Hubungan Antara Pemeriksaan Intern Dengan Efektivitas Struktur Pengendalian Intern Barang Jadi (Studi Kasus Pada PT. "X").

(1)

ABSTRAK

Melalui penelaahan laporan tahunan, kebanyakan perusahaan industri menunjukan bahwa unsur harta terbesar pada neraca adalah persediaan. Oleh karena itu efektifitas persediaan barang jadi merupakan faktor yang penting untuk dikendalikan. Jika jumlah, kualitas, dan ketepatan waktu atas tersedianya barang jadi tersebut tidak tepat, maka akan memberikan dampak yang cukup materialitas pada perusahaan tersebut, baik secara keuangan maupun tingkat kinerja perusahaan. Jumlah, kualitas, dan ketepatan waktu tersedianya barang jadi dapat menjadi tidak efektif dan efisien apabila terjadi hal-hal seperti: adanya kecurangan yang terjadi dari pihak dalam perusahaan, dengan cara memalsukan data perusahaan, pencurian oleh karyawan, ataupun penggantian kualitas barang jadi yang lebih murah. Oleh karena itu dibutuhkanlah pengendalian internal atas persediaan barang jadi perusahaan.

Pengendalian persediaan barang jadi dalam hal ini merupakan salah satu dari pengendalian pada perusahaan yang sangat penting. Pengendalian ini meliputi pengendalian kuantitas, kualitas dan jumlah dalam batas-batas yang telah direncanakan dan perlindungan fisik persediaan. Jumlah barang jadi yang tersedia haruslah dapat memenuhi kebutuhan produksi. Keterlambatan dapat menghambat proses produksi dan menyebabkan kerugian dalam perusahaan. Oleh karena itu efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi harus terus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Dalam hal ini manajemen perusahaan memerlukan alat bantu untuk melakukan fungsi pengawasan. Alat bantu tersebut adalah audit internal.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai seberapa besar peranan dari pemeriksaan internal terhadap meningkatnya efektifitas dan efisiensi persediaan barang jadi. Dan menjelaskan apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan internal yang memadai, baik dalam segi independensi pemeriksa, tingkat kompetensi, skill yang harus dimiliki ataupun rencana dari program-program pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan laporan hasil pemeriksaan yang informatif dan mampu untuk memberikan saran dan rekomendasi yang berguna untuk manajer. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada para manajer akan pentingnya laporan pemeriksaan internal untuk membantu meningkatkan efektivitas persediaan barang jadi.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis statistik. Dua variabel yang diuji adalah audit internal (independent variabel) dengan efektivitas persediaan bahan baku (dependent variabel). Data-data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan SPSS metode Spearman.

Dari uraian diatas penulis membuat hipotesa: "Audit internal memiliki peran yang signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi". Dari hasil korelasi spearman yang dilakukan atas 30 responden adalah nilai korelasi sebesar positif 0,350 dan tingkat signifikannya sebesar 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan penulis diterima, artinya Audit internal memiliki peran yang signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi.


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….i

KATA PENGANTAR………..ii

DAFTAR ISI……….vii

DAFTAR TABEL ………xii

DAFTAR GAMBAR……….xiii

DAFTAR LAMPIRAN……….xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Penelitian...1

1.2 Identifikasi Masalah……….4

1.3 Tujuan penelitian……….4

1.4 Kegunaan Penelitian………5

1.5 Rerangka Penelitian ………5

1.6 Alat Uji Hipotesis………9

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian………..11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12

2.1 Auditing ………..12

2.1.1. Pengertian Auditing ………12

2.1.2. Jenis-jenis Audit………..15

2.1.3 Tahap- Tahap Audit ………17


(3)

2.2.1. Pengertian Audit Internal……….19

2.2.2. Ruang Lingkup dan Tujuan Audit Internal……… ..21

2.2.3. Struktur Organisasi Audit Internal………...23

2.2.4. Fungsi dan Tanggung Jawab Audit Internal………24

2.2.5. Independensi dan Objektivitas Audit Internal…….26

2.2.6. Kompetensi Audit Internal………..28

2.2.7. Pengertian Efektivitas………..28

2.2.8. Program Audit Internal……… …29

2.2.9. Pelaksanaan Audit Internal………..30

2.2.10.Pelaporan hasil Audit Internal……….32

2.2.11.Tindak Lanjut dan Pemantauan Hasil Audit……....33

2.3 Pengendalian Internal………...34

2.3.1. Pengertian Pengendalian Internal……….34

2.3.2. Tujuan Pengendalain Internal……… ...35

2.3.3. Unsur-Unsur Pengendalain Internal ……….36

2.3.4. Keterbatasan Pengendalain Internal ……….40

2.4 Persediaan ………41

2.4.1 Pengertian Persediaan ………..41

2.4.2 Pengertian Manajemen……….42

2.4.3 Manajemen Persediaan……… 43

2.4.4 Pengertian Persediaan Barang Jadi………...44

2.4.5 Metode Penilaian Persediaan Barang Jadi…………45


(4)

2.6 Hubungan Audit Internal dengan Pengendaliaan

Intern Persediaaan Barang Jadi……… 48

2.7 Peranan Audit Internal dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi……… 50

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 52 3.1 Objek Penelitian………..52

