HUBUNGAN INTENSITAS MEMBACA DENGAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN.
PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman
Oleh Rani Afriani
0807414
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
(2)
Rani Afriani,2013
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Intensitas Membaca dengan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 7 Desember 2012 Yang membuat pernyataan,
(3)
HUBUNGAN INTENSITAS MEMBACA DENGAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,
Dra. Lersianna H. Saragih, M.Pd. NIP. 195212091982032001
Pembimbing II,
Pepen Permana, M.Pd. NIP. 198002102005011002
Diketahui oleh:
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS UPI
Drs. Amir, M.Pd. NIP. 196111101985031005
(4)
ABSTRAK
Afriani, Rani. Hubungan Intensitas Membaca dengan Penguasaan Kosakata
Bahasa Jerman. Skripsi. Bandung: Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI. 2012. Kosakata merupakan perbendaharaan atau kumpulan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa. Kemampuan siswa dalam memahami bahasa Jerman akan meningkat apabila ia menguasai kosakata. Penguasaan kosakata dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan membaca. Oleh sebab itu, intensitas membaca diduga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan penguasaan kosakata. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) tingkat intensitas membaca teks bahasa Jerman siswa, (2) tingkat penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa, (3) hubungan intensitas membaca dengan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa, dan (4) kontribusi intensitas membaca terhadap penguasaan kosakata bahasa Jerman. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 23 Bandung pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 23 Bandung dan yang menjadi sampel adalah siswa kelas XII IPA 5 SMAN 23 Bandung sebanyak 30 orang yang dipilih secara acak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis dengan menggunakan teknik korelasi. Data penelitian diperoleh dari hasil angket intensitas membaca dan tes penguasaan kosakata. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) intensitas membaca teks bahasa Jerman siswa termasuk dalam kategori sedang, (2) penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa termasuk dalam kategori baik, (3) terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas membaca dan penguasaan kosakata bahasa Jerman dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,4226, dan (4) intensitas membaca memberikan kontribusi sebesar 17,86% terhadap penguasaan kosakata. Berdasarkan hasil tersebut disarankan agar siswa hendaknya banyak membaca teks bahasa Jerman untuk meningkatkan penguasaan kosakata, misalnya dengan cara menandai kosakata baru pada buku yang mereka baca.
(5)
ABSTRAKT
Afriani, Rani. Die Beziehung zwischen der Leseintensität und der deutschen
Wortschatzbeherrschung. Zulassungsarbeit. Bandung: Deutschabteilung der
FPBS UPI. 2012.
Wortschatz ist die Gesamtheit aller Wörter einer Sprache. Die Sprachkenntnisse der Schüler werden erhöht, wenn sie einen großen Wortschatz haben. Die Wortschatzbeherrschung kann auf verschiedene Weise erreicht werden, u.a. durch Lesen. Deshalb wurde es vermutet, dass die Leseintensität eine wichtige Rolle bei dem Wortschatzerwerb spielt. Dann hat diese Untersuchung die Ziele: (1) die Leseintensität der Schüler, (2) die Wortschatzbeherrschung der Schüler, (3) die Beziehung zwischen der Leseintensität und der Wortschatzbeherrschung und (4) den Beitrag der Leseintensität auf die Wortschatzbeherrschung herauszufinden. Diese Untersuchung wurde an der SMAN 23 Bandung im ersten Semester Studienjahr 2012/2013 durchgeführt. Die Population dieser Untersuchung waren alle Schüler an der SMAN 23 Bandung und als Sampel wurden 30 Schüler in der Klasse XII IPA 5 ausgewählt. In dieser Untersuchung wurde die deskriptiv-analytische Methode mit der Technik der Korrelationsanalyse verwendet. Die Daten wurden aus dem Fragebogen über die Leseintensität und aus dem Test der Wortschatzbeherrschung genommen. Aus dem Untersuchungsergebnis kann zusammengefasst werden: (1) die Leseintensität der Schüler gehört zur Kategorie befriedigend, (2) die Wortschatzbeherrschung der Schüler gehört zur Kategorie gut, (3) es gibt eine signifikante Beziehung zwischen der Leseintensität und der Wortschatzbeherrschung, bewiesen durch die Korrelationkoeffizienten (r) = 0,4226 und (4) der Beitrag der Leseintensität auf die Wortschatzbeherrschung beträgt 17,86%. Aufgrund dem Untersuchungsergebnis wird es vorgeschlagen, dass die Schüler deutsche Texte lesen sollten, um ihre Wortschatzbeherrschung zu steigern, z.B. indem sie den neuen Wortschatz im Buch, das sie lesen, markieren.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRAKT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1. Identifikasi Masalah ... 2. Batasan Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ...
