PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET.

(1)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

Mesa Rahmi Stephani

1201576

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Mesa Rahmi Stephani Nim : 1201576

Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keterampilan Bermain Bolabasket

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Prof. Dr. H. Adang Suherman, MA NIP. 19630618198831002

Pembimbing II

Dr. R Boyke Mulyana, M.Pd NIP. 196210231989031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

Prof. Dr. H. Adang Suherman, MA NIP. 19630618198831002


(3)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Mesa Rahmi Stephani

Abstrak .

Kemampuan berpikir kritis sangatlah penting untuk dimiliki oleh setiap individu agar apa yang diyakini atau dilakukan merupakan hasil dari pertimbangan yang matang, sehingga individu mampu menjadi problem solver. Keterampilan bermain penting untuk dimiliki oleh siswa, agar siswa senantiasa gemar melakukan aktifitas olahraga, terutama pada olahraga permainan. Usia siswa SMP yang memasuki tahap operasional formal, ialah masa perkembangan yang sangat krusial agar mampu berpikir ke tahap yang lebih kompleks dimasa mendatang. Pembelajaran di sekolah harus mampu mengoptimalkan fungsi otak peserta didik. Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2045, sehingga saat ini pemerintah menyempurnakan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 untuk menjawab tantangan tersebut. Kurikulum 2013 merekomendasikan pembelajaran di sekolah untuk berpusat kepada siswa atau pengajaran tidak langsung (indirect-teaching), agar siswa mampu berkembang secara holistik. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang menerapkan pola pembelajaran indirect-teaching yang didalamnya keterlibatan siswa pada proses pembelajaran lebih besar. Sehingga diharapkan membantu pencapaian kurikulum 2013. Penelitian dilaksanakan di SMP Laboratorium Percontohan UPI. Dengan mengambil populasi kelas VII, teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Metode penelitian yang digunakan untuk mengungkap permasalahan tersebut, menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan randomize pretest-posttest control group design. Instrument yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yaitu dengan tes kemampuan berpikir kritis, sedangkan GPAI untuk mengukur keterampilan bermain. Teknik analisis data menggunakan uji-t dan Manova. Hasil penelitian secara umum yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan bermain bolabasket.

Kata kunci: Model pembelajaran inkuri, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan bermain.


(4)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan tidak lupa kita panjatkan shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjunan kita nabi besar Muhammad SAW, karena atas perantaranya kita senantiasa berada dalam agama dan keyakinan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Penulis sangat bersyukur mampu menyelesaikan Tesis ini walaupun dalam proses pengerjaannya penulis menemukan berbagai macam ujian dan cobaan yang begitu rumit. Namun atas kesabaran dan bantuan semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban penulis sebagai seorang mahasiswa. Penyusunan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Bermain Bolabasket”, diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Pendidikan Olahraga di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari pula bahwa penyusunan tesis ini masih belum sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaaat bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan olahraga, terutama bagi kemajuan pendidikan.


(5)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrahmaanirrohiim,

Alhamdulillahirobbil „alamin, penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penulis diberi kemapuan untuk menyelesaikan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan dukungan serta bantuan moril maupun materil, yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung. Maka, melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus dan ikhlas terutama kepada: 1. Rektor Universitas Pedidikan Indonesia, Bapak Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata M.Pd,

bersama dengan para pembantu rektor yang telah memberi kesempatan studi.

2. Bapak Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta waktunya sehingga penulis mampu menyelesaikan studi Magister tepat waktu.

3. Bapak. Dr. R Boyke Mulyana, M. Pd, selaku pembimbing II, yang dengan tulus dan ikhlas telah banyak meluangkan waktu untuk menerima penulis untuk berkonsultasi, memeberikan saran, masukan, dan arahan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

4. Bapak. Dr. Kardjono, M.Sc, selaku Pembimbing akademik, yang telah memberikan bimbingan serta waktunya sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan dengan baik. 5. Seluruh Dosen POR S2 UPI yang telah membimbing dan memberikan ilmunya secara

ikhlas kepada penulis.

6. Seluruh staf dan karyawan Pascasarjana UPI yang telah membantu penulis selama masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini.

7. Ucapan terima kasih yang utama, penulis sampaikan kepada Bapa dan Mamah yang selalu memberikan semangat dan doanya sehingga penulis mampu menjalani perkuliahan dengan lancar dengan hasil yang terbaik.

8. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Robert Harlan atas dukungan secara moril maupun materiil, sehingga penulis mampu menyelesaikan studi Magister dengan baik dan penuh semangat.


(6)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Papih Ade Rahman dan Mamih Nani Fathonah atas pengorbanan waktu, tenaga, serta dukungan do‟anya, sehingga penulis bisa menjalani perkuliahan dengan baik.

10.Suamiku tercinta Gano Sumarno, M.Pd yang selalu memotivasi, dan selalu menjadi sahabat dalam bertukar fikiran dan pendapat.

11.Anakku Faathir Al-Mulki Fajri sebagai sumber inspirasi dan penyemangat dalam hidup penulis.

12.Kakakku Ratni Mulyawati, adikku Rachmat Subagia, Herman Yuliet, Pusti Mustika, S.Pd, keponakanku Nazwatul Mahbubah Nurawwalin Muhafidin.

13.Kepada sahabatku Gita Febria Friskawati, M.Pd yang selalu sabar dalam membimbing penulis selama ini juga di perkuliahan maupun penelitian.

14.Kepada sahabatku lainnya Gustia Hidayatiningsih, S.Pd serta Putri Nurlaela Hasan, S.Pd yang mendoakan dan memberikan semangat bagi penulis.

15.Kepada Teh Hilda Ilmawati, yang senantiasa menjadi rekan dalamm berdiskusi.

16.Kepada Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Al-Inayah Drs. H. Ridwan Syihabudin, M.Pd, serta rekan kerja, Ibu Hidayati, S.Pd; Ibu Ema Mahmudiah, S.Pd; Ibu Engkan Maskanah; Bu Risti Handayani, S.S; Pa Jenal Aripin, S.Pd; Pa Usman Supriatna, S.Pd; Pa Endang Rustana, S.Pd; dan rekan guru lainnya yang tidak bisa penulis cantumkan satu persatu, serta Staf TU yang tidak hanya sebagai rekan kerja, juga memberikan penulis wawasan yang luas.

17.Erik Faisal, S.Pd; Primayatna Ibrahim, S.Pd; dan Andri Kamnuron, S.Pd yang telah membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan studi.

18.Serta semua pihak yang telah membantu kelancaran studi penulis yang tidak bisa dicantumkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulis dalam menyelesaikan tesis ini tidak akan bisa selesai tanpa bantuan do‟a serta dukungan dari para dosen, staf, keluarga, sahabat dan teman yang tidak hentinya mendorong penulis menyelesaikan studi ini. Semoga tesis ini menjadi titik tolak bagi penulis untuk mampu menggapai karir dan kesuksesan yang lebih baik di masa depan. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan doa dari keluarga dan sahabat sekalian.


(7)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bandung, Juli 2014


(8)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN………

ABSTRAK……… KATA PENGANTAR………. UCAPAN TERIMA KASIH……… DAFTAR ISI………. DAFTAR TABEL……… DAFTAR GAMBAR……… DAFTAR LAMPIRAN……… BAB I. PENDAHULUAN……… A. Latar Belakang………. B. Identifikasi Masalah………...

C. Rumusan Masalah………

D. Tujuan Penelitian……….

E. Manfat Penelitian………... F. Struktur Organisasi Tesis………... BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS……….. A. Konsep Kemampuan Berpikir Kritis….……….. B. Keterampilan Bermain …………..………. C. Model Pembelajaran Inkuiri……… D. Hasil Penelitian Terkait Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

terhadap Berpikir Kritis dan Keterampilan Bermain………

E. Kerangka Pikir……….

F. Hipotesis………..

BAB III. METODE PENELITIAN……… A. Lokasi, Populasi, Sampling, dan Sampel Penelitian……… B. Metode dan Desain Penelitian………. C. Definisi Operasional………. D. Instrumen Penelitian……..……… E. Proses Pengembangan Instrumen…..……… F. Limitasi Penelitian………..

