BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kerjasama Antar Siswa dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Siswa Kelas 4 SD Negeri 04 B

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Deskripsi Siklus I
Deskripsi Siklus 1 menjelaskan tentang tahap rencana tindakan, pelaksanaan
tindakan dan observasi, dan refleksi.
4.1.1.1 Rencana Tindakan
Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pertemuan 1 dan
pertemuan II. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada pertemuan I dan II.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 4
tentang materi yang akan diajarkan kepada siswa. Setelah memperoleh materi
yang akan diajarkan, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses
pembelajaran yaitu: RPP, lembar observasi, lembar diskusi, dan nomor untuk
siswa yang akan digunakan dalam pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT). Peneliti merancang RPP Siklus I dengan pokok bahasan “Menjumlahkan
Pecahan”. Pada pertemuan I materinya adalah menjumlahkan pecahan biasa
dengan pecahan biasa dan pecahan campuran dengan pecahan campuran.
Pertemuan II materinya adalah menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan
campuran dan pecahan desimal dengan pecahan desimal. Untuk tes evaluasi
Siklus I akan diadakan pada akhir pertemuan ke II. Dalam pembentukan
kelompok, peneliti berkonsultasi terlebih dahulu dengan guru tentang siapa saja

siswa yang kemampuan akademiknya di atas rata-rata dan di bawah rata-rata.
Kemudian peneliti dengan bantuan guru membentuk kelompok berdasarkan
kemampuan siswa. Dalam satu kelompok diusahakan terdapat siswa yang
kemampuannya di atas rata-rata dan di bawah rata-rata. Hal ini bertjuan agar
siswa yang mampu dapat membantu siswa yang kurang mampu. Sedangkan
siswa yang kurang mampu dapat bertanya kepada siswa yang mampu, sehingga
terjadi pentransferan ilmu yang baik dan merata diantara siswa.

54

55

4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
a. Pertemuan I
Pertemuan I pada Siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2015 . Pada
kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan salam kemudian mempresensi
siswa. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan percobaan menggunakan
kertas lipat untuk menanamkan konsep dasar tentang penjumlahan pecahan
kepada siswa. Didalam kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang
penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan biasa dan pecahan campuran dengan

pecahan campuran.
Setelah menjelaskan materi, guru dan siswa bertanya jawab tentang materi
yang belum dipahami siswa. Kemudian guru membagi siswa dalam satu kelas
menjadi 6 kelompok. Kelompok dibagi secara heterogen. Guru memberikan
penomoran kepada setiap anggota kelompok. Sebelum membagikan lembar kerja,
guru sekilas menjelaskan tentang pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT). Kemudian guru membagikan lembar kerja dan meminta siswa untuk
saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas. Siswa saling mengeluarkan ide
dan menyatukan pendapat terhadap jawaban dari soal-soal yang diberikan guru.
Guru membimbing dan memberikan arahan kepada siswa yang mengalami
kesulitan. Setelah selesai, guru memanggil siswa dengan nomor tertentu untuk
melaporkan hasil diskusinya. Siswa yang nomornya sesuai maju kedepan kelas
dan menjawab soal yang diminta guru. Siswa dari kelompok lain diperbolehkan
untuk bertanya atau mengomentari jawaban temannya. Kegiatan ini dilakukan
sampai semua siswa mendapat giliran untuk menjawab. Guru menjadi moderator
saat siswa melaporkan hasil diskusinya. Guru meluruskan kesalahpahaman dan
memberi penguatan.
Dalam kegiatan akhir, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
berhasil dengan baik dan memberi semangat kepada kelompok yang belum
berhasil dengan baik. Hal ini bertujuan agar kelompok yang sudah berhasil

dengan baik sebisa mungkin mempertahankan prestasi kelompoknya, dan
kelompok yang belum berhasil dengan baik diharapkan dapat meningkatkan
kinerja kelompok agar mencapai hasil yang yang lebih baik lagi. Guru

