Studi Kasus Mengenai Profil Hope pada Odha (Orangan dengan HIV/AIDS) di Organisasi Rumah Cemara Kota Bandung.

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dinamika profil Hope yang terbentuk dari kombinasi komponen Willpower dan Waypower untuk mencapai Goal pada ODHA sebagai staf di Organisasi Rumah Cemara Kota Bandung. Metode studi kasus digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah tiga orang responden.

Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara dengan alat ukur pertanyaan-pertanyaan mengenai Hope dari Snyder (2000). Expert validity digunakan pada alat ukur tersebut untuk menguji ketepatan alat ukur. Data diolah dengan menganalisis jawaban dan dicocokkan dengan kategori yang diadopsi dari definisi operasional komponen Hope. Selanjutnya, secara kontinu data diperiksa dan modifikasi jika diperlukan selama interpretasi lebih lanjut.

Melalui pengolahan data diperoleh hasil bahwa setiap responden memiliki profil Hope yang berbeda. Responden 1 memiliki profil Hope Big Willpower Big Waypower, Responden 2 memiliki profil Big Willpower Little Waypower, dan Responden 3 memiliki profil Little Willpower Big Waypower. Setiap komponen Willpower dan Waypower saling mempengaruhi satu sama lain dalam pergerakan mencapai tujuan. Dengan mengetahui profil Hope tersebut diharapkan responden dapat mengoptimalkan Willpower dan Waypower mereka untuk mencapai tujuan (Goal) yang telah ditetapkan.

Untuk penelitian studi kasus, Peneliti mengajukan saran agar melakukan pertemuan untuk mengenal responden lebih dalam diluar setting wawancara formal agar membangun good rapport yang lebih baik. Untuk Organisasi Rumah Cemara Bandung agar lebih memberikan dukungan untuk mengoptimalkan Hope pada ODHA di Organisasi Rumah Cemara yang dapat dilakukan melalui program khusus.


(2)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This study aimed to obtain the dynamics of Hope profile which is formed from a combination of Willpower and Waypower components to reach Goals on PLWHA (People Living With HIV/AIDS) as staff at Rumah Cemara Organization Bandung. Case study method used in this study with three respondents.

Data were collected by interviews with the questions instrument about Hope from Snyder (2000). Expert validity on the instruments used to test the accuracy of the measuring instrument. Data processed by analyzing the answers and matched with the category of operational definitions adopted Hope components. Furthermore, the data continuously checked and modified if necessary for further interpretation.

Through data processing, the results showed that each respondent has a different Hope profile. Respondent 1 has Hope profile Big Willpower Big Waypower, Respondent 2 has a profile Big Willpower Little Waypower, and Respondent 3 has a profile Little Big Waypower Willpower. Each Willpower and Waypower component influences each other in the movement to desire Goals. By knowing their Hope profile, respondents expected to optimize their Willpower and Waypower to reach their desire Goals.

For case study, researchers gave suggestions for make a meeting to know more about respondents outside the interview settings in order to build good raport. For Rumah Cemara Organizations Bandung, to provide better support in optimizing Hope for PLWHA at Rumah Cemara Organization, this can be done through a special program.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ………... i

LEMBAR PENGESAHAN ………... ii

ABSTRAK ………...…… iii

ABSTRACT ………..………..… Iv KATA PENGANTAR ………. V DAFTAR ISI ………...… viii

DAFTAR TABEL ………...… xii

DAFTAR BAGAN ……….…. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……….………..… xiv

DAFTAR ISTILAH ……….……….... xv

BAB I PENDAHULUAN …………..………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………..………..… 1

