PEMAKNAAN KARIKATUR PADA MEDIA INILAH.COM (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Pada Media Inilah.com yang Dimuat Pada Edisi 10 Januari 2011).

(1)

$ %& ' (&%%)

* * + &,-.&%&.-&

* * '

/ 0 1 2/ 3 ' 4

5

1


(2)

ii

Pada Edisi 10 Januari 2011)

Disusun oleh :

IMMANUEL YOYAKHIM NPM : 0643010340

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 13 Juni 2011

Pembimbing Tim Penguji

1) Ketua

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si Ir. H. Didiek Tranggono, Msi

NIP. 19641225.199309.2001 NIP. 19581225.1990011001

2) Sekretaris

Dra. Sumardjijati,MSi

NIP. 19620321.199309.2001

3) Anggota

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si NIP. 19641225.199309.2001 Mengetahui,

DEKAN

Dra. Hj. Suparwati, M.Si

NIP. 19550718.198302.2001


(3)

iii

 

 

Halleluyah, Puji Tuhan penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus

karena mukjizat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya kepada Tuhan Yesus rasa syukur yang penulis panjatkan atas segala keberhasilan dan kelancaran selama proses mengerjakan Skripsi ini. Sejujurnya penulis akui bahwa kesulitan selalu ada di setiap proses pembuatan Skripsi ini, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri sendiri. Kesulitan itu akan terasa lebih mudah apabila kita yakin terhadap kemampuan yang kita miliki dan percaya bahwa Tuhan Yesus selalu menyertai hingga terselesaikannya Skripsi ini. Semua proses kemudahan dan kelancaran pada saat pembuatan Skripsi ini tidak lepas dari segala bantuan dari berbagai pihak yang sengaja maupun yang tidak sengaja telah memberikan perhatian dan sumbangsihnya. Maka penulis “wajib” mengucapkan banyak terima kasih kepada beliau yang disebut sebagai berikut :

1. Papa, Mama, mas Ivan dan mbak Ira yang telah mendukung, membimbing dengan penuh kasih sayang yang tulus dan perhatian secara moriil maupun materiil, serta doa restunya demi keberhasilan penelitian skripsi ini.

2. Ibu Dra. H.Suparwati, Ec, Msi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan Skripsi ini.


(4)

iv

 

meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan, saran dan petunjuk sampai terselesainya penelitian Skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmunya. Serta tak lupa penulis memberikan rasa terima kasih kepada teman - teman yang telah membantu dalam proses mengerjakan Skripsi ini, baik dari dukungan, bimbingan maupun doanya : Qeis Ghifari, Erwin Weber, Dimas Agil, Taufiq Prabowo, Eko Agus, Marselino Maispatella, Rizqisyah Dwijaya Irawan, Didit Potale, Bagus Syafril, Renato Harsaputra dan seluruh teman - teman yang telah membantu dan memberikan dorongan hingga terselesaikannya penelitian Skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan - kekurangan dalam penyusunan skripsi penelitian ini. Maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Terima kasih.

Surabaya, Juni 2011

Penulis


(5)

v

 

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAKSI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 12

1.3 Tujuan Penelitian ... 13

1.4 Kegunaan Penelitian ... 13

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 13

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

2.1 Landasan Teori ... 14

2.1.1 Media Elektronik ... 14

2.1.2 Blackberry ... 15

2.1.3 Kementrian Komunikasi dan Informatika ... 16

2.1.4 Undang – Undang Pornografi ... 18

2.1.5 Pemaknaan Warna ... 23

2.1.6 Komunikasi Non Verbal ... 25

2.1.7 Karikatur ... 30

2.1.8 Karikatur Dalam Media Massa... 31

2.1.9 Kritik Sosial... 32

2.1.10 Pendekatan Semiotika ... 37


(6)

vi

 

3.1 Metode Penelitian ... 47

3.2 Korpus ... 48

3.3 Unit Analisis ... 49

3.3.1 Ikon ... 49

3.3.2 Indeks ... 50

3.3.3 Simbol ... 50

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.5 Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 54

4.1.1 Karikatur “Inilah.com” ... 53

4.1.2 Google Indonesia ... 55

4.2 Penyajian Data ... 57

4.3 Analisis Pemaknaan Karikatur Pada Media Inilah.com ... 60

4.3.1 Ikon (Icon) ... 60

4.3.2 Indeks (Index) ... 63

4.3.3 Simbol (Symbol) ... 65

4.4 Makna keseluruhan Pemaknaan Karikatur Pada Media INILAH.COM (dalam model Triangel of Meaning Peirce) ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 75


(7)

vii

IMMANUEL YOYAKHIM, PEMAKNAAN KARIKATUR PADA

MEDIA INILAH.COM (

Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Pada Media

Inilah.com Yang Dimuat Pada Edisi 10 Januari 2011)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana makna yang dikomunikasikan karikatur media Inilah.com yang dimuat pada edisi 10 Januari 2011. Teori yang digunakan adalah semiotika Charles Sanders Peirce yang mengemukakan membagi antara tanda dan acuannya tersebut menjadi kategori yaitu : ikon, indeks, simbol adalah tanda yang hubungan antara penanda dan penandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada Frame of Reference (berdasarkan pengetahuan) serta Field of Experience (latar belakang pengalaman).

Metode semiotik dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu sebuah metode yang lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda, menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu data yg dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar.

Hasil yang didapat dari interpretasi karikatur adalah tentang pemblokiran situs – situs porno yang dilakukan oleh menteri komunikasi dan informatika Tifatul Sembiring. Kesimpulan yang didapat adalah peneliti mendukung sikap Tifatul Sembiring dalam memblokir situs porno.


(8)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator pada khalayak. Masyarakat haus akan informasi, sehingga media massa sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Media massa terdiri dari media massa cetak, dan media massa elektronik. Media massa cetak terdiri dari majalah, surat kabar, dan buku. Sedangkan media massa elektronik terdiri dari televisi, radio, film, internet, dan lain - lain. Media cetak seperti, majalah, buku, surat kabar justru mampu memberikan pemahaman yang tinggi kepada pembacanya, karena ia sarat dengan analisa yang mendalam disbanding media lainnya (Cangara, 2005:128)

Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indera manusia seperti mata dan telinga. Pesan - pesan yang diterima panca indera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap suatu hal sebelum dinyatakan dalam tindakan. Media cetak sebagai salah satu media massa memiliki fungsi utama yaitu memberikan informasi kepada khalayak. Media elektronik khususnya internet, memiliki kualitas yang tinggi dan


(9)

 

baik, serta dapat disimpan di file penyimpanan didalam komputer. Sewaktu - waktu bisa dicari di folder penyimpanan. Sehingga, informasi yang terkandung didalamnya dapat dibaca berulang kali.

Kehadiran media massa merupakan salah satu gejala yang menandai kehidupan masyarakat modern dalam menyampaikan informasinya, media mempunyai cara pengemasan yang variatif dan beragam yang disesuaikan dengan segmentasi, konsumen, orientasi internal diri media itu sendiri dan banyak faktor - faktor kepentingan yang lain. Media massa merupakan bidang kajian yang kompleks, media massa bukan berarti hanya suatu variasi media yang menyajikan informasi kepada khalayak, tetapi khalayak juga yang menggunakan media massa dengan cara yang beragam. Beberapa orang yang menggunakan media untuk mendapatkan informasi, ada juga yang menggunakan media untuk mendapatkan hiburan atau mengisi waktu luang. Media elektronik bisa dipakai untuk mentransmisikan warisan sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya, karena memiliki kemampuan membawa pesan yang spesifik dengan penyajian yang mendalam. Internet atau dunia virtual atau biasa disebut dunia maya, mempunyai kualitas permanen sehingga bisa disimpan dalam waktu yang lama.

Internet saat ini, seiring dengan perkembangan zaman, perubahan -perubahan dalam isi atau content yang ditampilkan oleh internet sangat bervariasi. Mulai dari informasi berita (baik dalam maupun luar), hiburan, gaya hidup, dan tips - tips kesehatan. Istilah Internet berasal dari bahasa


(10)

Latin inter, yang berarti “antara”. Secara kata per kata Internet berarti jaringan antara atau penghubung. Memang itulah fungsinya, Internet menghubungkan berbagai jaringan yang tidak saling bergantung pada satu sama lain sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berkomunikasi. Sistem apa yang digunakan pada masing - masing jaringan tidak menjadi masalah, apakah sistem DOS atau UNIX. Sementara jaringan lokal biasanya terdiri atas komputer sejenis (misalnya DOS atau UNIX), Internet mengatasi perbedaan berbagai sistem operasi dengan menggunakan “bahasa” yang sama oleh semua jaringan dalam pengiriman data. Pada dasarnya inilah yang menyebabkan besarnya dimensi Internet. Semakin banyak jumlah berita atau informasi yang dimuat di internet, maka secara otomatis akan membuat pembaca atau pengguna internet menjadi lebih selektif dalam memilih informasi dan hiburan yang disajikan, sesuai dengan kebutuhan mereka.

Dalam buku Desain Komunikasi Visual, Kusmiati (1999: 36), mengatakan bahwa Visualisasi adalah cara atau sarana untuk membuat sesuatu yang abstrak menjadi lebih jelas secara visual yang mampu menarik emosi pembaca, dapat menolong seseorang untuk menganalisa, merencanakan dan memutuskan suatu problema dengan mengkhayalkannya pada kejadian yang sebenarnya. Media verbal gambar merupakan media yang paling cepat untuk menanamkan pemahaman. Informasi bergambar lebih disukai dibandingkan dengan informasi tertulis karena menatap gambar jauh lebih mudah dan sederhana. Gambar berdiri sendiri, memiliki


(11)

 

subjek yang mudah dipahami dan merupakan “symbol” yang jelas dan mudah dikenal (Waluyanto, 2000: 128).

Karikatur sebagai wahana penyampai kritik sosial seringkali kita temui didalam berbagai media elektronik. Didalam media ini, karikatur menjadi pelengkap artikel dan opini. Keberadaannya biasanya disajikan sebagai selingan atau dapat dikatakan sebagai penyejuk setelah para pembaca menikmati artikel-artikel yang lebih serius dengan sederetan huruf yang cukup melelahkan mata dan pikiran. Meskipun sebenarnya pesan-pesan yang disampaikan dalam sebuah karikatur sama seriusnya dengan pesan-pesan yang disampaikan lewat berita dan artikel, namun pesan-pesan dalam karikatur lebih mudah dicerna karena sifatnya yang menghibur. Seringkali gambar itu terkesan lucu dan menggelikan sehingga membuat kritikan yang disampaikan oleh karikatur tidak begitu dirasakan melecehkan atau mempermalukan.

