HUBUNGAN GURU PROFESIONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SD.

HUBUNGAN GURU PROFESIONAL DENGAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SD
(Studi Guru Bersertifikat Se-Kecamatan Kasemen Kota Serang)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian syarat Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan Program Studi Pengembangan Kurikulum

Oleh:
MUMU MUAWIAH
0908707

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :


Pembimbing I

Dr.H. Dinn Wahyudin, M.A
NIP. 1954 0206 1978 031003130 358 464

Pembimbing II

Dr.H.Toto Ruhimat,M.Pd
NIP.19591198503031001 131
583 318

Mengesahkan,
Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum
Sekolah Pascasarjana UPI

Prof. Dr.H.Ishak Abdulhak,M.Pd
NIP.194902271977031002 131
Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


i
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

“ Hubungan Guru

Profesional dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SD
(Studi Guru Bersertifikasi Se-Kecamatan Kasemen Kota Serang)”
Ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini sepenuhnya saya siap
untuk menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini.

Bandung, Mei 2011
Yang membuat pernyataan,

MUMU MUAWIAH


Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PERSEMBAHAN
ii
Barang siapa menghendaki kesejahteraan hidup di dunia, maka harus
ditempuh dengan ilmu. Dan barang siapa menghendaki kebahagiaan hidup di
akhirat hendaklah ditempuh dengan ilmu. Dan barang siapa menghendaki keduaduanya maka hendaklah ditempuh dengan ilmu. (Hadist Nabi)

Orang-orang yang bodoh sebenarnya telah mati sebelum mati. Tetapi
orang alim atau pandai, mereka tetap hidup sepanjang masa, sekalipun sudah
mati. (Wali Songo)
.

Iman itu sesuatu yang laksana masih pulas,
dan takwalah yang menjadi pakaiannya.
Adapun perhiasannya adalah rasa malu,
dan buahnya adalah iman. (Hadist Nabi)

Mumu Muawiah, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tesis ini saya persembahkan untuk Suamiku tercinta, kedua orang tua tercinta,
serta anak-anaku, semoga kita selalu ada dalam lindungan dan keberkahan Nya.
Amiin.
KATA PENGANTAR
iv

Segala rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang. Shalawat serta salam semoga selalu tersampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW, karena berkat rahmat, petunjuk, serta hidayahNya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul: Hubungan Guru
Profesional dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SD
(Studi Guru Bersertifikasi Se-Kecamatan Kasemen Kota Serang)
Tesis ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
Gelar Magister Pendidikan yang penulis tempuh selama mengikuti studi pada
Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya, karya ini jauh dari kesempurnaan dan
banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun

sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan karya ini.
Bandung, Mei 2011
Penulis,

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

MUMU MUAWIAH

v
UCAPAN TERIMA
KASIH

Dalam penyusun tesis ini tidak terlepas dari segala bantuan dan dorongan
dari semua pihak. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan dorongan dalam menyelesaikan karya ini, terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd selaku Rektor
Universitas Pendidikan Indonesia
2. Bapak


Fuad Abdul Hamied, Ph.D selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
3. Bapak

Dr. H. Dinn Wahyudin, M.A selaku Pembimbing I dalam

penyusunan

tesis.

4. Bapak Dr. H. Toto Ruhimat, M. Pd. selaku Pembimbing II dalam
penyusunan tesis.
5. Bapak Prof.Dr.H. Ishak Abdulhak, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pengembangan

Kurikulum

Sekolah


Pascasarjana

Pendidikan Indonesia dan sebagai penguji 1.
6. Bapak Prof. Dr. H. Wahyudin, M.Pd selaku penguji II.

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Universitas

7. Seluruh Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Univesitas Pendidikan
Indonesia, yang selalu ramah dalam melayani dan membantu dalam
urusan administrasi.
8. Bapak M. Golib, S. Pd., M. Si. UPTD Pendidikan Kec. Kasemen
9. Bapak Yuyu Saptayudin selaku Kepala Sekolah SDN Kasemen
vi
10. Para kepala sekolah di wilayah Kecamatan Kasemen Kota Serang yang
telah


memberikan

izin

penelitian,

sehingga

tesis

ini

dapat

terselesaikan.
11. Rekan-rekan angkatan 2009 Program Pendidikan Pengembangan
Kurikulum Sekolah Pasca Sarjana UPI, yang senantiasa berjuang
bersama-sama dalam penyelesaian studi.
12. Suami dan anak-anakku tercinta serta keluarga besar yang selalu
memberikan dorongan baik moril maupun materil selama penulis

menyelesaikan studi.
13. Serta kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
yang telah membantu penulis dalam menyusun karya ini. Akhirnya
hanya kepada Allah SWT

saja saya serahkan semuanya, semoga

segala amal baik semua pihak yang telah membantu mendapatkan
balasan yang setimpal dari-Nya. Amiin.

Bandung, Mei 2011
Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

MUMU MUAWIAH
DAFTAR ISI
vii
PENGESAHAN ...........................................................................................
PERNYATAAN ...........................................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................

PERSEMBAHAN......................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR BAGAN ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

i
ii
iii
iv
v
vi
viii
xi
xii
xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………….…………………………..
B. Rumusan Masalah………………...……………………………..
C. Batasan Masalah ………………………………………………..
D. Pertanyaan Penelitian……………………………………………
E. Tujuan Penelitian………………………………………………..
F. Manfaat Penelitian………………………………………………
G. Definisi Operasional…………………………………………….