1.2 Identifikasi Masalah ………..……… 13

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………..……… 13

1.3.1 Maksud Penelitian …………..………...………. 13

1.3.2 Tujuan Penelitian ………..……….…. 13

1.4 Kegunaan Penelitian ……….………. 13

1.4.1 Kegunaan Teoretis ……….………....………. 13

1.4.2 Kegunaan Praktis …….………..………...……….. 13

1.5 Kerangka Pemikiran ………...……….………..… 14


(4)

ix

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………..……… 21

2.1 Hope ……….……….………. 21

2.1.1 Definisi Hope…………..………….………..…….... 21

2.1.2 Komponen Hope………..………….…….………...….…….….. 21

2.1.3 Profil Hope ………. 24

2.2 HIV/AIDS ……….. 27

2.2.1 Definisi HIV/AIDS …….……… 27

2.2.2 Perkembangan HIV/AIDS ……….. 27

2.2.3 Penularan HIV/AIDS ….………. 28

2.2.4 Dampak HIV/AIDS ….…...……… 29

2.2.5 Pengobatan HIV/AIDS …..……… 32

2.2.5 Orang Dengan HIV/AIDS …..……… 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….………..…… 36

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ……….…… 36

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ………... 36

3.3 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ….. 36

3.3.1 Variabel Penelitian ………. 36

3.3.2 Definisi Konseptual ……….. 37

3.3.3 Definisi Operasional ……….…… 37

3.4 Alat Ukur……… 38

3.4.1 Wawancara ………. 38

3.4.2 Data Penunjang ………...……… 40


(5)

x

Universitas Kristen Maranatha

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Pemilhan Responden ………..… 41

3.5.1 Populasi Sasaran ………. 41

3.5.2 Karakteristik Responden ………..………..… 41

3.5.3 Teknik Pemilihan Responden ………..…..… 42

3.6 Teknik Pengambilan Data ……….……… 42

3.7 Teknik Analisis Data ………. 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....………. 43

4.1 Hasil Penelitian ……….. 43

4.1.1 Gambaran Umum Responden ………..…. 43

4.1.2 Hasil Wawancara ……… 45

4.1.2.1 Komponen Goal ………..… 45

4.1.2.2 Komponen Waypower ………..…………..… 81

4.1.2.3 Komponen Willpower ……….. 95

4.1.2.4 Komponen Barriers ………. 103

4.2 Pembahasan ………...… 115

4.2.1 Profil Hope Umum ………. 115

4.2.2 Profil Hope Per Responden ……… 120

4.2.2.1 Profil Hope R1 ……….……… 120

4.2.2.2 Profil Hope R2 ……….……… 130

4.2.2.3 Profil Hope R3 ……….……… 142

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …..……… 152

5.1 Kesimpulan ……… 152


(6)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA ……….. 158

DAFTAR RUJUKAN ……….. 159


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi kategori kerangka wawancara ... 39

Tabel 4.1 Identitas Responden ... 43

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Komponen Goal ... 45

Tabel 4.3 Hasil Wawancara Komponen Waypower ... 81

Tabel 4.4 Hasil Wawancara Komponen Willpower ... 95


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pikir Profil Hope ... 19

Bagan 3.1 Rancangan Penelitian ... 36

Bagan 4.1 Profil Hope R1 ... 120

Bagan 4.2 Profil Hope R2 ... 130


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Pengesahan Pengambilan Data Lampiran 2 Profil Organisasi Rumah Cemara

Lampiran 3 Surat Pernyataan Kesediaan Responden Penelitian Lampiran 4 Gambaran Umum Responden Penelitian

Lampiran 5 Kerangka Wawancara Hope

Lampiran 6 Kerangka Wawancara Latar Belakang Responden Lampiran 7 Pelaksanaan Wawancara

Lampiran 8 Transkrip Wawancara Lampiran 9 Biodata Peneliti


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan data yang dikutip dari Laporan Ditjen Kemenkes RI tahun 2013 melaporkan bahwa kasus HIV/AIDS di Indonesia sudah berkembang dari tahun 1987, saat itu terdapat 5 orang penderita AIDS dan 1 diantaranya orang meninggal dunia karena AIDS. Dalam Sembilan tahun terakhir, secara kumulatif jumlah penderita AIDS yang terdeteksi dari berbagai sarana kesehatan di Indonesia menunjukkan peningkatan. Mulai dari tahun 2008 sejumlah 17.869 orang menderita AIDS meningkat menjadi 23.352 orang di tahun 2009. Kemudian mencapai angka 30.197 orang di tahun 2010, dan terus meningkat menjadi 37.201 orang di tahun 2011 serta 42.887 orang di tahun 2012 (Kemenkes RI, 2013). Data tersebut menunjukkan perkembangan jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia yang setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Individu yang terinfeksi HIV di diagnosis AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) ketika memiliki satu atau lebih infeksi oportunistik seperti radang paru-paru atau TBC dan memiliki jumlah sel darah putih CD4 (cluster ofdifferentiation 4) kurang dari 200 sel per millimeter kubik darah. Setelah terinfeksi, perkembangan HIV ini sendiri bervariasi pada setiap orang. Mengingat keragaman perkembangan virus ini, tampak adanya moderator psikologis dan


