Origami Maya Hirai : kajian proses pembelajaran dan kreativitas origami di Sanggar Origami Maya Hirai.

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seni pada dasarnya adalah suatu bahasa komunikasi yang disampaikan melalui suatu media. Seniman sebagai sumber komunikasi, sedangkan karya seni sebagai media komunikasi dan pengamat atau masyarakat sebagai penerima. Oleh karena itu, suatu karya seni memiliki beberapa fungsi, bukan saja bersifat pribadi tetapi juga bersifat sosial. Herbert Read dalam bukunya yang berjudul The Meaning of Art, menyebutkan bahwa seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan dalam arti bentuk yang dapat membingkai perasaan keindahan dan perasaan keindahan itu dapat terpuaskan apabila dapat menangkap harmoni atau satu kesatuan dari bentuk yang disajikan (Darsono, 2004,: 2).

Seni rupa berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi dua cabang, yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan. Seni rupa murni adalah seni yang lebih mengutamakan kepuasan ekspresi pribadi seniman, karya seni rupa yang dibuat sebagai hasil ekspresi untuk dinikmati keindahannya. Seni rupa terapan atau disebut juga kriya adalah seni yang lebih menitik beratkan pada nilai guna atau fungsi agar bermanfaat bagi kebutuhan manusia namun tetap memiliki nilai estetik.

Seni rupa murni adalah seni yang hanya dapat dinikmati keindahannya tanpa melihat fungsi, contoh dari seni murni diantaranya seni lukis, seni patung, grafis, fotografi. Sedangkan seni rupa terapan atau kriya adalah seni yang lebih mengutamakan fungsi namun tetap memperhatikan keindahan benda tersebut, contohnya anyam, keramik, batik, tekstil, reklame, ukir kayu dan seni melipat kertas (origami).

Seni murni adalah seni yang dikembangkan untuk dinikmati keindahannya. Estetika bentuk merupakan faktor utama dibandingkan fungsi dari benda itu sendiri, karya seni murni lebih banyak dimanfaatkan sebagai


(2)

2

barang pajangan atau koleksi. Proses pembuatannya yang dikerjakan secara satuan menjadi nilai jual untuk karya seni murni. Karya seni murni biasanya dibuat dalam jumlah satuan, sehingga menjadi gengsi tersendiri bagi para kolektor untuk memilikinya. Sebagai contoh karya seni murni diantaranya Lukisan, Kaligrafi, dan Patung.

Seni rupa terapan (kriya) diciptakan untuk mendukung kehidupan manusia, dalam mempermudah kehidupan manusia, senirupa terapan dibuatl dengan mengutamakan fungsi dibanding faktor estetika. Beragam benda kriya dibuat untuk membantu mempermudah pekerjaan manusia, mulai dari kendi, cangkir, teko, gelas, baju, sepatu, dan barang lainnya. keindahan bukanlah faktor penting dalam pembuatannya, meskipun sekarang ini sudah banyak hasil seni terapan yang juga selain mengutamakan fungsi juga memperhatikan faktor estetika. Seiring perkembangan jaman, benda kriya mulai banyak dijadikan sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya, namun tetap tergolong sebagai benda kriya dilihat dari segi proses pembuatan contohnya origami.

Origami adalah seni melipat kertas dari Jepang, Yang berasal dari kata Ori (melipat) dan Kami (Kertas), Sebetulnya Origami sudah dikenal di Cina sejak 100 tahun sebelum masehi, namun sejak tahun 600M berkembang pesat di Jepang (Megawangi, Ratna, dkk, 2011:1)

Sejak tahun 1950-an origami sudah menyebar luas keseluruh dunia termasuk Indonesia, perkembangan teknologi informasi yang semakin maju, mempermudah pertukaran ilmu antar setiap individu di berbagai belahan dunia. Dampak positif dari kemajuan teknologi itu adalah mudahnya bertukar informasi, sosial media menjadi wadah bertukar informasi antar individu. Kemudahan berkomunikasi itu menjadi wadah bagi individu-individu kreatif untuk membentuk suatu komunitas sesama penggiat. Origami menjadi salah satu hobi yang diminati oleh banyak orang tidak terlepas dari para pengguna internet. Pertukaran informasi terjadi antar penggiat origami diberbagai belahan dunia. Akibat dari terkumpulnya para penggiat origami itu banyak


(3)

didirikan origanisasi penggiat origami dan terus berkembang sampai sekarang.

Indonesia dengan segala keragaman dan masyarakatnya yang kreatif ikut terdorong dengan kemajuan teknologi yang semakin mudah, berkumpulnya masyarakat Indonesia yang meminati origami diseluruh dunia menjadi pintu gerbang kemajuan seni melipat kertas asal negeri Jepang ini di Indonesia. Keudahan dan manfaat yang bisa didapat dari Seni melipat kertas ini menjadi salah satu pendorong mudah diterimanya origami dikalangan masyarakat Indonesia.

Dari selembar kertas kita dapat membuat berbagai macam bentuk tiruan benda yang ada dialam maupun tumbuhan dan binatang. Bentuk-bentuk itu mulai dari bunga sampai hewan yang dibuat dengan menggunakan media selembar kertas saja, adapun bentuk-bentuk lainnya seperti robot atau bentuk karakter animasi lain juga dapat dibentuk dengan origami.