1
10
11
11
12
13
14

BAB II GURU PROFESIONAL DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
A. Guru Profesional …………….………………………..………..
1. Pengertian Profesional ………….…………………………..
2. Guru Profesional …………….…….………………………..
a. Peranan dan Tugas Keguruan …………….……………..
b. Guru dalam Proses Pembelajaran …………….…………..
c. Komponen-komponen Sistem Pembelajaran …………….
d. Proses Pembelajaran………………………………………
3. Meningkatkan Profesional Guru ………….……..…………..
a. Guru sebagai Jabatan Profesional ………………………..
b. Mengajar sebagai Pekerjaan Profesional …………..……..
4. Kompetensi Profesional Guru …………….………………..

16
16
18
21
23
24
25
30
30
33
35

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Kompetensi Pribadi …………….………………………..
b. Kompetensi Profesional …………….…..………………..
c. Kompetensi Sosial Kemasyarakatan ……………………...
B. Implementasi Kurikulum KTSP pembelajaran Matematika SD…..
1. Kurikulum KTSP SD……………………………………………
2. Hakekat Matematika …………….………………………………
3. Pengertian Matematika …………….………………………………...
4. Tujuan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar ……………..
5. Langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar …………
viii ……………………………….
6. Teori Pembelajaran Matematika
C. Hasil Belajar………………………...…………………………..
1. Pengertian Hasil Belajar………….…………………………..
2. Jenis-jenis Hasil Belajar ……………………………………..
3. Fungsi Hasil Belajar …………….…………………………..
a. Hasil Belajar sebagai Objek Penilaian …………………..
b. Evaluasi Program dalam Pengajaran ……………….……
4. Strategi Penilaian Hasil Belajar …………………………….
a. Penilaian Hasil Belajar Tingkat Nasional…………………
b. Penilaian Hasil Belajar Tingkat Sekolah………………….
c. Penilaian Hasil Belajar Tingkat Kelas…………………….
d. Penilaian Akhir Semester………………………………….
D. Sertifikasi Guru ………………………………………………..
1. Pengertian Sertifikasi Guru …………………………………
2. Pedoman Sertifikasi Guru …………………………………..
a. Latar Belakang ………..……..…………………………..
b. Dasar Hukum …………………………..…….…………..
c. Tujuan dan Sasaran …….…….…………………………..
d. Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan …...………..
e. Panduan Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru ………..
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ….……………….…………………………..
B. Populasi dan Sampel…….. ....………………………………….
1. Populasi Penelitian ……………………………………………
2. Sampel Penelitian …………………………………………….
C. Teknik Pengumpulan Data ………….…………………………..
1. Observasi …………….……………..………………………..
2. Angket/ kuesioner ……………….………………..………..
3. Wawancara …………….………….………………………..
4. Tes …………….…………………………………..………..
D. Pengembangan Instrumen ………….…………………………..
1. Instrumen Angket ………………..…………………………..
a. Angket untuk guru …………..…………………………..
b. Angket untuk Siswa ………….…………………………..
2. Instrumen Pengamatan (observasi) …………………………..
3. Instrumen Tes Hasil Belajar pada pembelajaran
Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

36
37
38
39
39
42
42

46
48
49
51
51
53
55
56
57
58
58
60
60
61
62
62
63
63
64
65
65
65

67
69
70
71
72
73
73
74
75
75
75
75
77
77

matematika ……….…………………………………………..
E. Prosedur dan Teknik Penelitian …….…………………………..
1. Persiapan Penelitian ………….….…………………………..
2. Pelaksanaan Penelitian …………..…………………………..
F. Analisis Data …………….……………………………………..

79
79
79
79
80

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
ix
A. Deskripsi Hasil Penelitian ………….…………………………..
82
1. Deskripsi Guru SD Profesional Bersertifikasi di Lingkungan
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kasemen ………...…….. 82
a. Hasil Temuan Angket guru …………………………….. 83
b. Hasil Temuan Studi Dokumentasi, Observasi,
dan wawancara Guru yang Tersertifikasi ..…………….. 93
2. Hasil Prestasi Hasil Belajar Siswa SD di Lingkungan
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kasemen ……………….. 101
a. Hasil Temuan Angket Siswa …………………………… 102
b. Hasil Temuan Tes Siswa pada
Mata Pelajaran Matematika …………….…..………….. 109
3. Hubungan antara Guru SD Profesional Bersertifikasi
terhadap Prestasi Hasil Belajar… .…………….…….……….. 109
B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………… 116
1. Persiapan Mengajar Guru ………………..………………….. 116
2. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar…………………..….. 121
3. Hubungan Guru Profesional yang Bersertifikasi terhadap
Hasil Belajar Siswa …………………………………………… 125
4. Evaluasi Guru ……………………………….………………. 126
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan…………………………..………………………….. 127
B. Rekomendasi…….…………………...………………………….. 129
DAFTAR PUSTAKA …………………….……………………………… 131
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………... 134
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………. 186

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL
x

Tabel 2.1 Peran Guru EMANSLIMDEF…………….……..……….……..
Tabel 3.1 PENYEBARAN GURU YANG
SUDAH TERSERTIFIKASI …………….……………………..
Tabel 3.2 PENYEBARAN GURU YANG
SUDAH TERSERTIFIKASI YANG
DIJADIKAN SAMPEL …………..…….………………….…..
Tabel 4.1 RATA-RATA NILAI HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA ……..…….…..
Tabel 4.2 TABULASI NILAI RPP DAN PBM GURU SD
TERSERTIFIKASI DI KECAMATAN KASEMEN
DAN NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ………..
Tabel 4.3 DISTRIBUSI NILAI RPP DAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA ………………………………………………..
Tabel 4.4 DISTRIBUSI NILAI PELAKSANAAN MENGAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA ………………..…………….………………..
Tabel 4.5 DISTRIBUSI NILAI RPP DAN PELAKSANAAN PBM
OLEH GURU ………………………..……….………………...

