SENGKETA MEREK NEUROBION DAN BIONEURON TENTANG IKTIKAD TIDAK BAIK ANTARA PT.MERCK MELAWAN PT.PHAPROS DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK.
SENGKETA MEREK NEUROBION DAN BIONEURON
TENTANG IKTIKAD TIDAK BAIK ANTARA PT.MERCK
MELAWAN PT.PHAPROS DIHUBUNGKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG NO. 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK
Oleh :
Vicky Satria Bayu Wisesa
110110090358
Program Kekhususan : Hukum Ekonomi
ABSTRAK
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna, atau kombinasI dari unsur-unsur tersebut
yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa. Pada kasus ini PT. Phapros melakukan pendaftaran
Merek Bioneuron yang memiliki indikasi persamaan pada pokoknya
dengan Merek Neurobion milik PT. Merck. Pasal 6 Ayat (2) UUM 2001
menyebutkan bahwa permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal
Merek apabila sebuah merek memiliki persamaan pada pokoknya dengan
merek lain yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang yang tidak
sejenis. Masalah yang akan diteliti yaitu mengenai persamaan Merek yang
dilakukan oleh PT. Phapros dan tindakan hukum apa sebaiknya dilakukan
oleh PT. Merck tentang adanya persamaan tersebut sesuai ketentuan
dalam UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek.
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis melalui
pendekatan yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder. Data
sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan yang kemudian digunakan
untuk membandingkan kesesuaian antara hukum dengan fakta-fakta
dalam kasus.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa merek
Bioneuron milik PT. Phapros memiliki persamaan pada pokoknya dengan
Merek Neurobion milik PT. Merck. Karena Merek Bioneuron memiliki
persamaan baik mengenai persamaan bunyi ucapan, kombinasi warna
pada kemasan keduanya, dan konsep logo hal tersebut sesuai dengan
Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Tindakan
hukum yang dapat dilakukan PT. Merck untuk menyelesaikan sengketa
sesuai UU Merek yaitu menyelesaikan permasalahan melalui APS dengan
cara kooperatif (negosiasi, mediasi, atau konsiliasi), ataupun melalui forum
arbitrase. Jika tidak ditemukan kesepakatan, PT. Merck mengajukan
gugatan kepada Pengadilan Niaga. Gugatan bisa berupa permohonan
penghapusan ataupun pembatalan Merek.
iv
iv
TENTANG IKTIKAD TIDAK BAIK ANTARA PT.MERCK
MELAWAN PT.PHAPROS DIHUBUNGKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG NO. 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK
Oleh :
Vicky Satria Bayu Wisesa
110110090358
Program Kekhususan : Hukum Ekonomi
ABSTRAK
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna, atau kombinasI dari unsur-unsur tersebut
yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa. Pada kasus ini PT. Phapros melakukan pendaftaran
Merek Bioneuron yang memiliki indikasi persamaan pada pokoknya
dengan Merek Neurobion milik PT. Merck. Pasal 6 Ayat (2) UUM 2001
menyebutkan bahwa permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal
Merek apabila sebuah merek memiliki persamaan pada pokoknya dengan
merek lain yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang yang tidak
sejenis. Masalah yang akan diteliti yaitu mengenai persamaan Merek yang
dilakukan oleh PT. Phapros dan tindakan hukum apa sebaiknya dilakukan
oleh PT. Merck tentang adanya persamaan tersebut sesuai ketentuan
dalam UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek.
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis melalui
pendekatan yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder. Data
sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan yang kemudian digunakan
untuk membandingkan kesesuaian antara hukum dengan fakta-fakta
dalam kasus.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa merek
Bioneuron milik PT. Phapros memiliki persamaan pada pokoknya dengan
Merek Neurobion milik PT. Merck. Karena Merek Bioneuron memiliki
persamaan baik mengenai persamaan bunyi ucapan, kombinasi warna
pada kemasan keduanya, dan konsep logo hal tersebut sesuai dengan
Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Tindakan
hukum yang dapat dilakukan PT. Merck untuk menyelesaikan sengketa
sesuai UU Merek yaitu menyelesaikan permasalahan melalui APS dengan
cara kooperatif (negosiasi, mediasi, atau konsiliasi), ataupun melalui forum
arbitrase. Jika tidak ditemukan kesepakatan, PT. Merck mengajukan
gugatan kepada Pengadilan Niaga. Gugatan bisa berupa permohonan
penghapusan ataupun pembatalan Merek.
iv
iv