Pengembangan Alat Asesmen Kemampuan Memecahkan Masalah Melalui Tulisan Kolaborasi dengan Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada SMA Negeri 10 Bandung.

(1)

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Teknolgi Pendidikan Konsentrasi Perekaya Pembelajaran

Oleh: Rimka Nurfitriana

0906082

Departemen Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia 2015


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

RIMKA NURFITRIANA 0906082

Pengembangan Alat Asesmen kemampuan memecahkan masalah melalui tulisan kolaborasi dengan Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada

sma negeri 10 Bandung

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd

NIP. 195911211985031001

Pembimbing II

Dr. Riche Cynthia Johan, M.Si

NIP. 197611152001122001 Mengetahui,

Kepala Departemen Ketua Prodi

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Teknologi Pendidikan

Dr. H. Rudi Susilana, M.Si Dr. Riche Cynthia Johan, M.Si NIP. 196610191991021001 NIP. 197611152001122001


(3)

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Rimka Nurfitriana (0906082), Pengembangan Alat Asesmen Kemampuan Memecahkan Masalah Melalui Tulisan Kolaborasi dengan Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada SMA Negeri 10 Bandung

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah alat penilaian kemampuan memecahkan masalah yang didasari oleh pentingnya analisis kemampuan awal siswa sebelum guru merancang sebuah perencanaan pembelajaran. Terdapat 3 rumusan masalah yang dibahas pada penelitian ini, yaitu: (1) Pelaksanaan penilaian kemampuan awal siswa yang saat ini dilakukan oleh guru; (2) Perancangan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah; dan (3) Penerapan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah. Subjek uji coba produk adalah siswa kelas XII SMA Negeri 10 Bandung dengan jumlah 203 orang. Data dikumpulkan melalui penugasan berupa tulisan argumentatif. Data yang dianalisis berjumlah 98 tulisan dan dipilih secara random. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Design and Development (D&D) atau metode penelitian Desain dan Pengembangan. Penelitian dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut, (1) Analisis masalah penelitian; (2) Pengumpulan informasi; (3) perancangan alat asesmen; (4) Uji coba; dan (5) Evaluasi.

Perancangan alat asesmen dimulai dari tahapan analisis kebutuhan, studi pustaka, dan dilanjutkan dengan proses pengembangan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah. Jenis alat asesmen yang dipilih berupa rubrik yang diadaptasi dari Griffith University dan the Department of Defense Education Activity (DoDEA). Jenis rubrik yang dikembangkan adalah rubrik analitik. Rubrik asesmen kemampuan memecahkan masalah ini berisi tiga kategori penilaian, yaitu untuk Understanding Content, Planning Solution, dan Get an Answer, dengan rentang skor yang telah ditentukan sesuai masing-masing gradasi mutu. Skor 3 dengan predikat Advanced, skor 2 untuk predikat Proficient, 1 untuk predikat Progressing, dan 0 untuk predikat No Attempt.

Tahapan penerapan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah ditempuh dengan uji coba. Hasil uji coba menunjukkan bahwa isi rubrik asesmen kemampuan memecahkan masalah berisi pemaparan aspek yang cenderung multipersepsi dan belum cukup merepresentasikan indikator kemampuan memecahkan masalah yang ideal. Dibutuhkan pengembangan alat lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas alat dan kelayakan penggunaannya.

Kata kunci : Desain dan Pengembangan, Asesmen, Kemampuan Memecahkan


(4)

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Abstract

This research aims to produce a problem-solving skills assessment tool based on the importance of analytical ability of students before the teacher to design an instructional plan. There are 3 formulation of the issues discussed in this study, namely: (1) The initial capability assessment of students that are currently carried out by the teacher; (2) The design of an assessment tool problem-solving skills; and (3) The application of problem-solving skills assessment tool. Product trials are subject class XII student of SMAN 10 Bandung the number of 203 people. Data were collected through the assignment in the form of argumentative writing. Data were analyzed totaling 98 posts and selected by simple random sampling. The method used in this study is the Design and Development (D & D) or research methods Design and Development. The research was conducted through the following steps: (1) Analysis of the research problem; (2) collection of information; (3) design assessment tool; (4) The trial; and (5) Evaluation.

The design assessment tool starts from the needs analysis stage, literature, and proceed with the development of problem-solving skills assessment tool. The selected type of assessment tool in the form of a rubric adapted from Griffith University and the Department of Defense Education Activity (DoDEA). Type rubric was developed analytic rubrics. Rubric assessment of the ability to solve this issue contains three categories of assessment, namely for Understanding Content, Planning Solution, and Get an Answer, with the range of scores that have been determined according to each gradation of quality. Score 3 with predicate Advanced, Proficient scores 2 for the title, one for the predicate Progressing, and 0 to predicate No. Attempt.

Stages of implementation of problem-solving skills assessment tools in this study reached by the trial. The trial results showed that the contents of the assessment rubric of problem-solving skills are likely to contain the exposure aspect and not enough multipersepsi indicator represents the ideal problem-solving skills. Further development of the tools needed to improve the quality of the tools and the feasibility of its use.

Keywords: Design and Development, Assessment, Problem Solving Skills, Cloud


(5)

vi Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian... 8

E. Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Secara Umum ... 10

1. Pengertian Pendidikan ... 10

2. Paradigma Pendidikan ... 11

3. Paradigma Pendidikan Nasional Abad 21 ... 12

B. Kurikulum 2013 ... 14

1. Pengertian Kurikulum ... 14

2. Landasan Penyempurnaan Kurikulum ... 14

3. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum ... 15

C. Model ASSURE ... 17

1. Pengertian Model ASSURE ... 17

2. Tahapan Dalam Model ASSURE... 17


(6)

vii Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Asesmen ... 22

2. Pengertian Rubrik... 25

3. Prinsip Penilaian ... 27

E. Keterampilan Abad 21 ... 28

F. Kemampuan Memecahkan Masalah ... 31

G. Komputasi Awan ... 33

1. Pengertian Komputasi Awan ... 33

2. Sejarah Komputasi Awan ... 34

3. Keunggulan Komputasi Awan ... 34

4. Kekurangan Komputasi Awan ... 35

5. Aplikasi Komputasi Awan ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 37

1. Lokasi Penelitian ... 37

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

B. Metode Penelitian ... 38

C. Desain Penelitian ... 40

D. Definisi Operasional ... 41

1. Pengembangan Alat Asesmen ... 41

2. Kemampuan Memecahkan Masalah ... 41

3. Teknologi Komputasi Awan ... 42

E. Instrumen Penelitian... 42

F. Prosedur Penelitian... 44

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48


(7)

viii Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Awal Siswa yang digunakan Oleh Guru di Sekolah ... 49 2. Perancangan Alat Asesmen Kemampuan Memecahkan

Masalah ... 51 3. Penerapan Alat Asesmen Kemampuan Memecahkan

Masalah ... 58 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

1. Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Awal Siswa yang digunakan oleh Guru di Sekolah ... 63 2. Perancangan Alat Asesmen Kemampuan Memecahkan

Masalah ... 65 3. Penerapan Alat Asesmen Kemampuan Memecahkan Masalah

... 67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 71 B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(8)

ix Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Daftar Cek Keterampilan Mengidentifikasi Masalah ... 28

Tabel 2.2 Contoh Skala Penilaian Keterampilan Mengidentifikasi Masalah 29 Tabel 2.3 Contoh Rubrik Kemampuan Memecahkan Masalah DoDEA ... 31

Tabel 3.1 Jumlah Responden dari Kelas XII ... 43

Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ... 49

Tabel 3.3 Indikator Penilaian Kemampuan Memecahkan Masalah ... 50

Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Wawancara ... 51

Tabel 4.2 Uraian Penskoran Alat Asesmen Kemampuan Memecahkan Masalah ... 60

Tabel 4.3 Skala Penskoran dan Gradasi Mutu ... 61

Tabel 4.4 Rubrik Alat Asesmen Kemampuan Memecahkan Masalah ... 63

Tabel 4.5 Reliabilitas Alat Asesmen Kemampuan Memecahkan Masalah ... 67

Tabel 4.6 Reliabilitas Alat Asesmen Kemampuan Memecahkan Masalah (Penilaian Ulang)... 69

