EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL AIDS DALAM MENINGKATKAN MINAT SISWA PADA PEMBELAJARAN PAI : Kuasi Eksperimen Pada Kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung.

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL AIDS DALAM MENINGKATKAN MINAT SISWA PADA PEMBELAJARAN PAI

(Kuasi Eksperimen Pada Kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islām

Oleh

Yani Setiawati 1000511

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL AIDS DALAM MENINGKATKAN MINAT SISWA PADA

PEMBELAJARAN PAI

(Kuasi Eksperimen Pada Kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung)

Oleh Yani Setiawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

©Yani Setiawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

YANI SETIAWATI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL AIDS DALAM MENINGKATKAN MINAT SISWA PADA PEMBELAJARAN PAI

(KUASI EKSPERIMEN PADA KELAS VIII SMP PASUNDAN 6 BANDUNG)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. H. Udin Supriadi, M.Pd NIP: 19590617 198601 1 001

Pembimbing II

Saeful Anwar, S.Pd.I., M.Ag. NIP: 19811109 200501 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islām

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag NIP: 19570303 198803 1 001


(4)

ABSTRAK

Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual Aids Dalam Meningkatkan Minat Siswa Pada Pembelajaran Pai

(Kuasi Eksperimen Pada Kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung) Penelitian ini dilatarbelakangi suatu permasalahan yang berkenaan dengan minat belajar siswa dalam pembelajaran PAI, sehingga memerlukan adanya media oleh pendidik untuk mengurangi rasa ketidaktertarikan/minat dalam belajar. Dari latar belakang tersebut peneliti mencoba menggunakan media audio visual aids (film) dalam pembelajaran PAI pada materi akhlak, fiqh dan sejarah kebudayaan Islām. Fokus masalah penelitian ini adalah “Bagaimana efektivitas penggunaan media audio visual aids dalam meningkatkan minat siswa pada pembelajaran PAI?” Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan media audio visual aids akan meningkatkan minat siswa secara signifikan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen jenis pretest-posttest control group design. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling yang teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan skala likert dan studi pustaka, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan menguji normalitas, homogenitas, hipotesis dan efektivitas melalui bantuan software SPSS versi 20. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa pretest skor minat dan dimensi minat pretest sebelum diberikan treatment masih dalam kategori sedang dengan rata-rata 78,16 untuk kelas eksperimen dan 86,7 untuk kelas kontrol. Hasil post-test skor dan dimensi minat meningkat setelah melakukan treatment, dengan perolehan masing-masing 99,0 untuk kelas eksperimen dan 85,7 untuk kelas kontrol. Berdasarkan uji Wilcoxon pretest Asymp. Sig. (2-tailed) (0,004) < � (0,05) jadi Ho ditolak, sehingga H1 diterima. Sedangkan untuk hasil post-test diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) (0,000) < � (0,05) jadi Ho ditolak, sehingga H1 diterima yang berarti media audio visual aids memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan minat siswa pada pembelajaran PAI.

Kata Kunci : Minat, Siswa, Pembelajaran PAI, Efektivitas, Media Audio Visual Aids.


(5)

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF AUDIO-VISUAL AIDS/MEDIA IN

IMPROVING STUDENTS’ INTEREST IN ISLAMIC EDUCATION TEACHING AND LEARNING

(A Quasi-Experimental Study in the Eighth Grade of Junior Secondary School Pasundan 6 Bandung)

The background of this research was the issue pertaining to students’ lack of interest in Islamic Education teaching and learning that needs media provided by teachers in order to decrease their lack of interest in learning. Departing from this, the researcher attempted to use audio-visual aids/media (film) in Islamic Education teaching and learning in the materials of akhlak (Islamic ethics), Fiqh (the study of Islamic law or jurisprudence), and Islamic cultural history. The research focused on “How effective is the use of audio-visual aids/media in improving students’ interest in Islamic Education teaching and learning?” The hypothesis used in the research was using audio-visual aids/media will improve students’ interest significantly. The research employed quantitative approach using quasi-experimental method of pretest-posttest control group design. The samples were taken using purposive sampling, namely a technique of sample determination using certain consideration. Data were gathered using Likert scale and literary study, while data analysis techniques employed consisted of descriptive and inferential analyses by testing the normality, homogeneity, hypothesis, and effectiveness through the aid of SPSS software version 20. From data analysis, it was found that the pretest score of interest and the dimension of interest before treatment was applied were still in the medium category with an average of 78.16 for the experimental class and 86.7 for the control class. The posttest score and dimension of interest increased after treatment, with an average gain of 99.0 for the experimental class and 85.7 for the control class, respectively. Based on Wilcoxon test, the Asymp. Sig (2-tailed) for pretest was 0.004 < � (0.05), meaning that Ho was rejected, so that H1 was accepted. Meanwhile, the Asymp. Sig. (2-tailed) for posttest score was (0.000) < � (0.05), which meant Ho was rejected; hence, H1 was accepted, which is translated as the use of audio -visual aids/media had a significant influence on the improvement of students’ interest in the teaching and learning of Islamic Education.

Keywords: Interest, Students, Islamic Education Teaching and Learning, Effectiveness, Audio-Visual Aids/Media.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….…. i

KATA PENGANTAR ………...………...………….... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………...………. iii

PEDOMAN TRANSLITERASI ………..……. iii

ABSTRAK ………...………...……..….….. vi

ABSTRACT ……….……….….. vii

DAFTAR ISI ……….…….…… viii

DAFTAR TABEL ………..….… xii

DAFTAR BAGAN ...……….……… xiv

DAFTAR GAMBAR ……….….…… xv

DAFTAR LAMPIRAN ……….……… xvi

BAB I PENDAHULUAN ………..…….… 1

A. Latar Belakang Penelitian ………...………...…. 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ……….…..… 4

C. Rumusan Masalah Penelitian …...……….….….… 5

D. Tujuan Penelitian ……….…..…. 6

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian ………...…... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ………..…... 7


(7)

A. Konsep Dasar Media Pembelajaran ………..…. 9

1. Definisi Media Pembelajaran ………..…. 9

2. Media Pembelajaran PAI ……….…………...10

3. Fungsi Media Pembelajaran ………...12

4. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ..………….………….... 13

5. Klasifikasi Media Pembelajaran ………..……….... 16

6. Sejarah Media Audio Visual Aids dalam Pembelajaran ……...…...… 17

7. Media Audio Visual Aids ………..…... 18

B. Teori Minat ………... 20

1. Definisi Minat ………....….. 20

2. Klasifikasi Minat ………...… 24

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat ………....….. 24

4. Meningkatkan Minat Siswa ………....….. 25

C. Pendidikan Agama Islām ………...…..…. 25

1. Arti Pendidikan Agama Islām ………...………….………...… 25

2. Landasan PAI di Sekolah ………...………..……. 27

3. Fungsi PAI di Sekolah ………..…….... 29

4. Tujuan Pendidikan Agama Islām di Sekolah ...…..………...…. 31

5. Ruang Lingkup & Aspek PAI Pada SMP ……...………..… 34

6. Standar Isi PAI SMP Kelas VIII ………...……..….. 35

7. Standar Pengamalan PAI Pada SMP ………..…………...……… 35

8. Pendekatan Pembelajaran PAI Pada SMP ………..….. 37


(8)

x

D. Hasil Penelitian Terdahulu ………..….….…...…… 40

E. Hipotesis Penelitian ……….………..43

F. Kerangka Pemikiran ……….……...… 44

BAB III METODE PENELITIAN ……….….…..… 47

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel ………..….…….…. 47

B. Desain Penelitian ………..….…... 49

C. Metode Penelitian ………. 51

D. Definisi Operasional ………..………... 51

E. Instrumen Penelitian ………..………..……. 52

F. Proses Pengembangan Instrumen ………...………..… 53

G. Teknik Pengumpulan Data ……….….……..… 59

H. Analisis Data ……….…….….…………..… 61

1. Analisis data deskriptif ………... 61

2. Analisis data inferensial ……….…….…….…..…. 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………..………....… 77

A. HASIL PENELITIAN ………..……...….. 77

1. Kondisi Awal (Pretest) Minat Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………...….……. 77

1) Kondisi Awal (Pretest) Minat Siswa Kelas Eksperimen ……... 77


(9)

2. Perbandingan Rata-Rata Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ……92

3. Gambaran Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Audio Visual Aids ………... 97

4. Kondisi Akhir (Post-Test) Minat Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Setelah Melakukan Pembelajaran …………..…………...… 103

1) Kondisi Akhir (Post-Test) Minat Siswa Kelas Eksperimen ... 103

2) Kondisi Akhir (Post-Test) Minat Siswa Kelas Kontrol ………… 111

5. Perbandingan Rata-Rata Post-Test Minat Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ……….……..… 118

6. Peningkatan Minat Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Setelah Melakukan Pembelajaran ………..………..…... 123

7. Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual Aids Dalam Meningkatkan Minat Siswa Kelas Eksperimen ……… 136

B. PEMBAHASAN DATA ……….……...……... 138

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………..…...….…. 143

A. Simpulan ……….……... 143

B. Saran ……….………..………. 145

DAFTAR PUSTAKA ………...……... xvii


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang di dalamnya seorang guru menyampaikan materi ajar kepada peserta didik. Hal tersebut didukung oleh Ruhimat (2011:128) yang mengatakan bahwa pembelajaran yaitu suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru dalam membelajarkan siswa untuk belajar. Pola pembelajaran terbagi menjadi empat yaitu pola pembelajaran guru tanpa alat bantu/alat peraga, pola pembelajaran (guru + alat bantu) dengan siswa, pola (guru + media) dengan siswa, dan pola media dengan siswa jarak jauh yang disiapkan. Sedangkan untuk pola (guru + media) dengan siswa sudah mempertimbangkan keterbatasan guru yang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar. Guru dapat memanfaatkan berbagai media yang digunakan sebagai sumber belajar.