1 3 4 5 5 6
BAB II INTENSITAS MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA
A. Intensitas Membaca ... 1. Hakikat Membaca ...
7 7
(7)
2. Jenis-jenis Membaca ... 3. Tujuan membaca ... 4. Strategi Membaca ... 5. Penilaian Membaca ... 6. Hakikat Intensitas Membaca ... 7. Pengukuran Intensitas Membaca ... B. Penguasaan Kosakata ...
1. Hakikat Kosakata ... 2. Jenis-jenis Kosakata ... 3. Hakikat Penguasaan Kosakata ... 4. Jenis-jenis Penguasaan Kosakata ... 5. Penilaian Kosakata ... C. Kerangka Berpikir ... D. Hipotesis Penelitian ...
8 14 15 18 19 20 23 23 24 30 31 33 34 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ... B. Tempat dan Waktu Penelitian ... C. Populasi dan Sampel ... D. Variabel dan Desain Penelitian ... E. Instrumen Penelitian ...
36 36 36 37 38
(8)
vii
1. Kuesioner Intensitas Membaca ... 2. Tes Penguasaan Kosakata ... F. Pengujian Instrumen ... 1. Kuesioner Intensitas Membaca ... 2. Tes Penguasaan Kosakata ... G. Prosedur Penelitian ... H. Hipotesis Statistik ...
38 38 39 40 42 44 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ………. 1. Data Intensitas Membaca ... 2. Data Penguasaan Kosakata ... B. Uji Persyaratan Analisis ... 1. Uji Homogenitas ... 2. Uji Normalitas ... C. Analisis Data ... 1. Penghitungan Korelasi ... 2. Penghitungan Koefisien Determinasi ... 3. Uji Kelinearan dan Keberartian Regresi ... 4. Uji Keberartian Regresi ... D. Pengujian Hipotesis ...
46 46 47 47 47 47 48 48 49 49 50 51
(9)
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ...
54 54
DAFTAR PUSTAKA ... 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 58
(10)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam mempelajari bahasa asing, dalam hal ini bahasa Jerman, siswa harus menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara (sprechen), membaca (lesen), dan menulis (schreiben). Siswa diharapkan dapat mengaplikasikan keempat aspek tersebut dalam kegiatan berkomunikasi.
Dalam mempelajari bahasa Jerman terdapat beberapa unsur yang harus dipelajari dan dikuasai siswa. Salah satu unsur tersebut adalah kosakata. Penguasaan kosakata mempunyai peranan penting yang menentukan keberhasilan siswa dalam keterampilan berbahasa. Hal ini berarti makin banyak kosakata yang dimiliki, maka akan semakin baik kualitas berbahasanya. Oleh karena itu, siswa harus memahami kosakata yang terdapat dalam setiap pembahasan. Melalui kosakata tersebut, siswa akan lebih mudah dalam mengungkapkan ide atau gagasan yang mereka miliki.
Unsur terkecil yang membentuk suatu bahasa adalah kosakata. Maka dari itu, kemampuan siswa dalam memahami suatu bahasa akan meningkat apabila ia menguasai kosakata. Akan tetapi, penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa di SMAN 23 Bandung tahun ajaran 2011-2012 masih tergolong kurang. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya nilai UTS (Ujian Tengah Semester) beberapa siswa yang masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
(11)
Penguasaan kosakata dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, di antaranya dengan cara mengklasifikasikan jenis kata, menyimak, menghafalkan, dan juga dengan membaca. Membaca termasuk ke dalam kemampuan yang bersifat reseptif, yaitu kemampuan menyerap informasi yang disampaikan orang lain, baik melalui lisan maupun tulisan. Dengan membaca siswa dapat memperoleh berbagai informasi, mengenal banyak kata, dan menghafalkan kosakata.