Tabel 4.7 Component Matrix Alat Asesmen Kemampuan Memecahkan Masalah (Penilaian Ulang) ... 69


(9)

x Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Keterampilan Abad 21 ... 34 Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian Desain dan Pengembangan ... 45 Gambar 3.2 Langkah-langkah Metode Desain dan Pengembangan ... 47 Gambar 4.1 Component Plot In Rotated Space ... 68


(10)

1 Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan dapat dikatakan sebagai usaha membangun manusia agar ia sanggup menjadi pribadi yang bisa melindungi diri dari alam serta mengatur hubungan antar-manusia. Melalui pendidikan terjadi proses penyaluran pengetahuan dan kecakapan kepada generasi selanjutnya. Setiap generasi baru pada gilirannya akan menggali dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan baru yang diperlukannya untuk merespon dan mengatasi tantangan yang tidak dikenal lewat pendidikan pengetahuan dan kecakapan terdahulu (BSNP, 2010)

Hakikatnya pendidikan bertujuan untuk membelajarkan sekaligus mengarahkan peserta didik untuk bisa melatih dan membiasakan dirinya mengelola potensi yang dimilikinya baik dalam aspek akademis, spiritual, sosial, budaya ataupun sains. Seperti yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pernyataan tersebut juga menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan dimana melalui pembelajaran, proses pencapaian untuk mewujudkan tujuan mulia dari pendidikan itu berlangsung. Ketika pembelajaran sedang berproses, diperlukan peran-peran pendukung yang bisa memastikan bahwa penyaluran informasi dan pengetahuan disampaikan sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Salah satu peran pendukung yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran adalan pendidik. Pendidik sebagai fasilitator dalam pendidikan dituntut untuk dapat mengarahkan peserta didiknya mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk kemudian bisa ia gunakan di masa yang akan datang. Seorang pendidik harus mampu merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan taraf perkembangan peserta didiknya termasuk di dalamnya memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna (Pait, 2012).


(11)

2 Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Strategi pembelajaran akan lebih ideal jika dituangkan dalam sebuah desain pembelajaran, ini didasari oleh tujuan dari desain pembelajaran itu sendiri dimana kegiatan ini merupakan sebuah proses pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan untuk menjamin kualitas pembelajaran (Guruttablog, 2013). Dalam dunia pendidikan dikenal beberapa Model Desain Pembelajaran, salah satunya adalah model desain pembelajaran ASSURE (Analyze learner, State Objectives, Select Methods, Media and Materials, Require Learner Participation, Evaluate and Review). Model ini adalah salah satu petunjuk yang bisa membantu mengarahkan pendidik dalam merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi. Melalui model ini pendidik diarahkan untuk menyusun strategi pembelajaran secara sistematis dengan mengintegrasikan media dan teknologi agar tujuan terciptanya pembelajaran yang bermakna dapat dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan (Putra, 2013).

Desain Pembelajaran Model ASSURE diawali dengan tahapan Analisis Peserta Didik, hal ini ditujukan untuk mengetahui karakteristik umum siswa, mendiagnosis kemampuan awal siswa serta mengetahui gaya belajar siswa. Melalui kegiatan ini guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang akan diterapkan selama proses pengajaran berlangsung dengan bekal informasi mengenai kebutuhan siswa yang didapat melalui analisis peserta didik tersebut. Tahapan ini sangat penting dilakukan karena akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa nantinya.

Sebelum lebih jauh lagi membahas mengenai pentingnya strategi pembelajaran, ada satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari tubuh pendidikan yaitu kurikulum yang merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Prinsip dari pengembangan kurikulum 2013 adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik (Depdikbud, 2013).

Sebuah studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kenyataan yang terjadi di lapangan mengenai kegiatan menganalisis peserta didik dan alat asesmen yang biasa digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut. Beberapa waktu lalu wakil kepala sekolah


(12)

3 Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagian kurikulum yang juga mengajar Mata Pelajaran Fisika dan seorang guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dari SMA Percontohan UPI telah diwawancarai. Dari hasil wawancara tersebut didapatkan informasi bahwa sekolah tersebut menerapkan sistem pengembangan silabus untuk membuat Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP), dengan kata lain skenario pembelajaran dibuat berdasar silabus yang sudah ada tanpa melakukan analisis kebutuhan siswa terlebih dahulu.

Melalui studi pendahuluan tersebut guru mata pelajaran Bahasa Indonesia menambahkan pula bahwa cara seperti itu memunculkan masalah, dimana guru tidak bisa menyesuaikan skenario pembelajaran yang dibuatnya dengan karakteristik siswa yang bersifat heterogen. Menjadi seorang pengajar atau pendidik memang bukan perkara mudah, dalam menjalankan tugasnya guru akan banyak menemui permasalahan yang harus dihadapinya, ini mengindikasikan bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada pasal 10, seorang guru dituntut memiliki kompetensi yang mencakup kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional, di mana keempat kompetensi tersebut saling keterkaitan sehingga membentuk guru yang profesional.

Undang-undang tersebut mengarahkan pada masalah lain yang menunjukkan sebuah fakta mengenai kompetensi guru. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Susilana, 2013) penelitian ini dilakukan terhadap responden dari 60 sekolah yang diambil melalui random sampling dari 6 kabupaten di Jawa Barat. Setiap sekolah terdiri atas satu orang kepala sekolah dan satu orang guru (tim pengembang kurikulum) dan dua orang siswa (kelas 4, 5, dan 6), sehingga jumlah responden penelitian ini adalah 120 orang tim pengembang kurikulum dan 120 orang siswa. Dari penelitian tersebut menunjukkan:

“...Ditemukan fakta bahwa secara format dan isi KTSP pada setiap SD di Kecamatan P memiliki kesamaan. Penelaah menemukan bahwa di satu daerah, sebagian besar (lebih dari setengahnya) KTSP tersebut memiliki indikasi sebagai hasil copy paste. Indikasi kesamaan tersebut terletak pada poin: latar belakang, tujuan pengembangan, prinsip, tujuan pendidikan, pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar, jumlah hari efektif belajar yang sama dari sisi redaksionalnya. ....Padahal, seharusnya terdapat perbedaan, karena masing-masing sekolah memiliki potensi dan karakteristik yang beragam.” (Susilana, 2013)

Fakta tersebut berkaitan dengan masalah yang ditemukan dalam studi pendahuluan sebelumnya, dimana guru tidak melakukan analisis terhadap peserta didik


(13)

4 Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk merancang strategi pembelajaran. Meski berbeda dengan fakta yang ditemukan dalam disertasi Rudi Susilana dimana terdapat indikasi kegiatan Duplikasi dalam pengembangan Kurikulum Terpadu Satuan Pendidikan (KTSP), namun kedua masalah ini sama sama tak acuh terhadap penanganan karakteristik siswa yang berbeda, baik dalam aspek kemampuan awalnya maupun gaya belajarnya.

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran. Mereka memiliki hak untuk dibimbing dan diarahkan sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya, mengacu pada tujuan utama dari pendidikan yaitu membangun manusia menjadi makhluk rasional serta mampu mengembangkan kemampuan berpikirnya yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang akan dihadapinya selama proses pendidikan berlangsung maupun saat ia sudah turun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Proses pelaksanaan pembelajaran tidak terlepas dari tiga aspek pembelajaran yang dikemukanan oleh Arthur L. Costa dalam bukunya yang berjudul Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking ia mengklasifikasikan mengajar berpikir menjadi tiga tingkatan, yaitu teaching of thinking, teaching for thinking, teaching about thinking. Teaching of thinking adalah proses pembelajaran yang diarahkan untuk pembentukan keterampilan mental tertentu, seperti keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan sebagainya. Jenis pembelajaran ini lebih menekankan pada aspek tujuan pembelajaran. Teaching for thinking adalah proses pembelajaran yang diarahkan pada usaha menciptakan lingkungan belajar yang dapat mendorong pengembangan kognitif. Jenis pembelajaran ini lebih menitikberatkan kepada proses menciptakan situasi dan lingkungan tertentu, contohnya menciptakan suasana keterbukaan yang demokratis, menciptakan iklim yang menyenangkan sehingga memungkinkan siswa bisa berkembang secara optimal. Teaching about thinking adalah pembelajaran yang diarahkan pada upaya membantu siswa agar lebih sadar terhadap proses berpikirnya. Jenis pembelajaran ini lebih menekankan pada metodologi yang digunakan dalam proses pembelajaran (Pait, 2012).

