PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER MODEL SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA :Studi Penelitian dan Pengembangan pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Jenjang SMP/MTs Negeri di Kota Ambon.

(1)

i

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 17

A. Media Pembelajaran ... 17

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 17

2. Kedudukan Media Pembelajaran ... 19

3. Klasifikasi dan Jenis Media Pembelajaran ... 21

4. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 24

5. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran ... 29

B. Pembelajaran dengan Multimedia Berbasis Komputer ... 35

1. Definisi dan Tujuan Model Simulasi ... 40

2. Pentahapan Model Pembelajaran Simulasi ... 43

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Simulasi ... 45

4. Flowchart Model Simulasi ... 46

5. Langkah-langkah Produksi Model Simulasi ... 50 Halaman


(2)

ii

C. Teori yang Mendukung Pengembangan Multimedia

Berbasis Komputer Model Simulasi ... 54

1. Teori Kognitif Piaget... 54

2. Teori Belajar Konstruktivisme ... 57

3. Teori Belajar Discovery Brunner ... 60

4. Dual Coding Theory ... 62

D. Hasil Belajar ... 63

E. TIK di SMP/MTs ... 70

1. Konsep Dasar TIK... 70

2. Tujuan Mata Pelajaran TIK ... 71

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran TIK ... 71

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar TIK SMP/MTs ... 72

5. Arah Pengembangan TIK SMP/MTs ... 72

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 73

A. Desain Penelitian ... 73

1. Studi Pendahuluan ... 77

2. Pengembangan Multimedia ... 98

3. Uji Coba ... 105

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 107

1. Populasi Penelitian ... 107

2. Sampel Penelitian ... 109

C. Variabel dan Devinisi Operasional ... 110

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 114

E. Teknik Pengolahan Data ... 141

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 143

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 143

1. Deskripsi Hasil Uji Coba Skala Terbatas ... 143

2. Deskripsi Hasil Uji Coba Skala Luas ... 164


(3)

iii

1. Pembahasan Hasil Pengambangan Multimedia ... 185

2. Pembahasan Hasil Uji Coba Multimedia ... 188

3. Faktor yang Berpengaruh pada Pengambangan Multimedia ... 196

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 203

A. Simpulan ... 203

B. Rekomendasi ... 205

DAFTAR PUSTAKA ... 207


(4)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

TIK Kelas VIII semester 2 ... 71

Tabel 3.1 Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Sekolah ... 79

Tabel 3.2 Minat Siswa Terhadap Pembelajaran TIK ... 80

Tabel 3.3 Pandangan Siswa Tentang Metode Mengajar yang Digunakan Guru ... 81

Tabel 3.4 Pemahaman Siswa Terhadap Materi TIK ... 82

Tabel 3.5 Aktivitas Guru dalam Pembelajaran TIK ... 84

Tabel 3.6 Aktivitas Pembelajaran TIK di SMPN 14 Kota Ambon ... 86

Tabel 3.7 Aktivitas Pembelajaran TIK di MTsN Batu Merah ... 87

Tabel 3.8 Aktivitas Pembelajaran TIK di SMPN 3 Salahutu ... 88

Tabel 3.9 Aktivitas Pembelajaran TIK di MTsN Tulehu ... 89

Tabel 3.10 Jumlah Unit Komputer pada Tiap Sekolah ... 90

Tabel 3.11 Hasil Penilaian dari Ahli I ... 101

Tabel 3.12 Hasil Penilaian dari Ahli II ... 102

Tabel 3.13 Hasil Penilaian dari Ahli III ... 103

Tabel 3.14 Sampel Penelitian Berdasarkan Kategori ... 108

Tabel 3.15 Normalitas Data Uji Validitas THB Siklus I ... 120

Tabel 3.16 Validitas Tes Hasil Belajar Siklus I ... 120

Tabel 3.17 Normalitas Data Uji Reliabelitas THB Siklus I ... 122

Tabel 3.18 Homogenitas Data Uji Reliebelitas THB Siklus I ... 122

Tabel 3.19 Reliabelitas THB Siklus I ... 123

Tabel 3.20 Normalitas Data Uji Validitas THB Siklus II ... 124

Tabel 3.21 Validitas Tes Hasil Belajar Siklus II ... 124

Tabel 3.22 Normalitas Data Uji Reliabelitas THB Siklus II ... 126

Tabel 3.23 Homogenitas Data Uji Reliabelitas THB Siklus II ... 126

Tabel 3.24 Reliabelitas THB Siklus II ... 127

Tabel 3.25 Normalitas Data Uji Validitas THB Siklus III ... 128

Tabel 3.26 Validitas Tes Hasil Belajar Siklus III ... 128

Tabel 3.27 Normalitas Data Uji Reliabelitas THB Siklus III ... 130

Tabel 3.28 Homogenitas Data Uji Reliabelitas THB Siklus III ... 130

Tabel 3.29 Reliabelitas THB Siklus III ... 131


(5)

v

Tabel 3.31 Validitas Tes Hasil Belajar Siklus IV ... 132

Tabel 3.32 Normalitas Data Uji Reliabelitas THB Siklus IV ... 133

Tabel 3.33 Homogenitas Data Uji Reliabelitas THB Siklus IV ... 134

Tabel 3.34 Reliabelitas THB untuk Siklus IV ... 135

Tabel 3.35 Normalitas Data Ujicoba THB Uji Skala Luas ... 135

Tabel 3.36 Rangkuman Validitas Tes Hasil Belajar Uji Skala Luas ... 136

Tabel 3.37 Normalitas Data Uji Pertama dan Kedua THB Uji Skala Luas ... 137

Tabel 3.38 Homogenitas Data Uji Coba THB Uji Skala Luas ... 138

Tabel 3.39 Reliabelitas THB untuk Uji Skala Luas ... 138

Tabel 4.1 Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 143

Tabel 4.2 Normalitas Pretest dan Posttest pada Siklus I ... 144

Tabel 4.3 Homogenitas Data Pretest dan Posttest pada Siklus I ... 144

Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Pretest dan Posttest pada Siklus I ... 145

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 147

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest pada Siklus II ... 148

Tabel 4.7 Homogenitas Data Posttest pada Siklus I dan II ... 148

Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Hasil Belajar Siklus I dan II ... 149

Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa pada Siklus III ... 151

Tabel 4.10 Normalitas Data Posttest Siklus III ... 152

Tabel 4.11 Homogenitas Data Posttest pada Siklus II dan III ... 152

Tabel 4.12 Perbedaan Posttest pada Siklus II dan III ... 153

Tabel 4.13 Hasil Pretest dan Posttest pada Siklus IV ... 155

Tabel 4.14 Normalitas Posttest pada Siklus IV ... 156

Tabel 4.15 Homogenitas Data Posttest pada Siklus II dan III ... 156

Tabel 4.16 Hasil Uji-T Posttest Siklus III dan Posttest Siklus IV ... 157

Tabel 4.17 Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Setiap Siklus ... 158

Tabel 4.18 Respon Siswa Terhadap Multimedia Pada Uji Terbatas ... 162

Tabel 4.19 Hasil Belajar Siswa di Sekolah dengan Kategori Tinggi ... 165

Tabel 4.20 Hasil Belajar Siswa di Sekolah dengan Kategori Sedang ... 167

Tabel 4.21 Hasil Belajar Siswa di Sekolah dengan Kategori Rendah ... 169

Tabel 4.22 Perbedaan Nilai Pretest Berdasarkan Level Sekolah ... 170

Tabel 4.23 Perbedaan Nilai Posttest Berdasarkan Level Sekolah ... 171

Tabel 4.24 Hasil Uji Normalitas Data Uji Skala Luas ... 171

Tabel 4.25 Hasil Uji Homogenitas Data pada Uji Skala Luas ... 172


(6)

vi

Tabel 4.27 Ketertarikan Siswa pada Pembelajaran dengan Multimedia ... 175

Tabel 4.28 Peran Multimedia dalam Pembelajaran ... 176

Tabel 4.29 Pandangan Siswa tentang Kualitas Multimedia ... 178

Tabel 4.30 Kondisi Siswa pada Pembelajaran ... 181

Tabel 4.31 Pendapat Guru tentang Kesesuaian Multimedia dengan Kurikulum ... 182


(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Pola-Pola Pembelajaran ... 20 Gambar 2.2 Flowcart Model Simulasi ... 46 Gambar 3.1. Desain Penelitian dan Pengembangan Multimedia

BerbasiS Komputer Model Simulasi ... 76 Gambar 3.2. Model Penelitian Tindakan Kelas Bentuk Siklus

(Sumber: Sanjaya, 2010:56) ... 105 Gambar 3.3. Paradigma Penelitian Multimedia Berbasis Komputer

Model Simulasi ... 109 Gambar 4.1 Grafik Konsistensi Rata-rata Nilai Posttest Siklus 1-4 ... 159


(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 3.1 Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran TIK

pada Studi Pendahuluan ... 213

Lampiran 3.2 Rekapitulasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran TIK ... 215

Lampiran 3.3 Hasil Observasi Studi Pendahuluan di SMP 14 Kota Ambon ... 217

Lampiran 3.4 Hasil Observasi Pendahuluan di MTsN Batu Merah ... 218

Lampiran 3.5 Hasil Observasi Pendahuluan di SMP N 3 Salahutu ... 219

Lampiran 3.6 Hasil Observasi Pendahuluan di MTsN Tulehu ... 220

Lampiran 3.7 Silabus Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas VIII Semester 2 ... 221

Lampiran 3.8 RPP Siklus 1 – 4 dan RPP Uji Luas ... 224

Lampiran 3.9 Flowchart Multimedia Interaktif Model Simulasi... 234

Lampiran 3.10 Story Board ... 236

Lampiran 3.11 Hasil Penilaian Ahli I ... 250

Lampiran 3.12 Hasil Penilaian Ahli II ... 251

Lampiran 3.13 Hasil Penilaian Ahli III ... 252

Lampiran 3.14 Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa Tahap Studi Pendahuluan ... 253