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

22
70

71
109

110
112

113
114

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1
Bagan 4.1
Bagab 4.2

xi
Pembelajaran sebagai suatu proses …………….…………….. 55
Korelasi Product Moment ganda R ……………………….… 111
Korelasi Ganda R …………………………………………… 115.

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN
xii
Lampiran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

21.
22.
23.

Halaman

KISI- KISI INTRUMEN ANGKET PENELITIAN…………………. 134
ANGKET UNTUK GURU…………….……………………………... 137
ANGKET UNTUK SISWA …………….……………………………. 143
KISI-KISI INTRUMEN OBSERVASI PENELITIAN…………….… 147
FORMAT OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN….…. 148
FORMAT OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA ………………….……….……. 150
KISI-KISI INTRUMEN STUDI DOKUMENTASI PENELITIAN .... 151
FORMAT STUDI DOKUMENTASI TERHADAP
PERENCANAAN PEMBELAJARAN ……………..…….…...…….. 152
KISI-KISI INTRUMEN WAWANCARA PENELITIAN …………….. 154
FORMAT PEDOMAN WAWANCARA …………………………….. 155
Tabel KONDISI UMUM GURU DAN SEKOLAH …..…………….. 160
Tabel PERSEPSI TENTANG TUGAS DAN FUNGSI GURU ……... 161
Tabel PERSEPSI GURU TENTANG FASILITAS ATAU
PRASARANA YANG DIMILIKI SEKOLAH ……..……………….. 162
Tabel PERSEPSI GURU TENTANG
PEMBELAJARAN MATEMATIKA ………………………..……….. 163
Tabel PENGETAHUAN GURU TENTANG
KONSEP KETERAMPILAN MATEMATIKA …………………….. 164
Tabel PERSIAPAN MENGAJAR YANG DIBUAT GURU………... 164
Tabel PELAKSANAAN PBM OLEH GURU BERSERTIFIKASI …. 165
Tabel EVALUASI YANG DILAKUKAN GURU
YANG BERSERTIFIKAT …………….……………….……………. 166
Tabel DATA HASIL STUDI DOKUMENTASI TERHADAP RPP
GURU SD YANG TERSERTIFIKASI ……….………………….…….. 167
Tabel DATA HASIL OBSERVASI TERHADAP
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN OLEH GURU SD
YANG TERSERTIFIKASI …………….…………………………….. 168
Tabel PERSEPSI SISWA TENTANG MANFAAT DAN
MINAT SISWA TERHADAP BELAJAR MATEMATIKA …….….. 170
Tabel PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA OLEH GURU ……………….. 171
Tabel PERSEPSI SISWA TERHADAP FASILITAS/PRASARANA

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.

DAN LINGKUNGAN BELAJAR …………….….…………………..
Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
SD KASEMEN…………….……………………………………….…..
Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
SD CANGKRING…………….……………………..………………..
Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
SD KEGANTERAN…………….……………………………………..
Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
SD KASUNYATAN …………………..….…………………………..
Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
xiii
SD KASUNYATAN…………….……………………………………..
Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
SD MASIGIT …………….…………………………………………..
Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
SD TERWANA …………….…………………………………………..
Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
SD KARANGANTU …………….…………………………..………..
Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SD PADEK 2 …………….………………..…..……..
Tabel NILAI PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SD AMBON…………….……………….…………..
Tabel RATA-RATA NILAI HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA ………………………..

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184

xiv

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Pendidikan

adalah

kunci

sukses

tidaknya

suatu

bangsa

dalam

pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya
melakukan pembangunan di segala bidang tentu saja tidak mengabaikan bidang
pendidikan guna membangun manusia-manusia pembangunan itu sendiri. Artinya
peran pendidikan dituntut dalam menunjang pembangunan nasional.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang mengemukakan bahwa pendidikan nasional
bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sudah genap 14 tahun program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Kondisi-kondisi permasalahan terus
membayangi hingga saat ini, kendala-kendala dari berbagai aspek fisik maupun
nonfisik masih belum dapat teratasi dengan optimal. Bahkan pemerintah
menjanjikan akan tuntas pada tahun 2009, dengan melihat kondisi real dimana
masih banyak masyarakat yang belum dapat menikmati pendidikan.

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

Melihat kenyataan seperti sekarang ini, Menurut Mahfudin (2009:3)
tuntutan antisipasi terhadap berbagai kemungkinan pengaruh negatif sangat
dibutuhkan.

