IMPLEMENTASI KETENTUAN TENTANG LARANGAN PEMBERIAN HONORARIUM DALAM PENGELOLAAN YAYASAN TERHADAP PEMBINA DAN PENGAWAS DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG YAYASAN.
IMPLEMENTASI KETENTUAN TENTANG LARANGAN PEMBERIAN
HONORARIUM DALAM PENGELOLAAN YAYASAN TERHADAP PEMBINA DAN
PENGAWAS DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001
TENTANG YAYASAN YANG TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 28 TAHUN 2004
ABSTRAK
Jasmine Arifadila
110110110355
Keberadaan badan hukum Yayasan pada dasarnya merupakan pemenuhan
kebutuhan bagi masyarakat yang menginginkan adanya wadah atau lembaga yang
bersifat dan bertujuan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Dalam
pengelolaannya, dibutuhkan seorang Pembina dan Pengawas yang berjiwa sosial
dalam arti tidak memikirkan keuntungan untuk dirinya. Mereka dituntut untuk bekerja
secara sukarela tanpa menerima gaji, upah, atau honor tetap maupun segala jenis
tunjangan sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001
tentang Yayasan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004.
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
implementasi ketentuan tentang larangan pemberian honorarium dalam pengelolaan
Yayasan terhadap Pembina dan Pengawas dan akibat hukum atas praktik
pemberian honorarium tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, dengan
spesifikasi penelitian deskriptif analitis menganalisis masalah hukum, fakta, dan
gejala hukum lainnya yang berkaitan dengan pemberian honorarium dalam
pengelolaan Yayasan, khususnya terhadap Pembina dan Pengawas, kemudian
menganalisisnya sehingga diperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai
permasalahan yang akan diteliti.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pertama, ketentuan tentang
larangan pemberian honorarium dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001
tentang Yayasan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004
tidak diimplementasikan dalam praktik pengelolaan Yayasan, dalam praktiknya
Pembina dan Pengawas Yayasan yang mendapatkan honorarium berbentuk gaji,
tunjangan, serta insentif. Kedua, pemberian honorarium terhadap Pembina dan
Pengawas Yayasan tidak diatur pada Anggaran Dasar Yayasan dan perbuatan
tersebut tidak sesuai dengan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2001 tentang Yayasan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2004, sehingga perbuatan ini bersifat ultravires yang berakibat pada
pertanggungjawaban organ Yayasan untuk mengganti penggunaan kekayaan
Yayasan.
iv
HONORARIUM DALAM PENGELOLAAN YAYASAN TERHADAP PEMBINA DAN
PENGAWAS DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001
TENTANG YAYASAN YANG TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 28 TAHUN 2004
ABSTRAK
Jasmine Arifadila
110110110355
Keberadaan badan hukum Yayasan pada dasarnya merupakan pemenuhan
kebutuhan bagi masyarakat yang menginginkan adanya wadah atau lembaga yang
bersifat dan bertujuan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Dalam
pengelolaannya, dibutuhkan seorang Pembina dan Pengawas yang berjiwa sosial
dalam arti tidak memikirkan keuntungan untuk dirinya. Mereka dituntut untuk bekerja
secara sukarela tanpa menerima gaji, upah, atau honor tetap maupun segala jenis
tunjangan sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001
tentang Yayasan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004.
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
implementasi ketentuan tentang larangan pemberian honorarium dalam pengelolaan
Yayasan terhadap Pembina dan Pengawas dan akibat hukum atas praktik
pemberian honorarium tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, dengan
spesifikasi penelitian deskriptif analitis menganalisis masalah hukum, fakta, dan
gejala hukum lainnya yang berkaitan dengan pemberian honorarium dalam
pengelolaan Yayasan, khususnya terhadap Pembina dan Pengawas, kemudian
menganalisisnya sehingga diperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai
permasalahan yang akan diteliti.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pertama, ketentuan tentang
larangan pemberian honorarium dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001
tentang Yayasan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004
tidak diimplementasikan dalam praktik pengelolaan Yayasan, dalam praktiknya
Pembina dan Pengawas Yayasan yang mendapatkan honorarium berbentuk gaji,
tunjangan, serta insentif. Kedua, pemberian honorarium terhadap Pembina dan
Pengawas Yayasan tidak diatur pada Anggaran Dasar Yayasan dan perbuatan
tersebut tidak sesuai dengan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2001 tentang Yayasan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2004, sehingga perbuatan ini bersifat ultravires yang berakibat pada
pertanggungjawaban organ Yayasan untuk mengganti penggunaan kekayaan
Yayasan.
iv