambaran umum profil sekolah, struktur
secara langsung dalam mengamati dan ikut
organisasi, tenaga pengajar, karyawan, dan
ambil bagian dalam proses kegiatan pem-
peserta didik, serta keadaan sarana dan
belajaran ekstrakurikuler musik suling bambu.
prasarana yang ada di SD Inpres Rutosoro.
2. Metode Wawancara Terstruktur
5. Definisi Variabel
Observasi
tertentu
adalah
secara
mencari
langsung
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
Kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler
analisis data model ini adalah terbagi menjadi
musik suling bambu di SD Inpres Rutosoro
tiga tahapan, yaitu:
merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang
a. Reduksi Data
bukan hanya mengembangkan bakat dan
Langkah pertama adalah mengumpulkan
minat saja, tetapi juga untuk memberikan
data dari responden melalui teknik pengambil-
wawasan,
para
an data yang telah ditetapkan. Pada tahapan
peserta didik itu sendiri. Kegiatan ekstra-
ini semua data yang ada dikumpulkan sesuai
kurikuler musik suling bambu, diselenggara-
dengan yang didapatkan di lapangan. Tahapan
kan bertujuan sebagai bentuk wadah kesenian
selanjutnya adalah reduksi data yaitu merang-
budaya yang akan menghasilkan sebuah
kum, memilih data-data pokok yang diingin-
pelestarian kesenian tradisional setempat.
kan dan sesuai dengan yang diharapkan, mem-
5. Teknik Analisi Data
fokuskan data pada hal-hal yang penting dan
memperluas
pengetahuan
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis data kualitatif,
yaitu penelitian yang melakukan analisis data
membuang data yang tidak relevan.
b. Penyajian data (data display)
Langkah
selanjutnya
adalah
data
sebelum peneliti memasuki lapangan dan pe-
display, merupakan penyajian data-data yang
nulis melakukan observasi non formal untuk
telah direduksi dikumpulkan, ditampilkan dan
mengetahui kondisi di lapangan, dan untuk
dikelompokan agar mudah difahami.
menemukan masalah yang ada di lapangan.
c. Verifikasi (verification)
Sedangkan untuk analisis data yang didapat
Langkah terakhir adalah verifikasi yakni
melalui angket, penulis menggunakan teknik
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dalam
analisis data kuantitatif. Kemudian data hasil
langkah terakhir ini semua data harus mampu
dari data kuantitatif diubah kedalam data
menjawab
kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan hasil
Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan
pengolahan
hasil temuan-temuan yang didapatkan selama
data
kuantitatif.
Selanjutnya,
analisis data dari hasil analisis angket, hasil
wawancara,
observasi
dan
dokumentasi
peneliti menggunakan analisis data model
Miles and Huberman. Adapun aktivitas dalam
penelitian.
rumusan
masalah
yang
ada.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
dengan memberikan penjelasan kepada siswa
IV. HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
tentang bentuk isntrument dan bagaimana
musik suling bambu dimulai dengan empat
teknik cara memainkannya serta melakukan
tahapan, yaitu sebagai berikut.
demonstrasi
1. Pembentukan
kegiatan
ekstrakurikuler
langsung
Proses pembentukan kegiatan ekstrakulikuler
diawali
dengan
menyampaikan
siswa.
Selanjutnya, memberikan instrument musik
suling bambu
musik.
dihadapan
kepada
para
siswa
agar
langsung mempraktekkan cara memainkan
instrumennya.
terkait
dengan
Dalam tahapan tersebut, pembina/pelatih
kegiatan
ekstra-
ekstrakurikuler menjelaskan nada-nada yang
Kegiatan
terdapat pada instrument musik suling bambu
ekstrakurikuler musik ini bertujuan agar siswa
dan para siswa langsung mencoba untuk
lebih mengenal alat musik daerah setempat.
memainkan instrumennya. Setelah memberi-
Hal ini sebagai upaya melestarikan kesenian
kan penjelasan dan arahan kepada siswa,
daerah setempat sedini mungkin, baik dari
langkah
instrument musik maupun lagu daerahnya.
materi lagu dengan menuliskan notasi di
2. Penentuan jadwal kegiatan ekstrakurikuler
musik.
papan tulis. Para siswa langsung mempraktek-
kepada
Kepala
pentingnya
Sekolah
membentuk
kurikuler Musik Suling Bambu.
Kegiatan
ekstrakurikuler
adalah
memberikan
kan cara memainkan instrument musik suling
di-
bambu dengan cara membaca notasi tersebut.
laksanakan pada hari Sabtu Pukul 15.00
Dalam memainkan materi lagu, para siswa di
WITA.
kegiatan ekstra-
arahkan untuk membunyi-kan nada yang
kurikuler musik adalah 30 siswa yang terdiri
sesuai dengan notasi materi lagunya. Pelatih
dari siswa kelas 4 dan kelas 5. Ekstrakurikuler
mencoba untuk menuntun para siswa untuk
musik diselengarakan selama 2 jam dalam
memainkan materi lagu secara perlahan dari
satu kali pertemuan.
setiap notasi yang di baca.
Jumlah
peserta
musik
selanjutnya
3. Pelaksanaan pendampingan ekstrakurikuler
musik.
