Artemisinin dan Derivatnya Sebagai Obat Alternatif Malaria.
ABSTRAK
ARTEMISININ
DAN DERIV ATNY A
SEBAGAI OBA T AL TERNA TIF MALARIA
Yancy, 2003, Pembimbing I: Susy Tjahyani, dr, M.Kes
Pembimbing I: Meilinah Hidayat, dr, M.Kes
Obat malaria yang selama ini dipakai sebagai terapi utama telah
memunculkan resistensi, sehingga menyulitkan tenaga kesehatan untuk memilih
obat. Artemisinin dan derivatnya yang telah diuji coba di negara-negara dengan
keadaan multi drug resistance
yang tinggi menunjukkan keefektifan dan
keamanan obat melawan resistensi ini, meski demikian penilaian keamanan dan
keefektifan obat perlu dilakukan kontinu untuk menghindari penggunaan obat
yang tidak rasional sehingga tidak mempercepat timbulnya resistansi. Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk mengetahui keamanan dan keefektifan artemisinin dan
derivatnya sebagai obat anti malaria yang bam dan perkembangan pemakaiannya
selama ini.
Disimpulkan bahwa obat ini mempunyai kisaran margin of safety yang
lebar dan tidak menimbulkan efek samping yang serius dan cukup efektif,
temtama melawan resistensi Plasmodium obat ini banyak dipakai di Cina,
Vietnam, Thailand dan beberapa neg~ra di Afrika. Bentuk sediaan yang sering
dipakai adalah oral dan parenteral dibanding supositoria, tergantung kemampuan
penderita menerima.
Diharapkan
adanya pengaturan perriakaian agar tetap rasional dan
diutamakan pada kasus multi drug resistance, pengawasan mutu obat yang
dipakai, penyesuaian harga yang dapat ~iterima masyarakat, dan deteksi dini
terhadap munculnya resistensi obat.
IV
ABSTRACK
ARTEMISININ AND ITS DERIVATES
AS MALARIA ALTERNATIVE DRUG
Yancy, 2003,
Tutor I : Susy Tjahyani, dr, MKes
Tutor I : Meilinah Hidayat, dr, MKes
There are many malaria cases which are resistant to malaria main drug.
So that health officers have difficulties in choosing the suitable drug. Artemisinin
and its derivates, which has been experimented in various countries with multi
drug resistant malaria condition and has proved its effectivity and safety.
Nevertheless, evaluationof safety and effectivity must be continually evaluated to
prevent irrational drug usage that can acellerate malaria drug resistance. The aim
of this drug against malaria, also how far, and how we use it.
It can be concluded that this drug has wide margin of safety and has no
serious side effect, especially fight against plasmodium resistance. This medicine
used in China, Vietnam, Thailand and some state in Afrika. Form stock which it's
often weared is oral and parenteral, compared to supostoria, depended ability of
patient accept
It is recommended, to control the rational drug usage especially at case of
multi drug resistance and the drug quality, to reduce the price to make it suitable
for low society, and to detect early resistance emergence.
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
SURA T PERNY ATAAN
111
ABSTRAK
iV
ABSTRA CK
V
PRAKA TA
vi
DAFT AR ISI
Vll
DAFT AR T ABEL
.IX
DAFT AR GAMBAR
x
DAFT AR G RAFIK
xi
BABI. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Identifikasi Masalah
2
1.3 Maksud dan Tujuan
2
1.4 Kegunaan Penelitian
2
1.5 Metodologi
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Epidemio1ogi Malaria
3
2.2 Sik1us Hidup
5
2.2.1 Siklus Seksua1
5
5
2.2.2 Siklus Aseksua1
2.3 Gejala K1inik
7
2.3.1 Stadium dingin
7
2.3.2 Stadium demam
7
2.3.3 Stadium berkeringat
...