G. Teknik Pengumpulan Data………

H. Analisis Data………

i ii iii iv vii ix x xi 1 1 11 12 13 14 15 16 16 24 36 45 47 49 51 51 54 57 57 61 65 69 70


(9)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN….……… A. Hasil Penelitian………..………….. B. Pengujian Persyaratan Analisis………. C. Uji Hipotesis………. D. Diskusi Hasil Penelitian……… BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… A. Kesimpulan……….….

B. Rekomendasi………..…….

DAFTAR PUSTAKA……… LAMPIRAN………..

71 71 73 76 84 102 102 102 104 108

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 2.2

Indikator Kemampuan Berpikir Kritis………... Gambaran Teori pada Tingkatan Belajar Gerak dan Hubungan


(10)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.3 2.4 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11

Karakteristik Penampilan Motorik………. Dimensi Keterampilan Diskrit, Serial, dan Kontinu……….. Keuntungan dan Kerugian Direct dan Indirect Teaching………. Jumlah Sampel Representatif………. Program Pelaksanaan Penelitian………..…………. Kisi-kisi/Matrik Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis……….

Games Performance Assessment Instrument (GPAI)……….. Klasifikasi Indeks Daya Beda Butir Soal……… Nilai Rata-rata Skor Kemampuan Berpikir Kritis……… Nilai Rata-rata Skor Keterampilan Bermain……… Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test Kemampuan Berpikir Kritis……….

Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test Keterampilan Bermain….. Uji Homogenitas Matrik Kovarian…..……….… Uji Hipotesis Pengaruh Inkuiri terhadap Skor Pretest dan posttest Kemampuan Berpikir Kritis………...

Uji Hipotesis Pengaruh Inkuiri terhadap Pre-test dan Post-test Keterampilan Bermain………... Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Model Pembelajaran Konvensional (Direct) terhadap Peningkatan Skor Pre-test dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis………..,………. Uji Hipotesisi pengaruh Model Pembelajaran Konvensional (Direct) terhadap Peningkatan Skor Pre-test dan Post-test Keterampilan Bermain………. Hasil Uji Manova……….………. Hasil Uji Manova secara Terpisah……….

DAFTAR GAMBAR 27 34 44 53 56 59 60 65 72 73 74 74 75 76 77 78 79 80 81 Gambar 2.1 2.2 2.3

The Process of Deciding What to Believe or Do……… Pendekatan Pemrosesan Informasi Sederhana pada Penampilan Manusia………..……….. Pengembangan Lebih Lanjut Model Pemrosesan Informasi……..……

Halaman 17 28 29


(11)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.4 2.5 2.6 2.7 3.1 3.2 3.3 3.4 4.1 4.2 4.3

Pemrosesan Informasi dalam Memori…………..……….……… Sisa Perhatian untuk Tugas Kedua Berkurang Ketika Tugas Utama Lebih Kompleks………..………..……….. Tiga Komponen pada Memori Manusia……..………. An Expanded Conseptual Model of Human Performance. The Elements of The Closed-loop Control System are Integrated with The Stages of Processing……...………. The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design……..………. Rumus Pearson Product Moments (PPM)…….……… Rumus Kuder Richardson (KR-21)……….………. Rumus Indeks Daya Beda Butir Soal……….……….. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis………..……… Hasil Tes Keterampilan Bermain……….. Pengembangan Lebih Lanjut Model Pemrosesan Informasi………….

30 31 32 35 54 62 63 64 82 83 90 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 2 3 4 5 6 Instrumen Penelitian

Skenario Model Pembelajaran Inkuiri Skenario Model Pembelajaran Konvensional Data Hasil Penelitian Keseluruhan

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Format dan Pengolahan Data Manova

108 111 129 136 147 155


(12)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET


(13)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Mesa Rahmi Stephani

Abstrak .

Kemampuan berpikir kritis sangatlah penting untuk dimiliki oleh setiap individu agar apa yang diyakini atau dilakukan merupakan hasil dari pertimbangan yang matang, sehingga individu mampu menjadi problem solver. Keterampilan bermain penting untuk dimiliki oleh siswa, agar siswa senantiasa gemar melakukan aktifitas olahraga, terutama pada olahraga permainan. Usia siswa SMP yang memasuki tahap operasional formal, ialah masa perkembangan yang sangat krusial agar mampu berpikir ke tahap yang lebih kompleks dimasa mendatang. Pembelajaran di sekolah harus mampu mengoptimalkan fungsi otak peserta didik. Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2045, sehingga saat ini pemerintah menyempurnakan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 untuk menjawab tantangan tersebut. Kurikulum 2013 merekomendasikan pembelajaran di sekolah untuk berpusat kepada siswa atau pengajaran tidak langsung (indirect-teaching), agar siswa mampu berkembang secara holistik. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang menerapkan pola pembelajaran indirect-teaching yang didalamnya keterlibatan siswa pada proses pembelajaran lebih besar. Sehingga diharapkan membantu pencapaian kurikulum 2013. Penelitian dilaksanakan di SMP Laboratorium Percontohan UPI. Dengan mengambil populasi kelas VII, teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Metode penelitian yang digunakan untuk mengungkap permasalahan tersebut, menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan randomize pretest-posttest control group design. Instrument yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yaitu dengan tes kemampuan berpikir kritis, sedangkan GPAI untuk mengukur keterampilan bermain. Teknik analisis data menggunakan uji-t dan Manova. Hasil penelitian secara umum yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan bermain bolabasket.


(14)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN………

ABSTRAK……… KATA PENGANTAR………. UCAPAN TERIMA KASIH……… DAFTAR ISI………. DAFTAR TABEL……… DAFTAR GAMBAR……… DAFTAR LAMPIRAN……… BAB I. PENDAHULUAN……… A. Latar Belakang………. B. Identifikasi Masalah………...

C. Rumusan Masalah………

D. Tujuan Penelitian………. E. Manfat Penelitian………... F. Struktur Organisasi Tesis………... BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS……….. A. Konsep Kemampuan Berpikir Kritis….……….. B. Keterampilan Bermain …………..………. C. Model Pembelajaran Inkuiri……… D. Hasil Penelitian Terkait Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

terhadap Berpikir Kritis dan Keterampilan Bermain………

E. Kerangka Pikir……….

F. Hipotesis………..

BAB III. METODE PENELITIAN……… A. Lokasi, Populasi, Sampling, dan Sampel Penelitian……… B. Metode dan Desain Penelitian………. C. Definisi Operasional………. D. Instrumen Penelitian……..……… E. Proses Pengembangan Instrumen…..……… F. Limitasi Penelitian………..

G. Teknik Pengumpulan Data………

i ii iii iv vii ix x xi 1 1 11 12 13 14 15 16 16 24 36 45 47 49 51 51 54 57 57 61 65 69


(15)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Analisis Data……… BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN….………

A. Hasil Penelitian………..………….. B. Pengujian Persyaratan Analisis………. C. Uji Hipotesis………. D. Diskusi Hasil Penelitian……… BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… A. Kesimpulan……….….

B. Rekomendasi………..…….

DAFTAR PUSTAKA……… LAMPIRAN………..

70 71 71 73 76 84 102 102 102 104 108


(16)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 2.2 2.3 2.4 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11

Indikator Kemampuan Berpikir Kritis………... Gambaran Teori pada Tingkatan Belajar Gerak dan Hubungan Karakteristik Penampilan Motorik………. Dimensi Keterampilan Diskrit, Serial, dan Kontinu……….. Keuntungan dan Kerugian Direct dan Indirect Teaching………. Jumlah Sampel Representatif………. Program Pelaksanaan Penelitian………..…………. Kisi-kisi/Matrik Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis……….

