Formulasi Lotion Anti Nyamuk Ramah Lingkungan dari Ekstraksi Rimpang Jeringau (Acarus Calamus) Berbasis Pemanfaatan Tanaman Biofarmaka.

(1)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan rempah-rempah, di samping itu juga kaya akan tanaman biofarmaka. Biofarmaka merupakan tanaman yang bermanfaat sebagai obat-obatan, biasanya dikonsumsi dari bagian tanaman berupa daun, buah, umbi (rimpang) atau pun akarnya. Salah satu tanaman biofarmaka yang dimanfaatkan bagian umbi atau rimpangnya adalah jeringau. Jeringau di dalam kehidupan masyarakat sering disebut dengan “Dringo”. Jeringau (Acorus calamus L) adalah tanaman yang mengandung bahan kimia aktif pada bagian rimpang baik dalam bentuk tepung atau pun minyak yang dikenal sebagai minyak atsiri. Minyak atsiri pada rimpang jeringau ini berpotensi sebagai insektisida untuk mengendalikan beberapa serangga pengganggu. Minyak Atsiri jeringau ini dapat dimanfaatkan sebagai penolak nyamuk yang aman dan tidak beracun bagi manusia. Tumbuhan ini mudah tumbuh dan dikembangbiakkan, karena secara tradisional banyak digunakan sebagai obat sakit perut dan penyakit kulit (Rismunandar, 1988). Hal inilah yang belum banyak diketahui oleh masyarakat sehingga belum banyak dimanfaatkan.

Menurut Badan POM tanaman biofarmaka yang telah dibudidayakan di Indonesia, yaitu jahe, lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temu ireng, keji beling, kapulaga, temukunci, mengkudu, sambiloto, dan dringo atau jeringau. Sentra penanaman tanaman obat di atas tersebar di 15 provinsi di Indonesia, yaitu Sumatera Utara, Riau, Jambi, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo (BPS, 2003). Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur merupakan 3 provinsi terbesar penghasil tanaman obat hasil budidaya, dengan produksi mencapai 70 - 90% dari total produksi nasional. Komoditas jeringau dari tahun 2002 – 2006 mengalami peningkatan yang pesat. Oleh karena itu, ketersediaan dan potensi yang ada dapat dimanfaatkan secara


(2)

optimal sehingga diperkirakan mempunyai prospek yang baik di masa depan (BPS, 2006).

Kandungan bahan kimia terpenting dalam rimpang jeringau adalah minyak atsiri. Komponen minyak atsiri jeringau terdiri atas asarone (82%), calamendiol (5%), calamene (4%), clameone (1%), metil eugenol (1%), dan sugenol (0,3%) (Duke, 1992 dalam Sasongko dan Asmoro, 2002 dalam Hasnah, dkk. 2012). Kardinan (2004) menambahkan bahwa komposisi minyak rimpang jeringau terdiri atas asarone (82%), kolamenol (5%), kolamen (4%), kolameone (1%), metil eugenol (1%), dan eugenol (0,3%). Tinggi rendahnya kualitas minyak atsiri tergantung pada daerah asal jeringau itu sendiri.

Penelitian- penelitian terdahulu menunjukkan bahwa rimpang jeringau memiliki aktivitas sebagai antibakteri, antijamur, dan insektisida (Motley,1994). Berdasarkan informasi di atas salah satu aplikasi dari pemanfaatan minyak atsiri dari rimpang jeringau adalah sebagai bahan pembuatan lotion anti nyamuk. Selama ini masyarakat menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan lotion penolak nyamuk (repellent) yang beredar di pasaran, yang diketahui mengandung N,N-dietil-metoluamida (DEET) yang dapat menimbulkan efek negatif bagi penggunanya. DEET mengandung hidrokarbon terhalogenasi yang mempunyai waktu paruh terurai relatif panjang dan dikhawatirkan dapat bersifat racun (Mustamir dan Rosnani, 2008). Lotion merupakan salah satu bentuk emulsi yang didefinisikan sebagai campuran dari dua fase yang tidak dapat bercampur, distabilkan dengan emulsifier, dan jika ditempatkan pada suhu ruang berbentuk cairan yang dapat dituang. Proses pembuatan lotion dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan yang larut dalam fase air dan bahan-bahan yang larut dalam fase minyak, melalui cara pemanasan dan pengadukan (Schmitt, 1966). Keithler (1956) menambahkan bahwa umumnya pembuatan kosmetik dilakukan dengan cara menuangkan salah satu fase ke dalam fase yang lainnya. Selanjutnya campuran tersebut dipanaskan pada temperatur yang sama sambil dilakukan pengadukan. Pengadukan terus dijalankan sampai emulsi dapat didinginkan pada suhu kamar. Formulasi lotion dibuat berdasarkan rancangan formula dari Lubrizol Advanced Material, Inc. yang telah dimodifikasi. Bahan – bahan untuk formulasi


