GERAKAN DONGHAK: SUATU KAJIAN SOSIO-HISTORIS GERAKAN SOSIAL PETANI DI KOREA TAHUN 1894-1895.

(1)

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

GERAKAN DONGHAK

(SUATU KAJIAN SOSIO-HISTORIS GERAKAN SOSIAL PETANI DI KOREA TAHUN 1894-1895)

Skripsi

Diajukan Untuk memenuhi sebagian dari syarat

Memperoleh gelar sarjana pendidikan jurusan pendidikan sejarah

Disusun Oleh :

Eros Rosinah

0807001

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

EROS ROSINAH 0807001

GERAKAN DONGHAK

(Suatu Kajian Sosio-Historis Gerakan Sosial Petani Di Korea Pada Tahun 1894-1895)

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Dr. Agus Mulyana, M.Hum NIP 196608081991031002

Pembimbing II

Yeni Kurniawati, S.Pd, M.Pd NIP 197706022003122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP 195704081984031003


(3)

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Suatu Kajian Sosio-Historis Gerakan

Sosial Petani Di Korea Pada Tahun

1894-1895)

Oleh Eros Rosinah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Eros Rosinah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(4)

i Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh gerakan Donghak yang merupakan gerakan sosial petani tanpa adanya pengaruh Barat yaitu imperialisme. Penelitian ini menggunakan metode historis dengan rumusan masalah yaitu 1. Bagaimana latar belakang timbulnya Gerakan Donghak pada tahun 1894-1895?; 2. Bagaimana proses terjadinya Gerakan Donghak pada tahun 1894-1895?; 3. Bagaimana tipologi dari Gerakan Donghak tahun 1894-1895 dalam konteks gerakan sosial?; 4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari Gerakan Donghak pada tahun 1894-1895 terhadap kehidupan sosial dan politik pemerintah kerajaan Choseon?. Gerakan Donghak yang terjadi di Korea pada tahun 1894-1895 dilatarbelakangi oleh pajak tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah, adanya eksploitasi yang dilakukan oleh pejabat pemerintah serta adanya infiltrasi yang dilakukan oleh pihak asing terhadap pemerintah kerajaan Choseon. Gerakan Donghak dimulai pada tahun 1894 di Kobu, Provinsi Cholla dan dipimpin oleh Chon Pong-jun. Gerakan ini dapat diredakan oleh pemerintah Choseon dengan dieksekusinya pemimpin gerakan tersebut yaitu Chon Pong-jun. Gerakan Donghak memiliki tipologi milenarianisme, nativisme serta perang suci. Setelah terjadi gerakan Donghak, pemerintah kerajaan Choseon melakukan berbagai reformasi dalam segala bidang diantaranya bidang sosial, ekonomi dan politik. Dalam bidang politik, pemerintah melakukan pembaharuan seperti pemisahan urusan istana dengan urusan pemerintah, penghapusan ujian pegawai sipil, dan pembaharuan sistem pemerintahan. Pembaharuan dalam bidang ekonomi, pemerintah menetapkan penyatuan saluran urusan keuangan nasional serta perbaikan sistem pembayaran pajak. Sedangkan pembaharuan dalam bidang sosial yang dilakukan oleh pemerintah Choseon yaitu pemerintah menghapuskan sistem status sosial dalam masyarakat, mengizinkan perkawinan kembali bagi janda dan mencabut tindakan penyiksaan.


(5)

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Abstract

This research due by Donghak movement was farmer sosial movement without western influence as imperialism. This study uses historical methods with formula problems are 1. How does the due occur of Donghak Movement in 1894-1895?; 2. How does the prosess of Donghak Movement in 1894-1894-1895?; 3. How does the tipology of Donghak Movement?; 4. How does the impact be appeared from Donghak Movement in 1894-1895 concering social-economic,and politic of

Choseon’s Empire?. Donghak movement occured at Korea in 1894-1895 be dued

by high tax that decide by Choseon’s government, exploitation by official government and infiltrated by foreign concering Choseon’s Empire. Donghak

movement started in 1894 at Kobu, Cholla Province and leaded by Chon Pong-jun. This movement could be stopped by Choseon government with executed the leader of movement, Chon Pong-jun. Donghak movement have milenarianism,

nativism and holy war tipology. After Donghak movement occured, Choseon’s

government made reformation in many sectors. In politic sectors, the government reformed such as separation between palace with government, aboliting exam of civil official, reformation of region government. In economic sectors, the government united outlet of national financial and reparation of tax payment. Whereas in social sectors as the Choseon government abolited social status system in society, permit to re-marry for widows and whipped out mistreating action.


(6)

v Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Dan Batasan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Definisi Judul ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Gerakan Sosial ... 8

2.2 Gerakan Donghak ... 14

2.3 Kerajaan Choseon ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1 Persiapan Penelitian ... 24

3.1.1 Penentuan Dan Pengajuan Tema ... 24

3.1.2 Proses Bimbingan ... 25

3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 26

3.2.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik) ... 26

3.2.2 Kritik ... 27

3.2.3 Interpretasi atau Penafsiran ... 29

3.2.4 Laporan Penelitian ... 30


(7)

vi Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV GERAKAN DONGHAK: GERAKAN SOSIAL

PETANI DI KOREA PADA TAHUN 1894-1895 ... 33

4.1 Latar Belakang Munculnya Gerakan Donghak Pada Tahun 1894-1895 ... 33

4.1.1 Kondisi Politik Kerajaan Choseon Pada Akhir Abad Ke 19 ... 36

4.1.2 Keadaan Sosial Ekonomi Kerajaan Choseon Pada Akhir Abad Ke 19 ... 38

4.1.3 Infiltrasi Asing Terhadap Korea ... 42

4.1.3.1 Dibukanya Politik Pintu Terbuka ... 43

4.1.3.2 Masuknya Negara-negara Asing Ke Korea ... 45

4.2 Gerakan Donghak ... 47

4.2.1 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Gerakan Donghak ... 48

4.2.1.1 Faktor Politik ... 49

4.2.1.2 Faktor Sosial Ekonomi ... 50

4.2.1.3 Adanya Infiltrasi Asing ... 53

4.2.2 Proses Terjadinya Gerakan Donghak ... 59

4.2.3 Akhir Gerakan Donghak ... 63

4.3 Tipologi Gerakan Donghak ... 65

4.4 Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Gerakan Donghak Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Serta Politik Masyarakat Di Korea Pada Tahun 1894-1895 ... 69

4.4.1 Bidang Politik ... 70

4.4.2 Bidang Ekonomi ... 72

4.4.3 Bidang Sosial ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 75

5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Rekomendasi ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN


(8)

1 Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada abad ke-19, sebagian besar negara-negara di Asia merupakan daerah kekuasan negara-negara Eropa. Pada abad tersebut khususnya di negara-negara Asia yang merupakan daerah imperialisme bangsa Eropa terjadi fenomena yang hampir sama yaitu banyak terjadi pemberontakan. Dominasi Barat beserta perubahan-perubahan sosial yang mengikutinya telah menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan rakyat untuk berkecenderungan melakukan pergolakan sosial. Dominasi ekonomi, politik dan kultural yang terjadi pada masa kolonial telah mengakibatkan timbulnya disorganisasi di kalangan masyarakat tradisional beserta lembaga-lembaganya. Dalam bidang politik, timbul banyak ketegangan-ketegangan dan ketidakstabilan sebagai akibat meluasnya penetrasi sistem administrasi yang bersifat legal rasional yang dibawa oleh pemerintah kolonial. Sementara itu, lembaga-lembaga politik tradisional menjadi semakin terdesak (Kartodirdjo, 1984:18). Dalam menghadapi pengaruh penetrasi budaya Barat yang memiliki kekuatan disintegratif, masyarakat mempunyai cara-cara untuk membuat reaksi sendiri. Sistem kolonial tidak memiliki lembaga untuk menyalurkan perasaan tidak puas, maka jalan yang dapat ditempuh adalah dengan mengadakan gerakan sosial sebagai protes sosial.