(11)

2

Universitas Kristen Maranatha biologis dan mediator terlibat dalam manifestasi virus. Hampir semua orang yang terinfeksi HIV akan berkembang menjadi AIDS (Lui, Darrow, & Rutherford dalam Snyder, 2000).

Gambaran kasus baru AIDS menurut kelompok umur menunjukkan bahwa sebagian besar kasus baru AIDS terjadi pada usia 20-39 tahun, yaitu sebanyak 57,1 %. Di usiaproduktif tersebut, merupakan tahapan ketika individu mengalami proses untuk mencapai puncak penampilan fisik, pencarian jati diri yang diinginkan, memiliki kemandirian ekonomi, menjalin hubungan dengan lawan jenis secara lebih serius (Santrock, 2004). Di Jawa Barat sendiri saat ini terdapat 8.161 orang yang terinfeksi HIV dan 4.131 orang yang menderita AIDS (Kemenkes RI, 2013).

Individu dapat terinfeksi HIV melalui beberapa cara. Berdasarkan wawancara dengan staf Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Barat pada tanggal 29 Januari 2013 dikatakan bahwa terdapat empat jalur penularan HIV, yaitu melalui hubungan seksual tanpa menggunakan kondom sehingga memungkinkan cairan mani atau cairan vagina yang mengandung virus HIV masuk ke dalam tubuh pasangannya; penggunaan jarum suntik yang tercemar HIV; dari seorang ibu hamil yang HIV positif kepada bayinya selama masa kehamilan, waktu persalinan dan/atau waktu menyusui; dan melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Secara fisiologis, HIV yang masuk ke dalam tubuh akan merusak sel CD4 yang berfungsi untuk megaktifkan sistem kekebalan tubuh, kemudian virus tersebut akan menjadikan sel CD4 sebagai tempat untuk membuat miliaran virus tiruan sehingga sistem kekebalan tubuh


(12)

3

Universitas Kristen Maranatha kehilangan kemampuan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Keadaan ini membuat orang yang terinfeksi HIV mudah terserang berbagai penyakit. Namun hingga kini perkembangan teknologi belum menemukan pengobatan untuk HIV/AIDS, hanya ada terapi untuk memperlambat replikasi virus, yaitu dengan mengonsumsi antiretrovirals secara rutin untuk dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ODHA/Orang Dengan HIV/AIDS (UNAIDS, 2004).

Secara psikologis ketika individu mengetahui bahwa dirinya terinfeksi HIV/AIDS, individu menghayati kesedihan, kebingungan, dan putus asa sampai gangguan kognitif dan bahkan psikosis. Individu dapat mengalami kesulitan berbeda pada setiap tahap perkembangan penyakit, dari pra-diagnosis kecemasan terhadap diagnosis yang sebenarnya, memulai pengobatan, dan munculnya gejala dan penyakit oportunistik (Snyder, 2000). ODHA juga mengalami kecemasan dan depresi yang cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan gangguan penyesuaian diri dan gangguan kecemasan, seperti depresi mayor (Atkinson dalam Snyder, 2000). Selain itu, terdapat beberapa stigma yang berkembang di masyarakat, terhadap ODHA, HIV/ AIDS dianggap penyakit yang sangat berbahaya dan sangat menular. Anggapan itu menyebabkan pengidap mengalami diskriminasi dan terpinggirkan secara sosial (Ari, 2013). Artinya selain gangguan secara fisik yang melemah dan penanganan medis yang belum ada obatnya, terdapat juga permasalahan psikis dan sosial yang dapat dihayati oleh ODHA. Oleh karena itu, ODHA membutuhkan penanganan medis, psikis serta penerimaan dan dukungan sosial agar dapat meningkatkan kualitas hidupnya.