(3)

lotion tersebut adalah bahan yang tidak mengandung senyawa berbahaya seperti DEET, bahan yang digunakan adalah setil alkohol, mineral oil, asam stearat, gliserin, aquades, dan minyak atsiri. Bahan- bahan tersebut pada umumnya digunakan dalam pembuatan lotion. Senyawa aktif yang digunakan sebagai pengganti DEET adalah senyawa asaron yang terkandung dalam minyak atsiri rimpang jeringau, sehingga tidak menyebabkan efek samping apabila digunakan pada kulit manusia.

Berdasarkan penjelasan tersebut, perlu dilakukan inovasi bahan yang memiliki aktivitas sebagai penolak (repellent) nyamuk dan tidak menyebabkan efek samping jika digunakan pada kulit manusia. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan inovasi tentang pengolahan dan pengujian minyak atsiri rimpang Jeringau sebagai penolak (repellent) nyamuk. Rimpang Jeringau dipilih sebagai (repellent) karena populasinya tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, tanaman ini memiliki kandungan minyak atsiri yang banyak pada rimpanganya dibandingkan dengan bagian yang lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekstraksi sokletasi. Alasan pemilihan metode ekstraksi sokletasi dikarenakan metode ini merupakan metode ekstraksi terbaik untuk memperoleh hasil ekstrak yang banyak dan pelarut yang digunakan lebih sedikit (efisiensi bahan), waktu yang digunakan lebih cepat, serta sampel yang dieksraksi secara sempurna karena dilakukan berulang-ulang (Heinrich, 2004).

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang sebagai penolak (repellent) nyamuk yang berbasis hayati sehingga dapat mencegah meningkatnya deman berdarah dan memberikan nilai tambah dalam pemanfaatan rimpang jeringau.


(4)

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

Kurang optimalnya pemanfaatan tanaman biofarmaka, yaitu tanaman jeringau yang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Penelitian-penelitian terdahulu menyebutkan bahwa tanaman jeringau ini mengandung bahan kimia aktif yang dikenal sebagai minyak atsiri. Penelitian yang dilakukan oleh Effendi dkk. (2014) menyatakan bahwa cara yang digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri pada rimpang jeringau yaitu metode distilasi air dengan perbandingan bahan baku dan pelarut serta lama waktu distilasi. Pada metode distilasi air ini, solvent yang digunakan untuk mengikat minyak atsiri adalah air. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah kadar air 7,210% dengan total minyak 2,80%. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Hasnah dkk. (2012), metode yang digunakan yaitu dengan cara maeserasi menggunakan solvent metanol pada konsentrasi ekstrak 0%, 3%, 6%, 9%, 12%, dan 15%, untuk mengetahui pengaruh ekstrak yang ditambahkan pada lotion terhadap mortalitas ulat grayak, sehingga didapatkan hasil terbaik pada konsentrasi ekstrak 3%.

Oleh karena itu, pada penelitian dilakukan penelitian mendapatkan minyak atsiri dengan metode sokletasi menggunakan variasi jenis pelarut, yaitu metanol, etanol, propanol, dietil eter dan petrolium eter. Setelah mendapatkan minyak atsiri, selanjutnya dilakukan uji kandungan senyawa yang terdapat pada minyak atsiri tersebut. Adanya penelitian yang menunjukkan bahwa kandungan senyawa yang terdapat pada minyak atsiri memiliki aktifitas sebagai antibakteri, antijamur, dan insektisida (Motley,1994). Berdasarkan hal tersebut, pengaplikasian dari minyak atsiri rimpang jeringau sendiri yaitu sebagai repellent yang bebas dari senyawa N,N-dietil-metoluamida (DEET) diharapakan tidak menimbulkan efek negatif bagi pengguna.


(5)

I.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dari penelitian ini meliputi:

1. Bahan aktif yang digunakan dalam pembuatan lotion repellent adalah rimpang jeringau yang berbasis pemanfaatan tanaman biofarmaka.

2. Ekstraksi rimpang jeringau dengan variasi praktikum Central Composite Design kemudian dilakukan analisis terhadap kandungan senyawanya.

