Pengaruh Penerapan Konsep Balance Scorecard Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada "PT PLN Persero APJ Cirebon").

(1)

i      Universitas Kristen Maranatha

 

ABSTRAK

Suatu perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja agar semua kegiatan yang dilakukan mencapai apa yang diharapkannya. Dalam melakukan pengukuran ada berbagai macam metode yang salah satunya adalah konsep

Balance Scorecard. Balance Scorecard merupakan alat ukur kinerja yang terdiri

dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini lebih difokuskan pada penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan konsep Balance Scorecard dibandingkan dengan pencapaian kinerja sesungguhnya perusahaan sehingga dapat diketahui hubungan diantara keduanya. Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN Persero APJ Cirebon. Dalam pelaksanaan konsep Balance scorecard karyawan diberi kesempatan untuk memberikan penilaian mengenai kinerja perusahaan mengenai keempat perspektif tersebut melalui kuesioner yang dibagikan. Sedangkan untuk pengukuran penilaian kinerja yang dicapai perusahaan didapat dari laporan hasil kinerja perusahaan periode 2006 dan maret 2007.

Hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan statistika rank spearman dari data – data kuesioner didapat bahwa dari keempat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif internal bisnis, perspektif pertumbuhan dan pembelajran dikaitkan dengan haisl pencapaian sesungguhnya yang dicapai oleh perusahaan dari perspektif yang sama menghasilkan hubungan yang negatif yaitu tidak terdapat hubungan antara pelaksanaan konsep Balance Scorecard dengan hasil kinerja sesungguhnya. Bila dinilai antara pelaksanaan Balance Scorecard dengan target kinerja keseluruhan didapat nilai rata-rata diatas hasil sesungguhnya sehingga disimpulkan bahwa pelaksanaan Balance Scorecard lebih baik dari hasil yang dicapai oleh perusahaan. Ini membuktikan bahwa karyawan perusahaan telah melakukan tugas-tugasnya dengan baik.

Pada kesempatan ini, penulis ingin memberikan rekomendasi, yaitu: 1) Evaluasi (feed back) jika terjadi kesenjangan antara target-target yang telah ditentukan dengan realisasi untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tidak terjadinya target yang ditetapkan tersebut selanjutnya melakukan tindakan koreksi dan perbaikan atas kesalahan-kesalahan yang terjadi, 2) Perusahaan hendaknya dapat menyampaikan hasil tiap periodenya kepada tiap-tiap karyawan disetiap-tiap departemennya sehingga karyawan dapat lebih terpacu dalam melaksanakan tugasnya dan dapat menilai sendiri hasil yang dicapai dari departemen yang dikelolanya.


(2)

ii      Universitas Kristen Maranatha


(3)

iii      Universitas Kristen Maranatha


(4)

iv      Universitas Kristen Maranatha


(5)

v      Universitas Kristen Maranatha


(6)

vi      Universitas Kristen Maranatha

 

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Mengukur Tema Keuangan Strategis ... 22

Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Manajemen Strategik dalam ManajemenTradisional dengan Sistem Manajemen Strategik dalam Manajemen Kontemporer ... ... 40

Tabel 2.3 Ukuran Umum untuk Keempat Perspektif dalam BCS ... 43

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 71

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 72

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 72

Tabel 4.4 Validitas Pertanyaan Kuesioner ... 75

Tabel 4.5 Hasil Kuesioner ... 77

Tabel 4.6 Penilaian Kinerja periode 31 Desember 2006 ... 81


(7)

vii      Universitas Kristen Maranatha

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 8

Gambar 2.1 Hubungan Visi, Strategi dan BSC ... 18

Gambar 2.2 Perspektif Proses Bisnis Internal – Model Rantai Nilai ... 31

Gambar 2.3 Rerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 32

Gambar 2.4 Keseimbangan Sasaran Strategik yang Diterapkan dalam Perencanaan Strategik ... 39

Gambarl 2.5 Langkah Penyusunan Sasaran Strategis ... 41

Gambar 2.6 Model Peta Strategis Balance Scorecard ... 42  


(8)

(9)

Bandung, Juli 2007 Kepada Yth,

Bapak/Ibu Responden Di Tempat

Dengan hormat,

Saya mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Kristen Maranatha Bandung, akan mengadakan penelitian bertempat di perusahaan Bapak/Ibu.

Penelitian saya berjudul ”Pengaruh Penerapan Konsep Balance Scorecard Terhadap Kinerja Perusahaan”. Tujuan dari penelitian ini adalah semata-mata hanya untuk kepentingan akademis. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu sangatlah berharga dan bermanfaat bagi penelitian dalam skripsi saya.

Bapak/ibu dapat memilih jawaban sesuai dengan keyakinan. Hasil jawaban dari Bapak/Ibu akan sangatlah terjaga kerahasiaannya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas bantuan Bapak/Ibu dalam meluangkan waktunya.

Mengetahui, Hormat Saya

Dosen Pembimbing


(10)

A. Identitas Responden

Nama : (Boleh diisi atau tidak) Jenis kelamin : Pria / Wanita

Umur : thn

Jabatan : a. Manajer b. Assisten manajer c. Supervisor d. Lain-lain Pendidikan terakhir : a. D3 b. S1 c. S2 d. Lain-lain

Masa kerja : a. <5 tahun b. 6-10 tahun c. >10 tahun B. Petunjuk Pengisian

Untuk kelancaran proses pengolahan data, Bapak / Ibu dimohon untuk memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat Bapak / Ibu.