Membaca adalah aspek utama yang harus dikembangkan dan dikuasai oleh siswa. Sebagaimana yang tercantum dalam buku Kontakte Deutsch 1 yang mengacu pada Tujuan Pendidikan Umum dalam Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional 1989 bahwa keterampilan reseptif dan produktif dapat mengutamakan keterampilan membaca, yang dicapai dengan belajar mandiri dan mengembangkan strategi belajar pemahaman melalui bacaan. Akan tetapi berdasarkan pengamatan penulis di kelas XI SMAN 23 Bandung, pada kenyataannya adalah masih ada siswa yang beranggapan bahwa membaca merupakan sesuatu yang membosankan. Mereka menganggap bahwa membaca adalah hal yang kurang menarik, terutama pada bacaan buku pelajaran. Hal tersebut dikarenakan banyak faktor, di antaranya adalah ada hal-hal lain yang lebih menarik perhatian mereka (televisi, playstation, internet), materi buku yang sulit dimengerti, serta rendahnya motivasi dan minat siswa dalam membaca.
Dikutip dari Republika OnLine, berdasarkan penelitian HDI (Human
(12)
3
111 dari 173 negara, artinya tingkat kemampuan membaca dan menulis di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini diperburuk lagi dengan hasil survai UNESCO pada tahun 2011 yang menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan minat baca masyarakat paling rendah di ASEAN. Kondisi tersebut mengindikasikan minat baca anak Indonesia sudah sangat memprihatinkan.
Selain hal tersebut, membaca merupakan salah satu teknik belajar. Siswa diharapkan dapat memahami pesan dalam bacaan yang dibacanya. Namun sebagian besar siswa kurang memahami apa yang dibacanya karena kurangnya penguasaan kosakata. Salah satu faktor penyebabnya adalah jarangnya siswa membaca, terutama membaca teks bahasa Jerman. Mereka membaca jika ada tugas yang benar-benar diwajibkan untuk dibaca. Maka dari itu, intensitas membaca mempunyai peranan penting dalam meningkatkan penguasaan kosakata. Penulis berasumsi makin sering siswa membaca, maka akan semakin baik penguasaan kosakatanya.
Berdasarkan faktor-faktor yang dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Intensitas Membaca dengan
Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman”.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang dapat diteliti, di antaranya adalah:
a. Bagaimana minat membaca teks bahasa Jerman siswa?
(13)
c. Bagaimana tingkat intensitas membaca teks bahasa Jerman siswa?
d. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi intensitas membaca teks bahasa Jerman siswa?
e. Faktor-faktor apa saja yang menghambat siswa dalam membaca teks bahasa Jerman?
f. Bagaimana kemampuan siswa dalam menguasai kosakata bahasa Jerman? g. Kesulitan apa yang dihadapi siswa dalam mempelajari kosakata bahasa Jerman? h. Apakah televisi, playstation, internet, materi buku yang sulit dimengerti, serta
rendahnya motivasi dan minat membaca menjadi faktor penyebab siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman?
i. Apakah terdapat hubungan antara intensitas membaca dengan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa?
j. Berapa besar hubungan intensitas membaca dengan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa?
2. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya dalam lingkup hubungan intensitas membaca dengan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa dan seberapa besar hubungan antara keduanya.
Karakteristik membaca yang akan diukur adalah membaca pemahaman, yaitu kegiatan membaca yang menuntut ingatan agar dapat memahami isi bacaan secara
(14)
5
mendalam. Dalam hal ini adalah membaca teks bahasa Jerman yang terdapat dalam bahan ajar di SMAN 23 Bandung.
Kosakata yang dikuasai siswa dalam penelitian ini adalah kosakata dalam KTSP SMAN 23 Bandung kelas XI semester genap, yakni kosakata yang berhubungan dengan Essen und Trinken, Einkaufen, dan Wohnung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dipaparkan, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat intensitas membaca teks bahasa Jerman siswa? 2. Bagaimana penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa?
3. Apakah terdapat hubungan intensitas membaca dengan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa?
4. Berapa besar kontribusi intensitas membaca terhadap penguasaan kosakata bahasa Jerman?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dipilih, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui tingkat intensitas membaca teks bahasa Jerman siswa. 2. Mengetahui penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa.