Kesengajaan dalam membentuk sebuah pesan menggunakan bahasa simbol atau non verbal ini juga bukanlah tanpa maksud, penggunaan bentuk non verbal dalam karikatur lebih diarahkan kepada pengembangan interpretasi oleh pembaca secara kreatif, sebagai respon terhadap apa yang yang diungkapkan melalui karikatur tersebut. Dengan kata lain, meskipun dalam suatu karya karikatur terdapat ide dan pandangan-pandangan seorang karikaturis, namun melalui suatu proses interpretasi muatan makna yang terkandung didalamnya akan dapat berkembang secara dinamis, sehingga dapat menjadi lebih kaya serta lebih dalam pemaknaannya.


(12)

Memahami makna karikatur sama rumitnya dengan membongkar makna sosial dibalik tindakan manusia, atau menginterpretasikan maksud dari karikatur sama dengan menafsirkan tindakan sosial. Menurut Heru Nugroho, bahwa dibalik tindakan manusia ada makna yang harus ditangkap dan dipahami, sebab manusia melakukan interaksi sosial melalui saling memahami makna dari masing - masing tindakan (Indarto, 1999: 1).

Dalam sebuah karikatur yang baik, kita menemukan perpaduan dari unsur-unsur kecerdasan, ketajaman, dan ketepatan berpikir secara kritis serta ekspresif melauli seni lukis dalam menanggapi fenomena permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat luas, yang secara keseluruhan dikemas secara humoris. Dengan demikian memahami karikatur juga perlu memiliki referensi - referensi sosial agar mampu menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh karikaturisnya. Tokoh, isi, maupun metode pengungkapan kritik yang dilukiskan secara karikatural sangat bergantung pada isu besar yang berkembang yang dijadikan headline.

Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa karikatur merupakan salah satu wujud lambang (symbol) atau bahasa visual yang keberadaannya dikelompokkan dalam kategori komunikasi non verbal dan dibedakan dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan atau ucapan. Karikatur merupakan ungkapan ide atau pesan dari karikaturis kepada publik yang dituju melalui simbol yang berwujud gambar, tulisan dan lainnya.


(13)

 

Gagasan menampilkan tokoh atau simbol yang realistis diharapkan membentuk suasana emosional, karena gambar lebih mudah dimengerti dibandingkan tulisan. Sebagai sarana komunikasi, gambar merupakan pesan non verbal yang dapat menjelaskan dan memberikan penekanan tertentu pada isi pesan. Gambar dalam karikatur sangat berpengaruh, karena gambar lebih mudah diingat daripada kata-kata, paling cepat pemahamannya dan mudah dimengerti. Karena terkait dengan maksud pesan yang terkandung dalam isi dan menampilkan tokoh yang sudah dikenal. Gambar mempunyai kekuatan berupa fleksibilitas yang tinggi untuk menghadirkan bentuk atau perwujudan gambar menurut kebutuhan informasi visual yang diperlukan. Simbol atau tanda pada sebuah karikatur mempunyai makna yang dapat digali kandungan faktualnya. Dengan kata lain, bahasa simbolis menciptakan situasi yang simbolis pula. Dimana didalamnya terkandung makna, maksud dan arti yang harus diungkap.

Simbol pada gambar merupakan simbol yang disertai maksud (signal). Sobur (2003: 163) menyatakan bahwa pada dasarnya simbol adalah sesuatu yang berdiri atau ada sesuatu yang lain, kebanyakan diantaranya tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol dapat berdiri untuk institusi, ide, cara berpikir, harapan, dan banyak hal lain.

Dapat disimpulkan bahwa simbol atau tanda pada sebuah gambar memiliki makna yang dapat digali. Dengan kata lain, bahasa simbolis menciptakan situasi yang simbolis pula. Atau memiliki sesuatu yang mesti diungkap maksud dan artinya.


(14)

Kartun sendiri merupakan produk keahlian seorang kartunis, baik dari segi pengetahuan, intelektual, teknik menulis, psikologis, cara melobi, referensi, bacaan, maupun bagaimana tanggapan atau opini secara subjektif terhadap suatu kejadian, tokoh, suatu soal, pemikiran, atau pesan tertentu. Karena itu kita bisa mendeteksi tingkat intelektual sang kartunis dari sudut ini. Juga cara dia mengkritik yang secara langsung membuat orang yang dikritik justru tersenyum (Sobur, 2003: 140).

Kartun merupakan symbolic speech (komunikasi tidak langsung), artinya bahwa penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar kartun tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan menggunakan bahasa simbol. Dengan kata lain, makna yang terkandung dalam gambar kartun tersebut merupakan makna yang terselubung. Simbol-simbol pada gambar kartun tersebut merupakan simbol yang disertai signal (maksud) yang digunakan dengan sadar oleh orang yang mengirimnya dan mereka yang menerimanya. Sedangkan menurut (Pramoedjo dalam Marliani, 2004: 6) karikatur adalah bagian kartun yang diberi muatan pesan yang bernuansa kritik atau usulan terhadap seseorang atau sesuatu masalah. Meski didalamnya terdapat unsur humor, namun karikatur merupakan kartun satire yang terkadang malahan tidak menghibur, bahkan dapat membuat seseorang tidak tersenyum.

Karikatur sebenarnya memiliki arti sebagai gambar yang didistorsikan, diplesetkan atau dipelototkan secara karakteristik tanpa bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Karikatur membangun masyarakat


(15)

 

melalui pesan-pesan sosial yang dikemas secara kreatif dengan pendekatan simbolis. Jika dilihat dari wujudnya, karikatur mengandung tanda-tanda komunikatif. Lewat bentuk-bentuk komunikasi itulah pesan tersebut menjadi bermakna. Disamping itu, gabungan antara tanda dan pesan yang ada pada karikatur diharapkan mampu mempersuasi khalayak yang dituju. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tanda verbal (terkait dengan judul, subjudul, dan teks) dan tanda visual (terkait dengan ilustrasi, logo, tipografi dan tata visual) karikatur dengan pendekatan semiotika. Dengan demikian, analisis semiotika diharapkan menjadi salah satu pendekatan untuk memperoleh makna yang terkandung dibalik tanda verbal dan tanda visual dalam iklan layanan masyarakat. (http://www.desaingrafisindonesia.com) diakses 09 Juni 2010, pukul 19.30 WIB).

Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam pesan karikatur, disosialisasikan kepada khalayak sasaran melalui tanda. Secara garis besar, tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual. Tanda verbal akan didekati dari ragam bahasanya, tema dan pengertian yang didapatkan, sedangkan tanda visual akan dilihat dari cara menggambarkannya apakah secara ikon, indeks, maupun simbolis.

Inilah.com merupakan opini dari media internet yang dituangkan

dalam bentuk gambar karikatur yang menggambarkan berbagai permasalahan bangsa ini. Baik masalah sosial, ekonomi, politik, budaya, teknologi, bahkan musibah yang sedang dialami masyarakat. Isi pesan dari gambar tersebut biasanya ditujukan untuk mengkritik kebijakan atau


(16)

langkah pemerintah atau lembaga dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaiatan dengan kepentingan masyarakat luas. Tentu saja kritik yang diopinikan media tersebut adalah kritik yang membangun, kritik yang ditujukan kearah perbaikan untuk semua pihak yang bersangkutan.

Dalam hal ini peneliti tertarik untuk mengambil objek penelitian gambar karikatur editorial Inilah.com yang bertema “Pemblokiran Situs Porno pada Blackberry”. Situs porno dengan mudah diakses melalui media yaitu smartphone asal Amerika Serikat Blackberry yang sekarang ini memiliki pengguna yang banyak. Masyarakat bisa sangat mudah untuk mengunduh atau mengambil film - film yang berbau pornografi. Dengan adanya hal ini pemerintah khususnya Menkominfo yaitu Tifatul Sembiring ingin memblokir semua situs - situs porno yang dengan mudah diakses oleh masyarakat melalui Blackberry.

Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan). Kebanyakan telepon beroperasi dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon sehingga memungkinkan pengguna telepon untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya.

Telepon genggam (telgam) atau telepon selular (ponsel) atau handphone (HP) atau disebut pula adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana - mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon


(17)

 

menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access).

BlackBerry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon, sms, Menjelajah Internet, dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Penggunaan gadget canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, sampai menjadi suatu kebutuhan untukfashion. BlackBerry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM). Kemampuannya menyampaikan informasi melalui jaringan data nirkabel dari layanan perusahaan telepon genggam hingga mengejutkan dunia.

Pornografi (dari bahasa Yunani πορνογραφία pornographia secara harafiah tulisan tentang atau gambar tentang pelacur, kadang kala juga disingkat menjadi "porn," "pr0n," atau "porno") adalah penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual manusia secara terbuka (eksplisit) dengan tujuan membangkitkan birahi (gairah seksual). Pornografi berbeda dari erotika, dapat dikatakan, pornografi adalah bentuk ekstrem atau vulgar dari erotika. Erotika sendiri adalah penjabaran fisik dari konsep - konsep erotisme. Kalangan industri pornografi kerap kali menggunakan istilah erotika dengan motif eufemisme namun mengakibatkan kekacauan pemahaman di kalangan masyarakat umum.

Pornografi dapat menggunakan berbagai media teks tertulis maupun lisan, foto - foto, ukiran, gambar, gambar bergerak (termasuk


(18)

animasi), dan suara seperti misalnya suara orang yang bernapas tersengal - sengal. Film porno menggabungkan gambar yang bergerak, teks erotik yang diucapkan dan atau suara - suara erotik lainnya, sementara majalah seringkali menggabungkan foto dan teks tertulis. Novel dan cerita pendek menyajikan teks tertulis, kadang - kadang dengan ilustrasi. Suatu pertunjukan hidup pun dapat disebut porno.

Alasan peneliti dalam mengambil objek penelitian karikatur media Inilah.com, karena pada waktu itu banyak sekali pemberitaan di media massa baik cetak maupun elektronik yg memberitakan tentang pemblokiran situs pornografi yang dilakukan oleh Tiffatul Sembiring (Menkomminfo). Hal inilah yang mendorong karikaturis untuk bergerak dalam melawan situs pornografi dengan membuat karikatur yang bersifat sindiran, dan setiap visual ataupun gambar yang muncul (lewat karikatur) memiliki pengertian yang berbeda - beda, sehingga akan memunculkan makna dibalik pemberitaan tersebut. Oleh karena itu, para karikaturis dari berbagai media massa menyampaikan pesan, aspirasi atau memberikan sebuah informasi salah satunya melalui karikatur tersebut.

Penelitian ini berusaha mengungkap makna yang terkandung pada karikatur tentang pemblokiran situs pornogarfi yang dilakukan dengan mudah melalui media Blackberry. Situs “ INILAH.COM “ 10 Januari 2011 ditampilkan sebuah karikatur yang menggambarkan seorang laki - laki yang merangkak menutup tulisan - tulisan situs porno. Dengan adanya penyampaian pesan lewat gambar karikatur akan didapatkan persepsi yang


(19)

 

berbeda - beda dari khalayak sasaran yang memaknainya. Peneliti memilih

www.inilah.com karena banyak sekali pilihan referensi karikaturnya.