Pelaksanaan
kegiatan
pendampingan
ekstrakurikuler musik suling bambu diawali
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
ruangan yang nantinya akan disajikan di
khalayak umum.
Gambar 1. Pelatih Menuntun Siswa dalam Membaca Notasi
Materi Lagu
(Dok. Dedy Setyawan. 2018)
Gambar 3. Pendampingan Kegiatan Ekstrakurikuler
Musik Suling Bambu di Pendopo
(Dok. Dedy Setyawan. 2018)
Gambar 2. Pendampingan Guru dan Siswa pada Kegiatan
Ekstrakurikuler
(Dok. Dedy Setyawan. 2018)
Pelaksanaan
kegiatan
ekstrakurikuler
musik suling bambu dilaksanakan secara ber-
Gambar 4. Para Siswa Memainkan Musik Suling Bambu
(Dok. Dedy Setyawan. 2018)
tahap, sehingga nantinya dalam memainkannya secara kelompok akan lebih kompak dan
harmonis dalam bentuk penyajiannya.
4. Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler musik.
Hasil evaluasi dari kegiatan ekstrakuri-
Tahap selanjutnya, siswa diarahkan me-
kuler musik suling bambu yang telah di-
mainkan instrument musik suling bambu tanpa
laksanakan, dari segi peserta yang mengikuti
melihat/membaca notasi. Siswa dituntut harus
program
menghafal materi lagu yang akan dimainkan
siswa yang antusias dalam mengikuti kegiatan
dan mencoba memainkannya di luar kelas. Hal
ekstrakurikuler.
tersebut dilakukan dengan maksud melatih
kurikuler ini, siswa mampu mengaktualisasi-
para siswa agar beradaptasi dan terbiasa ketika
kan bakat mereka.
memainkan musik suling bambu di luar
kegiatan ekstrakurikuler
Melalui
kegiatan
banyak
ekstra-
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
Dalam proses kegiatan ekstrakurikuler
lagu dalam bentuk teks, agar para siswa bisa
musik suling bambu, pada tahap awal kegiatan
mempelajari dan menghafalkan materi lagu
ada kesulitan yang dialami siswa dalam
saat dirumah.
memainkan musik suling bambu, yaitu teknik
meniup suling, pernafasan, tempo, dan belum
hafalnya materi lagu yang diberikan.
Setelah dilakukan pendampingan, para
siswa diberi metode pelatihan meniup suling
dengan cara membunyikan satu nada dari
setiap lubang suling secara berulang-ulang
Gambar 5. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler
(Dok. Dedy Setyawan. 2018)
sampai menemukan warna (timbre) suara yang
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurkuler di
sesuai. Butuh waktu yang tidak sedikit dalam
memainkan teknik bermain suling, sehingga
siswa membutuhkan proses dan keterbiasaan
dalam memainkan suling tersebut. Sedangkan
untuk pernafasan, siswa diberi pelatihan untuk
mengatur panjang pendeknya nada yang ditiup
kemudian memindahkan ke nada yang lainnya. Untuk permasalahan tempo, banyak
siswa ketika memainkan secara bersama-sama
SD Inpres Rutosoro memanfaatkan sumber
daya manusia yang ada dilingkungan sekolah.
Selain itu, pihak sekolah mengambil pelatih
dari luar sekolah guna menambal kekurangankekurangan yang dimiliki guru di sekolah.
Dalam pelaksanaannya, jumlah peserta diikuti
sebanyak 30 siswa dan semua siswa sangat
antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut.
Dari hasil kegiatan penelitian menunjuk-
tidak kompak antara satu dengan yang
lainnya. Hal tersebut terjadi karena tidak
adanya yang mengatur atau memberikan
ketukan tempo pada saat memainkan secara
bersama-sama. Maka dari itu, ditunjuk satu
siswa untuk menjadi pemimpin atau dirigen.
Hal tersebut dilakukan agar keselarasan tempo
bisa teratur dan serempak. Sedangkan untuk
materi lagu, pelatih memberikan notasi materi
kan bahwa ketercapaian tujuan pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler secara umum sudah
baik, namun keterbatasan waktu yang disediakan
mengakibatkan
tidak
semua
materi
kegiatan ekstrakurikuler musik suling bambu
disampaikan secara keseluruhan. Namun, jika
dilihat dari hasil kegiatan dan latihan para
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
peserta ekstrakurikuler, dapat disimpulkan
yang disampaikan. Namun tujuan kegiatan
bahwa tujuan kegiatan ini dapat tercapai.
ekstrakurikuler sebagai wadah untuk me-
Memang kemampuan siswa dilihat dari
nambah pengetahuan dan wawasan serta
teknik memainkan suling dan penguasaan
mengenalkan alat musik tradisional setempat
materi masih kurang, dikarenakan waktu yang
kepada peserta ekstrakurikuler dirasa sudah
singkat
dan
tercapai. Kegiatan tersebut mendapat sambut-
penyampaian materi. Disisi lain, kemampuan
an sangat baik dari para peserta dan terbukti
masing-masing para siswa juga berbeda-beda.
dengan keaktifan serta antusiasme peserta
Sehingga membutuhkan waktu untuk melatih
mengikuti kegiatan tersebut.
dalam
pelaksanaan
latihan
Sebagai langkah selanjutnya baik dari
para siswa yang mengalami kesulitan.