Games Performance Assessment Instrument (GPAI)……….. Klasifikasi Indeks Daya Beda Butir Soal……… Nilai Rata-rata Skor Kemampuan Berpikir Kritis……… Nilai Rata-rata Skor Keterampilan Bermain……… Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test Kemampuan Berpikir Kritis……….

Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test Keterampilan Bermain….. Uji Homogenitas Matrik Kovarian…..……….… Uji Hipotesis Pengaruh Inkuiri terhadap Skor Pretest dan posttest Kemampuan Berpikir Kritis………...

Uji Hipotesis Pengaruh Inkuiri terhadap Pre-test dan Post-test Keterampilan Bermain………... Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Model Pembelajaran Konvensional (Direct) terhadap Peningkatan Skor Pre-test dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis………..,………. Uji Hipotesisi pengaruh Model Pembelajaran Konvensional (Direct) terhadap Peningkatan Skor Pre-test dan Post-test Keterampilan Bermain………. Hasil Uji Manova……….………. Hasil Uji Manova secara Terpisah……….

18 27 34 44 53 56 59 60 65 72 73 74 74 75 76 77 78 79 80 81


(17)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 3.1 3.2 3.3 3.4 4.1 4.2 4.3

The Process of Deciding What to Believe or Do……… Pendekatan Pemrosesan Informasi Sederhana pada Penampilan Manusia………..……….. Pengembangan Lebih Lanjut Model Pemrosesan Informasi……..…… Pemrosesan Informasi dalam Memori…………..……….……… Sisa Perhatian untuk Tugas Kedua Berkurang Ketika Tugas Utama Lebih Kompleks………..………..……….. Tiga Komponen pada Memori Manusia……..………. An Expanded Conseptual Model of Human Performance. The Elements of The Closed-loop Control System are Integrated with The Stages of Processing……...………. The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design……..………. Rumus Pearson Product Moments (PPM)…….……… Rumus Kuder Richardson (KR-21)……….………. Rumus Indeks Daya Beda Butir Soal……….……….. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis………..……… Hasil Tes Keterampilan Bermain……….. Pengembangan Lebih Lanjut Model Pemrosesan Informasi………….

Halaman 17 28 29 30 31 32 35 54 62 63 64 82 83 90


(18)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 2 3 4 5 6

Instrumen Penelitian

Skenario Model Pembelajaran Inkuiri Skenario Model Pembelajaran Konvensional Data Hasil Penelitian Keseluruhan

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Format dan Pengolahan Data Manova

108 111 129 136 147 155


(19)

1

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan satu-satunya cara untuk membangun suatu peradaban. Suatu Negara akan maju apabila dimulai dengan membangun sebuah sistem pendidikan yang disesuaikan dengan tuntutan zaman. Pendidikan seyogyanya disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan masyarakat untuk bisa menjadi manusia yang mandiri. Hal di atas diperkuat oleh pernyataan Idi (2011, hlm. 60) bahwa “Antara pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kemajuan suatu masyarakat dan suatu bangsa sangat ditentukan oleh pembangunan sektor pendidikan dalam penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan perkembangan zaman.” Sistem Pendidikan Nasional diatur dinyatakan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003 (t.n. Dikti, 2009) Pasal 3 menyebutkan:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Terkait dengan visi, misi, dan strategi pendidikan nasional yang telah dikemukakan di atas, merupakan landasan yang sangat penting akan pelaksanaan pendidikan di sekolah. Idi (2011, hlm.164) menegaskan bahwa:

Pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat, di mana dalam proses tersebut


(20)

2

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus ada pendidikan yang memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik

Perlu ditekankan bahwa harapan penyelenggaraan pendidikan akan berdampak positif terhadap budaya dan perilaku peserta didik sepanjang hayat. Pendidikan jasmani (penjas) sebagai mata pelajaran yang menggunakan aktifitas fisik atau olahraga sebagai alat pencapaian tujuan pendidikan. Harapan dari penyelenggaraan penjas di sekolah salah satunya yaitu berkontribusi tehadap pengembangan potensi siswa melalui keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik sehingga keterampilan yang dimiliki membawa kepada kesejahteraan hidupnya kelak. Proses pembelajaran penjas lebih mengutamakan pada elaborasi hubungan kuat antara sisi sosial-emosional, kognitif reflektif, gerak keterampilan siswa, dan sisi psikologis siswa. Pangrazi dan Daeur (1995, hlm. 84) memaparkan bahwa:

Physical education is a part of the general educational programs that contributes, primarily through movement experiences, to the total growth and development all of children. Physical education is defined as education of and through movement, and must be cunducted in a manner that merits this meaning.

Pembelajaran penjas haruslah memuat nuansa pendidikan yang utuh dalam pengembangan aspek jasmani, rohani, dan sosial. Pendidikan melalui aktifitas jasmani diharapkan memberikan pengalaman belajar yang nyata terhadap siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Yildirim (2003, hlm. 3) bahwa

The ultimate goal of PE class is to allow all children to participate and enjoy the benefits of sports for a lifetime. Building quality physical education programs for the purpose of developing physical skills, allow students to participate comfortably in sport activities. It is then expected that students would join physical activities through much of their later life. But this study showed that prospective and in-service teachers have not given sufficient time for skill learning.


(21)

3

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maksud ungkapan di atas ialah bahwa hal yang paling pokok pada kelas pendidikan jasmani ialah untuk memberikan kesempatan kepada semua anak untuk berpartisipasi dan menikmati manfaat olahraga untuk sepanjang hayat. Membangun kualitas program penjas untuk tujuan dalam mengembangkan keterampilan fisik, memberikan kesempatan kepada siswa agar nyaman berpartisipasi dalam aktifitas olahraga. Hal ini diharapkan bahwa siswa akan bergabung pada aktifitas fisik di kehidupan berikutnya. Senada dengan yang diungkapkan Suherman (2012, hlm. 3) bahwa :

Pengalaman belajar pendidikan jasmani yang diperoleh siswa di sekolah pada dasarnya merupakan proses penanaman nilai-nilai edukasi melalui aktivitas fisik dan olahraga yang disediakan oleh gurunya, yang pada akhirnya kebiasaan baik tersebut dapat dipraktekkan oleh siswa pada kehidupan sehari-hari siswa di masyarakat dalam sepanjang hidupnya

Graham (1987) dalam Yildirim (2003, hlm. 1) menambahkan pula peran pendidikan jasmani sebagai berikut:

The crucial role of PE is to develop the skill learning, health related physical fitness, physical competence, and cognitive understanding about physical activity that makes students accept health and physically active life styles. To profit the benefits of physical activity, students should learn the physical skills and they should join the class activities joyfully.

Pendidikan jasmani memiliki peran untuk mengembangkan pembelajaran keterampilan, kesehatan yang berhubungan dengan kebugaran, kompetensi fisik, dan kognitif untuk memahami mengenai aktifitas fisik yang akan membuat siswa mendapat kesehatan dan gaya hidup aktif. Untuk mendapatkan manfaat pada aktifitas jasmani, siswa sebaiknya belajar keterampilan fisik dan mereka sebaiknya ikut serta dalam kegiatan belajar dengan penuh kegembiraan.

Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang sangat penting untuk membantu tumbuh kembang anak. Pada pembelajaran penjas materi yang


(22)

4

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disampaikan menggunakan olahraga sebagai alat pencapaian tujuan pembelajaran. Melalui pembelajaran jasmani, diharapkan siswa akan memiliki keterampilan dan kecakapan hidup sebagai bekal menghadapi dunia kerja dan menjalani profesi masing-masing. Sesuai yang tertera pada Permendikbud Tahun 2013 mengenai standar lulusan SMP diharapkan memiliki tiga kualifikasi seperti yang tercantum di bawah ini:

Aspek Perilaku : Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Pada aspek pengetahuan : Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Aspek keterampilan : Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Siswa akan memiliki ketiga standar lulusan di atas apabila praktik pembelajaran penjas di sekolah dilaksanakan secara ilmiah dengan tidak mengenyampingkan penerapan ilmu pedagogi. Suherman (2009, hlm. 9) menegaskan bahwa:

Anak-anak yang kita ajar sekarang tidak akan menjadi dewasa

sekarang…program pendidikan jasmani yang ada sekarang berusaha

memperkenalkan anak didik pada dunia yang ada sekarang dan juga sekaligus mempersiapkan anak didik untuk hidup dalam dunia yang belum pasti di masa yang akan datang. Dengan kata lain program tersebut berusaha membantu siswa belajar bagaimana belajar (learning how to learn) dan membantu siswa menyenangi proses discovery dan explorasi tantangan-tantangan baru dan berbeda dalam domain fisik.