3. Efektifitas lotion penolak nyamuk (repellent) dengan variasi konsentrasi ekstrak rimpang jeringau dengan cream base.

I.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi optimal dalam pengambilan minyak atsiri rimpang jeringau (Acarus Calamus) melalui ekstraksi sokletasi dengan metode Respon Surface Methodology?

2. Bagaimana komposisi lotion anti nyamuk yang tepat dari minyak atsiri rimpang jeringau (Acarus Calamus) sebagai repellent nyamuk?

3. Bagaimana efektifitas lotion anti nyamuk dari minyak atsiri rimpang jeringau (Acarus Calamus)?

I.5 Tujuan

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah :

1. Mengetahui kondisi optimal dalam pengambilan minyak atsiri rimpang jeringau (Acarus Calamus) melalui ekstraksi sokletasi dengan metode Respon Surface Methodology.

2. Mengetahui komposisi lotion anti nyamuk yang tepat dari minyak atsiri rimpang jeringau (Acarus Calamus) sebagai repellent nyamuk.

3. Mengetahui efektifitas lotion anti nyamuk dari minyak atsiri rimpang jeringau (Acarus Calamus).


(6)

I.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai ilmu pengetahuan untuk masyarakat dalam memanfaatkan insektisida nabati dalam bentuk lotion yang aman serta tidak mengandung senyawa N,N-dietil-metoluamida (DEET) yang berbahaya bagi manusia.

2. Memanfaatkan tanaman biofarmaka dalam bentuk produk lotion anti nyamuk berbasis hayati sehingga dapat mencegah meningkatnya deman berdarah. 3. Sebagai tambahan wawasan pengetahuan tentang rimpang jeringau yang dapat


(7)

ABSTRAK

Santi Ratnasari1, Inggit Dwi Ismoyowati2

, 2012.

”Formulasi Lotion Anti Nyamuk Ramah Lingkungan Dari Ekstraksi Rimpang Jeringau (Acarus Calamus) Berbasis Pemanfaatan Tanaman Biofarmaka”. Skripsi. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Dr. Ratna Dewi Kusumaningtyas, S.T., M.T.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman biofarmaka, pemanfaatan tanaman biofarmaka yang kurang optimal. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan inovasi penggunaan tanaman biofarmaka yaitu rimpang jeringau sebagai bahan baku pada pembuatan lotion penolak (repellent) nyamuk. Penggunaan lotion anti nyamuk di pasaran umumnys mengandung N,N-dietil-metoluamida (DEET) yang dapat menimbulkan efek negatif bagi penggunanya. DEET mengandung hidrokarbon terhalogenasi yang mempunyai waktu paruh terurai relatif panjang dan dapat bersifat racun. Rimpang jeringau mengandung senyawa asarone yang memiliki aktifitas insektisida dan sangat potensial untuk dikembangkan dan dimanfaatkan menjadi pengembangan bioinsektisida alami. Salah satu fungsi bioinsektisida adalah sebagai repellent nyamuk.

Pemungutan senyawa asarone dari rimpang jeringau dapat dilakukan dengan cara ekstraksi. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan senyawa asarone dengan cara ekstraksi sokletasi dengan variasi jenis pelarut (metanol, etanol, propanol, dietil eter dan petrolium eter) massa umpan (5 g, 7,5 g 10 g, 12,5 g, dan15 g) dan banyaknya siklus (3, 4, 5, 6 dan 7). Pengujian senyawa asarone pada sampel dilakukan dengan menggunakan GC-MS (Gas Chromatography Mass Spectrometry). Optimasi dilakukan dengan sofware Design Exspert atau biasa disebut Respon Surface Methodology (RSM) dengan menggunakan metode Central Composite Design. Metode ini mempunyai keunggulan dalam model matematisnya memenuhi seluruh asumsi statistik yang melekat sehingga optimasinya menjadi tidak bias. Hasil ekstraksi yang optimal akan di formulasikan sebagai zat aktif repellent nyamuk.

Hasil optimasi berada pada sampel 15 dengan pelarut metanol, massa umpan 10 gram dan banyaknya siklus 5 menghasilkan senyawa asarone sebesar 100%. Selanjutnya akan di formulasi sebagai lotion anti nyamuk dengan memvariasikan konsentrasi minyak atsiri terhadap base lotion sebesar 0%, 5%, 10% dan 15% (formulasi 1, 2, 3, dan 4). Uji karakteristik lotion terdiri dari empat pengujian yaitu: pengukuran pH, pengamatan organoleptis, pengukuran viskositas dan uji kestabilan lotion. Pengujian efektivitas nyamuk didapatkan bahwa formulasi 4 dengan ekstrak minyak atsiri sebesar 15% menunjukkan aktifitas penolak nyamuk yang paling baik.