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………52

3.1.2 Struktur Organisasi……… 53

3.1.3 Uraian Tugas……… ……….. 56

3.2 Metode Penelitian………65

3.2.1 Metode Yang Digunakan……….65

3.2.2 Operasionalisasi Variabel………... 66

3.2.3 Jenis Sumber Data……….. 67

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data……… 68

3.2.5 Metode Analisis Data………. 69

3.2.6 Teknik Pengolahan Data………. 70

3.2.7 Tahap- tahap SPSS……….. 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 75 4.1 Aktivitas Perusahaan………75


(5)

4.2 Kualifikasi Auditor Internal……… 85

4.2.1 Independensi Auditor Internal……… …… 85

4.2.2 Kompetensi Auditor Internal……….. 86

4.2.3 Ruang Lingkup Auditor Internal………. 87

4.2.4 Program Auditor Internal……… 88

4.2.5 Pelaksanaan Auditor Internal………. 92

4.2.6 Laporan Hasil Auditor Internal……….. 94

4.2.7 Tindak Lanjut Laporan Audit Internal……… 95

4.3 Pengendalian Internal PT “X”……… 96

4.3.1. Lingkungan Pengendalian Internal………. 96

4.3.2. Penaksiran Resiko Yang Akan Timbul…………... 99

4.3.3. Aktivitas Pengendalian………... 104

4.3.4. Informasi dan Komunikasi……….. 108

4.3.5. Pemantauan………. 109

4.4 Tujuan Pengendalian Internal PT “X”……… 110

4.4.1 Penetapan Tanggung Jawab dan Kewenangan Yang Jelas Terhadap Persediaan…... 110

4.4.2 Sasaran dan Kebijakan Yang Dirumuskan Dengan Baik………...111

4.4.3 Fasilitas Pergudangan dan Penanganan Yang Memuaskan………. 111

4.4.4 Klasifikasi dan Identifikasi Persediaan Secara Layak……….. 112


(6)

4.4.5 Standarisasi dan Simplikasi Persediaan…………. 112

4.4.6 Catatan dan Laporan Yang Cukup……….. 112

4.4.7 Tenaga Kerja Yang Memuaskan………. 113

4.5 Analisis Statistik………. 114

4.5.1 Pengujian Hipotesis……….118

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 121

5.1 Simpulan………. 121

5.2 Saran………... 125

DAFTAR PUSTAKA 127

RIWAYAT HIDUP PENULIS 136


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Struktur Organisasi……….. 55 Tabel 3.2 : Operasionalisasi Variabel……… 66 Tabel 4.5.1 : Jawaban Kuesioner………. 115 Tabel 4.5.2 : Total Jawaban Variabel Dependen (X) dan

Variabel Independen (Y)……….. 117 Tabel 4.5.3 : Hasil Pengujian SPSS……….. 118


(8)

DAFTAR GAMBAR


(9)

Lampiran 1

KUESIONER

AUDIT INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG JADI PADA PT. X

VARIABEL INDEPENDEN

Jawaban Kuesioner No Pertanyaan

SS S R TS STS 1. Kualifikasi Audit Internal Persediaan Barang jadi

a. Independensi Auditor Internal 1 2 3 4 5 6

Ada status organisasi audit internal dalam perusahaan Auditor Internal merupakan bagian yang terpisah dari fungsi operasional perusahaan

Auditor Internal yang bekerja di perusahaan tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan salah seorang manajer atau staf dari bagian lainnya dalam perusahaan.

Auditor Internal mendapat wewenang yang jelas dari pimpinan perusahaan dalam melakukan audit.

Auditor Internal mempunyai dukungan penuh dari direktur utama. Pengangkatan atau penggantian pimpinan auditor internal

dilakukan atas persetujuan Dewan Direksi. b. Kompetensi Auditor Internal

7 8 9

Auditor Internal memiliki latar belakang pendidikan S 1 Jurusan Akuntansi.

Auditor Internal yang ada telah memperoleh training dalam bidang akuntansi dan auditing yang cukup memadai.

Pelaksanaan tugas & tanggung jawab auditor internal sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

c. Ruang Lingkup Auditor Internal 10

11 12 13

Ruang lingkup Auditor Internal meliputi seluruh aktivitas. Sebelum melakukan audit dilaksanakan review atas kertas kerja auditor terlebih dahulu.

Auditor Internal melaksanakan audit terhadap pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan

Auditor Internal melaporkan hasil audit dan memberikan rekomendasi kepada pimpinan mengenai kelemahan yang ditemukan.

d. Program Auditor Internal 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Auditor Internal membuat program kerja untuk setiap penugasan. Program audit dibuat secara tertulis dan sistematis.

Dalam program audit terdapat tujuan untuk mencapai hasil audit yang efektif dan efisien.

Program audit terdapat evaluasi terhadap pengendalian internal persediaan barang jadi.

Auditor Internal melakukan audit terhadap semua dokumen dan laporan yang berhubungan.

Auditor Internal melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan prosedur yang harus ditaati.

Auditor Internal melaksanakan pengujian terhadap penilaian persediaan.

Auditor Internal melakukan penghitungan persediaan barang jadi secara fisik.

Auditor Internal melakukan evaluasi, otorisasi pengeluaran barang jadi dari gudang.

Auditor Internal mengaudit laporan-laporan yang berkaitan dengan persediaan barang jadi.

e. Pelaksanaan Audit

24 Auditor Internal sebelum melaksanakan audit, menetapkan tujuan dan ruang lingkup perusahaan.


(10)

25 26 27 28

Auditor Internal melakukan evaluasi atas catatan akuntansi perusahaan.

Auditor Internal melakukan koordinasi dan komunikasi dengan bagian yang akan diperiksa sebelum audit dilakukan.

