BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR: Studi Eksperimen, Terhadap Siswa Sekolah Dasar Kelas III SD Negeri Lialang Tahun Ajaran 2014/2015.

(1)

BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR

(StudiEksperimen, Terhadap Siswa Sekolah Dasar Kelas III SD Negeri Lialang Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagianSyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikan Program Pendidikan Guru SekolahDasar

Oleh

Veni Vita Khairunnisa 1106160

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG


(2)

BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR

(Studi Eksperimen, Terhadap Siswa Sekolah Dasar Kelas III SD Negeri Lialang Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh

Veni Vita Khairunnisa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©Veni Vita Khairunnisa 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

ABSTRAK

BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SISWA SEKOLAH

DASAR

(Studi Eksperimen, terhadap siswa kelas III SD Negeri Lialang Tahun Ajaran 2014/2015)

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen.Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan 47 % siswa belum mencapai batas maksimal KKM.Oleh karena itu, ingin melakukan penelitian menggunakan media buku cergam karya.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Metode yang digunakan yaitu eksperimen desain Quasi Experimental bentuk nonequivalent Control Group

Design.Disebut dengan eksperimen kuasi karena penelitian ini memiliki dua kelompok dengan pemilihan secara random.Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen 53,56 dan kelas kontrol 59,00 maka kemampuan apresiasi cerpen kelas kontrol memiliki nilai rata-rata lebih besar dibandingkan kelas eksperimen. Setelah melakukan treatment dengan menggunakan media buku cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu selama tiga kali memperoleh rata-rata post-test kelas eksperimen 86,48 dan kelas kontrol 77,13 maka kemampuan apresiasi cerpen dengan menggunakan media buku cergam pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan pembelajaran apresiasi cerpen yang tidak menggunakan media pada kelas kontrol. Selisih hasil pre-test dan post-test di kelas eksperimen adalah 32,92 dan selisih di kelas kontrol adalah 16,13. Dapat dilihat peningkatan kemampuan hasil belajar siswa dalam apresiasi cerpen menggunakan media buku cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu lebih signifikan dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan media.Diharapkan pengajar menggunakan sebuah media buku cergam dalam pembelajaran apresiasi cerpen agar siswa dapat berpikir secara nyata dan pembelajaran lebih inovatif. Bagi peneliti selanjutnya lebih membahas secara mendalam mengenai kemampuan apresiasi cerpen yang akan diajarkan.


(5)

Abstract

Background of the research was lack of students ability in appreciation of short story. Based on the results of observation, the reasearcher found that 47 % students have not reached the standard minimum score. Therefore, the researcher tried toconducted the research by using the picture story book. The Method of this research was quantitative by experimental form of nonequivalent Control Group Design because it has two research groups by random selection. Based on the results of pre-test, the average score of experimental class got 53,56and control class got 59.00. So, the average score in control class wash higher than experimental class. After giving treatment by using picture story bookby Fita Chakra and Indra Bayu during three times, the average score of post-test in experimental class got 86,48 and control class got 77,13. So, the appreciation of short story ability by using picture books in experimental class was good if compared with control class which did not using appreciation of short story. The result difference of pre-test and post-pre-test was 32,92in experimental class and 16,13 in control class. It can be seen that improving students ability in appreciation of short story by using picture story book Fita Chakra and Indra Bayu more significant compared with the learning which did not use the media. Teachers are expected to use a media story book images in learning an appreciation of short stories so that students are able to think concretely and more innovative learning. For more researchers discuss in depth about the ability of appreciation of short stories that will be taught.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian... 3

E. Definisi Operasional ... 3

F. Sistematika Penelitian ... 4

BAB II CERITA BERGAMBAR, APRESIASI CERPEN DAN PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA CERGAM A. Kajian Teori... 6

B. Kajian Hasil Penelitian ... 12

C. Hipotesis Penelitian ... 13

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 14

B. Metode Penelitian ... 14

C. Teknik Penelitian ... 15

D. Latar/ Setting Penelitian ... 18

E. Populasi dan Subjek Penelitian ... 18

F. Instrumen Penelitian ... 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27

B. Pembahasan ... 71


(7)

