KEDUDUKAN BADAN HUKUM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA.

KEDUDUKAN BADAN HUKUM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN
SOSIAL (BPJS) DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA
Aditya Dwi Putra
110110100200

Diundangkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial mensyaratkan pembentukan badan
hukum BPJS guna menjalankan program-program jaminan sosial
nasional. Dibentuknya BPJS untuk menggantikan tugas persero
penyelenggara asuransi sosial melahirkan suatu pertanyaan terkait
kedudukan badan hukum BPJS mengingat dalam hukum positif Indonesia
megenal berbagai macam bentuk badan hukum. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kedudukan badan hukum BPJS setelah
dibandingkan dengan macam-macam bentuk badan hukum yang diatur
dalam hukum positif Indonesia, serta mengetahui kendala-kendala yuridis
yang dihadapi dalam perubahan bentuk persero penyelenggara asuransi
sosial menjadi BPJS dengan memperhatikan ketentuan perundangundangan terkait BPJS.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif yang
menitikberatkan pada pencarian data sekunder baik berupa bahan hukum
primer, sekunder dan tersier serta didukung oleh penelitian lapangan

melalui wawancara sehingga diperoleh gambaran yang lengkap tentang
permasalahan yang diteliti.
BPJS adalah badan hukum tersendiri dan sederajat dengan badan
hukum lain yang telah diatur dalam hukum positif Indonesia. Kendalakendala yuridis yang dihadapi dalam perubahan persero penyelenggara
asuransi sosial menjadi BPJS terdiri atas 3 macam yaitu kewajiban
pembubaran persero penyelenggara asuransi sosial yang berbeda
dengan pembubaran persero sebagaimana diatur menurut UU BUMN dan
UU PT; sinkronisasi dan harmonisasi produk hukum; serta kendala pada
mekanisme pelaksanaan tugas pengawasan.

iv

STATUS OF LEGAL ENTITY SOCIAL SECURITY AGENCY (BPJS) IN
INDONESIA POSITIVE LAW
Aditya Dwi Putra
110110100200

The enactment of Law No. 24 of 2011 Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial BPJS requires the establishment of a legal entity to run
social security programs nationwide. The establishment of state-owned

BPJS to replace tasks spawned an organizer of social insurance-related
questions BPJS remember standing legal entity in Indonesian positive law
recognize various forms of legal entities. The purpose of this study is to
determine the position of legal entities BPJS when compared with all other
legal entity organized under Indonesian laws, as well as knowing the
juridical constraints faced in the form of changes in state-owned social
insurance providers to BPJS with the provisions of relevant legislation
BPJS.
The method used in this study is a descriptive analysis with
normative approach that focuses on the search of secondary data in the
form of primary legal materials, secondary and tertiary and supported by
field research through interviews in order to obtain a complete picture of
the problems studied.
BPJS is a independent legal entity and equal with other legal
entities which have been arranged in Indonesian positive law. Juridical
constraints faced in the change-owned social insurance providers to BPJS
consists of three kinds, namely the dissolution of the state-owned liability
insurance providers with different social dissolution as provided by BUMN
Law and Perseroan Terbatas Law; synchronization and harmonization of
laws, and then constraints on the implementation mechanism supervisory

duties.

v