BAB II. PEMBAHASAN - Life At The River
BAB II. PEMBAHASAN II.1.1 Dari mata ke hati Tema yang saya berikan yaitu “Life in the river” dengan konsep rancangan
convention hall . yang berbentuk seperti ikan yang melompat dari dalam air. Ide tersebut
terinspirasi saat saya melihat kasus pada site. Dan juga terinspirasi saat melihat gambar ikan melompat.Yang berartikan ikan yang memiliki semanggat hidup , optimis
Gambar 2.1 ikan melompatBerdasarkan gambar ikan tersebut sehingga terinspirasi ide dengan bentukan massa yang menyerupai ikan melompat dari dalam air. Saat ikan melompat maka akan terciprak tetesan air.
Gambar 2.2 konsepGambar 2.3 konsep conventionDan ada sebagian ikan yang mengapung diatas air.yang berartikan kematian. Ini dimaksudkan agar pengunjung yang berkunjung disana. Dapat terdorang untuk menjaga kebersihan sungai sehingga ikan dapat kembali hidup disana. di sungai Deli sendiri saat ini sudah terdapat ikan namun dikarenakan air sungai deli yang kotor dan banyak sampah mengapung membuat kehidupan ikan di sungai deli terbangkalai.
Saat proses asistensi saya terinspirasi dari stakeholder. Saya menyimak ke dua
stakeholder . Saya menyimak dan mendapatkan ide bahwa rancangan saya berhubungan
dengan kehidupan di sungai. Tentu kehidupan di sungai tidak hanya membahas ikan..Sehingga stakeholder membantu saya mendapatkan ide bahwa perlu adanya keterkaitan antara sungai, pengguna, manusia, rumah panggung.
Ide rumah panggung membuat saya mencoba mengkombinasi antara rumah panggung dengan tetesan air.dengan fungsi retail restoran.
Gambar 2.4 Sketsa retail makanan
Saya berpikir sepertinya ikan dengan tetesan air masih kurang menggambarkan pesan saya. Sehingga saya mencoba memilah kembali, ternyata saat ikan melompat dari dalam air tersebut memiliki aktifitas.
Akhirnya saya membuat 1 konsep rancangan rekreasi indoor dan rekreasi outdoor. konsep rekreasi outdoor.saya berikan rancangan seperti taman bermain pada umumnya. namun untuk rancangan rekreasi indoor saya merancang seperti orang yang sedang memancing ikan ditepi sungai.
Gambar 2.5 Konsep rekreasi indoor
Aktifitas memancing memerlukan air. Sehingga dengan adanya aktifitas air sehingga masyrakat kota Medan akan menjaga kebersihan air. Dan secara tidak langsung hal tersebut mendorong masyrakat kota Medan agar ikut menjaga kebersihan alam dalam hal ini kebersihan air sungai khususnya.
Tema saya yaitu bernama“ Life In A River” tema ini terinspirasi dari permasalahan yang terdapat pada site ini. Menurut saya tema ini sangat sederhana namun saya ingin memberikan beberapa keuntungan finansial pada lahan ini. Saya menambahkan retail restoran. Saya teringat di kota Medan sebelumnya telah terdapat tempat retail restoran.
Diantaranya, lili suhary, kesawan squar. dan merdeka walk. Namun saya merasakan tempat
- – tempat hiburan ini masih kurang sebuah pesan. Pesan yang saya maksud seperti tujuan di didirikannya tempat itu untuk apa. Atau pesan apa yang ingin diberikan. Inilah yang saya rasakan kurangnya sesuatu pada rancancan tempat- tempat tersebut.
Ini membuat saya termotivasi untuk merancang sebuah tempat yang memiliki pesan. Hal ini saya bagimenjadi 4 fasilitas yang saya berikan. Diantaranya terdapat pada
convention hall , rekreasi indoor, rekreasi outdoor dan retail restoran.
Saya sempat berfikiran untuk menambahkan fasilitas sirkus pada lahan ini. Tujuannya adalah untuk mendukung fungsi ketergantungan antara kehidupan ikan dengan sungai. Saya berfikir jika air kotor maka ikan yang dapat kita latih untuk bermain sirkus akan punah. Sehingga saya ingin memberikan pesan ke masyrakat Medan agar menjaga kebersihan air sngai agar anak cucu kita masih dapat menikmati sirkus ini.
Namun ini masih dalam tahap perencanaan. Namun ini akan saya pertimbangkan dengan hitungan teknis. Saya ingin membuat pengunjung itu memiliki rasa motivasi. Saya berfikir mungkin dengan awal memberikan pengunjung bergantung pada rekreasi
- – rekreasi yang ditawarkan. Dengan adanya rasa ketergantungan sehingga pengunjung akan mulai menjaga semua fasilitas.
Dan juga dengan adanya fasilitas
- – fasilitas ini dapat membangkitkan perekonomian kota medan maupun perekonomian penduduk disekitar site.
Untuk itu saya membuat strategi dengan cara membuat 2 akses masuk dan 1 akses keluar. 2 akses masuk kedalam site ini terdiri dari Jalan Imam Bonjol dan Jalan Mangkubumi. Dan keluar dari Jalan Sukamulia.
Jalan Mangkumi ini saya letakkan fasilitas retail restoran. Namun saya ingin membuat seperti merdeka walk. Dimana terdapat pengunjung yang duduk menikmati makanannya di outdoor maupun didalam toko. Tujuan bila pengunjung yang menikmati makanananya di luar bangunan maka akan terlihat view convention hall yang berbentuk ikan melompat tersebut.
Gambar 2.7 3d convention hall
Lalu untuk akses masuk dari Jalan Imam Bonjol saya membuat akses masuk yang seperti jembatan layang. Dan tedapat gapura penyambut. Tujuan terdapatnya gapura ini agar pengunjung seperti disambut. Lalu jembatan ini saya rancang agak berkelok dengan view convention hall, rekreasi outdoor, rekreasi indoor dan retail restoran.