(15)
3. Mengetahui apakah terdapat hubungan intensitas membaca dengan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa.
4. Mengetahui berapa besar kontribusi intensitas membaca terhadap penguasaan kosakata bahasa Jerman.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori atau konsep yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan intensitas membaca dan penguasaan kosakata.
Adapun manfaat secara praktis yang ingin diperoleh melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang intensitas membaca dan kemampuan siswa dalam menguasai kosakata. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi siswa tentang pentingnya membaca, dalam hal ini membaca teks bahasa Jerman, sedangkan bagi tenaga pendidik, penelitian ini dapat dijadikan sebagai penunjang dalam meningkatkan perbendaharaan kata bahasa Jerman siswa. Apabila terdapat hubungan antara intensitas membaca dengan penguasaan kosakata, membaca diharapkan dapat menjadi salah satu strategi dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman baik di sekolah, maupun di perguruan tinggi.
(16)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis, dengan menggunakan teknik korelasi dan teknik regresi. Metode ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai ada atau tidaknya hubungan antara intensitas membaca dengan penguasaan kosakata. Teknik korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Teknik regresi bertujuan untuk memprediksi nilai variabel terikat (penguasaan kosakata) jika variabel bebas (intensitas membaca) diketahui. Teknik regresi ini dilakukan jika terbukti adanya korelasi antara variabel-variabel tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 23 Bandung pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013.
C. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 23 Bandung dan yang menjadi sampel adalah siswa kelas XII IPA 5 SMAN 23 Bandung sebanyak 30 orang yang dipilih secara acak.
(17)
D. Variabel dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini penulis menetapkan variabel sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (X), yaitu intensitas membaca.
2. Variabel Terikat (Y), yaitu penguasaan kosakata.
Desain penelitian adalah sebagai berikut: r
Keterangan:
X : Intensitas membaca Y : Penguasaan kosakata
r : Hubungan antara intensitas membaca dengan penguasaan kosakata
Definisi operasional variabel tersebut adalah:
1. Intensitas membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah waktu dalam kegiatan membaca, meliputi berapa sering dan berapa lama membaca itu dilakukan. Dalam hal ini membaca teks bahasa Jerman.
2. Penguasaan kosakata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penguasaan reseptif, yaitu pemahaman terhadap kosakata tertentu dalam suatu teks kalimat. Kosakata yang dimaksud adalah kosakata dalam KTSP SMAN 23 Bandung kelas XI semester genap, yakni kosakata yang berhubungan dengan Essen und Trinken,
Einkaufen, dan Wohnung.
(18)
38
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Kuesioner Intensitas Membaca
Kuesioner ini berisi 15 pernyataan untuk memperoleh data tentang intensitas membaca teks bahasa Jerman siswa. Pengukuran kuesioner ini menggunakan skala Likert. Skala jenis ini memberikan pilihan dengan rentangan yang berlawanan arah,
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Pemberian skor untuk setiap item adalah: SS=4, S=3, TS=2, dan STS=1. Kisi-kisi kuesioner tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner Intensitas Membaca
No. Indikator No. Item Jumlah
1. Frekuensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 8
2. Durasi 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 7
Total Item 15
2. Tes Penguasaan Kosakata
Tes kosakata dalam penelitian ini menggunakan soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan empat pilihan (a, b, c, dan d). Hal tersebut disesuaikan dengan jumlah pilihan dalam tes-tes di SMA. Jenis kosakata yang diteskan meliputi
Substantive (kata benda), Verben (kata kerja), dan Adjektive (kata sifat) sesuai dengan
(19)
kosakata yang berhubungan dengan Essen und Trinken, Einkaufen, dan Wohnung. Materi tes diambil dari beberapa sumber, yakni Kontakte Deutsch Extra, Themen Neu
I, dan Modul Bahasa Jerman SMAN 23 Bandung. Pemberian skor setiap jawaban
