PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung.

(1)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung)

SKRIPSI

DiajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarsarjanaPendidikanjurusanPendidi kanIlmuPengetahuanSosial

Oleh : Nova Berlianta H

1005821

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengembangan Keterampilan

Berpikir Kritis Melalui Metode Problem Solving dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, September 2014 Yang membuat pernyataan,

Nova Berlianta Harahap NIM. 1005821


(3)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nova Berlianta Harahap

1005821

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd NIP. 19620718 198601 2 002

Pembimbing II

Drs. Faqih Samlawi, M.A NIP. 19600408 198803 1 001

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan IPS

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001


(4)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di

kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung) Nova Berlianta H

1005821 ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari keresahan peneliti terhadap permasalahan yang terjadi di kelas VIII-E SMP YAS Bandung terkait dengan tingkat keterampilan berpikir kritis peserta didik. Permasalahn ini merupakan temuan dari observasi yang dilakukan beberapa kali pertemuan ketika peneliti melakukan praktek mengajar. Indikator permasalahan yang dijumpai adalah masih kurangnya keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS, sehingga peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian model Kemmis & Mc Taggart yang dilakukan dalam 3 siklus. Alternatif pemecahan masalah yang dipilih yaitu penggunaan metode Problem Solving. Pelaksanaan kegiatan belajar menggunakan metode problem solving sebagai alternatif mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan berhasil. Adapun peningkatan keterampilan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator memfokuskan pertanyaan, menyusun inti permasalahan, mencantumkan sumber yang digunakan dengan benar, menyusun solusi terhadap suatu permasalahan, dan menyimpulkan hasil laporan dalam bentuk pernyataan. Seluruh aspek ini mengalami perkembangan dari siklus pertama hingga siklus ketiga, dari kualitas kurang, cukup menjadi baik dengan persentase, 50,5 %, 57,5%, dan 70,1% pada siklus ketiga. Kesimpulannya, penggunaan metode Problem Solving dapat mengembangkan keterampilan Berpikir Kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS.

Kata Kunci : Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran IPS, metode Problem Solving.


(5)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

CRITICAL THINKING SKILLS DEVELOPMENT THROUGH PROBLEM

SOLVING METHODS IN IPS LEARNING.

(Classroom Action Research in Class VIII E Junior High School Atikan Sunda Bandung Foundation)

Nova Berlianta H 1005821 ABSTRACT

This study originated from research concerns the problems that occur in class VIII - E Junior YAS Bandung related to the level of critical thinking skills of students . These problems are based on observation which have done after several meeting when researcher do teaching practice. Indicators of problems encountered is still a lack of critical thinking skills of learners in learning social studies , so the researchers choose Classroom Action Research (CAR ) model of research design Kemmis & Mc Taggart performed in 3 cycles . Alternative solutions are chosen` , namely Problem Solving methods. Implementation of the learning activities using the method of problem solving as an alternative to develop critical thinking skills of students in social studies learning is successful . The improvement of these skills can be seen from several indicators focused on questions , draw up the core issues , include sources properly , prepare solutions, and conclude the report in a statement) . All of the aspect have progressed from frst cycle to the third cycle , starting from less quality until good quality with precentage 50.5% , 57.5 % , and 70.1 % in the third cycle . In conclusion , the use of problem solving methods can develop the critical thinking skills of students in social studies learning.


(6)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Keterampilan Berpikir Kritis ... 11

1. Pengertian Berpikir Kritis ... 11

2. Karakteristik Berpikir Kritis ... 13

3. Indikator dan Tahapan Kemampuan Berpikir Kritis.. 17

B. Metode Problem Solving ... 20

1. Pengertian Metode Problem Solving ... 20

2. Langkah-Langkah Metode Problem Solving ... 23

3. Tujuan Metode Problem Solving ... 26

4. Manfaat Metode Problem Solving ... 27

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving.. 28

C. Pembelajaran IPS ... 31

1. Pengertian Pembelajaran IPS ... 31


(7)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pembelajaran IPS di SMP ... 34

4. Hubungan Berpikir Kritis dengan Metode Problem Solving dalam Pembelajaran IPS ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38

B. Desain Penelitian ... 38

C. Metode Penelitian ... 41

D. Definisi Operasional ... 43

1. Metode Problem Solving ... 43

2. Keterampilan Berpikir Kritis ... 43

3. Pembelajaran IPS ... 44

E. Instrumen Penelitian ... 44

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 53

1. Gambaran Umum SMP YAS Bandung ... 53

2. Profil Kelas VIII E SMP YAS Bandung ... 54

B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Problem Solving pada Pembelajaran IPS ... 54

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus 1 ... 54

a. Perencanaan ... 55

b. Pelaksanaan ... 55

c. Hasil Pengamatan Siklus 1 ... 61

d. Refleksi Siklus I ... 64

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II ... 65

a. Perencanaan ... 65

b. Pelaksanaan ... 66

c. Hasil Pengamatan Siklus II ... 72

d. Refleksi Siklus II ... 75


(8)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Perencanaan ... 76

b. Pelaksanaan ... 76

c. Hasil Pengamatan Siklus III ... 80

d. Refleksi Siklus III ... 83

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 84

1. Data Hasil Wawancara ... 84

a. Deskripsi Hasil Wawancara dengan Guru ... 84

b. Deskripsi Hasil Wawancara dengan Siswa ... 86

D. Data Hasil Penelitian ... 88

E. Data Hasil Pengolahan Berpikir Kritis Siswa ... 89

F. Data Kendala dan Solusi dalam Penelitian ... 93

G. Analisis Hasil Penelitian ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu mata pelajaran yang ada di dalam kurikulum persekolahan. Kurikulum adalah produk dari kebijaksanaan pemerintah hasil studi masyarakat yang selalu berubah. Sehingga apapun yang di dalam kurikulum akan selalu berisi muatan pesan nilai, norma, dan prinsip-prinsip moral yang sejalan dengan kebutuhan dan kepentingan pemerintah dan masyarakat (dalam Sapriya, 2008, hlm. 5). Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya (dalam Sapriya, 2009, hlm. 7). Dengan demikian IPS dapat dimaknai sebagai kajian terintegrasi dari konsep-konsep ilmu sosial. Pemaknaan lebih dapat dilihat dari konsep IPS dalam KTSP Tahun 2006 bahwa :

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai (dalam Depdiknas, 2006).

Sebagaimana yang dikemukakan oleh National Council for Social Studies (NCSS) (dalam Sapriya, 2008, hlm. 5) mengenai definisi IPS dan meyebutkan IPS sebagai berikut:

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthtopology, archaeology, econimics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world.

Berdasarkan penjelasan mengenai konsep IPS maka dapat diperoleh gambaran bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang SMP yang didalamnya terdapat materi sejarah, geografi, sosiologi, ekonomi. Tujuan pembelajaran IPS itu sendiri untuk menjadikan peserta didik agar peka terhadap kehidupan sosial sehingga dapat menjadi warga negara yang baik.