Gerakan sosial yang terjadi pada abad ke-19 biasanya memiliki alur cerita yang sama yaitu antara lain gerakan sosial terjadi karena adanya ketidakpuasan yang timbul dari pengalaman empiris dan historis serta dendam yang dihasilkan oleh kondisi kehidupan sehari-hari yaitu adanya persepsi atas penyimpangan antara harapan dengan kenyataan yang dihadapi. Protes sosial ini banyak dilakukan oleh masyarakat bawah khususnya petani. Agitasi kaum petani yang timbul di tanah partikelir sepanjang abad ke-19 merupakan akibat dari adanya pungutan pajak yang tinggi dan tuntutan pelayanan kerja yang berat terhadap kaum petani (Kartodirdjo,1984:56).


(9)

2

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tindakan sewenang-wenang dari pemerintah seperti penindasan dan korupsi mengakibatkan timbulnya kegelisahan dan dendam di kalangan para petani sehingga akhirnya meletuslah suatu bentuk kerusuhan-kerusuhan yang terjadi berulang kali. Corak agitasi petani yang khas menunjukkan rasa benci yang meluap-luap dan tuan-tuan tanah menjadi sasaran utama permusuhan tersebut. Selain itu, sistem kepemilikan tanah partikelir dalam masyarakat serta meluasnya sistem ekonomi-uang, maka telah melumpuhkan kehidupan petani. Hal ini menimbulkan adanya kemiskinan sehingga kejahatan pun meningkat. Meningkatnya kriminalitas dapat dihubungkan dengan berkembangnya protes sosial yang tidak terorganisasi.

Gerakan sosial yang terjadi sekitar abad ke-19 seperti Pemberontakan Petani Banten tahun 1888, Pemberontakan Boxer di Cina tahun 1899, Pemberontakan Taiping Cina tahun 1850, Gerakan Donghak di Korea tahun 1894. Berbeda dengan gerakan sosial lainnya, Gerakan Donghak merupakan gerakan sosial pribumi pertama tanpa adanya pengaruh Barat. Biasanya gerakan sosial muncul karena adanya pengaruh asing atau Barat ke dalam masyarakat pribumi yang mengikis tradisi masyarakat pribumi itu sendiri, seperti yang diungkapkan oleh Adas (1988: 16), sebagai berikut:

Hal yang dipandang sebagai usaha untuk menciptakan ideologi-ideologi baru, lembaga-lembaga dan persatuan sosial dalam situasi dimana pandangan dunia lama dan hubungan adat terkikis oleh transformasi yang dihasilkan oleh penaklukan Eropa.

Biasanya bagi masyarakat pribumi terkikisnya adat istiadat lama oleh tradisi baru yang berasal dari pengaruh asing atau Barat merupakan suatu hal yang dianggap merusak tatanan nilai kehidupan yang sudah ada. Gerakan sosial yang terjadi pada abad ke-19 biasanya merupakan reaksi atas imperialisme yang dilakukan oleh bangsa Eropa sehingga gerakan tersebut ditujukan kepada pemerintahan asing, sedangkan Gerakan Donghak di Korea ini dilakukan oleh masyarakat bawah khususnya kaum petani dan tidak ditujukan pada pemerintahan asing yang berkedudukan di wilayah pribumi akan tetapi perlawanan ditujukan kepada pemerintahan pribumi (kerajaan Choseon). Gerakan ini merupakan gerakan sosial yang dilakukan oleh


(10)

3

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

masyarakat dalam menentang penindasan, eksploitasi, kekerasan serta ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah kerajaan Choseon.

Gerakan Donghak ini adalah salah satu peristiwa yang paling signifikan dalam sejarah modern Korea (Hatuda, 1969:133). Meskipun gerakan ini dimulai sebagai sebuah gerakan keagamaan, tetapi dampaknya cukup komprehensif dan total. Gerakan ini tidak hanya berkaitan dengan peristiwa politik di Korea seperti Perang Sino-Jepang pada 1894-1895 (Mutsu. 1907:43), dan Gerakan Kemerdekaan 1 Maret tetapi berpengaruh juga dalam perubahan kehidupan politik serta sosial di Korea. Setelah Gerakan Donghak terjadi banyak reformasi yang dilakukan oleh pemerintah Korea dalam berbagai bidang seperti bidang sosial dan politik.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji secara lebih mendalam mengenai Gerakan Donghak ( Sebuah kajian Sosio-Historis mengenai gerakan sosial petani di Korea pada tahun 1894-1895).

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang ingin diangkat oleh penulis yaitu “ Mengapa terjadi Gerakan Donghak tahun 1894-1895 serta bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan Kerajaan Choseon pada akhir abad ke-19 ” . Untuk dapat menjawab permasalahan utama tersebut penulis membuat batasan masalah. Batasan masalah tersebut yaitu:

1. Bagaimana latar belakang timbulnya Gerakan Donghak pada tahun 1894-1895?

2. Bagaimana proses terjadinya Gerakan Donghak pada tahun 1894-1895? 3. Bagaimana tipologi dari Gerakan Donghak tahun 1894-1895 dalam

konteks gerakan sosial?

4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari Gerakan Donghak pada tahun 1894-1895 terhadap kehidupan sosial dan politik pemerintah kerajaan Choseon?


(11)

4

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan latar belakang timbulnya Gerakan Donghak pada tahun 1894-1895.

2. Mendeskripsikan proses terjadinya Gerakan Donghak pada tahun 1894-1895.

3. Mendeskripsikan tipologi Gerakan Donghak tahun 1894-1895 dalam konteks gerakan sosial.

4. Menganalisis dampak yang ditimbulkan dari Gerakan Donghak pada tahun 1894-1895 terhadap kehidupan sosial dan politik pemerintah kerajaan Choseon.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan diberikan oleh penelitian ini diantaranya yaitu:

1. Menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dan bagi orang lain pada umumnya mengenai Gerakan Donghak tahun 1894-1895 di Korea. 2. Memperkaya penulisan sejarah Korea di Jurusan Pendidikan Sejarah

UPI.

3. Memperkaya penulisan mengenai sejarah Korea khususnya Gerakan Donghak di Korea.

1.5 Definisi Judul

1.Gerakan sosial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Gerakan sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat disertai dengan program yang terencana dan ditunjukan pada suatu perubahan atau sebagai gerakan perlawanan untuk melestarikan pola-pola dan lembaga-lembaga masyarakat yang ada. Menurut Jary dan Jary


(12)

5

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mendefinisikan gerakan sosial sebagai: “any broad social alliance of people who are associated in seeking to effect or to block an aspect of

social change within a society” yang artinya suatu aliansi sosial sejumlah besar orang yang berserikat untuk mendorong ataupun menghambat suatu segi perubahan sosial dalam suatu masyarakat. 2.Gerakan Donghak

Gerakan Donghak adalah suatu gerakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat bawah khususnya petani di Korea dalam menentang pemerintah Korea yang memberlakukan pajak yang tinggi, melawan pejabat-pejabat yang korup, serta menentang intervensi asing di Korea (Eckret, 1990:154).