Dengan adanya penyampaian pesan lewat karikatur akan didapatkan persepsi yang berbeda - beda dari khalayak sasaran yang memaknainya.

Peneliti menggunakan metode tehnik semiotika Charles Sanders Pierce yang menggunakan Triangle Meaning yaitu tentang icon, indeks, dan symbol pada gambar yang diteliti. Icon adalah hubungan antara tanda objek atau acuan yang bersifat kemiripan, misalnya potret dan peta, Indeks adalah tanda yang menunjuk adanya hubungan alamiah antara tanda dan penanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan, Symbol tanda yang menunjuk hubungan alamiah antara penanda dan petandanya.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana makna karikatur media Inilah.com yang diakses pada 10 Januari 2011 02.11 WIB ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana makna yang dikomunikasikan karikatur media Inilah.com pada situs google dalam pencarian gambar yang diakses 10 Januari 2011 dengan menggunakan pendekatan semiotika.


(20)

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada Ilmu Komunikasi mengenai karikatur media Inilah.com dalam pencarian gambar yang diakses 10 Januari 2011.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan dapat menjadi pertimbangan atau masukan untuk mengetahui penerapan tanda dalam studi semiotik sehingga dapat memberi makna bagi para pengakses situs google mengenai makna dari karikatur.

 


(21)

14

 

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Media Elektronik

Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun media massa elektronik merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial terutama di masyarakat kota. Keberadaan media massa seperti halnya pers, radio, televisi, film, dan lain - lain, tidak terlepas kaitannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak, waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat. (Sugiharti, 2003: 3)

Media elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasarkan pada prinsip elektronik dan elektromagnetis. Media elektronik menyampaikan berita atau informasi dengan cara memperdengarkan suara dan memperlihatkan gambar, serta dengan menampilkan proses terjadinya suatu peristiwa, seperti pada televisi.


(22)

   

2.1.2 Blackberry

BlackBerry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon, sms, Menjelajah Internet, dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Penggunaan gadget canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, sampai menjadi suatu kebutuhan untuk fashion. BlackBerry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM). Kemampuannya menyampaikan informasi melalui jaringan data nirkabel dari layanan perusahaan telepon genggam hingga mengejutkan dunia.

BlackBerry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama BlackBerry. Pasar BlackBerry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di tanah air yakni Excelcom dan Telkomsel.Akibat tuntutan pemerintah Indonesia, Blackberry akhirnya membuka kantor perwakilan di Indonesia pada November 2010.

Pada Januari 2011, Blackberry dan Research In Motion (RIM), perusahaan induknya asal Kanada, menjadi topik utama di pemberitaan Indonesia, setelah Menkominfo Tifatul Sembiring mengultimatum untuk mencabut izin mereka di Indonesia karena tuntutan pemerintah untuk memblokir pornografi tidak dipenuhi.

Tuntutan lainnya yang tidak dipenuhi adalah pemindahan data center dari Kanada ke Indonesia.Pemerintah Indonesia melalui Menkominfo


(23)

 

   

menyatakan bahwa dengan kondisi data center tetap di Kanada, setiap tahun RIM berpotensi mendapat pemasukan sekitar Rp. 2 Triliun tanpa terkena pajak dari Indonesia.Desakan ini didukung banyak pihak, antara lain oleh Komisi Pemberantas Korupsi, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, Ketua Umum International Conference of Islamic Scholars (ICIS) Hasyim Muzadi, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, dan Kepolisian Republik Indonesia

2.1.3 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA.

Tugas & Fungsi Departemen Komunikasi dan Informatika adalah sebagai berikut:

Tugas :

1) Kementerian Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang komunikasi dan informatika dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Fungsi :

1) Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi dan informatika;

2) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Komunikasi dan Informatika;


(24)

   

3) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika;

4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Komunikasi dan Informatika di daerah; dan 5) Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (sebelumnya bernama "Departemen Penerangan" (1945-1999), "Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi" (2001-2005), dan Departemen Komunikasi dan Informatika (2005-2009), disingkat Depkominfo) adalah Departemen atau kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan komunikasi dan informatika. Kementerian Kominfo dipimpin oleh seorang Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) yang sejak tanggal 22 Oktober 2009 dijabat oleh Tifatul Sembiring. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang komunikasi dan informatika yang meliputi pos, telekomunikasi, penyiaran, teknologi informasi dan komunikasi, layanan multimedia dan diseminasi informasi. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya. Pengelolaan barang milik atau kekayaan negara yang menjadi tanggungjawabnya. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya. Penyampaian hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.


(25)

 

   

2.1.4 Undang - Undang Pornografi

Undang-Undang Pornografi (sebelumnya saat masih berbentuk rancangan bernama Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi, disingkat RUU APP, dan kemudian menjadi Rancangan Undang-Undang Pornografi) adalah suatu produk hukum berbentuk undang-undang yang mengatur mengenai pornografi (dan pornoaksi pada awalnya). UU ini disahkan menjadi undang-undang dalam Sidang Paripurna DPR pada 30 Oktober 2008.

Selama pembahasannya dan setelah diundangkan, UU ini maraknya mendapatkan penolakan dari masyarakat. Masyarakat Bali berniat akan membawa UU ini ke Mahkamah Konstitusi. Gubernur Bali Made Mangku Pastika bersama Ketua DPRD Bali Ida Bagus Wesnawa dengan tegas menyatakan menolak Undang-Undang Pornografi ini. Ketua DPRD Papua Barat Jimmya Demianus Ijie mendesak Pemerintah untuk membatalkan Undang-Undang Pornografi yang telah disahkan dalam rapat paripurna DPR dan mengancam Papua Barat akan memisahkan diri dari Indonesia[4]. Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya menolak pengesahan dan pemberlakuan UU Pornografi.

Pembahasan akan RUU APP ini sudah dimulai sejak tahun 1997 di DPR.[6] Dalam perjalanannya draf RUU APP pertama kali diajukan pada 14 Februari 2006 dan berisi 11 bab dan 93 pasal.


(26)

   

Pornografi dalam rancangan pertama didefinisikan sebagai "substansi dalam media atau alat komunikasi yang dibuat untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan/atau erotika" sementara pornoaksi adalah "perbuatan mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan/atau erotika di muka umum".

Pada draf kedua, beberapa pasal yang kontroversial dihapus sehingga tersisa 82 pasal dan 8 bab. Di antara pasal yang dihapus pada rancangan kedua adalah pembentukan badan antipornografi dan pornoaksi nasional. Selain itu, rancangan kedua juga mengubah definisi pornografi dan pornoaksi. Karena definisi ini dipermasalahkan, maka disetujui untuk menggunakan definisi pornografi yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu

porne (pelacur) dan graphos (gambar atau tulisan) yang secara harafiah

berarti "tulisan atau gambar tentang pelacur". Definisi pornoaksi pada draft ini adalah adalah "upaya mengambil keuntungan, baik dengan memperdagangkan atau mempertontonkan pornografi".

Dalam draf yang dikirimkan oleh DPR kepada Presiden pada 24 Agustus 2007, RUU ini tinggal terdiri dari 10 bab dan 52 pasal. Judul RUU APP pun diubah sehingga menjadi RUU Pornografi. Ketentuan mengenai pornoaksi dihapuskan. Pada September 2008, Presiden menugaskan Menteri Agama, Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan untuk membahas RUU ini bersama Panitia Khusus DPR. Dalam draf final yang


(27)

 

   

awalnya direncanakan akan disahkan pada 23 September 2008, RUU Pornografi tinggal terdiri dari 8 bab dan 44 pasal.

Pada RUU Pornografi, defisini pornografi disebutkan dalam pasal 1: "Pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat." Definisi ini menggabungkan pornografi dan pornoaksi pada RUU APP sebelumnya, dengan memasukkan "gerak tubuh" kedalam definisi pornografi.

Rancangan terakhir RUU ini masih menimbulkan kontroversi, banyak elemen masyarakat dari berbagai daerah (seperti Bali, NTT, Sulawesi Utara, Sumatra Utara, dan Papus), LSM perempuan yang masih menolak RUU ini.

Definisi pornografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu berahi; bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu berahi dalam seks.


(28)

   

RUU APP RUU Pornografi KBBI Pornografi Pornografi adalah

substansi dalam media atau alat komunikasi yang dibuat untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan/atau erotika Pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang

dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat. Pornografi adalah penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk

membangkitkan nafsu berahi; bahan bacaan yang dengan sengaja

dan semata-mata

dirancang untuk membangkitkan nafsu berahi dalam seks.

Pornoaksi Pornoaksi adalah perbuatan

mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan/atau erotika di muka umum

(definisi pornoaksi dihilangkan)

(tidak ada kata

pornoaksi dalam KBBI

 

Isi pasal RUU APP ini menimbulkan kontroversi di masyarakat. Kelompok yang mendukung diantaranya MUI, ICMI, FPI, MMI, Hizbut Tahrir, dan PKS. MUI mengatakan bahwa pakaian adat yang mempertontonkan aurat sebaiknya disimpan di museum. Sedangkan kelompok yang menentang berasal dari aktivis perempuan (feminisme), seniman, artis, budayawan, dan akademisi.


(29)

 

   

Dari sisi substansi, RUU ini dianggap masih mengandung sejumlah persoalan, antara lain RUU ini mengandung atau memuat kata-kata atau kalimat yang ambigu, tidak jelas, atau bahkan tidak bisa dirumuskan secara absolut. Misalnya, eksploitasi seksual, erotis, kecabulan, ketelanjangan, aurat, gerakan yang menyerupai hubungan seksual, gerakan menyerupai masturbasi, dan lain-lain.

Pihak yang menolak mengatakan bahwa pornografi yang merupakan bentuk eksploitasi berlebihan atas seksualitas, melalui majalah, buku, film dan sebagainya, memang harus ditolak dengan tegas. Tapi tidak menyetujui bahwa untuk mencegah dan menghentikan pornografi lewat sebuah undang-undang yang hendak mengatur moral dan akhlak manusia Indonesia secara pukul rata, seperti yang tertera dalam RUU APP atau RUU Porno ini, tapi seharusnya lebih mengatur penyebaran barang-barang pornografi dan bukannya mengatur soal moral dan etika manusia Indonesia.

Bab I Pasal 1 tentang Ketentuan Umum pada draft terakhir RUU Pornografi menyebutkan, pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat. Definisi ini, menunjukkan longgarnya batasan "materi


(30)

   

seksualitas" dan menganggap karya manusia, seperti syair dan tarian (gerak tubuh) di muka umum, sebagai pornografi. Kalimat membangkitkan hasrat seksual atau melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat bersifat relatif dan berbeda di setiap ruang, waktu, maupun latar belakang.