Saya terinspirasi dari jalan tol pada jakarta. Yang saat itu saya lalui dan disekitar Jalan tol itu terdapat proyek yang sedang dibangun. Ini membuat saya menjadi melihat proyek tersebut, ini yang ingin saya angkat. saya ingin pengunjung yang berkunjung ke tempat ini disambut dengan gapura lalu pengunjung dapat melihat seluruh fasilitas yang ditawarkan sehingga pengunjung yang pertama sekali mengunjunggi tempat ini akan terpukau dan tanpa sadar berkata “ waw”
Pengunjung menjadi terpukau. Apa bila pada saat malam hari tentu akan semakin indah dengan lampu disana sini. Begitu turun dari jembatan saya langsung membuat akses masuk ke parkiran basement atau parkir pada ground plan. Mamun parkiran pada ground plan sanggat terbatas. Untuk akses keluar saya. Berpikiran untuk menggunakan Jalan Sukamulia sebagai akses keluar, pertimbangan jalur ini untuk jalur keluar dikarenakan jalur ini lebih pantas untuk jalur keluar. Apabila jalur ini digunakan sebagai jalur masuk maka akan menimbulkan kemacetan.
II.1.2 Lebih dalam mengenalnya
kami melakukan inventarisasi data. Kami mempersiapkannya melalui data
- – data yang kami dapati dilapangan. Diawali dengan kami pergi ke lapangan. Kemudian terdapat saran dari
stakeholder . Yang menyarankan.agar kami mencoba meninjau apa – apa saja yang terdapat
pada 500 atau 1000 meter dari site kami.lalu membuat maketnya. Akhirnya kami membagi site dengan anggota kelompok.
Site kami bagi menjadi 3 bagian. Sehingga masing
- – masing mendapatkan 1 daerah untuk di investigasi. Jumlah kami beranggotakan 6 orang. sehingga kami sepakati tiap lahan yang mau diinvestigasi di selidiki oleh 2 orang saja.
Saya bersama dengan teman sekelompok pergi ke lahan kami. Diawali dengan berkendara menuju daerah yang mau ditelusuri. Hal pertama yang kami bigung yaitu mencari tempar parkir. Site yang akan kami survey ini di seputaran Jalan Iman Bonjol. Dan disana tidak dapat memarkirkan kendaraan di pinggir jalan. Akhirnya kami sepakat dengan memarkirkan kendraan kami di restoran pizza hut. awalnya agak ragu namun kami mencoba melawan rasa keraguan tersebut.
Setelah memarkinkan kendraan. Kami turun dan mulai berjalan kaki. Dengan membawa kertas dan pulpen. Serta membawa ponsel yang berkamera. Saat itu waktu menunjukan pukul 3 sore. Kami berjalan dan memasuki jalan
- – jalan sekunder maupun
- – jalan tersier. Daerah yang kami jalani ini boleh dikatakan cukup nyaman namun dikarenakan cuaca yang mulai terik kami merasa sangat kepanasan dan cukup lelah. berjalan bulak balik. Saat berjalan tidak jarang pengendara yang melihat kami. Apa yang kami lewati selalu saya foto mulai dari rumah – rumah atau bangunan – bangunan yang terdapat disana. Sedangkan teman saya sibuk mengambar dan memberikan tanda – tanda dimana saja yang terdapat papan pengumuman ataupun batu gsb. dan juga memberikan tanda fungsi bangunan itu komersil, perkantoran ataupun hanya rumah tinggal.
Dari hasil ini kami jumpai begitu banyak hal
- – hal yang menurut saya masyrakat Kota Medan seperti masa bodoh dengan tanda- tanda jalan. Seperti tanda dilarang parkir. Malah dilapangan kami jumpai terdapat kendraan yang berparkir tepat dibawah tanda dilarang parkir. Dan hal tersebut telah saya foto. Begitu juga terdapat di salah satu jalan tidak terdapat batu pemko Medan yang menunjukan berapa gsb pada jalan tersebut.
Setiap perjalan yang kami jalani ini saya merasa tidak nyaman. Ini dikarenakan tempat peralan kaki yang semestinya tidak terhalang oleh pepohonan dan seharusnya tidak boleh terdapat jalan yang berlobang. Tetapi dilapangan kami jumpai begitu banyak pepohonan yang ditanam di jalan pejalan kaki, sehingga tidak jarang kami harus turun dari jalan pejalan kaki. Dan berjalan di jalan aspal.ini sangat membahayakan. Dikarenakan kendraan yang berlalu di Jalan Iman Bonjol ini berkecepatan tinggi.
Saya tidak habis pikir apakah inikah yang merupakan jalan perjalan kaki yang baik. Saya yakin perencanaan kota medan itu orang – orang yang berintelek tinggi. Tetapi dilapangan membuat kekacauwan dan merugikan pengguna jalan. Dimulai dari terdapatnya pohon yang menutupi jalan pejalan kaki lalu dijumpai tutup parit yang sangat berbahaya dan dapat membuat orang tersandung. Saya sendiri pada saat berjalan tersandung di daerah sana. Saya melihat ternyata penyebab saya tersandung itu adalah sisa baut yang muncul dari tanah mungkin dahulu itu merupakan tempat berdirinya sinace. Tiang sinace sudah tidak ada tetapi sisa baut nya masih ada. Ini sanggat berbahaya untuk perjalan kaki.
Gambar 2.10 Sisa baut sinace
Akhirnya perjalanan kami selesai dan kami kembali ke restoran pizza hut dan duduk sejenak sambil memesan beberapa makanan dan minuman, pelayan pizza hut merasa kami aneh. Karena kami berdua masing - masing memesan 2 minuman. Ini terjadi karena kami merasa sangat haus. Ternyata beginilah rasanya pa6 begitu saya berkata dengan teman saya.
