T PD 1402751 Chapter3

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebab akibat melalui pemanipulasian variabel bebas dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pamanipulasian tersebut, maka digolongkan kepada penelitian eksperimen. Penetapan penggunaan desain eksperimen dalam penelitian ini mengacu kepada pernyataan Cresswell (2008) menyatakan bahwa desain eksperimen bisa digunakan jika peneliti ingin menentukan kemungkinan sebab dan akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kemungkinan sebab akibat antara strategi RAP dan strategi KWL terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar kelas IV.

Karena pada penelitian ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa adanya, maka metode yang digunakan yaitu metode kuasi eksperimen. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Cresswell (2008) yang menyatakan bahwa kuasi eksperimen memasukan partisipan kepada kelompok, tetapi tidak acak. Pemilihan metode ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kelas yang ada telah terbentuk sebelumnya dan tidak mungkin dilakukan pengelompokkan siswa secara acak. Penelitian kuasi eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap suatu variabel tanpa mengacak kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Jenis desain yang digunakan adalah desain prates – pascates dua perlakuan (the pretest – posttest two treatment design). Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan strategi RAP (Read – Ask – Paraphrase) dan strategi KWL (Know – Want to know – Learned) sebagai variabel bebas. Penelitian ini menggunakan prates dan pascates sebagai alat untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman sebelum dan sesudah perlakuan. Prates digunakan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa sebelum perlakuan, sedangkan pascates digunakan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa setelah perlakuan.


(2)

Pada penelitian ini akan ada dua kelompok yang akan dilibatkan. Kelompok pertama yaitu kelompok yang memperoleh perlakuan penerapan strategi RAP

(� ), dan kelompok kedua yaitu kelompok yang memperoleh perlakuan penerapan

strategi KWL (� ) sebagai kelompok eksperimen. Pola rancangan desain ini digambarkan sebagai berikut :

Kelompok Eksperimen 1 : � � � --- Kelompok Eksperimen 2 : � � �

( Cohen, 2007. hlm.278)

Keterangan :

� : Prates kemampuan membaca pemahaman siswa di kelompok eksperimen 1

� : Postes kemampuan membaca pemahaman siswa di kelompok eksperimen 1

� : Prates kemampuan membaca pemahaman siswa di kelompok eksperimen 2

� : Postes kemampuan membaca pemahaman siswa di kelompok eksperimen 2

� : Pembelajaran membaca pemahaman menggunakan strategi RAP

� : Pembelajaran membaca pemahaman menggunakan strategi KWL

--- : Subjek tidak dikelompokkan secara acak

B.Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cirayun, yang terletak di Jln. Wado – Kirisik Km. 08, Desa Banjarsari, Kecamatan Jatinunggal, Kabupaten Sumedang. Alasan pemilihan sekolah ini adalah letaknya yang tidak jauh dari tempat tinggal peneliti, sehingga akan memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian, selain itu, sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian yang serupa dengan penelitian ini, dan tidak memiliki kualifikasi kelas unggul atau kelas biasa, semua siswa dibagi-bagi secara merata berdasarkan jumlah maupun kemampuan akademiknya.

Populasi dalam penelitian ini yaitu semua siswa kelas IV di SD Negeri Cirayun yang berjumlah 49 siswa. Populasi tersebut langsung dijadikan sampel. Teknik ini disebut teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2011, hlm.124) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IVA dengan jumlah


(3)

siswa 25 orang, dan siswa kelas IVB dengan jumlah siswa 24 orang. Kelas IVA diberikan perlakuan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP (Read – Ask – Paraphrase), sedangkan kelas IVB diberi perlakuan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL (Know – Want to know – Learned).