3.Sosio-Historis

Sosio-historis adalah sejarah yang mengkaji suatu kejadian atau gejala sosial di masa lampau dengan pendekatan sosiologis. Pendekatan ini melihat bagaimana masyarakat membangun sejarahnya serta melihat struktur sosial di masyarakat sebagai suatu bentuk proses sosial. 4.Tahun 1894-1895

Tahun 1894 adalah tahun awal terjadinya Gerakan Donghak yang ditandai dengan terjadinya serangan yang dilakukan oleh masyarakat bawah khususnya petani ke kantor-kantor pemerintah Kerajaan Choseon. Sedangkan tahun 1895 merupakan tahun berakhirnya Gerakan Donghak. Hal ini ditandai dengan dieksekusinya pemimpin Gerakan Donghak oleh pemerintah.

Dengan demikian yang dimaksud judul penelitian ini adalah suatu kajian mengenai suatu gerakan sosial yang dilakukan oleh petani di Korea dengan menganalisis perubahan sosial yang terjadi di masyarakat sebagai penyebab terjadinya serta dampak yang ditimbulkan dari gerakan tersebut terhadap kehidupan masyarakat pada tahun 1894-1895.


(13)

6

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan karya ilmiah yang akan dilakukan oleh penulis sesuai dengan Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI tahun 2011 adalah:

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan latar belakang penulis untuk mengkaji mengenai gerakan donghak di Korea . Untuk memperinci dan membatasi permasalahan agar tidak melebar maka dicantumkan rumusan dan batasan masalah sehingga dapat dikaji secara khusus dalam penulisan ini. Pada akhir dari bab ini akan dimuat tentang metode dan teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis, juga sistematika penulisan yang akan menjadi kerangka dan pedoman penulisan karya ilmiah ini.

Bab II Tinjauan Pustaka. Dalam bab ini dilakukan penelaahan mengenai sumber-sumber buku dan sumber lainnya yang digunakan sebagai referensi yang dianggap relevan dalam mengembangkan penulisannya.

Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini diuraikan mengenai serangkaian kegiatan serta cara-cara yang ditempuh dalam melakukan penelitian guna mendapatkan sumber yang relevan dengan permasalahan yang sedang dikaji oleh penulis. Adapun metode yang digunakan adalah metode historis dan teknik yang digunakan adalah studi literatur.

Bab IV Gerakan Donghak: Gerakan Sosial Petani Di Korea Pada Tahun 1894-1895. Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seluruh hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Uraian tersebut berdasarkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan pada bab pertama. Adapun rumusan pertanyaan tersebut yaitu yang pertama adalah latar belakang timbulnnya gerakan Donghak di Korea, kedua mengenai bentuk dari gerakan Donghak, ketiga yaitu mengenai bagaimana proses perlawanan gerakan Donghak, dan yang keempat mengenai bagaimana dampak sosial serta politik yang ditimbulkan dari gerakan Donghak.


(14)

7

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bab V Kesimpulan. Bab ini merupakan bab terakhir dari rangkaian penulisan karya ilmiah yang berisi tentang kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam batasan masalah.


(15)

22 Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Skripsi yang berjudul “Gerakan Donghak (Suatu Kajian Sosio

-Historis Gerakan Sosial Petani Di Korea Pada Tahun 1894-1895) ini menggunakan metode historis sebagai metode penelitiannya, dengan menggunakan teknik studi literatur sebagai teknik penelitiannya. Metode historis yang sebagaimana didefinisikan oleh Gottchalk (1986: 32) adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman peninggalan masa lampau. Termasuk didalamnya metode dalam menggali, memberi penilaian, mengartikan serta menafsirkan fakta-fakta masa lampau untuk kemudian dianalisis dan ditarik sebuah kesimpulan dari peristiwa tersebut.

Menurut Ismaun (2005: 34), langkah-langkah metode historis terdiri atas:

1. Heuristik, yaitu pencarian dan pengumpulan sumber-sumber sejarah yang

relevan dengan masalah yang akan diangkat oleh peneliti (Ismaun, 2005: 49). Cara yang dilakukan adalah mencari dan mengumpulkan sumber, buku-buku dan artikel-artikel yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Secara sederhana, sumber-sumber sejarah dapat berupa: sumber benda, sumber tertulis dan sumber lisan. Secara lebih luas lagi, sumber sejarah dapat dibedakan ke dalam sumber formal dan sumber informal. Selain itu, dapat diklasifikasikan dalam sumber primer dan sumber sekunder. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dan fakta mengenai Gerakan Donghak. Proses pencarian data dan fakta tersebut peneliti tempuh dengan cara mencari buku-buku yang sesuai dengan tema yang peneliti angkat dari beberapa perpustakan umum maupun universitas serta toko-toko buku yang ada di Kota Bandung.

2. Kritik, yaitu suatu usaha menilai sumber-sumber sejarah (Ismaun, 2005:

50). Pada tahap ini dilakukan pemilihan dan penyaringan keotentikan sumber-sumber yang telah ditemukan Semua sumber sejarah dipilih melalui kritik eksternal dan internal sehingga diperoleh fakta-fakta yang


(16)

23

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sesuai dengan permasalahan penelitian. Fungsi dari proses ini adalah untuk mengetahui apakah sumber-sumber yang diperoleh itu relevan atau tidak dengan permasalahan yang dikaji yakni Gerakan Donghak. Dalam tahap ini kritik sumber terdapat dua macam, yaitu:

a. Kritik ekstern atau kritik luar, yakni untuk menilai otentitas atau keaslian sumber sejarah. Sumber otentik tidak mesti harus sama dengan sumber aslinya, baik menurut isinya yang tersurat maupun yang tersirat. Sumber otentik juga bisa merupakan salinan atau turunan dari aslinya. Dokumen otentik tidak boleh dipalsukan, namun otentesitasnya belum tentu memberikan jaminan bahwa dokumen tersebut dapat dipercaya. Dalam kritik ekstern dipersoalkan mengenai bahan dan bentuk sumber, umur dan asal dokumen, kapan dibuat, dibuat oleh siapa, instansi apa, atau atas nama siapa.

b. Kritik intern atau kritik dalam, yaitu untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, maupun pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Isinya dinilai dengan membandingkan kesaksian-kesaksian di dalam sumber dengan kesaksian-kesaksian dari sumber lain. Untuk menguji kredibilitas sumber diadakan penilaian instrinsik terhadap dengan mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian diambil fakta-fakta sejarah melalui perumusan data yang diperoleh setelah diadakan penelitian terhadap evidensi-evidensi dalam sumber. Pada tahap ini peneliti mencoba untuk menganalisis dan melakukan perbandingan fakta-fakta yang peneliti dapatkan dari beberapa buku untuk selanjutnya dicari keterhubungan fakta-fakta yang telah dianalisis dan dibandingkan menjadi suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tema yang dikaji oleh peneliti.

