KEDUDUKAN HAK MILIK ATAS TANAH YANG DIPEROLEH MASYARAKAT DARI TANAH NEGARA (STUDY KASUS TANAH PRAMUKA, DESA BANDAR BARU KECAMATAN SIBOLANGIT).

(1)

KEDUDUKAN HAK MILIK ATAS TANAH

YANG DIPEROLEH MASYARAKAT DARI TANAH NEGARA

(Studi Kasus Desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit

Kabupaten Deli Serdang)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

Noven Mesah Sembiring NIM. 309 111 050

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

iv ABSTRAK

Nopen Mesah Sembiring, NIM 309111050 Jurusan PP-Kn, Fakultas Ilmu Sosial. Kedudukan Hak Milik Atas Tanah Yang Diperoleh Masyarakat Dari Tanah Negara (Study Kasus Tanah Pramuka, Desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan hak milik atas tanah yang diperoleh masyarakat dari tanah Negara, di Tanah Pramuka Desa Bandar Baru. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Tanah Pramuka Desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota masyarakat yang memiliki tanah yang diperoleh dari tanah Negara yang berjumlah 23 KK. Penelitian ini menggunakan sampel total yaitu seluruh masyarakat yang memiliki tanah yang diperoleh dari tanah Negara, yaitu berjumlah 23 KK. Adapun metode pengumpulan data penelitian ini adalah observasi, angket dan wawancara dengan anggota masyarakat Desa Bandar Baru yang memiliki tanah dikawasan tanah Pramuka. Adapun variable dalam penelitian ini adalah Kedudukan hak milik atas tanah dan Tanah Negara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis persentase dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek yang diteliti. Hasil kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah bahwa masyarakat di kawasan Tanah Pramuka telah mengambil-alih, menggarap serta menguasai tanah Negara sebagai hak milik individual dengan kepemilikan luas tanah diatas 1 hektar yang mana telah didiami dalam jangka waktu yang cukup lama.


(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan hikmat dan kesehatan kepada kita semua khususnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Kedudukan hak milik atas tanah yang diperoleh masyarakat dari tanah negara (Studi kasus Desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang) ”.

Dalam merampungkan tugas akhir ini penulis banyak menghadapi hambatan baik dari segi teknis, waktu, tenaga, serta biaya. Namun dengan petunjuk dan berkat Tuhan Yang Maha Esa serta bantuan bimbingan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis dari berbagai pihak, maka penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana adanya.

Dalam kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Bapak Drs. Buha Simamora, SH, MH selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

Dan penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof .Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Dr. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

3. Ibu Dra.Yusna Melianti ,M.H, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan selaku Dosen Pembimbing Akademik.


(7)

vi

4. Bapak Parlaungan Gabriel Siahaan,S.H,M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

5. Para staf pengajar/dosen dan pegawai Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang telah memberikan bekal ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya

6. Kepada orang tua tercinta T.Sembiring dan R.Br.Barus atas jerih payahnya telah mengasuh dan memberikan bantuan serta dorongan baik moril maupun materil serta doa yang tiada putus-putusnya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Jurusan PP-Kn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

7. Buat Kakakku Alm.Elia Rosa Br Sembiring sekeluarga, Rosida Wati Br Sembiring sekeluarga, Ida Royani Br Sembiring sekeluarga, dan Abangku Sakramento Sembiring sekeluarga atas kasih sayang, doa dan dukungannya kepada penulis.

8. Teristimewa buat yang terkasih Evi Parasian Lumbantoruan yang telah memberikan bantuan dan semangat setiap saat kepada penulis.

9. Buat sahabatku yang selalu ada untukku Keluarga besar Qsuk2 Ramawati, Vie Ombink, Ary kolin, M.Nur Priandana, Wardinata Handoko, Jeckson Wesdy, Zulfadly dan Desnalta Bukit, Niko Ginting, Yoni.K.Sembiring yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

10.Buat rekan seperjuangan mahasiswa-mahasiswi stambuk 2009 yang telah memberikan doanya kepada penulis.


(8)

vii

Semua jasa dan budi baik yang penulis terima di atas, penulis kembalikan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan harapan dan doa semoga Tuhan memberikan imbalan kebajikan yang berlipat ganda. Semoga menjadi berkesan sepanjang masa dan dijadikan intan kehidupan untuk selama-lamanya

Medan, Juli 2013 Penulis

Nopen Mesah Sembiring Nim : 309 111 050


(9)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kerangka Teoritis ... 8

1. Pengertian Hak Milik Atas Tanah ... 8

2. Pengertian Tanah Negara………. 11

B. Kerangka Berpikir ... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 16

A. Lokasi Penelitian ... 16

B. Populasi dan Sampel ... 16

1. Populasi ... 16

2. Sampel ... 17

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 17

1. Variabel Penelitian ... 17

2. Definisi Operasional ... 18

D. Teknik Pengumpulan Data ... 18

E. Teknik Analisis Data ... 19


(10)

ix

A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ... 20

1. Letak Lokasi Penelitian ... 20

2. Sejarah Awal Mula Desa ... 21

3. Keadaan Penduduk ... 23

4. Pola Pemukiman ... 25

5. Sarana dan Prasarana ... 26

6. Mata Pencaharian ... 27

7. Organisasi Sosial ... 27

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ………... 61 LAMPIRAN


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket

2. Foto penelitian 3. Nota Tugas

4. Surat Ijin Penerbitan Penelitian dari Jurusan

5. Surat Keterangan Ijin Mengadakan Penelitian dari Fakultas

6. Surat Keterangan Ijin Mengadakan Penelitian dari Desa Bandar Baru

7. Surat Keterangan telah mengadakan penelitian dari Kepala Desa Bandar baru 8. Surat Keterangan Bebas Pustaka dari Perpustakan UNIMED

9. Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian 10.Surat Keterangan dari Laboratorium PP-Kn 11.Pernyataan Keaslian Tulisan


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Manusia hidup, serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat manusia selalu berhubungan dengan tanah, bisa dikatakan hampir semua kegiatan dan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu berhubungan dengan tanah. Tanah sangat penting bagi manusia sebagi tempat mencari nafkah dan sebagi tempat tinggal. Bahkan pada saat manusia meninggal dunia, manusia masih memerlukan tanah untuk penguburannya. Begitulah pentingnya tanah bagi kehidupan manusia.

Tanah tidak hanya penting bagi kehidupan manusia secara individu saja, tetapi juga sangat penting bagi kehidupan manusia dalam kehidupan sosialnya, misalnya dalam kelompok, organisasi dan bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Khusus dalam kehidupan bernegara tanah merupakan salah satu dari 4 faktor utama terbentuknya Negara.

Tanah mempunyai peranan yang besar dalam dinamika pembangunan, maka di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 disebutkan bahwa :

“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh

negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”

Ketentuan mengenai tanah juga dapat kita lihat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau yang biasa kita sebut dengan UUPA. Dalam UUPA ini dapat kita lihat tentang letak dan kedudukan hak-hak yang ada atas tanah.


(13)

2

Dalam Undang-Undang Pokok Agraria berpengertian bumi meliputi permukaan bumi (yang disebut tanah) berikut apa yang ada dibawahnya yang berada dibawah air.

Selanjutnya dalam Pasal 4 ayat (3) menyatakan :“Atas dasar hak menguasai dari negara, ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah yang dapat diberikan dan dipunyai oleh orang-orang baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain atau badan hukum.”

Undang-Undang Pokok Agraria yang dimaksud adalah ketentuan yang memuat dasar pokok di bidang keagrariaan yang merupakan alasan bagi usaha pembaharuan hukum agraria guna dapat memberikan jaminan kepastian hukum bagi masyarakat.

Salah satu tujuan pokok Undang-Undang Pokok Agraria No.5 tahun 1960 adalah untuk menjauhkan sifat dualisme agrarisme, hukum adat dan hukum perdata sebagai hukum warisan penjajahan Belanda di Indonesia. Dari dimensi inilah lahir dan terbentuk masalah agraria sedikit banyaknya dapat dilihat sejauh mana konsepsi Undang-Undang Pokok Agraria No.5 tahun 1960 dalam realisasinya sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia yang berfalsafah Pancasila, mengingat masalah tanah adalah faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Dominasi kegiatan manusia yang berkaitan dengan tanah dibidang ekonomi diwujudkan melalui pemanfaatan tanah sesuai dengan ketentuan UUPA dengan berbagai jenis hak atas tanah seperti hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha dan sebagainya. Akibat pemanfaatan tanah sesuai dengan kebutuhan


(14)

3

manusia melalui perbuatan hukum sering menimbulkan hubungan hukum sebagai contoh pemilikan hak atas tanah. Selain itu tanah juga sering menjadi obyek yang sangat subur untuk dijadikan ladang sengketa oleh berbagai pihak dan kelompok.

Penguasaan tanah di Indonesia sampai saat ini masih diliputi kekhawatiran oleh semua pihak baik dari masyarakat, swasta, maupun instansi pemerintah. Hal ini dikarenakan legalisasi dasar hak atas tanah menimbulkan banyak permasalahan hukum. Salah satu penyebabnya adalah karena masih terjadi benturan konsep penguasaan tanah secara hukum adat dengan konsep penguasaan tanah berdasarkan peraturan perundang-undangan positif yang berlaku. Sehubungan dengan itu hak menguasai negara dan hak penguasaan tanah menurut hukum adat (hak ulayat) perlu mendapatkan legalisasi, sehingga hak-hak atas tanah yang timbul atas dasar hak menguasai negara dan hak ulayat, yang diberikan kepada warga negara dan badan hukum Indonesia dalam bentuk hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, dan lain-lain perlu didaftarkan untuk mendapatkan jaminan kepastian hukum.

Demikian juga dengan kepastian hukum atas kepemilikan tanah Negara yang berada di desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit. Dimana tanah pramuka yang merupakan tanah milik Negara kini sudah banyak masyarakat yang mengusahai tanah tersebut, bahkan ada juga sebagian masyarakat yang sudah lama mengusahai tanah tersebut, kini telah menjadikan dan mengklaim tanah tersebut menjadi milik pribadinya. Tidak hanya sampai disitu, bahkan sudah ada pula masyarakat yang berani memperjual belikan tanah tersebut kepada pihak lain.


(15)

4

Sebenarnya penggarapan ini dapat terjadi karena tanah Negara tersebut terlalu lama tidak diusahai dan kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Sehingga masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut mulai mengambil alih untuk mengusahai tanah tersebut, tanpa mengetahui bagaimana sebenarnya kedudukan tanah yang digarapnya tersebut secara pasti dan apakah hal tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Karena pada umumnya masyarakat yang menggarap tanah Negara tersebut kurang memahami bagaimana sebenarnya ketentuan hukum atas tanah tersebut yang seharusnya sesuai dengan UUPA.

Konsep penguasaan tanah yang dipahami oleh masyarakat tersebut adalah penguasaan tanah berdasarkan hukum adat dimana mereka meyakini tanah tersebut merupakan milik masyarakat adat. Setiap anggota masyarakat dapat mengerjakan tanah dengan jalan membuka tanah terlebih dahulu dan jika mereka mengerjakan secara terus menerus, maka tanah tersebut dapat menjadi hak milik mereka secara individual.

Hal ini lah yang menjadi latar belakang penulis dalam mengadakan penelitian dengan judul “Kedudukan Hak Milik Atas Tanah Yang Diperoleh Masyarakat Dari Tanah Negara (Studi Kasus Desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang)”.


(16)

5

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Cara memperoleh hak-hak atas tanah berdasarkan UUPA 1960 2. Upaya pemerintah dalam melindungi keberadaan tanah Negara

3. Kedududukan hak milik atas tanah yang diperoleh masyarakat dari tanah Negara

4. Proses peralihan hak milik dari tanah Negara menjadi hak milik pribadi

B. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah dan telah teridentifikasi meski tidak secara keseluruhan maka perlu untuk membuat suatu batasan agar masalah yang diteliti lebih terfokus, terperinci, sistematis dan mendalam.

