PENERAPAN METODE TIMED PAIR SHARE UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH: Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 4 di SMA Negeri 1 Lembang.

(1)

PENERAPAN METODE TIMED PAIR SHARE UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 4 di SMA Negeri 1 Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Sejarah

Oleh :

SITI MAYA RAHMAYANTI NIM 1100011

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

PENERAPAN METODE TIMED PAIR SHARE UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 4 di SMA Negeri 1 Lembang)

Oleh :

SITI MAYA RAHMAYANTI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

© Siti Maya Rahmayanti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

SITI MAYA RAHMAYANTI

PENERAPAN METODE TIMED PAIR SHARE UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 4 di SMA Negeri 1 Lembang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dra. Yani Kusmarni, M.Pd NIP : 19660113 199001 2 002

Pembimbing II

Wawan Darmawan, S.Pd, M.Hum NIP : 19710101 199903 1 003

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Sejarah

Dr. Agus Mulyana, M.Hum NIP 19660808 199103 1 002


(4)

Siti Maya Rahmayanti, 2015

ABSTRAK

Skripsi ini mengambil judul “Penerapan Metode Timed Pair Share untuk

Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian

Tindakan Kelas di Kelas X IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang)”. Tujuan utama dari

penelitian ini adalah untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah, karena selama ini pembelajaran sejarah hanya dimaknai siswa sebagai mata pelajaran yang hanya mengedepankan kognisi tanpa mengerti betapa pentingnya menumbuhkan karakter salah satunya sikap demokratis. Indikator dari sikap demokratis siswa yaitu siswa sikap saling menghargai, memberikan kesempatan/ berbagi dengan orang lain dalam mengemukakan pendapat, memberikan pendapat atau pemikirannya ketika berdiskusi, dan menerima pendapat dari orang lain. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan desain model Kemmis dan Taggart. Desain model Kemmis dan Taggart ini terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan (plan), tindakan (act), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa sikap demokratis siswa dalam setiap pelaksanaan tindakan yang mengalami peningkatan. Kenaikan persentase rata-rata sikap demokratis siswa melalui penerapan Metode Timed Pair Share menunjukan adanya perubahan sikap siswa yang awalnya memiliki sikap demokratis yang rendah jadi memiliki sikap demokratis yang berada pada kategori baik. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi guru dan pihak sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan karakter siswa.

Kata Kunci: Metode Timed Pair Share, Sikap Demokratis, Penelitian Tindakan


(5)

Siti Maya Rahmayanti, 2015

ABSTRACT

This thesis entitled "Implementation Method for Growing Timed Pair Share Democratic Attitudes Students in Learning History (Action Research in Class X Class IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang)". The main objective of this study is to foster democratic attitudes of students in teaching history, because so far only interpreted history teaching students as subjects who only promote cognition without understanding how important foster democratic character of one of them attitude. An indicator of the democratic attitude of the students are students of mutual respect, providing opportunities/ share with others in expressing their opinions, give opinions or thoughts when discussing and accept the opinions of others. The research method used is the method of classroom action research (PTK) using the design study of Kemmis and Mc Taggart. the design study of Kemmis and Mc Taggart of four phases, planning (plan), action (act), observations (observation) and reflection (reflection). Based on the research that has been done, shows that the democratic attitude of students in each of the implementation of measures that have increased. The increase in the average percentage of the democratic attitude of students through the application of methods Timed Pair Share indicate a change in the attitude of students who initially have low democratic attitude so have attitudes that are democratic in both categories. The results could be a recommendation for teachers and schools to develop learning that can foster students' character.

Keywords: A Methods Timed Pair Share, Democratic Attitudes, Class Action


(6)

i Siti Maya Rahmayanti, 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ...1

1.2 Rumusan Masalah ...5

1.3 Tujuan Penelitian ...5

1.4 Manfaat Penelitian ...6

1.5 Struktur Organisasi Penulisan Skripsi ...8

BAB II: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Sejarah...10

2.2 Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sejarah ...13

2.3 Sikap Demokratis dalam Pembelajaran Sejarah ...14

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif ...20

2.5 Metode Timed Pair Share...23

2.6 Penerapan Metode Timed Pair Share untuk Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ...27

2.7 Penelitian Terdahulu...30

BAB III: METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian...31

3.2 Metode Penelitan...31

3.3 Desain Penelitian...32


(7)

ii Siti Maya Rahmayanti, 2015

3.4.1 Sikap Demokratis dalam Pembelajaran Sejarah ...36

3.4.2 Metode Timed Pair Share...37

3.5 Alat dan Teknik Pengumpul Data...39

3.5.1 Alat Pengumpul Data...39

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data...40

3.6 Pengolahan dan Validasi Data...41

3.6.1 Pengolahan Data ...41

3.6.2 Validasi Data...43

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...45

4.1.1 Profil Sekolah ...45

4.1.2 Deskripsi Observasi Awal Kelas X IIS 4 pada Pembelajaran Sejarah ...46

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Penerapan Metode Timed Pair Share untuk Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ...50

4.2.1 Deskripsi Tindakan I 4.2.1.1Perencanaan (Plan)...50

4.2.1.2Pelaksanaan (Act)...51

4.2.1.3Observasi (Observation)...57

4.2.1.4 Refleksi (Reflection)...71

4.2.2 Deskripsi Tindakan II 4.2.2.1Perencanaan (Plan)...71

4.2.2.2Pelaksanaan (Act)...72

4.2.2.3Observasi (Observation)...78

4.2.2.4 Refleksi (Reflection)...89

4.2.3 Deskripsi Tindakan III 4.2.3.1Perencanaan (Plan)...90

4.2.3.2Pelaksanaan (Act)...91

4.2.3.3Observasi (Observation)...97


(8)

iii Siti Maya Rahmayanti, 2015

4.2.4 Deskripsi Tindakan IV

4.2.4.1Perencanaan (Plan)...108

4.2.4.2Pelaksanaan (Act)...109

4.2.4.3Observasi (Observation)...113

4.2.4.4 Refleksi (Reflection)...124

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ...124

4.3.1 Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian Penerapan Metode Timed Pair Share untuk Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... ...124

4.3.1.1Merencanakan Pembelajaran Sejarah Melalui Metode Timed Pair Share untuk Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ...124

4.3.1.2Melaksanakan Pembelajaran Sejarah Melalui Penerapan Metode Timed Pair Share untuk Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 128

4.3.1.3Menguraikan Efektivitas Pembelajaran Sejarah Melalui Metode Timed Pair Share untuk Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa ...130

4.3.1.4Memaparkan Upaya Guru Dalam Mengatasi Kendala Pada Pembelajaran Sejarah Melalui Metode Timed Pair Share untuk Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ...131

4.3.2 Analisis Hasil Penerapan Metode Timed Pair Share untuk Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ...152

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ...156


(9)

iv Siti Maya Rahmayanti, 2015

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(10)

v Siti Maya Rahmayanti, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pemaparan indikator untuk Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 37 Tabel 4.1 Data Siswa Kelas X IIS 4 ... 47 Tabel 4.2 Data Kelompok Siswa Kelas X IIS 4 ... 52 Tabel 4.3 Rubrik Penilaian Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara

Berpasangan (Diskusi Kecil) dalam Mengerjakan LKS ... 58 Tabel 4.4 Hasil Observasi dan Penilaian Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi

Secara Berpasangan (Diskusi Kecil) dalam Mengerjakan LKS Tindakan I ... 58 Tabel 4.5 Persentase Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara Berpasangan

(Diskusi Kecil) dalam Mengerjakan LKS Tindakan I ... 59 Tabel 4.6 Indikator Menunjukan Sikap Saling Menghargai ... 61 Tabel 4.7 Memberikan Kesempatan/ Berbagi dengan Teman Kelompoknya

dalam Mengemukakan Pendapat ... 62 Tabel 4.8 Memberikan Pendapat atau Pemikirannya Ketika Berdiskusi ... 63 Tabel 4.9 Menerima Pendapat dari Teman Kelompoknya... 64 Tabel 4.10 Rubrik Penilaian Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara

Keseluruhan (Diskusi Besar) Berupa Presentasi dan Proses Tanya Jawab ... 64 Tabel 4.11 Hasil Observasi dan Penilaian Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi

Secara Keseluruhan (Diskusi Besar) Berupa Presentasi dan Proses Tanya Jawab Tindakan I ... 65 Tabel 4.12 Persentase Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara Keseluruhan

(Diskusi Besar) Berupa Presentasi dan Proses Tanya Jawab Tindakan I ... 66 Tabel 4.13 Indikator Menunjukan Sikap Saling Menghargai ... 68 Tabel 4.14 Memberikan Kesempatan/ Berbagi dengan Teman Kelompoknya

dalam Mengemukakan Pendapat ... 69 Tabel 4.15 Memberikan Pendapat atau Pemikirannya Ketika Berdiskusi ... 69 Tabel 4.16 Menerima Pendapat dari Teman Kelompoknya... 70


(11)

vi Siti Maya Rahmayanti, 2015

Tabel 4.17 Hasil Observasi dan Penilaian Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara Berpasangan (Diskusi Kecil) dalam Mengerjakan LKS Tindakan II ... 78 Tabel 4.18 Persentase Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara

Berpasangan (Diskusi Kecil) dalam Mengerjakan LKS Tindakan II Tabel 4.19 Indikator Menunjukan Sikap Saling Menghargai ... 79 Tabel 4.20 Memberikan Kesempatan/ Berbagi dengan Teman Kelompoknya

dalam Mengemukakan Pendapat ... 81 Tabel 4.21 Memberikan Pendapat atau Pemikirannya Ketika Berdiskusi ... 82 Tabel 4.22 Menerima Pendapat dari Teman Kelompoknya... 82 Tabel 4.23Hasil Observasi dan Penilaian Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi

Secara Keseluruhan (Diskusi Besar) Berupa Presentasi dan Proses Tanya Jawab Tindakan II ... 84 Tabel 4.24 Persentase Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara Keseluruhan

