PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi.

(1)

Euis Istikomah, 2015

PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS XI IIS 2 SMAN 3 CIMAHI)

Euis Istikomah. 1002156. euisisti24@gmail.com ABSTRAK

Skripsi ini mengambil judul “Penerapan Metode Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa kelas XI IIS 2 di SMA Negeri 3 Cimahi)”. Pembelajaran sejarah selama ini kurang melatih keterampilan komunikasi siswa di dalam kelas sehingga keterampilan komunikasi siswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran sejarah. Keterampilan komunikasi yang ditingkatkan meliputi keterampilan komunikasi pada saat menjawab pertanyaan dari guru, keterampilan komunikasi pada saat berdiskusi, keterampilan komunikasi pada saat membuat laporan dalam bentuk tulisan, keterampilan komunikasi pada saat presentasi dan keterampilan komunikasi pada saat menjawab pertanyaan dari siswa lain. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran sejarah dengan menerapkan metode think-pair-share mampu meningkatkan keterampilan komunikasi siswa kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi. Keterampilan komunikasi siswa meningkat terlihat dari cara siswa menjawab pertanyaan dari guru, melakukan diskusi, membuat laporan dalam bentuk tulisan, presentasi dan menjawab pertanyaan dari siswa lain.

Kata kunci : Metode Think-Pair-Share, Keterampilan Komunikasi Siswa, PTK

ENHANCE STUDENTS’S COMMUNICATION SKILLS THROUGH THE IMPLEMENTATION OF THINK-PAIR SHARE METHOD IN HISTORY SUBJECT (CLASSROOM ACTION RESEARCH IN XI IIS 2 SMA NEGERI 3

CIMAHI)

Euis Istikomah. 1002156. euisisti24@gmail.com ABSTRACT

The problem in this research content is about the lack of comunication skills in History subject. The purpose of this research is to enhancing the student’s comunication skills by applying the implementation of Think-Pair Share method on History Subject in XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi at Academic Year 2014/2015.

The variety of students’s comunication skills enhanced by this Think-Pair Share Method consists by the ability of students when answering questions from the teacher, when they role into discussions, the communication skills to have a good literature reports, to presenting their worksheet in front of the class, and the ability to have a good communication skills when anwering others students questions.


(2)

Euis Istikomah, 2015

Based on the results, this research has a conclusion that the implementation of Think-Pair share Method enhanced student’s communication skills on History Subject in XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi. This enhancement seen from the way students answering teacher’s questions, rollin to discussion, have a good literature reports, the way they presenting their worksheet and answers the questions from the other students.


(3)

Euis Istikomah, 2015

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ··· i

UCAPAN TERIMA KASIH ··· ii

ABSTRAK ··· iii

DAFTAR ISI ··· vii

DAFTAR TABEL ··· viii

DAFTAR GAMBAR ··· x

BAB I PENDAHULUAN ··· 1

A. Latar Belakang Penelitian ··· 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ··· 5

C. Tujuan Penelitian ··· 6

D. Manfaat Penelitian ··· 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ··· 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ··· 9

A.Pembelajaran Sejarah ··· 9

B. Keterampilan Komunikasi Siswa··· 12

C. Pembelajaran Cooperative Learning ··· 14

1. Pengertian Cooperative Learning ··· 14

2. Prinsip Dasar dan Karakteristik Cooperative Learning ··· 16

3. Tipe-Tipe Cooperative Learning ··· 17

D. Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share ··· 19

1. Karakteristik Metode Think-Pair-Share ··· 21

2. Langkah-langkah Metode Think-Pair-Share ··· 22

3. Keunggulan dan Kelemahan Metode Think-Pair-Share ··· 23


(4)

Euis Istikomah, 2015

E. Penerapan Metode Think-Pair-Share untuk Meningkatkan

Keterampilan Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ··· 24

F. Penelitian Relavan ··· 27

BAB III METODOGI PENELITIAN ··· 29

A. Subjek dan Lokasi Penelitian ··· 29

B. Metode Penelitian ··· 30

C. Desain Penelitian ··· 31

D. Fokus Penelitian ··· 35

1. Metode Think-Pair-Share dalam Pembelajaran Sejarah ··· 35

2. Keterampilan Komunikasi Siswa ··· 36

E. Instrumen Penelitian ··· 37

F. Teknik Pengumpul Data ··· 38

G. Analisis Data ··· 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ··· 42

A. Hasil Penelitian ··· 42

1. Kondisi Guru Sejarah ··· 42

2. Kondisi Siswa Kelas XI IIS 2 dalam Pembelajaran Sejarah··· 42

3. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Penerapan Metode Think-Pair-Share ··· 43

a. Deskripsi Tindakan Siklus I ··· 43

1) Perencanaan (Plan) ··· 43

2) Pelaksanaan (Act)··· 44

3) Observasi (Observation) ··· 48

4) Refleksi (Reflection) ··· 63

b. Deskripsi Tindakan Siklus II ··· 67

1) Perencanaan (Plan) ··· 67

2) Pelaksanaan (Act)··· 67


(5)

Euis Istikomah, 2015

4) Refleksi (Reflection) ··· 87

c. Deskripsi Tindakan Siklus III ··· 90

1) Perencanaan (Plan) ··· 90

2) Pelaksanaan (Act)··· 91

3) Observasi (Observation) ··· 94

4) Refleksi (Reflection) ··· 111

d. Deskripsi Tindakan Siklus IV ··· 114

1) Perencanaan (Plan) ··· 114

2) Pelaksanaan (Act)··· 114

3) Observasi (Observation) ··· 117

4) Refleksi (Reflection) ··· 133

B. Pembahasan Hasil Penelitian ··· 136

1. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian Penerapan Metode Think-Pair-Share ··· 137

a. Perencanaan Pembelajaran Sejarah dengan Menerapkan Metode Think-Pair-Share ··· 137

b. Melaksanakan Tahap-Tahap Pembelajaran dengan Menerapkan Metode Think-Pair-Share ··· 140

c. Peningkatan Keterampilan Komunikasi Siswa dengan Menerapkan Metode Think-Pair-Share ··· 143

1) Deskripsi Data Hasil Keterampilan Komunikasi Siswa dengan Menerapkan Metode Think-Pair-Share ··· 143

