PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTOGRAFI : PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS XI SMK PASUNDAN 1 TAHUN AJARAN 2011/2012.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Rumusan Masalah ... 9

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 10

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 10

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis ... 12

1.5.1 Anggapan Dasar ... 12

1.5.2 Hipotesis ... 12

1.6 Definisi Operasional ... 12

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 14

2.1 Menulis ... 14

2.1.1 Pengertian Menulis ... 14

2.1.2 Manfaat Menulis ... 16

2.1.3 Tujuan dan Kegunaan Menulis ... 20

2.1.4 Fungsi Menulis ... 23

2.1.5 Jenis Menulis ... 25

2.1.6 Tahap-tahap Menulis ... 27

2.1.7 Ciri-ciri Tulisan yang Baik ... 29

2.2 Karangan Deskripsi ... 31

2.2.1 Pengertian Karangan ... 31

2.2.2 Pengertian Deskripsi ... 32

2.2.3 Ciri-ciri Karangan Deskripsi ... 33

2.2.4 Jenis-Jenis Karangan Deskripsi ... 35

2.3 Media Pembelajaran ... 38

2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran... 38

2.3.2 Manfaat Media Pembelajaran ... 42


(2)

2.4.1 Fotografi sebagai Media Pembelajaran ... 44

2.4.2 Gambar Fotografi sebagai Media Pegajaran ... 45

2.4.3 Jenis-jenis Fotografi ... 46

2.4.4 Keuntungan dan Kelemahan Gambar Fotografi ... 56

2.4.5 Beberapa Kriteria dalam Memilih Gambar Fotografi ... 57

2.4.6 Prinsip Pemakaian Gambar Fotografi ... 61

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 64

3.1 Desain Penelitian ... 64

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 70

3.3 Teknik Pengolahan Data ... 73

3.4 Subjek Penelitian ... 73

3.5 Instrumen Penelitian ... 74

3.5.1 Wawancara ... 74

3.5.2 Lembar Observasi ... 75

3.5.3 Instrumen Tes ... 81

3.5.4 Jurnal Siswa ... 81

3.5.5 Catatan Lapangan ... 82

3.5.6 Instrumen Analisis Karangan ... 84

3.5.7 Kategorisasi Karangan Siswa ... 87

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 88

4.1 Deskripsi Perencanaan Tindakan ... 88

4.2 Deskripsi Pelaksanaan ... 90

4.2.1 Siklus I ... 90

4.2.1.1 Perencanaan Siklus I ... 90

4.2.1.2 Pelaksanaan Siklus I ... 92

4.2.1.3 Analisis Data dan Pengamatan Siklus I 94

4.2.1.4 Refleksi ... 117

4.2.2 Siklus II ... 118

4.2.2.1 Perencanaan Siklus II ... 118

4.2.2.2 Pelaksanaan Siklus II ... 120

4.2.2.3 Analisis Data dan Pengamatan Siklus II 122 4.2.2.4 Refleksi ... 147

4.2.3 Siklus III ... 148

4.2.3.1 Perencanaan Siklus III ... 148

4.2.3.2 Pelaksanaan Siklus III ... 150

4.2.3.3 Analisis Data dan Pengamatan Siklus III... 152


(3)

4.2.3.4 Refleksi ... 175

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 176

4.3.1 Perencanaan Tindakan Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Fotografi ... 176

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Fotografi ... 177

4.3.3 Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Fotografi ... 181

4.3.4 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Fotografi ... 186

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ... 189

4.1 Simpulan ... 189

4.2 Saran ... 191

DAFTAR PUSTAKA ... 192 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Wawancara ... 74

Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 76

Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 80

Tabel 3.4 Instrumen tes ... 81

Tabel 3.5 Jurnal Harian Siswa ... 82

Tabel 3.6 Catatan Lapangan... 83

Tabel 3.7 Skala Penilaian Menulis Karangan Deskripsi ... 84

Tabel 3.8 Konversi Nilai PAP Skala Lima ... 87

Tabel 4.1 Contoh karangan deskripsi ... 92

Tabel 4.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 95

Tabel 4.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 100

Tabel 4.4 Skala Penilaian Kategori Nilai Tertinggi Siklus I... 105

Tabel 4.5 Skala Penilaian Kategori Nilai Sedang Siklus I ... 108

Tabel 4.6 Skala Penilaian Kategori Nilai Terendah Siklus I ... 110

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Karangan Deskripsi Siklus I ... 110

Tabel 4.8 Analisis respon siswa terhadap pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi siklus I ... 113

Tabel 4.9 Persentase respon siswa terhadap pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi Siklus I ... 117

Tabel 4.10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 124

Tabel 4.11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 128

Tabel 4.12 Skala Penilaian Kategori Nilai Tertinggi Siklus II ... 133

Tabel 4.13 Skala Penilaian Kategori Nilai Sedang Siklus II ... 135

Tabel 4.14 Skala Penilaian Kategori Nilai Terendah Siklus II ... 138

Tabel 4.15 Hasil Penilaian Karangan Deskripsi Siklus II ... 139

Tabel 4.16 Analisis respon siswa terhadap pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi siklus II ... 141

Tabel 4.17 Persentase respon siswa terhadap pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi Siklus II ... 146

Tabel 4.18 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 153

Tabel 4.19 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 157

Tabel 4.20 Skala Penilaian Kategori Nilai Tertinggi Siklus III ... 162

Tabel 4.21 Skala Penilaian Kategori Nilai Sedang Siklus III ... 165

Tabel 4.22 Skala Penilaian Kategori Nilai Terendah Siklus III ... 167

Tabel 4.23 Hasil Penilaian Karangan Deskripsi Siklus III ... 168

Tabel 4.24 Analisis respon siswa terhadap pembelajaran menulis Karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi siklus III ... 170

Tabel 4.25 Persentase respon siswa terhadap pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi Siklus III ... 175


(5)

Tabel 4.26 Nilai Siswa Menulis Karangan Deskripsi pada Setiap Siklus ... 182 Tabel 4.27 Kategori Nilai Siswa Menulis Karangan Deskripsi pada

Setiap Siklus ... 183 Tabel 4.28 Tingkat Kemampuan Siswa Menulis Karangan Deskripsi pada

Setiap Siklus ... 185 Tabel 4.29 Persentase respon siswa terhadap pembelajaran menulis

karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman atau cone of experience Edgar Dale ... 42

Gambar 2.2 Contoh foto portrait ... 47

Gambar 2.3 Contoh foto human interest ... 48

Gambar 2.4 contoh foto stage photography ... 49

Gambar 2.5 contoh foto flora ... 49

Gambar 2.6 contoh foto fauna ... 50

Gambar 2.7 contoh foto lanskap ... 51

Gambar 2.8 contoh foto arsitektur ... 52

Gambar 2.9 contoh foto still life ... 53

Gambar 2.10 contoh foto jurnalistik ... 53

Gambar 3.1 Model PTK Menurut Kemmis dan Mc Taggart ... 68

Gambar 4.1 Media fotografi pada siklus I ... 91


(7)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Kategori Nilai Siswa Menulis Karangan Deskripsi pada Setiap Siklus ... 184 Diagram 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Menulis Karangan Deskripsi pada


(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk berbagai keperluan dan situasi pemakaian. Untuk itu, orang tidak akan berpikir tentang sistem bahasa, tetapi berpikir bagaimana menggunakan bahasa ini secara tepat sesuai dengan konteks dan situasi. Kemampuan (keterampilan) berbahasa terdiri atas empat komponen, yaitu: (a) keterampilan menyimak, (b) keterampilan berbicara, (c) keterampilan membaca, dan (d) keterampilan menulis (Tarigan, 1994: 1).