Sks yang cukup besar dan dari hasil perjalanan sepanjang 500 meter ini. saya menjadi berpikiran apakah pa 6 yang memiliki sks yang cukup besar ini sudah mencakup olahraga dan kesenian didalamanya. Kami berdua tertawa dan meminum minuman yang kami pesan, Serambi ingin mengetahui bagaimana keadaaan teman kelompok kami yang lain kami pun menghubungi mereka. Dan sungguh menakjukkan mereka telah kembali kekampus, padahal kami duluan pergi dari kampus tetapi teman
- – teman kami duluan kembali kekampus. Kami tertawa memikirkan hasil kerjaan kami.
Ada teman sekelompok kami yang merasa tidak enak dengan alumi yang maketnya kami ambil. Tetapi akhirnya kami menggunakan rangka maket milik alumiyang sudah tidak digunakan lagi. Kami berpikiran maket – maket ini akan dibakar juga pada akhirnya. Dari pada dibakar dan merusak lingkunggan lebih baik bagian
- – bagian maket yang dapat digunakan kami gunakan kembali.
Gambar 2.11 Base maket alumi yang digunakan
Gambar 2.12 Proses pembuatan maket kawasan kami mulai mengerjakan maket. Maket itu selesai sekitar 2 hari. Awalnya membuat maket begitu semangat namun lama kelamaan kami menjadi asal jadi saja. Karena bentukan massa yang sulit di potong. Namun maket selesai juga. Walau terjadi sedikit konflik pada saat mengerjakan maket tersebut. Soalnya salah satu anggota kelompok kami asik menghilang tidak tahu melakukan hal apa sehingga maket menjadi memerlukan waktu 2 hari yang seharusnya dapat selesai hanya 1 hari. Hal ini membuat saya jengkel.
Saya bersama 1 teman sekelompok berhasil menyelesaikan maket pada bagian jalan Iman Bonjol telah selesai setengah hari. Dan seharusnya kami telah santai tetapi dikarenakan rasa jengkel yang membuat kami ingin secepatnya melihatmaket ini selesai akhirnya kami berdua ikut membantu membuat maket yang sebenarnya kami sendiri tidak tahu berapa tinggi maket tersebut. Sungguh membuat jengkel apabila berjumpa dengan anggota kelompok yang malas dan tahunya hanya ngomong. akhirnya tahap membuat maket telah selesai.
Gambar 2.13 Maket kawasan
Asistensi dengan stakeholder pun terjadi. Tentu hal yang kami asiskan yaitu
- – mengenai maket dan dari maket itu kami berbicara dimana site kami bentuk lahan, view view yang terdapat disekitar site.
Dari hasil asistensi ternyata terdapat beberaapa bagian pada maket kami yang dilapangan tidak dijumpai. Misalkan pada lapangan sudah berdiri bangunan tetapi pada maket kami tidak membuat terdapat bangunan. Ini dikarenakan kami menggunakan cad Medan yang ternyata tidak update. Sehingga maket harus diperbaiki.
Tahap asistensi maket selesai. Lalu masuk ketahap membuat programing. Dari
programing kami mencari sumber
- – sumber yang dapat mendukung untuk membuat
programing tugas pa 6 kami. Kami mencari dari beberapa referensi. Seperti mengambil dari
- – programing tugas akhir alumi. Yang membuat proyek sejenis. Dan mencari dari sumber sumber lain dari internet. yang membahas mengenai convention hall. Dan kami mulai menyusun data – data tersebut yang tentunya kami rubah dan menyesuaikan dengan ukuran
- – ukuran kami. Kami tidak mencopy semua data tetapi kami menyesuaikan data dengan lahan kami dan menyesuaikan dengan ketentuan tugas pa 6.
Tahap asistensi pun dimulai. Dan stakeholder ingin kami membuat laporan ini seperti membuat komik. Beliaw berkata jangan membuat laporan ini seperti laporan pemerintahan. Kami tertawa mendengar itu. Memang saya pribadi merasa laporan yang semuanya merupakan tulisan itu sangat membosankan. dan amad membuat jenuh. Lebih menyenangkan membuat laporan yang berbentuk komik. sehingga lebih nyaman dan tidak cepat jenuh membaca laporan tersebut. Dengan instruksi itu kami membuat laporan dengan model komik.
Ternyata setelah kami cek kembali lahan kami kurang besar sehingga kami meminta ijin kepada stakeholder dan juga koordinator pa6 untuk membuat site kami semakin lebar agar dapat memaksimal membuat rancangan kami.akhirnya permohonan kami disetujui dan akhirnya lahan kami lebih besar .
II.1.3 Persiapan minta restu
saya akan membahas mengenai pengembangan tema dan konsep. setelah melewati dari proses analisa site. berjalan hingga 500 meter dari site, membuat maket kawasan berskala 500 meter dan membuat programing.dan sekarang kami memasuki tahap pengembangan tema dan konsep.
Nama tema saya adalah "life in a river". yang pada awalnya bernama "civilitation
on the river ". proses bagaimana nama ini dapat berubah dan tentu merubah konsep ini
dilewati dengan begitu panjang.Awalnya saya memang ingin memberikan nama tema saya " life in a river " yang dengan maksud ingin menunjukan kehidupan di dalam sungai. dalam hal ini saya ingin membahas seputar ikan yanghidup didalam sungai. namun kata "life in a river" sepertinya kurang bombastis bagi yang mendengarnya sehingga saya berkonsultasi dengan teman satu kelompok saya dan lahirlah nama "civilation on the river" dan saat itu kedengaran luar biasa.
Setelah mendengar dan yakin dengan nama itu saya bersama dengan teman saya pergi ke perpustakaan USU untuk mencari buku -buku yang tadinya ingin digunakan untuk referensi pembuatan skripsi. dan lumayan melelahkan membawa buku yang mungkin memiliki berat sekitar 2 kg lebih.dan saat di studio saya membuka buku dan melihat lihat isi buku yang semuanya berisikan bahasa inggris dan itu amad membuat saya bigung dengan arti bahasanya.
