PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM DENGAN MEMANFAATKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA :Studi Kasus di SMA Negeri 10 Bandung.

(1)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM DENGAN MEMANFAATKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA

(Studi Kasus di SMA Negeri 10 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh Yowan Kameliya

0706459

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM DENGAN MEMANFAATKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA

(Studi Kasus di SMA Negeri 10 Bandung)

Oleh : Yowan Kameliya

0706459

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Yowan Kameliya 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lain tanpa ijin dari penulis.


(3)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu YOWAN KAMELIYA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM DENGAN MEMANFAATKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA

(Studi Kasus di SMA Negeri 10 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. H. Eka Fitrajaya R., M.T.

NIP. 196402141990031003

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Munir, M.IT.

NIP. 19660325200112001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom.


(4)

i Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM DENGAN MEMANFAATKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA

(Studi Kasus di SMA Negeri 10 Bandung)

ABSTRAK

Dalam proses pembelajaran dibutuhkan suasana yang menyenangkan sehingga peserta didik nyaman dalam belajar. Namun terlalu padatnya beban kurikulum membuat guru tergesa-gesa dalam menyampaikan materi ajar sehingga banyak guru yang menyampaikan materi ajar secara konvensional. Para siswa hanya mendengarkan dan mengumpulkan informasi yang terus menerus disampaikan oleh guru. Padahal seharusnya kegiatan pembelajaran dirancang untuk membuat siswa aktif, dan memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya. Latar belakang inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi Eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Sampel yang dipilih adalah siswa kelas XI IPA 5 dan kelas XI IPA 6 SMA Negeri 10 Bandung. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa digunakan instrumen tes dalam bentuk pilihan ganda. Setelah diberikan perlakuan diperoleh informasi bahwa terdapat perbedaan kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rerata nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan dibandingkan dengan rerata nilai pretest. Jika dibandingkan hasil rerata nilai posttest pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dalam proses pembelajaran lebih baik untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional. Pada pengujian gain didapat rerata normalized gain pada kelas eksperimen sebesar 0,59 dan kelas kontrol 0,36. Dari hasil rerata gain diperoleh bahwa kelas eksperimen memiliki rerata nilai lebih tinggi dibanding kelas kontrol.

Kata Kunci : Strategi Pembelajaran Aktif tipe Quiz Team, Multimedia Pembelajaran, Kemampuan Kognitif Siswa


(5)

ii Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

QUIZ TEAM TYPE OF ACTIVE LEARNING STRATEGY APPLYING WITH LEARNING MULTIMEDIA USAGE TO INCREASE

SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ COGNITIVE CAPABILITY

(SMA Negeri 10 Bandung Case Study)

ABSTRACT

Students need an interesting situation to comfort them in their learning process. Many teachers are in a rush in the teaching process and they teach the materials conventionally since there are many of materials need to be taught. Students just listen to the teacher and collect the information which taught by their teachers, whereas the learning process is planned to make them active and to be able to share their learning experience which involves both mental and physical through an interaction between a student to another student, student to teacher, circumstances and other learning sources. This background has inspired the writer to do a research about quiz team type of active learning strategy applying with the usage of learning multimedia to increase senior high school students’ cognitive capability. The method which is used in this research is Quasi Experimental with Nonequivalent Control Group Design. The sample of this research is students from XI 5 and XI 6 Science Major in SMA Negeri 10 Bandung. Multiple choice test item is used to know the increase of students’ cognitive capability. After applying the treatment, there is a difference found from students’s cognitive capability in experiment class with those who are in the control class. The hipotesis assessment shows that quiz team type of active learning strategy is better in increasing students’ application capabilty than the conventional learning. The average normalized gain in experiment class is 0,59 and in control class is 0,36 are obtained from gain examination. The average gain result shows that experiment class has higher average score than average score in control class.

Key Words : Quiz Team Type of Active Learning Strategy, Multimedia Learning, Students’ Cognitive Capability


(6)

vi Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Batasan Masalah... Error! Bookmark not defined.

1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.5 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.6 Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Belajar dan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Strategi pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz TeamError! Bookmark not defined.

2.4 Multimedia Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.5 Kemampuan Kognitif ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran .. Error! Bookmark not defined.

3.1.1 Tahap Analisis ... Error! Bookmark not defined.

3.1.2 Tahap Desain ... Error! Bookmark not defined.

3.1.3 Tahap Pengembangan ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.1.5 Tahap Implementasi ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.

3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4.2 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4.3 Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Studi Pendahuluan ... Error! Bookmark not defined.

3.5.2 Tahap Persiapan Penelitian... Error! Bookmark not defined.

3.5.3 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.5.4 Tahap Analisis Data Hasil PenelitianError! Bookmark not defined.

3.5.5 Tahap Pengambilan Kesimpulan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Tes ... Error! Bookmark not defined.

3.6.2 Angket ... Error! Bookmark not defined.

3.6.3 Lembar Observasi ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Data Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Data Kualitatif ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined.

3.8.2 Analisis Data Kualitatif ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Pengembangan Multimedia PembelajaranError! Bookmark not defined.

4.1.1 Tahap Analisis ... Error! Bookmark not defined.


(8)

viii

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.1.3 Tahap Pengembangan ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Tahap Judgement ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5 Tahap Implementasi ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pemaparan Data ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Pemaparan Data Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Pemaparan Data Kualitatif ... Error! Bookmark not defined.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASIError! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA


(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir SoalError! Bookmark not defined.

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.6 Interpretasi Gain yang Dinormalisasi Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.7 Skor Skala Likert Pernyataan Positif Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.8 Skor Skala Likert Pernyataan NegatifError! Bookmark not defined.

Tabel 4.1 Deskriptif Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol . Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Deskriptif Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Gain ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Lembar Observasi Aktivitas Guru ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Hasil Persentase Kesetujuan Angket SiswaError! Bookmark not defined.


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Rerata Nilai Pretest ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2 Grafik Rerata Nilai Posttest ... Error! Bookmark not defined.