Lampiran 3.15 Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa Tahap Uji Coba ... 254

Lampiran 3.16 Kuesioner untuk Siswa Tahap Studi Pendahuluan ... 255

Lampiran 3.17 Kuesioner untuk Guru Tahap Studi Pendahuluan ... 257

Lampiran 3.18 Kuesioner untuk Siswa Tahap Uji Coba ... 259

Lampiran 3.19 Kuesioner untuk Guru Tahap Uji Coba ... 261

Lampiran 3.20 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ... 263

Lampiran 3.21 Soal Pretest/Posttest Siklis I yang Diujicoba ... 266

Lampiran 3.22 Skor Hasil Uji Validasi THB Siklus 1 ... 270

Lampiran 3.23 Hasil Uji Normalitas Data Uji Validitas THB Siklus 1 ... 271

Lampiran 3.24 Hasil Uji Validitas THB Siklus 1 ... 272

Lampiran 3.25 Tes Hasil belajar untuk Uji Reliabelitas... 275

Lampiran 3.26 Skor Hasil Uji Coba Pertama dan Kedua untuk Uji Reliabelitas THB Siklus 1 ... 279


(9)

ix

Lampiran 3.28 Hasil Uji Homogenitas Data Uji Reliabelitas THB Siklus I ... 281

Lampiran 3.29 Hasil Uji Reliabelitas THB Siklus 1 ... 282

Lampiran 3.30 Soal Siklus II yang Diuji Validitasnya ... 283

Lampiran 3.31 Skor Hasil Uji Validasi THB Siklus II ... 291

Lampiran 3.32 Hasil uji normalitas Tes Hasil Belajar Siklus II ... 292

Lampiran 3.33 Hasil Uji Validitas Tes Hasil Belajar Sikulus II ... 293

Lampiran 3.34 Soal Siklus II yang Diujicobakan Reliabilitasnya ... 296

Lampiran 3.35 Skor Hasil Uji Coba Pertama dan Kedua untuk Uji Reliabelitas THB Siklus II ... 303

Lampiran 3.36 Hasil Uji Normalitas Data Validitas THB Siklus II ... 304

Lampiran 3.37 Hasil Uji Homogenitas Data Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus 2 ... 305

Lampiran 3.38 Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus II ... 306

Lampiran 3.39 Soal Siklus III yang Diuji Validitasnya ... 307

Lampiran 3.40 Skor Hasil Uji Validasi THB Siklus III ... 313

Lampiran 3.41 Hasil Uji Normalitas Tes Hasil Belajar Siklus III ... 314

Lampiran 3.42 Hasil Uji Validitas Tes Hasil Belajar Siklus III ... 315

Lampiran 3.43 Soal Siklus III yang Diujicobakan Reliabilitasnya ... 318

Lampiran 3.44 Skor Hasil Uji Coba Pertama dan Kedua untuk Uji Reliabelitas THB Siklus III ... 324

Lampiran 3.45 Hasil Uji Normalitas Tes Hasil Belajar Sikuls 3 ... 325

Lampiran 3.46 Hasil Uji Homogenitas Data Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus III ... 326

Lampiran 3.47 Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus III ... 327

Lampiran 3.48 Soal Siklus IV yang Diuji Validitasnya ... 328

Lampiran 3.49 Skor Hasil Uji Validasi THB Siklus IV ... 335

Lampiran 3.50 Hasil Uji Normalitas Data Reliabelitas THB Siklus IV ... 336

Lampiran 3.51 Hasil Uji Validitas THB Siklus IV ... 337

Lampiran 3.52 Soal Siklus IV yang Diujicoba Reliabelitasnya ... 340

Lampiran 3.53 Skor Hasil Uji Coba Pertama dan Kedua untuk Uji Reliabelitas THB Siklus IV ... 346

Lampiran 3.54 Hasil Uji Normalitas Data THB Siklus IV ... 347

Lampiran 3.55 Hasil Uji Homogenitas Data Reliabelitas THB Silklus IV ... 348

Lampiran 3.56 Hasil Uji Reliabelitas THB Siklus IV ... 349

Lampiran 3.57 Soal Uji Coba Luas yang Diuji Validitasnya ... 350


(10)

x

Lampiran 3.59 Hasil Uji Normalitas Data Reliabelitas THB untuk Uji

Luas ... 355

Lampiran 3.60 Hasil Uji Validitas Tes Hasil Belajar Uji Luas ... 356

Lampiran 3.61 Tes Hasil Belajar Uji Luas yang Diujicoba Reliabelitasnya ... 357

Lampiran 3.62 Skor Hasil Uji Coba Pertama dan Kedua untuk Uji Reliabelitas THB Ujicoba Lebih Luas ... 363

Lampiran 3.63 Hasil Uji Normalitas Data Validitas THB untuk Uji Luas ... 364

Lampiran 3.64 Hasil Uji Homogenitas Data Reliabelitas THB untuk Uji Luas ... 365

Lampiran 3.65 Hasil Uji Reliabelitas THB untuk Uji Luas ... 366

Lampiran 3.66 Pedoman Penilaian Ahli ... 367

Lampiran 4.1 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Siklus I pada Uji Coba Terbatas... 368

Lampiran 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest pada Siklus I ... 369

Lampiran 4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest pada Siklus I ... 370

Lampiran 4.4 Hasil Uji Perbedaan Pretest dan Posttest pada Siklus I... 371

Lampiran 4.5 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Siklus II pada Uji Coba Terbatas... 372

Lampiran 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Posttest pada Siklus II ... 373

Lampiran 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Siklus I dan II ... 374

Lampiran 4.8 Hasil Uji Perbedaan Posttest pada Siklus I dan II ... 375

Lampiran 4.9 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Siklus III pada Uji Coba Terbatas... 376

Lampiran 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Posttest pada Siklus III ... 377

Lampiran 4.11 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Siklus II dan III ... 378

Lampiran 4.12 Hasil Uji Perbedaan Posttest pada Siklus II dan III ... 379

Lampiran 4.13 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Siklus IV pada Uji Coba Terbatas ... 380

Lampiran 4.14 Hasil Uji Normalitas Data Posttest pada Siklus IV ... 381

Lampiran 4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Siklus III dan IV ... 382

Lampiran 4.16 Hasil Uji Perbedaan Posttest pada Siklus III dan IV... 383

Lampiran 4.17 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest pada Sekolah Level Tinggi ... 384

Lampiran 4.18 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest pada Sekolah Level Sedang ... 385


(11)

xi

Lampiran 4.19 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest pada Sekolah

Level Rendah ... 386 Lampiran 4.20 Hasil Uji Normalitas Data Uji Luas ... 387 Lampiran 4.21 Hasil Uji Perbedaan antar nilai Pretest-Pretes dan

Posttest-posttest pada Uji Luas dengan Uji One Way

Anova ... 388 Lampiran 4.22 Surat Izin Penelitian ... 389 Lampiran 4.23 Surat Keterangan telah Melaksanakan Studi Pendahuluan

dari SMP Negeri 14 Ambon ... 390 Lampiran 4.24 Surat Keterangan telah Melaksanakan Studi Pendahuluan

dari MTs Negeri Batumerah ... 391 Lampiran 4.25 Surat Keterangan telah Melaksanakan Studi Pendahuluan

dari SMP Negeri 3 Salahutu ... 392 Lampiran 4.26 Surat Keterangan telah Melaksanakan Studi Pendahuluan

dari MTsN Tulehu ... 393 Lampiran 4.27 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Coba

Terbatas dari MTsN Tulehu ... 394 Lampiran 4.28 Surat Keterangan telah Melaksanakan Uji Coba Luas

dari SMP N 14 Ambon ... 395 Lampiran 4.29 Surat Keterangan telah Melaksanakan Uji Coba Luas

dari MTsN Batumerah... 396 Lampiran 4.30 Surat Keterangan telah Melaksanakan Uji Coba Luas

dari SMPN 3 Salahutu ... 397 Lampiran 4.31 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 398


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini ilmu dan teknologi bekembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak dengan semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas jarak, tempat, ruang dan waktu (Munir, 2009). Pemanfaatan teknologi dalam sistem pembelajaran akan menimbulkan pembelajaran berbasis elektronik sebagai hasil teknologi.

Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah memberi ruang dan waktu bagi pelaksanaan sistem pendidikan nasional yang mampu mengakomudir perkembangan IPTEK dan globalisasi. Rumusan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 diarahkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Rumusan pendidikan nasional tersebut sebagai gambaran bahwa pemerintah saat ini berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional di segala sektor sekaligus memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan IPTEK dan perkembangan globalisasi. Upaya ini harus diwujudkan dalam sistem


(13)

penyelenggaraan pendidikan secara berkelanjutan yang dilaksanakan secara berjenjang dan bertahap. Dengan demikian maka seluruh jenjang pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Secara khusus, peranan pendidikan menengah pertama (SMP) bagi pengembangan anak dan remaja dirumuskan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006, bahwa pendidikan menengah pertama bertujuan: meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan tersebut dicapai melalui proses pembelajaran dalam kelompok mata pelajaran: (1) Agama dan akhlak mulia, (2) Kewarganegaraan dan Kepribadian, (3) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (4) Estetika, (5) Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan.

Pada kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi SMP/MTs, dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar IPTEK serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Di antara mata pelajaran yang masuk dalam kelompok ini adalah mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Ilmu Pengetahuan Alam. Mata pelajaran TIK pada jenjang SMP/MTs, dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu menghadapi perkembangan IPTEK dan globalisasi. Mata pelajaran ini perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang begitu cepat. Untuk menghadapi perubahan


(14)

tersebut diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungan dan dunia kerja. Mata pelajaran TIK pada jenjang SMP/MTs mencakup penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer dan aplikasinya, dan mengkomunikasikan informasi.