3. Interpretasi, yaitu sebagai suatu usaha untuk memahami dan mencari

keterhubungan antar fakta-fakta sejarah sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh dan rasional. Satu pendapat dihubungkan dengan pendapat


(17)

24

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lainnya sehingga dapat menciptakan keselarasan penafsiran yang berhubungan dengan pembahasan yang dikaji yaitu Gerakan Donghak. Adapun pendekatan yang digunakan oleh peneliti untuk mengkaji pembahasan yang dikaji dalam skripsi ini yaitu pendekatan analisis-kritis. 4. Historiografi, yaitu proses penyusunan hasil penelitian yang telah

diperoleh sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dalam bentuk skripsi, sehingga dihasilkan suatu tulisan yang logis dan sistematis dengan demikian akan diperoleh suatu karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Penyusunan skripsi ini mencakup empat langkah kerja yang merupakan kegiatan inti penelitian. Langkah-langkah penelitian sendiri terbagi ke dalam tiga tahap yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan laporan penelitian. Ketiga tahap penelitian tersebut akan lebih dipaparkan di bawah ini sebagai berikut:

3.1 Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian ini merupakan langkah awal dalam menentukan kajian yang akan dibahas dalam skripsi penulis nanti. Persiapan penelitian tersusun ke dalam beberapa tahapan, yaitu:

3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Penelitian

Langkah-langkah yang peneliti lakukan pada tahap ini adalah mengajukan rancangan judul penelitian kepada dewan yang secara khusus menangani penulisan skripsi di Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, yaitu Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS). Judul yang diajukan adalah

“Gerakan Donghak (Suatu Kajian Sosio-Historis Mengenai Gerakan Sosial

Petani Di Korea Pada Tahun 1894-1895). Setelah Seminar Pra-Rancangan Penulisan Skripsi pada tanggal 8 Juni 2012 di Laboratorium Jurusan Pendidikan Sejarah dan mendapat masukan dari Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) serta calon pembimbing. Peneliti mendapatkan saran untuk mengubah sedikit judul yang sebelumnya menjadi “Gerakan Donghak (Suatu Kajian Sosio-Historis Gerakan Sosial Petani di Korea Tahun 1894-1895).


(18)

25

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengesahan penelitian dikeluarkan melalui surat keputusan dari Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Jurusan Pendidikan Sejarah No: 037/TPPS/JPS/PEM/2012. Setelah disetujui, pengesahan untuk penulisan dikeluarkan melalui Surat Keputusan Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan sekaligus penentuan pembimbing skripsi pada tanggal 5 Juli 2012, yaitu Bapak Dr. Agus Mulyana, M.Hum (sebagai Pembimbing I) dan Ibu Yeni Kurniawati, M.Pd (sebagai Pembimbing II). Dalam proposal penelitian yang diajukan tersebut memuat tentang:

a. Judul Penelitian

b. Latar Belakang Masalah

c. Rumusan dan Batasan Permasalahan d. Tujuan Penelitian

e. Manfaat Penelitian f. Tinjauan kepustakaan

g. Metodologi dan Teknik Penulisan h. Sistematika Penulisan

3.1.2 Bimbingan

Pada konsultasi awal peneliti mendapatkan masukan mengenai substansi skripsi serta mengenai prosedur bimbingan baik dari pembimbing I maupun pembimbing II. Konsultasi biasanya dimulai mengenai perubahan judul dan fokus permasalahan yang dihadapi dalam setiap bab isi dari skripsi ini.

Jadwal konsultasi bersifat bebas dan setiap pertemuan membahas satu atau dua bab yang diajukan, revisi maupun konsultasi sumber. Konsultasi dilakukan tidak hanya cukup dengan satu kali bimbingan karena selalui ada yang harus ditambah,dikurangi atau diperbaiki oleh peneliti. Konsultasi dilakukan sampai semua bab selesai dan penulisannya benar.


(19)

26

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.2 Pelaksanaan Penelitian

Bagian pelaksanaan merupakan tahap penting dari sebuah penelitian. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengkaji permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini mengikuti tahapan metode sejarah yang dikemukakan oleh Sjamsuddin (1996:67-187) yang mencakup heuristik, kritik, interpretasi dan penulisan sejarah (historiografi). Keempat langkah metode sejarah tersebut akan peneliti uraikan dibawah ini:

3.2.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Pada tahap ini peneliti berusaha mencari berbagai sumber yang berhubungan dengan masalah penelitian. Sumber sejarah yang dapat peneliti temukan adalah berupa literatur. Teknik studi literatur digunakan untuk mengumpulkan sumber-sumber atau tulisan yang dianggap relevan dengan masalah penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan interdisipliner. Penelitian sejarah tidak terbatas pada pengkajian hal-hal informatif tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana, tetapi ingin mengungkap berbagai struktur masyarakat, pola kelakuan, kecenderungan proses dalam berbagai bidang sehingga penelitian sejarah memerlukan ilmu-ilmu bantu lain (Supardan, 2008: 335). Hal ini digunakan sebagai alat analitis yang relevan untuk keperluan analitis historis. Oleh karena itu sumber-sumber yang digunakan oleh penulis tidak hanya mengkaji mengenai sejarah tetapi juga menggunakan sumber-sumber dari ilmu-ilmu sosial lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Peneliti berhasil mengumpulkan buku-buku sebagai sumber literatur tersebut, diantaranya adalah:

a. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Di perpustakaan ini peneliti menemukan sumber-sumber berupa buku, antara lain: A

History of Korea karya Takashi Hatuda (1969); The History of Korea

karya Han Woo Keun (1971); Korea Forty Three Centuries karya Tue Hung Ha (1962); Negara dan Revolusi Sosial: Suatu Analisis

Komparatif tentang Prancis, Rusia dan Cina yang ditulis oleh Theda

Scokpol (1991); Ratu Adil: Tokoh dan Gerakan Milenarian Menentang


(20)

27

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sartono Kartodirdjo (1984); An Easy Guide to Korean History yang ditulis oleh Shin Hyong Sik (2010); Moral Ekonomi Petani yang ditulis oleh James Scott;

b. Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) peneliti mendapatkan sumber-sumber berupa buku antara lain: Traditional Korea A Cultural History karya Wanne J.Joe (1984); The History of Korea karya Shon Pow-key, Kim Chol-choon, Hong Yi-sup (1984); The Oxford Hanbook of

Millennialism karya Catherine Wessinger (2011);

c. Perpustakaan Asia-Afrika. Perpustakaan ini, peneliti menemukan literatur yang relevan dengan bahan kajian penulisan skripsi, yaitu buku yang berjudul Korea Old and New History karya Eckret J.C. (1990).

Selain mengunjungi berbagai perpustakaan tersebut, peneliti juga mempunyai beberapa koleksi buku pribadi seperti Petani vs Negara: Gerakan

Sosial Petani Melawan Hegemoni Negara yang ditulis oleh Mustain (2007); Sejarah Korea yang ditulis oleh Tim KBS.

3.2.2 Kritik

Kritik sumber adalah penelitian secara kritis terhadap data dan fakta sejarah yang ada. Peneliti menggunakan kritik sumber terhadap sumber-sumber sekunder yang berupa buku yang telah diperoleh dalam tahap pencarian dan mengumpulkan sumber (heuristik), kritik sumber dilakukan terhadap sumber sekunder yaitu buku dan sumber-sumber penunjang lainnya. Sjamsuddin (1996: 118) menjelaskan bahwa fungsi kritik sumber bagi sejarawan erat kaitannnya dengan tujuan sejarawan itu dalam mencari kebenaran. Dalam tahap ini, sejarawan sering dihadapkan untuk membedakan apa yang benar dan apa yang salah, apa yang mungkin atau apa yang meragukan atau skeptis. Kritik secara garis besar dibagi dua, yaitu kritik eksternal dan kritik internal.

Kritik eksternal merupakan cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar sumber sejarah. Dalam melakukan kritik terhadap


(21)

28

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sumber-sumber tertulis yang berupa buku, peneliti tidak menelitinya secara ketat, hanya mengklasifikasikannya dari aspek latar belakang penulis buku tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk melihat keotentisitasanya sehubungan dengan tema penulisan skripsi ini. Selain itu, tahun terbit dimana semakin kekinian angka tahunnya semakin baik karena setiap saat terjadi perubahan dan penerbit serta tempat dimana buku itu diterbitkan untuk melihat spesialisasi tema-tema buku yang dikeluarkan oleh penerbit tersebut.