2.1.5 Pemaknaan Warna

Para teoritis bahasa mengemukakan bahwa kebanyakan kata memiliki makna majemuk. Setiap kata dari kata - kata seperti : merah, kuning, hitam, dan putih memiliki makna konotatif yang berlainan. Dalam Roget’s Thesaurus, seperti dikutip Mulyana (2003: 260 - 261), terdapat kira - kira 12 sinonim untuk kata hitam, dalam beberapa kepercayaan warna - warna seperti warna hitam dan abu - abu memiliki asosiasi yang kuat dengan bahasa, hitam tidak dapat dipisahkan dari hal - hal yang bersifat buruk dan negatif, misal : daftar hitam, dunia hitam, dan kambing hitam.

Sedangkan terdapat sinonim untuk kata putih, dan semua bersifat positif. Warna putih kebalikan dari warna hitam. Putih mewakili sesuatu yang menyenangkan dan mencerminkan segala sesuatu yang bersifat kebaikan, seperti : murni, bersih, dan suci. Jadi, kata hitam umumnya berkonotasi negatif, sedangkan warna putih berkonotasi positif (Sobur, 2001: 25).

Warna mampu memberikan pemaknaan tentang sesuatu hal, misalnya warna merah, berarti bisa api atau darah, dibeberapa kata merah darah lebih tua dibandingkan dengan kata merah itu sendiri. Namun dibeberapa bahasa kata merah digunakan pada saat bersamaan menjadi


(31)

 

   

merah darah, karena unsur - unsur tersebut, merah dapat diartikan sebagai hasrat yang kuat dalam hubungannya dengan ikatan, kebenaran dan kejayaan, namun tak jarang pula warna merah diartikan sebagai suatu kebencian dan dendam tergantung dari situasi.

Warna menurut Hoed dan Benny Hoedoro 1992 dalam bukunya “periklanan”, memiliki beberapa makna dalam menunjang kegiatan periklanan karena perpaduan dan kombinasi warna yang menarik akan mempunyai nilai ketertarikan tersendiri dibenak khalayak, diantaranya :

1. Merah

Merah merupakan warna power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresif, bahaya, kekuatan, eksentrik, aktif, bersaing. Warna ini memberikan pengaruh berkemauan keras dan penuh semangat. Sering juga diapresiasikan untuk menunjuk emosi atau debaran jantung.

2. Putih

Putih melambangkan positif, ketetapan, ketidakbersalahan, steril, kematian, kedamaian, pencapaian ketinggian diri, spiritualitas, kedewasaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan, kebersihan, kesempurnaan, cahaya, persatuan, lugu, murni, ringan, netral, dan fleksibel.

3. Hitam

Hitam melambangkan power, seksualitas, kecanggihan, kematian, misteri, ketakutan, kesedihan, keanggunan, perlindungan,


(32)

   

pengusiran sesuatu yang negatif, mengikat, formalitas, kekayaan, kejahatan, perasaan yang dalam, kemarahan, harga diri dan ketangguhan.

4. Coklat

Coklat melambangkan warna netral yang natural, hangat, membumi dan stabil, menghadirkan kenyamanan, memberi kesan anggun dan elegan. Dapat memberi keyakinan dan rasa aman, warna yang akrab dan menenangkan, bisa mendorong komitmen. 5. Orange

Orange melambangkan sosialisasi, penuh harapan dan percaya diri, membangkitkan semangat, vitalitas dan kreatifitas. Dapat menimbulkan perasaan positif, senang, gembira dan optimis, penuh energi, bisa mengurangi depresi atau perasaan tertekan.

2.1.6 Komunikasi Non Verbal

Istilah non verbal biasanya digunakan untuk melakukan semua peristiwa komunikasi diluar kata - kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku non verbal ini ditafsirkan melalui simbol - simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku non verbal itu tidak sungguh - sungguh bersifat non verbal (Mulyana, 2005: 312).

Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat non verbal menjadi beberapa bagian, antara lain :


(33)

 

   

1) Isyarat Tangan

Isyarat tangan atau “berbicara dengan tangan” termasuk apa yang dimaksud eblem, yang dipelajari, yang mempunyai makna dalam suatu budaya atau sub kultur. Meskipun isyarat tangan yang digunakan sama, maknanya boleh jadi berbeda atau isyarat fisiknya berbeda, namun maksudnya sama. Berikut beberapa gerakan tangan yang umum digunakan dalam komunikasi :

a) Gerakan tangan yang membentuk huruf “V” untuk menandakan kemenangan. Terkadang juga mengarah pada tanda untuk perdamaian.

b) Tangan membentuk lingkaran dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, dan biarlah jari - jari yang lurus. Ini menunjukkan tanda “OK”.

c) Mengangkat jempol, di dalam beberapa kebudayaan tanda ini berarti “kerja bagus”.

d) Menggoyangkan tangan, tanda ini biasanya digunakan menyertai ucapan “hai” atau “selamat tinggal”.

e) “Mengatupkan” tangan atau merapatkan jari - jari tangan di beberapa kebudayaan tanda ini menunjukkan bahwa orang yang melakukannya sedang berpikir keras.


(34)

   

f) Melipat kedua tangan di depan dada dengan berdiri tegap, tanda ini biasanya berarti “diam dan berpikir sesuatu”

g) Gerakan tangan dengan jari telunjuk yang diarahkan ke lawan bicara, tanda ini menandakan memojokkan orang lain atau lawan bicara.

h) Gerakan meninju, mengepalkan tangan, atau jari - jari telunjuk diarahkan ke wajah atau ke dada lawan bicara. Tanda ini menunjukkan perasaan benci atau marah. (Mulyana, 2005: 317 - 320)

2) Postur Tubuh dan Posisi Kaki

Postur tubuh sering bersifat simbolik dan mempengaruhi citra diri. Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara fisik dan karakter atau tempramen. Klasifikasi bentuk tubuh yang dilakukan William Sheldon, misalnya hubungan antara bentuk tubuh dan tempramen. Sebagian anggapan mengenai bentuk tubuh dan karakter yang dihubungkan mungkin sekedar streotipe. Tubuh yang tegap sering dikaitkan dengan kepercayaan diri atau antusiasme.

Cara berdiri atau duduk juga sering dimaknai secara berbeda di tiap Negara. Dalam banyak budaya, orang yang berdiri tegap dipandang berwibawa daripada orang yang duduk, sebagaimana orang yang tinggi dipersepsi lebih dominan daripada


(35)

 

   

orang yang pendek. Dalam situasi formal sering khalayak membentuk kesan mengenai kepribadiannya. Isyarat ini dapat menyesatkan, namun berpengaruh. Banyak orang berpikir bahwa mereka mampu menilai pembicara dan ketulusannya, keramahannya, rasa hormatnya pada khalayak, dan antusiasmenya berdasarkan cara ia berdiri, duduk, dan berjalan.

Status seseorang mempengaruhi postur tubuhnya ketika ia berkomunikiasi dengan orang lain. Orang yang berstatus lebih tinggi umumnya mengatur postur tubuhnya secara lebih leluasa daripada orang yang berstatus lebih rendah. Status seseorang juga dapat terlihat dari cara ia meletakkan tangannya ketika ia berdiri dan berbicara dengan orang lain. Di Negara Indonesia, orang yang berbicara dengan merapatkan kedua tangannya (telapak tangan menghadap ke belakang) dan meletakkannya di depan selangkangannya hampir dapat dipastikan adalah orang yang jabatannya lebih rendah daripada orang yang berdiri dengan meletakkan kedua tangannya di samping atau di belakang punggungnya. (Mulyana, 2005: 323 - 330)

3) Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata

Ekspresi wajah merupakan perilaku non verbal utama yang mengekspresikan keadaan emosional seseorang. Sebagian pakar mengakui, terdapat beberapa keadaan emosional yang dikomunikasikan oleh ekspresi wajah yang tampaknya dipahami


(36)

   

secara universal ; kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, keterkejutan, kemarahan, kejijikan, dan minat.

Ekspresi - ekspresi wajah tersebut dianggap “murni”, sedangkan keadaan emosional lainnya (misalnya malu, rasa berdosa, bingung, puas) dianggap “campuran”, yang umumnya lebih bergantung pada intepretasi. Dalam hal ini, ekspresi wajah boleh sama, namun maknanya mungkin berbeda. Kontak mata mempunyai dua fungsi dalam komunikasi. Pertama, fungsi pengatur, untuk memberitahu orang lain apakah memberikan reaksi (respon) atau tidak, atau malah menghindarinya. Kedua, fungsi ekspresif, memberitahu orang lain tentang perasaan.

Dalam keadaan normal, frekuensi menatap orang lain hanya sekilas, cuma satu sampai dua detik. Bila pandangan lebih lama, reaksi orang tersebut cenderung emosional. Boleh jadi pasangan tersebut akan mengubah kesan mengenai “status” hubungan, misalnya dari hubungan biasa (pertemanan) menjadi lebih khusus. Tampaknya orang - orang yang mempunyai hubungan dekat, seperti suami - istri atau orangtua - anak atau sahabat dekat, saling menatap sedikit lebih lama daripada orang - orang yang tidak saling mengenal. Semakin dekat hubungan diantara dua orang, semakin lamalah mereka berpandangan, meskipun ada batas maksimalnya. Tidak mengherankan yang


(37)

 

   

dianggap intim mampu menyampaikan banyak makna lewat pandangan matanya, meskipun sedikit lebih berbicara.

Secara umum dikatakan bahwa makna ekpresi wajah dan pandangan mata tidaklah universal, melainkan sangat dipengaruhi oleh budaya. Lelaki dan perempuan mempunyai cara berbeda dalam hal ini. Perempuan condong lebih banyak tersenyum daripada laki - laki, tetapi senyuman mereka sulit ditafsirkan. Senyuman laki - laki umumnya berarti perasaan positf, sedangkan senyuman perempuan mungkin merupaka respon terhadap kemarahan. Perempuan juga cenderung lebih lama melakukan kontak mata daripada laki - laki terlepas dari apakah mitra komukasinya perempuan atau laki - laki. (Mulyana, 2005: 372)

2.1.7 Karikatur

Secara singkat dapat dijelaskan, bahwa karikatur seperti halnya kartun strip, kartun gags (kartun kata), kartun komik dan kartun animasi adalah bagian dari apa yang dinamakan kartun.

