Artemisinin dan Derivatnya Sebagai Obat Alternatif Malaria.

ABSTRAK
ARTEMISININ

DAN DERIV ATNY A

SEBAGAI OBA T AL TERNA TIF MALARIA

Yancy, 2003, Pembimbing I: Susy Tjahyani, dr, M.Kes
Pembimbing I: Meilinah Hidayat, dr, M.Kes
Obat malaria yang selama ini dipakai sebagai terapi utama telah
memunculkan resistensi, sehingga menyulitkan tenaga kesehatan untuk memilih
obat. Artemisinin dan derivatnya yang telah diuji coba di negara-negara dengan
keadaan multi drug resistance
yang tinggi menunjukkan keefektifan dan
keamanan obat melawan resistensi ini, meski demikian penilaian keamanan dan
keefektifan obat perlu dilakukan kontinu untuk menghindari penggunaan obat
yang tidak rasional sehingga tidak mempercepat timbulnya resistansi. Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk mengetahui keamanan dan keefektifan artemisinin dan
derivatnya sebagai obat anti malaria yang bam dan perkembangan pemakaiannya
selama ini.
Disimpulkan bahwa obat ini mempunyai kisaran margin of safety yang

lebar dan tidak menimbulkan efek samping yang serius dan cukup efektif,
temtama melawan resistensi Plasmodium obat ini banyak dipakai di Cina,
Vietnam, Thailand dan beberapa neg~ra di Afrika. Bentuk sediaan yang sering
dipakai adalah oral dan parenteral dibanding supositoria, tergantung kemampuan
penderita menerima.
Diharapkan
adanya pengaturan perriakaian agar tetap rasional dan
diutamakan pada kasus multi drug resistance, pengawasan mutu obat yang
dipakai, penyesuaian harga yang dapat ~iterima masyarakat, dan deteksi dini
terhadap munculnya resistensi obat.

IV

ABSTRACK
ARTEMISININ AND ITS DERIVATES
AS MALARIA ALTERNATIVE DRUG
Yancy, 2003,

Tutor I : Susy Tjahyani, dr, MKes
Tutor I : Meilinah Hidayat, dr, MKes


There are many malaria cases which are resistant to malaria main drug.
So that health officers have difficulties in choosing the suitable drug. Artemisinin
and its derivates, which has been experimented in various countries with multi
drug resistant malaria condition and has proved its effectivity and safety.
Nevertheless, evaluationof safety and effectivity must be continually evaluated to
prevent irrational drug usage that can acellerate malaria drug resistance. The aim
of this drug against malaria, also how far, and how we use it.
It can be concluded that this drug has wide margin of safety and has no
serious side effect, especially fight against plasmodium resistance. This medicine
used in China, Vietnam, Thailand and some state in Afrika. Form stock which it's
often weared is oral and parenteral, compared to supostoria, depended ability of
patient accept
It is recommended, to control the rational drug usage especially at case of
multi drug resistance and the drug quality, to reduce the price to make it suitable
for low society, and to detect early resistance emergence.

v

DAFTAR ISI


Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN

ii

SURA T PERNY ATAAN

111

ABSTRAK

iV

ABSTRA CK

V

PRAKA TA


vi

DAFT AR ISI

Vll

DAFT AR T ABEL

.IX

DAFT AR GAMBAR

x

DAFT AR G RAFIK

xi

BABI. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang


1

1.2 Identifikasi Masalah

2

1.3 Maksud dan Tujuan

2

1.4 Kegunaan Penelitian

2

1.5 Metodologi

2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Epidemio1ogi Malaria

3

2.2 Sik1us Hidup

5

2.2.1 Siklus Seksua1

5
5

2.2.2 Siklus Aseksua1
2.3 Gejala K1inik

7

2.3.1 Stadium dingin


7

2.3.2 Stadium demam

7

2.3.3 Stadium berkeringat

...