yang benar adalah 1. Kisi-kisi tes tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Tes Penguasaan Kosakata
No. Tema Indikator Soal No. Soal Jumlah
1. Essen und Trinken
Subtantive (kata benda) Verben (kata kerja) Adjektive (kata sifat)
6, 7 1, 2 3, 4, 5
2 2 3
2. Einkaufen
Subtantive (kata benda) Verben (kata kerja) Adjektive (kata sifat)
8, 9 12, 13 10, 11 2 2 2
3. Wohnung
Subtantive (kata benda) Verben (kata kerja) Adjektive (kata sifat)
14, 15, 16 17, 18 19, 20
3 2 2
Total Soal 20
F. Pengujian Instrumen
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. Oleh karena itu, penulis melakukan uji coba instrumen untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen ini digunakan. Banyaknya sampel yang digunakan adalah 15 orang, diambil secara acak dari populasi. Kriteria batasan interpretasi koefisien korelasi untuk menentukan derajat validitas dan reliabilitas adalah sebagai
(20)
40
Tabel 3.3 Derajat Validitas
Nilai r Interpretasi
0,80 < r ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,60 < r ≤ 0,80 Validitas tinggi (baik)
0,40 < r ≤ 0,60 Validitas sedang (cukup) 0,20 < r ≤ 0,40 Validitas rendah (kurang) 0,00 < r ≤ 0,20 Validitas sangat rendah
r ≤ 0,00 Tidak valid
(J.P. Guilford dalam Suherman, 1990: 147)
Tabel 3.4 Derajat Reliabilitas
Nilai r Interpretasi
r ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah 0,20 < r ≤ 0,40 Reliabilitas rendah 0,40 < r ≤ 0,60 Reliabilitas sedang 0,60 < r ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi 0,80 < r ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
(J.P. Guilford dalam Suherman, 1990: 177) 1. Kuesioner Intensitas Membaca
Berdasarkan validitas isi, instrumen ini sudah dinyatakan valid karena sudah jelas mengukur apa yang akan diukur, artinya setiap item dalam kuesioner ini jelas untuk mengukur intensitas membaca siswa. Selain itu, dilakukan uji validitas
(21)
konstruk, yaitu uji validitas butir instrumen. Berikut ini adalah data hasil uji validitas butir instrumen kuesioner intensitas membaca:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Kuesioner Intensitas Membaca No Item Nilai Hitung r Validitas
1 0,6352 Baik
2 0,7438 Baik
3 0,5964 Cukup
4 0,6409 Baik
5 0,4883 Cukup
6 0,6589 Baik
7 0,4707 Cukup
8 0,4979 Cukup
9 0,7019 Baik
10 0,5493 Cukup
11 0,5984 Cukup
12 0,6321 Baik
13 0,8148 Sangat Baik
14 0,5239 Cukup
15 0,4704 Cukup
Berdasarkan tabel di atas, dari total 15 item yang diujicobakan terdapat 8 item yang derajat validitasnya cukup, 6 item yang derajat validitasnya baik, dan 1 item yang derajat validitasnya sangat baik. Hal ini berarti semua item tersebut cukup baik untuk digunakan dalam penelitian.
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas, yaitu untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut reliabel atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas kuesioner intensitas membaca:
(22)
42
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Intensitas Membaca Variabel Nilai Hitung r Reliabilitas
Intensitas
Membaca 0,8885 Sangat Tinggi
Penghitungan di atas menghasilkan nilai koefisien reliabilitas (r) = 0,8885. Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa kuesioner ini memiliki derajat reliabilitas yang sangat tinggi.
2. Tes Penguasaan Kosakata
Berdasarkan validitas isi, instrumen ini sudah dinyatakan valid karena sudah jelas mengukur apa yang akan diukur, artinya setiap soal dalam tes ini jelas untuk mengukur penguasaan kosakata siswa. Selain itu, dilakukan uji validitas konstruk, yaitu uji validitas butir instrumen. Berikut ini adalah data hasil uji validitas butir instrumen tes penguasaan kosakata:
(23)
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Tes Penguasaan Kosakata No Soal Nilai Hitung r Validitas
1 0,5106 Cukup
2 0,5106 Cukup
3 0,5857 Cukup
4 0,4220 Cukup
5 0,7494 Baik
6 0,5106 Cukup
7 0,5857 Cukup
8 0,4766 Cukup
9 0,5106 Cukup
10 0,5649 Cukup
11 0,4810 Cukup
12 0,5106 Cukup
13 0,5857 Cukup
14 0,5106 Cukup
15 0,5857 Cukup
16 0,4809 Cukup
17 0,4115 Cukup
18 0,5181 Cukup
19 0,4511 Cukup
20 0,4511 Cukup
Berdasarkan tabel di atas, dari total 20 soal yang diujicobakan terdapat 19 soal yang derajat validitasnya cukup dan 1 soal yang derajat validitasnya baik. Hal ini berarti semua soal tersebut cukup baik untuk digunakan dalam penelitian.
