T PD 1402751 Chapter1

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Membaca merupakan kemampuan berbahasa yang mendasar dalam kehidupan setiap manusia. Manusia dalam setiap aspek kehidupannya, memerlukan kegiatan membaca untuk memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan sebagai sarana untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Apalagi bagi seorang siswa, kemampuan membaca menjadi penting peranannya untuk menunjang keberhasilannya dalam bidang akademik maupun dalam kehidupannya sehari-hari.

Kemampuan membaca bagi siswa adalah modal penting dalam menjalankan berbagai kegiatannya di sekolah dan akan berdampak pada kehidupannya di masa yang akan datang. Dikatakan penting, karena siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca akan menghadapi hambatan pada kemampuannya yang lain, seperti perkembangan bahasanya, sehingga berbagai pengetahuan yang dibutuhkanpun akan sulit diperoleh. Oleh karena itu, pembelajaran membaca adalah pembelajaran yang harus ditangani secara serius karena memiliki dampak yang luas.

Membaca pada hakikatnya bukanlah hanya sekedar melafalkan lambang tulisan saja, tetapi lebih dari itu pembaca harus memahami pesan atau informasi yang ada dalam bacaan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Solis, dkk. (2012) yang menyatakan bahwa sesungguhnya esensi dari membaca adalah pemahaman. Oleh karena itu memahami bacaan adalah faktor yang sangat penting dalam kegiatan membaca. Begitu juga dalam dunia pendidikan, membaca pemahaman adalah sebuah komponen penting dalam keberhasilan akademis dan kemampuan yang diperlukan dalam berbagai kegiatan di sekolah.

Mengingat hal itu, maka pembelajaran membaca pemahaman perlu untuk diajarkan di sekolah, terutama di sekolah dasar yang merupakan fondasi bagi pembelajaran di jenjang pendidikan selanjutnya. Mengenai pentingnya pembelajaran membaca pemahaman, Nurgiyantoro (2010, hlm. 369) berpendapat


(2)

bahwa membaca pemahaman tampaknya yang paling penting dan harus mendapat perhatian khusus. Dari pernyataan tersebut bisa diketahui bahwa membaca pemahaman merupakan kemampuan yang sangat penting untuk pemerolehan berbagai pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran membaca pemahaman penting untuk diajarkan sedini mungkin pada siswa, terutama siswa sekolah dasar di mana siswa untuk pertama kali belajar membaca dan akan menjadi fondasi bagi perkembangannya di jenjang pendidikan selanjutnya.

Mengenai pembelajaran membaca di sekolah dasar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya yaitu pembelajaran membaca harus diarahkan kepada ketercapaian tujuan membaca. Menurut Abidin (2012, hlm. 5) minimalnya ada tiga tujuan utama pembelajaran membaca di sekolah, yaitu : 1) memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca; 2) mampu membaca dalam hati dengan kecepatan baca yang fleksibel; dan 3) memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan. Berdasarkan pernyataan tersebut, jelas bahwa salah satu tujuan pembelajaran membaca di sekolah adalah pemerolehan pemahaman atas isi bacaan, bukan hanya semata-mata agar siswa mampu membaca saja.

Mengingat pentingnya peran membaca pemahaman dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar, maka membaca pemahaman merupakan keterampilan yang penting untuk dimiliki oleh siswa sekolah dasar. Namun pada kenyataannya, kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) tahun 2006 yang merupakan studi internasional tentang literasi membaca untuk siswa sekolah dasar kelas IV di negara-negara peserta. Aspek penilaian literasi membaca dalam PIRLS 2006 adalah tujuan membaca dan proses pemahaman. Pada aspek tujuan membaca, yang diukur adalah : 1) pengalaman bersastra; dan 2) memperoleh dan menggunakan informasi. Sedangkan pada aspek proses pemahaman, yang diukur adalah : 1) mengambil informasi secara eksplisit; 2) membuat kesimpulan secara langsung; 3) menginterpretasikan dan mengintegrasikan gagasan dan informasi; dan 4) mengevaluasi isi, bahasa, dan unsur teks.