2) Deskripsi Data Laporan Hasil Diskusi Kelompok ··· 154

d. Upaya-upaya Guru untuk Mengatasi Kendala dalam Penerapan Metode Think-Pair-Share ··· 158

2. Analalsis Hasil Penerapan Metode Think-Pair-Share terhadap Peningkatan Keterampilan Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ··· 160


(6)

Euis Istikomah, 2015

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ··· 164 A. Kesimpulan ··· 164 B. Rekomendasi ··· 166

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(7)

Euis Istikomah, 2015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran dikatakan berlangsung secara efektif apabila tujuannya tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan. Para siswa dapat mengikuti pembelajaran itu secara mudah dan menyenangkan. Gurunya pun melakoninya dengan lancar tanpa merasa beban di dalamnya. Permasalahan pembelajaran muncul ketika tujuan belum sesuai dengan yang telah direncanakan. Pembelajaran sejarah contohnya, dalam penerapannya di kelas masih ditemukannya permasalahan yang beragam. Salah satu permasalahan yang menjadi perhatian peneliti yang ditemukan di kelas yaitu permasalahan mengenai keterampilan komunikasi siswa. Keterampilan komunikasi merupakan salah satu keterampilan yang penting dalam pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran sejarah. Dimyati dan Mudjiono (2009, hlm. 143) menjelaskan bahwa :

Komunikasi dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual. Contoh-contoh kegiatan dari keterampilan mengkomunikasikan adalah mendiskusikan suatu masalah, membuat laporan, membaca peta, dan kegiatan lain yang sejenis.

Berdasarkan pendapat Dimyati dan Mudjiono di atas, keterampilan komunikasi siswa adalah keterampilan dalam menyampaikan informasi yang dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan siswa di kelas. Kegiatan siswa yang umum terjadi di kelas mencangkup: menyimak, bertanya, berdiskusi, presentasi, tanya jawab dan kegiatan lainnya. Permasalahan yang terjadi adalah keterampilan komunikasi siswa yang masih rendah dalam pembelajaran.

Permasalahan mengenai keterampilan komunikasi terindikasi ketika peneliti melakukan observasi pada kelas XI IIS 2 di SMAN 3 CIMAHI. Keterampilan komunikasi siswa masih rendah terlihat dari beberapa kegiatan yang terjadi pada saat pembelajaran sejarah berlangsung. Pertama, keterampilan komunikasi siswa pada saat guru memberikan pertanyaan. Pada saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk melihat kemampuan awal siswa di awal pembelajaran, masih banyak siswa yang masih menjawab pertanyaan seperlunya. Kedua, keterampilan


(8)

2

Euis Istikomah, 2015

komunikasi siswa pada saat diskusi kelompok. “Komunikasi kelompok ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya”(Cangara, 2002, hlm. 32). Ketika siswa melakukan kegiatan diskusi kelompok, masih belum terlihat adanya interaksi siswa dalam kelompok. Ada siswa yang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, ada siswa yang mengobrol diluar topik pembelajaran, dan ada pula siswa yang hanya diam. Hal ini mengindikasikan bahwa keterampilan komunikasi siswa pada saat kegiatan diskusi kelompok kurang berjalan dengan baik.

Ketiga, keterampilan komunikasi siswa pada saat membuat laporan dalam bentuk tulisan. Itu teramati dari laporan dalam bentuk tulisan yang dibuat oleh siswa masih tidak sesuai dengan yang diharapkan. Laporan dalam bentuk tulisan tersebut hanya memaparkan apa yang diketahui siswa tanpa didasarkan fakta-fakta sejarah yang ada. Penulisan dalam laporan tersebut belum menunjukan adanya pemahaman siswa terhadap tugas yang diberikan, siswa hanya menulis seadanya dengan informasi yang terbatas. Selain itu dalam laporan yang dibuat oleh siswa tersebut, tidak adanya analisis dan pendapat dari kelompok. Keempat, keterampilan komunikasi siswa pada saat melakukan presentasi di depan kelas. Keterampilan komunikasi siswa yang rendah pada saat presentasi terindikasi dari penjelasan yang diutarakan oleh siswa masih belum menarik perhatian siswa dan guru. Cara penyampaiannya masih bersifat monoton dan informasi yang disampaikan belum dapat dimengerti oleh siswa lain. Disamping itu juga, kurang adanya pendapat dari siswa yang tampil, dan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa ketika sesi tanya jawab, siswa yang menjelaskan di depan masih kurang dapat memberikan penjelasan dengan baik.

Kegiatan-kegiatan tersebut mengindikasikan bahwa siswa dalam mengkomunikasikan jawaban atau pendapat masih kurang terampil. Sehingga perlu adanya perbaikan dan latihan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik antara siswa dengan guru dapat terjalin apabila adanya interaksi atau timbal balik guru dan siswa, seperti menjawab pertanyan dari guru dan mengemukakan pendapat. Sama halnya komunikasi antara siswa


(9)

3

Euis Istikomah, 2015

dengan siswa lainnya terjalin dengan baik ketika siswa dapat saling berinteraksi dan bertukar ide atau pendapat Hal ini menarik perhatian peneliti dan bermaksud memperbaiki kondisi pembelajaran sejarah dengan meningkatkan keterampilan komunikasi siswa. Keterampilan komunikasi siswa sangat penting dalam pembelajaran sejarah karena merupakan salah satu jenis keterampilan dalam keterampilan proses. Dimyati dan Mudjiono memamparkan bahwa ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skill).

Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengidentifikasi variable, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyususn hipotesis, mendefinisikan variable secara operational, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen (Dimyati dan Mudjiono 2009, hlm. 140). Dari uraian di atas, keterampilan komunikasi merupakan salah satu dari keterampilan dasar (basic skill) dalam keterampilan proses.

Keterampilan komunikasi dianggap penting dalam pembelajaran sejarah karena apabila dianalogikan, keterampilan komunikasi merupakan salah satu rangkaian sistem, dimana apabila salah satu rangkaian sistem itu tidak berjalan dengan baik, maka sistem tersebut tidak akan berjalan dengan baik dan lancar. Sama halnya dalam pembelajaran sejarah di kelas. Setelah siswa melakukan observasi, dilanjutkan dengan mengklarifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan selanjutnya mengkomunikasikan. Tanpa adanya keterampilan komunikasi, rangkaian pembelajaran kurang berjalan dengan baik. Contohnya pembelajaran sejarah dapat dikatakan bermakna apabila siswa dapat mengamati suatu peristiwa sejarah dalam tayangan video dan siswa juga dapat mengkomunikasikan apa yang telah siswa amati dalam tayangan video tersebut.