Adapun masalah-masalah yang terjadi
pihak sekolah, seniman, atau pemerintah,
ekstra-
perlu adanya program khusus terkait dengan
kurikuler telah teratasi dengan cara merelfeksi
ekstrakuriler musik suling bambu, wajib di
dan berdiskusi dengan pihak sekolah dan
adakan di setiap sekolah-sekolah agar keseni-
pembina terkait dengan materi yang di
an daerah setempat ini bisa terus hidup
sampaikan. Secara keseluruhan pelaksanaan
ditengah-tengah masyarakat dan perlu adanya
kegiatan ekstrakurikuler ini dapat dikatakan
kegiatan lanjutan berupa pelatihan sejenis
berhasil. Keberhasilan tersebut diukur dari
yang
segi cara memainkan musik suling bambu dan
sehingga dapat menumbuhkan rasa memiliki,
materi lagu yang disampaikan dapat disajikan
menjaga dan melestarikan kesenian daerah
dalam bentuk pertunjukan musik.
setempat itu sendiri.
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
pada
saat
pelaksanaan
kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
musik suling bambu yang diselenggarakan di
diselenggarakan
secara
periodik,
Arikunto, S dan Abdul Jabar, C.S. 2014.
Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
SD Inpres Rutosoro dapat dilaksanakan
dengan baik dan berjalan dengan lancar sesuai
dengan rencana kegiatan yang telah disusun.
Meskipun belum semua peserta menguasai
dengan baik teknik permainan dan materi
Arikunto,
Suharsimi.
2010.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Banoe. Pono. 2003. Kamus Musik. Jakarta: PT
Kanisius.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
Depdikbud.2014. Permendikbud RI No.62
tahun
2014.
tentang
kegiatan
Ekstrakurikuler.
Djohan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta:
Best Publisher
Jamalus. 1998. Pengajaran Musik Melalui
Pengalaman
Musik.
Jakarta:
Depdikbud.
Lexi J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian
Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Riyanto, Yatim. 2007. Metode Penelitian
Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif.
Surabaya: Unesa University Press.
Sedyawati, Edi. 1980. Pertumbuhan Seni
Pertunjukan. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
Setyawan, D. 2018. PEMANFAATAN
SOFTWARE SIBELIUS SEBAGAI
MEDIA
PEMBELAJARAN
MUSIK. eJurnal IMEDTECH EISSN
2580-6033, 1(2).
Setyawan, Dedy. 2017. “Pemanfaatan
Software Sibelius sebagai Media
Pembelajaran
Musik”.
Ejurnal
IMEDTECH EISSN 2580-6033 1 (2):
15-30.
Sugiyono.
2008.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
.2011. Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Menumbuhkan
Pendidikan Karakter di SD (Konsep,
Praktek dan Strategi). Jogjakarta : ArRuzz Media.
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
MENGENALKAN ALAT MUSIK TRADISIONAL MELALUI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SULING BAMBU DI SD
INPRES RUTOSORO
-------------------------------------------------------------------------------------------------Dedy Setyawan
Dosen STKIP Citra Bakti Ngada
(Naskah diterima: 10 Juni 2018, disetujui: 25 Juni 2018)
Abstract
This study aims to introduce traditional musical instruments to learners and as a cultural arts
venue through extracurricular activities of music. Extracurricular music organized more refers
to the learning of traditional musical instruments, namely the art of bamboo flute music. The
research method used is field research (field research), because this research uses descriptive
research method of analysis with a qualitative approach. Research data obtained from
observation, interview, and documentation. The subjects in this study are 4th and 5th grade
students of SD Inpres Rutosoro, amounting to 30 students. The results of this study indicate that
the implementation of extracurricular activities of bamboo flute music in general has been good,
but the limited time provided not all the material activities of extracurricular music bamboo flute
delivered as a whole. However, when viewed from the results of activities and exercises of
extracurricular participants, it can be concluded that the purpose of this activity can be
achieved.
Keywords: Extracurricular, Traditional Music, Bamboo Flute.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan sebagai upaya untuk mengenalkan alat musik tradisional setempat
kepada peserta didik dan sebagai wadah kesenian budaya melalui kegiatan ekstrakurikuler
musik. Ekstrakurikuler musik yang diselenggarakan lebih mengacu pada pembelajaran alat
musik tradisional setempat, yaitu kesenian musik suling bambu. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian lapangan (field research), karena penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan secara kualitatif. Data penelitian
diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek pada penelitian ini adalah
siswa kelas 4 dan 5 SD Inpres Rutosoro yang berjumlah 30 siswa. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler musik suling bambu secara umum
sudah baik, namun keterbatasan waktu yang disediakan mengakibatkan tidak semua materi
kegiatan ekstrakurikuler musik suling bambu disampaikan secara keseluruhan. Namun, jika
dilihat dari hasil kegiatan dan latihan para peserta ekstrakurikuler, dapat disimpulkan bahwa
tujuan kegiatan ini dapat tercapai.
Kata Kunci : Ekstrakurikuler, Musik Tradisional, Suling Bambu..
