BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Analisis Kunjungan Balita Ke Posyandu Di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

BAB 3 METODE PENELITIAN

  3.1 Jenis Penelitian

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei dengan pendekatan cross

  

sectional yaitu penelitian yang mempelajari hubungan dan faktor risiko dengan akibat

  yang berupa penyakit atau keadaan (status) kesehatan tertentu dalam waktu yang bersamaan (Nasir A dkk, 2011).

  3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

  3.2.1 Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara tahun 2012.

  3.2.2 Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilakukan dari proses pengajuan judul, pencarian literatur, konsultasi dengan pembimbing, proposal, penelitian, pengolahan data, penyajian data, pembahasan, kesimpulan dan saran. Keseluruhan proses penelitian tersebut direncanakan akan dilakukan pada bulan Februari 2012-Februari 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

  3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita yang berusia 0–59 bulan yang terdaftar dalam catatan Puskesmas Sei Balai pada tahun 2011.

  Jumlah ibu yang ada di Kecamatan Sei Balai sebanyak 2940 orang.

  3.3.2 Sampel

  Berdasarkan rumus perhitungan sampel diatas maka diperoleh besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah orang. Pengambilan besar sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus besar sampel untuk uji hipotesis data proporsi satu populasi yang dikutip oleh Hidayat (2010) sebagai berikut: 2

  − + Z / P ( 1 − P ) ZPa ( 1 − P ) α

  { 1 2 1 β a } n= 2

  ( PP ) a o

  Keterangan: n = Besar sampel minimal Z

  2 = Nilai deviasi standar

  pada α 5% =1,96 ₁-α/

  = Nilai deviasi standar Z β pada β 20% = 0,842

  ₁- P

  ₀ = Proporsi kunjungan balita ke posyandu sebesar 74,18% (Dinkes Kab. Batu Bara)

  Pa = Proporsi kunjungan balita ke posyandu yang diharapkan 84,18% Pa- P

  ₀ = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi 10%

  • +

    =

  4

  170 253

  142 176

  96 384 162 164 233 107 376 219 252 206

  170/2940x137 253/2940 x137 142/2940 x137 176/2940 x137 96/2940 x137 384/2940 x137 162/2940 x137 164/2940 x137 233/2940 x137 107/2940 x137 376/2940 x137 219/2940 x137 252/2940x137 206/2940 x137

  8

  12

  7

  8

  18

  13

  8

  8

  11

  5

  17

  10

  12

  9 Jumlah 2940 137 Pengambilan sampel terpilih dari setiap dusun dilakukan dengan metode

  

simple random sampling yaitu mengambil secara acak dengan menggunakan tabel

  14 Sei Balai Tanah Timbul Mekar Mulio Sido Mulyo Benteng Jaya Suka Rejo Suka Ramai Kwala Kasim Mekar Baru Durian Perkebunan Sei Bejangkar Perkebunan Sei Balai Siajam Perjuangan

  12

  ( ) {

  Besar sampel

  }

( )

  137 74 , 84 , 16 ,

  , 842 84 , ) ( 26 , 74 , 96 ,

  1 2 2 =

  n

  Penentuan besar sampel tiap desa di Kecamatan Sei Balai dengan metode

  proportional random sampling dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Perhitungan Besar Sampel Penelitian di Kecamatan Sei Balai No Nama Desa Populasi Perhitungan

  1

  11

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  random sampai memenuhi besar sampel yang diinginkan yaitu 137 ibu yang mempunyai balita.

3.4 Metode Pengumpulan Data

  3.4.1 Data Primer

  Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan metode kuesioner yang telah diuji coba yang mengacu pada variabel yang akan diteliti.

  3.4.2 Data Sekunder

  Data sekunder di peroleh dari puskesmas dan posyandu yang meliputi, jumlah balita yang berusia 0-59 bulan, laporan penimbangan posyandu yang diperoleh dari KMS, register posyandu dan catatan jumlah balita di puskesmas. Sedangkan data mengenai gambaran umum lokasi penelitian diperoleh dari kantor Kecamatan Sei Balai.

  3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

  Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau skor yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel yang ditunjukkan dengan nilai corrected item total correlation. Dari hasil analisis dibandingkan dengan r tabel (0,361) pada α 5% df = 28, jika item pertanyaan memiliki nilai corrected item total correlation kurang dari 0,361 maka pertanyaan dinyatakan tidak valid (Hidayat, 2010).

  Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Dalam penelitian ini tekhnik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu menggunakan metode Cronbach Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Koefisien yang akan dihasilkan akan bervariasi antara 0 hingga 1, jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dikatakan bahwa alat ukur dalam hal ini kuesioner dinyatakan reliabel (Hidayat, 2010).