Tarigan (1994:3) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.

Pembelajaran menulis adalah belajar menulis berdasarkan kemampuan yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman belajar. Adapun hakikat pembelajaran menulis menurut Tarigan (1994:9) adalah membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka dengan jalan menciptakan situasi-situasi di dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiatan menulis,


(9)

mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan, mengajar para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulis, mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara membantu para siswa menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas.

Menulis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menulis dalam bentuk deskripsi. Keraf (1981:7) mengatakan deskripsi adalah menggambarkan atau menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu barang atau objek, atau mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal, atau bunyi.

Tulisan deskripsi dipilih karena bentuk tulisan ini menggambarkan apa yang diamati oleh panca indera. Deskripsi juga dilakukan untuk melukiskan perasaan penulisnya. Pembelajar bisa menuliskan apa yang mereka amati dan apa yang mereka rasakan ke dalam bentuk tulisan deskripsi.

Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika dia dapat mengungkapkan maksudnya dengan jelas sehingga orang lain dapat memahami apa yang diungkapkannya. Untuk menjadi seorang penulis yang baik, terlebih dahulu penulis harus menentukan maksud dan tujuan penulisannya, agar pembaca memahami ke mana arah tujuan penulisan itu sendiri (Suriamiharja 1996:3). Menulis dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat fleksibel. Rangkaian aktivitas yang dimaksud meliputi pramenulis, penulisan draf, revisi, penyuntingan, dan publikasi atau pembahasan.


(10)

Dalam kaitannya dengan pengajaran, menulis bukanlah penugasan kepada siswa agar sekaligus menghasilkan karangan yang terdiri atas ratusan kata. Pengajaran menulis perlu diawali dengan pembekalan berupa pengertian kepada siswa bahwa menulis adalah mengembangkan gagasan secara bertahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah menyusun kalimat, menyusun paragraf dan akhirnya menyusun wacana.

Simpulan yang dapat diambil dari pendapat di atas adalah bahwa hakekat pengajaran menulis yaitu membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis, mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan, mengajar para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulis, mengembangkan pertumbuhan menulis para siswa dengan sejumlah maksud dan cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas.

Keterampilan menulis bukanlah keterampilan sekali jadi, melainkan harus dilatih terus-menerus. Menurut Tarigan (1994:26) untuk terampil menulis, mengetahui hal-hal teoretis mengenai kepenulisan bukanlah jaminan seseorang dapat menjadi penulis ulung. Seseorang tidak dapat terampil menulis begitu saja, keterampilan ini menuntut latihan atau pola pendidikan kepenulisan yang teratur dan terencana. Oleh karena itu, latihan menulis secara intensif sangat diperlukan karena menulis merupakan suatu proses. Alwasilah (2005:43) menambahkan bahwa latihan ini dapat dikembangkan di bangku sekolah. Dengan latihan yang intensif, siswa berlatih dan terus berlatih dan tanpa mereka sadari mereka telah mempunyai kemampuan menulis.


(11)

Kemampuan mengembangkan gagasan dalam tulisan adalah hal yang sangat memengaruhi keterampilan siswa dalam menulis. Akan tetapi, dalam praktiknya pembelajaran menulis seringkali masih menggunakan pendekatan tradisional. Pembelajaran menulis dengan pendekatan tradisional lebih menekankan pada hasil berupa tulisan yang telah jadi, tidak pada apa yang dikerjakan pembelajar ketika menulis. Pembelajar berpraktik menulis, mereka tidak mempelajari bagaimana cara menulis yang baik. Temuan penelitian mengenai menulis menyebabkan bergesernya penekanan pembelajaran menulis dari hasil (tulisan) ke proses menulis yang terlibat dalam menghasilkan tulisan. Peran pengajar dalam pembelajaran menulis dengan pendekatan proses tidak hanya memberikan tugas menulis dan menilai tulisan para

pembelajar, tetapi juga membimbing pembelajar dalam proses menulis” (Tompkins,

1990: 69).

Andreas Harefa (2003: 13) dalam bukunya Agar menulis-Mengarang Bisa

Gampang bahwa menulis adalah suatu alat yang sangat ampuh dalam belajar yang

dengan sendirinya memainkan peranan yang sangat penting. Kenyataan yang dihadapi sekarang adalah motivasi siswa-siswi tersebut yang dinilai masih kurang sehingga kurang produktif dalam menulis padahal hal utama dalam menulis adalah motivasi yang besar serta keyakinan mampu menulis dengan baik.

Selain terdapat masalah dalam motivasi dan keinginan untuk berlatih menulis, permasalahan lain yang muncul pada siswa-siswi sekolah menengah tersebut biasanya adalah sulitnya mendapatkan ide padahal ide adalah hal penting dalam


(12)

sebuah tulisan. Gagasan-gagasan yang telah dimiliki harus ditunjang dengan ide-ide kreatif dan imajinatif untuk menghasilkan sebuah tulisan

Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang peneliti temukan ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Pasundan1 Bandung. Berdasarkan wawancara nonformal dan observasi awal yang peneliti lakukan dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMK Pasundan 1 Bandung kelas XI yaitu Emila Mulianti, S.Pd, banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran menulis karena beranggapan pelajaran menulis merupakan pelajaran yang membosankan. Selain terdapat masalah dalam motivasi dan keinginan untuk berlatih menulis, kesulitan yang mereka hadapi adalah menentukan judul dan topik, menuangkan ide-ide yang berkualitas dan berwawasan, mencari bahan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan isi hati yang ada, dan mengembangkan tema cerita. Kurangnya motivasi siswa-siswi sekolah menengah dalam menulis merupakan gambaran kegagalan pembelajaran keterampilan menulis. Dapat dilihat di lapangan, siswa-siswi melakukan kegiatan menulis apabila ada tugas menulis atau untuk sekedar mengisi ruang kosong dalam sebuah ujian keterampilan menulis, bukan murni untuk menuangkan gagasan-gagasannya menjadi sebuah tulisan.