Memperhatikan tujuan mata pelajaran TIK di atas, menuntut peran guru untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa dalam memahami dan mengaplikasikan setiap kompetensi yang terkandung dalam mata pelajaran tersebut dalam pembelajaran di kelas yang pada gilirannya dapat mereka aplikasikan dalam kehidupan sosial.

Pengetahuan, keterampilan dan sikap ini akan dimiliki oleh siswa jika kemudian pembelajaran dapat didesain untuk mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran TIK. Guru perlu mengupayakan bagaimana caranya agar pembelajaran TIK benar-benar bermakna, menarik dan besar manfaatnya bagi peserta didik.

Penerapan multimedia berbasis komputer telah memungkinkan diwujudkannya pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, yang melibatkan siswa secara aktif dan mandiri. Kemampuan multimedia dalam menyampaikan pesan dinilai sangat efektif. Dalam bidang pendidikan, multimedia berbasis


(15)

komputer telah mengubah paradigma penyampaian materi pelajaran kepada peserta didik. Computer Assisted Instruction (CAI) bukan saja dapat membantu guru dalam mengajar, melainkan sudah dapat bersifat stand alone dalam memfasilitasi proses pembelajaran.

Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Penerapan multimedia dalam pembelajaran berbasis komputer ini yang telah mengubah sistem pembelajaran pola konvensional dan tradisional menjadi pembelajaran pola bermedia.

Saat ini telah berkembang berbagai media pembelajaran yang berbasis komputer seperti: CAI (Computer Assisted Instruction ) atau CAL (Computer Assisted Learning) dengan berbagai model. Pemanfaatan multimedia berbasis komputer ini akan berjalan efektif jika peran pendidik dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang hanya memberikan kemudahan kepada siswa untuk belajar, bukan hanya sebagai pemberi informasi.

Seiring dengan kemajuan IPTEK di bidang pendidikan, sebagian besar peran guru telah dapat digantikan oleh produk teknologi. Menurut Husen (1988) peran guru dalam perspektif ke depan akan berkurang, karena sebagian tugas dan peran guru telah tergantikan oleh media elektronik modern, maka tugas guru dapat berbentuk perencanaan, bantuan dan evaluasi terhadap kemajuan para siswa-siswanya. Tugas guru selanjutnya hanyalah menciptakan suasana belajar yang seefektif mungkin. Demikian halnya dengan pandangan Langgulung (2004)


(16)

bahwa paradigma baru guru bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga sabagai fasilitator dan motivator dalam pengajaran.

Di sisi lain, untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru dalam proses pembelajaran, maka guru perlu memanfaatkan berbagai lingkungan belajar dalam mengelola dan melaksanakan pembelajaran. Salah satu lingkungan belajar yang sangat berperan dalam memudahkan penguasaan peserta didik terhadap kompetensi adalah penerepan teknologi dalam penggunaan media pembelajaran. Sudjana dan Rivai (2009: 1) menjelaskan bahwa ada dua aspek yang paling menonjol dalam metodologi pengajaran yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Media pembelajaran sebenarnya merupakan alat bantu yang dapat digunakan oleh pendidik dalam membantu tugas pembelajarannnya. Karena media pembelajaran dapat memudahkan pemahaman peserta didik terhadap kompetensi yang harus dikuasai terhadap materi yang harus dipelajari, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Kemampuan pendidik dalam mengembangkan media pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.

Terlepas dari kemajuan di atas, terdapat beberapa hambatan yang dirasakan oleh para pendidik berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran, salah satunya adalah adanya keterbatasan pengetahuan dan keterampilan guru dalam merancang dan menyusun media pembelajaran. Kaitannya dengan keterbatasan guru, Wawan dkk. (2007: 754) menyatakan bahwa salah satu penyebab rendahnya hasil pendidikan adalah kualitas guru yang rendah. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru di lapangan terdapat kecenderungan bahwa proses belajar


(17)

mengajar di kelas berlangsung secara klasikal dan hanya bergantung pada buku teks dengan metode pengajaran yang menitikberatkan proses menghafal dari pada pemahaman konsep. Sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap apa yang diketahui, ditanya dan dibahas oleh guru masih rendah, akibatnya keterampilan intelektual siswa kurang berkembang.

Mulyanta, dkk. (2009:3) mengungkapkan bahwa adanya berbagai faktor yang menyebabkan kurang optimalnya hasil belajar siswa terkait dengan hasil pengembangan media pembelajaran, antara lain : (1) Pendidik tidak tahu cara menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran; (2) Penggunaan media pembelajaran oleh pendidik sangat terbatas dan tidak substantif sehingga dirasakan kurang membantu dalam penguasaan bahan ajar; (3) Kurang variatifnya media pembelajaran sehingga proses pembelajaran sangat membosankan.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran TIK di tingakat SMP/MTs masih menyisakan persoalan tersendiri bagi sekolah terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Kendala yang dihadapi saat ini dalam mata pelajaran TIK adalah rendahnya hasil belajar berupa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa, hal ini diakibatkan oleh desain pembelajaran dan pemanfaatan media belum sepenuhnya sesuai dengan karakteristik mata pelajaran TIK yang membutuhkan adanya kombinasi pembelajaran secara teoritik dan praktik. Mata pelajaran TIK yang menuntut siswa memiliki keterampilan di bidang komputer, tetapi model pembelajaran yang digunakan masih didominasi oleh pembelajaran yang bersifat verbal-konvensional dan minim praktek serta kurangnya


(18)

penggunaan dan pemanfaatan media dalam menunjang peningkatan hasil belajar peserta didik.

Kondisi seperti di atas tidak jauh berbeda dengan kondisi pembelajaran TIK yang selama ini berlangsung di SMP/MTs yang ada di Kota Ambon. Berdasarkan data Diknas Kota Ambon tahun pelajaran 2009/2010, bahwa nilai rata-rata UAS mata pelajaran TIK se-Kota Ambon adalah 5,84, walau telah memenuhi rata-rata kelulusan, tetapi belum mencapai penetapan KKM Diknas Kota untuk mata pelajaran TIK yaitu 7,00 (Sumber data: Diknas Kota Ambon, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian kurikulum untuk mata pelajaran TIK di Kota Ambon masih rendah.

Masalah lain yang sangat mendasar yang dialami di berbagai SMP/MTs di Kota Ambon secara umum adalah kurangnya tenaga pendidik yang berlatar belakang pendidikan TIK yang berimplikasi pada terjadinya mismatch dalam pembelajaran TIK. Hampir sebagian besar guru yang mengajar mata pelajaran TIK adalah guru-guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan TIK. Hanya karena tuntutan KTSP bahwa mulai dari SMP/MTs harus diajarkan TIK, maka setiap sekolah berusaha untuk melaksanakannya walau dengan guru yang serba kekurangan. Selain itu proses pembelajaran TIK yang dilaksanakan oleh guru rata-rata secara konvensional, artinya guru hanya terpaku pada buku teks. Metode yang sering digunakan adalah metode ceramah. Masalah mendasar lain yang berhubungan dengan substansi mata pelajaran TIK adalah masalah penggunaan media pembelajaran. Hampir sebagian besar guru kurang memanfaatkan media dalam proses pembelajaran. Padahal Pemerintah Pusat saat ini dengan


(19)

menitik-beratkan perhatiannya pada pengembangan pembangunan di Kawasan Indonesia Timur, sebagai perwujudan dari Kebijakan Pemerintah tentang perluasan dan pemerataan akses, maka hampir semua Sekolah Negeri (SMP/MTs dan SMA/MA/SMK) di Kota Ambon telah difasilitasi dengan berbagai sarana dan prasarana pendidikan seperti Laboratorium Komputer, Laboratorium IPA dan sebagainya. Hanya saja masih kurang dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran.

Kondisi ini terjadi di sekolah-sekolah setingkat SMP/MTs yang tersebar di Kota Ambon Provinsi Maluku, karena guru-guru kurang memilki kompetensi di bidangnya, khususnya guru yang mengajarkan mata pelajaran TIK, sehingga berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa.

Berangkat dari kondisi pembelajaran dan hasil belajar siswa yang kurang optimal di atas, maka selanjutnya perlu dipikirkan bagaimana upaya guru untuk mengembangkan media pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia. Upaya ini memang menjadi tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), di mana seorang guru harus dapat mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai, yang dapat mentransformasi pelajaran kepada siswa. Sebagaimana dijelaskan oleh Oetomo dan Priyogutomo (2004), bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri.


(20)

Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu adanya upaya dari guru untuk mengembangkan berbagai media yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu media pembelajaran yang perlu digunakan oleh tenaga pendidik saat ini adalah multimedia berbasis komputer. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia berbasis komputer atau lebih dikenal sebagai Computer Assisted Instruction (CAI) merupakan istilah umum untuk segala kegiatan belajar mengajar yang menggunakan komputer, baik sebagian maupun secara keseluruhan (Rusman, 2010). Pembelajaran dengan menggunakan komputer sebagai media adalah sebuah konsep baru dalam dunia pendidikan dan pembelajaran yang sampai saat ini banyak jenis desain dan implementasinya. Kondisi ini muncul sebagai wujud nyata dari globalisasi Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar dan keterampilan yang dilakukan oleh siswa. Komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat ini telah memungkinkan komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di dalamnya.

Menurut Rusman (2010), beberapa bentuk penggunaan komputer sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan multimedia presentasi: digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak di atas 50 orang. Media ini cukup efektif


(21)

sebab menggunakan multimedia projektor yang memiliki jangkauan pancar yang cukup besar.

2. Multimedia berbasis komputer yang bersifat interaktif, di dalamnya terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis. Beberapa model multimmedia di antaranya: (a) Drill and Practice Model: Model drill dan praktek dalam CAI pada dasarnya merupakan salah satu strategi penggunaan media berbasis komputer yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkret melalui latihan untuk mempermahir keterampilan atau memperkuat penguasaan konsep. (b) Tutorial Model: Model tutorial dalam CAI merupakan program pembelajaran bermedia yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak komputer yang berisi materi pelajaran. (c) Simulation Model: model simulasi dalam CAI pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebernarnya. (d) Games Instruction Model: model permainan yang dikembangkan berdasarkan atas pembelajaran menyenangkan di mana peserta didik akan diperhadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan.