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
I. PENDAHULUAN
dan budaya, teater, teknologi dan informasi,
K
serta bentuk kegiatan lainnya.
egiatan ekstrakurikuler menurut
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang
Indonesia
difokuskan dalam penelitian ini adalah kegiat-
Nomer 62 Tahun 2014 merupakan kegiatan
an ekstrakulikuler kesenian di bidang musik.
pengembangan pembelajaran yang diseleng-
Ada berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler
garakan oleh satuan Pendidikan dengan tujuan
di bidang seni musik, antara lain seperti
untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
paduan suara, band, drum band, bermain alat
ke-mampuan, kepribadian, kerjasama, dan ke-
musik daerah, ensemble, serta kegiatan musik
mandirian peserta didik untuk mendukung
yang lainnya. Saat ini, sudah banyak sekolah-
pencapaian suatu Pendidikan. Melalui ke-
sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran
giatan ekstra-kurikuler, para peserta didik
seni musik, baik yang dilaksanakan didalam
dapat
mengembangkan
jam pelajaran sekolah maupun diluar jam
potensi diri, mem-berikan manfaat sosial yang
pelajaran sekolah (ekstrakurikuler). Dengan
besar dalam me-ngembangkan kemampuan
diselenggarakannya pembelajaran seni musik
berkomunikasi dan bekerja sama dengan
disekolah-sekolah melalui kegiatan ekstra-
orang lain serta dapat memfasilitasi bakat,
kurikuler, maka akan memberikan dampak
minat, dan kreatifitas peserta didik yang ber-
positif dan manfaat kepada peserta didik yang
beda-beda.
terlibat dalam pembelajaran tersebut. Selain
Kebudayan
menemu-kan
Republik
dan
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di-
mempunyai pengaruh - pengaruh dan manfaat
lakukan di luar jam belajar kegiatan intra-
yang sangat baik untuk anak didik. Pem-
kurikuler, di bawah bimbingan serta pe-
belajaran musik juga dapat membantu per-
ngawasan satuan Pendidikan yang terlibat da-
kembangan kecerdasan anak, berpengaruh
lam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler,
terhadap perilaku anak, membantu anak ter-
baik itu kepala sekolah, tenaga Pendidikan,
hubung
tenaga kependidikan, dan pembina ekstra-
ekspresi, mengajarkan disiplin, mendorong
kurikuler. Bentuk kegiatan ekstra-kurikuler di
kreatifitas, membantu anak bersosialisasi, me-
setiap sekolah dapat berupa latih-an olah bakat
ningkatkan kemampuan otak dan daya ingat
dan latihan olah minat, seperti olahraga, seni
dengan
orang
lain,
membentuk
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
anak, serta menambah kepercayaan diri
Inpres Rutosoro merupakan bagian upaya
peserta didik.
dalam melestarikan kesenian daerah setempat
SD Inpres Rutosoro merupakan salah
dengan mengenalkan kepada peserta didik
satu sekolah dasar di daerah Kabupaten Ngada
sedini mungkin tentang kesenian itu sendiri,
yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakuri-
baik dari instrument musik maupun lagu
kuler musik. Ekstrakurikuler musik yang
daerahnya. Karena di era globalisasi ini,
diselenggarakan lebih mengacu pada pem-
banyak budaya dari luar yang tidak sesuai de-
belajaran alat musik daerah setempat, yaitu
ngan budaya bangsa indonesia mudah masuk
kesenian musik suling bambu. Kegiatan
kedalam masyarakat, sehingga pelestarian ke-
ekstrakurikuler musik suling bambu, yang
budayaan menjadi salah satu masalah utama.
sebagai
upaya
Kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler
musik
daerah
musik suling bambu di SD Inpres Rutosoro,
setempat kepada peserta didik dan sebagai
diikuti sekitar 30 anak dan dikhususkan untuk
wadah kesenian budaya, yang akan meng-
anak kelas 4 dan 5. Kegiatan ekstrakurikuler
hasilkan dan melestarikan kesenian daerah itu
dilaksanakan secara rutin sekali dalam se-
sendiri. Karena, pada dasarnya kegiatan
minggu, pada hari sabtu dengan durasi 2 jam
ekstrakurikuler bukan hanya mengembangkan
pada setiap pertemuan. Dalam proses pem-
bakat dan minat saja, tetapi juga untuk
belajarannya, kegiatan ekstrakurikuler musik
memberikan wawasan, memperluas penge-
di SD Inpres Rutosoro menggunakan materi
tahuan,
dan
lagu-lagu daerah setempat. Selain melaksana-
norma
kan kegiatan ekstrakurikuler musik suling
diselenggarakan
untuk
bertujuan
mengenalkan
meningkatkan
menginternalisasi
alat
keterampilan
nilai-nilai
dan
bambu, para peserta didik juga harus menam-
(wiyani, 2013: 108).