Masalah yang dikemukakan diatas juga didukung kuat dengan apa yang pernah diteliti Widianti dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Teknik Fastwritting” ( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009).


(13)

yaitu motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan deskripsi masih kurang sehingga mengakibatkan siswa kurang produktif dalam menghasilkan tulisan dan yang kedua siswa mengalami kesulitan dalam menentukan topik, memunculkan ide, dan menuangkan gagasan-gagasannya menjadi sebuah tulisan.

Seperti yang telah dijelaskan, permasalahan-permasalahan tersebut memang cukup memprihatinkan, maka saya akan mencoba mengujicobakan media fotografi dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi ini. Media fotografi dipilih karena fotografi dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas (Sadiman, dkk, 2008:29).

Media ini dianggap cocok digunakan karena media fotografi merupakan alat penunjang pembelajaran berupa gambar, lukisan, kartun ilustrasi, foto yang pada dasarnya dapat membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran dan membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan menulis.

Media fotografi ini akan diamati oleh pembelajar, setelah itu pembelajar bisa menuliskan hasil pengamatan dan perasaannya ke dalam bentuk tulisan deskripsi. Penggunaan media gambar ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis pembelajar, mengurangi rasa tidak nyaman saat berada di dalam kelas, menarik perhatian pembelajar dan memotivasi pembelajar itu sendiri.

Sebelumnya penggunaan media fotografi dalam pembelajaran menulis telah diujicobakan oleh beberapa peneliti diantaranya oleh Intan Lugina Imanti dalam

Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Foto Seri (Kuasieksperimen di Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun ajaran 2007/2008”).


(14)

Simpulan dari penelitian tersebut adalah dari hasil analisis data ditemukan berdasarkan nilai tes, hampir 60% siswa mengalami peningkatan dalam nilai tes. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman media pengajaran foto dapat meningkatkan dan memotivasi semangat belajar siswa khususnya menulis.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Erni Kurniawati, “Pembelajaran Kreatif Naskah Drama dengan Menggunakan Media Foto Berlatar Sosial pada Siswa Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008”. Dari hasil pembelajaran menulis kreatif naskah drama padasetiap siklusnya, siswa rata-rata mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya perolehan nilai siswa. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh adalah 40,5, pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 65, dan siklus III nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 77,5. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran menulis kreatif naskah drama dengan menggunakan media foto berlatar sosial ini berhasil karena dari hasil penilaian terhadap hasil karya siswa mengalami peningkatan setiap siklusnya.

Penelitian lainnya pernah dilakukan oleh Rosni Apriliantri “Penggunaan Media Foto dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008”. Simpulan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa penggunaan media foto dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.

Penggunaan media fotografi juga pernah diujicobakan dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang dilakukan oleh Rini Fitriyani dengan judul

“Penggunaan Media Fotografi dalam Rangka Meningkatkan Pemahaman Peserta


(15)

Tindakan Kelas Terhadap Peserta Didik SMA Negeri 15 Bandung Kelas XI IPA 1 Tahun Pelajaran 2010/2011). Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa

peserta didik lebih menyukai belajar dengan menggunakan foto/gambar, karena foto/gambar bisa lebih mengimajinasikan tokoh, sifat atau peristiwa secara lebih terfokus, sehingga peserta didik tidak kesulitan untuk menginterpretasikannya karena sudah digambarkan dengan jelas. Hal-hal diatas menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta didik dengan gambar-gambar yang menarik dan mudah dimengerti serta relevan dengan materi yang diajarkan.

Penelitian lain yaitu oleh Yeni Rohaeni, penelitian kali ini khusus anak tuna rungu di SLB di kelas D3 di SLB-B Budi Nurani Kota Sukabumi pada tahun 2012 dengan judul penelitian “Penggunaan Media Foto Berseri Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Kalimat Sederhana di Kelas D3 SLB-B Budi Nurani Kota Sukabumi” (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas D3 di SLB-B Budi Nurani Kota Sukabumi). Data yang diperoleh hasil belajar Bahasa Indonesia dalam

pembelajaran menulis kalimat sederhana yang cukup signifikan. Adapun skor yang dicapai sebelum perbaikan adalah; 43,3, pada siklus satu sebesar 53,3, pada siklus dua sebesar 70, dan pada siklus tiga 83,3 sudah melebihi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan di awal penelitian, yaitu sebesar 70. Dengan demikian hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam pembelajaran menulis kalimat sederhana kelas D3 SLB/B Budi Nurani Kota Sukabumi.


(16)

Dari data-data yang diperoleh penulis diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media foto dalam pembelajaran menunjukkan keberhasilan, dilihat dari adanya peningkatan yang signifikan dari hasil penelitian penulis dengan menggunakan media fotografi.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengambil judul Peningkatan

Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Fotografi (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI SMK Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi berkaitan dengan pembelajaran menulis:

1) Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan sehingga mengakibatkan siswa kurang produktif dalam menghasilkan tulisan 2) Siswa menganggap bahwa pembelajaran menulis itu sangat sulit

3) Mutu kemampuan menulis siswa masih rendah

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi?


(17)

2) Bagaimanakah proses pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi?

3) Bagaimana hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: 1) Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi

dengan menggunakan media fotografi.

2) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi.

3) Mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini jika tujuan penelitian yang dikemukakan diatas tercapai adalah sebagai berikut:

1) Manfaat bagi penulis

Peneitian ini akan menunjukan bahwa media fotografi mampu diujicobakan pada siswa siswi sekolah menengah. Selain itu, penulis mengetahui media


(18)

fotografi dengan lebih jelas sehingga mampu mendapat gambaran yang lebih jelas pula bagaimana pembelajaran dengan media ini dapat berlangsung dan mengetahui hasil yang dicapai dari ujicoba media fotografi dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Manfaat lain yang bisa didapat adalah sebuah pengalaman penelitian mengenai sebuah pembelajaran yang dapat diaplikasikan ketika penulis telah menjadi seorang guru.

2) Manfaat bagi siswa

Penelitian ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan motivasi agar siswa lebih meningkatkan kemampuan menulisnya, selain itu siswa juga lebih kreatif dan aktif dalam mengembangkan ide yang ada dalam pikirannnya dalam bentuk tulisan. Selain itu, media fotografi ini dapat mendorong siswa dalam meningkatkan keterampilan menulisnya.

3) Manfaat bagi guru

Penelitian ini dapat memberikan suatu acuan kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran menulis, khususnya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dan dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan tidak membosankan.

4) Manfaat bagi pembaca

Melalui penelitian ini, pembaca mengetahui manfaat fotografi sebagai media pembelajaran untuk menulis karangan deskripsi.