8
2.4.1 Pemeriksaan Mikroskopis
8
8
2.4.2 QBC (Semi Quantitative Buffy Coat)
8
2.4.3 Pemeriksaan Imunoserologis
9
2.4 Diagnosis
Vll
2.4.4 Pemeriksaan Biomolekuler
9
2.4.5 Pemeriksaan Kimiawi
10
2.5 Pengobatan Malaria
10
2.5.1 Skizontosida Darah
13
2.5.2 Skizontosida Jaringan
13
2.6 Obat Antimalaria yang dipakai
2.6.1 Klorokuin
14
...
14
2.6.2 Kina (Quinine)
15
2.6.3 Pirimetamin-sulfadoksin
15
2.6.4 Primakuin
16
2.6.5 Meflokuin
16
2.6.6 Tetrasiklin
17
2.6.7 Halofantrin
2.7 Obat Antimalaria dalam Perkembangan
17
19
2.8 Obat Antimalaria Bam
19
2.8.1 Sej arah Artemisinin
19
2.8.2 Komposisi Kimiawi
20
2.8.3 Farmakologi
21
2.8.4 Toksisitas
27
2.8.5 Uji Klinis
28
2.8.6 Metabo lisme 0 bat
32
2.8.7 Rekomendasi Regimen
36
BAB III.
PEMBAHASAN
BAB IV.
KESIMPULAN
DAN SARAN
39
41
DAFT AR PUSTAKA
42
RIW AYAT HID UP
45
Vlll
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel2.1
Situasi Malaria di Asia Tenggara 1996
Tabel2.2
Klasifikasi Gbat Malaria menumt Jenis dan Tempat
Kerja pada Stadium Parasit
Tabel2.3
4
11
Derajat Resistensi Parasit Aseksual terhadap Gbat
Skizontosida Darah
12
Tabel 2.4 Perawatan Malaria
18
Tabel 2.5 Pengobatan Malaria
35
IX
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Epidemi Malaria & Daerah P.falciparum
Resisten Klorokuin
Gambar 2.2 Siklus Hidup Plasmodium
4
6
Gambar 2.3 Artemisia annua
...
...
...
... ..20
Gambar 2.3 Struktur Kimia Artemisinin
21
Gambar 2.4 Fase Uji Klinis Obat menurut Berkowits & Katzung
22
Gambar 2.5 Mekanisme Kerja Artemisinin
25
x
DAFT AR GRAFIK
Grafik 2.1 Perbandingan Klinis antara Pengobatan Artemeter
Kina pada Malaria Berat di RS Bethesda
Xl
Halaman
30
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penanganan
malaria yang efektif masih merupakan
masalah kesehatan
bagi negara beriklim tropis. Komplikasi malaria yang lebih berat terutama oleh P.
falciparum
menyebabkan
angka kematian semakin meningkat, ini dimungkinkan
terjadi oleh karena resistensi obat yang selama ini diberikan (Wallaart, 2000).
Dikembangkannya
penemuan
alat-alat deteksi dini, insektisida yang lebih baik, usaha
vaksin, dan penelitian
menemukan
terlepas
cara pencegahan
obat antimalaria
dan penanganan
dari segi ekonomi,
ketertarikan
baru telah dilakukan
untuk
malaria lebih baik. Hal itu tidak
perusahaan
farmasi
dunia terhadap
penelitian obat antimalaria banI. Hal ini kurang diminati karena pasarnya adalah
ekonomi lemah yang tidak banyak menguntungkan
dari beratus - ratus komposisi
dan risiko kerugian penelitian
obat hanya menghasilkan
sedikit keberhasilan.
Kegagalan disebabkan antara lain oleh efek resistensi Plasmodium
yang selama
perusahaan
ini, diberikan.
farmasi
untuk
terhadap obat
Dengan keadaan
ini, WHO bersedia
mengembangkan
dan memproduksi
mendukung
derivat
obat
antimalaria yang baru, salah satunya artemisinin (Wallaart, 2000).
Artemisinin
obatnya
dikenal
dan derivatnya,
dengan
nama
dalam pengobatan
qinghaosu,
dipakai
anti malaria baru dengan zat aktifnya yaitu sesquiterpen
bekerja dengan menekan resistensi Plasmodium
Vietnam bahwa derivat artemisinin-artemeter
Cina tradisional
sebagai
bahan
altematif
obat
lakton peroksida
yang
dalam darah. Hasil uji klinik di
sedikit lebih efektif dibanding kina
dengan pemberian intramuskular (Hoffman, 1996).