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Albert, 2009. Studi Penerapan Response Surface Methodology (RSM) dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas produk Botol di CV. Bobofood. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Andarwulan, N., H. Wijaya, dan D.T. Cahyono.(1996). Aktivitas Antioksidan dari Daun Sirih (Piper betle L).Teknologi dan Industri Pangan. Hal 29-30.

Anisah,dkk. 2014. Aktivasi Antibakteri Ekstrak Rimpang Jeringau (Acorus Calamus L.) Vol.3 (3):1-5 Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aureus dan Escherchia Coli. Universitas Tanjungpura. Pontianak.

Anon. 2003.Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia.Impor. Biro Statistik, Jakarta.

Agusta, A. (2002). Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 29- 30.

Badan Pusat Statistik. 2003. Statistik Tanaman Obat-obatan dan Hias.BPS. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2006. Statistik Tanaman Obat-obatan dan Hias.BPS. Jakarta. Box, G.E.P,. dan Draper N. R. 1987. Empirical Model-Building and Response

Surface. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Budiman, C. 2008. Metodology Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Departeman Kesehatan RI. 2000. Parameter Standart Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Diktorat Jendral POM-Depkes RI.

Departeman Kesehatan RI. 2000. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta: Diktorat Jendral POM-Depkes RI.

Depkes, RI. 1967. FMS (Formularium Medicamentorum Selectum) ISFI, Edisi Ke-1. Departemen Kesehatan R.I. Jatim. Surabaya.

Depkes, RI. 2004. Bunga Kenanga Repelan Nyamuk Aedes aegypti. Jakarta:

Direktorat Jendral POM-Depkes RI.

Dreher TM, Glass J, Connor AJO, Steven GW. 1997. Effect of Rheonology on Coalescence Rate and Emultion Stability. AIChE Journal 45 (6).


(9)

Dwi, S., E. Hambali, dan M. Nasution. 2013. Aplikasi Minyak Sereh Wangi (Citronella Oil) dan Geraniol dalam Pembuatan Skin Lotion Penolak Nyamuk.Jurnal Teknik Industri Pertanian 17 (3): 97-103.

Effendi,dkk. 2014. Distilasi Dan Karakterisasi Minyak Atsiri Rimpang Jeringau (Acarus Calamus) Dengan Kajian Lama Waktu Distilasi Dan Rasio Bahan:Pelarut. Universitas Brawijaya. Malang.

Fessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden, 1997, “Kimia Organik”, jilid 1 edisi ketiga, terjemahan oleh : Aloysius H. P, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Guenther, E. (2006). Minyak Atsiri Jilid I. UI Press, Jakarta.

Hartuti, Sri., M.D.Supardan. 2013. Optimasi Gelombang Ultrasonik untuk Produksi Oleoresin Jahe (Zingiber Officinale Roscoe) Menggunakan Respon Surface Methodology (RSM). Jurnal AGRITECH, Vol.33 (4):415-423

Hasnah, Husni, dan Ade Fardhisa. 2012. Pengaruh Ekstrak Rimpang Jeringau (Acarus Calamus L.) terhadap Mortalitas Ulat Grapyak Spodoptera litura F. Jurnal Floratek (7) : 115-124.

Heinrich, Michael., Barnes, Joanne., Gibbons, Simon., Williamso, Elizabeth M. 2004. Fundamental of Pharmacognosy and Phytotheapi. Hungary: Elsevier

Jufri, M, Anwar E, Utami PM., 2006, Uji Stabilitas Sediaan Mikroemulsi Menggunakan Hidrolisat Pati (DE 35-40) Sebagai Stabilizer, Majalah Ilmu Kefarmasian, 03 (01) : 8-21.

Kardinan, A. 2003.Tanaman Pengusir Nyamuk. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Kardinan, A. 2004.Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kardinan, A. 2005.Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. PT Agromedia Pustaka,Jakarta.

Kastianti, N. dan Amalia, Z.Q. 2008.Laporan Penelitian Pengambilan Minyak Atsiri Kulit Jeruk dengan Metode Ekstraksi Distilasi Vakum.Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Undip.

Kealey, K.S., M. Rodney, J.F.Leo, F.John, Margaret, and Giovani. 2004. Cocoa extract prepared from cocoa solids having high cocoa polyphenol content. United States Patent. Hlm 1-7.


(10)

Keithler, W.MR. 1956. The Formulation of Cosmetics and Cosmetics Specialties.

Drug and Cosmetic Industry, New York.

Ketaren, S. 1985.Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta. Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Lemak dan Minyak Pangan.UIPress. Jakarta. Hlm 311.