Dari model-model penerapan multimedia berbasis komputer di atas, model simulasi saat ini menjadi kajian penulis, sebab model ini dianggap lebih efektif dalam memberi bimbingan kepada peserta didik secara tuntas untuk menguasai materi dengan cepat dan menarik, khususnya diterapkan di SMP/MTs Negeri di Kota Ambon.


(22)

Memperhatikan tujuan dan karakterstik mata pelajaran TIK pada SMP/MTs, penggunaan multimedia model simulasi lebih efektif untuk mengajarkan pembelajaran TIK dalam hal penguasaan software kepada peserta didik. Misalnya dalam materi perangkat lunak pengolah kata (Microsoft Word) dan perangkat lunak pengolah angka (Microsoft Excel). Kelebihan lain dari model ini adalah siswa dapat belajar secara mandiri, tidak harus tergantung kepada guru. Siswa dapat memulai belajar kapan saja dan dapat mengakhiri sesuai dengan keinginannya. Selain itu materi-materi yang diajarkan dalam model tersebut dapat langsung dipraktekkan oleh siswa terhadap software tersebut. Karena memiliki prinsip stop simulation and restart (Kakiay:2004), sehingga bermanfaat untuk menuntaskan materi pada setiap langkah sebelum ke materi berikutnya. Dengan demikian, peserta didik benar-benar mengalami proses penguasaan secara tuntas.

Keunggulan multimedia berbasis komputer memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, misalnya Kartimi (2004) fokus penelitiannya pada siswa SMP yang memiliki kemampuan bervariasi tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan pembelajaran interaktif berbasis komputer terbukti dapat meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses sains peserta didik.

Faujin (2008) yang memfokuskan pada penelitian tentang penerapan multimedia berbasis komputer pada pembelajaran fiqih. Hasilnya membuktikan bahwa penggunaan multimedia berbasis komputer memberikan kontribusi yang


(23)

lebih baik dalam peningkatan hasil belajar siswa. Sementara itu dari penelitian yang dilakukan oleh Suyatna (2004), penggunaan paket program pembelajaran interaktif berbantuan komputer dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan meningkatkan ketuntasan belajar peserta didik baik pada pembelajaran klasikal maupun pada pembelajaran remedial.

Yendra (2008) dalam penelitiannya tentang efektivitas media pembelajaran interaktif berbasis komputer untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa dalam mata pelajaran TIK, menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman siswa tentang TIK semakin meningkat tatkala menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis komputer.

Mengkaji berbagai hasil penelitian di atas nampak bahwa peranan multimedia berbasis komputer, khususnya model simulasi pada mata pelajaran TIK sangat besar. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar baik berupa pengetahuan dan keterampilan di bidang komputer sebagai kompetensi yang bersifat life skill. Hal ini tentu saja menjawab tantangan globalisasi dan teknologi informasi serta kebutuhan pasar kerja maupun sebagai pengetahuan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dan demi fokusnya pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu dibuat rumusan masalah. Adapun rumusan masalah yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah “Apakah


(24)

Multimedia Berbasis Komputer Model Simulasi pada Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Mampu Meningkatkan Hasil belajar Siswa SMP/MTs di Kota Ambon ?.”

Sesuai dengan rumusan permasalahan dalam penelitian ini, maka dapat dikembangkan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran umum kondisi siswa, kondisi guru, proses belajar mengajar, dan sarana & prasarana pendukung pengembangan multimedia berbasis komputer model simulasi pada mata pelajaran TIK di SMP/MTs di Kota Ambon?

2. Multimedia berbasis komputer model simulasi yang bagaimana yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK SMP/MTs di Kota Ambon?

3. Faktor-faktor apakah yang mendukung dan menghambat pengembangan multimedia berbasis komputer model simulasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK SMP/MTs di Kota Ambon?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dan


(25)

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan multimedia pembelajaran berbasis komputer model simulasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di SMP/MTs di Kota Ambon.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan yang ingin dijabarkan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikukut :

a. Untuk mendeskripsikan gambaran umum kondisi siswa, kondisi guru, proses belajar mengajar, dan sarana & prasarana pendukung pengembangan multimedia berbasis komputer model simulasi pada mata pelajaran TIK di SMP/MTs di Kota Ambon.

b. Untuk memperoleh model multimedia berbasis komputer model simulasi yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK SMP/MTs di Kota Ambon.

c. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam pengembangan multimedia berbasis komputer model simulasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di SMP/MTs di Kota Ambon.


(26)

E. Manfaat Penelitian

Hasil akhir dari penelitian pengembangan ini adalah suatu produk multimedia berbasis komputer model simulasi pada mata pelajaran TIK yang mamapu meningkatkan hasil belajar siswa. Secara khusus, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak berikut:

1. Bagi Guru Mata Pelajaran TIK

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan renungan atau refleksi bagi guru mata pelajaran TIK SMP/MTs di Kota Ambon, yang selalu berusaha dan berupaya membenahi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa. Hal ini dapat dilakukan secara terus menerus dan dijadikan sebagai wujud aktivitas dalam mengajar, sehingga dengan demikian pembelajaran akan tepat sasaran yakni tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan.

2. Bagi Kepala Madrasah

Hasil penelitian diharapkan, kepala madrasah mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran yang menggunakan multimedia berbasis komputer model simulasi yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, serta berbagai faktor yang pengaruhi proses pengembangannya, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan demi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK.


(27)

3. Bagi Dinas Pendidikan dan Kantor Kementrian Agama

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai data pelengkap bagi proses pendidikan di SMP/MTs di Kota Ambon. Manfaat yang dimaksudkan adalah diperolehnya suatu model pengembangan multimedia berbasis komputer pada mata pelajaran TIK, dan sebagai rujukan yang dianggap tepat dalam peningkatan hasil belajar siswa. Sehingga dengan diperolehnya multimedia berbasis komputer model simulasi tersebut maka pihak Dinas Pendidikan Kota dan Kantor Kementrian Agama Cq. Bidang Mapenda akan mampu mengsosialisakan multimedia tersebut.


(28)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sebuah multimedia berbasis komputer model simulasi pada mata pelajaran TIK untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMP/MTs di Kota Ambon. Oleh karena itu metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) R & D, dengan mengacu pada langkah-langkah yang dikemukakan oleh Borg & Gall dalam bukunya “Educational Research”. Konsep dan prinsip penelitian dan pengembangan secara jelas ditulis oleh Borg dan Gall (1979: 624), sebagai berikut: “education research and development is a process used to develop and validate education product”. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk pendidikan.

Berdasarkan langkah-langkah yang dilaksanakan, maka penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal, yaitu selalu mendasarkan pada kegiatan secara berulang-ulang. Menurut Borg and Gall (1979: 626), ada 10 langkah dalam proses penelitian pengembangan. Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan informasi), pada tahap ini meliputi: kajian literatur, melakukan observasi lapangan,


(29)

membuat persiapan laporan. Kajian literatur dilakukan untuk menentukan wilayah pengetahuan mana penelitian yang dilakukan, sehingga dapat menunjang pengembangan multimedia berbasis komputer model simulasi pada mata pelajaran TIK SMP/MTs di Kota Ambon.

2. Planning (perencanaan), meliputi kegiatan: pendefinisian jenis keterampilan, menentukan tujuan-tujuan yang diharapkan, menetapkan langkah-langkah pembelajaran, dan uji kelayakan dalam skala kecil. Kegiatan perencanaan diawali dengan pendefinisian keterampilan-keterampilan yang diharapkan, menyesuaikan tujuan-tujuan yang sesuai dengan keterampilan-keterampilan tersebut, kemudian menentukan urutan pembelajaran dan diakhiri dengan melakukan uji kelayakan dalam skala kecil.

3. Develop preliminary form of product (mengembangkan produk pendahuluan) berupa kegiatan penyusunan pengembangan multimedia berbasis kompouter model simulasi yang meliputi: membuat persiapan bahan pembelajaran, bahan pegangan, media, dan alat evaluasi.

4. Preliminary field testing (melakukan pengujian pendahuluan), yang dilakukan pada satu madrasah. Data yang diperoleh melalui observasi, angket dan tes, kemudian dianalisis.

5. Main product revision (melakukan revisi produk utama), sesuai saran dan temuan dari lapangan maka dilakukan perbaikan terhadap hasil pengujian pendahuluan, dalam hal ini mengenai implementasi pengembangan


(30)

multimedia berbasis komputer model simulasi sehingga disusun revisi produk.

6. Main field testing (melakukan pengujian lapangan), dilakukan uji coba lebih luas dengan melibatkan tiga sekolah/madrasah dengan kategori level tinggi, sedang dan rendah. Data kuantitatif yang diperoleh dibandingkan hasil evaluasi antara ketiga level tersebut.

7. Operasional product revision (merevisi produk operasional), dilakukan perbaikan sesuai saran dan hasil-hasil pengujian lapangan.

8. Operasional field testing (melakukan pengujian operasional): uji coba multimedia dengan melibatkan madrasah secara luas untuk kemudian dianalisis.

9. Final product revision (merevisi produk akhir): dilakukan perbaikan berdasarkan pada hasil pengujian operasional dan uji coba multimedia lebih luas.

10. Dessimination and distribution (desiminasi dan distribusi), pada langkah ini dilakukan monitoring sebagai kontrol terhadap kualitas program.