Namun demikian, penilaian efikasi dan keamanan obat antimalaria
perlu dilakukan
secara kontinu untuk menghindari
penggunaan
baru
obat yang tidak
rasional. Hal ini tentunya dapat menekan kasus resistensi terhadap obat - obat
antimalaria lainnya. Karena itu karya tulis ini diharapkan dapat memberi masukan
penilaian keamanan obat yang dilihat dari spektrum aktivitas keefektifan terhadap
stadium Plasmodium,
farmakologi, toksisitas, dan hasil uji klinik.
I
2
1.2. Identifikasi Masalah
Artemisinin
dan derivatnya
sebagai alternatif abat antimalaria
bam
diharapkan lebih efektif mengabati malaria terhadap paparan resistensi abat yang
semakin meningkat.
Masalah yang dikemukakan :
1. Cukup amankah artemisinin dan derivatnya sebagai alternatif abat antimalaria
bam dilihat dari farmakalagi, taksisitas dan uji klinik ?
2. Bagaimana perkembangan penggunaan artemisinin selama ini ?
1.3. Maksud dan tujuan
Maksud penelitian ini adalah:
Untuk
mengetahui
keamanan
dan keefektifan
artemisinin
sebagai
abat
antimalaria bam.
Mengetahui perkembangan penggunaan artemisinin selama ini.
Tujuannya
yaitu untuk mengetahui
apakah artemisinin
dapat dipakai
sebagai
alternatif pengabatan kasus malaria yang resisten terhadap abat - abatan.
1.4. kegunaan penelitian
Dengan diketahuinya efek dan keamanan suatu abat, penyakit malaria dapat
diberantas atau dikurangi kejadiannya.
1.5. Metodologi
Studi pustaka
BABIV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
I. Artemisinin
dan
farmakologi,
derivatnya
sebagai
obat
malaria
toksisitas, dan uji klinis menunjukkan
diIihat
dari
segl
bahwa obat ini aman
dan bekerja efektif, terutama melawan resistensi Plasmodium.
2. Perkembangan
penggunaan
artemisinin
dan derivatnya selama ini masih
terbatas pada daerah tertentu. Bentuk sediaan yang lebih banyak dipakai
adalah
oral
berdasarkan
dan
parenteral
kemampuan
banyak dipasarkan
dibanding
penderita
supositoria
menerimanya.
dan
digunakan
Artemisinin
lebih
di Cina, Vietnam, Thailand, juga beberapa negara di
Afrika, di Indonesia belum dikenal secara luas, kemungkinan karena :
belum
adanya
kebijakan
pengaturan
penggunaan
artemisinin
dan
derivatnya sebagai obat yang terdaftar
penyesuaian harga dengan kondisi ekonomi masyarakat
dan masih terbatas pada uji kIinis terutama di kawasan timur Indonesia
Saran
Pemberian artemisinin dan derivatnya sebaiknya :
dikontrol agar tetap rasional
Pengawasan kualitas obat supaya tetap efektif
Diadakan penyesuaian harga dengan kemampuan ekonomi daerah tertentu
pendeteksian
dini
sehingga
bila
ada munculnya
resistensi
obat
diperlambat atau dicegah.
Pemakaian lebih diutamakan pada kasus multi drug resistance malaria,
dianjurkan
kombinasi dengan obat lain untuk menghindari timbulnya
resistensi obat.
41
dapat
DAFT AR PUST AKA
Agtmael
Van,
TA.
Eggelte,
http :/userpagefuberlin.de/
Aikawa M, Seed TM.
http :/www.lumc.nlll
A. Nugroho,
et
Trends
al.
~kayser/ antiparasiticfromnature.
Morfology
1980.
M. TumeWll- Wagey.
: Malaria.
2000.
Jakarta:
Sct.
1999.
pdf
of Plasmodium
040/research/malaria/model
Dalam : P.N Harijanto
Pharmacol
in Malaria.