Dunia

pendidikan

menjadi

tumpuan

harapan

bagi

upaya

1 memanfaatkan teknologi global untuk
menanggulangi dampak tersebut, sekaligus

kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat banyak. Pendidikan dalam konteks
ini mengisyaratkan perlunya paradigma yang menempatkan guru (pendidik)
sebagai sosok pribadi yang handal dan profesional dalam menghadapi dunia
global. Dan untuk menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan
ketidakpastian, dibutuhkan guru yang profesional dan mampu mengelola proses
kegiatan belajar mengajar secara efektif dan inovatif, maka diperlukan perubahan
strategi dan model pembelajaran sedemikian rupa yang mampu memberikan
nuansa yang menyenangkan bagi guru dan siswa.
Di tengah berbagai tantangan dari luar itu, guru dan siswa diupayakan
dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi yang bersifat timbal balik antara
siswa guru dan antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sekolah dasar sebagai salah satu pendidikan yang dasar yang
membutuhkan peningkatan kualitas pendidikan nasional secara umum dalam
menyiapkan generasi yang tetap memiliki jati diri Indonesia. Jika ingin
menghasilkan kualitas SDM yang baik tentu diperlukan kualitas proses
pendidikan yang baik. Kualitas

pendidikan itu sendiri ditentukan oleh baik

tidaknya faktor-faktor yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan. Banyak
faktor yang terkait dan harus dipenuhi agar pendidikan bisa diselenggarakan
Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

secara baik. Diantara faktor penting tersebut adalah guru, karena sesungguhnya
guru memegang peranan yang sangat menentukan dalam proses pendidikan. Oleh
karena itu untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan diperlukan
guru yang berkualitas, benar-benar kompeten, yaitu memiliki kemampuan yang
sesuai dengan tuntutan.
Sejak tahun 2005, isu mengenai profesionalisme guru gencar dibicarakan
di Indonesia. Profesionalisme guru sering dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup
penting, yaitu kompetensi guru, sertifikasi guru, dan tunjangan profesi guru.
Ketiga faktor tersebut merupakan latar yang disinyalir berkaitan erat dengan
kualitas pendidikan. Untuk itu, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik
yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dan menguasai kompetensi
sebagaimana dituntut oleh Undang-undang Guru dan Dosen.
Pengakuan professional bagi guru ini dibuktikan melalui sertifikat
pendidik. Sertifikat pendidik bagi guru prajabatan diperoleh melalui Pendidikan
Profesi Guru (PPG), sedangkan bagi guru dalam jabatan diperoleh melalui uji
kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio atau pemberian sertifikat secara
langsung. Sertifikasi sebagai upaya peningkatan mutu guru diharapkan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran, layanan bimbingan dan konseling, serta
kepengawasan pada satuan pendidikan formal secara berkelanjutan. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.10 Tahun 2009, Guru

yang

dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya akan mendorong terwujudnya

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4

proses dan produk kinerja yang dapat menunjang peningkatan kualitas
pendidikan.
Guru kompeten dapat dibuktikan dengan perolehan sertifikasi guru
berikut tunjangan profesi yang memadai menurut ukuran Indonesia. Sekarang ini,
terdapat sejumlah guru yang telah tersertifikasi, akan tersertifikasi, telah
memperoleh tunjangan profesi, dan akan memperoleh tunjangan profesi. Fakta
bahwa guru telah tersertifikasi merupakan dasar asumsi yang kuat, bahwa guru
telah memiliki kompetensi.
Guru sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses
pembelajaran siswa, meskipun tidak semua perbuatan belajar siswa merupakan
akibat guru yang mengajar. Oleh sebab itu, guru sebagai figur harus mampu
menetapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat mendorong
terjadinya perbuatan siswa yang aktif, kreatif dan efisien. Dalam Mulyasa
(2009:9) mengungkapkan

bahwa “lemahnya kinerja guru salah satunya

disebabkan oleh kurangnya kemahiran guru dalam mengelola kelas”.
Banyak faktor yang menyebabkan kurang profesionalitasnya seorang guru,
sehingga pemerintah berupaya agar guru yang tampil di abad pengetahuan adalah
guru yang benar-benar yang mampu mengantisipasi tantangan-tantangan dalam
dunia pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber
daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu
faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan dan mempunyai posisi
strategis maka setiap usaha peningkatan mutu perlu memberikan perhatian besar
Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya. Karena
gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik, untuk memberikan
bimbingan yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan.
Guru merupakan sumber daya manusia yang menjadi perencana, pelaku
dan penentu tercapainya tujuan pendidikan. Untuk itu dalam menunjang kegiatan
diperlukan iklim sekolah yang kondusif dan hubungan baik antar unsur-unsur
yang ada di sekolah antara lain kepala sekolah, guru, tenaga administrasi dan
siswa. Serta hubungan baik antar unsur-unsur yang ada disekolah dengan orang
tua dan masyarakat.
Kualitas sekolah dasar sangat tergantung dari kualitas gurunya baik guru
itu guru kelas ataupun guru mata pelajaran baik mengelola proses pembelajaran,
seperti merancang, melaksanakan, dan melakukan penilaian pembelajaran yang
harus

dilakukan

secara

kontinu,

kreatif,

dan

mandiri

serta

mampu

mengembangkan dan mengimplementasikan inovasi dalam peningkatan mutu
proses belajar mengajar.
Komunikasi pembelajaran ini merupakan bentuk komunikasi yang dapat
diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan
matematika sekolah yang terdiri dari bagian-bagian matematika yang dipilih guna
menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi anak
serta berpedoman kepada perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

Hakekatnya

matematika

lebih

baik

diajarkan

pada

usia

dini.