(10)

4

Euis Istikomah, 2015

Kurikulum 2013 yang merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya yaitu KTSP memandang bahwa dalam pembelajaran sejarah perlu adanya pengembangan aspek keterampilan (skill). Salah satu aspek keterampilan yang perlu dikembangkan menurut peneliti adalah keterampilan komunikasi siswa. Namun pada kenyataannya, dilihat dari pemaparan permasalahan di kelas yang peneliti uraikan sebelumnya ternyata keterampilan komunikasi siswa masih rendah. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan pendidikan dimana kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah manusia seutuhnya (Sidiknas, 2014 dalam http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/artikel-mendikbud-kurikulum2013)

Berkaitan dengan masalah yang ditemukan di kelas yaitu keterampilan komunikasi siswa yang masih rendah, peneliti mencoba menghubungakan metode yang relavan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi. Metode yang dipilih untuk meningkat keterampilan komunikasi siswa adalah metode think-pair-share. Metode ini adalah metode yang dapat melatih siswa untuk mengembangkan keterampilan komunikasi siswa pada tiap langkah penerapannya. Mulai dari tahap berpikir (think) siswa dilatih untuk mengkomunikasikan hasil pemikiran secara individu. Selanjutnya pada tahap (pair) siswa dapat mengembangkan keterampilan komunikasi dengan pasangannya dan berbagi informasi serta pendapat. Pada tahap terakhir dalam metode think-pair-share adalah berbagi (share) dimana siswa dilatih untuk mengkomunikasikan jawaban dari hasil berdiskusi dengan pasangan kepada siswa lain di kelas.

Menurut Isjoni ( 2007, hlm. 78) pembelajaran dengan menggunakan metode think-pair-share adalah sebagai berikut.

Metode think-pair-share yang merupakan bagian dari model Cooperative Learning, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir, maupun keterampilan sosial seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas.


(11)

5

Euis Istikomah, 2015

Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa salah satu cara yang efektif adalah dengan menggunakan metode think-pair-share. Hal ini beralasan karena siswa dilatih untuk mengkomunikasikan jawaban dari hasil berpikir secara individu, dan berpasangan. Melihat keunggulan dari metode think-pair-share dan masalah yang ditemukan di lapangan, maka peneliti tergugah untuk menerapkan metode think-pair-share. Dengan diterapkannya metode think-pair-share diharapkan siswa mengalami peningkatan dalam keterampilan komunikasi terhadap materi pembelajaran sejarah kepada siswa lainnya maupun guru, dengan begitu siswa dilatih mengutarakan pendapat dan dilatih untuk menjadi siswa yang terampil dalam berkomunikasi di depan umum. Dengan dasar pemikiran itulah peneliti termotivasi untuk melaksanakan penelitian tentang “Penerapan Metode Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa pada Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat permasalahan yang akan menjadi kajian dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah dalam peneletian

ini adalah “Bagaimana Metode Think-Pair-Share dapat Meningkatkan

Keterampilan Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah di kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi ?”

Untuk membatasi kajian penelitian ini, maka diajukan beberapa pertanyaan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana merencanakan metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi ?

2. Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi ?

3. Bagaimana peningkatan keterampilan komunikasi siswa setelah diterapkan metode think-pair-share dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi ?


(12)

6

Euis Istikomah, 2015

4. Bagaimana upaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam menerapkan metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang dikemukakan di atas, secara umum penelitian ini untuk memperoleh gambaran di lapangan secara faktual mengenai penerapan metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi. Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perencanaan metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi;

2. Menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi;

3. Menguraikan peningkatan keterampilan komunikasi siswa setelah diterapkan metode think-pair-share dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi;

4. Memaparkan upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam menerapkan metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi.


(13)

7

Euis Istikomah, 2015

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi guru sejarah, siswa SMA, dan bagi peneliti. Manfaat penelitian ini secara khusus yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Pelaksanakan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru untuk lebih mudah dalam memberikan materi sejarah dengan diterapkannya metode think-pair-share.

2. Bagi Siswa

Penerapan metode think-pair-share dapat melatih siswa untuk mengembangkan keterampilan komunikasi, seperti keterampilan komunikasi dalam presentasi, diskusi maupun tanya jawab. Sehingga ke depannya siswa akan terampil dalam berkomunikasi.

3. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menerapkan metode think-pair-share di kelas ketika sudah terjun sebagai pengajar. Penelitian ini juga memberikan motivasi bagi peneliti untuk lebih belajar metode-metode yang baik untuk diterapkan pada mata pelajaran sejarah.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan Skripsi dan hasil penelitian ini, peneliti susun ke dalam lima bab sesuai dengan struktur organisasi skripsi yang disesuaikan dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh UPI. Adapun struktur organisasi yang dimaksud adalah:

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi ringkasan secara rinci mengenai latar belakang penulisan yang menjadi alasan peneliti untuk mengkaji dan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Metode Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa pada Pembelajaran sejarah di Kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi, identifikasi dan rumusan masalah yang


(14)

8

Euis Istikomah, 2015

diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi dalam penyusunan skripsi.

Bab II Kajian Pustaka. Dalam bab ini dijelaskan secara terperinci mengenai konsep dan variabel yang berhubungan dengan penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber literature yang disusun ke dalam beberapa sub bab yang berhubungan dengan metode think-pair-share.

Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini dijelaskan mengenai metode peneletian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan dan langkah-langkah dimulai dari persiapan sampai langkah terakhir dalam penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini berisi mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, pembahasan mengenai seluruh informasi dan data-data yang diperoleh peneliti tentang metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi. Pada bab terakhir dalam penyusunan skrispi ini peneliti memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan yang berisi tentang rancangan, penerapan, hasil dan kendala yang merupakan jawaban dari point-point dari pernyataan penelitian mengenai penerapan metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dan juga rekomendasi bagi pihak-pihak terkait.