Sebagai salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di sekolah, mata pelajaran IPS tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai baik secara umum maupun secara


(10)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ideal. Adapun yang menjadi tujuan secara umum dari pembelajaran IPS tercantum dalam KTSP Tahun 2006, yaitu sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan;

2. Memiliki kemempuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial;

3. Memiliki komitmen, kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan;

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan kompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, maupun global.

Menurut National Council for The Social Studies (NCSS) dalam Maryani (2011) tujuan pendidikan IPS adalah sebagai berikut :

a. Menjadi warga negara yang partisipatif dan bertanggung jawab

b. Memberikan pengetahuan dan pengalaman hidup karena mereka adalah bagian dari petualangan hidup manusia dalam perspektif ruang dan waktu

c. Mengembangkan berpikir kritis dan dari pemahaman sejarah, geografi, ekonomi, politik dan lembaga sosial, tradisi dan nilai-nilai masyarakat dan negara sebagai ekspresi kesatuan dari keberagaman.

d. Meningkatkan pemahaman tentang hidup bersama sebagai satu kesatuan dan keberagaman sejarah kehidupan manusia di dunia.

e. Mengembangkan sikap kritis dan analitis dalam mengkaji kondisi manusia.

Dari tujuan tersebut jelas disebutkan bahwa salah satu tujuan pelajaran IPS itu sendiri adalah agar peserta didik memiliki keterampilan untuk bisa berpikir kritis, namun pembelajaran IPS di SMP masih jauh untuk tercapainya tujuan tersebut. Selama ini fokus guru-guru IPS mengasah kemampuan berpikir peserta didik sebatas berpikir konsep IPS saja, belum pada pengembangan keterampilan berpikir kritis.

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini lebih banyak memberi ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal tanpa memahami konsep secara mendalam. Keadaan ini menyebabkan peserta didik kurang terlatih dalam menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi suatu informasi, data, atau memecahkan permasalahan sehingga keterampilan berpikir kritis peserta didik kurang berkembang dengan baik.


(11)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual peserta didik. Menurut Ennis (dalam Norris dan Ennis, 1989), berpikir kritis didefinisikan “berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menenkankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai

atau dilakukan”.

Menurut Ennis (dalam Costa, 1985, hlm. 55) indikator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari aktivitas kritis siswa meliputi:

a. Mencari pernyataan yang jelas dari pertanyaan. b. Mencari alasan.

c. Berusaha mengetahui informaasi dengan baik.

d. Memakai sumber yang memiliki kreadibilitas dan menyebutkannya. e. Memerhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan.

f. Berusaha tetap relevan dengan ide utama. g. Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar. h. Mencari alternatif.

i. Bersikap dan berpikir terbuka.

j. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu. k. Mencari penjelasan sebanyak mungkin.

l. Bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah.

Selanjutnya, Ennis (dalam Costa, 1985, hlm. 55-56), mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis yang dikelompokkan dalam lima besar aktivitas sebagai berikut :

a. Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pertanyaan.

b. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

c. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan.

d. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah-istilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi asumsi.


(12)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.

Indikator-indikator tersebut dalam prakteknya dapat bersatu padu membentuk sebuah kegiatan atau terpisah- pisah hanya beberapa indikator saja.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, aspek kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) keterampilan memberikan penjelasan yang sederhana, dengan indikator menganalisis pertanyaan dan memfokuskan pertanyaan, 2) memakai sumber yang memiliki kreadibilitas dan menyebutkannya, 3) Keterampilan mengatur strategi dan teknik, dengan indikator menentukan solusi dari permasalahan dan menuliskan jawaban solusi dari permasalahan, 4) Keterampilan menyimpulkan dan keterampilan mengevalusai, dengan indikator menentukan kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh dan menentukan alternatif-alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah.

Keterampilan berpikir kritis tersebut dimiliki peserta didik dengan dilatih melalui pemecahan masalah (problem solving). Pernyataan diatas sejalan dengan penilaian yang dilakukan melalui problem solving menurut Pizzini (dalam Rifna, 2011) yakni :

Para siswa akan mampu menjadi pemikir yang handal dan mandiri. Mereka dirangsang untuk mampu menjadi seorang eksplorer-mencari penemuan terbaru; inventor-mengembangkan ide/gagasan dan pengujian baru yang inovatif; desainer-mengkreasi rencana dan model terbaru; pengambilan keputusan-berlatih bagaimana menetapkan pilihan yang bijaksana; dan sebagai komunikator-mengembangkan metode dan teknik untuk bertukar pendapat dan berinteraksi.

Pengertian metode Problem Solving banyak diungkapkan oleh para ahli, diantaranya yaitu Jacobsen dkk (2009, hlm. 249) yang menjelaskan bahwa :

Pemecahan masalah merupakan salah satu strategi pengajaran berbasis masalah di mana guru membantu siswa untuk belajar memecahkan masalah melalui pengalaman-pengalamanpembelajaran hands on. Seperti halnya semua strategi berbasis masalah, pemecahan masalah juga diawali dengan suatu masalah di mana siswa bertanggung jawab untuk memecahkannya dengan bantuan dari guru.

Melihat hal demikian, maka metode problem solvingakan melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Namun disamping itu, satu hal yang pokok adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS. Dengan


(13)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adanya kemampuan berpikir kritis, maka peserta didik akan mampu memilih dan memilah informasi yang didapat untuk memecahkan masalah yang terjadi di lingkungannya.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dilapangan pada tanggal 3 Februari 2014, peneliti menemukan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP YAS yaitu; pertama, penulis melihat peran guru dalam menjelaskan materi pelajaran dengan metode ceramah,sehingga belum bisa menumbuhkan keterampilan berpikir kritis peserta didik terhadap pelajaran IPS, walaupun terkadang guru menjelaskan materi dengan mengaitkan beberapa permasalahan yang terjadi yang berhubungan dengan materi tersebut, namun hanya sedikit peserta didik yang merespon untuk menjawab solusi permasalahan tersebut. Selain itu metode ceramah lebih menitik beratkan pada peran guru sehingga memungkinkan terjadinya bahasa verbal yaitu peserta didik hafal dengan kata-katanya tanpa memahami makna yang terkandung didalamnya, peserta didik hanya memperhatikan penjelasan guru sehingga pembelajaran hanya berjalan satu arah.Kedua, pada aspek penilaian dimanaguru menilai kognitif peserta didik hanya sebatas pemahaman konsep saja.Ketiga, guru tidak terlalu mengajarkan peserta didik untuk mengaplikasikan konsep pelajaran IPS yang mereka ketahui melalui berbagai permasalahan sosial yang terjadi sehingga banyak peserta didik yang kurang memahami bagaimana menyusun alternatif dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan temuan peneliti yang dijelaskan diatas, metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru pada saat mengajar kurang melibatkan peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.Tingkat kemampuan berpikir kritis peserta didik akan lebih terlatih dan terasah dengan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Metode belajar problem solving melatih peserta didik bersikap aktif untuk menggali masalah, mencari solusi, dan melakukan kolaborasi kelompok untuk membangun kesimpulan

dan tindakan. Menurut Shepherd (2000) mengungkapkan bahwa “Cara belajar dengan

menggunakan metode problem solving membutuhkan keterampilan berpikir kritis dan melibatkan berbagai kemampuan belajar lain seperti diskusi, membaca data, menulis laporan,

membuat rangkuman, kepekaan terhadap situasi sosial”.