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ... 70

1.1 Flowchart Multimedia Pembelajaran ... 71

1.2 Story Board Multimedia Pembelajaran ... 72

1.3 Screen Shoot Multimedia Pembelajaran ... 86

1.4 Hasil Judgement Rancangan Multimedia Pembelajaran ... 91

1.5 Hasil Judgement Multimedia Pembelajaran ... 95

LAMPIRAN 2 ... 100

2.1 Indikator Pembelajaran ... 101

2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 102

2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 135

2.4 Modul Konsep Dasar Algoritma dan Pemrograman ... 157

2.5 Kisi - Kisi Instrumen Pretest ... 172

2.6 Kisi - Kisi Instrumen Posttest ... 205

2.7 Instrumen Pretest ... 240

2.8 Instrumen Posttest ... 251

2.9 Instrumen Angket Respon Siswa ... 263

2.10 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 264

2.11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 266

2.12 Hasil Judgement Instrumen Pretest ... 268

2.13 Hasil Judgement Instrumen Posttest ... 274

2.14 Hasil Judgement Instrumen Angket Respon Siswa ... 280

2.15 Hasil Judgement Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 283

2.16 Hasil Judgement Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 285

LAMPIRAN 3 ... 287

3.1 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen ... 288

3.2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 298


(13)

3.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ... 304

3.4 Rekapitulasi Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 310

LAMPIRAN 4 ... 312

4.1 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 313


(14)

1 Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, spiritual, material maupun kematangan berpikir, dengan kata lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Somarya dan Nuryani, 2007: 25).

Menurut John Dewey dalam Hasbullah (2009: 2), "pendidikan merupakan proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia".

Sedangkan Sagala (2008: 3) mengutip Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yaitu

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Sudirman, dkk (1992: 4) mengartikan "pendidikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental".

Sagala (2008: 3) memaknai pendidikan sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.

Oleh karena itu, pendidikan tidak sama dengan pengajaran. Charles E. Silberman (Sagala, 2008: 5) mengemukakan bahwa

Pendidikan tidak sama dengan pengajaran, karena pengajaran hanya menitikberatkan pada usaha mengembangkan intelektualitas manusia. Sedangkan pendidikan berusaha mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan kemampuan manusia, baik dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendidikan mempunyai makna yang lebih luas dari pengajaran,


(15)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tetapi pengajaran merupakan sarana yang ampuh dalam menyelenggarakan pendidikan.


(16)

3

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sayangnya, sistem pembelajaran di Indonesia masih belum memadai. Sebagaimana dikemukakan oleh P.H. Coombs (Sudarminta, 2000: 12) bahwa

Sistem pembelajaran di sekolah-sekolah kita masih belum memadai. Hal ini tidak lepas dari faktor kurikulum yang terlalu padat dan kurang fleksibel. Pendidikan sekolah di negara-negara berkembang cenderung memiliki kurikulum yang terlalu padat atau sarat beban (overloaded curriculum). Kurikulum yang terlalu padat membuat pengajaran serba tanggung dan tergesa-gesa karena dihantui oleh ketakutan akan tidak terpenuhinya target yang sudah ditentukan.

Hingga akhirnya guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar seperti ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya. Sudah barang tentu pengertian belajar seperti ini secara esensial belum memadai (Suprijono, 2009: 3).

Akibatnya "pemahaman peserta didik menjadi dangkal dan lebih banyak menghafal demi kelulusan dalam ujian. Padahal pengetahuan baru dapat sungguh berguna untuk hidup kalau dipahami, dikuasai, dan diterapkan" (Sudarminta, 2000: 12).

Terlebih lagi, banyak guru yang menyampaikan materi ajar dengan menggunakan model konvensional. Para siswa hanya mendengarkan hal-hal yang dipompakan oleh guru. Kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan bersikap pasif atau tidak aktif dalam pembelajaran (Hamalik, 2009: 170).

Lebih jauh dalam bukunya, Oemar Hamalik memaparkan temuan-temuan baru dalam psikologi perkembangan dan psikologi belajar yang menyimpulkan bahwa "pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri" (Hamalik, 2009: 171).

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar (BSNP, 2006: 16).


(17)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berfokus atau berpusat pada kondisi dan kepentingan peserta didik (learner centered). Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Oleh karena itu, inti dari pembelajaran adalah bagaimana proses belajar itu terjadi pada diri peserta didik (Warsita, 2008: 86).

Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika peserta didik belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi peserta didik jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi peserta didik (Warsita, 2008: 86).

Kemampuan kognitif termasuk didalamnya tujuan-tujuan yang berkaitan dengan mengingat kembali atau mengenali pengetahuan dan membangun kemampuan intelektual dan keterampilan merupakan ranah utama yang seringkali digunakan dalam pengembangan instrumen tes (Bloom, 1956: 7).

Fakta menunjukan bahwa hampir semua yang kita pelajari bertujuan untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari merupakan indikasi betapa pentingnya tujuan kemampuan aplikasi dalam kurikulum secara umum. Hal ini dijelaskan oleh Bloom (1956: 122) dalam bukunya yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives.

The fact that most of what we learn is intended for aplication to problem situation in real life is indicative of the importance of application objectives in the general curriculum. The effectiveness of a large part of the school program is therefore dependent upon how well the students carry over into situations applications which the students never faced in the learning process. Research studies have shown that comprehending an abstraction does not certify that the individual will be able to apply it correctly. Students apparently also need practice in restructuring and classifying situations so that the correct abstraction applies.

Jadi untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan di atas, dibutuhkan salah satu strategi pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat pada proses pembelajaran serta dapat merangsang minat belajar siswa dan mendorong siswa untuk aktif mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas. Teori pembelajaran tersebut


(18)

5

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

adalah konstruktivisme dan salah satu model belajar yang mengacu pada teori ini adalah strategi pembelajaran aktif tipe quiz team.

Pada prinsipnya, strategi pembelajaran aktif tipe quiz team adalah strategi pembelajaran yang membagi siswa menjadi lima tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan pertanyaan kuis, dan tim yang lain menggunakan waktunya untuk membaca catatan.