Kurniawan, Deny. 2008. Regresi Linear (Linear Regresion): Forum Statistika. E-Learning Gunadarma, 2011.Bagian 4 Uji Hipotesis.http:// elearning.gunadarma.ac.id.Diakses Minggu 14 Agustus 2016 pukul 19.25.

Lubrizol. 2007. Hand and Body Lotion. Lubrizol Advance Materials, Inc., B-0012.

Lutony, T.L., dan Rahmayati, Y. (2000). Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Hal. 2.

Mitsui, T. New Cosmetic Science. 1997. Elsevier Science B.V., Amsterdam. 4-5, 19-21, 37-46, 327-331.

Montgomery, Douglas C. 1991. Design Analysis of Experiment. John Wiley & Sons, New York.

. 1997. Design and Analysis of Experiment, 4th edition. New York: John Wiley & Sons.

Motley, T.J. 1994. The ethnobotany of sweet flag, Acorus calamus (araceae). J. Economic Botany 48 (4): 397-412.

Natalia, D. Een, S. Dan Tensiska, 2004, Ekstraksi Pewarna Alami Dari Buah Arben (Rubus Idaeus (Linn.)) dan Aplikasinya Pada Sistem Pangan Skripsi. Fakultas Industri Pertanian UNPAD.Bandung. Hal 8, 10, dan 13.

Nuryanti, dan Djati H.S. 2008. Metode Permukaan Respon Dan Aplikasinya Pada Optimasi Eksperimen Kimia. Jurnal Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 373-391.

O’nail, M.J. (ed). The Merck Index-An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals. 13th Edition, Whitehouse Station, NJ: Merck and Co., Inc. 2001., p.141


(11)

Pandey, U. K., V. Pandey & P. Singh. 2005. Response Of Some Plants Origin Insecticides Against S. Litura (Tobacco Caterpillar) Infesting Some Food Plants. 91 – 93. In Environment And Toxicology (Kumar, A. Ed) A.P.H. Publishing Corporation. New Delhi.

Qiu, H., Jun, H.W., dan McCall, J.W. 1998. Pharmacokinetics, Formulations, and Safety of Insect Repellent N.N.-Diethyl-3-Methylbenzamide (DEET) : A Review. J. Am. Mosq. Contr. Assoc, 14 :12–27.

Rahma Y.C., I. Hapsari, dan B.I. Dhiani. 2014. Formulasi dan Aktifitas Antibakteri Lotion Minyak Atsiri Buah Adas (Foeniculum vulgare Mill). Jurnal Media Farmasi 11 (1): 41-54.

Rahman, AG. 2008. Formulasi Losion Ekstrak Rimpang Bengle (Zingiber purpureum Roxb) dengan Variasi Konsentrasi Trietanolamin Sebagai Emulgator dan Uji Iritasinya ,skripsi, Purwokerto: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Reiger, M.M. 1994. Emulsi.Dalam : Lachman L, H. Lieberman & J.L. Kaning. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Vol.1. Terjemahan: Siti Suyatmi. UI Press, Jakarta: 1029-1071.

Richard R.G., Tetiyadi, Ira I., dan Linda W.,”Koefisien Perpindahan Massa Ekstraksi

Padat Cair”, Prosiding Seminar Kejuangan, Yogyakarta, 2002.

Rismunandar, 1988.Rempah-Rempah Komoditi Ekspor Indonesia. Sinar Baru.

Bandung.

Rizani, K. Z. 2000. Pengaruh Konsentrasi Gula Reduksi dan Inokulum (Saccharomyces cerevisiae) pada Proses Fermentasi Sari Kulit Nanas

(Ananas comosus L.Merr) untuk Produksi

Etanol.Skripsi.JurusanBiologi.Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam.UniversitasBrawijaya. Malang.

Saati, E.A. 2002.Potensi Bunga Pacar Air (Impatiens Balsamina Linn.) Sebagai Pewarna Alami Pada Produk Minuman. Majalah Tropika Vol. 10 (2).

Sanjaya , I.G. dan T. Puspita. 2012. Pengaruh Penambahan Khitosan an Plasticizer Biodegradable dari Pati Limbah Kulit Singkong. Tesis. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh September.

Sastrodihardjo, S. 1984. Pengantar Entomologi Terapan. ITB. Bandung.

Sastrohamidjojo, Hardjono. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta.


(12)

Schmitt, W.H. 1996. Skib Care Products.Didalam Cosmetics and Toiletries Industry.Edisi ke-2. Blackie Academic and Profesional, London.