  Uji validitas dan reabilitas dilakukan pada 30 orang ibu yang mempunyai balita di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara dengan alasan memiliki karakteristik yang relatif sama.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Sikap Item Pernyataan n Corrected item- Hasil Cronbach Hasil

  Total correlation Uji Alpha Uji 1. 30 0,644 Valid Membawa anak ke posyandu membuat anak menjadi lebih sehat 2. 30 0,658 Valid Karena tidak dikenakan biaya saya membawa balita saya ke posyandu

  3. 30 0,445 Valid Membawa anak balita untuk di timbang secara rutin tiap bulan sampai usia 5 tahun tidak akan membuang waktu 4. 30 0,673 Valid Jarak posyandu yang dekat dari rumah , memungkinkan pergi ke posyandu

  5. 30 0,626 Valid Memiliki Kartu menuju sehat (KMS) membuat saya akan datang mengunjungi posyandu

  0,878 Reliabel 6. 30 0,556 Valid Kehadiran petugas kesehatan dan tokoh masyarakat membuat saya lebih rajin ke posyandu 7. 30 0,626 Valid Membawa balita ke posyandu meskipun balita dalam keadaan sakit adalah hal yang baik

Tabel 3.2 (Lanjutan)

  Item Pernyataan n Corrected item- Hasil Cronbach Hasil Total correlation Uji Alpha Uji 8. 30 0,730 Valid

  Pelayanan di posyandu kurang baik karena fasilitasnya kurang lengkap membuat saya enggan pergi ke posyandu 9. 30 0,481 Valid Kegiatan Pemberian makanan tambahan diposyandu membuat anak saya lebih sehat 10. 30 0,609 Valid Kegiatan penyuluhan di posyandu perlu membuat saya lebih banyak tahu tentang kesehatan balita

Tabel 3.2 di atas dapat menunjukkan nilai Corrected Item-Total Correlation

  (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel yang besarnya 0,361, artinya sepuluh item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel sikap semuanya valid. .

  Memerhatikan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,878 dan lebih besar dari nilai r tabel , hal ini menunjukkan bahwa sepuluh item pernyataan ini sudah reliabel sebagai alat ukur.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Norma Subjektif

  Item Pernyataan n Corrected item- Hasil Cronbach Hasil Total correlation Uji Alpha Uji 1. 30 0,790

  Valid Saya berkeinginan untuk membawa anak balita saya keposyandu atas saran Keluarga saya 2. 30 0,407 Saya termotivasi membawa Valid balita saya ke posyandu seperti yang disarankan oleh Kader 3. 30 0,410 0,781 Reliabel Pendapat Petugas kesehatan Valid berpengaruh pada saya untuk membawa anak balita saya ke posyandu

Tabel 3.3 (Lanjutan)

  Item Pernyataan n Corrected item- Hasil Cronbach Hasil Total correlation Uji Alpha Uji 4. 30 0,828

  Pendapat Tokoh masayarakat Valid memengaruhi saya untuk membawa anak balita saya ke posyandu

  5. 30 0,377 Melihat ibu-ibu lain Valid membawa anak ke posyandu mendorong saya untuk membawa anak ke posyandu

Tabel 3.3 di atas dapat menunjukkan nilai Corrected Item-Total Correlation

  (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel yang besarnya 0,361, artinya lima item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel norma subjektif semuanya valid.

  .

  Memerhatikan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,781 dan lebih besar dari nilai r tabel , hal ini menunjukkan bahwa lima item pernyataan ini sudah reliabel sebagai alat ukur.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Perceived Behavioral

  

Control

Item Pernyataan n Corrected item- Hasil Cronbach Hasil

  Total correlation Uji Alpha Uji 1. 30 0,623 Karena tidak dikenakan Valid biaya, untuk datang ke posyandu memungkinkan saya membawa balita saya ke posyandu 2. 30 0,765 Jarak posyandu yang dekat Valid dengan rumah memudahkan saya untuk datang ke posyandu 3. 30 0,401 Anak sakit bukan hambatan Valid bagi saya untuk membawa balita ke posyandu

  4. 30 0,533 0,832 Reliabel Pekerjaan saya bukan Valid hambatan bagi saya untuk membawa balita ke posyandu

Tabel 3.4 (Lanjutan) Item Pernyataan n Corrected item- Hasil Cronbach Hasil

  Total correlation Uji Alpha Uji 5. 30 0,711 Memiliki balita lebih dari Valid satu bukan halangan bagi saya untuk membawa balita ke posyandu

  6. 30 0,408 Jika adaanggota keluarga Valid yang mengantar ke posyandu memudahkan saya untuk pergi ke posyandu 7. 30 0,623 Ajakan tetangga pada setiap Valid kegiatan posyandu membuat saya lebih rajin ke posyandu

Tabel 3.4 di atas dapat menunjukkan nilai Corrected Item-Total Correlation

  (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel yang besarnya 0,361, artinya tujuh item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel Perceived behavioral control semuanya valid. . Memerhatikan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,832 dan lebih besar dari nilai r tabel , hal ini menunjukkan bahwa tujuh item pernyataan ini sudah reliabel sebagai alat ukur.

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Intensi Item Pernyataan n Corrected item- Hasil Cronbach Hasil

  Total correlation Uji Alpha Uji 1. 30 0,974 Saya akan membawa anak Valid saya ke posyandu bulan depan.