Penulis melakukan kritik eksternal pada buku yang ditulis oleh Sartono Kartodirdjo yang berjudul Ratu Adil. Sartono merupakan seorang lulusan dari Fakultas Sastra di Universitas Indonesia serta Universitas Yale, Amerika Serikat. Melihat latar belakang akademis Sartono, buku yang berjudul Ratu Adil layak untuk dijadikan salah satu sumber pustaka karena tulisan-tulisan yang terdapat pada buku tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Selain buku Ratu Adil yang ditulis oleh Sartono Kartodirdjo, penulis juga melakukan kritik eksternal pada buku Moral

Ekonomi Petani yang ditulis oleh James C. Scott. Scott merupakan seorang

lulusan dari Williams College dan mendapatkan gelar master dari Universitas Yale. Scott banyak melakukan penelitian-penelitian yang memfokuskan pada kaum subaltern. Melihat latar belakang Scott buku berjudul Moral Ekonomi

Petani, maka penulis merasa buku ini layak untuk dijadikan salah satu

sumber pustaka karena dapat dipertanggungjawabkan.

Setelah melakukan kritik eksternal, langkah selanjutnya melakukan kritik internal. Kritik internal adalah kritik terhadap aspek dari suatu sumber atau teks. Kritik ini bertujuan untuk mempertanyakan kredibilitas atau reabilitas isi sumber atau teks. Adapun dalam proses kritik internal yang penulis lakukan dengan cara cross check dengan membandingkan data serta fakta yang terdapat dalam sumber-sumber yang telah dikategorikan baik dalam sumber buku maupun artikel.

Kritik internal yang penulis lakukan adalah pada buku An Easy Guide

to Korean History yang ditulis oleh Shin Hyong Sik (2010) serta The History of Korea yang ditulis oleh Han Woo-keun. Kedua buku tersebut memiliki


(22)

29

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perbedaan mengenai bentuk perlawanan yang ditujukan. Hyong Sik dalam buku An Easy Guide to Korean History mengungkapkan bahwa Gerakan Donghak merupakan bentuk perlawanan petani dalam menentang eksploitasi ekonomi maupun politik yang dilakukan oleh Jepang. Sedangkan pada buku

The History of Korea yang ditulis oleh Han Woo-keun (1971) menjelaskan

bahwa gerakan Donghak merupakan gerakan sosial petani yang tidak hanya menentang pengaruh asing di Korea, tetapi juga menentang eksploitasi serta korupsi yang dilakukan oleh para pejabat pemerintah. Gerakan ini menuntut perbaikan sistem perpajakan serta pemberhentian ekspor khususnya ekspor beras ke Jepang. Gerakan ini menuntut adanya perbaikan seperti penghapusan sistem kelas dalam masyarakat serta distribusi lahan yang merata di masyarakat.

3.2.3 Interpretasi atau Penafsiran

Tahap interpretasi atau penafsiran merupakan tahap pemberian makna terhadap fakta-fakta yang telah dikumpulkan peneliti dan kemudian disusun sesuai permasalahan yang dikaji. Setelah peneliti melakukan pengujian terhadap sumber-sumber yang ada melalui kritik eksternal dan kritik internal, selanjutnya peneliti melakukan upaya penyusunan fakta-fakta yang disesuaikan dengan permasalahan yang dikaji.

Pow-key dalam buku The History of Korea menyatakan bahwa gerakan Donghak terjadi karena pemerintah memberlakukan sistem pajak yang tinggi untuk mengisi kas pemerintah yang sering terlibat perang dengan negara-negara yang mencoba masuk ke wilayah Korea. Sementara teknologi baik dalam bidang pertanian maupun pertahanan tidak mengalami kemajuan sehingga pemerintah tidak memiliki alternatif lain selain menaikan pajak kepada masyarakat khususnya para petani. Sedangkan, Takashi Hatuda dalam buku The History of Korea menyatakan bahwa penyebab terjadinya gerakan Donghak yaitu akibat pembukaan pelabuhan-pelabuhan penting Korea seperti Wonsan kepada pihak asing yaitu Jepang. Akibat dari pembukaan pelabuhan ini, produk-produk yang berasal dari luar negeri seperti kapas, sutra, minyak,


(23)

30

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

alat pertanian masuk ke Korea. Petani tidak memiliki alternatif lain selain menukarkan hasil pertanian mereka dengan barang-barang tersebut. Jepang pun memberlakukan sistem ekonomi kapitalis dalam melakukan perdagangan dengan petani. sistem ini semakin membuat petani kesulitan.

Berdasarkan pendapat diatas, penulis berpendapat bahwa latar belakang terjadinya gerakan Donghak adalah sistem pajak yang diberlakukan oleh pemerintah memberatkan masyarakat khususnya petani sementara sistem teknologi dalam bidang pertanian tidak mengalami kemajuan, serta adanya invasi politik serta ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara tetangga, khususnya Jepang sebagai akibat dari kebijakan pembukaan pelabuhan-pelabuhan penting di Korea.

3.2.4 Laporan Penelitian

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari keseluruhan langkah-langkah penelitian. Dalam metode histrois tahap ini dinamakan dengan historiografi. Pada tahap ini, seluruh hasil penelitian yang berupa data-data dan fakta-fakta yang telah mengalami proses, heuristik, kritik dan interpretasi dituangkan oleh peneliti ke dalam bentuk tulisan. Penulis menyajikan hasil interpretasi atau penafsiran hasil penelitian terhadap pembahasan Gerakan Donghak

(Suatu Kajian Sosio-Historis Mengenai Gerakan Sosial Petani di Korea Tahun 1894-1895) ke dalam bentuk penulisan sejarah atau historigrafi.

Penulisan ini disusun secara kronologis sebagai alat untuk memahami bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Selain itu. Laporan penelitian ini disusun berdasarkan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (2011) yang diterbitkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia. Sistematika penulisan dibagi menjadi lima bagian yang memuat pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, pembahasan dan yang terakhir adalah kesimpulan. Adapun sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan. Bab ini menjelaskan latar belakang masalah yang didalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti timbul dan penting untuk diteliti, serta memuat alasan peneliti memilih tema dengan


(24)

31

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

judul Gerakan Donghak (Suatu Kajian Sosio-Historis Mengenai Gerakan

Sosial Petani di Korea Tahun 1894-1895). Bab ini berisi perumusan masalah

yang disajikan dalam bentuk pertanyaan dengan tujuan untuk mempermudah peneliti mengkaji dan mengarahkan pembahasan. Selain itu juga pada bab ini juga memuat tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode dan teknik penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka. Pada bab ini dipaparkan mengenai beberapa konsep dan materi yang berkaitan dengan gerakan sosial petani, Gerakan Donghak serta kerajaan Choseon dari berbagai litelatur yang ada. Litelatur yang dibahas adalah litelatur yang berkaitan dan relevan dengan permasalahan yang dikaji.

Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini dijelaskan mengenai langkah-langkah yang dilakukan serta teknik yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini. Langkah-langkah tersebut meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.