Menurut Komalasari (2010:4), pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu sistem dan dapat pula dipandang sebagai suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa di antaranya:

a) faktor internal: fisiologis dan psikologis salah satunya yaitu minat

b) faktor eksternal: lingkungan dan media pembelajaran

Pembelajaran pendidikan Agama Islām merupakan suatu pendidikan yang dirancang untuk membina akhlak siswa agar menjadi manusia yang berakhlak mulia. Menurut Arifin (2008:22), pendidikan Islām merupakan usaha orang dewasa muslīm yang bertaqwa secara sadar untuk


(11)

mengarahkan dan membimbing serta perkembangan fitrah siswa melalui ajaran Islām ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islām merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru dalam rangka membelajarkan siswa dalam menumbuhkan sifat beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang di amanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 yang termaktub dalam Pasal 31 ayat 3 yang berbunyi: “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”. Kemudian dijelaskan pula dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Pasal 30 ayat 1—5: (Sapoetra, Tanpa Tahun)

Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan (1), Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama (2), Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, informal dan nonformal (3), Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja, samanera dan bentuk lain yang sejenis (4), Ketentuan mengenai pendidikan keagamaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, 2, 3, dan 4 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah (5).

Maka dari itu, proses pembelajaran Pendidikan Agama Islām memiliki peran penting dalam pendidikan di Indonesia, khususnya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang terangkum dalam pancasila dan UUD 1945. Namun pada kenyataannya, pembelajaran Pendidikan Agama Islām itu hanya diberikan di sekolah-sekolah sebagai mata pelajaran umum dengan media konvensional atau minim penggunaan media sehingga siswa mengalami rasa bosan bahkan sampai tertidur ketika pembelajaran Pendidikan Agama Islām berlangsung (hasil observasi 30 Nopember 2013). Padahal dengan media yang lebih menarik dapat meningkatkan


(12)

3

stimulus belajar siswa dalam memahami materi PAI, pemahaman terhadap materi PAI merupakan salah satu indikator siswa agar beriman, bertakwa dan berakhlak mulia.

Pada kenyataannya ketika seorang guru sedang menjelaskan mata pelajaran PAI di kelas banyak siswa yang mengantuk dan merasa bosan (hasil observasi pada 30 November 2013). Hal ini dapat berdampak bagi perkembangan akhlak siswa yang disebabkan pemahaman siswa terhadap materi PAI itu minim. Seperti yang diberitakan dalam koran Pikiran Rakyat bahwa dua Sekolah Menengah Atas Negeri di Bandung terlibat tawuran yang didasari oleh rasa solidaritas seorang teman, padahal tawuran bukan jalan keluar terbaik untuk menunjukkan rasa solidaritas. Ketika seorang siswa memahami arti solidaritas yang sesungguhnya atau solidaritas yang sesuai dengan ajaran Islām, maka tawuran antara pelajar satu dengan yang lainnya tidak akan terjadi. Dalam kabar lain juga pikiran rakyat memberitakan bahwa seorang Anak Baru Gede yang diperkosa oleh temannya sendiri dengan cara memberikan minuman keras kepada Anak Baru Gede tersebut (Hanifah, 2011).

Berdasarkan kenyataan tersebut sudah cukup membuktikan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islām di sekolah belum tertanam dengan baik dalam diri siswa. Guru harus lebih cepat tanggap dalam hal tersebut. Guru sebaiknya menciptakan proses pembelajaran yang menarik siswa agar inti proses pembelajaran yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh siswa.

Seperti yang sudah dicantumkan sebelumnya bahwa salah satu pola pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa yaitu pola pembelajaran guru dan media. Penggunaan media dalam memberikan materi ajar sangat diperlukan untuk menarik perhatian siswa dalam belajar. Selain itu juga, media dapat memotivasi dan menarik minat siswa untuk memperhatikan materi yang akan disampaikan oleh guru.

Berdasarkan pra penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 12 September 2013 dengan menggunakan angket, diperoleh data bahwa


(13)

sebagian besar siswa (70%) sangat berharap pembelajaran PAI disajikan dengan bantuan media (film). Sementara sebagian kecil siswa (15%) sangat menyukai metode ceramah. Kemudian, sebagian kecil siswa lainnya (10%) lebih senang dengan metode tanya jawab. Lalu sisanya (5%) siswa lebih menyenangi metode diskusi. Sementara itu mengenai bahan ajar yang digunakan hampir sebagian besar siswa (80%) mengatakan bahwa sering sekali pembelajaran Pendidikan Agama Islām di kelas lebih banyak menggunakan Lembar Kerja Siswa.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islām akan lebih menarik ketika guru menggunakan media pembelajaran. Media yang digunakan oleh guru dapat berupa media audio visual aids. Media audio visual aids merupakan media pembelajaran berupa film yang dapat ditonton oleh individual ataupun kelompok media ini cocok untuk siswa yang tipe belajarnya visual dan audio sehingga para siswa tidak akan mengalami rasa bosan atau kurang tertarik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islām.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis berinisiatif untuk mengadakan penelitian berupa penggunaan media audio visual aids dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islām untuk mengatasi rasa bosan siswa. Maka dari itu, penulis mencoba mengangkat penelitian dengan judul “Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual Aids dalam Meningkatkan Minat Siswa pada Pembelajaran PAI (Kuasi Eksperimen Pada Kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung)”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Pembelajaran Pendidikan Agama Islām merupakan upaya guru yang dilakukan untuk membelajarkan siswa dalam membina iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Dalam pembelajarannya pun harus diberikan dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun pada kenyataannya, pembelajaran Pendidikan Agama Islām yang


(14)

5

diberikan oleh guru masih kurang menarik dan tidak adanya inovasi berupa media pembelajaran dalam memberikan materi ajarnya, sehingga banyak siswa yang mengalami rasa bosan/kurang tertarik ketika belajar. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut (Pra-Penelitian, 2013).

1. Rendahnya minat siswa dalam proses pembelajaran PAI

2. Kurang optimalnya penggunaan media audio visual aids di SMP Pasundan 6 Bandung, diantaranya:

a. Terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar bagi guru.

b. Terbatasnya sarana dan prasarana di kelas.

c. Kesulitan untuk mengoperasikan dan menentukan media yang tepat.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana efektivitas penggunaan media audio visual aids dalam meningkatkan minat siswa pada pembelajaran PAI?”

Masalah di atas dapat dirinci melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1) Bagaimana kondisi awal (pretest) minat siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap pembelajaran PAI?

2) Bagaimana perbandingan rata-rata pretest minat siswa kelas eksperimen dan kontrol terhadap pembelajaran PAI?

3) Bagaimana gambaran proses pembelajaran PAI dengan menggunakan media audio visual aids di kelas eksperimen?

4) Bagaimana kondisi akhir (post-test) minat siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah melakukan pembelajaran?


(15)

5) Bagaimana perbandingan rata-rata post-test minat siswa kelas eksperimen dan kontrol terhadap pembelajaran PAI?

6) Bagaimana peningkatan minat siswa kelas eksperimen dan kontrol setelah melakukan pembelajaran?

7) Bagaimana efektivitas penggunaan media audio visual aids dalam meningkatkan minat siswa kelas eksperimen?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan media audio visual aids dalam meningkatkan minat siswa pada pembelajaran PAI.

Adapun tujuan diatas dapat dirinci sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui kondisi awal (pretest) minat siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap pembelajaran PAI

2) Untuk mengetahui perbandingan rata-rata pretest minat siswa kelas eksperimen dan kontrol terhadap pembelajaran PAI

3) Untuk mengetahui gambaran proses pembelajaran PAI dengan menggunakan media audio visual aids di kelas eksperimen

4) Untuk mengetahui kondisi akhir (post-test) minat siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah melakukan pembelajaran 5) Untuk mengetahui perbandingan rata-rata post-test minat siswa

kelas eksperimen dan kontrol terhadap pembelajaran PAI

6) Untuk mengetahui peningkatan minat siswa kelas eksperimen dan kontrol setelah melakukan pembelajaran

7) Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media audio visual aids dalam meningkatkan minat siswa kelas eksperimen


(16)

7

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dan menambah wawasan keilmuan bagi dunia pendidikan khususnya dalam bidang teoretis pembelajaran PAI menggunakan media.