A. Simpulan... 77 B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Nilai N-Gain Ternormalitas ... 18

3.2 Interpretasi Koefisien Kolerasi ... 23

3.3 Reabilitas Guilford ... 24

3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ... 25

3.5 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 26

4.1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 28

4.2 Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 30

4.3 Statistik Deskriptif Data Pretest... 33

4.4 Uji Normalitas Data Pretest ... 34

4.5 Uji Homogenitas Data Pretest ... 36

4.6 Independent Sample Test (Uji T) ... 37

4.7 Pengelompokkan Data Pretest Kelas Eksperimen ... 38

4.8 Pengelompokkan Data Pretest Kelas Kontrol... 40

4.9 Nilai PosttestKelas Eksperimen ... 43

4.10 Nilai PosttestKelas Kontrol... 45

4.11 Statistik Deskriptif Data Posttest ... 47

4.12 Uji Normalitas Data Posttest ... 48

4.13 Uji Homogenitas Data Posttest ... 51

4.14 Independent Sample Test (Uji T) ... 53

4.15 Pengelompokkan Data PosttestKelas Eksperimen... 54

4.16 Pengelompokkan Data Posttest Kelas Kontrol ... 56

4.17 Statistik Deskriptif Data Pengelompokkan Posttest Kelas Eksperimen ... 58

4.18 Hasil Uji One Way Anova ... 59

4.19 Hasil Uji Scheffe ... 60

4.20 Data N-Gain Kelas Eksperimen ... 61


(9)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram

4.1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 30

4.2 Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 32

4.3 Plots Pretest Kelas Eksperimen ... 35

4.4 Plots Pretest Kelas Kontrol ... 35

4.5 Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 45

4.6 Nilai Posttest Kelas Kontrol... 47

4.7 Plots Posttest Kelas Eksperimen ... 50

4.8 Plots Posttest Kelas Kontrol ... 50

4.9 Data N-Gain Kelas Eksperimen ... 63


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) treatment 1 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) treatment 2 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) treatment 3 4. Lembar Kerja Siswa (LKS)Pretest dan Posttest

5. Cover Buku Cergam Karya Fita Chakra dan Indra Bayu 6. Hasil uji deskriptif statistik data pretest

7. Hasil uji normalitas dan homogenitas data pretest

8. Hasil uji perbedaan dua rata-rata (uji T) pretest

9. Hasil uji normalitas dan homogenitas data posttest

10.Hasil uji perbedaan dua rata-rata (uji T) posttest

11.Hasil uji Anova Dan Scheffe posttestkelas eksperimen 12.Lembar observasi kegiatan guru treatment 1

13.Lembar observasi kegiatan guru treatment 2 14.Lembar observasi kegiatan guru treatment 3

15.Hasil kerja siswa Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol 16.Hasil kerja siswa Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol 17.Foto kegiatan pembelajaran


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang penelitian

Pembelajaran bahasa menitikberatkan pada empat keterampilan berbahasa, yakni mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.Keterampilan berbahasa berkaitan dengan bahasa dan sastra. Pembelajaran sastra dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra.

Apresiasi sastra di SD dilakukan secara terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia.Dengan mempelajari apresiasi karya sastra dapat mengajak siswa untuk melihat sisi penting dalam sebuah karya sastra.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas III SD Negeri Lialang Kecamatan Taktakan Kota Serang pada tanggal 31 Maret 2015, peneliti menemukan permasalahan.Dari hasil pengamatan yang dilakukan dan sumber data yang diperoleh, siswa belum mampu mengapresiasi cerita dengan baik sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa pun kurang baik. Kemampuan anak dalam pembelajaran apresiasi sastra, khususnya cerpen yaitu 47 % siswa yang belum mampu mencapai batas maksimal KKM.

Salah satu penyebab hal tersebut yaitu guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran kurang menarik bagi siswa.Berdasarkan hal tersebut, perlu ditemukan solusi. Maka dari itu, peneliti ingin meneliti penggunaan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran apresiasi cerpen ini.

Media merupakan sebuah alat yang digunakan dalam pembelajaran agar lebih efektif dan inovatif sehingga menarik minat dan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar berlangsung. Maka dari itu, memilih media haruslah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan. Dalam pembelajaran apresiasi cerpen peneliti menggunakan media yaitu cerita bergambar.

Menurut Stewig (Nurgiyantoro, 2005, hlm. 4) salah satu alasan mengapa anak diberi buku bacaan sastra adalah memperoleh kesenangan. Salah


(12)

satu buku sastra anak, yaitu buku cerita bergambar.Cerita bergambar adalah sebuah cerita yang disertai dengan gambar-gambar sebagai pendukung pemahaman anak terhadap isi cerita tersebut. Anak usia SD cenderung lebih tertarik membaca cerita bergambar.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini diberi judul “Buku Cergam Karya Fita Chakra dan Indra Bayu sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Cerpen di Sekolah Dasar”.

B.Rumusan masalah penelitian.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran apresiasi cerpen siswa kelas III SD Negeri Lialang dengan menggunakan mediacergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu?