C.Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2007, hlm. 101), instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lebih lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menyusun dan menyiapkan instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu instrumen tes membaca pemahaman dan observasi. Berikut uraian instrumen tersebut secara rinci:

1. Tes Membaca Pemahaman

Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami wacana yang meliputi kemampuan menjawab pertanyaan terkait wacana yang dibaca, kemampuan menentukan kalimat utama setiap paragraf, dan kemampuan meringkas isi wacana. Tes kemampuan menjawab pertanyaan berbentuk uraian berjumlah 5 soal untuk prates dan 5 soal untuk pascates. Tes kemampuan menemukan kalimat utama dalam setiap paragraf berbentuk uraian dengan jumlah 5 soal untuk prates dan 5 soal untuk pascates. Sedangkan tes kemampuan membuat ringkasan isi bacaan berbentuk uraian dengan jumlah 1 soal untuk prates dan 1 soal untuk pascates dengan 4 indikator penilaian. Skor ideal untuk prates dan pascates adalah 56 dan dikonversikan dengan nilai 100 untuk masing-masing wacana. Wacana yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wacana berjenis ekspositori, alasan pemilihan jenis wacana ini adalah karena kesesuaiannya dengan strategi membaca yang diteliti. Wacana yang digunakan berjumlah tujuh buah wacana yang berjudul : 1) Daur Air dan Bencana


(4)

Kekeringan, 2) Menjaga Kebersihan Tubuh Kita, 3) Demam Berdarah, 4) Akibat Menangkap Ikan dengan Cara Merusak, 5) Pencernaan Makanan di Lambung, 6) Meningkatkan Produksi Pertanian, dan 7) Pemanfaatan Barang Bekas. Untuk

wacana berjudul “Daur Air dan Bencana Kekeringan” digunakan sebagai

instrumen prates, sedangkan wacana yang berjudul “Pemanfaatan Barang Bekas”

digunakan sebagai instrumen pascates.

Penentuan jenis soal yang digunakan dalam prates dan pascates, mengacu kepada apa yang dikemukakan oleh Caldwell & Leslie (2010) yang menyatakan bahwa penggunaan pertanyaan penilaian membaca pemahaman individu adalah berdasarkan sistem yang pengklasifikasiannya bersumber dari pengetahuan yang diukur. Sebuah contoh permulaan adalah Taksonomi Bloom, yang terdiri dari enam kategori belajar, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada tingkatan yang lebih sederhana, isi pertanyaan membaca pemahaman secara umum dikategorikan sebagai literal atau pertanyaan eksplisit, dan inferensial atau pertanyaan imsplisit. Pertanyaan eksplisit adalah pertanyaan yang jawabannya secara langsung dinyatakan di dalam teks, sedangkan pertanyaan implisit harus dijawab dengan mengkombinasikan informasi dari berbagai sisi dalam teks, atau dengan menggunakan informasi sebelumnya dengan informasi dalam teks.

Berdasarkan penjelasan di atas, jenis instrumen membaca pemahaman yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas pertanyaan literal dan pertanyaan inferensial. Pertanyaan literal adalah pertanyaan yang jawabannya secara langsung dinyatakan dalam wacana, sedangkan pertanyaan inferensial adalah pertanyaan yang jawabannya tidak secara langsung dinyatakan dalam wacana, jenis pertanyaan ini menuntut pembaca untuk mengkombinasikan informasi dari wacana atau dengan menggunakan pengetahuan sebelumnya tentang informasi yang ada dalam wacana.


(5)

Instrumen dalam penelitian ini akan mengacu kepada pedoman tes sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kisi-kisi Tes Membaca Pemahaman

No Variabel Indikator Bagian

Soal

No

Soal Jenis Soal

1. Kemampuan

Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar Kelas IV

Siswa mampu

menjawab pertanyaan terkait wacana dengan benar.

A 1 Literal

2 Literal

3 Literal

4 Literal

5 Inferensial

Siswa mampu menemukan kalimat utama pada setiap paragraf dengan benar.

B 1 Literal

2 Literal

3 Literal

4 Literal

5 Literal

Siswa mampu

meringkas isi wacana dengan benar.