  2. 30 0,946 0,978 Reliabel Saya akan membawa anak Valid saya ke posyandu setiap bulan

  3. 30 0,942 Saya akan melakukan Valid kunjungan ke posyandu sampai anak saya berumur 5 tahun

Tabel 3.5 di atas dapat menunjukkan nilai Corrected Item-Total Correlation

  (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel yang besarnya 0,361, artinya tiga item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel intensi emuanya valid. . Memerhatikan nilai

  

Cronbach Alpha sebesar 0,978 dan lebih besar dari nilai r tabel , hal ini menunjukkan

bahwa tiga item pernyataan ini sudah reliabel sebagai alat ukur.

3.5 Definisi Operasional Variabel 1.

  Sikap adalah kecenderungan responden untuk bereaksi afektif terhadap kunjungan ke posyandu. Kuesioner untuk variabel sikap berjumlah 10 soal.

  Kuesioner menggunakan skala semantic difference dengan skor 1-7.

2. Norma Subjektif adalah motivasi responden untuk mematuhi pandangan orang lain yang berpengaruh dalam hidupnya untuk melakukan kunjungan.

  Kuesioner untuk variabel ini berjumlah 5 soal. Kuesioner menggunakan skala

  semantic difference dengan skor 1-7 3.

  Perceiveid Behavioral Control adalah keyakinan responden terhadap kemampuannya untuk melakukan kunjungan ke posyandu. Kuesioner untuk variabel ini berjumlah 7 soal. Kuesioner menggunakan skala semantic

  difference dengan skor 1-7 4.

  Intensi adalah kecenderungan responden untuk melakukan atau tidak melakukan kunjungan ke posyandu. Kuesioner untuk variabel ini berjumlah 3 soal. Kuesioner menggunakan skala semantic difference dengan skor 1-7

  5. Kunjungan balita ke posyandu adalah kehadiran ibu datang ke posyandu untuk mengikuti kegiatan posyandu dalam 6 bulan terakhir. Kuesioner menggunakan skala semantic difference dengan skor 1-7

3.6 Aspek Pengukuran

  3.6.1 Variabel Dependen

  Variabel dependen dalam penelitian ini adalah : kunjungan ibu balita ke posyandu

  3.6.2 Variabel Independen

  Variabel independen dari penelitian ini adalah sikap, norma subjektif, perceived behavioral control.

  3.6.2 Variabel Antara Variabel Antara dari penelitian ini adalah Intensi.

  3.6.3 Aspek Pengukuran

Tabel 3.6 Skala Pengukuran Variabel Skala

  No Variabel Defenisi Operasional Pengukuran

  1. Sikap Kecenderungan responden untuk bereaksi Interval afektif terhadap kunjungan ke posyandu

  2. Norma Motivasi responden untuk mematuhi Interval subjektif pandangan orang lain yang berpengaruh dalam hidupnya untuk melakukan kunjungan ke posyandu Norma subjektif

  3. Perceived Keyakinan responden terhadap Interval

  Behavioral kemampuannya untuk melakukan kunjungan Control ke posyandu

  4. Intensi Kecenderungan responden untuk melakukan Interval kunjungan ke posyandu

Tabel 3.6 (Lanjutan) Skala No Variabel Defenisi Operasional Pengukuran

  5. Kunjungan Kehadiran ibu datang ke posyandu untuk Interval balita mengikuti kegiatan posyandu dalam 6 bulan ke posyandu terakhir

3.7 Metode Analisis Data

  Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan menggunakan program komputer. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis jalur (path analysis). Menurut Reterford (1993) dalam Sunyoto (2011) menyatakan analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya memengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung.

3.7.1 Prinsip-prinsip Dasar 1.

  Adanya linearitas. Hubungan antar variabel bersifat linear.

  2. Adanya aditivitas. Tidak ada efek-efek interaksi.

  3. Data bersifat interval. Semua variabel yang diobservasi mempunyai data berskala interval.

  4. Semua variabel residual (yang tidak diukur) tidak berkorelasi dengan salah satu variabel-variabel dalam model.

  5. Sebaiknya hanya terdapat multikolinearitas yang rendah. Multikolinearitas maksudnya dua atau lebih variabel bebas mempunyai hubungan yang sangat tinggi. Jika terjadi hubungan yang tinggi maka kita akan mendapatkan standar

  error yang besar dari koefisien beta yang digunakan untuk menghilangkan varians biasa dalam melakukan analisis korelasi secara parsial.

  6. Adanya recurcivitas. Semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh terjadi pemutaran kembali.

  7. Spesifikasi model benar diperlukan untuk menginterpretasi koefisien- koefisien jalur. Kesalahan spesifikasi terjadi ketika variabel penyebab yang signifikan dikeluarkan dari model. Semua koefisien jalur akan merefleksikan

  

kovarians bersama dengan semua variabel yang tridak diukur dan tidak akan

  dapat diinterpresati secara tepat dalam kaitannya dengan akibat langsung dan tidak langsung.

  8. Terdapat masukan korelasi kita yang sesuai. Artinya jika menggunakan matriks korelasi sebagai masukan, maka korelasi Pearson digunakan untuk dua variabel berskala interval.

  9. Terdapat ukuran sampel yang memadai menggunakan sampel minimal 100 untuk memperoleh hasil analisis yang signifikan dan lebih akurat.