(19)

1.5. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1.5.1. Anggapan Dasar

Anggapan dasar yang dijadikan landasan berpikir peneliti adalah:

1) Pembelajaran menulis karangan deskripsi ini merupakan salah satu bahasan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di SMK

2) Penggunaan media fotografi akan dapat menarik minat siswa terhadap pembelajaran menulis karangan deskripsi.

1.5.2. Hipotesis

Berdasarkan paparan diatas, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi antara sebelum dan sesudah diberi tindakan pembelajaran menulis dengan media fotografi.

1.6. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah paham dalam memahami penelitian ini, penulis merumuskan definisi operasional seperti berikut ini.

1) Menulis adalah kegiatan mengungkapkan imajinasi dalam bentuk cerita secara tertulis.

2) Karangan deskripsi ialah karangan yang menggambarkan atau mengutarakan suatu hal dengan terperinci berdasarkan pengamatan pancaindera dan perasaan hati terhadap suatu objek


(20)

3) Media fotografi adalah suatu alat penunjang pembelajaran berupa gambar, lukisan, kartun, ilustrasi, foto yang pada dasarnya dapat membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran menulis.


(21)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1.Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Fotografi”

ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam istilah aslinya Penelitian Tindakan Kelas disebut dengan Classroom Action Research.Belakangan ini, penelitian tindakan kelas di Negara-negara maju seperti Inggris, Amerika, Australia, Kanada telah berkembang dengan pesat. Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini menaruh perhatian yang cukup besar terhadap penelitian tindakan kelas. Faktor penyebabnya adalah karena jenis penelitian ini mampu menawarkan peningkatan kompetensi professional guru dalam proses pembelajaran di kelas dengan melihat berbagai indicator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa.

Istilah PTK dideferensiasi dari pengertian pengertian berikut:

Kemmis (1992): Action research as a form of self-reflective inquiry

undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their on social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out.

McNeiff (2002): Action research is a term which refer to a practical way of

looking at your own work to sheck that it is you would like it to be. Because action research is done by you, the practitioner, it is often referred to as practitioner based research; and because it involves you thinking about and reflecting on your work, it can also be called a form of self-reflective practice.


(22)

Berdasarkan penjelasan Kemmis dan McNeiff tersebut, dapat dicermati pengertian PTK secara lebih rinci dan lengkap. PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas sehari-hari, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK dilaksanakan dalam proses berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahapan,

planing, action, observation/evaluation, dan reflection.

Dalam penelitian tindakan kelas, guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang ia lakukan di kelas, melalui tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.

Hal ini sejalan dengan pendapat Suyanto (Basrowi, 2008: 26) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang besifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran secara lebih profesional.

Sedangkan menurut Hopkins (Basrowi, 2008: 26), classroom action research merupakan salah satu jenuis penelitian tindakan yang bersifat praktis sebab penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktikan guru sehari-hari. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis


(23)

yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktek pembelajaran yang ada.

Penelitian tindakan kelas juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana keempat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statisterselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Kemiss & mcTaggart (Basrowi, 2008 : 26 ).

Priyono (Basrowi, 2008: 48) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah strategi pengembangan profesi guru karena (a) menempatkan guru sebagai peneliti, bukan sebagai informan pasif, (b) menempatkan guru sebagai sebagai agen perubahan, dan (c) mengutamakan kerja kelompok antara guru, siswa dan staf pimpinan sekolah lainnya dalam membangun kinerja sekolah sekolah yang lebih baik.

Tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas adalah untuk :

1) peningkatan dan perbaikan praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru.

2) perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses belajar mengajar.


(24)

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegitatan langsung yang berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas seorang guru bisa menggambarkan manfaat penelitian bagi guru itu sendiri atau guru yang lain.

Kebiasaan seorang guru untuk melaksanakan penilitian tindakan kelas dapat mencerminkan bahwa guru tersebut mampu mengadakan inovasi dan mengembangkan program pembelajaran.

Adapun mengenai tujuan akhir penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan (1) kualitas praktik pembelajaran di sekolah, (2) relevansi pendidikan, (3) mutu hasil pendidikan, dan (4) efisiensi pengelolaan pendidikan. Suyanto (Basrowi, 2008: 52).

Desain yang dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk spiral atau siklus diambil dari Kemis dan MC Taggart yang terlihat pada gambar di bawah ini.


(25)

Gambar 3.1 Model PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Kasbolah, 1998/1999 : 70)

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga tahap pada satu siklus, apabila dalam tindakan kelas ini ditemukan kekurangan dan tidak terciptanya target yang telah ditentukan, maka ini ditemukan dan tidak tercapainya target yang telah ditentukan, maka diadakan perbaikan pada perencanaan dan pelaksanaan siklus berikutnya.


(26)

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral Kemmis dan Mc Taggart dengan melalui beberapa siklus tindakan dan terdiri dari empat komponen yaitu :

1) Perencanaan (planning)

Rencana yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Pada tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada obeservasi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci pada tahap ini segala keperluan pelaksanaan peneliti tindakan kelas dipersiapkan mulai dari bahan ajar, rencana pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, pendekatan yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrumen observasi disesuaikan dengan rencana.

2) Tindakan (action)

Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumya. Pelaksanaan tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran kelas sebagai realisasi dari teori dan strategi belajar mengajar yang telah disiapkan serta mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan hasil yang diperoleh diharapkan dapat meningkatkan kerjasama peneliti dengan subjek penelitian sehingga dapat memberikan refleksi dan evaluasi terhadap apa yang terjadi di kelas.


(27)

3) Observasi (observation)

Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok observasi adalah untuk mengetahui ada tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung.

4) Refleksi (reflection)

Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarhan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, serta apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu hasil dari tindakan perlu dikaji, dilihat dan direnungkan, baik itu dari segi proses pembelajaran antara guru dan siswa, metode, alat peraga maupun evaluasi.

3.2.Teknik Pengumpulan Data

Mengingat informasi yang diperlukan sifatnya beragam, maka beragam pula teknik-teknik yang digunakan. Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik pengumpulan data yang akan dibuat adalah wawancara, tes tertulis, catatan lapangan, observasi, dan jurnal siswa.


(28)

1) Wawancara

Wawancara ini dilakukan guru dan siswa untuk mencurahkan aspek-aspek yang tidak dapat terjaring oleh teknik lain. Wawancara sebagai data tambahan, serta sebagai data penguat untuk memperkuat data lain.

2) Tes

Tes akan dilakukan terhadap siswa setiap akhir pembelajaran. Tes yang diberikan yaitu siswa diminta untuk membuat sebuah karangan deskripsi dengan tema yang sudah ditentukan. Tulisan yang dihasilkan oleh siswa tersebut akan dianalisis dan diberi penilaian kemudian dipilah-pilah ke dalam kaegori yang sama. Apabila masih terdapat banyak keslahan, maka akan dianalisis kesalahannya itu pada bagian mana saja. Hasil anlisis tes siswa tersebut digunakan untuk perbaikan dalam siklus selanjutnya.