(3)

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia berada pada urutan ke 41 dari 45 negara peserta, dengan skor 405. Skor yang diperoleh berada

signifikan di bawah rata-rata internasional, yaitu 500 (sumber :

http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/ survei-internasional-pirls). Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh PISA (Programme for International Student Assessment) pada tahun 2012, yaitu studi internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun. Pada keterampilan membaca, aspek-aspek yang diukurnya adalah memahami, menggunakan, dan merefleksikan dalam bentuk tulisan. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa prestasi literasi siswa di Indonesia berada pada urutan 64 dari 65 negara peserta, dengan skor 396. Skor ini masih jauh dari skor rata-rata

internasional yaitu 496 (sumber: http://litbang. kemdikbud.go.id

/index.php/survei-internasional-pisa). Selain itu, Suhardjono, dkk. telah melakukan penelitian mengenai kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar kelas IV pada tahun 2009. Penelitian ini dilakukan di 12 sekolah dasar yang ditentukan secara acak di seluruh Indonesia. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa persentase rata-rata kemampuan memahami bacaan siswa kelas IV pada sekolah-sekolah tersebut adalah 35,64%. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD tergolong rendah (sumber : http://www.suhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/Ringkasan-PIRLS2009.doc). Hasil dari penelitian-penelitian tersebut jelas menunjukkan bahwa prestasi literasi membaca Indonesia termasuk di dalamnya kemampuan membaca pemahaman masih rendah dibandingkan dengan negara lain yang menjadi peserta dalam penelitian ini. Kenyataan ini sangat memprihatinkan, mengingat membaca pemahaman adalah keterampilan yang sangat penting dalam berbagai bidang di kehidupan ini khususnya dalam dunia pendidikan. Pembelajaran bahasa mempunyai andil yang besar dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh rakyat Indonesia terutama guru dan siswa untuk memperbaikinya dengan meningkatkan kemampuan membaca pemahamannya.


(4)

Menanggapi rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa di sekolah dasar, ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebabnya. Mengenai hal ini, Doolittle (2006) menyatakan bahwa salah satu solusi untuk mengatasi rendahnya kemampuan membaca pemahaman adalah penggunaan strategi pembelajaran membaca pemahaman secara eksplisit bagi siswa. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa strategi membaca yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran membaca merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman siswanya.

Jadi rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar adalah cermin kegagalan sekolah dalam melakukan pembelajaran membaca. Salah satu penyebabnya adalah diduga penggunaan strategi membaca yang kurang tepat. Penggunaan strategi membaca yang tepat akan sangat membantu siswa dalam memahami bacaan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hall (2012) yang menyatakan bahwa strategi membaca bisa menolong siswa yang memiliki kesulitan dalam membaca dan mampu memperdalam pemahamannya, tetapi siswa juga perlu memperoleh kesempatan untuk mempelajari berbagai strategi secara bervariasi dan melihat bagaimana strategi-strategi tersebut digunakan dalam berbagai jenis wacana yang berbeda. Dengan cara begitu, siswa diharapkan dapat memilih strategi membaca yang tepat dengan jenis wacana yang dipelajari sehingga akan menghasilkan peningkatan pemahamannya atas isi wacana.

Dari pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa strategi membaca mempunyai peranan yang cukup signifikan terhadap peningkatan membaca pemahaman seseorang karena penggunaannya yang tepat mampu meningkatkan kemampuannya dalam memahami bacaan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran membaca, guru hendaknya menggunakan strategi membaca yang tepat.

Berbagai strategi membaca termasuk strategi membaca pemahaman diciptakan oleh para ahli agar pembaca mampu membaca dengan baik, menemukan informasi dan memahaminya secara optimal. Strategi tersebut diantaranya adalah strategi RAP (Read Ask Paraphrase) dan KWL (Know Want to know Learned). Penggunaan kedua strategi ini diduga mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, karena kedua strategi ini


(5)

menuntut siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan membacanya, sehingga pemahamannya terhadap wacana akan meningkat. Selain itu, kedua strategi ini relatif sederhana untuk diterapkan, sehingga siswa akan mudah untuk menerapkannya dalam kegiatan membacanya sehari-hari.

Strategi RAP didasarkan pada teori pemrosesan informasi dengan menggunakan prosedur parafrase untuk membantu meningkatkan memori akan ide pokok dan informasi detail dalam wacana. Strategi RAP dalam penerapanya memecahkan wacana tersebut kedalam unit-unit yang lebih kecil berupa paragraf, pemecahan wacana kedalam unit-unit yang lebih kecil diyakini akan mampu meningkatkan ingatan siswa sehingga pemahamannyapun diharapkan akan lebih meningkat.

Sedangkan strategi KWL digunakan untuk memperoleh informasi dari bacaan yang menuntut peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca. Dalam menerapkan strategi ini, pengetahuan awal siswa tentang topik bacaan yang akan dipelajari dan rasa keingintahuan siswa akan topik bacaan dieksplorasi, sehingga ketika kegiatan membaca berlangsung, siswa akan lebih mudah untuk memahami wacana tersebut.