56

membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan melakukan
refleksi. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
Pengamatan dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti
meminta bantuan observer untuk mengamati penerapan pembelajaran NHT yang
dilakukan oleh guru dan kerjasama siswa ketika mengikuti pembelajaran NHT.
Observer mengisi lembar observasi dengan memberi tanda cheklist ( ) pada
kolom “Ya” jika melaksanakan langkah pembelajaran dan kolom “Tidak” jika
tidak melaksanakan langkah pembelajaran.
Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) masih ada indikator yang tidak terlaksana.
Guru belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum jelas. Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa. Setelah
siswa melaporkan hasil diskusi, guru langsung memanggil nomor siswa

selanjutnya tanpa memberikan penghargaan berupa pujian atau tepuk tangan.
Guru belum melibatkan siswa untuk menarik kesimpulan dan melakukan refleksi.
Guru juga belum memberikan tindak lanjut berupa PR.
b. Pertemuan II
Pertemuan II pada Siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2015. Pada
kegiatan awal, guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran. Guru
melakukan apersepsi dengan mengingatkan siswa materi yang dipelajari pada
pertemuan sebelumnya. Guru bertanya bagaimana langkah awal yang dilakukan
jika pecahan yang dijumlahkan adalah pecahan biasa dengan pecahan campuran.
Setelah siswa pertanyaan dari guru, guru melanjutkan dengan bertanya bagaimana
jika pecahan yang dijumlahkan dalam bentuk desimal. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang penjumlahan pecahan
biasa dan pecahan campuran dan pecahan desimal dengan pecahan desimal.
Kemudian guru menjelaskan cara menjumlahkan pecahan desimal dengan
pecahan desimal dengan cara penjumlahan bersusun.

57

Setelah menjelaskan materi, guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

yang belum dipahami siswa. Kemudian guru membagi siswa dalam satu kelas
menjadi 6 kelompok. Kelompok dibagi secara heterogen. Guru memberikan
penomoran kepada setiap anggota kelompok. Sebelum membagikan lembar kerja,
guru sekilas menjelaskan tentang pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT). Kemudian guru membagikan lembar kerja dan meminta siswa untuk
saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas. Siswa saling mengeluarkan ide
dan menyatukan pendapat terhadap jawaban dari soal-soal yang diberikan guru.
Guru membimbing dan memberikan arahan kepada siswa yang mengalami
kesulitan. Setelah selesai, guru memanggil siswa dengan nomor tertentu untuk
melaporkan hasil diskusinya. Siswa yang nomornya sesuai maju kedepan kelas
dan menjawab soal yang diminta guru. Siswa dari kelompok lain diperbolehkan
untuk bertanya atau mengomentari jawaban temannya. Kegiatan ini dilakukan
sampai semua siswa mendapat giliran untuk menjawab. Guru menjadi moderator
saat siswa melaporkan hasil diskusinya. Guru meluruskan kesalahpahaman dan
memberi penguatan.
Dalam kegiatan akhir, guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang berhasil dengan baik dan memberi semangat kepada kelompok yang belum
berhasil dengan baik. Hal ini bertujuan agar kelompok yang sudah berhasil
dengan baik sebisa mungkin mempertahankan prestasi kelompoknya, dan
kelompok yang belum berhasil dengan baik diharapkan dapat meningkatkan

kinerja kelompok agar mencapai hasil yang yang lebih baik lagi. Guru
membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan melakukan
refleksi. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya. Pada pertemuan II juga diadakan tes evaluasi untuk mengukur hasil
belajar siswa.
Pada pertemuan kedua, observasi penerapan pembelajaran NHT dan
kerjasama siswa dilakukan dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir
pembelajaran.
Hasil observasi menunjukkan bahwa indikator pembelajaran yang belum
dilaksanakan adalah guru membimbing siswa menarik kesimpulan dan refleksi.