3) Catatan Lapangan

Rochiati (2009:125) menyatakan bahwa sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian ini adalah catatan lapangan (field notes) yang dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang mlakukan pengamatan / observasi. Berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa mungkin juga hubungan dengan orang tua siswa, iklim sekolah, leadership kepala sekolah; demikian pula kegiatan lain dari penelitian ini seperti aspek orientasi, perencanaan, pelaksanaan, diskusi dan refleksi, semuanya dapat dibaca kembali dari catatan lapangan ini.


(29)

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti akan mencatat kegiatan dari awal hingga akhir pembelajaran. Catatan lapangan diisi oleh peneliti / observer untuk memberi masukan seperti catatan yang terjadi di kelas, saran perbaikan, dan kendala ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. Hasil catatan lapangan berfungsi sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan dalam siklus selanjutnya.

4) Observasi

Dalam penelitian tindakan kelas observasi dilakukan terutama untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk dapat menata langkah-langkah perbaikan. Observasi perlu didahului dengan pengenalan lapangan yang hasilnya dihimpun dalam catatan lapangan. Observasi awal telah dilakukan selama penulis melakukan PPL di SMK Pasundan 1 Bandung. Dalam penelitian ini, penulis bertindak sebagai observer peserta pembelajaran dan peserta tindakan secara bersamaan. Selain penulis, ada dua orang lagi yang menjadi observer. Dua orang observer tersebut mengobservasi bagaimana cara penulis menyampaikan materi pembelajaran serta mengobservasi siswa yang belajar. Masukan-masukan dari kedua observer tersebut digunakan sebagai perbaikan pada siklus selanjutnya.

5) Jurnal Siswa

Jurnal siswa dan catatan pembelajaran, digunakan untuk merefleksikan sebuah data dari proses kegiatan pembelajaran siswa.


(30)

3.3.Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi dengan melakukan wawancara, tes tertulis, lembar observasi guru dan siswa, jurnal siswa, catatan lapangan, dan rencana pelaksanaan pembelajaran tentang menulis karangan deskripsi. Setelah data terkumpul dari hasil penelitian selanjutnya dilakukan pengolahan data. Adapun langkah-langkah pengolahannya sebagai berikut. 1) Menganalisis lembar observasi guru yang telah diisi oleh observer yang memperlihatkan bagaimana kemampuan guru dalam membuka pelajaran, menyampaikan materi serta menutup pelajaran.

2) Mengnalisis lembar observasi siswa. Dalam analisis lembar observasi siswa ini akan memperlihatkan bagaimana siswa memperhatikan atau tidaknya saat proses pembelajaran berlangsung.

3) Menganalisis catatan lapangan yang berisi masukan dan saran perbaikan terhadap penulis supaya siklus yang akan dilaksanakan selanjutnya bias berlangsung lebih baik lagi.

4) Menganalisis hasil karangan siswa untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam menghasilkan karangan deskripsi.

3.4.Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Pasundan 1 Bandung, yang beralamat di jalan Balonggede no.44 Bandung. Sasaran penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI Pemasaran 3 tahun ajaran 2011/2012.


(31)

3.5.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah ( Arikunto, 2002: 134). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas wawancara, observasi guru dan siswa, jurnal siswa, catatan lapangan, instrumen tes, lembar kiteria penilaian karangan deskripsi, serta rencana pelaksanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi.

3.5.1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X1 Pemasaran 3 SMK Pasundan 1 Bandung. Wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai proses pembelajaran karangan deskripsi yang selama ini dilaksanakan.

Tabel 3.1 Wawancara

No. Petanyaan Jawaban

1 Bagaimana kemampuan belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia di SMK Pasundan 1 Bandung

2 Apakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di atas rata-rata mata


(32)

pelajaran lain?

3 Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kompetensi apa yang paling menonjol, apakah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, atau menulis?

4 Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan apa yang kurang dikuasai siswa? 5 Mengapa keterampilan tersebut kurang

dikuasai siswa?

6 Dalam keterampilan menulis, menyimak, berbicara, dan membaca, keterampilan mana yang kurang dikuasai siswa?

7 Mengapa keterampilan tersebut kurang dikuasai siswa?

8 Apakah dalam pembelajaran bahasa Indonesia sering digunakan metode atau media tertentu untuk meningkatkan kemampuan siswa? 9 Jika ya atau pernah, metode atau media apa

saja yang pernah digunakan?

3.5.2. Lembar Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa, guru, dan proses pembelajaran belangsung. Observasi dilakukan sebagai masukan dan gambaran dalam pelaksanaan refleksi. Bentuk instrumen yang digunakan adalah lembar aktivitas guru, lembar aktivitas siswa, dan catatan lapangan.


(33)

1) Lembar aktivitas guru

Observasi aktivitas guru dilakukan oleh observer dengan mengikuti pedoman yang telah disiapkan.

2) Lembar aktivitas siswa

Observasi aktivitas siswa dilakukan oleh observer dengan mengisi format yang telah disiapkan. Selain itu, observasi aktivitas siswa juga dilakukan oleh penulis.

Berikut ini merupakan format observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran.

Tabel 3.2

Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Aspek yang diamati

Penilaian

SB B C K

1 Kemampuan membuka pelajaran

a. Menarik perhatian siswa b. Memotivasi siswa c. Mengadakan apersepsi

d. Memberi acuan materi yang diajarkan

2 Sikap guru dalam proses pembelajaran

a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa


(34)

b. Tidak melakukan hal-hal yang mengganggu perhatian siswa c. Antusiasme mimik dan perhatian d. Mobilitas posisi tempat

3 Penugasan materi pembelajaran

a. Kejelasan memosisikan materi ajar yang disampaikan dengan materi lain yang terkait

b. Kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan aspek kompetensi

c. Kejelasan dalam memberikan contoh atau ilustrasi sesuai tuntutan aspek d. Mencerminkan penugasan materi ajar

secara proporsional

4 Implementasi langkah-langkah pembelajaran

a. Penyajian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat dalam RPP

b. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi dan guru berpusat pada siswa

c. Antusias dalam menghadapi dan menggunakan respon dari siswa d. Cermat dalam memanfaatkan waktu