2. Manfaat praktis a) Bagi guru

Dapat menambah pengetahuan para guru ketika melakukan proses pembelajaran PAI dengan menggunakan media audio visual aids agar para siswa tidak merasakan bosan ketika menerima pelajaran.

b) Bagi siswa

Dari hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat memahami pembelajaran PAI dengan baik.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah dalam melihat gambaran penelitian skripsi ini, peneliti membuat struktur organisasi skripsi sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan, meliputi: 1. Latar Belakang Penelitian, 2. Identifikasi Penelitian, 3. Rumusan Masalah Penelitian, 4. Tujuan Penelitian, 5. Manfaat/Signifikansi Penelitian, 6. Struktur Organisasi Skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, Yang Meliputi: 1. Konsep Dasar Media Pembelajaran, 2. Teori Minat, 3. Pendidikan Agama Islām, 4. Kerangka Pemikiran, 5. Hipotesis Penelitian, 6. Hasil Penelitian Terdahulu.

Bab III Metode Penelitian, meliputi: 1. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian, 2. Desain Penelitian, 3. Metode Penelitian, Definisi Operasional, 4. Instrumen Penelitian, 5. Proses Pengembangan Instrumen, 6. Teknik Pengumpulan Data, 7. Analisis Data.


(17)

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan mengenai kondisi awal (pretest) minat siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, perbandingan rata-rata pretest kelas eksperimen dan kontrol, gambaran proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual aids, kondisi akhir (post-test) minat siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah melakukan pembelajaran, perbandingan rata-rata post-test minat siswa kelas eksperimen dan kontrol, peningkatan minat siswa kelas eksperimen dan kontrol setelah melakukan pembelajaran, efektivitas penggunaan media audio visual aids dalam meningkatkan minat siswa kelas eksperimen.

Bab V Simpulan dan Saran yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi & Subjek Populasi/Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pasundan 6 Bandung. Terletak di jalan Sumatera No. 41 Bandung. Lokasi sekolah bersebrangan dengan taman lalu lintas yang ketika siang hari sekolah tersebut digunakan untuk Sekolah Menengah Kejuruan Pasundan 3 Bandung. Dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

(Sumber: google-maps) Gambar 3.1


(19)

2. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan ciri-ciri tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012:80). Populasi dalam penelitian ini ialah siswa Sekolah Menengah Pertama Pasundan 6 Bandung kelas VIII yang berjumlah 311 siswa. Berikut adalah tabel sebaran populasi siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pasundan 6 Bandung.

Tabel 3.1

Populasi Siswa Sekolah Menengah Pertama Pasundan 6 Bandung Tahun pelajaran 2013-2014

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah Siswa

VIII A 19 20 39 siswa

VIII B 21 17 38 siswa

VIII C 18 17 35 siswa

VIII D 21 18 39 siswa

VIII E 21 19 40 siswa

VIII F 21 19 40 siswa

VIII G 21 19 40 siswa

VIII H 18 22 40 siswa

Jumlah keseluruhan 311 siswa


(20)

49

3. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012:81). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Pasundan 6 Bandung, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Siswa kelas VIII,

b. Jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, c. Kurang motivasi belajar PAI

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling ialah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:85). Purposive sampling yang digunakan berupa angket pra-penelitian, sehingga dalam penelitian ini yang menjadi kelas kontrol ialah kelas VIII D dan yang menjadi kelas eksperimen ialah kelas VIII B. Hal tersebut berdasarkan pengalaman mengajar guru yang merekomendasikan kelas VIII D dan VIII B sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen di Sekolah Menengah Pertama Pasundan 6 Bandung.

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan media audio visual aids sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini yaitu minat siswa pada pembelajaran PAI.

Sebagai upaya mencari pembuktian dan solusi dari penelitian yang diangkat dalam penelitian ini, maka peneliti merancang desain penelitian dengan menggunakan Kuasi Exsperimental Desain dengan desain penelitian pretest-posttest control group design (Sugiyono, 2012:79).


(21)

(Sumber: Sugiyono, 2012:79) Keterangan

O1 : Pretest; tes awal minat siswa kelas eksperimen

X : Treatment atau perlakuan

O2 : Post-test; tes akhir minat siswa kelas eksperimen O3 : Pretest; tes awal minat siswa kelas kontrol

O4 : Post-test; tes akhir minat siswa kelas kontrol

Dalam desain ini hanya terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dilakukan pretest terlebih dahulu untuk mengukur minat awal siswa. Setelah minat awal siswa teridentifikasi, kelompok eksperimen diberi treatment atau perlakuan belajar yaitu berupa penggunaan media audio visual aids sedangkan pada kelompok kontrol digunakan sistem pembelajaran ceramah.

Treatment atau perlakuan belajar di kelas eksperimen disampaikan sebanyak tiga kali pertemuan. Pada pertemuan pertama dengan cara siswa mengikuti pembelajaran PAI pada materi ajar akhlak media audio visual aids yang berupa film pendek dengan judul film pendek ―memaafkan”. Dari film tersebut siswa menonton kemudian siswa diberikan penjelasan makna yang terkandung dalam film tersebut.

Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan materi fiqh tentang adab berpuasa dengan judul film pendek ―Adab berpuasa‖. Dari film tersebut siswa menonton kemudian siswa diberikan penjelasan makna yang terkandung dalam film tersebut.

Pada pertemuan ketiga materi yang diajarkan materi sejarah kebudayaan Islām tentang Sejarah Rasūlullaħ Saw dengan judul film

E O1 X O2


(22)

51

pendek ―Siraħ Nabī Saw‖. Dari film tersebut siswa menonton kemudian siswa diberikan penjelasan makna yang terkandung dalam film tersebut.

Setelah treatment atau perlakuan belajar diberikan, siswa diberikan post-test baik untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pemberian post-test ini dilakukan untuk mengukur minat akhir siswa setelah diberi perlakuan belajar untuk kelas eksperimen dan yang tidak diberi perlakuan belajar untuk kelas kontrol. Dari sini akan terlihat ketika thitung yang berasal

dari post-test lebih besar dari ttabel maka dapat dinyatakan efektif

penggunaan media audio visual aids dalam meningkatkan minat siswa pada pembelajaran PAI.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen merupakan pengembangan dari true eksperimental design yang sulit dilaksanakan sehingga untuk mempermudah pembentukan kelompok kontrol maka dikembangkan kuasi eksperimen (Sugiyono, 2012:77). Dalam penelitian ini desain penelitian pretest-post-test control group design.

D. Definisi Operasional

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pusat Bahasa (2008:352) efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya); manjur atau munjarab; dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan); mangkus; mulai berlaku.

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu keberhasilan tindakan atau kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya, jadi maksud efektivitas dalam penelitian ini ialah seberapa berpengaruh atau berhasilnya penggunaan media audio visual aids dalam meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran PAI di sekolah.

Menurut Daryanto (2010:4) media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar


(23)

terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima, namun dibatasi untuk media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan pembelajaran.

Menurut Rohani (1997:97) media audio visual aids ialah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat didengar, dan yang dapat dilihat dan didengar.

Jadi, media audio visual aids menurut peneliti ialah alat komunikasi film yang digunakan dalam pembelajaran PAI untuk memperjelas materi yang disampaikan oleh guru kepada siswa.

Menurut Slameto (2003:180) minat ialah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya ialah penerimaan akan suatu hubungan antara diri dengan sesuatu diluar diri.

Jadi menurut peneliti minat siswa dalam pembelajaran PAI ialah perasaan tertarik atau motivasi seseorang terhadap pembelajaran PAI khususnya pada materi pelajaran akhlak, fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islām.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2001:84) instrumen penelitian ialah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa Skala. Skala merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat mengukur karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-angka. Skala ukur yang digunakan dalam pembuatan kuesioner adalah dengan menggunakan Skala Likert (Sukmadinata, 2013:225).

Instrumen pengukuran minat siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islām didasarkan pada teori Super dan Crites (Retno, 2012).


(24)

53

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen penelitian dilakukan dengan menguji validitas dan realibilitas instrumen yang telah disusun. Adapun dari pengujian ini ialah untuk mengetahui sejauh mana instrumen tersebut dapat mengukur dengan tepat dan dapat memberikan hasil yang sama ketika dilakukan pengukuran yang sama pada waktu yang berbeda.