58

Guru juga belum memberikan tindak lanjut berupa PR. Namun pada pertemuan
kedua ini guru sudah melaksanakan indikator yang belum dilaksanakan pada
pertemuan pertama. Indikator yang sudah dilaksanakan adalah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Guru
juga sudah memberikan penghargaan kepada siswa berupa pujian.
4.1.1.3 Hasil Analisis Data Siklus I
a. Peningkatan Kerjasama

Hasil oservasi kerjasama diperoleh dari observasi terhadap kerjasama siswa
selama melakukan kerja kelompok. Observasi kerjasama berpedoman pada aspek
kerjasama yang dikemukakan oleh Johnson dan Johnson (dalam Johnson, 2010:
28), yaitu: usaha untuk mencapai, hubungan interpersonal positif, dan kompetensi
sosial. Berdasarkan ketiga aspek tersebut, peneliti menjabarkannya menjadi 6
keterampilan kooperatif. Dalam melakukan pengukuran kerjasama siswa,
observasi kerjasama mencakup 6 item pernyataan, yaitu: (1) Mengerjakan tugas
yang diberikan, (2) Menyelesaikan tugas tepat waktu, (3) Kepedulian terhadap
kesulitan sesama anggota kelompok, (4) Menghargai pendapat teman, (5)
Memberikan ide atau pendapat dalam kelompok, (6) Berada dalam kelompok.
1. Pertemuan I
Observasi dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar observasi yang
sudah disediakan. Lembar observasi berisi 6 item pernyataan dan observer
mengisi lembar observasi dengan memberi skor 1,2,3 dan 4 pada kolom yang
sesuai dengan indikator kerjasama. Hasil observasi kerjasama siswa Kelas 4 SD
Negeri 04 Bawen adalah seagai berikut:

59

Tabel 8

Hasil Observasi Kerjasama Siswa Siklus I Pertemuan I
Kelas 4 SD Negeri 04 Bawen Tahun Pelajaran 2014/2015
No.
1.
2.
3.

Nilai
Kategori
18-24 Tinggi
12-17 Sedang
6-11 Rendah
Jumlah
Rata-rata
Nilai terendah
Nilai tertinggi

Frekuensi
4
21

4
29

Persentase(%)
14
72
14
100
60,20
41,67
79,17

Berdasarkan tabel 8, hasil observasi kerjasama siswa yang memperoleh nilai
18-24 (kategori tinggi) sebanyak 4 orang dengan persentase 14%. Siswa yang
memperoleh nilai 12-17 (kategori sedang) sebanyak 21 orang dengan persentase
72%. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 6-11 (kategori rendah) sebanyak 4
orang dengan persentase 14%. Rata-rata nilai kerjasama siswa adalah 60,20. Nilai
terendah 41,67 dan nilai tertinggi 79,17. Dari hasil perolehan tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata nilai kerjasama siswa belum mencapai kriteria yang
telah ditentukan yaitu 75,00. Hal ini disebabkan karena siswa belum bisa

menyesuaikan diri dengan kelompoknya. Karena kelompok dibagi secara acak
dan heterogen, maka ada beberapa siswa dengan karakter tertentu belum bisa
menyesuaikan diri satu sama lain. Disamping itu karena kemampuan setiap siswa
juga berbeda, maka belum ada interaksi yang positif di antara siswa untuk saling
membantu. Siswa yang kurang pandai cenderung hanya menyalin jawaban siswa
yang pandai. Sedangkan siswa yang pandai cenderung mengerjakan soal sendiri
tanpa membantu teman yang lain.
2. Pertemuan II
Observasi kerjasama dilakukan dengan cara yang sama seperti pada pertemuan
pertama. Observer mengisi lembar observasi yang sudah disediakan. Hasil
kerjasama siswa Kelas 4 SD Negeri 04 Bawen adalah seagai berikut:

60

Tabel 9
Hasil Observasi Kerjasama Siswa Siklus I Pertemuan II
Kelas 4 SD Negeri 04 Bawen Tahun Pelajaran 2014/2015
No.
1.
2.

3.