Origami selain sebagai seni melipat yang biasa diajarkan di Taman Kanak-kanak (TK), ternyata memiliki berbagai fungsi dan keunikan sehingga membentuk karakter masyarakat Jepang seperti sekarang. Diantaranya dengan media origami kita dapat melatih kerapihan, keterampilan, motorik halus, kedisiplinan, daya ingat, daya imajinasi, dan kesabaran terutama pada anak-anak yang memasuki masa keemasan perkembangan otak.

Origami terbagi dalam dua jenis, origami tradisional dan origami kontemporer (modern). Origami tradisional adalah origami yang sudah ada sejak jaman dulu dan sudah banyak dikenal masyarakat luas dan tidak diketahui lagi siapa pembuatnya, selain itu memiliki ciri jenis lipatan yang cenderung lebih sederhana. Origami kontemporer atau biasa disebut origami modern merupakan perkembangan dari bentuk-bentuk dan lipatan origami tradisional namun memiliki lebih banyak lipatan dan biasanya memiliki bentuk mendekati objek aslinya, namun ada juga origami modern yang memiliki lipatan yang simple. Origami kontemporer biasanya dapat diketahui siapa pembuatnya. Contoh karya origami tradisional yang biasa dibuat dalam bentuk benda adalah origami Bangau (Crane), Pesawat, Camera, Kodok,


(4)

4

Gelas dll. Sedangkan contoh karya origami kontemporer diantaranya origami Naga Terbang 3 dimensi, Ikan 3 dimensi, Dinosaurus, Bunga Mawar dan masih banyak bentuk lainnya dengan detail yang menyerupai bentuk aslinya.

Bandung yang terkenal sebagai kota kreatif akan hasil karya kriyanya memiliki banyak industri kreatif yang sudah tersentralisasi seperti pusat industri sepatu cibaduyut dan pusat industri kaos oblong surapati. Selain itu ada salah satu sanggar di Bandung yang anggotanya merupakan para penggiat origami yang tergabung dalam Sanggar Origami Maya Hirai yang berada dibawah naungan Yayasan Origami Indonesia.

Maya Hirai School of Origami (MHSO) merupakan sanggar origami pertama di Indonesia yang fokus pada pembelajaran dan pengembangan origami. Berdiri sejak tahun 2009, beralamat di komplek Pusat Dakwah Islam (PUSDAI) Jawa Barat jalan Diponogoro kota Bandung. Kegiatan yang dilakukan oleh Sanggar Origami Maya Hirai diantaranya mengadakan pameran, workshop, pembelajaran kelas, maupun privat. Selain itu Sanggar Origami Maya Hirai juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial maupun pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) bersama-sama dengan Komunitas Origami Indonesia (KOI) diantaranya Rangkaian Origami Bangau (Crane) Terbayak (110.311 buah), Workshop origami Shinkansen dengan peserta terbanyak (5000 peserta), juga sering mendapat pesanan pembuatan origami untuk dekorasi ataupun souvenir acara.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk karya tulis skripsi dengan judul penelitian: ORIGAMI MAYA HIRAI (Kajian Proses Pembelajaran dan Kreativitas Origami di Sanggar Origami Maya Hirai Bandung).

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis membuat perumusan masalah dan beberapa pertanyaan untuk memudahkan penelitian yang akan dilakukan, yaitu:


(5)

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Origami di Maya Hirai School of Origami?

2. Bagaimana metode pembelajaran Origami di Maya Hirai School of Origami?

3. Apa saja kreativitas bentuk yang dikembangkan Maya Hirai School of Origami?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Diperoleh rancangan rencana pembelajaran origami di Maya Hirai School of Origami.

2. Untuk mengetahui lebih dalam proses pembelajaran origami di Maya Hirai School of Origami.

3. Untuk mengetahui kreatifitas bentuk apa saja yang dikembangkan di Maya Hirai School of Origami.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai Maya Hirai School of Origami ini diharapkan membawa manfaat besar terhadap penulis, masyarakat, lembaga pendidikan, dan juga dunia pendidikan seni rupa.

1. Bagi penulis

Melalui penelitian ini diharapkan penulis dapat menambah wawasan, pengalaman, serta sumbangan informasi mengenai pembelajaran origami, sebagai kegiaan yang dapat mengasah kreatifitas. Khususnya di kota Bandung.

2. Manfaat bagi Masyarakat

Kegiatan pembelajaran origami di MHSO dapat diketahui oleh generasi muda dan para penikmat seni khususnya dibidang origami. Masyarakat memiliki gambaran secara umum mengenai origami sebagai sebuah kegiatan kreatif di kota Bandung.