Praktik pembelajaran yang dilakukan di sekolah, terutama pembelajaran penjas, haruslah mengacu kepada ketentuan kurikulum Nasional. Kurikulum menjadi acuan para guru untuk menentukan tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, dan bahan ajar, serta bagaimana menciptakan suasana pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang


(23)

5

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlaku. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Berdasarkan pengertian penjas di atas yang merupakan pendidikan melalui dan tentang aktivitas fisik atau dalam bahasa aslinya adalah ”Physical education is education of and through movement” (Suherman: 2009, hlm. 5). Maka, kurikulum pendidikan jasmani tingkat SMP di Indonesia terdiri dari tujuh bahan kajian yaitu aktivitas permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas uji diri/senam, aktivitas ritmik, aktivitas air/aquatik, aktivitas luar kelas, dan kesehatan. Lebih lanjut lagi, Rink (1993, hlm. 45) menegaskan apabila program pendidikan jasmani

benar-benar merupakan program pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan maka, “The

relationship between curriculum and instruction must be clearly defined and program must be oriented toward sated goals”. Adanya hubungan antara dua komponen penting pendidikan yaitu kurikulum dan guru merupakan salah satu kunci dari keberhasilan program pendidikan jasmani.

Praktik pembelajaran penjas yang ada di sekolah tentu saja harus sesuai dengan Kurikulum Nasional. Pencapaian keberhasilan kurikulum tidak terlepas dari peran seorang guru. Suherman (2009, hlm. 57) mengemukakan bahwa “Guru sangat memegang peranan penting dalam menciptakan suasana belajar anak didik yang menunjang terhadap pencapaian tujuan belajarnya”. Guru ibarat seorang pengemudi mobil yang memegang kendali ke arah mana mobil itu akan bergerak dan seberapa cepat mobil itu sampai ke tempat yang dituju. Perubahan kurikulum dilandasi oleh adanya tuntutan jaman yang berbeda pula. Kurikulum 2013 dalam Permendikbud Tahun 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

1). Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi


(24)

6

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; 2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya); 3) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); 5) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); 6) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; 7) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan 9) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Penjas seharusnya mampu berkontribusi langsung terhadap pengembangan ketiga aspek utuh pada setiap individu karena praktik pengajaran penjas masih bersifat langsung (direct teaching). Pengajaran langsung tidak mengoptimalkan fungsi otak, dan hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak pula pada penurunan fungsi otak, padahal usia siswa SMP kelas VII sangatlah krusial bagi proses pembelajaran yang semakin kompleks pada masa yang akan datang, karena pada usia SMP yang rata-rata berada pada usia 11-12 tahun yang pada tahap ini anak sudah memasuki tahap operasional formal. Pada tahap ini, siswa sudah mampu berpikir secara abstrak, namun apabila proses pembelajaran masih menggunakan pola pengajaran langsung, maka siswa tidak akan berkembang secara optimal. Goldman-Rakic (1996) dalam Santrock (2010, hlm 44) mengemukakan bahwa:

Salah satu ahli ilmu syaraf terkemuka bahkan memberi tahu pada pendidik bahwa meski otak anak-anak mendapatkan banyak informasi pada tahun-tahun awal, sebagian besar proses belajar terjdai setelah formasi synaptic menjadi stabil, yakni setelah usia sepuluh tahun


(25)

7

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa sebagai peserta didik merupakan cikal bakal pemimpin bagi bangsa ini. Mereka harus mampu menyadari bahwa hidup ini tidak terlepas dari sebuah masalah dan segala permasalahan harus diselesaikan. Pengalaman belajar sangatlah penting dalam sebuah proses pendidikan. Pembelajaran sebaiknya disajikan dalam suasana yang menyenangkan dan memberikan manfaat bagi masa depan peserta didik. Pola pengajaran langsung (direct-teaching) cenderung tidak memberikan suasana yang menyenangkan dan kesempatan bagi siswa untuk mengungkapkan ide serta gagasannya, karena siswa dianggap sebagai individu yang tidak memiliki pengetahuan, sehingga guru dianggap sebagai individu yang tahu segalanya, dan apabila siswa memiliki pendapat yang berbeda dengan guru dianggap salah. Contoh nyata dari pembelajaran bolabasket secara langsung yaitu pada saat pembelajaran mengoper bola (passing), materi diberikan dengan cara guru memperagakan teknik passing dan menerangkan secara langsung hal apa saja yang harus diperhatikan untuk melakukan teknik passing dengan baik dan benar. Mulai dari posisi kaki, sikap badan, posisi lengan, posisi tangan pada saat memegang bola, dan pandangan harus lurus ke depan, ke arah yang akan dituju, dan posisi lengan pada saat melempar bola dan setelah bola itu lepas dari tangan, hingga bentuk jari-jari tangan setelah bola itu lepas. Pembelajaran langsung tersebut memberikan siswa pengetahuan tentang passing yang benar, kemudian siswa mengetahui bahwa melakukan teknik passing bolabasket haruslah seperti yang diperagakan oleh gurunya tanpa mereka mencari tahu kenapa gerakan passing harus dilakukan seperti itu. Pembelajaran siswa baru pada tingkat mengetahui, seharusnya pada proses pembelajaran mampu membawa siswa ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dari sebelumnya, bahkan pada tingkat pemikiran yang tertinggi yaitu pada tahap berpikir kritis.

Pendekatan mengajar yang telah dikemukakan di atas disebut pula pola pengajaran direct teaching. Menurut Rink (1993, hlm. 18)


(26)

8

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The teacher tells and demonstrates try to do it the way they were told to do it. This type of instruction approaches the learning process rather directly. It is sometimes called direct instruction, and direct instruction can help people to learn motor skills

Pola pengajaran di atas dapat membantu peserta didik dalam mempelajari keterampilan gerak. Namun, tujuan pembelajaran penjas menginginkan lebih dari sekedar siswa mampu bergerak, juga mampu belajar melalui gerak. Melalui gerak, siswa dibawa ke dalam proses pemecahan masalah gerak. Masalah gerak dapat berupa bagaimana siswa melakukan gerak dengan benar, dan gerak apa yang harus dilakukan. Sehingga, pembelajaran penjas bukan hanya mengajarkan gerakan passing yang efektif, juga siswa mampu memutuskan kapan teknik passing tersebut digunakan pada situasi bermain.

Kemampuan berpikir kritis sangatlah penting untuk dimiliki oleh setiap individu, sehingga di dalam proses pendidikan haruslah membawa siswa ke dalam situasi pembelajaran yang membiasakan siswa untuk berpikir kritis, atau dengan kata lain situasi learning how to learn. McBride dkk (1990, hlm. 201) mengemukakan bahwa:

Germane to relevance of developing critical thinking skills is the generally accepted notion that physical education is not limited to its contribution to fitness and development of fundamental movement and motor skills. While physical education does present unique contributions to human development, it also strives to enhance cognitive and affective behaviors.