Kesepuluh langkah yang dikembangkan Borg dan Gall di atas, kemudian disederhanakan menjadi tiga langkah sebagaimana yang dikemukakan Sukmadinata (2009: 184) yaitu: Studi pendahuluan, Pengembangan model, dan Uji model. Untuk peneliti dari program S2 atau penyusunan tesis, kegiatan penelitian dan pengembangan dapat dihentikan sampai dihasilkan draf final tanpa pengujian hasil. Draf final ini dihasilkan pada langkah ke dua yaitu


(31)

pengembangan model. Meskipun demikian, bukan berarti dampak dari penerapan model ini tidak ada. Hasil atau dampak dari penerapan model sudah ada, baik pada ujicoba terbatas maupun ujicoba luas, karena selama pelaksanaan pembelajaran ada tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa dan juga ada tes akhir pokok bahasan. Hasil penilaian tugas dan tes akhir dapat dipandang sebagai hasil atau dampak dari penerapan model (Sukmadinata, 2009:187).

Ujicoba terbatas dilaksanakan di sekolah dengan menerapakan model siklus yang dikembangkan oleh Sanjaya (2010:54-57), yang merupakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Jadi, dalam hal ini penelitian tindakan kelas (PTK) menjadi salah satu bagian dari metode R&D di dalam penelitian ini. Menurut Mulyasa (2010:11), PTK merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok perserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan oleh guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK di dalam dunia pendidikan terutama di kelas, memosisikan guru sebagai seorang peneliti yang berkolaborasi dan melakukan penelitian bersama-sama rekannya, yaitu para peserta didik dan orang-orang yang terlibat di sekitarnya. Penelitian ini mendorong seorang guru untuk bersikap ilmiah dan profesional, sehingga ia mampu mengembangkan kompetensinya secara optimal. Jika kita kaji tahapan penelitian R&D secara keseluruhan, maka kita akan temukan bahwa pada tahapannya terlihat ada muansa penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif terlihat pada saat studi pendahuluan sedangkan penelitian kuantitatif terlihat pada saat pengujian di lapangan.


(32)

Mengacu pada tiga tahapan R&D yang dikembangakan Sukmadinata, desain penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1. Desain Penelitian dan Pengembangan Multimedia Berbasis Komputer Model Simulasi

Berdasarkan langkah-langkah pendekatan “Research and Development” di atas, maka tahap/prosedur dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

(1) Studi Pendahuluan

(2) Pengembangan Multimedia

Studi literatur Studi lapangan

Perencanaan multimedia Penyusunan draft awal Validasi Ahli

Uji terbatas (Dengan Siklus) Hasil kajian literatur

dan studi lapangan

Multimedia yang siap untuk diuji-coba

Multimedia Berbasis Komputer Model Simulasi Siap Pakai Multimedia

Siap di Uji Luas

Uji Luas Praeksperimen


(33)

1. Studi Pendahuluan

Pada penelitian ini, studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri dari tiga langkah yaitu pertama, studi kepustakaan, kedua survey lapangan dan ketiga penyusunan produk awal atau draf model (Sukmadinatan, 2009: 184). Berikut ini akan dijelaskan ketiga tahap tersebut sebagai berikut: (1) Tahap studi kepustakaan merupakan kajian terhadap teori-teori yang mendukung tentang pengembangan multimedia berbasis komputer model simulasi dan kajian penelitian terdahulu yang berhubungan dengan mata pelajaran TIK. Kajian literatur bertujuan untuk menentukan dasar-dasar pengetahuan yang mendukung penelitian yang akan dilakukan (Sukmadinata, 2009: 172). (2) Tahap survey lapangan, yaitu suatu kegiatan untuk mendapatkan gambaran umum tentang: kondisi siswa, kondisi guru, proses belajar mengajar, dan sarana & prasarana pendukung pengembangan multimedia berbasis komputer model simulasi pada mata pelajaran TIK untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMP/MTs di Kota Ambon. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui data empiris di lapangan tentang bagaimana mengembangkan multimedia berbasis komputer model simulasi pada mata pelajaran TIK di MTs/SMP baik ditinjau dari kondisi siswa, guru, serta sarana & prasarana. (3) Tahap penyusunan draf awal model produk yang dikembangkan, dalam hal ini adalah pengembangan multimedia berbasis komputer model simulasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMP/MTs Negeri di Kota Ambon. Kemudian draf model tersebut selanjutnya perlu di-expert judgment oleh tim ahli, dan guru TIK yang mempunyai pengalaman di bidang itu. Berdasarkan masukan-masukan dari para


(34)

ahli tersebut, maka dilakukan penyempurnaan sehingga draf model tersebut siap untuk diujicobakan.

a. Kegiatan Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan ini terdiri dari studi dokumentasi dan studi lapangan. Studi dokumentasi untuk mengkaji: 1) teori-teori yang berkaitan dengan pengembangan multimedia berbasis komputer model simulasi, dan telah dituangkan dalam bab II; 2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) mata pelajaran TIK di SMP/MTs di Kota Ambon; dan 3) hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan multimedia berbasis komputer model simulasi, dan telah dituangkan dalam Bab I.

Studi lapangan dilaksanakan pada SMP/MTs Negeri yang berada di Kota Ambon untuk melihat bagaimana desain pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran, manajemen pengelolaan, dan evaluasi yang dilakukan pada mata pelajaran TIK serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran TIK. Berikut adalah hasil studi lapangan di SMP/MTs di Kota Ambon.

b. Hasil Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang ada di Kota Ambon. Studi pendahuluan dilakukan dengan membagikan kuesioner dan melakukan observasi pembelajaran pada 131 siswa kelas VIII SMP/MTs di Kota


(35)

Ambon pada tahun pelajaran 2010/2011. Distribusi sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Sekolah

No Nama Sekolah Jumlah

Sampel

1 SMP Negeri 14 Kota Ambon 32

2 MTs Negeri Batu Merah 34

3 SMP Negeri 3 Salahutu 31

4 MTs Negeri Tulehu 34

Jumlah 131

Kuesioner studi pendahuluan diberikan diberikan kepada 131 siswa yang menjadi responden, dan rekapitulasi hasilnya disajikan pada Lampiran 3.1 Kuesioner juga diberikan kepada 4 orang guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mengajar di kelas VIII. Dari hasil penyebaran angket, diperoleh data tentang tentang kondisi pembelajaran TIK yang selama ini berlangsung di SMP/MTs. Rekapitulasi respon guru disajikan pada Lampiran 3.2. Berikut adalah dideskripsi dari respon siswa dan guru terhadap pembelajaran TIK.

1) Kegiatan dan Pandangan Siswa selama Pembelajaran TIK

Data tentang kegiatan dan pandangan siswa selama pembelajaran TIK terdiri dari beberapa indikator, yaitu a) minat siswa terhadap pembelajaran TIK, b) pandangan siswa tentang metode pembelajaran yang digunakan guru,


(36)

c) pandangan siswa tentang penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran TIK oleh guru, dan d) pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran TIK. Adapun deskripsi terhadap data dimaksud adalah sebagai berikut.

a) Minat Siswa Terhadap Pembelajaran TIK

Deskripsi minat siswa terhadap pembelajaran TIK dapat dilihat dari Tabel 4.2 berikut.

Tabel 3.2 Minat Siswa Terhadap Pembelajaran TIK

Indikator Respon

SMPN 14 Kota Ambon (32 Siswa) MTsN Batu Merah (34 Siswa) SMPN 3 Salahutu (31 Siswa) MTsN Tulehu (34 Siswa) Total (131 Siswa) Suka pada TIK

Ya 26 81,25 31 91,18 24 77,42 30 88,24 111 84,73

Tidak 6 18,75 3 8,82 7 22,58 4 11,76 20 15,27

Alasan suka TIK

Pelajarannya menarik 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Menyenangkan 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Gurunya baik 8 25,00 2 5,88 9 29,03 1 2,94 20 15,27

Banyak manfaatnya 18 56,25 29 85,29 15 48,39 29 85,29 91 69,47

Alasan tidak suka TIK

Tidak menarik 4 12,50 3 8,82 6 19,35 2 5,88 15 11,45

Membosankan 2 6,25 0 0,00 1 3,23 2 5,88 5 3,82

Gurunya galak 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Tidak ada manfaatnya 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Ketertarikan atau minat siswa terhadap mata pelajaran TIK yang berlangsung selama ini sangat tinggi karena 84,73% dari dari 131 siswa menyukai pelajaran TIK, dan sisanya 15,27% tidak. Persentase ini menunjukkan bahwa siswa yang menyukai pembelajaran TIK jauh lebih banyak dibanding siswa yang tidak menyukai. 69,47% siswa yang menyukai pembelajaran TIK menganggap bahwa TIK banyak manfaatnya, dan sisanya 15,27% siswa tertarik pada TIK karena gurunya baik. Dari 15,27% siswa yang tidak suka pada pembelajaran TIK,


(37)

11,45% siswa beralasan bahwa pembelajaran TIK tidak menarik dan 3,82% menganggap bahwa TIK membosankan.

b) Pandangan Siswa tentang Metode Pembelajaran Guru

Pandangan siswa tentang metode pembelajaran yang digunakan oleh guru menyangkut cara belajar siswa dan metode yang digunakan, dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 3.3 Pandangan Siswa tentang Metode Mengajar yang Digunakan Guru

Indikator Respon

SMPN 14 Kota Ambon (32 Siswa) MTsN Batu Merah (34 Siswa) SMPN 3 Salahutu (31 Siswa) MTsN Tulehu (34 Siswa) Total (131 Siswa) Metode mengajar guru

a. Ceramah 20 62,50 22 64,71 31 100,0 11 32,35 84 64,12

b. Diskusi 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

c. Praktik 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

d. Merangkum 12 37,50 12 35,29 0 0,00 23 67,65 47 35,88 Pemanfaatan

Komputer oleh guru

a. Selalu 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

b. Jarang 32 100,0 34 100,0 0 0,00 34 100,0 100 76,34 c. Tidak pernah 0 0,00 0 0,00 31 100,0 0 0,0 31 23,66

Cara belajar siswa

a. Dihafal 7 21,88 8 23,53 29 93,55 21 61,76 65 49,62

b. Difahami 2 6,25 4 11,76 0 0,00 2 5,88 8 6,11

c. Diulang-ulang 8 25,00 2 5,88 0 0,00 6 17,65 16 12,21 d. Dibuat catatan 15 46,88 20 58,82 2 6,45 5 14,71 42 32,06

Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa 64,12% siswa menganggap bahwa metode mengajar yang sering digunakan guru adalah metode ceramah, dan sisanya 35,88% menganggap bahwa metode yang sering digunakan guru adalah merangkum. 76,34% siswa menganggap guru jarang menggunakan komputer dalam pembelajaran, sedangkan sisanya 23,66% siswa menganggap guru tidak pernah menggunakan komputer. Akibat gaya mengajar guru seperti pendapat siswa tersebut maka secara tidak langsung untuk mengkondisikan 49,62% siswa


(38)

belajar secara menghafal, 32,06% siswa membuat catatan, 12,21% siswa belajar dengan mengulang-ulang, dan hanya 6,11% siswa yang belajar dengan memahami.

c) Pemahaman Siswa terhadap Materi TIK

Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran TIK dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 3.4 Pemahaman Siswa terhadap Materi TIK

Indikator Respon

SMPN 14 Kota Ambon (32 Siswa) MTsN Batu Merah (34 Siswa) SMPN 3 Salahutu (31 Siswa) MTsN Tulehu (34 Siswa) Total (131 Siswa) Siswa memahami materi TIK yang diajarkan Guru

Ya 2 6,25 6 17,65 0 0,00 9 26,47 17 12,98

Kadang-kadang 14 43,75 19 55,88 9 29,03 11 32,35 53 40,46

Tidak 16 50,00 9 26,47 22 70,97 14 41,18 61 46,56

Kondisi yang diharapkan siswa agar dapat memahami materi pelajaran TIK Guru menggunakan

media 23 71,88 30 88,24 20 64,52 17 50,00 90 68,70 Guru menjelaskan

dengan baik 6 18,75 4 11,76 7 22,58 10 29,41 27 20,61 Materinya mudah

dipahami 3 9,38 0 0,00 4 12,90 6 17,65 13 9,92

Sudah membaca

sebelumnya 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 2,94 1 0,76

Upaya siswa untuk memahami materi pelajaran TIK yang diberikan oleh guru

Mengulangnya dirumah 7 21,88 10 29,41 12 38,71 13 38,24 42 32,06 Menghafalnya 21 65,63 23 67,65 19 61,29 19 55,88 82 62,60 Bertanya kepada teman 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Membaca buku 4 12,50 1 2,94 0 0,00 2 5,88 7 5,34

Siswa mampu mengguna kan komputer

Ya 3 9,38 8 23,53 0 0,00 9 26,47 20 15,27

Tidak 29 90,63 26 76,47 31 100,0 25 73,53 111 84,73

Program apa yang paling kamu kuasai

Microsoft Word 3 9,38 8 23,53 0 0,00 9 26,47 20 15,27

Microsoft Excel 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Power point 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00


(39)

Dari tabel 3.4 diketahui bahwa dengan cara mengajar yang biasa digunakan guru selama ini, hanya 12,98% siswa yang memahami materi pelajaran TIK, sisanya 40,46% kadang-kadang memahami, dan bahkan 46,56% tidak faham terhadap materi yang diajarkan guru. Untuk memahami materi pelajaran TIK, 68,70% siswa berharap agar guru menggunakan media pembelajaran, 20,61% berharap agar guru menjelaskan dengan baik, 9,92% siswa berharap materinya mudah difahami, dan 0,76% siswa menganggap bahwa untuk memahami materi TIK maka harus sudah membaca sebelumnya. Setelah dikonfirmasi pendapat siswa tentang upaya yang telah dilakukan selama ini untuk dapat memahami materi pelajaran TIK, maka 62,60% siswa berusaha memahami materi TIK melalui menghafal, 32,06% siswa dengan mengulang materi TIK dirumah, dan 5,34% siswa berupaya memahami materi TIK melalui membaca buku.

Akibat cara mengajar yang biasa diguanakan guru dan cara belajar siswa selama ini maka terbukti hanya 15,27% siswa yang bisa menggunakan komputer dan sisanya 84,73% tidak bisa menggunakan komputer. Bagi mereka yang bisa, hanya 15,27% menguasai program pengolah kata (microsoft word) dan sisanya 84,73% bahkan hanya bisa menggunakan komputer tetapi tidak mahir dalam menggunakan program aplikasi yang ada di dalamnya.

2) Kegiatan Guru Selama Pembelajaran

Data tentang kegiatan guru selama pembelajaran TIK meliputi perencanaan dan pelaksanaan terhadap pembelajaran TIK. Tabel 4.5 berikut adalah deskripsi tentang data tentang aktivitas guru dalam pembelajaran TIK.


(40)

Tabel 3.5 Aktivitas Guru dalam Pembelajaran TIK

Pernyataan Respon

Guru TIK SMPN 14 Kota Ambon Guru TIK MTsN Batu Merah Guru TIK SMPN 3 Salahu tu Guru TIK MTsN Tulehu

Guru membuat RPP Ya

√ √ √ √

Tidak

Alasan guru tidak membuat RPP

Merepotkan guru Tidak ada waktu Tidak bisa membuatnya Kurikulumnya selalu berubah Hanya formalitas saja Guru merencanakan

menggunakan media komputer dalam pembelajaran TIK

Sudah merencanakan √ √

Akan merencanakan √ √

Belum merencanakan

Alasan guru menggunakan media komputer dalam pembelajaran TIK

Membantu siswa memahami konsep √ √

Tuntutan kurikulum Tuntutan kepala sekolah Ada dalam RPP Kuantitas realisasi rencana

penggunaan media komputer dalam pembelajaran TIK

Selalu dilaksanakan Sering

Kadang-kadang √ √

Tidak pernah √ √

Hambatan menggunakan media komputer dalam pembelajaran TIK

Tidak cukup waktu yang tersedia √ √ √

Tidak tersedia laboratorium Tidak bisa menggunakan Media biasanya mahal Tidak ada manfaatnya

Merepotkan √

Lainnya, sebutkan ....

Metode yang sering digunakan guru dalam pembelajaran TIK

Ceramah √ √

Diskusi √ √

Praktek di laboratorium Lainnya, sebutkan ...

Upaya yang sering dilakukan guru agar siswa mudah memahami materi pelajaran

Mengajak siswa praktik langsung

Memberikan latihan soal dan pekerjaan rumah √ √ √ √

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri

Lainnya, sebutkan ...

Media pembelajaran TIK jenis apa yang pernah bapak/ibu rancang

CD interaktif

Slide presentasi √ √

Lain-lain, sebutkan ...

Tidak pernah merancang √ √

Kemampuan guru dalam mengoperasikan komputer

Mahir

Standar √ √

Kurang bisa √ √


(41)

Dari tabel 3.5 dapat dideskripsikan bahwa seluruh guru yang menjadi responden telah melaksanakan kewajiban membuat RPP. Dua dari empat orang guru yang menjadi responden telah merencanakan pembelajaran dengan media komputer. Bagi guru yang telah merancang pembelajaran dengan media komputer menganggap bahwa dengan cara ini siswa lebih mudah memahami konsep yang diajarkan. Namun demikian, dalam realisasinya masih kadang-kadang. Tiga dari empat orang guru yang menjadi responden menganggap bahwa tidak banyak waktu yang tersedia untuk menggunakan media komputer, dan satu orang guru beralasan bahwa menggunakan media komputer merepotkan. Walaupun merencanakan pembelajaran dengan media komputer, tetap saja metode yang paling sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah dan diskusi. Hal ini dikarenakan hambatan yang telah disampaikan sebelumnya.

Upaya yang telah dilakukan guru agar siswa memahami pelajaran TIK adalah melalui latihan soal dan PR. Dua dari empat orang guru yang menjadi responden tidak pernah merancang multimedia dalam pembelajaran TIK, sedangkan 2 orang lagi merancang media slide presentasi. Ini sungguh jauh dari harapan, karena seharusnya TIK sebagian besar diajarkan melalui media dan praktik di laboratorium dan yang lebih memprihatinkan lagi adalah dua dari empat orang guru yang menjadi responden merasa bahwa kemampuannya masih kurang atau dibawah standar.


(42)

3) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran

Observasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas pembelajaran TIK di SMP/MTs di Kota Ambon sebelum dilaksankan penelitian atau sebelum penerapan multimedia interaktif model simulasi yang dikembangkan peneliti. Observasi dilakukan pada sekolah yang terlibat dalam penelitian, yaitu SMP Negeri 14 Kota Ambon, MTs Negeri Batumerah, SMP Negeri 3 Salahutu dan MTs Negeri Tulehu. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi yang dengan ceklist dan catatan terhadap aktivitas di lapangan. Hasil observasi di keempat sekolah tersebut disajikan pada Lampiran 3.3, 3.4, 3.5 dan 3.6. Berikut adalah deskripsi hasil observasi aktivitas pada empat sekolah tersebut.

a) Aktivitas Belajar Siswa di SMP Negeri 14 Kota Ambon

Penilaian aktivitas pembelajaran TIK dilakukan berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil observasi aktivitas pembelajaran TIK siswa kelas VIII SMP negeri 14 Kota Ambon disajikan pada Tabel 4.6. Berikut adalah hasil observasi peneliti terhadap aktivitas pembelajaran dimaksud.