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas, yaitu untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut reliabel atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas tes penguasaan kosakata:
(24)
44
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Tes Penguasaan Kosakata Variabel Nilai Hitung r Reliabilitas
Penguasaan
Kosakata 0,9018 Sangat Tinggi
Penghitungan di atas menghasilkan nilai koefisien reliabilitas (r) = 0,9018. Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa tes ini memiliki derajat reliabilitas yang sangat tinggi.
G. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan dan merumuskan masalah yang akan diteliti.
2. Melakukan kajian pustaka, berupa pengumpulan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian.
3. Merumuskan hipotesis, yaitu pernyataan yang bersifat sementara tentang masalah yang akan diteliti.
4. Mencari dan menetapkan populasi dan sampel yang akan diteliti. 5. Membuat instrumen penelitian berupa kuesioner dan tes tertulis. 6. Melakukan uji instrumen, yaitu uji validitas dan reliabilitas. 7. Mengambil data.
8. Melakukan uji persyaratan analisis, meliputi uji homogenitas dan normalitas instrumen.
(25)
9. Menganalisis data, dengan menggunakan:
a. Teknik analisis korelasi, untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel yang diteliti.
b. Teknik regresi, untuk memprediksi nilai variabel terikat (penguasaan kosakata) jika variabel bebas (intensitas membaca) diketahui.
10.Menarik kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik penelitian ini berbunyi:
H0 : rxy = 0
H1 : rxy ≠ 0
Jika tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y, maka H0 diterima. Akan tetapi jika terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut,
(26)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Intensitas membaca teks bahasa Jerman siswa SMAN 23 Bandung tahun ajaran 2012-2013 termasuk dalam kategori sedang.
2. Penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa SMAN 23 Bandung tahun ajaran 2012-2013 termasuk dalam kategori baik.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas membaca dengan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Hubungan tersebut termasuk ke dalam kategori sedang.
4. Intensitas membaca memberikan kontribusi sebesar 17,86% terhadap penguasaan kosakata.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis memberikan beberapa saran, yaitu:
1. Mengingat terdapat hubungan antara intensitas membaca dengan penguasaan kosakata, siswa hendaknya banyak membaca teks bahasa Jerman untuk
(27)
meningkatkan penguasaan kosakata, misalnya dengan cara menandai kosakata baru pada buku yang mereka baca.
2. Mengingat bahwa intensitas membaca memberikan kontribusi terhadap penguasaan kosakata, guru hendaknya berupaya terus untuk meningkatkan intensitas membaca siswa agar mereka memiliki keterampilan membaca yang baik dan penguasaan kosakata yang baik pula, misalnya dengan memberikan tugas membaca sebuah wacana yang terdapat pada buku ajar, baik secara perorangan maupun kelompok belajar.
3. Mengingat bahwa intensitas membaca memberikan kontribusi sebesar 17,86% terhadap penguasaan kosakata, peneliti lanjutan hendaknya melakukan penelitian dengan variabel lain sehingga dapat ditemukan faktor dominan yang mempengaruhi penguasaan kosakata siswa.
(28)
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Fitri. (2007). Hubungan Pembuatan Wortschatzliste dengan Penguasaan
Kosakata Bahasa Jerman. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Aufderstraße, Hartmut. et al. (2008). Themen Neu I: Lehrwerk für Deutsch als
Fremdsprache. Jakarta: Katalis.
Bohn, Reiner. (2000). Probleme der Wortschatzarbeit. Berlin: Druckhaus Langenscheidt.
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dinsel, Sabine dan Reimann, Monika. (2000). Fit für Zertifikat Deutsch (Tipps and
Übungen). Ismaning: Max Hueber Verlag.
Duden. (2007). Deutsches Universalwörterbuch. Mannheim: Bibliograpisches Institut & F. A. Brockhaus AG.