(Diskusi Besar) Berupa Presentasi dan Proses Tanya Jawab Tindakan II ... 85 Tabel 4.25 Indikator Menunjukan Sikap Saling Menghargai ... 86 Tabel 4.26 Memberikan Kesempatan/ Berbagi dengan Teman Kelompoknya

dalam Mengemukakan Pendapat ... 87 Tabel 4.27 Memberikan Pendapat atau Pemikirannya Ketika Berdiskusi ... 88 Tabel 4.28 Menerima Pendapat dari Teman Kelompoknya... 88 Tabel 4.29 Hasil Observasi dan Penilaian Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi

Secara Berpasangan (Diskusi Kecil) dalam Mengerjakan LKS Tindakan III ... 97 Tabel 4.30 Persentase Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara

Berpasangan (Diskusi Kecil) dalam Mengerjakan LKS Tindakan III ... 98 Tabel 4.31 Indikator Menunjukan Sikap Saling Menghargai ... 100 Tabel 4.32 Memberikan Kesempatan/ Berbagi dengan Teman Kelompoknya

dalam Mengemukakan Pendapat ... 101 Tabel 4.33 Memberikan Pendapat atau Pemikirannya Ketika Berdiskusi ... 101 Tabel 4.34 Menerima Pendapat dari Teman Kelompoknya... 102


(12)

vii Siti Maya Rahmayanti, 2015

Tabel 4.35 Hasil Observasi dan Penilaian Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara Keseluruhan (Diskusi Besar) Berupa Presentasi dan Proses Tanya Jawab Tindakan III ... 103 Tabel 4.36 Persentase Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara Keseluruhan

(Diskusi Besar) Berupa Presentasi dan Proses Tanya Jawab Tindakan III ... 104 Tabel 4.37 Indikator Menunjukan Sikap Saling Menghargai ... 105 Tabel 4.38 Memberikan Kesempatan/ Berbagi dengan Teman Kelompoknya

dalam Mengemukakan Pendapat ... 106 Tabel 4.39 Memberikan Pendapat atau Pemikirannya Ketika Berdiskusi ... 106 Tabel 4.40 Menerima Pendapat dari Teman Kelompoknya... 107 Tabel 4.41 Hasil Observasi dan Penilaian Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi

Secara Berpasangan (Diskusi Kecil) dalam Mengerjakan LKS Tindakan IV... 114 Tabel 4.42 Persentase Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara

Berpasangan (Diskusi Kecil) dalam Mengerjakan LKS Tindakan III ... 115 Tabel 4.43 Indikator Menunjukan Sikap Saling Menghargai ... 116 Tabel 4.44 Memberikan Kesempatan/ Berbagi dengan Teman Kelompoknya

dalam Mengemukakan Pendapat ... 117 Tabel 4.45 Memberikan Pendapat atau Pemikirannya Ketika Berdiskusi ... 117 Tabel 4.46 Menerima Pendapat dari Teman Kelompoknya... 118 Tabel 4.47 Hasil Observasi dan Penilaian Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi

Secara Keseluruhan (Diskusi Besar) Berupa Presentasi dan Proses Tanya Jawab Tindakan IV... 119 Tabel 4.48 Persentase Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara

Keseluruhan (Diskusi Besar) Berupa Presentasi dan Proses Tanya Jawab Tindakan II ... 120 Tabel 4.49 Indikator Menunjukan Sikap Saling Menghargai ... 121 Tabel 4.50 Memberikan Kesempatan/ Berbagi dengan Teman Kelompoknya

dalam Mengemukakan Pendapat ... 122 Tabel 4.51 Memberikan Pendapat atau Pemikirannya Ketika Berdiskusi ... 122


(13)

viii Siti Maya Rahmayanti, 2015

Tabel 4.52 Menerima Pendapat dari Teman Kelompoknya... 123 Tabel 4.53 Perolehan Skor Tiap Indikator Sikap Demokratis siswa ... 131 Tabel 4.54 Pencapaian Skor Sikap Demokratis Siswa pada Saat Diskusi Secara

Berpasangan (Diskusi Kecil) Dalam Mengerjakan LKS ... 133 Tabel 4.55 Konversi Rata-rata Perolehan Skor Sikap Demokratis Siswa pada

Saat Diskusi Secara Berpasangan (Diskusi Kecil) Dalam Mengerjakan LKS ... 134 Tabel 4.56 Perolehan Skor Tiap Indikator Sikap Demokratis siswa ... 136 Tabel 4.57 Pencapaian Skor Sikap Demokratis Siswa pada Saat Diskusi Secara

Keseluruhan (Diskusi Besar) Melalui Proses Presentasi dan Tanya Jawab ... 142 Tabel 4.58 Konversi Rata-rata Perolehan Skor ... 142


(14)

ix Siti Maya Rahmayanti, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart

... 33

Gambar 4.1 Denah SMA Negeri 1 Lembang ... 46

Gambar 4.2 Proses Diskusi Kelompok 1 ... 53

Gambar 4.3 Proses Diskusi Kelompok 6 ... 54

Gambar 4.4 Proses Diskusi Kelompok 8 ... 54

Gambar 4.5 Presentasi kelompok 3 ... 55

Gambar 4.6 Proses Diskusi Kelompok dengan Menggunakan Kupon Berbicara ... 55

Gambar 4.7 Proses Diskusi Kelompok 2 ... 74

Gambar 4.8 Diskusi Kelompok 6 ... 75

Gambar 4.9 Diskusi Kelompok 17 ... 75

Gambar 4.10 Presentasi kelompok 10 ... 76

Gambar 4.11 Proses Diskusi Kelompok Secara Menyeluruh dan Pemberian Kupon Reward bagi yang berpendapat ... 76

Gambar 4.12 Diskusi Kelompok 1 ... 93

Gambar 4.13 Diskusi Kelompok 5 ... 93

Gambar 4.14 Diskusi Kelompok 7 ... 93

Gambar 4.15 Diskusi Kelompok 16 ... 95

Gambar 4.16 Presentasi Kelompok 9 ... 95

Gambar 4.17 Diskusi Kelompok Secara Menyeluruh dengan Menggunakan Teknik Time Token Arends ... 95

Gambar 4.18 Proses Diskusi Kelompok 3 ... 111


(15)

x Siti Maya Rahmayanti, 2015

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Presentasi Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara Berpasangan (Diskusi Kecil) dalam Mengerjakan LKS ... 60 Grafik 4.2 Presentasi Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara Keseluruhan

(Diskusi Besar) Berupa Presentasi dan Proses Tanya Jawab Tindakan I ... 67 Grafik 4.3Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara Berpasangan (Diskusi

Kecil) dalam Mengerjakan LKS Tindakan II ... 80 Grafik 4.4 Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara Keseluruhan (Diskusi

Besar) Berupa Presentasi dan Proses Tanya Jawab Tindakan II ... 85 Grafik 4.5 Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara Berpasangan (Diskusi

Kecil) dalam Mengerjakan LKS Tindakan III ... 99 Grafik 4.6 Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara Keseluruhan (Diskusi

Besar) Berupa Presentasi dan Proses Tanya Jawab Tindakan III .... 104 Grafik 4.7 Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara Berpasangan (Diskusi

Kecil) dalam Mengerjakan LKS Tindakan III ... 115 Grafik 4.8 Sikap Demokratis Pada Saat Diskusi Secara Keseluruhan (Diskusi

Besar) Berupa Presentasi dan Proses Tanya Jawab Tindakan IV ... 120 Grafik 4.9 Perolehan Skor Sikap Demokratis Siswa pada Saat Diskusi Secara

Berpasangan (Diskusi Kecil) dalam Mengerjakan LKS ... 135 Grafik 4.10 Pencapaian Skor Rata-rata Perolehan Skor Sikap Demokratis

Siswa pada Saat Diskusi Secara Berpasangan (Diskusi Kecil) dalam Mengerjakan LKS ... 138 Grafik 4.11 Pencapaian Skor Sikap Demokratis Siswa pada Saat Diskusi

Secara Keseluruhan (Diskusi Besar) Melalui Proses Presentasi dan Tanya Jawab ... 143 Grafik 4,12 Grafik Pencapaian Skor Rata-rata Perolehan Skor Sikap

Demokratis Siswa pada Saat Diskusi Secara Keseluruhan (Diskusi Besar) Melalui Proses Presentasi dan Tanya Jawab ... 147


(16)

1 Siti Maya Rahmayanti, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Penelitian

Pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, relevansi pendidikan, pemerataan pendidikan dan peningkatan efesiensi serta efektivitas pendidikan. Perubahan dalam hal peningkatan efesiensi dan efektivitas pendidikan mengarah kepada penataan kurikulum berbasis kompetensi dan karakter dengan memberi kepercayaan yang luas kepada sekolah untuk meningkatkan sumber daya manusia bagi tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.

Kurikulum 2013 dikembangkan sebagai bentuk penataan kurikulum yang berbasis kompetensi dan karakter di atas, dalam hal ini aspek yang dikembangkan tidak hanya terfokus pada aspek kognitif (pengetahuan), melainkan aspek afektif (sikap) dan juga psikomotor (keterampilan) juga turut dikembangkan. Melalui pengembangan aspek afektif yang terdapat di dalam Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan manusia yang produktif dan inovatif. Pengembangan aspek afektif ini dapat diintegrasikan melalui pembelajaran dalam setiap mata pelajaran, salah satunya dalam mata pelajaran sejarah. Pada dasarnya mata pelajaran sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Maka pembelajaran sejarah berfungsi dalam pembentukan sikap dan pembelajaran sejarah memiliki peran penting dalam pembentukan karakter peserta didik. Hal ini pun selaras dengan salah satu tujuan

pembelajaran sejarah dalam Kurikulum 2013 yaitu “mengembangkan perilaku

yang didasarkan pada nilai dan moral yang mencerminkan karakter diri,

masyarakat dan bangsa” (kemendikbud, 2013, hlm. 89).