(6)

6

3. Manfaat bagi lembaga pendidikan a. Formal

Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan pembelajaran pada mata pelajaran seni di sekolah maupun diperkuliahan yang terakait dengan origami

b. Nonformal

Melalui penelitian ini diharapkan memiliki gambaran umum mengenai kegiatan pembelajaran kesenirupaan yang menitik beratkan pada pengembangan kreatifitas.

c. Manfaat bagi dunia pendidikan seni rupa

Sebagai bahan tambahan referensi dan dapat diuji cobakan untuk perkembangan ilmu pngetahuan di Jurusan Pendidikan Seni Rupa UPI, khususnya pada bidang kriya dan desain. Serta dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

E. Metode Penelitian

Pendekatan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan observasi lansung dilapangan. Karena objek yang akan diteliti adalah sebuah lembaga pendidikan nonformal berbasis sanggar. Penelitian yang akan dilakukan meliputi studi literasi dan studi lapangan dengan metode observasi lapangan. Seperti yang diungkapkan Burhan (Destinia, A.P. 2011:9)

‘Untuk memudahkan dalam memecahkan masalah berdasarkan jenis data yang diinginkan, maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Data diperoleh melalui studi literasi, observasi, dan mengutamakan data lansung berupa hasil wawancara, survey lapangan, dokumentasi tertulis dan data visual’.

Metode kualitatif dipilih peneliti karena penelitian ingin memperoleh gambaran menyeluruh mengenai aspek historis, kurikulum pengajaran, metode pengajaran, hasil pengajaran, peranan dan berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh sanggar Origami Maya Hirai dalam memasyarakatkan origami di Indonesia.


(7)

F. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Model analisis yang dipakai adalah teknik analisis deskriptif. Karena sasaran fenomena penelitian yang terus berlansung. Kegiatan menganalisis data dilakukan sejak awal sampai akhir pelaksanaan penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengurai unsur-unsur yang terdapat dalam penyelenggaraan kursus origami di Sanggar Origami Maya Hirai. Melihat pentingnya dari teknik pengumpulan data, teknik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Observasi

Teknik observasi merupakan pengamatan langsung ke lapangan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan secara utuh dan (valid). Pengamatan langsung ke lokasi penelitian menjadi bagian terpenting untuk mengetahui lebih jauh tentang proses kreativitas seni origami di sanggar Origami Maya Hirai kota Bandung, penulis melakukan observasi terhadap semua aspek yang terdapat di sanggar tersebut.

b. Wawancara

Teknik wawancara dengan sejumlah pihak yang dianggap sebagai nara sumber dari materi-materi yang dibutuhkan dalam penelitian. Nara sumber tersebut di antaranya para penggiat origami di kota Bandung yang memiliki kontribusi besar bagi perkembangan kreatifitas origami di Indonesia, khususnya Kota Bandung.

c. Studi Pustaka dan Studi Dokumentasi

Untuk memperkuat wawasan keilmuan secara teoritis, penulis melakukan studi pustaka dengan membaca buku-buku yang relevan


(8)

8

dengan aspek yang akan diteliti. Studi dokumentasi menunjang pemahaman peneliti terhadap kajian materi penelitian supaya lebih baik. Data dokumentasi tersebut meliputi sejumlah referensi buku, dan dokumentasi foto dan video yang terkait dengan aspek yang diteliti.

G. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Sanggar Origami Maya Hirai Jl. Diponogoro 63, Gedung kaca selatan PUSDAI Jawa Barat. Bandung. Tlp.(022)70840375. Lokasi ini merupakan lokasi pindahan dari lokasi sebelumnya yang berada di Jl.Raya Cigadung.

H. Sistematika Penelitian

Adapun cara penyusunan penulis yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan Latar belakang masalah, rumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan yang peneliti lakukan dalam mengurai permasalahan yang diangkat pada penelitian ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan menjelaskan landasan teori yang digunakan dan menjadi acuan bagi penulis menganalisis data. Diuraikan pula kutipan dari buku-buku yang relevan berhubungan kursus origami di Sanggar Origami Maya Hirai.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan kegiatan serta cara-cara yang penulis tempuh dalam melaksanakan penelitian guna mendapatkan sumber-sumber


(9)

dan data yang berhubungan dengan kursus origami di Sanggar Origami Maya Hirai.

BAB IV : PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian beserta pembahasannya, mengenai kegiatan pembelajaran, merancang proses pembelajaran dan manfaat dari kegiatan kursus bagi perkembangan kreatifitas peserta di Sanggar Origami Maya Hirai.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Dalam Bab ini diperoleh simpulan dan rekomendasi dari hasil bahasan beserta kajian berdasarkan data yang diperoleh penulis mengenai kursus origami di Sanggar Origami Maya Hirai. Beberapa rekomendasi diajukan kepada pengajar/ instruktur, instansi terait dan khalayak umum.


(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode merupakan suatu kerangka kerja atau kerangka fikiran untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan yang beraturan, terarah, dan berkonteks yang berkaitan (relevant) dengan maksud dan tujuan. Secara ringkas metode pun merupakan suatu sistem berbuat. Karena berupa sistem maka metode merupakan seperangkat unsur-unsur yang berbentuk suatu kesatuan.

Penelitian (research) merupakan suatu kegiatan mengkaji, mencari atau menyelidiki secara teliti dan teratur dalam suatu bidang ilmu menurut kaidah tertentu yang bertujuan mencari jawaban atas suatu permasalahan yang belum terpecahkan jawabannya. Meneliti dilakukan untuk memperkaya dan menambah pemahaman tentang sesuatu. Dalam suatu penelitian terdapat kegiatan penyelidikan (investigation), yaitu mencari fakta secara teliti dan teratur menurut suatu kaidah tertentu untuk menjawab suatu pertanyaan. Serta menyelidiki untuk menjelaskan sesuatu.