1. Instrumen minat siswa

Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam penyusunan instrumen tes ialah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi kuesioner berdasarkan pada teori Super and Crites (Retno, 2012) yang penulis modifikasi. Pemodifikasian dilakukan pada bagian indikator. Hal itu dilakukan karena indikator yang dibuat Retno (2012) tidak sesuai dengan penelitian penulis. Oleh karena itu penulis melakukan modifikasi. Adapun kisi-kisi kuesioner minat siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islām dapat dilihat pada lampiran.

b. Menyusun item pernyataan yang terdiri dari 26 item untuk diuji cobakan. Draft pernyataan kuesioner terlampir dibagian lampiran. c. Mengkonsultasikan pernyataan angket yang telah dibuat kepada

dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2, kemudian melakukan revisi pernyataan angket berdasarkan saran yang diberikan oleh dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2. d. Meminta penilaian kepada pakar yang berkompeten dalam bidang

instrumen untuk menguji validitas isi dan validitas konstruk, yakni kepada:

No Nama/Dosen Jurusan

1. Dr. Munawar Rahmat, M.Pd/IPAI 2. Mokh. Iman Firmansyah, M.Ag/IPAI 3. Drs. Mif Baihaqi, M.Si/Psikologi 4. Helli Ihsan, S.Ag., M.Si/Psikologi


(25)

e. Melakukan perbaikan instrumen pernyataan atas saran-saran dosen pakar.

f. Melakukan uji coba soal kepada 112 siswa di luar sampel penelitian yaitu siswa kelas VIII A, VIII E, dan VIII F SMP Pasundan 6 Bandung. Uji coba kuesioner dilakukan pada hari Kamis tanggal 31 Oktober 2013 berlokasi di jalan sumatera No. 41 Bandung.

g. Menganalisis hasil uji coba kuesioner yang meliputi: 1) Uji Validitas

Uji validitas suatu instrumen ialah ukuran seberapa tepat instrumen itu mampu menghasilkan data sesuai dengan ukuran yang sesungguhnya ingin diukur. Ada tiga jenis validitas untuk instrumen penelitian yaitu validitas isi (Content Validity), validitas kriteria (Criterion Related Validity), dan validitas konstruk (Construct Validity) (Mustafa, 2009:164).

a) Validitas isi (Content Validity)

Validitas isi berkaitan dengan seberapa lengkap butir -butir yang digunakan telah memadai atau dapat mengungkap sebuah konsep. Validitas isi menggunakan dua pendekatan yakni, (Mustafa, 2009:165).

i) Panel juri

Digunakan untuk menguji apakah butir-butir yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep telah memadai atau mampu menggambarkan? Maka butir tersebut dimintakan evaluasinya kepada penilai yang memang ahli dibidangnya.

ii) Validitas muka (Face validity)

Validitas ini dilakukan dengan membaca atau memeriksa penampilan dan bahasa yang digunakan dalam kuesioner.


(26)

55

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat orang ahli untuk men-judgment yaitu (dapat dilihat di halaman 53).

b) Validitas kriteria (Criterion related validity)

Pengujian validitas kriteria dilakukan dengan cara membandingkan atau mengkorelasikan antara nilai (skor) hasil pengukuran instrumen dengan kriteria atau standar tertentu yang dipercaya dapat mengukur suatu variabel. Untuk mengetahu validitas kriteria digunakan rumus berikut (Mustafa, 2009:167).

RXiY =

Keterangan:

Xi = skor butir ke I, dimana I = 1,2,3,…

MX = rata-rata skor pada setiap butir Y = skor total dari seluruh butir MY = rata-rata skor total

Dalam menghitung validitas item, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi 20 hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2

Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Item Minat Siswa Pada Pembelajaran PAI

No

Item KorelasiNilai Interpretasi Keterangan

1 0,508 Valid Digunakan

2 0,573 Valid Digunakan

3 0,569 Valid Digunakan


(27)

6 0,619 Valid Digunakan

7 0,445 Valid Digunakan

8 0,484 Valid Digunakan

9 0,408 Valid Digunakan

10 0,360 Valid Digunakan

11 0,507 Valid Digunakan

12 0,458 Valid Digunakan

13 0,308 Valid Digunakan

14 0,579 Valid Digunakan

15 0,490 Valid Digunakan

16 0,553 Valid Digunakan

17 0,520 Valid Digunakan

18 0,473 Valid Digunakan

19 0,331 Valid Digunakan

20 0,484 Valid Digunakan

21 0,352 Valid Digunakan

22 0,545 Valid Digunakan

23 0,447 Valid Digunakan

24 0,505 Valid Digunakan

25 -0,109 Invalid Tidak digunakan

26 0,355 Valid Digunakan

Untuk menyeleksi item yang valid dan menghilangkan item yang tidak valid dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Corelation. Bila harga korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa item tersebut tidak valid (Sugiyono, 2012:126). Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa harga koefisien korelasi yang terendah adalah -0,109 dan yang tertinggi 0,619. Maka item yang dinyatakan tidak valid berjumlah 1 item yaitu item nomor 25.

c) Validitas konstruk (construct validity)

Validitas konstruk merupakan uji kecocokan antara butir -butir dalam kuesioner dengan teori yang mendasari (digunakan untuk mendefinisikan) konsep atau konstruk


(28)

57

yang diukur. Validitas konstruk dapat diuji menggunakan analisis faktor. Terdapat dua pendekatan untuk menggunakan validitas konstruk yaitu sebagai berikut (Mustafa, 2009:166).

i) Validitas konvergen

Validitas konvergen dipenuhi apabila sebuah onstruk diukur dengan dua instrumen yang berbeda, memberikan skor yang berbeda dan kedua skor berasal dari dua kuesioner tersebut mempunyai koefisien korelasi yang tinggi.

ii) Validitas diskriminan

Validitas diskriminan digunakan apabila dua instrumen untuk mengukur dua konstruk yang diprediksi bahwa keduanya tidak akan berkorelasi, menghasilkan skor -skor yang memang tidak berkorelasi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan validitas konstruk untuk mengefensiensikan waktu. 2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Arikunto, 2009:171). Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut (Sujarweni & Poly Endrayanto, 2012:186).

r=

 

           t2 2 1 1  b k k Keterangan:

r = koefisien reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 


(29)

t2

 = varians total

Penggunaan rumus Alpha Cronbach dikarenakan pada penelitian ini memiliki skor rentang nilai 1—5. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 20. Hasil dari pengujian reliabilitas instrumen akan dikategorikan menurut kategori koefisien reliabilitas dari Guilford pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kategori Koefisien Reliabilitas Guilford

Koefisien Reliabilitas Kategori

0,90 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,70 0,90 Reliabilitas tinggi 0,40 0,70 Reliabilitas sedang 0,20 0,40 Reliabilitas rendah Kurang dari 0,20 Reliabilitas sangat rendah (tidak

reliabel)

(Sumber: Guilford, 1956:145) Berikut merupakan hasil perhitungan pengujian realibilitas untuk masing-masing.

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Pengujian Reliabilitas Minat Siswa Pada Pembelajaran PAI

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

,736 27

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas yang dimiliki oleh instrumen minat siswa pada


(30)

59

pembelajaran PAI adalah sebesar 0,736 sehingga dapat dinyatakan bahwa instrumen ini termasuk ke dalam kategori reliabilitas tinggi.

h. Validasi

Pada skala-skala yang akan digunakan secara terbatas pada umumnya dilakukan pengujian validitas berdasarkan kriteria sedangkan pada skala yang dimaksudkan untuk digunakan secara luas biasanya diperlukan proses analisis faktor dan validasi silang (cross validation) (Azwar, 2003:15). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas berdasarkan kriteria, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada halaman 55.

i. Kompilasi II Format Final

Format skala harus dirancang dalam tampilan yang menarik namun tetap memudahkan bagi responden untuk membaca dan menjawabnya. Dalam bentuk akhir skala dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan atau mungkin pula lembar jawaban yang terpisah. Ukuran kertas yang digunakan perlu disesuaikan dengan panjangnya skala sehingga jangan sampai berkas skala tampak sangat tebal sehingga menyebabkan calon responden kehilangan motivasi. Untuk ukuran huruf pun perlu diperhatikan dengan mempertimbangkan usia responden, jangan sampai menggunakan huruf yang terlalu kecil sehingga tidak terbaca oleh responden (Azwar, 2003:15). Dalam penelitian ini skala yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada lembar lampiran.

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012:137) pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Apabila dilihat dari segi cara pengumpulan data maka dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi dan gabungan dari


(31)

ketiganya. Hal ini dilakukan agar tujuan dalam penelitian dapat tercapai. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti sebagai berikut.

1. Skala Likert

Skala Likert merupakan skala untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:93). Dalam skala Likert terdapat dua bentuk pernyataan positif yang berfungsi untuk mengukur sikap positif dan skala negatif yang berfungsi untuk mengukur sikap negatif.