Auditor Internal memeriksa kelengkapan dokumen pendukung untuk setiap transaksi.

Perusahaan membuat suatu standar yang digunakan sebagai acuan auditor internal yang dijalankan perusahaan.

f. Laporan Audit 29 30 31 32 33 34 35

Auditor Internal selalu membuat laporan hasil audit setelah melakukan tugasnya

Laporan hasil audit dibuat secara tertulis dan disajikan dengan jelas dan ringkas.

Laporan audit menyajikan temuan-temuan audit internal atas audit yang dilakukannya

Laporan audit menyajikan saran-saran rekomendasi.

Laporan pemeriksaan dapat memberikan arah bagi manajemen untuk pengambilan keputusan.

Laporan audit dapat memberikan informasi bagi manajemen dalam mengambil keputusan.

Laporan audit diserahkan secara periodik kepada pimpinan perusahaan.

g. Tindak Lanjut 36

37 38 39 40

Saran yang diberikan oleh auditor internal selalu ditindaklanjuti Auditor melakukan review terhadap pelaksanaan tindak lanjut hasil audit.

Terdapat kendala dalam melaksanakan tindak lanjut. Tindak lanjut atas saran dan rekomendasi dari auditor internal dilaksanakan dengan baik.

Saran dan rekomendasi yang disampaikan kepada Top Management mendapat tanggapan positif.


(11)

KUESIONER

AUDIT INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG JADI PADA PT. Y

VARIABEL DEPENDEN

Jawaban Kuesioner No Pertanyaan

SS S R TS STS 1. Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Barang jadi

a. Lingkungan Pengendalian 1 2 3 4 5 6 7 8

Terdapat kebijakan tertulis mengenai kedisiplinan dan kejujuran yang ditetapkan oleh perusahaan.

Kebijakan dan gaya operasi manajemen mendukung efektivitas dalam pencapaian tujuan perusahaan

Laporan mengenai adanya suatu penyimpangan yang diterima karyawan selalu ditindaklanjuti oleh atasan yang berwenang. Penempatan karyawan baru berdasarkan ketrampilan, keahlian dan pendidikan yang dimilikinya.

Perusahaan menetapkan misi dan tujuan yang menjadi pedoman perusahaan.

Dalam pengambilan keputusan, manajemen melibatkan para anggotanya.

Perusahaan mempunyai struktur organisasi yang menggambarkan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas.

Terdapat job description yang jelas mengenai wewenang dan tanggung jawab setiap posisi dalam perusahaan.

b. Penetapan Resiko 9

10 11 12

Manajemen menetapkan resiko sebagai bagian dari pelaksanaan pengendalian internal

Manajemen merancang suatu pengendalian untuk mengatasi resiko tersebut

Batas minimun dan maksimum persediaan bahan yang telah ditentukan selalu ditaati.

Auditor Internal menetapkan resiko apabila tindakan perbaikan gagal dilakukan

c. Aktivitas Pengendalian 13

14

15 16

Dokumen-dokumen yang digunakan telah diberikan nomor urut cetak (prenumbered)

Setiap penyerahan barang jadi ke bagian produksi menggunakan suatu bukti penyerahan yang memuat jenis dan kualitas barang yang dikirim.

Bagian gudang barang jadi memeriksa kuantitas barang yang diminta berdasarkan dokumen permintaan barang jadi. Perusahaan memiliki gudang yang dilengkapi dengan sarana pengamanan yang layak.

d. Informasi dan Komunikasi 17

18 19

Setiap transakasi yang terjadi diotorisasi oleh pejabat yang berwenang

Terdapat sistem informasi akuntansi yang memadai yang dapat memastikan kelengkapan pencatatan transaksi.

Terdapat prosedur dalam melaksanakan berbagai kegiatan dalam perusahaan. e. Monitoring 20 21 22 23

Monitoring oleh manajemen terhadap laporan hasil auditor internal dilakukan secara periodik dan berkesinambungan Monitoring dilakukan oleh orang yang independen

Pengendalian yang ada telah didokumentasikan dalam bentuk prosedur penjelasan bagan arus (flow chart) atau bentuk lain. Inspeksi mendadak dilakukan oleh pimpinan perusahaan untuk


(12)

24

memastikan bahwa pengendalian internal telah berjalan sebagaimana mestinya.

Telah dilakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan dalam pengendalian internal perusahaan atas persediaan.

Tujuan pengendalian internal persediaan barang jadi f. Keandalan Data

25 26 27 28 29 30 31

Setiap transaksi persediaan barang jadi yang dicatat telah sah. Setiap transaksi persediaan barang jadi diotorisasi dengan tepat. Setiap transaksi persediaan barang jadi telah dicatat pada waktu yang tepat.

Setiap transaksi persediaan barang jadi telah dinilai dengan teliti. Setiap transaksi persediaan barang jadi diotorisasi dengan semestinya.

Setiap transaksi persediaan barang jadi dibukukan ke master file dan diikthisarkan dengan benar.

Catatan persediaan barang jadi diarsipkan dengan baik g. Efektivitas dan Efisiensi Operasi

32 33 34 35 36

Kegiatan penerimaan barang jadi telah dilakukan secara efektif dan efisien.

Kegiatan penyimpanan barang jadi telah dilakukan secara efektif dan efisien.

Kegiatan pengeluaran barang jadi telah dilakukan secara efektif dan efisien.

Dalam kegiatan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang jadi tidak ditemui adanya penyimpangan.