Bab IV Gerakan Donghak: Gerakan Sosial Petani di Korea Pada Tahun 1894-1895. Pada bab ini, peneliti memaparkan mengenai Gerakan Donghak yang terjadi pada tahun 1894-1895. Dalam sub bab pertama dibahas mengenai latar belakang timbulnya Gerakan Donghak. Pada sub bab kedua akan dipaparkan mengenai proses terjadinya Gerakan Donghak tahun 1894-1895. Pada sub bab ketiga akan dipaparkan mengenai tipologi atau bentuk dari Gerakan Donghak tahun 1894-1895 dalam konteks gerakan sosial. Dalam sub bab ketiga akan dipaparkan dampak yang ditimbulkan dari Gerakan Donghak pada tahun 1894-1895 terhadap kehidupan sosial dan politik pemerintah kerajaan Choseon.

Bab V Kesimpulan. Pada bab ini, peneliti akan menyampaikan kesimpulan yang merupakan jawaban dan analisis peneliti secara keseluruhan terhadap hasil-hasil penelitian yang sudah dideskripsikan pada bab-bab sebelumnya. Hasil temuan akhir ini merupakan pandangan peneliti tentang inti dari pembahasan penulisan. Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi.


(25)

32

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selain hasil penelitian, dalam historiografi juga termuat mengenai daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis peneliti. Daftar pustaka merupakan kegiatan yang mencantumkan semua sumber tertulis (buku, artikel, dan jurnal). Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor urut. Lampiran-lampiran berisi tentang semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah. Riwayat hidup memuat informasi nama lengkap. Tempat dan tanggal lahir serta riwayat pendidikan dalam bentuk uraian singkat.

3.3. Teknik Penulisan Laporan

Teknik penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan sistem penulisan yang sesuai dengan buku pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan ileh Universitas Pendidikan Indonesia (2012). Penggunaan sistem ini digunakan peneliti karena disesuaikan hal yang lazim digunakan akademisi Universitas Pendidikan Indonesia dalam penulisan karya ilmiah.


(26)

75 Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini merupakan uraian kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul “Gerakan Donghak (Suatu Kajian Sosio-Historis Gerakan Sosial Petani di Korea tahun 1894-1895)”. Dalam sub bab ini juga akan memuat rekomendasi yang dapat digunakan oleh para pembaca.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi yang berjudul “Gerakan Donghak (Suatu Kajian Sosio-Historis Gerakan Sosial Petani di Korea tahun 1894-1895)”merujuk pada jawaban permasalahan penelitian yang telah diajukan sebelumnya.

Gerakan Donghak yang terjadi di Korea pada tahun 1894-1895 merupakan sebuah gerakan sosial yang dilakukan oleh petani Korea dalam menentang pemerintahan sendiri (Kerajaan Choseon). Perlawanan yang dilakukan oleh petani terhadap pemerintah Choseon dilatarbelakangi oleh adanya pajak yang tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah, adanya eksploitasi yang dilakukan oleh pejabat pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, serta adanya infiltrasi yang dilakukan oleh pihak asing terhadap pemerintahan Choseon.

Gerakan Donghak yang dimulai pada bulan Januari 1894 di Kobu, Provinsi Cholla dan dipimpin oleh Chon Pong-jun menuntut beberapa permintaan kepada pemerintah Chosoen diantaranya yaitu, pengambilan tindakan yang tegas terhadap pejabat, orang kaya dan bangsawan yang tidak

fair, penghapusan sistem sosial yang berlaku di masyarakat, kepemilikan

tanah secara seimbang dan pengusiran kekuatan asing khususnya Jepang di Korea. Gerakan ini dapat diredakan oleh pemerintah Choseon dengan bantuan pasukan Jepang. Chon Pong-ju yang merupakan pemimpin pasukan Donghak berhasil ditangkap dan dieksekusi mati oleh pemerintah Choseon. Kekalahan pasukan Donghak dikarenakan kekuatan yang tidak seimbang antara pasukan


(27)

76

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Donghak dengan pasukan Jepang. Pasukan Jepang lebih berpengalaman dalam pertempuran serta senjata yang digunakan oleh pasukan Jepang lebih modern dibandingkan dengan pasukan Donghak.

Berdasarkan tujuan serta pola gerakan, gerakan Donghak memiliki beberapa tipologi gerakan sosial. Gerakan Donghak memiliki tipologi milenarianisme, nativisme serta perang suci. Tipologi milenarianisme dalam gerakan Donghak dapat terlihat dari adanya pengharapan dari masyarakat bawah Choseon khususnya para petani akan datangnya suatu zaman persamaan dan kebebasan dalam segala bidang kehidupan, terutama dalam bidang sosial, ekonomi dan budaya. Selain milenarianisme, gerakan Donghak juga memiliki tipologi nativisme. Konsep nativisme dalam gerakan Donghak terlihat dari munculnya rasa kebencian yang mendalam masyarakat Choseon terhadap orang-orang asing khususnya Jepang karena menimbulkan kesengsaraan dan degradasi dalam masyarakat Choseon. Sedangkan konsep perang suci dalam gerakan Donghak merujuk pada perlawanan yang dilakukan oleh para penganut ajaran Donghak terhadap agama Kristen atau yang disebut dengan Western Learning.

Gerakan Donghak merupakan gerakan yang cukup penting bagi kehidupan masyarakat Choseon. Hal tersebut dapat dilihat dari dampak yang ditimbulkan dari gerakan tersebut. Meskipun gerakan Donghak mengalami kegagalan, namun dampak yang ditimbulkan dari gerakan tersebut cukup signifikan. Setelah terjadinya gerakan Donghak, pemerintah Choseon melakukan reformasi dalam bidang politik, ekonomi dan sosial. Dalam bidang politik, pemerintah melakukan pembaharuan seperti pemisahan urusan istana dengan urusan pemerintah, penghapusan ujian pegawai sipil, dan pembaharuan sistem pemerintahan daerah serta terjadinya Perang Sino-Jepang (1894-1895). Pembaharuan dalam bidang ekonomi, pemerintah menetapkan penyatuan saluran urusan keuangan nasional serta perbaikan sistem pembayaran pajak. Sedangkan pembaharuan dalam bidang sosial yang dilakukan oleh pemerintah Choseon yaitu pemerintah menghapuskan sistem


(28)

77

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

status sosial dalam masyarakat, mengizinkan perkawinan kembali bagi janda dan mencabut tindakan penyiksaan.

5.2 Rekomendasi

Pertama, untuk lembaga UPI, tulisan ini dapat dijadikan sumber bacaan untuk menambah pengetahuan mengenai gerakan sosial. Untuk jurusan Pendidikan Sejarah, tulisan ini dapat memperkaya penulisan dan sumber bacaan mengenai sejarah Korea pada umumnya dan khususnya mengenai Gerakan Donghak di Korea serta dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam gerakan sosial ini.

Kedua, untuk sekolah-sekolah, dengan menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam gerakan Donghak pada pembelajaran sejarah kontekstual maupun sejarah lokal yang diharapkan mampu menanamkan Adapun nilai-nilai yang diharapkan mampu ditanamkan kepada siswa ialah cinta tanah air, nasionalisme, saling menghargai dan menghormati. Salah satu sikap cinta tanah air dan rasa nasionalisme yang dapat ditanamkan kepada siswa yaitu mampu menyaring budaya-budaya yang berasal dari luar khususnya budaya yang berasal dari Barat yang tidak sesuai dengan budaya nasional. Budaya yang berasal dari luar khususnya Barat akan mengikis budaya nasional sehingga siswa harus menanamkan rasa cinta tanah air dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi agar mampu menghargai kebudayaannya sendiri.