(35)

direncanakan

e. Kesesuaian penggunaan media fotografi dengan pokok bahasan

5 Kemampuan menggunakan media fotografi

a. Memperhatikan prinsip penggunaan media fotografi

b. Ketepatan saat menggunakan media fotografi

c. Kemampuan mengoperasikan media fotografi

d. Membantu meningkatkn proses

pembelajaran

6 Evaluasi

a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek

b. Melakukan evaluasi sesuai butir soal yang telah direncanakan dalam RPP c. Melakukan evaluasi sesuai alokasi

waktu yang direncanakan

d. Melakukan evaluasi sesuai dengan

bentuk dan jenis yang dirancang

7 Kemampuan menutup pelajaran

a. Meninjau kembali atau menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan


(36)

b. Mengevaluasi

c. Menugaskan kegiatan kurikuler

d. Menginformasikan bahan selanjutnya

Komentar mengenai aktivitas guru :

Keterangan:

Mengisi lembar observer dengan memberikan tanda centang (V) Sangat Baik (SB) = 4

Baik (B) = 3

Cukup (C) = 2

Kurang (K) = 1

Rentang nilai:

A = 3,50-4,00 C = 1,75-2,74 E = 0.00-0,99

B = 2,75-3,49 D = 1,00-1,74

Observer ……….2012


(37)

Tabel 3.3

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek yang diamati Penilaian

SB B C K

1 Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menulis

2 Siswa memberi perhatian terhadap penjelasan guru 3 Siswa aktif dengan mengajukan pertanyaan 4 Siswa aktif dengan mengajukan pendapat 5 Siswa menjawab pertanyaan guru

6 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru 7 Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir

Keterangan:

Mengisi lembar observer dengan memberikan tanda centang (V) Sangat Baik (SB) = 4

Baik (B) = 3

Cukup (C) = 2

Kurang (K) = 1

Observer ……….2012


(38)

3.5.3. Instrumen Tes

Untuk mengetahui kemampuan proses belajar dalam membuat karangan deskripsi, berikut adalah soal yang digunakan.

Tabel 3.4 Instrumen Tes

3.5.4. Jurnal Siswa

Jurnal siswa diberikan kepada siswa setiap akhir proses pembelajaran. Jurnal ini diberikan dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai respons siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Data yang diperoleh digunakan sebagai masukan untuk pembelajaran berikutnya.

Buatlah sebuah karangan deskripsi sesuai dengan topik yang telah ditentukan dengan melihat suatu kejadian dari sebuah fotografi dengan memperhatikan perincian dan penyajian karangan, hasil penginderaan, ejaan, diksi, isi dan penggunaan teknik karangan deskripsi


(39)

Tabel 3.5 Jurnal Harian Siswa

Identitas

Nama : Kelas : No. Absen : Hari, tanggal :

Pertanyaan

1. Apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi?

2. Kesan apa yang kamu dapatkan dengan pembelajaran menulis karangan

deskripsi dengan menggunakan media fotografi?

3. Kesulitan apa yang kamu temukan dengan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi?

4. Apa saran kamu untuk pembelajaran yang akan datang?

3.5.5. Catatan Lapangan

Manfaat yang diperoleh adalah sebagai bahan refleksi untuk menentukan rencana tindakan siklus berikutnya, sehingga perjalanan pembelajaran antar siklus dapat di evaluasi kemajuannya. Berikut ini merupakan format catatan lapangan yang digunakan pada saat penelitian berlangsung


(40)

Tabel 3.6 Catatan Lapangan

Siklus ke :

Hari/Tanggal :

No. Hal yang harus diperbaiki Saran perbaikan

Observer


(41)

3.5.6. Instrumen Analisis Karangan Tabel 3.7

Skala Penilaian Menulis Karangan Deskripsi

Aspek yang Dinilai Skala Nilai Bobot Skor

Maksimum 1 2 3 4 5

Perincian dan penyajian 5 25

Hasil Penginderaaan 5 25

Ejaan 3 15

Diksi 2 10

Kemampuan melibatkan

perasaan pembaca 5 25

Jumlah 20 100

Keterangan:

 1 = kurang sekali

 2 = kurang

 3 = cukup

 4 = baik

 5 = sangat baik

Kategori nilai = Perolehan Skor x 100

Skor Maksimum

Berikut ini adalah deskripsi kriteria dalam penilaian menulis karangan deskripsi. a) Perincian dan Penyajian

5 = tulisan diuraikan secara terperinci, penyajian teratur dan jelas 4 = tulisan diuraikan secara terperinci dan penyajiannya teratur 3 = tulisan diuraikan kurang terperinci tetapi penyajiannya teratur


(42)

2 = tulisan diuraikan kurang terperinci dan penyajiannya kurang teratur 1 = tulisan diuraikan tidak terperinci dan penyajiannya tidak teratur b) Hasil Penginderaan

5 = tulisan terpusat pada hasil penginderaan, menggambarkan kesan hasil penginderaan dan melibatkan 5 penginderaan

4 = tulisan terpusat pada hasil penginderaan sehingga menggambarkan kesan hasil penginderaan

3 = tulisan terpusat pada hasil penginderaan, tetapi masih kurang menggambarkan kesan hasil penginderaan

2 = tulisan kurang terpusat pada hasil penginderaan dan kurang menggambarkan kesan hasil penginderaan

1 = tulisan tidak terpusat pada hasil penginderaan dan tidak menggambarkan kesan hasil penginderaan

c) Ejaan

5 = penerapan ejaan benar, tidak ada kesalahan ejaan dan tanda baca, serta sempurna

4 = penerapan ejaan benar, hanya ada satu kesalahan ejaan dan tanda baca 3 = penerapan ejaan benar, memenuhi aturan penulisan, sedikit kesalahan

tetapi masih bisa dimengerti

2 = penerapan ejaan tidak benar, banyak kesalahan ejaan tetapi masih bisa Dimengerti


(43)

1 = penerapan ejaan tidak benar, banyak kesalahan dan tidak bisa dimengerti

d) Diksi

5 = pilihan katanya tepat, bahasanya sesuai, gaya bahasa menarik serta bervariasi

4 = pilihan katanya tepat, bahasanya sesuai, dan gaya bahasa menarik 3 = pilihan katanya kurang tepat, bahasanya sesuai, tetapi gaya bahasanya

menarik

2 = pilihan kata kurang tepat, bahasa tidak sesuai, gaya bahasa kurang menarik

1 = pilihan katanya tidak tepat, bahasa tidak sesuai, gaya bahasa tidak menarik

e) Kemampuan melibatkan perasaan pembaca

5 = seluruh paragraf dalam tulisan mampu melibatkan perasaan pembaca serta menimbulkan perasaan simpati terhadap apa yang dituliskan

4 = seluruh paragraf dalam tulisan mampu melibatkan perasaan pembaca sehingga pembaca seolah-olah merasakan apa yang diceritakan penulis 3 = sebagian besar tulisan mampu melibatkan perasaan pembaca

2 = tulisan kurang dapat menghadirkan perasaan pembaca 1 = tulisan tidak mampu melibatkan perasaan pembaca


(44)

3.5.7. Kategorisasi Karangan Siswa

Setelah dianalisis, karangan yang dihasilkan oleh siswa diberi penilaian dan dikategorikan berdasarkan nilai yang dihasilkan oleh siswa tersebut dengan menggunakan system PAP (Penilaian Acuan Patokan) yang diadaptasi dari Burhan Nurgiantoro, yaitu PAP skala 5 sebagai berikut ini.