Dengan mengunakan metode problem solving, peserta didik belajar menguasai teknik pemecahan masalah. Peserta didik akan menyadari bahwa menyelesaikan masalah merupakan sebuah proses belajar, membutuhkan keterampilan mengumpulkan informasi yang variatif,


(14)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami fakta-fakta, dan berpikir kritis. Peserta didik dapat termotivasi memecahkan masalah, baik maslah pribadi maupun masalah sosial. Mereka juga belajar menyadari bahwa bekerja secara berkelompok dalam memecahkan masalah adalah sesuatu yang bermanfaat dan berharga. Jika peserta didik mempunyai pengalaman belajar untuk terampil menyelesaikan masalah, maka dia dapat belajar mengendalikan hidupnya, mampu tegar dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Karena dalam metode problem solving siswa tidak hanya terampil mencari solusi, tetapi mereka juga belajar menulis, membaca, memanfaatkan internet, belajar pengetahuan dasar, dan mengambil keputusan yang diperlukan dimasa datang.

Bertolak dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul : “Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Problem Solving Dalam Pembelajaran IPS. (Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung)”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,masalah pokok yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kondisi awal kelas VIII E dalam pembelajaran IPS sebelum pelaksanaan tindakan?

2. Bagaimana perencanaan metode problem solving dalam upaya mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandungdalam mata pelajaran IPS?

3. Bagaimana penerapan metode problem solving dalam upaya mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas VIII E terhadap mata pelajaran IPS?

4. Apa solusi untuk mengatasi kendala dalam menerapkan metode problem solving dalam upaya mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung?


(15)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan rumusan masalah yang ada diharapkan dapat diperoleh hasil empirik dari kajian tentang rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mendeskripsikan kondisi awal kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung pada pelajaran IPS sebelum dilakukan tindakan.

2. Untuk mendeskripsikan perencanaan metode problem solvingdalam upaya mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung terhadap mata pelajaran IPS.

3. Untuk memaparkan metode problem solving dalam upaya mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung terhadap mata pelajaran IPS.

4. Untuk menjelaskan solusi untuk mengatasi kendala dalam mengimplementasikan metode problem solvinguntukmengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran IPS dikelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara Teoritis

a. Meningkatkan kecakapan peserta didik dalam aspek keterampilan berpikir kritis sehingga dapat dimanfaatkan menjadi sumber pembelajaran IPS.

b. Menumbuhkan inovasi dalam proses pembelajaran, khususnya pada pemanfaatan sumber pembelajaran IPS.

c. Memberikan inspirasi kepada guru dalam menyusun suatu rancangan pembelajaran yang lebih bervariasi dan bermakna.

2. Secara Empirik a. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai penerapan metode

problem solving.

b. Bagi Peserta Didik

Pengalaman baru ketika belajar IPS terutama dalam memecahkan masalah.. Mereka akan lebih mudah mengingat konsep dan menuangkan ide-ide pemikiran serta berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang muncul di


(16)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masyarakat sekitar atau informasi yang diperoleh dari media baik cetak maupun elektronik sehingga dapat dijadikan sumber pembelajaran.

c. Bagi Guru

Pekerjaan guru relatif lebih ringan karena keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran lebih aktif. Langkah penelitian yang dilakukan peneliti tersebut bisa menjadi motivasi dan inspirasi bagi guru-guru yang lain di dalam pembelajaran IPS.

d. Bagi Peningkatan Mutu Pembelajaran IPS

Diharapkan metode problem solvingini dapat diterapkan di kelas yang lain juga, sehingga peningkatan mutu pembelajaran IPS tidak hanya di kelas VIII E saja.

e. Bagi Sekolah

Bermanfaat dalam hal pelayanan dan peningkatan mutu pembelajara IPS di SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I merupakan pembahasan mengenai pendahuluan, bagian pendahuluan skripsi. Bagian pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian yang terdiri dari manfaat praktis dan teoritis, sekilas mengenai metode penelitian, sekilas mengenai definisi operasional dan sistematika penelitian.

Bab II membahas mengenai Kajian Pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang diambil dan rumusan masalah yang dibahas. Kajian pustaka yang penulis kaji yaitu mengenai Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis melalui Metode Problem Solving dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan judul tersebut maka penulis memaparkan kajian pustaka sebagai berikut; Pertama, membahas mengenai pengertian Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Kritis dalam aspek taksonomi Bloom, Karakteristik Berpikir Kritis dan Indikator dalam Berpikir Kritis. Kedua, mengenai pengertian Metode Problem Solving, langkah-langkah pelaksanaan metode problem solving, keunggulan dan kelemahan metode

problem solving. Ketiga, membahas tinjauan pembelajaran IPS, yaitu terdapat pengertian

Pembelajaran IPS, prinsip-prinsip pembelajaran IPS, pembelajaran IPS di SMP, dan Ruang lingkup pembelajaran IPS.


(17)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab III membahas mengenai metode penelitian secara rinci bab I yang dibahas secara garis besar. Metode penelitian ini berisi menganai rencana dan prosedur penelitian yang didalamnya membahas mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, pengujian validitas data, dan analisis data.

Bab IV merupakan bahasan mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Maka Bab IV ini berisi profil sekolah SMP YAS Bandung, deskripsi umum pembelajaran mengenai kegiatan tindakan kelas berupa tindakan beberapa siklus dan terakhir analisis pelaksanaan tindakan kelas.

Bab V membahas mengenai kesimpulan penelitian ini secara keseluruhan. Dan saran yang akan diajukan oleh penelitian ke peneliti lain selanjutnya agar tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan peneliti sebelumnya.


(18)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan mengenai metode penelitian dalam melakukan penelitian ini. Peneliti menjelaskan komponen-komponen yang digunakan dalam penelitian ini, adapun penjelasan beberapa komponen tersebut sebagai berikut:

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung ini terletak di jalan PHH. Mustopa No. 115 Bandung. Kolaborasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS kelas VIII, yaitu Nia Purbani, S.Pd (NP) dan rekan PPL Siti Khoeriyah (SK). Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-E yang berjumlah 45 siswa. Dengan jumlah siswa perempuan adalah 22 orang dan siswa laki-laki berjumlah 23 orang. Alasan peneliti memilih kelas VIII-E sebagai subjek penelitian karena dikelas ini ditemukan permasalahan yang sesuai dengan judul skripsi peneliti yang harus diperbaiki melalui proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran IPS.