Dalam penelitian ini yang dibuat hanya pernyataan positif. Terdapat lima (5) pilihan dalam setiap item yaitu selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah. Penskoran yang dilakukan pada instrumen ini dilakukan dengan skor yang diberikan untuk kategori Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-Kadang = 3, Jarang = 2, Tidak Pernah = 1. Teknik pemberian kuesioner dilakukan sebanyak dua tahap, sebagai berikut.

a. Pretest, yaitu tes awal minat siswa pada pembelajaran PAI yang dilakukan sebelum diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur minat awal siswa pada proses pembelajaran PAI sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan media audio visual aids.

b. Post-test, yaitu tes akhir minat siswa pada pembelajaran PAI yang dilakukan setelah diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur minat akhir siswa pada proses pembelajaran PAI setelah diberi perlakuan dengan menggunakan media audio visual aids.

2. Studi Pustaka

Hal ini bertujuan untuk mengetahui minat siswa pada pembelajaran PAI maka dapat dijadikan acuan oleh peneliti untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi.


(32)

61

H. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal (Sugiyono, 2012:243), karena teknik analisis data dalam penelitian ini kuantitaif maka menggunakan statistik. Terdapat dua macam teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik non-parametris (Sugiyono, 2012:147). Teknik analisis data yang digunakan sebagai berikut.

1. Analisis data deskriptif

Menurut Sugiyono (2001:112) analisis deskriptif ialah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, presentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standart deviasi, perhitungan persentase.

a. Skor Minat siswa

Skor minat yang dilakukan pada siswa untuk mengetahui sejauh mana minat dalam pembelajaran PAI. Dalam penelitian ini menggunakan skor yang diberikan untuk kriteria Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-Kadang = 3, Jarang = 2, Tidak Pernah = 1. Kategori yang digunakan peneliti ialah rendah, sedang, dan tinggi sesuai rumus kategori jenjang menurut (Azwar, 2003:109) dan untuk langkah-langkahnya sebagai berikut.


(33)

1) Menentukan skor minimum berdasarkan bobot terendah = 25 (jumlah item) x 1 (bobot terendah) = 25

2) Menentukan skor maksimum berdasarkan bobot tertinggi = 25 (jumlah item) x 5 (bobot tertinggi) = 125

3) Mencari luas jarak sebaran 125 – 25 = 100

4) Menentukan standar deviasi (�) = 100/6 = 16,6 = 17 (pembulatan)

5) Mean teoritis (�) = 25 x 3 = 75

Setelah skor minat diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu menginterpretasikan data skor tersebut sesuai kategorisasi berikut.

Tabel 3.5

Interpretasi data skor minat siswa

Rumus Rumus Kategorisasi Interpretasi

X< (� – 1�) X (75 – 17) X 58 Rendah (� – 1�) ≤ X

(� + 1�)

(75-17) ≤ X (75 + 17)

58 ≤ X 92 Sedang (� + 1�) ≤ X (75 + 17) ≤ X 92 ≤ X Tinggi

Interpretasi di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut.

Setelah ditetapkan norma seperti di atas, maka seseorang yang mendapatkan skor 95 dalam skala minat siswa tersebut dapat didiagnosis sebagai siswa yang memiliki minat yang tinggi dan sebaliknya seseorang yang memiliki skor 57 dapat didiagnosis sebagai siswa yang memiliki minat rendah (Azwar, 2003:110).

58 92


(34)

63

b. Skor dimensi minat

Skor dimensi minat dilakukan untuk mengetahui minat tertinggi, sedang dan terendah siswa berada dalam dimensi yang mana. Dalam penelitian ini menggunakan skor yang diberikan untuk kriteria Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-Kadang = 3, Jarang = 2, Tidak Pernah = 1. Kategori yang digunakan peneliti ialah rendah, sedang, dan tinggi sesuai rumus kategori jenjang menurut (Azwar, 2003:109) dan untuk langkah-langkahnya sebagai berikut. 1) Menentukan skor minimum berdasarkan bobot terendah = 35

(jumlah item) x 1 (bobot terendah) = 35

2) Menentukan skor maksimum berdasarkan bobot tertinggi = 35 (jumlah item) x 5 (bobot tertinggi) = 175

3) Mencari luas jarak sebaran 175 – 35 = 140

4) Menentukan standar deviasi (�) = 140/6 = 23,3 = 23 (pembulatan)

5) Mean teoritis (�) = 35 x 3 = 105

Setelah skor dimensi minat diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu menginterpretasikan data skor tersebut sesuai kategorisasi berikut.

Tabel 3.6

Interpretasi data skor dimensi minat siswa

Rumus Rumus Kategorisasi Interpretasi

X< (� – 1�) X (105 – 23) X 82 Rendah (� – 1�) ≤ X

(� + 1�)

(105-23) ≤ X (105 + 23)

82 ≤ X 128 Sedang (� + 1�) ≤ X (105 + 23) ≤ X 128 ≤ X Tinggi

Interpretasi di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut.


(35)

Setelah ditetapkan norma seperti di atas, maka seseorang yang mendapatkan skor 128 dalam skala minat siswa tersebut dapat didiagnosis sebagai siswa yang memiliki minat yang tinggi dan sebaliknya seseorang yang memiliki skor 82 dapat didiagnosis sebagai siswa yang memiliki minat rendah (Azwar, 2003:110). c. Skor Gain Ternormalisasi

Untuk perbandingan rata-rata gain ternormalisasi kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan perhitungan gain menurut Hake (1999:1) yaitu sebagai berikut.

<g> = % <�>% <�> = %< �> −%< �>

%< > −%< �>

Keterangan :

<g> = gain skor ternormalisasi Sf = skor rerata post-test Si = skor rerata pretest

Sm = skor maksimum

Peningkatan minat siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media audio visual aids dalam pada pembelajaran PAI dicari dengan menghitung rata-rata gain dinormalisasi berdasarkan kategori dengan interpretasi menurut Hake (1999:1).

Tabel 3.7

Kategorisasi Gain Ternormalisasi

Nilai <g> Kategori

(<g>) > 0,7 Tinggi 0,7 > (<g>) > 0,3 Sedang


(36)

65

2. Analisis data inferensial

Analisis data dengan analisis data inferensial ialah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2012:148). Sebelum peneliti menentukan analisis data inferensial/statistik yang akan digunakan untuk menganalisis data, terlebih dahulu peneliti melakukan pengujian terhadap data yang dimiliki. Pengujian yang dilakukan diantaranya uji normalitas, uji homogenitas dan uji linearitas (Arikunto, 2009:300), namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian data sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas sampel tidak lain ialah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis (Arikunto, 2009:301). Dalam penelitian ini data yang menggunakan uji normalitas untuk data perbandingan rata-rata pretest dan post-test kelas eksperimen dan kontrol. Melalui uji normalitas peneliti dapat mengetahui sampel yang diambil mewakili populasi ataukah tidak. Jika data tidak cukup menyebar maka tidak dibenarkan menggunakan statistik parametrik seperti rumus korelasi product moment, uji-t, uji F, regresi dan lain sebagainya, akan tetapi peneliti harus menggunakan rumus Chi -Kuadrat, Mann-Whitney atau Wilcoxon test, Kendall’s tau dan lain sebagainya (Arikunto, 2009:299). Dalam penelitian ini uji normalitas data penelitian menggunakan teknik uji Square/Chi Kuadrat.

Langkah-langkah pengujian yang dilakukan ialah sebagai berikut (Riduwan, 2012:121).


(37)

2) Menentukan rentangan (R); R = Skor terbesar – skor terkecil

3) Menentukan banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 log n (Rumus Sturgess) n = jumlah siswa

4) Menentukan panjang kelas (i) dengan rumus: i = ��

5) Menentukan rata-rata (�̅) �̅ = ∑ �

6) Menentukan simpangan baku (S)

Keterangan:

�̅ = nilai rata-rata gain

� = nilai gain yang diperoleh siswa n = jumlah siswa

S = standar deviasi

7) Menentukan nilai baku z-score dengan menggunakan persamaan:

Z = − �̅ S = √ ∑ �− ∑


(38)

67

bk = batas kelas

8) Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0 – Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

9) Mencari frekuensi harapan (fe) dengan cara mengalihkan

luas tiap interval dengan jumlah responden.