Untuk menerapkan klasifikasi mengajar berpikir diatas, tipe belajar problem solving merupakan model yang tepat, problem solving learning mengarah pada proses berpikir siswa. Menurut Gagne (1970), problem solving learning merupakan belajar melalui pemecahan masalah di mana tipe belajar seperti ini dapat membentuk prilaku melalui kegiatan pemecahan masalah. Tipe belajar ini merupakan tipe belajar yang dapat


(14)

5 Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membentuk siswa berpikir ilmiah dan kritis yang termasuk pada belajar yang menggunakan pemikiran atau intelektual tinggi.

Paradigma Pembelajaran abad 21 melahirkan asumsi, konsep, nilai dan praktek terbaru pada dunia pendidikan termasuk pendidikan di Indonesia. Paradigma ini mengutamakan pengembangan kemampuan soft sill dan hard skill siswa melalui proses pendidikan dan pengajaran. Berkembangnya era globalisasi yang sudah menyentuh berbagai aspek kehidupan juga menjadi faktor lahirnya paradigma ini. Menurut paradigma pendidikan terbaru ini, salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang siswa adalah kemampuan memecahkan masalah. Problem Solving Skills merupakan modal yang sangat penting untuk digunakan di bidang pendidikan maupun profesi lainnya. Oleh sebab itu, pembiasaan belajar berbasis masalah juga perlu diterapkan sejak dini untuk menghasilkan outcome yang berkompeten di masa yang akan datang.

Banyak penelitian yang mengangkat tema problem solving baik problem solving sebagai metode pembelajaran maupun problem solving sebagai materi pelajaran. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Evi Setianingsih yang membahas proses dan hasil pembelajaran problem solving tipe Gick dalam konteks penanganan kesadahan air, penelitian ini melibatkan 40 siswa Kelas VIII IPA pada salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa proses dan hasil pembelajaran problem solving tipe Gick layak diterapkan sebagai pembelajaran di Sekolah baik dari segi waktu maupun untuk meningkatkan performa guru dan siswa (Setianingsih, 2014).

Penelitian lain yang juga mengangkat tema problem solving adalah penelitian yang dilakukan oleh Irvan Noortsani yang meneliti peningkatan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis Siswa SMA di Kab. Cianjur melalui pendekatan Creative Problem Solving. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dengan pendekatan Creative Problem Solving lebih baik secara signifikan daripada siswa yang belajar matematika secara konvensional (Noortsani, 2013).

Kedua penelitian tersebut memberikan pandangan positif terhadap metode belajar berbasis problem solving. Ini artinya siswa memiliki potensi untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan ini menuntut siswa agar mampu memahami masalah, mendefinisikan masalah, mengumpulkan solusi alternatif untuk memecahkan masalah hingga memutuskan solusi yang akan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk bisa melaksanakan semua tahapan tersebut siswa


(15)

6 Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus mampu bepikir secara kritis dan logis karena tipe belajar problem solving biasanya menyajikan materi pelajaran yang diambil dari permasalahan kehidupan nyata.

Diperlukan alat asesmen atau assessment tools yang bisa digunakan oleh guru untuk melihat potensi siswa dalam kemampuan memecahkan masalah. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa analisis peserta didik pada model desain pembelajaran ASSURE penting dilakukan untuk mendiagnosa kemampuan awal siswa. permasalahannya adalah pengajar belum mengarah untuk melaksanakan kegiatan ini seperti informasi yang telah ditemukan dari hasil studi pendahuluan, bahwasanya strategi pembelajaran yang dirancang oleh guru tidak berdasar atas penilaian kemampuan awal siswa.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis menyusun sebuah alat asesmen yang bisa menjadi solusi bagi guru untuk menilai kemampuan siswa dalam memecahkan masalah penilaian tersebut berisi poin yang menunjukan karakter dari problem solving itu sendiri diantaranya adalah pemahaman masalah (understanding content), merancang solusi pemecahan masalah (planning solution), dan menyimpulkan pemecahan masalah (get an answer).

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Menganalisa kemampuan awal siswa merupakan tahap yang sangat penting dalam proses pembelajaran ini dimaksudkan agar guru dapat merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Melalui analisa peserta didik guru bisa melihat potensi yang dimiliki siswa baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor hal ini juga bisa memudahkan guru untuk menentukan pembelajaran seperti apa yang akan di tuangkan dalam skenario pembelajaran.

Fakta yang ditemukan melalui studi pendahuluan menyebutkan bahwa guru belum memenuhi tugasnya sebagai fasilitator dalam menganalisa kebutuhan siswanya, guru masih menggunakan cara lama dalam menyusun strategi pembelajaran yaitu melalui pengembangan silabus menjadi RPP, ini menjadi basis masalah karena guru mengalami kesulitan saat harus menerapkan strategi yang disusunnya pada siswa yang memiliki perbedaan kemampuan menyerap pelajaran dan perbedaan gaya belajar.

Fakta lain yang ditemukan dari penelitian terdahulu adalah tim pengembang kurikulum tidak menyusun KTSP sesuai dengan karakter maupun potensi yang dimiliki masing-masing sekolah, bahkan terindikasi adanya kegiatan copy paste. Kasus ini


(16)

7 Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi permasalahan yang patut ditelaah lebih dalam karena akan berpengaruh pada seluruh hasil akhir pembelajaran.

Kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan yang tergolong ke dalam tipe pengajaran berpikir tingkat tinggi, siswa dituntut untuk mampu memahami permasalahan melalui penalaran yang kritis dan logis, sehingga siswa dapat menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Kemampuan memecahkan masalah atau problem solving skills merupakan salah satu karakter yang harus dimiliki oleh siswa di abad 21 disamping kemampuan lain yang menunjang seperti kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif.

Dibutuhkan alat asesmen yang bisa digunakan oleh guru untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Siswa yang memiliki kemampuan memecahkan masalah harus memiliki kriteria problem solver yang baik, diantaranya adalah :

1. Rela menyempatkan waktu untuk membaca, mengumpulkan informasi, dan mendefinisikan masalah.

2. Menggunakan proses, baik dengan taktik yang bervariasi maupun menangani masalah secara heuristik.

3. Memonitor proses pemecahan masalah mereka dan menggambarkannya secara efektif.

4. Menekankan ketepatan daripada kecepatan.

5. Menuliskan ide dan membuat tabel atau gambar ketika memecahkan masalah 6. Terorganisasi dan sistematis

7. Fleksibel (tetap terbuka, dapat mengamati situasi dari perspektif yang berbeda/poin pengamatan).

8. Menggambarkan kaitan subjek dan objek pengetahuan dan menilai secara kritis kualitas, ketepatan, dan kaitan dari pengetahuan dan data.

9. Rela menerima dan menanggulangi resiko ambiguitas, menerima perubahan dan mengatur stres.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah Pengembangan Alat Asesmen Kemampuan Memecahkan Masalah melalui tulisan kolaborasi dengan menggunakan teknologi


(17)

8 Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komputasi awan pada SMA Negeri 10 Bandung diperlukan?” secara lebih rinci di bawah ini dijabarkan sub masalah dari penelitian ini :

1. Bagaimana guru melakukan penilaian untuk mengetahui kemampuan memecahkan masalah di sekolah saat ini?

2. Bagaimana merancang alat asesmen kemampuan memecahkan masalah melalui tulisan kolaborasi menggunakan teknologi komputasi awan?