Tingkat pengamanan persediaan barang jadi telah diperhitungkan h. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang telah

ditetapkan 37

38 39 40

Kebijakan dan prosedur pembelian barang jadi yang telah ditetapkan telah ditaati

Kebijakan dan prosedur penyimpanan barang jadi yang telah ditetapkan telah ditaati.

Kebijakan dan prosedur pengeluaran barang jadi yang telah ditetapkan telah ditaati.

Kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan mengenai kebijakan persediaan barang jadi sudah diterapkan. Keterangan :

SS = Sangat Setuju S = Setuju R = Ragu-Ragu TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Satuju


(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Imelda Kiki Husin

Tempat, Tanggal Lahir : Pematang Siantar, 31 Juli 1982 Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Budha

Alamat : Jl. Babakan Jeruk IV no. 33 Bandung

Telepon : (022) 91531555

Pendidikan :

• 2000 – 2007 : S-I Fakultas Ekonomi – Akuntansi Universitas Kristen

Maranatha

• 1997 – 2000 : SMU Swasta Perguruan Sultan Agung • 1997 – 1994 : SLTP Swasta Perguruan Sultan Agung • 1994 – 1989 : SD Swasta Perguruan Sultan Agung • 1989 – 1987 : TK Kencana


(19)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Imelda Kiki Husin Nrp : 0051034

Menyatakan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir atau Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.Serta apabila di kemudian hari diketahui pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar dan pembatalan ijazah yang telah dikeluarkan.Demikian pernyataan saya.

Bandung, Februari 2007 Yang menyatakan,


(20)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat, persaingannya akan menimbulkan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen untuk bersaing dan menjalankan kegiatan operasinya secara berkesinambungan tidak hanya dengan memproduksi produk berkualitas dengan harga murah tetapi juga mampu menjalankan kegiatan operasi perusahaannya secara efektif dan efisien. Hal ini berkaitan dengan kemampuan pemilik perusahaan dalam mengendalikan kegiatan usahanya.

Dalam perusahaan yang berkembang, kompleksitas aktivitas perusahaan mengalami peningkatan. Pemilik seorang diri tidak sanggup untuk mengendalikan seluruh kegiatan perusahaan. Sehingga diperlukan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahannya. Selain itu diperlukan suatu alat yang dapat mengamankan aktiva perusahaan serta memberikan keyakinan yang memadai bahwa apa yang dilaporkan oleh bawahannya sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap atasan adalah benar dan dapat dipercaya. Alat ini antara lain adalah pengendalian internal.

Pengendalian internal terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa tujuan dan sasaran yang dianggap penting bagi perusahaan dapat tercapai. Kebijakan dan prosedur ini membentuk pengendalian internal perusahaan. Tujuan utama dari pengendalian internal adalah untuk mengamankan baik catatan dan


(21)

harta perusahaan, serta untuk menghasilkan data-data yang akurat dan handal, sehingga pihak manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat. Pengendalian internal meliputi lima unsur pengendalian yang dibuat oleh manajemen untuk menjamin bahwa pengendalian yang objektif akan ditemukan. Meliputi: lingkungan pengendalian, penetapan resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pengamatan. Pelaksanaan pengendalian internal ini perlu diawasi oleh manajemen agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.

Pengendalian tersebut terdiri dari beberapa kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang wajar bahwa sasaran dan tujuan penting bagi perusahaan dapat dipenuhi, yaitu: keandalan pelaporan, efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian internal yang baik menitikberatkan pada mekanisme saling uji, yaitu dengan menggunakan suatu prosedur tertentu, dimana suatu transaksi akan dapat mengawasi siklus transaksi yang lainnya secara otomatis. Prosedur ini dirancang sedemikian rupa sehingga mekanisme saling uji tersebut dapat berjalan dengan baik dan tepat. Dengan pengendalian internal yang handal maka terjadinya kesalahan dan penyelewengan dapat dideteksi sehingga dapat diatasi dengan cepat dan dicari solusi pemecahannya.

Pengendalian internal tidak menjamin, tetapi hanya berusaha meminimalkan kecurangan ataupun kesalahan yang ada, oleh karena itu diperlukan Staff Audit Intern. Dengan demikian, kesalahan-kesalahan material dalam sistem akuntansi dapat dihindarkan, disamping itu audit internal juga merupakan alat bantu bagi manajemen untuk mengamankan harta kekayaan, untuk mengetahui sejauh mana prosedur telah ditaati. Sebagai bagian dari pengendalian internal, audit internal


(22)

merupakan penghasil informasi untuk pengambilan keputusan manajemen yang efektif, agar fungsi audit internal dapat berjalan sesuai dengan yang ditetapkan, maka seorang auditor internal harus bebas dan bertanggung jawab langsung pada direktur.

Persediaan sangat penting bagi suatu perusahaan, baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Bagi perusahaan dagang, persediaan diperlukan dalam rangka penjualan dan penjualan diperlukan untuk meningkatkan laba. Sedangkan bagi perusahaan manufaktur, persediaan diperlukan untuk mendukung kegiatan produksi dan kegiatan produksi diperlukan untuk menghasilkan barang yang nantinya akan dijual untuk memperoleh laba. Dalam perusahaan manufaktur jenis persediaannya lebih kompleks. Terdiri dari tiga jenis, yaitu: barang mentah, barang dalam proses dan barang jadi.