Proses mewujudkan karakter-karakter pada peserta didik tidak mudah, dalam mewujudkan karakter tersebut membutuhkan proses yang panjang salah satunya melalui pendidikan di sekolah. Ada 18 nilai yang harus dikembangkan oleh sekolah dalam menentukan keberhasilan pendidikan karakter (Fitri, A., 2012, hlm. 40), yaitu:


(17)

2

Siti Maya Rahmayanti, 2015

(1) religius (2) jujur (3) toleransi (4) disiplin (5) kerja keras (6) kreatif (7) mandiri (8) demokratis (9) rasa ingin tahu (10) semangat kebangsaan (11) cinta tanah air (12) menghargai prestasi (13) bersahabat/ komunikatif (14) cinta damai (15) gemar membaca (16) peduli lingkungan (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab.

18 nilai karakter tersebut, diharapkan dapat tumbuh dan dapat tertanam di dalam diri peserta didik serta dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan penelitian, peneliti fokus kepada salah satu nilai yaitu sikap demokratis. Sikap demokratis ini merupakan salah satu kategori keterampilan yang diperlukan pada abad ke 21 ini, yaitu sebagai karakter belajar dan inovasi dalam pembelajaran (Samani, 2012, hlm. 37)

Menurut Al- Fandi, H., (2011, hlm. 155) dalam bukunya yang berjudul Desain Pembelajaran yang Demokratis dan Humanis mengemukakan bahwa:

sikap demokratis adalah karakter yang terbentuk melalui pendidikan demokratis. Pendidikan demokratis merupakan model pendidikan yang mengembangkan prinsip-prinsip demokrasi yaitu pendidikan yang menghargai perbedaan pendapat, kebebasan untuk mengaktualisasi diri, kebebasan intelektual, kesempatan untuk bersaing di dalam perwujudan diri sendiri, pendidikan yang membangun moral dan pendidikan yang semakin mendekatkan diri pada sang pencipta.

Kaitannya dengan pendidikan dan proses pembelajaran, sikap demokratis sangat diperlukan, supaya dalam diri peserta didik tumbuh rasa saling menghormati, menghargai, dan memahami berbagai persoalan kehidupannya secara lebih bijaksana. Sementara dalam pembelajaran sejarah, sikap demokratis dibutuhkan untuk menumbuhkan sikap saling menghargai pada siswa agar mereka dapat lebih bijaksana memaknai setiap peristiwa sejarah yang terdapat di dalam materi pembelajaran sejarah.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas X IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang, peneliti menemukan permasalahan terkait dengan rendahnya sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah. Pertama ketika proses pembelajaran di dalam kelas berlangsung, baik ketika guru sedang menjelaskan materi pembelajaran, atau pun ketika proses diskusi dan tanya jawab, siswa cenderung ribut dan tidak memperhatikan. Bahkan ada beberapa siswa yang memainkan gadget (handphone dan tablet) adapula siswa yang mendengarkan musik dengan menggunakan earphone. Beberapa kali guru menegur dan


(18)

3

Siti Maya Rahmayanti, 2015

mengarahkan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, namun tetap saja siswa ribut dan tidak memperhatikan. Sehingga terlihat bahwa siswa tidak mau mendengarkan pendapat orang lain dengan kata lain siswa tidak dapat menghargai, baik menghargai guru maupun siswa lainnya. Kedua, dalam proses diskusi kelompok di dalam kelas, siswa yang mengerjakan tugas hanya beberapa orang atau ketua kelompoknya saja sehingga terkesan menjadi kerja individu, bukan kerja kelompok. Begitupun ketika proses tanya jawab, hanya ketua kelompoknya saja yang menyampaikan hasil diskusi dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Sehingga terlihat, beberapa siswa mendominasi dalam proses pembelajaran dan terkesan tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menggunakan haknya baik hak untuk berbicara atau berpendapat.

Ketiga, ketika guru selesai menyampaikan materi pembelajaran, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang baru disampaikan namun siswa tidak ada respon bahkan beberapa siswa sibuk dengan

gadgetnya dan acuh/ tidak peduli terhadap proses diskusi kelompok. Begitu pula

ketika proses tanya jawab, siswa diarahkan untuk berpendapat namun yang bertanya hanya siswa yang biasa bertanya sementara siswa lainnya acuh dan ribut sehingga terlihat bahwa siswa tidak mau memberikan pendapat dan pemikirannya meskipun diberikan kesempatan untuk berpendapat. Terakhir keempat, siswa yang mendominasi kegiatan diskusi cenderung tetap dengan pendirian dan pendapatnya meskipun pendapat yang disampaikannya kurang tepat. Bahkan ketika dikoreksi oleh temannya dengan pernyataan yang lebih tepat, siswa tersebut tidak dapat menerima pendapat dari orang lain, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut tidak mau menerima hasil keputusan atau kesepakatan hasil diskusi.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 4 di atas, maka perlu adanya upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sehingga pembelajaran sejarah di kelas X IIS 4 dapat berlangsung dengan baik dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru dapat menggunakan berbagai alternatif perbaikan, penggunaan metode pembelajaran yang lebih menarik. Melihat dari permasalahan yang terjadi di kelas, penerapan Metode Timed Pair Share dalam pembelajaran dirasa sesuai


(19)

4

Siti Maya Rahmayanti, 2015

dengan permasalahan yang dihadapi. Metode Timed Pair Share merupakan metode yang dikembangkan oleh Spencer Kagan. Menurut Kagan, proses pembelajaran akan lebih efektif dengan tiga proses tahapan yaitu Timing, Pairing and Sharing. Kegiatan Timing berkaitan dengan penggunaan waktu, baik waktu untuk mengemukakan pendapat, menyanggah atau menambahkan pernyataan dan memberikan informasi hal ini dilakukan sebagai bentuk latihan supaya siswa dapat memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara atau mengemukakan pendapat sehingga proses diskusi akan berjalan efektif. Lalu kegiatan Pairing yaitu proses diskusi kelompok yang dilakukan secara berpasangan, dan terakhir kegiatan Sharing, kegiatan ini berupa presentasi menyampaikan hasil diskusi, lalu siswa berbagi mengenai hasil diskusi melalui kegiatan tanya jawab dengan kelompok lain. Dengan demikian, penerapan Metode Timed Pair Share ini selain dapat meningkatkan penguasaan isi akademis siswa terhadap materi pembelajaran namun juga dapat menumbuhkan sikap saling menghargai antar siswa.

Selain itu, terdapat beberapa kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap demokratis siswa. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat ditemukan di dalam langkah-langkah penerapan Metode Timed Pair Share. Pembelajaran menggunakan metode ini dilakukan secara berpasangan/ berkelompok, setiap kelompok berdiskusi membahas permasalahan dari Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diberikan oleh guru. LKS berisi tentang permasalahan yang bersifat kontroversial, hal ini dilakukan supaya siswa dapat menghargai perbedaan pendapat ketika berdiskusi. Kemudian setelah proses diskusi selesai, perwakilan kelompok tampil di depan kelas. Lalu dalam proses tanya jawab, guru mengatur waktu dalam berpendapat dengan penggunaan kupon. hal ini untuk melatih siswa supaya memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara. Selama proses diskusi kelompok dan tanya jawab, siswa diarahkan untuk mendengarkan pendapat dari kelompok lain dan tidak diperbolehkan untuk mencela pendapat yang berbeda atau salah. Terakhir siswa diarahkan untuk memberikan kesimpulan dari diskusi yang telah dilaksanakan hal ini mendorong siswa untuk dapat menerima keputusan dari hasil diskusi dengan lapang dada. Dari pemaparan metode tersebut, metode ini merupakan metode yang melibatkan aktivitas seluruh


(20)

5

Siti Maya Rahmayanti, 2015

siswa tanpa adanya perbedaan, meningkatkan kerjasama siswa dalam kelompok, serta siswa dapat menghargai perbedaan pendapat dari kelompok lain. Maka dari itu diharapkan dengan penerapan Metode Timed Pair Share ini dapat membantu siswa untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Penerapan Metode Timed Pair Share untuk Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 4 di SMA Negeri 1 Lembang)”.

1.2Rumusan Masalah

Pada penelitian ini, yang menjadi permasalahan utama adalah mengenai

“Bagaimana Menerapkan Metode Timed Pair Share untuk Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah?” berdasarkan permasalahan utama tersebut, peneliti membatasi permasalahan kedalam beberapa pertanyaan penelitian berikut.

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran sejarah dengan menerapkan Metode

Timed Pair Share untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa di kelas X IIS

4 SMA Negeri 1 Lembang?

2. Bagaimana melaksanakan Metode Timed Pair Share untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa di kelas X IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang ?

3. Bagaimana efektivitas dari penerapan Metode Timed Pair Share dalam menumbuhkan sikap demokratis siswa setelah metode tersebut diterapkan di kelas X IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang?

4. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi pada penerapkan Metode Timed Pair Share untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa di kelas X IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara umum adalah untuk menjawab permasalahan penelitian yang berkaitan dengan penerapan Metode Timed Pair Share untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam


(21)

6

Siti Maya Rahmayanti, 2015

pembelajaran sejarah. Namun, secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan rancangan pembelajaran Sejarah di Kelas X IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang dengan menerapkan Metode Timed Pair Share sebagai upaya untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan penerapan Metode Timed Pair Share di kelas X IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang sebagai upaya untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah.

3. Mengidentifikasi efektivitas penerapan Metode Timed Pair Share di Kelas X IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang sebagai upaya untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah.

4. Memaparkan upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan Metode Timed Pair Share untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah di Kelas X IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang.

