PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP STRES KERJA KARYAWAN DI PT. ASURANSI BINTANG, Tbk CABANG BANDUNG.

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh

Dea Prasticia Sugito 0802976

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP STRES KERJA KARYAWAN DI PT. ASURANSI BINTANG, Tbk CABANG BANDUNG

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, S.E., M.Pd. NIP 195309121979032001

Pembimbing II

Dr. Rasto, M.Pd. NIP 197207112001121001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran

Dr. Rasto, M.Pd. NIP 197207112001121001


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan di PT. Asuransi Bintang,Tbk Cabang Bandung ” ini sepenuhnya adalah hasil karya diri sendiri. Bagian yang ada di dalam skripsi ini tidak ada yang merupakan plagiat dari hasil karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya dalam bentuk apapun, apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, November 2013

Penulis,


(4)

ABSTRAK

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP STRES KERJA KARYAWAN DI PT. ASURANSI BINTANG TBK CABANG BANDUNG

oleh:

Dea Prasticia Sugito 0802976

skripsi ini dibimbing oleh:

Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, S.E., M.Pd. dan Dr. Rasto, M.Pd. Penelitian ini mengkaji tentang tingginya tingkat stres kerja karyawan yang disebabkan oleh lingkungan kerja yang kurang memadai. Berdasarkan hal tersebut, maka pokok masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh lingkungan kerja terhadap stres kerja karyawan.

Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu lingkungan kerja (X) dan stres kerja (Y). Lingkungan kerja diukur melalui dua dimensi yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Untuk tingkat stres kerja karyawan diukur dengan dua dimensi yaitu gejala psikologis dan gejala perilaku.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory

survey. Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket dengan model skala likert, yang dianalisis menggunakan regresi sederhana. Responden dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan di PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung dengan jumlah 32 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) lingkungan kerja berada pada kategori cukup kondusif, (2) Stres kerja karyawan berada pada tingkat kategori sedang, (3) Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara lingkungan kerja terhadap stres kerja karyawan di PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung.


(5)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF THE WORKING ENVIRONMENT TO STRESS THE WORK OF EMPLOYEES AT PT.ASURANSI BINTANG,Tbk BANDUNG

BRANCH by:

Dea Prasticia Sugito 0802976

This script is guided by:

Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, S.E., M.Pd. dan Dr. Rasto, M.Pd. The study examined the high level of employee’s work stress caused by inadequate working environment. In accordance with that, the principal issue raised in this study was to what extent the influence of working environment towards the employee’s work stress. This study consisted of two variables; the work environment (X) and the work stress (Y). The work environment was meassured through two dimensions, namely physical work environment and non-physical work environment. In addition, the

Employee’s work stress was measured by two dimensions; psychological symptoms and behavioral symptoms.

The study conducted the explanatory survey method. Data collection technique used in this study was through questionnaire with Likert scale model. Analysis data technique was using a simple regression. Respondent of the study was all employees in PT. Asuransi Bintang, Tbk Bandung Branch totally 32 employees.


(6)

The findings of the study showed that: 1). The working environment was on the enough conducive category, 2). Employee’s work stress was on the moderate category, 3) there was a negative and significant effect of the

working environment towards the employee’s work stress in PT. Asuransi


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... xi BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1Kajian Pustaka... Error! Bookmark not defined. 2.1.1Konsep Lingkungan Kerja ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Konsep Stres Kerja ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Stress Kerja Karyawan ... Error! Bookmark not defined.

2.2Kajian Peneliti Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.3Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(8)

3.2.2 Populasi Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.2.3Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.2.4 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2.2Uji Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.2.6Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.2.3Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3Gambaran Variabel Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1Gambaran Lingkungan Kerja ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Gambaran Stres Kerja Karyawan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Stres Kerja KaryawanError! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Daftar Karyawan Keluar (Periode 2010 - 2012) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1. 2 Data Ketidakhadiran Karyawan PT. Asuransi Bintang, Tbk. Cabang Bandung ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1. 3 Rekap Hasil Pencapaian Sasaran Penjualan Per Oktober 2011- Juni 2012 .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 4 Tabel penyerahan laporan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2. 1 Tingkat Pencahayaan Minimal... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 2 Daftar Warna Dan Pengaruhnya ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel X (Lingkungan Kerja)... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 2 Operasionalisasi Variabel Y (Stres Kerja) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 3 Skala numerikal untuk variabel lingkungan kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 4 Skala numerikal untuk variabel stres kerja karyawanError! Bookmark not defined. Tabel 3. 5 Skala Pembobotan Skor Angket ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 6 Rekapitulasi Hasil Skoring Angket ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 7 Distribusi Frekuensi Uji Kolmogorov-Smirnov Test . Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas Variabel X... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 3 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 4 Tabel Skala Penafsiran Variabel Lingkungan Kerja .. Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 5 Tabel Skala Penafsiran Variabel Stres Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 6 Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Lingkungan Kerja ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Tabel 4. 7 Jawaban Responden Terhadap Dimensi Lingkungan Kerja Fisik .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 8 Jawaban Responden Terhadap Indikator Pencahayaan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 9 Jawaban Responden Terhadap Indikator Pewarnaan . Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 10 Jawaban Responden Terhadap Indikator Kebisingan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 11 Jawaban Responden Terhadap Indikator Suhu dan Sirukulasi Udara ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 12 Jawaban Responden Terhadap Indikator Kebersihan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 13 Jawaban Responden Terhadap Indikator Keamanan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 14 Jawaban Responden Terhadap Dimensi Lingkungan Kerja Non Fisik ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 15 Jawaban Responden Terhadap Indikator Hubungan Dengan Rekan Kerja .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 16 Jawaban Responden Terhadap Indikator Lingkungan Temporal.. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 17 Jawaban Responden Terhadap Variabel Stres KerjaError! Bookmark not defined. Tabel 4. 18 Jawaban Responden Terhadap Dimensi Gejala Psikologis ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 19 Jawaban Responden Terhadap Indikator Emosional ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 20 Jawaban Responden Terhadap Indikator Intelektual ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 21 Jawaban Responden Terhadap Indikator Interpersonal ... Error! Bookmark not defined.


(11)

Tabel 4. 22 Jawaban Responden Terhadap Dimensi Gejala Perilaku ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 23 Jawaban Responden Terhadap Indikator Tingkah Laku ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 24 Jawaban Responden Terhadap Indikator KebiasaanError! Bookmark not defined. Tabel 4. 25 Hasil Pengolahan Uji Homogenias Variabel Lingkungan Kerja .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 26 Hail Pengolahan Uji Homogenitas Variabel Stres Kerja ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 27 Tanggapan Responden Terhadap Lingkungan Kerja ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 28 Tanggapan Responden Terhadap Stres Kerja Karyawan ... Error! Bookmark not defined.


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Grafik Turnover Karyawan PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung . Error! Bookmark not defined.

Gambar 1. 2 Kondisi lingkungan kerja fisik di PT. Asuransi Bintang Cabang Bandung Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 1 Model Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 1 Rekapitulasi Tanggapan Responden... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 2 Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Lingkungan Kerja... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 3 Rekapitulasi Tanggapan Responden... Error! Bookmark not defined.