McBride dkk (1990, hlm. 201) mengungkapkan kesesuaian erat pada mengembangkan keterampilan berpikir kritis adalah berlaku umum gagasan bahwa kontribusi pendidikan jasmani tidak terbatas terhadap kebugaran dan perkembangan gerakan dasar dan keterampilan motorik. Selain itu, pendidikan jasmani memberikan kontribusi yang unik untuk perkembangan manusia, juga berupaya untuk meningkatkan perilaku kognitif dan afektif. Ennis (1985, hlm 45) mengemukakan bahwa “Critical thinking is reflective and reasonable thinking that is focused on


(27)

9

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

deciding what to believe or do”. Lebih lanjut lagi, berpikir kritis menurut Beyer (1987) dalam McBride dkk (1990, hlm 201) “Critical thinking as an avaluate skills which allows an individual to assess information in order to make a judgement on its validity, worth, or accuracy”.

McBride dkk (1990, hlm. 201) mengungkapkan bahwa “When learners are placed in game situations that occur in open environtment, that is, when conditions are constantly changing, players are required to generated cognitive strategies quickly. Racquetball, basketball, and soccer represent but a few ample of this phenomenon”. Olahraga permainan sangatlah efektif bagi pembelajaran penjas, terutama dalam membangun keterampilan sosial. Keunggulan lainnya dari olahraga permainan ialah sangat digemari oleh siswa. Bagi efektifitas belajar penjas, olahraga permainan mampu melibatkan banyak siswa, dalam satu waktu yang bersamaan siswa mendapatkan pengalaman belajar, sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan materi dan waktu tunggu siswa untuk bermain secara bergantian relatif sedikit. Olahraga bolabasket sangat digemari kalangan remaja, karena olahraga bolabasket cenderung mudah dimainkan.

Kondisi pola pengajaran langsung (direct teaching) yang tidak memberikan kesempatan belajar bagi siswa mengakibatkan tidak optimalnya fungsi penjas sebagai media pendidikan dalam rangka pengembangan pribadi seutuhnya. Pembelajaran penjas seharusnya memberikan sebuah pembelajaran yang bermakna dan merangsang siswa untuk berfikir kritis, mampu memecahkan masalah yang kemudian siswa pun diharapkan mampu menangkap makna dari aktifitas yang dilakukan dalam pembelajaran penjas.

Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang menerapkan pola pembelajaran indirect teaching. Pada model pembelajaran inkuiri, guru memulai pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, kemudian guru membimbing siswa ke dalam situasi pengamatan atau penyelidikan. Metzler (1999, hlm. 314) mengungkanpkan bahwa :


(28)

10

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The inquiry model is strongly based in the cognitive domain, even for physical education instruction. Students are prompted into some level of thinking by the problem given to them by the teacher, solve the problem cognitively and then fashion a movement answer’.

Pada permainan bolabasket yang menggunakan model pembelajaran inkuiri, siswa dihadapkan pada situasi lingkungan yang menuntutnya untuk menemukan solusi terbaik dalam menyelesaikan permainan bolabasket. Penampilan bermain siswa yang ditunjukkan merupakan hasil dari proses berpikir mereka, bukan berasal dari apa yang diberitahu oleh guru. Sehingga peran guru pada proses pembelajaran sebagai fasilitator yang menyajikan permasalahan gerak maupun permasalahan permainan, kemudian siswa memiliki peran penting dalam suatu proses pemecahan masalahan. Melalui proses pembelajaran ini, siswa diberikan kesempatan belajar yang mampu mengoptimalkan fungsi otaknya. Kazempour (2013) mengungkapkan hasil penelitiannya yang berjudul The effects of inquiry-based teaching on critical thinking of students. Hasilnya bahwa “Generally inquiry-based teaching has effects on students critical thinking. However inquiry based teaching influence student’s judgements and recognition in this group, but it didn’t have much effect on student’s deducting skills”.

Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran berbasis science Hal ini tentu merupakan sebuah tantangan bagi para guru penjas, yang mana penerapan pembelajarannya menggunakan olahraga sebagai alat pencapaian tujuan pembelajaran yang harus berbasis science. Keberhasilan pendidikan akan bergantung terhadap implementasi kurikulum yang ditetapkan oleh sebuah Negara. Priya (2011, hlm. 15) memberikan sebuah informasi keterlaksanaan kurikulum di Asia sebesar 33% dan yang tidak terimplementasi 67%. Bisa kita lihat bahwa persentase keterlaksanaan Kurikulum di Asia masih rendah Data tersebut memberikan informasi kepada kita bahwa masih tertinggalnya kualitas pendidikan kita dibanding Negara lainnya seperti


(29)

11

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di Negara Erop kurikulum telah terimplementasi 80%, Amerika Utara implementasi kurikulum sebesar 72 %. Dapat kita lihat bahwa keterlaksanaan kurikulum akan memberikan dampak terhadap sumber daya manusia yang merupakan hasil dari penyelenggaraan pendidikan.

Terkait permasalahan yang terjadi mengenai penerapan Kurikulum 2013 yang berbasis science menghimbau dan menganjurkan penerapan indirect teaching seperti discovery learning, inquiry learning, project base learning yang mana pengajaran tersebut lebih berpusat pada siswa student-centered. Perlu adanya penelitian yang menguji efektifitas penerapan pola pengajaran indirect teaching atau pada penelitian ini model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan kemampuan bermain. Kemudian, penelitian ini akan mampu mengubah paradigma mengajar guru pendidikan jasmani yang awalnya cenderung menerapkan pola pengajaran teacher-centered menjadi pola pengajaran student-teacher-centered yang memberikan manfaat menyeluruh bagi siswa dari segi aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.

B. Identifikasi Masalah

Kurikulum 2013 yang menekankan pada penerapan pembelajaran berbasis science menjadi tantangan tersendiri bagi mata pelajaran Penjas. Suherman (2013) “Terkait dengan peran unik dan strategis pendidikan jasmani, Kurikulum 2013 berbasis sains dan tidak lagi banyak didikte atau menghafal (Zuhdi, 2013)

memberikan tantangan tersendiri bagi kubu pendidikan jasmani”. Fenomena

penyempurnaan kurikulum ini dapat kita kaitkan dengan praktik penjas yang sampai saat ini kontribusinya masih diragukan terhadap pengembangan aspek kognitif dan afektif. Padahal, penjas seharusnya mampu berkontribusi langsung terhadap pengembangan ketiga aspek utuh peserta didik. Namun, pengajaran langsung yang masih digunakan oleh para praktisi olahraga ataupun penjas, tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk berfikir tentang pemecahan masalah.


(30)

12

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengalaman belajar sangatlah penting dalam sebuah proses pendidikan. seorang pendidik harus menguasai ilmu pedagogi dangan baik, agar proses pembelajaran menjadi bermakna terhadap perkembangan peserta didik. Pola pengajaran langsung (direct-teaching) cenderung tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengungkapkan ide dan gagasannya, karena siswa dianggap sebagai individu yang tidak memiliki pengetahuan, sehingga guru dianggap sebagai individu yang tahu segalanya, dan apabila siswa memiliki pendapat yang berbeda dengan guru dianggap salah. Hal tersebut tidaklah mengherankan apabila sampai saat ini banyak siswa yang tidak mampu mengoptimalkan kemampuan berpikirnya, karena lingkungan belajar yang tidak mendukung untuk mengoptimalkan proses berpikir peserta didik.

Kondisi pola pengajaran langsung (direct teaching) yang tidak memberikan kesempatan belajar bagi siswa mengakibatkan tidak optimalnya fungsi penjas sebagai media pendidikan dalam rangka pengembangan pribadi seutuhnya. Pembelajaran penjas seharusnya memberikan sebuah pembelajaran yang bermakna dan merangsang kemampuan berfikir peserta didik melalui proses pemecahan masalah sehingga peserta didik diharapkan mampu menangkap makna dari aktifitas yang dilakukan dalam pembelajaran penjas.

Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang menerapkan pola pembelajaran indirect teaching. Penelitian yang dilakukan oleh Kazempour (2013, hlm 47) yang meneliti pengajaran berbasis pengamatan (inkuiri) terhadap berpikir kritis siswa menunjukkan bahwa secara umum pengajaran berbasis inkuiri telah memberikan pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hal tersebut dapat terjadi karena di dalam model pembelajaran inkuiri, guru memulai pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, kemudian guru membimbing siswa ke dalam situasi pengamatan atau penyelidikan. Pada permainan bolabasket, siswa dihadapkan pada situasi lingkungan yang menuntutnya untuk menemukan solusi terbaik dalam menyelesaikan permainan bolabasket. Penampilan bermain siswa yang


(31)

13

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditunjukkan merupakan hasil dari proses berpikir mereka, bukan berasal dari apa yang diberitahu oleh guru. Melalui proses pembelajaran indirect teaching gerakan yang dilakukan oleh siswa merupakan hasil dari proses berpikir siswa. Menurut Metzler (2000, hlm. 36) pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan strategi mengajar pemecahan masalah. “Inquiry teaching can be used to have students explore a wide range of answer (both cognitive and psychomotor), especially creative ones that are not obvious”. Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang menerapkan pola pembelajaran berbasis sains melalui langkah pembelajaran inquiry.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat permasalahan yang dapat dirumuskan secara umum yaitu apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan bermain bolabasket antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional?

Adapun rumusan masalah secara khusus untuk kepentingan pengolahan dan analisis secara statistik yaitu:

1. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test kemampuan berpikir kritis pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran inkuiri?

2. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test keterampilan bermain pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran inkuiri?

3. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test kemampuan berpikir kritis pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran konvensional?


(32)

14

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test keterampilan bermain pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran konvensional?

5. Apakah terdapat perbedaan skor kemampuan berpikir kritis antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional?

6. Apakah terdapat perbedaan skor keterampilan bermain bolabasket antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian secara umum yaitu menganalisis pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan kemampuan bermain bolabasket. Adapun tujuan penelitian secara khusus tercantum pada halaman 14.

1. Untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre-test dan post-test kemampuan berpikir kritis pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran inkuiri.

2. Untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre-test dan post-test keterampilan bermain pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran inkuiri.

3. Untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre-test dan post-test kemampuan berpikir kritis pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

4. Untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre-test dan post-test kemampuan bermain pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran konvensional.


(33)

15

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Untuk mengetahui perbedaan skor berpikir kritis antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional.

6. Untuk mengetahui perbedaan skor keterampilan bermain antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini sangatlah penting untuk dilakukan agar pembelajaran penjas memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan utuh siswa. Selanjutnya, penelitian ini akan memberikan informasi kepada para praktisi olahraga maupun para guru pendidikan jasmani mengenai dampak yang dihasilkan pada penerapan model pembelajaran inkuiri, sehingga siap untuk menyongsong kurikulum 2013. Adapun berikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Teoretis

Penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran inkuiri (Metzler, 2000) yang merupakan pembelajaran indirect-teaching mampu memberikan dampak terhadap kemampuan berpikir kritis dan kemampuan bermain.

2. Praktis

Penelitian ini akan bermanfaat untuk membantu para praktisi pendidikan jasmani maupun olahraga, untuk senantiasa menerapkan ilmu pedagogi olahraga dalam penjas memberikan kontribusi nyata terhadap perkembangan kognitif, psikomotor, dan afektif siswa. Manfaat lainnya yaitu membantu tercapainya kurikulum 2013 sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

F. Struktur Organisasi Tesis

Pada bagian ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian dalam tesis. Berikut rinciannya :


(34)

16

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Latar belakang Penelitian b. Identifikasi Masalah Penelitian c. Rumusan Masalah Penelitian d. Tujuan penelitian.

e. Manfaat Penelitian. f. Struktur organisasi tesis. 2. Bab II terdiri dari :

a. Kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. 3. Bab III, Metode Penelitian terdiri dari :

a. Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian. b. Metode dan Desain penelitian.

c. Definisi operasional. d. Instrumen penelitian. e. Teknik pengumpulan data. f. Analisis data.

4. Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari :

a. Hasil Penelitian, Uji Hipotesis, dan Diskusi Hasil Penelitian 5. Bab V, Kesimpulan dan Rekomendasi


(35)

51

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, Sampling, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Laboratorium Percontohan UPI yang berada di Bandung. Alasan mengambil lokasi penelitian ini adalah karena SMP Laboratorium Percontohan UPI merupakan salah satu sekolah percontohan di Jawa Barat yang ditujukan untuk pengembangan kualitas pengajaran melalui pendekatan, gaya mengajar maupun model pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti memilih lokasi penelitian di SMP Laboratorium Percontohan UPI.

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI kelas VII yang berjumlah 125 orang siswa. Secara praktis, alasan pengambilan populasi di kelas VII yang berjumlah 125 orang merupakan populasi terakses. Menurut Maksum (2010, hlm. 257) memaparkan bahwa „Populasi terakses adalah populasi yang dapat dikenali batas-batas atau jumlah unitnya dan bersifat nyata.‟ Maksum (2010, hlm. 257) juga memaparkan bahwa, „Dalam proses penyampelan, sampel diambil dari populasi yang nyata. Oleh sebab itu, kevalidan berlakunya kesimpulan hanya terkait dengan populasi yang nyata itu.‟. Alasan menjadikan Sekolah percontohan Lab School sebagai populasi, dikarenakan sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai pelaksana kurikulum 2013 di tahun ajaran 2013/2014, sehingga tepat digunakan untuk menjadikannya sebagai populasi dalam penelitian ini.

Kemampuan berpikir kritis akan sangat cocok diterapkan pada tingkat sekolah menengah pertama karena sesuai dengan karakteristik keterampilan kognitif yang rata-rata berusia lebih dari 12 tahun. Piaget (Desmita: 2005, hlm. 195) menyatakan bahwa „Pemikiran masa remaja telah mencapai tahap pemikiran operasional formal


(36)

52

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(formal operational thought), yakni suatu tahap perkembangan kognitif yang dimulai pada usia kira-kira 11 atau 12 tahun dan terus berlanjut sampai masa tenang atau

dewasa‟. Pada tahap ini siswa sudah mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks, dapat mengembangkan pengetahuan sendiri, dan dapat belajar dari beberapa orang atau tujuan yang tersirat.

3. Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cluster random sampling. Alasan menggunakan teknik cluster random sampling dalam pengambilan sampel adalah karena kondisi eksternal dan internal, menurut Maksum (2010, hlm. 276) memaparkan bahwa:

Kondisi eksternal adalah peraturan yang berlaku atau orang yang memiliki otoritas tidak menginjinkan. Adapun kondisi internal adalah apabila penyampelan dilakukan terhadap individu subjek maka suasana kealamiahan kelompok akan berubah, sedangkan suasana kealamiahan kelompok tersebut merupakan salah satu kajian dalam riset yang dilakukan.

Pembelajaran penjas yang dilaksanakan di SMP Laboratorium Percontohan UPI sudah terjadwal, sehingga tidak memungkinkan untuk menambah jam pelajaran baru diluar jadwal pembelajaran penjas karena beberapa faktor, salah satunya kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas di luar jadwal jam pembelajaran yang sudah ada apabila dilakukan secara cluster random sampling, ini merupakan alasan faktor eksternal pada penelitian ini. Sedangkan suasana kealamiahan yang ada pada satu kelas yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat suasana kealamiahan kelompok pada kelas yang tidak akan berubah, ini merupakan alasan pada faktor internal dalam penelitian ini. Fraenkel et al (2012, hlm. 95) menegaskan bahwa :

Frequently, researchers cannot select a sample of individuals due to administrative or other restrictions. This is especially true in schools… Just as simple random sampling is more effective with larger numbers of individuals, cluster random sampling is more effective with larger number of clusters.


(37)

53

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maksum (2012:57) juga menjelaskan bahwa “Dalam cluster random sampling, yang dipilih bukan individu melainkan kelompok atau area yang kemudian disebut cluster. Misalnya propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan sebagainya. Bisa juga dalam bentuk kelas dan sekolah.