C 1 Inferensial

Kriteria penilaian untuk kemampuan membaca pemahaman dengan indikator kemampuan menjawab pertanyaan terkait wacana dan menentukan kalimat utama pada setiap paragraf yang akan digunakan berpedoman pada kriteria penilaian tes esei yang dikembangkan oleh Soenardi Djiwandono (2008, hlm. 61), kemudian diadaptasi seperti yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3. 2

Rubrik Penilaian Jawaban Pertanyaan Terkait Wacana dan Menentukan Kalimat Utama Pada Setiap Paragraf

Aspek yang Dinilai

Kriteria dan Penskoran Baik Sekali (skor 4) Baik (skor 3) Sedang (skor 2) Kurang (skor 1) Kurang Sekali (skor 0) Relevansi Jawaban Jawaban sepenuhny a sesuai dengan pertanyaan Sebagian besar jawaban sesuai dengan pertanyaan Sebagian jawaban sesuai dengan pertanyaan Sebagian kecil jawaban sesuai dengan pertanyaan Keseluruha n jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan / tidak dijawab


(6)

Kriteria penilaian untuk kemampuan membaca pemahaman dengan indikator kemampuan meringkas isi wacana yang akan digunakan berpedoman pada rubrik penilaian membuat sinopsis yang dikembangkan oleh Nurgiyantoro (2013, hlm. 480) kemudian diadaptasi seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Rubrik Penilaian Membuat Ringkasan Wacana Secara Tertulis

Aspek yang Dinilai

Kriteria dan Penskoran Baik Sekali (skor 4) Baik (skor 3) Sedang (skor 2) Kurang (skor 1) Kurang Sekali (skor 0) Kesesuaia n dengan isi wacana Keseluruha n isi ringkasan sesuai dengan wacana aslinya Sebagian besar isi ringkasan sesuai dengan wacana aslinya Sebagian isi ringkasan sesuai dengan wacana aslinya Sebagian kecil isi ringkasan sesuai dengan wacana aslinya Keseluruha n isi ringkasan tidak sesuai dengan wacana aslinya / tidak dijawab Ketepatan pengemba ngan alur Alur organisasi kalimat sangat jelas dan tepat Sebagian besar kalimat pada ringkasan terstruktur dengan tepat Sebagian kalimat pada ringkasan terstruktur dengan tepat Sebagian kecil kalimat pada ringkasan terstruktur dengan tepat Keseluruha n kalimat pada ringkasan tidak terstruktur dengan tepat / tidak dijawab Ketepatan kata dan kalimat Keseluruha n isi ringkasan menggunak an kata/kalimat yang tepat Sebagian besar isi ringkasan mengguna kan kata/kalim at yang tepat Sebagian isi ringkasan mengguna kan kata/kalim at yang tepat Sebagian kecil isi ringkasan menggunak an kata/kalimat yang tepat Keseluruha n isi ringkasan tidak kata/kalimat yang tepat / tidak dijawab Gaya penuturan Keseluruha n penuturan isi ringkasan mudah Sebagian besar penuturan isi ringkasan Sebagian penuturan isi ringkasan mudah Sebagian kecil penuturan isi ringkasan Keseluruha n penuturan isi ringkasan sulit


(7)

dipahami dan dimaknai

mudah dipahami dan dimaknai

dipahami dan dimaknai

mudah dipahami dan dimaknai

dipahami dan

dimaknai / tidak dijawab

Sebelum tes kemampuan membaca pemahaman digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas instrumen. Pengujian bertujuan untuk melihat tingkat keandalan atau kesahihan (ketepatan) suatu alat ukur. Menurut Sugiyono (2011, hlm.173) suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen diketahui dari hasil pemikiran, dari hasil tersebut akan diperoleh validitas teoritik. Validitas teoritik adalah validitas alat evaluasi yang dilakukan berdasarkan pertimbangan teoritik atau logika (Suherman, 2001). Pertimbangan terhadap soal tes kemampuan membaca pemahaman yang berkenaan dengan validitas isi dan validitas muka diberikan oleh ahli.