(13)

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam suatu perusahaan unsur manusia merupakan perangkat yang paling menentukan dalam mencapai tujuan kegiatannya, terutama berkaitan erat dengan kebijaksanaan manajerialnya, perusahaan dan manusia adalah suatu sistem dalam mencapai tujuan, sedangkan manusia merupakan subsistem yang mendukung pelaksanaan tujuan tersebut. Secanggih apapun alat, mesin dan sebagaianya yang tersedia, namun jika mereka tidak memiliki sumber daya manusia yang handal maka itu tidak dapat berfungsi secara maksimal. Moh. As’ad (2000:103) mengenai

pentingnya unsur manusia dalam menjalankan roda industri : “Betapapun

sempurnanya rencana-rencana organisasi dan pengawasan serta penelitiannya, bila mereka tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat dan gembira maka suatu perusahaan tidak akan mencapai hasil dalam setiap organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku,

penentu terwujudnya organisasi.” Oleh karena itu manusia menjadi faktor

utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

Keberhasilan suatu perusahaan baik besar maupun kecil bukan semata-mata ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, akan tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang berperang


(15)

merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Melihat pentingnya karyawan dalam organisasi, maka karyawan diperlukan perhatian lebih serius terhadap tugas yang dikerjakan untuk mengurangi tingkat stres kerja karyawan.

Bachroni & Asnawi (1999) mengatakan bahwa stres kerja merupakan gejala psikologis yang dirasakan mengganggu dalam pelaksanaan tugas sehingga dapat mengancam eksistensi diri dan kesejahteraan. Stres kerja pada intinya merujuk pada ,kondisi dari pekerjaan yang mengancam individu. Stres kerja timbul sebagai bentuk ketidakharmonisan individu dengan lingkungan kerja.

Stres kerja dapat berakibat positif (eustress) yang diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi, namun pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun perusahaan (Munandar, 2008: 374). Dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa gejala fisiologis, psikologis, dan perilaku. Gejala fisiologis mengarah pada perubahan metabolisme, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung sebagai akibat dari stres. Ditinjau dari gejala psikologis, stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Namun, stres muncul dalam keadaan psikologis lain, misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, dan suka menunda-nunda. Terbukti bahwa bila orang ditempatkan dalam pekerjaan yang mempunyai tuntutan ganda dan berkonflik atau di tempat yang tidak ada kejelasan mengenai


(16)

tugas, wewenang, dan tanggungjawab pemikul pekerjaan, stres dan ketidakpuasan akan meningkat. Sama halnya, makin sedikit kendali yang dipegang orang atas kecepatan kerja mereka, makin besar stres dan ketidakpuasan. Sedangkan gejala perilaku mencakup perubahan produktivitas, absensi, dan tingkat keluar masuknya karyawan, juga perubahan kebiasaan makan, meningkatnya merokok, bicara cepat, gelisah, dan gangguan tidur. (Robbins, 2007:800)

Stres kerja yang dialami oleh karyawan dapat merugikan perusahaan karena tidak imbangnya antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya. Banyak karyawan yang tidak masuk kerja dengan berbagai alasan, atau pekerjaan tidak selesai pada waktunya entah karena kelambanan ataupun karena banyaknya kesalahan yang berulang. Salah satu faktor yang mempengaruhi manusia dalam bekerja adalah lingkungan kerjanya. Pengaruh ini membuktikan bahwa lingkungan kerja mempunyai peranan nyata dalam kehidupan kerja manusia. yang sesuai dengan ilmu ergonomi. Ilmu ergonomi yaitu ilmu yang memperlajari hubungan manusia dengan kerja, contoh: orang yang melakukan kegaitan menyapu, orang mengangkat-angkat barang di dalam pabrik, dan guru menggunakan alat-alat belajar (media) saat mengajar di depan kelas.

PT. Asuransi Bintang, Tbk merupakan sebuah perusahaan asuransi kerugian. Salah satu cabang PT. Asuransi Bintang, Tbk ini terletak di JL.


(17)

Karapitan No. 20A Bandung. PT. Asuransi Bintang Tbk ini mempunyai visi, misi dan prinsip yang sangat baik sehingga selalu mengutamakan pelayanan prima kepada para nasabahnya. Namun demikian tentu dalam perkembangan dan pelaksanaannya perusahaan ini sering mengalami berbagai hambatan.

Melihat fenomena yang ada, penulis mencoba melakukan wawancara kepada Bapak Ahmad selaku HRD di PT. Asuransi Bintang Tbk mengenai penyebab terjadinya berbagai hambatan yang selama ini menjadi permasalahan di PT. Asuransi Bintang Tbk tersebut. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Bapak Ahmad, penulis menarik kesimpulan bahwa sebagian besar karyawan PT. Asuransi Bintang Tbk mengalami stres kerja. Hal ini terlihat dari beberapa faktor yang ada seperti rasa bosan, keletihan, kehilangan kendali emosi, makan dan merokok berlebihan, sangat sensitif terhadap kritik, serta ketidakpuasan kerja. Keseluruhannya itu berimbas dari adanya tekanan yang diberikan oleh atasan kepada karyawannya untuk bekerja lebih keras, lebih cepat, lingkungan kerja yang tidak ergonomis, juga adanya hubungan yang kurang baik antara rekan kerja, serta adanya permintaan untuk menyelesaikan pekerjaan yang dimana tidak semua karyawan memiliki keterampilan dan kompetensi yang diperlukan. Ketidak puasan pegawai bisa kita amati salah satu nya yaiu dari data tingginya keluar masuk karyawan (turnover). Berdasarkan data dari PT. Asuransi Bintang selama


(18)

dua tahun terakhir, kita dapat melihat tingkat kenaikan turnover yang cukup tinggi pada PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung. Berikut data turnover pada tahun 2011-2012.

Tabel 1. 1

Daftar Karyawan Keluar (Periode 2010 - 2012) NO BULAN

TURNOVER

2010 2011 2012

MASUK KELUAR MASUK KELUAR MASUK KELUAR

1 Januari 1 0 0 1 0 1

2 Februari 0 0 1 1 0 1

3 Maret 0 0 0 2 0 2

4 April 0 1 0 1 0 1

5 Mei 0 0 0 0 1 0

6 Juni 2 1 2 0 0 3

7 Juli 1 1 0 3 1 0

8 Agustus 0 0 0 1 0 0

9 September 1 0 0 2 0 2

10 Oktober 0 1 0 0 0 2

11 November 1 2 1 3 0 1

12 Desember 1 0 0 0 0 3

JUMLAH 7 6 4 14 2 16

Sumber : PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung

Gambar 1. 1


(19)

Data turnover karyawan selama tiga tahun terakhir di PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung, dapat kita lihat bahwa pada tahun 2010, perusahaan menerima karyawan baru sebanyak 7 orang dan karyawan yang keluar pada tahun 2010 hanya berjumlah 6 orang, namun pada tahun 2011 jumlah karyawan yang masuk turun jumlahnya menjadi 4 orang, sedangkan karyawan yang keluar semakin bertambah jumlahnya menjadi 14 orang, kemudian pada tahun 2012 jumlah masuknya karyawan baru semakin menurun menjadi 2 orang dan karyawan yang keluar menjadi semakin banyak jumlahnya menjadi 16 orang, hal tersebut menunjukan bahwa tingkat turnover pada PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung cukup tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa lebih banyaknya karyawan yang keluar dari pada yang masuk diduga disebabkan karena ketidakpuasan kerja yang dialami oleh karyawan. Ketidakpuasan kerja yang dialami oleh karyawan disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor lingkungan kerja. Ketidakpuasan yang terjadi

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

2010 2011 2012

Masuk


(20)

diindikasikan sebagai akibat dari stres kerja yang dialami oleh karyawan. Ketidakpuasan karyawan dalam bekerja merupakan salah satu gejala psikologis yang timbul akibat dari stres kerja yang dialami karyawan dalam bekerja.