Vol 1.
02 .html
Siklus Hidup Plasmodium
Malaria.
EGC. 40 - 42
Bruneton Jean. 1995. Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plant. Lavoisier
Publishing
Centre for Disease Control and Prevention-Health Information CDC. Washington
DC. 1993. http:/gsbs. utmb.edulmicrobook/ch083 .htm
Emiliana Tjitra.
2000.
Obat antimalaria.
Dalam:
P. N Harijanto.
Malaria.
Jakarta : EGC. 194 - 215
Environmental
News
Network.
stories/2001l11/11282001/5_
2001.
http:/www.enn.comlnews/enn-
45678.asp
E. Tjitra, S Oemijati et al. 1995. Clinical Comparison of Arthemether
& Quinine
Treatment of Severe & Complicated falciparum Malaria Patients in Indonesia-
A Pre Eliminary Report. Med J Indonesia,4(4):235 - 243
E. Tjitra, S. Suprianto et al.
2001.
Therapy of Uncomplicated falciparum
Malaria: A Randomized Trial Comparing Artesunate Plus SulfadoxinePyrimethamine versus Sulfadoxine-Pyrimethamine in Irian Jaya, Indonesia. Am
J Trop Med Hyg, 65(4):309 - 17
42
43
Garcia Lynne S, Bruckner David A. 1996. Diagnostik Parasitologi
Jakarta:
Kedokteran.
EGC
Hoffman, Stephen L.
1996. Arthemeter in Severe Malaria - Still too many
deaths. The New England Journal Of Medicine,2 (335): 123 - 5
Itisusdagov. Plant Taxonomy. 2004. http :/www.Itisusdagov/ servlet/ single Rpt/
single Rpt? sear ch_topic = TSN & search_value = 35448
Lee.
2002.
Plants Against Malaria Part 2: A. Annua (Qinghaosu
Wormwood).
or Sweet
The Journal Royal College Physicians Of The Edinburgh, 32 :
300 - 5
Mcnult James.
ca/~chemweb
Artemisinin
Chemistry.
1998.
http:/ chemiris.
labs. brocku.
/chem490/ mcnulty.html
P.N Harijanto. 2000. Malaria. Jakarta: EGC
Putrianti, Zeily. 2003. Kompas 18 September 2003. 10
Rosenthal Philip J, Goldsmith Robert S. 2001.
Antiprotozoal
Katzung Bertram G: Basic & Clinical Pharmacology.
Drugs.
Dalam
Edisi 8. New York.
Lange Medical Books. 885 - 892
Sri purwaningsih.
2000. Diagnosis Malaria. Dalam: P.N Harijanto : Malaria.
Jakarta : EGC. 185 - 193
Suriadi Gunawan.
2000.
Epidemiologi malaria.
Malaria. Jakarta: EGC. 12
Dalam
P.N Harijanto
:
44
Tang W, Eisenbrand G.
1993.
Chinese Drug Of Plant Origin Chemistry,
Pharmacology & Use in Traditional & Modern Medicine. Berlin-Heidelberg:
Springer Verlag
T.H Rampengan
dan LR Laurentz.
1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak.
Jakarta : EGC
Tran Tinh Hien, Nicholas P. J Day et al.
1996.
A Controlled Trial of
Arthemether or Quinine in Vietnamese Adults with Severe falciparum Malaria.
The Ne,w England Journal Of Medicine, 2 (335):76 - 83
Wallaart
Eelco.
Antimalaria
2000.
Investigations
Drug Artemisinin
on The Biosynthesis
of The Novel
in The Plant Artemisia Annua. Ensschede : Print
Patners Ipskamp.
WHO. 1996. Model Prescribing Information - Drug Used in Parasitic Diseases
WHO - Report of a Joint CTD/DMP/TDR.