8

2.4.1 Pemeriksaan Mikroskopis

8
8

2.4.2 QBC (Semi Quantitative Buffy Coat)

8


2.4.3 Pemeriksaan Imunoserologis

9

2.4 Diagnosis

Vll

2.4.4 Pemeriksaan Biomolekuler

9

2.4.5 Pemeriksaan Kimiawi

10

2.5 Pengobatan Malaria

10


2.5.1 Skizontosida Darah

13

2.5.2 Skizontosida Jaringan

13

2.6 Obat Antimalaria yang dipakai
2.6.1 Klorokuin

14

...

14

2.6.2 Kina (Quinine)


15

2.6.3 Pirimetamin-sulfadoksin

15

2.6.4 Primakuin

16

2.6.5 Meflokuin

16

2.6.6 Tetrasiklin

17

2.6.7 Halofantrin
2.7 Obat Antimalaria dalam Perkembangan


17
19

2.8 Obat Antimalaria Bam

19

2.8.1 Sej arah Artemisinin

19

2.8.2 Komposisi Kimiawi

20

2.8.3 Farmakologi

21

2.8.4 Toksisitas

27

2.8.5 Uji Klinis

28

2.8.6 Metabo lisme 0 bat

32

2.8.7 Rekomendasi Regimen

36

BAB III.

PEMBAHASAN

BAB IV.

KESIMPULAN

DAN SARAN

39
41

DAFT AR PUSTAKA

42

RIW AYAT HID UP

45

Vlll

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel2.1

Situasi Malaria di Asia Tenggara 1996

Tabel2.2

Klasifikasi Gbat Malaria menumt Jenis dan Tempat
Kerja pada Stadium Parasit

Tabel2.3

4

11

Derajat Resistensi Parasit Aseksual terhadap Gbat
Skizontosida Darah

12

Tabel 2.4 Perawatan Malaria

18

Tabel 2.5 Pengobatan Malaria

35

IX

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Epidemi Malaria & Daerah P.falciparum

Resisten Klorokuin

Gambar 2.2 Siklus Hidup Plasmodium

4
6

Gambar 2.3 Artemisia annua

...

...

...

... ..20

Gambar 2.3 Struktur Kimia Artemisinin

21

Gambar 2.4 Fase Uji Klinis Obat menurut Berkowits & Katzung

22

Gambar 2.5 Mekanisme Kerja Artemisinin

25

x

DAFT AR GRAFIK

Grafik 2.1 Perbandingan Klinis antara Pengobatan Artemeter
Kina pada Malaria Berat di RS Bethesda

Xl

Halaman

30

BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penanganan

malaria yang efektif masih merupakan

masalah kesehatan

bagi negara beriklim tropis. Komplikasi malaria yang lebih berat terutama oleh P.
falciparum

menyebabkan

angka kematian semakin meningkat, ini dimungkinkan

terjadi oleh karena resistensi obat yang selama ini diberikan (Wallaart, 2000).
Dikembangkannya
penemuan

alat-alat deteksi dini, insektisida yang lebih baik, usaha

vaksin, dan penelitian

menemukan
terlepas

cara pencegahan

obat antimalaria

dan penanganan

dari segi ekonomi,

ketertarikan

baru telah dilakukan

untuk

malaria lebih baik. Hal itu tidak

perusahaan

farmasi

dunia terhadap

penelitian obat antimalaria banI. Hal ini kurang diminati karena pasarnya adalah
ekonomi lemah yang tidak banyak menguntungkan
dari beratus - ratus komposisi

dan risiko kerugian penelitian

obat hanya menghasilkan

sedikit keberhasilan.

Kegagalan disebabkan antara lain oleh efek resistensi Plasmodium
yang selama
perusahaan

ini, diberikan.
farmasi

untuk

terhadap obat

Dengan keadaan

ini, WHO bersedia

mengembangkan

dan memproduksi

mendukung
derivat

obat

antimalaria yang baru, salah satunya artemisinin (Wallaart, 2000).
Artemisinin
obatnya

dikenal

dan derivatnya,
dengan

nama

dalam pengobatan
qinghaosu,

dipakai

anti malaria baru dengan zat aktifnya yaitu sesquiterpen
bekerja dengan menekan resistensi Plasmodium
Vietnam bahwa derivat artemisinin-artemeter