Ehlers, Swantje. (1992). Lesen als Verstehen. Berlin: Langenscheidt. Halim, Amran. et al. (1982). Ujian Bahasa. Jakarta: Wira Nurbakti.
Hardjono, Tini. et al. (1993). Kontakte Deutsch 1 Bahasa Jerman untuk Sekolah
Menengah Umum. Jakarta: Katalis.
Harsiati. Penilaian Membaca. [online]. Tersedia: http://www.pustaka.ut.ac.id/ [13 April 2012]
Karyanti, Keni Suarnia. et al. (2012). Modul Bahasa Jerman untuk Kelas XI Semester
Genap. Bandung: SMAN 23 Bandung.
Lyons, Bohn. (1995). Pengantar Teori Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Marbun, Eva-Maria dan Rosana, Helmi. (1998). Kontakte Deutsch Extra Buku
Pelajaran Bahasa Jerman. Jakarta: Katalis.
Nurhadi. (1987). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.
Parera, Jos Daniel. (1993). Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Riduwan. (2011). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
(29)
Saputra, Rahli Permata. (2010). Hubungan Minat Membaca Teks Bahasa Jerman dan
Penguasaan Kosakata (Wortschatz). Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Setiyadi, Bambang. (2006). Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing
Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soedarso. (2004). Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Suherman, Erman dan Sukjaya, Yaya. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan
Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.
Tarigan, Henry Guntur. (1985). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (1986). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Ulrich, Winfried. (2007). Wortschatzarbeit im Muttersprachlichen Deutschunterricht. Baltmannsweiler: Schneider Verlag Hoengehren.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Wahidi, Jajat Munajat. (2010). Hubungan antara Tingkat Intelegensi dan
Penguasaan Kosakata. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Westhoff, Gerard. (1997). Fertigkeit Lesen. Berlin: Druckhaus Langenscheidt.
Wikipedia. Wortschatz. [Online]. Tersedia: http://de.wikipedia.org/wiki/Wortschatz [1 Desember 2011]
Wiryodijoyo, Suwaryono. (1989). Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta: Depdikbud.
Yuwanto, Endro. (8 Juli 2010). [Online] Tersedia:
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/07/08/123680-minat-baca-anak-indonesia-memprihatinkan [13 April 2012]
(1)
Rani Afriani,2013
HUBUNGAN INTENSITAS MEMBACA DENGAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Tes Penguasaan Kosakata Variabel Nilai Hitung r Reliabilitas Penguasaan
Kosakata 0,9018 Sangat Tinggi
Penghitungan di atas menghasilkan nilai koefisien reliabilitas (r) = 0,9018. Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa tes ini memiliki derajat reliabilitas yang sangat tinggi.
G. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan dan merumuskan masalah yang akan diteliti.
2. Melakukan kajian pustaka, berupa pengumpulan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian.
3. Merumuskan hipotesis, yaitu pernyataan yang bersifat sementara tentang masalah yang akan diteliti.
4. Mencari dan menetapkan populasi dan sampel yang akan diteliti. 5. Membuat instrumen penelitian berupa kuesioner dan tes tertulis. 6. Melakukan uji instrumen, yaitu uji validitas dan reliabilitas. 7. Mengambil data.
8. Melakukan uji persyaratan analisis, meliputi uji homogenitas dan normalitas instrumen.
(2)
45
9. Menganalisis data, dengan menggunakan:
a. Teknik analisis korelasi, untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel yang diteliti.
b. Teknik regresi, untuk memprediksi nilai variabel terikat (penguasaan kosakata) jika variabel bebas (intensitas membaca) diketahui.
10.Menarik kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik penelitian ini berbunyi:
H0 : rxy = 0
H1 : rxy ≠ 0
Jika tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y, maka H0 diterima. Akan tetapi jika terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
(3)
Rani Afriani,2013
HUBUNGAN INTENSITAS MEMBACA DENGAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Intensitas membaca teks bahasa Jerman siswa SMAN 23 Bandung tahun ajaran 2012-2013 termasuk dalam kategori sedang.
2. Penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa SMAN 23 Bandung tahun ajaran 2012-2013 termasuk dalam kategori baik.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas membaca dengan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Hubungan tersebut termasuk ke dalam kategori sedang.