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari PT. Asuransi Bintang target kehadiran karyawan ditetapkan untuk setiap bulannya adalah 100%, atau dengan toleransi kehadiran 95%. Berikut tingkat kehadiran karyawan serta data kemangkiran karyawan selama 1 tahun ( Januari – Desember 2012)

Tabel 1. 2

Data Ketidakhadiran Karyawan PT. Asuransi Bintang, Tbk. Cabang Bandung

BULAN JUMLAH KARYAWA N TARGET KEHADIRA N (%) PERSENTAS E KEHADIRAN (%) KEMANGKIRA N % Januari

32 100%

91,6 8,4

Februari 87,9 12,1

Maret 89,7 10,3

April 96,4 3,6

Mei 92,8 7,2

Juni 91 9

Juli 89,4 10,6

Agustus 83,1 16,9

Septembe

r 88 12


(21)

Novembe

r 91,9

8,1

Desember 89,3 10,7

Sumber : PT. Asuransi Bintang Tbk.

Pada Tabel 1.1 ditunjukan bahwa dalam 1 (satu) tahun terakhir perusahaan belum mencapai targetnya. Target kehadiran yang telah ditentukan perusahaan adalah 100% dengan toleransi kehadiran 95%. Dapat dilihat pada tabel di atas hasil olah data kehadiran karyawan PT. Asuransi Bintang selama satu tahun yaitu pada bulan Januari – Desember 2012. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kemangkiran tersebut masih naik turun dan masih melebihi batas toleransi yang ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, kurangnya tanggung jawab karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya menyebabkan hasil pencapaian sasaran mutu belum tercapai.

Tabel 1. 3

Rekap Hasil Pencapaian Sasaran Penjualan Per Oktober 2011- Juni 2012

BULAN TARGET REALISASI KEKURANGAN

TARGET Oktober

100 %

73 % 27 %

November 82 % 18 %

Desember 90 % 10 %

Januari 91 % 9 %

Februari 74 % 26 %

Maret 86 % 14 %

April 69 % 31 %

Mei 65 % 35 %


(22)

Dari tabel di atas menunjukan bahwa pencapain sasaran mutu yang ditargetkan 100% oleh perusahaan belum mencapai target. Adapun kekurangan target dari yang telah ditetapkan pada bulan Oktober 27%, November 18%, Desember 10%, Januari 9%, Februari 26%, Maret 14%, April 31%, Mei 35%, dan Juni 21%. Hal ini disebabkan salah satunya karena tingkat stres kerja yang di alami karyawan masih cukup tinggi sehingga target belum tercapai.

Selain itu juga sering terjadinya kemunduran waktu dalam penyerahan tugas laporan pekerjaan yang harus diselesaikan setiap bulannya. Penyerahan laporan bulanan yang seharusnya diserahkan pada tanggal 6 setiap bulannya, tetapi karyawan PT. Asuransi Bintang sering menyerahkan laporan bulanan melebihi tanggal yang telah ditetapkan. Berikut tabel ketepatan waktu penyerahan laporan bulanan.

Tabel 1. 4

Tabel penyerahan laporan

BULAN

TANGGAL PENYERAHA

N LAPORAN

TANGGAL SEHARUSNY

A

PERSENTASE KETERLAMBATA

N

Januari 9 6 3 hari

Februari 10 6 4 hari

Maret 10 6 4 hari

April 9 6 1 hari


(23)

Juni 9 6 3 hari

Juli 12 6 6 hari

Agustus 11 6 5 hari

Septembe

r 15 6 9 hari

Oktober 13 6 7 hari

November 12 6 6 hari

Desember 8 6 2 hari

Salah satu faktor yang menyebabkan keterlambatan penyerahan laporan setiap bulannya adalah banyaknya karyawan yang melanggar ketentuan jam kerja. Hal itu menyebabkan kurangnya inisiatif dalam bekerja, efektivitas dan efisiensi penggunaan waktu pada saat bekerja kurang optimal sehingga pekerjaan tidak dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditetapkan.

Cary Cooper (Rini, 2002) salah satu yang menjadi sumber stres kerja adalah kondisi pekerjaan yang meliputi lingkungan kerja, baik secara fisik maupun non fisik. Perusahaan sebagai suatu sistem sosial yang mempekerjakan manusia, penting sekali memperhatikan lingkungan kerja, karena lingkungan yang kondusif diharapkan dapat mengurangi tingkat stres kerja. Hal tersebut didukung oleh bukti yang penulis lakukan di lapangan, bahwa kondisi lingkungan kerja fisik di PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung masih belum kondusif. Hal tersebut bisa kita lihat dari gambar lingkungan kerja fisik di PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung, yaitu sebagai berikut:


(24)

Gambar 1. 2

Kondisi lingkungan kerja fisik di PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung

Penulis sendiri mengamati tentang lingkungan kerja fisik di PT. Asuransi Bintang, dari gambar tersebut ditunujukan bahwa lingkungan kerja yang digunakan terkesan tidak nyaman dan kurang tertata dengan baik. Rak untuk menyimpan arsip tidak tertata secara rapih sehingga menyulitkan para karyawan untuk mencari suatu dokumen. Kondisi seperti ini akan menganggu kenyamanan karyawan dalam bekerja. Suara bising yang ditimbulkan oleh aktivitas karyawan lain serta adanya karyawan yang lalu lalang di depan para karyawan juga menimbulkan ketidaknyamanan.

Menurut hasil wawancara penulis dengan Bapak Ahmad selaku HRD PT. Asuransi Bitang,Tbk Cabang Bandung karyawan juga sering mengalami stres karena ruangan yang kurang nyaman, mengakibatkan rasa bosan, kurang konsentrasi dalam bekerja, bahkan sakit. Selain lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik juga berpengaruh terhadap tingkat stres kerja karyawan. Penulis telah mengamati kondisi lingkungan kerja non fisik di PT. Asuransi Bintang, tidak adanya kerjasama yang baik


(25)

antara rekan kerja akan menimbulkan ketidakharmonisan karyawan dan akan mengakibatkan stres kerja.

Lingkungan kerja memegang peranan yang penting dalam suatu perusahaan dan dijalankan untuk menjalankan kegiatan operasi. Semakin nyaman lingkungan kerjanya maka semakin rendah pula tingkat stres kerja. Sebaliknya, semakin tidak nyaman lingkungan kerjanya maka akan semakin tinggi tingkat stres kerja yang dialami karyawan. Pentingnya penerapan ergonomi pada suatu masyarakat sosial adalah seseorang dapat beradaptasi dalam berbagai perubahan situasi. Adaptasi adalah salahh satu karakteristik yang dimiliki manusia. Mereka dapat beradaptasi dengan organisasi industri, proses produksi alat-alat mesin, bahkan dapat beradaptasi dengan peralatan dan fasilitas yang kurang baik. Konsekuensi situasi kerja yang kurang baik dan kurang layak dapat menyebabkan kondisi tubuh menjadi kurang optimal, tidak efisien, stres kerja, dan seseorang bisa mengalami gangguan kesehatan seperti nyeri pinggang dan gangguan otot rangka karena posisi duduk yang tidak benar, kurang berkonsentrasi pada pekerjaan karena suhu ruangan kerja yang kurang baik, mata cepat lelah karena pencahayaan ruang yang kurang, dan lain-lain. Oleh karena itu, ergonomi membuat keserasian yang baik antara manusia dengan mesin dan lingkungan sekitarnya.