Sesuai pertimbangan keterbatasan yang ada, maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: Kedudukan hak milik atas tanah yang diperoleh masyarakat dari tanah Negara.

C. Perumusan Masalah

Agar permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini terarah maka perlu adanya perumusan masalah. Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah: Bagaimanakah kedudukan hak milik atas tanah yang diperoleh masyarakat dari tanah Negara?


(17)

6

D. Tujuan Penelitian

Menetapkan tujuan penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting sebab dalam bertindak atau untuk melakukan suatu kegiatan harus disertai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut. Demikian juga halnya dengan penelitian ini mempunyai tujuan.

Sebagaimana dengan dikemukakan oleh Arikunto (2003 : 19) mengatakan : Apabila problematika penelitian sudah berhasil diidentifikasi, dibatasi dan dirumuskan langkah berikutnya adalah merumuskan tujuan penelitian apabila problematika penelitian menunjukan pertanyaan mengenai apa yang tidak diketahui oleh peneliti untuk dicari jawabannya melalui kegiatan penelitiannya maka tujuan penelitiannya menyebutkan tentang apa yang ingin diperoleh. Oleh karena itu antara problematika dengan tujuan penelitian terdapat hubungan rumusan yang sangat erat”.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui kedudukan hak milik atas tanah yang diperoleh masyarakat dari tanah Negara (Studi Kasus Desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit).

E. Manfaat Penelitian

1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana kedudukan hak milik atas tanah Negara

2. Memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara memperoleh hak milik atas tanah berdasarkan UUPA 1960

3. Memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya sertifikat tanah sesuai dengan UUPA 1960

4. Menjadi bahan bacaan yang bermanfaat di Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan


(18)

7

5. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan di bidang Penelitian Hukum

6. Penulis dapat mengetahui dan memahami bagaimana kedudukan hak milik atas tanah yang diperoleh masyarakat dari tanah Negara

7. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan referensi bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini.


(19)

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Kedudukan Hak Milik yang diperoleh masyarakat dari tanah Negara sangat rendah, karena hak yang dapat diperoleh masyarakat dari tanah Negara adalah hanya sebatas hak pakai dan hak guna usaha. Hak tersebut dapat diperoleh masyarakat dari instansi pemerintah yang terkait dengan memohonkan izin atas hak pakai maupun hak guna usaha.

2. Masyarakat di kawasan Tanah Pramuka telah menggarap serta menganggap telah dapat menguasai kedudukan tanah Negara sebagai hak milik individual mereka dengan kepemilikan luas tanah diatas 1 hektar, yang mana telah didiami dalam jangka waktu yang cukup lama. Namun hal tersebut tidaklah sah menurut hukum, dan sewaktu-waktu Negara pasti akan mengambil alih kembali tanah Negara tersebut.

3. UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria) sebagai landasan hukum atas kejelasan status tanah Negara yang memuat dasar pokok di bidang keagrariaan masih menjadi hal yang kurang dipahami oleh masyarakat di kawasan Tanah Pramuka sehingga akan mengakibatkan terjadinya sengketa lahan antar sesama masyarakat maupun terhadap pemerintah.

4. Pemanfaatan Tanah Pramuka sebagai tanah Negara yang kurang difungsikan menjadi titik tolak pembangunan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan


(20)

59

baik dalam usaha, pengolahan lahan, serta menambah investasi tanah yang dapat berupa hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha dan sebagainya. 5. Kewenangan instansi terkait terhadap perlindungan hak dan kekayaan Negara

telah disalahgunakan oleh aparatur pemerintah setempat untuk kewenangan memberikan hak atas tanah kepada masyarakat melalui pengesahan surat/ sertifikat tanah yang mana mampu memberikan jaminan kepastian hukum sebagai alat bukti yang sah untuk hak atas kepemilikan tanah.