1998. The use of Artemisinin & Its
Derivatives as Antimalarial Drugs. Geneva
Wilairatana Polrat, et al. 2001. Pharmacoepidemiology
of Artemisinin
in Bangkok Hospital for Tropical Disease. Intern Med J Thai,4(17):252
Derivates
-8
ARTEMISININ
DAN DERIV ATNY A
SEBAGAI OBA T AL TERNA TIF MALARIA
Yancy, 2003, Pembimbing I: Susy Tjahyani, dr, M.Kes
Pembimbing I: Meilinah Hidayat, dr, M.Kes
Obat malaria yang selama ini dipakai sebagai terapi utama telah
memunculkan resistensi, sehingga menyulitkan tenaga kesehatan untuk memilih
obat. Artemisinin dan derivatnya yang telah diuji coba di negara-negara dengan
keadaan multi drug resistance
yang tinggi menunjukkan keefektifan dan
keamanan obat melawan resistensi ini, meski demikian penilaian keamanan dan
keefektifan obat perlu dilakukan kontinu untuk menghindari penggunaan obat
yang tidak rasional sehingga tidak mempercepat timbulnya resistansi. Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk mengetahui keamanan dan keefektifan artemisinin dan
derivatnya sebagai obat anti malaria yang bam dan perkembangan pemakaiannya
selama ini.
Disimpulkan bahwa obat ini mempunyai kisaran margin of safety yang
lebar dan tidak menimbulkan efek samping yang serius dan cukup efektif,
temtama melawan resistensi Plasmodium obat ini banyak dipakai di Cina,
Vietnam, Thailand dan beberapa neg~ra di Afrika. Bentuk sediaan yang sering
dipakai adalah oral dan parenteral dibanding supositoria, tergantung kemampuan
penderita menerima.
Diharapkan
adanya pengaturan perriakaian agar tetap rasional dan
diutamakan pada kasus multi drug resistance, pengawasan mutu obat yang
dipakai, penyesuaian harga yang dapat ~iterima masyarakat, dan deteksi dini
terhadap munculnya resistensi obat.
IV
ABSTRACK
ARTEMISININ AND ITS DERIVATES
AS MALARIA ALTERNATIVE DRUG
Yancy, 2003,
Tutor I : Susy Tjahyani, dr, MKes
Tutor I : Meilinah Hidayat, dr, MKes
There are many malaria cases which are resistant to malaria main drug.
So that health officers have difficulties in choosing the suitable drug. Artemisinin
and its derivates, which has been experimented in various countries with multi
drug resistant malaria condition and has proved its effectivity and safety.
Nevertheless, evaluationof safety and effectivity must be continually evaluated to
prevent irrational drug usage that can acellerate malaria drug resistance. The aim
of this drug against malaria, also how far, and how we use it.
It can be concluded that this drug has wide margin of safety and has no
serious side effect, especially fight against plasmodium resistance. This medicine
used in China, Vietnam, Thailand and some state in Afrika. Form stock which it's
often weared is oral and parenteral, compared to supostoria, depended ability of
patient accept
It is recommended, to control the rational drug usage especially at case of
multi drug resistance and the drug quality, to reduce the price to make it suitable
for low society, and to detect early resistance emergence.
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
SURA T PERNY ATAAN
111
ABSTRAK
iV
ABSTRA CK
V
PRAKA TA
vi
DAFT AR ISI
Vll
DAFT AR T ABEL
.IX
DAFT AR GAMBAR
x
DAFT AR G RAFIK
xi
BABI. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Identifikasi Masalah
2
1.3 Maksud dan Tujuan
2
1.4 Kegunaan Penelitian
2
1.5 Metodologi
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Epidemio1ogi Malaria
3
2.2 Sik1us Hidup
5
2.2.1 Siklus Seksua1
5
5
2.2.2 Siklus Aseksua1
2.3 Gejala K1inik
7
2.3.1 Stadium dingin
7
2.3.2 Stadium demam
7
2.3.3 Stadium berkeringat
...
8
2.4.1 Pemeriksaan Mikroskopis
8
8
2.4.2 QBC (Semi Quantitative Buffy Coat)
8
2.4.3 Pemeriksaan Imunoserologis
9
2.4 Diagnosis
Vll
2.4.4 Pemeriksaan Biomolekuler
9
2.4.5 Pemeriksaan Kimiawi
10
2.5 Pengobatan Malaria
10
2.5.1 Skizontosida Darah
13
2.5.2 Skizontosida Jaringan
13
2.6 Obat Antimalaria yang dipakai
2.6.1 Klorokuin
14
...