1.4 Manfaat Penelitian

Kualitas dan kapasitas dalam suatu penelitian dapat dilihat dari segi manfaatnya yang akan diberikan berdasarkan hasil penelitian. Dengan diadakannya penelitian ini, maka dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan bagi sekolah. Adapun kegunaan yang ingin dicapai oleh peneliti mencakup kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis, adapun di antaranya yakni: 1. Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini sesuai dengan teori belajar humanisme. Teori belajar humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Tokoh yang menganut teori belajar humanisme salah satunya adalah Carl Rogers. Ia menekankan bahwa “dalam proses belajar perlu adanya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya” (Kartika. I., Ikawati. V., dan Arifin. S., 2011, hlm. 6). Teori humanisme merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan


(22)

7

Siti Maya Rahmayanti, 2015

mengembangkan kemampuan tersebut. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.

Berkaitan dengan teori di atas, secara umum penelitian ini pun memberikan manfaat dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia, dengan menumbuhkan sikap demokratis siswa melalui penerapan Metode Timed

Pair Share yang dapat membuat pembelajaran di dalam kelas menjadi lebih

kondusif sehingga dapat merespon materi dan membentuk karakter siswa dengan baik.

2. Secara Praktis

Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini secara praktis yang dapat diambil adalah untuk memberikan masukan kepada:

a. Peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung bagaimana berkolaborasi maupun memilih metode pembelajaran yang tepat dan mengembangkannya serta menerapkannya secara langsung dalam pembelajaran di kelas, sehingga diharapkan kelak ketika peneliti terjun ke lapangan mempunyai wawasan dan pengalaman, memiliki kemampuan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif.

b. Bagi Sekolah

Manfaat bagi sekolah yaitu dapat memberikan inovasi baru dalam mengembangkan metode pembelajaran bagi siswa di SMA dan dapat memberikan gambaran bagaimana cara menumbuhkan sikap demokratis yang ada di dalam diri siswa. Selain itu juga dapat membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik lagi.

c. Bagi Guru

Guru memperoleh salah satu variasi metode pembelajaran yang lebih variatif yaitu dengan menggunakan Metode Timed Pair Share dalam pembelajaran sejarah. Dengan metode pembelajaran ini guru dapat mengetahui cara untuk membuat siswa berfikir, mula-mula secara individu kemudian secara berkelompok.


(23)

8

Siti Maya Rahmayanti, 2015

Siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan inovasi baru yakni penggunaan Metode Timed Pair Share sehingga siswa memiliki semangat baru dalam belajar, selain itu, dengan menggunakan metode ini akan menumbuhkan sikap demokratis yang adal di dalam diri siswa diantaraya siswa dapat mendengarkan pendapat orang lain, siswa dapat memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memberikan haknya, baik hak untuk berbicara atau hak untuk mengemukakan pendapat, siswa mau memberikan pendapat dan pemikirannya apabila diberi kesempatan untuk berpendapat, siswa dapat menerima hasil keputusan atau kesepakatan bersama dengan lapang dada. Dengan demikian maka akan terbentu karakter diri siswa salah satunya sikap demokratis itu sendiri

1.5Struktur Organisasi Penulisan Skripsi

Struktur organisasi merupakan sebuah gambaran secara menyeluruh mengenai penelitian yang dilakukan dari tahap awal sampai pada proses penulisannya. Data atau hasil yang didapatkan melalui proses observasi, telaah pustaka, studi dokumentasi, observasi dan wawancara selanjutnya dikumpulkan kemudian diolah menjadi sebuah laporan dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I pendahuluan. Bab ini merupakan bagian awal, didalamnya diuraikan latar belakang masalah penelitian yang diangkat oleh peneliti dilihat dari permasalaan yang ada di lapangan. Selain dari latar belakang masalah penelitian, pada bagian ini juga terdapat rumusan masalah, tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti, manfaat penelitian yang diharapkan oleh peneliti dengan dilakukannya penelitian ini, metode penelitian, serta sistematika dari penulisan juga dimuat pada bab pendahuluan.

Bab II kajian pustaka. Bab ini berisi tentang penggunaan konsep atau teori serta referensi yang digunakan peneliti untuk menjelaskan berbagai permasalahan yang diangkat. Fokus kajian ini adalah memamparkan tinjauan mengenai sikap demokratis yang menjadi permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini. Serta kajian ini akan menjelaskan tentang Metode Timed Pair Share sebagai solusi atau salah satu cara dalam menumbuhkan sikap demokratis, yang meliputi pengertian, manfaat dan tujuan, kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode dan langkah-langkah dalam penerapan metode tersebut, serta


(24)

9

Siti Maya Rahmayanti, 2015

keterhubungan antara metode yang akan diterapkan dengan sikap demokratis dalam pembelajaran sejarah.

Bab III metodologi penelitian. Pada bab ini dipaparkan metode penelitian yang digunakan peneliti mengumpulkan data, dimulai dari menentukan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, fokus penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab ini, diuraikan mengenai hasil temuan peneliti tentang permasalahan yang diangkat, dimuali dari deskripsi umum lokasi dan subjek penelitian, deskripsi hasul penelitian, bagaimana penerapan Metode Timed Pair Share untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah, efektivitas penggunaan Metode Timed Pair Share untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa, serta hambatan yang dihadapi selama proses penelitian.

Bab V kesimpulan dan rekomendasi. Bab terakhir ini berisikan intisari pemikiran yang diberikan peneliti terhadap keseluruhan deskripsi isi tulisan, memuat juga saran dan rekomendasi


(25)

31 Siti Maya Rahmayanti, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Lembang yang beralamat di jalan Maribaya No 68 Lembang. Jika melihat lokasi dari SMA Negeri 1 Lembang, sekolah ini berdekatan dengan berbagai lembaga pendidikan militer seperti SESPIM POLRI, SESKO AU dan PUSDIK AJEN, dan tempat wisata serta lingkungan warga dan terdapat juga lahan perkebunan yang cukup luas. Sehingga jika melihat kondisi yang demikian, nampak bahwa kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 1 Lembang terlihat kondusif dan lembaga pendidikan militer dapat dijadikan bahan untuk mengembangkan wawasan siswa.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IIS 4 pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini terdiri dari 36 siswa dengan komposisi 16 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki. Karakteristik siswa secara keseluruhan sangat heterogen dan memiliki sifat yang berbeda-beda. Alasan dipilihnya kelas tersebut dikarenakan dalam kelas ini, siswa memiliki sikap demokratis yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas.

3.2Metode Penelitan

Penelitian mengenai penerapan Metode Timed Pair Share untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai metode penelitiannya. Menurut Hopkins dalam Buku Ajar Penelitian Pendidikan Sejarah (Hamid. H., Kusmarni. Y., Ma’mur. T., 2011, hlm. 72) menyebutkan bahwa:

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas mengajarnya atau kualitas teman sejawat atau untuk menguji asumsi-asumsi dan teori-teori pendidikan dalam prakteknya di kelas.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat reflektif dan dituntut adanya upaya perbaikan dalam setiap proses pembelajarannya. PTK ini didasari oleh pandangan bahwa dengan metode ini seorang guru merupakan sosok


(26)

32

Siti Maya Rahmayanti, 2015

seorang yang mengenal kondisi kelas, sehingga ia dapat melakukan berbagai upaya perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK merupakan sebuah kegiatan perbaikan dalam pembelajaran yang diawali dengan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran. Upaya kegiatan perbaikan tersebut diantaranya melalui penggunaan metode atau media pembelajaran dengan sengaja dan terencana. Menurut Ebburt (dalamWiriaatmadja, 2005, hlm. 11-12) menyatakan bahwa:

penelitian Tindakan Kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tidakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan tersebut.

Dengan demikian maka dapat diambil kesimpulan bahwa PTK merupakan suatu proses baik itu dalam bentuk kegiatan atau kajian, yang didalamnya terdapat bentuk perbaikan yang dilakukan oleh guru guna untuk meningkatkan pembelajaran menjadi lebih baik.

Alasan peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas ini karena metode ini merupakan metode yang cocok digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran berdasarkan permasalahan yang ditemukan di dalam kelas, yaitu untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah. Selain itu, peneliti bisa terjun langsung ke lapangan sebagai observator maupun guru yang secara langsung menerapkan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini membuat peneliti bisa merasakan langsung kendala apa saja yang dihadapi dalam penerapan Metode Timed Pair Share untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah dan hal ini pun membuat peneliti bisa dengan tepat mencari solusi dan memperbaiki penerapan metode tersebut.

3.3DesainPenelitian

Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain model Kemmis dan Taggart. Desain ini dipilih karena desain ini sederhana dan sesuai dengan penelitian yang akan di ambil yaitu bagaimana menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan Metode

Timed Pair Share, dengan menggunakan desain ini diharapkan dapat membantu


(27)

33

Siti Maya Rahmayanti, 2015

Kemmis dan Taggart ini terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan (plan), tindakan (act), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Adapun desain penelitian model Kemmis dan Tagart dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2006 hlm. 66)

Penjelasan mengenai 4 tahapan Desain model Kemmis dan Taggart ini terdiri dari perencanaan (plan), tindakan (act), observasi (observation), dan refleksi (reflection) yaitu:

1. Perencanaan (Plan)

Perencanaan adalah persiapan yang diakukan untuk proses penelitian. Dalam tahap ini peneliti menyusun serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada setiap tindakan. Kegiatan perenanaan ini dilakukan bersama mitra untuk mendapatkan hasil penelitian atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang baik berdasarkan analisis permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini. Perencanaan yang disusun antara lain:

a. peneliti melakukan analisis terhadap kurikulum mata pelajaran sejarah sma untuk mengetahui kompetensi inti, kompetensi dasar dan materi yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode timed pair share


(28)

34

Siti Maya Rahmayanti, 2015

yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah

b. membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp) sesuai dengan kurikulum 2013 dan juga kelengkapan dari rpp tersebut (media yang digunakan dan sumber ajar)

c. membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian dan juga membuat format evaluasi maupun observasi.

d. peneliti melakukan diskusi dengan kolabolator peneliti dan mitra guna untuk mempersiapkan pembelajaran dan perbaikan terhadap siklus pertama

e. merencanakan pengolahan dan analisis data dari hasil yang diperoleh selama penelitian.