3. Bagaimana menerapkan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah melalui tulisan kolaborasi menggunakan teknologi komputasi awan?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam mengenai perlunya pengembangan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah melaui tulisan kolaborasi dengan menggunakan teknologi komputasi awan pada SMA Negeri 10 Bandung

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui tindakan penilaian yang saat ini dilaksanakan oleh guru dalam menganalisis kemampuan memecahkan masalah siswa;

2. Mengetahui tahap perancangan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah melalui tulisan kolaborasi menggunakan teknologi komputasi awan;

3. Mengetahui penerapan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah melalui tulisan kolaborasi menggunakan teknologi komputasi awan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tentang pengembangan alat asesmen kememampuan memecahkan masalah dengan memanfaatkan teknologi komputasi awan adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sebuah gambaran bagi guru dalam mengembangkan alat asesmen yang dapat diterapkan untuk menganalisis kompetensi-kompetensi abad 21 yang dimiliki siswa, khususnya pada kemampuan memecahkan masalah. Pengembangan alat asesmen dengan melakukan penelitian melalui pendekatan kompetensi di luar kemampuan memecahkan masalah seperti kemampuan berpikir kritis, kemampuan kolaborasi, kemampuan berpikir kreatif dan sebagainya menjadi penunjang


(18)

9 Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang amat penting untuk memberikan gambaran menyeluruh terkait potensi yang dimiliki siswa.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat membantu guru dalam menganalisis kemampuan memecahkan masalah siswa yang menjadi sumber informasi penting bagi guru dalam membuat perencanaan pembelajaran. Melalui perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan memecahkan masalah siswa diharapkan pelaksanaan pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan bermakna sehingga potensi berpikir tingkat tinggi siswa dapat lebih berkembang dan terarah.


(19)

37

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian terhadap objek/subjek penelitian. Pada penelitian ini, lokasi dilaksanakannya penelitian dilakukan di SMA Negeri 10 Bandung yang beralamatkan di Jalan Cikutra No. 77, Bandung, Jawa Barat 40124, Indonesia No. Telp. +62 22 7273109.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Dengan kata lain, sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas XII SMA Negeri 10 Bandung. Pemilihan siswa kelas XII sebagai responden didasari oleh tujuan penelitian untuk menjadikan hasil dari penggunaan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah ini sebagai bahan pertimbangan yang digunakan oleh siswa kelas XII SMA Negeri 10 Bandung menuju jenjang pendidikan ataupun karier selanjutnya setelah siswa menyelesaikan masa didiknya di SMA Negeri 10 Bandung. Responden diambil dari 6 kelas dengan jumlah total siswa sebanyak 203 dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jumlah Responden Penelitian Dari Kelas XII

No. Kelas Jumlah Siswa Total

Laki-Laki Perempuan

1. XII IPS 1 17 19 36

2. XII IPS 2 16 18 34

3. XII IPS 3 12 24 36

4. XII IPS 4 14 22 36

5. XII IPS 5 21 17 38

6. XII BAHASA 10 13 23


(20)

38

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari total siswa sebanyak 203 orang tersebut diambil 98 sampel tulisan dari 38 siswa pada penilaian pertama 60 siswa pada penilaian kedua yang kemudian akan dianalisis menggunakan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah.

Teknik yang digunakan dalam pemilihan responden pada penelitian ini adalah simple random Sampling yaitu pengambilan sampel dimana tiap unsur yang membentuk populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk memilih sampel adalah dengan melakukan membaca cepat dimana peneliti melakukan pembacaan teks seluruh tulisan siswa dalam waktu yang cepat setelah itu di dapat tulisan yang terdiri dari satu paragraf panjang atau 2-3 paragraf yang terindikasi mengandung identifikasi masalah dan pemaparan solusi.

B.Metode Penelitian

Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah. Melalui penggunaan metode penelitian yang tepat dan didukung oleh rancangan kegiatan penelitian yang baik maka jawaban akan pertanyaan-pertanyaan penelitian dapat ditemukan.

Penelitian ini menggunakan metode desain dan pengembangan (design and development research) Richey dan Klein mendefinisikan penelitian desain dan pengembangan sebagai berikut,

...the systematic study of design, development and evaluation processes with the aim of establishing an empirical basis for the creation of instructional and non-instructional products and tools and new or enhanced models that govern their development (2014, hal. 142).

Hal yang hampir serupa dikemukakan pula oleh Seals dan Richey yang menyebutkan bahwa,

...penelitian pengembangan didefinisikan sebagai suatu pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan efektivitas (Nursyahidah, 2014, hal. 3).

Definisi tentang metode desain dan pengembangan menurut Hasan (2003, hal. 7)


(21)

39

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

program for the purpose of improving either the thing being developed or the developer”, atau penelitian yang sistematis yang dilakukan dalam rangka pengembangan produk atau program yang bertujuan untuk meningkatkan salah satu hal yang sedang di kembangkan oleh peneliti. Definisi ini menguatkan tujuan utama dari penelitian ini yaitu mengembangkan alat asesmen untuk mengetahui kemampuan memecahkan masalah siswa.

Berikut ini merupakan langkah-langkah penelitian Desain dan Pengembangan :

Gambar 3.1


(22)

40

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Design and Development, menurut Ellys & Levy dalam jurnal : A Guide for Novice Researchers: Design and Development Research Methods mengatakan terdapat 6 Fase dalam metode desain dan pengembangan yaitu: a) identify the problem motivating the research; b) describe the objectives; c) design and develop the artifact; d) subject the artifact to testing; e) evaluate the result of testing; and f) communicate those results. Berikut ini pemaparan dari langkah-langkah metode desain dan pengembangan :

1) Analisis Masalah Penelitian

Langkah Analisis masalah merupakan tahapan pertama dari desain penelitian ini. Pada tahapan ini peneliti melakukan analisis kebutuhan terhadap permasalahan yang akan diangkat pada penelitian.

2) Mengumpulkan Informasi

Langkah kedua dari penelitian ini merupakan tahapan dimana peneliti mengumpulkan sumber informasi terkait permasalahan penelitian.

3) Perancangan alat asesmen

Setelah pemaparan objek penelitian, langkah berikutnya adalah mer ancang dan mengembangkan alat asesmen yang akan digunakan untuk melihat kemampuan siswa.

4) Pengembangan dan Uji coba alat asesmen

Jika perancangan dan pengembangan alat asesmen telah selesai disusun dan divalidasi oleh expert maka langkah selanjutnya adalah uji coba alat asesmen. 5) Mengevaluasi hasil uji coba

Tahap evaluasi merupakan langkah yang dilakukan oleh peneliti setelah melaksanakan uji coba, ini penting dilakukan untuk melihat kekurangan dan kelebihan dari uji coba alat asesmen.

6) Melaporkan hasil penelitian

Tahapan terakhir dari desain penelitian ini adalah melapporkan hasil penelitian yang telah melalui tahapan uji coba dan evaluasi hasil uji alat asesmen.


(23)

41

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah Metode Desain dan Pengembangan tersebut digambarkan dalam sebuah skema sebagai berikut :

Gambar 3.2

Langkah-langkah Metode Desain dan Pengembangan

D.Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran dalam menerjemahkan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mencantumkan beberapa definisi terkait istilah istilah yang digunakan sebagai berikut:

1. Pengembangan Alat Asesmen

Pengembangan alat asesmen dalam penelitian ini mencakup perencanaan dan penerapan alat asesmen di sekolah. Perencanaan yang meliputi analisis dan identifikasi masalah, pemilihan dan pembuatan alat asesmen. sedangkan penerapan meliputi uji coba dan evaluasi alat asesmen yang dirancang peneliti. Alat asesmen yang dirancang pada penelitian ini dikhususkan untuk menilai kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

2. Kemampuan Memecahkan Masalah

Kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan yang menuntut tingkat pemikiran yang logis, lateral dan kritis. Pada penelitian ini kemampuan memecahkan masalah akan dilihat dari tiga indikator utama yaitu : 1) Understanding Content, dalam indikator ini siswa bisa dikatakan memiliki kemampuan memecahkan masalah jika ia

Evaluasi Pengembangan dan Uji Coba

Perancangan Alat Asesmen Penentuan Model Alat

Asesmen Penentuan Kategori Skala Penskoran Penentuan gradasi mutu Rubrik Asesmen Pengumpulan Informasi

Studi Pustaka Observasi & wawancara


(24)

42

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapinya, setelah itu siswa bisa mendefinisikan masalah yang telah berhasil diidentifikasi dalam bentuk uraian kalimat secara tepat; 2) Planning Solution, jika siswa mampu mengidentifikasi masalah yang ia hadapi dengan tepat, maka indikator kedua ini bisa ia lakukan dengan tepat pula, siswa akan menyebutkan berbagai alternatif solusi untuk masalah yang ditemukannya dalam tahapan memahami masalah. 3) Get an Answer , siswa yang memiliki kemampuan masalah yang baik harus bisa menyimpulkan jawaban solutif untuk masalah yang berhasil ia temukan, get an answer terdiri dari pernyataan siswa mengenai solusi terbaik dan paling tepat untuk mengatasi masalah yang ia hadapi setelah melakukan proses identifikasi masalah.