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus, yang mengacu pada model Kemmis & Mc Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 66-67). Alasan dipilihnya model Kemmis & Mc Taggart dalam penelitian ini adalah karena model ini akan mendaur ulang empat kegiatan pokok yang berupa perencanaan (plan), pelaksanaan(act), pengamatan(observe), dan refleksi(reflect). Dengan mendaur ulang empat kegiatan pokok ini dapat menemukan suatu masalah dan dicarikan solusi yang berupa perencanaan perbaikan, pelaksanaan tindakan, yang telah direncanakan dengan disertai kegiatan observasi, lalu direfleksikan melalui diskusi balikan bersama peneliti sehingga menghasilkan tindakan berikutnya.

Sebelum tahap-tahap siklus dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan (orientasi). Hal ini dilakukan untuk menemukan informasi-informasi aktual akan dijadikan indikator dalam menyusun rencana tindakan untuk penerapan pembelajaran IPS dengan metode Problem Solving.


(19)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya pada siklus kedua dan seterusnya jenis kegiatan yang dilaksanakan peneliti bersama guru mitra adalah memperbaiki rencana (revised plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observed) dan refleksi (reflect), dan tahap-tahap ini akan diulangi pada siklus berikutnya, dan seterusnya hingga siklus berakhir dimana data mencapai tingkat penuh.

Apabila siklus diatas digambarkan secara visual, maka langkah-langkah akan nampak seperti bagan berikut.

Sumber : www.edisonpatty.com

Desain penelitian seperti tergambar dalam bagan diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Orientasi, yaitu studi pendahuluan sebelum melakukan tindakan. Kegiatan ini

terdiri dari pengamatan terhadap kondisi kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung pada kegiatan pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru guru mitra di kelas VIII-4, dan Wawancara dengan guru mitra (Ibu NP) dan wawancara dengan beberapa orang siswa. Secara umum kegiatan orientasi ini bertujuan untuk mengumpulkan berbagai informasi tentang kondisi kelas dan secara khusus untuk melihat gambaran kondisi awal pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung.


(20)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Plan (Perencanaan), yaitu kegiatan yang dilakukan dalam menyusun rencana

tindakan yang hendak dilaksanakan dikelas. Dari kegiatan identifikasi pada studi orientasi di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung, peneliti dan guru mitra (Ibu NP) merencanakan langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan metode problem solving untuk mengembangkan keterampilan berpikir kriitis siswadalam pembelajaran IPS. Pada tahap ini disepakati tentang hal-hal yang akan diobservasi, kriteria-kriteria penilaian, materi atau pokok pembahasan yang akan diberikan, buku sumber, tempat dan waktu pelaksanaan, persiapan perangkat pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang akan dipakai.

3. Act (Pelaksanaan/Tindakan), yaitu kegiatan nyata pembelajaran IPS di kelas

VIII E SMP YAS Bandung dengan penerapan metode Problem solving yang dilakukan berdasarkan rencana yang telah disepakati sebelumnya antara peneliti dengan mitra peneliti.

4. Observe (Pengamatan), yaitu kegiatan mengamati, mengenali sambil

mendokumentasikan (mencatat) proses, hasil, pengaruh, dan masalah baru yang muncul selama penerapan metode pembelajaran Problem Soving pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP YAS Bandung. Hasil observasi ini akan dijadikan bahan analisis dan dasar refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan bagi penyusunan rencana tindakan berikutnya.

5. Reflect (Refleksi), yaitu menganalisis tentang apa-apa saja rencana dan tindakan

yang sudah tercapai dan apa yang belum dilakukan pada suatu siklus. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru mitra setelah selesai tindakan yang bertempat di ruang guru SMP YAS Bandung. Dalam penelitian ini, jumlah siklus yang dilakukan bergantung dari tingkat ketercapaian hasil penerapan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Problem Solving sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Artinya penelitian akan diakhiri, apabila sudah tidak di temukan lagi permasalahan-permasalahan dalam melaksanakan metode Problem Solving untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa di kelas VIII E SMP YAS Bandung.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian dibutuhkan untuk mengarahkan bagaimana suatu penelitian itu dilakukan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas


(21)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(PTK). Menurut Arikunto (2010, hlm 130) Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari tiga kata yang dapat dipahami pengertiannya sebagai berikut:

a. Penelitian, menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan kepentingan pribadi.

b. Tindakan, menunjukkan pada suatu gerak yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. c. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian tindakan kelas, tetapi pengertian

yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Sedangkan menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 11), penelitian tindakan

kelas merupakan „perpaduan antara prosedur penelitian dan tindakan substantif sebagai

prosedur penelitian. Hal ini ditandai dengan suatu kajian reflektif, kolaboratif dan

partisipatif‟. Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) bertujuan untuk

memperbaiki kinerja guru di kelas dalam melakasanakan pembelajaran, sehingga siswa menjadi termotivasi dalam belajar dan hasil belajarnya pun meningkat.

Pendapat diatas sejalan dengan pemikiran Wiriaatmadja (2005, hlm. 75) yaitu “Tujuan

dasar Penelitian Tindakan Kelas adalah memperbaiki praktek pembelajaran guru di kelas atau

dosen di ruang perkuliahan, dan bukan untuk menghasilkan pengetahuan atau teori”.

Berangkat dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas, dilaksanakan oleh guru untuk masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru yang bertujuan untuk memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran.

Alasan peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung adalah sebagai berikut :

a. Memperbaiki proses pembelajaran di kelas sehingga penyajian materi IPS lebih variatif, menyenangkan, dan bermakna bagi siswa;


(22)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Karena PTK merupakan studi mikro yang membangun ekspresi kongkrit dan praktis tentang aspirasi perubahan di dunia pendidikan, khususnya untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru mitra;

c. Tidak memerlukan waktu khusus, artinya tidak mengganggu waktu guru dalam melaksanakn tugas utamanya mengajar sesuai yang disediakan;

d. Mengkaji masalah-masalah situsional dan kontekstual serta berbagai kelemahan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran IPS;

e. Berbagi pengetahuan/ keterampilan dengan guru mitra, dengan membantu guru mitra memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam proses pembelajaran IPS.

D. Definisi Istilah

1. Metode Problem Solving

Metode problem solving merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dalam memecahkan masalah. Pendapat ini sesuai dengan pernyataan Killen (1998, hlm 106) bahwa “problem solving is teaching students how to solve problem”.

SelanjutnyaJacobsen dkk (2009, hlm. 249) menjelaskan bahwa “Pemecahan masalah

merupakan salah satu metode pengajaran berbasis masalah di mana guru membantu siswa untuk belajar memecahkan masalah melalui pengalaman-pengalaman pembelajaran hands

on”.