2. Bagaimana hasil pembelajaran apresiasi cerpen pada kelas kontrol dan kelas eksperimen siswa kelas III SD Negeri Lialang dengan menggunakan media cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil yang signifikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen siswa kelas III SD Negeri Lialang dalam pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan media cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu?

C.Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yaitu:

1. Ingin mengetahui proses pembelajaran apresiasi cerpen siswa kelas III SD Negeri Lialang sebelum dan sesudah menggunakan media cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu.

2. Ingin mengetahui hasil pembelajaran apresiasi cerpenpada kelas kontrol dan kelas eksperimen siswa kelas III SD Negeri Lialang dengan menggunakan media cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu.

3. Ingin mengidentifikasi perbedaan hasil pada kelas kontrol dan kelas eksperimen siswa kelas III SD Negeri Lialang dalam proses pembelajaran


(13)

apresiasi cerpen dengan menggunakan media cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu.

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat dari segi teori

Manfaat dari segi teori, yakni media cergam dapat dijadikan sebuah referensi dalam pembelajaran apresiasi cerpen. Sehingga guru-guru mengetahui media apa saja yang dapat digunakan untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran apresiasi sastra.

2. Manfaat dari segi kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah dalam pembelajaran apresiasi sastra, khusunya cerpen.sehingga pihak sekolah memberikan kebijakan dengan mengevaluasi kembali proses pembelajaran apresiasi cerpen yang diberikan guru kepada siswa dengan memberikan media yang kreatif dan inovatif dengan menggunakan cergam.

3. Manfaat dari segi pembaca

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca atau masyarakat sehingga mengetahui tentang pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan cergam.

E. Definisi Operasional

Untuk memudahkan dan memberikan persamaan persepsi, maka diberikan pembatasan pengertian-pengertian istilah yang terdapat dalam penelitian ini, istitlah-istilah tersebut adalah:

1. Cergam

Cerita gambar merupakan singkatan dari cerita bergambar yang berarti sebuah cerita yang disajikan dalam bentuk gambar-gambar yang biasanya diperuntuhkan untuk anak-anak. Cerita bergambar yang digunakan yaitu karya Fita Chakra dan Indra Bayu dengan judul sebagai berikut:


(14)

b. Ah! Tak Enak Jadi Anak Copycat! c. Ups! Aku Tidak Ceroboh Lagi! d. Sip! Aku Bukan Anak Pelupa! 2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang digunakan dalam menyampaikan suatu pelajaran agar lebih efektif dan inovatif.

3. ApresiasiCerpen

Apresiasi cerpen adalah sebuah penghayatan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah karya cerita pendek.

F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah Penelitian C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian E. Definisi Operasional F. Sistematika Penelitian

BAB II MEDIA PEMBELAJARAN CERITA GAMBAR, APRESIASI CERPEN

A. Kajian Teori

B. Kajian Hasil Penelitian C. Hipotesis Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

B. Metode Penelitian C. Teknik Penelitian D. Latar/ Setting Penelitian

E. Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian F. Intrumen Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian


(15)

2. Pembahasan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan


(16)

(17)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A.Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Menurut Sugiyono (2012, hlm. 14) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

B.Metode penelitian

Metode penelitian kuantitatif menggunakan metode penelitian eksperimen.Desain eksperimen, yakni Quasi Experimental.Menurut Kumar (Seniati, dkk, 2009, hlm. 37) penelitian eksperimental-kuasi sebagai penelitian semi-eksperimental.Bentuk penelitian ini adalah nonequivalent Control Group

Design.Desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih yakni kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.Kelompok eksperimen diberi perlakukan dan dilakukan posttest untuk memperoleh perbedaan hasil setelah diberikan perlakukan pada kelompok eksperimen. Desain penelitian di gambarkan sebagai berikut :

Quasi Experimental bentuk nonequivalent control group design

(Sugiyono, 2013, hlm. 118) Keterangan :

O = Tes Awal dan Test Akhir. X = Perlakuan.

.... = Subjek tidak dipilih acak.

O

1

X O

2


(18)

Desain penelitian eksperimen sebagai berikut:

C. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data a.Observasi

Observasi dilakukan dengan melakukan proses pengamatan pembelajaran yang dilakukan guru selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media cergam pada pembelajaran apresiasi cerpen untuk memperoleh data. Dimana dalam melakukan penelitian mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.