3. Komputasi Awan (Cloud Computing)

Penggunaan teknologi komputasi awan (Cloud Computing) dalam penelitian ini menggunakan aplikasi google dokumen. Pemilihan aplikasi ini dinilai cukup efektif dan efisien. Karena selain tidak berbayar, aplikasi google document cukup mudah dalam aksesbilitas dan penggunaan dibanding aplikasi sejenis lainnya. Pada penelitian ini google dokumen menjadi media yang digunakan siswa untuk mengerjakan tes menulis sebagaimana yang ditugaskan kepada mereka. Tulisan yang dikerjakan oleh siswa kemudian dibagikan menggunakan fitur share document kepada peneliti melalui alamat email.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dari sumber data. Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya

(Arikunto). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi tertentu juga untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah. Agar pelaksanaan wawancara menjadi lebih terarah dibutuhkan sebuah pedoman wawancara. Adapun penyusunannya dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini: (1) merumuskan tujuan wawancara; (2) membuat


(25)

43

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kisi-kisi atau layout dan pedoman wawancara; (3) menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan bentuk pertanyaan yang diinginkan. Untuk itu perlu diperhatikan kata-kata yang digunakan, cara bertanya, dan jangan membuat narasumber bersikap defensif; (4) Melaksanakan wawancara dalam situasi yang sebenarnya (Zaenal Arifin, 158).

Pada penelitian ini pedoman wawancara digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama mengenai pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemampuan memecahkan masalah di Sekolah. Dari hasil wawancara tersebut dapat pula dilakukan analisis kebutuhan untuk menentukan alat asesmen seperti apa yang akan dikembangkan oleh peneliti khususnya dalam menilai kemampuan memecahkan masalah.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No. Masalah Tujuan Pertanyaan Bentuk Pertanyaam 1. Penerapan

Kurikulum

Mengetahui Kurikulum yang diterapkan di SMA Negeri 10 Bandung

Kurikulum apa yang saat ini diterapkan di SMA Negeri 10 Bandung?

Terstruktur

2. Analisis kemampuan awal siswa Mengetahui tindakan yang dilakukan oleh guru untuk menganalisis kemampuan awal siswa Tindakan seperti apa yang dilakukan oleh guru untuk menganalisis kemampuan awal siswa di kelas ?

Terstrukur

3. Efektivitas Alat Penilaian

Mengetahui efektivitas penggun aan alat penilaian yang saat ini digunakan oleh guru

Bagaimana efektivitas penggunaan alat penilaian yang saat ini digunakan


(26)

44

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh guru di kelas ?

1. Observasi

Kegiatan observasi digunakan untuk mengetahui kondisi siswa yang akan menjadi subyek penelitian. Selain itu, observasi dilakukan guna memenuhi pertanyaan pada rumusan masalah kedua mengenai perancangan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah dan penggunaannya di lapangan yang juga merupakan tahapan uji coba.

2. skala penilaian

skala penilaian dalam penelitian ini merupakan bagian dari pengembangan alat asesmen yang menjadi bagian utama penelitian. Skala penilaian digunakan untuk mempermudah proses penilaian terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah agar penentuan gradasi mutu dapat dilakukan dengan lebih mudah dan terukur.

Tabel 3.3

Indikator Penilaian Kemampuan Memecahkan Masalah

Indikator Penilaian Skor

Aspek-aspek kemampuan memecahkan masalah

Understanding Content 0 – 3

Get an Answer 0 – 3

Planning Solution 0 – 3

Nilai tertinggi 9 Nilai terendah 4

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan melalui serangkaian tahapan yang ditujukan untuk memperoleh hasil penelitian yang berkualitas. Adapun tahapannya yaitu sebagai berikut :

1. Tahap Pra Lapangan

Penelitian yang baik akan ditentukan oleh persiapan yang dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan untuk itu diperlukan tahap pra lapangan untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum peneliti terjun langsung dalam penelitian.


(27)

45

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan awal dalam mempersiapkan penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran fokus penelitian, dan masalah penelitian. Kegiatan yang dilakukan antara lain:

a) Analisis kebutuhan dan identifikasi masalah

Kegiatan analisis kebutuhan merupakan langkah awal dalam menentukan permasalahan penelitian. Setelah melakukan identifikasi masalah dan melalui studi literasi yang relevan, maka peneliti menemukan permasalahan yang dapat dijadikan latar belakang masalah dalam melakukan penelitian serta dijadikan fokus/tujuan penelitian, yang selanjutnya dijabarkan dalam proposal penelitian.

Tahap ini termasuk membuat konsep, revisi konsep, melakukan kajian literatur hasil penelitian (journal review), kajian teoritis, kajian empirik dan kajian teknologi pendidikan saat ini, bertukar pendapat, konsultasi dengan pembimbing, dan penelusuran bahan pustaka.

b)Menyusun proposal penelitian

Setelah melalui analisis kebutuhan dan identifikasi masalah, proposal penelitian disusun dan kemudian diajukan kepada dewan skripsi dengan terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, setelah melalui beberapa kali revisi dari dosen pembimbing maupun dewan skripsi hingga proposal penelitian disetujui.

c) Menyiapkan surat perizinan penelitian

Surat perizinan merupakan legalitas dari proses penelitian. Langkah ini penting dilakukan untuk mempermudah komunikasi antara peneliti dengan berbagai pihak yang terkait dengan penelitian.

2. Tahap perancangan dan pengembangan

Kegiatan penyusunan skala penilaian ini diawali dengan pengumpulan referensi dari berbagai sumber, setelah itu ditentukan satu jenis skala penilaian yang disesuaikan dengan 3 indikator kemampuan memecahkan masalah. Skala penilaian ini akan digunakan untuk menganalisis kemampuan memecahkan masalah peserta didik dan juga untuk mempermudah tahapan analisis data hasil penelitian.

3. Tahap pelaksanaan penelitian

Pada tahap ini peneliti menguji coba produk melalui penugasan dengan penulisan

bertema “Kemacetan Lalu Lintas di Kota Bandung” menggunakan teknologi komputasi

awan (Google Document). Untuk memudahkan penelitian dalam hal ini peneliti berusaha untuk memahami hal-hal berikut, yaitu :


(28)

46

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pemahaman latar penelitian dan persiapan diri dengan maksud untuk menghindarkan dari data-data yang kurang diperlukan, data yang terkumpul semata-mata dari sudut pandang informan tanpa mempengaruhinya.

b. Tata cara memasuki lapangan, dalam hal ini peneliti berusaha untuk membuat suasana yang lebih akrab serta tetap dalam posisi sebagai peneliti.

c. Peran serta dan pengumpulan data, dalam hal ini peneliti berusaha memperhitungkan waktu, tenaga dan biaya dalam upaya mengumpulkan data yang diperlukan.

G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Studi Kepustakaan

Sebagai usaha untuk menghimpun berbagai informasi yang berkaitan dengan penelitian khususnya mengenai asesmen kemampuan memecahkan masalah, peneliti melakukan studi kepustakaan dengan mencari berbagai sumber informasi tertulis seperti hasil penelitian sejenis berupa tesis dan disertasi terdahulu, jurnal, artikel, buku dan sumber lain yang mendukung sebelum dan saat penelitian dilakukan.