Berdasarkan hasil wawancara dengan
pilkan pertunjukan musik di acara-acara
Bapak Tony Waja, sebagai pelatih/pembina
sekolah maupun acara diluar sekolah sebagai
ekstrakurikuler musik suling bambu, nara-
upaya untuk mengenalkan kepada masyarakat
sumber
umum.
kesenian
di
Kabupaten
Ngada
sekaligus sebagai Kepala Desa Malanuza,
II. KAJIAN TEORI
musik
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang
suling bambu yang diselenggarakan oleh SD
dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka dan
menjelaskan
bahwa
pembelajaran
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
dilaksanakan di sekolah untuk lebih mem-
unsur diskriminasi selama memenuhi ke-
perkaya dan memperluas wawasan pengetahu-
tentuan yang berlaku. Sedangkan pelaksanaan
an dan kemampuan menentukan sikap dalam
ekstrakurikuler agar berjalan secara efektif
rangka penerapan pengetahuan serta ke-
dan efisien, diperlukan adanya dukungan dan
mampuan yang telah dipelajari dari berbagai
kebijakan dari pihak sekolah dengan me-
mata pelajaran dalam kurikulum (Depdikbud
nyediakan alat dan fasilitas yang memadai.
Salah satu ekstrakurikuler yang di-
dalam Budiarto, 2005: 3).
107),
selenggarakn oleh SD Inpres Rutosoro adalah
menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
ekstrakurikuler musik suling bambu. Musik
merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
suling bambu merupakan kesenian musik
mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa
tradisional yang terdapat di Kabupaten Ngada
yang ditemukan pada kurikulum yang sedang
Flores NTT. Suling bambu adalah jenis
dijalankan, termasuk yang berhubungan de-
instrument musik yang terbuat dari bahan
ngan bagaimana penerapan sesungguhnya dari
utamnya adalah bambu. Suling bambu me-
ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta
rupakan salah satu alat musik tradisional yang
didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup
dibunyikan dengan cara ditiup.
Menurut
Wiyani
(2013:
Menurut Sedyawati (1992 : 23) musik
mereka maupun lingkungan sekitarnya.
Ekstrakurikuler
merupakan
kagiatan
tradisional adalah musik yang digunakan
yang
sebagai perwujudan dan nilai budaya yang
ditunjukkan untuk membantu perkembangan
sesuai dengan tradisi. Pengertian tradisional
peserta didik, sesuai dengan kebutuhan,
(Sedyawati, 1992: 26) dalam perkembangan
potensi, bakat, dan minat mereka melalui
seni pertunjukan, adalah proses penciptaan
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan
seni di dalam kehidupan masyarakat yang
oleh peserta didik dan atau tenaga kepen-
menghubungkan subjek manusia itu sendiri
didikan
terhadap kondisi lingkungan. Pencipta seni
pendidikan
diluar
yang
jam
pelajaran
berkemampuan
dan
ber-
kewenangan di sekolah (Wiyani , 2013: 108).
Kegiatan ekstrakurikuler bersifat ter-
tradisional biasanya terpengaruh oleh keadaan
sosial budaya masyarakat di suatu tempat.
buka bagi semua peserta didik yang ingin
Kesenian tradisional pada umumnya
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tanpa ada
tidak dapat diketahui secara pasti kapan dan
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
siapa penciptanya. Hal ini dikarenakan keseni-
ada di Indonesia dalam wujud suku, ras, adat
an tradisional atau kesenian rakyat bukan me-
istiadat, bahasa, mata pencaharian, dan sistem
rupakan hasil kreatifitas individu, tetapi ter-
kemasyarakatan menyebabkan kreasi suling
cipta secara anonim bersama kreatifitas ma-
bambu berbeda-beda dari segi organologis,
syarakat yang mendukungnya (Kayam : 60).
sistem
Menurut Purba (2007:2), musik tra-
tangga
nada
hingga
teknik
permainannya.
disional tidak berarti bahwa suatu musik dan
III. METODE PENELITIAN
berbagai unsur-unsur di dalamnya bersifat
1.
Jenis Penelitian
kolot, kuno atau ketinggalan zaman. Namun,
Jenis penelitian ini jika dilihat dari sudut
musik tradisional adalah musik yang bersifat
pandang tujuannya merupakan jenis penelitian
khas dan mencerminkan kebudayaan suatu
lapangan (field research), karena penelitian ini
etnis atau masyarakat. Musik tradisional, baik
menggunakan metode penelitian deskriptif
itu kumpulan komposisi, struktur, idiom dan
analisis dengan pendekatan secara kualitatif,
instrumentasinya serta gaya maupun elemen-
sehingga pengumpulan datanya dilakukan
elemen dasar komposisinya, seperti ritme,
dengan observasi, dan metode lain yang
melodi, atau tangga nada, tidak diambil dari
bersifat deskriptif guna mengungkapkan sebab
repertoire atau sistem musikal yang berasal
dan proses terjadinya peristiwa yang dialami
dari
oleh subjek penelitian.
luar
kebudayaan
suatu
masyarakat
2.
pemilik musik yang dimaksud.
Tempat dan Waktu Penelitian
Musik tradisional adalah musik yang
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
berakar pada tradisi masyarakat tertentu, maka
Maret s/d April 2018. Pada bulan tersebut
keberlangsungannya dalam konteks masa kini
penulis melakukan proses pengambilan data
merupakan upaya pewarisan secara turun
yang digunakan untuk keperluan penelitian.
temurun
Sedangkan
masyarakat
sebelumnya
bagi
untuk
lokasi
Penelitian
ini
dilakukan di SD Inpres Rutosoro, Golewa,
masyarakat selanjutnya
Musik suling bambu merupakan hasil
Kab.
kreasi
kebudayaan
merupakan satuan pendidikan yang me-
masyarakat tertentu yang ada sejak berabad-
nyelenggarakan kegiatan pembelajaran ekstra-
abad lamanya. Keanekaragaman kultur yang
kurikuler musik suling bambu.
dari
individu
dalam
Ngada
NTT.