Tidak akan ada penelitian jika tidak ada persoalan atau masalah. masalah (problem) merupakan pangkal dari penelitian. Persoalan adalah segala sesuatu yang dihadapi atau dirasakan seseorang yang menimbulkan dalam dirinya keinginan untuk membahasnya. Mencari jawabannya atau menemukan cara penyelesaiaannya. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif,

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamia, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara porposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyuno, 2009: 15)

Terkait uraian diatas, pada proses penelitian didalamnya terdapat cara (tindakan) atau metode yang digunakan dalam kegiatan tersebut. Seperti yang


(11)

diungkapkan sugiono (Destiana, 2011:46) „secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu‟. Artinya metode penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari objek yang diteliti sesuai dari data hasil penelitian serta dapat diujicobakan kevaliditasannya.

Untuk memudahkan pemecahan masalah berdasarkan jenis data yang diinginkan, maka dalam penelitian mengenai proses pembelajaran dan kreatifitas seni origami di Maya Hirai School of Origami ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui studi literatur, observasi dan mengutamakan data lansung berupa hasil wawancara, survey, dokumentasi tertulis dan data visual. Analisis data menggunakan model interaktif, yaitu proses penyeleksian data dilakukan sejak awal penelitian dilakukan kemudian disajikan secara deskriptif dalam bentuk teks naratif. Pendekatan kualitatif dipilih karena dirasa cocok untuk mengurai permasalahan karena peneliti dapat menjelaskan semua proses penelitian mulai dari cara memasuki lapangan, cara-cara yang ditempuh dalam mengkoleksi data, dan analisis unit penelitian.

Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah masalah. Ketepatan menggunakan metode dalam penelitian merupakan cara atau alat untuk mencapai keberhasilan dalam penelitian. Metode yang digunakan untuk mencapai keberhasilan penelitian adalah metode yang memiiki kesesuaian dengan masalah untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam penelitian. Metode penelitian dapat membantu memberikan kontribusi dalam mengatasi kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.

B.Desain

Desain penelitian yang dilakukan mengenai kursus keterampilan seni melipat kertas di Maya Hirai School of Origami ini merupakan suatu kerangka atau rincian prosedur kerja yang dapat dilakukan pada waktu penelitian dilaksanakan.


(12)

43

Sehingga diharapkan agar memberikan gambaran dan arahan mana yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian tersebut. Juga memberikan gambaran bahwa penelitian itu telah selesai. Desain penelitian yang baik dapat memudahkan kita dalam melakuan penelitian. Yang dmaksud dengan kerangka penelitian adalah pokok-pokok dari usulan suatu penelitan yang menggambarkan suatu penelitian itu dilakukan dan bagaimana hasil penelitian itu diperkirakan nantinya. Adapun prosedur penelitian akan dilaksanakan sebagai berikut.

1. Tahap persiapan

Dalam tahap persiapan penelitian, peneliti terlebih dahulu memilih dan menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian, setelah mendapatkan lokasi penelitian yang cocok, lalu dilanjutkan dengan penyusunan proposal penelitian dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan selama penelitian.

a. Memilih dan menentukan lokasi penelitian

Pemilihan lokasi penelitian di Maya Hirai School of Origami Jl. Diponogoro No.63 Bandung didorong oleh keinginan untuk mendalami dan mengangkat seni keterampilan melipat kertas di tempat ini. Selain itu popularitas origami yang sedang naik daun karena keunikan dan kemudahannya untuk dibuat oleh segala tingkat usia menjadikan seni yang populer berasal dari negeri Jepang ini mudah diterima oleh semua kalangan terutama di Indonesia. Fungsi origami yang selain sebagai benda seni juga bermanfaat sebagai media belajar, dan mengasah kreatifitas dan kemampuan motorik halus menjadikan pembelajaran origami seringkali dimasukan dalam setiap pembelajaran kelas di Taman Kanak-kanak (TK).

Maya Hirai School of Origami berdiri dibawah naungan Yayasan Origami Indonesia bukanlah satu-satunya sanggar/ tempat pelatihan origami di kota Bandung. Terdapat beberapa sanggar atau tempat


(13)

kursus lain yang juga mengajarkan materi origami seperti Rumah Origami dan Club Origami Indonesia yang juga memiliki kontribusi dalam mempopulerkan origami di Indonesia. namun belakangan Club Origami lebih memfokuskan pada pengembangan praktis dari origami dengan lebih banyak bergerak pada bidang bisnis kreatif. Maya Hirai School of Origami atau Sanggar Origami Maya Hirai dipilih berdasarkan aktifitas yang dilakukan tidak hanya sekedar mengajarkan origami saja namun Sanggar Origami Maya Hirai yang dimotori oleh ibu Fajar Ismayanti (Maya Hirai) secara aktif mengajarkan dan mengadakan workshop diberbagai kota di Indonesia dan sukses mengukuhkan namanya sebagai “Ibu Origami Indonesia”. Berbagai prestasi telah dibuat salah satunya adalah sebagai penggagas pembuatan rangkaian 110.311 origami bangau, pembuatan 5000 origami hati bersama gubernur JABAR, pengajaran origami Shinkansen dengan 6200 peserta di Bodowoso dan pembuatan Diorama origami terpanjang sepanjang 200 meter yang semuanya dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI)

b. Penyusunan Proposal

Proposal merupakan gambaran awal dari penelitian atau karya tulis ilmiah yang akan dibuat. Proposal penelitian ini meliputi izin penyusunan skripsi, dari kampus dan izin penelitian dari pihak pemilik tempat yang akan dijadikan lokasi penelitian dalam hal ini adalah Maya Hirai School of Origami.