Dari pengertian diatas dapat diperoleh gambaran bahwa Problem Solving adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa akan dilibatkan langsung dalam memecahkan suatu permasalahan yang berkaitang dengan materi pembelajaran sehingga siswa akan lebih mengerti dan lebih paham terhadap materi tersebut.

2. Keterampilan Berpikir Kritis

Berdasarkan pendapat Glaser (dalam Fisher, 2008, hlm. 3) mendefinisikan berpikir kritis sebagai:

a. Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang;

b. Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; c. Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut.


(23)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan point diatas maka Glasher berpendapat bahwa “Berpikir kritis menuntut

upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya”.

Pengertian mengenai berpikir kritis juga diungkapkan oleh Johnson bahwa “Berpikir

kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan maslah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan

melakukan penelitian ilmiah” (Johnson, 2007, hlm. 183). 3. Pembelajaran IPS

Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS merupakan suatu mata pelajaran di

tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang

identik dengan istilah “Social Studies” dalam kurikulum persekolahan di negara lain,

khusunya di negara-negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Pengertian IPS dipersekolahan tersebut ada yang berarti nama mata pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan (integreted) dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu, dan ada yang berarti program pengajaran.

E. Instrumen Penelitian

Selain melakukan teknik pengumpulan data, dalam penelitian ini menggunakan instrument penenlitian yang dipersiapkan secara tepat sehingga data yang diperoleh sesuai dengan kebutu:han. Adapun pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Format Observasi Deskripsi Kegiatan Pembelajaran


(24)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Observer

( )

Tabel 3.2

Format Penilaian Berpikir Kritis Melalui Metode Problem Solving

No Indikator

Berpikir Kritis dalam Memecahkan

Masalah

Nilai

4 3 2 1

1. Memfokuskan

pertanyaan Siswa memfokuskan pertanyaan berdasarkan permasalahan dengan ruang lingkup yang tepat Siswa memfokuskan pertanyaan dari permasalahan dengan ruang lingkup yang masih luas Siswa memfokuskan pertanyaan dari permasalahan dengan penyusunan kata yang tidak

jelas Siswa memfokuskan pertanyaan tidak sesuai dengan pembahasan

2. Menganalisis argumen sebab-akibat timbulnya permasalahan Siswa sangat mampu menganalisis sebab akibat timbulnya permasalahan dengan menuliskan Siswa mampu menganalisis sebab akibat timbulnya permasalahan tanpa menuliskan alasan yang Siswa hanya mampu menganalisis sebab saja tanpa menganalisis akibat yang ditimbulkan Siswa tidak mampu menganalisis sebab serta akibat dari timbulnya permasalahan tersebut


(25)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu alasan yang

tepat

tepat

3. Merangkum inti permasalahan dengan jelas Siswa membuat rangkuman permasalahan secara jelas menggunakan kata-kata sendiri. Siswa membuat rangkuman permasalahan dengan jelas tetapi tidak menggunakan kata-kata sendiri Siswa membuat rangkuman permasalahan dengan bahasa yang tidak jelas Siswa tidak mampu membuat rangkuman sesuai dengan permasalahan

4. Menyusun solusi pemecahan masalah Siswa menyusun solusi pemecahan masalah dengan logis dan mencantumkan sumber informasi yang digunakan Siswa menyusun solusi pemecahan masalah secara logis tetapi tidak

mencantumkan sumber informasi yang digunakan dalam pemecahan masalah Siswa mencantumkan 1 sumber informasi yang digunakan dalam pemecahan masalah tetapi solusi tersebut tidak logis Siswa tidak mencantumkan sumber informasi yang digunakan dalam pemecahan masalah dan tidak mampu menyusun solusi pemecahan yang logis

5. Membuat

alternatif yang dapat digunakan Siswa memilih beberapa alternatif dengan alasan yang jelas dan mencantumkan sumber informasi yang Siswa memilih satu alternatif dengan alasan yang jelas tetapi

tidak mencantumkan sumber informasi Siswa memilih beberapa alternatif tanpa alasan yang jelas tetapi mencantumkan sumber informasi yang Siswa memilih alternatif yang tidak sesuai dan


(26)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan digunakan

6. Membuat

Kesimpulan yang dikaitkan dengan solusi yang akan

dilakukan Menyusun kesimpulan dengan mengaitkan solusi yang telah dibuat dengan bahasa yang jelas Menyusun kesimpulan dengan mengaitkan solusi yang telah

dibuat dengan bahasa yang kurang jelas Menyusun kesimpulan tanpa mengaitkan solusi yang telah disusun Menyusun kesimpulan yang tidak berhubungan dengan permasalahan

7. Ketepatan dalam menyusun argument untuk

kemungkinan yang terjadi dari

pemecahan masalah tersebut. Siswa sangat mampu membuat argumen yang akan terjadi dari pemecahan masalah tersebut dengan sudut pandang pada kehidupan sehari-hari Siswa mampu membuat argumen yang akan terjadi dari

pemecahan masalah tersebut dengan sudut pandang pada kehidupan sehari-hari Siswa kurang mampu membuat argumen yang akan terjadi dari pemecahan masalah tersebut dengan sudut pandang pada kehidupan sehari-hari Siswa tidak mampu membuat argumen yang akan terjadi dari

pemecahan masalah tersebut dengan sudut pandang pada kehidupan sehari-hari

8. Menyusun

strategi yang logis untuk mensosialisasikan masalah solusi yang akan dilakukan untuk pemecahan masalah tersebut Siswa menyusun strategi dengan tepat Siswa menyusun strategi dengan kurang tepat Siswa menyusun strategi yang tidak tepat Strategi yang digunakan tidak sesuai sehingga jawaban yang dihasilkan tidak berkaitan dengan permasalahan


(27)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skor 1 = Kurang Baik

Skor 2 = Cukup Baik Skor 3 = Baik

Skor 4 = Sangat Baik

Skor Maksimal = 8 aspek x 4 skor = 32

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan kajian dokumenter. Kesemua teknik ini diharapkan dapat melengkapi dalam memperoleh data yang diperlukan.

a. Observasi

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengamati, mencatat dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Tujuan utama dari observasi adalah untuk memantau proses, hasil, dan dampak perbaikan pembelajaran yang direncanakan.

Dalam PTK observasi terutama ditujukan untuk memantau proses dan dampak perbaikan yang direncanakan. Oleh karena itu, yang menjadi sasaran observasi PTK adalah proses dan hasil atau dampak pembelajaran yang direncanakn sebagai tindakan perbaikan. Proses dan dampak yang teramati diinterpretasikan, selanjutnya digunakan untuk menata kembali langkah-langkah perbaikan (Wardani et al, 2000, hlm. 219). Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan yang dilakukan selama dilakukan tindakan dalam setiap siklusnya sebagaimana yang diungkapkan oleh Sanjaya (2011, hlm.