  10. Sampel sama dibutuhkan untuk penghitungan regresi dalam model jalur.

  11. Asumsi analisis jalur mengikuti asumsi umum regresi linear yaitu : a.

  Model regresi harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka signifikan pada anova sebesar < 0.05 b.

  Prediktor yang digunakan untuk sebagai variabel bebas harus layak.

  Kelayakan ini diketahui jika angka standar error of estimate < standard deviation. c.

  Koefisien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan uji T.

  Koefisien regresi signifikan jika T hitung > T tabel d. Tidak boleh terjadi multikolinearitas, artinya tidak boleh terjadi korelasi yang terlalu tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas.

  e.

  Tidak terjadi otokorelasi jika angka Dubin dan Watson < 1 dan > 3

3.7.2 Pemodelan Jalur

  X

  1

  

1

  2

  e e

  X

2 X

  4 Y

  X

  3 Gambar 3.1 Pemodelan Jalur

  Berdasarkan gambar model di atas, dapat dibuat persamaan struktural analisis dua jalur yang meliputi X

  1 ,X 2 ,X 3 sebagai variabel bebas, X 4 sebagai variabel antara

  dan Y` sebagai variabel terikat dan e = error sebagai berikut ; a.

  Persamaan substruktur pertama :

  4 X = b

  1 X

  4 X 1 + b

  2 X

  4 X 2 + b

  1 X

  4 X 3 + e

  

1

b.

  Persamaan substruktur kedua : Y = b

  1 YX 1 + b

  2 YX 3 + b

  3 YX 4 + e 2 Keterangan:

  X

  1 = Sikap

  X

  2 = Norma subjektif

  X

  3 = Perceived behavioral control

  X = Intensi

4 Y = Kunjungan balita ke posyandu

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografis

  Kecamatan Sei Balai adalah salah satu dari 7 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Batu Bara yang sebelumnya merupakan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Asahan, selanjutnya pada tahun 1993 dimekarkan menjadi Kecamatan Perwakilan Sei Balai dan pada 16 Oktober 2000 resmi menjadi Kecamatan Sei Balai Kabupaten Asahan secara depenitif, dan terdiri dari 11 Desa.

  Pada saat pemekaran Kabupaten Batu Bara pada tahun 2006 jumlah desa yang berada di Kecamatan Sei Balai terdiri dari 8 desa, karena 3 desa masuk ke wilayah Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan.

  Selanjutnya pada Tahun 2011 berdasarkan usulan masyarakat desa dan sesuai dengan kriteria dan perundang-undangan, desa-desa yang ada di wilayah Kecamatan Sei Balai dimekarkan 6 desa, sehingga jumlah desa yang berada di Kecamatan Sei Balai pada saat ini menjadi 14 desa.

  Batas-batas Kecamatan Sei Balai sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Tiram dan Kecamatan

  Talawi b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Asahan c.

  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Asahan d.

  Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Tiram dan Kabupaten Asahan

  Kecamatan Sei Balai berada pada ketinggian 0-6 meter dari permukaan laut dan terletak di koordinat 0 Lintang Selatan -3 Lintang Utara dan 96 Bujur Timur – 102 Bujur Barat. Luas wilayah Kecamatan Sei Balai 9.286,9 Ha yang terdiri dari 14 Desa yaitu : 1.

  Desa Durian 201 Ha

  2. Desa Sukaramai 208 Ha

  3. Desa Kwala Sikasim 211 Ha

  4. Desa Perk. Sei Bejangkar 1.619,9 Ha 5.

  Desa Mekar Mulio 225 Ha

  6. Desa Perk. Sei Balai 3.727 Ha 7.

  Desa Siajam 250 Ha

  8. Desa Sei Balai 100 Ha

  9. Benteng Jaya 150 Ha

  10. Tanah Timbul 150 Ha

  11. Mekar Baru 245 Ha

  12. Sidomulyo 175 Ha

  13. Sukorejo 217 Ha

  14. Perjuangan 1.808 Ha

  Keadaan wilayah Kecamatan Sei Balai mempunyai potensi yang hampir sama dengan Kecamatan-Kecamatan lain yang ada di wilayah Kabupaten Batu Bara.

  Diantaranya potensi dimaksud adalah : a.

  Merupakan daerah pertanian tanaman padi juga perkebunan karet dan sawit milik perusahaan (BUMN dan Swasta) b.

  Wilayahnya terdiri dari dataran rendah yang dilalui oleh sungai-sungai sehingga cocok untuk lahan pertanian.

  c.

  Penduduk terdiri dari beberapa suku, agama, dan kebudayaan yang menyatu dalam ke Bhinekaan.

  d.

  Terletak dilintas jalan raya Sumatera Utara.

4.1.2 Kependudukan

  Penduduk Kecamatan Sei Balai sampai dengan bulan Agustus 2012 berjumlah 29.651 jiwa. Laki-laki 14.299 jiwa, perempuan 15.352 jiwa dengan jumlah KK 6.648.