c. Persiapan peralatan penelitian

Pada saat akan melakukan penelitian terlebih dahulu mempersiapkan peralalatan yang dibutuhkan dalam penelitian untuk memastikan kelancaran penelitian. Persiapan dilakukan baik dari persiapan teknis maupun non-teknis. Tujuannnya adalah agar proses pengambilan data dapat berjalan dengan baik sesuai dengan standar dan


(14)

45

prosedur yang ada dan untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan. Tahap persiapan peralatan meliputi persiapan peralatan untuk observasi lapangan dan peralatan untuk pengolahan data.

d. Pedoman wawancara dan observasi

Pedoman wawancara digunakan dalam penelitian di Maya Hirai School of Origami untuk memastikan wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Sedangkan pedoman penelitian digunakan agar peneliti dapat melakukan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman observasi disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan informasi yang muncul pada saat berlansungnya wawancara.

Wawancara adalah kegiatan untuk mengumpulkan data secara lansung dari informan yang menjadi sumber informasi,

1) Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian dibagi dalam tiga tahap, diantaranya pengumpulan data, pengolahan data dan menyimpulkan hasil. Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini digunakan metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian.

Pada tahap pengumpulan data, data dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah dibuat. Data-data tesebut diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dan observasi. Data


(15)

yang dikumpulkan merupakan data asli mengenai objek yang diteliti sesuai dengan fakta dilapangan.

Pengolahan data, pada tahap ini data yang dikumpulkan selanjutnya disaring dengan cara diklasifikasikan dan diorganisasikan agar mempermudah pengolahan data sesuai rancangan penelitian. Data tersebut diolah secara logis sesuai dengan metode yang telah ditetapkan dalam rancangan penelitian.

Penyimpulan hasil, pada tahap ini data yang telah diolah disimpulkan oleh peneliti sesuai dengan hasil yang didapat. kemampuan peneliti dalam mengolah data dan menafsirkannya secara logis sangat menentukan hasil dari penelitian tersebut.

2) Tahap penyusunan laporan penelitian

Laporan penelitian merupakan rancangan (tahapan) yang dilakukan dalam pelaksaan kegiatan penelitian. Dalam penyusunan laporan ini dibagi dalam beberapa tahap, diantaranya tahap penyusunan, tahap konsutasi dan tahap memperbanyak laporan. a) Penyusunan laporan penelitian

Laporan penelitian disusun berdasarkan rancangan dan tahap-tahap kegiatan dalam penelitian. Penyusunan laporan penelitian dimulai dari latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian, penjelasan istilah, lamanya waktu penelitian dan sistematika penulisan.

b)Konsultasi dengan dosen pembimbing

Konsultasi bersama dosen pembimbing dalam sebuah penelitian diperlukan untuk memandu dan memberikan arahan sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Dosen sebagai pemandu memberikan arahan dan bantuan bagi peneliti dalam upaya pencapaian keberhasilan studi yang diteliti.


(16)

47

c) Memperbanyak laporan

Mempublikasi sebuah penelitian yang telah dilakukan sangatlah penting, karena sangat berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan sebagaimana tujuan awal sebuah penelitian. Laporan hasil penelitian harus diperbanyak untuk diketahui oleh masyarakat luas agar hasil penelitian yang telah dilaksanakan tersebut dapat dikembangan demi kepentingan ilmu pengetahuan.

C.Subjek penelitian

Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (Organisasi), yang sifat-keadaannya (atribut-nya) akan diteliti. Dengan kata lain, subjek penelitian adalah sesuatu yang didalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah peserta kursus origami di Maya Hirai School of Origami beserta karya yang mereka buat.

D.Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian ini tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Data didapatkan lansung dari sumber data atau disebut data primer. Data yang terkumpul didokumentasikan untuk diolah.

1. Pengumpulan data dengan observasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi. “Pengertian observasi pada konteks pengumpulan data adalah tindakan atau proses pengambilan informasi, atau data melalui media pengamatan.” (Sukardi, 2013:50). Teknik pengumpulan data yang


(17)

digunakan adalah observasi partisipasi pasif (passive participation). Pada observasi partisipasi pasif, peneliti hanya mengamati kegiatan ditempat penelitian dilakukan. dalam hal ini peneliti datang ketempat kegiatan yang akan diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti mengamati kegiatan mulai dari pemberian materi, proses belajar, hingga hasil karya yang selesai dikerjakan oleh para peserta kursus origami di Maya Hirai School of Origami.