(15)

Euis Istikomah, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Lokasi Penelitian

Gambar 3.1 Denah Sekolah SMA Negeri 3 Cimahi

Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian adalah SMA Negeri 3 Cimahi yang beralamat di Jalan Pesantren No. 161 Kota Cimahi. Sekolah SMA Negeri 3 Cimahi merupakan salah satu sekolah favorit di kota cimahi. Sarana dan prasarana di sekolah ini sudah cukup memadai dengan banyak fasilitas-fasilitas yang disedikan. Sekolah ini peneliti pilih sebagai lokasi penelitian karena di sekolah ini dalam mata pelajaran sejarah belum pernah dikembangkan proses pembelajaran melalui metode think-pair-share, sehingga metode ini dapat dijadikan referensi untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran.

R 4

Ke

R 5

R 9 R 8 R7 Toilet

Mesjid

R3 R2 R1

Parkiran Mobil

Lapangan Upacara

R 13 R12 R11 R10 Ruang TU

Ruang Guru

Ruang piket

Parkiran Motor Gerbang

R14

R15

Ruang UKS


(16)

30

Euis Istikomah, 2015

Penelitian dilakukan di kelas XI IIS 2 dengan siswa yang dijadikan subjek penelitian berjumlah 40 orang dengan komposisi 20 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Alasan peneliti memilih kelas ini adalah karena karakteristik siswa di kelas yang peneliti jadikan subjek penelitian berbeda dengan kelas yang lain. Siswa di kelas ini memiliki potensi yang besar dalam pemahaman sejarah akan tetapi potensi itu belum digali secara optimal karena masih ada masalah dalam hal keterampilan mengkomunikasikan. Dengan diberlakukannya kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013 diharapkan siswa dapat mengembangkan kecakapan sosial yang salah satunya adalah keterampilan komunikasi dalam pembelajaran sejarah.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berkaitan erat dengan penelitian kualitatif, karena memang dalam pengumpulan datanya menggunakan pendekatan kualitatif. Sukmadinata (2013, hlm. 140) menjelaskan bahwa:

Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kegiatan, contoh kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Penelitian tindakan menggabungkan kegiatan penelitian atau pengumpulan data dengan penggunaan hasil penelitian atau pengumpulan data. Kegiatan ini dilakukan secara timbal balik membentuk spiral: rencana, pengamatan dan refleksi. Langkah-langkah penelitian tindakan menurut Deborah South dalam buku Sukmadinata meliputi: 1) identifikasi bidang fokus masalah, 2) pengumpulan data,3) analisis dan interpretasi data, 4) penyusunan rencana, dan 5) pelaksanaan.

Alasan peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas karena penelitian tindakan kelas memiliki tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan misalnya kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu, penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kualitatif yang menekankan proses


(17)

31

Euis Istikomah, 2015

bukan hasil. Penelitian tindakan kelas juga bermanfaat bagi peneliti untuk menjadi bekal dan pengalaman ketika terjun sebagai pendidik. Penelitian tindakan kelas juga penting dilaksanakan oleh lembaga pendidikan untuk menyempurnakan kegiatan pendidikan di sekolah.

C. Desain Penelitian

Dalam melakukan PTK beberapa ahli mengemukakan model desain penelitian tindakan kelas, antara lain yang sering digunakan adalah: Model Kurt Lewin, Model Kemmis dan Mc Taggart, Model John Elliot dan Hopkins. Model-model tersebut pada umumnya memiliki desain yang sama. Dari keempat Model-model yang ada, peneliti mengambil model Kemmis dan Mc Taggart dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini, karena model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Hanya saja, komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan .

Alasan peneliti mengambil desain penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart ini karena dalam kegiatan acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Sehingga dalam pelaksanaan siklusnya lebih mengefektifkan waktu dan mudah dalam pelaksanaanya. Desain model Kemmis dan Mc Taggart ini menggunakan empat tahapan dalam siklus yang mempunyai kegiatan Perencanaan (plan), Tindakan (act), Observasi (Observ), dan Refleksi (Reflect).


(18)

32

Euis Istikomah, 2015

Gambar 3.2 Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart

Langkah-langkah tersebut dijelaskan Sukardi (2011, hlm. 213), sebagai berikut.

1. Rencana (Plan)

Rencana merupakan serangkaian tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya untuk meningkatkan apa yang terjadi. Dalam tahap ini peneliti akan menyusun beberapa rencana kegiatan yang akan dilakukan pada saat penelitian untuk mendapatkan gambaran terlebih dahulu sebelum menerapkannya pada pembelajaran di kelas.

Pada penelitian ini peneliti merencanakan beberapa hal yaitu sebagai berikut. a. Mencari mitra sekolah yang akan digunakan sebagai tempat untuk

melaksanakan penelitian.

b. Menyusun kesepakatan dengan guru mitra mengenai penentuan pelaksanaan dan guru model dalam penelitian.

c. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan penelitian.

d. Melakukan pra-penelitian terhadap kelas yang akan dijadikan tempat melaksanakan penelitian.

e. Mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas yaitu kurangnya keterampilan komunikasi siswa.


(19)

33

Euis Istikomah, 2015

f. Meminta ketersediaan siswa yang akan diteliti, karena penelitian ini akan berlangsung beberapa pertemuan.

g. Mendiskusikan dan menentukan materi yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas.

h. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan. i. Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam proses belajar

mengajar.

j. Membuat instrument penelitian

k. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dalam penelitian.

2. Tindakan (act)

Pada tahap ini merupakan tahap pelaksanaan yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya. Pelaksanaan tindakan harus sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati dan dilakukan oleh peneliti dan kolabolator terhadap siswa kelas XI IIS 2. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dan menentukan pelaksanaan tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan yang baik didukung dengan perencanaan yang baik. Selain memerlukan perencanaan yang baik, juga diperlukan kerjasama dari semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini.

Pada tahap tindakan ini, hal-hal yang dilakukan meliputi kegiatan berikut :

a. Melaksanakan tindakan dengan menggunakan metode think-pair-share, rencana pembelajaran dan langkah-langkah yang telah direncanakan.

b. Mengoptimalkan penggunaan metode think-pair-share.

c. Menggunakan alat observasi yang telah dibuat untuk melihat peningkatan keterampilan komunikasi siswa dengan menerapkan metode think-pair-share ketika penelitian berlangsung.

d. Melaksanakan diskusi dengan kolabolator berdasarkan hasil pengamatan yang berkaitan dengan penggunaan metode think-pair-share dalam kegiatan belajar mengajar.