Mengingat pentingnya matematika untuk siswa-siswa usia dini di SD, perlu dicari
suatu cara mengelola proses belajar-mengajar di SD sehingga matematika dapat
dicerna oleh siswa-siswa SD. Disamping itu, matematika juga harus bermanfaat
dan relevan dengan kehidupannya, karena itu pembelajaran matematika di jenjang
pendidikan dasar harus ditekankan pada penguasaan keterampilan dasar dari
matematika itu sendiri. Keterampilan yang menonjol adalah keterampilan
terhadap penguasaan operasi-operasi hitung dasar (penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian).
Sekalipun dalam banyak kesempatan sering dikatakan bahwa matematika
merupakan ilmu yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, termasuk bagi
kehidupan sehari-hari, banyak orang belum bisa merasakan manfaat matematika
dalam kehidupan sehari-hari mereka di luar, beberapa cabang matematika tertentu
yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan praktis seperti berhitung,
statistika dan geometri.
Berbagai kendala yang muncul dilihat dari segi mengajar guru antara lain:
proses pembelajaran masih monoton, guru belum mampu mengembangkan materi
yang diajarkan, guru belum mampu menyusun pembelajaran yang bermakna,
materi yang padat, media pembelajaran sangat kurang bahkan tidak mendukung,
serta kurangnya penguasaan strategi dan metode pembelajaran yang dimiliki,
sikap guru yang kurang harmonis tanpa menghiraukan keadaan kesulitan yang
dialami oleh siswa. Dan sebagian siswa juga tidak mau berusaha untuk bertanya
Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7

dan merasa segan dan

takut kepada guru, padahal siswa belum paham dan

mengerti akan materi yang diajarkan oleh guru.
Karena masalah tersebut, banyak siswa menjadi kurang termotivasi dalam
mempelajari matematika. Selain itu juga menyebabkan pendidikan matematika di
sekolah kurang memberikan sumbangan yang berarti bagi pendidikan anak secara
keseluruhan, baik bagi pengembangan kemampuan berpikir, bagi pembentukan
sikap, maupun pengembangan kepribadian secara keseluruhan. Sebagai contoh,
dalam bidang kemampuan berpikir kreatif atau meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah, yang banyak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bidang pembentukan sikap, pendidikan matematika di sekolah belum bisa
menumbuhkan sikap menghargai matematika sebagai ilmu yang sangat berguna
bagi umat manusia pada diri para siswa. Dalam bidang pengembangan
kepribadian, pendidikan matematika di sekolah belum mampu mengembangkan
pribadi-pribadi siswa menjadi pribadi-pribadi yang mampu mengambil keputusan
mengenai apa yang paling baik bagi dirinya, bersifat jujur, dan berani bertanggung
jawab terhadap segala hal yang telah dilakukan atau diucapkan, sehingga banyak
siswa menempuh pelajaran matematika melulu karena hal itu diharuskan oleh
sistem yang ada, sesuai dengan kurikulum.
Dengan situasi seperti itu, pendidikan matematika di sekolah, dan
pendidikan formal pada umumnya, cenderung menghasilkan lulusan yang
mempunyai banyak pengetahuan (khususnya pengetahuan faktual), seharusnya
guru tidak hanya menyampaikan materi serta menilai hasil akhir saja, tetapi
Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8

seorang

guru

harus

mampu

membimbing,mengembangkan,

menciptakan

pembelajaran yang aktif serta menciptakan serangkaian tingkah laku yang
berkaitan dalam situasi tertentu.
Dalam dunia yang semakin kompleks ini, pada diri setiap orang semakin
dituntut adanya kemampuan berpikir yang tinggi dan kreatif, kepribadian yang
jujur dan mandiri (berjiwa independen), dan sikap yang responsif terhadap
perkembangan-perkembangan yang terjadi di lingkungannya atau di dalam
masyarakat. Hal ini berlaku di banyak negara, termasuk Indonesia, terlebih-lebih
dalam era sekarang ini, di mana demokrasi, hak-hak asasi manusia, dan otonomi
dalam berbagai tataran (individu, kelompok, masyarakat, dan daerah) semakin
dianggap penting.
Banyaknya

masalah

dalam

pendidikan

matematika

di

Indonesia

merupakan salah satu alasan untuk mereformasi pendidikan matematika di
sekolah. Masalah umum matematika yang banyak orang awam tahu seperti
rendahnya daya saing di ajang international maupun nasional, rendahnya nilai tes
Ujian Akhir Sekolah dibanding pelajaran lainnya khususnya di Kecamatan
Kasemen Kota Serang selalu di bawah 5.0 skala 1-10, serta rendahnya minat
belajar matematika lantaran matematika terasa sulit karena banyak guru kelas
mengajarkan matematika dengan materi dan metode yang tidak menarik dimana
guru menerangkan atau 'teacher telling' sementara murid mencatat. Masalah lain
yang sering juga dibahas di beberapa surat kabar di kolom Kemendiknas maupun
Opini seperti rendahnya kualitas buku paket lantaran banyak ditulis tanpa
Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9

melibatkan orang pendidikan matematika atau guru matematika, buruknya sistem
evaluasi yang hanya mengejar solusi namun mengabaikan proses mendapatkannya
sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran ini selalu tidak sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
Pembelajaran matematika di sekolah dapat memotivasi siswa untuk belajar
matematika dan mampu mendidik para siswa sehingga mereka bisa tumbuh
menjadi orang-orang yang mampu berpikir secara mandiri dan kreatif,
berkepribadian mandiri, dan mempunyai kemampuan dan keberanian dalam
menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan. Jika pembelajaran matematika di
sekolah-sekolah