Contoh :

NO. PERTANYAAN STS (1)

TS (2)

N (3)

S (4)

SS (5) 1. Hubungan kerja antara atasan dan bawahan terjalin

dengan baik didalam perusahaan

X

Keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju

N = Netral

S = Setuju


(11)

Keterangan:

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju N = Netral S = Setuju SS = Sangat Setuju

NO PERTANYAAN STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) KEUANGAN

Secara periodik perusahaan menetapkan target laba dan pendapatan.

Perusahaan melakukan kegiatan operasinya dengan biaya yang paling efisien.

Perusahaan mengalami peningkatan pendapatan tiap tahunnya

Pengalokasian modal kerja telah sesuai dengan yang diharapkan

1.

2.

3.

4

Secara periodik dilakukan pemeriksaan laporan keuangan.

5.

PELANGGAN

Perusahaan selalu mengidentifikasi kebutuhan pelanggan.

Perusahaan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

Keluhan pelanggan mengenai pelayanan yang kurang memuaskan telah dapat dikurangi oleh perusahaan. Pelanggan puas dengan harga yang ditetapkan oleh perusahaan.

6.

7.

8.

9.

Pelanggan diberikan kemudahan dalam mengajukan permohonan. Contoh: permohonan pemasangan listrik baru, permohonan penambahan daya listrik.

10.

PROSES BISNIS INTERNAL

Perusahaan telah menetapkan visi dan misinya menjadi strategi objektif perusahaan dan kebijakan-11.


(12)

12.

13.

14.

15.

kebijakan yang diketahui dan dilaksanakan oleh para karyawan.

Tersedianya fasilitas dan peralatan Research & Development yang memenuhi persyaratan.

Hasil Research & Development dikomunikasikan kepada setiap departemen untuk perbaikan.

Perusahaan melakukan evaluasi kinerja seluruh bagian/departemen secara periodik dan melakukan tindak lanjut (follow up) terhadap evaluasi kinerja. Setiap bagian/departemen memiliki job description yang jelas.

16.

17.

18.

19.

20.

PERTUMBUHAN & PEMBELAJARAN

Adanya program pelatihan & pengembangan karyawan diseluruh bagian/departemen secara berkala. Perusahaan melakukan evaluasi prestasi karyawan setiap bagian/departemen secara berkala.

Kualitas kerja karyawan meningkat setelah mengikuti program pelatiahn & pengembangan yang diterapkan oleh perusahaan.

Perusahaan telah memberikan kompensasi/reward bagi karyawan yang berprestasi sebagai bentuk apresiasi.

Perusahaan memberikan sanksi (punishment) terhadap karyawan yang bermasalah / melakukan pelanggaran.


(13)

Tabel validitas perspektif

keuangan

Correlation Matrix(a)

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005

Correlation VAR00001 1.000 .412 .275 .270 -.325

VAR00002 .412 1.000 .098 .101 -.308

VAR00003 .275 .098 1.000 .321 .179

VAR00004 .270 .101 .321 1.000 .142

VAR00005 -.325 -.308 .179 .142 1.000

Sig. (1-tailed) VAR00001 .006 .050 .053 .025

VAR00002 .006 .283 .275 .032

VAR00003 .050 .283 .027 .145

VAR00004 .053 .275 .027 .201

VAR00005 .025 .032 .145 .201

a Determinant = .498

KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. .577

Approx. Chi-Square 23.360

df 10

Bartlett's Test of Sphericity

Sig. .009

Anti-image Matrices

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005

Anti-image Covariance VAR00001 .664 -.215 -.191 -.175 .236

VAR00002 -.215 .794 -.029 -.027 .161

VAR00003 -.191 -.029 .806 -.169 -.192

VAR00004 -.175 -.027 -.169 .830 -.151

VAR00005 .236 .161 -.192 -.151 .754

Anti-image Correlation VAR00001 .568(a) -.297 -.262 -.235 .334

VAR00002 -.297 .680(a) -.036 -.034 .209

VAR00003 -.262 -.036 .560(a) -.206 -.246

VAR00004 -.235 -.034 -.206 .603(a) -.191

VAR00005 .334 .209 -.246 -.191 .500(a)


(14)

Communalities

Initial Extraction

VAR00001 1.000 .709

VAR00002 1.000 .588

VAR00003 1.000 .629

VAR00004 1.000 .593

VAR00005 1.000 .724

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Total Variance Explained

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Component Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 1.811 36.227 36.227 1.811 36.227 36.227

2 1.431 28.610 64.837 1.431 28.610 64.837

3 .682 13.637 78.475

4 .626 12.526 91.001

5 .450 8.999 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrix(a)

Component

1 2

VAR00001 .839 -.072

VAR00002 .700 -.313

VAR00003 .466 .641

VAR00004 .478 .604

VAR00005 -.415 .743

Extraction Method: Principal Component Analysis. a 2 components extracted.