14
2.6.2 Kina (Quinine)
15
2.6.3 Pirimetamin-sulfadoksin
15
2.6.4 Primakuin
16
2.6.5 Meflokuin
16
2.6.6 Tetrasiklin
17
2.6.7 Halofantrin
2.7 Obat Antimalaria dalam Perkembangan
17
19
2.8 Obat Antimalaria Bam
19
2.8.1 Sej arah Artemisinin
19
2.8.2 Komposisi Kimiawi
20
2.8.3 Farmakologi
21
2.8.4 Toksisitas
27
2.8.5 Uji Klinis
28
2.8.6 Metabo lisme 0 bat
32
2.8.7 Rekomendasi Regimen
36
BAB III.
PEMBAHASAN
BAB IV.
KESIMPULAN
DAN SARAN
39
41
DAFT AR PUSTAKA
42
RIW AYAT HID UP
45
Vlll
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel2.1
Situasi Malaria di Asia Tenggara 1996
Tabel2.2
Klasifikasi Gbat Malaria menumt Jenis dan Tempat
Kerja pada Stadium Parasit
Tabel2.3
4
11
Derajat Resistensi Parasit Aseksual terhadap Gbat
Skizontosida Darah
12
Tabel 2.4 Perawatan Malaria
18
Tabel 2.5 Pengobatan Malaria
35
IX
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Epidemi Malaria & Daerah P.falciparum
Resisten Klorokuin
Gambar 2.2 Siklus Hidup Plasmodium
4
6
Gambar 2.3 Artemisia annua
...
...
...
... ..20
Gambar 2.3 Struktur Kimia Artemisinin
21
Gambar 2.4 Fase Uji Klinis Obat menurut Berkowits & Katzung
22
Gambar 2.5 Mekanisme Kerja Artemisinin
25
x
DAFT AR GRAFIK
Grafik 2.1 Perbandingan Klinis antara Pengobatan Artemeter
Kina pada Malaria Berat di RS Bethesda
Xl
Halaman
30
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penanganan
malaria yang efektif masih merupakan
masalah kesehatan
bagi negara beriklim tropis. Komplikasi malaria yang lebih berat terutama oleh P.
falciparum
menyebabkan
angka kematian semakin meningkat, ini dimungkinkan
terjadi oleh karena resistensi obat yang selama ini diberikan (Wallaart, 2000).
Dikembangkannya
penemuan
alat-alat deteksi dini, insektisida yang lebih baik, usaha
vaksin, dan penelitian
menemukan
terlepas
cara pencegahan
obat antimalaria
dan penanganan
dari segi ekonomi,
ketertarikan
baru telah dilakukan
untuk
malaria lebih baik. Hal itu tidak
perusahaan
farmasi
dunia terhadap
penelitian obat antimalaria banI. Hal ini kurang diminati karena pasarnya adalah
ekonomi lemah yang tidak banyak menguntungkan
dari beratus - ratus komposisi
dan risiko kerugian penelitian
obat hanya menghasilkan
sedikit keberhasilan.
Kegagalan disebabkan antara lain oleh efek resistensi Plasmodium
yang selama
perusahaan
ini, diberikan.
farmasi
untuk
terhadap obat
Dengan keadaan
ini, WHO bersedia
mengembangkan
dan memproduksi
mendukung
derivat
obat
antimalaria yang baru, salah satunya artemisinin (Wallaart, 2000).
Artemisinin
obatnya
dikenal
dan derivatnya,
dengan
nama
dalam pengobatan
qinghaosu,
dipakai
anti malaria baru dengan zat aktifnya yaitu sesquiterpen
bekerja dengan menekan resistensi Plasmodium
Vietnam bahwa derivat artemisinin-artemeter
Cina tradisional
sebagai
bahan
altematif
obat
lakton peroksida
yang
dalam darah. Hasil uji klinik di
sedikit lebih efektif dibanding kina
dengan pemberian intramuskular (Hoffman, 1996).