Objek yang diobservasi dalam penelitian kualitatif ini terdiri atas tiga komponen yaitu pelaku (actor), tempat (place), dan aktifitas (activities) yang kita namakan situasi social.

2. Pengumpulan data dengan data wawancara

Pengumpulan data dengan wawancara sangat penting dilakukan, hal ini untuk mendapatkan data lansung dari pelaku yang menjadi subjek penelitian.

“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya relative kecil/sedikit.” Sugiono (2009:194)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wawancara dapat dilakukan dalam rangka mencari permasalahan yang akan diteliti ataupun mendapatkan informasi lain yang lebih mendalam mengenai permasalahan yang diteliti saat penelitian dilakukan.

Wawancara yang peneliti lakukan kepada tiga pelaku, yaitu pemilik, pengajar (instruktur), siswa (peserta) pada kursus origami di Maya Hirai School of Origami, didokumentasikan sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan wawancara kepada sumber informasi yang menjadi sumber data (informan). Sebagaimana yang diungkapkan sugiono (2009:195)

“Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.”


(18)

49

Peralatan yang peneliti gunakan untuk mendokumentasikan wawancara tersebut diantaranya:

a. Buku catatan : berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan dengan sumber data.

b. Kamera Digital: Berfungsi untuk memotret dan merekam pembicaraan peneliti dengan sumber data.

No. Nama Keterangan

1. Fajar Ismayanti Pendiri Maya Hirai School of Origami 2. Nurul Chusna Instruktur Senior MHSO

3. Miranti B. Peserta kursus Origami MHSO

4. Rani Orang tua Peserta kursus Origami

MHSO

5. Ayub Mubarok Peserta kursus Origami MHSO

Tabel 3.1 Daftar Informan

3. Pengumpulan data dengan dokumen

Setelah peneliti melakukan pengumpulan data observasi dan data wawancara, data tersebut dilengkapi dengan pengumpulan data dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Dokumen yang dikumpulkan merupakan catatan kegiatan yang pernah dilakukan Sanggar Origami Maya Hirai Selama berdiri. Hal ini diperkuat dengan pendapat Sugiono yang menyatakan

“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, dan karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif”. (Sugiono,2009: 329).

Dari pendapat Sugiono tersebut, peneliti merasa perlu melengkapi data observasi dan wawancara dengan data dokumen agar data yang didapatkan


(19)

lebih lengkap, mengingat metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

E.Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di lokasi sanggar Maya Hirai School of Origami (MHSO) Jl.Diponogoro No.63 (komplek Pusdai Jabar) kec.Cibeunying Kaler, kota Bandung

F.Analisis data

Menganalisis data merupakan langkah yang menentukan dalam proses mencari jawaban atas masalah-masalah penelitian. Model analisis yang dipakai adalah teknik analisis deskriptif. Karena sasaran penelitian ini fenomena yang terus berlansung. Kegiatan menganalisis data dilakukan sejak awal sampai akhir pelaksanaan penelitian, teknik ini digunakan untuk mengurai unsur-unsur yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran mengenai penyelenggaraan kursus origami di Maya Hirai School of Origami, Bandung


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Dr.S. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

____________. (1986). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Destinia, A.P. (2011). Kursus Keterampilan Kriya di Crayon’s Craft & Co. Bandung: UPI

Destrianingsih, Rika. (2006). Melipat & Merangkai Uang Untuk Mahar. Surabaya: Trubus Agrisarana.

Fuse, Tomoko. (2002). KUSUDAMA ORIGAMI. Tokyo: Japan Publications Trading Co.,Ltd.

Gjerde, Eric. (2009). Origami Tessellations: Awe-inspiring Geometric Designs. Wellesley: A.K. Peters, Ltd.

Hanafi, Geby. (2009). Membuat Perhiasan Cantik & Glamor Dari Kertas. Jakarta: Gramedia Pustaka utama

Hirai, Maya. (2009). Origami Untuk Sekolah Dasar. Jakarta Selatan: Kawan Pustaka

__________. (2013). Fun Origami. Jakarta Selatan: Kawan Pustaka

Kamil, DR. H. Mustofa. (2009). Pendidikan Nonformal. Bandung: Alfabeta Kartika, Darsono Sony. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa

Sains

Kasahara, Kunihiko. (1998). ORIGAMI OMNIBUS Paper Folding For Everybody. Tokya: Japan Publishing.Inc.

LaFosse, Michael G. (2003). Asian Art & Crafts for crative kids Origami Activities. Tokyo: Tuttle Publishing

Marzuki, Prof.H.M. Saleh. (2012). Pendidikan Nonformal Dimensi dalam keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: Rmaja Rosdakarya

Megawangi, Ratna.dkk. (2011). Origami Untuk Membangun Karakter. Depok:Indonesia Heritage Fondation


(21)

Origami-Indonesia. (2014). Club Origami Indonesia. [Tersedia] : http://origami-indonesia.com/2014/01/

Paat, Revi Devi. (2006). Asyiknya membuat Boneka Kertas Aneka Gaya Penghias Kartu Ucapan, Bingkisan, dan Suvenir. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

______________. (2007). Seni Lipat Kertas Untuk Kreasi Amplop Unik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

______________. (2008). Seni Lipat Kertas Untuk Kreasi Pita Unik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Robinson, Nick. (2004). The ENCYCLOPEDIA of Origami. Singapore: Page One Publishing Private Limited.