Pada strategi pembelajaran ini, guru menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok. Para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan.

Menurut Michael Prince (2004, tersedia: http://www. citeseer.ist.psu.edu [3 November 2011]), strategi pembelajaran aktif memaksa siswa untuk turut aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang bermakna dan memahami apa yang mereka lakukan.

Siswa SMA yang berada pada masa remaja, pubertas dan adolesensi (12-18 tahun) mempunyai minat terhadap hal-hal kemasyarakatan, dan senang hidup dalam ikatan organisasi atau berbagai klub olahraga dan klub-klub lainnya (Suyitno, 2007: 98). Sehingga strategi pembelajaran aktif yang diterapkan pada level pendidikan menengah atas mampu menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran daripada sebagai pendengar pasif (Machemer dan Crawford, 2007, tersedia: http://alh.sagepub.com/content/8/1/9.full.pdf+html [2 November 2011]).

Strategi pembelajaran aktif memfasilitasi siswa untuk belajar atau berlatih misalnya dengan menyelenggarakan sebuah game show layaknya seperti di televisi. Teknik ini didesain untuk memotivasi siswa untuk turut berpartisipasi aktif di kelas dan lebih merasa bertanggung jawab untuk belajar (Benek dan Mathews, 2004, tersedia: http://jme.sagepub.com/content/28/1/104.full.pdf+html


(19)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif tipe quiz team mampu meningkatkan hasil belajar siswa, diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Nurhayati dengan judul "Pengaruh Penggunaan Metode Belajar Aktif Tipe Quiz Team terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara". Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelompok eksperimen sesudah penerapan metode belajar aktif tipe quiz team (Nurhayati, 2007: 65).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ferdy Indra Pradana dengan judul "Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif terhadap Prestasi Belajar Siswa di SDN Tegalurung 2 Kecamatan Balongan Indramayu : Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IV SDN Tegalurung 2 Kecamatan Balongan Indramayu dalam Program DBE 2 USAID". Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa "terdapat pengaruh strategi pembelajaran aktif terhadap prestasi belajar siswa" (Pradana, 2012: 105).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Neni Minarni dengan judul "Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Aktif Berbasis Kelompok". Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa "hasil belajar matematika siswa setelah mengikuti pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran aktif berbasis kelompok meningkat dengan baik" (Minarni, 2011: 64).

4. Penelitian yang dilakukan oleh Saprian Holan dengan judul "Analisis Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa dalam Pokok Bahasan Aljabar dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif : Studi Deskriptif tentang Ketuntasan Belajar Pokok Bahasan Operasi Hitung Aljabar di Kelas VII MTs Negeri Bintuhan Kabupaten Kaur Bengkulu". Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa "tingkat ketuntasan belajar siswa pada pokok bahasan operasi hitung aljabar dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif mengalami peningkatan" (Holan, 2010: 61).


(20)

7

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Penelitian yang dilakukan oleh Surilawati Br. Napitupulu dengan judul "Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Question Students Have pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA : Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012". Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat pembelajaran aktif tipe Question Students Have lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran matematika secara konvensional (Napitupulu, 2011: 92).

Proses pembelajaran dapat lebih dinamis dan akan mencapai sasaran yang diinginkan jika didukung oleh alat bantu atau media lain seperti media audio-visual, cetak, proyektor, film, permainan, dan sebagainya. Stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas mengingat, mengenali, dan menghubungkan fakta dan konsep (Levie & Levie dalam Arsyad, 2007: 9).

Paivio (Arsyad, 2007: 9) mengemukakan bahwa :

Dalam konsep dual coding hypothesis ada dua sistem ingatan manusia, satu untuk mengolah simbol-simbol verbal kemudian menyimpannya dalam bentuk proposisi image, dan yang lainnya untuk mengolah image nonverbal yang kemudian disimpan dalam bentuk proposisi verbal. Belajar dengan menggunakan indra penglihatan dan dengan melibatkan indra lainnya akan memberikan keuntungan yang lebih optimal dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu, diperlukan media pembelajaran yang memiliki sumber materi yang luas serta dapat memfasilitasi gaya belajar siswa yang berbeda dengan penyampaian materi yang tidak hanya berupa teks saja, tapi dapat berupa audio maupun visual. Menurut Wahono (Warsita, 2008: 153), perpaduan dari berbagai media yang terdiri dari teks, grafis, gambar diam, animasi, suara, dan video untuk menyampaikan pesan kepada publik disebut sebagai multimedia.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul "Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team dengan Memanfaatkan Multimedia Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA (Studi Kasus di SMA Negeri 10 Bandung)".


(21)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana mengembangkan multimedia pembelajaran yang akan digunakan pada proses pembelajaran aktif tipe quiz team?

2. Apakah terdapat perbedaan rerata nilai antara siswa yang mendapatkan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional?

3. Apakah terdapat peningkatan kemampuan kognitif siswa yang mendapatkan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional?

4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah agar tidak meluas. Beberapa batasan masalah berkenaan dengan mata pelajaran TIK difokuskan pada materi konsep dasar algoritma dan pemrograman Pascal pada tingkat SMA Kelas XI IPA.

Kemampuan kognitif dibatasi hanya pada kemampuan pengetahuan/knowledge, kemampuan pemahaman/comprehension, dan kemampuan aplikasi/application.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, berikut beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini :

1. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan multimedia pembelajaran yang akan digunakan pada proses pembelajaran aktif tipe quiz team.


(22)

9

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Untuk mengidentifikasi apakah terdapat perbedaan rerata nilai antara siswa yang mendapatkan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional.

3. Untuk mengidentifikasi apakah terdapat peningkatan kemampuan kognitif siswa yang mendapatkan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional.

4. Untuk memperoleh gambaran tentang respon siswa terhadap strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti diharapkan mendapat pengetahuan dan pengalaman baru mengenai penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Dengan penelitian ini siswa diharapkan mendapat pengalaman baru dan menyenangkan dalam belajar sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih keras lagi serta menumbuhkan sikap aktif siswa dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Guru

Guru diharapkan dapat menambah wawasan dan mengembangkan pengetahuannya untuk menerapkan strategi pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kondisi dan situasi siswa.

