Makna hidup dua orang pengguna narkoba jenis sabu-sabu di lembaga rehabilitasi `Kunci` Nandan Yogyakarta tahun 2011/2012 menurut teori Victor Frankl : (logoterapi) studi kasus.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAKSI
MAKNA HIDUP DUA ORANG PENGGUNA NARKOBA JENIS SABU-SABU
DI LEMBAGA REHABILITASI “KUNCI” NANDAN YOGYAKARTA
TAHUN 2011/2012 MENURUT TEORI VICTOR FRANKL
( LOGOTERAPI: STUDI KASUS )
Oleh
F. Endang Dwi Wilastuty
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran makna hidup pengguna
sabu-sabu. Penelitian ini dilakukan terhadap dua subyek yaitu ZE dan EI masingmasing berusia 17 tahun, pengguna narkoba jenis sabu-sabu yang sedang
menjalani rehabilitasi di Lembaga Rehabilitasi “KUNCI” Nandan, Yogyakarta
sejak bulan Januari sampai dengan April 2012.
Konsep Logoterapi yang digunakan mengacu pada teori Victor Frankl
(2004), yang merupakan perjuangan untuk menemukan makna hidup dalam hidup
seseorang dan merupakan motivator utama orang tersebut. Data tentang makna

hidup dikumpulkan melalui wawancara mendalam (depth interview) dengan ZE
dan EI, pendamping dan motivator. Pengujian keabsahan data dilakukan dengan
metode triangulasi dari berbagai sumber data. Data analisis secara kualitatif
dengan menyusun data secara sistematik, teratur, terstruktur, dan mempunyai
makna sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ZE dan EI setelah melalui fase
rehabilitasi, dan menjalani program-program rehabilitasi mengalami
perkembangan positif. (1) Dari aspek tujuan hidup, pada awalnya kedua subyek
tidak dapat memahami apa sebenarnya tujuan hidupnya. Seiring dengan proses
rehabilitasi, subyek kemudian dapat merumuskan tujuan hidup yaitu melepaskan
diri dari ketergantungan terhadap sabu-sabu sehingga subyek tidak lagi
mengkonsumsi narkoba. (2) Dari aspek kepuasan dan kebebasab hidup, kedua
subyek memiliki kembali rasa tanggungjawab. Mereka lebih bertanggungjawab
dalam menjalankan program rehabilitasi yang telah dijadwalkan. (3) Dari aspek
sikap terhadap kematian dan keinginan bunuh diri juga berubah, kedua subyek
mulai memikirkan resiko penggunaan sabu-sabu terhadap kematian dengan
menbuang jauh-jauh keinginan bunuh diri. (4) Dari aspek kepantasan hidup,
kedua subyek menyadari bahwa apa yang mereka lakukan dimasa yang lalu
adalah tidak pantas dan tidak perlu diulang.


vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
A CASE STUDY ON THE MEANING OF LIFE FOR TWO CRYSTAL
METHAMPHETAMINE USERS AT THE “KUNCI” NANDAN
REHABILITATION INSTITUTE IN 2011/2012 ACCORDING
TO VICTOR FRANKL’S LOGOTHERAPY
By
F. Endang Dwi Wilastuty
This thesis presents a study of the“meaning of life”for crystal
methamphetamine users based on the research conducted on two 17-year-old
crystal methamphetamine users, ZE and EI, who underwent rehabilitation at the
“KUNCI” Nandan Rehabilitaion Institute, Yogyakarta from January – April 2012.

Logotherapy, as used in this case study, refers to the theory of Victor
Frankl (2004) and is based on the concept that the concept of the “meaning of
life” is a major motivator in one’s life. Data were collected through in-depth
interviews with the research subjects ZE and EI, and their treatment supervisors
and motivators. The validity of the collected data was tested using the
triangulation technique of cross-verification of the various data sources. The data
were analyzed qualitatively and compiled in a systematic, organized, and
structured manner, which reflected a meaning consistent with the objectives of the
study.
The results showed that following the rehabilitation phase, both subjects
showed positive development in their individual recoveries. These developments
included (1) Regaining a sense of purpose.Before beginning rehabilitation,
subjects were unable to comprehend or value the purpose of their lives. Through
the rehabilitation process, subjects were able to make a full recovery from their
dependence on crystal methamphetamine and thus were able to formulate life
goals free from the influence of drugs. This return of a sense of purpose acted as a
motivator, which encouraged subjects to fully complete their rehabilitation
program. (2) Regaining a sense of responsibility.Through the rehabilitation
process, subjects regained a sense of responsibility in regards to the level of
satisfaction and freedom they enjoyed and were responsible for in their lives.

They accepted more responsibility for their progress in the rehabilitation program.
They became more eager and willing to participate in rehabilitation sessions. (3)
A change in attitude towards death and loss of suicidal ideation. Prior to
rehabilitation, subjects did not take the risks of crystal methamphetamine use into
consideration nor did they consider the possibility of death as a result of their drug
use. However, during the rehabilitation process subjects regained a sense of
responsibility for their lives and were able to acknowledge and comprehend the
seriousness of death, the possibility of death and the danger in which they had
placed themselves. They were also able to acknowledge the risks they need to take
into consideration when contemplating drug use, and how to overcome and avoid
suicidal ideation. (4) A realization and understanding of appropriate behavior.
Through the rehabilitation process subjects became aware of the inappropriateness
of their past drug use and the imperativeness of not relapsing.
viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

MAKNA HIDUP DUA ORANG PENGGUNA NARKOBA JENIS SABU- SABU
DI LEMBAGA REHABILITASI “KUNCI” NANDAN YOGYAKARTA
TAHUN 2011/2012 MENURUT TEORI VICTOR FRANKL
(LOGOTERAPI) STUDI KASUS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:
F. Endang Dwi Wilastuty
NIM: 061114029