4. Intensitas membaca memberikan kontribusi sebesar 17,86% terhadap penguasaan kosakata.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis memberikan beberapa saran, yaitu:
1. Mengingat terdapat hubungan antara intensitas membaca dengan penguasaan kosakata, siswa hendaknya banyak membaca teks bahasa Jerman untuk
(4)
55
meningkatkan penguasaan kosakata, misalnya dengan cara menandai kosakata baru pada buku yang mereka baca.
2. Mengingat bahwa intensitas membaca memberikan kontribusi terhadap penguasaan kosakata, guru hendaknya berupaya terus untuk meningkatkan intensitas membaca siswa agar mereka memiliki keterampilan membaca yang baik dan penguasaan kosakata yang baik pula, misalnya dengan memberikan tugas membaca sebuah wacana yang terdapat pada buku ajar, baik secara perorangan maupun kelompok belajar.
3. Mengingat bahwa intensitas membaca memberikan kontribusi sebesar 17,86% terhadap penguasaan kosakata, peneliti lanjutan hendaknya melakukan penelitian dengan variabel lain sehingga dapat ditemukan faktor dominan yang mempengaruhi penguasaan kosakata siswa.
(5)
Rani Afriani,2013
HUBUNGAN INTENSITAS MEMBACA DENGAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Fitri. (2007). Hubungan Pembuatan Wortschatzliste dengan Penguasaan
Kosakata Bahasa Jerman. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Aufderstraße, Hartmut. et al. (2008). Themen Neu I: Lehrwerk für Deutsch als
Fremdsprache. Jakarta: Katalis.
Bohn, Reiner. (2000). Probleme der Wortschatzarbeit. Berlin: Druckhaus Langenscheidt.
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dinsel, Sabine dan Reimann, Monika. (2000). Fit für Zertifikat Deutsch (Tipps and
Übungen). Ismaning: Max Hueber Verlag.
Duden. (2007). Deutsches Universalwörterbuch. Mannheim: Bibliograpisches Institut & F. A. Brockhaus AG.
Ehlers, Swantje. (1992). Lesen als Verstehen. Berlin: Langenscheidt. Halim, Amran. et al. (1982). Ujian Bahasa. Jakarta: Wira Nurbakti.
Hardjono, Tini. et al. (1993). Kontakte Deutsch 1 Bahasa Jerman untuk Sekolah
Menengah Umum. Jakarta: Katalis.
Harsiati. Penilaian Membaca. [online]. Tersedia: http://www.pustaka.ut.ac.id/ [13 April 2012]
Karyanti, Keni Suarnia. et al. (2012). Modul Bahasa Jerman untuk Kelas XI Semester
Genap. Bandung: SMAN 23 Bandung.
Lyons, Bohn. (1995). Pengantar Teori Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Marbun, Eva-Maria dan Rosana, Helmi. (1998). Kontakte Deutsch Extra Buku
Pelajaran Bahasa Jerman. Jakarta: Katalis.
Nurhadi. (1987). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.
Parera, Jos Daniel. (1993). Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Riduwan. (2011). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
(6)
57
Saputra, Rahli Permata. (2010). Hubungan Minat Membaca Teks Bahasa Jerman dan
Penguasaan Kosakata (Wortschatz). Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Setiyadi, Bambang. (2006). Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing
Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soedarso. (2004). Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Suherman, Erman dan Sukjaya, Yaya. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan
Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.
Tarigan, Henry Guntur. (1985). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (1986). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Ulrich, Winfried. (2007). Wortschatzarbeit im Muttersprachlichen Deutschunterricht. Baltmannsweiler: Schneider Verlag Hoengehren.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Wahidi, Jajat Munajat. (2010). Hubungan antara Tingkat Intelegensi dan
Penguasaan Kosakata. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Westhoff, Gerard. (1997). Fertigkeit Lesen. Berlin: Druckhaus Langenscheidt.
Wikipedia. Wortschatz. [Online]. Tersedia: http://de.wikipedia.org/wiki/Wortschatz [1 Desember 2011]
Wiryodijoyo, Suwaryono. (1989). Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta: Depdikbud.
Yuwanto, Endro. (8 Juli 2010). [Online] Tersedia:
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/07/08/123680-minat-baca-anak-indonesia-memprihatinkan [13 April 2012]