Sekolah
tersebut
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
3.
Menurut Lexi J. Moleong wawancara
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
terstruktur
adalah
wawancara
yang
peserta didik/siswa kelas 4 dan kelas 5 dengan
pewancaranya menetapkan sendiri masalah
jumlah siswa 30 anak. Sampel pada penelitian
dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diaju-
ini adalah peserta didik/siswa yang mengikuti
kan. Metode wawancara terstruktur dalam pe-
kegiatan ekstrakurikuler musik suling bambu.
nelitian ini ditujukan kepada pihak-pihak yang
4.
terlibat dalam pelaksanaan ekstrakurikuler
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan
data
yang
musik suling bambu, Kepala Sekolah dan
dilaksanakan akan sangat menentukan baik
pembina/pelatih musik suling bambu.
buruknya hasil penelitian. Pengumpulan data
3. Studi Pustaka
Mengumpulkan data-data dari sumber
dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh skala yang relevan, akurat, dan
yang
tertulis
berupa
buku-buku,
jurnal,
reliabel. Menurut Sugiyono (2010: 193),
maupun hasil laporan-laporan yang relevan
“Metode pengumpulan data adalah cara-cara
dengan objek penelitian.
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data”. Dalam penelitian ini,
4. Metode Dokumentasi
Menurut
metode yang digunakan antara lain :
Sugiyono,
(2012:
240)
dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang
1. Observasi
dan
artinya barang-barang tertulis, baik tulisan
mengumpulkan data/fakta mengenai gejala-
maupun gambar-gambar. Dalam melaksana-
gejala
dengan
kan metode dokumentasi, peneliti mengguna-
pengamatan indera dalam mencatat fakta
kan teknik ini untuk memperoleh data-data
menurut teknik tertentu (Ansari, 1989: 52).
tertulis dan terdokumentasi seperti data ten-
Metode ini peneliti gunakan untuk melihat
tang gambaran umum profil sekolah, struktur
secara langsung dalam mengamati dan ikut
organisasi, tenaga pengajar, karyawan, dan
ambil bagian dalam proses kegiatan pem-
peserta didik, serta keadaan sarana dan
belajaran ekstrakurikuler musik suling bambu.
prasarana yang ada di SD Inpres Rutosoro.
2. Metode Wawancara Terstruktur
5. Definisi Variabel
Observasi
tertentu
adalah
secara
mencari
langsung
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
Kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler
analisis data model ini adalah terbagi menjadi
musik suling bambu di SD Inpres Rutosoro
tiga tahapan, yaitu:
merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang
a. Reduksi Data
bukan hanya mengembangkan bakat dan
Langkah pertama adalah mengumpulkan
minat saja, tetapi juga untuk memberikan
data dari responden melalui teknik pengambil-
wawasan,
para
an data yang telah ditetapkan. Pada tahapan
peserta didik itu sendiri. Kegiatan ekstra-
ini semua data yang ada dikumpulkan sesuai
kurikuler musik suling bambu, diselenggara-
dengan yang didapatkan di lapangan. Tahapan
kan bertujuan sebagai bentuk wadah kesenian
selanjutnya adalah reduksi data yaitu merang-
budaya yang akan menghasilkan sebuah
kum, memilih data-data pokok yang diingin-
pelestarian kesenian tradisional setempat.
kan dan sesuai dengan yang diharapkan, mem-
5. Teknik Analisi Data
fokuskan data pada hal-hal yang penting dan
memperluas
pengetahuan
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis data kualitatif,
yaitu penelitian yang melakukan analisis data
membuang data yang tidak relevan.
b. Penyajian data (data display)
Langkah
selanjutnya
adalah
data
sebelum peneliti memasuki lapangan dan pe-
display, merupakan penyajian data-data yang
nulis melakukan observasi non formal untuk
telah direduksi dikumpulkan, ditampilkan dan
mengetahui kondisi di lapangan, dan untuk
dikelompokan agar mudah difahami.
menemukan masalah yang ada di lapangan.
c. Verifikasi (verification)
Sedangkan untuk analisis data yang didapat
Langkah terakhir adalah verifikasi yakni
melalui angket, penulis menggunakan teknik
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dalam
analisis data kuantitatif. Kemudian data hasil
langkah terakhir ini semua data harus mampu
dari data kuantitatif diubah kedalam data
menjawab
kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan hasil
Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan
pengolahan
hasil temuan-temuan yang didapatkan selama
data
kuantitatif.
Selanjutnya,
analisis data dari hasil analisis angket, hasil
wawancara,
observasi
dan
dokumentasi
peneliti menggunakan analisis data model
Miles and Huberman. Adapun aktivitas dalam
penelitian.
rumusan
masalah
yang
ada.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
dengan memberikan penjelasan kepada siswa
IV. HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
tentang bentuk isntrument dan bagaimana
musik suling bambu dimulai dengan empat
teknik cara memainkannya serta melakukan
tahapan, yaitu sebagai berikut.
demonstrasi
1. Pembentukan
kegiatan
ekstrakurikuler
langsung
Proses pembentukan kegiatan ekstrakulikuler
diawali
dengan
menyampaikan
siswa.