Penugasan

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab rumusan masalah kedua adalah berupa tes dalam bentuk tulisan berisi tanggapan siswa (Tulisan Argumentatif). Penugasan yang diberikan kepada siswa merupakan sebuah artikel yang

bertemakan “Kemacetan di Kota Bandung”, dari artikel tersebut siswa ditugakan untuk

menanggapi artikel serta menuliskan solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan yang terkandung dalam artikel tersebut. Berikut langkah-langkah penugasannya :

1) Siswa menerima lembaran tugas yang berisi artikel mengenai “Kemacetan di Kota

Bandung”

2) Siswa ditugaskan untuk menanggapi artikel dan menulis tanggapan serta pemikiran mereka untuk memecahkan permasalahan yang terkandung di dalamnya

3) Siswa ditugaskan untuk menulis tanggapan serta pemikirannya pada Fitur Document Google Drive.


(29)

47

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) File yang sudah dibuat oleh siswa kemudian dibagikan (share file) ke alamat email peneliti guna mempermudah peneliti pada tahapan analisis data.

2. Teknik Analisis Data

Pengolahan data adalah suatu proses yang akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan lain menjadi keluaran berupa bahan jadi. Data adalah suatu bentuk informasi yang masih mentah dan belum dapat menjelaskan hasil dari penelitian secara utuh, sehingga perlu diolah lebih lanjut, untuk dapat dijadikan sebagai bahan keterangan (informasi) dan mempunyai nilai bagi seseorang dalam mengambil suatu kesimpulan atau keputusan. Data hasil penelitian ini berupa data deskriptif yang menjelaskan hasil penelitian mejadi sebuah deskripsi utuh dalam bentuk pemaparan yang bermakna.

Pengolahan data dilakukan secara manual serta menggunakan SPSS untuk melihat keajegan alat asesmen yang dikembangkan. Perhitungan pertama diawali dengan pendeskripsian data berdasarkan aspek-aspek yang dinilai dari hasil tulisan siswa. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa ada tiga aspek yang dinilai dalam penelitian ini, yaitu Understanding Content, Planning Solution, dan Get an Answer.

Tes merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, hasil dari tes yang berupa penugasan menulis akan diolah melalui penilaian menggunakan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah yang dilakukan oleh 5 penilai terpilih, tulisan tersebut akan dianalisis sesuai indikator yang tertera pada alat asesmen. Hasil dari analisis tulisan siswa kemudian dihitung untuk menentukan tingkat kemampuan memecahkan masalah dari siswa yang tulisannya terpilih untuk dijadikan sampel.


(30)

71 Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Setelah dilakukan tahapan penelitian yang diawali dengan analisis kebutuhan penelitian ditemukan jawaban untuk rumusan masalah secara umum, bahwasanya diperlukan pengembangan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah untuk melihat kemampuan siswa sebelum guru menyusun Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP). Sebagai informasi, kurikulum yang diterapkan di SMA Negeri 10 Bandung adalah Kurikulum 2013. Oleh karena itu, seluruh kegiatan belajar dan mengajar mengacu pada pedoman dari kurikulum tersebut. Pada pedoman kurikulum 2013, format penilaian yang berkenaan dengan kegiatan menulis hanya berupa format penilaian kemampuan menulis siswa. Hasil dari wawancara tersebut juga terdapat simpulan yang pertama yaitu guru tidak melakukan tindakan penilaian untuk melihat kemampuan awal siswa dalam memecahkan masalah.

Perancangan dan pengembangan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah dilakukan secara bertahap dimulai dari pemilihan alat asesmen berupa rubrik yang terdiri dari kolom aspek untuk menilai kemampuan memecahkan masalah, kolom skor untuk menentukan tingkat kemampuan memecahkan masalah dari yang terendah hingga tertinggi, serta kolom gradasi mutu. Tahap selanjutnya adalah penyusunan prosedur penggunaan rubrik untuk memudahkan penilai saat menganalisis kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

Penerapan penggunaan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah ini dilakukan melalui uji coba terlebih dahulu, hal ini dilakukan untuk melihat kelayakan alat saat digunakan oleh penilai serta untuk menilai reliabilitas dari alat tersebut. Uji coba dilakukan dengan pengambilan contoh tulisan dari 98 siswa kelas XII SMA Negeri 10 Bandung. Tulisan-tulisan tersebut kemudian dianalisis oleh 7 penilai menggunakan alat asesmen yang sudah dikembangkan. Hasil temuan dari penilaian tersebut menunjukkan bahwa rubrik yang dikembangkan memiliki kecenderungan multi persepsi sehingga dibutuhkan perbaikan redaksi untuk menghindari ambiguitas makna.

Aspek yang dinilai untuk melihat kemampuan memecahkan masalah yang terdapat di dalam rubrik alat asesmen pada penelitian ini kurang merepresentasikan


(31)

72 Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

makna Problem Solving Skills and Process yang sebenarnya. Sehingga dibutuhkan banyak perbaikan dan pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas alat asesmen ini.

B.Saran dan Rekomendasi

Setelah melakukan seluruh proses penelitian berikut ini beberapa saran yang peneliti tujukan untuk pendidik dan peneliti selanjutnya yang akan meneliti bahasan sejenis :

1. Saran Kepada Pendidik

Alat ini dikembangkan dengan harapan bisa menjadi satu instrumen penilaian untuk mendiagnosa kemampuan awal siswa dalam memecahkan masalah sebelum guru merancang RPP. Oleh karena itu, harapan penulis adalah pendidik atau guru bisa memanfaatkan alat asesmen ini sebagai salah satu tindakan awal dalam rangkaian pengajaran.

2. Saran kepada Peneliti selanjutnya

Alat asesmen kemampuan memecahkan masalah ini masih perlu disempurnakan baik dari kriteria aspek yang dinilai maupun penentuan gradasi mutunya. Oleh karena itu, bagi penelitian selanjutnya penelitian ini bisa menjadi latar belakang masalah yang cukup menarik untuk dibahas dan didiskusikan.

Uji coba penggunaan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah oleh guru bisa menjadi satu permasalahan untuk diangkat sebagai bahasan penelitian baru, baik dilihat dari segi kualitas alatnya maupun pengaruh penggunaannya terhadap hasil belajar.


(32)

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Andrade, H. G. (1997). Understanding Rubrics. Educatioanal Leadership. [Online]. Tersedia: Http://www.Middleweb.com/Rubricshd.Html (Diakses 13 Mei 2014. Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

---. (2013). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Dan Praktek. Revisi Penyunt. Jakarta: Rineka Cipta.

---. (2008). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, Cetakan Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Badan Standar Nasional Pendidikan.

Caspi, J. (2008). Building A Sibling Aggression Treatment Model: Design and Development Research In Action. Research On Social Work Pratice, Vol. 18, No. 6, 575-585 Crebert, G., Patrick, C.J., Cragnolini, V., Smith, C., Worsfold, K. & Webb, F. (2011)

Problem Solving Skills Toolkit [Online] Tersedia: http://www.griffith.edu.au

(Diakses 26 Desember 2013)

Depdiknas. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian. Jakarta: Tidak Diterbitkan.

---. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Depdiknas.

the Department of Defense Education Activity. (2011). Problem Solving Scoring Rubric [Online] Tersedia:http://www.DoDEA.com (Diakses 16 April 2015)

Ellis, T. J., & Levy, Y. (2010). A Guide For Novice Researchers: Design And Development Research Mthode. Proceedings Of Informing Science & IT Education Conference (Insite), 107-118.

Evi S. (2014). Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa SMA dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air. Bandung: Tidak Diterbitkan

Hasan, H. (2003). Information Systems Development As A Research Method. Australasian Journal Of Information, 11, 4-12.

Heinich, R., Molenda, M. & Russell, J. (1982). Instructional Media And The New Technologies Of Instruction. New York: Macmillan

Hevner, A. R., & March, S. T. (2004). Design Science Research In Information Systems. Management Information Systems Quarterly, 28, 75-105.