Studi Pustaka dan Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah dan Hipotesis

Penyusunan Instrumen Penentuan Populasi dan Sampel

Pretest

Treatment1

Posttest

Treatment2

Treatment3

Pembahasan Data


(19)

b. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran apresiasi cerpen.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Analisis Data Test Awal

Data awal yang dianalisis oleh peneliti yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji kesamaan dua rata – rata ( uji T) untuk mengetahui kelompok rendah, sedang, dan tinggi antara kelas eksperiman dan kelas kontrol. Proses analisis didapat dilakukan dengan bantuan program

software SPSS versi 20.0 for windows.

b. Analisis Data Test Akhir

Pada data hasil tes akhir yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mendapatkan data, seperti: uji homogenitas, analisis pengelompokan test akhir dari nilai test awal sebelumnya, uji pembeda dua rata – rata ( uji T), uji rata rata tes akhir dan analisis data data N-Gain.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data berditribusi normal atau tidak sehingga memperoleh nilai rendah, sedang, dan tinggi. Signifikansi dikatakan normal harus di atas 5% atau 0,05. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu akan dilakukan uji normalitas (Sugiyono, 2013, hlm. 204).

d. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kelas yang homogen. Penelitian boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam populasi benar-benar homogen.


(20)

Uji kesamaan rata-rata menggunakan kesamaan varians digunakan untuk mengetahui adatidaknya perbedaan rata-rata kondisi awal populasi.

Menurut seorang ahli Riduwan (2013, hlm.239) menyatakan rumus yang dapat digunakan adalah :

t

=

1

_

2

1

1

+

1

2

Dengan

=

− � +(� − )�

+ −

Keterangan :

�1 = rata – rata kelas eksperimen �2 =rata – rata kelas kontrol

S = simpangan baku

�1 = banyaknya siswa kelas eksperimen

�2 = banyaknya siswa kelas kontrol

�12 = varians kelas eksperimen

�22 = varians kelas kontrol.

f. Penghitungan Gain Ternormalitas

Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana peningkatan kemampuan apresiasi cerpen menggunakan media cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu. Adapun perhitungan gain ternormalisasi menggunakan rumus :

g =

� �

Keterangan :

g = Gain

Untuk melihat peningkatan N-Gain siswa, dapat dilihat dari acuan dalam tabel berikut:


(21)

Gain Klasifikasi

g > 0,7 Gain tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Gain sedang

g ≤ 0,3 Gain rendah

Tabel 3.1 Nilai Gain Ternormalitas

D. Latar/ Setting Penelitian

Lokasi yang digunakan penelitian ini yaitu SD Negeri Lialang.Pemilihan lokasi ini dipilih karena merupakan SD Program Pelatihan Lapangan peneliti sehingga sudah beradaptasi dengan sekolah, guru, maupun murid SD tersebut sebelum dilakukan penelitian. Dengan demikian semoga penelitian ini akan berjalan dengan lancar.

E. Populasi dan Subjek Penelitian

Sampel yang digunakan yaitu SD Negeri Lialang.Populasi yang digunakan yaitu seluruh siswa kelas III SD Negeri Lialang.Subjek penelitian ini yaitu siswa-siswa SD Negeri Lialang kelas III yang memiliki kelas paralel. Kelas III A terdiri dari 43 siswa dengan 17 laki-laki dan 26 perempuan dan kelas III B terdiri dari 43 siswa dengan 14 laki-laki dan 29 perempuan.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan tes dan non tes.Tes berupa soal-soal mengenai kemampuan siswa dalam memahami cerita.Sedangkan non tes berupa observasi.

1. Tes

Tes awal diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengukur kemampuan awal yang diberikan sebelum dilakukan pembelajaran (treatment). Sedangkan test akhir diberikan untuk mengukur peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa terhadap cerita bergambar.

Peneliti membuat tes soal pretest mengenai aperesiasi cerpen yang diawali dengan menyusun kisi-kisi soal yang mencakup standar kompetensi,


(22)

kompetensi dasar, indikator sebagai tolak ukur sehingga menghasilkan pertanyaan yang telah dijabarkan pada indikator dan membuat kunci jawaban serta format penilaian.Tes soal yang dibuat adalah uraian singkat yang dibuat untuk mengukur seberapa besar pemahaman siswa terhadap bacaan yang telah dibaca.