Sudjana, Prof. H. Djudju. (2001). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.

Sukardi, HM. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Implementasi dan Pengembangannya. 2013. Jakarta: Bumi Aksara .

Tahir. Hadi. (2013). 20 Origami Hewan: Kreasi Baru Yang Menawan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Indonesia. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.pdf. Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman penulisan karya ilmiah.

Bandung: UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI.

Sumber Media Eletronik:

Aries, Erna Febru S. (2008) Peneitian Deskriptif. Tersedia di:

http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/


(22)

Expresisastra. (2014). Model-model analisis data. Tersedia: http://expresisastra.blogspot.com/2013/12/model-model-analisis

data.html [Diakses 27 Januari 2014]

Indonesia, Klub Origami. (2014). Profil. Tersedia:

http://origami-indonesia.com/ [Diakses 5 januari 2014]

Indonesia, Sanggar Origami. (2014). Profil. Tersedia:

http://sanggar-origami.com/profil [Diakses 5 januari 2014]

Hirai, Maya. (2014). Maya Hirai Ibu Origami Indonesia. [Tersedia] : http://mayahirai.com/2010/05/29/maya-hirai-ibu-origami-indonesia [Diakses 5 Januari 2014]

Marhaendro, A.S.D. (2008). Penelitian Deskriptif. Tersedia di

http://mahaedro.wordpress.com/penelitiandeskriptif/Pdf [Diakses 27

Januari 2014]

Sanggar-Origami. (2014). Sanggar Origami Indoensia. [Tersedia] :

http://sanggar-origami.com/2014/01/ [Diakses 27 Januari 2014]

Soendari,Tjutju.PenelitianDeskriptif.Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FI P/JUR.PEND.LUARBIASA/195602141980032/TJUTJU_SOENDA RI/Power_Point_Perkuliahan/Metode_PPKKh/Penelitian__Deskripti

f.ppt. [Diakses 27 Januari 2014]

Wikipedia. (2014). Origami. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Origami/2014/01 [Diakses 5 januari


(1)

48

Rahmat Hidayat, 2015

Origami Maya Hirai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan adalah observasi partisipasi pasif (passive participation). Pada observasi partisipasi pasif, peneliti hanya mengamati kegiatan ditempat penelitian dilakukan. dalam hal ini peneliti datang ketempat kegiatan yang akan diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti mengamati kegiatan mulai dari pemberian materi, proses belajar, hingga hasil karya yang selesai dikerjakan oleh para peserta kursus origami di Maya Hirai School of Origami.

Objek yang diobservasi dalam penelitian kualitatif ini terdiri atas tiga komponen yaitu pelaku (actor), tempat (place), dan aktifitas (activities) yang kita namakan situasi social.

2. Pengumpulan data dengan data wawancara

Pengumpulan data dengan wawancara sangat penting dilakukan, hal ini untuk mendapatkan data lansung dari pelaku yang menjadi subjek penelitian.

“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya relative kecil/sedikit.” Sugiono (2009:194)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wawancara dapat dilakukan dalam rangka mencari permasalahan yang akan diteliti ataupun mendapatkan informasi lain yang lebih mendalam mengenai permasalahan yang diteliti saat penelitian dilakukan.

Wawancara yang peneliti lakukan kepada tiga pelaku, yaitu pemilik, pengajar (instruktur), siswa (peserta) pada kursus origami di Maya Hirai School of Origami, didokumentasikan sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan wawancara kepada sumber informasi yang menjadi sumber data (informan). Sebagaimana yang diungkapkan sugiono (2009:195)

“Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.”


(2)

49

Rahmat Hidayat, 2015

Origami Maya Hirai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peralatan yang peneliti gunakan untuk mendokumentasikan wawancara tersebut diantaranya:

a. Buku catatan : berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan dengan sumber data.

b. Kamera Digital: Berfungsi untuk memotret dan merekam pembicaraan peneliti dengan sumber data.

No. Nama Keterangan

1. Fajar Ismayanti Pendiri Maya Hirai School of Origami 2. Nurul Chusna Instruktur Senior MHSO

3. Miranti B. Peserta kursus Origami MHSO

4. Rani Orang tua Peserta kursus Origami

MHSO

5. Ayub Mubarok Peserta kursus Origami MHSO Tabel 3.1

Daftar Informan 3. Pengumpulan data dengan dokumen

Setelah peneliti melakukan pengumpulan data observasi dan data wawancara, data tersebut dilengkapi dengan pengumpulan data dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Dokumen yang dikumpulkan merupakan catatan kegiatan yang pernah dilakukan Sanggar Origami Maya Hirai Selama berdiri. Hal ini diperkuat dengan pendapat Sugiono yang menyatakan

“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, dan karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif”. (Sugiono,2009: 329).