kita

dapat

mengupayakan

terbentuknya

siswa

dengan

karakteristik seperti itu, berarti pembelajaran matematika di sekolah-sekolah kita
telah memberikan sumbangan yang besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal inilah yang sudah diteliti dalam penelitian ini. peningkatan mutu pendidikan
(prestasi belajar) bagaimana juga tergantung pada proses belajar mengajar.
Untuk itu seorang guru harus dapat mengadakan pembelajaran
matematika dalam meenyajikan topik-topik baru hendaknya dimulai pada tahapan
yang paling sederhana ketahapan yang lebih kompleks, dari yang konkret menuju
ke yang abstrak, dari lingkungan dekat anak ke lingkungan yang lebih luas.
Dengan demikian guru memegang peranan penting, sebab hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh kualitas pengajaran. Guru diharapkan dapat memahami
dengan jelas bagaimana cara menyusun instruksi yang dapat mendorong

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

10

pemikiran kreatif siswa dan meningkatkan kreatifitas belajar bagi siswa sebagai
bagian dari pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
Suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauhmana keberhasilan
tujuan-tujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam
bentuk hasil belajar yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman
belajarnya (proses belajar-mengajar)
Proses belajar mengajar merupakan hasil kerjasama antara guru dan siswa
yang didasari program dan ditunjang sarana dan prasarana. Kontribusi setiap
komponen tentu saja mengarah pada pencapaian tujuan, namun peranan guru
sebagai pengelola sangat penting. Artinya, gurulah yang mengelola proses belajar
dengan pengelolaannya

akan menentukan keberhasilan proses belajar untuk

mencapai tujuan pendidikan.
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui
sistem penilaian, dengan demikian dibutuhkan kemampuan para guru profesional
dalam mengadakan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka
pendek jangka panjang.
Sehubungan dengan uraian di atas, dalam rangka penulisan tesis ini,
penulis bermaksud melakukan penelitian tentang profil guru profesional sesuai
dengan tuntutan dan perkembangan di bidang pendidikan keguruan dan peranan
guru profesional yang sudah bersertifikasi dalam melaksanakan kegiatan mengajar
yang akan menentukan keberhasilan proses belajar mengajar yang direncanakan.
Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

11

untuk itulah peneliti memilih judul tesis: Hubungan antara Guru Profesional
dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SD (Studi
Guru Bersertifikat Se-Kecamatan Kasemen Kota Serang)
B.

Rumusan Masalah
Penelitian ini secara umum membahas masalah hubungan profesional guru

terhadap hasil belajar siswa. Salah satu ciri sebagai profesi, guru harus memiliki
kompetensi, sebagaimana dituntut oleh disiplin ilmu pendidikan (pedagogik) yang
harus dikuasainya. Dalam hal kompetensi ini, Direktorat Tenaga Kependidikan
telah memberikan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan
pengetahuan dan perbuatan secara dalam menjalankan fungsi sebagai guru.
Pada penelitian ini penulis telah meneliti permasalahan yang terdapat
pada penampilan mengajar guru profesional Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
Kasemen yang sudah bersertifikasi dan pembelajaran di kelas terutama hasil
belajar Ujian Akhir Sekolah Tahun Pelajaran 2010-2011, agar penelitian ini
terarah dan memperoleh gambaran yang jelas penulis merumuskan masalah
tentang penampilan mengajar guru sekolah dasar terutama pada mata pelajaran
matematika dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
C.

Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya masalah yang ada pada penelitian ini penulis perlu

membatasi masalah yang akan dibahas. Hal ini dikemukakan agar penelitian
Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

12

mempunyai arah yang jelas dan lebih tepat sasaran. Penelitian ini dibatasi pada
masalah yang berkaitan dengan hubungan antara guru yang bersertifikasi dengan
pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika Semester II Tahun
Pelajaran 2010-2011
D.

Pertanyaan Penelitian
Untuk lebih memperjelas rumusan masalah tersebut, berikut ini dipaparkan

beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1.

Bagaimana persiapan guru yang sudah bersertifikasi pada Sekolah Dasar
Negeri di Kecamatan Kasemen dalam kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran matematika?

2.

Bagaimana PBM yang dilaksanakan guru yang bersertifikasi pada mata
pelajaran matematika?

3.

Sejauhmana hubungan antara guru yang sudah bersertifikasi dengan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika?

4.

Bagaimana evaluasi guru yang sudah bersertifikat terhadap hasil belajar
siswa Tahun Pelajaran 2010-2011 sehingga tercipta peningkatan kualitas
proses pembelajaran?

E.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah :

1.

Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapat pengetahuan

sejauhmana guru profesional yang bersertifikasi dapat
Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

meningkatkan kinerja

13

mengajar siswa dalam mencapai hasil belajar siswa yang maksimal sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
2.

Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan :

a.

Mendapat pengetahuan mengenai persiapan guru yang sudah bersertifikasi
pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kasemen dalam kegiatan belajar
mengajar mata pelajaran matematika

b.

Mengetahui PBM yang dilaksanakan guru yang bersertifikasi pada mata
pelajaran matematika

c.

Mengetahui hubungan antara guru profesional yang bersertifikasi dengan
hasil belajar siswa Tahun Pelajaran 2010-2011 pada Sekolah Dasar Negeri
di Kecamatan Kasemen Kota Serang

d.

Mengetahui sejauhmana evaluasi guru yang sudah bersertifikat terhadap
hasil belajar siswa Tahun Pelajaran 2010-2011 sehingga tercipta
peningkatan kualitas proses pembelajaran.