Apa lagi kemampuan bahasa asing saya tidak terlalu bagus. dan teman saya membuat candaan kepada saya kalau saya dapat memahi semua isi buku ini nanti sewaktu sidang saya tinggal mengalahkan salah satu professor dikampus kami. saya tertawa mendengarnya. Saya mencari buku referensi itu karena dikira pada awalnya sistem skripsi alur profesi itu seperti sistim skripsi pada kurikulum lama. teryata sistem skripsi alur profesi sangat berbeda.
Asistensi pun terjadi. diawali dengan teman - teman kelompok yang asistensi terlebih dahulu. saya menunggu dan tibalah giliran saya untuk asiatensi. diawali dengan membahas apa nama tema saya. Saya menjawab " civilitation in a river " lalu saya memjelaskan apa itu " civilation in a river " saya bermaksud ingin membuat pengunjung yang berkunjung ditempat ini termotivasi dengan adanya rancangan convention hall saya.
Yang seperti ikan yang melompat dari dalam air. lalustakeholder saya menjawab sepertinya berat membahas civilation atau peradaban ini. “tapi mungkin kamu perlu menjabarkan secarah jauh artinya. cobalah melihat dari jauh tema yang kamu mau itu seperti apa. bila kamu memang ingin menggunakan tema kamu mengenai peradaban ini. peradaban yang bagaimana yang kamu ingin bahas. peradaban itu macam - macam bisa saja peradaban membahas mengenai orang yang menggunakan sungai, dan sebagainya. coba kamu tuliskan mungkin 5 kata yang dapat me nggambarkan tema kamu yang lebih tepat.” Kata stakeholder.
Akhirnya saya mulai menulis-nulis apa yang sebenarnya yang cocok dengan tema saya. dan saya terinspirasi dengan kata kesucian yang dalam bahasa inggris itu sancitity. kata itu muncul dari sewaktu stakeholder melakukan prosesasistesi dengan teman saya. dari sana saya mencoba mengambil kata yang mungkin dapat menggambarkan pesan yang saya ingin tuangkan di karya saya ini.
Saya membahas dengan teman saya bagaimana agar tempat saya ini terlihat suci. dari warna bentuk aturan dan sebagainya. saya ingat dulu saat saya berlibur bersama dengan keluarga di Malaysia. saya ada menaiki sampan dan samping sungai merupakan vihara dengan dan terdapat patung Dewi Kwan Im yang berdiri dipinggiran sungai. dari sana saya ingat bahwa sungai disana bersih.sehingga menjadi objek wisata. dan pengunjung boleh memberikan makanan untuk ikan yang ada didalam sungai. dulu saya masih ingat saya memberikan potongan roti kepada ikan -ikan didalam sungai itu. dari sana saya terinspirasi membuat sungai pada site saya. dengan aturan bahwa disungai saya itu merupakan sungai permohonan. sehingga bagi pemgunjung yang berkunjung dan memberikan makan ikan.yang disediakan oleh kami dapat dibeli dan dapat ditaburkan pada permukaan sungai.
Lalu asistensi pun terjadi dan saya memberitahukan semua maksud dari kata "
sancitity in a river " kepada stakeholder saya. dan jawaban beliaw ialah sepertinya berat ini
membahas mengenai kesucian. lalu saya menceritakam konsep rancangan saya. dimulai dari convention yang berbentuk ikan melompat dari air. lalu rekreasi indoor yang lebih fokus ke olahraga. dan retail restoran yang berbentuk seperti rumah panggung yang dikombinasi dengan tetesan air. lalustakeholdersaya memberikan ide kepada saya kenapa kamu tidak memberikan nama " "life at a river". lalu saya berpikir sepertinya saya menggunakan nama itu saya. yang saya lucunya pertama sekali saya memang ingin menggunakan nama itu. lalu saya rubah dan sekarang saya menggunakan nama itu kembali.
Gambar 2.14 Saat asistensi dengan salah satu stakeholder
Akhirnya saya mulai membuat 3d rancangan saya. saat asistensi saya menunjukkan rancangan saya namun hanya convention yang sudah boleh dikatakan hampir siap. lalu dari proses asistesi itu saya mendapatkan saran dari stakeholder saat asistensi. “kenapa kamu tidak meletakkan bangunan kamu diatas air lalu pengunjung yang ingin ke convention hall kamu it mewati jembatan”.saya menjadi mendapatkan ide dengan membuat trowongan seperti di seaword yang pengunjungnya dapat melewati trowongan yang dilapisi kaca pada dindingnya. dan akhirnya saya berencana membuatnya begitu. dan untuk parkiran
basement .sayajuga berencana membuatnya begitu.lalu dinding parkiran saya akan
membuat dari kaca pula. Tujuannya agar pengunjung yang memarkirkan kendraannya di
basement dapat melihat ikan yang berenang di luar parkiran basement melaui dinding kaca
tersebut.Dan untuk retail restoran saya mendapatkan ide dari kampung nelayan diBelawan. yaitu saya ingin membuat jalan dan tempat makan outdoor. yang jalannya seperti mengapung diatas air.
II.1.4 Memilih buah tangan
Isi draf ini membahas pengembangan tema. Setelah melalui proses asistensi dan ternyata disain disukai oleh stakeholder. tetapi terjadi masalah yaitu convention hall tidak dapat masuk kedalam rancangan ini. Hal ini terjadi dikarenakan program ruang untuk convention hall terlalu kecil.
Akhirnya terjadi perubahan rancangan tetapi hasilnya rancangan terlalu memaksa sehingga rancangan saya berubah total dengan rancangan baru.Setelah merancang ulang dan convention hall tidak dapat masuk. saya pun menunjukkan kestakeholder untuk asistensi namun stakeholder berkata “sepertinya rancangan ini terlalu memaksa”. dan
stakeholder kurang menyukai rancangan ini.
Gambar 2.15 convention hall alternatif ke 2Akhirnya saya merancang ulang dengan model yang baru. stakeholder saya berkata ”usahakan membuat rancangan yang strukturnya sederhana tetapi bagus dalam model”.