(20)

34

Euis Istikomah, 2015

3. Pengamatan ( observe)

Pada tahap ini merupakan tahap yang dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Dari tahap pengamtan ini peneliti dan kolabolator mengumpulkan berbagai informasi di kelas dari mulai aktivitas siswa sampai pada aktivitas guru pada saat pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini pengamatan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut :

a. Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan digunakan sebagai kelas penelitian.

b. Mengamati kesesuaian penggunaan metode think-pair-share dengan materi yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.

c. Mengamati peningkatan keterampilan komunikasi siswa dengan menerapkan metode think-pair-share.

d. Melakukan pengecekan terhadap lembar observasi yang telah dibuat.

4. Refleksi ( reflection)

Pada tahap terakhir dari penelitian tindakan kelas ini peneliti melakukan pengkajian kembali terhadap tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek yang telah dicatat dalam pengamatan. Pada tahap refleksi ini peneliti dan kolabolator melakukan evaluasi dan revisi terhadap seluruh proses penelitian mengenai kekurangan dan kelebihan kegiatan belajar mengajar. Pada tahap ini juga dilakukan perbaikan dan pengembangan untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya. Hal-hal yang dilakukan pada tahap refleksi ini meliputi :

a. Melakukan diskusi dengan kolaborator setelah tindakan dilakukan. b. Menganalisis hasil observasi pada alat observasi yang digunakan.

c. Merumuskan solusi atas permasalahan yang dialami peneliti maupun siswa selama penelitian berlangsung.

d. Menyusun perencanaan apabila pelaksanaan tindakan dilanjutkan ke siklus berikutnya.


(21)

35

Euis Istikomah, 2015

D. Fokus Penelitian

1. Metode Think-Pair-Share dalam Pembelajaran Sejarah

Metode think-pair-share merupakan metode sederhana dari model Cooperative Learning dimana dalam pembelajaran, siswa melakukan tahapan berpikir sendiri setelah diberikan masalah oleh guru dengan melakukan observasi dari buku atau sumber lain yang terkait. Setelah proses berpikir secara individu siswa melakukan diskusi atau bertukar ide atau pendapat bersama pasangan dalam satu kelompok yang terdiri dari 4 orang. Tahap ini siswa dengan pasangannya melakukan observasi dan eksplorasi, yang dilanjutkan dengan langkah mengasosiasi, yaitu mendiskusikan jawaban yang telah diperoleh bersama dalam satu kelompok. Setelah mendapatkan jawaban dan kesimpulan dari masalah, selanjutnya siswa mengkomunikasikannya di depan kelas kepada siswa lain dan guu. Dari pemaparan di atas, untuk menjelaskan langkah-langkah secara lebih rinci peneliti mengambil beberapa langkah-langkah yang akan dilakukan saat penelitian yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap think

Langkah-langkah dalam tahap think atau berpikir pada metode think-pair-share adalah sebagai berikut:

1) Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang gambar, pernyataan dari guru, atau tayangan video

2) Siswa secara individu diberikan waktu beberapa menit untuk mencari jawaban sementara dari pertanyaan yang diberikan oleh guru

3) Guru menanyakan jawaban sementara siswa dari hasil kerja secara individu b. Tahap pair

Langkah-langkah dalam tahap pair atau berpasangan pada metode think-pair-share adalah sebagai berikut:

1) Membentuk pasangan yang terdiri dari dua siswa 2) Melakukan diskusi berpasangan

3) Membentuk pasangan menjadi kelompok yang terdiri dari empat siswa atau dua pasangan

4) Melakukan tukar pendapat antar pasangan dalam kelompok 5) Membuat laporan dalam bentuk tulisan


(22)

36

Euis Istikomah, 2015

c. Tahap share

Langkah-langkah dalam tahap share atau berbagi pada metode think-pair-share adalah sebagai berikut:

1) Pasangan dalam kelompok melakukan presentasi di depan kelas 2) Melakukan Tanya jawab dari hasil presentasi di depan kelas 3) Membuat kesimpulan dari hasil presentasi di depan kelas

2. Keterampilan Komunikasi Siswa

Keterampilan komunikasi siswa merupakan Keterampilan mengungkapkan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Hal ini dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian secara rinci. Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membuat dan menginterpretasi informasi dari grafik, charta, peta, gambar, video dan lain- lain. Sebagai contoh siswa mendeskripsikan gambar atau benda yang ditampilkan oleh guru, atau mengkomunikasikan hasil kerja siswa berupa benda, gambar dan grafik kepada siswa lain. Adapun keterampilan komunikasi siswa yang akan diamati dalam penelitian ini memiliki indikator-indikator sebagai berikut:

a. Keterampilan komunikasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru 1) Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru

2) Siswa dapat Mengajukan pendapat tentang pertanyaan yang diajukan oleh guru

b. Keterampilan komunikasi siswa pada saat kegiatan diskusi 1) Siswa dapat bertukar pendapat dalam pasangan dan kelompok 2) Siswa dapat menjelaskan jawaban kepada pasangan dan kelompok

c. Keterampilan komunikasi siswa dalam membuat laporan dalam bentuk tulisan

1) Siswa dalam kelompok dapat mendeskripsikan hasil diskusi tentang tugas yang diberikan guru

2) Siswa dalam kelompok dapat mengungkapkan ide atau pendapat kelompok tentang tugas yang diberikan guru


(23)

37

Euis Istikomah, 2015

3) Siswa dalam kelompok dapat menganalisis hasil diskusi tentang tugas yang diberikan guru

4) Siswa dalam kelompok dapat menyimpulkan hasil diskusi tentang tugas yang diberikan guru

d. Keterampilan komunikasi siswa ketika melakukan presentasi

1) Siswa dapat menjelaskan hasil diskusi tentang tugas yang diberikan oleh guru di depan kelas

2) Siswa dapat mengungkapkan ide atau pendapat kelompok tentang tugas yang diberikan oleh guru

e. Keterampilan komunikasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari siswa lain 1) Siswa dapat menjawab pertanyaan dari siswa lain yang mengajukan

pertanyaan

2) Siswa dapat menyimpulkan hasil presentasi di depan kelas

E. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan semua data yang ada dilapangan dibutuhkan instrumen penelitian untuk memudahkan peneliti dalam proses penelitian. Arikunto (2007, hlm. 101) menjelaskan “Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Instrumen penelitian

merupakan hal yang penting dalam penelitian karena pada saat peneliti membuat laporan penelitian dibutuhkan data yang diperoleh dari instrumen penelitian. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu sebagai berikut.

1. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang sangat penting dalam pelaksanaan penelitian. Catatan lapangan dibuat oleh peneliti dan mitra peneliti ketika melakukan pengamatan atau observasi. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat apa yang didengar, dilihat, dan dipikirkan dalam kaitannya dengan pengumpulan data di lapangan. Beberapa aspek yang diamati seperti aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan siswa.


(24)

38

Euis Istikomah, 2015

2. Rubric

Selain menggunakan catatan lapangan, peneliti juga menggunakan rubric untuk mempermudah dalam penilaian kelompok. Rubric ini bertujuan untuk melihat peningkatan keterampilan mengkomunikasikan siswa dalam kelompok, dan penilaian laporan hasil diskusi kelompok dimana dalam rubric tersebut terdapat aspek yang dinilai dan skor penilaian serta skala penilaian dalam rubric.

F. Teknik Pengumpul Data

Menurut Sugiyono (2006, hlm. 224) menyatakan bahwa :

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Sumber data diperoleh dari guru dan siswa serta pihak-pihak yang relavan dari penelitian ini. Data penelitian yang diambil meliputi semua tindakan dan peristiwa yang diamati selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode think-pair-share, kegiatan yang diamati dalam penelitian ini adalah keterampilan komunikasi siswa pada pembelajaran sejarah dan laporan hasil diskusi kelompok. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Pengumpulan data dengan observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan tindakan dalam proses belajar mengajar di kelas. “Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung” (Sukmadinta, 2013, hlm. 220). Dengan dilaksanakannya observasi maka peneliti dapat mengetahui keterampilan komunikasi siswa yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi. Observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk mendokumentasikan aktivitas siswa dan guru yang dijadikan acuan dan refleksi untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya.


(25)

39

Euis Istikomah, 2015

2. Studi Dokumentasi

Menurut Sukmadinata (2010, hlm. 221) mengemukakan bahwa

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dipilih dihimpun dan dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.

Studi dokumentasi dapat diperoleh dari berbagai sumber tertulis maupun rekaman video ketika pelaksanaan penelitian. Setelah data yang diperoleh, peneliti melakukan analisis data untuk menyesuaikan dengan fokus penelitian. Data-data yang diperoleh dari studi dokumentasi tersebut dapat berupa data kehadiran siswa, data nilai siswa, rekaman ketika pelaksanaan penelitian dan lain sebagainya.

G. Analisis Data

Data temuan yang diperoleh di lapangan selanjutnya diolah dan dianalisis. Dalam analisis data ini, data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti dianalisis, melalui analisis data yang diperoleh maka data akan mempunyai makna dan arti dalam memecahkan masalah penelitian. Langkah-langkah pengolahan data dilakukan sebagai berikut:

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari pengukuran terhadap keterampilan komunikasi siswa dan laporan hasil diskusi melalui penskoran dalam rubric.

a. Performance mengenai keterampilan komunikasi siswa, menentukan skor hasil pengamatan keterampilan komunikasi siswa dengan penggunaan metode think-pair-share yang diperoleh setiap kelompok. Skor diperoleh dengan cara menjumlahkan semua skor yang diberikan oleh observer untuk setiap bentuk kegiatan dalam observasi. Keterampilan komunikasi siswa memiliki lima indikator dan 12 sub indikator. Jumlah skor maksimal yang akan diperoleh setiap kelompok adalah 36 (3 x 12) dan skor minimalnya 12 (1 x 12).

b. Product berupa laporan hasil diskusi kelompok, menentukan skor dari pengamatan laporan hasil diskusi yang diperoleh setiap kelompok. Skor didapat dengan cara menjumlahkan semua skor yang diperoleh di setiap kegiatan. Jumlah skor maksimal yang diperoleh setiap kelompok adalah 12 ( 3 x 4) dan skor minimal adalah 4 (1 x 4).


(26)

40

Euis Istikomah, 2015

2. Data Kualitatif

Pengolahan data secara kualitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang telah diperoleh kemudian melakukan interpretasi data-data untuk memudahkan memberi penjelasan terhadap temuan hasil penelitian. Data yang baik adalah data yang valid. “Konsep validitas dalam aplikasinya untuk penelitian tindakan mengacu kepada kredibilitas dan derajat kepercayaan dari hasil penelitian ( Wiriaatmadja, 2012, hlm. 164) Kegiatan yang dapat meningkatkan validitas yaitu:

a. Audit Trail

Audit trail adalah mengecek keabsahan data sesuai sumber aslinya dengan melakukan analisis data sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung dianalisa, dilanjutkan dengan pencarian data untuk dianalisis kembali. Demikian seterusnya sampai dianggap mencapai hasil yang memadai. Pada pelaksanaan penelitian yang dilakukan, peneliti melakukan pengecekan data dari hasil observasi mengenai keterampilan komunikasi siswa dan laporan hasil diskusi kelompok. Data yang diperoleh tersebut dianalisa dan dibandingkan dengan data hasil observasi dari guru mitra. Data hasil observasi keterampilan komunikasi dari guru mitra dan peneliti dibandingkan kemudian dianalisis. Sedangkan data laporan hasil diskusi peneliti langsung analisis dari perolehan skor karena penilaian laporan hasil diskusi kelompok hanya dilakukan oleh peneliti.

b. Triangulasi

Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber. Pengecekan dilakukan dengan menguji kredibilitas data melalui beberapa sumber, cara maupun waktu, misalnya data yang diperoleh dengan wawancara lalu dibandingkan dengan observasi, dokumentasi dan lain sebagainya. Pada penelitian penerapan metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa triangalusi dilakukan dengan cara: pertama, peneliti menggabungkan semua data yang diperoleh dari hasil observasi dan catatan lapangan. Pedoman observasi dari guru mitra dan peneliti digabungkan kemudian Kedua, peneliti menyamakan hasil observasi dari guru miitra dan peneliti untuk selanjutnya data dianalisis