1.6 Definisi Operasional

1. Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team adalah penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dalam pembelajaran TIK dengan materi konsep dasar algoritma dan pemrograman Pascal.


(23)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif (Sudijono, 2007: 50).


(24)

24 Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran 3.1.1 Tahap Analisis

Tahap analisis dimulai dari menetapkan tujuan pengembangan multimedia pembelajaran serta pemilihan materi yang akan disajikan ke dalam multimedia pembelajaran berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran.

3.1.2 Tahap Desain

Tahap ini meliputi penentuan unsur-unsur yang perlu dimuat dalam multimedia pembelajaran. Pada tahap ini pula dilakukan perancangan alur multimedia pembelajaran mulai dari pembuatan flowchart, story board, serta desain antarmuka (interface).

3.1.3 Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan merupakan tahap pelaksanaan produksi pembuatan multimedia pembelajaran. Pada tahapan ini, multimedia dikembangkan sesuai dengan alur dalam flowchart serta desain antar muka yang dibuat dalam bentuk storyboard. Pembuatan multimedia pembelajaran dilakukan dengan menggunakan Adobe Flash Professional CS3 dengan bahasa pemrograman ActionScript 2.0.

3.1.4 Tahap Judgement

Sebelum multimedia pembelajaran digunakan, maka tahap penilaian/ judgement perlu dilakukan. Tahap judgement merupakan tahapan penilaian multimedia pembelajaran yang dilakukan berdasarkan aspek reakyasa perangkat lunak, aspek komunikasi visual, aspek umum, serta aspek substansi materi.


(25)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.1.5 Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan uji coba multimedia pembelajaran setelah pada tahap penilaian diputuskan apakah multimedia pembelajaran tersebut layak untuk digunakan atau tidak. Pada tahap ini, multimedia pembelajaran digunakan pada proses pembelajaran di kelas eksperimen sesuai dengan rancangan desain penelitian yang dibuat.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi Eksperimen (quasi experiment) atau eksperimen pura-pura. Metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian metode ini lebih baik dari metode pre-experiment. Metode quasi experiment digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2010: 114).

Variabel bebas pada penelitian ini adalah strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan kognitif siswa.

3.3 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2010: 116).

Pada kelompok atau kelas eksperimen diterapkan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran, sedangkan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran secara konvensional. Sebelum diberi perlakuan kedua kelas tersebut diberikan tes awal (pretest) yang sama untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitif awal siswa dari masing-masing kelas serta mengidentifikasi ada atau tidaknya perbedaan kemampuan kognitif awal dari kedua kelas tersebut. Selanjutnya, kedua kelas diberikan perlakuan sesuai perencanaan awal yaitu penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz


(26)

26

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

team untuk kelas eksperimen dan pembelajaran secara konvensional untuk kelas kontrol, serta terakhir pemberian tes akhir (posttest) yang sama pada masing-masing baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pemberian posttest dilakukan untuk mengetahui hasil akhir kemampuan kognitif siswa sebagai feedback atau umpan balik dari hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

Adapun detail desain penelitian Nonequivalent Control Group Design dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pretest

(O1)

Perlakuan (X)

Posttest

(O2)

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Keterangan :

O1 = Pretest untuk kelas eksperimen O2 = Posttest untuk kelas eksperimen O3 = Pretest untuk kelas kontrol O4 = Posttest untuk kelas kontrol

X = Perlakuan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran

3.4 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandung. Pemilihan sekolah objek penelitian didasarkan pada cluster sekolah pada saat uji instrumen dan ketersediaan materi pelajaran TIK yang akan disajikan dalam proses pembelajaran.

3.4.1 Populasi Penelitian

"Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk


(27)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya" (Sugiyono, 2010: 117). Berdasarkan pernyataan di atas, populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 10 Bandung.

3.4.2 Sampel Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2010: 118), "sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut". Pada penelitian ini, sampelnya adalah dua kelas yang dipilih dengan menggunakan teknik Cluster Sampling. Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana pemilihannya mengacu pada kelompok bukan individu. Sampel yang dipilih yaitu kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 6 sebagai kelas kontrol.

3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan tahap analisis potensi masalah yang akan diteliti, studi literatur, studi lapangan. Studi literatur merupakan kegiatan pencarian informasi dari buku, penelitian-penelitian atau jurnal-jurnal yang berhubungan dengan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team.

Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh gambaran masalah dan keadaan di lapangan secara nyata. Beberapa persiapan penelitian yang termasuk ke dalam studi pendahuluan diantaranya melakukan studi lapangan atau observasi, menentukan sekolah untuk menguji coba instrumen, dan menentukan sekolah untuk penelitian.

3.5.2 Tahap Persiapan Penelitian

Setelah melakukan studi pendahuluan maka fokus penelitian selanjutnya adalah tahap pengembangan indikator yang mengacu pada silabus sekolah, pembuatan RPP untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, pembuatan instrumen soal pretest dan posttest serta pengujian instrumen soal pretest dan posttest.


(28)

28

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.5.3 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Berikut ini adalah urutan tahap pelaksanaan penelitian :

1. Pemberian pretest dengan soal yang sama kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol,

2. Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran terhadap kelas eksperimen,

3. Penerapan pembelajaran secara konvensional terhadap kelas kontrol,

4. Pemberian posttest dengan soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.5.4 Tahap Analisis Data Hasil Penelitian

Pada tahap ini, data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol diolah secara statistik sebelum akhirnya disimpulkan.

3.5.5 Tahap Pengambilan Kesimpulan Hasil Penelitian

Pada tahap ini, pengambilan kesimpulan hasil penelitian dilakukan dengan cara membandingkan hasil analisis data kuantitatif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dibandingkan maka akan terlihat perbedaan kemampuan kognitif siswa yang terjadi.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010: 148).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.6.1 Tes

"Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok" (Arikunto, 2008: 32).