Ketiga jenis persediaan tersebut memerlukan penanganan yang teliti, tepat, dan efektif. Pengelolaan persediaan yang kurang efektif dan tidak terkendali akan berdampak besar bagi suatu perusahaan karena persediaan merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja. Bagi perusahaan manufaktur, kegiatan operasi dan produksi perusahaan dapat berjalan lancar dengan adanya jumlah persediaan yang tepat. Kekurangan jumlah persediaan akan menghambat proses produksi dan sebaliknya kelebihan dalam persediaan dapat meningkatkan resiko kecurangan, pencurian dan menumpuknya jumlah persediaan di gudang secara tidak terkendali dan tidak terkontrol dapat mengakibatkan nilainya menjadi usang. Untuk itu diperlukan jumlah yang tepat dengan adanya pengendalian internal atas persediaan. Pengendalian internal atas persediaan harus diselenggarakan


(23)

mengingat fungsi ini sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mengamankan persediaan dan melaporkannya secara tepat dalam laporan keuangan.

Dengan adanya pengendalian internal atas barang jadi yang handal akan menghasilkan laporan keuangan yang akurat, khususnya dalam penyajian nilai persediaan barang jadi. Oleh karena itu, perlu dilakukan audit internal dengan tujuan memeriksa dan mengawasi kefektifan pelaksanaan kegiatan perusahaan dalam melaksanakan pencatatan terhadap nilai persediaan barang jadi. Karena penjualan tidak akan berlangsung tanpa adanya persediaan barang jadi, sebaliknya bila persediaan barang jadi terlalu banyak akan menimbulkan biaya penyimpanan dan ada kemungkinan barang menjadi rusak sehingga mengganggu kontinuitas penjualan. Pengendalian internal atas persediaan barang jadi ini berkaitan erat dengan peran audit internal karena dengan adanya pengendalian internal atas persediaan barang jadi yang handal dalam suatu perusahaan akan memudahkan pelaksanaan audit internal.

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai audit internal persediaan barang jadi dalam bentuk skripsi berjudul “Hubungan Antara Pemeriksaan Intern Dengan Efektivitas Struktur Pengendalian Intern Barang Jadi”

1.2.Identifikasi Masalah

Masalah yang akan dibahas penulis sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan pada PT “X” adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pengendalian intern persediaan barang jadi yang telah ada diperusahaan dan penerapannya?


(24)

2. Bagaimana hubungan antara pemeriksaan intern terhadap efektifitas struktur pengendalian intern barang jadi?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menilai efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang ditetapkan perusahaan.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pemeriksaan intern dengan efektifitas struktur pengendalian intern persediaan barang jadi.

1.4.Kegunaan Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat:

1. Bagi Penulis

Dari hasil penelitian ini penulis berharap mendapat pengetahuan tambahan mengenai aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan audit persediaan barang jadi, dapat mengetahui sejauh mana penerapan teori yang dapat penulis laksanakan, didasarkan pada disiplin ilmu yang telah penulis peroleh selama kuliah.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran yang berguna bagi pihak perusahaan yaitu dengan memeperoleh informasi mengenai aktivitas yang dilaksanakan perusahaan dan mengetahui sejauh mana efisiensi


(25)

dan efektivitas yang dapat dicapai perusahaan serta dapat dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan dimasa yang akan datang.

3. Bagi Umum

Merupakan bacaan yang dapat menambah informasi umum dan pengetahuan umum bagi semua pihak umum yang memerlukan.

1.5. Rerangka Penelitian

Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan tidak dapat lepas dari persediaan, baik itu perusahaan dagang, perusahaan industri bahkan perusahaan jasa. Dalam perusahaan dagang, persediaan barang jadi merupakan faktor yang utama dari modal kerja dan merupakan aktiva yang selalu terus menerus berputar dan mengalami perubahan. Karena persediaan barang jadi sangat berperan dalam penjualan maka pihak pengelola perusahaan hendaknya mengendalikan dan melindungi pesediaan barang jadi yang dimiliki perusahaan untuk mencegah terjadinya membesarnya biaya penyimpanan di gudang, kerugian yang timbul karena kerusakan, kualitas barang yang menurun karena barang menjadi usang.

Mengingat bahwa kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan dengan adanya persediaan maka kecermatan perhitungan persediaan yang akan disediakan didalam perusahaan jumlahnya harus dihitung dengan setepat mungkin sehingga pemborosan biaya dalam menyediakan persediaan barang jadi dapat dikurangi. Untuk mencegah pemborosan dan kerugian yang mungkin terjadi perlu adanya prosedur pengendalian persediaan yang memadai dan dapat diandalkan sehingga kegiatan perusahaan menjadi efektif.


(26)

Yang dimaksud efektif dalam hal pengelolaan barang jadi yaitu sejauh mana sistem persediaan barang jadi dapat membantu tercapainya tujuan perusahaan. Salah satu cara pengendalian yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah pengendalian intern.

Seperti yang telah ditegaskan oleh Ratliff dalam bukunya “Internal Auditing principles and techniques” bahwa pengendalian internal adalah:

A process, effected by an entity’s board of director, management, and other personel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objective in the following categories :

Effectiveness and efficiency of operations Realibility of financial reporting

Compliance with applicable laws and regulations.”

(Ratliff, 2005; 91)

Dari definisi diatas terlihat jelas bahwa sistem pengendalian intern meliputi organisasi serta semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mengecek kecermatan dan keandalan akuntansi, meningkatkan efektivitas dan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan permanen yang telah digariskan. Jadi dapat disimpulkan bahwa salah satu tujuan pengendalian intern adalah mengamankan harta perusahaan, yang mana didalamnya termasuk persediaan.

