PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MULTIMEDIA PADA SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 TAKENGON TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
(TPS) DENGAN MULTIMEDIA PADA SISTEM EKSKRESI
MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 TAKENGON
TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014
Oleh :
Laina Zuhra
NIM 4101141020
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
.Judul Skripsi
: Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Koopcratif Tipe Think Pair Share (TI)S)
()engan Multimedia Pada Sistem F:kskresi Manusia l>i
Kelas XI
I PA SMA
Negeri 4 Takengon Tahun
Pem belajaran 201.3/2014.
:'iama Mahasiswa : Laina Zuhra
'iiM
: 41 0 t 14 I 020
Program Studi
: Pendidikan Biologi
.Juru!'an
: Riologi
Menyetujui :
Dosen Pembimbing Skripsi
Or. \1ufti Sudibyo, M.Si
NIP. 19600816 198803 I 005
\1engetahui :
FMIPA
l>ekan,
Jurusan Biologi
Ketua,
l i ~IME>
, M.Sc, l'h.ll
8601 1 001
Tanggal Lulus
: 18 Juli 2014
Ors. II. Tri Harsono, M.Si
NIP. 19651231 19900.3 1 018
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
(TPS) DENGAN MULTIMEDIA PADA SISTEM EKSKRESI
MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4
Laina Zuhra (NIM. 4101141020)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya
perbedaan hasil belajar siswa dengan menerapkan model kooperatif tipe TPS
dengan multimedia di kelas XI IPA SMA Negeri 4 Takengon semester ganjil
tahun ajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 4 Takengon. Sampel penelitian ini sebanyak 2 (dua) kelas XI
IPA sebagai kelas eksperimen I dan eksperimen II. Kelas eksperimen I
dibelajarkan dengan model kooperatif tipe TPS dengan multimedia dan kelas
eksperimen II diajarkan dengan model kooperatif tipe TPS tanpa multimedia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar biologi
siswa dengan model kooperatif tipe TPS dengan multimedia dan tanpa multimedia
pada pokok bahasan sistem ekskresi manusia. Hasil pengolahan data diperoleh
nilai rata-rata pre-tes kelas eksperimen I (33,00) dan pos-tes (75,5). Hasil pada
kelas eksperimen II diperoleh nilai rata-rata pre-tes (29,83) dan pos-tes (70,67).
Data pre-tes, pos-tes diuji normalitas dan diperoleh data terdistribusi normal. Data
pre-tes kedua kelas diuji homogenitas diperoleh bahwa kedua kelas homogen
sebelum mendapat perlakuan berbeda.
Kata Kunci : Hasil belajar siswa, TPS, Multimedia.
iv
STUDENT LEARNING OUTCOMES USING DIFFERENT
COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR
SHARE (TPS) MULTIMEDIA ON THE SUBJECT
OF THE HUMAN EXCRETORY SYSTEM
IN CLASS XI IPA SMA 4
Laina Zuhra (NIM. 4101141020)
ABSTRACT
This study aims to determine whether the presence or absence of
differences in student learning outcomes by implementing cooperative model TPS
type with multimedia in class XI Science SMAN 4 Takengon semester of school
year 2013/2014. The population in this study were all students of class XI Science
SMAN 4 Takengon. The study sample as many as two (2) classes as class XI
science experiment I and experiment II. Experimental class I learned with the
cooperative model TPS type II multimedia and experimental class taught by
cooperative model TPS type without multimedia. The results of this study showed
that there was no difference in learning outcomes biology students with
cooperative model TPS type with and without multimedia and multimedia on the
subject of the human excretory system. The results of data processing obtained an
average value of pre-test experimental class I (33.00) and post-test (75.5). The
results obtained in the experimental class II average value of the pre-test (29.83)
and post-test (70.67). Data pre-test, post-test were tested for normality and
obtained normally distributed data. Data pre-test tested the homogeneity of the
two classes was found that both classes of homogeneous before it gets different
treatment.