Karikatur adalah produk suatu keahlian seorang karikaturis, baik dari segi pengetahuan, intelektual, teknik melukis, psikologis, cara melobi, referensi bacaan, maupun bagaimana dia memilih topik isu yang tepat. Karena itu, kita bisa mendeteksi intelektual seorang karikaturis dari sudut ini. Juga, cara dia mengkritik yang secara langsung membuat orang yang dikritik justru tersenyum (Sobur, 2006: 140)


(38)

   

Karikatur adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar khusus. Semula, karikatur ini hanya merupakan selingan atau ilustrasi belaka. Namun, pada perkembangan selanjutnya, karikatur dijadikan sarana untuk menyampaikan kritik yang sehat. Dikatakan kritik yang sehat karena penyampaiannya dilakukan dengan gambar-gambar lucu dan menarik (Sobur, 2006: 40).

2.1.8 Karikatur Dalam Media Massa

Komunikasi massa secara umum diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan melalui media massa seperti majalah, surat kabar, radio, televisi dan lain sebagainya. Komunikasi massa merupakan komunikasi dimana penyampaian pesan kepada sejumlah orang dilakukan melalui media massa. Baik kartun maupun karikatur di Indonesia belakangan ini sudah bisa menjadi karya seni yang menyimpan gema panjang, sarat oleh pesan dan estetika, disamping kadar humornya. Karikatur penuh dengan perlambangan-perlambangan yang kaya akan makna, oleh karena itu karikatur merupakan ekspresi dari situasi yang menonjol di dalam masyarakat. Setajam atau sekeras apapun kritik yang diampaikan sebuah gambar karikatur, tidak akan menyebabkan terjadinya evolusi. Dengan kata lain, karikatur dapat mengetengahkan suatu permasalahan yang sedang hangat di permukaan.

Menurut Anderson, dalam memahami studi komunikasi politik di Indonesia akan lebih mudah dianalisa mengenai konsep politik Indonesia dengan membedakan dalam dua konsep, yaitu dengan direct speech


(39)

 

   

(komunikasi langsung) dan Symbolic speech (Komunikasi tidak langsung). Komunikasi langsung merupakan konsepsi politik yang analisanya dipahami sejauh penelitian tersebut ditinjau dari komunikasi yang bersifat langsung, seperti humor, gossip, diskusi, argumen, intrik, dan lain-lain. Sedangkan komunikasi tidak langsung, tidak dapat secara langsung dipahami maupun diteliti seperti patung, monument dan simbol-simbol lainnya (Bintoro dalam Marliani, 2004: 49).

Peran karikatur yang tertulis seperti yang telah diuraikan di atas, merupakan alasan utama dijadikannya karikatur sebagai objek studi ini. Selain karena karikatur merupakan suatu penyampaian pesan lewat kritik yang sehat dan juga suatu keahlian karikaturis adalah bagaimana dia memilih topik-topik isu yang tepat dan masih hangat.

2.1.9 Kritik Sosial

Indonesia terbangun ketika budaya tulis sudah menyebar luas, ketika segala tatanan kehidupan dirumuskan secara tertulis dan tidak tertulis baik dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, radio, televisi, dan internet. Semakin luas melalui pendidikan modern dan yang tak kalah pentingnya, ketika segala bentuk tulisan sebagian besar menyampaikan berbagai informasi melalui bahasa Indonesia dijadikan media resmi pendidikan nasional dan sebagai alat komunikasi dalam birokrasi (Masoed, 1999: 42).

Dengan demikian melestarikan atau mempertahankan kritik terselubung dalam konteks budaya yang tidak lagi menopangnya, sama saja dengan membunuh eksistensi kritik sehingga sebuah institusi sosial yang


(40)

   

lahir dari kebutuhan pengembangan hidup bersama manusia. Dalam konteks budaya tulis, budaya modern materialistis yang berpenopang pada budaya tulis di atas pembangunan, pengembangan, dan penyebaran kritik sama statusnya dengan pembangunan dan pengembangan, dan penyebaran kritik itu sendiri.

Dalam beberapa pengertian kritik sosial mengandung konotasi negatif seperti “celaan”, namun kata “kecaman” mengandung kemungkinan kata positif yaitu dukungan, usulan, atau saran, penyelidikan yang cermat. (Masoed, 1999: 36). Definisi “kritik” menurut kamus Oxford adalah “one who appreises literaryor artistic work” atau suatu hal yang membentuk dan memberikan penilaian untuk menemukan kesalahan terhadap sesuatu. Kriti awalnya dari bahasa Yunani (Kritike = pemisahan, Krinoo = memutuskan) dan berkembang dalam bahasa Inggris “critism” yang berarti evaluasi atau penilaian tentang sesuatu. Sementara sosial adalah suatu kajian yang menyangkut kehidupan dalam bermasyarakat menciptakan suatu kondisi sosial yang tertib dan stabil (Susanto, 1986: 7).

Dalam kritik sosial, pers dan politik Indonesia kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai sumber kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat. Dalam konteks inilah kritik sosial merupakan salah satu unsur penting dalam memelihara sistem sosial. Dengan kata lain, kriti sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana untuk konservasi dan


(41)

 

   

reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat (Abar dalam Masoed, 1999: 47).

Kritik sosial juga dapat berarti sebuah inovasi sosial dalam arti bahwa kritik sosial menjadi sarana komunikasi gagasan baru, sembari menilai gagasan lama, untuk suatu perubahan sosial. Kritik sosial konservatif, status quo dalam masyarakat untuk perubahan sosial, kritik sosial dalam pengertian ini sering muncul ketika masyarakat atau sejumlah orang atau kelompok sosial dalam masyarakat yang menginginkan suasana baru, suasana yang lebih bai dan lebih maju, atau secara kritik sosial yang demikian yang lebih banyak dianut kaum oleh kritis dan strutualis. Mereka melihat kritis sosial adalah wahana komunikatif untuk suatu tujuan perubahan sosial. Suatu kritik sosial selalu menginginkan perbaikan, ini berarti bahwa suatu kritik sosial yang murni kurang didasarkan pada peneropongan kepentingan diri saja, melainkan justru menitikberatkan dan mengajak masyarakat atau khalayak untuk memperhatikan kebutuhan – kebutuhan nyata dalam masyarakat. Suatu kritik sosial kiranya didasarkan pada rasa tanggung jawab atas perkembangan lingkungan sosialnya, sehingga diharapkan dapat menuju ke arah perbaikan dalam masyarakat untuk mewujudkan suatu ketertiban sosial. (Susanto, 1986: 105).

Kritik sosial dapat disampaikan melalui berbagai wahana, mulai dari cara yang paling tradisional, seperti berjemur diri, ungkapan – ungkapan sindiran melalui komunikasi antar personal dan komunikasi sosial melalui berbagai pertunjukan sosial dan kesenian dalam komunikasi publik,


(42)

   

seni sastra, dan melalui media massa. Kritik dari masyarakat ini hendaknya ditanggapi dengan serius oleh pemerintah. Memang dalam menanggapi kritik dari masyarakat, belum menjamin persoalan akan selesai, tetapi itu menunjukkan adanya perhatian dari pemerintah. Perhatian inilah yang secara akumulatif membentuk kesan, pemerintah mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap rakyatnya. Apabila masyarakat sudah diperhatikan aspirasinya, masyarakat tidak akan lupa budi, sehingga apabila pemerintah mempunyai program kerja maka partispasi masyarakat akan muncul dengan sendirinya (Panuju, 1999: 49).

Kritik sosial itu sebenarnya merupakan sesuatu yang positif karena ia mendorong sesuatu yang terjadi didalam masyarakat untuk kembali ke kriteria yang dianggap wajar dan telah disepakati bersama. Menurut Aris Susanto dalam bidang politik istilah kritik sosial seringkali memperoleh konotasi negatif karena diartikan mencari kelemahan – kelemahan pihak lain dalam pertarungan politik sehingga arti yang substansial dari kritik sosial itu menjadi kabur (Masoed, 1999: 71).

Kesan oposisi sejauh mungkin harus dapat dihindarkan, masyarakat awam menganggap kritik sama dengan oposisi, yang artinya “pihak sana” (out group) sehingga kritik tertuju kebijaksanaan atau oknum aparat pemerintah, diidentifikasi sebagai penentang atau melawan pemerintah. Padahal, kritik bukanlah seperti itu. Kritik tidak selamanya berarti melawan. Kritik itu mengandung muatan - muatan saling memberi


(43)

 

   

arti. Setidaknya menjadi masukan yang dapat dipertimbangkan dalam merumuskan kebijaksanaan dan tindak lanjutnya. (Ali, 1999: 84).

Kritik – kritik terbaik, sesuai dengan setting sosial, politik, dan budaya kita adalah kritik yang membuat saran kritik menangis, tapi dalam mimik mukanya yang tetap tertawa, artinya jika kita melaksanakan kritik kepada sasaran tertentu, kritik tersebut tidak boleh membuat malu sasaran kritik dihadapan publik, apalagi secara meluas.

Sesuai dengan ciri makhluk rasional, maka keterbukaan dan kritik harus mengandung beberapa unsur utama. Diantaranya adalah peningkatan supremasi individu, kompetisi dan membuka peluang pengarahan bagi tindakan manusia untuk meraih sukses dan keuntungan di planet bumi ini. (Ali, 1999: 194).

Dengan demikian, melestarikan atau mempertahankan kritik terselubung dalam konteks budaya yang tidak lagi menopangnya sama saja membunuh eksistensi kritik sebagai sebuah institusi sosial yang lahir dari kebutuhan pengembangan hidup kebersamaan manusia. Dalam konteks budaya tulis, budaya modern materialistis yang berpenopang pada budaya tulis diatas, pembangunan, pengembangan, penyebaran kritik sama statusnya dengan pembangunan, pengembangan, dan penyebaran kritik itu sendiri.