  Distribusi jumlah penduduk menurut kepala keluarga dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Masing-masing Desa Nama Desa Luas Dusun Jumlah KK Jumlah Penduduk Jumlah Laki-Laki Perempuan

  Sei Balai 100 10 787 1.337 1.543 2.880 Kwala Sikasim 211 7 539 1.189 1.223 2.412 Mekar Mulio 225 7 321 559 656 1.215 Durian 201 7 588 1.135 1.075 2.210 Sukaramai 208 4 390 755 771 1.526 Siajam 250 8 409 1.373 1.490 2.863 Ps. Balai 3.727 9 675 1.558 1.535 3.093 Ps. Bejangkar 1619.9 5 471 1.135 1.155 2.290

Tabel 4.1 (Lanjutan) Jumlah

  Jumlah

Nama Desa Luas Dusun Penduduk Jumlah

KK

  Laki-laki Perempuan

  Benteng Jaya 150 6 334 943 1.064 2.007 Tanah Timbul 150 5 278 600 675 1.275 Mekar Baru 245 6 262 600 734 1.334 Suko Rejo 217 9 546 1.120 1.154 2.274 Sidomulyo 175 7 241 620 632 1.252 Perjuangan 1.808 5 807 1.375 1.645 3.020

  Jumlah 7.667 95 6.648 14.299 15.352 29.651 Sumber : Profil Kecamatan Sei Balai tahun 2012 Jumlah balita di Kecamatan Sei Balai berjumlah 2940 orang.

Tabel 4.2 Distribusi Balita di Kecamatan Sei Balai Berdasarkan Umur Umur

  No Nama Desa Bulan Tahun 0-6 7-12 1-2 2-3 3-4 4-5

  1. Sei Balai

  30

  30

  27

  26

  29

  28

  2. Kwala Sikasim

  27

  18

  24

  23

  24

  48

  3. Mekar Mulio

  17

  28

  15

  25

  26

  31

  4. Durian

  12

  11

  17

  18

  26

  23

  5. Sukaramai

  15

  30

  23

  17

  30

  47

  6. Siajam

  35

  33

  46

  55

  34

  49

  7. Ps. Balai

  25

  25

  45

  53

  49

  22

  8. Ps. Bejangkar

  38

  43

  64

  82

  70

  79

  9. Benteng Jaya

  11

  10

  18

  20

  14

  23

  10. Tanah Timbul

  28

  29

  44

  45

  55

  52

  11. Mekar Baru

  • 12. Suko Rejo

  44

  63

  53

  40

  33

  46

  48

  72

  80

  70

  68

  13. Sidomulyo

  18

  33

  29

  34

  28

  34

  14. Perjuangan

  45

  28

  32

  33

  28

  40 Jumlah 347 410 519 564 523 577

  Sumber : Data Puskesmas Kecamatan Sei Balai tahun 2011

4.1.3 Sarana Kesehatan

  Sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Sei Balai adalah sebagai berikut : a.

  Puskesmas 1 b. Puskesmas Pembantu 5 c. Posyandu 48 d. Dokter 2 e. Perawat 6 f. Bidan Desa 15 g.

  Kader Posyandu 240

  4.1.4 Gambaran Pelaksanaan Posyandu

  Terlaksananya kegiatan posyandu melibatkan banyak pihak, kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh kader posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan di puskesmas dan sektor terkait. Jumlah minimal kader untuk setiap posyandu adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu, yakni yang mengacu pada sistem 5 meja. Dalam pelaksanaan posyandu di Kecamatan Sei Balai fungsi kader belum berjalan optimal baik pada hari sebelum , pada hari buka dan hari sesudah posyandu belum terlaksana dengan baik, dari 240 orang kader tidak kader aktif hadir dalam kegiatan posyandu. Pelibatan tokoh masyarakat juga masih belum optimal, tokoh masyarakat sebenarnya mempunyai peranan besar dalam upaya peningkatan kunjungan ke posyandu.

  Posyandu di Puskesmas Sei Balai sebanyak 48 posyandu dengan strata posyandu 61,54% posyandu madya, 0,14% posyandu purnama dan 0,79% posyandu mandiri dari seluruh strata, posyandu yang aktif hanya 33 %. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Sei Balai 23 orang dan petugas gizi hanya 1 orang. Pada waktu pelaksanaan kegiatan posyandu dari jumlah balita yaitu sebesar 74,18 %.

  Kegiatan posyandu pada umumnya hanya dimanfaatkan untuk pengobatan dan imunisasi, dan masyarakat enggan untuk membawa balita untuk melakukan pemantauan tumbuh kembang.

4.2 Analisis Univariat

  Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan/mendiskripsikan karakteristik responden, sikap, norma subjektif dan perceived behavior control dengan intensi dan kunjungan balita ke posyandu. Bentuknya tergantung dari jenis data. Untuk data kategori hanya dapat menjelaskan angka/nilai jumlah dan persentase masing-masing kelompok. Sedangkan untuk data numerik digunakan nilai mean, median, standar deviasi dan lain-lain. Disamping itu juga digunakan untuk melihat normalitas data.