86) bahwa “pedoman observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara

mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi Konversi nilai dengan interval 8, adalah

sebagai berikut :

Nilai Skor

Sangat Baik A 32-25

Baik B 24-17

Cukup Baik C 16-9


(28)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti”. Observasi dilakukan unruk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran dan penerapan metode problem solving dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Observasi dilakukan secara menyentuh di dalam kelas oleh guru mitra dan peneliti.

Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru mitra dengan berpedoman pada pedoman observasi. Pengamatan dapat mengamati aspek-aspek yang tertera pada lembar observasi sehingga dapat mengukur atau menilai proses belajar antara lain tingkah laku siswa pada waktu belajar, respon siswa dalam memecahkan masalah, keterampilan siswa dalam berpikir kritis. Jadi melalui pengamatan dapat diketahui sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang dilakukan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatan. Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung.

b. Wawancara

Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 117) mengatakan “wawancara adalah salah

satu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang

lain”. Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah,

guru mitra, dan beberapa teman sejawat. Dengan pedoman wawancara (interview guide) dan bentuk wawancara semi testruktur, peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah, seorang teman sejawat, guru mitra dan tiga orang peserta didik.

Wawancara dilakukan dengan berbagai pihak diantaranya dengan kepala sekolah (Bapak M), guru mitra (Ibu NP) dan peserta didik. Wawancara dengan Kepala Sekolah dilakukan untuk memperoleh gambaran pelaksanaan proses pembelajaran IPS dan informasi awal tentang profil pembelajaran IPS di SMP YAS yang dipimpinnya. Wawancara dilakukan dengan guru IPS sebagai guru mitra dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung.

Disamping itu wawancara dialogis dengan guru mitra dalam bentuk diskusi akan dilakukan untuk mengetahui dan mencari alternatif pemecahan masalah yang mungkin saja ditemukan ketika pelaksanaan tindakan berlangsung. Sedangkan wawancara dengan peserta


(29)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik akan dilakukan untuk mengetahui tanggapan peserta didik tentang metode problem

solving dalam pembelajaran IPS. Wawancara dengan peserta didik dilakukan secara acak

yang kira-kira dapat mewakili kelasnya.

Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data maka diperlukan alat-alat bantu wawancara. Dalam hal ini peneliti menggunakan buku catatan (field notes), yang berfungsi untuk mencatat semua percakapan sumber data, dan camera yang berfungsi untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan/ sumber data. Dengan adanya foto maka akan dapat meningkatkan keabsahan data penelitian, karena peneliti betuul-betul melakukan pengumpulan data.

c. Dokumentasi

Beberapa dokumentasi dapat membantu kita dalam mengumpulkan data penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dalampenelitian tindakan kelas (Wiriaatmadja, 2009, hlm. 124). Adapun dokumen yang dapat membantu pengumpulan data pada penelitian ini adalah dokumen resmi yang dimiliki oleh SMP Yayasan Atikan Sunda dan dokumen-dokumen dari guru mitra peneliti. Dokumen-dokumen-dokumen resmi yang dimiliki sekolah antara lain; sejarah berdirinya sekolah, denah lokasi sekolah, visi dan misi sekolah, data jumlah guru dan siswa, ini semua termuat dalam profil SMP Yayasan Atikan Sunda yang diserahkan oleh kepala sekolah.

Sedangkan dokumen dari guru mitra peneliti antara lain kurikulum IPS, program pengajaran IPS (program tahunan, program semester, analisis materi pelajaran, analisis nilai, analisis ketuntasan belajar), buku teks yang digunakan, buku penunjang yang digunakan, buku nilai siswa, jadwal pelajaran, kalender akademik sudah diberikan oleh guru mitra kepada peneliti pada pertemuan awal.

2. Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan pengujian terhadap credibility (validityas interbal),

transferablity (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektifitas) dan keabsahan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini


(30)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Member-check;

Yaitu memriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber, siapapun juga (Wiriaatmadja, 2005, hlm. 168). Seperti kepala sekolah, guru mitra, teman sejawat, siswa, apakah keterangan, informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu terpercaya kebenarannya.

Member-check dilakukan melalui wawancara dan observasi dengan kepala sekolah dan

wakasek kurikulum (Bapak Mahdar dan Ibu Iis) dilakukannya untuk memperoleh informasi tentang keadaan fisik sekolah SMP YAS Bandung dan administrasi sekolah. Diantaranya profil sekolah, yang berisi visi misi sekolah, data nominatif guru dan tenaga TU, prestasi sekolah dari berbagai kegiatan, sarana dan prasarana sekolah, dan gambaran umum tentang proses pembelajaran di sekolah.

Terhadap guru dan siswa, member check juga dilakukan observasi, wawancara dan angket, nilai saat orientasi hingga siklus berakhir.

b. Triangulasi;

Yaitu pengecekan kebenaran data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan dengan cara mengkonfirmasikan kebenaran data, yaitu upaya mendapatkan informasi dari sumber-sumber lain mengenai kebenaran data penelitian. Menurut Elliot (dalam Wiriaatmadja, 2010,

hlm. 169) “triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru,

sudut pandang siswa, dan sudut pandang yang melakukan pengamatan atau observasi

(mungkin peneliti, atau mungkin anda sendiri)”. Kegiatan ini peneliti lakukan dengan jalan

membandingkan hasil pengamatan waktu orientasi sampai berakhirnya siklus dari hasil wawancara dengan guru mitra, observer (teman sejawat), siswa. Begitu juga triangulasi peneliti lakukan pada pertengahan dan akhir penelitian dengan cara membandingkan pendapat siswa, observer dan guru mitra terhadap penerapan metode problem solving untuk mengembangkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.

c. Expert Opinion

Yaitu meminta nasihat atau proses konfirmasi tentang data/informasi kepada ahli/pakar

dalam bidang Pendidikan IPS SMP. Menurut Wiriaatmadja (2010, hlm. 171) bahwa “expert

oponion memungkinkan pakar atau pembimbing penelitian akan memeriksa semua tahapan


(31)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian yang dikemukakan”. Dalam kegiatan ini peneliti mengkonsultasikan hasil temuan

penelitian kepada pembimbing untuk memperoleh arahan, sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggungjawabkan.


(32)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pemahaman penelitian tindakan kelas tentang penerapan metode problem solving dalam pembelajaran IPS untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa di kelas VIII-E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS sebelum diterapkannya metode problem solving sangat kurang melibatkan siswa untuk terlibat aktif karena metode yang lebih banyak digunakan adalah metode ceramah. Penerapan metode ceramah tersebut hanya sebatas pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPS saja, tanpa mengetahui cara mengaplikasikan nya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kemampuan siswa dalam berpikir kritis juga masih kurang. Hal ini dapat terlihat dari argumen-argumen yang dikemukakan oleh siswa pada saat menjawab pertanyaan mengenai permasalahan masih sangat rendah. Ketika siswa diberikan sejumlah pertanyaan oleh guru mengenai permasalahan yang terjadi yang berkaitan dengan materi IPS, ternyata siswa masih belum dapat menjawab dengan baik.

Perencanaan metode problem solving dalam upaya mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dilakukan dengan baik. Usaha yang dilakukan guru yang juga sebagai peneliti yaitu guru mempersiapkan silabus, mempersiapkan RPP dari mulai memilih materi pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa, media yang digunakan serta menentukan permasalahan yang akan dipecahkan oleh siswa dengan menggunakan metode problem solvingyang bertujuan mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.

Penerapan metode problem solving untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dilaksanakan dengan baik. Konsep penilaian disusun melalui indikator-indikator dalam keterampilan berpikir kritis. Ketika diterapkannya metode problem solving ini, siswa lebih banyak dilibatkan dalam proses pembelajaran. Sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi lebih aktif. Dengan penerapan metode problem solving siswa lebih


(33)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berani dalam mengemukakan pendapat masing-masing sesuai dengan informasi yang mereka dapatkan. Serta dengan seringnya siswa diberikan permasalahan-permasalahan yang harus mereka pecahkan, tentu kemampuan berpikir kritis mereka juga semakin baik. Karena, mereka dituntut untuk berpikir lebih mendalam lagi. Oleh karena itu melalui penerapan metode problem solving keterampilan berpikir kritis siswa menjadi lebih tajam. Dalam penerapan metode problem solving guru dan siswa mampu mengoptimalkan waktu agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Guru merefleksi metode problem solvingdalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS dengan hasil akhir dari refleksi yaitu berada pada kategori baik. Penerapan metode problem solving ini juga tentunya tidak luput dari kendala yang dihadapi oleh siswa. Adapun kendala yang dihadapi yaitu terutama mengenai alokasi waktu yang terlalu sedikit. Pada awal-awal penerapan metode problem solving, siswa merasa kesulitan dalam mencari dan memilih informasi yang relevan dan sedikitnya siswa yang memiliki akses internet. Sehingga, pemecahan masalah yang disusun siswa kurang maksimal. Akan tetapi alternatif guru dalam mengatasi kendala tersebut adalah guru memilih strategi mengajar yang efektif dan efisien maka kendala-kendala tersebut dapat teratasi.

Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkannya metode problem solvingdan hasil akhir pada siklus ketiga keterampilan berpikir kritis siswa di kelas VIII-E berada pada kategori baik. Hal tersebut terlihat dari peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, siklus 2 ke siklus 3. Pada siklus 1 keterampilan berpikir kritis siswa sudah terlihat tetapi masih rendah. Pada siklus ke 2 keterampilan tersebut sudah dimiliki siswa sudah lebih baik tetapi masih ada beberapa siswa yang rendah dan pada siklus ke 3 siswa mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis lebih baik lagi melalui metode problem solving.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan-temuan dalam penelitian pengembangan keterampilan berpikir kritis melalui metode problem solving dalam pembelajaran IPS ini, ada beberapa hal yang dapat direkomendasikan sebagai berikut:

1. Bagi peningkatan mutu pembelajaran IPS, diharapkan metode ini dapat diterapkan di kelas lainnya guna meningkatkan kualitas pembelajaran IPS secara menyeluruh.


(34)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sehingga perbaikan kualitas pembelajaran IPS tidak hanya dilakukan pada kelas penelitian saja.

2. Penerapan metode problem solving untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa ini juga dapat digunakansebagai rujukan untuk mengembangkan keterampilan mengajar guru sehingga dapat meningkatkan profesionalitas guru. 3. Bagi peneliti berikutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk

mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa melalui metode problem solving dalam pembelajaran IPS.Dalam hal ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan penelitian ini, oleh karena itu peneliti mengharapkan pada penelitian selanjutnya akan lebih baik.


(35)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Beyer, B.K. (1995). Critical Thinking. Bloomington IN: Phi Delta Kappa Educational Foundation.

Costa, A.L.(ed). (1985). Developing Minds, A Resource Book For Teaching Thinking. Virginia: ASCD.

Depdiknas RI. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: Depdiknas.

Ennis, R.H. (1985). Goals For A Critical Thinking I Curriculum. Developing Minds A

Resource Book For Teaching Thinking. Virginia: ASCD.

Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga. Gulo. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia.

Hasan, S.H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Jacobsen, D.A. dkk. (2009). Methods For Teaching Metode-Metode Pengajaran

Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Johnson, E.B. (2007). Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.

Killen, Roy. (1998). Effective Teaching Strategies: Lesson From Research and Practice.

Second Edition. Australia: Sosial Science Press.

Nasution, S. (1987). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar dan Proses Pendidikan. Jakarta: kencana Prenada Media Group

Sapriya, dkk. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Soemantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja


(36)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi dan Tesis:

Benyamin, B.A. (2003). Efektivitas Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap

Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran PPKn (Suatu Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMUN 1 Cianjur Melalui Pemberian Stimulus Isu-Isu Kontroversial).

(Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Iis, T.L. (2013). Penerapan Metode Problem Solving pada Mata Pelajaran Sejarah Untuk

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Ciwidey). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Irda, J.H. (2014). Mengembangkan Keterampilan Greeting, Grooming, dan Gesturing

melalui Bermain Peran dalam Pelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 8F SMPN 10 Kota Bandung). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sidik, E.P. (2010). Penerapan Model Problem Based Learning (PBI) Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam Pembelajaran PKn. (Skripsi). Fakultas

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sumini, L. (2005). Pengaruh Metode Problem Solving Learning Terhadap Peningkatan

Minat Siswa dalam Pembelajaran PKn (Studi Eksperimen Di Kelas 2 SMP 2 Baros Serang). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Winda, H. (2014). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Problem Based Learning (PBL) dalam Mata Pelajaran IPS. (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 10 Kota Bandung Kelas VIII-B). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sumber dari Internet

Rifna. (2011). Problem Solving. [Online]. Tersedia di:

http://rifnatul.blogspot.com/2011/12/problem-solving.html

Stice. (2009). Teaching Problem Solving. [Online]. Tersedia


(1)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian yang dikemukakan”. Dalam kegiatan ini peneliti mengkonsultasikan hasil temuan

penelitian kepada pembimbing untuk memperoleh arahan, sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggungjawabkan.


(2)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pemahaman penelitian tindakan kelas tentang penerapan metode problem solving dalam pembelajaran IPS untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa di kelas VIII-E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS sebelum diterapkannya metode problem solving sangat kurang melibatkan siswa untuk terlibat aktif karena metode yang lebih banyak digunakan adalah metode ceramah. Penerapan metode ceramah tersebut hanya sebatas pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPS saja, tanpa mengetahui cara mengaplikasikan nya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kemampuan siswa dalam berpikir kritis juga masih kurang. Hal ini dapat terlihat dari argumen-argumen yang dikemukakan oleh siswa pada saat menjawab pertanyaan mengenai permasalahan masih sangat rendah. Ketika siswa diberikan sejumlah pertanyaan oleh guru mengenai permasalahan yang terjadi yang berkaitan dengan materi IPS, ternyata siswa masih belum dapat menjawab dengan baik.

Perencanaan metode problem solving dalam upaya mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dilakukan dengan baik. Usaha yang dilakukan guru yang juga sebagai peneliti yaitu guru mempersiapkan silabus, mempersiapkan RPP dari mulai memilih materi pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa, media yang digunakan serta menentukan permasalahan yang akan dipecahkan oleh siswa dengan menggunakan metode problem solvingyang bertujuan mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.

Penerapan metode problem solving untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dilaksanakan dengan baik. Konsep penilaian disusun melalui indikator-indikator dalam keterampilan berpikir kritis. Ketika diterapkannya metode problem solving ini, siswa lebih banyak dilibatkan dalam proses pembelajaran. Sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi lebih aktif. Dengan penerapan metode problem solving siswa lebih


(3)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berani dalam mengemukakan pendapat masing-masing sesuai dengan informasi yang mereka dapatkan. Serta dengan seringnya siswa diberikan permasalahan-permasalahan yang harus mereka pecahkan, tentu kemampuan berpikir kritis mereka juga semakin baik. Karena, mereka dituntut untuk berpikir lebih mendalam lagi. Oleh karena itu melalui penerapan metode problem solving keterampilan berpikir kritis siswa menjadi lebih tajam. Dalam penerapan metode problem solving guru dan siswa mampu mengoptimalkan waktu agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Guru merefleksi metode problem solvingdalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS dengan hasil akhir dari refleksi yaitu berada pada kategori baik. Penerapan metode problem solving ini juga tentunya tidak luput dari kendala yang dihadapi oleh siswa. Adapun kendala yang dihadapi yaitu terutama mengenai alokasi waktu yang terlalu sedikit. Pada awal-awal penerapan metode problem solving, siswa merasa kesulitan dalam mencari dan memilih informasi yang relevan dan sedikitnya siswa yang memiliki akses internet. Sehingga, pemecahan masalah yang disusun siswa kurang maksimal. Akan tetapi alternatif guru dalam mengatasi kendala tersebut adalah guru memilih strategi mengajar yang efektif dan efisien maka kendala-kendala tersebut dapat teratasi.

Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkannya metode problem solvingdan hasil akhir pada siklus ketiga keterampilan berpikir kritis siswa di kelas VIII-E berada pada kategori baik. Hal tersebut terlihat dari peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, siklus 2 ke siklus 3. Pada siklus 1 keterampilan berpikir kritis siswa sudah terlihat tetapi masih rendah. Pada siklus ke 2 keterampilan tersebut sudah dimiliki siswa sudah lebih baik tetapi masih ada beberapa siswa yang rendah dan pada siklus ke 3 siswa mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis lebih baik lagi melalui metode problem solving. B. Saran

Berdasarkan hasil temuan-temuan dalam penelitian pengembangan keterampilan berpikir kritis melalui metode problem solving dalam pembelajaran IPS ini, ada beberapa hal yang dapat direkomendasikan sebagai berikut:

1. Bagi peningkatan mutu pembelajaran IPS, diharapkan metode ini dapat diterapkan di kelas lainnya guna meningkatkan kualitas pembelajaran IPS secara menyeluruh.


(4)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sehingga perbaikan kualitas pembelajaran IPS tidak hanya dilakukan pada kelas penelitian saja.

2. Penerapan metode problem solving untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa ini juga dapat digunakansebagai rujukan untuk mengembangkan keterampilan mengajar guru sehingga dapat meningkatkan profesionalitas guru. 3. Bagi peneliti berikutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk

mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa melalui metode problem solving dalam pembelajaran IPS.Dalam hal ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan penelitian ini, oleh karena itu peneliti mengharapkan pada penelitian selanjutnya akan lebih baik.


(5)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Beyer, B.K. (1995). Critical Thinking. Bloomington IN: Phi Delta Kappa Educational Foundation.

Costa, A.L.(ed). (1985). Developing Minds, A Resource Book For Teaching Thinking. Virginia: ASCD.

Depdiknas RI. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: Depdiknas.

Ennis, R.H. (1985). Goals For A Critical Thinking I Curriculum. Developing Minds A Resource Book For Teaching Thinking. Virginia: ASCD.

Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga. Gulo. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia.

Hasan, S.H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Jacobsen, D.A. dkk. (2009). Methods For Teaching Metode-Metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Johnson, E.B. (2007). Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.

Killen, Roy. (1998). Effective Teaching Strategies: Lesson From Research and Practice. Second Edition. Australia: Sosial Science Press.

Nasution, S. (1987). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar dan Proses Pendidikan. Jakarta: kencana Prenada Media Group

Sapriya, dkk. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Soemantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


(6)

Nova Berlianta H., 2014

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi dan Tesis:

Benyamin, B.A. (2003). Efektivitas Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran PPKn (Suatu Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMUN 1 Cianjur Melalui Pemberian Stimulus Isu-Isu Kontroversial). (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Iis, T.L. (2013). Penerapan Metode Problem Solving pada Mata Pelajaran Sejarah Untuk Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Ciwidey). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Irda, J.H. (2014). Mengembangkan Keterampilan Greeting, Grooming, dan Gesturing melalui Bermain Peran dalam Pelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 8F SMPN 10 Kota Bandung). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sidik, E.P. (2010). Penerapan Model Problem Based Learning (PBI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam Pembelajaran PKn. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sumini, L. (2005). Pengaruh Metode Problem Solving Learning Terhadap Peningkatan Minat Siswa dalam Pembelajaran PKn (Studi Eksperimen Di Kelas 2 SMP 2 Baros Serang). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Winda, H. (2014). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Problem Based Learning (PBL) dalam Mata Pelajaran IPS. (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 10 Kota Bandung Kelas VIII-B). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sumber dari Internet

Rifna. (2011). Problem Solving. [Online]. Tersedia di: http://rifnatul.blogspot.com/2011/12/problem-solving.html

Stice. (2009). Teaching Problem Solving. [Online]. Tersedia di:http://wwwcsi.unian.it.it/educa/problemsolving/stice_ps.html. [4-1-2009]


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGELOLA KONFLIK SOSIAL MELALUI PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

0 1 13

METODE TUGAS MEMBUAT KLIPING MEDIA CETAK DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJASAMA SISWA: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-A SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung.

0 1 66

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung.

0 3 50

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MATA PELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 10 Bandung Kelas VIII-B.

0 4 53

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MELALUI METODE BRAINSTROMING DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas VII-I di SMPN 5 Bandung.

0 4 54

Pengembangan Modul IPA Berbasis Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas VII SMP Pada Materi Kalor.

0 0 19

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA TERPADU BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) MATERI BUNYI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP KELAS VIII.

0 0 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung - repository UPI S IPS 1101819 Title

0 0 4

PENGEMBANGAN SOAL BERPIKIR KRITIS UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

0 0 9