Dari pendapat Sugiono tersebut, peneliti merasa perlu melengkapi data observasi dan wawancara dengan data dokumen agar data yang didapatkan


(3)

50

Rahmat Hidayat, 2015

Origami Maya Hirai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih lengkap, mengingat metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

E.Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di lokasi sanggar Maya Hirai School of Origami (MHSO) Jl.Diponogoro No.63 (komplek Pusdai Jabar) kec.Cibeunying Kaler, kota Bandung

F.Analisis data

Menganalisis data merupakan langkah yang menentukan dalam proses mencari jawaban atas masalah-masalah penelitian. Model analisis yang dipakai adalah teknik analisis deskriptif. Karena sasaran penelitian ini fenomena yang terus berlansung. Kegiatan menganalisis data dilakukan sejak awal sampai akhir pelaksanaan penelitian, teknik ini digunakan untuk mengurai unsur-unsur yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran mengenai penyelenggaraan kursus origami di Maya Hirai School of Origami, Bandung


(4)

Rahmat Hidayat, 2015

Origami Maya Hirai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Dr.S. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

____________. (1986). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Destinia, A.P. (2011). Kursus Keterampilan Kriya di Crayon’s Craft & Co. Bandung: UPI

Destrianingsih, Rika. (2006). Melipat & Merangkai Uang Untuk Mahar. Surabaya: Trubus Agrisarana.

Fuse, Tomoko. (2002). KUSUDAMA ORIGAMI. Tokyo: Japan Publications Trading Co.,Ltd.

Gjerde, Eric. (2009). Origami Tessellations: Awe-inspiring Geometric Designs. Wellesley: A.K. Peters, Ltd.

Hanafi, Geby. (2009). Membuat Perhiasan Cantik & Glamor Dari Kertas. Jakarta: Gramedia Pustaka utama

Hirai, Maya. (2009). Origami Untuk Sekolah Dasar. Jakarta Selatan: Kawan Pustaka

__________. (2013). Fun Origami. Jakarta Selatan: Kawan Pustaka

Kamil, DR. H. Mustofa. (2009). Pendidikan Nonformal. Bandung: Alfabeta Kartika, Darsono Sony. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa

Sains

Kasahara, Kunihiko. (1998). ORIGAMI OMNIBUS Paper Folding For Everybody. Tokya: Japan Publishing.Inc.

LaFosse, Michael G. (2003). Asian Art & Crafts for crative kids Origami Activities. Tokyo: Tuttle Publishing

Marzuki, Prof.H.M. Saleh. (2012). Pendidikan Nonformal Dimensi dalam keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: Rmaja Rosdakarya

Megawangi, Ratna.dkk. (2011). Origami Untuk Membangun Karakter. Depok:Indonesia Heritage Fondation


(5)

Rahmat Hidayat, 2015

Origami Maya Hirai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Origami-Indonesia. (2014). Club Origami Indonesia. [Tersedia] : http://origami-indonesia.com/2014/01/

Paat, Revi Devi. (2006). Asyiknya membuat Boneka Kertas Aneka Gaya Penghias Kartu Ucapan, Bingkisan, dan Suvenir. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

______________. (2007). Seni Lipat Kertas Untuk Kreasi Amplop Unik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

______________. (2008). Seni Lipat Kertas Untuk Kreasi Pita Unik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Robinson, Nick. (2004). The ENCYCLOPEDIA of Origami. Singapore: Page One Publishing Private Limited.

Sudjana, Prof. H. Djudju. (2001). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.

Sukardi, HM. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Implementasi dan Pengembangannya. 2013. Jakarta: Bumi Aksara .

Tahir. Hadi. (2013). 20 Origami Hewan: Kreasi Baru Yang Menawan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Indonesia. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.pdf. Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman penulisan karya ilmiah.

Bandung: UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI.

Sumber Media Eletronik:

Aries, Erna Febru S. (2008) Peneitian Deskriptif. Tersedia di: http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/ [Diakses 24 Januari 2014]


(6)

Rahmat Hidayat, 2015

Origami Maya Hirai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Expresisastra. (2014). Model-model analisis data. Tersedia:

http://expresisastra.blogspot.com/2013/12/model-model-analisis

data.html [Diakses 27 Januari 2014]

Indonesia, Klub Origami. (2014). Profil. Tersedia:

http://origami-indonesia.com/ [Diakses 5 januari 2014]

Indonesia, Sanggar Origami. (2014). Profil. Tersedia:

http://sanggar-origami.com/profil [Diakses 5 januari 2014]

Hirai, Maya. (2014). Maya Hirai Ibu Origami Indonesia. [Tersedia] :

http://mayahirai.com/2010/05/29/maya-hirai-ibu-origami-indonesia

[Diakses 5 Januari 2014]

Marhaendro, A.S.D. (2008). Penelitian Deskriptif. Tersedia di

http://mahaedro.wordpress.com/penelitiandeskriptif/Pdf [Diakses 27

Januari 2014]

Sanggar-Origami. (2014). Sanggar Origami Indoensia. [Tersedia] :

http://sanggar-origami.com/2014/01/ [Diakses 27 Januari 2014]

Soendari,Tjutju.PenelitianDeskriptif.Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FI P/JUR.PEND.LUARBIASA/195602141980032/TJUTJU_SOENDA RI/Power_Point_Perkuliahan/Metode_PPKKh/Penelitian__Deskripti

f.ppt. [Diakses 27 Januari 2014]

Wikipedia. (2014). Origami. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Origami/2014/01 [Diakses 5 januari