(27)

41

Euis Istikomah, 2015

dengan melihat indikator-indikator yang muncul dalam pelaksanaan penerapan metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa.

c. Member Check

Member check yaitu mengecek kebenaran data temuan dengan cara mengkonfirmasi dengan sumber data. Dalam proses ini, data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dan mitra peneliti dikonfirmasi kebenarannya kepada kolaborator atau guru yang menjadi mitra melalui diskusi balikan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir keseluruhan pelaksanaan tindakan. Setelah peneliti selesai melaksanakan penelitian di kelas dengan menerapkan metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa, selanjutnya peneliti melakukan analisis semua data yang telah diperoleh mulai dari hasil observasi maupun catatan lapangan. Hasil analisis tersebut peneliti deskripsikan dan peneliti laporkan kepada guru mitra untuk mengecek kebenaran data temuan. Hal ini dilakukan agar hasil temuan sesuai dengan kenyataan di lapangan.

d. Expert Opinion

Expert opinion adalah pengecekan terakhir pada kebenaran temuan penelitian kepada para pakar di bidang ini yaitu pembimbing peneliti dalam memberi arahan terhadap masalah peneliti yang dikaji. Ketika data yang diperoleh yaitu mengenai keterampilan komunikasi siswa dan data laporan hasil diskusi telah dianalisis dengan membandingkan pada alat pengumpul data yang ada, selanjutnya peneliti menginformasikan dan melaporkan hasil temuan tersebut kepada dosen pembimbing untuk mendapat arahan dalam penulisan hasil penelitian.


(1)

c. Tahap share

Langkah-langkah dalam tahap share atau berbagi pada metode think-pair-share adalah sebagai berikut:

1) Pasangan dalam kelompok melakukan presentasi di depan kelas 2) Melakukan Tanya jawab dari hasil presentasi di depan kelas 3) Membuat kesimpulan dari hasil presentasi di depan kelas

2. Keterampilan Komunikasi Siswa

Keterampilan komunikasi siswa merupakan Keterampilan mengungkapkan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Hal ini dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian secara rinci. Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membuat dan menginterpretasi informasi dari grafik, charta, peta, gambar, video dan lain- lain. Sebagai contoh siswa mendeskripsikan gambar atau benda yang ditampilkan oleh guru, atau mengkomunikasikan hasil kerja siswa berupa benda, gambar dan grafik kepada siswa lain. Adapun keterampilan komunikasi siswa yang akan diamati dalam penelitian ini memiliki indikator-indikator sebagai berikut:

a. Keterampilan komunikasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru 1) Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru

2) Siswa dapat Mengajukan pendapat tentang pertanyaan yang diajukan oleh guru

b. Keterampilan komunikasi siswa pada saat kegiatan diskusi 1) Siswa dapat bertukar pendapat dalam pasangan dan kelompok 2) Siswa dapat menjelaskan jawaban kepada pasangan dan kelompok

c. Keterampilan komunikasi siswa dalam membuat laporan dalam bentuk tulisan

1) Siswa dalam kelompok dapat mendeskripsikan hasil diskusi tentang tugas yang diberikan guru

2) Siswa dalam kelompok dapat mengungkapkan ide atau pendapat kelompok tentang tugas yang diberikan guru


(2)

3) Siswa dalam kelompok dapat menganalisis hasil diskusi tentang tugas yang diberikan guru

4) Siswa dalam kelompok dapat menyimpulkan hasil diskusi tentang tugas yang diberikan guru

d. Keterampilan komunikasi siswa ketika melakukan presentasi

1) Siswa dapat menjelaskan hasil diskusi tentang tugas yang diberikan oleh guru di depan kelas

2) Siswa dapat mengungkapkan ide atau pendapat kelompok tentang tugas yang diberikan oleh guru

e. Keterampilan komunikasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari siswa lain 1) Siswa dapat menjawab pertanyaan dari siswa lain yang mengajukan

pertanyaan

2) Siswa dapat menyimpulkan hasil presentasi di depan kelas

E. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan semua data yang ada dilapangan dibutuhkan instrumen penelitian untuk memudahkan peneliti dalam proses penelitian. Arikunto (2007,

hlm. 101) menjelaskan “Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Instrumen penelitian merupakan hal yang penting dalam penelitian karena pada saat peneliti membuat laporan penelitian dibutuhkan data yang diperoleh dari instrumen penelitian. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu sebagai berikut.

1. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang sangat penting dalam pelaksanaan penelitian. Catatan lapangan dibuat oleh peneliti dan mitra peneliti ketika melakukan pengamatan atau observasi. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat apa yang didengar, dilihat, dan dipikirkan dalam kaitannya dengan pengumpulan data di lapangan. Beberapa aspek yang diamati seperti aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan siswa.


(3)

2. Rubric

Selain menggunakan catatan lapangan, peneliti juga menggunakan rubric untuk mempermudah dalam penilaian kelompok. Rubric ini bertujuan untuk melihat peningkatan keterampilan mengkomunikasikan siswa dalam kelompok, dan penilaian laporan hasil diskusi kelompok dimana dalam rubric tersebut terdapat aspek yang dinilai dan skor penilaian serta skala penilaian dalam rubric.

F. Teknik Pengumpul Data

Menurut Sugiyono (2006, hlm. 224) menyatakan bahwa :

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Sumber data diperoleh dari guru dan siswa serta pihak-pihak yang relavan dari penelitian ini. Data penelitian yang diambil meliputi semua tindakan dan peristiwa yang diamati selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode think-pair-share, kegiatan yang diamati dalam penelitian ini adalah keterampilan komunikasi siswa pada pembelajaran sejarah dan laporan hasil diskusi kelompok. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Pengumpulan data dengan observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan tindakan dalam proses belajar mengajar di kelas. “Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”

(Sukmadinta, 2013, hlm. 220). Dengan dilaksanakannya observasi maka peneliti dapat mengetahui keterampilan komunikasi siswa yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi. Observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk mendokumentasikan aktivitas siswa dan guru yang dijadikan acuan dan refleksi untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya.