Jadi salah satu cara untuk mengamankan persediaan barang jadi adalah mencadangkan hasil pengendalian intern persediaan barang jadi diatur sistem, prosedur pembelian, penjualan, dan penyimpanan barang jadi.

Dalam organisasi perusahaan yang relatif kecil pimpinan perusahaan dapat mengawasi dan mengendaliakan sendiri jalannya operasi perusahaan. Tetapi pada perusahaan yang besar yang mempunyai volume kegiatan penjualan dan jumlah karyawan yang relatif besar maka kemampuan pimpinan dalam melakukan


(27)

pengawasan akan mendapatkan kesulitan. Untuk mengatasi hal tersebut, pimpinan perusahaan mendelegasikan sebagian wewenang, tugas dan tanggung jawabnya kepada bawahan yang dianggap kompenten dalam bidang yang bersangkutan.

Dengan adanya pelimpahan wewenang, tugas dan tanggung jawab tersebut, pimpinan perusahaan memerlukan suatu pengendalian internal yang dapat mengamankan harta perusahaan, memberikan keyakinan bahwa apa yang telah dilaporkan oleh bawahannya itu benar dan dapat dipercaya, dan mendorong adanya usaha yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu diperlukan suatu pengendalian internal yang memadai yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan, bahwa tujuan pengendalian internal dapat dipenuhi.

Pengendalian internal yang telah dirancang tidak berarti semua prosedur ditaati, kecurangan dan pemborosan tidak terjadi serta efisiensi dan efektivitas tercapai melainkan banyak kendala yang harus dihadapi dalam pelaksanaannya. Kendala-kendala tersebut diantaranya menyangkut kelemahan manusia yaitu adanya kemungkinan kecurangan, persekongkolan, ketidaktrampilan, kelalaian manusia sehingga kadang-kadang prosedur yang telah ditetapkan tidak berjalan sebagaimana mestinya, akibatnya pengendalian internal menjadi tidak efektif.

Pengendalian internal yang diterapkan atas persediaan barang jadi merupakan salah satu bagian dari pengendalian internal secara keseluruhan yang meliputi: Pengendalian atas kondisi fisik dapat dipercaya data-data akuntansi mengenai persediaan, efisiensi pengelolaannya, serta ditaatinya kebijakan dan prosedur yang mencakup pembelian, penyimpanan, pencatatan dan pengeluaran persediaan. Untuk memantau efektivitas kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan pengendalian perlu dilakukan audit internal.


(28)

Menurut Amin Widjaja Tunggal pengertian audit internal adalah:

“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity to design to add value and improve an organization’s operation. It help an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance process”

(Amin widjaja Tunggal, 2000; 5)

Fungsi audit internal dalam pengendalian internal persediaan barang jadi meliputi seluruh aspek yang bersangkutan dengan persediaan barang jadi. Dalam melakukan pemeriksaan seorang auditor internal akan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap catatan informasi keuangan dan semua pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian yang menangani persediaan, hasil pemeriksaan dan penilaian tersebut kemudian diberikan kepada manajemen untuk mengetahui apakah pengendalian internal yang dijalankan oleh bagian tersebut telah efektif.

Dengan adanya laporan yang dibuat oleh auditor internal mengenai hasil auditnya dapat dijadikan dasar bagi manajemen dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada pengendalian internal persediaan barang jadi sehingga pengendalian barang jadi akan lebih efektif.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengajukan analisis data sebagai berikut: “Pemeriksaan Intern Mempunyai Hubungan Yang Signifikan Dengan Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi.”

1.6. Alat Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menghitung persentase frekuensi jawaban yang menunjukkan hubungan peranan audit internal dalam peningkatan efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi. Dari data


(29)

yang telah diperoleh dilakukan analisis untuk pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah korelasi Spearman.

Korelasi Spearman mampu menguji apakah data sampel yang ada menyediakan cukup bukti bahwa ada kaitan antara variabel-variabel dalam populasi asal sampel. Dan jika didapati adanya hubungan, seberapa kuat hubungan antar variabel tersebut. Koefisien korelasi r dihitung dengan nilai aktual dari x dan y, sedangkan koefisien rank Spearman adalah peringkat nilai x dan y.

Rumus korelasi Spearman adalah sebagai berikut:

rs = 1 - 6 di 2

n n2 1 rs = koefisien korelasi Spearman

n = jumlah responden = 0,05

di = selisih ranking data x dan y

Tingkat signifikansi = 0,05 merupakan tingkat data yang umum dilakukan dalam melakukan penelitian di bidang sosial.

Tingkat signifikansi rs kemudian diuji kebenarannya dengan menggunakan rumus:

t = rs

n 2 1 rs2

Hasil uji ini dibandingkan dengan harga kritis t dari t tabel dimana jika t uji > t tabel maka r s memiliki arti diterima. Untuk melihat tingkat pengaruh variabel independen terhadap dependen digunakan koefisien determinasi (KD).

KD = rs 2


(30)

Kriteria pengambilan keputusan:

1. Tolak H0 pada taraf jika nilai rs merupakan hasil perhitungan adalah lebih besar atau sama dengan r s tabel

Tolak H0 jika r s hitung r s tabel

2. Terima H0 jika nilai r s merupakan perhitungan lebih kecil daripada nilai dalam r s tabel

Terima H0 jika r s hitung < rs tabel Dimana:

H0 = Audit internal tidak memiliki hubungan yang signifikan dalam menunjang efektivitas struktur pengendalian intern persediaan barang jadi

Hi = Audit internal memiliki hubungan yang signifikan dalam menunjang efektivitas struktur pengendalian intern persediaan barang jadi

Hipotesis akan diuji dengan menggunakan statistik analisis korelasi Spearman. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hipotesis dengan menghitung hasil kuesioner dan didukung oleh teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat digunakan untuk menilai efektivitas struktur pengendalian intern barang jadi

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis melaksanakan penelitian di PT “X” di Pekalongan, sedangkan pelaksaan penelitian ini dilakukan pada bulan September 2006 sampai selesai.