10)Mencari harga Chi-Kuadrat (X2) dengan menggunakan persamaan:

Keterangan:

X2 = chi kuadrat hasil perhitungan

Oi = frekuensi observasi

Ei = frekuensi yang diharapkan

11)Membandingkan harga � dengan � Kaidah keputusan:

Jika � < � maka distribusi data normal sedangkan Jika � ≥ � maka distribusi data tidak normal Untuk proses uji normalitas peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 20 berikut langkah-langkahnya (Trihendradi, 2011:115).

a. Klik analyze => nonparametric test => legacy dialogs => chi square pada menu, sehingga kotak chi-square muncul

b. Masukkan variabel model pada kotak test variable list secara default get from data pada kotak expected range

X2 = ∑ �− �� � =


(39)

dan all catagories equal pada kotak expected values akan terpilih.

c. Klik OK

Setelah dilakukan uji normalitas, jika diketahui datanya normal maka digunakan uji statistik parametrik. Untuk menggunakan uji parametrik diperlukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas, namun jika diketahui datanya tidak normal maka akan digunakan uji non parametrik. Dalam penelitian ini akan menggunakan uji Wilcoxon.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan jika peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitian harus terlebih dahulu yakin bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal sampel ini dibuktikan dengan adanya kesamaan variansi kelompok -kelompok yang membentuk sampel tersebut. Jika tidak ada perbedaan variansi di antara kelompok sampel dan ini mengandung arti bahwa kelompok-kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan bahwa kelompok-kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang sama (Arikunto, 2009:318).

Setelah dilakukan uji normalitas dan data menunjukan distibusi normal, maka pengolahan data dilanjutkan pada uji homogenitas, tingkat homogenitas dapat ditunjukan menggunakan distribusi F. nilai F dihitung dengan menggunakan rumus (Riduwan, 2012:120).


(40)

69

Nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan derajat

kebebasan (db) = n-1. Dengan kriteria pengujian: Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua variansi homogen

Jika Fhitung ≥ Ftabel maka kedua variansi tidak homogen

Dalam penelitian ini peneliti menghitung uji homogenitas menggunakan bantuan software SPSS versi 20. Langkah -langkahnya sebagai berikut (Uji Homogenitas Regresi & Uji Homogenitas Pada Beda dengan SPSS, 2010).

a) Buka file yang akan dianalisis

b) Pilih menu > analyze > desciptives statistic > explore c) Pilih y sebagai dependent list dan x sebagai faktor list

Cat: untuk homogenitas uji beda, x adalah kode kelompok, untuk homogenitas regresi x adalah prediktor

d) Klik tombol plots

e) Pilih levene test, untuk untransformed f) Klik continue lalu klik Ok

Untuk keperluan penelitian pada umumnya hanya perlu keluaran test of homogenity of variance. Keluaran yang dapat dihapus dengan cara klik sekali pada objek yang dihapus lalu tekan tombol delete.

c. Uji Hipotesis

1. Perbandingan rata-rata pretest-post-test dan gain minat kelas eksperimen dan kontrol

Adapun hipotesis yang diajukan untuk perbandingan rata -rata pretest-post-test minat siswa kelas eksperimen dan kontrol yaitu sebagai berikut.

Ho = tidak ada perbedaan nilai rata-rata minat antara kedua kelompok


(41)

H1 = ada perbedaan nilai rata-rata minat antara kedua

kelompok

Untuk kriteria pengujian hipotesis berdasarkan probabilitas yaitu sebagai berikut (Santoso, 2008:305).

Jika Asymp. Sig 0,05, maka H1 ditolak dan Ho diterima Jika Asymp. Sig≤ 0,05,maka H1 diterima dan Ho ditolak

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas.

a. Jika Data Normal

Ketika telah diketahui data yang diperoleh normal dan homogen, maka pengolahan data dilanjutkan dengan pengujian hipotesis, hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan dua variabel. Uji statistik untuk menguji hipotesis dengan menggunakan rumus uji-t sebagai berikut (Sugiyono, 2012:197).

t= ̅ − ̅

√ − � + − � ( + ) + −

Keterangan:

�̅1 : nilai teratas kelas eksperimen

�̅2 : nilai teratas kelas kontrol � : varians kelas eksperimen � : varians kelas kontrol

� : jumlah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Untuk pengujian hipotesis berdasarkan probabilitas yaitu sebagai berikut (Santoso, 2008:305).


(42)

71

Jika Asymp. Sig≤ 0,05,maka H1 diterima dan Ho ditolak Dalam perhitungan uji-t ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 20. Langkah-langkah uji-t menggunakan software SPSS 20 yaitu (Martono, 2011:172).

a. Buka lembar kerja SPSS sehingga muncul menu utama SPSS.

b. Buka menu variable view untuk mendefinisikan variable yang akan diolah.

c. Buka menu data view.

d. Dari menu utama SPSS klik Analyze lalu compare means lalu pilih independent-samples t-test.

e. Masukkan variabel ke kotak test variable dan ke kotak grouping variable maka kotak define group akan aktif. f. Klik kotak define group lalu istilah group 1 dengan

angka 1 dan group 2 dengan angka 2, klik continue lalu Ok.

b. Jika Data Tidak Normal

Jika dalam uji normalitas menghasilkan data distribusi yang tidak normal, maka pengolahan data dilakukan dengan statistik non parametrik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon bertujuan untuk menentukan apakah ada perbedaan nyata antara data pasangan yang diambil dari sampel. Uji statistiknya adalah T0 = nilai terkecil dari

absolut hasil penjumlahan tanda jenjang. Prosedur uji Wilcoxon menurut Furqon (2011:243-246) adalah sebagai berikut:


(43)

Ho = tidak ada perbedaan nilai rata-rata minat

antara kedua kelompok

H1 = ada perbedaan nilai rata-rata minat antara

kedua kelompok

b) Menentukan taraf nyata (�) menggunakan 5% = 0,05 dengan Ttabel pengujian dapat berbentuk satu sisi

atau dua sisi

c) Menentukan kriteria pengujian H0 diterima jika T0 ≥ T

H0 ditolak jika T0 T

d) Menentukan nilai uji statistik (nilai T0). Dalam hal ini menggunakan uji Z untuk sampel besar (n ≥ 25) e) Membuat kesimpulan bahwa H0 diterima atau

ditolak

Untuk menghitung uji Wilcoxon ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 20. Langkah-langkah penggunaan software SPSS versi 20 sebagai berikut (Offset, 2012:174).

a) Buatlah file baru pada SPSS.

b)Klik menu analyze > non-parametric test > legacy dialogs > 2 independent samples.

c) Selanjutnya akan ditampilkan kotak dialog two-independent samples t-test.

d)Tentukan variabel yang akan dicari perhitungan analisisnya pilih dan masukkan ke dalam daftar variabel.

e) Untuk melakukan uji ini pilih satu variabel yang akan diuji dan dua nilai untuk pengelompokan dalam group skala pengukuran ordinal.

f) Pilih variabel kalori kemudian masukkan ke dalam daftar test variable list untuk dilakukan analisis


(44)

73

g) Pilih variabel jenis kemudian masukkan ke dalam kotak daftar grouping variabel.

h) Aktifkan checkbox (pilih satu baik Mann Whitney/Mosses/Kolmogorov Smirnov/Wald -Wolfowits) pada kelompok test type

i) Klik ikon define untuk memilih skala pengukuran ordinal sesuai dengan variabel untuk pengelompokan data analisis statistik two independent samples.

j) Klik option dan aktifkan checkbox yang ada pada kelompok statistik yaitu checkbox descriptive dan quartiles.

k)Pilih tombol exclude cases test-by-test pada kelompok missing value.

l) Klik tombol continue lalu Ok.

2. Peran Media audio visual Aids terhadap peningkatan minat siswa di kelas eksperimen

Adapun hipotesis yang diajukan untuk peran media audio visual aids terhadap peningkatan minat siswa di kelas eksperimen yaitu sebagai berikut:

Ho = media tidak memiliki pengaruh terhadap minat siswa

pada pembelajaran PAI

H1 = media memiliki pengaruh terhadap minat siswa pada pembelajaran PAI

Untuk kriteria pengujian hipotesis berdasarkan probabilitas yaitu sebagai berikut (Santoso, 2008:305).

Jika Asymp. Sig 0,05, maka H1 ditolak dan Ho diterima

Jika Asymp. Sig≤ 0,05,maka H1 diterima dan Ho ditolak

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas.


(45)

a. Jika data normal

Apabila data yang diperoleh normal maka perhitungan yang digunakan menggunakan paired sample t-test. Paired sample t-test merupakan dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Ukuran sebelum dan sesudah mengalami perlakuan tertentu diukur. Analisis data paired-sample t-test dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Trihendradi, 2011:101-103).

a. Buka file paired sample t-test.sav di folder statistik parametrik.

b. Klik analyze => compare means => paired-sample t -test pada menu, sehingga kotak dialog paired sample t-test muncul.

c. Aktifkan variabel sebelum dan variabel sesudah sehingga variabel tersebut terblok kemudian pindahkan pada kota paired variable (s) dengan melakukan klik tombol panah.

d. Klik options sehingga kotak dialog independent -sample t-test: options muncul. Tetapkan confidence interval dan missing values. Secara default convidence interval (tingkat kepercayaan) 95% dan missing values – exclude cases analysis by analysis yang berarti hanya data yang berharga valid yang digunakan dalam analisis.

e. Klik continue – OK b. Jika Data Tidak Normal

Apabila data yang diperoleh tidak normal maka perhitungan yang digunakan menggunakan two related


(46)

75

sample t-test. Langkah-langkah perhitungannya menggunakan bantuan software SPSS versi 20 (Offset, 2012:193).

a) Klik menu analyze > nonparametric test > legacy dialogs > 2 related sample.

b) Selanjutnyaakan ditampilkan kotak dialog two related samples test.

c) Tentukan variabel yang akan dicari perhitungan analisisnya.

d) Aktifkan checkbox Wilcoxon pada kelompok test type.

e) Klik options untuk memilih prosedur tambahan dalam analisis statistik Wilcoxon f) Selanjutnya akan ditampilkan kotak dialogs

options

g) Aktifkan semua checkbox yang ada pada kelompok statistics, yaitu checkbox descriptive dan quartiles.

h) Pilih tombol exclude cases test-by-test pada kelompok missing values.