Shahidi, F dan P.K.J.P.D Wanasundara. 2002. Extraction and Analysis of Lipids. Halaman 281..

Skoog, W. H., dkk. (2002). Fundamentals of Analytical Chemistry : Eighth Edition.

Broks/Cole-Thomson Learning.

Solahudin, G. 2006. Hati-Hati Gunakan Obat Anti Nyamuk.

http://www.Seniornews.co.id SNI, 16-4399, 1996, Sediaan Tabir Surya

http://pustan.bpkmi.ke menperin.go.id/files/SNI%20 16 4399-1996, PDF,Diakses Minggu, 13 September 2015.

Sudarmadji, (1989), Mikrobiologi Pangan, UGM Press, Yogyakarta.

Sudjana, 1994. Desain dan Analisis Eksperimen. Edisi ketiga. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sumardjo Darwin, 2006. Petunjuk Praktikum Biokimia Laboratorium Dasar. Universitas Trunojoyo.

Supartono. 2014. Ekstraksi Minyak Kenanga (Cananga Odorata) untuk Pemanfaatan Skin Lotion Penolak Serangga. Jurnal MIPA 37 (1):62-70.

Suryani, A., I. Sailah dan E. Hambali. 2000. Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. IPB, Bogor.

Susanti, Ardiana, Gumelar dan Bening. 2012. Polaritas Pelarut sebagai Pertimbangan dalam Pemilihan Pelarut untuk Ekstraksi Minyak Bekatul dari Bekatul Varietas Ketan (Orisa sativa glatinosa). Simposium National RAPI 11 FT UMS: k8-k14.

Syalfinaf M., Helmiyetti, dan E. Gustiyo. 2012. Efektivitas Minyak ATsiri Daun Kemangi (Ocimum basillicum L.) Sebagai Bahan Aktif Losion Anti Nyamuk

Aedes aegypti L. JurnalKonservasi Hayati 8 (2): 27-32.

Treyball, R.E., (1980), ―Mass-Transfer Operations‖, 3rd ed, Mc Graw-Hill, New York, hal. 717-723.


(13)

65

Violetta, P.E. dan S. B. Widjanarko. 2014. Distilasi dan Karakterisasi Minyak Atsiri Rimpang Jeringau (Acorus calamus). Jurnal Pangan dan Agroindustri 2 (2): 1-8.


(1)

Albert, 2009. Studi Penerapan Response Surface Methodology (RSM) dalam Proses Pembuatan Botol Untuk Peningkatan Produktivitas produk Botol di CV. Bobofood. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Andarwulan, N., H. Wijaya, dan D.T. Cahyono.(1996). Aktivitas Antioksidan dari Daun Sirih (Piper betle L).Teknologi dan Industri Pangan. Hal 29-30.

Anisah,dkk. 2014. Aktivasi Antibakteri Ekstrak Rimpang Jeringau (Acorus Calamus L.) Vol.3 (3):1-5 Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aureus dan Escherchia Coli. Universitas Tanjungpura. Pontianak.

Anon. 2003.Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia.Impor. Biro Statistik, Jakarta.

Agusta, A. (2002). Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 29- 30.

Badan Pusat Statistik. 2003. Statistik Tanaman Obat-obatan dan Hias.BPS. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2006. Statistik Tanaman Obat-obatan dan Hias.BPS. Jakarta.

Box, G.E.P,. dan Draper N. R. 1987. Empirical Model-Building and Response Surface. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Budiman, C. 2008. Metodology Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Departeman Kesehatan RI. 2000. Parameter Standart Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Diktorat Jendral POM-Depkes RI.

Departeman Kesehatan RI. 2000. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta: Diktorat Jendral POM-Depkes RI.

Depkes, RI. 1967. FMS (Formularium Medicamentorum Selectum) ISFI, Edisi Ke-1. Departemen Kesehatan R.I. Jatim. Surabaya.

Depkes, RI. 2004. Bunga Kenanga Repelan Nyamuk Aedes aegypti. Jakarta:

Direktorat Jendral POM-Depkes RI.

Dreher TM, Glass J, Connor AJO, Steven GW. 1997. Effect of Rheonology on Coalescence Rate and Emultion Stability. AIChE Journal 45 (6).


(2)

Dwi, S., E. Hambali, dan M. Nasution. 2013. Aplikasi Minyak Sereh Wangi (Citronella Oil) dan Geraniol dalam Pembuatan Skin Lotion Penolak Nyamuk.Jurnal Teknik Industri Pertanian 17 (3): 97-103.