Pada penelitian ini, tes yang diberikan berbentuk pilihan ganda sebanyak 25 soal. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest atau tes sebelum perlakuan diberikan dan posttest yaitu tes setelah diberikan perlakuan. Pretest dilakukan


(29)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai algoritma dan pemrograman, sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa serta tingkat pengaruh perbedaan perlakuan pada kedua kelompok penelitian.

3.6.2 Angket

"Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya" (Sugiyono, 2010: 199).

Angket digunakan untuk mengukur respon siswa kelas eksperimen yang mendapat penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team. Angket respon siswa yang terdiri dari 15 butir pernyataan akan diberikan setelah proses pembelajaran selesai yaitu pada akhir pertemuan kelima.

3.6.3 Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran serta mengukur keterlaksanaan tahapan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Observasi dilakukuan di kelas eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

3.7.1 Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini adalah nilai tes siswa. Nilai tes terdiri pretest dan posstest siswa untuk mengetahui perbedaan hasil kemampuan kognitif siswa.

3.7.2 Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini meliputi aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe quiz


(30)

30

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

team. Data ini diperoleh melalui observasi dengan alat pengumpul data berupa lembar observasi keterlaksanaan strategi pembelajaran.

3.8 Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2010: 207). Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis data uji coba instrumen pretest dan posttest, data hasil tes, angket respon strategi pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif 1. Data Uji Instrumen

Sebelum digunakan sebagai pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, instrumen pretest dan posttest diujicobakan di kelas yang telah mempelajari konsep dasar algoritma dan pemrograman Pascal. Data hasil uji coba instrumen selanjutnya dianalisis. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji indeks kesukaran, dan uji daya pembeda.

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2006: 168-169). Dalam bukunya yang lain, Arikunto (2008: 58) juga menyatakan jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid, maka dapat dikatakan bahwa instrumen itu valid, karena dapat menggambarkan data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya.


(31)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

√{ }{ }

(Arikunto, 2008: 72) Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi (koefisien validitas) N = Jumlah siswa

= Jumlah skor setiap butir soal

= Jumlah skor siswa X = Skor tiap butir soal Y = Skor siswa

Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.2 (Arikunto, 2008: 75).

Tabel 3.2

Interpretasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

0,80 < rxy  1,00 Sangat Tinggi 0,60 < rxy  0,80 Tinggi 0,40 < rxy  0,60 Cukup 0,20 < rxy  0,40 Rendah 0,00 < rxy  0,20 Sangat Rendah

b. Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006: 178), reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah metode belah dua atau split half method. Nilai reliabilitas dapat


(32)

32

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ditentukan dengan menentukan koefisien product moment. Kemudian hasil reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

(Arikunto, 2008: 93) Keterangan :

= Reliabilitas instrumen

⁄ ⁄ = Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Nilai r11 yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan reliabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.3 (Arikunto, 2008: 75).

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria

0,80 < r11  1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r11  0,80 Tinggi 0,40 < r11  0,60 Cukup 0,20 < r11  0,40 Rendah 0,00 < r11  0,20 Sangat Rendah

c. Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya (Arikunto, 2008: 207).

Indeks kesukaran dihitung dengan rumus :


(33)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.4 (Arikunto, 2008: 210).

Tabel 3.4

Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Nilai P Kriteria

0,00 Terlalu Sukar

0,00 < P  0,30 Sukar 0,31  P  0,70 Sedang

0,71  P < 1,00 Mudah

1,00 Terlalu Mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2008: 211).

Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus :

(Arikunto, 2008: 213) Keterangan :

D = Indeks daya pembeda

= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

= Banyaknya peserta kelompok atas


(34)

34

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.5. (Arikunto, 2008: 218)

Tabel 3.5

Interpretasi Daya Pembeda

Nilai Daya Pembeda Kriteria

Negatif Soal Dibuang

0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

2. Data Hasil Tes

Data hasil pretest dan posttest yang telah diperoleh kemudian diolah melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan uji statistik. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan adalah :

a. Pemberian skor

Pada penelitian ini, pedoman penskoran yang digunakan untuk soal pilihan ganda adalah penskoran tanpa denda. Penskoran tanpa denda dilakukan dengan cara menghitung banyaknya jawaban yang benar. Untuk soal yang tidak dikerjakan dinilai nol (Arikunto, 2008: 168).

(Arikunto, 2008: 168) Keterangan :

S = Skor

R = Jumlah jawaban benar

Setiap butir soal yang dijawab benar mendapat skor satu, sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar. Total skor maksimal adalah 25, sehingga untuk menghitung nilai digunakan rumus :


(35)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Pengujian hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006: 71). Menurut Sugiyono (2010: 96), "hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan". "Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul" (Sugiyono, 2010: 224). Sedangkan menurut Sudjana (2005: 219), "hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya". "Pengujian hipotesis adalah langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis" (Sudjana, 2005: 219).

Pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan dua rerata.

1) Uji Normalitas

Pada penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji chi-kuadrat, yang bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah dalam melakukan pengujian normalitas adalah sebagai berikut :

a) Menghitung rerata masing-masing kelas dengan rumus :

(Ruseffendi, 1998: 76) Keterangan :

= Rerata

= Jumlah semua harga X = Jumlah siswa


(36)

36

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b) Menghitung deviasi baku masing-masing kelas dengan rumus :

√ ( )

(Ruseffendi, 1998: 123) Keterangan :

s = Deviasi baku

= Nilai data kuantitatif

= Rerata = Jumlah siswa c) Menentukan sebaran

sebaran = data terbesar - data terkecil

(Ruseffendi, 1998: 57) d) Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan

aturan Sturges, yaitu :

(Ruseffendi, 1998: 60)

Keterangan :

K = Banyak kelas n = Jumlah siswa

e) Tentukan panjang kelas interval dengan rumus :

(Ruseffendi, 1998: 60)

Keterangan :

p = Panjang kelas interval

f) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi-Kuadrat.