2. Pelaksanaan (Action)

Pelaksanaan atau tindakan dalam penelitian ini merupakan implementasi dari tahap pelaksanaan yang sudah disuusn oleh peneliti berserta mitra. Tahap pelaksanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu melaksanakan perencanaan sesuai dengan yang telah direncanakan di dalam RPP, yaitu melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Timed Pair Share. Langkah-langkah penggunaan metode ini yaitu dengan menggunakan Teknik Time Token Arends dan Pair Check. Adapun langkah-langkah penggunaan Metode Timed Pair Share dengan menggunakan Teknik Time Token Arends yang digunakan dalam penelitian yaitu sebagai berikut.

1. Siswa di atur secara berpasangan

2. Siswa berdiskusi secara berpasangan (diskusi kecil), mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru

3. Setelah diskusi secara berpasangan (diskusi kecil) selesai, guru memilih salah satu kelompok untuk presentasi di depan kelas dengan cara di kocok/ diundi 4. Siswa diskusi secara menyeluruh (diskusi besar) melalui proses presentasi

dan tanya jawab

5. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas

6. Setelah selesai, guru atau kelompok mengarahkan kelompok lain untuk berpendapat. Dalam mengemukakan pendapat, siswa menggunakan kupon berbicara ketika akan berpendapat.


(29)

35

Siti Maya Rahmayanti, 2015

7. Setelah proses diskusi selesai, kelompok yang tampil di depan kelas dan perwakilan kelompok yang tidak tampil memberikan kesimpulan mengenai hasi diskusi kelompok

Selain dengan penggungaan Teknik Time Token Arends berikut langkah-langkah penggunaan Metode Timed Pair Share dengan menggunakan Teknik Pair

Chek yaitu:

1. siswa di atur secara berpasangan

2. siswa berdiskusi secara berpasangan (diskusi kecil), mengerjakan lks yang diberikan oleh guru

3. setelah diskusi secara berpasangan (diskusi kecil) selesai, guru memilih salah satu kelompok untuk presentasi di depan kelas dengan cara di kocok/ diundi 4. siswa diskusi secara menyeluruh (diskusi besar) melalui proses presentasi dan

tanya jawab

5. perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas

6. setelah selesai, guru atau kelompok mengarahkan kelompok lain untuk berpendapat. dalam mengemukakan pendapat, siswa tidak boleh berpendapat lebih dari tiga menit. setelah berpendapat siswa diberi kupon reward (untuk tindakan ii kupon reward berupa point dan untuk tindakan iv kupon reward berupa pulpen)

7. setelah proses diskusi selesai, kelompok yang tampil di depan kelas dan perwakilan kelompok yang tidak tampil memberikan kesimpulan mengenai hasi diskusi kelompok

Metode di atas digunakan dengan tujuan untuk menumbuhkan sikap demokratis, maka alat ukur untuk mengukur sikap demokratis tersebut yaitu dengan menggunakan instrumen berupa catatan lapangan, dan lembar observasi.

3. Observasi(Observation)

Pengamatan adalah prosedur perekaman data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang dengan menggunkan tekhnik pengumpul data. Pada tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan antara lain sebagai berikut.


(30)

36

Siti Maya Rahmayanti, 2015

a. Melakukan observasi dengan menggunkan lembar pedoman observasi dan catatan lapangan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelaaran sejarah dengan penggunaan Metode Timed Pair Share (langkah-langkahnya telah disebutkan di atas)

b. Melakukan dokumentasi terhadap suasana proses pembelajaran di dalam kelas.

c. Melakukan proses member chek setelah proses observasi di kelas selesai. 4. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti menelaah kembali tindakan yang sudah dilaksanakan dan setelah itu melakukan diskusi dengan kolaborator untuk memberikan perbaikan perencanaan dalam proses penelitian pada siklus selanjutnya. Refleksi ini dilakukan setelah tahap perencanaan, tindakan dan observasi dilakukan. Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus dan menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan Metode Timed Pair Share untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah. Tahap refleksi yang dilakukan oleh peneliti antara lain sebagai berikut.

a. Melakukan evaluasi untuk mengukur apakah sikap demokratis ini tumbuh atau tidak

b. Melakukan kegiatan diskusi dengan kolaborartor maupun mitra penelitian dan merumuskan solusi untuk permasalahan atau kendala yang dihadapi pada siklus pertama, kedua, ketiga dan keempat.

3.4 Fokus Penelitian

3.4.1 Sikap Demokratis dalam Pembelajaran Sejarah

Menurut Kemdiknas (t.t) Sikap demokratis adalah suatu sikap dimana cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.Sementara itu menurut Septiliana, N. R (2011, hlm. 46) sikap demokratis adalah:

bagian dari kepribadian seseorang yang mendorong untuk bertindak sesuai dengan nilai - nilai yang terkandung dalam demokrasi, yaitu adalah toleransi, kebebasan mengemukakan pendapat, menghormati perbedaan pendapat, memahami keanekaragaman dalam masyarakat, terbuka dan komunikasi, menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan, percaya diri,


(31)

37

Siti Maya Rahmayanti, 2015

tidak menggantungkan pada orang lain, saling menghargai, mampu mengekang diri, kebersamaan serta keseimbangan.

Jadi sikap demokratis adalah suatu sikap dimana cara berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai diantaranya toleransi, kebebasan dan adanya sikap saling menghargai. Jika dikaitkan dalam pembelajaran tentu nilai-nilai tersebut sangat penting ditanamkan salah satunya dalam pembelajaran sejarah. Adapun indikator untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah adalah menunjukan sikap saling menghargai, memberikan kesempatan/ berbagi dengan orang lain dalam mengemukakan pendapat, memberikan pendapat atau pemikirannya ketika berdiskusi, menerima pendapat dari orang lain. Untuk lebih rinci berikut peneliti paparkan indikator pada saat diskusi kecil dan diskusi besar yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pemaparan indikator untuk Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah

Indikator

Sikap Demokratis Siswa Ketika Diskusi Kecil

Indikator

Sikap Demokratis Siswa Ketika Diskusi Besar

Menunjukan sikap saling menghargai Menunjukan sikap saling menghargai Memberikan kesempatan/ berbagi

dengan teman kelompoknya dalam mengemukakan pendapat,

Memberikan kesempatan/ berbagi dengan kelompok lain dalam mengemukakan pendapat,

Memberikan pendapat atau

pemikirannya ketika berdiskusi,

Memberikan pendapat atau

pemikirannya (dengan menggunakan kupon berbicara atau kupon reaward Menerima pendapat dari teman

kelompoknya

Menerima pendapat orang lain/ menerima hasil diskusi

3.4.2 Metode Timed Pair Share

Metode Timed Pair Share adalah metode yang mendorong siswa untuk terbiasa berfikir, mula-mula mandiri kemudian berkerjasama secara berpasangan, etode ini dapat melatih siswa untuk mengemukakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai orang lain dengan tetap mengacu kepada materi dengan penggunaan waktu. Dengan penggunaan waktu dalam pembelajarannya, lalu berpasangan dan adanya proses sharing atau berbagi diharapkan metode ini dapat


(32)

38

Siti Maya Rahmayanti, 2015

membantu peneliti dalam menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah.

Langkah-langkah penggunaan Metode Timed Pair Share, oleh peneliti dimodofikasi sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan. Penerapan Metode Timed Pair Share ini, untuk lebih memumdahkan maka peneliti menggunakan teknik tertentu pada setiap tindakan, yaitu teknik

Time Token Arends dan juga Teknik Pair Chek.

Adapun langkah-langkah penggunaan Metode Timed Pair Share dengan menggunakan Teknik Time Token Arendsyang digunakan dalam penelitian yaitu sebagai berikut.

1. Siswa di atur secara berpasangan

2. Siswa berdiskusi secara berpasangan (diskusi kecil), mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru

3. Setelah diskusi secara berpasangan (diskusi kecil) selesai, guru memilih salah satu kelompok untuk presentasi di depan kelas dengan cara di kocok/ diundi 4. Siswa diskusi secara menyeluruh (diskusi besar) melalui proses presentasi

dan tanya jawab

5. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas

6. Setelah selesai, guru atau kelompok mengarahkan kelompok lain untuk berpendapat. Dalam mengemukakan pendapat, siswa menggunakan kupon berbicara bila akan berpendapat.

7. Setelah proses diskusi selesai, kelompok yang tampil di depan kelas dan perwakilan kelompok yang tidak tampil memberikan kesimpulan mengenai hasi diskusi kelompok

Selain dengan penggunaan Teknik Time Token Arends, berikut peneliti paparkanlangkah-langkah penggunaan Metode Timed Pair Share dengan menggunakan Teknik Pair Chek yaitu:

1. siswa di atur secara berpasangan

2. siswa berdiskusi secara berpasangan (diskusi kecil), mengerjakan lks yang diberikan oleh guru

3. setelah diskusi secara berpasangan (diskusi kecil) selesai, guru memilih salah satu kelompok untuk presentasi di depan kelas dengan cara di kocok/ diundi


(33)

39

Siti Maya Rahmayanti, 2015

4. siswa diskusi secara menyeluruh (diskusi besar) melalui proses presentasi dan tanya jawab

5. perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas

6. setelah selesai, guru atau kelompok mengarahkan kelompok lain untuk berpendapat. dalam mengemukakan pendapat, siswa tidak boleh berpendapat lebih dari tiga menit. setelah berpendapat siswa diberi kupon reward (untuk tindakan ii kupon reward berupa point dan untuk tindakan iv kupon reward berupa pulpen)

7. setelah proses diskusi selesai, kelompok yang tampil di depan kelas dan perwakilan kelompok yang tidak tampil memberikan kesimpulan mengenai hasi diskusi kelompok

3.5 Alat dan Teknik Pengumpul Data 3.5.1 Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini terdirI dari catatan lapangan, lembar observasi dan pedoman wawancara. Lembar catatan lapangan adalah rekaman kejadian yang dilakukan oleh kolabolator atau teman sejawat maupun peneliti sendiri untuk menuliskan hal-hal yang belum terekam melalui lembar observasi. Lembar catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan refleksi terhadap keterlaksanaan pembelajaran dengan Metode Timed Pair Share dan bagaimana menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah. Hal ini bertujuan untuk melihat adanya pengembangan terhadap penelitian tersebut. Catatan lapangan ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan yang selanjutnya.