Langkah-langkah dalam menentukan sampel dengan teknik cluster random sampling pada penelitian ini yaitu dengan cara mengundi dari ke lima kelas VII di SMP Laboratorium Percontohan UPI yang hasilnya akan diambil dua kelas. Alasan diambil dua kelas karena masing-masing dari kelas itu akan diambil 1 sebagai kelompok eksperimen dan 1 sebagai kelompok kontrol. Pengundian dilakukan dengan cara mengacak ke lima nama kelas yang telah ditulis di secarik kertas dan digulung agar tidak terlihat, kemudian diambil dua kelas untuk menentukan sampel. Dua kelas yang terpilih selanjutnya akan diambil secara acak kembali untuk menentukan mana yang menjadi sampel eksperimen dan kontrol.

4. Sampel Penelitian

Penentuan jumlah sampel berdasarkan pendapat Fraenkel dan Wallen (1993) dalam Maksum (2012, hlm. 62) bahwa “Tidak ada ukuran yang pasti berapa jumlah

sampel yang representatif itu”. Meskipun demikian mereka merekomendasikan

sejumlah petunjuk sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Representatif (Fraenkel dan Wallen, 2002) Jenis Penelitian Minimal Jumlah Sampel Deskriptif/Survei

Korelasional

Eksperimen/kausal-komparatif

100 Subjek 50 Subjek

30 subjek atau 15 subjek dengan kontrol yang sangat ketat

(Sumber: Maksum, Ali. (2012). Metodologi Penelitian. Unesa University Press: Surabaya)


(38)

54

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pendapat di atas, maka jumlah sampel pada masing-masing kelompok sangat representatif, karena jumlah siswa setiap kelasnya rata-rata 30 orang. Berdasarkan hasil pengundian sampel secara cluster random sampling, maka terdapat dua kelas yang terpilih menjadi sampel pada penelitian ini. Kelas yang menjadi kelompok eksperimen ialah kelas VII D yang terdiri dari 24 siswa dan kelas VII B menjadi kelompok kontrol yang terdiri dari 22 siswa. Sehingga jumlah sampel keseluruhan pada penelitian ini sebanyak 46 siswa kelas VII.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan untuk mencari jawaban terhadap pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan bermain menggunakan metode eksperimen. Desain yang digunakan pada penelitian ini yaitu Randomize Pretest-Posttest Control Group Design menurut Fraenkel et al (2012, hlm. 272). Pada desain ini kelompok treatment diberikan perlakuan berupa model pembelajaran inkuiri, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan oleh peneliti. Adapun gambaran mengenai desain tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1

The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design

(Sumber: Fraenkel et al. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education. New York : McGraw Hill)

Keterangan : R = Random (Penentuan secara acak menggunakan teknik cluster random sampling)

O = Observasi atau pengukuran

X = Eksperimen (Model Pembelajaran Inkuiri) C = Kontrol (Model Pembelajaran Konvensional)

Treatment group R O X O Control Group R O C O


(39)

55

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alasan mengambil metode eksperimen dengan desain Randomize Pretest-Posttest Control Group Design adalah peneliti ingin melihat sejauh mana hasil perlakuan dari kedua jenis perlakuan yaitu model pembelajaran inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap pengembangan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan bermain. Model pembelajaran konvensional yang digunakan pada kelompok control ialah direct teaching. Penelitian ini akan melihat sebab akibat yang terjadi antar setiap variabelnya, seperti yang dikemukakan oleh Fraenkel (2012) dalam Maksum (2012, hlm. 276) bahwa:

Dalam sebuah penelitian eksperimental, para peneliti menyelidiki pengaruh dari setidaknya satu variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel terikat... Eksperimen formal didasari oleh dua kondisi yaitu; (1) Setidaknya ada dua kondisi atau lebih atau ada dua metode yang akan dibandingkan sebagai kondisi perlakuan (variabel bebas). (2) variabel bebas dimanipulasi oleh peneliti. Perubahan direncanakan secara sengaja dimanipulasi untuk mempelajari efeknya pada satu atau lebih hasil (variabel terikat).

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari bulan April hingga Mei 2014 dengan rincian 1 pertemuan untuk pengambilan data pre-test, 4 kali pertemuan yang dilaksanakan setiap 1 kali seminggu, data post-test diambil pada pertemuan ke-4, pada pertemuan 6 atau perlakuan ke-5 untuk pengambilan data retensi. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian eksperimen menggunakan metode pembelajaran inkuiri dan konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis dan kemampuan bermain dengan alur penelitian sebagai berikut:

1. Pre Test

Pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan yaitu pembelajaran penjas dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan konvensional pada materi permainan bolabasket. Pre test dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan berpikir kritis dan keterampilan bermain yang telah dimiliki oleh siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk mendapatkan data kemampuan berpikir kritis siswa yang telah menjadi anggota kelompok eksperimen dan kontrol diberikan soal tes tulis dengana jenis soal Benar-Salah (B-S) yang berhubungan dengan materi pembelajaran


(40)

56

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bolabasket. Kemudian untuk mendapatkan data keterampilan bermain siswa melalui permainan bolabasket selama 5 menit yang direkam melalui video tape pada permainan 3 vs 3 dan dinilai menggunakan instrument GPAI. Setelah data diperoleh melalui instrument, kemudian data diolah dan diinterpretasikan ke dalam skor pre test masing-masing variabel.

2. Perlakuan

Perlakuan dilakukan pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam materi bolabasket sedangkan pada kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan materi yang sama yaitu bolabasket dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah model pembelajaran direct teaching . Perlakuan ini dilaksanakan 1 kali seminggu pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Penerapan model pembelajaran inkuiri pada pembelajaran penjas di sekolah merupakan educational setting. Materi bolabasket pada silabus penjas SMP yaitu sebanyak 4 kali pertemuan setiap semester. Perlu ditekankan bahwa tuntutan pembelajaran penjas di sekolah bukanlah untuk membuat mereka menjadi mahir seperti atlet bolabasket pada umumnya, sehingga penekanan tugas pembelajaran bagi siswa ialah bagaimana siswa mampu bermain secara efektif dan mampu bekerjasama dengan baik, sehingga mereka menggemari aktivitas jasmani. Berikut merupakan program perlakuan yang diberikan dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan bermain melalui model pembelajaran inkuiri pada materi ajar bolabasket yang dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan untuk program penelitian, dan 1 pertemuan untuk program retensi.

Tabel.3.2

Program Pelaksanaan Penelitian

Pertemuan Materi 1 Melakukan teknik dasar chest pass 2 Melakukan teknik dasar bounce pass 3 Melakukan teknik dasar dribbling


(41)

57

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Pelaksanaan Post-test) 5 Melakukan teknik dasar pivot

(Pelaksanaan Retensi Test)

3. Post Test

Post-test dilakukan pada pertemuan ke-4 setelah program pembelajaran diberikan kepada siswa. Sampel diberikan kembali soal tes kemampuan berpikir kritis pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol untuk melihat sejauh mana kemampuan berpikir kritis yang terjadi mulai dari sebelum diberikan perlakuan sampai setelah diberikan perlakuan. Kemudian kemampuan bermain dapat diketahui melalui permainan yang berlangsung selama 5 menit melalui videotape pada permainan 3 vs 3 dan dinilai dengan instrument GPAI. Selanjutnya data dianalisis untuk menguji hipotesis.

C. Definisi Operasional

1. Kemampuan Berpikir Kritis

Berdasarkan definisi konseptual yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka kemampuan berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai kemampuan kognitif seseorang untuk berpikir secara kritis melalui proses analisis, sintesis, dan evaluatif (Bloom, 1985)

2. Keterampilan Bermain Bolabasket

Keterampilan bermain merupakan sebuah gabungan antara kemampuan motorik dan kemampuan kognitif seseorang. Secara singkat Schmidt & Wrisberg (2000, hlm. 7) menjelaskan bahwa sebuah keterampilan kognitif yang menakankan

sebagian besar “mengetahui apa yang akan dilakukan”, sedangkan pada keterampilan motorik menekankan sebagian besar “melakukannya dengan benar”.

