PELAKSANAAN PENGAKTIFAN SEPIHAK (NEGATIVE OPTION) YANG DILAKUKAN OLEH TELKOMSEL DALAM LAYANAN OPERA MINI DITINJAU DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PE.
ABSTRAK
PELAKSANAAN PENGAKTIFAN SEPIHAK (NEGATIVE OPTION)
YANG DILAKUKAN OLEH TELKOMSEL DALAM LAYANAN
OPERA MINI DITINJAU DARI KITAB UNDANG-UNDANG
HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN
1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SERTA
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG
INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
Khotimah
110110086001
Opera Mini merupakan salah satu produk layanan fitur
bebayar yang dimiliki oleh Telkomsel selaku penyelenggara jasa
telekomunikasi di Indonesia. Dalam suatu kasus, Telkomsel secara
sepihak mendaftarkan konsumen pada layanan Opera Mini dengan
menggunakan modus negative option dalam SMS penawarannya.
Akibat pengaktifan sepihak tersebut, korban menderita kerugian
dan merasa hak-haknya selaku konsumen telah dilanggar oleh
Telkomsel. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisa
apakah pelaksanaan pengaktifan sepihak (negative option) yang
dilakukan Telkomsel dapat dikategorikan sebagai perbuatan
melawan hukum serta bagaimana tindakan hukum yang dapat
ditempuh konsumen yang menjadi korban pengaktifan sepihak
(negative option) menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
Metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan hukum ini
adalah melalui pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi
penelitian deskriptif analitis yaitu penelitian hukum yang
mengutamakan penelitian kepustakaan dan menekankan pada
tinjauan dari segi ilmu hukum dengan menggambarkan, menelaah,
dan menganalisis fakta-fakta mengenai peraturan perundangundangan yang berlaku dihubungkan dengan pelaksanaannya
dalam praktik.
Hasil dari penelitian ini ialah bahwa praktik pelaksanaan
pengaktifan sepihak (negative option) yang merugikan konsumen
dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum,
dikarenakan telah memenuhi syarat-syarat perbuatan melawan
hukum serta telah melanggar peraturan perundang-undangan.
Konsumen yang dirugikan dapat melakukan tindakan hukum baik di
dalam pengadilan (litigasi) maupun diluar pengadlan (non-litigasi).
Penyelesaian sengketa yang sebaiknya ditempuh konsumen ialah
melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
dikarenakan proses penyelesaian sengketa relatif singkat dengan
hasil putusan yang bersifat akhir dan mengikat (final and binding).
iv
PELAKSANAAN PENGAKTIFAN SEPIHAK (NEGATIVE OPTION)
YANG DILAKUKAN OLEH TELKOMSEL DALAM LAYANAN
OPERA MINI DITINJAU DARI KITAB UNDANG-UNDANG
HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN
1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SERTA
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG
INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
Khotimah
110110086001
Opera Mini merupakan salah satu produk layanan fitur
bebayar yang dimiliki oleh Telkomsel selaku penyelenggara jasa
telekomunikasi di Indonesia. Dalam suatu kasus, Telkomsel secara
sepihak mendaftarkan konsumen pada layanan Opera Mini dengan
menggunakan modus negative option dalam SMS penawarannya.
Akibat pengaktifan sepihak tersebut, korban menderita kerugian
dan merasa hak-haknya selaku konsumen telah dilanggar oleh
Telkomsel. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisa
apakah pelaksanaan pengaktifan sepihak (negative option) yang
dilakukan Telkomsel dapat dikategorikan sebagai perbuatan
melawan hukum serta bagaimana tindakan hukum yang dapat
ditempuh konsumen yang menjadi korban pengaktifan sepihak
(negative option) menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
Metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan hukum ini
adalah melalui pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi
penelitian deskriptif analitis yaitu penelitian hukum yang
mengutamakan penelitian kepustakaan dan menekankan pada
tinjauan dari segi ilmu hukum dengan menggambarkan, menelaah,
dan menganalisis fakta-fakta mengenai peraturan perundangundangan yang berlaku dihubungkan dengan pelaksanaannya
dalam praktik.
Hasil dari penelitian ini ialah bahwa praktik pelaksanaan
pengaktifan sepihak (negative option) yang merugikan konsumen
dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum,
dikarenakan telah memenuhi syarat-syarat perbuatan melawan
hukum serta telah melanggar peraturan perundang-undangan.
Konsumen yang dirugikan dapat melakukan tindakan hukum baik di
dalam pengadilan (litigasi) maupun diluar pengadlan (non-litigasi).
Penyelesaian sengketa yang sebaiknya ditempuh konsumen ialah
melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
dikarenakan proses penyelesaian sengketa relatif singkat dengan
hasil putusan yang bersifat akhir dan mengikat (final and binding).
iv