4.2.1 Karakteristik Responden

  Pada penelitian ini, karakteristik responden yang dilihat meliputi pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anak berjumlah 137 orang ibu yang mempunyai balita di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara. Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak adalah berpendidikan SD yaitu sebanyak 60 orang (43,8%), sedangkan responden yang paling sedikit adalah berpendidikan S1 yaitu 6 orang (4,4%), dapat dilihat berikut ini :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan Ibu yang Mempunyai Balita di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

  No Pendidikan n %

  1 SD 60 43,8

  2 SMP 23 16,8

  3 SMU 37 27,0

  4 DI, DII & DIII 11 8,0

  5 S1 6 4,4

  Total 137 100,0

  Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 71 orang (51,85), sedangkan responden yang paling sedikit adalah wiraswasta yaitu 12 orang (8,8%), dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan Ibu yang Mempunyai Balita di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

  No Pekerjaan n %

  1 Ibu rumah tangga 17 12,4

  2 Petani 71 51,8

  3 Pedagang 23 16,8

  4 Wiraswasta 12 8,8

  5 PNS 14 10,2

  

Total 137 100,0

  Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak mempunyai anak ≤2 orang yaitu sebanyak 80 orang (58,4%), sedangkan responden yang paling sedikit mempunyai anak >2 orang yaitu 57 orang (41,6%), dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jumlah Anak Ibu yang Mempunyai Balita di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

  No Pekerjaan n %

  1 80 58,4

  ≤2 orang 5 >2 orang 57 41,6

  

Total 137 100,0

4.2.2 Uji Normalitas

  Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data menggunakan distribusi normal yakni dengan angka signifikan p > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Tabel 4.6 Uji Normalitas Variabel Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavior

  

Control, Intensi dan Kunjungan Balita ke Posyandu

Variabel p Keterangan

  Sikap 0,116 Normal Norma Subjektif 0,122 Normal

  Perceived Behavior Control 0,143 Normal

  Intensi 0,109 Normal Kunjungan Balita ke Posyandu 0,050 Normal

  Berdasarkan Tabel 4.6 di atas diketahui bahwa dari hasil uji normalitas bahwa seluruh variabel (sikap, norma subjektif, perceived behavior control, intensi dan kunjungan balita ke posyandu) berdistribusi normal.

  4.2.3 Gambaran Karakteristik Responden

  Berdasarkan hasil analisis statistik gambaran karakteristik sikap, norma subjektif, perceived behavior control dengan intensi dan kunjungan balita ke posyandu dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Gambaran Karakteristik Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavior

  

Control dengan Intensi dan Kunjungan Balita ke Posyandu

Variabel Mean SD Min Max 95% CI n

  Sikap 36,72 9,942

  17 63 35,04;38,40 137 Norma Subjektif 17,36 2,990

  10 27 16,86;17,87 137

  Perceived 32,47 7,285

  7 49 31,24;33,71 137

  Behavior Control

  Intensi 15,75 2,987

  3 21 15,25;16,26 137 Kunjungan 4,54 1,774

  1 7 4,24;4,84 137 Balita ke Posyandu

  Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai rata-rata sikap ibu yang mempunyai balita di Kecamatan Sei Balai adalah 36,72 dan nilai SD 9,942. Nilai rata-rata norma subjektif ibu yang mempunyai balita di Kecamatan Sei Balai adalah 17,36 dan nilai SD 2,990. Nilai rata-rata perceived behavioral control ibu yang mempunyai balita di Kecamatan Sei Balai adalah 32,47 dan nilai SD 7,285. Nilai rata-rata intensi ibu yang mempunyai balita di Kecamatan Sei Balai adalah 15,75 dan SD 2,987. Nilai rata-rata kunjungan balita ke posyandu adalah 4,54 dan nilai SD 1,774. Kita percaya 95% CI bahwa variabel sikap ibu yang mempunyai balita di populasi Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara adalah terletak diantara 35,04 sampai 38,40, variabel norma subjektif ibu yang mempunyai balita dipopulasi Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara terletak diantara 16,86 sampai 17,87, variabel perceived behavior control ibu yang mempunyai balita di populasi Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara terletak diantara 31,24 sampai 33,71, variabel intensi ibu yang mempunyai balita dipopulasi Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara terletak 15,25 sampai 16,26 dan untuk kunjungan balita ke posyandu dipopulasi Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara terletak diantara 4,24 sampai 4,84.

4.3 Analisis Bivariat

  Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel bebas (sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dan intensi) terhadap variabel terikat (kunjungan balita ke posyandu). Dikatakan ada hubungan dan bermakna secara statistik jika diperoleh hasil uji lebih kecil dari nilai “p” (signifikan) yang ditentukan yaitu p<0,05.

Tabel 4.8 Hasil Analisis Bivariat Variabel 1 Variabel 2 p R Keterangan

  Sikap Norma subjektif 0,156 0,122 Tidak berhubungan

  Perceived behavioral control

  0,142 0,126 Tidak berhubungan

  Intensi 0,212 -0,107 Tidak berhubungan Kunjungan balita 0,902 0,011 Tidak berhubungan

  Norma subjektif

  Perceived behavioral control

  0,071 0,155 Tidak berhubungan Intensi 0,332 0,083 Tidak berhubungan Kunjungan balita 0,688 -0,035 Tidak berhubungan

  Perceived behavioral control

  Intensi 0,787 -0,023 Tidak berhubungan Kunjungan balita 0,231 -0,103 Tidak berhubungan

  Intensi Kunjungan balita 0,001 0,515* Berhubungan Keterangan : * signifikan

  Pata Tabel 4.8 di atas diperoleh bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen. Terdapat hubungan antara variabel intensi dengan kunjungan balita ke posyandu dengan nilai p = 0,01 (p<0,05).