Lembar observasi merupakan suatu alat untuk mengukur tingkah laku siswa atau pun proses pembelajaran yang dapat diamati. Dengan lembar observasi ini maka peneliti dapat mengukur atau menilai proses pembelajaranyang terjadi di dalam kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk melihat ketercapaian dalam memunculkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah dan juga untuk melihat efektivitas dari penggunaan Metode Timed Pair Share.

Selain lembar observasi, alat pengumpul data lainnya yang digunakan adalah rubrik. Rubrik merupakan kriteria penilaian yang berisikan tentang aspek-aspek yang akan menjadi penilaian siswa, hal ini akan membantu peneliti


(34)

40

Siti Maya Rahmayanti, 2015

mengukur ketercapaian tujuan penelitian. Terakhir, pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui lebih lanjut terhadap data-data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data-data lainnya. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan guru mitra mengenai pembelajaran yang selama ini dilakukan sebelum adanya penelitian dan proses tindakan yang dilakukan oleh peneliti, hal ini dilakukan agar diketahui bagaimana pembelajaran yang terjadi sebelumnya.

Wawancara ini dilakukan pada observasi awal sebagai bahan untuk melakukan perencanaan pembelajaran dalam melakukan penelitian ini. Setelah itu wawancara juga dilakukan ketika observasi selesai guna untuk melihat ketercapaian dari penggunaan Metode Timed Pair Share dan ketercapaian dalam menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah. Wawancara ini dilakukan terhadap siswa, guru, dan kolabolator.

3.5.1 TeknikPengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi, wawancara dan studi dokumentasi.Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan yang dilakukan selama dilakukan tindakan setiap siklusnya sebagaimana yang diungkapkan oleh Sanjaya (2011, hlm. 86) bahwa “pedoman wawancara merupakan teknik pengumpuland atau dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatanya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti”.

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran dan penerapan Metode Timed Pair Share untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah. Observasi dilakukan secara menyeluruh di dalam kelas oleh guru mitra dan peneliti serta kolabolator. Sehingga teknik pengumpulan data dengan observasi merupakan metode pengumpulan data yang meliputi melihat, merekam dan mencatat kejadian secara sistematis baik itu kejadian di dalam kelas, perilaku, atau objek yang dilihat dan diperlukan dalam penelitian yang sedang dilakukan.

Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru mitra serta observer dengan berpedoman kepada pedoman observasi. Pengamat dapat mengamati aspek-aspek yang tertera pada lembar observasi sehingga dapat mengukur aau menilai proses


(35)

41

Siti Maya Rahmayanti, 2015

belajar antara lain sikap siswa dalam proses pembelajaran, kegiatan yang dilakukan bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatan.

Selain observasi, teknik lainnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara. Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai “teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka maupun melalui media tertentu” (Sanjaya, 2011, hlm. 96). Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang permasalahan yang dihadapi di dalam kelas, tingkat keberhasilan penggunaan Metode Timed Pair Share dan juga ketercapaian dalam menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah.

Terakhir, teknik yang digunakan adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi adalah

teknik untuk mempelajari atau menganalisis bahan-bahan tertulis kantor atau sekolah, seperti silabus, RPP, catatan pribadi peserta didik, buku raport, kisi-kisi daftar nilai, lembar soal, lembar jawaban, dan lain-lain. Selain itu, dokumen mengenai kondisi lingkungan sekolah, data guru, data peserta didik dan organisasi sekolah (Arifin. Z, 2012, hlm 244).

Di dalam proses pembelajaran tentunya membutuhkan dokumen-dokumen seperti kelengkapan dalam pembelajaran atau data-data yang berhubungan dengan sekolah guna untuk membantu proses pembelajaran dan melihat unsur-unsur yang terlibat di dalamnya seperti adanya guru dan peserta didik.

3.6 Pengolahan dan Validasi Data 3.6.1 Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasi data sesuai dengan yang dibutuhkan dan berhubungan dengan rumusan masalah. Dalam PTK, analisis data dan pengolahan data dilakukan sejak awal, pada setiap aspek penelitian, misalnya penggunaan catatan lapangan, peneliti langsung menganalisisnya dan menanyakan kembali kepada observer atau kolabolator, siswa dan guru tentang bagaimana tanggapan mereka mengenai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada hari itu. Fungsi pengolahan data yaitu untuk mendapatkan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Di dalam


(36)

42

Siti Maya Rahmayanti, 2015

pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dikumpullkan yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

a. Data Kualitatif

Data kualttatif ini berasal dari catatan lapangan, hasl observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan. Peneliti selanjutnya menganalisis catatan lapangan, hasil observasi dan hasil wawancara berdasarkan teori-teori yang terdapat dalam kajian pustaka.adapun teknik analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (dalam Hopkins, 2011) dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu: 1. Reduksi data. Reduksi data ini merujuk kepada proses menyeleksi,

menyimpulkan, mengabstraksikan dan menginformasikan data mentah yang muncul dalam catatan-catatan lapangan tertulis.

2. Tampilan data, yaitu himpunan informasi secara terorganisir yang memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan dan melaksanakan tindakan. 3. Penarikan kesimpulan, yakni menelusuri makna-makna dari data yang

diperoleh, mencatat kegiatan atau rutinitas, pola, penjelasan konfigurasi-konfigurasi dan aliran kausatif.

b. Data Kuantitatif

Perolehan data kuantitatif dilakukan untuk mengukur sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah. Data yang akan diolah ini diperoleh dari lembar observasi. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi dan penilaian sikap demokratis pada saat diskusi secara berpasangan (diskusi kecil) dalam mengerjakan LKS dan lembar observasi dan penilaian sikap demokratis pada saat diskusi secara keseluruhan (diskusi besar) berupa presentasi dan proses tanya jawab.

1. Lembar observasi dan penilaian sikap demokratis pada saat diskusi secara berpasangan (diskusi kecil) dalam mengerjakan LKS. Pedoman dalam mengukur atau menilai hasil observasi ini menggunakan rubrik. Adapun aspek yang dinilainya yaitu menunjukan sikap saling menghargai, memberikan kesempatan/ berbagi dengan teman kelompoknya dalam


(37)

43

Siti Maya Rahmayanti, 2015

mengemukakan pendapat, memberikan pendapat atau pemikirannya ketika berdiskusi, menerima pendapat dari teman kelompoknya

Berikut merupakan rumus dalam mengolah data hasil dari penskoran untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah yaitu: Perhitungan rata-rata (persentase) = Jumlah perolehan skor kelompok x 100% Jumlah Skor Maksimal

Adapun skor maksimal yang diperoleh yaitu 216

2. Lembar observasi dan penilaian sikap demokratis pada saat diskusi secara keseluruhan (diskusi besar) berupa presentasi dan proses tanya jawab. Pedoman dalam mengukur atau menilai hasil observasi ini menggunakan rubrik. Adapun aspek yang dinilainya yaitu menunjukan sikap saling menghargai memberikan kesempatan/ berbagi dengan kelompok lain dalam mengemukakan pendapat, memberikan pendapat atau pemikirannya (dengan menggunakan kupon berbicara atau kupon reaward) menerima pendapat orang lain/ menerima hasil diskusi

Berikut merupakan rumus dalam mengolah data hasil dari penskoran untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah yaitu: Perhitungan rata-rata (persentase) = Jumlah perolehan skor kelompok x 100% Jumlah Skor Maksimal

Adapun skor maksimal yang diperoleh yaitu 216

3.6.2 Validasi Data

Hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti perlu adanya pengujian untuk menilai keabsahan atau tingkat kesahihan untuk mengetahui kebenarannya. “Di dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), cara yang dapat dilakukan untuk pengujian validasi data yaitu dengan melakukan triangulasi, member check,

auditrail dan expert opinion” (Hamid. H., Kusmarni. Y., Ma’mur. T., 2011, hlm. 79) namun di dalam penelitian ini, cara yang dilakukan untuk menguji validasi yaitu dengan melakukan member check, auditrail dan expert opinion.

a. Melakukan member check. Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2005:168), member check ialah “memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari


(38)

44

Siti Maya Rahmayanti, 2015

narasumber yang relevan dengan PTK”. Member check dalam penelitian ini

ialah peneliti meminta konfirmasi kebenaran kepada guru mitra dan observer mengenai data atau informasi yang telah diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Cara ini dipilih karena siswa sebagai sumber data dan guru mitra serta observer biasanya lebih terbuka terhadap kesalahan dan kekurangan yang dilakukan peneliti ketika melakukan penelitian.

b. Menggunakan auditrail. Pada tahap ini peneliti memeriksa kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti pada setiap tindakan atau di dalam mengambil kesimpulan. Hal in dilakukan, sebagai bahan refleksi untuk melakukan tindakan selanjutnya, sehingga kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada tindakan sebelumnya dapat diantisipasi dan tidak terjadi lagi dalam tindakan selanjutnya.

c. Mencari expert opinion. Pada tahap ini peneliti meminta pakar/ ahli untuk memeriksa semua tahapan penelitian dan akan memberikan pendapat dan arahan atau judgement terhadap permasalahan atau pun langkah-langkah dalam penelitian. Peneliti memilih dosen pembimbing penelitian ini untuk menilai valid atau tidaknya penelitian ini dilakukan, serta data-data yang didapatkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wiriatmadja bahwa

expert opinion yaitu meminta nasihat dari pakar, dalam hal ini adalah

pembimbing yang memeriksa pada semua tahapan kegiatan penelitian” (2005:171).