Cara menyelelidiki validitas isi alat ukur bahasa Indonesia dapat dilakukan

dengan menggunakan pendapat suatu ‘panel’ yang terdiri dari ahli – ahli dalam bidang bahasa dan ahli – ahli dalam bidang pengukuran (Wahyuni & Ibrahim, 2014, hlm. 13). Validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah di ajarkan, apakah soal pada instrumen penelitian sudah sesuai atau tidak dengan indikator. Validitas muka adalah validitas bentuk awal atau validitas tampilan, yaitu keabsahan suatu kalimat atau kata – kata dalam soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain (Suherman, 2001). Jadi, suatu tes dikatakan memiliki validitas muka yang baik apabila tes tersebut mudah dipahami maksudnya sehingga siswa tidak mengalami kesulitan ketika menjawab soal.

2. Observasi

Observasi adalah suatu instrumen evaluasi nontes. Teknik observasi dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan langsung di lapangan untuk memperoleh gambaran mengenai sikap dan kepribadian siswa SD kelas IV dan


(8)

guru dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pembelajaran membaca di kelas IV di SDN Cirayun, Kecamatan Jatinunggal, Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2015/2016. Dalam lembar observasi, hal yang akan diamati adalah sikap dan kepribadian siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran membaca dengan strategi RAP dan KWL. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, serta gejala-gejala yang terjadi terhadap objek yang diobservasi (Sugiyono, 2009, hlm.203). Lembar observasi ini diisi ketika pembelajaran sedang berlangsung. Adapun kisi-kisi penilaian terhadap objek yang diobservasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kisi-kisi Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi RAP

No. Indikator yang Dinilai SB B C K SK

1. Melaksanakan instruksi guru ketika

pembukaan pembelajaran.

2. Memperhatikan penjelasan guru.

3. Aktif bertanya kepada guru jika ada yang belum dipahami.

4. Memberikan pendapat atas pertanyaan guru.

5. Menerapkan strategi RAP dalam memahami

wacana yang diberikan oleh guru.

6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru.

7. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

8. Membuat kesimpulan di akhir pembelajaran.

9. Memberikan refleksi terhadap pembelajaran. 10. Melakukan instruksi guru ketika penutupan


(9)

Tabel 3.5

Kisi-kisi Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi KWL

No. Indikator yang Dinilai SB B C K SK

1. Melaksanakan instruksi guru ketika

pembukaan pembelajaran.

2. Memperhatikan penjelasan guru.

3. Aktif bertanya kepada guru jika ada yang belum dipahami.

4. Memberikan pendapat atas pertanyaan guru.

5.

Menerapkan strategi KWL dalam

memahami wacana yang diberikan oleh guru.

6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru.

7. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

8. Membuat kesimpulan di akhir pembelajaran.

9. Memberikan refleksi terhadap pembelajaran. 10. Melakukan instruksi guru ketika penutupan

pembelajaran.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Penilaian Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi RAP

No. Indikator yang Dinilai SB B C K SK

1. Membuka pelajaran (mengucapkan salam,

meminta siswa untuk berdo’a, mengabsen

kehadiran siswa)

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Memberikan apersepsi dan mengingatkan

kembali materi yang dipelajari dipertemuan sebelumnya

4. Memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar

5. Menginformasikan materi yang akan

dipelajari

6. Menjelaskan langkah-langkah penggunaan


(10)