(44)

   

2.1.10 Pendekatan Semiotika

Kata “semiotika” berasal dari bahasa yunani, semeion yang berarti tanda, atau seme yang berarti penafsir tanda. Semiotika sendiri berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, poetika. Semiotika adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tanda. Tanda terdapat dimana-mana “kata” adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera, dan sebagainya. Struktur karya sastra, struktur film, bangunan (arsitektur) atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda. Segala sesuatu dapat menjadi tanda, tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi atau pesan baik secara verbal maupun non verbal sehingga bersifat komunikatif. Hal tersebut memunculkan suatu proses pemaknaan oleh penerima tanda akan makna informasi atau pesan dari pengirim pesan. Semiotika merupakan cabang ilmu yang semula berkembang dalam bidang bahasa. Dalam perkembangannya kemudian semiotika bahkan masuk pada semua segi kehidupan manusia. Sehingga Derrida (dalam kurniawan, 2008: 34), mengikrarkan bahwa tidak ada sesuatu pun di dunia ini sepenting bahasa. “there is nothing outside languange”. Bahasa dalam hal ini dibaca sebagai “teks” atau “tanda”. Dalam konteks ini tanda memegang peranan penting dalam kehidupan umat manusia sehingga : “manusia yang tak mampu mengenal tanda, tak akan bertahan hidup” (Widagdo dalam Kurniawan, 2008). Charles Sanders Peirce merupakan ahli filsafat dan tokoh terkemuka dalam semiotika modern Amerika menegaskan bahwa, manusia hanya dapat berfikir dengan sarana


(45)

 

   

tanda dan manusia hanya dapat berkomunikasi dengan tanda. Tanda yang dapat dimanfaatan dalam senirupa berupa tanda visual ang bersifat non verbal, terdiri dari unsur dasar berupa seperti grafis, warna, bentuk, tekstur, komposisi, dan sebagainya. Tanda-tanda yang bersifat verbal adalah objek yang dilukiskan, seperti objek, manusia, bintang, alam, imajinasi atau hal hal lainnya yang abstrak. Apapun alasan (senirupawan, designer) untuk berkarya, karyanya adalah sesuatu yang kasat mata. Karena itu secara umum bahasa digunakan untuk merangkul segala yang kasat mata dan merupakan media atara perupa dengan pemerhati atau penonton. Seniman dan designer membatasi bahasa rupa pada segitiga, estetis – simbolis - bercerita (story telling). Bahasa merupakan imaji dan tata ungkapan. Imaji mencakup makna yang luas, baik imaji yang kasat mata maupun imaji yang ada khayalnya.

Menurut John Fiske pada intinya semua model yang membahas mengenai makna dalam studi semiotik memiliki bentuk yang sama, yaitu membahas tiga elemen antara lain :

1) Sign atau tanda itu sendiri

Pada wilayah ini akan dipelajari tentang macam-macam tanda. Cara seseorang dalam memproduksi tanda, macam-macam makna yang terkandung di dalamnya dan juga bagaimana mereka saling berhubung dengan orang-orang yang menggunakannya. Dalam hal ini tanda dipahami sebagai komunikasi makna dan hanya bisa dimaknai oleh orang-orang yang telah mempersiapkannya.


(46)

   

2) Codesi atau kode

Sebuah sistem yang terdiri dari berbagai macam tanda yang terorganisasikan dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat atau budaya untuk mengeksploitasi media komunikasi yang sesuai dengan transmisi pesan mereka.

3) Budaya

Lingkungan dimana tanda atau kode itu berada. Kode dan lambang tersebut segala sesuatunya tidak dapat lepas dari latar belakang budaya dimana tanda dan lambang itu digunakan.

Dalam semiotik model yang digunakan dapat berasal dari berbagai ahli, seperti Saussure, Peirce, dan sebagainya. Pada penelitian ini yang akan digunakan adalah model semiotik milik Peirce karena adanya kelebihan yang dimiliki yaitu tidak mengkhususkan analisisnya pada studi linguistik.

2.1.11 Semiotika Charles Sanders Peirce

Semiotik untuk studi media massa tidak hanya terbatas sebagai kerangka teori, namun sekaligus juga sebagai metode analisis (Sobur, 2004: 83). Bagi Peirce tanda “is something which stand to somebody for something in some respect or capacity”. Kita misalnya dapat menjadikan teori segitiga makna (triangel meaning) menurut Peirce salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sesuatu yang digunakan agar tanda dapat berfungsi, oleh Peirce disebut

ground. Konsekuensinya, tanda (Sign atau represetamen) selalu terdapat


(47)

 

   

dalam sebuah triadik, yakni ground, object dan interpretant (Sobur, 2004: 41).

Sementara itu interpretant adalah suatu tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi (Barthes dalam Kurniawan, 2008: 37).

Charles Sanders Peirce membagi antara tanda dan acuannya tersebut menjadi kategori yaitu : ikon, indeks, simbol adalah tanda yang hubungan antara penanda dan penandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda objek atau acuan yang bersifat kemiripan, misalnya potret dan peta. Indeks adalah tanda yang menunjuk adanya hubungan alamiah antara tanda dan penanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu pada denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda konvensional yang biasa disebut simbol. Jadi, simbol tanda yang menunjuk hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi atau perjanjian masyarakat (Sobur, 2004: 42).


(48)

   

Hubungan segitiga makna Peirce lazimnya ditampilkan dalam gambar berikut :

(Fiske dalam Sobur, 2001: 85)

Sign

Interpretant Object

Gambar 2.1 Hubungan Tanda, Objek, dan Interpretant Peirce

Menurut Pierce sebuah tanda itu mengacu pada sebuah acuan, dan representasi adalah fungsi utamanya. Hal ini sesuai dengan definisi dari tanda itu sendiri yaitu sebagai sesuatu yang memiliki bentuk fisik, dan harus merujuk pada sesuatu yang lain dari tanda tersebut. Pierce ingin mengidentifikasikan partikel dasar dari tanda dan mengembangkannya kembali semua komponen dalam struktur tunggal. Dalam pendekatan semiotik model Charles S. Pierce, diperlukan adanya 3 unsur utama yang bisa digunakan sebagai model analisis, yaitu tanda, objek, dan interpretant.

Charles S. Peirce membagi antara tanda dan acuannya tersebut menjadi tiga kategori, yaitu : ikon, indeks, simbol. Ketiga kategori tersebut digambarkan dalam sebuah model segitiga sebagai berikut :


(49)

 

   

Icon

Index Simbol

Gambar 2.2 Model Kategori Tanda Oleh Peirce

2.1.12 Konsep Makna

Para ahli mengakui, istilah makna (meaning) memang merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Dalam bukunya The Meaning of meaning, (Odgen dan Richards dalam buku Kurniawan, 2008: 27) telah mengumpulkan tidak kurang dari 22 batasan mengenai makna.

Makna sebagaimana dikemukakan oleh Fisher (dalam Sobur, 2004: 248), merupakan konsep yang abstrak yang telah menarik perhatian para ahli filsafat dan para teoritis ilmu sosial selama 2000 tahun silam. Semenjak Plato mengkonseptualisasikan makna manusia sebagai salinan “ultrarealitas”, para pemikir besar telah sering mempergunakan konsep itu dengan penafsiran yang sangat luas yang merentang sejak pengungkapan mental dari Locke sampai ke respon yang dikeluarkan dari Skinner. “Tetapi”, (kata Jerold Katz dalam Kurniawan, 2008: 47), “setiap usaha untuk memberikan jawaban yang langsung telah gagal. Beberapa seperti misalnya Plato, telah terbukti terlalu samar dan pekulatif. Yang lainnya memberikan jawaban salah.”


(50)

   

Menurut Devito, makna bukan terletak pada kata - kata melainkan pada manusia. “Kita”, lanjut Devito, menggunakan kata - kata untuk mendekati makna yang ingin kita komunikasikan. Tetapi kata - kata ini secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita maksudkan. Demikian pula makna yang didapat pendengar dari pesan - pesan akan sangat berbeda dengan makna yang ingin kita komunikasikan. Komunikasi adalah proses yang kita gunakan untuk memproduksi dibenak pendengar dan apa yang ada dalam benak kita.

Ada tiga hal yang dijelaskan para filusuf dan linguis sehubungan dengan usaha menjelaskan istilah makna. Ketiga hal tersebut adalah (1) menjelaskan makna secara alamiah, (2) mendeskripsikan secara alamiah, (3) menjelaskan makna dalam proses komunikasi (Kempson dalam Sobur, 2004: 258).

Ada beberapa pandangan yang menjelaskan teori atau konsep makna. Model konsep makna (Johnson dalam Devito 1997: 123 - 125) sebagai berikut :

1) Makna dalam diri manusia. Makna tidak terletak pada kata - kata melainkan pada manusia. Kita menggunakan kata - kata untuk mendekati makna yang ingin kita komunikasikan, tetapi kata - kata tersebut tidak secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang ingin kita gunakan untuk memproduksi dibenak pendengar apa yang ada dalam benak kita dan proses ini adalah proses yang bisa salah.


(51)

 

   

2) Makna berubah. Kata - kata relatif statis, banyak dari kata - kata yang kita gunakan 200 atau 300 tahun yang lalu. Tetapi makna dari kata - kata ini dan berubah khusus yang terjadi pada dimensi emosional makna.

3) Makna membutuhkan acuan. Walaupun tidak semua komunikasi mengacu pada dunia nyata, komunikasi hanya masuk akal bilamana ia mempunyai kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal. 4) Penyingkiran berlebihan akun mengubah makna. Berkaitan erat

dengan gagasan bahwa acuan tersebut kita butuhkan bilamana terjadi masalah komunikasi yang akibat penyingkatan berlebihan tanpa mengaitkan acuan yang diamati. Bila kita berbicara tentang cerita, persahabatan, kebahagiaan, kejahatan dan konsep – konsep lain yang serupa tanpa mengaitkannya dengan sesuatu yang spesifik, kita tidak akan bisa berbagi makna dengan lawan bicara. 5) Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah

kata dalam suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas. Karena itu kebanyakan kita mempunyai banyak makna. Ini bisa menimbulkan masalah bila ada sebuah kata diartikan secara berbeda oleh dua orang yang sedang berkomunikasi.

Makna yang dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang kita peroleh dari suatu kejadian bersifat multi aspek dan sangat kompleks. Tetapi hanya sebagian saja dari makna - makna ini yang benar - benar dapat dijelaskan. Banyak dari makna tersebut yang tetap tinggal dalam benak kita,


(52)

   

karenanya pemaknaan yang sebenarnya mungkin juga merupakan tujuan yang ingin kita capai tetap tidak pernah tercapai (Sobur, 2003: 285 - 289).

2.2 Kerangka Berpikir

Setiap individu mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda - beda dalam memahami suatu peristiwa atau obyek. Hal ini dikarenakan latar belakang pengalaman (field of experience) dan pengetahuan (frame of reference) yang berbeda - beda dari setiap individu tersebut. Begitu juga penelitian yang memahami lambang dan tanda yang ada, dalam obyek yang berdasarkan pengalaman dan pengetahuan peneliti. Berdasarkan landasan teori yang telah disampaikan, maka peneliti dalam memaknai karikatur media Inilah.com melakukan pemaknaan terhadap tanda dan lambing berbentuk gambar dengan menggunakan teori sgitiga makna Pierce (triangle meaning) yang meliputi tanda, obyek, dan interpretan sehingga diperoleh hasil intrepetasi data mengenai karikatur media Inilah.com

Tanda yang dimaksud disini adalah gambar dalam media cetak yang kemudian tanda tersebut dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu : ikon, indeks, dan symbol. Obyek disini adalah karikatur INILAH.COM yang bertema “pemblokiran situs – situs di blackberry “. Setelah menganalisis kategori tanda tersebut, maka peneliti akan mengetahui makna gambar karikatur INILAH.COM tersebut. Sistematika tersebut digambarkan sebagai berikut :


(53)

 

   

     

Karikatur inilah.com

“Pemblokiran situs porno di blackberry”

Pemaknaan dengan Pendekatan Semiotika Charles Sanders Pierce

1. Ikon

seseorang laki - laki yang merangkak dan pusing menutupi banyaknya situs - situs porno.