KISI-KISI SOAL

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : III

Semester : II

Jumlah Soal : 6 (Enam)

Standar

Kompetensi Indikator Tingkat

Tingkat

Kognitif Jumlah

Kesukaran C1 C2 C3 Mudah Sedang Sukar

Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif dan membaca dongeng Menetukan tema Mudah

Sedang 1 1

Sukar

Menentukan tokoh dan penokohan

cerita

Mudah 2 1

Sedang

Sukar

Menentukan latar/ setting

cerita

Mudah 3 1

Sedang Sukar Menentukan alur/ plot cerita Mudah

Sedang 4 1

Sukar Menentukan sudut pandang pengarang Mudah

Sedang 5 1

Sukar


(23)

Menyimpulk an amanat dalam cerita

Mudah

Sedang

Sukar 6 1

Jumlah 2 3 1

Keterangan:

a. Jumlah Soal : 6 soal essay

b. Tingkat Kesukaran : Mudah = 2 soal : Sedang = 3 soal : Sukar = 1 soal c. Tingkat Kognitif : C1 = 2 soal

C2 = 3 soal

C3 = 1 soal

Kriteria Penilaian: a. Kesesuaian tema

5 :Menjawab tema berdasarkan cerita dengan jelas dan tepat. 3 : Menjawab tema berdasarkan cerita dengan kurang tepat. 1 : Menjawab tema berdasarkan cerita dengan tidak tepat. b. Kesesuaian tokoh dan penokohan

20 : Menyebutkan seluruh tokoh dan penokohan secara lengkap dan benar.

14 : Menyebutkan hanya sebagian tokoh dan penokohan dengan benar. 8 : Menyebutkan hanya satu tokoh dan penokohan secara benar. c. Kesesuaian latar/ setting

20 : Menyebutkan seluruh latar yang terdapat dalam cerita.

14 : Menyebutkan hanya sebagian latar yang terdapat dalam cerita. 8 : Menyebutkan hanya satu latar yang terdapat dalam cerita. d. Kesesuaian alur

10 :Menjelaskan alur dengan benar dan tepat. 7 : Menjelaskan alur kurang tepat.


(24)

e. Kesesuaian sudut pandang

30 : Menjelaskan sudut pandang dengan benar dan tepat. 20 : Menjelaskan alur kurang tepat.

10 : Menjelaskan alur tidak tepat. f. Kesesuaian amanat

15 : Menjelaskan amanat berdasarkan cerita dengan benar dan tepat. 10 : Menjelaskan amanat berdasarkan cerita kurang tepat.

5 : Menjelaskan amanat berdasarkan cerita tidak tepat.

2. Non Tes

Non tes yang lakukan pada penelitian ini adalah observasi. Observasi dilakukan kepada guru yang melakukan proses pengajaran dikelas. Adapun lembar observasinya sebagai berikut.

LEMBAR OBSERVASI GURU

Aspek Kegiatan Guru Ada Tidak

Ada

Kegiatan Awal

Guru mengkondisikan kelas Guru meminta siswa berdo’a

Guru melakukan komunikasi mengenai kehadiran siswa

Guru melakukan apersepsi

Kegiatan Inti

Guru memberikan media cerita gambar berjudul

“Yess!!! Aku Tak Minder Lagi! ” kepada siswa.

Guru meminta siswa membaca dalam hati Guru menjelaskan cara menemukan unsur instrinsik meliputi: tema, tokoh dan sifat tokoh, latar, alur, sudut pandang, dan amanat.

Guru membimbing siswa bersama teman sekelompok menentukan unsur-unsur cerita tersebut.

Guru meminta siswa mengerjakan soal secara individu terkait cerita.


(25)

Guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa meluruskan

kesalahpahaman dan memberi penguatan.

Kegiatan Penutup

Guru bersama siswa membuat kesimpulan belajar.

Guru mengakhiri pembelajaran.

Guru meminta siswa berdo’a

a) Validitas

Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2013, hlm.168).

Penelitian ini melakukan validitas dan reabilitas data.Validitas butir soal yang dinilai oleh validator adalah: (1) kesesuaian antara indikator dan dan butir soal (2) kejelasan bahasa dalam soal, (3) kesesuaian soal dengan tingkat kemampuan siswa, dan (4) kebenaran materi atau konsep.

Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal oleh rumus korelasi product moment sebagai berikut menurut Arikunto (2009, hlm. 72)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = banyak subjek

S = skor butir soal yang dicari validitasnya Y = skor total

XY = perkalian antara skor butir soal dengan skor total

r

xy

=

�∑ −

(

)(

)


(26)

Setelah nilai koefisiennya diketahui maka kemudian nilai rxy>

tabel dan α = 5% maka dapat dienterprestasikan berdasarkan besarnya

koefisien korelasi sebagai berikut menurut Arikunto (2009, hlm.174):

Koefisien Korelassi ( rxy)

Interpretasi

0,800- 1,00 Validitas sangat tinggi

0.600- 0,800 Validitas tinggi

0,400 – 0,600 Validitas sedang

0,200 – 0,400 Validitas rendah

0,00 – 0,200 Validitas sangat rendah

Kurang dari 0.00 Tidak valid

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi.