7. Membimbing siswa belajar memahami bacaan dengan menggunakan strategi RAP

No. Indikator yang Dinilai SB B C K SK

8. Menarik perhatian siswa pada materi

pelajaran

9. Membimbing siswa supaya aktif bertanya dan memberikan komentar serta pendapat 10. Menghargai setiap pertanyaan, komentar,

dan pendapat yang disampaikan siswa. 11. Memberikan lembar kegiatan siswa. 12. Membimbing siswa menyelesaikan tugas

yang ada pada lembar kegiatan siswa. 13. Mengelola kelas

14. Kesesuaian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan rencana pembelajaran sebelumnya.

15. Memberikan informasi materi pembelajaran yang akan dipelajari selanjutnya.

16. Membuat kesimpulan terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan.

17. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

18. Menyampaikan materi yang akan dibahas selanjutnya.

19. Kemampuan menutup pembelajaran

(meminta siswa untuk berdo’a)

Tabel 3.7

Kisi-kisi Penilaian Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi KWL

No. Indikator yang Dinilai SB B C K SK

1. Membuka pelajaran (mengucapkan salam,

meminta siswa untuk berdo’a, mengabsen

kehadiran siswa)

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Memberikan apersepsi dan mengingatkan

kembali materi yang dipelajari dipertemuan sebelumnya

4. Memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar

5. Menginformasikan materi yang akan

dipelajari

6. Menjelaskan langkah-langkah penggunaan


(11)

7. Membimbing siswa belajar memahami bacaan dengan menggunakan strategi KWL.

No. Indikator yang Dinilai SB B C K SK

8. Menarik perhatian siswa pada materi

pelajaran

9. Membimbing siswa supaya aktif bertanya dan memberikan komentar serta pendapat 10. Menghargai setiap pertanyaan, komentar,

dan pendapat yang disampaikan siswa. 11. Memberikan lembar kegiatan siswa. 12. Membimbing siswa menyelesaikan tugas

yang ada pada lembar kegiatan siswa. 13. Mengelola kelas

14. Kesesuaian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan rencana pembelajaran sebelumnya.

15. Memberikan informasi materi pembelajaran yang akan dipelajari selanjutnya.

16. Membuat kesimpulan terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan.

17. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

17. Menyampaikan materi yang akan dibahas selanjutnya.

18. Kemampuan menutup pembelajaran

(meminta siswa untuk berdo’a) D.Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dilakukan suatu teknik pengumpulan data. Data dalam penelitian ini akan

dikumpulkan melalui tes kemampuan membaca pemahaman dengan

menggunakan strategi RAP, KWL, dan lembar observasi. Data yang berkaitan dengan kemampuan membaca pemahaman siswa dikumpulkan melalui tes (prates dan pascates) data mengenai hasil observasi aktivitas siswa dikumpulkan melalui lembar observasi pada setiap pertemuan.

E.Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu secara kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui analisis terhadap jawaban peserta didik pada tes


(12)

kemampuan membaca pemahaman. Sebelum data penelitian dianalisis dengan menggunakan SPSS 20, terlebih dahulu perlu dipersiapkan beberapa hal di bawah ini :

1. Memberi skor jawaban prates dan pascates siswa sesuai dengan alternatif jawaban dan rubrik penskoran yang digunakan.

2. Membuat tabel skor prates dan pascates siswa kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.

3. Menghitung data perbandingan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP dan KWL terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa yang dianalisis dengan menggunakan uji statistik terhadap skor prates, pascates dan normalisasi gain. Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa, peneliti menganalisis data hasil tes dengan normalisasi gain yang dihitung dengan menggunakan rumus gain ternomalisasi yang dikembangkan oleh Hake (Meltzer, 2002, hlm. 3) yaitu :

Gain ternormalisasi (g) = � − � �

� � � − � �

Kriteria normalisai gain menurut Hake adalah sebagai berikut : Tabel 3.8

Kriteria Gain

Normalisasi Gain Kriteria

g > 0,70 Tinggi

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

4. Menetapkan tingkat kesalahan atau taraf signifikasi yaitu 5% ( � = 0,05 ). Sebelum dilakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas variansi data. Uraian uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas variansi data adalah sebagai berikut :