Tabel 3.8

Konversi Nilai PAP Skala Lima Interval persentase

tingkat penguasaan

Nilai ubah skala lima

Keterangan

0-4 E-A

85%-100% 4 A Sangat Baik

75%-84% 3 B Baik

60%-74% 2 C Cukup

40%-59% 1 D Kurang

0%-39% 0 E Sangat Kurang


(45)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Dengan melakukan penelitian tindakan kelasseorang guru bisa menggambarkan manfaat penelitian bagi guru itu sendiri atau guru yang lain. Melalui metode penelitian ini, guru dapat membuat inovasi baru dalam mengatasi proses pembelajaran di kelas. Setiap penemuan tersebut dikembangkan menjadi suatu pemecahan masalah yang tidak hanya dihadapi oleh guru yang bersangkutan, tetapi menjadi suatu penawaran pemecahan masalah yang dihadapi para pengajar lainnya. Begitu pula dengan permasalahan yang dihadapi guru dan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung.

Penelitian ini berusaha memberikan jalan pemecahan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi, penulis dapat mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut.

1) Perencanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunaka nmedia fotografi lebih menitikberatkan pada perbaikan karangan deskrips isiswa. Siswa dilatih untuk menggambarkan objek sesuai dengan kenyataan, rinci, runtut, menggunakan seluruh penginderaan, ejaan dan tanda bacanya tepat, dan diksi yang digunakan menarik. Media fotografi member kontribusi dalam membantu siswa membuat kalimat-kalimat yang lebih menarik.


(46)

2) Penelitian dilakukan sebanyak tigas iklus. Siklus ke I dilaksanakan pada hari Jumat 14 September 2012, siklus II dilaksanakan pada hari Jumat 21September 2012, dan siklus III dilaksanakan pada hari Jumat tanggal28 September 2012. Setiap siklus dilaksanakan selama 2 jam pembelajaran atau 80 menit. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun berdasarkan penemuan-penemuan dari siklus sebelumnya. Selama berlangsungnya pembelajaran, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa yang dilakukan oleh dua observer yakni guru mata pelajaran dan rekan peneliti. Proses pelaksanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi di SMK Pasundan 1 Bandung berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dari penilaian observer yang mengamati kegiatan proses belajar mengajar di kelas.

3) Hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi menunjukkan hasil yang memuaskan. dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa setiap siklus terus mengalami peningkatan. Tingkat kemampuan tertinggi siklus pertama memperoleh skor 77, kedua 85, dan terakhir 87. Tingkat kemampuan terendah pada siklus pertama memperoleh skor 40, siklus kedua 53, siklus ketiga 58. Tingkat kemampuan rata-rata siklus pertama memperoleh skor 55,33,siklus kedua meningkat menjadi 65,58, dan pada siklus ke tiga kembali meningkat menjadi 71,96.


(47)

5.2. Saran

Dari penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan sehingga mampu menghasilkan produk-produk yang lebih baik untuk meningkatkan proses pembelajaran. Saran-saran yang ingin peneliti sampaikan adalah sebagai berikut.

1) Sebagaimana hasil yang telah didapat dari penelitian ini, media fotografi dapat digunakan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi oleh guru-guru bahasa Indonesia karena media ini memiliki peranan penting dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa.

2) Penulis menyarankan untuk dilakukan penelitian sejenis, yaitu dengan menggunakan media fotografi pada pembelajaran lainnya agar suasana belajar menyenangkan sehingga dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran di kelas.

3) Pergunakanlah media fotografi untuk tujuan pelajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang akan mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok terpenting dalam pelajaran.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. (1998). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, A.C. dan Alwasilah S.S. (2005). Pokoknya Menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Apriliantri, R. (2008). Penggunaan Media Foto dalam Pembelajaran Menulis

Puisi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008.

Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Arsyad, A. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: Persada.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Basrowi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Bandung: Nurani Sejahtera. Desawarna. (2012). Macam Macam Foto Jurnalistik Menurut Bentuknya ,

[online] Tersedia http://desawarna.wordpress.com/2012/01/30/macam-macam-foto-jurnalistik-menurut-bentuk-nya-fotografi/ [6 September 2012].

Fachruddin, A.E, Prof, Dr. (1994). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Penerbit IKIP Ujung Pandang.

Fitriyani, R. (2011). Penggunaan Media Fotografi dalam Rangka Meningkatkan

Pemahaman Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi pada FPIPS

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Gie, T. L. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Harefa, A. (2003). Agar Menulis Mengarang Bisa Gampang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Imanti, I.L. (2008). Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media

Foto Seri (Kuasieksperimen di Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun ajaran 2007/2008). Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(49)

Karsana, A. (1986). Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika. Keraf, G. (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Ende: Nusa Indah.

Komaidi, D. (2008). Aku Bisa Menulis. Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap. Yogyakarta: Sabda Media.

Kurniawan, Y. (2011). Pengenalan Jenis-jenis Foto dan Teknik Dasar

Pemotretan [online] Tersedia:

http://fotografiyuda.wordpress.com/seputar-fotografi/pengenalan-jenis-jenis-foto-dan-teknis-dasar-pemotretan/ [6 September 2012].

Kurniawati, E. (2008). Pembelajaran Kreatif Naskah Drama dengan

Menggunakan Media Foto Berlatar Sosial pada Siswa Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Rohaeni, Y. (2012). Penggunaan Media Gambar Berseri Untuk Meningkatkan

Kemampuan Siswa dalam Menulis Kalimat Sederhana di Kelas D3 SLB-B Budi Nurani Kota Sukabumi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas D3 di SLB-B Budi Nurani Kota Sukabumi). Skripsi pada FPIPS UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Sadiman, A. (2011). Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Semi, M. A. (2007). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Sofyan, A. (2006). Jangan Takut Menulis. Tip-tip Cerdas dan Terapi Mengolah

Diri menjadi Penulis Produktif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Suriamiharja, A., dkk. (1996). Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun 1996/1997.

Sutari, Ice dkk. (1997). Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Bandung: FPBS IKIP Bandung.