Penelitian mengenai penggunaan kedua strategi ini telah dilakukan oleh beberapa orang. Penelitian mengenai penggunaan strategi RAP dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar telah dilakukan oleh Jessica L. Hagaman, dkk. pada tahun 2012. Penelitian mereka

berjudul ”The Effects of the Paraphrasing Strategy on the Reading

Comprehension of Young Students.” Penelitian ini memberikan hasil bahwa penggunaan strategi parafrase RAP mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa sekolah dasar. Penelitian mengenai penerapan strategi KWL telah dilakukan oleh Duriah pada tahun 2013. Judul penelitiannya adalah ”Pembelajaran Membaca dengan KWL (What I Know – What I Want to Learn What I Learned) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman dan Berbicara Siswa Kelas V Sekolah Dasar.” Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa penggunaan strategi KWL dapat meingkatkan kemampuan membaca pemahaman dan berbicara siswa kelas V sekolah dasar.


(6)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis memfokuskan kajian

pada penelitian dengan judul ”PENGARUH STRATEGI RAP (READ – ASK –

PARAPHRASE) DAN STRATEGI KWL (KNOW – WANT TO KNOW LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA

SEKOLAH DASAR KELAS IV.”

B.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah strategi RAP dan strategi KWL berpengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar kelas IV?.”

Rumusan masalah di atas, dijabarkan dalam pertanyaan penelitian di bawah ini:

1. Bagaimana profil kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV

sebelum mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi RAP?

2. Bagaimana profil kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV

sebelum mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi KWL?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV

yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan Strategi RAP?

4. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV

yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan Strategi KWL?

5. Bagaimana perbedaan peningkatan kemampuan membaca pemahaman antara

siswa SD kelas IV yang mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan

strategi RAP dan siswa SD kelas IV yang mendapatkan pembelajaran


(7)

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan profil kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV

sebelum mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi RAP.

2. Mendeskripsikan profil kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV

sebelum mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi KWL.

3. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa SD

kelas IV dengan menggunakan strategi RAP.

4. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa SD

kelas IV dengan menggunakan strategi KWL.

5. Mendeskripsikan perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara siswa

SD kelas IV yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP dan siswa SD kelas IV yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat selama penelitian

a. Siswa dapat berlatih untuk meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman.

b. Guru dapat berlatih untuk mengimplementasikan strategi RAP dan KWL untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.

2. Manfaat hasil penelitian a. Manfaat teoretis

1) Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran bahasa, terutama dalam usaha untuk peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar. 2) Secara khusus penelitian ini untuk memberikan kontribusi pada strategi

pembelajaran membaca pemahaman yang bervariasi untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.


(8)

b. Manfaat praktis

Manfaat secara praktis menyangkut pemecahan masalah pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan bahasa terutama pembelajaran membaca pemahaman di sekolah dasar.

E.Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dimana terdapat dua variabel terikat (dependent variable) dan satu variabel bebas (independent variable). Rincian variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah: a. Strategi RAP (Read Ask Paraphrase)

b. Strategi KWL (Know Want to know Learned)

2. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar kelas IV.

F. Definisi Operasional

Dalam rangka memperoleh persamaan persepsi dan menghindarkan penafsiran yang berbeda dari beberapa istilah dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut:

1. Strategi RAP (Read – Ask – Paraphrase) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah strategi membaca pemahaman dengan menggunakan potongan-potongan paragraf dalam teks bacaan dan memparafrasekannya dengan menggunakan kata-kata sendiri untuk membantu siswa sekolah dasar kelas IV dalam meningkatkan ingatan akan ide pokok dan informasi detail dalam wacana baik yang tersurat maupun tersirat. Tahapan-tahapan strategi RAP dalam penelitian ini yaitu siswa sekolah dasar kelas IV: 1) membaca sebuah paragraf teks bacaan yang disajikan guru, 2) bertanya pada diri sendiri apa ide pokok paragraf yang telah dibaca dan informasi detailnya, kemudian menuliskannya dalam lembar kerja yang disediakan guru; 3) menceritakan kembali ide pokok paragraf dan informasi detail yang mereka bisa ingat dalam teks yang telah mereka baca dengan menggunakan bahasa sendiri.