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MAKNA HIDUP DUA ORANG PENGGUNA NARKOBA JENIS SABU- SABU
DI LEMBAGA REHABILITASI “KUNCI” NANDAN YOGYAKARTA
TAHUN 2011/2012 MENURUT TEORI VICTOR FRANKL
(LOGOTERAPI) STUDI KASUS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:
F. Endang Dwi Wilastuty

NIM: 061114029

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTO DAN PERSEMBAHAN
DOA KEDAMAIAN
“Tuhan berikanlah aku KEDAMAIAN…..
Untuk dapat MENERIMA….hal-hal yang tidak dapat AKU ubah…..
KEBERANIAN untuk mengubah…APA yang dapat AKU ubah…dan

KEBIJAKSANAAN untuk dapat membedakan keduanya”
Amin

Kupersembahkan Karyaku Untuk
Tuhan yesus dan Bunda Maria atas Kasihnya padaku
Bapak ( Alm. Yohanes Donoroto) dan ibu (Maria Sri Banon
Cinawe)
Masku Bangun, Mbak Vita dan adik-adiku Tetet,Abi dan
Anzel
Doddy Siwemole and Family serta Agustinus Sigit
Anak-anakku terkasih
(Alm)Billyartha,Margareta,Mariano,Lusia dan Pavan
Serta ketiga keponakanku Grey,Anne dan Michael

Terima kasih untuk semua DOA, kasih sayang, pendampingan dan
support kalian semua

kepadaku , yang membawaku

paling membahagiakan dalam hidupku dan

membuka mata bagi dunia serta

mengajariku untuk

memberi warna dan

hidupku

iv

pada saat

makna pada

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,

29 Agustus 2012

F. Endang Dwi Wilastuty

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN KAMPUS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
: F. Endang Dwi Wilastuty

Nama

Nomor Mahasiswa : 061114029
MAKNA HIDUP DUA ORANG PENGGUNA NARKOBA JENIS
SABU-SABU DI LEMBAGA REHABILITASI “KUNCI” NANDAN
YOGYAKARTA TAHUN 2011/2012 MENURUT
TEORI VICTOR FRANKL
(LOGOTERAPI) STUDI KASUS
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 29 Agustus 2012
Yang menyatakan

F. Endang Dwi Wilastuty

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAKSI
MAKNA HIDUP DUA ORANG PENGGUNA NARKOBA JENIS SABU-SABU
DI LEMBAGA REHABILITASI “KUNCI” NANDAN YOGYAKARTA
TAHUN 2011/2012 MENURUT TEORI VICTOR FRANKL
( LOGOTERAPI: STUDI KASUS )
Oleh
F. Endang Dwi Wilastuty
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran makna hidup pengguna
sabu-sabu. Penelitian ini dilakukan terhadap dua subyek yaitu ZE dan EI masingmasing berusia 17 tahun, pengguna narkoba jenis sabu-sabu yang sedang
menjalani rehabilitasi di Lembaga Rehabilitasi “KUNCI” Nandan, Yogyakarta
sejak bulan Januari sampai dengan April 2012.
Konsep Logoterapi yang digunakan mengacu pada teori Victor Frankl
(2004), yang merupakan perjuangan untuk menemukan makna hidup dalam hidup
seseorang dan merupakan motivator utama orang tersebut. Data tentang makna
hidup dikumpulkan melalui wawancara mendalam (depth interview) dengan ZE
dan EI, pendamping dan motivator. Pengujian keabsahan data dilakukan dengan
metode triangulasi dari berbagai sumber data. Data analisis secara kualitatif
dengan menyusun data secara sistematik, teratur, terstruktur, dan mempunyai
makna sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ZE dan EI setelah melalui fase
rehabilitasi, dan menjalani program-program rehabilitasi mengalami
perkembangan positif. (1) Dari aspek tujuan hidup, pada awalnya kedua subyek
tidak dapat memahami apa sebenarnya tujuan hidupnya. Seiring dengan proses
rehabilitasi, subyek kemudian dapat merumuskan tujuan hidup yaitu melepaskan
diri dari ketergantungan terhadap sabu-sabu sehingga subyek tidak lagi
mengkonsumsi narkoba. (2) Dari aspek kepuasan dan kebebasab hidup, kedua
subyek memiliki kembali rasa tanggungjawab. Mereka lebih bertanggungjawab
dalam menjalankan program rehabilitasi yang telah dijadwalkan. (3) Dari aspek
sikap terhadap kematian dan keinginan bunuh diri juga berubah, kedua subyek
mulai memikirkan resiko penggunaan sabu-sabu terhadap kematian dengan
menbuang jauh-jauh keinginan bunuh diri. (4) Dari aspek kepantasan hidup,
kedua subyek menyadari bahwa apa yang mereka lakukan dimasa yang lalu
adalah tidak pantas dan tidak perlu diulang.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
A CASE STUDY ON THE MEANING OF LIFE FOR TWO CRYSTAL
METHAMPHETAMINE USERS AT THE “KUNCI” NANDAN
REHABILITATION INSTITUTE IN 2011/2012 ACCORDING
TO VICTOR FRANKL’S LOGOTHERAPY
By
F. Endang Dwi Wilastuty
This thesis presents a study of the“meaning of life”for crystal
methamphetamine users based on the research conducted on two 17-year-old
crystal methamphetamine users, ZE and EI, who underwent rehabilitation at the
“KUNCI” Nandan Rehabilitaion Institute, Yogyakarta from January – April 2012.
Logotherapy, as used in this case study, refers to the theory of Victor
Frankl (2004) and is based on the concept that the concept of the “meaning of
life” is a major motivator in one’s life. Data were collected through in-depth
interviews with the research subjects ZE and EI, and their treatment supervisors
and motivators. The validity of the collected data was tested using the
triangulation technique of cross-verification of the various data sources. The data
were analyzed qualitatively and compiled in a systematic, organized, and
structured manner, which reflected a meaning consistent with the objectives of the
study.
The results showed that following the rehabilitation phase, both subjects
showed positive development in their individual recoveries. These developments
included (1) Regaining a sense of purpose.Before beginning rehabilitation,
subjects were unable to comprehend or value the purpose of their lives. Through
the rehabilitation process, subjects were able to make a full recovery from their
dependence on crystal methamphetamine and thus were able to formulate life
goals free from the influence of drugs. This return of a sense of purpose acted as a
motivator, which encouraged subjects to fully complete their rehabilitation
program. (2) Regaining a sense of responsibility.Through the rehabilitation
process, subjects regained a sense of responsibility in regards to the level of
satisfaction and freedom they enjoyed and were responsible for in their lives.
They accepted more responsibility for their progress in the rehabilitation program.
They became more eager and willing to participate in rehabilitation sessions. (3)
A change in attitude towards death and loss of suicidal ideation. Prior to
rehabilitation, subjects did not take the risks of crystal methamphetamine use into
consideration nor did they consider the possibility of death as a result of their drug
use. However, during the rehabilitation process subjects regained a sense of
responsibility for their lives and were able to acknowledge and comprehend the
seriousness of death, the possibility of death and the danger in which they had
placed themselves. They were also able to acknowledge the risks they need to take
into consideration when contemplating drug use, and how to overcome and avoid
suicidal ideation. (4) A realization and understanding of appropriate behavior.
Through the rehabilitation process subjects became aware of the inappropriateness
of their past drug use and the imperativeness of not relapsing.
viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan kasih karuniaNya, serta bimbinganNya selama proses penyelesaian skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “MAKNA HIDUP DUA ORANG PENGGUNA NARKOBA
JENIS SABU-SABU DI LEMBAGA REHABILITASI “ KUNCI” NANDAN
YOGYAKARTA