(4)

2. Studi Dokumentasi

Menurut Sukmadinata (2010, hlm. 221) mengemukakan bahwa

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dipilih dihimpun dan dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.

Studi dokumentasi dapat diperoleh dari berbagai sumber tertulis maupun rekaman video ketika pelaksanaan penelitian. Setelah data yang diperoleh, peneliti melakukan analisis data untuk menyesuaikan dengan fokus penelitian. Data-data yang diperoleh dari studi dokumentasi tersebut dapat berupa data kehadiran siswa, data nilai siswa, rekaman ketika pelaksanaan penelitian dan lain sebagainya.

G. Analisis Data

Data temuan yang diperoleh di lapangan selanjutnya diolah dan dianalisis. Dalam analisis data ini, data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti dianalisis, melalui analisis data yang diperoleh maka data akan mempunyai makna dan arti dalam memecahkan masalah penelitian. Langkah-langkah pengolahan data dilakukan sebagai berikut:

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari pengukuran terhadap keterampilan komunikasi siswa dan laporan hasil diskusi melalui penskoran dalam rubric.

a. Performance mengenai keterampilan komunikasi siswa, menentukan skor

hasil pengamatan keterampilan komunikasi siswa dengan penggunaan metode think-pair-share yang diperoleh setiap kelompok. Skor diperoleh dengan cara menjumlahkan semua skor yang diberikan oleh observer untuk setiap bentuk kegiatan dalam observasi. Keterampilan komunikasi siswa memiliki lima indikator dan 12 sub indikator. Jumlah skor maksimal yang akan diperoleh setiap kelompok adalah 36 (3 x 12) dan skor minimalnya 12 (1 x 12).

b. Product berupa laporan hasil diskusi kelompok, menentukan skor dari

pengamatan laporan hasil diskusi yang diperoleh setiap kelompok. Skor didapat dengan cara menjumlahkan semua skor yang diperoleh di setiap kegiatan. Jumlah skor maksimal yang diperoleh setiap kelompok adalah 12 ( 3 x 4) dan skor minimal adalah 4 (1 x 4).


(5)

2. Data Kualitatif

Pengolahan data secara kualitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang telah diperoleh kemudian melakukan interpretasi data-data untuk memudahkan memberi penjelasan terhadap temuan hasil penelitian. Data yang

baik adalah data yang valid. “Konsep validitas dalam aplikasinya untuk penelitian

tindakan mengacu kepada kredibilitas dan derajat kepercayaan dari hasil penelitian ( Wiriaatmadja, 2012, hlm. 164) Kegiatan yang dapat meningkatkan validitas yaitu:

a. Audit Trail

Audit trail adalah mengecek keabsahan data sesuai sumber aslinya dengan melakukan analisis data sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung dianalisa, dilanjutkan dengan pencarian data untuk dianalisis kembali. Demikian seterusnya sampai dianggap mencapai hasil yang memadai. Pada pelaksanaan penelitian yang dilakukan, peneliti melakukan pengecekan data dari hasil observasi mengenai keterampilan komunikasi siswa dan laporan hasil diskusi kelompok. Data yang diperoleh tersebut dianalisa dan dibandingkan dengan data hasil observasi dari guru mitra. Data hasil observasi keterampilan komunikasi dari guru mitra dan peneliti dibandingkan kemudian dianalisis. Sedangkan data laporan hasil diskusi peneliti langsung analisis dari perolehan skor karena penilaian laporan hasil diskusi kelompok hanya dilakukan oleh peneliti.

b. Triangulasi

Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber. Pengecekan dilakukan dengan menguji kredibilitas data melalui beberapa sumber, cara maupun waktu, misalnya data yang diperoleh dengan wawancara lalu dibandingkan dengan observasi, dokumentasi dan lain sebagainya. Pada penelitian penerapan metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa triangalusi dilakukan dengan cara: pertama, peneliti menggabungkan semua data yang diperoleh dari hasil observasi dan catatan lapangan. Pedoman observasi dari guru mitra dan peneliti digabungkan kemudian Kedua, peneliti menyamakan hasil observasi dari guru miitra dan peneliti untuk selanjutnya data dianalisis


(6)

dengan melihat indikator-indikator yang muncul dalam pelaksanaan penerapan metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa.

c. Member Check

Member check yaitu mengecek kebenaran data temuan dengan cara mengkonfirmasi dengan sumber data. Dalam proses ini, data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dan mitra peneliti dikonfirmasi kebenarannya kepada kolaborator atau guru yang menjadi mitra melalui diskusi balikan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir keseluruhan pelaksanaan tindakan. Setelah peneliti selesai melaksanakan penelitian di kelas dengan menerapkan metode think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa, selanjutnya peneliti melakukan analisis semua data yang telah diperoleh mulai dari hasil observasi maupun catatan lapangan. Hasil analisis tersebut peneliti deskripsikan dan peneliti laporkan kepada guru mitra untuk mengecek kebenaran data temuan. Hal ini dilakukan agar hasil temuan sesuai dengan kenyataan di lapangan.

d. Expert Opinion

Expert opinion adalah pengecekan terakhir pada kebenaran temuan penelitian kepada para pakar di bidang ini yaitu pembimbing peneliti dalam memberi arahan terhadap masalah peneliti yang dikaji. Ketika data yang diperoleh yaitu mengenai keterampilan komunikasi siswa dan data laporan hasil diskusi telah dianalisis dengan membandingkan pada alat pengumpul data yang ada, selanjutnya peneliti menginformasikan dan melaporkan hasil temuan tersebut kepada dosen pembimbing untuk mendapat arahan dalam penulisan hasil penelitian.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE MELALUI PUBLIC SPEAKING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA

1 12 235

PENERAPAN METODE TIMED PAIR SHARE UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH: Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 4 di SMA Negeri 1 Lembang.

1 3 45

PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII Penerapan Pembelajaran Think Pair Share Pada Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit

0 2 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII Penerapan Pembelajaran Think Pair Share Pada Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit

0 0 16

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE lEARNING TIPE THINK-PAIR-SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 18 Bandung.

0 0 55

Penerapan Metode Think Pair Share untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Iklan Baris Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir

0 0 9

Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa melalui Penerapan Metode Think Pair Share

0 0 9

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 SUMBANG

0 0 14