2. Indeks

1) “ blokir setan birahi di BB 2) “ wow, luar biasa aksi Tifatul

melawan nafsu” 3) Situs – situs porno. 3. Simbol

1) Seseorang yang berkuping

besar.

2) Garis melengkung di kepala dan

bintang.

Hasil Interpretasi


(54)

47

 

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan semiotik. Alasan digunakannya metode deskriptif kualitatif terdapat beberapa faktor pertimbangan, yaitu pertama metode deskriptif kualitatif akan lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda, kedua metode deskriptif kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, ketiga metode deskriptif kualitatif lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola - pola nilai yang dihadapi (Moeloeng, 2002: 33).

Selain itu, pada dasarnya semiotik bersifat kualitatif interpretatif, yaitu suatu metode yang memfokuskan dirinya pada tanda dan teks sebagai objek kajian, serta bagaimana menafsirkan dan memahami kode dibalik tanda dan teks tersebut (Christomy dan Yuwono dalam Marliani, 2004: 48).

Oleh karena itulah peneliti harus memperhatikan beberapa hal dalam penelitian ini, pertama adalah konteks atau situasi sosial di seputar dokumen atau teks yang diteliti. Disini peneliti diharapkan dapat memahami makna dari teks yang diteliti. Kedua adalah proses atau bagaimana suatu produksi media atau isi pesannya dikemas secara aktual dan diorganisasikan secara bersama.


(55)

 

Ketiga adalah pembentukan secara bertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan interpretasi. Dalam penelitian ini, menggunakan metode semiotik. Semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Sobur, 2004: 15). Dengan menggunakan metode semiotik, peneliti berusaha menggali realitas yang didapatkan melalui interpretasi simbol-simbol dan tanda-tanda yang ditampilkan sepanjang gambar dalam cover karikatur. Pendekatan semiotik termasuk dalam metode kualitatif. Tipe penelitian ini adalah deskriptif , dimana peneliti berusaha untuk mengetahui pemaknaan karikatur “Inilah.com. yang dimuat pada tanggal 10 January 2011.

3.2 Korpus

Korpus sebagai kumpulan bahan yang terbatas yang ditentukan perkembangannya oleh analisa dengan semacam kesemenaan. Korpus haruslah cukup luas untuk memberi harapan yang beralasan bahwa unsur - unsurnya akan memelihara sebuah sistem kemiripan dan perbedaan yang lengkap. Korpus itu juga bersifat sehomogen mungkin, baik homogen pada taraf substansi maupun homogen pada taraf waktu (sinkroni). (Kurniawan, 2001: 70).

Tetapi sebagai analisis, korpus itu bersifat terbuka pada konteks yang beraneka ragam, sehingga memungkinkan untuk memahami banyak aspek dari sebuah pesan yang tidak ditangkap atas dasar suatu analisis yang bertolak dari unsur tertentu. (Arkoun: Setianingsih, 2003: 40).


(56)

Sedangkan Korpus pada penelitian ini adalah karikatur “Pemblokiran situs - situs porno pada Blackberry” yang dimuat di Inilah.com edisi 10 Januari 2011.

3.3 Unit Analisis

Untuk mempermudah interpretasi dari digunakan tiga hubungan dalam menyelami semiotik karikatur pada karikatur media Inilah.com yang dimuat pada dalam gambar, mengekspresikan kebingungan pemerintah memblokir situs - situs porno yang telah beredar luas di kalangan masyarakat. Dimana kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan ikon (icon), indeks (index), simbol (symbol).

3.3.1 Ikon

Ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. (Sobur, 2001: 41). Dengan kata lain tanda memiliki ciri - ciri sama dengan apa yang dimaksudkan. Apabila pada karikatur media Inilah.com ditunjukkan dengan gambar :

1) Seseorang laki - laki yang merangkak dan pusing menutupi banyaknya situs - situs porno.

2) Ekspresi wajah

3) Isyarat tangan yang menggambarkan bahwa orang tersebut merasa kebingunggan dan pusing menutupi banyaknya situs - situs porno tersebut.


(57)

 

3.3.2 Indeks

Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat (Sobur, 2004: 42), atau disebut juga dengan tanda sebagai bukti. Pada karikatur “Inilah.com” ditunjukkan dengan beberapa tulisan :

1) Tulisan “blokir setan birahi di BB”,

2) Tulisan “wow, luar biasa aksi Tifatul melawan nafsu”, 3) Tulisan situs - situs porno.

3.3.3 Simbol

Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara tanda penanda dengan petandanya, bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian masyarakat) (Sobur, 2004: 42). Pada karikatur “Inilah.com” ditunjukkan dengan :

1) Seorang yang berkuping besar

2) Garis melengkung di kepala dan bintang.

Sehingga penempatan tanda-tanda dalam karikatur “Inilah.com” di atas, yang mana sebagai ikon, mana sebagai indeks, dan mana sebagai simbol tersebut hanya sebatas subjektifitas peneliti, bukan menjadi sesuatu yang mutlak, karena hal ini kembali lagi kepada sudut pandang khalayak yang memaknai karikatur media Inilah.com pada situs google sesuai dengan kebutuhan masing - masing.


(58)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melakukan pengamatan secara langsung pada karikatur media Inilah.com pada gambar yang dimuat pada edisi 10 Januari 2011. Pengumpulan data dalam penelitian ini, melalui bahan studi kepustakaan, situs google dalam pencarian gambar, bahan-bahan yang dapat dijadikan referensi serta penggunaan internet. Selanjutnya data-data akan dianalisis berdasarkan landasan teori semiotik Peirce dan data dari penelitian ini kemudian akan digunakan untuk mengetahui penafsiran makna karikatur media Inilah.com pada gambar yang dimuat pada edisi 10 Januari 2011.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar. Hal ini disebabkan adanya penerapan metode kualitatif, selain itu semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi jawaban terhadap objek yang diteliti. Analisis data dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan model semiotik dari Charles Sanders Peirce, yaitu sistem tanda (sign) dalam karikatur yang dijadikan Korpus (sample) dalam penelitian, dikategorikan kedalam tanda dengan acuannya yang dibuat oleh Charles Sanders Peirce terbagi dalam tiga kategori yaitu ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol).


(59)

 

Dengan studi semiotik penelitian dapat memaknai gambar dan pesan yang terdapat dalam karikatur “Inilah.com” serta membentuk berbagai pemaknaan terhadap karikatur ini. Karikatur media Inilah.com akan diinterpretasikan dengan cara mengindentifikasi tanda-tanda yang terdapat dalam setiap penggambaran karikatur, untuk mengetahui makna yang ada dalam karikatur tersebut.

Untuk mengetahui hubungan antara tanda, penggunaan tanda dan realitas eksternal dapat dilakukan dengan menggunakan model semiotik dari Peirce. Sistem tanda (gambar, warna, perilaku non verbal dan atribut pendukung) yang digunakan sebagai indikator pengamatan dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif karikatur media Inilah.com pada gambar yang dimuat pada edisi 10 Januari 2011.

Yang dikupas oleh teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan oleh sesorang ketika akan berkomunikasi. Konsekuensinya, tanda (sign/representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadic, yakni ground,

object, dan interpretant. Atas dasar hubungan ini, Pierce mengadakan

klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi

Qualisign, Sinsign, dan Legsign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada

tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah,lembut, dan merdu. Sinsign adalah eksistensi actual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruhada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Legsign adalah norma yang


(60)

dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Berdasarkan pada Interpretant, tanda (sign/representamen) dibagi atas rheme, dicent sign atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya dapat saja menandakan bahwa orang tersebut mengalami iritasi, atau menderita penyakit mata, bahkan dapat disebut juga orang tersebut sedang menangis. Dicent sign atan dicisign adalah tanda sesuai dengan kenyataan. Misalnya, apabila di suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka di tepi jalan harus dipasang rambu-rambu yang menunjukkan di area tersebut sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsung memberi alasan tertentu.

 


(61)

54

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data

4.1.1 Karikatur Media Inilah.com

Karikatur media Inilah.com yang menjadi objek dalam penelitian ini dimuat pada edisi tanggal 10 Januari 2011. Karikatur ini mengangkat tentang suatu pemblokiran situs – situs porno yang dilakukan menteri komunikasi dan informatika. Aksi tersebut diwujudkan dalam sebuah karikatur yang menampilkan menteri komunikasi dan informatika bingung menutupi dengan banyaknya situs porno. Karikatur yang diberi judul INILAH.COM tersebut adalah sebagai suatu reaksi atau refleksi terhadap fenomena yang sedang berkembang dan menonjol di tengah-tengah masyarakat yaitu pemblokiran terhadap situs – situs porno. Karikatur ini merupakan salah satu bentuk pesan dalam bentuk komunikasi non verbal yang memang diciptakan dengan kesengajaan agar pembaca dapat dengan aktif memahami pesan yang terkandung didalamnya.

Karikatur INILAH.COM diciptakan sebagai sebuah wahana untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang suatu usaha atau aksi dalam pemblokiran situs- situs porno yang dilakukan menteri komunikasi dan informatika.


(62)

   

4.1.2 Google Indonesia

1) Tentang Google

Google mempunyai misi untuk memberikan pengalaman pencarian di Internet yang terbaik dengan mewujudkan informasi dunia yang mudah diakses dan bermanfaat. Google, pembuat mesin pencarian terbesar di dunia, menawarkan kecepatan, kemudahan pencarian informasi di internet. Dengan mengakses lebih dari 1.3 milyar halaman web, Google mengantarkan hasil yang relevan dengan semua pemakai di seluruh dunia kurang dari setengah detik. Sampai hari ini, Google telah merespon lebih dari 100 juta permintaan pencarian dalam sehari.

Dua mahasiswa Ph.D. dari Stanford, Larry Page dan Sergey Brin, mendirikan Google tahun 1998. Perusahaan pribadi itu mengumumkan pada bulan Juni 1999 bahwa perusahaan itu telah memiliki sumber pendanaan sebesar $25 juta. Sumber pendanaan perusahaan meliputi Kleiner Perkins Caufield & Byers dan Sequioa Capital. Google menyajikan layanan melalui situs publik miliknya, www.google.com. Perusahaan juga menawarkan solusi pencarian web secara co-branded untuk para penyedia informasi.

2) Tentang Teknologi Google

Teknologi pencarian Google yang inovatif dan tata muka pemakainya yang elegan menempatkan Google pada posisi yang jauh berbeda dari mesin pencarian generasi pertama yang tersedia saat ini.