Ketiga, kepada pemerintah, dalam menangani masalah kesejahteraan petani, peranan pemerintah sangat menentukan untuk menyelesaikan masalah ini. Sikap adil terhadap seluruh masyarakat tanpa membeda-bedakan status sosialnya dalam masyarakat akan mampu mengatasi masalah perpecahan sosial.


(29)

78 Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Adas, M. (1988). Ratu Adil: Tokoh dan Gerakan Milenarian Menentang

Kolonialisme Eropa. Jakarta: Rajawali Press.

Dasuki, A. dan Rochyati, W. (1989). Sejarah Asia Timur: Seri C. Ciamis: STKIP Galuh Ciamis.

Chang-ki, L. (2003). The Early Revival Movement in Korea (1903-1907): A

Historical and Systematic Study. Zoetermeer: Boekencentrum.

Eckret, J.C., et al. (1990). Korea Old and New a History. Korea: Ilchokak Publishers.

Hatuda, T. (1969). A History of Korea. California: Clio Press.

Hung-ha, T. (1964). Korea Forty Three Centuries. Seoul: Yons’ei University Press.

Hyong Sik, S. (2010). An Easy Guide to Korean History. Seoul: The Association for Overseas Korean Education Development Press.

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana

Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Joe, W.J. (1984). Traditional Korea: A Cultural History. Seoul, Korea: Korean National Commission for UNESCO.

Kartodirdjo, S. (1984). Ratu Adil. Jakarta: Sinar Harapan.

Landsberger, H.dan Yu.G. Alexandrov ( 1981). Pergolakan Petani dan

Perubahan Sosial. Jakarta: CV. Rajawali.

Mustain. (2007). Petani vs Negara: Gerakan Sosial Petani Melawan Hegemoni

Negara). Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Pow-key, S., et al. (1984). The History of Korea. Seoul: Korean National Commission for UNESCO.

Scott, J.C.(1976). Moral Ekonomi Petani. USA: Yale University Press.

Seth, M. J. (2011). A History of Korea From Antiquity To The Present. Plymouth, UK: Rowman & littlefield Publisher, Inc.


(30)

79

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Seung-yoon, Y. dan Mohtar M. (2003). Politik Ekonomi, Masyarakat Korea:

Pokok-Pokok Kepentingan dan Permasalahannya. Yogyakarta: Gadjah

Mada University.

Seung-yoon, Y. dan Nur A. ( 2003). Sejarah Korea Sejak Awal Abad Hingga

Masa Kontemporer. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Skocpol, T. (1991). Negara dan Revolusi Sosial: Suatu Analisis Komparatif

tentang Perancis, Rusia dan Cina. Jakarta: Erlangga.

Sung-nyong, L. ( 1970). Korean Studies Today. Korea: Institute of Asan Studies. Supardan, D. (2008). Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim Pusat Studi Korea. (2005). Sejarah Korea. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Vinacke, H.M. (1950). A History of The Far East In Modern Times. New York: Appleton Century Crofts Inc.

Wessinger, C. (2011). The Oxford Hanbook of Millenialism. New York: Oxford University Press.

Woo-keun, H. (1971). The History of Korea. Seoul: The Eul-Yo Publishing Company.

____. (1995). Sejarah Korea. Seoul: Radio Korea International, KBS.

Sumber E-book:

Munemitsu, M. et al. (1907). Kenkenroku: a Diplomatic Record of The Sino-

Japanese War 1894-95.

Sumber Internet:

Azra, A. (2009). Gerakan Sosial. [online]. Tersedia: http://www.uinjkt.ac.id/index.php/section-blog/28-artikel/1171-gerakan-sosial.html. [9 September 2012].


(31)

80

Eros Rosinah, 2013

Gerakan Donghak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bell, K. (2004). Cheondogyo and The Donghak Revolution. [online]. Tersedia: http://www.ekoreajurnal.net/archive/detail.jsp?backflag=Y&VOLUMENO =44&BOOKNUM=2&PAPERNUM=7&SEASON=SUMMER&YEAR=2 004. [3 September 2012].

Kane, M. (1987). Minjung Theology. [online]. Tersedia:

http://tjx.sagepub.com/content/90/737.full.pdf+html. [ 28 Desember 2012]. Tiryakian, E.A. (2011). The Missing Religious factor in Imagined Communities.

[online]. Tersedia:

http://abs.sagepub.com/content/55/10/1395.full.pdf+html. [28 Desember 2012].

____. (2010). Jeon Bong-jun. [online]. Tersedia:

http://nipponnews.photoshelter.com/image/10000MoYdLYmTYNg. [ 9 Januari 2013].

____. (2011). Gerakan Donghak. [online]. Tersedia:

http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program.koreanstory.detail.htm ??lang=i&current.page=88no=27577. [9 Januari 2013].

____. (2012). Sejarah Korea. [online]. Tersedia:


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini merupakan uraian kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul “Gerakan Donghak (Suatu Kajian Sosio-Historis Gerakan Sosial Petani di Korea tahun 1894-1895)”. Dalam sub bab ini juga akan memuat rekomendasi yang dapat digunakan oleh para pembaca.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi yang berjudul “Gerakan Donghak (Suatu Kajian Sosio-Historis Gerakan Sosial Petani di Korea tahun 1894-1895)”merujuk pada jawaban permasalahan penelitian yang telah diajukan sebelumnya.

Gerakan Donghak yang terjadi di Korea pada tahun 1894-1895 merupakan sebuah gerakan sosial yang dilakukan oleh petani Korea dalam menentang pemerintahan sendiri (Kerajaan Choseon). Perlawanan yang dilakukan oleh petani terhadap pemerintah Choseon dilatarbelakangi oleh adanya pajak yang tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah, adanya eksploitasi yang dilakukan oleh pejabat pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, serta adanya infiltrasi yang dilakukan oleh pihak asing terhadap pemerintahan Choseon.

Gerakan Donghak yang dimulai pada bulan Januari 1894 di Kobu, Provinsi Cholla dan dipimpin oleh Chon Pong-jun menuntut beberapa permintaan kepada pemerintah Chosoen diantaranya yaitu, pengambilan tindakan yang tegas terhadap pejabat, orang kaya dan bangsawan yang tidak

fair, penghapusan sistem sosial yang berlaku di masyarakat, kepemilikan

tanah secara seimbang dan pengusiran kekuatan asing khususnya Jepang di Korea. Gerakan ini dapat diredakan oleh pemerintah Choseon dengan bantuan pasukan Jepang. Chon Pong-ju yang merupakan pemimpin pasukan Donghak berhasil ditangkap dan dieksekusi mati oleh pemerintah Choseon. Kekalahan pasukan Donghak dikarenakan kekuatan yang tidak seimbang antara pasukan


(2)

Donghak dengan pasukan Jepang. Pasukan Jepang lebih berpengalaman dalam pertempuran serta senjata yang digunakan oleh pasukan Jepang lebih modern dibandingkan dengan pasukan Donghak.

Berdasarkan tujuan serta pola gerakan, gerakan Donghak memiliki beberapa tipologi gerakan sosial. Gerakan Donghak memiliki tipologi milenarianisme, nativisme serta perang suci. Tipologi milenarianisme dalam gerakan Donghak dapat terlihat dari adanya pengharapan dari masyarakat bawah Choseon khususnya para petani akan datangnya suatu zaman persamaan dan kebebasan dalam segala bidang kehidupan, terutama dalam bidang sosial, ekonomi dan budaya. Selain milenarianisme, gerakan Donghak juga memiliki tipologi nativisme. Konsep nativisme dalam gerakan Donghak terlihat dari munculnya rasa kebencian yang mendalam masyarakat Choseon terhadap orang-orang asing khususnya Jepang karena menimbulkan kesengsaraan dan degradasi dalam masyarakat Choseon. Sedangkan konsep perang suci dalam gerakan Donghak merujuk pada perlawanan yang dilakukan oleh para penganut ajaran Donghak terhadap agama Kristen atau yang disebut dengan Western Learning.