Tabel 3.6 Aktivitas Pembelajaran TIK di SMPN 14 Kota Ambon

NO. ASPEK PENILAIAN SKALA PENILAIAN

1 2 3 4 5

1 Siswa aktif mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan guru √

2 Siswa aktif menulis hal-hal yang

diangap penting √


(43)

4 Siswa berintaksi dengan temannya √

5 Siswa berminat terhadap pembelajaran √

Proses pembelajaran di sekolah ini berlangsung dengan pendekatan teacher centred. Siswa lebih dikondisikan untuk mendengarkan penjelasan guru, mencatat, dan membuat PR. Ketika ditanya beberpa orang siswa secara acak tentang apakah mereka sering praktik di lab komputer, maka mereka menjawab sangat jarang. Di semester 1, praktik yang pernah mereka ikuti kira-kira 2-3 kali saja. Kondisi ini tentu akan menyulitkan mereka untuk bisa menggunakan atau menjalankan aplikasi yang ada di komputer.

b) Aktivitas Belajar Siswa di MTs Negeri Batu Merah

Penilaian aktivitas pembelajaran TIK dilakukan berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil observasi aktivitas pembelajaran TIK siswa kelas VIII MTs Negeri Batu Merah Kota Ambon disajikan pada Tabel 3.7. Berikut adalah hasil observasi peneliti terhadap aktivitas pembelajaran dimaksud.

Tabel 3.7 Aktivitas Pembelajaran TIK di MTs N Batu Merah

NO. ASPEK PENILAIAN SKALA PENILAIAN

1 2 3 4 5

1 Siswa aktif mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan guru √

2 Siswa aktif menulis hal-hal yang

diangap penting √

3 Siswa aktif bertanya kepada guru √ 4 Siswa berintaksi dengan temannya √


(44)

Pembelajaran TIK di sekolah ini berorientasi pada guru dengan memanfaatkan tugas-tugas atau latihan buku-buku pembelajaran dan LKS yang disediakan sekolah. Siswanya cukup aktif dalam mencatat penjelasan guru ataupun merangkum materi dari buku. Mereka juga aktif bertanya kepada guru, untuk menanyakan hal-hal yang tidak mereka mengerti. Ketika ditanya kepada beberapa orang siswa apakah mereka pernah diajak praktik? Rata-rata mereka menjawab sesekali saja. Sebagain kecil dari mereka yang menguasai materi pada semester sebelumnya, yaitu MS Word.

c) Aktivitas Belajar Siswa di SMP Negeri 3 Salahutu

Penilaian aktivitas pembelajaran TIK dilakukan berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil observasi aktivitas pembelajaran TIK siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salahutu Kota Ambon disajikan pada Tabel 3.8. Berikut adalah hasil observasi peneliti terhadap aktivitas pembelajaran dimaksud.

Tabel 3.8 Aktivitas Pembelajaran TIK di SMPN 3 Salahutu

NO. ASPEK PENILAIAN SKALA PENIAIAN

1 2 3 4 5

1 Siswa aktif mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan guru √ 2 Siswa aktif menulis hal-hal yang

diangap penting √

3 Siswa aktif bertanya kepada guru √ 4 Siswa berintaksi dengan temannya √


(45)

Proses pembelajaran di sekolah ini sangat berorientasi pada guru. Siswa hanya mencatat dan menghafal materi pelajaran yang disampaikan guru. Disamping itu, mereka juga diminta untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Ketika ditanya secara acak kepada beberapa orang siswa di sekolah ini tentang apakah mereka pernah menggunakan lab komputer, seluruhnya menjawab tidak pernah. Kondisi ini disebabkan karena guru yang bersangkutan adalah bukan berlatar belakang sarjana TIK. Oleh karena itu, guru yang bersangkutan cukup kesulitan untuk mengajar praktik pada siswa yang diasuhnya.

d) Aktivitas Belajar Siswa di MTs Negeri Tulehu.

Penilaian aktivitas pembelajaran TIK dilakukan berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil observasi aktivitas pembelajaran TIK siswa kelas VIII MTs Negeri Tulehu Ambon disajikan pada Tabel 3.9. Berikut adalah hasil penilaian observasi terhadap aktivitas pembelajaran dimaksud.

Tabel 3.9 Aktivitas Pembelajaran TIK di MTsN Tulehu

NO. ASPEK PENILAIAN SKALA PENILAIAN

1 2 3 4 5

1 Siswa aktif mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan guru √

2 Siswa aktif menulis hal-hal yang

diangap penting √

3 Siswa aktif bertanya kepada guru √

4 Siswa berintaksi dengan temannya √ 5 Siswa berminat terhadap pembelajaran √


(46)

Proses pembelajaran Tik di sekolah ini lebih berorientasi pada guru, dengan mengandalkan metode ceramah. Akibatnya, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Siswanya juga aktif dalam bertanya, untuk menanyakan hal-hal yang dianggap penting. Namun demikian, setelah dikonfirmasi dengan beberapa siswa yang diobservasi, mereka jarang dilibatkan dalam kegiatan praktik di laboratorium. Oleh karena itu, hanya sebagian kecil dari mereka yang bisa mengoperasikan komputer. Sebagian besar dari mereka hanya bisa menghafal namun tidak bisa mengoperasikan komputer

4) Hasil Survey Ketersediaan Laboratorium Komputer

Berdasarkan hasil Survey di lapangan bahwa semua SMP/MTs yang terlibat dalam penelitian sudah memiliki laboratorium komputer, bahkan telah tersedia jaringan internet. Namun dalam penggunaanya belum dimaksimalkan untuk kegiatan pembelajaran, termasuk dalam mata pelajaran TIK. Berikut adalah data jumlah unit komputer yang ada di masing-masing laboratorium komputer SMP/MTs yang terlibat dalam penelitian.

Tabel 3.10 Jumlah Unit Komputer pada Tiap Sekolah

No Nama Sekolah Jumlah Unit

Komputer Kondisi

1 SMPN 14 Kota Ambon 40 Baik

2 SMPN 14 Kota Ambon 36 Baik

3 SMPN 3 Salahutu 35 Baik


(47)

Jumlah unit komputer yang tersedia di setiap sekolah yang terlibat dalam penelitian sudah cukup memadai untuk melaksanakan praktik pembelajaran TIK di tiap kelas. Kondisi ini sebenarnya mendukung untuk dilaksanakannya pembelajaran TIK dengan multimedia berbasis komputer.

Selanjutnya studi pendahuluan ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan rencana pembelajaran dalam rangka pengembangan multimedia berbasis komputer model simulasi pada mata pelajaran TIK.

5) Temuan Pada Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan bertujuan untuk mengetahui beberapa hal yaitu a) minat siswa terhadap pembelajaran TIK, b) pandangan siswa tentang metode pembelajaran yang digunakan guru, c) pandangan siswa tentang penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran TIK oleh guru, dan d) pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran TIK.

Minat siswa terhadap mata pelajaran TIK yang berlangsung selama ini sangat tinggi karena 84,73% dari dari 131 siswa menyukai pelajaran TIK, dan sisanya 15,27% tidak. Persentase ini menunjukkan bahwa siswa yang menyukai pembelajaran TIK jauh lebih banyak dibanding siswa yang tidak menyukai. 69,47% siswa yang menyukai pembelajaran TIK menganggap bahwa TIK banyak manfaatnya, dan sisanya 15,27% siswa tertarik pada TIK karena gurunya baik. Dari 15,27% siswa yang tidak suka pada pembelajaran TIK, 11,45% siswa


(48)

beralasan bahwa pembelajaran TIK tidak menarik dan 3,82% menganggap bahwa TIK membosankan.

Kesadaran siswa akan manfaat TIK sudah berada pada kategori tinggi. Hal ini bisa diamati dari alasan mereka mengapa menyukai pembelajaran TIK. 69,47% siswa yang menyukai pembelajaran TIK menganggap bahwa TIK banyak manfaatnya. Kondisi ini tentu akan menjadi salah satu faktor pendukung pengembanganan multimedia TIK. Sedangkan alasan siswa yang tidak menyukai pembelajaran TIK adalah pembelajarannya tidak menarik dan membosankan. Ketidak tertarikan dan kebosanan siswa ini bisa saja diakibatkan oleh pembelajaran yang dirancang guru tidak menarik bagi mereka dan jika dialami dalam waktu yang lama tentu saja akan menimbulkan kebosanan. Namun demikian, persentase jumlah siswa yang tidak menyukai TIK hanya 15,27%, jauh lebih kecil dari mereka yang menyukai. Kondisi inipun akan teratasi apabila guru merancang pembelajaran yang menarik seperti pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif berbasis komputer. Terlebih lagi telah didukung dengan ketersediaan laboratorium dengan komputer yang siap digunakan di dalamnya. Rasa jenuh ataupun bosan pada diri siswa akan hilang apabila mereka asyik dan aktif dalam pembelajaran, dan inilah yang menjadi salah satu harapan dikembangkannya media ini. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Palvio (Ariani dan Haryanto, 2010:54) bahwa suatu materi pembelajaran harus didesain sedemikian rupa sehingga mengakomudasi banyak tipe pembelajar, gaya belajar, dan bukan hanya menunjukkan gaya mengajar instrukturnya. Salah satu metode yang efektif untuk mencapai hal ini adalah melalui menggunaan berbagai


(49)

media yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Teori yang menjadi dasar dari pemikiran di atas adalah Dual Coding Theory. Menurut teori ini bahwa semua informasi diproses melalui dua channel yang independent, yaitu channel verbal seperti teks dan suara dan channel visual seperti diagram, animasi dan gambar.

Kondisi ketidaktertarikan ataupun kebosanan siswa di atas bukan tanpa alasan. Terbukti dari 131 siswa, 64,12% siswa menganggap bahwa metode mengajar yang sering digunakan guru adalah metode ceramah, dan sisanya 35,88% menganggap bahwa metode yang sering digunakan guru adalah merangkum. Metode ekspositori yang digunakan guru seperti ceramah ataupun merangkum merupakan metode konvensional yang mulai ditinggalkan dalam rancangan proses pembelajaran. Menurut Sanjaya (2009:191), metode ekspositori banyak memiliki kelemahan, diantaranya : (1) hanya mungkin dapat dilakukan untuk siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik, (2) tidak mungkin melayani perbedaan setiap individu, (3) sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal dan kemampuan berfikir kritis, (4) sangat bergantung pada guru, (5) komunikasi hanya satu arah sehingga sulit mengontrol pemahaman siswa. Peran siswa dalam strategi ini hanyalah menyimak materi yang disampaikan guru. Kondisi ini tentu saja akan tidak menarik dan membosankan bagi siswa, terutama bagi mereka yang tidak suka mendengarkan tetapi lebih suka melakukan. Disamping itu, Kemp dan Dayton (1985: 28) juga berpendapat bahwa media pembelajaran mempunyai tiga fungsi utama yaitu sebagai motivasi minat dan tindakan, menyajikan informasi, dan memberi instruksi.