TAHUN

2011/2012

MENURUT

VICTOR

FRANKL

(LOGOTERAPI) STUDI KASUS
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan.
Penulis banyak mendapatkan pengalaman selama proses penyelesaian skripsi
ini. Baik pengalaman menyenangkan ataupun kurang menyenangkan, namun
semua pengalaman itu merupakan pelajaran yang berharga bagi perkembangan
diri penulis.
Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak
yang telah bersedia membimbing, membantu dan selalu memberikan dorongan
kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1.

Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing serta memotivasi
penulis dalam proses penulisan skripsi ini sampai selesai.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.

Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan semangat dan motivasi agar segera menyelesaikan skripsi pada
penulis.

3.

Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma terutama kepada Drs. T.A Prapanca Hary, M.Si. yang tidak
henti hentinya memberi semangat pada penulis.

4.

Br. Apolonaris Setara, FC, selaku Kepala Lembaga Rehabilitasi ”KUNCI”
Nandan Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengadakan penelitian study kasus.

5.

Br. Policarpus, FC dan Mas Agus yang membentu peneliti dalam
mempermudah memperoleh data dan wawancara penelitian studi kasus ini.

6.

Kepada ZE dan EI,terima kasih atas kesediaan kalian untuk berbagi
pengalaman sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7.

Para Family penghuni

lembaga rehabilitasi beserta staff yang selalu

memberi semangat dan menciptakan suasana yaang nyaman dan relasi yang
menyenangkan bagi penulis.
8.

Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 dan
sahabatku Mas Agung, Matius, Sendy, Nevi, Nino dan Siska yang selalu
memberikan semangat dan dorongan kepada penulis selama proses penulisan
skripsi.

9. Terima kasih kepada seluruh keluargaku Om,Tante, Pakde, Budhe dan yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dan
memberikan dukungan doa.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10. Terima kasih kepada Rm. Rudi, SJ, Rm. Harjanto, SJ, Rm. Kris SJ, Rm. In
Nugroho SJ, Rm. Bangun, Pr, Rm. Margo MSF, Rm. Sigit SVD, Rm. Asodo,
OMI dan Fr. Suherwanto SJ, atas dukungan doa bagi penulis.
11. Terima kasih untuk Suster Inez FCJ, Mbak Tres, Suster Aguila SPM dan
Suster Mery Christ, SSPS, untuk semua dukungan doa bagi penulis.
Dengan segala segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimaksih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian
skripsi ini. Penulis memilki harapan yang besar semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.

Penulis

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
E. Definisi Operasional ..................................................................... 7
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Makna Hidup.................................................................................
1. Pengertian Makna Hidup .........................................................
2. Landasan Logoterapi................................................................
3. Karakteristik Makna Hidup ......................................................
4. Sumber-sumber Makna Hidup ................................................
5. Metode-metode Makna Hidup..................................................
6. Dimensi-dimensi Makna Hidup ...............................................
7. Jenis Makna Hidup ..................................................................
8. Proses-prose Perubahan dari Penghayatan Hidup Tak
Bermakna Menjadi Lebih Bermakna ........................................
9. Indikator Pengukuran Makna Hidup .......................................
B. NARKOBA ...................................................................................
1. Pengertian Narkoba .................................................................
2. Penyalahgunaan Narkoba .........................................................
3. Faktor-faktor yang Mendorong Seseorang Menyalahgunakan
Narkoba ...................................................................................
4. Jenis-jenis Narkoba..................................................................
5. Upaya Pemulihan Pecandu Narkoba ........................................
6. Sebab-sebab (motivasi) Seseorang Putus Narkoba ...................
7. Mantan Pengguna Narkoba ......................................................

9
8
10
12
13
14
16
18
21
23
24
24
25
27
29
31
34
35

BAB III. METODOLOGO PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 36
B. Subyek Penelitian .......................................................................... 36
C. Tempat Penelitian .......................................................................... 36
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

D.
E.
F.
G.

Teknik Pengumpulan Data.............................................................
Teknik Analisis Data .....................................................................
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................
Langkah-langkah/Tahap-tahap Penelitian ......................................
1. Tahap Pra-Lapangan ................................................................
2. Tahap Kegiatan Lapangan........................................................
3. Tahap Analisis .........................................................................