(15)

Tabel validitas perspektif pelanggan

Correlation Matrix(a)

VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010

Correlation VAR00006 1.000 .541 .161 .089 .362

VAR00007 .541 1.000 .349 .168 .324

VAR00008 .161 .349 1.000 .242 .474

VAR00009 .089 .168 .242 1.000 .366

VAR00010 .362 .324 .474 .366 1.000

Sig. (1-tailed) VAR00006 .000 .170 .299 .014

VAR00007 .000 .017 .160 .025

VAR00008 .170 .017 .074 .002

VAR00009 .299 .160 .074 .013

VAR00010 .014 .025 .002 .013

a Determinant = .366

KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. .626

Approx. Chi-Square 33.699

df 10

Bartlett's Test of Sphericity

Sig. .000

Anti-image Matrices

VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010

Anti-image Covariance VAR00006 .650 -.321 .097 .058 -.181

VAR00007 -.321 .633 -.181 -.053 -.001

VAR00008 .097 -.181 .714 -.047 -.262

VAR00009 .058 -.053 -.047 .853 -.215

VAR00010 -.181 -.001 -.262 -.215 .631

Anti-image Correlation VAR00006 .562(a) -.500 .142 .078 -.283

VAR00007 -.500 .626(a) -.269 -.072 -.002

VAR00008 .142 -.269 .634(a) -.060 -.391

VAR00009 .078 -.072 -.060 .695(a) -.293

VAR00010 -.283 -.002 -.391 -.293 .651(a)


(16)

Communalities

Initial Extraction

VAR00006 1.000 .780

VAR00007 1.000 .722

VAR00008 1.000 .546

VAR00009 1.000 .621

VAR00010 1.000 .659

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Total Variance Explained

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Component Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 2.262 45.247 45.247 2.262 45.247 45.247

2 1.066 21.317 66.564 1.066 21.317 66.564

3 .747 14.937 81.501

4 .566 11.329 92.830

5 .358 7.170 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrix(a)

Component

1 2

VAR00006 .656 -.590

VAR00007 .732 -.432

VAR00008 .672 .308

VAR00009 .497 .612

VAR00010 .773 .249

Extraction Method: Principal Component Analysis. a 2 components extracted.


(17)

Tabel validitas perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

Correlation Matrix(a)

VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020

Correlation VAR00016 1.000 .257 .227 .190 .240

VAR00017 .257 1.000 .276 .173 .116

VAR00018 .227 .276 1.000 .469 .495

VAR00019 .190 .173 .469 1.000 .436

VAR00020 .240 .116 .495 .436 1.000

Sig. (1-tailed) VAR00016 .062 .089 .130 .077

VAR00017 .062 .049 .153 .247

VAR00018 .089 .049 .002 .001

VAR00019 .130 .153 .002 .003

VAR00020 .077 .247 .001 .003

a Determinant = .444

KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. .712

Approx. Chi-Square 27.181

df 10

Bartlett's Test of Sphericity

Sig. .002

Anti-image Matrices

VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020

Anti-image Covariance VAR00016 .883 -.186 -.041 -.038 -.110

VAR00017 -.186 .879 -.154 -.039 .053

VAR00018 -.041 -.154 .640 -.203 -.234

VAR00019 -.038 -.039 -.203 .720 -.181

VAR00020 -.110 .053 -.234 -.181 .686

Anti-image Correlation VAR00016 .751(a) -.211 -.054 -.048 -.141

VAR00017 -.211 .664(a) -.206 -.049 .068

VAR00018 -.054 -.206 .696(a) -.299 -.353

VAR00019 -.048 -.049 -.299 .748(a) -.257

VAR00020 -.141 .068 -.353 -.257 .701(a)


(18)

Communalities

Initial Extraction

VAR00016 1.000 .555

VAR00017 1.000 .698

VAR00018 1.000 .658

VAR00019 1.000 .626

VAR00020 1.000 .667

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Total Variance Explained

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Component Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 2.201 44.010 44.010 2.201 44.010 44.010

2 1.004 20.076 64.086 1.004 20.076 64.086

3 .768 15.350 79.436

4 .561 11.230 90.666

5 .467 9.334 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrix(a)

Component

1 2

VAR00016 .514 .539

VAR00017 .470 .691

VAR00018 .796 -.157

VAR00019 .729 -.306

VAR00020 .741 -.343

Extraction Method: Principal Component Analysis. a 2 components extracted.


(19)

Tabel validitas perspektif proses bisnis internal

Correlation Matrix(a)

VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015

Correlation VAR00011 1.000 .440 .313 .187 -.301

VAR00012 .440 1.000 .231 .102 -.337

VAR00013 .313 .231 1.000 .400 .143

VAR00014 .187 .102 .400 1.000 .130

VAR00015 -.301 -.337 .143 .130 1.000

Sig. (1-tailed) VAR00011 .003 .030 .134 .035

VAR00012 .003 .084 .275 .021

VAR00013 .030 .084 .007 .199

VAR00014 .134 .275 .007 .222

VAR00015 .035 .021 .199 .222

a Determinant = .463

KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. .607

Approx. Chi-Square 25.813

df 10

Bartlett's Test of Sphericity

Sig. .004

Anti-image Matrices

VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015

Anti-image Covariance VAR00011 .703 -.213 -.178 -.076 .193

VAR00012 -.213 .734 -.124 -.010 .209

VAR00013 -.178 -.124 .726 -.252 -.182

VAR00014 -.076 -.010 -.252 .825 -.090

VAR00015 .193 .209 -.182 -.090 .771

Anti-image Correlation VAR00011 .646(a) -.297 -.249 -.099 .262

VAR00012 -.297 .656(a) -.170 -.013 .278

VAR00013 -.249 -.170 .565(a) -.326 -.244

VAR00014 -.099 -.013 -.326 .633(a) -.113

VAR00015 .262 .278 -.244 -.113 .525(a)