Selanjutnya, memberikan instrument musik
suling bambu
musik.
dihadapan
kepada
para
siswa
agar
langsung mempraktekkan cara memainkan
instrumennya.
terkait
dengan
Dalam tahapan tersebut, pembina/pelatih
kegiatan
ekstra-
ekstrakurikuler menjelaskan nada-nada yang
Kegiatan
terdapat pada instrument musik suling bambu
ekstrakurikuler musik ini bertujuan agar siswa
dan para siswa langsung mencoba untuk
lebih mengenal alat musik daerah setempat.
memainkan instrumennya. Setelah memberi-
Hal ini sebagai upaya melestarikan kesenian
kan penjelasan dan arahan kepada siswa,
daerah setempat sedini mungkin, baik dari
langkah
instrument musik maupun lagu daerahnya.
materi lagu dengan menuliskan notasi di
2. Penentuan jadwal kegiatan ekstrakurikuler
musik.
papan tulis. Para siswa langsung mempraktek-
kepada
Kepala
pentingnya
Sekolah
membentuk
kurikuler Musik Suling Bambu.
Kegiatan
ekstrakurikuler
adalah
memberikan
kan cara memainkan instrument musik suling
di-
bambu dengan cara membaca notasi tersebut.
laksanakan pada hari Sabtu Pukul 15.00
Dalam memainkan materi lagu, para siswa di
WITA.
kegiatan ekstra-
arahkan untuk membunyi-kan nada yang
kurikuler musik adalah 30 siswa yang terdiri
sesuai dengan notasi materi lagunya. Pelatih
dari siswa kelas 4 dan kelas 5. Ekstrakurikuler
mencoba untuk menuntun para siswa untuk
musik diselengarakan selama 2 jam dalam
memainkan materi lagu secara perlahan dari
satu kali pertemuan.
setiap notasi yang di baca.
Jumlah
peserta
musik
selanjutnya
3. Pelaksanaan pendampingan ekstrakurikuler
musik.
Pelaksanaan
kegiatan
pendampingan
ekstrakurikuler musik suling bambu diawali
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
ruangan yang nantinya akan disajikan di
khalayak umum.
Gambar 1. Pelatih Menuntun Siswa dalam Membaca Notasi
Materi Lagu
(Dok. Dedy Setyawan. 2018)
Gambar 3. Pendampingan Kegiatan Ekstrakurikuler
Musik Suling Bambu di Pendopo
(Dok. Dedy Setyawan. 2018)
Gambar 2. Pendampingan Guru dan Siswa pada Kegiatan
Ekstrakurikuler
(Dok. Dedy Setyawan. 2018)
Pelaksanaan
kegiatan
ekstrakurikuler
musik suling bambu dilaksanakan secara ber-
Gambar 4. Para Siswa Memainkan Musik Suling Bambu
(Dok. Dedy Setyawan. 2018)
tahap, sehingga nantinya dalam memainkannya secara kelompok akan lebih kompak dan
harmonis dalam bentuk penyajiannya.
4. Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler musik.
Hasil evaluasi dari kegiatan ekstrakuri-
Tahap selanjutnya, siswa diarahkan me-
kuler musik suling bambu yang telah di-
mainkan instrument musik suling bambu tanpa
laksanakan, dari segi peserta yang mengikuti
melihat/membaca notasi. Siswa dituntut harus
program
menghafal materi lagu yang akan dimainkan
siswa yang antusias dalam mengikuti kegiatan
dan mencoba memainkannya di luar kelas. Hal
ekstrakurikuler.
tersebut dilakukan dengan maksud melatih
kurikuler ini, siswa mampu mengaktualisasi-
para siswa agar beradaptasi dan terbiasa ketika
kan bakat mereka.
memainkan musik suling bambu di luar
kegiatan ekstrakurikuler
Melalui
kegiatan
banyak
ekstra-
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
Dalam proses kegiatan ekstrakurikuler
lagu dalam bentuk teks, agar para siswa bisa
musik suling bambu, pada tahap awal kegiatan
mempelajari dan menghafalkan materi lagu
ada kesulitan yang dialami siswa dalam
saat dirumah.
memainkan musik suling bambu, yaitu teknik
meniup suling, pernafasan, tempo, dan belum
hafalnya materi lagu yang diberikan.
Setelah dilakukan pendampingan, para
siswa diberi metode pelatihan meniup suling
dengan cara membunyikan satu nada dari
setiap lubang suling secara berulang-ulang
Gambar 5. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler
(Dok. Dedy Setyawan. 2018)
sampai menemukan warna (timbre) suara yang
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurkuler di
sesuai. Butuh waktu yang tidak sedikit dalam
memainkan teknik bermain suling, sehingga
siswa membutuhkan proses dan keterbiasaan
dalam memainkan suling tersebut. Sedangkan
untuk pernafasan, siswa diberi pelatihan untuk
mengatur panjang pendeknya nada yang ditiup
kemudian memindahkan ke nada yang lainnya. Untuk permasalahan tempo, banyak
siswa ketika memainkan secara bersama-sama
SD Inpres Rutosoro memanfaatkan sumber
daya manusia yang ada dilingkungan sekolah.