Keywords: Student’s leearning result, TPS, Multimedia.
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.Perbandingan Empat Pendekatan Dalam Model
Pembelajarn Kooperatif
9
Tabel 3.1.Disain Penelitian
28
Tabel 3.2. Penolong untuk uji normalitas
32
Tabel 4.1.UjiAnalisis Data InstrumenPenelitian
34
Tabel 4.2.TabelUjiNormalitas
36
Tabel. 4.3. Sampel Statistik Berpasangan
39
Tabel. 4.4. PerbandinganUji BedaEksperimen 1 danEksperimen 2
40
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.Strukturginjal
18
Gambar 2.2.StrukturNefron
19
Gambar 2.3.Strukturkulit
21
Gambar 2.4.StrukturHati
22
Gambar 2.5.Strukturparu-paru
23
Gambar 3.1. Diagram AlirDesainPenelitian
29
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus
44
Lampiran 2. RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP) Eksperimen 1
46
Lampiran3.RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP) Eksperimen 2
53
Lampiran4.Bahan/ Materi Ajar
60
Lampiran5. Instrumen Penelitian
65
Lampiran6.Kisi – Kisi Instrumen Tes
72
Lampiran7. Kisi-Kisi TesPenilaian
73
Lampiran 8. Tabel Validitas Tes
74
Lampiran 9. PerhitunganUjiValiditas Test
75
Lampiran 10. Tabel Reabilitas Test
79
Lampiran 11.PerhitunganUjiReliabilitas Test
80
Lampiran 12. Tabel Tingkat Kesukaran Test
82
Lampiran 13.Perhitungan Tingkat Kesukaran Test
83
Lampiran 14. Tabel Daya Beda Test
84
Lampiran 15. PerhitunganDaya Beda Test
85
Lampiran 16. Tabulasi Data NilaiSiswa
86
Lampiran 17. Perhitungan Uji Normalitas
87
Lampiran 18. Perhitungan Uji Homogenitas
91
Lampiran 19. Perhitungan Uji Hipotesis
93
Lampiran 20.TabelNilai – Nilai R-Product Moment
95
Lampiran 21. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)
96
Lampiran 22. Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)
97
Lampiran 23.DaftarNilaiPersentiluntukDistribusi F
98
Lampiran 24. Dokumentasi
99
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkah pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya
(Arsyad, 2011).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan
mutu pendidikan. karena pendidikan berperan untuk menyiapkan sumber daya
manusia yang mampu berpikir secara mandiri, kritis, dan pendidikan merupakan
modal dasar bagi pembangunan manusia yang berkualitas.
Aspek-aspek
yang
mempengaruhi
keberhasilan
pendidikan
yaitu
kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa, metode, dan media pembelajaran.
Salah satu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam kegiatan pendidikan
adalah kegiatan belajar mengajar. Dalam pelaksanaan tersebut diperlukan metode
yang tepat agar siswa terhindar dari kebosanan dan tercipta kodisi belajar yang
interaktif, efektif dan efesien.
Belajar kooperatif juga dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan
hubungan yang lebih baik antar siswa, dan dapat mengembangkan kemampuan
akademis siswa. Siswa belajar lebih banyak dari teman mereka dalam belajar
kooperatif daripada dari guru. Interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif
dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual
siswa. Dimana, model pembelajaran kooperatif memiliki tiga tujuan intruksional
yaitu: prestasi akademik, toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman
perbedaan, dan pengembangan keterampilan sosial (Arends, 2008).