(20)

Communalities

Initial Extraction

VAR00011 1.000 .655

VAR00012 1.000 .639

VAR00013 1.000 .698

VAR00014 1.000 .615

VAR00015 1.000 .713

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Total Variance Explained

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Component Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 1.902 38.036 38.036 1.902 38.036 38.036

2 1.419 28.378 66.413 1.419 28.378 66.413

3 .647 12.946 79.359

4 .553 11.051 90.411

5 .479 9.589 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrix(a)

Component

1 2

VAR00011 .793 -.162

VAR00012 .737 -.310

VAR00013 .610 .570

VAR00014 .464 .632

VAR00015 -.376 .756

Extraction Method: Principal Component Analysis. a 2 components extracted.


(21)

MANAJER ASSISTEN MANAJER PERENCANAAN ASSISTEN MANAJER NIAGA ASSISTEN MANAJER OPERASI ASSISTEN MANAJER KEUANGAN ASSISTEN MANAJER SDM &ADMINISTRASI SUPERVISOR STRATEGI PEMASARAN SUPERVISOR PERENCANAAN SISTEM &KONSTRUKSI SUPERVISOR SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI SUPERVISOR SDM SUPERVISOR ADMINISTRASI NIAGA SUPERVISOR PELAYANAN PELANGGAN SUPERVISOR OPERASI PENERTIBAN & DISTRIBUSI SUPERVISOR PEMELIHARAAN JARINGAN SUPERVISOR PENGENDALIAN PENGUKURAN SUPERVISOR SEKRETARIAT SUPERVISOR PENGENDALIAN ANGGARAN & KEUANGAN SUPERVISOR PENGAWASAN PENDAPATAN SUPERVISOR AKUNTANSI SUPERVISOR LOGISTIK

MANAJER UPP MANAJER UPP MANAJER UPP

MANAJER UPP MANAJER UPP

ASS. MANAJER PENAGIHAN

ASS. MANAJER ADM & KEUANGAN

ASS. MANAJER PEMBACAAN

METER

ASS. MANAJER ASS. MANAJER ASS. MANAJER ASS. MANAJER

ASS. MANAJER PENAGIHAN ASS. MANAJER PENAGIHAN ASS. MANAJER PENAGIHAN ASS. MANAJER ADM & KEUANGAN

ASS. MANAJER ADM & KEUANGAN

ASS. MANAJER ADM & KEUANGAN

ASS. MANAJER PEMBACAAN METER ASS. MANAJER PEMBACAAN METER ASS. MANAJER PEMBACAAN METER ASS. MANAJER ASS. MANAJER PENAGIHAN ASS. MANAJER ADM & KEUANGAN

ASS. MANAJER PEMBACAAN

METER STRUKTUR ORGANISASI PLN CABANG PERSERO


(22)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Adanya globalisasi telah mengubah lingkungan bisnis, prinsip manajemen serta cara yang digunakan untuk menilai organisasi (kinerja). Dalam manajemen tradisional sistem pengukuran kinerja hanya ditekankan pada aspek keuangan,dikarenakan ukuran keuangan ini mudah dilakukan maka kinerja personal yang diukur hanyalah yang berkaitan dengan keuangan. Sistem pengukuran kinerja pada aspek keuangan memang umum dilakukan,akan tetapi aspek keuangan hanyalah memberi fokus pada pencapaian hasil keuangan jangka pendek perusahaan. Padahal kelangsungan perusahaan dapat berjalan bila perusahaan memiliki tujuan jangka panjang.

Dalam menghadapi perubahan situasi lingkungan usaha di era globalisasi ini perusahaan tidak akan berkembang jika hanya menggunakan pengukuran kinerja dengan ukuran keuangan saja. Perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja manajemen dari aspek non keuangan, yang selama ini diabaikan dalam manajemen tradisional. Kinerja dari aspek non keuangan tersebut antara lain peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap layanan jasa perusahaan,peningkatan kompetensi dan komitmen karyawan, kedekatan hubungan kemitraan perusahaan dan pemasok dan proses bisnis yang digunakan untuk melayani customer (Mulyadi dan Setyawan,1999:213).

Balance scorecard merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang tidak hanya mencerminkan kinerja keuangan saja. Penilaian kinerja dengan 1 Universitas Kristen Maranatha


(23)

2

Balance Scorecard dilakukan agar tercapai keseimbangan antara ukuran keuangan dan ukuran non keuangan. Dalam Balance Scorecard terdapat empat perspektif,yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Aspek non keuangan mendapat perhatian yang cukup serius karena pada dasarnya peningkatan kinerja bersumber dari aspek non keuangan, sehingga apabila perusahaan akan melakukan pelipatgandaan kinerja maka fokus perhatian perusahaan akan ditujukan kepada peningkatan kinerja dibidang non keuangan, karena dari situlah kinerja keuangan berasal.