(37)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

g) Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5 sedangkan batas bawah diperoleh dari ujung kelas bawah dikurangi 0,5.

h) Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval dengan menggunakan rumus :

(Ruseffendi, 1998: 294)

Keterangan : = Batas nyata

= Batas atas kelas interval

= Rerata = Deviasi baku

i) Mencari proporsi kumulatif (pk) dengan cara membaca tabel z dari nilai z yang diperoleh (Ruseffendi, 1998: 294).

j) Mencari frekuensi kumulatif (fk) dengan cara mengalikan pk dan jumlah siswa (n) (Ruseffendi, 1998: 294).

k) Menentukan frekuensi ekspetasi (fe) dengan cara mengurangi fk yang ada diatasnya dengan fk yang berada tepat dibawahnya (Ruseffendi, 1998: 294). l) Menghitung harga frekuensi dengan rumus Chi-Kuadrat dengan rumus :

(Ruseffendi, 1998: 294)

Keterangan :

χ2

= Chi-Kuadrat = Frekuensi observasi

= Frekuensi ekspetasi

m)Mengkonsultasikan harga χ2 dari hasil perhitungan dengan tabel Chi-Kuadrat pada derajat kebebasan tertentu sebesar banyak kelas dikurangi tiga (dk = banyak kelas - 3) dengan taraf signifikansi pengujian sebesar 0,01. Taraf signifikansi 0,01 dipilih karena pada umumnya untuk


(38)

penelitian-38

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian di bidang ilmu pendidikan digunakan taraf signifikansi 0,01 atau 0,05 (Arikunto, 2006: 76). Jika diperoleh χ2hitung < χ2tabel pada taraf signifikansi tertentu, maka sampel berdistribusi normal (Ruseffendi, 1998: 294).

n) Setelah dilakukan uji normalitas diperlukan satu uji lainnya yaitu uji homogenitas untuk menentukan uji statistik parametrik yang tepat untuk pengambilan keputusan.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan pada variansi nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang homogen atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan rumus sebagai berikut :

(Ruseffendi, 1998: 295) Nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel menggunakan taraf signifikansi 0,01, dk pembilang = n-1, dan dk penyebut = n-1.

Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel homogen. Apabila sampel berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilakukan uji hipotesis. 3) Uji hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menguji perbedaan dua rerata, apakah terdapat perbedaan rerata nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rumus untuk uji hipotesis dengan menggunakan uji t adalah

dengan

diketahui bahwa


(39)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

maka

(Ruseffendi, 1998: 315-316) Keterangan :

t = Nilai t

= Rerata nilai kelas eksperimen

= Rerata nilai kelas kontrol

= Variansi kelas eksperimen dan kelas kontrol = Variansi kelas eksperimen

= Variansi kelas kontrol = Variansi

n = Banyak data

= Jumlah siswa kelas eksperimen = Jumlah siswa kelas kontrol

Hasil perolehan thitung dikonsultasikan pada tabel distribusi t dengan taraf

signifikansi 0,01 dan dk = n1 + n2 - 2. H0 diterima jika thitung < ttabel.

c. Perhitungan Skor Gain yang dinormalisai

Skor gain aktual diperoleh dari selisih skor tes awal dan skor tes akhir.

(Hake, 1997: 65) Keterangan :

G = Gain

Sf = Skor posttest Si = Skor pretest


(40)

40

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keunggulan strategi pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa akan ditinjau dari perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain) yang dicapai kelas eksperimen dan kelas kontrol (Meltzer, 2002: 1261).

Perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan interpretasinya menggunakan persamaan berikut :

(Hake, 1997: 65) Keterangan :

= Gain yang dinormalisasi Sf = Skor posttest

Si = Skor pretest

Nilai yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan kriteria gain yang dinormalisasi pada tabel 3.6 (Hake, 1997: 65).

Tabel 3.6

Interpretasi Gain yang Dinormalisasi

Nilai Kriteria

≥ 0,7 Tinggi

0,7 > ≥ 0,3 Sedang

< 0,3 Rendah

3.8.2 Analisis Data Kualitatif 1. Lembar Observasi

Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Lembar Observasi aktivitas guru dan siswa ini digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran.

Skala yang digunakan untuk menghitung data lembar observasi adalah Skala Guttman. Pada skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu "ya-tidak"; "benar-salah"; "pernah-tidak pernah", dan lain-lain (Sugiyono, 2010: 139).


(41)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Masing-masing pernyataan pada setiap aspek penilaian observasi aktivitas guru dan siswa diberi skor 0 jika tidak terlaksana dan skor 1 jika terlaksana.

Hasilnya kemudian dipersentasekan dengan rumus berikut :

Sudjana (2004: 129) Keterangan :

P = Persentase

= Jumlah frekuensi alternatif jawaban = Jumlah responden

Hasil peresentase kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan batasan-batasan menurut Arikunto (2008: 245) berikut:

86 – 100% : Baik sekali 66 – 85% : Baik 50 – 65% : Cukup baik 31 – 49% : Kurang baik 0 – 30% : Gagal

2. Angket

Perolehan data angket digunakan sebagai data pendukung untuk membuktikan dan memperkuat strategi pembelajaran aktif tipe quiz team yang diterapkan pada siswa. Skala yang digunakan untuk menghitung data angket adalah skala likert. "Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial" (Sugiyono, 2010: 134).

Masing-masing jawaban pernyataan angket diberi skor. Skor untuk setiap alternatif jawaban disajikan pada tabel berikut.