(13)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk skor prates, pascates, dan N-gain kemampuan membaca pemahaman cerpen bertujuan untuk mengetahui kenormalan distribusi data. Uji normalitas dilakukan pada skor prates, pascates, dan N-gain pada kelompok eksperimen 1 yang mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi RAP dan kelompok eksperimen 2 yang mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan stategi KWL. Uji normalitas diperlukan untuk menentukan uji statistik apa yang akan digunakan pada analisis selanjutnya. Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

Taraf signifikansinya yaitu 5% atau 0,05. Uji statistik yang akan digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut : Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai

signifikansi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas antara dua kelompok data dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok homogen atau tidak homogen. Pengujian ini dapat dilakukan jika data yang diuji berdistribusi normal.

Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : Variansi antara kedua kelompok sampel sama.

H1 : Variansi antara kedua kelompok sampel tidak sama.

Taraf signifikansi yang akan digunakan yaitu 5% atau α = 0,05.

Pengujian homogenitas varians data skor prates, pascates, dan N-gain kemampuan membaca pemahaman menggunakan uji statistik Levene (Levene Statistic). Kriteria pengujiannya sebagai berikut: Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai signifikansi lebih dari atau sama


(14)

3. Uji Perbedaan Dua Rata – rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) secara signifikan antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan terhadap data skor hasil prates, pascates dan N-Gain.

Hipotesis yang akan diuji untuk perbedaan dua rerata skor prates kemampuan membaca pemahaman adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan rerata skor prates kemampuan membaca

pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

H1 : Terdapat perbedaan rerata skor prates kemampuan membaca

pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

Hipotesis yang akan diuji untuk perbedaan dua rerata skor pascates kemampuan membaca pemahaman adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan rerata skor postes kemampuan membaca

pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

H1 : Terdapat perbedaan rerata skor postes kemampuan membaca

pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

Sementara itu, hipotesis yang akan diuji untuk perbedaan dua rerata skor N-gain kemampuan membaca pemahaman adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan rerata skor N-gain kemampuan membaca


(15)

dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

H1 : Terdapat perbedaan rerata skor N-gain kemampuan membaca

pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

Taraf signifikansi yang digunakan yaitu 5% atau α = 0,05. Uji statistik yang digunakan tergantung dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas variansi data. Jika kedua data berdistribusi normal, maka pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu uji Independent-Samples t Test. Jika variansi kedua kelompok data homogen, nilai signifikansi yang diperhatikan yaitu nilai pada baris “Equal variances assumed”. Sedangkan jika variansi kedua kelompok data tidak homogen, nilai signifikansi yang diperhatikan yaitu nilai pada baris “Equal variances not assumed”. Sedangkan jika terdapat minimal satu data tidak berdistribusi normal, maka pengujian menggunakan uji statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney. Hal ini diungkapkan oleh Ruseffendi (2008, hlm. 398) yang menyatakan bahwa uji Mann-Whitney adalah uji nonparamterik yang cukup kuat sebagai pengganti uji -t, dalam hal asumsi distribusi-t tidak dipenuhi. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka �0 ditolak dan jika nilai signifikansi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka �0 diterima.

F. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Persiapan dalam penelitian ini adalah:

a. Melakukan studi pendahuluan mengenai pembelajaran membaca menggunakan

strategi RAP ( Read – Ask – Paraphrase ) dan pembelajaran membaca menggunakan strategi KWL ( Know – Want to know – Learned ) di Sekolah Dasar Kelas IV.