Tanpa Nama. (2011). Pengertian Menulis Menurut Para Ahli [online] Tersedia: http://duniabaca.com/pengertian-menulis-menurut-para-ahli.html [2


(50)

Tarigan, H.G. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. (1986). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Widianti. (2009). Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi

Dengan Teknik Fastwritting ( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi pada FPBS UPI


(1)

Syaeful Hikmat Nugraha, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Fotografi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Dengan melakukan penelitian tindakan kelasseorang guru bisa menggambarkan manfaat penelitian bagi guru itu sendiri atau guru yang lain. Melalui metode penelitian ini, guru dapat membuat inovasi baru dalam mengatasi proses pembelajaran di kelas. Setiap penemuan tersebut dikembangkan menjadi suatu pemecahan masalah yang tidak hanya dihadapi oleh guru yang bersangkutan, tetapi menjadi suatu penawaran pemecahan masalah yang dihadapi para pengajar lainnya. Begitu pula dengan permasalahan yang dihadapi guru dan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung.

Penelitian ini berusaha memberikan jalan pemecahan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi, penulis dapat mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut.

1) Perencanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunaka nmedia fotografi lebih menitikberatkan pada perbaikan karangan deskrips isiswa. Siswa dilatih untuk menggambarkan objek sesuai dengan kenyataan, rinci, runtut, menggunakan seluruh penginderaan, ejaan dan tanda bacanya tepat, dan diksi yang digunakan menarik. Media fotografi member kontribusi dalam membantu siswa membuat kalimat-kalimat yang lebih menarik.


(2)

Syaeful Hikmat Nugraha, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Fotografi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Penelitian dilakukan sebanyak tigas iklus. Siklus ke I dilaksanakan pada hari Jumat 14 September 2012, siklus II dilaksanakan pada hari Jumat 21September 2012, dan siklus III dilaksanakan pada hari Jumat tanggal28 September 2012. Setiap siklus dilaksanakan selama 2 jam pembelajaran atau 80 menit. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun berdasarkan penemuan-penemuan dari siklus sebelumnya. Selama berlangsungnya pembelajaran, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa yang dilakukan oleh dua observer yakni guru mata pelajaran dan rekan peneliti. Proses pelaksanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi di SMK Pasundan 1 Bandung berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dari penilaian observer yang mengamati kegiatan proses belajar mengajar di kelas.

3) Hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media fotografi menunjukkan hasil yang memuaskan. dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa setiap siklus terus mengalami peningkatan. Tingkat kemampuan tertinggi siklus pertama memperoleh skor 77, kedua 85, dan terakhir 87. Tingkat kemampuan terendah pada siklus pertama memperoleh skor 40, siklus kedua 53, siklus ketiga 58. Tingkat kemampuan rata-rata siklus pertama memperoleh skor 55,33,siklus kedua meningkat menjadi 65,58, dan pada siklus ke tiga kembali meningkat menjadi 71,96.


(3)

Syaeful Hikmat Nugraha, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Fotografi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5.2. Saran

Dari penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan sehingga mampu menghasilkan produk-produk yang lebih baik untuk meningkatkan proses pembelajaran. Saran-saran yang ingin peneliti sampaikan adalah sebagai berikut.

1) Sebagaimana hasil yang telah didapat dari penelitian ini, media fotografi dapat digunakan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi oleh guru-guru bahasa Indonesia karena media ini memiliki peranan penting dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa.

2) Penulis menyarankan untuk dilakukan penelitian sejenis, yaitu dengan menggunakan media fotografi pada pembelajaran lainnya agar suasana belajar menyenangkan sehingga dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran di kelas.

3) Pergunakanlah media fotografi untuk tujuan pelajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang akan mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok terpenting dalam pelajaran.


(4)

Syaeful Hikmat Nugraha, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Fotografi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. (1998). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, A.C. dan Alwasilah S.S. (2005). Pokoknya Menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Apriliantri, R. (2008). Penggunaan Media Foto dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arsyad, A. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: Persada.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Basrowi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Bandung: Nurani Sejahtera. Desawarna. (2012). Macam Macam Foto Jurnalistik Menurut Bentuknya ,

[online] Tersedia http://desawarna.wordpress.com/2012/01/30/macam-macam-foto-jurnalistik-menurut-bentuk-nya-fotografi/ [6 September 2012]. Fachruddin, A.E, Prof, Dr. (1994). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Penerbit

IKIP Ujung Pandang.

Fitriyani, R. (2011). Penggunaan Media Fotografi dalam Rangka Meningkatkan

Pemahaman Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Gie, T. L. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Harefa, A. (2003). Agar Menulis Mengarang Bisa Gampang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Imanti, I.L. (2008). Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Foto Seri (Kuasieksperimen di Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun ajaran 2007/2008). Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(5)

Syaeful Hikmat Nugraha, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Fotografi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Karsana, A. (1986). Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika. Keraf, G. (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Ende: Nusa Indah.

Komaidi, D. (2008). Aku Bisa Menulis. Panduan Praktis Menulis Kreatif

Lengkap. Yogyakarta: Sabda Media.

Kurniawan, Y. (2011). Pengenalan Jenis-jenis Foto dan Teknik Dasar

Pemotretan [online] Tersedia: http://fotografiyuda.wordpress.com/seputar-fotografi/pengenalan-jenis-jenis-foto-dan-teknis-dasar-pemotretan/ [6 September 2012].

Kurniawati, E. (2008). Pembelajaran Kreatif Naskah Drama dengan Menggunakan Media Foto Berlatar Sosial pada Siswa Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rohaeni, Y. (2012). Penggunaan Media Gambar Berseri Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Kalimat Sederhana di Kelas D3 SLB-B Budi Nurani Kota Sukabumi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas D3 di SLB-B Budi Nurani Kota Sukabumi). Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sadiman, A. (2011). Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Semi, M. A. (2007). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Sofyan, A. (2006). Jangan Takut Menulis. Tip-tip Cerdas dan Terapi Mengolah

Diri menjadi Penulis Produktif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Suriamiharja, A., dkk. (1996). Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun 1996/1997.

Sutari, Ice dkk. (1997). Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Bandung: FPBS IKIP Bandung.

Tanpa Nama. (2011). Pengertian Menulis Menurut Para Ahli [online] Tersedia: http://duniabaca.com/pengertian-menulis-menurut-para-ahli.html [2


(6)

Syaeful Hikmat Nugraha, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Fotografi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tarigan, H.G. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. (1986). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Widianti. (2009). Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Teknik Fastwritting ( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN SISWA KELAS IV DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MEDIA FLASH CARD DI SDN TAMBAKASRI 01 KABUPATEN MALANG

1 8 25

ENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 3 14

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 20 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 2 63

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN 2 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 20

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SEDERHANA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII SMPN 20 BANDAR LAMPUNG

2 9 85

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SD PADA PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI

0 0 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS X SMK CINTA BUMI KHATULISTIWA TAHUN AJARAN 2016/2017

0 0 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA SD

1 3 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL INQUIRY BERBANTUAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SDN 1 SETROKALANGAN KALIWUNGU KUDUS

0 0 23