36
37
38
39
39
40
41

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Jadwal Kegiatan Proses Wawancara ..............................................
B. Hasil Wawancara...........................................................................
C. Analisis .........................................................................................
D. Pembahasan...................................................................................

42
43
77
97

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 99
B. Saran ............................................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Surat Penelitian ....................................................................... 103
LAMPIRAN 2 Pedoman Pertanyaan Wawancara Umum ................................ 104
LAMPIRAN 3 Pedoman Pertanyaan Wawancara Makna Hidup...................... 107
LAMPIRAN 4 Jadwal Kegiatan Rehabilitasi .................................................. 108

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah narkoba dan psikotropika telah menjadi masalah yang sangat
serius. Kenyataannya narkoba telah melekat dengan kehidupan masyarakat
sekarang ini. Pada tahun 2009, kasus penyalahgunaan narkoba di Daerah
Istimewa Yogyakarta menempati peringkat kedua setelah DKI Jakarta dengan
pengguna sebanyak 8.980 orang (data Polda DIY, 2009). Daerah rawan
penyalahgunaan narkoba di DIY meliputi Kabupaten Sleman, Kabupaten
Bantul, dan Kota Yogyakarta.
Kecanduan narkoba bukanlah merupakan suatu kejadian yang sederhana
atau terjadi dengan sendirinya, melainkan merupakan akibat dari berbagai
faktor, baik individu maupun lingkungan. Kedua faktor tersebut berkaitan
erat dan berperan dalam proses tumbuh kembang individu, sampai individu
menemukan bentuk kehidupannya dan makna hidupnya. Seseorang
terjerumus menjadi pecandu narkoba dapat disebabkan faktor gangguan
kepribadian, usia dan tingkat religius yang rendah (Partodiharjo, 2001).
Lingkungan hidup juga berpengaruh besar terhadap penjerumusan individu
sebagai pecandu narkoba, terutama faktor keluarga, lingkungan tempat
tinggal, keadaan di sekolah, pengaruh teman dalam pergaulan dan keadaan
masyarakat pada umumnya.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Bagi pengguna narkoba, hidup dengan menyandang

status sebagai

pengguna narkoba adalah suatu penderitaan yang sangat berat. Mereka di
tolak, dikucilkan, dianggap remeh dan bahkan dibuang dari kehidupan
masyarakat. Hal ini disebabkan adanya stigma dalam masyarakat bahwa para
pengguna narkoba identik dengan perilaku kekerasan dan kejahatan, serta
penyakit menular yang dapat merusak segala sendi kehidupan (Thombs,
2010). Dengan stigma yang berkembang di masyarakat inilah yang membuat
para pengguna narkoba takut dan malu untuk berobat. Keluarga pun
cenderung menyembunyikan permasalahan kecanduan narkoba yang dialami
oleh salah satu keluarga dan menutup diri demi nama baik keluarga. Hal ini
tentu menyebabkan kondisi para pengguna narkoba semakin terpuruk. Stigma
dalam masyarakat ini pula yang membuat pengguna narkoba menjadi rendah
diri, frustrasi, putus asa sehingga tak sedikit yang menjadi pecandu kembali,
karena mereka merasa hidup tidak lagi bermakna akibat penolakan dari
lingkungan sekitar (Thombs, 2010). Ditambah lagi dengan adanya UndangUndang Nomer 22 tahun 1997 yang menempatkan pecandu narkoba sebagai
perilaku kriminal yang dapat merusak moral bangsa dan penjara merupakan
solusinya semakin menyudutkan para pecandu narkoba.
Substance Abuse and Mental Health Services Administration (2007),
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa 60% masyarakat merasa nyaman
tinggal bersebelahan dengan seseorang yang sedang menjalani pemulihan dari
kecanduan narkoba (Kompas, 2009). Badan Narkotika Nasional (BNN) juga
menunjukkan bahwa hanya 50% masyarakat Indonesia yang dapat menerima

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

mantan pecandu narkoba yang masih dalam masa pemulihan (Kompas, 2009).
Kondisi ini tentu memprihatinkan, karena stigma dan juga Undang-Undang
Nomer 22 tahun 1997 tersebut membuat para pecandu narkoba berada dalam
kondisi kesakitan, penderitaan dan keterpurukan.
Setiap manusia dapat menemukan makna hidup sampai nafasnya berakhir
(Koeswara, 1992). Menurut Frankl (Kosworo, 1992) realisasi nilai-nilai
bersikap perlu dilakukan tidak hanya ketika individu menghadapi penderitaan,
tetapi juga ketika individu menghadapi maut. Makna hidup memberikan
maksud bagi keberadaan hidup seseorang dan memberi seseorang kepada
suatu tujuan untuk semakin

menjadi manusia sepenuhnya. Makna hidup

memberikan arti dalam keberadaan manusia yaitu bagaimana caranya dalam
menerima nasib dan keberaniannya dalam menahan penderitaan (Schultz,
1991). Makna hidup berarti hal-hal yang memberikan arti khusus bagi
seseorang yang apabila dipenuhi, akan menyebabkan kehidupan dirasakan
menjadi berarti dan berharga, sehingga akan menimbulkan penghayatan
bahagia dan dapat ditemukan dalam setiap kehidupan (Schultz,1991).
Menurut Frankl (Kosworo, 1992) manusia dapat menemukan makna
melalui realisasi nilai-nilai manusiawi yang mencakup nilai kreatif, nilai logis,
nilai estetis, nilai etis, dan nilai pengalaman. Hal ini berarti manusia dapat
menemukan atau menciptakan kebermaknaan hidup melalui kerja, pemenuhan
akan keindahan dan penemuan kebenaran, penemuan cinta dengan sesama
maupun melalui pengalaman-pengalaman. Yalom (Bastaman, 2007) mengemukakan bahwa salah satu sumber kebermaknaan hidup adalah keyakinan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