(9)

2. Strategi KWL (Know – Want to know – Learned) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah strategi membaca yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar kelas IV. Strategi ini membiasakan siswa menentukan tujuan membaca sebelum membaca dan mengaktifkan siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca yang diawali dengan kepemilikan skemata atas isi bacaan. Tahapan strategi KWL dalam penelitian ini yaitu : 1) Know. Siswa melakukan curah pendapat dengan cara memberi sumbang saran pengetahuan dan pengalaman sebelumnya tentang topik bacaan; 2) Want to know. Pada tahap ini siswa menyusun tujuan membaca teks yang dibacanya; 3) Learned. Siswa membaca teks di dalam hati sekaligus mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun.

3. Kemampuan membaca pemahaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan siswa sekolah dasar kelas IV dalam memahami isi tuturan tertulis, kemampuan menjawab pertanyaan terkait teks, kemampuan menentukan kalimat utama pada setiap paragraf, dan kemampuan membuat ringkasan dari teks yang dibacanya.


(1)

Menanggapi rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa di sekolah dasar, ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebabnya. Mengenai hal ini, Doolittle (2006) menyatakan bahwa salah satu solusi untuk mengatasi rendahnya kemampuan membaca pemahaman adalah penggunaan strategi pembelajaran membaca pemahaman secara eksplisit bagi siswa. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa strategi membaca yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran membaca merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman siswanya.

Jadi rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar adalah cermin kegagalan sekolah dalam melakukan pembelajaran membaca. Salah satu penyebabnya adalah diduga penggunaan strategi membaca yang kurang tepat. Penggunaan strategi membaca yang tepat akan sangat membantu siswa dalam memahami bacaan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hall (2012) yang menyatakan bahwa strategi membaca bisa menolong siswa yang memiliki kesulitan dalam membaca dan mampu memperdalam pemahamannya, tetapi siswa juga perlu memperoleh kesempatan untuk mempelajari berbagai strategi secara bervariasi dan melihat bagaimana strategi-strategi tersebut digunakan dalam berbagai jenis wacana yang berbeda. Dengan cara begitu, siswa diharapkan dapat memilih strategi membaca yang tepat dengan jenis wacana yang dipelajari sehingga akan menghasilkan peningkatan pemahamannya atas isi wacana.

Dari pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa strategi membaca mempunyai peranan yang cukup signifikan terhadap peningkatan membaca pemahaman seseorang karena penggunaannya yang tepat mampu meningkatkan kemampuannya dalam memahami bacaan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran membaca, guru hendaknya menggunakan strategi membaca yang tepat.

Berbagai strategi membaca termasuk strategi membaca pemahaman diciptakan oleh para ahli agar pembaca mampu membaca dengan baik, menemukan informasi dan memahaminya secara optimal. Strategi tersebut diantaranya adalah strategi RAP (Read Ask Paraphrase) dan KWL (Know Want to know Learned). Penggunaan kedua strategi ini diduga mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, karena kedua strategi ini


(2)

menuntut siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan membacanya, sehingga pemahamannya terhadap wacana akan meningkat. Selain itu, kedua strategi ini relatif sederhana untuk diterapkan, sehingga siswa akan mudah untuk menerapkannya dalam kegiatan membacanya sehari-hari.

Strategi RAP didasarkan pada teori pemrosesan informasi dengan menggunakan prosedur parafrase untuk membantu meningkatkan memori akan ide pokok dan informasi detail dalam wacana. Strategi RAP dalam penerapanya memecahkan wacana tersebut kedalam unit-unit yang lebih kecil berupa paragraf, pemecahan wacana kedalam unit-unit yang lebih kecil diyakini akan mampu meningkatkan ingatan siswa sehingga pemahamannyapun diharapkan akan lebih meningkat.

Sedangkan strategi KWL digunakan untuk memperoleh informasi dari bacaan yang menuntut peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca. Dalam menerapkan strategi ini, pengetahuan awal siswa tentang topik bacaan yang akan dipelajari dan rasa keingintahuan siswa akan topik bacaan dieksplorasi, sehingga ketika kegiatan membaca berlangsung, siswa akan lebih mudah untuk memahami wacana tersebut.

Penelitian mengenai penggunaan kedua strategi ini telah dilakukan oleh beberapa orang. Penelitian mengenai penggunaan strategi RAP dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar telah dilakukan oleh Jessica L. Hagaman, dkk. pada tahun 2012. Penelitian mereka berjudul The Effects of the Paraphrasing Strategy on the Reading Comprehension of Young Students.” Penelitian ini memberikan hasil bahwa penggunaan strategi parafrase RAP mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa sekolah dasar. Penelitian mengenai penerapan strategi KWL telah dilakukan oleh Duriah pada tahun 2013. Judul penelitiannya adalah

”Pembelajaran Membaca dengan KWL (What I Know – What I Want to Learn

What I Learned) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman dan

Berbicara Siswa Kelas V Sekolah Dasar.” Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa penggunaan strategi KWL dapat meingkatkan kemampuan membaca pemahaman dan berbicara siswa kelas V sekolah dasar.