(31)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PT "X", serta

didukung oleh data yang diperoleh melalui observasi dan kuesioner, maka penulis

menarik simpulan sebagai berikut:

1.

Sistem pengendalian intern terhadap persediaan barang jadi yang dilaksanakan

telah memadai dan berjalan dengan cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari

beberapa faktor sebagai berikut:

1)

Terpenuhinya komponen-komponen pengendalian internal, yaitu:

a.

Lingkungan Pengendalian:

-

Adanya integritas manajemen yang dinilai cukup baik.

-

Adanya nilai etika karyawan yang merupakan syarat utama dari

kompetensi auditor internal.

-

Adanya prosedur penerimaan karyawan yang baik.

-

Adanya falsafah dan gaya operasi manajemen yang baik.

-

Adanya struktur organisasi perusahaan yang baik dan jelas.

-

Adanya program pelatihan untuk membina dan mengembangkan


(32)

b.

Penaksiran Resiko yang Akan Timbul

PT "X" telah memperkirakan kemungkinan timbulnya risiko yang

disebabkan oleh perubahan dalam lingkungan operasi perusahaan,

personel baru, sistem informasi baru, laju pertumbuhan yang pesat,

teknologi baru, lingkup, kegiatan baru sehingga dapat mengurangi

kemungkinan terjadinya risiko.

c.

Akitivitas Pengendalian yang meliputi:

-

Pemisahan tugas yang memadai

-

Otorisasi yang memadai atas transaksi dan aktivitas.

-

Dokumen dan catatan yang memadai.

-

Pengendalian fisik atas aktivitas dan catatan.

-

Pengecekan independen atas pelaksanaan prosedur.

d.

Informasi dan komunikasi

-

Adanya metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi,

menghimpun, menganalisis, mengelompokan, mencatat, dan

melaporkan transaksi satuan usaha.

-

Adanya komunikasi yang mencakup pemahaman seorang karyawan

atas aktivitasnya yang berhubungan dengan aktivitas karyawan


(33)

e.

Pemantauan

Pemantauan dilaksanakan dengan pengawasan secara berkesinambungan

terhadap aktivitas operasional perusahaan yaitu dengan mempelajari

kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang ada, laporan audit

internal dan laporan pihak eksternal seperti: pemerintah dan bank.

2)

Tercapainya tujuan pengendalian internal persediaan bahan baku yang

dilaksanakan PT “X” dapat dilihat dari:

a.

Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas terhadap

persediaan.

b.

Sasaran dan kebijakan yang dirumuskan dengan baik.

c.

Fasilitas pergudangan dan penanganan yang memuaskan.

d.

Klasifikasi dan identifikasi persediaan secara layak.

e.

Standarisasi dan simplikasi persediaan.

f.

Catatan dan laporan yang cukup.


(34)

2.

Hubungan antara pemeriksaan intern terhadap efektivitas struktur pengendalian

intern barang jadi memiliki hubungan yang signifikan dalam menunjang

efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi.

Hal ini dapat dilihat dari:

-

Adanya pelaporan kepada pihak manajemen atas hasil audit internal yang

disertai rekomendasi-rekomendasi untuk pelaksanaan perbaikan dan

penentuan arah kebijakan perusahaan.

-

Dilakukannya pemantauan pada bagian

warehouse

terhadap pelaksanaan

kegiatan persediaan barang jadi sehingga dapat mengurangi

penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi.

Dari perhitungan SPSS dengan metode Spearman, menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara audit internal dengan efektivitas pengendalian

internal persediaan barang jadi. Pada kolom

sig. (2-tailed)

angka probabilitas 0.058

lebih kecil dari 0.05, yang menunjukkan Ho ditolak dan berarti Hi diterima maka

didapatkan hasil pengujian SPSS bahwa audit internal memiliki peran yang signifikan


(35)

Berdasarkan simpulan diatas dan hasil perhitungan statistik dengan

Spearman, penulis menyimpulkan bahwa audit internal PT "X" telah diterapkan

dengan benar. Meskipun demikian masih terdapat kelemahan dalam audit internal,

yaitu:

1)

Rentang waktu antara pemberitahuan audit dengan pelaksanaannya relative terlalu

lama sehingga dapat memberi kesempatan kepada objek audit untuk menutupi

kelemahan-kelemahan dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

2)

Waktu penyajian dari laporan audit selalu tidak tepat waktu sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan karena disebabkan oleh program audit yang belum

terprogram.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis

mengemukakan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan

dalam hal perbaikan agar diperoleh hasil yang memuaskan. Saransaran yang

dikemukakan adalah sebagai berikut :

1.

Sebaiknya tenggang waktu antara pemberitahuan dan pelaksanaan audit tidak

terlalu lama. Hal ini untuk memperkecil objek audit menutupi


(36)

2.

Sebelum melakukan audit sebaiknya program audit dibuat terlebih dahulu

sehingga dalam melakukan audit terencana dan dilaksanakan dengan baik dan


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A. And Loebbecke, James K.,2005, Auditing An Integrated Approach,

Eight Edition, New Jersey: Prentice Hall Inc.