Cina tradisional
sebagai

bahan

altematif

obat

lakton peroksida

yang

dalam darah. Hasil uji klinik di

sedikit lebih efektif dibanding kina

dengan pemberian intramuskular (Hoffman, 1996).
Namun demikian, penilaian efikasi dan keamanan obat antimalaria
perlu dilakukan

secara kontinu untuk menghindari

penggunaan

baru

obat yang tidak

rasional. Hal ini tentunya dapat menekan kasus resistensi terhadap obat - obat
antimalaria lainnya. Karena itu karya tulis ini diharapkan dapat memberi masukan
penilaian keamanan obat yang dilihat dari spektrum aktivitas keefektifan terhadap
stadium Plasmodium,

farmakologi, toksisitas, dan hasil uji klinik.

I

2

1.2. Identifikasi Masalah
Artemisinin

dan derivatnya

sebagai alternatif abat antimalaria

bam

diharapkan lebih efektif mengabati malaria terhadap paparan resistensi abat yang
semakin meningkat.
Masalah yang dikemukakan :
1. Cukup amankah artemisinin dan derivatnya sebagai alternatif abat antimalaria
bam dilihat dari farmakalagi, taksisitas dan uji klinik ?
2. Bagaimana perkembangan penggunaan artemisinin selama ini ?

1.3. Maksud dan tujuan
Maksud penelitian ini adalah:
Untuk

mengetahui

keamanan

dan keefektifan

artemisinin

sebagai

abat

antimalaria bam.
Mengetahui perkembangan penggunaan artemisinin selama ini.
Tujuannya

yaitu untuk mengetahui

apakah artemisinin

dapat dipakai

sebagai

alternatif pengabatan kasus malaria yang resisten terhadap abat - abatan.

1.4. kegunaan penelitian
Dengan diketahuinya efek dan keamanan suatu abat, penyakit malaria dapat
diberantas atau dikurangi kejadiannya.
1.5. Metodologi
Studi pustaka

BABIV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

I. Artemisinin

dan

farmakologi,

derivatnya

sebagai

obat

malaria

toksisitas, dan uji klinis menunjukkan

diIihat

dari

segl

bahwa obat ini aman

dan bekerja efektif, terutama melawan resistensi Plasmodium.
2. Perkembangan

penggunaan

artemisinin

dan derivatnya selama ini masih

terbatas pada daerah tertentu. Bentuk sediaan yang lebih banyak dipakai
adalah

oral

berdasarkan

dan

parenteral

kemampuan

banyak dipasarkan

dibanding

penderita

supositoria

menerimanya.

dan

digunakan

Artemisinin

lebih

di Cina, Vietnam, Thailand, juga beberapa negara di

Afrika, di Indonesia belum dikenal secara luas, kemungkinan karena :
belum

adanya

kebijakan

pengaturan

penggunaan

artemisinin

dan

derivatnya sebagai obat yang terdaftar
penyesuaian harga dengan kondisi ekonomi masyarakat
dan masih terbatas pada uji kIinis terutama di kawasan timur Indonesia

Saran
Pemberian artemisinin dan derivatnya sebaiknya :
dikontrol agar tetap rasional
Pengawasan kualitas obat supaya tetap efektif
Diadakan penyesuaian harga dengan kemampuan ekonomi daerah tertentu
pendeteksian

dini

sehingga

bila

ada munculnya

resistensi

obat

diperlambat atau dicegah.
Pemakaian lebih diutamakan pada kasus multi drug resistance malaria,
dianjurkan

kombinasi dengan obat lain untuk menghindari timbulnya

resistensi obat.

41

dapat

DAFT AR PUST AKA

Agtmael

Van,

TA.

Eggelte,

http :/userpagefuberlin.de/

Aikawa M, Seed TM.
http :/www.lumc.nlll

A. Nugroho,

et

Trends

al.

~kayser/ antiparasiticfromnature.

Morfology

1980.

M. TumeWll- Wagey.
: Malaria.

2000.
Jakarta:

Sct.

1999.

pdf

of Plasmodium

040/research/malaria/model

Dalam : P.N Harijanto

Pharmacol

in Malaria.