F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
langsung, baik bagi peneliti, guru, sekolah maupun dinas pendidikan
setempat.
1. Bagi Peneliti

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

14

a. Dapat dijadikan sebagai syarat dalam menempuh ujian magister
pendidikan guna mendapatkan gelar magister pendidikan guru sekolah
dasar.
b. Memberikan pengalaman, pengetahuan dan pemahaman tentang guru
profesional dalam mengimplementasikan kompetensinya sehingga
mendapatkan hasil belajar siswa yang maksimal.
c. Memberikan acuan yang positif terhadap kemampuan guru profesional
dalam mengembangkan kreatifitas dan hasill belajar siswa.
2. Bagi guru
a. Hasil penelitian ini bisa memberikan wawasan mengenai kerangka
pedagogis yang harus dipersiapkan guru profesional dalam kegiatan
pembelajaran guna mendapatkan hasil belajar yang dicapai.
b. Dapat mengetahui hubungan kinerja guru professional terhadap siswa
dalam mengembangkan pembelajaran maupun rencana pembelajaran
yang berdampak pada hasil belajar siswa.
c. Penelitian ini dapat memperbaiki kinerja guru profesional dan dapat
memotivasi guru untuk aktif terlibat dalam pembelajaran yang
kondusif.
3. Bagi sekolah
a. Penelitian ini menjadi wawasan pengetahuan tentang pengaruh guru
profesional dalam mengembangkan kreatifitas belajar siswa.

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

15

b. Ingin mengetahui sejauhmana aktifitas, kratifitas dan hasil belajar
siswa serta mendorong guru dan siswa untuk aktif terlibat dalam
pembelajaran yang bermakna.
4. Bagi Dinas Pendidikan
Penelitian ini dapat menjadi sumbangan informasi tentang guru
profesional

yang

bersertifikat

dalam

mengembangkan

kreatifitas

pembelajaran di dalam kelas yang berdampak terhadap hasil belajar siswa.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan gambaran umum tentang istilah-istilah yang
terdapat dalam judul penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini.
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan
kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
konstrak atau variabel tersebut (M. Nasir, 1983:126)
1.

Menurut Rice dan Bishoprick dalam Bafadal (2004:5) “Guru profesional
adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan
tugas-tugasnya sehari-hari.

2.

Menurut Nana Sudjana (1989:235) hasil belajar yang dijadikan obyek
penilaian adalah hasil belajar bidang pengetahuan (kognitif) yang mencakup
tingkat kemampuan ingatan, pemahaman, aplikasi, dan sebagainya, yang
penilaiannya

dapat

dilakukan

secara

kuantitatif-obyektif

menggunakan prosedur yang dapat distandarisasikan
Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan

16

3.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008 tentang
Guru (2008:4) Pasal 1 menjelaskan bahwa 1) sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru, 2) sertifikat pendidik adalah bukti
formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga
profesional.

4.

Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui perubahan perilaku
yang terjadi pada diri siswa dalam, kaitannya dengan tujuan instruksional
yang telah ditetapkan. Perilaku yang dijadikan acuan untuk merumuskan
tujuan dan untuk mengembangkan

instrument

penilaian, tiga ranah

perilaku tersebut adalah perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor.
(Solehuddin, 2006:14)
Jadi yang dimaksud dengan Hubungan Guru Profesional dengan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika (Studi Guru bersertifikasi seKecamatan Kasemen Kota Serang) dapat diartikan sebagai wujud prilaku suatu
kegiatan guru yang profesional dalam proses pembelajaran yang dapat membawa
hasil guna bagi siswa dalam menentukan hasil dari sebuah kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan antara guru dan siswa berupa pengukuran ataupun penilaian
dalam bentuk tertulis pada sebuah kegiatan pembelajaran matematika.

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

67

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.

Desain Penelitian
Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang
harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data
dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan
diolah.(Sukmadinata, 2009:52)
Fokus penelitian ini adalah untuk mendapatkan keterkaitan dan hubungan
guru profesional yang bersertifikasi dengan hasil belajar siswa sekolah dasar pada
mata pelajaran matematika sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dari fokus penelitian tersebut tergambar
variabel dalam penelitian ini yaitu variabel guru profesional bersertifikasi dan
variabel hasil belajar siswa pada pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan
untuk menjelaskan hubungan dua variabel tersebut yaitu variabel guru
profesional bersertifikasi

dan variabel hasil belajar siswa pada pelajaran

matematika, dari tujuan penelitian di atas research design yang dipakai oleh
peneliti ini mengunakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi.
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah
yang didasari oleh filsafat positifisme yang menekankan fenomena-fenomena
objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektifitas desain penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur
dan percobaan terkontrol.
Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

67

68

Secara lebih mendalam tujuan penelitian korelasi adalah untuk mengetahui
sejauh mana hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian jenis ini
memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya. Hasil
yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan dan bukan ada
atau tidak ada saling hubungan tersebut.
penelitian korelasi (correlational research) adalah suatu penelitian yang
melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan
dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih (Sukardi, 2003). Penelitian ini
sifatnya expose-facto yaitu mengungkapkan fakta yang sudah terjadi di mana
penyebabnya tidak bisa diinterfensi.
Adanya hubungan dan tingkat variabel sangat penting, karena dengan
mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya
sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian korelasi memiliki tiga karakteristik
penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik
tersebut, diantaranya adalah (Sukardi, 2003):
1. Penelitian korelasi akan memberikan hasil yang tepat jika variabel
kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan
mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2. Penelitian korelasi memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam
setting (lingkungan) nyata.
3. Penelitian korelasi memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi
yang signifikan.