(3)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis memfokuskan kajian pada penelitian dengan judul ”PENGARUH STRATEGI RAP (READ ASK

PARAPHRASE) DAN STRATEGI KWL (KNOW WANT TO KNOW

LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA

SEKOLAH DASAR KELAS IV.”

B.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah strategi RAP dan strategi KWL berpengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar kelas IV?.”

Rumusan masalah di atas, dijabarkan dalam pertanyaan penelitian di bawah ini:

1. Bagaimana profil kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV sebelum mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi RAP? 2. Bagaimana profil kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV

sebelum mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi KWL? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV

yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan Strategi RAP?

4. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan Strategi KWL?

5. Bagaimana perbedaan peningkatan kemampuan membaca pemahaman antara siswa SD kelas IV yang mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi RAP dan siswa SD kelas IV yang mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi KWL?


(4)

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan profil kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV sebelum mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi RAP. 2. Mendeskripsikan profil kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV

sebelum mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi KWL. 3. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa SD

kelas IV dengan menggunakan strategi RAP.

4. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa SD kelas IV dengan menggunakan strategi KWL.

5. Mendeskripsikan perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara siswa SD kelas IV yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP dan siswa SD kelas IV yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat selama penelitian

a. Siswa dapat berlatih untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.

b. Guru dapat berlatih untuk mengimplementasikan strategi RAP dan KWL untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.

2. Manfaat hasil penelitian a. Manfaat teoretis

1) Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran bahasa, terutama dalam usaha untuk peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar. 2) Secara khusus penelitian ini untuk memberikan kontribusi pada strategi

pembelajaran membaca pemahaman yang bervariasi untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.


(5)

b. Manfaat praktis

Manfaat secara praktis menyangkut pemecahan masalah pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan bahasa terutama pembelajaran membaca pemahaman di sekolah dasar.

E.Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dimana terdapat dua variabel terikat (dependent variable) dan satu variabel bebas (independent variable). Rincian variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah: a. Strategi RAP (Read Ask Paraphrase)

b. Strategi KWL (Know Want to know Learned)

2. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar kelas IV.

F. Definisi Operasional

Dalam rangka memperoleh persamaan persepsi dan menghindarkan penafsiran yang berbeda dari beberapa istilah dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut:

1. Strategi RAP (Read Ask Paraphrase) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah strategi membaca pemahaman dengan menggunakan potongan-potongan paragraf dalam teks bacaan dan memparafrasekannya dengan menggunakan kata-kata sendiri untuk membantu siswa sekolah dasar kelas IV dalam meningkatkan ingatan akan ide pokok dan informasi detail dalam wacana baik yang tersurat maupun tersirat. Tahapan-tahapan strategi RAP dalam penelitian ini yaitu siswa sekolah dasar kelas IV: 1) membaca sebuah paragraf teks bacaan yang disajikan guru, 2) bertanya pada diri sendiri apa ide pokok paragraf yang telah dibaca dan informasi detailnya, kemudian menuliskannya dalam lembar kerja yang disediakan guru; 3) menceritakan kembali ide pokok paragraf dan informasi detail yang mereka bisa ingat dalam teks yang telah mereka baca dengan menggunakan bahasa sendiri.


(6)

2. Strategi KWL (Know Want to know Learned) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah strategi membaca yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar kelas IV. Strategi ini membiasakan siswa menentukan tujuan membaca sebelum membaca dan mengaktifkan siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca yang diawali dengan kepemilikan skemata atas isi bacaan. Tahapan strategi KWL dalam penelitian ini yaitu : 1) Know. Siswa melakukan curah pendapat dengan cara memberi sumbang saran pengetahuan dan pengalaman sebelumnya tentang topik bacaan; 2) Want to know. Pada tahap ini siswa menyusun tujuan membaca teks yang dibacanya; 3) Learned. Siswa membaca teks di dalam hati sekaligus mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. 3. Kemampuan membaca pemahaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan siswa sekolah dasar kelas IV dalam memahami isi tuturan tertulis, kemampuan menjawab pertanyaan terkait teks, kemampuan menentukan kalimat utama pada setiap paragraf, dan kemampuan membuat ringkasan dari teks yang dibacanya.