Kelompok kami rata
- – rata memiliki rancangan yang tidak biasa sehingga membuat menjadi pusing dengan strukturnya. dikarenakanstakeholderakan membantu
stakeholder kami dalam merancang strukturnya.
Salah satu stakeholder kami berkata “kelompok kita kok rancangannya gimana sekali tidak ada yang sederhana. Untuk rancangan seperti ini biasanya saya memikirkannya berhari
- – hari tetapi ini dapat terpikirkan dalam 1 hari”. Teman sekelompok kami yang awalnya ingin membuat rancangan yang wah. tetapi disaran oleh stakeholderuntuk membuat rancangan yang berbentuk kotak.
Tetapi menurut saya kelompok kami seperti berlomba – lomba. untuk membuat bentuk bangunan yang luar biasa. Tetapi tidak memikirkan struktur. Akhirnya
stakeholder menjadi kwalahan memikirkan strukturnya. Hal ini terjadi dikarenakan dari awal pertemuan. stakeholderingin kami merancang bentuk bangunan yang tidak biasa sehingga semua berlomba – lomba membuat bentuk yang liar.
Saya sendiri yang awalnya merancang bentuk bangunan yang liar. dan saya pribadi sangat puas tetapi dikarenakan convention hall tidak dapat masuk kedalam bangunan. akhirnya saya harus menyerah dan berubah. Stakeholder memberi saran “coba kamu merancang bangunan berbentuk kotak lalu dibolongi. Maksudnya kamu merancang bangunan seper ti akuarium sehingga dindingnya dibolongi berbentuk ikan”.
Gambar 2.16 3d convention terinspirasi akuarium kotak
Saya sempat merasa menyerah. Rasanya seperti merancang sesuatu yang bukan
“style” saya. Saya senang dengan bentuk – bentuk yang wah. Seperti rancangan Frank Gehry, atau seperti Zara Hadid.
Saat asistensi dengan stakeholder diberikan motivasi, beliau berkata “ jangan menyerah bagaimana bila rancangan kamu berbentuk kotak tetapi terdapat ikan yang keluar” Saya merasa kalah dengan teman – teman yang memilkiki rancangan yang wah. Tetapi stakeholder berkata”bukan bentuknya yang diutamakan tetapi daya jual”. Mendengar hal ltu saya kembali bersemangat.
Gambar 2.17 3d konsep convention
Akhirnya saya membuka internet dan melihat bentuk – bentuk akuarium. Kebanyakan berbentuk kotak. Tetapi saya tiba – tiba terpikirkan kenapa harus kotak kalau dapat bentuk lain. Akhirnya saya kepikiran dengan sea word yang seperti lorong berkaca yang tidak berbentuk kotak.
Gambar 2.18 seawordGambar2.19 3d konsep convention berbentuk akuarium seaword
Saya mencoba merancang 3d. Tetapi saya kurang puas. Saya asik merancang beberapa model sambil mencari
- – cari. bentuk – bentuk yang tidak kotak dan saya tidak ingin kalah dengan teman – teman sekelompok. yang rancangannya bagus – bagus.
Hari – hari saya lalui akhirnya saya memikirkan ke 2 perkataan stakeholder saya. Yang satu ingin saya merancang bangunan dengan stuktur yang sederhana tetapi memiliki bentuk yang bagus. Dan satu lagi ingin saya berjuang dan ingin saya merancang bangunan yang tidak terfokuskan oleh bentuk. tetapi lebih memfokuskan daya jual. Saya memikirkan kedua perkataan stakeholder ini.
Satu stakeholder ingin saya berpikiran lebih jauh lagi. Sehingga memberikan saran ke saya membuat rancangan berbentuk kotak. yang seolah – olah itu ialah akuarium. Saya menenangkan diri dan saya kembali memikirkan tujuan utama saya meracang ini ialah agar pengunjung melihat bahwa dilahan ini terdapat kasus. Yaitu kasus dimana begitu kotornya sungai deli sehingga ikan ataupun makhluk air yang hidup didalam sana menjadi tidak terurus.
Saya memikirkan saya tidak akan menggunakan saran stakeholder yang menyarankan saya merancang bangunan berbentuk kotak. Buat saya bentuk kotak itu sanggat kaku, tidak menarik, tidak sexy. Akhirnya saya terpikirkan jika seseorang mengunjungi sea word ataupun melihat akuarium tentu melihatnya dengan mata.
Gambar 2.20 salah satu karya Santiago CalatravaAkhirnya saya mencoba mencari internet bangunan
- – bangunan berbentuk mata manusia. Dan saya melihat sepertinya menarik bentuk ini. Dan ternyata itu rancangan Santiago Calatarava. Akhirnya saya mencoba
- – coba sketsa. Saya berpikir bentuk mata tentu harus memiliki bentuk bulat ditengahnya. Saya membayangkan kalau orang melihat ikan tentu dimata akan memantulkan bentuk ikan pada lensa mata. Tiba – tiba terpikirkan bagaimana jika ikannya berbentuk seperti Yin dan Yang.
Akhirnya saya mulai membuat 3d nya. Dan saya berpikiran sepertinya ada yang kurang. Saya merasa unsur ikan kurang terlihat. Akhirnya saya menambahkan bentuk seperti bentuk ekor ikan yang berfungsi sebagai canopy yang diletakkan pada pintu utama. Saya sudah membuat 3d nya. Dan saya juga akan membuat denah beserta potongan, tetapi yang menjadi kendala saya saat ini ialah bagaimana sambungan antara bentuk mata itu dengan bentuk ekor ikan. Hal ini akan saya konsultasikan dengan stakeholder.
Gambar 2.21 alternatif convention hall bentuk mataII.1.5 Kejar tayang
Akhirnya ha ri H sidang skripsi “priview 1” telah jelas diumumkan. dan waktu terasa begitu dekat. Rancangan pa 6 saya belum fix hingga sekarang ini yang menjadi kendala.