Konsep Balance Scorecard telah lama dikembangkan oleh Robert S.

Kaplan dan David P. Norton dalam bukunya The Balance Scorecard: Translating Strategy into Action (1996;10):

“ The measure are balance between outcome measures-the result from past effort-and the measures that drives the future performace”

Konsep Balance Scorecard ini dikembangkan untuk melengkapi pengukuran kinerja keuangan dan sebagai alat yang cukup penting bagi organisasi perusahaan untuk merefleksikan pemikiran baru dalam era persaingan ketatdan efektivitas organisasi.

Satu kunci kesuksesan dalam mengimplementasikan Balance Scorecard adalah mendapat dukungan yang penuh dari manajer puncak (Mattson, 1999). Hasil yang diharapkan dalam mengenal konsep Balance Scorecard ini antara lain orang menjadi termotivasi, ada perubahan yang berkesinambungan serta hasil tim dan personel diakui serta diberi


(24)

3

penghargaan. Tim dan personel akan terus berusaha meningkatkan kualitas kerja mereka akhirnya perusahaan dapat berkembang sebagai ”bottom line”

dalam menghasilkan perbaikan dalam mengatasi kesulitan keuangan.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan konsep

Balance Scorecard dengan kinerja perusahaan?

2. Apakah pelaksanaan konsep Balance Scorecard yang diterapkan telah memadai?

3. Apakah pelaksanaan konsep Balance Scorecard untuk menunjang kinerja perusahaan yang sesuai dengan misi dan visi perusahaaan telah berjalan secara efektif ?

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk menyesuaikan ilmu yang didapat dikampus dengan melakukan penelitian diperusahaan dan juga untuk mengetahui,mempelajari,dan membandingkan teori dengan prakteknya terutama melalui kuesioner dan pengolahan laporan keuangan mengenai pelaksanaan konsep Balance Scorecard dalam perusahaan. Selanjutnya data yang diperoleh diolah melalui metode statistika tertentu untuk menganalisa tingkat signifikan tertentu,kemudian ditarik kesimpulan.


(25)

4

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan konsep Balance Scorecard dengan kinerja perusahaan.

2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan konsep Balance Scorecard yang memadai dapat membantu perusahaan dalam berkinerja lebih baik.

3. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan konsep Balance Scorecard telah berjalan secara efektif.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Kantor cabang PT. PLN (Persero) APJ Cirebon

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi serta masukan mengenai pengukuran kinerja manajemen dengan menggunakan Balance Scorecard. 2. Pihak lain

memperoleh tambahan perbendaharaan dari hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti yang lain.

3. Penulis

Untuk menambah pengetahuan penulis tentang penerapan Balance scorecard pada perusahaan sehingga dapat membandingkan antara praktek dengan teori-teori yang selama ini dipelajari


(26)

5

1.5 Rerangka pemikiran

Pada kondisi sekarang ini persaingan dunia bisnis semakin ketat. Hal ini ditunjukan oleh banyaknya perusahaan pemerintah maupun swasta yang saling berlomba-lomba dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Dalam menghadapi perubahan situasi lingkungan usaha di era globalisasi ini perusahaan tidak akan berkembang jika hanya melakukan pengukuran kinerja dari aspek keuangan saja. Perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja manajemen dari aspek non keuangan yang selama ini diabaikan dalam manajemen tradisional. Kinerja dari aspek non keuangan tersebut antara lain peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap layanan jasa perusahaan, peningkatan kompetensi dan komitmen karyawan, kedekatan hubungan kemitraan perusahaan dan pemasok dan proses bisnis yang digunakan untuk melayani pelanggan.

Tujuan semua perusahaan pada umumnya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan yang pencapaiannya sering kita sebut dengan kinerja. Kinerja perusahaan dapat dikatakan baik jika perusahaan dapat menjalankan proses bisnis dan manajemen yang baik sehingga diharapkan akan menghasilkan pelanggan yang puas, dan berdampak terhadap kenaikan pendapatan, dan akan menghasilkan karyawan yang produktif dan dan memiliki komitmen yang tinggi untuk menghasilkan value bagi pelanggan sehingga berdampak terhadap penurunan biaya dalam jangka panjang


(27)

6

Untuk memperoleh penilaian kinerja yang baik, maka diperlukan alat penilaian yang tepat sehingga dapat dihindari hasil yang mengaburkan atau menyembunyikan kemampuan perusahaan dalam mencapai suatu nilai yang ekonomis dimasa yang akan datang. Salah satu alat penilaian kinerja yang tepat untuk menilai kinerja perusahaan adalah dengan menggunakan metode

Balance Scorecard (BSC). Didalam konsep Balance Scorecard penilaian kinerja perusahaan dinilai lebih rinci karena menggunakan empat sudut pengukuran yang berbeda, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Sedangkan konsep tradisional hanya mengunakan aspek keuangan saja.