(33)

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ibnu. (2012). Makalah Cloud Computing. [Online]. Tersedia:

Http://Ibnewd.Blogspot.Com/2012/11/Makalah-Cloud-Computing.Html (Diakses 11

Oktober 2013)

Irvan N. (2013) Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA di Kabupaten Cianjur Melalui Pendekatan Creative Problem Solving. Bandung: Tidak Diterbitkan

Keraf, Gorys. (2002). Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kizlik, Bob. (2009). Measurement, Assessment, And Evaluation In Education. [Online]. Tersedia: Http://Www.Adprima.Com/Measurement.Htm (Diakses 10 Oktober 2013) Mertler, C. A. (2001). Designing Scoring Rubrics for Your Classroom. Practical Assessment,

Research & Evaluation, 7(25). (Diakses 16 September 2014)

Mourtos, N.J., Okamoto, N.D. & Rhee, J. (2004). Defining, Teaching, and Assessing Problem Solving Skills. 7th UICEE Annual Conference on Engineering Education

Mumbai, India, 9-13 February 2004.Tersedia:

http://www.engr.sjsu.edu/nikos/pdf/UICEE%2004 %20Mumbai.pdf Nitko, A. J.

(1996). Educatioanl Assessment Of Student. New Jersey: Prentice-Hall. (Diakses 23

Desember 2013)

Ormrod, J. E. 2009. Education Psychology, Developing Learners. Ohio:Carlisle Communication, Ltd

Puteri, Nadia Eka. (2011). Aplikasi Berbasis Layanan Cloud Computing. [Online]. Tersedia:

Http://Inet113111238.Wordpress.Com/2011/11/03/Aplikasi-Berbasis-Layanan-Cloud-Modul-5/ (Diakses 27 Maret 2014)

Hidup, Pertarungan. (2013). Pengertian Asesmen. [Online]. Tersedia:

https://pertarunganhidup.wordpress.com/2013/05/21/pengertian-asesmen/. (Diakses 20 Mei 2015)

Richey, R. C., & Klein, J. D. (2007). Design And Development Research. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.

Rudi, S. (2013). Implementasi Kurikulum Berdiversifikasi Di Sekolah Dasar. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Smaldino, S., Russell, J, Heinich, R. & Molenda. (2005). Instructional Technology And Media For Learning, (8th Ed.) New Jersey: Pearson

Sugiyono. (2011). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Thomas, E. J., & Rothman, J. (1994). An Integrative Perspective On Intervention Research. In J. Rhotman & E. J. Thomas (Eds). Intervention Research: Design And Development For Human Service, 3-23.

Zainul, A. (2001). Alternative Assessment Applied Approach. Jakarta: Dikti Depdiknas

Zainul, A., & Mulyana, A. (2003). Materi Pokok Tes dan Asesmen di SD. Jakarta: Universitas Terbuka


(1)

46 Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pemahaman latar penelitian dan persiapan diri dengan maksud untuk menghindarkan dari data-data yang kurang diperlukan, data yang terkumpul semata-mata dari sudut pandang informan tanpa mempengaruhinya.

b. Tata cara memasuki lapangan, dalam hal ini peneliti berusaha untuk membuat suasana yang lebih akrab serta tetap dalam posisi sebagai peneliti.

c. Peran serta dan pengumpulan data, dalam hal ini peneliti berusaha memperhitungkan waktu, tenaga dan biaya dalam upaya mengumpulkan data yang diperlukan.

G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Studi Kepustakaan

Sebagai usaha untuk menghimpun berbagai informasi yang berkaitan dengan penelitian khususnya mengenai asesmen kemampuan memecahkan masalah, peneliti melakukan studi kepustakaan dengan mencari berbagai sumber informasi tertulis seperti hasil penelitian sejenis berupa tesis dan disertasi terdahulu, jurnal, artikel, buku dan sumber lain yang mendukung sebelum dan saat penelitian dilakukan.

Penugasan

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab rumusan masalah kedua adalah berupa tes dalam bentuk tulisan berisi tanggapan siswa (Tulisan Argumentatif). Penugasan yang diberikan kepada siswa merupakan sebuah artikel yang bertemakan “Kemacetan di Kota Bandung”, dari artikel tersebut siswa ditugakan untuk menanggapi artikel serta menuliskan solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan yang terkandung dalam artikel tersebut. Berikut langkah-langkah penugasannya :

1) Siswa menerima lembaran tugas yang berisi artikel mengenai “Kemacetan di Kota Bandung”

2) Siswa ditugaskan untuk menanggapi artikel dan menulis tanggapan serta pemikiran mereka untuk memecahkan permasalahan yang terkandung di dalamnya

3) Siswa ditugaskan untuk menulis tanggapan serta pemikirannya pada Fitur Document Google Drive.


(2)

47 4) File yang sudah dibuat oleh siswa kemudian dibagikan (share file) ke alamat email

peneliti guna mempermudah peneliti pada tahapan analisis data.

2. Teknik Analisis Data

Pengolahan data adalah suatu proses yang akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan lain menjadi keluaran berupa bahan jadi. Data adalah suatu bentuk informasi yang masih mentah dan belum dapat menjelaskan hasil dari penelitian secara utuh, sehingga perlu diolah lebih lanjut, untuk dapat dijadikan sebagai bahan keterangan (informasi) dan mempunyai nilai bagi seseorang dalam mengambil suatu kesimpulan atau keputusan. Data hasil penelitian ini berupa data deskriptif yang menjelaskan hasil penelitian mejadi sebuah deskripsi utuh dalam bentuk pemaparan yang bermakna.

Pengolahan data dilakukan secara manual serta menggunakan SPSS untuk melihat keajegan alat asesmen yang dikembangkan. Perhitungan pertama diawali dengan pendeskripsian data berdasarkan aspek-aspek yang dinilai dari hasil tulisan siswa. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa ada tiga aspek yang dinilai dalam penelitian ini, yaitu Understanding Content, Planning Solution, dan Get an Answer.

Tes merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, hasil dari tes yang berupa penugasan menulis akan diolah melalui penilaian menggunakan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah yang dilakukan oleh 5 penilai terpilih, tulisan tersebut akan dianalisis sesuai indikator yang tertera pada alat asesmen. Hasil dari analisis tulisan siswa kemudian dihitung untuk menentukan tingkat kemampuan memecahkan masalah dari siswa yang tulisannya terpilih untuk dijadikan sampel.


(3)

71 Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Setelah dilakukan tahapan penelitian yang diawali dengan analisis kebutuhan penelitian ditemukan jawaban untuk rumusan masalah secara umum, bahwasanya diperlukan pengembangan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah untuk melihat kemampuan siswa sebelum guru menyusun Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP). Sebagai informasi, kurikulum yang diterapkan di SMA Negeri 10 Bandung adalah Kurikulum 2013. Oleh karena itu, seluruh kegiatan belajar dan mengajar mengacu pada pedoman dari kurikulum tersebut. Pada pedoman kurikulum 2013, format penilaian yang berkenaan dengan kegiatan menulis hanya berupa format penilaian kemampuan menulis siswa. Hasil dari wawancara tersebut juga terdapat simpulan yang pertama yaitu guru tidak melakukan tindakan penilaian untuk melihat kemampuan awal siswa dalam memecahkan masalah.

Perancangan dan pengembangan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah dilakukan secara bertahap dimulai dari pemilihan alat asesmen berupa rubrik yang terdiri dari kolom aspek untuk menilai kemampuan memecahkan masalah, kolom skor untuk menentukan tingkat kemampuan memecahkan masalah dari yang terendah hingga tertinggi, serta kolom gradasi mutu. Tahap selanjutnya adalah penyusunan prosedur penggunaan rubrik untuk memudahkan penilai saat menganalisis kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

Penerapan penggunaan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah ini dilakukan melalui uji coba terlebih dahulu, hal ini dilakukan untuk melihat kelayakan alat saat digunakan oleh penilai serta untuk menilai reliabilitas dari alat tersebut. Uji coba dilakukan dengan pengambilan contoh tulisan dari 98 siswa kelas XII SMA Negeri 10 Bandung. Tulisan-tulisan tersebut kemudian dianalisis oleh 7 penilai menggunakan alat asesmen yang sudah dikembangkan. Hasil temuan dari penilaian tersebut menunjukkan bahwa rubrik yang dikembangkan memiliki kecenderungan multi persepsi sehingga dibutuhkan perbaikan redaksi untuk menghindari ambiguitas makna.