Vol 1.

02 .html

Siklus Hidup Plasmodium

Malaria.

EGC. 40 - 42

Bruneton Jean. 1995. Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plant. Lavoisier
Publishing
Centre for Disease Control and Prevention-Health Information CDC. Washington
DC. 1993. http:/gsbs. utmb.edulmicrobook/ch083 .htm

Emiliana Tjitra.

2000.

Obat antimalaria.

Dalam:

P. N Harijanto.

Malaria.

Jakarta : EGC. 194 - 215

Environmental

News

Network.

stories/2001l11/11282001/5_

2001.

http:/www.enn.comlnews/enn-

45678.asp

E. Tjitra, S Oemijati et al. 1995. Clinical Comparison of Arthemether

& Quinine

Treatment of Severe & Complicated falciparum Malaria Patients in Indonesia-

A Pre Eliminary Report. Med J Indonesia,4(4):235 - 243
E. Tjitra, S. Suprianto et al.

2001.

Therapy of Uncomplicated falciparum

Malaria: A Randomized Trial Comparing Artesunate Plus SulfadoxinePyrimethamine versus Sulfadoxine-Pyrimethamine in Irian Jaya, Indonesia. Am
J Trop Med Hyg, 65(4):309 - 17
42

43

Garcia Lynne S, Bruckner David A. 1996. Diagnostik Parasitologi
Jakarta:

Kedokteran.

EGC

Hoffman, Stephen L.

1996. Arthemeter in Severe Malaria - Still too many

deaths. The New England Journal Of Medicine,2 (335): 123 - 5

Itisusdagov. Plant Taxonomy. 2004. http :/www.Itisusdagov/ servlet/ single Rpt/
single Rpt? sear ch_topic = TSN & search_value = 35448

Lee.

2002.

Plants Against Malaria Part 2: A. Annua (Qinghaosu

Wormwood).

or Sweet

The Journal Royal College Physicians Of The Edinburgh, 32 :

300 - 5

Mcnult James.
ca/~chemweb

Artemisinin

Chemistry.

1998.

http:/ chemiris.

labs. brocku.

/chem490/ mcnulty.html

P.N Harijanto. 2000. Malaria. Jakarta: EGC

Putrianti, Zeily. 2003. Kompas 18 September 2003. 10

Rosenthal Philip J, Goldsmith Robert S. 2001.

Antiprotozoal

Katzung Bertram G: Basic & Clinical Pharmacology.

Drugs.

Dalam

Edisi 8. New York.

Lange Medical Books. 885 - 892

Sri purwaningsih.

2000. Diagnosis Malaria. Dalam: P.N Harijanto : Malaria.

Jakarta : EGC. 185 - 193
Suriadi Gunawan.

2000.

Epidemiologi malaria.

Malaria. Jakarta: EGC. 12

Dalam

P.N Harijanto

:

44

Tang W, Eisenbrand G.

1993.

Chinese Drug Of Plant Origin Chemistry,

Pharmacology & Use in Traditional & Modern Medicine. Berlin-Heidelberg:
Springer Verlag

T.H Rampengan

dan LR Laurentz.

1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak.

Jakarta : EGC

Tran Tinh Hien, Nicholas P. J Day et al.

1996.

A Controlled Trial of

Arthemether or Quinine in Vietnamese Adults with Severe falciparum Malaria.
The Ne,w England Journal Of Medicine, 2 (335):76 - 83
Wallaart

Eelco.

Antimalaria

2000.

Investigations

Drug Artemisinin

on The Biosynthesis

of The Novel

in The Plant Artemisia Annua. Ensschede : Print

Patners Ipskamp.

WHO. 1996. Model Prescribing Information - Drug Used in Parasitic Diseases
WHO - Report of a Joint CTD/DMP/TDR.

1998. The use of Artemisinin & Its

Derivatives as Antimalarial Drugs. Geneva

Wilairatana Polrat, et al. 2001. Pharmacoepidemiology

of Artemisinin

in Bangkok Hospital for Tropical Disease. Intern Med J Thai,4(17):252

Derivates
-8