Effendi,dkk. 2014. Distilasi Dan Karakterisasi Minyak Atsiri Rimpang Jeringau (Acarus Calamus) Dengan Kajian Lama Waktu Distilasi Dan Rasio Bahan:Pelarut. Universitas Brawijaya. Malang.

Fessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden, 1997, “Kimia Organik”, jilid 1 edisi ketiga, terjemahan oleh : Aloysius H. P, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Guenther, E. (2006). Minyak Atsiri Jilid I. UI Press, Jakarta.

Hartuti, Sri., M.D.Supardan. 2013. Optimasi Gelombang Ultrasonik untuk Produksi Oleoresin Jahe (Zingiber Officinale Roscoe) Menggunakan Respon Surface Methodology (RSM). Jurnal AGRITECH, Vol.33 (4):415-423

Hasnah, Husni, dan Ade Fardhisa. 2012. Pengaruh Ekstrak Rimpang Jeringau (Acarus Calamus L.) terhadap Mortalitas Ulat Grapyak Spodoptera litura F. Jurnal Floratek (7) : 115-124.

Heinrich, Michael., Barnes, Joanne., Gibbons, Simon., Williamso, Elizabeth M. 2004. Fundamental of Pharmacognosy and Phytotheapi. Hungary: Elsevier

Jufri, M, Anwar E, Utami PM., 2006, Uji Stabilitas Sediaan Mikroemulsi Menggunakan Hidrolisat Pati (DE 35-40) Sebagai Stabilizer, Majalah Ilmu Kefarmasian, 03 (01) : 8-21.

Kardinan, A. 2003.Tanaman Pengusir Nyamuk. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Kardinan, A. 2004.Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kardinan, A. 2005.Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. PT Agromedia Pustaka,Jakarta.

Kastianti, N. dan Amalia, Z.Q. 2008.Laporan Penelitian Pengambilan Minyak Atsiri Kulit Jeruk dengan Metode Ekstraksi Distilasi Vakum.Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Undip.

Kealey, K.S., M. Rodney, J.F.Leo, F.John, Margaret, and Giovani. 2004. Cocoa extract prepared from cocoa solids having high cocoa polyphenol content. United States Patent. Hlm 1-7.


(3)

Keithler, W.MR. 1956. The Formulation of Cosmetics and Cosmetics Specialties. Drug and Cosmetic Industry, New York.

Ketaren, S. 1985.Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta. Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Lemak dan Minyak Pangan.UIPress. Jakarta. Hlm 311.

Kurniawan, Deny. 2008. Regresi Linear (Linear Regresion): Forum Statistika. E-Learning Gunadarma, 2011.Bagian 4 Uji Hipotesis.http:// elearning.gunadarma.ac.id.Diakses Minggu 14 Agustus 2016 pukul 19.25. Lubrizol. 2007. Hand and Body Lotion. Lubrizol Advance Materials, Inc., B-0012.

Lutony, T.L., dan Rahmayati, Y. (2000). Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Hal. 2.

Mitsui, T. New Cosmetic Science. 1997. Elsevier Science B.V., Amsterdam. 4-5, 19-21, 37-46, 327-331.

Montgomery, Douglas C. 1991. Design Analysis of Experiment. John Wiley & Sons, New York.

. 1997. Design and Analysis of Experiment, 4th edition. New York: John Wiley & Sons.

Motley, T.J. 1994. The ethnobotany of sweet flag, Acorus calamus (araceae). J. Economic Botany 48 (4): 397-412.

Natalia, D. Een, S. Dan Tensiska, 2004, Ekstraksi Pewarna Alami Dari Buah Arben (Rubus Idaeus (Linn.)) dan Aplikasinya Pada Sistem Pangan Skripsi. Fakultas Industri Pertanian UNPAD.Bandung. Hal 8, 10, dan 13.

Nuryanti, dan Djati H.S. 2008. Metode Permukaan Respon Dan Aplikasinya Pada Optimasi Eksperimen Kimia. Jurnal Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 373-391.

O’nail, M.J. (ed). The Merck Index-An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals. 13th Edition, Whitehouse Station, NJ: Merck and Co., Inc. 2001., p.141


(4)

Pandey, U. K., V. Pandey & P. Singh. 2005. Response Of Some Plants Origin Insecticides Against S. Litura (Tobacco Caterpillar) Infesting Some Food Plants. 91 – 93. In Environment And Toxicology (Kumar, A. Ed) A.P.H. Publishing Corporation. New Delhi.

Qiu, H., Jun, H.W., dan McCall, J.W. 1998. Pharmacokinetics, Formulations, and Safety of Insect Repellent N.N.-Diethyl-3-Methylbenzamide (DEET) : A Review. J. Am. Mosq. Contr. Assoc, 14 :12–27.