Lingkungan kerja terbagi menjadi 2, yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Seperti yang dikemukakan oleh Sedarmayanti


(26)

(2001:21), secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yaitu:

1) Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor fisik ini mencakup peralatan kerja, penerangan, temperatur, kebisingan, tata warna di tempat kerja, dekorasi di tempat kerja, musik di tempat kerja, keamanan di tempat kerja.

2) Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja baik hubungan dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja, ataupun huungan dengan bawahan.

Noviadi (2008) lingkungan kerja dibutuhkan oleh perusahaan untuk sarana bagi karyawan dalam menjalankan tugas yang dibebankan oleh perusahaan. Stres kerja akan berdampak pada perusahaan, seperti menurunnya prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran, tendensi mengalami kecelakaan, menurunyya pemasukan dan keuntungan perusahaan, serta kerugian finansial yang dialami oleh perusahaan. Stres kerja juga berdampak pada individu itu sendiri, yaitu akan berdampak


(27)

pada kesehatan, psikologis, interkais interpersonal, dan berdampak pada perilaku.

Lingkungan kerja fisik kantor di PT. Asuransi Bintang Tbk. Dinilai kurang mendukung kenyamanan para karyawan, bangunan kantor yang terletak di pinggir jalan menyebabkan karyawan sering mendengar suara bising dari jalan raya. Tata ruang kantor yang dinilai kurang rapi dan perabot tidak tersusun secara rapi tidak mencerminkan rasa estetika di dalam ruangan tersebut, selain itu ruangan kantor yang bersifat terbuka menyebabkan adanya ketidakleluasaan pribadi yang dapat menimbulkan ketidakpuasan, baik visual privacy maupun acoustical privacy. Beban kerja yang semakin bertambah dan waktu yang terbatas juga cukup bisa menimbulkan stress. Dengan adanya kondisi lingkungan kerja seperti itu, maka karyawan akan merasa tidak nyaman untuk berada di tempat kerja untuk waktu yang lama, hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat stress kerja di PT. Asuransi Bintang Tbk. Cabang Bandung.

Berdasarkan uraian diatas, dengan menggunakan metode perilaku, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk menyusun proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PT. Asuransi Bintang Tbk Cabang Bandung” 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah


(28)

tingginya tingkat stress kerja adalah kondisi lingkungan kerjanya, karena kenyataannya baik secara langsung maupun tidak langsung kondisi lingkungan kerja karyawan bisa meningkatkan tingkat stress kerja para karyawannya. Seseorang akan merasa lebih nyaman bila lingkungan kerjanya baik fisik maupun non fisik sesuai dengan hati nuraninya dan disertai dengan fasilitas kerja yang memadai serta hubungan yang harmonis antara individu, sehingga mereka bisa berkonsentrasi penuh terhadap pekerjaannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka secara terperinci masalah yang akan diteliti adalah lingkungan kerja yang dapat berpengaruh pada kondisi stress kerja karyawan.

Dari masalah di atas maka dapat diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat kondusifitas lingkungan kerja di PT. Asuransi Bintang Tbk. Cabang Bandung ?

2. Bagaimanakah tingkat stress kerja karyawan di PT. Asuransi Bintang Tbk. Cabang Bandung?

3. Adakah pengaruh tingkat kondusifitas lingkungan kerja terhadap stress kerja karyawan PT. Asuransi Bintang Tbk. Cabang Bandung?


(29)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Secara umum maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap stress kerja pegawai di PT. Asuransi Bintang Tbk. Bandung. Penulis melakukan penelitian dengan tujuan untuk: 1. Mengetahui tingkat kondusifitas lingkungan kerja kantor di PT.

Asuransi Bintang Tbk. Bandung.

2. Mengetahui tingkat stress kerja karyawan di PT. Asuransi Bintang Tbk. Bandung.

3. Mengetahui pengaruh tingkat kondusifitas lingkungan kerja terhadap tingkat stress kerja karyawan di PT. Asuransi Bintang Tbk. Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini penulis dapat menambah dan meningkatkan cakrawala berpikir dan wawasan tentang:

1. Kegunaan Teoritis

Diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu Manajemen Sumber Daya Menusia serta memperluas wawasan yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan kerja terhadap stress kerja pegawai bagian Sumber Daya Manusia PT. Asuransi Bintang Tbk. Bandung.


(30)

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berharga kepada berbagai pihak, yaitu :

a. Bagi Perusahaan, dapat dijadikan maskan mengenai lingkungan kerja dengan stress kerja pegawai sebagai pedoman dalam mengelola sumber daya manusia dalam perusahaan.

b. Bagi Peneliti, sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat mengoptimalisasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, data, gejala dan peristiwa yang terjadi untuk dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmiah.


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap stress kerja karyawan PT. Asuransi Bintang, Tbk. Cabang Bandung, dalam penelitian ini, objek penelitian yang menjadi variabel bebas (X) adalah lingkungan kerja yang meliputi lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non-fisik. Sedangkan yang menjadi variabel terikat (Y) adalah stress kerja karyawan yang meliputi gejala fisiologis, gejala psikologis dan gejala perilaku karyawan.

Penelitian ini dilakukan pada karyawan PT. Asuransi Bintang, Tbk. Cabang Bandung yang terletak di Jalan Karapitan No. 20A.

3.2 Metode Penelitian

Sugiyono (2004:1) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian ini dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris, berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan


(32)

langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Selain itu tingkat eksplanasinya harus dapat menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu untuk melihat keterkaitan antara dua variabel melalui

analisis data yang di dapat. Menurut Sugiyono (2004:11) “Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain”.

Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki dalam hal ini lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non-fisik dan stress kerja pada PT. Asuransi Bintang, Tbk. Cabang Bandung. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, objek set kondisi, sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Sehingga metode ini dapat memperoleh gambaran tentang variabel yang diteliti serta akan menguji apakah terdapat pengaruh antara variabel.

3.2.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002:96). Variabel yang dikaji dalam penelitian


(33)

ini terdiri dari dua variabel, lingungan kerja (X) sebagai variabel bebas (indefendent variable). Sedangkan yang menjadi variabel terikat (defendant

variable) adalah stress kerja (Y). Penulis menggunakan skala interval pada

penelitian ini.

3.2.1.1 Lingkungan Kerja (X)

Sedarmayanti (2007:21) menyatakan bahwa secara garis besar, dimensi lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni :

1. Lingkungan kerja fisik 2. Lingkungan kerja non fisik

Berikut ini menurut Sedarmayanti (2007:22) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja fisik diantaranya adalah :

1. Pencahayaan 2. Pewarnaan 3. Kebisingan

4. Suhu dan sirkulasi udara 5. Kebersihan

Lingkungan kerja non fisik memiliki 2 indikator menurut Sedarmayanti (2007), yaitu lingkungan temporer dan hubungan dengan rekan kerja. Indikator hubungan dengan rekan kerja memiliki ukuran hubungan dengan atasan dan sesama rekan kerja. Sedangkan lingkungan temporer memilliki ukuran jam kerja dan waktu istirahat kerja.