Bentuk massa bangunan saya mengalami masalah. Terkadang ingin berganti tema tapi saya berpikiran tema saya sudah tepat.
Bentuk bangunan saya sudah berubah semakin sederhana. Tinggal menunggu proses asistensi dengan stakeholder. bentuk massa saya yang sebelumnya berbentuk mata ikan tidak disetujui sehingga saya harus merubah sedikit. Tidak disetujui dikarenakan kesan yang diberikan terlampau jauh dari tujuan utama saya.
Awalnya saya disarankan membuat bentuk akuarium berbentuk kotak. tetapi saya tidak begitu ingin membuat bentuk kotak. menurut saya bentuk kotak pada bentuk lahan saya ini tidak harmon is. Pun proyek saya ini memiliki tujuan sebagai “ Landmark“. sehingga tentunya berbentuk yang tidak biasa. Berdasarkan penglihatan saya pada lokasi bentukan massa sekitar site. didominasi berbentuk kota. Saat saya mengambil mata kuliah arsitektur kota. Tel ah dijelaskan proyek “Landmark” memang harus berbentuk lain. Hal ini bertujuan untuk menunjukan perbedaan. Dan sebagai sesuatu yang lain. Dan juga untuk memudahkan orang mengingat bangunan tersebut.
Sekian minggu saya berasistensi namun selalu mengalami perubahan bentukan massa. Hingga sekarang melahirkan bentukan massa yang sederhana. dan memiliki struktur konstruksi yang sederhana. Bentuk masssa bangunan yang seperti ikan mengapung.
Gambar 2.22 Bentuk massa convention hall
Tentunya bentukan massa bangunan ini telah menyesuaikan dengan program ruang
- – yang telah kami sepakati. Saat proses asistensi. saya menyimak apa saja kesalahan kesalahan rancangan denah teman – teman saya. Dan saya mencoba menyesuaikan dengan
- – tertinggal tetapi semua rancangan denah dan bentukan massa. sudah saya pikirkan baik baik tinggal menuangkan kedalam bentukan gambar 3 dimensi.
Saat asistensi dengan stakeholder. saya mendapati suatu motivasi yang membuat saya jauh lebih baik. Diantara kedua stakeholdersaya yang menyarankan rancangan kami. ternyata terjadi perbedaan pendapat diantara ke dua stakeholder kami. Tetapi setelah saya berkonsultasi dengan salah satu stakeholdermengenai hal tersebut. beliaw memberikan jawaban yang membuat saya merasa memiliki pendirian sendiri.
Saya diberikan wewenang untuk membuat rancangan yang sesuai dengan keinginan saya. tetapi memiliki dasar kenapa saya membuat rancangan yang begitu. Hal ini terjadi dikarenakan pada saat proses asistensi terjadi perbedaan pendapat. sehingga membuat saya dan teman – teman saya bigung ingin mengikuti saran stakeholder yang mana.
Sekarang saya dapat merancang dengan rancangan yang saya rasa baik. Namun tentunya memiliki alasan kenapa begitu. Hal pertama yang saya pikirkan yaitu bagaimana membuat tujuan utama dan fungsi bangunan tersebut tercapai.
Rancangan saya yang paling akhir ini terinspirasi dari bentuk tulang ikan. Awalnya saya bigung bagaimana membuat rancangan yang bagus dengan bentuk tulang ikan.
Akhirnya saya mencoba melihat
- – lihat bentuk tulang ikan. tetapi masih belum memiliki ide. Akhirnya saya mencoba mengedit gambar tulang ikan melalui ponsel saya. dan herannya saya menjadi mendapatkan ide. Dan saya rasa untuk bentukan sudah berbentuk seperti ikan tetapi dikombinasi dengan tulang ikan. Tulang ikan ini saya expose dengan cara membuat kolom bangunan saya expose. Lalu pada kulit bangunan saya gunakan bahan kaca
Gambar 2.24 Pelengkapan fasat convention hall Pada parkiran saya merancang 3 basement, dengan 2 lift di sisi kiri dan kanan.
Tangga darurat juga saya sematkan disana. lalu saya akan menambah lagi lift barang, namun masih saya pikirkan ingin diletakkan diselah mana.
Pada lantai 1 saya membuat hall penyambut yang cukup besar. Saya ingin memperlihatkan struktur bangunan. sehingga saya membuat hall lebar dan tinggi. Pada lantai 1 sendri saya berencana membuat exebition. disana tetapi dikarenakan terdapat lift barang saya mengurungkan niad.
Exebition saya letakkan pada lantai 2 dan conference pada lantai 1. serta convention
hall lantai 3. dengan masing – masing tinggi plafon minimal 10 meter. Ditambah kembali
dengan beberapa ruang servis, gudang
- – gudang, ruang ibadah, ruang perkantoran dan sebgainya.
Ruang perkantoran ini saya letakkan pada lantai 1 dikarenakan untuk memudahkan orang menyewa tempat. Sehingga saya letakkan pada lantai 1. Untuk ruang ibadah juga lantai 1. Hal ini saya bertujuan untuk menghemat listrik. Karena saya pikir kalau perkantoran saya letakkan pada lantai 1. dapat lebih hemat listrik dikarenakan karyawan tidak naik turun lift. Berbanding terbalik apa bila ruang perkantoran berada di lantai 2 ataupun berada dilantai 3 tentu lift akan berkerja lebih sering dan hal ini dapat membuat listrik boros.
II.1.6 Memilih kostum
Rancangan konsep yang saya buat dimulai dengan membuat bentuk – bentuk massa. Saya sejak awal mulai meracang pa 6 memulai semua dari bentukan 3 dimensi. Dari sana saya dapat mengetahui model yang saya rancang itu tepat tidak diletakkan pada lahan yang ditentukan.