(50)

Dalam keseharian pembelajaran TIK di Kota Ambon, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa mempraktikkan. Hal ini terbukti dari respon yang diberikan siswa. Dari 131 siswa, 76,34% menganggap guru jarang menggunakan komputer dalam pembelajaran, sedangkan sisanya 23,66% siswa menganggap guru tidak pernah menggunakan komputer. Akibat gaya mengajar guru seperti yang diungkapkan siswa tersebut maka secara tidak langsung untuk mengkondisikan 49,62% siswa belajar secara menghafal, 32,06% siswa membuat catatan, 12,21% siswa belajar dengan mengulang-ulang, dan hanya 6,11% siswa yang belajar dengan memahami. Akibat cara mengajar yang biasa digunakan guru dan cara belajar siswa selama ini maka terbukti hanya 15,27% siswa yang bisa menggunakan komputer dan sisanya 84,73% tidak bisa menggunakan komputer. Bagi mereka yang bisa, hanya 15,27% menguasai program pengolah kata (microsoft word) dan sisanya 84,73% bahkan hanya bisa menggunakan komputer tetapi tidak mahir dalam menggunakan program aplikasi yang ada di dalamnya.

Kondisi pembelajaran di tingkat SMP/MTs di Kota Ambon ini sebenarnya jauh dari harapan siswa. Untuk memahami materi pelajaran TIK, 68,70% siswa berharap agar guru menggunakan media pembelajaran, 20,61% berharap agar guru menjelaskan dengan baik, 9,92% siswa berharap materinya mudah difahami, dan 0,76% siswa menganggap bahwa untuk memahami materi TIK maka harus sudah membaca sebelumnya.

Dari angket yang diberikan kepada guru pada studi pendahuluan diketahui bahwa sebenarnya 2 dari 4 orang guru telah merancang penggunaan media


(51)

komputer dalam pembelajaran TIK, namun karena alasan tidak cukup waktu dan merepotkan maka pembelajaran tersebut sulit direalisasikan. Multimedia yang dikembangkan peneliti ini tentu akan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut, karena guru tidak perlu repot-repot memberikan penjelasan satu persatu kepada siswa. Guru hanya perlu mengontrol dan memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Siswa juga tidak perlu bergantian menunggu penjelasan atau bimbingan guru. Siswa mengikuti instruksi yang ada pada multimedia model simulasi yang dikembangkan peneliti. Pada posisi ini, multimedia memiliki peranan penting dalam pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudjana & Rifai (2009:2), manfaat dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah: (1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan peserta didik menguasai tujuan pengajaran lebih baik; (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan guru kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran; dan (4) Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Selain itu juga Ariani dan Hariyanto (2010, 12) mengungkapkan bahwa ada beberapa manfaat yang dapat diambil dalam pembelajaran berbasis multimedia, yaitu: (1) pengenalan perangkat teknologi informasi dan komunikasi kepada siswa; (2) memberikan


(1)

sarana yang ada di sekolah oleh guru, hendaknya difasilitasi oleh kepala sekolah dan komite sekolah.

4. Instansi Dinas Pendidikan

Hendaknya memfasilitasi kebutuhan belajar siswa, mensosialisasikan multimedia berbasis komputer model simulasi yang dikembangkan dalam penelitian ini sebagai model dan acuan dalam pelaksanaan inovasi dan peningkatan mutu pendidikan.

5. Peneliti Lain

Hendaknya penelitian ini dijadikan rujukan dan motivasi dalam mengembangkan multimedia berbasis komputer model simulasi dalam pembelajaran TIK di SMP/MTs. Dalam penelitian ini cukup terbatas pada materi microsoft excel 2007 di kelas VIII tingkat SMP/MTs. Masih terbuka kesempatan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti dari segi atau aspek lainnya dan level kelas yang berbeda.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

AECT. (1977). The Defenition of Educational Technology. Washington: Association for Educational Communication ang Technology.

Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia UPI.

Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Borg, W.R & Gall, M.D (1983). Educational Research An Introduction. Forth ed. New York & London: Longman.

Data Sekolah diknas kota Madya Ambon; [online], Tersedia: http://nisn.diknas.go.id/data.php [18 oktober 2010]

Djaali, H. (2009) Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Faojin.M.H. (2008) Pengembangan Multi Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Fiqih Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis SPS UPI Bandung. Tidak dipublikasikan.

Fauzi, A. (2008). Pengantar Teknologi Informasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Fauziah, (2008) Teknologi Informasi dan Komunikasi SMP Kelas VIII, Jakarta: Yudhistira.

Gagne (1985). The Conditions of Learning and Theory of Instruction (fourth ed). New York : Holt, Rinehart and Winston.

Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan. (cetakan ke-7). Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Hamalik, Oemar (2001). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Heinich, R., Molenda, M., dan Russel, J. D. (2005). Instructional Media and Media Learning. New York : John Wiley & Sons.

Herlanti. Y. (2005), Analisis Pemahaman dan Retensi Siswa SMP Pengguna Wacana Multimedia, Bertualang Bersama Mendel“, PPS UPI Bandung. Herliani, dkk.(2009). Penilaian Hasil Belajar , Bandung: Pusat Pengembangan

dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pentahuan Alam.


(3)

Ivers & Baron (2002). Multimedia Project in Education : Designing Producing and Assesing. London : Kogan Page Limited.

Joice, B. & Weil, M. (1986). Models of Teaching. New Jersey: Prentice Hall Inc. Joice, Marsha W dan E Calhoun,(2000). Teaching and Learning Models,

Boston: Allyn & Bacon

Kakiay, J.T. (2004). Pengantar Sistem Simulasi, Yogyakarta: Andi.

Kartimi. (2003). Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis

Komputer Untuk Bahan Kajian Partikel-artikel Materi Sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP. Tesis pada PPS UPI Bandung : tidak

diterbitkan.

Koesnandar, Ade. (2006). Guru Dan Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://www.smuha-yog.sch.id/in/modules.php?name=News&file=article&sid=101. [20 Oktober 2010].

Langgulung, Hasan (2004). Manusia dan Pendidikan Suatu analisa Psikologi Filsafat dan Pendidikan. Jakarta : Pustaka Al-Husna.

Makmun, A.S. (2007). Psikologi Pendidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mcmillan,H. James.(2008). Educational Research. New York: Pearson

Miarso, Y (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media

Molenda, Heinich Russel (1982). Instructional Media and The New Technology of Instruction. John Wiley & Son, Canada.

Mukhtar dan Iskandar (2009). Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada

Mulyasa, E. (2009). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada.

Munir (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informsi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.

Munir, (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: Alfabeta.


(4)

Oemar Hamalik. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara Pandji. (2006). Prinsip Pengembangan Media Pendidikan - Sebuah Pengantar.

[Online].Tersedia:http://teknologipendidikan.wordpress.com/2006/03/21/ prinsip-pengembangan-media-pendidikan-sebuah-pengantar/ [23 Oktober 2008].

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Tidak diterbitkan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Bandung: Fokusmadia.

Print, M. (1993) Curriculum Development and Design. Australia: Allen & Unwin Pty. Ltd.

Purwanta (2007) Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan, Pengembangan dan Pemanfaatan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Purwanto, N. (2006). Prinsip-Prinsip dan Teknik evaluasi Pengajaran (cetakan ketigabelas). Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.

Reilgelluth, C.M. (1983). Instructional Design Theorie and Models. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Rohani, A. (1997). Media Instruksional Educatif. Jakarta. Rineka Putra.

Ruseffendi, E.T. (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Rusman. (2007). Manajemen Kurikulum. Bandung: SPS UPI.

Rusman. (2009). Manajemen kurikulum (Seri manajemen Sekolah Bermutu). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran, Bandung: Mulia Mandiri Pers Rusyan, A. Tabrani et. al (1996). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sa’ud, U.S & Sumantri, M., ( 2007 ). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Penyunting Muh Ali, R. Ibrahim, Nana Syaodih S, Djudju Sudjana, Waini Rasyidin. Bandung : Pedagogiana Press.

Sagala. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran : untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta.


(5)

Sanjaya, Wina (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina (2008). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan KTSP. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Seels, B and Glasgow, Z. (1990). Exercises in Instructional Design. Colombus, OH : Merrill Publishers.

Silberman, Mel (2001). Active Learning. Yogyakarta : Yappendis.

Slameto,( 2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Smaldino, S.E., et.all (2005). Instructional Technology and Media For Learning. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Sudjana, N & Rivai, A. (2005). Media Pengajaran, Bandung,Sinar Baru Algesindo.

Sudjana, N. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru. Sudjana, N. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Sudjino S. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukmadinata, N.S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suyatna, A. (2004). “Pemanfaatan Paket Program Pembelajaran Interaktif Berbantuan Komputer (CAI) Pada Pembelajaran Kinematika dan Dinamika Siswa SMA”, Proceeding Seminar Nasional Pendidikan IPA 11 September 2004, 128-137.

Tuckman, B.W. (1978). Conducting Educational Research. London: Harcourt Brace Javanovich Publisher.


(6)

Tyler, R.W. (1980). Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago and London : The University of Chicago Press.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia

Uno, H.B dan Nina Lamatenggo. (2010). Teknologi Komunikasi dan Komunikasi Pembelajara, Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, H.B. (2006). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara

Wawan S, dkk. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung. Pedagogiana Press.

Winkell, W.S. (1986). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia.

Yendra. (2008). Efektivitas Media Pembelajaran Interaktif berbasis komputer untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di MTs Negeri Pematangsiantar, Tesis pada UPI Bandung, tidak diterbitkan