(34)

Tabel 3. 1

Operasionalisasi Variabel X (Lingkungan Kerja)

DIMENSI INDIKATOR UKURAN SKALA

Lingkungan Kerja Fisik

Pencahayaan  Tingkat pencahayaan

matahari

Interval  Tingkat pencahayaan

lampu

Pewarnaan  Tingkat penggunaan

warna

Kebisingan suara  Tingkat kebisingan dari luar ruangan Suhu dan Sirkulasi udara  Tingkat kelancaran

sirkulasi udara

 Tingkat suhu ruangan

Kebersihan  Tingkat kebersihan di

dalam ruangan  Tingkat kebersihan di

luar ruangan  Tingkat kepedulian

terhadap lingkungan

Keamanan  Tingkat keamanan

lingkungan

 Tingkat keamanan dari kebakaran Lingkungan

kerja non fisik

Hubungan sosial  Hubungan dengan atasan

 Hubungan dengan sesama rekan kerja Lingkungan temporal  Tingkat kecukupan

jam kerja

 Tingkat penggunaan waktu istirahat


(35)

3.2.1.2 Stres Kerja (Y)

Robbins (Sentot Imam Wahyudi, 2010:67) menyebutkan beberapa indikator untuk mengukur stress kerja, diantaranya adalah :

1) Gejala fisiologis, terkait dengan aspek kesehatan dan medis dilihat dari perubahan metabolisme, meningkatnya tekanan darah, meningkatnya laju detak jangtung dan pernafasan, menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung

2) Gejala psikologis, dilihat dari ketidakpuasan,ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan dan suka menunda-nunda pekerjaan

3) Gejala perilaku dilihat dari perubahan produktivitas, absensi, tingkat keluar masuknya karyawan, perubahan kebiasaan makan, meningkatnya konsumsi rokok dan alcohol, berbicara cepat, gelisah dan adanya gangguan tidur.

Pada penelitian ini penulis tidak bisa melakukan penelitian pada gejala fisilogis seperti yang disebutkan di atas karena untuk meneliti aspek kesehatan seperti itu harus memerlukan cek kesehatan terlebih dahulu, dan penulis tidak bisa melakukannya. Maka dari itu, penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu gejala psikologis dan perilaku saja. Dari pendapat tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk mengklasifikasiakn gejala-gejala stress kedalam beberapa bagian sebagai berikut:

Tabel 3. 2

Operasionalisasi Variabel Y (Stres Kerja)

DIMENSI INDIKATOR UKURAN SKALA

Gejala Psikologis Emosional  Tingkat kecemasan Interval  Tingkat ketegangan

 Tingkat kegelisahan  Tingkat pesimistis  Tingkat kemarahan


(36)

 Tingkat kebosanan  Tingkat daya ingat  Tingkat kemampuan

berbicara

Interpersonal  Tingkat kerjasama  Tingkat percaya diri  Tingkat kepercayaan

pada orang lain

Gejala Perilaku Tingkah laku  Tingkat absensi Interval Kebiasaan  Tingkat konsumsi

rokok

 Tingkat konsumsi obat-obatan dan alkohol

3.2.2 Populasi Penelitian

Sugiyono (2002:57) memberikan pengertian bahwa: “Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Nazir (Riduwan, 2004:54) mengatakan bahwa: “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin,

baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif

pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap”.

Jumlah karyawan PT. Asuransi Bintang Tbk. Cabang Bandung adalah sebanyak 32 orang, maka untuk penentuan jumlah populasinya dianggap mencukupi untuk diteliti. Oleh karena itu penulis mengambil semua populasi yang ada untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (1996:72) yang mengatakan bahwa


(37)

keabsahan sampel terletak pada sifat dan karakteristiknya mendekati

populasi atau tidak bukan pada besarnya atau banyaknya”.

Pada penelitian ini penulis menggunakan sampel total atau menggunakan seluruh populasi sebagai subjek penelitian (sensus). Penggunaan sampel dikarenakan ukuran populasi sebanyak 32 orang,

sebagaimana yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (2006:134) bahwa, “

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 sebaiknya diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi”.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. Teknik pengumpulan data menurut Sambas dan

Maman (2007:19) yaitu “ Cara yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian”. Teknik pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik penelitian yang digunakan akan memberikan gambaran yang akurat mengenai suatu kondisi tertentu. Hal ini akan mempermudah peneliti dalam menyusun suatu informasi yang berguna dalam penelitian.

3.2.3.1Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah kuesioner/angket dan wawancara.


(38)

1. Kuesioner / Angket

Kuesioner yaitu mengumpulkan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Sugiyono (2007:135)

menyatakan bahwa “Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya”.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup (kuesioner berstruktur). Kuesioner berupa daftar pertanyaan yang telah disipakan oleh peneliti untuk disampaikan kepada responden yang jawabannya diisi sendiri oleh responen, yaitu karyawan PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung. Dalam pengisian kuesioner, responden tinggal memilih alternatif jawaban dengan cara memberi arsir checklist salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. Kuesioner ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kuesioner yang berisi instrumen lingkungan kerja dan instrumen stres kerja. Penyusunan kuesioner ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan atau pernyataan;

b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban; dan c. Menetapkan skala penilaian kuesioner

Skala penilaian jawaban kuesioner yang digunakan adalah skala

numerikal. Uma Sekaran (2006:33) menyatakan “Skala numerikal mirip

dengan skala diferensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala lima titik atau tujuh titik disediakan, dengan kata sifat berkutub dua


(39)

pada ujung keduanya”. Mengenai lima alternatif jawaban pada kuesioner

tertutup (kuesioner berstruktur) yang peneliti terapkan, maka rincian skala numerikal untuk variabel lingkungan kerja disusun pada tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3. 3

Skala numerikal untuk variabel lingkungan kerja ALTERNATIF JAWABAN

Sangat Baik 5 4 3 2 1 Sangat Buruk

Sumber : Mengacu pada skala numerikal, diolah ulang peneliti

Sedangkan rincian untuk variabel stres kerja karyawan disusun pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3. 4

Skala numerikal untuk variabel stres kerja karyawan ALTERNATIF JAWABAN

Sangat

Tinggi 5 4 3 2 1

Sangat Rendah

Sumber : Mengacu pada skala numerikal, diolah ulang peneliti

Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data tentang lingkungan kerja (variabel X) dan stres kerja karyawan (variabel Y).

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi kuesioner. Sambas dan Maman (2007:21) mengemukakan:


(40)

Teknik wawancara yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secra langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka (personal face to face

interview) dengan sumber data (responden).

Wawancara ini dilakukan secara bebas dan terbuka dengan menggunakan pedoman waawancara yang telah disusun sebelumnya. Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai objek maupun subjek dalam penelitian untuk mengetahui gambaran lingkungan kerja serta kaitannya terhadap stres kerja karyawan. Wawancara ini dilakukan kepada Bapak Ahmad selaku HRD di PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung.

3.2.3.2Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dan bersumber dari literatur, karya ilmiah yang dipublikasikan serta informasi dari instansi yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Berikut akan dibahas mengenai beberapa data sekunder yang digunakan dalam penunjang data primer yang digunakan dalam penelitian.

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat dan mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen yang dimiliki perushaan yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian. Riduwan (2006:77) mengatakan bahwa


(41)

laporan kegiatan, photo-photo, film dokumenter, dan data yang relevan

untuk penelitian”.

Studi dokumentasi ini bersumber dari dokumen yang dimiliki di PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung dengan permasalahan yang diteliti mengenai kondisi lingkungan kerja dan stres kerja karyawan di PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan adalah sumber informasi dari para ahli atau peneliti yang kompeten dalam membahas masalah yang diteliti dengan mengumpulkan bahan-bahan teoritis agar diperoleh suatu pengertian yang mendalam dan menunjang proses pembahasan terhadap data faktual. Taknik yang digunakan adalah dengan cara membaca text book, catatan-catatan kuliah, majalah atau literatur lain yang sekiranya dapat menunjang dalam pengumpulan data primer dan penilaian yang peneliti lakukan.