(42)

42

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.7

Skor Skala Likert Pernyataan Positif

Skor SS ST RG TS STS

5 4 3 2 1

(Sugiyono, 2010: 135) Tabel 3.8

Skor Skala Likert Pernyataan Negatif

Skor SS ST RG TS STS

1 2 3 4 5

(Sugiyono, 2010: 135) Keterangan :

SS = Sangat Setuju ST = Setuju

RG = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Hasilnya kemudian dipersentasekan dengan rumus berikut :

Sudjana (2004: 129) Keterangan :

P = Persentase

= Jumlah frekuensi alternatif jawaban = Jumlah responden

Hasil persentase kemudian dianalisis dengan menggunakan batasan-batasan sebagaimana yang dikemukakan oleh Ali (2002: 184) yaitu :

100% = Seluruhnya 76% - 99% = Sebagian besar

51% - 75% = Lebih dari setengahnya 50% = Setengahnya

26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil


(43)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(44)

63 Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan data, analisis dan pembahasan data maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Multimedia pembelajaran yang digunakan pada proses pembelajaran aktif tipe quiz team dikembangkan dalam lima tahap yaitu tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan, tahap judgement, dan tahap implementasi. 2. Terdapat perbedaan rerata nilai antara siswa yang mendapatkan penerapan

strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional. Kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai pretest sebesar 47,65 dan kelas kontrol memiliki rata-rata nilai pretest sebesar 52,58. Sedangkan hasil rata-rata nilai posttest pada kelas kontrol sebesar 71,18 dan rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen sebesar 79,88. 3. Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan

multimedia pembelajaran lebih baik dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis. Pada uji hipotesis posttest didapat nilai thitung = 4.047 > ttabel = 2.652. Maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. 4. Respon sebagian besar (91.18%) siswa positif terhadap pembelajaran yang

menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran.

5.2 Rekomendasi

Setelah melaksanakan penelitian penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa, peneliti merekomendasikan beberapa hal yang kiranya dapat dijadikan pertimbangan demi kemajuan dalam proses pembelajaran.


(45)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi sekolah, hendaknya sarana dan prasarana yang terdadapat di laboratorium TIK lebih diperhatikan kondisinya. Jika terdapat kerusakan sebaiknya segera dilakukan perbaikan secepatnya agar tidak mengganggu proses pembelajaran.

2. Bagi pengajar, penulis merekomendasikan untuk dapat menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran sebagai variasi strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik. Pengajar perlu memperhatikan pengelolaan waktu agar waktu yang digunakan lebih efektif. Selain itu, pengajar perlu mengawasi kondisi kelas untuk memotivasi keaktifan siswa dan memberikan bimbingan secara individu maupun kelompok.

3. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang menggunakan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran. Salah satu contohnya yaitu dalam hal pengelolaan waktu dan kondisi keaktifan siswa. Selain itu, pengembangan multimedia harus lebih ditingkatkan lagi, baik dari segi materi maupun interaktifitasnya.


(46)

65 Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2002). Penelitian Pendidikan, Prosedur dan Strategi Mengajar. Bandung: Angkasa.

Anderson, Lorin W. dan Krathwol, David R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Auster, Ellen R. dan Wylie, Krista K. (2006). Creating Active Learning in the

Classroom : A Systematic Approach. [Online]. Tersedia:

http://jme.sagepub.com/content/30/2/333.full.pdf+html[2 November 2011]. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Benek-Rivera, Joan dan Mathews, Vinitia E. (2004). Active Learning With Jeopardy : Students Ask The Questions. [Online]. Tersedia:

http://jme.sagepub.com/content/28/1/104.full.pdf+html[2 November 2011]. Bloom, B. et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives. London: Longmans

Green And Co Ltd.

Cherney, Isabelle D. (2008). The Effects Of Active Learning On Students' Memories For Course Content. [Online]. Tersedia:

http://alh.sagepub.com/content/9/2/152.full.pdf+html [2 November 2011]. Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gredler, Margaret E. (1994). Designing and Evaluating Games and Simulations:


(47)

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hake, Richard R. (1997). Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six-Thousand Student Survey Of Mechanics Test Data For Introductory

Physics Course. [Online]. Tersedia:

web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers/Hake.pdf [19 Februari 2013].

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. . (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hasbullah. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Holan, Saprian. (2010). Analisis Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa dalam Pokok Bahasan Aljabar dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif : Studi Deskriptif tentang Ketuntasan Belajar Pokok Bahasan Operasi Hitung Aljabar di Kelas VII MTs Negeri Bintuhan Kabupaten Kaur Bengkulu. Skripsi Sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hollingsworth, Pat dan Lewis, Gina. (2008). Pembelajaran Aktif: Meningkatkan Keasyikan Kegiatan di Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Joni, Raka. (1992). Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Strategi Aktif dan Pembinaan Profesional Guru, Kepala Sekolah, Penilik, dan Pengawas Sekolah serta Pembina Lainnya. Jakarta: Depdikbud.

Machemer, Patricia L. dan Crawford, Pat. (2007). Student Perceptions of Active Learning in a Large Cross-Disciplinary Classroom. [Online]. Tersedia:

http://alh.sagepub.com/content/8/1/9.full.pdf+html [2 November 2011]. Mayer, R.E. (1977). The Sequencing of Instruction and the Concept of

Assimilation-to-schema, Instructional Science. Amsterdam: Elsevier Scientific Publishing Company.

Meltzer, David E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation And Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible "Hidden Variable" In Diagnostic Pretest Score. [Online]. Tersedia: physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf [19 Februari 2013].

Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

. (2008). Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan di era Globalisasi. Jakarta: Makalah Seminar Nasional The Power of ICT in Education, PPs UNJ, 15 April 2008.


(1)

64

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi sekolah, hendaknya sarana dan prasarana yang terdadapat di laboratorium TIK lebih diperhatikan kondisinya. Jika terdapat kerusakan sebaiknya segera dilakukan perbaikan secepatnya agar tidak mengganggu proses pembelajaran.

2. Bagi pengajar, penulis merekomendasikan untuk dapat menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran sebagai variasi strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik. Pengajar perlu memperhatikan pengelolaan waktu agar waktu yang digunakan lebih efektif. Selain itu, pengajar perlu mengawasi kondisi kelas untuk memotivasi keaktifan siswa dan memberikan bimbingan secara individu maupun kelompok.

3. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang menggunakan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran. Salah satu contohnya yaitu dalam hal pengelolaan waktu dan kondisi keaktifan siswa. Selain itu, pengembangan multimedia harus lebih ditingkatkan lagi, baik dari segi materi maupun interaktifitasnya.