(16)

b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP yang disesuaikan dengan PP. No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab IV Standar Proses Pasal 20.

c. Menyusun instrumen penelitian yang disertai dengan proses bimbingan dengan dosen pembimbing.

d. Melakukan validasi instrumen ke beberapa orang ahli. e. Memilih populasi dan sampel penelitian.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian, hal pertama yang dilakukan peneliti adalah menentukan kelas eksperimen 1, yaitu kelas yang memperoleh pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP ( Read – Ask – Paraphrase ),dan kelas eksperimen 2, yaitu kelas yang memperoleh pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL (Know – Want to know – Learned). Pelaksanaan penelitian pada masing-masing kelas, yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dilakukan sebanyak 10 pertemuan, dengan rincian 8 pertemuaan untuk proses pembelajaran dan 2 pertemuan lainnya masing-masing untuk prates dan pascates. Prates dilakukan pada pertemuan pertama, sebelum proses pembelajaran. Delapan pertemuan berikutnya dilakukan proses pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP di kelas eksperimen 1, dan strategi KWL di kelas eksperimen 2. Pertemuan terakhir dilakukan postes bagi siswa di kedua kelas eksperimen tersebut. Selama proses pembelajaran, di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2dilakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa yang dilakukan oleh observer. Hasil observasi kegiatan guru dan siswa ini dituliskan di lembar observasi yang kemudian dianalisis oleh peneliti untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran.

Prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan, secara sederhana digambarkan pada alur penelitian berikut ini:


(17)

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Prates

Kelas Eksperimen 1 Strategi RAP

Penyusunan, revisi, dan pengesahan instrumen

Kelas Eksperimen 2 Strategi KWL

Observasi Observasi

Pascates

Analisis Data Pengolahan Data


(1)

kemampuan membaca pemahaman. Sebelum data penelitian dianalisis dengan menggunakan SPSS 20, terlebih dahulu perlu dipersiapkan beberapa hal di bawah ini :

1. Memberi skor jawaban prates dan pascates siswa sesuai dengan alternatif jawaban dan rubrik penskoran yang digunakan.

2. Membuat tabel skor prates dan pascates siswa kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.

3. Menghitung data perbandingan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP dan KWL terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa yang dianalisis dengan menggunakan uji statistik terhadap skor prates, pascates dan normalisasi gain. Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa, peneliti menganalisis data hasil tes dengan normalisasi gain yang dihitung dengan menggunakan rumus gain ternomalisasi yang dikembangkan oleh Hake (Meltzer, 2002, hlm. 3) yaitu :

Gain ternormalisasi (g) = � − � �

� � � − � �

Kriteria normalisai gain menurut Hake adalah sebagai berikut : Tabel 3.8

Kriteria Gain

Normalisasi Gain Kriteria g > 0,70 Tinggi 0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

4. Menetapkan tingkat kesalahan atau taraf signifikasi yaitu 5% ( � = 0,05 ). Sebelum dilakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas variansi data. Uraian uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas variansi data adalah sebagai berikut :


(2)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk skor prates, pascates, dan N-gain kemampuan membaca pemahaman cerpen bertujuan untuk mengetahui kenormalan distribusi data. Uji normalitas dilakukan pada skor prates, pascates, dan N-gain pada kelompok eksperimen 1 yang mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan strategi RAP dan kelompok eksperimen 2 yang mendapatkan pembelajaran membaca menggunakan stategi KWL. Uji normalitas diperlukan untuk menentukan uji statistik apa yang akan digunakan pada analisis selanjutnya. Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

Taraf signifikansinya yaitu 5% atau 0,05. Uji statistik yang akan digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut : Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai signifikansi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas antara dua kelompok data dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok homogen atau tidak homogen. Pengujian ini dapat dilakukan jika data yang diuji berdistribusi normal.

Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : Variansi antara kedua kelompok sampel sama.

H1 : Variansi antara kedua kelompok sampel tidak sama.

Taraf signifikansi yang akan digunakan yaitu 5% atau α = 0,05. Pengujian homogenitas varians data skor prates, pascates, dan N-gain kemampuan membaca pemahaman menggunakan uji statistik Levene (Levene Statistic). Kriteria pengujiannya sebagai berikut: Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai signifikansi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima.


(3)

3. Uji Perbedaan Dua Rata – rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) secara signifikan antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan terhadap data skor hasil prates, pascates dan N-Gain.