3.2.4 Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena akan menajmin bahwa data yang dikumpulkan tidak bisa. Pengujian instrumen ini dilakukan melalui pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrument itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan peneliti ukur, sedangkan instrument yang


(42)

mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid dan reliabel.

3.2.4.1 Uji Validitas

Uji vaiditas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari suatu onstrumern, artinya instrumern yang dipakai benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumern pengukuran dikatakan valid jika instrumner dapat mengukur sesuatu dengan tepat dan akurat aoa yang hendak diukur.

Instrumern yang telah terbukuti valid dapat digunakan dalam penelitian, begitupun sebaliknya. Maka pengujian validitas ini sangat penting dalam menentukan instrumen dapat dipakai atau tidak dalam penelitian dan dalam mencapai tujuan penelitian yang diharapkan.

Formula yang digunakan untuk tujuan ini adalah rumus korelasi

Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson, yaitu:

  

 

 

 

2 2 2 2 XY Y -X -. X -XY N. r Y N X N Y

Sumber: Arikunto (2002:72)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y

N = jumlah responden

∑XY = jumlah hasil kali skor X dan skor Y

∑X = jumlah skor X


(43)

(∑X)2

= kuadrat jumlah skor X

(∑Y)2

= kuadrat jumlah skor Y

Adapun langkah-langkah dalam uji validitas instrument angket adalah sebagai berikut:

1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya;

2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen;

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul, termasuk memeriksa kelengkapan pengisina item angket;

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk memudahkan perhitungan dan pengolahan data selanjutnya;

5) Menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu;

6) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh;

7) Menentukan titik kritis ata nilai tabel r, pada serajat bebas (db = N –

2) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05;

8) Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat dalam tabel;


(44)

rhitung > rtabel, maka instrumen dinyatakan valid.

rhitung≤ rtabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji validitas menggunakan aplikasi program Microsoft Office Excel 2010 (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:379), sebagai berikut :

1. Siapkan lembar kerja (worksheet) dan data yang akan diolah; 2. Entry data tersebut pada lembar kerja (worksheet);

3. Lalu hitung rata-rata dengan AVERAGE, korelasi dengan CORREL, keterangan validitas dengan IF, jumlah bulir yang valid dan tidak valid dengan COUNTIF.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dari instrumen dalam mengungkap fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Oleh karena itu instrument yang dirancang tidak menggunakan pembobotan skala dikotomi (1 dan 0) maka teknik pengujiannya pun menggunakan teknik Alpha Cornbrach,

sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (1998:164) bahwa “Teknik alpha

digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal dengan bentuk uraian”. Dengan alpha dilakukan untuk jenis data interval/essay. Sebagaimana diungkap oleh Suharsimi Arikunto (2002:171), adapun teknik alpha cronbach tersebut berbentuk rumus seperti berikut:


(45)

             

2

2

11 .1

1 t b k k r

(Suharsimi Arikunto,

1996:191)

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir atau pertanyaan soal

2

b

 = jumlah varians butir

2

t

 = varians total

Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus tersebut adalah sebagai berikut:

1) Membuat daftar dsitribusi nilai untuk setiap bulir angket dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Memberikan nomor pada angket yang masuk

b) Memberikan nomor pada setiap bulir sesuai dengan bobot yang telah ditentukan, yakni dengan menggunakan skala likert kategori lima

c) Menjumlahkan skor untuk setiap jawaban yang diberikan responden dan kemudian jumlah tersebut dikuadratkan. d) Menjumlahkan skor yang ada pada setiap bulir dari setiap

jawaban yang diberikan responden. Total dari setiap jumlah skor setiap bulir harus sama dengan total dari setiap


(46)

e) Mengkuadratkan skor-skor jawaban dari setiap responden untuk setiap bulir, kemudian menjumlahkannya.

2) Menghitung koefisien r untuk uji reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha, dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

a) Untuk mendapatkan koefisien reliabilitas instrument terlebih dahulu setiap item tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah varians item dengan rumus:

2

 =

 

N

N x x

2 2

b) Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk mendapatkan varians total

3) Menkonsultasikan nilai r dengan r Product Moment untuk mengetahui apakah instrument angket yang digunakan reliabel atau tidak, dengan criteria sebagai berikut:

Hasil perhitungan r11 dibandingkan dengan rt tabel pada taraf nyata α = 5%. Kriteria adalah sebagai berikut:

r11 > rtabel berarti reliabel

r11 < rtabel berarti tidak reliabel

3.2.2 Uji Persyaratan Analisis Data

Secara garis besar menurut Sugiyono (2002:74) langkah-langkah pengolahan data yaitu:


(47)

1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi

oleh reponden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket secara menyeluruh.

2. Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap option dari setiap

item berdasarkan ketentuan yang ada, dimana untuk menghitung bobot nilai dari setiap pernyataan dalam angket menggunakan skala likert kategori lima.

Tabel 3. 5

Skala Pembobotan Skor Angket RENTANG

KATEGORI SKOR

PENAFSIRAN

1,00-1,79 Sangat Tidak Baik/Sangat Rendah

1,80-2,59 Tidak Baik/Rendah

2,60-3,39 Cukup/Sedang

3,40-4,19 Baik/Tinggi

4,20-5,00 Sangat Baik/Sangat Tinggi

Sumber : Sambas dan Maman (2007 : 146)

3. Tabulating, dalam hal ini coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi

secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 6

Rekapitulasi Hasil Skoring Angket

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ... N

1 2 3 N


(48)

4. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk masing-masing variabel X dan Y, untuk itu penulis menggunakan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002:81) sebagai berikut:

a. Menentukan jumlah Skor Kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:

SK = ST x JB x JR

Dimana : ST = Skor Tertinggi JB = Jumlah Bulir JR = Jumlah Responden

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium, untuk mencari jumlah skor hasil angket dengan rumus:

Xi = X1 + X2 + X3 + ... + Xn

Keterangan :

Xi = jumlah skor hasil angket variabel X

X1 - Xn = jumlah skor angket masing-masing responden

c. Membuat daerah kategori kontinum menjadi tiga angkatan yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Langkah-langkah sebagai berikut :  Menentukan kontinum tertinggi dan terendah

Tinggi : SK = ST x JB x JR Rendah: SK = SR x JB x JR


(49)

Dimana: ST = Skor Tertinggi JB = Jumlah Bulir JR = Jumlah Responden SR = Skor Terendah

 Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan dengan rumus :

 Selanjutnya menentukan daerah kontinum tinggi, sedang dan

rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai kontinum tinggi sampai rendah.

5. Analisis data, yaitu mendeskripsikan variabel X dan Y dengan analisis deksriptif untuk menjawab permasalahan tentang bagaimana gambaran hubungan karakteristik lingkungan kerja karyawan dengan stres kerja karyawan di PT. Asuransi Bintang, Tbk Cabang Bandung.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi data, untuk masing-masing variabel penelitian. Penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya


(50)

Maka Rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah rumus Kolmogorov Smirnov Test, langkah kerjanya ialah :

1) Menentukan skor terbesar dan terkecil. 2) Menentukan rentang (R) :

R = Skor terbesar – skor terkecil

3) Mencari banyaknya kelas (BK) dengan rumus berikut :

BK = 1 + (3,3) log n

4) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus:

Panjang kelas (P) =

(BK) Kelas Banyak

(R) Rentang

5) Mencari frekuensi tiap-tiap kelas dengan cara menyusun tabel distribusi frekuensi.