2
Meskipun prinsip-prinsip dalam pembelajaran kooperatif tidak berubah,
ada beberapa variansi untuk model ini. Empat pendekatan yang seharusnya
menjadi bagian panduan guru pemula adalah sebagai berikut: student teams
achievement divisions (STAD), jigsaw, group inverstigation, think-pair-share,
numbered heads together (Arends, 2008). TPS merupakan cara efektif untuk
mebuat variasi suasana pola diskusi dikelas. Asumsi bahwa diskusi membutuhkan
pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang
digunakan dalam TPS dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir,
merespon dan saling membantu.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
minat serta perhatian peserta didik. Pengelompokkan berbagai jenis media apabila
dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels dan Glosgow (1990), dibagi
dalam kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media tekhnologi
mutakhir. Salah satu media mutakhir adalah media animasi, yaitu media yang
mempunyai unsur suara dan gambar. Aspek penting lainnya penggunaan media
adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran. Informasi yang disampaikan
secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhnya oleh siswa, terlebih apabila
guru kurang cakap dalam menjelaskan materi. Disinilah peran media, sebagai alat
bantu memperjelas pesan pembelajaran.
Proses belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal yaitu pengaturan kondisi belajar. Proses belajar terjadi karena sinergi
memori jangka pendek dan jangka panjang diaktifkan melalui lingkungan belajar.
Melalui indranya siswa dapat menyerap materi secara berbeda. Guru/dosen
mengarahkan agar pemrosesan informasi untuk memori jangka panjang dapat
berlangsung lancar. Untuk memperlancar penyampaian materi inilah dapat
digunakan multimedia dalam pembelajaran.
Hasil belajar biasanya dapat diketahui melalui kagiatan evaluasi yang
bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai
dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan
pembelajaran, dimana Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi dua faktor
3
utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar siswa
atau faktor lingkungan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru yang mengajar
biologi di SMA N 4 Takengon diperoleh bahwa guru yang mengajar biologi yang
bersangkutan menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi
pembelajaran, dan kurang didukung dengan media pembelajaran dan metode yang
lain. Pengajaran dengan ceramah tersebut diketahui bahwa masih rendahnya nilai
atau hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA N 4 takengon khususnya pada materi
sistem ekskresi manusia. Dimana terdapat lebih dari 50% siswa mendapatkan nilai
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
(TPS) DENGAN MULTIMEDIA PADA SISTEM EKSKRESI
MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 TAKENGON
TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014
Oleh :
Laina Zuhra
NIM 4101141020
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
.Judul Skripsi
: Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Koopcratif Tipe Think Pair Share (TI)S)
()engan Multimedia Pada Sistem F:kskresi Manusia l>i
Kelas XI
I PA SMA
Negeri 4 Takengon Tahun
Pem belajaran 201.3/2014.
:'iama Mahasiswa : Laina Zuhra
'iiM
: 41 0 t 14 I 020
Program Studi
: Pendidikan Biologi
.Juru!'an
: Riologi
Menyetujui :
Dosen Pembimbing Skripsi
Or. \1ufti Sudibyo, M.Si
NIP. 19600816 198803 I 005
\1engetahui :
FMIPA
l>ekan,
Jurusan Biologi
Ketua,
l i ~IME>
, M.Sc, l'h.ll
8601 1 001
Tanggal Lulus
: 18 Juli 2014
Ors. II. Tri Harsono, M.Si
NIP. 19651231 19900.3 1 018
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
(TPS) DENGAN MULTIMEDIA PADA SISTEM EKSKRESI
MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4
Laina Zuhra (NIM. 4101141020)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya
perbedaan hasil belajar siswa dengan menerapkan model kooperatif tipe TPS
dengan multimedia di kelas XI IPA SMA Negeri 4 Takengon semester ganjil
tahun ajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 4 Takengon. Sampel penelitian ini sebanyak 2 (dua) kelas XI
IPA sebagai kelas eksperimen I dan eksperimen II. Kelas eksperimen I
dibelajarkan dengan model kooperatif tipe TPS dengan multimedia dan kelas
eksperimen II diajarkan dengan model kooperatif tipe TPS tanpa multimedia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar biologi
siswa dengan model kooperatif tipe TPS dengan multimedia dan tanpa multimedia
pada pokok bahasan sistem ekskresi manusia. Hasil pengolahan data diperoleh
nilai rata-rata pre-tes kelas eksperimen I (33,00) dan pos-tes (75,5). Hasil pada
kelas eksperimen II diperoleh nilai rata-rata pre-tes (29,83) dan pos-tes (70,67).