Nilai
Kategori
18-24 Tinggi
12-17 Sedang
6-11 Rendah
Jumlah
Rata-rata
Nilai terendah
Nilai tertinggi

Frekuensi
11
15
3
29

Persentase(%)
38
52
10
100
70,11
45,83
87,5

Berdasarkan tabel 9, hasil observasi kerjasama siswa yang memperoleh nilai
18-24 (kategori tinggi) sebanyak 11 orang dengan persentase 38%. Siswa yang
memperoleh nilai 12-17 (kategori sedang) sebanyak 15 orang dengan persentase
52%. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 6-11 (kategori rendah) sebanyak 3
orang dengan persentase 10%. Rata-rata nilai kerjasama siswa adalah 70,11. Nilai
terendah 45,83dan nilai tertinggi 87,5. Dari hasil perolehan tersebut menunjukkan
bahwa rata-rata nilai kerjasama siswa belum mencapai kriteria yang telah
ditentukan yaitu 75,00. Dari hasil perolehan tersebut menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan pada kerjasama siswa. Hal ini terlihat dari siswa yang sudah mau
mengeluarkan pendapatnya walaupun diskusi masih diselingi dengan gurauan
sehingga kondisi kelas menjadi sedikit ramai. Selain itu siswa yang awalnya tidak
mau berkontribusi kini sudah menunjukkan sikap kepeduliannya pada kelompok.
Beberapa siswa sudah mulai aktif bekerjasama untuk menyelesaikan tugas.
3. Rekap hasil observasi kerjasama Siklus I
Observasi kerjasama yang dilakukan pada Siklus I terdiri dua pertemuan, yaitu
pertemuan I, dan II. Dari hasil observasi kerjasama yang diperoleh, menunjukkan
peningkatan rata-rata dari pertemuan I hingga pertemuan II. Hasil rata-rata
observasi kerjasama pada Siklus I adalah sebagai berikut:

61

Tabel 10
Rekap Hasil Observasi Kerjasama Siswa Siklus I
Kelas 4 SD Negeri 04 Bawen Tahun Pelajaran 2014/2015
No.
1.
2.
3.

Nilai
Kategori
18-24 Tinggi
12-17 Sedang
6-11 Rendah
Jumlah
Rata-rata
Nilai terendah
Nilai tertinggi

Frekuensi
10
17
2
29

Persentase(%)
34
59
7
100
69,44
47,22
86,11

Berdasarkan tabel 10, rata-rata hasil observasi kerjasama siswa dari
pertemuan I dan pertemuan II, siswa yang memperoleh nilai 18-24 (kategori
tinggi) sebanyak 10 orang dengan persentase 34%. Siswa yang memperoleh nilai
12-17 (kategori sedang) sebanyak 17 orang dengan persentase 59%. Sedangkan
siswa yang memperoleh nilai 6-11 (kategori rendah) hanya 2 orang dengan
persentase 7%. Rata-rata nilai kerjasama siswa dari pertemuan I dan pertemuan II
adalah 69,44. Nilai terendah 47,22 dan nilai tertinggi 86,11. Dari hasil perolehan
tersebut menunjukkan bahwa rata-rata nilai kerjasama siswa belum mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 75,00. Oleh karena itu, sebagai
upaya untuk meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together(NHT) akan dilanjutkan pada Siklus II.
b. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Setelah dilaksanakan tindakan Siklus I dengan menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together(NHT) selama dua kali pertemuan, guru
memberikan evaluasi tertulis. Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur kemampuan
siswa setelah mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together(NHT). Evaluasi dilakukan pada pertemuan berikutnya, yaitu setelah
pertemuan ketiga. Hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan (pretest) dan
setelah dilakukan tindakan Siklus I mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat
dari hasil pretest siswa dan hasil evaluasi siswa pada Siklus I. Hasil pretest siswa
dari jumlah siswa 29 yang mencapai ketuntasan (KKM=60) sebanyak 14 orang

62

dengan persentase 48%. Sedangkan siswa yang masih di bawah ketuntasan
sebanyak 15 orang dengan persentase 52%. Setelah Siklus I siswa yang mencapai
ketuntasan sebanyak 22 orang dengan persentase 76%, sedangkan siswa yang
masih di bawah ketuntasan sebanyak 7 orang dengan persentase 24%. Hasil
belajar siswa pada Siklus I dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 11
Ketuntasan Belajar Siklus I
Siswa Kelas 4 SD Negeri 04 Bawen Tahun Pelajaran 2014/2015
Kategori

Keterangan

Frekuensi

Tuntas
≥60
Tidak Tuntas

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24