6) Mencari rata-rata hitung atau mean dengan rumus:

= _ i i i F X F X

7) Mencari simpangan baku atau standar deviasi (s) dengan rumus :

(

)

( ) 2 2 1 -=

n n X F X F n


(51)

Langkah kerja sehubungan dengan uji normalitas ini adalah :

a) Menghitung nilai tengah interval yang bersangkutan (Xi).

b) Menghitung frekuensi (F) masing-masing kelas interval.

c) Menghitung CF (frekuensi kumulatif yang ke-i ke bawah) dari I sampai dengan n (jumlah responden).

d) Menghitung nilai z dengan rumus : S

X X Z = i

-e) Menghitung Sn (Xi) dengan cara membagi CF dengan n.

f) Menghitung Fo (Xi) dengan cara melihat nilai z pada tabel

distribusi normal.

g) Menghitung Sn (Xi) - Fo (Xi) dengan cara mencari selisih

langkah ke-5 dengan ke-6.

h) Menghitung Sn (Xi-1) - Fo (Xi), dilakukan dengan cara mencari

selisih antara Fo (Xi) yang bersangkutan dengan Sn (Xi)

sebelumnya.

i) Memasukkan besaran seluruh langkah tersebut ke dalam tabel distribusi sebagai berikut :

Tabel 3. 7

Distribusi Frekuensi Uji Kolmogorov-Smirnov Test Inter

Kelas F Xi CF Z Sn

(Xi)

Fo

(Xi)

Sn (Xi) - Fo (Xi) Sn (Xi-1) - Fo


(52)

j) Memilih besaran Sn (Xi) - Fo (Xi) dan besaran Sn (Xi-1) - Fo (Xi)

yang paling besar sebagai bahan untuk dibandingkan mencari D dengan cara mencari skor/besaran yang lebih tinggi.

k) Apabila D hitung < D tabel (dalam tabel Kolmogorov-Smirnov Test) dengan derajat kebebasan (dk) (0,05), maka dapat dinyatakan bahwa sampel penelitian mengikuti distribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi.

Langkah-langkah uji linearitas regresi adalah :

1) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(a)) dengan rumus :

(

)

2 ) (

= n Y

JKrega i

2) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(b/a)) dengan rumus :

JKreg(b/a) = )

Y X -(

i n Y X

b i i i

3) Menghitung Jumlah Kuadrat Residu (JKres)

JKres =

reg(b/a) reg(a)

2 JK -JK -i Y


(53)

RJKreg(a) = JKreg(a)

5) Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKreg(b/a))

RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)

6) Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKres)

RJKres =

2

-n JKres

7) Mengurutkan data mulai dari data terkecil sampai data terbesar disertai pasangannya.

8) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE)

JKE =

(

)

} -{

2 2 k i i n Y Y

9) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC)

JKTC = JKres - JKE

10)Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC)

RJKE =

2

-k JKTC

11)Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE)

RJKE = k n JKE

-12)Mencari nilai Fhitung

Fhitung =

E TC

RJK RJK


(54)

14)Mencari nilai Ftabel pada taraf siginifikansi 95% atau α = 5%

menggunakan rumus: Ftabel = F(1-α)(db TC, db E) dimana db TC = k – 2 dan db E = n - k

15)Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan, yakni Fhitung < Ftabel, berarti linier.

c. Uji Homogenitas

Peneliti menggunakan uji homogenitas adalah untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Burlett dengan menggunakan bantuan software SPSS 13.0 for Windows dan Microsoft Office Excel. Kriteria yang peneliti gunakan adalah nilai hitung X2 > nilai tabel, maka H0 menyatakan skornya

homogen ditolak.

Rumus nilai hitung: X2= (In10)[∑ db. LogSi2)]

(Ating Somantri dan Sambas Ali M., 2006:294)

Keterangan:

Si2 = Varians tiap kelompok data dbi n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok


(55)

S2gab = varians gabungan = S2gab =

db S db

i

2

.

Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Ating S. dan Sambas Ali M., (2006:295) adalah sebagai berikut:

1) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan.

3) Menghitung varians gabungan.

4) Menghitung log dari varians gabungan. 5) Menghitung nilai Barlett.

6) Menghitung nilai.

7) Menghitung nilai dan titik kritis. 8) Membuat kesimpulan.

2.2.6 Teknik Analisis Data

Agar data yang telah dikumpulkan dapat bermakna dan bermanfaat perlu adanya analisis terhadap data tersebut. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan cara menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum.

Analisis data diartikan upaya mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.


(56)

2.2.6.1Perhitungan skor rata-rata

Perhitungan skor rata-rata digunakan untuk mengetahui gambaran variabel penelitian, melalui perhitungan frekuensi skor jawaban responden pada setiap alternatif jawaban angket, sehingga diperoleh persentase jawaban setiap alternatif jawaban dan skor rata-rata.

Interpretasi skor rata-rata jawaban responden dalam penelitian ini menggunakan rumus interval sebagai berikut :

Panjang kelas interval =

Sesuai dengan skor alternatif jawaban angket yang terlentang dari 0 sampai 5 banyak kelas interval ditentukan sebanyak 6 kelas, sehingga diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut :

3.2.3 Pengujian Hipotesis

Untuk memperoleh gambaran mengenai ada tidaknya pengaruh antara variabel X (lingkungan kerja) terhadap variabel Y (stres kerja), maka dilakukan pengujian atas tingkat keberartian korelasi perhitungan tersebut. Adapun langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam pengujian hipotesis seperti yang dikemukakan Harun Al Rasyid (Ating Somantri dan Sambas Ali M, 2006:161), yaitu :


(57)

Maka rancangan pengujian hipotesis dan uji statistik yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis ke dalam model statistik, yaitu:

H0: ρ = 0 tidak ada pengaruh antara Lingkungan Kerja

(variabel X) dengan Stres Kerja Karyawan (variabel Y)

H1: ρ = 0 terdapat pengaruh antara Lingkungan Kerja (variabel

X)dengan Stres Kerja Karyawan (variabel Y) 2. Menggunakan uji statistik F, dengan rumus:

Langkah 1 : mencari Fhitung dengan rumus :

Fhitung =

res a b reg

RJK RJK ( / )

Langkah 2 : mencari Ftabel dengan rumus :

Ftabel = F(1-α)(dk reg b / a, dk res)

Langkah 3 : membandingkan Fhitung dengan Ftabel

Membuat kesimpulan pengitungan regresi akan berarti dengan terbuktinya nilai Fhitung > Ftabel.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

As’ad, Mohammad. (1995), Psikologi Industri edisi ke-empat. Yogyakarta : Liberty

Atkinson, S. Atkinson, R. C. Hilgard, E. S. (1997). Pengantar Psikologi I

(Terjemahan Taufik, N dan Burhan, R) Jilid I. Jakarta : Erlangga

Cooper, Cary dan Alison Straw, (1995). Stress Management yang Sukses dalam

Sepekan, Penerjemah : H. M. A. Abdullah, Magapoin : Jakarta

Gibson, dkk. (1995). Organisasi Jilid I : Perilaku, Struktur, Proses (terjemahan Djarkasih). Jakarta : Erlangga

Hariandja, Marihot Tua Efendi. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia

(Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, & Peningkatan Produktivitas Pegawai). Jakarta : Grasindo

Koswara, E. (1982), Agresi Manusia, Jakarta : Eresco

Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi 10th. Edisi Indonesia. Yogyakarta : Penerbit ANDI

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Bandung : Remaja Rosda Karya