3. Model Pembelajaran Inkuiri

Model Pembelajaran Inkuiri menurut Metzler (1999, hlm. 314) mengemukakan bahwa :


(1)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kemampuan berpikir kritis siswa tidak hanya dipengaruhi oleh pemberian model pembelajaran yang berpusat pada siswa, namun masih banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa salah satunya IQ. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang melibatkan variabel moderator dengan jumlah sampel yang lebih banyak.

2. Keterampilan bermain dapat dijadikan salah satu aspek penilaian yang otentik pada domain psikomotor siswa pada pembelajaran penjas. Sehingga hasil belajar siswa pada domain psikomotor tidak lagi ditekankan terhadap penguasaan teknik dasar semata, namun yang lebih penting ialah kebermaknaan gerakan pada sebuah permainan.

3. Keterkaitan kognitif dan psikomotor tentunya tidak dapat dipisahkan. Pembelajaran penjas menyediakan situasi nyata untuk melihat kemampuan kognitif seseorang melalui sebuah permainan. Maka, keliru apabila seseorang yang terampil berolahraga hanya mengandalkan kemampuan psikomotor, namun kemampuan psikomotor seseorang merupakan cerminan dari kemampuan kognitif yang dimilikinya.

4. Model pembelajaran inkuiri sangat disarankan dan sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran penjas dalam menyongsong kurikulum 2013 yang berbasis sains. 5. Para praktisi olahraga maupun guru pendidikan jasmani seyogyanya memberikan

model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk pencapaian hasil belajar yang lebih optimal dan bermakna.

6. Penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran pendidikan jasmani, guru maupun praktisi olahraga turut memperhatikan perbedaan kemampuan individu, agar tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal.


(2)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET


(3)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alfieri, L dkk. (2011). Does Discovery-Based Instruction Enhance Learning?. Journal of Educational Psychology: Vol 103, No. 1, 1-18.

Arjunan, R & Jayachandran, R. (2012). Effect of Command and Guided Discovery Teaching Style on Retention of a Phychomotor Skill. IOSR Journal of Humanities and Social Science. 1, (6), 27-32.

Azizmalayeri dkk. (2012). The Impact of Guided Inquiry Methods of Teaching on The Critical Thinking of High School Students. Journal of Education and Practice: Vol 3. No. 10.

Balim, A G. (2009). The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skills. Eurasian Journal of Educational Research, Issue 35, Spring 2009, 1-20)

Baumgartner, T A & Jackson, A S. (1995). Measurement for Evaluation in Physical Education and Exercise Science. Fifth Edition Wm.C. Brown Communication, Inc : USA.

Byra, M. (2000). A Review of Spectrum Research : The Contibutions of Two Eras. Quest: 52, 229-245.

Byra, M. (2006). Teaching Styles and Inclusives Pedagogies. Handbook of Research in Physical Education : SAGE Publication (449-466).

Cottrell, S. (2005). Critical Thinking Skills. New York: Palgrave Macmillan Ltd. Dahar, R W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ennis, R H. (1985). A Logical Basis for Measuring Critical Thinking Skills.

Educational Leadership (44-48.)

Ennis, R H. (1993). Critical Thinking Assessment. Theory Into Practice (The Ohio State University): Vol 32, No. 32, Summer 1993)


(4)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fraenkel dkk. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education (Eight Edition). New York: McGraw Hill

Gallahue, D L. (1996). Developmental Physical Education for Today’s Children. USA: Times Miror Higher Education Group, Inc.

Hansen, R E. (2000). The Role of Experience in Learning: Giviing Meaning and Authenticity to The Learning Process in Schools. Journal of Technology Education: Vol. 11, No. 2, 23-32.

Hergenhahn, B R dan Olson, M H. (2010). Theories of Learning Edisi Ketujuh. Jakarta: Kencana.

Hind, E dan Palmer, C. (2007). A Critical Evaluation of The Roles and Responsibilities of The Physical Education Teacher-Perspectives of a Student Training to Teach P.E. in Primary Schools. Journal of Qualitative Research in Sports Studies. Vol 1(1-9).

Idi, A. (2011). Sosiologi Pendidikan:.Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Kazempour, E. (2013). The Effects of Inquiry-Based Teaching on Critical Thinking of Students. Journal of Social Issues and Humanity: Vol 1, Issue 2 August 2013. Kuswana, W S. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lutan, R. (2005). Teori Belajar Keterampilan Motorik Konsep dan Penerapannya.

Bandung: Program Pascasarjana.

Magill, R A. (2011). Motor Learning and Control (Concepts and Applications). New York : McGraw Hill.

Maksum, A. (2012). Metodologi Penelitian. Unesa University Press:Surabaya.

McBride, dkk. (1990). Teaching Critical Thinking Skills in the Psycomotor Domain. The Clearing House :Vol. 63 (197-201).

McMillan, J H & Schumacher, S. (2001). Research in Education a Conceptual Introduction Fifth Edition. New York : Longman.


(5)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metzler, M W. (2000). Intructional Model For Physical Education. Massachusetts: Allyn & Bacon.

Morgan, dkk (2005). Effects of Different Teaching Styles on The Teacher

Behaviours that Influence Motiational Climate and Pupil’s Motivation in

Physical Education. Europan Physical Education Review: Vol 1 (3):I-xx:056651. London:SAGE Publication.

Mosston, M & Ashworth, S. (1992). Teaching Physical Education. New York: Macmillan College Publishing Company

Mulyana, B. (1995). Pengaruh Metode Latihan dan Kekuatan Lengan terhadap Hasil Latihan Renang Gaya Kupu-Kupu. Pasca Sarjana UNJ : Tidak Diterbitkan. National Research Council. (2000). Inquiry and the national science education

standards, a guide for teaching and learning. Washington, D.C. National Academy Press.

Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung :FPOK-UPI Oslin dkk. (1998). The Game Performance Assessment Instrument (GPAI):

Development and Preliminary Validation. Journal of Teaching in Physical Education: Vol 17 (231-243)

Pachta, Maria. (2007). Motor Skills and Concepts Acquisition and Retention: a Comparison between Two Styles Teaching. International Journal of Sports Science Volume III (37-47). ISSN :1885-3137.

Priya, N. (2011). Isu, Tantangan dan Masa Depan Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jurnal Ilmiah SPIRIT ISSN :Vol. 11 No.2 : 1411-8319.

Rink, E J. (1993). Teaching Physical Education for Learning (Secon Edition). USA: Mosbi Years Book.

Rovegno, dkk. (2003). Accomplished Teachers’ Pedagogical Content Knowledge of

Teaching Dribbling to Third Grade Children. Journal of Teaching in Physical Education: Human kinetics Publishers, inc Vol 22 (426-449).

Ruggiero, V R. (2003). Beyond Feelings a Guide to Critical Thinking Eight Edition. New York: McGraw Hill.


(6)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Schmidt, R A dan Wrisberg, C A. (2000). Motor Learning and Performance (Second Edition). Human Kinetics:USA

Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar : Sebuah Pendekatan Permainan Taktis, Jakarta : Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan Ditjora Depdiknas.

Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Vaida, M. (2002). Motor Learniing in the Physical Education and Sport Vision. Buletinul Universitates Petrol-Gaze: Vol. LXII No. 1B/2010.

Walkuski, J J. (2013). Critical Thinking in Physical Education. Teaching and Learning, 18 (1), 83-92.

Wilson dkk. (2010). The Relative Effects and Equity of Inquiry-Based and

Commonplace Science Teaching on Students’ Knowledge, Reasoning, and

Argumentation. Journal of Research in Science Teaching: Vol 47. Bo 3. PP 276-201.

Winkel, W S. (1999). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.

Yildirim, Ahmet. (2003). Analysis of Academic Learning Time in Physical Education Classes of Prospective and Inservice Teachers. Thesis Master: tersedia http://etd.lib.metu.edu.tr/upload/1067594/ index.pdf