bahwa manusia seharusnya berjuang keras untuk mengaktualisasikan diri
secara maksimal dan merealisasikan potensi-potensi yang mereka miliki.
Penelitian tentang “Penemuan Makna Hidup pada Mantan Pengguna Narkoba
yang Berprofesi Sebagai Pengamen” (Prawitasari, 2007), menunjukkan bahwa
penemuan makna hidup pada tiap individu pada para mantan pengguna
narkoba berbeda-beda.
Menurut Budihardja (Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen
Kesshatan), pada tahun 2008 dari 4 juta pengguna narkoba, 70% diantaranya
adalah anak sekolah yang berada pada usia remaja (Seminar SMESCO, 2009).
Lebih lanjut disampaikan bahwa berdasarkan survei Departemen Kesehatan
tahun 2007 menemukan 22.000 kasus narkoba dengan status anak SMA, 6.000
SMP, dan SD 3.000 orang. Hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN)
menunjukkan, prevalensi penyalahgunaan narkoba di lingkungan pelajar
mencapai 4,7 persen dari jumlah pelajar dan mahasiswa atau sekitar 921.695
orang.
Salah satu jenis narkoba yang populer digunakan oleh para remaja adalah
sabu-sabu. Remaja mudah terpancing menggunakan sabu-sabu karena pada
masa remaja ini keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya
hidup serta bersenang-senang yang besar sekali (Partodiharjo, 2006). Selain
itu para remaja lebih rentan kecanduan karena kondisi hidup mereka yang
masih dalam masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Banyak remaja
memiliki rasa percaya diri yang rendah, merasa cemas, ketidak mampuan
mengungkapkan perasaan dan kurang dapat mengendalikan hidup mereka.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

Semua hal itu berkontribusi terhadap penggunaan sabu-sabu dan akhirnya
membuat mereka menjadi pecandu yang berdampak pada gangguan biologis,
psikologis maupun makna hidup (Martono dan Joewana, 2006). Berdasarkan
hal tersebut di atas, fokus penelitian ini adalah tentang kebermaknaan hidup
pengguna sabu-sabu pada remaja. Penelitian akan mendiskripsikan bagaimana
para pengguna sabu-sabu yang masih berusia remaja memaknai kehidupannya.
Berdasarkan hasil wawancara awal dengan pengelola Panti Rehabilitasi
“Kunci” Nandan, Yogyakarta, jenis narkoba yang banyak digunakan para
remaja adalah sabu-sabu, karena cara mengkonsumsinya dianggap lebih
mudah. Efek awalnya adalah timbulnya khayalan-khayalan nikmat dan
menyenangkan serta rasa bahagia semu. Namun pada penggunaan yang tidak
terkontrol akan menimbulkan efek samping muntah dan mual, gelisah, sakit
kepala, nafsu makan berkurang, denyut jantung berkurang, timbul khayalan
yang menakutkan, dan kejang-kejang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus permasalahan penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran makna hidup pengguna sabu-sabu ?
2. Perubahan positif apakah yang didapat oleh pengguna sabu-sabu setetah
mengikuti rehabilitasi?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

gambaran makna hidup

pengguna sabu-sabu dan perubahan positif yang didapat oleh pengguna sabusabu setelah mengikuti rehabilitasi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat, antara
l a i n:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan

sumbangan informasi bagi pengembangan pengetahuan

Bimbingan dan Konseling, khususnya berkaitan dengan makna hidup
pamakai sabu-sabu.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi masyarakat agar dapat
memahami para pengguna sabu-sabu dalam menjalani kehidupan di
masyarakat.
b. Bagi Konselor
1)

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
memahami kondisi para pengguna sabu-sabu.

2)

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam
proses pendampingan pengguna sabu-sabu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

c. Bagi penulis
1) Penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk mengenal dan
memahami tentang makna hidup pengguna sabu-sabu.
2) Penelitian ini sangat bemanfaat sebagai bekal penulis di masa
mendatang dalam hidup bermasyarakat, dan membantu memberi
pendampingan bagi para pengguna sabu-sabu dalam proses
rehabilitasi.
c. Bagi pengguna
1) Penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang tentang makna
hidup.
2) Penelitian ini dapat memberikan motivasi para pengguna sabu-sabu
untuk membangun sikap hidup yang lebih realistis.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel-variabel yang terdapat dalam fokus
permasalahan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Makna hidup adalah sesuatu yang dianggap penting, benar, terkandung
tujuan hidup dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi
seseorang, seperti nilai kejujuran, keterbukaan, kepercayaan, dan
tanggungjawab.
2. Pengguna adalah orang yang menggunakan sabu-sabu secara ilegal, yang
penggunaannya dilakukan tanpa pertimbangan dan pengawasan dari ahli
medis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

3. Sabu-sabu adalah salah satu jenis narkotika dari golongan stimulan, yaitu
narkotika yang berfungsi merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
kegairahan serta kesadaran.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Makna Hidup
1. Pengertian Makna Hidup
Makna hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting dan berharga,
serta memberikan nilai khusus bagi seseorang. Makna hidup bila berhasil
ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan
demikian berarti dan berharga (Bastaman, 1996). Pengertian mengenai makna
hidup menunjukkan bahwa didalamnya terkandung juga tujuan hidup, yakni
hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi. Makna hidup ini benar-benar
terdapat dalam kehidupan itu sendiri, walaupun dalam kenyataannya tidak
mudah ditemukan, karena sering tersirat dan tersembunyi di dalamnya. Bila
makna hidup ini berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan
kehidupan dirasakan bermakana dan berharga yang pada giliranya akan
menimbulkan perasaan bahagia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kebahagiaan adalah ganjaran atau akibat samping dari keberhasilan seseorang
memenuhi makna hidup.
Menurut pandangan Frankl (1970) makna hidup harus dilihat sebagai
suatu yang sangat objektif karena berkaitan dengan hubungan individu
dengan pengalamannya dalam dunia ini, meskipun makna hidup itu sendiri
sebenarnya suatu yang objektif, artinya benar-benar ada dan dialami dalam
kehidupan. Frankl (1985) juga menyebutkan bahwa makna hidup sebagai