4.3.1 Ringkasan Hasil Estimasi Parameter Model

  Ringkasan hasil estimasi parameter model untuk pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavior control, dan intensi terhadap kunjungan balita ke posyandu dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Estimasi Parameter Model Koefisien

  2 Model T p R F Jalur Sub struktural 1 (X

  1 X

  2 X 3 ke X

4 )

  X X ) -0,117 -1,341 0,182

  1

  4

  1

  (ρX 0,406

  X

  2

  (ρX

  4 X 2 ) 0,101 1,162 0,247 0,022

  X

  3 (

  ρX

  4 X 3 ) -0,024 -0,278 0,782

  Sub struktural 2 (X

1 X

  2 X

  

3

X 4 ke Y)

  X

  1 1 ) 0,088 1,172 0,243

  (ρYX X ) -0,76 -1,005 0,317

  2

  2

  (ρYX 0,285 0,001

  X

  3 3 ) -0,90 -1,202 0,231

  (ρYX

  X

  4 ( 4 ) 0,529 7,111 0,001

  ρYX 1.

  Sub struktural 1 (X Sikap, norma subjektif dan Perceived Behavior Control tidak memengaruhi intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu dengan nilai F=0,406.

1 X

  2 X 3 ke X 4 )

  Berdasarkan dari Tabel 4.9 di atas menyatakan bahwa secara langsung sikap berpengaruh terhadap intensi. Besarnya pengaruh langsung sikap terhadap intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu adalah sebesar -0,117. Sikap mempunyai pengaruh negatif terhadap intensi. Dengan demikian tinggi rendahnya intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu tidak dipengaruhi oleh sikap.

  Norma subjektif secara langsung mempunyai pengaruh positif terhadap intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu. Besarnya pengaruh lansung norma subjektif terhadap intensi sebesar 0,101 atau 10,1%. Sedangkan selebihnya 89,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model. Artinya semakin baik norma subjektif ibu maka semakin baik pula intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu.

  Perceived behavioral control secara langsung berpengaruh negative terhadap

  intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu. Besarnya pengaruh

  

perceived behavioral control terhadap intensi sebesar -0,024. Jika terjadi peningkatan

intensi maka Perceived behavioral control akan meningkat sebesar -0,024.

  2.

  Sub struktural 2 (X Sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, dan intensi ibu dapat memengaruhi kunjungan balita ke posyandu dengan nilai F=0,001. Secara langsung sikap berpengaruh terhadap kunjungan balita ke posyandu. Besarnya pengaruh sikap terhadap kunjungan balita ke posyandu adalah sebesar 0,088 atau 8,8%. Artinya baik tidaknya kunjungan balita ke posyandu dipengaruhi oleh sikap ibu yang mempunyai balita sebesar 8,8% sedangkan selebihnya 91,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. Jika intensi meningkat maka dipengaruhi oleh sikap sebesar 0,088.

  1 X

  2 X

  3 X 4 ke Y)

  Norma subjektif secara langsung berpengaruh negatif terhadap kunjungan balita ke posyandu. Besarnya pengaruh antara norma subjektif dengan kunjungan balita ke posyandu sebesar -0,076 atau 7,6% sedangkan selebihnya 92,4% dijelaskan faktor lain di luar model. Dengan demikian baik tidaknya norma subjektif ibu yang mempunyai balita tidak memengaruhi terhadap kunjungan balita ke posyandu.

  Secara langsung perceived behavioral control ibu berpengaruh negatif terhadap kunjungan balita ke posyandu. Besarnya pengaruh perceived behavioral

  

control terhadap kunjungan balita ke posyandu sebesar -0,090 atau 9,0% dan

selebihnya 91,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model.

  Intensi ibu berpengaruh positif dan signifikan terhadap kunjungan balita ke posyandu. Besarnya pengaruh intensi ibu terhadap kunjungan balita ke posyandu sebesar 0,529 atau 52,9% dan selebihnya 47,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. Artinya semakin baik intensi ibu yang mempunyai balita maka semakin baik pula kunjungan balita ke posyandu. Dari keempat variabel (sikap, norma subjektif,

  

perceived behavior control dan intensi) yang digunakan sebagai prediktor kunjungan

  balita ke posyandu, variabel intensi merupakan variabel terkuat yang memengaruhi kunjungan balita ke posyandu dibandingkan dengan tiga variabel yang lain yaitu sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control.