Hipotesis yang akan diuji untuk perbedaan dua rerata skor prates kemampuan membaca pemahaman adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan rerata skor prates kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

H1 : Terdapat perbedaan rerata skor prates kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

Hipotesis yang akan diuji untuk perbedaan dua rerata skor pascates kemampuan membaca pemahaman adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan rerata skor postes kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

H1 : Terdapat perbedaan rerata skor postes kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

Sementara itu, hipotesis yang akan diuji untuk perbedaan dua rerata skor N-gain kemampuan membaca pemahaman adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan rerata skor N-gain kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca


(4)

dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

H1 : Terdapat perbedaan rerata skor N-gain kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.

Taraf signifikansi yang digunakan yaitu 5% atau α = 0,05. Uji statistik yang digunakan tergantung dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas variansi data. Jika kedua data berdistribusi normal, maka pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu uji Independent-Samples t Test. Jika variansi kedua kelompok data homogen, nilai signifikansi yang diperhatikan yaitu nilai pada baris “Equal variances assumed”. Sedangkan jika variansi kedua kelompok data tidak homogen, nilai signifikansi yang diperhatikan yaitu nilai pada baris

“Equal variances not assumed”. Sedangkan jika terdapat minimal satu data tidak berdistribusi normal, maka pengujian menggunakan uji statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney. Hal ini diungkapkan oleh Ruseffendi (2008, hlm. 398) yang menyatakan bahwa uji Mann-Whitney adalah uji nonparamterik yang cukup kuat sebagai pengganti uji -t, dalam hal asumsi distribusi-t tidak dipenuhi. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka �0 ditolak dan jika nilai signifikansi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka �0 diterima.

F. Prosedur Penelitian 1. Persiapan

Persiapan dalam penelitian ini adalah:

a. Melakukan studi pendahuluan mengenai pembelajaran membaca menggunakan strategi RAP ( Read – Ask – Paraphrase ) dan pembelajaran membaca menggunakan strategi KWL ( Know – Want to know – Learned ) di Sekolah Dasar Kelas IV.


(5)

b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP yang disesuaikan dengan PP. No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab IV Standar Proses Pasal 20.

c. Menyusun instrumen penelitian yang disertai dengan proses bimbingan dengan dosen pembimbing.

d. Melakukan validasi instrumen ke beberapa orang ahli. e. Memilih populasi dan sampel penelitian.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian, hal pertama yang dilakukan peneliti adalah menentukan kelas eksperimen 1, yaitu kelas yang memperoleh pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP ( Read – Ask –

Paraphrase ), dan kelas eksperimen 2, yaitu kelas yang memperoleh pembelajaran

membaca dengan menggunakan strategi KWL (Know – Want to know – Learned). Pelaksanaan penelitian pada masing-masing kelas, yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dilakukan sebanyak 10 pertemuan, dengan rincian 8 pertemuaan untuk proses pembelajaran dan 2 pertemuan lainnya masing-masing untuk prates dan pascates. Prates dilakukan pada pertemuan pertama, sebelum proses pembelajaran. Delapan pertemuan berikutnya dilakukan proses pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi RAP di kelas eksperimen 1, dan strategi KWL di kelas eksperimen 2. Pertemuan terakhir dilakukan postes bagi siswa di kedua kelas eksperimen tersebut. Selama proses pembelajaran, di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dilakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa yang dilakukan oleh observer. Hasil observasi kegiatan guru dan siswa ini dituliskan di lembar observasi yang kemudian dianalisis oleh peneliti untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran.

Prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan, secara sederhana digambarkan pada alur penelitian berikut ini:


(6)

Gambar 3.1 Alur Penelitian Studi Pendahuluan

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Prates

Kelas Eksperimen 1 Strategi RAP

Penyusunan, revisi, dan pengesahan instrumen

Kelas Eksperimen 2 Strategi KWL

Observasi Observasi

Pascates

Analisis Data Pengolahan Data