Assauri, Sofyan, 2004,

Manajemen Produksi dan Operasi

, Edisi Empat, Penerbit

Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Hendriksen, Eldon S., Accounting Theory, Fifth Edition, Singapore: Richard D.

Irwin, Inc., 2002.

Mulyadi, 2002,

Auditing

, Edisi Kedua, Bagian Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta

Ratliff, Richard L., Introduction to Auditing: Logic, Principle and, Techniques,

Penerbit The Institute of Internal auditors, 2002.

Smith, Jay and, Skousen, Fred K., Intermediate and Accounting, 12

th

edition,

Cincinnati,

Ohio: South Western Publishing CO, 2000.

Tugiman, Hiro,

Audit Internal

, Penerbit YPIA, 2002.


(1)

Universitas Kristen Maranatha 122

b. Penaksiran Resiko yang Akan Timbul

PT "X" telah memperkirakan kemungkinan timbulnya risiko yang disebabkan oleh perubahan dalam lingkungan operasi perusahaan, personel baru, sistem informasi baru, laju pertumbuhan yang pesat, teknologi baru, lingkup, kegiatan baru sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.

c. Akitivitas Pengendalian yang meliputi: - Pemisahan tugas yang memadai

- Otorisasi yang memadai atas transaksi dan aktivitas. - Dokumen dan catatan yang memadai.

- Pengendalian fisik atas aktivitas dan catatan. - Pengecekan independen atas pelaksanaan prosedur. d. Informasi dan komunikasi

- Adanya metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, menghimpun, menganalisis, mengelompokan, mencatat, dan melaporkan transaksi satuan usaha.

- Adanya komunikasi yang mencakup pemahaman seorang karyawan atas aktivitasnya yang berhubungan dengan aktivitas karyawan lainnya.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 123

e. Pemantauan

Pemantauan dilaksanakan dengan pengawasan secara berkesinambungan terhadap aktivitas operasional perusahaan yaitu dengan mempelajari kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang ada, laporan audit internal dan laporan pihak eksternal seperti: pemerintah dan bank.

2) Tercapainya tujuan pengendalian internal persediaan bahan baku yang dilaksanakan PT “X” dapat dilihat dari:

a. Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas terhadap persediaan.

b. Sasaran dan kebijakan yang dirumuskan dengan baik. c. Fasilitas pergudangan dan penanganan yang memuaskan. d. Klasifikasi dan identifikasi persediaan secara layak. e. Standarisasi dan simplikasi persediaan.

f. Catatan dan laporan yang cukup. g. Tenaga kerja yang memuaskan.


(3)

Universitas Kristen Maranatha 124

2. Hubungan antara pemeriksaan intern terhadap efektivitas struktur pengendalian intern barang jadi memiliki hubungan yang signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi.

Hal ini dapat dilihat dari:

- Adanya pelaporan kepada pihak manajemen atas hasil audit internal yang disertai rekomendasi-rekomendasi untuk pelaksanaan perbaikan dan penentuan arah kebijakan perusahaan.

- Dilakukannya pemantauan pada bagian warehouse terhadap pelaksanaan kegiatan persediaan barang jadi sehingga dapat mengurangi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi.

Dari perhitungan SPSS dengan metode Spearman, menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara audit internal dengan efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi. Pada kolom sig. (2-tailed) angka probabilitas 0.058 lebih kecil dari 0.05, yang menunjukkan Ho ditolak dan berarti Hi diterima maka didapatkan hasil pengujian SPSS bahwa audit internal memiliki peran yang signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi.


(4)

Universitas Kristen Maranatha 125

Berdasarkan simpulan diatas dan hasil perhitungan statistik dengan Spearman, penulis menyimpulkan bahwa audit internal PT "X" telah diterapkan dengan benar. Meskipun demikian masih terdapat kelemahan dalam audit internal, yaitu:

1) Rentang waktu antara pemberitahuan audit dengan pelaksanaannya relative terlalu lama sehingga dapat memberi kesempatan kepada objek audit untuk menutupi kelemahan-kelemahan dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

2) Waktu penyajian dari laporan audit selalu tidak tepat waktu sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan karena disebabkan oleh program audit yang belum terprogram.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mengemukakan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan dalam hal perbaikan agar diperoleh hasil yang memuaskan. Saransaran yang dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya tenggang waktu antara pemberitahuan dan pelaksanaan audit tidak terlalu lama. Hal ini untuk memperkecil objek audit menutupi kelemahan-kelemahan dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 126

2. Sebelum melakukan audit sebaiknya program audit dibuat terlebih dahulu sehingga dalam melakukan audit terencana dan dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu tanpa adanya kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan.


(6)

Universitas Kristen Maranatha 127

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A. And Loebbecke, James K.,2005, Auditing An Integrated Approach, Eight Edition, New Jersey: Prentice Hall Inc.

Assauri, Sofyan, 2004, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Empat, Penerbit Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Hendriksen, Eldon S., Accounting Theory, Fifth Edition, Singapore: Richard D. Irwin, Inc., 2002.

Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi Kedua, Bagian Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta Ratliff, Richard L., Introduction to Auditing: Logic, Principle and, Techniques,

Penerbit The Institute of Internal auditors, 2002.

Smith, Jay and, Skousen, Fred K., Intermediate and Accounting, 12

th

edition, Cincinnati,

Ohio: South Western Publishing CO, 2000. Tugiman, Hiro, Audit Internal, Penerbit YPIA, 2002.