(2)

65

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2002). Penelitian Pendidikan, Prosedur dan Strategi Mengajar. Bandung: Angkasa.

Anderson, Lorin W. dan Krathwol, David R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Auster, Ellen R. dan Wylie, Krista K. (2006). Creating Active Learning in the Classroom : A Systematic Approach. [Online]. Tersedia: http://jme.sagepub.com/content/30/2/333.full.pdf+html[2 November 2011].

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Benek-Rivera, Joan dan Mathews, Vinitia E. (2004). Active Learning With Jeopardy : Students Ask The Questions. [Online]. Tersedia: http://jme.sagepub.com/content/28/1/104.full.pdf+html[2 November 2011].

Bloom, B. et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives. London: Longmans Green And Co Ltd.

Cherney, Isabelle D. (2008). The Effects Of Active Learning On Students' Memories For Course Content. [Online]. Tersedia: http://alh.sagepub.com/content/9/2/152.full.pdf+html [2 November 2011]. Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Gredler, Margaret E. (1994). Designing and Evaluating Games and Simulations: A Process Approach. Houston: GulfPub.Co.


(3)

66

Yowan Kameliya, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hake, Richard R. (1997). Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six-Thousand Student Survey Of Mechanics Test Data For Introductory

Physics Course. [Online]. Tersedia:

web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers/Hake.pdf [19 Februari 2013].

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasbullah. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Holan, Saprian. (2010). Analisis Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa dalam Pokok Bahasan Aljabar dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif : Studi Deskriptif tentang Ketuntasan Belajar Pokok Bahasan Operasi Hitung Aljabar di Kelas VII MTs Negeri Bintuhan Kabupaten Kaur Bengkulu. Skripsi Sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hollingsworth, Pat dan Lewis, Gina. (2008). Pembelajaran Aktif: Meningkatkan Keasyikan Kegiatan di Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Joni, Raka. (1992). Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Strategi Aktif dan Pembinaan Profesional Guru, Kepala Sekolah, Penilik, dan Pengawas Sekolah serta Pembina Lainnya. Jakarta: Depdikbud.

Machemer, Patricia L. dan Crawford, Pat. (2007). Student Perceptions of Active Learning in a Large Cross-Disciplinary Classroom. [Online]. Tersedia: http://alh.sagepub.com/content/8/1/9.full.pdf+html [2 November 2011]. Mayer, R.E. (1977). The Sequencing of Instruction and the Concept of

Assimilation-to-schema, Instructional Science. Amsterdam: Elsevier Scientific Publishing Company.

Meltzer, David E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation And Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible "Hidden Variable" In Diagnostic Pretest Score. [Online]. Tersedia:

physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf [19 Februari 2013].

Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

. (2008). Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan di era Globalisasi. Jakarta: Makalah Seminar Nasional


(4)

Minarni, Neni. (2011). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Aktif Berbasis Kelompok. Skripsi Sarjana pada Jurusan PGSD FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Murni, Sylviana. (2008). Pemanfaatan ICT dalam Pendidikan. Jakarta: Makalah Seminar Nasional The Power of ICT in Education, PPs UNJ, 15 April 2008.

Napitupulu, Susilawati Br. (2011). Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Question Students Have pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA : Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi Sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nurhayati, Eva. (2007). Pengaruh Penggunaan Metode Belajar Aktif Tipe Quiz Team terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara Tahun 2006/2007. Skripsi Sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi FE UNS Semarang: tidak diterbitkan.

Pidarta, Made. (2000). Landasan Kependidikan, Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Pradana, Ferdy Indra. (2012). Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif terhadap Prestasi Belajar Siswa di SDN Tegalurung 2 Kecamatan Balongan Indramayu dalam Program DBE 2 USAID. Skripsi Sarjana pada Jurusan Teknologi Pendidikan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Prince, Michael. (2004). DoesActive Learning Work? A Review of the Research. [Online]. Tersedia: http://www. citeseer.ist.psu.edu [3 November 2011].

Ruseffendi, H.E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Andira.

Sadiman, Arief S., R. Rahardjo, dan Anung Haryono, Hardjito. (1986). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.


(5)

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Seels, Barbara B. dan Richey, Rita C. (2000). Instructional Technology, The Definition and Domains of the Field. Terjemahan Dewi S. Prawiradilaga, R. Rahardjo, Yusufhadi Miarso. Jakarta: IPTPI & LPTK.

Silberman, Melvin. (2009). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Somarya dan Nuryani. (2007). Pengertian Pendidikan, dalam Landasan Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudarminta, J. (2000). Tantangan dan Permasalahan Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium Ketiga, dalam Transformasi Pendidikan Memasuki Milenium Ketiga. Yogyakarta: Kanisius.

Sudijono, Anas. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sudirman, et. al. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyitno. (2007). Landasan Psikologis Pendidikan, dalam Landasan Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Synder D., Kimberlee. (2003). Ropes, Poles, and Space Active Learning in

Business Education [Online]. Tersedia:

http://alh.sagepub.com/content/4/2/159.full.pdf+html[2 November 2011].


(6)

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Zaini, Hisyam, Munthe, Bermawy, dan Aryani, Sekar Ayu. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

1 2 7

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA.

0 1 14

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS PADA PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SDN TEPISARI 01 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010

0 1 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KREATIFITAS BELAJAR (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII di SMP Negeri 3 Colomadu).

0 1 10

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEAM QUIZ SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEAM QUIZ SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKn MATERI KONSTITUSI YANG PERNAH DIGUNAKAN D

0 0 17

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK Penerapan Strategi Pembelajaran Team Quiz Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Gerak Pada Tumbuhan Siswa Kelas VIII G SMP Muhammadiya

0 1 13

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK Penerapan Strategi Pembelajaran Team Quiz Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Gerak Pada Tumbuhan Siswa Kelas VIII G SMP Muhammadiya

0 0 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA.

0 1 28

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA.

0 0 42

Model Pembelajaran Aktif Quiz Team

0 0 8