Berdasarkan hasil anates yang telah dilakukan, nilai kolerasiXY yang diperoleh 0,45 dengan kategori validitas sedang.

b) Reliabilitas

Dalam peneltian uji reliabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Seringkali penelitian tidak melakukan proses kelapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti ini perlu diuji reliabilitasnya.

Reabilitas suatu instrumen evaluasi adalah keajegan instrumen yang apabila dilakukan kepada subjek yang sama dengan orang, waktu, atau tempat yang berbeda maka akan menghasilkan hasil yang sama.

Untuk mengetahui tingkat reabilitas pada tes kemampuan membaca pemhaman cerita bergambar yang berbentuk uraian, maka peneliti menggunakan program Anates untuk menghitungnya.

Untuk mengetahui tingkat realibilitas pada tes kemampuan membaca pemahaman yang berbentuk uraian digunakan rumus Alpha

Cronbarch(Sugiyono, 2013, hlm. 180) sebagai berikut:

r

11 =

(1 -

∑�


(27)

Keterangan :

r 11 = reabilitas yang dicari

N = banyaknya butir soal

� 12 = jumlah variens skor setiap butir soal

�2� = variens skor total

Setelah koefisien reabilitas diketahui, kemudian dikonfrensikan dengan kriteria Guilford (Sugiyono, 2013, hlm. 144), kriteria itu tampak pada tabel dibawah ini:

Koefesien Reabilitas Kreateria

0,00 – 0,20 Reabiltas kecil

0,20 -0,40 Reabilitas rendah

0,40 – 0,70 Reabilitas sedang

0,70 – 0,90 Reabilitas tinggi

0,90 – 1,00 Reabilitas sangat tinggi

Tabel 3.3 Reabilitas Guilford

Berdasarkan hasil data program anates yang telah dilakukan, nilai reabilitas instrumen yaitu 0,62 dengan kategori sedang.

c) Daya Pembeda

“Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu pola untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemapuan rendah)”(Arikunto, 2009, hlm. 211). Disini peneliti menggunakan program Anates untuk menghitung daya pembeda.

Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat DP. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Arikunto, 2009, hlm. 213) adalah sebagai berikut:

DP =

-

=

-

Keterangan :

DP = daya pembeda


(28)

dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar

JA = banyak peserta kelompok atas

JB = banyak peserta kelompok bawah

PA = BA

JA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P

sebagai indeks kesukaran)

PB = BB

JB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.

Kemudian klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda (Arikunto, 2009, hlm. 218) adalah sebagai berikut:

Daya Pembeda Klasifikasi

Kurang dari 0,00 Sangat jelek

0,00 -0,20 Jelek

0,20 -0,40 Cukup

0,40 - 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Sangat baik

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda

Berdasarkan hasil data program anates yang telah dilakukan, daya pembeda soal nomor 1 memperoleh 50,0 dengan klasifikasi baik, nomor 2 memperoleh 27,50 dengan klasifikasi cukup, nomor 3 memperoleh 47,50 dengan klasifikasi baik, nomor 4 memperoleh 37,50 dengan klasifikasi cukup, nomor 5 memperoleh 48,6 dengan klasifikasi baik, dan nomor 6 memperoleh 13,86 dengan klasifikasi jelek.

d) Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya dan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semngat untuk mencoba lagi. Karena diluar jangkauannya (Arikunto,2009, hlm. 207). Disini penelitian menggunakan program


(29)

anates untuk menghitung tingkat kesukarannya rumus mencari indeks kesukaran (Arikunto, 2009, hlm. 207)sebagai berikut:

P =

��

Keterangan :

P = tingkat kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut kententuan, indeks kesukaran diklasifikasi sebagai berikut:

Tingkat Kesukaran Kategori Soal

0,00 Soal terlalu sukar

1,00 – 0,30 Soal sukar

0,30 – 0,70 Soal sedang

0,70 – 1,00 Soal mudah

>1,00 Soal terlalu mudah

Tabel 3.5Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Hasil data program anates yang telah dilakukan, tingkat kesukaran nomor 1 dengan nilai 0,71 dengan kategori soal mudah, nomor 2 dengan nilai 0,56 dengan kategori soal sedang, nomor 3 dengan nilai 0,63 dengan kategori soal sedang, nomor 4 dengan nilai 0,71 dengan kategori soal mudah, nomor 5 dengan nilai 0,56 dengan kategori sedang, dan nomor 6 dengan nilai 0,40 dengan kategori sedang.