Gerakan Donghak merupakan gerakan yang cukup penting bagi kehidupan masyarakat Choseon. Hal tersebut dapat dilihat dari dampak yang ditimbulkan dari gerakan tersebut. Meskipun gerakan Donghak mengalami kegagalan, namun dampak yang ditimbulkan dari gerakan tersebut cukup signifikan. Setelah terjadinya gerakan Donghak, pemerintah Choseon melakukan reformasi dalam bidang politik, ekonomi dan sosial. Dalam bidang politik, pemerintah melakukan pembaharuan seperti pemisahan urusan istana dengan urusan pemerintah, penghapusan ujian pegawai sipil, dan pembaharuan sistem pemerintahan daerah serta terjadinya Perang Sino-Jepang (1894-1895). Pembaharuan dalam bidang ekonomi, pemerintah menetapkan penyatuan saluran urusan keuangan nasional serta perbaikan sistem pembayaran pajak. Sedangkan pembaharuan dalam bidang sosial yang dilakukan oleh pemerintah Choseon yaitu pemerintah menghapuskan sistem


(3)

77

status sosial dalam masyarakat, mengizinkan perkawinan kembali bagi janda dan mencabut tindakan penyiksaan.

5.2 Rekomendasi

Pertama, untuk lembaga UPI, tulisan ini dapat dijadikan sumber

bacaan untuk menambah pengetahuan mengenai gerakan sosial. Untuk jurusan Pendidikan Sejarah, tulisan ini dapat memperkaya penulisan dan sumber bacaan mengenai sejarah Korea pada umumnya dan khususnya mengenai Gerakan Donghak di Korea serta dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam gerakan sosial ini.

Kedua, untuk sekolah-sekolah, dengan menanamkan nilai-nilai yang

terkandung dalam gerakan Donghak pada pembelajaran sejarah kontekstual maupun sejarah lokal yang diharapkan mampu menanamkan Adapun nilai-nilai yang diharapkan mampu ditanamkan kepada siswa ialah cinta tanah air, nasionalisme, saling menghargai dan menghormati. Salah satu sikap cinta tanah air dan rasa nasionalisme yang dapat ditanamkan kepada siswa yaitu mampu menyaring budaya-budaya yang berasal dari luar khususnya budaya yang berasal dari Barat yang tidak sesuai dengan budaya nasional. Budaya yang berasal dari luar khususnya Barat akan mengikis budaya nasional sehingga siswa harus menanamkan rasa cinta tanah air dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi agar mampu menghargai kebudayaannya sendiri.

Ketiga, kepada pemerintah, dalam menangani masalah kesejahteraan

petani, peranan pemerintah sangat menentukan untuk menyelesaikan masalah ini. Sikap adil terhadap seluruh masyarakat tanpa membeda-bedakan status sosialnya dalam masyarakat akan mampu mengatasi masalah perpecahan sosial.


(4)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Adas, M. (1988). Ratu Adil: Tokoh dan Gerakan Milenarian Menentang

Kolonialisme Eropa. Jakarta: Rajawali Press.

Dasuki, A. dan Rochyati, W. (1989). Sejarah Asia Timur: Seri C. Ciamis: STKIP Galuh Ciamis.

Chang-ki, L. (2003). The Early Revival Movement in Korea (1903-1907): A

Historical and Systematic Study. Zoetermeer: Boekencentrum.

Eckret, J.C., et al. (1990). Korea Old and New a History. Korea: Ilchokak Publishers.

Hatuda, T. (1969). A History of Korea. California: Clio Press.

Hung-ha, T. (1964). Korea Forty Three Centuries. Seoul: Yons’ei University Press.

Hyong Sik, S. (2010). An Easy Guide to Korean History. Seoul: The Association for Overseas Korean Education Development Press.

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana

Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Joe, W.J. (1984). Traditional Korea: A Cultural History. Seoul, Korea: Korean National Commission for UNESCO.

Kartodirdjo, S. (1984). Ratu Adil. Jakarta: Sinar Harapan.

Landsberger, H.dan Yu.G. Alexandrov ( 1981). Pergolakan Petani dan

Perubahan Sosial. Jakarta: CV. Rajawali.

Mustain. (2007). Petani vs Negara: Gerakan Sosial Petani Melawan Hegemoni

Negara). Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Pow-key, S., et al. (1984). The History of Korea. Seoul: Korean National Commission for UNESCO.

Scott, J.C.(1976). Moral Ekonomi Petani. USA: Yale University Press.

Seth, M. J. (2011). A History of Korea From Antiquity To The Present. Plymouth, UK: Rowman & littlefield Publisher, Inc.


(5)

79

Seung-yoon, Y. dan Mohtar M. (2003). Politik Ekonomi, Masyarakat Korea:

Pokok-Pokok Kepentingan dan Permasalahannya. Yogyakarta: Gadjah

Mada University.

Seung-yoon, Y. dan Nur A. ( 2003). Sejarah Korea Sejak Awal Abad Hingga

Masa Kontemporer. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Skocpol, T. (1991). Negara dan Revolusi Sosial: Suatu Analisis Komparatif

tentang Perancis, Rusia dan Cina. Jakarta: Erlangga.

Sung-nyong, L. ( 1970). Korean Studies Today. Korea: Institute of Asan Studies. Supardan, D. (2008). Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim Pusat Studi Korea. (2005). Sejarah Korea. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Vinacke, H.M. (1950). A History of The Far East In Modern Times. New York: Appleton Century Crofts Inc.

Wessinger, C. (2011). The Oxford Hanbook of Millenialism. New York: Oxford University Press.

Woo-keun, H. (1971). The History of Korea. Seoul: The Eul-Yo Publishing Company.

____. (1995). Sejarah Korea. Seoul: Radio Korea International, KBS.

Sumber E-book:

Munemitsu, M. et al. (1907). Kenkenroku: a Diplomatic Record of The Sino-

Japanese War 1894-95.

Sumber Internet:

Azra, A. (2009). Gerakan Sosial. [online]. Tersedia:

http://www.uinjkt.ac.id/index.php/section-blog/28-artikel/1171-gerakan-sosial.html. [9 September 2012].


(6)

Bell, K. (2004). Cheondogyo and The Donghak Revolution. [online]. Tersedia: http://www.ekoreajurnal.net/archive/detail.jsp?backflag=Y&VOLUMENO =44&BOOKNUM=2&PAPERNUM=7&SEASON=SUMMER&YEAR=2 004. [3 September 2012].

Kane, M. (1987). Minjung Theology. [online]. Tersedia:

http://tjx.sagepub.com/content/90/737.full.pdf+html. [ 28 Desember 2012]. Tiryakian, E.A. (2011). The Missing Religious factor in Imagined Communities.

[online]. Tersedia:

http://abs.sagepub.com/content/55/10/1395.full.pdf+html. [28 Desember 2012].

____. (2010). Jeon Bong-jun. [online]. Tersedia:

http://nipponnews.photoshelter.com/image/10000MoYdLYmTYNg. [ 9 Januari 2013].

____. (2011). Gerakan Donghak. [online]. Tersedia:

http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program.koreanstory.detail.htm ??lang=i&current.page=88no=27577. [9 Januari 2013].

____. (2012). Sejarah Korea. [online]. Tersedia: