PERJANJIAN SEWA-MENYEWA TEMPAT YANG DIIKUTI DENGAN PENITIPAN BARANG SECARA LISAN DIBIDANG FASHION ANTARA PIHAK DISTRO MORUKA DENGAN CLOTHING DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDA.
PERJANJIAN SEWA-MENYEWA TEMPAT YANG DIIKUTI DENGAN
PENITIPAN BARANG SECARA LISAN DIBIDANG FASHION ANTARA
PIHAK DISTRO MORUKA DENGAN CLOTHING DIHUBUNGKAN DENGAN
BUKU III KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
ABSTRAK
Peristiwa Hukum mengenai sewa meyewa antara Distro Moruka
dengan pengusaha Clothing yang dalam melakukan kesepakatan untuk
melakukan sewa menyewa diikuti dengan penitipan barang tidak
membuat surat perjanjian secara tertulis melainkan hanya membuat
perjanjian secara lisan saja, sehingga menimbulkan tidak adanya
kepastian hukum dan menjadi sulit ketika timbul sengketa atau ketidak
sesuaian pendapat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan
menganalisis akibat hukum perjanjian yang dibuat secara lisan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, selain itu
untuk merumuskan tanggung jawab dari para pihak atas barang yang
dititipkan dan tempat yang disewakan.
Penelitan ini menggunakan Metode yuridis normatif, yaitu suatu
metode dengan cara mengkaji dan menguji hukum positif yang berkaitan
dengan masalah perjanjian sewa menyewa yang dibuat para pihak
secara lisan. Untuk melengkapi data sekunder maka dilakukan penelitian
lapangan di Distro Moruka dan Clothing. Kemudian data yang diperoleh
dianalisis secara kualitatif tanpa menggunakan rumus dan angka. Selain
itu spesifikasi penelitian menggunakan metode deskriptif analisis, artinya
bukan hanya menggambarkan aspek-aspek yuridis akan tetapi mencari
sebab-sebab atau akibat-akibat yang dapat ditimbulkan dari
permasalahan yang ada dalam perjanjian tersebut, sehingga dapat
dianalisis bagaimana penyelesaian terhadap permasalahan yang timbul
dari pihak-pihak yang mengadakan perjanjian.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
Perjanjian sewa-menyewa antar Distro Moruka dengan Perusahaan
Clothing yang dibuat secara lisan, secara langsung menimbulkan hak
dan kewajiban kepada para pihak, Perjanjian yang dibuat tersebut
mengikat para pihak sebab perjanjian yang dibuat meskipun secara lisan
telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Dalam hal penitipan barang
Distro Moruka bertanggung jawab untuk mengganti segala kerusakan
atau kerugian terhadap barang-barang atau kepentingan Perusahaan
Clothing, yang timbul akibat kesengajaan atau kelalaian pihak Distro
Moruka, pegawai-pegawainya, pekerja-pekerjanya atau orang yang
bekerja untuknya. Bilamana kerugian yang timbul sebagaimana
disebutkan di atas terjadi tanpa ada unsur kesengajaan maka pihak
Distro Moruka dibebaskan dari tanggung jawab ganti kerugian kepada
pihak yang merasa dirugikan.
iv
PENITIPAN BARANG SECARA LISAN DIBIDANG FASHION ANTARA
PIHAK DISTRO MORUKA DENGAN CLOTHING DIHUBUNGKAN DENGAN
BUKU III KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
ABSTRAK
Peristiwa Hukum mengenai sewa meyewa antara Distro Moruka
dengan pengusaha Clothing yang dalam melakukan kesepakatan untuk
melakukan sewa menyewa diikuti dengan penitipan barang tidak
membuat surat perjanjian secara tertulis melainkan hanya membuat
perjanjian secara lisan saja, sehingga menimbulkan tidak adanya
kepastian hukum dan menjadi sulit ketika timbul sengketa atau ketidak
sesuaian pendapat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan
menganalisis akibat hukum perjanjian yang dibuat secara lisan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, selain itu
untuk merumuskan tanggung jawab dari para pihak atas barang yang
dititipkan dan tempat yang disewakan.
Penelitan ini menggunakan Metode yuridis normatif, yaitu suatu
metode dengan cara mengkaji dan menguji hukum positif yang berkaitan
dengan masalah perjanjian sewa menyewa yang dibuat para pihak
secara lisan. Untuk melengkapi data sekunder maka dilakukan penelitian
lapangan di Distro Moruka dan Clothing. Kemudian data yang diperoleh
dianalisis secara kualitatif tanpa menggunakan rumus dan angka. Selain
itu spesifikasi penelitian menggunakan metode deskriptif analisis, artinya
bukan hanya menggambarkan aspek-aspek yuridis akan tetapi mencari
sebab-sebab atau akibat-akibat yang dapat ditimbulkan dari
permasalahan yang ada dalam perjanjian tersebut, sehingga dapat
dianalisis bagaimana penyelesaian terhadap permasalahan yang timbul
dari pihak-pihak yang mengadakan perjanjian.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
Perjanjian sewa-menyewa antar Distro Moruka dengan Perusahaan
Clothing yang dibuat secara lisan, secara langsung menimbulkan hak
dan kewajiban kepada para pihak, Perjanjian yang dibuat tersebut
mengikat para pihak sebab perjanjian yang dibuat meskipun secara lisan
telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Dalam hal penitipan barang
Distro Moruka bertanggung jawab untuk mengganti segala kerusakan
atau kerugian terhadap barang-barang atau kepentingan Perusahaan
Clothing, yang timbul akibat kesengajaan atau kelalaian pihak Distro
Moruka, pegawai-pegawainya, pekerja-pekerjanya atau orang yang
bekerja untuknya. Bilamana kerugian yang timbul sebagaimana
disebutkan di atas terjadi tanpa ada unsur kesengajaan maka pihak
Distro Moruka dibebaskan dari tanggung jawab ganti kerugian kepada
pihak yang merasa dirugikan.
iv