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

69

Penelitian ini mencakup kegiatan pengumpulan data guna menentukan
hubungan antar variabel dalam subjek atau objek yang menjadi perhatian untuk
diteliti. Dibidang pendidikan, studi korelasi biasanya digunakan untuk melakukan
penelitian terhadap sejumlah variabel yang diperkirakan mempunyai peranan
signifikan dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran.
Penelitian korelasi umumnya dilakukan oleh seorang peneliti dengan
alasan sebagai berikut. a) ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antar
variabel di mana koefisien korelasi dapat mencapainya, b) penelitian korelasi
perlu diperhitungkan kegunannya apabila variabel yang muncul itu kompleks, dan
peneliti tidak mungkin dapat melakukan kontrol dan memanipulasi variabelvariabel tersebut, c) dalam penelitian memungkinkan dilakukan pengukuran
beberapa variabel dan hubungan yang ada dalam setting yang realistis.
Penelitian korelasi pada intinya adalah mengetahui ada dan besarnya
hubungan antar dua atau lebih variabel bebas. Kontrol terhadap variabel tidak
dilakukan dalam penelitian ini, dan variabel diukur secara intensif dalam setting
(lingkungan) nyata.
B. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilakukan di 39 SD Negeri yang ada di lingkungan UPT
Dinas Pendidikan Kecamatan Kasemen Kota Serang. Adapun subjek penelitian ini
di bagi menjadi dua bagian sesuai dengan variabel penelitian, yaitu: subjek
penelitian untuk variabel guru profesinal adalah guru yang tersertifikasi yang
tersebar di 39 SD Negeri yang ada di lingkungan UPT Dinas Pendidikan
Kecamatan Kasemen Kota Serang.
Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

70

Subjek penelitian untuk variabel hasil belajar siswa pada pelajaran
matematika adalah siswa SD di lingkungan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
Kasemen Kota Serang merupakan murid dari guru-guru yang tersertifikasi.
1.

Populasi Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis

terlebih dahulu menentukan populasi yang akan dijadikan subjek penelitian, sepeti
dijelaskan Arikunto (2006:115) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian “
berdasarkan pendapat ini yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah 66
orang guru professional yang telah tersertifikasi yang tersebar di 39 SD yang
berada di Kecamatan Kasemen, seluruh siswa yang menjadi murid dari guru-guru
yang telah tersertifikasi tersebut. Data populasi guru yang sudah teresrtifikasi
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
PENYEBARAN GURU YANG SUDAH TERSERTIFIKASI
Jumlah Guru
NO
Jabatan
Keterangan
bersertifikasi
1

Kepala Sekolah

39

2

Guru kelas 1

3

3

Guru kelas 2

2

4

Guru kelas 3

2

5

Guru kelas 4

2

6

Guru kelas 5

10

7

Guru kelas 6

2

8

Guru PAI

1

9

Guru Penjaskesor

2

Jumlah

66

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

71

2.

Sampel Penelitian
Dari populasi di atas diambil sebagian untuk dijadikan sebagai sampel

penelitian., seperti dijelaskan Sudjana, (1997:71) “ Proses menarik sebagian
subjek, gejala, atau objek yang ada pada populasi disebut sampel”.
Teknik penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik penarikan
nonprobabilita jenis penarikan sampel purposive. Hal ini dilakukan dengan
petimbangan bahwa penulis tidak memiliki kerangka sampel yang memadai.
Teknik penarikan sampel purposive atau disebut juga judgemental sampling
digunakan dengan menentukan kriteri khusus terhadap sampel. Untuk menentukan
jumlah sampel dari populasi penelitian agar diperoleh sampel yang mewakili
setiap subjek penelitian ditentukan sampel sebagai berikut:
a.

Guru yang dijadikan sampel penelitian
Tabel 3.2
PENYEBARAN GURU YANG SUDAH TERSERTIFIKASI YANG
DIJADIKAN SAMPEL
Jumlah Guru
NO
Jabatan
Keterangan
bersertifikasi
1
Kepala Sekolah
39
2

Guru kelas 1

3

3

Guru kelas 2

2

4

Guru kelas 3

2

5

Guru kelas 4

2

6

Guru kelas 5

10

7

Guru kelas 6

2

8

Guru PAI

1

9

Guru Penjaskesor

2
66

Mumu Muawiah, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dijadikan sampel

72

Berdasarkan data penyebaran guru yang tersertifikasi di atas penulis
menentukan guru yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah guru
kelas 5 yang berjumlah 10 orang, pertimbangan guru kelas 5 dijadikan sampel
penelitian karena kelompok guru kelas 5 mempunyai jumlah guru yang paling
besar setelah kelompok kepala sekolah, dan pertimbangan mengapa kepala
sekolah tidak dijadikan sampel penelitian karena realita di lapangan kepala
sekolah walaupun mempunyai kewajiban mengajar 6 jam pada kenyataan
sebagian besar kepala sekolah tidak melaksanakan kewajiban tersebut.
Data yang akan dikumpulkan dari 10 orang guru tersertifikasi ini adalah
bagaimana persiapan mengajar yang disusun dan bagaimana guru t