(39)

156 Siti Maya Rahmayanti, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini peneliti akan menuliskan kesimpulan akhir dari penelitian yang telah selesai dilakukan dan juga menuliskan rekomendasi yang ditujukan kepada berbagai pihak berdasarkan hasil yang telah dicapai. Adapun kesimpulan dan rekomendasi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

5.1Kesimpulan

Penerapan Metode Timed Pair Share untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, sebelum Metode Timed Pair Share digunakan, terlebih dahulu

dilakukan perencanaan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam penelitian. Hal terpenting yang digunakan dalam perencanaan adalah mencari permasalahan yang terjadi di lapangan dengan melakukan observasi terlebih dahulu. Permasalahan yang terjadi di lapangan ialah siswa tidak menunjukan sikap saling menghargai, siswa tidak memberikan kesempatan/ berbagi dengan orang lain dalam mengemukakan pendapat, siswa tidak memberikan pendapat atau pemikirannya ketika berdiskusi, dan siswa tidak dapat menerima pendapat dari orang lain. Hasil observasi yang dilakukan, peneliti melihat bahwa siswa memiliki sikap demokratis yang rendah. Sikap demokratis siswa yang rendah ini perlu dtumbuhkan maka dari itu salah satu upaya unyuk menumbuhkan sikap demokratis tersebut yaitu dengan penerapan Metode Timed

Pair Share. Metode Timed Pair Share merupakan metode yang sesuai untuk

mengatasi permasalahan karena langkah-langkahnya kegiatan metode ini dapat membantu tumbuhnya sikap demokratis siswa dalam pembelajaran. Selain Metode Timed Pair Share, peneliti pun mempersiapkan teknik tertentu untuk membantu penerapan Metode ini menjadi lebih efektif. Teknik tersebut diantaranya Teknik Time Token Arends dan Teknik Pair Check.


(40)

157

Siti Maya Rahmayanti, 2015

Kedua, untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dapat dilakukan

beberapa cara. Penerapan Metode Timed Pair Share ini harus diterapkan dengan cara yang tepat dan sesuai dengan kondisi kelas. Pada awalnya penerapan Metode Timed Pair Share ini menggunakan Time Token Arends namun penggunaan teknik ini kurang efektif, sehingga pada tindakan I tidak terjadi perubahan yang signifikan. Lalu pada tindakan II, peneliti menggunakan teknik yang berbeda yaitu Teknik Pair Check. Dengan penggunaan teknik ini ternyata dapat menumbuhkan sikap demokratis siswa, hal ini terlihat dari adanya perubahan dari tindakan I ke tindakan II. Begitu pun pada tindakan III dan IV mengalami perubahan karena pada tindakan III dan IV peneliti pun menggunakan teknik Time Token Arend dan Pair Check kembali. Hal ini dilakukan supaya siswa tidak merasa jenuh atau bosan selama proses pembelajaran dan diharapkan sikap demokratis siswa dapat tumbuh lebih dalam hal ini pun terlihat dari tindakan I. Selain penggunaan teknik di atas, penelitipun mencoba menyajikan permasalahan yang yang terdapat di dalam LKS lebih variatif dan bersifat kontroversial. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa siswa lebih bisa menghargai perbedaan ketika berpendapat. Dengan demikian maka sikap demokratis siswa dapat tumbuh dengan baik.

Ketiga, pada penerapan Metode Timed Pair Share untuk menumbuhkan

sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah ini tidak terlepas dari kendala-kendala yang menghambat proses kelancaran proses penelitian. Berikut kendala-kendala yang peneliti hadapi yaitu: media pembelajaran yang akan dipakai mendadak tidak bisa dipakai karena ketersediaan infocus yang sedikit di sekolah sehingga dalam beberapa tindakan tidak menggunakan infokus, pada saat diskusi kelompok siswa cendrung ribut dan mengobrol dengan kelompok lain, hal ini dikarenakan karakter dari peserta didiknya sendiri dan guru kurang tegas dalam menyikapi sikap siswa yang tidak fokus dan ribut dalam proses pembelajaran sejarah, ketika sedang diskusi ada beberapa kelompok yang memainkan gadgetnya dan bahkan tidur, hal ini membuat pembelajaran tidak kondusif. Selain itu, siswa yang presentasi di depan kelas terlihat kurang menguasai materi, sehingga diskusi berlangsung pasif sementara kelompok lain banyak yang mengajukan pertanyaan, pendapat dan bahkan menyanggah pendapat


(41)

158

Siti Maya Rahmayanti, 2015

kelompok. Ketika mengajukan pendapat dengan menggunakan kupon berbicara, banyak kelompok yang berpendapat tanpa menggunakan kupon tersebut. Kelompok yang presentasipun hanya mengambil kupon dari kelompok yang dekat atau teman dekatnya sehingga kondisi kelas menjadi ribut dan tidak kondusif.

Kendala-kendala yang terjadi tentu tidak menyurutkan semangat guru dalam mengajar. Dalam hal ini, guru berupaya untuk memperbaiki pembelajaran dan sikap demokratis siswa dapat tumbuh di dalam diri siswa. Solusi yang diajukan dalam mengatasi kendala tersebut diantaranya guru menggunakan media pembelajaran yang sederhana misalnya media peta, akan tetapi media tersebut tetap mendukung kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, menjelaskan tata cara yang benar dalam proses diskusi kelompok, memberikan waktu kepada siswa untuk memahami isi LKS dan bagaimana cara mengerjakannya sehingga diskusi kelompok dapat berjalan dengan tertib, menjelaskan tata cara presentasi yang baik dan benar serta memberitahu bagaimana bersikap ketika presentasi dan memotivasi siswa untuk berpendapat dan menasehati siswa supaya tidak ribut. Selain itu, guru menyita gadget yang digunakan oleh siswa kecuali ketika diskusi untuk mengerjakan LKS, dan menekankan kepada siswa betapa pentingnya sikap saling menghargai dan guru menjelaskan kepada siswa bagaimana penggunaan kupon berbicara dan pemberian kupon reward sehingga siswa dapat memaksimalkan kupon dengan baik.

5.2Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dalam menerapkan Metode Timed Pair Share sebagai upaya dalam menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang, peneliti menyarankan beberapa hal berdasarkan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Bagi pihak sekolah diharapkan untuk mementingkan tumbuhnya sikap demokratis siswa sebagai sesuatu yang perlu dimiliki oleh setiap individu. Dan upaya penumbuhan ini dilakukan dengan penggunaan metode pembelajaran yang menarik berserta teknik yang menarik pula dan pembiasaan pembelajaran yang


(42)

159

Siti Maya Rahmayanti, 2015

dapat menumbuhkan sikap demokratis, misalnya dengan penggunaan LKS yang menarik minat siswa untuk belajar dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik lagi.

Bagi guru, diharapkan dapat merancang suatu pembelajaran yang dapat menunjang siswa dalam menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah, diantaranya dengan merancang metode pembelajaran yang bervariatif.

Bagi siswa, peneliti mengharapkan agar siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan inovasi baru yakni penggunaan Metode Timed Pair Share sehingga siswa memiliki semangat baru dalam belajar. Selain itu, dengan menggunakan metode ini akan menumbuhkan sikap demokratis yang ada di dalam diri siswa diantaranya menunjukan sikap saling menghargai, memberikan kesempatan/ berbagi dengan orang lain dalam mengemukakan pendapat, memberikan pendapat atau pemikirannya ketika berdiskusi, menerima pendapat dari orang lain.

Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan mampu menjadi motivasi agar dapat menjadi guru yang dapat memperbaiki pembelajaran sejarah yang ada. Peneliti pun dapat memperoleh pengalaman langsung bagaimana berkolaborasi maupun memilih metode pembelajaran yang tepat dan mengembangkannya serta menerapkannya secara langsung dalam pembelajaran di kelas, sehingga diharapkan kelak ketika peneliti terjun ke lapangan mempunyai wawasan dan pengalaman, memiliki kemampuan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif.

Demikian kesimpulan dan rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Peneliti berharap hal tersebut dapat memberikan manfaat kepada penumbuhan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah, sekaligus meningkatkan pula mutu pendidikan di Indonesia.


(1)

157

Kedua, untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dapat dilakukan beberapa cara. Penerapan Metode Timed Pair Share ini harus diterapkan dengan cara yang tepat dan sesuai dengan kondisi kelas. Pada awalnya penerapan Metode Timed Pair Share ini menggunakan Time Token Arends namun penggunaan teknik ini kurang efektif, sehingga pada tindakan I tidak terjadi perubahan yang signifikan. Lalu pada tindakan II, peneliti menggunakan teknik yang berbeda yaitu Teknik Pair Check. Dengan penggunaan teknik ini ternyata dapat menumbuhkan sikap demokratis siswa, hal ini terlihat dari adanya perubahan dari tindakan I ke tindakan II. Begitu pun pada tindakan III dan IV mengalami perubahan karena pada tindakan III dan IV peneliti pun menggunakan teknik Time Token Arend dan Pair Check kembali. Hal ini dilakukan supaya siswa tidak merasa jenuh atau bosan selama proses pembelajaran dan diharapkan sikap demokratis siswa dapat tumbuh lebih dalam hal ini pun terlihat dari tindakan I. Selain penggunaan teknik di atas, penelitipun mencoba menyajikan permasalahan yang yang terdapat di dalam LKS lebih variatif dan bersifat kontroversial. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa siswa lebih bisa menghargai perbedaan ketika berpendapat. Dengan demikian maka sikap demokratis siswa dapat tumbuh dengan baik.

Ketiga, pada penerapan Metode Timed Pair Share untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah ini tidak terlepas dari kendala-kendala yang menghambat proses kelancaran proses penelitian. Berikut kendala-kendala yang peneliti hadapi yaitu: media pembelajaran yang akan dipakai mendadak tidak bisa dipakai karena ketersediaan infocus yang sedikit di sekolah sehingga dalam beberapa tindakan tidak menggunakan infokus, pada saat diskusi kelompok siswa cendrung ribut dan mengobrol dengan kelompok lain, hal ini dikarenakan karakter dari peserta didiknya sendiri dan guru kurang tegas dalam menyikapi sikap siswa yang tidak fokus dan ribut dalam proses pembelajaran sejarah, ketika sedang diskusi ada beberapa kelompok yang memainkan gadgetnya dan bahkan tidur, hal ini membuat pembelajaran tidak kondusif. Selain itu, siswa yang presentasi di depan kelas terlihat kurang menguasai materi, sehingga diskusi berlangsung pasif sementara kelompok lain banyak yang mengajukan pertanyaan, pendapat dan bahkan menyanggah pendapat


(2)

158

kelompok. Ketika mengajukan pendapat dengan menggunakan kupon berbicara, banyak kelompok yang berpendapat tanpa menggunakan kupon tersebut. Kelompok yang presentasipun hanya mengambil kupon dari kelompok yang dekat atau teman dekatnya sehingga kondisi kelas menjadi ribut dan tidak kondusif.

Kendala-kendala yang terjadi tentu tidak menyurutkan semangat guru dalam mengajar. Dalam hal ini, guru berupaya untuk memperbaiki pembelajaran dan sikap demokratis siswa dapat tumbuh di dalam diri siswa. Solusi yang diajukan dalam mengatasi kendala tersebut diantaranya guru menggunakan media pembelajaran yang sederhana misalnya media peta, akan tetapi media tersebut tetap mendukung kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, menjelaskan tata cara yang benar dalam proses diskusi kelompok, memberikan waktu kepada siswa untuk memahami isi LKS dan bagaimana cara mengerjakannya sehingga diskusi kelompok dapat berjalan dengan tertib, menjelaskan tata cara presentasi yang baik dan benar serta memberitahu bagaimana bersikap ketika presentasi dan memotivasi siswa untuk berpendapat dan menasehati siswa supaya tidak ribut. Selain itu, guru menyita gadget yang digunakan oleh siswa kecuali ketika diskusi untuk mengerjakan LKS, dan menekankan kepada siswa betapa pentingnya sikap saling menghargai dan guru menjelaskan kepada siswa bagaimana penggunaan kupon berbicara dan pemberian kupon reward sehingga siswa dapat memaksimalkan kupon dengan baik.

5.2Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dalam menerapkan Metode Timed Pair Share sebagai upaya dalam menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang, peneliti menyarankan beberapa hal berdasarkan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Bagi pihak sekolah diharapkan untuk mementingkan tumbuhnya sikap demokratis siswa sebagai sesuatu yang perlu dimiliki oleh setiap individu. Dan upaya penumbuhan ini dilakukan dengan penggunaan metode pembelajaran yang menarik berserta teknik yang menarik pula dan pembiasaan pembelajaran yang


(3)

159

dapat menumbuhkan sikap demokratis, misalnya dengan penggunaan LKS yang menarik minat siswa untuk belajar dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik lagi.

Bagi guru, diharapkan dapat merancang suatu pembelajaran yang dapat menunjang siswa dalam menumbuhkan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah, diantaranya dengan merancang metode pembelajaran yang bervariatif.

Bagi siswa, peneliti mengharapkan agar siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan inovasi baru yakni penggunaan Metode Timed Pair Share sehingga siswa memiliki semangat baru dalam belajar. Selain itu, dengan menggunakan metode ini akan menumbuhkan sikap demokratis yang ada di dalam diri siswa diantaranya menunjukan sikap saling menghargai, memberikan kesempatan/ berbagi dengan orang lain dalam mengemukakan pendapat, memberikan pendapat atau pemikirannya ketika berdiskusi, menerima pendapat dari orang lain.

Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan mampu menjadi motivasi agar dapat menjadi guru yang dapat memperbaiki pembelajaran sejarah yang ada. Peneliti pun dapat memperoleh pengalaman langsung bagaimana berkolaborasi maupun memilih metode pembelajaran yang tepat dan mengembangkannya serta menerapkannya secara langsung dalam pembelajaran di kelas, sehingga diharapkan kelak ketika peneliti terjun ke lapangan mempunyai wawasan dan pengalaman, memiliki kemampuan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif.

Demikian kesimpulan dan rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Peneliti berharap hal tersebut dapat memberikan manfaat kepada penumbuhan sikap demokratis siswa dalam pembelajaran sejarah, sekaligus meningkatkan pula mutu pendidikan di Indonesia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA 1. Sumber Buku

Al- Fandi, H. (2011). Desain Pembelajaran yang Demokratis dan Humanis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Arifin. Z. (2012). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Fachruddin, F. (2006). Agama dan Pendidikan Demokrasi. Jakarta: Pustaka Alvabet.

Fitri, A. (2012). Reinventing Human Caracter: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Fuady, M. (2010). Konsep Negara Demokrasi. Bandung: PT. Refika Aditama. Hamdayama. J. (2014). Model dan metode pembelajaran kreatif dan berkarakter.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Hardini, I. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu (teori, konsep & implementasi). Yogyakarta : Familia

Hasan, H., Kusmarni. Y., Ma’mur,. T., (2011). Buku Ajar Penelitian Pendidikan

Sejarah. Bandung: Pendidikan Sejarah FPIPS UPI.

Hidayat, U. (2011). Model-model Pembelajaran. Bandung: CV Siliwangi dan Co. Hopkins. D. (2014). Panduan Guru Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Huda, M. (2011). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan

Penerapan. Yogyakarta: Pustak Pelajar.

Isjoni.(2010). Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta

Kemendikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013: SMA/ MA dan SMk/ MAK Sejarah Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan SDM P dan K Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lickona. (2013). Educating For Character: Mendidik untuk Membentuk Karakter. Jakarta: Bumi Aksara..

Malihah. E (2004). Berkerjasama Menjalankan Prinsip-prinsip Demokrasi (Modul). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Mulder. (2011). Mistisisme Jawa. Yogyakarta: LKIS.


(5)

Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Grup. Sholehuddin. (2010). Pendidikan Sebagai Basis Penguatan Kerukunan

MAsyarakat. Jogjakarta: CV Bina Muda Cipta Kreasi.

Slavin, R. (2010). Cooverative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Yoyakarta: Nusa Media.

Ubaidillah, A., dan Rozak, A. (2003). Demokrasi: HAM dan Masyarakat Madani. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Warsono, M. S dan Hariyanto, M. S. (2013). Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Winarno. (2007). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan: Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wiraatmadja. R. (2005). Metode Penelitian Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT RemajaRosda Karya.

Wuryan. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (civic). Bandung: Lab Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2. Sumber Jurnal

Hasan, S. H. (2004). Pandangan Dasar Mengenai Kurikulum Pendidikan Sejarah. Historia: Jurnal Pendidikan Sejarah. V (9). Hlm. 1-27.

Prasetyo. (2012). Pengaruh Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Sikap Demokratis Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Jurnal Citizenship 1 (2,) hlm. 3

3. Sumber Skripsi

Septiliana, N. R. (2011) Hubungan Antara Pemahaman Demokrasi Dan Budaya Demokrasi Dengan Sikap Demokrasi Pada Siswa Kelas Xi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi, Strata 1, Universitas Sebelas Maret.

Khotimah, N. (2014). Sikap Tepa Salira pada Remaja Jawa. Skripsi Strata 1, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

4. Sumber Makalah

Kartika. I., Ikawati. V., dan Arifin. S. (2011). Teori-Teori Pendidikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Yang dibina oleh Bapak Drs. H. M.A. Prawoto, M.Pd. Malang: Universitas Negeri Malang.


(6)

5. Sumber Wawancara

Narasumber : Drs. Nana Warnia Jabatan : Guru Sejarah Peminatan Hari, Tanggal : Selasa, 3 Februari 2015 Waktu : Pukul 09.40 s.d Selesai

Tempat : Ruang Guru SMA Negeri 1 Lembang Narasumber : Drs. Nana Warni a

Jabatan : Guru Sejarah Peminatan Hari, Tanggal : Selasa, 26 Mei 2015 Waktu : Pukul 12.40 s.d Selesai

Tempat : Ruang Guru SMA Negeri 1 Lembang

Narasumber : Anisa Pratiwi. Mita Lailatul N dan Tri Fadil Dzaki Jabatan : Siswa dan Siswi Kelas X IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang Hari, Tanggal : Selasa, 2 Februari 2015

Waktu : Pukul 12.10 s.d Selesai

Tempat : Koridor SMA Negeri 1 Lembang

Narasumber : Anisa Pratiwi. Mita Lailatul N dan Tri Fadil Dzaki Jabatan : Siswa dan Siswi Kelas X IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang Hari, Tanggal : 26 Mei 2015

Waktu : 09.40 WIB S.d Selesai


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH DALAM UPAYA MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRATIS DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 2 13

PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI IIS 2 SMA Negeri 3 Cimahi.

0 0 27

PENERAPAN METODE PROBLEM POSING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH: Penelitian Tindakan Kelas : X IIS 1 SMAN 15 Bandung.

0 0 48

PERANAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP SOSIAL BAGI SISWA KELAS X SMA NEGERI I Peranan Kegiatan Kepramukaan Dalam Menumbuhkan Sikap Sosial Bagi Siswa Kelas X SMA Negeri I Sambungmacan Kabupaten Sragen.

0 0 16

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IIS 4 SMA PGII 1 BANDUNG.

1 1 53

PEMBELAJARAN TARI SASAPIAN PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 LEMBANG.

2 11 41

PENGGUNAAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung.

7 33 51

PENGGUNAAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung).

0 6 52

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA :Penelitian Tindakan Kelas di kelas X-2 SMA Negeri 6 Bandung.

0 2 54

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IIS 4 SMA PGII 1 BANDUNG - repository UPI S SEJ 1001871 Title

0 1 5