B. SARAN

Adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu:

1. Diharapkan agar pemerintah memberikan perhatian terhadap hak kepemilikan atas tanah Negara untuk memberikan kejelasan status dan kepastian hukum yang pelaksanaannya dapat dikuasakan kepada daerah-daerah dan masyarakat-masyarakat hukum adat agar tidak bertentangan dengan kepentingan nasional, menurut ketentuan-ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

2. Pemberian surat/ serifikat tanah oleh pemerintah setempat sebaiknya diawasi dan diperhatikan kebenarannya melalui undang-undang kepemilikan hak atas tanah Negara yang dimaksud untuk menghindari terjadinya persengketaan lahan di kemudian hari.

3. Pemerintah sebaiknya memberikan pemahaman ataupun informasi yang terkait dalam perlindungan hak milik Negara serta kedudukan hak atas tanah Negara yang secara tidak sengaja telah didiami oleh masyarakat dalam waktu yang sudah cukup lama.


(21)

60

4. Diharapkan kepada masyarakat untuk menghargai keputusan pengambil-alihan tanah Negara oleh pemerintah dikarenakan adanya peraturan perundang-undangan agraria (UUPA) yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan hukum.


(22)

61

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Harsono, Boedi. 2003. Hukum Agraria Indonesia. Jakarta: Djambatan. Muljadi, Kartini dan Gunawan W. 2007. Hak-Hak atas Tanah.

Jakarta:Kencana Prenada Media group

Parlindungan.A.P. 1998. Komentar Atas Undang Undang Pokok Agraria. Bandung: Maju Mundur

Santoso, Urip. 2005. Hukum Agraria & Hak-Hak Atas Tanah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suandra, I Wayan. 1991. Hukum Pertanahan Indonesia. Rhineka Cipta, Jakarta. Sumardjono, SW Maria. Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan

Implementasi. Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2007

Supriadi.2007. Hukum Agraria. Jakarta: Sinar Grafika. Undang-undang Pokok Agraria.

UNIMED. 2005. Pedoman Penulisan Skripsi. FIS PP-Kn. Medan UUPA. No : 5. 1960. Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Sumber Internet:

http://bukupertanahan.blogspot.com/2012/07/hak-pengelolaan-hpl_11.html http://okusi.net/garydean/works/hukumagraria.html


(1)

D. Tujuan Penelitian

Menetapkan tujuan penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting sebab dalam bertindak atau untuk melakukan suatu kegiatan harus disertai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut. Demikian juga halnya dengan penelitian ini mempunyai tujuan.

Sebagaimana dengan dikemukakan oleh Arikunto (2003 : 19) mengatakan : Apabila problematika penelitian sudah berhasil diidentifikasi, dibatasi dan dirumuskan langkah berikutnya adalah merumuskan tujuan penelitian apabila problematika penelitian menunjukan pertanyaan mengenai apa yang tidak diketahui oleh peneliti untuk dicari jawabannya melalui kegiatan penelitiannya maka tujuan penelitiannya menyebutkan tentang apa yang ingin diperoleh. Oleh karena itu antara problematika dengan tujuan penelitian terdapat hubungan rumusan yang sangat erat”.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui kedudukan hak milik atas tanah yang diperoleh masyarakat dari tanah Negara (Studi Kasus Desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit).

E. Manfaat Penelitian

1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana kedudukan hak milik atas tanah Negara

2. Memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara memperoleh hak milik atas tanah berdasarkan UUPA 1960

3. Memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya sertifikat tanah sesuai dengan UUPA 1960

4. Menjadi bahan bacaan yang bermanfaat di Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan


(2)

7

5. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan di bidang Penelitian Hukum

6. Penulis dapat mengetahui dan memahami bagaimana kedudukan hak milik atas tanah yang diperoleh masyarakat dari tanah Negara

7. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan referensi bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini.