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

sesuatu hal yang bersifat personal, dan bisa berubah seiring berjalanya waktu
maupun perubahan situasi dalam kehidupannya. Individu seolah-olah ditanya
apa makna hidupnya pada setiap waktu maupun situasi dan kemudian harus
mempertanggungjawabkan. Sedangkan menurut Yalom (dalam Bastaman,
1996) pengertian makna hidup sama artinya dengan tujuan hidup yaitu segala
sesuatu yang ingin dicapai dan dipenuhi.
Berdasarkan uraian dia atas maka dapat disimpulkan bahwa makna hidup
adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan
nilai khusus bagi seseorang, sehingga sesuatu yang ingin dicapai dan
dipenuhi.
2. Landasan Logoterapi
Menurut Frankl (2004) logoterapi berasal dari kata logos berasal dari
bahasa Yunani yang berarti makna. Logoterapi percaya bahwa perjuangan
untuk menemukan makna hidup dalam hidup seseorang merupakan motivator
utama orang tersebut. Logoterapi berusaha membuat pasien menyadari secara
tanggungjawab dirinya dan memberinya kesempatan untuk memilih, untuk
apa, atau kepada siapa dia merasa bertanggungjawab. Logoterapi tidak
menggurui atau berkotbah melainkan pasien sendiri yang harus memutuskan
apakah tugas hidupnya bertanggung jawab terhadap masyarakat, atau
terhadap hati nuraninya sendiri.
Menurut Frankl (dalam Trimardhany, 2003) logoterapi memiliki wawasan
mengenai manusia yang berlandaskan tiga pilar filosofis yang satu dengan
lainya erat hubungannya dan saling menunjang yaitu:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

a. Kebebasan berkehendak (Freedom of Will)
Dalam pandangan Logoterapi manusia adalah mahluk yang istimewa
karena mempunyai kebebasan. Kebebasan disini bukanlah kebebasan
yang mutlak, tetapi kebebasan yang bertanggungjawab. Kebebasan
manusia bukanlah kebebasan dari (freedom from) kondisi-kondisi
biologis, psikologis dan sosiokultural tetapi lebih kepada kebebasan
untuk mengambil sikap (freedom to take a stand) atas kondisi-kondisi
tersebut. Kelebihan manusia yang lain adalah kemampuan untuk
mengambil jarak (to detach) terhadap kondisi di luar dirinya, bahkan
manusia juga mempunyai kemampuan-kemampuan mengambil jarak
terhadap dirinya sendiri (self detachment). Kemampuan-kemampuan
inilah yang kemudian membuat manusia disebut sebagai “the self
determining being” yang berarti manusia mempunyai kebebasan untuk
menentukan sendiri apa yang dianggap penting dalam hidupnya.
b. Kehendak Hidup Bermakna (The Will to Meaning)
Menurut Frankl (2007), motivasi hidup manusia yang utama adalah
mencari makna. Ini berbeda dengan psikoanalisa yang memandang
manusia adalah pencari kesenangan atau juga pandangan psikologi
individual bahwa manusia adalah pencari kekuasaan. Menurut logoterapi
(Koeswara, 1992) bahwa kesenangan adalah efek dari pemenuhan
makna, sedangkan kekuasaan merupakan prasyarat bagi pemenuhan
makna itu. Mengenal makna itu sendiri menurut Frankl bersifat menarik
(to pull) dan menawari (to offer) bukannya mendorong (to push). Karena

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

sifatnya menarik itu maka individu termotivasi untuk memenuhinya agar
ia menjadi individu yang bermakna dengan berbagai kegiatan yang sarat
dengan makna.
c. Makna Hidup (The Meaning Of Life)
Makna hidup adalah sesuatu yang dianggap penting, benar dan
didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang (Bastaman,
1996). Untuk tujuan praktis makna hidup dianggap identik dengan tujuan
hidup. Makna hidup bisa berbeda antara manusia satu dengan yang lainya
dan berbeda setiap hari, bahkan setiap jam. Karena itu, yang penting
bukan makna hidup secara umum, melainkan makna khusus dari hidup
seseorang pada suatu saat tertentu. Setiap manusia memiliki pekerjaan
dan misi untuk menyelesaikan tugas khusus. Dalam kaitan dengan tugas
tersebut dia tidak bisa digantikan dan hidupnya tidak bisa diulang.
Karena itu, manusia memiliki tugas yang unik dan kesempatan unik
untuk menyelesaikan tugasnya (Frankl, 2004).
3.

Karakteristik Makna Hidup
Karakteristik makna hidup menurut Bastaman (1996) antara lain :
a. Makna hidup sifatnya unik, pribadi dan temporer
Artinya apa yang dianggap berarti bagi seseorang belum tentu berarti
pula bagi orang lain. Demikian pula hal-hal yang dianggap penting
dapat berubah dari waktu ke waktu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

b. Kongkrit dan spesifik
Yakni makna hidup dapat ditemukan dalam pengalaman dan
kehidupan sehari-hari, serta tidak usah selalu dikaitkan dengan hal-hal
yang serba abstrak filosofis dan idealis atau kreativitas dan prestasi
akademis yang serba menakjubkan.
c. Memberi pedoman dan arah
Artinya makna hidup yang ditemukan oleh seseorang akan
memberikan pedoman dan arah terhadap kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya

sehingga

(challenging)

dan

makna

hidup

mengundang

seakan-akan

(inviting)

menantang

seseorang

untuk

memenuhinya.
4.