Selain itu, pihak sekolah mengambil pelatih
dari luar sekolah guna menambal kekurangankekurangan yang dimiliki guru di sekolah.
Dalam pelaksanaannya, jumlah peserta diikuti
sebanyak 30 siswa dan semua siswa sangat
antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut.
Dari hasil kegiatan penelitian menunjuk-
tidak kompak antara satu dengan yang
lainnya. Hal tersebut terjadi karena tidak
adanya yang mengatur atau memberikan
ketukan tempo pada saat memainkan secara
bersama-sama. Maka dari itu, ditunjuk satu
siswa untuk menjadi pemimpin atau dirigen.
Hal tersebut dilakukan agar keselarasan tempo
bisa teratur dan serempak. Sedangkan untuk
materi lagu, pelatih memberikan notasi materi
kan bahwa ketercapaian tujuan pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler secara umum sudah
baik, namun keterbatasan waktu yang disediakan
mengakibatkan
tidak
semua
materi
kegiatan ekstrakurikuler musik suling bambu
disampaikan secara keseluruhan. Namun, jika
dilihat dari hasil kegiatan dan latihan para
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
peserta ekstrakurikuler, dapat disimpulkan
yang disampaikan. Namun tujuan kegiatan
bahwa tujuan kegiatan ini dapat tercapai.
ekstrakurikuler sebagai wadah untuk me-
Memang kemampuan siswa dilihat dari
nambah pengetahuan dan wawasan serta
teknik memainkan suling dan penguasaan
mengenalkan alat musik tradisional setempat
materi masih kurang, dikarenakan waktu yang
kepada peserta ekstrakurikuler dirasa sudah
singkat
dan
tercapai. Kegiatan tersebut mendapat sambut-
penyampaian materi. Disisi lain, kemampuan
an sangat baik dari para peserta dan terbukti
masing-masing para siswa juga berbeda-beda.
dengan keaktifan serta antusiasme peserta
Sehingga membutuhkan waktu untuk melatih
mengikuti kegiatan tersebut.
dalam
pelaksanaan
latihan
Sebagai langkah selanjutnya baik dari
para siswa yang mengalami kesulitan.
Adapun masalah-masalah yang terjadi
pihak sekolah, seniman, atau pemerintah,
ekstra-
perlu adanya program khusus terkait dengan
kurikuler telah teratasi dengan cara merelfeksi
ekstrakuriler musik suling bambu, wajib di
dan berdiskusi dengan pihak sekolah dan
adakan di setiap sekolah-sekolah agar keseni-
pembina terkait dengan materi yang di
an daerah setempat ini bisa terus hidup
sampaikan. Secara keseluruhan pelaksanaan
ditengah-tengah masyarakat dan perlu adanya
kegiatan ekstrakurikuler ini dapat dikatakan
kegiatan lanjutan berupa pelatihan sejenis
berhasil. Keberhasilan tersebut diukur dari
yang
segi cara memainkan musik suling bambu dan
sehingga dapat menumbuhkan rasa memiliki,
materi lagu yang disampaikan dapat disajikan
menjaga dan melestarikan kesenian daerah
dalam bentuk pertunjukan musik.
setempat itu sendiri.
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
pada
saat
pelaksanaan
kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
musik suling bambu yang diselenggarakan di
diselenggarakan
secara
periodik,
Arikunto, S dan Abdul Jabar, C.S. 2014.
Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
SD Inpres Rutosoro dapat dilaksanakan
dengan baik dan berjalan dengan lancar sesuai
dengan rencana kegiatan yang telah disusun.
Meskipun belum semua peserta menguasai
dengan baik teknik permainan dan materi
Arikunto,
Suharsimi.
2010.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Banoe. Pono. 2003. Kamus Musik. Jakarta: PT
Kanisius.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (10-21)
Depdikbud.2014. Permendikbud RI No.62
tahun
2014.
tentang
kegiatan
Ekstrakurikuler.
Djohan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta:
Best Publisher
Jamalus. 1998. Pengajaran Musik Melalui
Pengalaman
Musik.
Jakarta:
Depdikbud.
Lexi J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian
Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Riyanto, Yatim. 2007. Metode Penelitian
Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif.
Surabaya: Unesa University Press.
Sedyawati, Edi. 1980. Pertumbuhan Seni
Pertunjukan. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
Setyawan, D. 2018. PEMANFAATAN
SOFTWARE SIBELIUS SEBAGAI
MEDIA
PEMBELAJARAN
MUSIK. eJurnal IMEDTECH EISSN
2580-6033, 1(2).
Setyawan, Dedy. 2017. “Pemanfaatan
Software Sibelius sebagai Media
Pembelajaran
Musik”.
Ejurnal
IMEDTECH EISSN 2580-6033 1 (2):
15-30.
Sugiyono.
2008.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
.2011. Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Menumbuhkan
Pendidikan Karakter di SD (Konsep,
Praktek dan Strategi). Jogjakarta : ArRuzz Media.