4.3.2 Diagram Jalur Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral

  Control dan Intensi terhadap Kunjungan Balita ke Posyandu di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

  Diagram jalur untuk pengaruh sebagai sikap, norma subjektif, perceived

  behavioral control dan intensi terhadap kunjungan balita ke posyandu berikut:

  1 =0,088

  ρYX Sikap

  X = -0,117 =0,78 =0,715

  4

  1

  

1

  2

  ρX Є Є Norma

  ρX ρYX Intensi Kunjungan balita subjektif ke Posyandu

  4 X 2 =0,101 4 =0,529

  ρX

  4 X 3 = -0,024

  3 = -0,090

  ρYX

  Perceived behavioral control

Gambar 4.1 Diagram Analisis Jalur Penelitian

  Persamaan struktural untuk model tersebut sebagai berikut: Intensi (X ) = -0,117X + 0,101X - 0,024X + 0,78

  4

  1

  2

  

3

  1

  Є

  1 - 0,076 X 2 – 0,090X 3 + 0,529X

  4

  • Kunjungan balita ke Posyandu (Y) = 0,088X 0,715

  2

  Є

4.3.3 Hasil Perhitungan Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral

  Control, dan Intensi terhadap Kunjungan Balita ke Posyandu

1. Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE)

  Untuk menghitung pengaruh langsung atau DE, digunakan formula sebagai berikut: Pengaruh variabel sikap terhadap intensi

  • X

  1 X 4 = -0,117

  • Pengaruh variabel norma subjektif terhadap intensi

  X

  2 X 4 = 0,101

  • X

  Pengaruh variabel perceived behavioral control terhadap intensi

  3 X 4 = -0,024

  • Pengaruh variabel sikap terhadap kunjungan balita ke posyandu

  X Y = 0,088

  1 Pengaruh variabel norma subjektif terhadap kunjungan balita ke posyandu

  • X

  2 Y = -0,076

  • posyandu

  Pengaruh variabel perceived behavioral control terhadap kunjungan balita ke

  X Y = -0,090

  3 Pengaruh variabel intensi terhadap kunjungan balita ke posyandu

  • X

  4 Y = 0,529

  2. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect atau IE)

  Untuk menghitung pengaruh tidak langsung atau IE, digunakan formula sebagai berikut: Pengaruh variabel sikap terhadap kunjungan balita ke posyandu melalui

  • intensi

  X

  4 Y = (-0,117x0,529) = -0,062

  1 X

  • melalui intensi

  Pengaruh variabel norma subjektif terhadap kunjungan balita ke posyandu

  X

  4 Y = (0,101x0,529) = 0,053

  2 X

  • posyandu melalui intensi

  Pengaruh variabel perceived behavioral control terhadap kunjungan balita ke

  X

  4 Y = (-0,024x0,529) = -0,013

  3 X

  3. Pengaruh Total (Total Effect)

  Untuk menghitung pengaruh total, digunakan formula sebagai berikut: Pengaruh variabel sikap terhadap kunjungan balita ke posyandu melalui

  • intensi

  1 + IE = (0,088-0,062) = 0,026

  ρYX Pengaruh variabel norma subjektif terhadap kunjungan balita ke posyandu

  • melalui intensi

  2 + IE = (-0,076+0,053) = -0,023

  ρYX Pengaruh variabel perceived behavioral control terhadap kunjungan balita ke

  • posyandu melalui intensi

  3 + IE = (-0,090-0,013) = -0,103

  ρYX

BAB 5 PEMBAHASAN

  

5.1 Pengaruh Sikap, Norma Subjektif dan Perceived Behavior Control

terhadap Intensi tentang Kunjungan Balita ke Posyandu di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara

  Berdasarkan hasil uji analisis regresi bahwa sikap, norma subjektif dan

  

perceived behavior control (PBC) tidak berpengaruh terhadap intensi ibu untuk

  melakukan kunjungan balita ke posyandu. Besaran pengaruh simultan adalah 0,022 atau 2,2% merupakan kontribusi dari variabel sikap, norma subjektif dan perceived

  

behavior control terhadap intensi ibu, sedangkan sisanya 97,8% dipengaruhi faktor

  lai di luar model seperti pendidikan, pendapatan, pekerjaan, umur balita, jumlah anak, pengetahuan.

  Hasil uji statistik diperoleh bahwa tidak ada pengaruh antara sikap terhadap intensi dengan nilai p= 0,182 (p > 0,05). Besarnya koefisien determinan sikap terhadap intensi ibu sebesar -0,117 atau 11,7%. Sedangkan selebihnya 88,3% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. Sikap mempunyai pengaruh langsung yang negatif terhadap intensi, yang artinya intensi ibu ke posyandu tidak dipengaruhi oleh sikap ibu terhadap posyandu.

  Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah, respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sikap itu dinamis dan tidak statis. Fisbein dan Ajzen (1975) dalam Ismail (2008) memberi pengertian bahwa attitude atau sikap sebagai faktor predisposisi atau faktor yang ada dalam diri seseorang yang dipelajari untuk memberikan respon dengan cara yang konsisten, yaitu menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek yang diberikan. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.

  Dari hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh norma subjektif terhadap intensi ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu diperoleh nilai p= 0,247 (p > 0,05). Besarnya pengaruh langsung norma subjektif terhadap intensi ibu sebesar 0,101 dan koefisien determinan norma subjektif terhadap intensi sebesar 10,1%. Sedangkan selebihnya 89,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model. Norma subjektif mempunyai pengaruh langsung yang posisitf terhadap intensi ibu, setiap peningkatan intensi ibu ke posyandu maka norma subjektif mempunyai kontribusi sebesar 0,101. Semakin baik norma subjektif ibu maka semakin baik intensi ibu ke posyandu .