Balance Scorecard mempertahankan perspektif keuangan karena tolok ukur keuangan berguna dalam mengikhtisarkan konsekuensi tindakan ekonomi yang telah diambil. Tujuan strategi perspektif keuangan umumnya terkait dengan upaya peningkatan pendaptan, pengurangan biaya atau peningkatan produktivitas dan utilitas asset perusahaan.

Perspektif pelanggan menggambarkan tampilan perusahaan dimata pelanggan. Hal ini merupakan konsekuensi dari usaha yang dijalankan sehingga perusahaan dituntut memahami kebutuhan pelanggannya. Dalam perspektif pelanggan terdapat lima ukuran utama penilaian yaitu market shares, customer retention, customer acquisition, customer satisfaction, dan customer profitability.

Perspektif bisnis internal menyatakan dua perbedaan yang mendasar antara tradisional dengan Balance Scorecard dalam mengukur kinerjanya.


(28)

7

Pendekatan tradisional melakukan pengawasan dan peningkatan proses bisnis yang ada, sedangkan pada Balance Scorecard mengidentifikasikan keseluruhan proses baru yang harus dilakukan oleh organisasi untuk mempertemukan tujuan keuangan dan konsumen.

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memberikan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya. Tolok ukur ini dibagi tiga kelompok yaitu: kemampuan pelayanan, kemampuan sistem informasi, dan motivasi pemberdayaan dan keserasian individu dalam perusahaan.

Dari pernyataan diatas tersirat bahwa kebutuhan informasi penilaian kinerja perusahaan dapat disediakan oleh penilaian kinerja perusahaan dengan Balance Scorecard, hal ini mempercepat perusahaan tanggap terhadap kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Orientasi perusahaan yang tanggap terhadap kebutuhan dan kepuasan pelanggan menuntut perusahaan untuk melakukan perbaikan produk dan jasa. Namun ini juga tidak berarti informasi keuangan dibiarkan begitu saja karena tidak selalu peningkatan kinerja organisasi akan diikuti oleh peningkatan kinerja keuangan.

Balance scorecard memungkinkan badan usaha untuk dapat mengejar hasil secara finansial dengan didukung oleh pengukuran nonfinansial,juga secara bersamaan dapat memonitor kemajuan didalam kemampuannya memperoleh asset tak berwujud yang dibutuhkan dalam pertumbuhan jangka panjangnya.


(29)

8

Bagan kerangka pemikiran:

Balance Scorecard Perspektif

pelanggan (x)

Perspektif proses bisnis

internal (x)

Perspektif pertumbuhan

dan pembelajaran

(x) Kinerja perusahaan

(y) Perspektif

financial (x)

Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran diatas,maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

“Terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan konsep Balance Scorecard dengan kinerja perusahaan yang sesuai dengan misi dan visi perusahaan”

1.6 Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara variabel-variabel yang diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yaitu suatu metode yang bukan hanya menjabarkan,namun menganalisa dan memadukan teori dengan fakta yang sebenarnya yang ditujukan untuk menguji


(30)

9

hipotesis tertentu. Data yang diperoleh akan diolah,dianalisa dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1.variabel pelaksanaan konsep Balance Scorecard sebagai variabel independen (x)

2.variabel kinerja perusahaan sebagai variabel dependen (y)

Rancangan hipotesis ini berkaitan dengan ada tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y.,dimana hipotesa nol (Ho) yaitu hipotesis yang umumnya diformulasikan untuk ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) yang merupakan hipotesis penelitian dari penulis. Ho dan Ha tersebut dinyatakan sebagai berikut :

ƒ Ho: Tidak terdapat hubungan positif antara pelaksanaan konsep Balance Scorecard dengan kinerja perusahaan.

( p-value > α )

ƒ Ha: Terdapat hubungan positif antara pelaksanaan konsep Balance Scorecard dengan kinerja perusahaan.

( p-value ≤α )

Untuk pengujian atas hipotesa kerja yang telah ditetapkan digunakan teknik korelasi rank spearman yang dapat lebih diandalkan hasilnya bila menggunakan skala ordinal. Setelah skor masing-masing variabel dijumlahkan,maka diperoleh nilai variabel X sebagai variabel independen serta variabel Y sebagai variabel dependen.setelah mendapatkan jenis skala


(31)

10

yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian statistik yakni skala ordinal, berikutnya adalah memasukan skala tersebut dalam jenjang-jenjang (rank) sehingga dapat diukur dengan menggunakan statistika nonparametrik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistika nonparametrik, karena teknik ini sangat sesuai dengan data-data ilmu sosial dan dapat digunakan unutk skor non eksak dalam pengertian keangkaan, melainkan hanya merupakan tingkatan atau rank, disamping perhitungan yang sederhana. Hipotesis ini akan diuji dengan analisis korelasi rank spearman dengan rumus sebagai berikut :

rs = 1 - 6Σ di² n³ - n keterangan :

n = banyak sampel

di = selisih rank dari variabel X dan variabel Y yang ke-i rs = koefisien korelasi rank spearman

1.6.1Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperlukan teknik pengumpulan data untuk memperoleh gambaran dan data-data yang jelas, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Sumber ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dengan mempelajari buku-buku dari literature, sehingga dapat diperoleh masukan konsep,


(32)

11

prinsip, teori atau pendapat dari para ahli yang dapat dipakai acuan pembahasan dalam penelitian ini.

2. Studi Lapangan (Field Research) Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung aktifitas yang sedang dilakukan oleh perusahaan, untuk mengumpulkan gambaran data secara aktual khususnya yang berhubungan kinerja perusahaan

Wawancara

Yaitu suatu cara pengumpulan data baik secara umum maupun secara khusus dengan jalan mengadakan tanya jawab atau tatap muka dengan pimpinan dan karyawan perusahaan mengenai masalah-masalah yang sedang diteliti untuk mendapatkan data yang objektif bagi penelitian. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang disampaiakan kepada pihak yang berwenag untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Dokumentasi

Merupakan pemeriksaan atas dokumen dan catatan-catatan perusahaan untuk mendukung informasi yang ada.


(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV tentang hubungan pelaksanaan konsep Balance Scorecard dengan kinerja perusahaan di PT.PLN Persero, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan kinerja perusahaan PT.PLN Persero, maka dapat dilihat secara keseluruhan kinerja perusahaan dari empat perspektif yaiu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pertumbuhan mencapai tingkat yang baik yaitu dengan rata-rata 98,62%. Dimana pencapaian terbaik berada pada perspektif pelanggan yang mencapai angka 125,33% dan pencapaian terburuk berada pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang mencapai angka 75,5%.

2. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan kinerja perusahaan PT.PLN Persero, maka dapat dilihat secara keseluruhan kinerja perusahaan dari enam perspektif yaiu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pertumbuhan, administratif dan pengawasan mencapai tingkat yang baik yaitu dengan nilai total sebesar 74 dari nilai maksimal 100.


(34)

89

3. Berdasarkan data yang diperoleh dari keusioner yang dibagikan pada karyawan PT.PLN Persero, maka dapat dilihat bahwa karyawan PT.PLN memberikan penilaian yang cukup baik terhadap kinerja perusahaan yang diwakili dengan pertanyaan yang diajukan lewat kuesioner.

4. Berdasarkan pengujian penulis lakukan dengan mengunakan pendekatan statistika rank sperman. Maka secara umum didapat hasil bahwa hasil kinerja perusahaan yang sesungguhnya lebih baik dibandingkan dengan pengukuran dan penilaian dengan menggunakan konsep Balance Scorecard. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan konsep Balance Scorecard dengan kinerja perusahaan. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa faktor yang terjadi didalam perusahaan serta faktor waktu untuk penelitian yang sangat terbatas.

5. Terdapat peningkatan hasil kinerja secara keseluruhan pada periode 31 Desember 2006 sampai dengan bulan Mei 2007 yaitu dari 74,38 menjadi 74,39

6. Apabila hasil pengukuran kinerja dengan konsep Balance Scorecard hanya dibandingkan dengan hasil kinerja secara keseluruhan maka didapat hasil yang baik atau diatas dari hasil sesungguhnya yang dicapai.


(35)

90

5.2 Saran

1. Bagi pihak perusahaan

dari hasik penelitian, pengujian hipotesis dan pembahasan mengenai dampak penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan konsep Balance Scorecard didapat hasil yang kurang memuaskan, oleh kare itu penulis mempunyai beberapa saran untuk memperbaiki kondisi tersebut yaitu:

• Perusahaan hendaknya selalu melakukan evaluasi jika terjadi kesenjangan antara target-target yang telah ditentukan dengan realisasi untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkannya dan selanjutnya melakukan tindakan koreksi dan perbaikan.

• Perusahaan hendaknya memberitahukan target-target yang harus dicapai secara lebih rinci kepada setiap departemen sehingga hasilnya dapat dilihat dan dibandingkan oleh para karyawan.

2. Bagi peneliti lain

• Apabila ingin meneliti topik yang sama disarankan untuk mengambil lebih banyak periode pengamatan (tahunan, semesteran, triwulan, maupun bulanan) agar hasil yang didapat lebih valid.

• Dalam mengukur kinerja perusahaan disarankan untuk bisa menampilkan rumusan-rumusan yang lebih rinci dalam menggambarkan hasil yang dicapai oleh kinerja perusahaan.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, Achmad Tjahjono, dan Muh. Fakhri Husein. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Anthony, Robert N., and Vijay Govindarajan. 2004. Management Control System. 11th Edition. New York: The Mc Graw-Hill,inc.

Atkinson, Anthony A., Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, S. Mark Young. 2001. Management Acoounting. 3rd Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Hansen, Dor R. and Maryanne M mowen. Management Accounting. 7th Edition. 2004. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba.

Helfert, E.A. 2000. Technique Of Financial Analysis: A guide To Value Creation. New York: The Mc Graw-Hill Companies,Inc.

Husein Umar. 2003. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kaplan, Robert S., and David P Norton. 1996. The balance Scorecard: Translating Strategy

Into Action. Massachusetts: Harvard Business Review.

Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi, 2001. Balance Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipetgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indoesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Sony Yuwono, Edy Sukarno, dan Muhamad Ichsan. 2004. Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


(37)

Suad Husnan, dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Sugiyono. 2003. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, CV. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta,CV.