Sumber-sumber Makna Hidup
Frankl (dalam Trimardhany, 2003) menyimpulkan bahwa makna hidup

bisa ditemukan melalui tiga cara, yaitu:
a. Nilai Kreatif
Nilai kreatif dapat diraih melalui berbagai kegiatan. Pada dasarnya seorang
bisa mengalami stress jika terlalu banyak beban pekerjaan, namun ternyata
seseorang jika tidak melakukan kegiatan apa-apa juga akan merasa hampa
dan stress pula. Kegiatan yang dimaksud tidaklah semata-mata kegiatan
mencari

uang,

namun

pekerjaan

yang

membuat

seorang

da pa t

merealisasikan potensi-potensinya sebagai sesuatu yang dinilainya
berharga bagi dirinya sendiri atau orang lain maupun kepada Tuhan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

b. Nilai Penghayatan
Nilai penghayatan menurut Frankl dapat dikatakan berbeda dari nilai
kreatif karena cara memperoleh nilai penghayatan adalah dengan
menerima apa yang ada dengan penuh pemaknaan dan penghayatan yang
mendalam. Realisasi nilai penghayatan dapat dicapai dengan berbagai
macam bentuk penghayatan terhadap keindahan, rasa cinta dan memahami
suatu kebenaran (Frankl dalam Koeswara,1992). Makna hidup dapat diraih
melalui berbagai momen maupun hanya dari sebuah momen tunggal yang
sangat mengesankan bagi seseorang misalnya memaknai hasil karya
sendiri yang dinikmati orang lain.
c. Nilai Bersikap
Nilai terakhir adalah nilai bersikap, yang sering dianggap paling tinggi
karena di dalam menerima kehilangan kita terhadap kreativitas maupun
kehilangan kesempatan untuk menerima cinta kasih, manusia tetap bisa
mencapai makna hidupnya melalui penyikapan terhadap apa yang terjadi.
Bahkan di dalam suatu musibah yang tak terelakan, seorang masih bisa
menjadikannya suatu momen yang sangat bermakna dengan cara
menyikapinya secara tepat. Dengan perkataan lain penderitaan yang
dialami seseorang masih tetap dapat memberikan makna bagi dirinya.
5. Metode-metode Makna hidup
Bastaman (1996) menyederhanakan dan memodifikasi metode
Logoanalysis sebagai berikut:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

a. Pemahaman Pribadi
Mengenali secara objektif kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
lingkungan, baik yang masih merupakan potensi maupun yang telah
teraktualisasi untuk kemudian kekuatan-kekuatan itu dikembangkan dan
kelemahan-kelemahan dihambat dan dikurangi.
b. Bertindak positif
Mencoba menerapkan dan melaksanakan dalam perilaku dan tindakantindakan nyata sehari-hari yang dianggap baik dan bermanfaat.
Bertindak positif merupakan kelanjutan dari berfikir positif.
c. Pengakraban Hubungan
Secara sengaja meningkatkan hubungan yang baik dengan pribadipribadi tertentu (misalnya anggota keluarga, teman, rekan kerja,
tetangga), sehingga masing-masing merasa saling menyayangi, saling
membutuhkan dan bersedia bantu-membantu.
d. Pengalaman Tri-Nilai
Berupaya untuk memahami dan memenuhi tiga ragam nilai yang
dianggap sebagai sumber makna hidup yaitu nilai-nilai kreatif (kerja,
karya), nilai-nilai penghayatan (kebebaran, keindahan, kasih, iman), dan
nilai-nilai bersikap (menerima dan mengambil sikap yang tepat atas
derita yang tidak dapat dihindari lagi)
e. Ibadah
Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri pada sang pencipta yang
pada akhirnya memberikan perasan damai, tentaram, dan tabah. Ibadah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

yang dilakukan secara terus-menerus dan khusuk memberikan perasaan
seolah-olah dibimbing dan mendapat arahan ketika melakukan suatu
perbuatan.
6. Dimensi-dimensi Makna hidup
Menurut Bastaman (1996) terdapat komponen-komponen potensial
yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dan
mengembangkan kehidupan bermakna sejauh diaktualisasikan. Komponen
ini ternyata cukup banyak ragamnya, tetapi semuanya dapat dikategorikan
dalam menjadi tiga dimensi yaitu :
a.

Dimensi Personal
Unsur-unsur yang merupakan dimensi personal adalah:
1) Pemahaman diri (self insight), yakni meningkatnya kesadaran atas
buruknya kondisi diri pada saat ini dan keinginan kuat untuk
melakukan perubahan ke arah kondisi yang lebih baik.
2) Pengubahan sikap (changing attitude), dari semula tidak tepat
menjadi lebih tepat dalam menghadapi masalah, kondisi hidup
dan musibah yang terelakkan.

b.

Dimensi Sosial
Unsur yang merupakan dimensi sosial adalah dukungan sosial (sosial
support), yakni hadirnya seseorang atau sejumlah orang yang akrab,
dapat dipercaya dan selalu bersedia memberikan bantuan pada saatsaat diperlukan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

c.

Dimensi Nilai-nilai
Adapun unsur-unsur dari dimensi nilai-nilai meliputi:
1) Makna hidup (the meaning of live), yakni nilai-nilai penting dan
sangat berarti bagi kehidupan pribadi seseorang yang berfungsi
sebagai tujuan hidup yang harus dipenuhi dan mengarah kegiatankegiatannya.
2) Keikatan diri (self commitment) terhadap makna hidup yang
ditemukan dan tujuan hidup yang ditetapkan.
3) Kegiatan terarah (directed activities), yakni upaya-upaya yang
dilakukan secara sadar dan sengaja berupa pengembangan
potensi-potensi pribadi (bakat, kemampuan, keterampilan) yang
positif serta pemanfaatan relasi antar pribadi untuk menunjang
tercapainya makna dan tujuan hidup.