Rahma Y.C., I. Hapsari, dan B.I. Dhiani. 2014. Formulasi dan Aktifitas Antibakteri Lotion Minyak Atsiri Buah Adas (Foeniculum vulgare Mill). Jurnal Media Farmasi 11 (1): 41-54.

Rahman, AG. 2008. Formulasi Losion Ekstrak Rimpang Bengle (Zingiber purpureum Roxb) dengan Variasi Konsentrasi Trietanolamin Sebagai Emulgator dan Uji Iritasinya ,skripsi, Purwokerto: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Reiger, M.M. 1994. Emulsi.Dalam : Lachman L, H. Lieberman & J.L. Kaning. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Vol.1. Terjemahan: Siti Suyatmi. UI Press, Jakarta: 1029-1071.

Richard R.G., Tetiyadi, Ira I., dan Linda W.,”Koefisien Perpindahan Massa Ekstraksi Padat Cair”, Prosiding Seminar Kejuangan, Yogyakarta, 2002.

Rismunandar, 1988.Rempah-Rempah Komoditi Ekspor Indonesia. Sinar Baru.

Bandung.

Rizani, K. Z. 2000. Pengaruh Konsentrasi Gula Reduksi dan Inokulum (Saccharomyces cerevisiae) pada Proses Fermentasi Sari Kulit Nanas

(Ananas comosus L.Merr) untuk Produksi

Etanol.Skripsi.JurusanBiologi.Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam.UniversitasBrawijaya. Malang.

Saati, E.A. 2002.Potensi Bunga Pacar Air (Impatiens Balsamina Linn.) Sebagai Pewarna Alami Pada Produk Minuman. Majalah Tropika Vol. 10 (2).

Sanjaya , I.G. dan T. Puspita. 2012. Pengaruh Penambahan Khitosan an Plasticizer Biodegradable dari Pati Limbah Kulit Singkong. Tesis. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh September.

Sastrodihardjo, S. 1984. Pengantar Entomologi Terapan. ITB. Bandung.

Sastrohamidjojo, Hardjono. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta.


(5)

Schmitt, W.H. 1996. Skib Care Products.Didalam Cosmetics and Toiletries Industry.Edisi ke-2. Blackie Academic and Profesional, London.

Shahidi, F dan P.K.J.P.D Wanasundara. 2002. Extraction and Analysis of Lipids. Halaman 281..

Skoog, W. H., dkk. (2002). Fundamentals of Analytical Chemistry : Eighth Edition. Broks/Cole-Thomson Learning.

Solahudin, G. 2006. Hati-Hati Gunakan Obat Anti Nyamuk.

http://www.Seniornews.co.id SNI, 16-4399, 1996, Sediaan Tabir Surya http://pustan.bpkmi.ke menperin.go.id/files/SNI%20 16 4399-1996, PDF,Diakses Minggu, 13 September 2015.

Sudarmadji, (1989), Mikrobiologi Pangan, UGM Press, Yogyakarta.

Sudjana, 1994. Desain dan Analisis Eksperimen. Edisi ketiga. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sumardjo Darwin, 2006. Petunjuk Praktikum Biokimia Laboratorium Dasar. Universitas Trunojoyo.

Supartono. 2014. Ekstraksi Minyak Kenanga (Cananga Odorata) untuk Pemanfaatan Skin Lotion Penolak Serangga. Jurnal MIPA 37 (1):62-70.

Suryani, A., I. Sailah dan E. Hambali. 2000. Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. IPB, Bogor.

Susanti, Ardiana, Gumelar dan Bening. 2012. Polaritas Pelarut sebagai Pertimbangan dalam Pemilihan Pelarut untuk Ekstraksi Minyak Bekatul dari Bekatul Varietas Ketan (Orisa sativa glatinosa). Simposium National RAPI 11 FT UMS: k8-k14.

Syalfinaf M., Helmiyetti, dan E. Gustiyo. 2012. Efektivitas Minyak ATsiri Daun Kemangi (Ocimum basillicum L.) Sebagai Bahan Aktif Losion Anti Nyamuk Aedes aegypti L. JurnalKonservasi Hayati 8 (2): 27-32.

Treyball, R.E., (1980), ―Mass-Transfer Operations‖, 3rd ed, Mc Graw-Hill, New York, hal. 717-723.


(6)

Violetta, P.E. dan S. B. Widjanarko. 2014. Distilasi dan Karakterisasi Minyak Atsiri Rimpang Jeringau (Acorus calamus). Jurnal Pangan dan Agroindustri 2 (2): 1-8.