Aspek yang dinilai untuk melihat kemampuan memecahkan masalah yang terdapat di dalam rubrik alat asesmen pada penelitian ini kurang merepresentasikan


(4)

makna Problem Solving Skills and Process yang sebenarnya. Sehingga dibutuhkan banyak perbaikan dan pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas alat asesmen ini.

B.Saran dan Rekomendasi

Setelah melakukan seluruh proses penelitian berikut ini beberapa saran yang peneliti tujukan untuk pendidik dan peneliti selanjutnya yang akan meneliti bahasan sejenis :

1. Saran Kepada Pendidik

Alat ini dikembangkan dengan harapan bisa menjadi satu instrumen penilaian untuk mendiagnosa kemampuan awal siswa dalam memecahkan masalah sebelum guru merancang RPP. Oleh karena itu, harapan penulis adalah pendidik atau guru bisa memanfaatkan alat asesmen ini sebagai salah satu tindakan awal dalam rangkaian pengajaran.

2. Saran kepada Peneliti selanjutnya

Alat asesmen kemampuan memecahkan masalah ini masih perlu disempurnakan baik dari kriteria aspek yang dinilai maupun penentuan gradasi mutunya. Oleh karena itu, bagi penelitian selanjutnya penelitian ini bisa menjadi latar belakang masalah yang cukup menarik untuk dibahas dan didiskusikan.

Uji coba penggunaan alat asesmen kemampuan memecahkan masalah oleh guru bisa menjadi satu permasalahan untuk diangkat sebagai bahasan penelitian baru, baik dilihat dari segi kualitas alatnya maupun pengaruh penggunaannya terhadap hasil belajar.


(5)

Rimka Nurfitriana, 2015

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Andrade, H. G. (1997). Understanding Rubrics. Educatioanal Leadership. [Online]. Tersedia: Http://www.Middleweb.com/Rubricshd.Html (Diakses 13 Mei 2014. Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

---. (2013). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Dan Praktek. Revisi Penyunt. Jakarta: Rineka Cipta.

---. (2008). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, Cetakan Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Badan Standar Nasional Pendidikan.

Caspi, J. (2008). Building A Sibling Aggression Treatment Model: Design and Development Research In Action. Research On Social Work Pratice, Vol. 18, No. 6, 575-585 Crebert, G., Patrick, C.J., Cragnolini, V., Smith, C., Worsfold, K. & Webb, F. (2011)

Problem Solving Skills Toolkit [Online] Tersedia: http://www.griffith.edu.au

(Diakses 26 Desember 2013)

Depdiknas. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian. Jakarta: Tidak Diterbitkan.

---. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Depdiknas.

the Department of Defense Education Activity. (2011). Problem Solving Scoring Rubric [Online] Tersedia:http://www.DoDEA.com (Diakses 16 April 2015)

Ellis, T. J., & Levy, Y. (2010). A Guide For Novice Researchers: Design And Development Research Mthode. Proceedings Of Informing Science & IT Education Conference (Insite), 107-118.

Evi S. (2014). Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa SMA dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air. Bandung: Tidak Diterbitkan

Hasan, H. (2003). Information Systems Development As A Research Method. Australasian Journal Of Information, 11, 4-12.

Heinich, R., Molenda, M. & Russell, J. (1982). Instructional Media And The New Technologies Of Instruction. New York: Macmillan

Hevner, A. R., & March, S. T. (2004). Design Science Research In Information Systems. Management Information Systems Quarterly, 28, 75-105.


(6)

Ibnu. (2012). Makalah Cloud Computing. [Online]. Tersedia:

Http://Ibnewd.Blogspot.Com/2012/11/Makalah-Cloud-Computing.Html (Diakses 11 Oktober 2013)

Irvan N. (2013) Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA di Kabupaten Cianjur Melalui Pendekatan Creative Problem Solving. Bandung: Tidak Diterbitkan

Keraf, Gorys. (2002). Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kizlik, Bob. (2009). Measurement, Assessment, And Evaluation In Education. [Online]. Tersedia: Http://Www.Adprima.Com/Measurement.Htm (Diakses 10 Oktober 2013) Mertler, C. A. (2001). Designing Scoring Rubrics for Your Classroom. Practical Assessment,

Research & Evaluation, 7(25). (Diakses 16 September 2014)

Mourtos, N.J., Okamoto, N.D. & Rhee, J. (2004). Defining, Teaching, and Assessing Problem Solving Skills. 7th UICEE Annual Conference on Engineering Education

Mumbai, India, 9-13 February 2004.Tersedia:

http://www.engr.sjsu.edu/nikos/pdf/UICEE%2004 %20Mumbai.pdf Nitko, A. J. (1996). Educatioanl Assessment Of Student. New Jersey: Prentice-Hall. (Diakses 23 Desember 2013)

Ormrod, J. E. 2009. Education Psychology, Developing Learners. Ohio:Carlisle Communication, Ltd

Puteri, Nadia Eka. (2011). Aplikasi Berbasis Layanan Cloud Computing. [Online]. Tersedia:

Http://Inet113111238.Wordpress.Com/2011/11/03/Aplikasi-Berbasis-Layanan-Cloud-Modul-5/ (Diakses 27 Maret 2014)

Hidup, Pertarungan. (2013). Pengertian Asesmen. [Online]. Tersedia:

https://pertarunganhidup.wordpress.com/2013/05/21/pengertian-asesmen/. (Diakses 20 Mei 2015)

Richey, R. C., & Klein, J. D. (2007). Design And Development Research. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.

Rudi, S. (2013). Implementasi Kurikulum Berdiversifikasi Di Sekolah Dasar. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Smaldino, S., Russell, J, Heinich, R. & Molenda. (2005). Instructional Technology And Media For Learning, (8th Ed.) New Jersey: Pearson

Sugiyono. (2011). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Thomas, E. J., & Rothman, J. (1994). An Integrative Perspective On Intervention Research. In J. Rhotman & E. J. Thomas (Eds). Intervention Research: Design And Development For Human Service, 3-23.

Zainul, A. (2001). Alternative Assessment Applied Approach. Jakarta: Dikti Depdiknas


Dokumen yang terkait

Model Layanan Komputasi Awan Untuk Kolaborasi Online Dengan Aplikasi WMCLOUD Project

1 47 69

Pengaruh kemampuan berkomunikasi dan kemampuan memecahkan masalah terhadap kepuasan pernikahan wanita yang melakukan pernikahan dini

1 6 136

Pengembangan Alat Asesmen Keterampilan Menulis Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada Sekolah Menengah Atas di Kota Bandung.

0 1 13

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN ADAPTABILITAS KARIR MELALUI TULISAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 BANDUNG.

2 14 53

PENGEMBANGAN ALAT ASSESMENT IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BANDUNG.

0 3 45

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN KEMAMPUAN ADAPTABILITAS KARIR MELALUI TULISAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 BANDUNG - repositoryUPI S KTP 0906070 Title

0 0 4

Pengembangan Alat Asesmen Kemampuan Memecahkan Masalah Melalui Tulisan Kolaborasi dengan Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada SMA Negeri 10 Bandung - repositoryUPI S KTP 0906082 Title

0 0 2

PENGEMBANGAN ALAT ASSESMENT IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BANDUNG - repository UPI S KTP 0901608 Title

0 0 1

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN MOTIVASI KARIR DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI CLOUD COMPUTING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 BANDUNG - repository UPI S KTP 0905945 Title

0 0 3

PENGEMBANGAN ALAT ASSESMENT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI TULISAN BERKOLABORASI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN PADA SMAN 10 DI KOTA BANDUNG - repository UPI S KTP 0901571 Title

0 0 3