(30)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan analisis da temuan yang diperoleh selama penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas ekperimen dengan menggunakan media buku cergam karya Fia Chakra dan Indra Bayu dilakukan dalam tiga treatment. Treatment pertama dilakukan dengan membagikan media secara perorangan dengan judul “Yess ! Aku Tak Minder Lagi”, treatment kedua dilakukan dengan membagikan media secara berkelompok dengan judul “Ah! Tak Enak Jadi Anak Copycat!”,

dan treatment ketiga menggunakan media secara massal dengan judul

“Ups! Aku Tidak Ceroboh Lagi!”

2. Hasil pembelajaran siswa kelas kontrol memperoleh rata-rata posttest kelas eksperimen 86,48 dan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata 77,06. Maka kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen dengan menggunakan media buku cergam Karya Fita Chakra dan Indra Bayu memperoleh hasil belajar yang lebih baik dari pada kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen dengan menggunakan pembelajaran biasa.

3. Selisih hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen adalah 32,93 dan selisih di kelas kontrol adalah 18,60. Maka peningkatan kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen dengan menggunakan media buku cergam Karya Fita Chakra dan Indra Bayu memperoleh hasil yang signifikan dibandingkan kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen dengan menggunakan pembelajaran yang tidak menggunakan media.


(31)

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dilapangan dan menunjukkan hasil yang lebih baik dalam pembelajaran apresiasi cerpen menggunakan media cergam. Maka kepala sekolah dianjurkan untuk mendukung aktivitas guru agar menggunakan media buku cergam dalam proses pembelajaran apresiasi cerpen.

2. Guru

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan hasil yang lebih baik. Untuk guru sebaiknya menggunakan media buku cergam dalam proses pembelajaran khusunya apresiasi cerpen dibandingkan melakukan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan media apapun. Sebuah media cergam ini, anak dapat melihat secara visual dan lebih konkret.Karena siswa kelas rendah cenderung belum dapat berpikir secara konkret dan lebih senang dengan gambar-gambar yang terdapat dalam buku cergam sehingga dapat lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran apresiasi cerpen.

Maka peneliti menyarankan untuk guru untuk mengaplikasikan dan mengembangkan pembejararan menggunakan sebuah media buku cergam yang tentunya telah disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Untuk menerapkan pembelajaran menggunakan media cergam ini, sebaiknya guru mempersiapkan mulai dari RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa), media cerita gambar, dan hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran apresiasi cerpen sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

3. Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya mengingatkan bahwa kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen sangat penting maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.Sehingga penggunaan media cergam dapat berpengaruh besar


(32)

dalam peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan kelas yang tidak menggunakan media.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin.(2001). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Jakarta: Sinar Baru.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Azkiya, A. (2006). Pembelajaran Apresiasi Sastra Anak di Sekolah Dasar dengan

Cerita Bergambar. Skripsi Untirta. Serang: tidak diterbitkan.

Hafid, M. (2010). Pembelajaran Apresiasi Sastra (Cerita) di Kelas Rendah

Sekolah Dasar dengan Menggunakan Buku Bergambar. Skripsi Untirta.

Serang: tidak diterbitkan.

Kurniawan, I. (2008). Peningkatan Apresiasi Prosa dengan Menggunakan Buku

Cerita pada Kelas V SDN 15 Malepang Kabupaten Pesisir Selatan.S1

Thesis.Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurgiyantoro.B. (2005).Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Riduwan.(2013). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta

Sarumpaet, dkk.(2012). Kreatif Menulis Cerita Anak.Bandung : Nuansa.

Seniati, dkk.(2009). Psikologi Eksperimen.Jakarta : PT INDEKS

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Susilana dan Riyana.(2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.


(1)

dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JA = banyak peserta kelompok atas JB = banyak peserta kelompok bawah PA =

BA

JA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P sebagai indeks kesukaran)

PB = BB

JB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.

Kemudian klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda (Arikunto, 2009, hlm. 218) adalah sebagai berikut:

Daya Pembeda Klasifikasi

Kurang dari 0,00 Sangat jelek

0,00 -0,20 Jelek

0,20 -0,40 Cukup

0,40 - 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Sangat baik

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda

Berdasarkan hasil data program anates yang telah dilakukan, daya pembeda soal nomor 1 memperoleh 50,0 dengan klasifikasi baik, nomor 2 memperoleh 27,50 dengan klasifikasi cukup, nomor 3 memperoleh 47,50 dengan klasifikasi baik, nomor 4 memperoleh 37,50 dengan klasifikasi cukup, nomor 5 memperoleh 48,6 dengan klasifikasi baik, dan nomor 6 memperoleh 13,86 dengan klasifikasi jelek.

d) Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya dan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semngat untuk mencoba lagi. Karena diluar jangkauannya