(47)

Alur pengolahan data untuk membuktikan ketiga hipotesis mengenai peningkatan minat siswa dengan menggunakan media audio visual aids ditunjukan pada gambar di bawah ini.

DATA

UJI Nor alitas UJI Ho oge itas

Tidak Nor al Tidak Ho oge

Uji Wilcoxo

Kesi pula Uji t

Nor al Ho oge


(48)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektivitas penggunaan media audio visual aids dalam meningkatkan minat siswa pada pembelajaran PAI di SMP Pasundan 6 Bandung secara umum peneliti menyimpulkan bahwa efektivitas penggunaan media audio visual aids (film pendek) dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran PAI yang diterapkan, efektif untuk meningkatkan minat siswa pada pembelajaran PAI. Adapun kesimpulan yang diperoleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Kondisi awal (pretest) minat siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh hasil persentase skor pretest untuk kelas eksperimen memiliki rata-rata 78,16 yang masuk dalam kategori sedang minat, sedangkan untuk rata-rata skor dimensi minat siswa masuk dalam kategori Sedang minat dengan rata-rata 109,89 pada kelas eksperimen. Untuk hasil persentase skor pretest minat untuk kelas kontrol memiliki rata-rata 86,7 masuk dalam kategori sedang minat. Untuk hasil skor dimensi minat masuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 122,2 pretest skor dimensi minat kelas kontrol.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol sebelum pembelajaran dilakukan/treatment diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji hipotesis pretest yang menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) (0,004) < � (0,05)

jadi Ho ditolak, sehingga H1 diterima. Jadi kesimpulannya dua kelas


(49)

kemampuan awal minat kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan minat siswa kelas eksperimen.

3. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdiri

dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Adapun perbedaan dari keduanya yaitu pada kelas eksperimen dalam penyampaian materi melalui bantuan media audio visual aids berupa film pendek, sedangkan pada kelas kontrol penyampaian materi tidak menggunakan bantuan media audio visual aids.

4. Kondisi akhir (post-test) minat siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh hasil persentase skor post-test untuk kelas eksperimen memiliki rata-rata 99,0 sehingga masuk dalam kategori tinggi minat, sedangkan untuk rata-rata skor dimensi minat siswa masuk dalam kategori tinggi minat dengan rata-rata 129 pada kelas eksperimen. Untuk hasil persentase skor post-test minat untuk kelas kontrol memiliki rata-rata 85,7 yang masuk dalam kategori sedang minat. Untuk hasil skor dimensi minat masuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 121,2% post-test skor dimensi minat kelas kontrol.

5. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol setelah pembelajaran dilakukan/treatment diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji hipotesis post-test yang

menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) (0,000) < � (0,05)

jadi Ho ditolak, sehingga H1 diterima. Jadi kesimpulannya dua kelas

memiliki rata-rata yang berbeda.

6. Terdapat peningkatan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol setelah pembelajaran dilakukan/treatment diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji indeks gain diperoleh bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) (0,000) < � (0,05) jadi Ho ditolak, sehingga

H1 diterima. Jadi kesimpulannya dua kelas memiliki rata-rata yang berbeda, hal tersebut dikarenakan kemampuan akhir kelas eksperimen dan kontrol berbeda.


(50)

145

7. Pembelajaran menggunakan media audio visual aids (film pendek)

terbukti efektif meningkatkan minat siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islām. Hal ini dapat dilihat dari uji paired sample t

-test dengan nilai t hitung (4,225) > ttabel (0,325) maka Ho ditolak dan H1

diterima. Artinya media audio visual aids efektif dalam meningkatkan minat siswa pada pembelajaran PAI.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan untuk penelitian ini lebih bermanfaat, maka peneliti merekomendasikan kepada pihak terkait antara lain sebagai berikut.

1. Kepada guru-guru di SMP Pasundan 6 Bandung hendaknya tetap

memanfaatkan, meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana yang disediakan, terutama dalam hal media pembelajaran karena sesungguhnya siswa sangat senang dan berminat untuk lebih giat lagi dalam belajar jika pembelajaran menggunakan media audio visual aids (film).

2. Bagi guru PAI sebelum penggunaan media audio visual aids (film)

digunakan hendaknya dilihat terlebih dahulu sehingga guru dapat memilah milih materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menindak lanjuti hasil

penelitian ini dengan mengkaji lebih dalam lagi tentang penggunaan media audio visual aids (film) dengan minat siswa untuk pelajaran yang lain.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

---. (2009). Al-Qur’ān dan Terjemahnya. Penerjemah Depag RI. Jakarta: CV Darus Sunnah.

Al-Syaibany, O. M.AT. (1975). Falsafah Pendidikan Islām. (H. Langgulung, Trans.) Jakarta: Bulan Bintang.

Arifin, H. (2008). Ilmu Pendidikan Agama Islām. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Atkinson, R. L. dkk. (1983). Pengantar Psikologi. (A. Dharma, Ed., & N. Taufiq, Trans.) Jakarta: Erlangga.

Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tanpa Nama. (2013). Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

Seni Rupa. [Online]. Tersedia: http://ipfisip2012. wordpress.com/ 2013/05/17/contoh-jurnal- ilmiah-menumbuhkan-minat-belajar-siswa-dalam-pembelajaran-seni-rupa/. Diakses 25 Februari 2014.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

DPR-RI. (Tanpa Tahun). Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id/id/uu-dan-ruu/uud45. Diakses 18 Maret 2014.

Endah, R.D. (2013). Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasa Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013). (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Furqon. (2011). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Google Map. (Tanpa Tahun.). Tersedia: https//maps.google.com. Diakses 13 Februari 2014.

Guilford, J.P. (1956). Fundamental Statistics In Psychology And Education. New York: McGraw Hill.

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Score. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/. Diakses 14 Februari 2014.


(52)

xviii

Hanifah, S. Tawuran Bukan Jalan Keluar!. (2011, September 2011). Pikiran Rakyat, p.27.

Hasan, M, I. (2002). Pokok-pokok materi metodologi penelitian dan aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Hilman, C. (2012). Karakteristik Mata Pelajaran PAI. [Online]. Tersedia: http://ccpbelajar.blogspot.com/2012/10/karakteristik-mata-pelajaran

-pendidikan-agama-islam.html. Diakses 7 Maret 2014. Hude, M. D. (2006). Emosi. Jakarta: Erlangga.

Jamal. (2012). Media Pembelajaran PAI. [Online]. Tersedia: http://jamalgalau93.blogspot.com/. Diakses 7 Maret 2014.

Kartono, K. (1996). Psikologi Umum. Jakarta: Mandar Maju.

Khoerunnisa, A. (2013). Efektivitas Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islām (PAI) Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Materi Ajar Pengurusan Jenazah (Studi Quasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas IX SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun ajaran 2012/2013). (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama. Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa

Arab, Nomor 912, 2013, Peraturan Menteri Agama.

Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islām. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Majid, A., & Andayani. (2005). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Martono, N. (2011). Metode Penelitian Kuantitaif. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Mujib, A., & Jusuf Muzakir. (2008). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kencana

Predana Media Group.

Mustafa, Z. (2009). Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Naim, N. (2009). Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Offset, A. (2012). Panduan Praktis SPSS 20. Yogyakarta: Andi Offset.

Pendidikan Agama Dan Pendidikan Keagamaan, Nomor 55, 2007, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.


(1)

kemampuan awal minat kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan minat siswa kelas eksperimen.

3. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdiri

dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Adapun perbedaan dari keduanya yaitu pada kelas eksperimen dalam penyampaian materi melalui bantuan media audio visual aids berupa film pendek, sedangkan pada kelas kontrol penyampaian materi tidak menggunakan bantuan media audio visual aids.

4. Kondisi akhir (post-test) minat siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh hasil persentase skor post-test untuk kelas eksperimen memiliki rata-rata 99,0 sehingga masuk dalam kategori tinggi minat, sedangkan untuk rata-rata skor dimensi minat siswa masuk dalam kategori tinggi minat dengan rata-rata 129 pada kelas eksperimen. Untuk hasil persentase skor post-test minat untuk kelas kontrol memiliki rata-rata 85,7 yang masuk dalam kategori sedang minat. Untuk hasil skor dimensi minat masuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 121,2% post-test skor dimensi minat kelas kontrol.

5. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol setelah pembelajaran dilakukan/treatment diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji hipotesis post-test yang menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) (0,000) < � (0,05)

jadi Ho ditolak, sehingga H1 diterima. Jadi kesimpulannya dua kelas

memiliki rata-rata yang berbeda.

6. Terdapat peningkatan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol setelah pembelajaran dilakukan/treatment diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji indeks gain diperoleh bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) (0,000) < � (0,05) jadi Ho ditolak, sehingga

H1 diterima. Jadi kesimpulannya dua kelas memiliki rata-rata yang berbeda, hal tersebut dikarenakan kemampuan akhir kelas eksperimen dan kontrol berbeda.


(2)

145

7. Pembelajaran menggunakan media audio visual aids (film pendek)

terbukti efektif meningkatkan minat siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islām. Hal ini dapat dilihat dari uji paired sample t

-test dengan nilai t hitung (4,225) > ttabel (0,325) maka Ho ditolak dan H1

diterima. Artinya media audio visual aids efektif dalam meningkatkan minat siswa pada pembelajaran PAI.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan untuk penelitian ini lebih bermanfaat, maka peneliti merekomendasikan kepada pihak terkait antara lain sebagai berikut.

1. Kepada guru-guru di SMP Pasundan 6 Bandung hendaknya tetap

memanfaatkan, meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana yang disediakan, terutama dalam hal media pembelajaran karena sesungguhnya siswa sangat senang dan berminat untuk lebih giat lagi dalam belajar jika pembelajaran menggunakan media audio visual aids (film).

2. Bagi guru PAI sebelum penggunaan media audio visual aids (film)

digunakan hendaknya dilihat terlebih dahulu sehingga guru dapat memilah milih materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menindak lanjuti hasil

penelitian ini dengan mengkaji lebih dalam lagi tentang penggunaan media audio visual aids (film) dengan minat siswa untuk pelajaran yang lain.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

---. (2009). Al-Qur’ān dan Terjemahnya. Penerjemah Depag RI. Jakarta: CV Darus Sunnah.

Al-Syaibany, O. M.AT. (1975). Falsafah Pendidikan Islām. (H. Langgulung,

Trans.) Jakarta: Bulan Bintang.

Arifin, H. (2008). Ilmu Pendidikan Agama Islām. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Atkinson, R. L. dkk. (1983). Pengantar Psikologi. (A. Dharma, Ed., & N. Taufiq, Trans.) Jakarta: Erlangga.

Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tanpa Nama. (2013). Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

Seni Rupa. [Online]. Tersedia: http://ipfisip2012. wordpress.com/ 2013/05/17/contoh-jurnal- ilmiah-menumbuhkan-minat-belajar-siswa-dalam-pembelajaran-seni-rupa/. Diakses 25 Februari 2014.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). (2008). Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

DPR-RI. (Tanpa Tahun). Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun

1945. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id/id/uu-dan-ruu/uud45. Diakses

18 Maret 2014.

Endah, R.D. (2013). Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Hukum Tajwid (Studi Eksperimen Pada Sub Bahasa Hukum Bacaan Madd Dan Waqaf Di SMP Negeri 51 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013). (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Furqon. (2011). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Google Map. (Tanpa Tahun.). Tersedia: https//maps.google.com. Diakses 13 Februari 2014.

Guilford, J.P. (1956). Fundamental Statistics In Psychology And Education. New York: McGraw Hill.

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Score. [Online]. Tersedia:


(4)

xviii

Hanifah, S. Tawuran Bukan Jalan Keluar!. (2011, September 2011). Pikiran Rakyat, p.27.

Hasan, M, I. (2002). Pokok-pokok materi metodologi penelitian dan aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Hilman, C. (2012). Karakteristik Mata Pelajaran PAI. [Online]. Tersedia: http://ccpbelajar.blogspot.com/2012/10/karakteristik-mata-pelajaran

-pendidikan-agama-islam.html. Diakses 7 Maret 2014.

Hude, M. D. (2006). Emosi. Jakarta: Erlangga.

Jamal. (2012). Media Pembelajaran PAI. [Online]. Tersedia: http://jamalgalau93.blogspot.com/. Diakses 7 Maret 2014.

Kartono, K. (1996). Psikologi Umum. Jakarta: Mandar Maju.

Khoerunnisa, A. (2013). Efektivitas Media Audio Visual Dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islām (PAI) Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Materi Ajar Pengurusan Jenazah (Studi Quasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas IX SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun ajaran 2012/2013). (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama. Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa

Arab, Nomor 912, 2013, Peraturan Menteri Agama.

Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islām. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Majid, A., & Andayani. (2005). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Martono, N. (2011). Metode Penelitian Kuantitaif. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Mujib, A., & Jusuf Muzakir. (2008). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kencana

Predana Media Group.

Mustafa, Z. (2009). Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Naim, N. (2009). Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Offset, A. (2012). Panduan Praktis SPSS 20. Yogyakarta: Andi Offset.

Pendidikan Agama Dan Pendidikan Keagamaan, Nomor 55, 2007, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.


(5)

Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah, Nomor 16, 2010, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia.

Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah, Nomor 90, 2013, Peraturan Menteri Agama.

Retno, W. (2012). Minat Belajar Matematika. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id.pdf. Diakses 13 Februari 2014.

Ridayanti, R. (2012). Penggunaan Media Audio Visual (Video) Pada

Pembelajaran IPS Materi Permasalahan Sosial Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV SDN Pagerwangi 1 Lembang). (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rohani, A. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Ruhimat, T. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Santoso, S. (2008). Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. Jakarta: Elex Media

Komputindo

Sapoetra. Hardja. (Tanpa Tahun). Kedudukan Pendidikan Islām Dalam Sistem

Pendidikan Nasional (Kapita Selekta Pendidikan Islām). [Online]. Tersedia:

http://hardjasapoetra.blogspot.com/2010/03/kedudukan-pendidikan-islam-dalam-sistem.html. Diakses 18 Maret 2014.

Saptari. (2010). Minat. [Online]. Tersedia: http://saptarigeg.blogspot.com/ 2010/04/minat.html. Diakses 25 Februari 2014.

Sauri, S. (2004). Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama Islām. Bandung: Alfabeta.

Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 20, 2003, Undang-Undang Republik

Indonesia.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, Nomor 64, 2013, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan.

Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, Nomor 22, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.


(6)

xx

Standar Penilaian Pendidikan, Nomor 20, 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.

Sudjana, N. (2001). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset.

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V. W., & Poly Endrayanto. (2012). Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sukmadinata, N. S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryana, dkk. (2006). Pendidikan Agama Islām Untuk Perguruan Tinggi.

Bandung: Tiga Mutiara.

Tafsir, A. (2010). Filsafat Pendidikan Islāmi. Bandung: Remaja RosdaKarya. Trihendradi. (2011). Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan

SPSS 19. Yogyakarta : Andi Offset.

Trisnanto, Y. (2010). Pemanfaatan Media Video Dalam Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Kelas 8 di MTs Negeri Kare. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Uji Homogenitas Regresi dan Uji Homogenitas Pada Uji Beda dengan SPSS. (2010). [Online]. Tersedia: belalangtue. wordpress.com /2010/08/05 uji-homogenitas-dengan-spss/. Diakses 13 Februari 2014.

Unila, M. (2009). Pengertian Minat. [Online]. Tersedia: http://mathedu-unila.blogspot.com/ 2009/10/pengertian-minat.html. Diakses 25 Februari 2014.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Universitas Pendidikan Indonesia. (Tanpa Tahun) Panduan Pencegahan Plagiat. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia.

Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Wibowo, S. A. (2010). Penggunaan Media Film Dan Metode Bermain Peran

Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Sejarah Proklamasi Indonesia (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat). (Skripsi). Sekolah Sarjana,


Dokumen yang terkait

Efektivitas penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menyimak drama di kelas VIII SMP Al-Hasra Tahun pelajaran 2013-2014

2 20 195

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Ma Attaqwa

1 9 174

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MENYANYIKAN LAGU DAERAH NUSANTARA DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII B SMP N 3 SEMARANG

7 92 150

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS : Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII di SMP NEGERI 1 Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

1 2 34

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH.

2 4 34

EFEKTIVITAS CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN‘IBĀDAH ṢALĀT SISWA: Studi Kuasi Eksperimen pada Kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 7

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL BERBASIS FLASH DALAM PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB : Studi Eksperimen Kuasi Siswa Kelas X SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 51

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL AIDS DALAM MENINGKATKAN MINAT SISWA PADA PEMBELAJARAN PAI : Kuasi Eksperimen Pada Kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung - repositoryUPI S PAI 1000511 Title

0 0 3

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL HP DALAM P

0 0 4