Namun demikian, penilaian efikasi dan keamanan obat antimalaria
perlu dilakukan
secara kontinu untuk menghindari
penggunaan
baru
obat yang tidak
rasional. Hal ini tentunya dapat menekan kasus resistensi terhadap obat - obat
antimalaria lainnya. Karena itu karya tulis ini diharapkan dapat memberi masukan
penilaian keamanan obat yang dilihat dari spektrum aktivitas keefektifan terhadap
stadium Plasmodium,
farmakologi, toksisitas, dan hasil uji klinik.
I
2
1.2. Identifikasi Masalah
Artemisinin
dan derivatnya
sebagai alternatif abat antimalaria
bam
diharapkan lebih efektif mengabati malaria terhadap paparan resistensi abat yang
semakin meningkat.
Masalah yang dikemukakan :
1. Cukup amankah artemisinin dan derivatnya sebagai alternatif abat antimalaria
bam dilihat dari farmakalagi, taksisitas dan uji klinik ?
2. Bagaimana perkembangan penggunaan artemisinin selama ini ?
1.3. Maksud dan tujuan
Maksud penelitian ini adalah:
Untuk
mengetahui
keamanan
dan keefektifan
artemisinin
sebagai
abat
antimalaria bam.
Mengetahui perkembangan penggunaan artemisinin selama ini.
Tujuannya
yaitu untuk mengetahui
apakah artemisinin
dapat dipakai
sebagai
alternatif pengabatan kasus malaria yang resisten terhadap abat - abatan.
1.4. kegunaan penelitian
Dengan diketahuinya efek dan keamanan suatu abat, penyakit malaria dapat
diberantas atau dikurangi kejadiannya.
1.5. Metodologi
Studi pustaka
BABIV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
I. Artemisinin
dan
farmakologi,
derivatnya
sebagai
obat
malaria
toksisitas, dan uji klinis menunjukkan
diIihat
dari
segl
bahwa obat ini aman
dan bekerja efektif, terutama melawan resistensi Plasmodium.
2. Perkembangan
penggunaan
artemisinin
dan derivatnya selama ini masih
terbatas pada daerah tertentu. Bentuk sediaan yang lebih banyak dipakai
adalah
oral
berdasarkan
dan
parenteral
kemampuan
banyak dipasarkan
dibanding
penderita
supositoria
menerimanya.
dan
digunakan
Artemisinin
lebih
di Cina, Vietnam, Thailand, juga beberapa negara di
Afrika, di Indonesia belum dikenal secara luas, kemungkinan karena :
belum
adanya
kebijakan
pengaturan
penggunaan
artemisinin
dan
derivatnya sebagai obat yang terdaftar
penyesuaian harga dengan kondisi ekonomi masyarakat
dan masih terbatas pada uji kIinis terutama di kawasan timur Indonesia
Saran
Pemberian artemisinin dan derivatnya sebaiknya :
dikontrol agar tetap rasional
Pengawasan kualitas obat supaya tetap efektif
Diadakan penyesuaian harga dengan kemampuan ekonomi daerah tertentu
pendeteksian
dini
sehingga
bila
ada munculnya
resistensi
obat
diperlambat atau dicegah.
Pemakaian lebih diutamakan pada kasus multi drug resistance malaria,
dianjurkan
kombinasi dengan obat lain untuk menghindari timbulnya
resistensi obat.
41
dapat
DAFT AR PUST AKA
Agtmael
Van,
TA.
Eggelte,
http :/userpagefuberlin.de/
Aikawa M, Seed TM.
http :/www.lumc.nlll
A. Nugroho,
et
Trends
al.
~kayser/ antiparasiticfromnature.
Morfology
1980.
M. TumeWll- Wagey.
: Malaria.
2000.
Jakarta:
Sct.
1999.
of Plasmodium
040/research/malaria/model
Dalam : P.N Harijanto
Pharmacol
in Malaria.