(2)

anates untuk menghitung tingkat kesukarannya rumus mencari indeks kesukaran (Arikunto, 2009, hlm. 207)sebagai berikut:

P =

�� Keterangan :

P = tingkat kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut kententuan, indeks kesukaran diklasifikasi sebagai berikut:

Tingkat Kesukaran Kategori Soal

0,00 Soal terlalu sukar

1,00 – 0,30 Soal sukar

0,30 – 0,70 Soal sedang

0,70 – 1,00 Soal mudah

>1,00 Soal terlalu mudah

Tabel 3.5Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Hasil data program anates yang telah dilakukan, tingkat kesukaran nomor 1 dengan nilai 0,71 dengan kategori soal mudah, nomor 2 dengan nilai 0,56 dengan kategori soal sedang, nomor 3 dengan nilai 0,63 dengan kategori soal sedang, nomor 4 dengan nilai 0,71 dengan kategori soal mudah, nomor 5 dengan nilai 0,56 dengan kategori sedang, dan nomor 6 dengan nilai 0,40 dengan kategori sedang.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan analisis da temuan yang diperoleh selama penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas ekperimen dengan menggunakan media buku cergam karya Fia Chakra dan Indra Bayu dilakukan dalam tiga treatment. Treatment pertama dilakukan dengan membagikan media secara perorangan dengan judul “Yess ! Aku Tak Minder Lagi”, treatment kedua dilakukan dengan membagikan media secara berkelompok dengan judul “Ah! Tak Enak Jadi Anak Copycat!”,

dan treatment ketiga menggunakan media secara massal dengan judul

“Ups! Aku Tidak Ceroboh Lagi!”

2. Hasil pembelajaran siswa kelas kontrol memperoleh rata-rata posttest kelas eksperimen 86,48 dan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata 77,06. Maka kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen dengan menggunakan media buku cergam Karya Fita Chakra dan Indra Bayu memperoleh hasil belajar yang lebih baik dari pada kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen dengan menggunakan pembelajaran biasa.

3. Selisih hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen adalah 32,93 dan selisih di kelas kontrol adalah 18,60. Maka peningkatan kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen dengan menggunakan media buku cergam Karya Fita Chakra dan Indra Bayu memperoleh hasil yang signifikan dibandingkan kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen dengan menggunakan pembelajaran yang tidak menggunakan media.


(4)

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dilapangan dan menunjukkan hasil yang lebih baik dalam pembelajaran apresiasi cerpen menggunakan media cergam. Maka kepala sekolah dianjurkan untuk mendukung aktivitas guru agar menggunakan media buku cergam dalam proses pembelajaran apresiasi cerpen.

2. Guru

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan hasil yang lebih baik. Untuk guru sebaiknya menggunakan media buku cergam dalam proses pembelajaran khusunya apresiasi cerpen dibandingkan melakukan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan media apapun. Sebuah media cergam ini, anak dapat melihat secara visual dan lebih konkret.Karena siswa kelas rendah cenderung belum dapat berpikir secara konkret dan lebih senang dengan gambar-gambar yang terdapat dalam buku cergam sehingga dapat lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran apresiasi cerpen.

Maka peneliti menyarankan untuk guru untuk mengaplikasikan dan mengembangkan pembejararan menggunakan sebuah media buku cergam yang tentunya telah disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Untuk menerapkan pembelajaran menggunakan media cergam ini, sebaiknya guru mempersiapkan mulai dari RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa), media cerita gambar, dan hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran apresiasi cerpen sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.


(5)

dalam peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan kelas yang tidak menggunakan media.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin.(2001). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Jakarta: Sinar Baru.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Azkiya, A. (2006). Pembelajaran Apresiasi Sastra Anak di Sekolah Dasar dengan

Cerita Bergambar. Skripsi Untirta. Serang: tidak diterbitkan.

Hafid, M. (2010). Pembelajaran Apresiasi Sastra (Cerita) di Kelas Rendah

Sekolah Dasar dengan Menggunakan Buku Bergambar. Skripsi Untirta.

Serang: tidak diterbitkan.

Kurniawan, I. (2008). Peningkatan Apresiasi Prosa dengan Menggunakan Buku

Cerita pada Kelas V SDN 15 Malepang Kabupaten Pesisir Selatan.S1

Thesis.Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurgiyantoro.B. (2005).Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Riduwan.(2013). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta

Sarumpaet, dkk.(2012). Kreatif Menulis Cerita Anak.Bandung : Nuansa.

Seniati, dkk.(2009). Psikologi Eksperimen.Jakarta : PT INDEKS

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.