(3)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Kedudukan Hak Milik yang diperoleh masyarakat dari tanah Negara sangat rendah, karena hak yang dapat diperoleh masyarakat dari tanah Negara adalah hanya sebatas hak pakai dan hak guna usaha. Hak tersebut dapat diperoleh masyarakat dari instansi pemerintah yang terkait dengan memohonkan izin atas hak pakai maupun hak guna usaha.

2. Masyarakat di kawasan Tanah Pramuka telah menggarap serta menganggap telah dapat menguasai kedudukan tanah Negara sebagai hak milik individual mereka dengan kepemilikan luas tanah diatas 1 hektar, yang mana telah didiami dalam jangka waktu yang cukup lama. Namun hal tersebut tidaklah sah menurut hukum, dan sewaktu-waktu Negara pasti akan mengambil alih kembali tanah Negara tersebut.

3. UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria) sebagai landasan hukum atas kejelasan status tanah Negara yang memuat dasar pokok di bidang keagrariaan masih menjadi hal yang kurang dipahami oleh masyarakat di kawasan Tanah Pramuka sehingga akan mengakibatkan terjadinya sengketa lahan antar sesama masyarakat maupun terhadap pemerintah.

4. Pemanfaatan Tanah Pramuka sebagai tanah Negara yang kurang difungsikan menjadi titik tolak pembangunan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan


(4)

59

baik dalam usaha, pengolahan lahan, serta menambah investasi tanah yang dapat berupa hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha dan sebagainya. 5. Kewenangan instansi terkait terhadap perlindungan hak dan kekayaan Negara

telah disalahgunakan oleh aparatur pemerintah setempat untuk kewenangan memberikan hak atas tanah kepada masyarakat melalui pengesahan surat/ sertifikat tanah yang mana mampu memberikan jaminan kepastian hukum sebagai alat bukti yang sah untuk hak atas kepemilikan tanah.

B. SARAN

Adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu:

1. Diharapkan agar pemerintah memberikan perhatian terhadap hak kepemilikan atas tanah Negara untuk memberikan kejelasan status dan kepastian hukum yang pelaksanaannya dapat dikuasakan kepada daerah-daerah dan masyarakat-masyarakat hukum adat agar tidak bertentangan dengan kepentingan nasional, menurut ketentuan-ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

2. Pemberian surat/ serifikat tanah oleh pemerintah setempat sebaiknya diawasi dan diperhatikan kebenarannya melalui undang-undang kepemilikan hak atas tanah Negara yang dimaksud untuk menghindari terjadinya persengketaan lahan di kemudian hari.

3. Pemerintah sebaiknya memberikan pemahaman ataupun informasi yang terkait dalam perlindungan hak milik Negara serta kedudukan hak atas tanah Negara yang secara tidak sengaja telah didiami oleh masyarakat dalam waktu yang sudah cukup lama.


(5)

4. Diharapkan kepada masyarakat untuk menghargai keputusan pengambil-alihan tanah Negara oleh pemerintah dikarenakan adanya peraturan perundang-undangan agraria (UUPA) yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan hukum.


(6)

61

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Harsono, Boedi. 2003. Hukum Agraria Indonesia. Jakarta: Djambatan. Muljadi, Kartini dan Gunawan W. 2007. Hak-Hak atas Tanah.

Jakarta:Kencana Prenada Media group

Parlindungan.A.P. 1998. Komentar Atas Undang Undang Pokok Agraria. Bandung: Maju Mundur

Santoso, Urip. 2005. Hukum Agraria & Hak-Hak Atas Tanah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suandra, I Wayan. 1991. Hukum Pertanahan Indonesia. Rhineka Cipta, Jakarta. Sumardjono, SW Maria. Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan

Implementasi. Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2007

Supriadi.2007. Hukum Agraria. Jakarta: Sinar Grafika. Undang-undang Pokok Agraria.

UNIMED. 2005. Pedoman Penulisan Skripsi. FIS PP-Kn. Medan UUPA. No : 5. 1960. Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Sumber Internet:

http://bukupertanahan.blogspot.com/2012/07/hak-pengelolaan-hpl_11.html http://okusi.net/garydean/works/hukumagraria.html