Data pre-tes, pos-tes diuji normalitas dan diperoleh data terdistribusi normal. Data
pre-tes kedua kelas diuji homogenitas diperoleh bahwa kedua kelas homogen
sebelum mendapat perlakuan berbeda.
Kata Kunci : Hasil belajar siswa, TPS, Multimedia.
iv
STUDENT LEARNING OUTCOMES USING DIFFERENT
COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR
SHARE (TPS) MULTIMEDIA ON THE SUBJECT
OF THE HUMAN EXCRETORY SYSTEM
IN CLASS XI IPA SMA 4
Laina Zuhra (NIM. 4101141020)
ABSTRACT
This study aims to determine whether the presence or absence of
differences in student learning outcomes by implementing cooperative model TPS
type with multimedia in class XI Science SMAN 4 Takengon semester of school
year 2013/2014. The population in this study were all students of class XI Science
SMAN 4 Takengon. The study sample as many as two (2) classes as class XI
science experiment I and experiment II. Experimental class I learned with the
cooperative model TPS type II multimedia and experimental class taught by
cooperative model TPS type without multimedia. The results of this study showed
that there was no difference in learning outcomes biology students with
cooperative model TPS type with and without multimedia and multimedia on the
subject of the human excretory system. The results of data processing obtained an
average value of pre-test experimental class I (33.00) and post-test (75.5). The
results obtained in the experimental class II average value of the pre-test (29.83)
and post-test (70.67). Data pre-test, post-test were tested for normality and
obtained normally distributed data. Data pre-test tested the homogeneity of the
two classes was found that both classes of homogeneous before it gets different
treatment.
Keywords: Student’s leearning result, TPS, Multimedia.
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.Perbandingan Empat Pendekatan Dalam Model
Pembelajarn Kooperatif
9
Tabel 3.1.Disain Penelitian
28
Tabel 3.2. Penolong untuk uji normalitas
32
Tabel 4.1.UjiAnalisis Data InstrumenPenelitian
34
Tabel 4.2.TabelUjiNormalitas
36
Tabel. 4.3. Sampel Statistik Berpasangan
39
Tabel. 4.4. PerbandinganUji BedaEksperimen 1 danEksperimen 2
40
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.Strukturginjal
18
Gambar 2.2.StrukturNefron
19
Gambar 2.3.Strukturkulit
21
Gambar 2.4.StrukturHati
22
Gambar 2.5.Strukturparu-paru
23
Gambar 3.1. Diagram AlirDesainPenelitian
29
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus
44
Lampiran 2. RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP) Eksperimen 1
46
Lampiran3.RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP) Eksperimen 2
53
Lampiran4.Bahan/ Materi Ajar
60
Lampiran5. Instrumen Penelitian
65
Lampiran6.Kisi – Kisi Instrumen Tes
72
Lampiran7. Kisi-Kisi TesPenilaian
73
Lampiran 8. Tabel Validitas Tes
74
Lampiran 9. PerhitunganUjiValiditas Test
75
Lampiran 10. Tabel Reabilitas Test
79
Lampiran 11.PerhitunganUjiReliabilitas Test
80
Lampiran 12. Tabel Tingkat Kesukaran Test
82
Lampiran 13.Perhitungan Tingkat Kesukaran Test
83
Lampiran 14. Tabel Daya Beda Test
84
Lampiran 15. PerhitunganDaya Beda Test
85
Lampiran 16. Tabulasi Data NilaiSiswa
86
Lampiran 17. Perhitungan Uji Normalitas
87
Lampiran 18. Perhitungan Uji Homogenitas
91
Lampiran 19. Perhitungan Uji Hipotesis
93
Lampiran 20.TabelNilai – Nilai R-Product Moment
95
Lampiran 21. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)
96
Lampiran 22. Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)
97
Lampiran 23.DaftarNilaiPersentiluntukDistribusi F
98
Lampiran 24. Dokumentasi
99
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkah pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya
(Arsyad, 2011).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan
mutu pendidikan. karena pendidikan berperan untuk menyiapkan sumber daya
manusia yang mampu berpikir secara mandiri, kritis, dan pendidikan merupakan
modal dasar bagi pembangunan manusia yang berkualitas.