Saya membuat 3 konsep. Ketiga proyek ini terdiri dari convention hall, rekerasi
indoor dan retail restoran. Ketiga proyek ini saya sengaja membuatnya saya berpikiran
untuk membuat tempat saya ini menjadi lebih cepat dikenali masyrakat Medan khususnya.tentu saya harus membuat fungsi – fungsi lain yang dapat menarik orang berkunjung ke lahan ini. Sehingga saya berpikiran untuk menggunakan retail restoran dan rekreasi indoor sebagai daya tarik pada lahan ini.
Dimulai dengan convention hall diawali dengan saya merancang mencari
- – cari gaambar ikan lalu saya menemukan gambar tulang ikan dan saya memadukan dengan bentuk ikan. Saya mencoba merancang dengan mengedit gambar tersebut melalui ponsel saya. Akhirnya saya mendapatkan ide merancang bentuk convention hall.
Berikutnya saya mencoba merancang rekreasi indoor. Rekreasi indoor ini saya dapati ide melalui gambar ekor ikan. dan kolam renang pada
Marinabay sand’s di
Singapura. Saya mencoba membuat bentukan kolam renang yang saya buat seolah
- – olah melayang. Ini saya buat dengan membuat massa bangunan yang saya buat derajat kemiringan menghadap ke selatan. Tujuannya untuk membuat orang yang sedang berenang pada bangunan ini dapat menikmati bentuk bangunan convention dan retail restoran.
Pada retail restoran saya membuat bentukan massa seperti tetesan air, ide ini saya dapati dari tetesan air yang dikibaskan oleh ekor ikan. Saya ingin menunjukan bahwa ikan itu aktif sehingga dapat membuat air menjadi terkibas.
Demi mengejar sidang priview 1 yang semakin dekat akhirnya saya mulai merancang ketiga bangunan itu pada program sketchup. Saya menggunakan sketchup ini dikarenakan dengan menggunakan program ini saya akan mendapat kemudahan. Seperti membuat potongan akan sangat terbantu. Lalu juga dengan site plan sangat membantu.
Namun saya tetap menggunakan program auto cad. dikarenakan saya dahulu terbiasa menggunakan auto cad. Sehingga berakibat dengan bentuk massa bangunan saya. yang seperti terlihat 2 dimensi. Sementara bangunan yang bagus itu harus dibuat dilihat secara 3 dimensi.
Hari demi hari saya lewati untuk mengejar ketertinggalan saya. Beberapa kali saya melakukan asistensi namun lebih terfokus dengan convention hall, dan setiap kali berasistensi saya mengubah bentukan massa. Hal ini terjadi dikarenakanstakeholder saya merasa massa bangunan saya tidak cocok. Bentukan massa saya pada awalnya begitu liar. Saya merasa sangat puas dengan bentukan massa bangunan yang saya rancang saat itu. tetapi terjadi masalah dengan program ruang. Setelah dihitung ternyata convention hall tidak dapat masuk ke dalam bangunan saya.
Akhirnya dikarenakan waktu sidang yang semakin dekat saya mulai merancang bangunan yang simetris. dan sebenarnya saya kurang puas dengan rancangan ini. Namun saya berpikiran tidak apa saya mengalah terlebih dahulu. ini dikarenakan hari H sidang sudah semakin dekat.
Dikarenakan bentukan massa bangunan convention saya yang berubah. sedangkan bentukan massa retail restoran dengan rekreasi indoor tidak berubah sama sekali, halini terjadi dikarenakan waktu yang semakin dekat.
Sidang priview 1 akan diadakan pada senin 12 mei 2014. Saya membuat target bahwa pada hari sabtu saya harus sudah menyelesaikan gambar saya. Akhirnya saya menyelesaikan gambar saya dan saya print juga. Saya mengerjakan itu hingga saya tidak makan siang dikarenakan waktu yang semakin dekat. Maag pun terjadi.
Teman
- – teman yang lain ada yang mengprint gambarnya pada hari minggu. Saya tidak ingin melakukan hal itu. Saya berpikiran minggu itu hari menenangkan diri dari semua penat yang ada. Selain itu saya merasa hal yang dilakukan teman – teman itu tidak benar. Percetakan biasanya pada hari minggu tutup. tetapi demi kepentingan pribadi mereka maka percetakan itu dipaksa untuk buka. Saya berpikir memang mahasiwa arsitektur ini sungguh luar biasa. Memang mereka pantas print pada percetakan tersebut tetapi berpikirlah hargai orang yang ingin menenangkan diri pada hari minggu. Saya berpikiran jangan merepotkan
Dikarenakan waktu sidang semakin dekat saya tidak melakukan rancangan skematik. Saya langsung merancang 3 dimensi bangunan saya. Sejak awal proses asistensi saya hanya mengasiskan bentukan massa bangunan saya.
Saya merancang dengan memulai dari luar dahulu baru saya melakukan pembagian ruang pada dalamnya. Akhirnya saya mulai merancang tetapi saya merancang dengan menuangkan segala sesuatu yang sudah saya simpan di pikiran saya. Setiap kali asistensi saya menyimak segala kesalahan yang dialami dengan teman saya.hal itu menjadikan saya menyimpan gambaran denah. untuk denah rancangan saya.
Diawali dengan membuat skematik tetapi dikarenakan waktu semakin dekat untuk sidang sehingga saya langsung membuat denah saja. asistensi pun terjadi. Asistensi dilakukan pada 4 hari sebelum sidang. Awalnya stakeholder ingin asistensi dengan kamisemua. pada 1 minggu sebelum sidang tetapi dikarenakan jumlah kami 6 orang. dan masing
- – masing orang saat asistensi sangat menguras tenaga. sehingga dibagi menjadi 2 hari. Saya mendapatkan jadwal asistensi pada hari ke 2.
stakeholder . meyediakan waktunya untuk asistensi dengan kami. Kami sudah
melakukan perjanjian bahwa akan asistensi pada jam 3 sore. Keesokan harinya saya bagun jam 7 pagi dan duduk menghadap komputer. sambil mengerjakan rancangan saya. hingga pukul 12 siang saya berhenti. dikarenakan saya terlalu memaksa untuk menyelesaikan rancangan denah. sehingga kepala saya sedikit pusing.