Vincent Gaspert. 2002. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi: Balanced Scorecard dengan Six Sigma. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


(1)

prinsip, teori atau pendapat dari para ahli yang dapat dipakai acuan pembahasan dalam penelitian ini.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung aktifitas yang sedang dilakukan oleh perusahaan, untuk mengumpulkan gambaran data secara aktual khususnya yang berhubungan kinerja perusahaan

Wawancara

Yaitu suatu cara pengumpulan data baik secara umum maupun secara khusus dengan jalan mengadakan tanya jawab atau tatap muka dengan pimpinan dan karyawan perusahaan mengenai masalah-masalah yang sedang diteliti untuk mendapatkan data yang objektif bagi penelitian.

Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang disampaiakan kepada pihak yang berwenag untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Dokumentasi

Merupakan pemeriksaan atas dokumen dan catatan-catatan perusahaan untuk mendukung informasi yang ada.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV tentang hubungan pelaksanaan konsep Balance Scorecard dengan kinerja perusahaan di PT.PLN Persero, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan kinerja perusahaan PT.PLN Persero, maka dapat dilihat secara keseluruhan kinerja perusahaan dari empat perspektif yaiu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pertumbuhan mencapai tingkat yang baik yaitu dengan rata-rata 98,62%. Dimana pencapaian terbaik berada pada perspektif pelanggan yang mencapai angka 125,33% dan pencapaian terburuk berada pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang mencapai angka 75,5%.

2. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan kinerja perusahaan PT.PLN Persero, maka dapat dilihat secara keseluruhan kinerja perusahaan dari enam perspektif yaiu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pertumbuhan, administratif dan pengawasan mencapai tingkat yang baik yaitu dengan nilai total sebesar 74 dari nilai maksimal 100.


(3)

3. Berdasarkan data yang diperoleh dari keusioner yang dibagikan pada karyawan PT.PLN Persero, maka dapat dilihat bahwa karyawan PT.PLN memberikan penilaian yang cukup baik terhadap kinerja perusahaan yang diwakili dengan pertanyaan yang diajukan lewat kuesioner.

4. Berdasarkan pengujian penulis lakukan dengan mengunakan pendekatan statistika rank sperman. Maka secara umum didapat hasil bahwa hasil kinerja perusahaan yang sesungguhnya lebih baik dibandingkan dengan pengukuran dan penilaian dengan menggunakan konsep Balance Scorecard. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan konsep Balance Scorecard dengan kinerja perusahaan. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa faktor yang terjadi didalam perusahaan serta faktor waktu untuk penelitian yang sangat terbatas.

5. Terdapat peningkatan hasil kinerja secara keseluruhan pada periode 31 Desember 2006 sampai dengan bulan Mei 2007 yaitu dari 74,38 menjadi 74,39

6. Apabila hasil pengukuran kinerja dengan konsep Balance Scorecard hanya dibandingkan dengan hasil kinerja secara keseluruhan maka didapat hasil yang baik atau diatas dari hasil sesungguhnya yang dicapai.


(4)

90

5.2 Saran

1. Bagi pihak perusahaan

dari hasik penelitian, pengujian hipotesis dan pembahasan mengenai dampak penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan konsep Balance Scorecard didapat hasil yang kurang memuaskan, oleh kare itu penulis mempunyai beberapa saran untuk memperbaiki kondisi tersebut yaitu:

• Perusahaan hendaknya selalu melakukan evaluasi jika terjadi kesenjangan antara target-target yang telah ditentukan dengan realisasi untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkannya dan selanjutnya melakukan tindakan koreksi dan perbaikan.

• Perusahaan hendaknya memberitahukan target-target yang harus dicapai secara lebih rinci kepada setiap departemen sehingga hasilnya dapat dilihat dan dibandingkan oleh para karyawan.

2. Bagi peneliti lain

• Apabila ingin meneliti topik yang sama disarankan untuk mengambil lebih banyak periode pengamatan (tahunan, semesteran, triwulan, maupun bulanan) agar hasil yang didapat lebih valid.

• Dalam mengukur kinerja perusahaan disarankan untuk bisa menampilkan rumusan-rumusan yang lebih rinci dalam menggambarkan hasil yang dicapai oleh kinerja perusahaan.


(5)

Abdul Halim, Achmad Tjahjono, dan Muh. Fakhri Husein. 2000. Sistem Pengendalian

Manajemen. Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Anthony, Robert N., and Vijay Govindarajan. 2004. Management Control System. 11th Edition. New York: The Mc Graw-Hill,inc.

Atkinson, Anthony A., Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, S. Mark Young. 2001. Management Acoounting. 3rd Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Hansen, Dor R. and Maryanne M mowen. Management Accounting. 7th Edition. 2004.

Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba.

Helfert, E.A. 2000. Technique Of Financial Analysis: A guide To Value Creation. New York: The Mc Graw-Hill Companies,Inc.

Husein Umar. 2003. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kaplan, Robert S., and David P Norton. 1996. The balance Scorecard: Translating Strategy

Into Action. Massachusetts: Harvard Business Review.

Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi, 2001. Balance Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipetgandaan

Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indoesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Sony Yuwono, Edy Sukarno, dan Muhamad Ichsan. 2004. Petunjuk Praktis Penyusunan

Balance Scorecard. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


(6)

Suad Husnan, dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Sugiyono. 2003. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, CV. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta,CV.

Vincent Gaspert. 2002. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi: Balanced Scorecard