Aspek-aspek
yang
mempengaruhi
keberhasilan
pendidikan
yaitu
kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa, metode, dan media pembelajaran.
Salah satu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam kegiatan pendidikan
adalah kegiatan belajar mengajar. Dalam pelaksanaan tersebut diperlukan metode
yang tepat agar siswa terhindar dari kebosanan dan tercipta kodisi belajar yang
interaktif, efektif dan efesien.
Belajar kooperatif juga dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan
hubungan yang lebih baik antar siswa, dan dapat mengembangkan kemampuan
akademis siswa. Siswa belajar lebih banyak dari teman mereka dalam belajar
kooperatif daripada dari guru. Interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif
dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual
siswa. Dimana, model pembelajaran kooperatif memiliki tiga tujuan intruksional
yaitu: prestasi akademik, toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman
perbedaan, dan pengembangan keterampilan sosial (Arends, 2008).
2
Meskipun prinsip-prinsip dalam pembelajaran kooperatif tidak berubah,
ada beberapa variansi untuk model ini. Empat pendekatan yang seharusnya
menjadi bagian panduan guru pemula adalah sebagai berikut: student teams
achievement divisions (STAD), jigsaw, group inverstigation, think-pair-share,
numbered heads together (Arends, 2008). TPS merupakan cara efektif untuk
mebuat variasi suasana pola diskusi dikelas. Asumsi bahwa diskusi membutuhkan
pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang
digunakan dalam TPS dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir,
merespon dan saling membantu.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
minat serta perhatian peserta didik. Pengelompokkan berbagai jenis media apabila
dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels dan Glosgow (1990), dibagi
dalam kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media tekhnologi
mutakhir. Salah satu media mutakhir adalah media animasi, yaitu media yang
mempunyai unsur suara dan gambar. Aspek penting lainnya penggunaan media
adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran. Informasi yang disampaikan
secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhnya oleh siswa, terlebih apabila
guru kurang cakap dalam menjelaskan materi. Disinilah peran media, sebagai alat
bantu memperjelas pesan pembelajaran.
Proses belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal yaitu pengaturan kondisi belajar. Proses belajar terjadi karena sinergi
memori jangka pendek dan jangka panjang diaktifkan melalui lingkungan belajar.
Melalui indranya siswa dapat menyerap materi secara berbeda. Guru/dosen
mengarahkan agar pemrosesan informasi untuk memori jangka panjang dapat
berlangsung lancar. Untuk memperlancar penyampaian materi inilah dapat
digunakan multimedia dalam pembelajaran.
Hasil belajar biasanya dapat diketahui melalui kagiatan evaluasi yang
bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai
dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan
pembelajaran, dimana Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi dua faktor
3
utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar siswa
atau faktor lingkungan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru yang mengajar
biologi di SMA N 4 Takengon diperoleh bahwa guru yang mengajar biologi yang
bersangkutan menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi
pembelajaran, dan kurang didukung dengan media pembelajaran dan metode yang
lain. Pengajaran dengan ceramah tersebut diketahui bahwa masih rendahnya nilai
atau hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA N 4 takengon khususnya pada materi
sistem ekskresi manusia. Dimana terdapat lebih dari 50% siswa mendapatkan nilai