Akhirnya saya berhenti dan memutuskan untuk melanjutkan rancangan di studio. Hari itu merupakan hari rabu.hari rabu merupakan hari yang tidak memiliki jadwal studio. tetapi dikarenakan kami sudah melakukan janji untuk asistensi pada hari itu sehingga saya menepati janji tersebut. Saya menuju ke kampus pada pukul 12 siang. Sesampainya dikampus saya melanjutkan merancang rancangan saya. Akhirnya jam sudah menunjukan pukul 3 sore dan stakeholder saya telah hadir di studio. Dan saya berasistensi namun ke 2 teman saya tidak hadir. Yang seharusnya mereka ikut asistensi juga di hari itu.
Saya asistensi dan stakeholder melihat rancangan denah saya. dan
stakeholder hanya menyarankan untuk merubah letak lift menjadi 1. dan tidak membaginya
menjadi 2 sisi. Awalnya saya membuat 2 sisi lift 1 pada sisi kiri bangunan dan 1 pada sisi kanan. namun setelah melalui proses asistensi saya merubah menjadi 1 letak lift. tujuannya untuk mempermudah akses. dan tujuan lain lebih bagus dari pada dengan lift pada sisi kiri ataupuan pada sisi kanan bangunan.
Ubahan rancangan saya tidak terlaliu banyak. Namun saya tersadar setelah saya melakukan proses penyelesaian untuk sidang pertama. Ternyata denah saya dengan bentuk massa bangunan saya bermasalah. Tadinya saya ingin memperbaiki tetapi waktu yang sudah semakin dekat. membuat saya tidak sangup untuk memperbaikinya.
II.1.7 Ketegangan restu Sidang pertama terjadi saya memperesentasikan proyek yang saya rancang.
Pertama – tama saya menunggu teman saya untuk mempresentasikan rancangannya terlebih dahulu. lalu singkat cerita tiba giliran saya. Saya maju dan mempresentasikan rancangan saya. dan saat itu saya baru tersadar ternyata rancangan saya terdiri dari 3 proyek. dan tujuan saya itu untuk membuat pendapatan pemilik proyek semakin meningkat.
Tidak hanya untuk convention, exebition atau confrence. Saya menambahkan retail restoran agar orang yang membawa pasangan dapat duduk berduaan. sambil menikmati makanan dan memandanggi bangunan rancangan saya.
Gambar 2.25 conventionGambar 2.26 rekreasi indoorGambar 2.27 retail makananLalu saya juga membuat rekreasi indoor. Rekreasi ini saya fokuskan untuk olahraga. Terutama olahraga renang. Saya maju dan mempresentasikan rancangan saya. Saya mempresentasikan proyek saya kurang lebih 8 menit. Saya rasa untuk mempresentasikan tidak perlu lama – lama. Cukup singkat dan bermanfaat.
Setelah selesai dosen penguji mulai memberikan tanggapannya. Dimulai dari salah satu dosen penguji. Beliaw berkata bentuk convention saya sudah kuat dengan bentuk ikan.sudah membawa pesan. pada tujuan utama sudah tepat namun rancangan rekereasi
indoor dan retail restoran saya tidak berhubungan dengan rancangan convention saya. Saya
menjawab ”memang tidak berhubungan dikarenakan pada proses asistensi kami lebih fokus dengan convention hall sehingga pada 2 proyek lainnya terbangkalai’.
Lalu berikutnya diteruskan oleh dosen penguji yang lain. mulai memberikan tanggapannya kepada saya. Kesimpulan yang saya dapat dari beliaw ialah. rancangan denah saya dengan bentuk massa saya terjadi masalah. Dan saya sudah mengetahui hal tersebut saya hanya menjawab bahwa waktu sidang yang sudah semakin dekat. Akhirnya dosen penguji mengerti dan memaklumi.
Dan yang terakhir adalah ketua penguji. beliaw memberikan argumennya tentang rancangan saya. Sama seperti ke dua dosen penguji sebelumnya. bahwa rancangan saya antara proyek satu dengan yang lain tidak berhubungan. Dan beliaw memotivasi saya untuk lebih mengembangkan karya saya yang beliaw katakan bahwa karya saya seperti Picasso.
Mendengar argumen
- – argumen dosen penguji saya berkeinginan untuk merubah rancangan saya semuanya. Sehingga semua dapat berhubungan. Dan saya berpikir bagaimana untuk membuat rancangan saya dapat berhubungan. Akhirnya saya kepikiran untuk membuat rancangan baru dengan memakai ikan.
Pada convention hall saya akan membuat bentuk rancangannya seperti kepala ikan. lalu pada rekreasi indoor saya membuat bentuk sirip. dan retail restoran saya membuat bentuk ekor ikan.dan masing – masing saya hubungkan dengan jembatan berbentuk seperti tulang ikan.
Rencanananya saya akan membuat kendraan yang datang itu masuk melalui dan keluar melalui retail restoran. Ini terjadi diakarenakan saya berpikiran
convention
seperti ikan yang makan atau memasukan sesuatu kedalam tubuh melalkui mulut. dan keluar melalu ekor. hal tersebut yang membuat saya untuk membuat jalur sirkulasi yang seperti itu.
II.1.8 Akhirnya ku menemukanmu
Setelah melewati proses sidang priview pertama rasanya sedikit lega. dan ternyata kami diberikan waktu untuk istirahat yaitu selama 1 minggu. hal tersebut membuat saya sangat gembira.setidaknya saya dapat memanjakan diri membuat diri agar gembira. Selama
- – 1 minggu itu hal yang saya lakukan yaitu mengembangkan hoby saya. dan juga mencari cari ide – ide untuk merancang. Dimulai dengan membuka internet dan melihat – lihat rancangan – rancangan yang bagus.