Vol 1.
02 .html
Siklus Hidup Plasmodium
Malaria.
EGC. 40 - 42
Bruneton Jean. 1995. Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plant. Lavoisier
Publishing
Centre for Disease Control and Prevention-Health Information CDC. Washington
DC. 1993. http:/gsbs. utmb.edulmicrobook/ch083 .htm
Emiliana Tjitra.
2000.
Obat antimalaria.
Dalam:
P. N Harijanto.
Malaria.
Jakarta : EGC. 194 - 215
Environmental
News
Network.
stories/2001l11/11282001/5_
2001.
http:/www.enn.comlnews/enn-
45678.asp
E. Tjitra, S Oemijati et al. 1995. Clinical Comparison of Arthemether
& Quinine
Treatment of Severe & Complicated falciparum Malaria Patients in Indonesia-
A Pre Eliminary Report. Med J Indonesia,4(4):235 - 243
E. Tjitra, S. Suprianto et al.
2001.
Therapy of Uncomplicated falciparum
Malaria: A Randomized Trial Comparing Artesunate Plus SulfadoxinePyrimethamine versus Sulfadoxine-Pyrimethamine in Irian Jaya, Indonesia. Am
J Trop Med Hyg, 65(4):309 - 17
42
43
Garcia Lynne S, Bruckner David A. 1996. Diagnostik Parasitologi
Jakarta:
Kedokteran.
EGC
Hoffman, Stephen L.
1996. Arthemeter in Severe Malaria - Still too many
deaths. The New England Journal Of Medicine,2 (335): 123 - 5
Itisusdagov. Plant Taxonomy. 2004. http :/www.Itisusdagov/ servlet/ single Rpt/
single Rpt? sear ch_topic = TSN & search_value = 35448
Lee.
2002.
Plants Against Malaria Part 2: A. Annua (Qinghaosu
Wormwood).
or Sweet
The Journal Royal College Physicians Of The Edinburgh, 32 :
300 - 5
Mcnult James.
ca/~chemweb
Artemisinin
Chemistry.
1998.
http:/ chemiris.
labs. brocku.
/chem490/ mcnulty.html
P.N Harijanto. 2000. Malaria. Jakarta: EGC
Putrianti, Zeily. 2003. Kompas 18 September 2003. 10
Rosenthal Philip J, Goldsmith Robert S. 2001.
Antiprotozoal
Katzung Bertram G: Basic & Clinical Pharmacology.
Drugs.
Dalam
Edisi 8. New York.
Lange Medical Books. 885 - 892
Sri purwaningsih.
2000. Diagnosis Malaria. Dalam: P.N Harijanto : Malaria.
Jakarta : EGC. 185 - 193
Suriadi Gunawan.
2000.
Epidemiologi malaria.
Malaria. Jakarta: EGC. 12
Dalam
P.N Harijanto
:
44
Tang W, Eisenbrand G.
1993.
Chinese Drug Of Plant Origin Chemistry,
Pharmacology & Use in Traditional & Modern Medicine. Berlin-Heidelberg:
Springer Verlag
T.H Rampengan
dan LR Laurentz.
1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak.
Jakarta : EGC
Tran Tinh Hien, Nicholas P. J Day et al.
1996.
A Controlled Trial of
Arthemether or Quinine in Vietnamese Adults with Severe falciparum Malaria.
The Ne,w England Journal Of Medicine, 2 (335):76 - 83
Wallaart
Eelco.
Antimalaria
2000.
Investigations
Drug Artemisinin
on The Biosynthesis
of The Novel
in The Plant Artemisia Annua. Ensschede : Print
Patners Ipskamp.
WHO. 1996. Model Prescribing Information - Drug Used in Parasitic Diseases
WHO - Report of a Joint CTD/DMP/TDR.
1998. The use of Artemisinin & Its
Derivatives as Antimalarial Drugs. Geneva
Wilairatana Polrat, et al. 2001. Pharmacoepidemiology
of Artemisinin
in Bangkok Hospital for Tropical Disease. Intern Med J Thai,4(17):252
Derivates
-8