(63)

 

   

Dibandingkan dengan hanya menggunakan teknologi kata kunci atau metasearch, Google memakai teknologi terbaru PageRank yang sedang dipatenkan, teknologi ini menjamin informasi - informasi yang terpenting akan ditampilkan dahulu.

PageRank menampilkan pengukuran yang objektif mengenai tingkatan halaman web dan diukur dengan cara menyelesaikan sebuah persamaan dengan 500 juta variabel dengan lebih dari 2 milyar kondisi. Page Rank menggunakan struktur keterkaitan yang sangat luas seperti dalam sebuah struktur organisasi. Pada intinya, Google menginterpretasikan sebuah keterkaitan dari Halaman A ke Halaman B sebagai sebuah "suara" oleh Halaman A untuk Halaman B. Google menilai pentingnya halaman web berdasarkan perolehan suara yang diperoleh. Google juga menganalisa halaman yang memberikan suara.

Metode - metode pencarian Google yang otomatis dan kompleks tidak membolehkan adanya gangguan dari manusia. Tidak seperti mesin pencari yang lain, Google disusun agar tak seorangpun dapat membeli "tempat yang lebih tinggi" di hasil pencarian atau mengubah hasil pencarian untuk tujuan komersial. Pencarian Google adalah pencarian yang jujur dan obyektif dalam mencari website yang bermutu tinggi dengan cara yang mudah.


(64)

   

4.2 Penyajian Data

Dari hasil pengamatan peneliti yang dilakukan pada gambar karikatur media Inilah.com maka akan disajikan data-data yang didapat dari gambar karikatur yang dimuat 10 Januari 2011 pada situs google dalam pencarian gambar. Data-data yang dianalisis terdiri dari sekumpulan tanda-tanda yang secara spesifik akan dipilah-pilah yang disesuaikan dengan materi data yang tersedia.

Tanda tanda tersebut berupa, tanda (gambar, warna, perilaku non verbal dan atribut pendukung) yang digunakan sebagai indikator pengamatan dalam penelitian. Pengkategorian tanda pada karikatur ini berdasarkan landasan teori Semiotika Charles Sanders Peirce untuk mengetahui makna yang terkandung dalam karikatur media Inilah.com pada situs google dalam pencarian gambar yang dimuat 10 Januari 2011.

Peirce membagi tanda menjadi tiga kategori yaitu : ikon, indeks, simbol. Untuk mengungkap makna serta pesan yang disampaikan dalam karikatur tersebut, sistem tanda dibagi berdasarkan pembagian fungsi tanda Peirce.

Dalam pendekatan semiotik Peirce terdapat tiga komponen, yaitu : Tanda (sign), Objek (object), dan Interpretan (interpretant).

Sebagai interpretan, peneliti menganalisa karikatur media Inilah.com pada situs google dalam pencarian gambar, yang dijadikan corpus (sample terbatas) dengan menggunakan hubungan antara tanda dengan acuan tanda dalam model Semiotik Peirce yang membagi tanda atas


(1)

   

Dengan adanya karikatur yang merupakan sebuah perwujudan dari ekspresi yang dimiliki oleh karikaturis, menunjukkan upaya keras pemerintah dalam memblokir situs porno serta memberantas tindakan pornogari dan juga keinginan atau harapan mereka terhadap perilaku masyarakat yang baik dan bebas dari tindakan asusila. Oleh karena itu, kritik sosial yang disampaikan dalam karikatur tersebut menginginkan suasana yang lebih baik dan lebih maju, seperti halnya masyarakat yang bersih dari pornografi. Kritik yang dilakukan oleh karikaturis dalam sebuah karikatur tidak selamanya berarti melawan, tetapi mengandung muatan saling memberi arti, setidaknya masukan yang dapat dipertimbangkan oleh pemerintah.

Gambar gambar seseorang yang pusing menutupi banyaknya situs- situs porno. Mengkreasikan sebuah gambar karikatur dalam mencegah situs – situs porno dan melakukan pemblokiran agar tidak beredar luas di blackberry. Pemilihan pakaian yang dikenakan oleh Tifatul Sembiring (menteri komunikasi dan informatika) dalam karikatur tersebut adalah dengan pakaian yang selayaknya dipakai oleh pejabat pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa Tifatul Sembiring tersebut termasuk golongan yang berpendidikan, pintar, terhormat dan berwibawa. Coklat melambangkan warna netral yang natural, hangat, stabil, menghadirkan kenyamanan, memberi kesan anggun dan elegan. Dapat memberi keyakinan dan rasa aman, warna yang akrab dan menenangkan, bisa mendorong komitmen. Alasan pemblokiran situs – situs porno tersebut karena situs – situs porno

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

69

 

   

dengan mudahnya diakses atau pun di nikmati melalui blackberry, karena alasan inilah yang membuat menteri komunikasi dan informatika yaitu Tifatul Sembiring melakukan pemblokiran situs – situs porno di blackberry. Selain itu pengguna blackberry di Indonesia sangat banyak bahkan anak – anak dibawah umur juga memakai blackberry, sehingga dengan pemblokiran situs – situs porno ini dapat menghindari dampak negatif di masyarakat.

 


(3)

70 5.1 Kesimpulan

Dari hasil interpretasi dan penjelasan peneliti dalam pemaknaan secara keseluruhan pada karikatur media Inilah.com dalam google pencarian gambar yang dimuat 10 Januari 2011, maka kesimpulan yang didapat adalah peneliti mendukung sikap Tifatul Sembiring dalam memblokir situs porno. Peniliti menginginkan perilaku yang lebih baik dan lebih maju, yaitu dengan tidak dapat lagi membuka situs porno di blackberry. Karikaturis, berusaha mewujudkan aksi protes tersebut, salah satunya dengan cara membuat sebuah karikatur. Kritik yang diwujudkan dalam sebuah karikatur, tujuannya mendidik dan menghindari aksi pornografi serta memberikan sebuah kritik yang bersifat membangun, yang harus dipelajari serta dipertimbangkan oleh pemerintah.

5.2 Saran

Konsep pemaknaan karikatur media Inilah.com pada situs google dalam pencarian gambar yang dimuat 10 Januari 2011 ini cukup menarik. Namun dalam bab ini peneliti akan memberikan saran bagi penelitian yang akan datang agar karikatur yang ada di situs google, terutama pada pilihan pencarian gambar, hendaknya memiliki makna yang jelas, tidak ambigu kata

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

71

 

atau bermakna ganda. Meskipun judul harus dibuat dengan kata yang singkat, jelas dan mewakili pesan yang disampaikan. Agar orang merasa tidak bingung atau bahkan kecewa karena setiap orang memiliki Field of Experience dan Frame of Reference yang berbeda-beda.

Sehingga dengan maksud dan tujuan tersebut diharapkan suatu permasalahan yang diangkat melalui karikatur harus dapat mampu memahami khalayak mengenai isu-isu yang masih hangat. Dengan menggunakan tanda-tanda non verbal, berupa adanya ekspresi wajah dan isyarat tangan , kemudian penganalisisan pada pemaknaan ikon, indeks, dan simbol terhadap penampilan gambar dan warna, maka makna dan pesan dari karikatur dapat mengena sesuai dengan konsep yang ditampilkan. Penelitian karikatur media Inilah.com pada situs google dalam pencarian gambar pada 10 Januari 2011 menjadi pertimbangan tersendiri bagi pihak peneliti, Oleh karena itulah peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, maka diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya pemaknaan karikatur media Inilah.com ini.

 


(5)

72

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Novel. 1999. Peradaban Komunikasi Politik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Cangara, Hafid, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Effendy, Onong Uchyana, Prof. MA. 2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.

Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti

Kusmiati.R, Artini, 1999, Desain Komunikasi Visual, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya

Kurniawan, 2001, Semiologi Roland Barthez, Yogyakarta: Yayasan Indonesia

Lexi, Moleong, 2002. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Masoed, Mochtar, 1999. Kritik Sosial dalam Wacana Pembangunan, Yogyakarta: UII Press

Mulyana, Deddy. 1999. Nuansa - Nuansa Komunikasi meneropong Politik Budaya Indonesia, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Nimno, Dan. 1989. Komunikasi Politik Komunikator Pesan dan Media Kontemporer. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Panuju, Redi, 2005. Nalar Jurnalistik (Dasar – Dasarnya Jurnalistik), Malang: Bayu Media Publishing

Susanto, Astrid, 1986. Makna dan Fungsi sosial dalam Masyarakat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

73

Negara dalam Demokrasi dan Proses Politik, Jakarta: LP3ES

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Tinarbuko, Sumbo. 2003. Semiotika Analisis Tanda pada Karya Desain Komunikasi Visual, Surabaya: Nirmana Journal Vol. 05 No. 1 Univ. Kristen Petra.


Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Pada Media Jawa Pos Edisi 17 Agustus 2010).

0 0 81

KRITIK SOSIAL KARIKATUR SRI MULYANI DALAM SITUS INILAH.COM YANG DIMUAT TANGGAL 02 FEBRUARI 2011 (Studi Semiotik Terhadap Kritik Sosial Karikatur Sri Mulyani Pada Situs Inilah.Com Yang Dimuat Tanggal 02 Februari 2011).

0 0 86

PEMAKNAAN KARIKATUR MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur pada cover majalah Tempo edisi 11-17 Juli 2011).

2 2 80

PEMAKNAAN KARIKATUR ”PLN” (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Karikatur ”PLN” Pada www.jawapos.co.id).

1 4 90

PEMAKNAAN KARIKATUR “INILAH.COM” PADA SITUS GOOGLE DALAM PENCARIAN GAMBAR DIMUAT 22 NOVEMBER 2009 (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “Inilah.com” Pada Situs Google Dalam Pencarian Gambar Dimuat 22 November 2009).

1 4 74

PEMAKNAAN KARIKATUR “INILAH.COM” PADA SITUS GOOGLE DALAM PENCARIAN GAMBAR DIMUAT 22 NOVEMBER 2009 (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “Inilah.com” Pada Situs Google Dalam Pencarian Gambar Dimuat 22 November 2009)

0 0 24

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA MEDIA INILAH.COM (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Pada Media Inilah.com yang Dimuat Pada Edisi 10 Januari 2011)

0 0 20

PEMAKNAAN KARIKATUR MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur pada cover majalah Tempo edisi 11-17 Juli 2011).

0 2 23

KRITIK SOSIAL KARIKATUR SRI MULYANI DALAM SITUS INILAH.COM YANG DIMUAT TANGGAL 02 FEBRUARI 2011 (Studi Semiotik Terhadap Kritik Sosial Karikatur Sri Mulyani Pada Situs Inilah.Com Yang Dimuat Tanggal 02 Februari 2011)

0 0 28

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Pada Media Jawa Pos Edisi 17 Agustus 2010)

0 0 18