Moekijat. (1995). Tata Laksana Kantor (Manajemen Kantor), Bandung : Mandar Maju

Munandar, Ashar Sunyoto. (2008). Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta : Universitas Indonesia

_____. 2001. Psikologi Industri. Jakarta: Universitas Indonesia


(59)

Peter, Paul J & Olson, Jerry C (2000). Customer Behavior, Perilaku Konsumen

dan Strategi Pemasaran, Terjemahan Damos Sihombing dan Peter Denny

Yossi Pasla, Jakarta : Erlangga

Robbins, Stephen P. (2005). Perilaku Organisasi. Jakarta : Erlangga

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A., (2008), Organizational Behavior

12th edition. Jakarta : Salemba Empat

Sedarmayanti. (2007). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja, Bandung : CV Mandar Maju

Siagian S. P. (2002). Pengembangan Sumber Daya Insani, Jakarta : Gramedia Sontani, Uep Tatang & Sambas Ali Muhidin (2011). Desain Penelitian

Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama

Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi

Suharsimi A. (1998). Prosedur Penelitian Studi Pendekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta

T. Hani Handoko. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE

The Liang Gie. (2002). Administrasi Perkantoran Modern, Yogyakarta : Liberty Wahyudi, Sentot Imam. (2010). Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu Widiastuti, Palupi. (1994). Manajemen Stres : national safety council. Jakarta :


(60)

Rini, Jacinta F. (2002) Stres Kerja. [Online]. Tersedia: http://www.e-psikologi.com/masalah/stres.htm


(1)

83

Dea Prasticia Sugito, 2014

Pengaruh lingkungan kerja terhadap stres kerja karyawan di PT. Asuransi Bintang, Tbk cabang Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu S2gab = varians gabungan = S2gab =

db S db i 2 .

Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Ating S. dan Sambas Ali M., (2006:295) adalah sebagai berikut:

1) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan.

3) Menghitung varians gabungan.

4) Menghitung log dari varians gabungan. 5) Menghitung nilai Barlett.

6) Menghitung nilai.

7) Menghitung nilai dan titik kritis. 8) Membuat kesimpulan.

2.2.6 Teknik Analisis Data

Agar data yang telah dikumpulkan dapat bermakna dan bermanfaat perlu adanya analisis terhadap data tersebut. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan cara menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum.

Analisis data diartikan upaya mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.


(2)

Dea Prasticia Sugito, 2014

Pengaruh lingkungan kerja terhadap stres kerja karyawan di PT. Asuransi Bintang, Tbk cabang Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2.6.1Perhitungan skor rata-rata

Perhitungan skor rata-rata digunakan untuk mengetahui gambaran variabel penelitian, melalui perhitungan frekuensi skor jawaban responden pada setiap alternatif jawaban angket, sehingga diperoleh persentase jawaban setiap alternatif jawaban dan skor rata-rata.

Interpretasi skor rata-rata jawaban responden dalam penelitian ini menggunakan rumus interval sebagai berikut :

Panjang kelas interval =

Sesuai dengan skor alternatif jawaban angket yang terlentang dari 0 sampai 5 banyak kelas interval ditentukan sebanyak 6 kelas, sehingga diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut :

3.2.3 Pengujian Hipotesis

Untuk memperoleh gambaran mengenai ada tidaknya pengaruh antara variabel X (lingkungan kerja) terhadap variabel Y (stres kerja), maka dilakukan pengujian atas tingkat keberartian korelasi perhitungan tersebut. Adapun langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam pengujian hipotesis seperti yang dikemukakan Harun Al Rasyid (Ating Somantri dan Sambas Ali M, 2006:161), yaitu :


(3)

85

Dea Prasticia Sugito, 2014

Pengaruh lingkungan kerja terhadap stres kerja karyawan di PT. Asuransi Bintang, Tbk cabang Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka rancangan pengujian hipotesis dan uji statistik yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis ke dalam model statistik, yaitu:

H0: ρ = 0 tidak ada pengaruh antara Lingkungan Kerja

(variabel X) dengan Stres Kerja Karyawan (variabel Y)

H1: ρ = 0 terdapat pengaruh antara Lingkungan Kerja (variabel

X)dengan Stres Kerja Karyawan (variabel Y) 2. Menggunakan uji statistik F, dengan rumus:

Langkah 1 : mencari Fhitung dengan rumus :

Fhitung =

res a b reg RJK RJK ( / )

Langkah 2 : mencari Ftabel dengan rumus :

Ftabel = F(1-α)(dk reg b / a, dk res)

Langkah 3 : membandingkan Fhitung dengan Ftabel

Membuat kesimpulan pengitungan regresi akan berarti dengan terbuktinya nilai Fhitung > Ftabel.


(4)

Dea Prasticia Sugito, 2014

Pengaruh lingkungan kerja terhadap stres kerja karyawan di PT. Asuransi Bintang, Tbk cabang Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

As’ad, Mohammad. (1995), Psikologi Industri edisi ke-empat. Yogyakarta :

Liberty

Atkinson, S. Atkinson, R. C. Hilgard, E. S. (1997). Pengantar Psikologi I (Terjemahan Taufik, N dan Burhan, R) Jilid I. Jakarta : Erlangga

Cooper, Cary dan Alison Straw, (1995). Stress Management yang Sukses dalam Sepekan, Penerjemah : H. M. A. Abdullah, Magapoin : Jakarta

Gibson, dkk. (1995). Organisasi Jilid I : Perilaku, Struktur, Proses (terjemahan Djarkasih). Jakarta : Erlangga

Hariandja, Marihot Tua Efendi. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia (Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, & Peningkatan Produktivitas Pegawai). Jakarta : Grasindo

Koswara, E. (1982), Agresi Manusia, Jakarta : Eresco

Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi 10th. Edisi Indonesia. Yogyakarta : Penerbit ANDI

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : Remaja Rosda Karya

Moekijat. (1995). Tata Laksana Kantor (Manajemen Kantor), Bandung : Mandar Maju

Munandar, Ashar Sunyoto. (2008). Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta : Universitas Indonesia

_____. 2001. Psikologi Industri. Jakarta: Universitas Indonesia


(5)

133

Dea Prasticia Sugito, 2014

Pengaruh lingkungan kerja terhadap stres kerja karyawan di PT. Asuransi Bintang, Tbk cabang Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peter, Paul J & Olson, Jerry C (2000). Customer Behavior, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Terjemahan Damos Sihombing dan Peter Denny Yossi Pasla, Jakarta : Erlangga

Robbins, Stephen P. (2005). Perilaku Organisasi. Jakarta : Erlangga

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A., (2008), Organizational Behavior 12th edition. Jakarta : Salemba Empat

Sedarmayanti. (2007). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja, Bandung : CV Mandar Maju

Siagian S. P. (2002). Pengembangan Sumber Daya Insani, Jakarta : Gramedia Sontani, Uep Tatang & Sambas Ali Muhidin (2011). Desain Penelitian

Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi

Suharsimi A. (1998). Prosedur Penelitian Studi Pendekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta

T. Hani Handoko. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE

The Liang Gie. (2002). Administrasi Perkantoran Modern, Yogyakarta : Liberty Wahyudi, Sentot Imam. (2010). Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu Widiastuti, Palupi. (1994). Manajemen Stres : national safety council. Jakarta :

buku kedokteran EGC


(6)

Dea Prasticia Sugito, 2014

Pengaruh lingkungan kerja terhadap stres kerja karyawan di PT. Asuransi Bintang, Tbk cabang Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rini, Jacinta F. (2002) Stres Kerja. [Online]. Tersedia: http://www.e-psikologi.com/masalah/stres.htm