Unsur-unsur tersebut bila disimak dan direnungkan secara mendalam
ternyata merupakan kehendak, kemampuan, sikap, sifat dan tindakan khas
insani, yakni kualitas-kualitas yang terpateri pada eksistensi manusia.
Pengembangan

pribadi

keunggulan-keunggulan

pada
dan

dasarnya

adalah

peminimalisasian

pengoptimalisasian

kelemahan-kelemahan

pribadi. Dengan demikian dilihat dari segi dimensi-dimensinya dapat
diungkap sebuah prinsip yaitu keberhasilan mengembangkan penghayatan
hidup

bermakna

dilakukan

dengan

jalan

mengaktualisasikan potensi kualitas-kualitas insani.

menyadari

dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

7. Jenis Makna dalam Hidup
Menurut Fankl (dalam Bastaman, 1996 : 102) ada tiga makna hidup yang
dapat membawa manusia kepada makna hidupnya, yaitu :
a. Makna Kerja
Makna hidup bukanlah untuk dipertanyakan tetapi untuk dijawab, karena
kita bertanggung jawab atas hidup ini. Jawaban ini hanya diberikan dalam
kata-kata tetapi yang utama adalah dengan berbuat dan dengan
melakukannya. Aktualisasi nilai-nilai kreatif yang bisa memberikan makna
kepada kehidupan seseorang biasanya terkandung dalam pekerjaan
seseorang. Pekerjaan menurut Frankl (dalam Bastaman, 1996 : 102)
merepresentasikan keunikan keberadaan individu dalam hubungannya
dengan masyarakat dan karenanya memperolah makna dan nilai. Makna
dan nilai ini berhubungan dengan pekerjaan seseorang sebagai
kontribusinya terhadap masyarakat dan bukan pekerjaanya yang
sesungguhnya yang dinilai. Rasa kekosongan dan tanpa makna yang
dialami para penganggur juga dialami oleh narapidana dalam kamp
konsentarasi. Dalam keadaan seperti itu, mungkin terlihat sekilas bahwa
kondisi tanpa pekerjaan menyebabkan seseorang menjadi neurotis. Kesan
demikian itu sebenarnya tidak terlalu tepat, karena ternyata tidak semua
penganggur kemudian mengalami unemployment neurosis. Pada mereka
yang telah menyadari bahwa makna hidup tidak semata-semata tergantung
pada pekerjaan yang mendapatkan upah, unemployment neurosis tidak
terjadi. Misalnya para penganggur yang memanfaatkan waktu luangnya

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

dengan melakukan berbagai kegiatan sosial yang dapat meningkatkan amal
ibadah mereka.
b. Makna Penderitaan
Penderitaan memberikan suatu makna manakala individu menghadapi
situasi kehidupan yang tidak dapat dihindari. Bilamana suatu keadaan
sungguh-sungguh tidak bisa diubah dan individu tidak lagi memiliki
peluang untuk merealisasikan nilai-nilai kreatif, maka saatnya untuk
merealisasikan nilai-nilai bersikap. Dalam penderitaan individu berada
dalam ketegangan atas apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang
sebenarnya terjadi dalam kenyataan. Nilai-nilai bersikap teraktualisasi
ketika individu diharapkan pada sesuatu yang sudah menjadi takdirnya.
Dalam menghadapi masalah ini, individu bersikap menerima kesulitankesulitan hidupnya dan di sanalah teraktualisasi potensi-potensi nilai yang
tidak terkira banyaknya. Hidup adalah sebuah kesempatan untuk sesuatu,
baik membentuk nasib (melalui nilai-nilai kreatif), dengan menentukan
sikap terhadap nasib (melalui nilai-nilai bersikap) berarti individu
menunjukkan keberaniaan dan kemuliaan menghadapi penderitaanya.
Penderitaan dapat membuat manusia merasakan hidup yang sesungguhnya.
Dalam penderitaan dikatakan bahwa manusia dapat menjadi matang,
karena melalui penderitaan itulah manusia belajar dan semakin
memperkaya hidupnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

c. Makna Cinta
Eksistensi manusia didasari oleh keunikan dan keistimewaan individu
tersebut. Cinta berarti mengalami hidup bersama orang lain dengan segala
keunikan dan keistimewaannya. Dalam cinta terjadi penerimaan penuh
akan nilai-nilai, tanpa kontribusi maupun usaha dari yang dicintai, cinta
membuat si pecinta menerima segala keunikan dan keistimewaan orang
yang dicintainya.
Cinta memungkinkan individu untuk melihat inti spiritual orang lain, nilainilai potensial dan hakekat yang dimilikinya. Cinta memungkinkan kita
untuk mengalami kepribadiaan orang lain dalam dunianya sendiri dan
dengan demikian memperluas dunia kita sendiri. Bahkan pengalaman kita
dalam cinta berubah menjadi kisah yang menyedihkan; kita tetap
diperkaya dengan diberikan makna yang lebih mendalam akan hidup.
Manusia rela menanggung resiko mengalami sekian banyak kisah cinta
yang menyedihkan asalkan ia dapat mengalami satu saja kisah cinta yang
membahagiakan.
Ketiga cara tersebut menggambarkan bahwa seseorang dalam mencari
makna hidupnya harus dengan menyakini bahwa makna tersebut adalah
sesuatu yang obyektif, yang bersifat menuntut atau menantang tetapi juga
merupakan suatu hal yang mutlak bagi manusia untuk dapat mencapai
pemenuhan makan itu.
Dari uraian diatas peneliti mengambil kesimpulan pengertian kebermaknaan
hidup adalah merupakan sesuatu yang dianggap penting, benar dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang. Makna hidu