(13)

4

Universitas Kristen Maranatha Para peneliti mengatakan Hope merupakan elemen kunci dari kelangsungan hidup pada orang-orang yang mempunyai penyakit kronis dan dasar untuk menjalani kehidupan yang lebih baik pada ODHA (Gutcliffe & Zinck, 2013). Dengan Hope, ODHA dapat memiliki keinginan untuk menyikapi dengan baik keadaan diri dan lingkungan serta dapat bertahan mengatasi masalah yang dihadapi untuk mencapai Goal yang diinginkan di dalam hidupnya. Hope juga berperan sebagai energi pada situasi yang penuh dengan tekanan dan stigma pada ODHA, untuk menghadapi situasi tersebut Hope merupakan cara yang efektif.

Hope adalah keseluruhan dari daya kehendak dan strategi yang dimiliki individu untuk mencapai sasaran (Snyder, 1994). Dalam bahasa sehari-hari Hope disebut dengan harapan dan identik dengan penetapan tujuan yang diinginkan dalam hidup individu. Melalui harapan dalam diri individu untuk mencapai tujuan di dalam hidupnya, mereka akan memikirkan cara untuk mencapai tujuan tersebut dan berusaha untuk melakukan cara tersebut. Hope sangat dibutuhkan dalam keadaan individu menghadapi situasi yang sulit diubah, seperti penyakit kronis yang dialami individu.

Dalam menjalani hidupnya ODHA membutuhkan Hope yang tinggi untuk dapat memiliki sasaran atau tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya, ODHA diharapkan mempunyai Hope yang tinggi sebagai dasar untuk melakukan hal yang berkaitan dengan infeksi HIV/AIDS, misalnya ditunjukkandengan perilaku ODHA menggunakan pengaman saat melakukan hubungan seksual, melakukan usaha mencegah perkembangan virus dengan mengonsumsi antiretroviral (ARV) secara konsisten untuk memperpanjang usia harapan hidup serta kepatuhan untuk


(14)

5

Universitas Kristen Maranatha terus melakukan pengobatan (Snyder, 2000). Hope juga merupakan elemen kunci dari kelangsungan hidup di antara orang-orang dengan penyakit kronis dan sebagai landasan untuk kehidupan yang memuaskan bagi ODHA (Gutcliffe & Zinck, 2013). Sebaliknya, apabila ODHA memiliki Hope yang rendah di dalam hidupnya, mereka akan lebih sulit untuk menjalani kehidupan sehari-hari, mereka berpikir tidak memiliki kemampuan untuk menentukan dan meraih target untuk perkembangan dirinya. Individu yang demikian tidak memiliki semangat hidup sehingga tidak dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya.

Sejalan dengan masalah yang dihadapi, Indonesia telah melaksanakan strategi penanggulangan HIV dan AIDS melalui berbagai lembaga pemerintahan nasional resmi yang bekerjasama dengan berbagai lembaga swadaya masyarakat yang memerhatikan masalah AIDS di Indonesia. Selain itu dengan menyadari pengalaman hidup sebagai ODHA terdapat juga ODHA yang membentuk perkumpulan atau organisasi untuk mewadahi ODHA agar dapat menjalankan hidup dengan lebih baik. Salah satu organisasi tersebut adalah Organisasi Rumah Cemara merupakan salah satu tempat rehabilitasi ODHA terbesar di Kota Bandung. Yayasan yang sudah berdiri sejak tahun 2003 ini mempunyai misi untuk meningkatkan kualitas ODHA menggunakan pendekatan sebaya.

Berdasarkan wawancara dengan M,stafOrganisasi Rumah Cemara pada 29 Januari 2013, peningkatan kualitas hidup ini meliputi 6 aspek, yaitu medis, dukungan/pekerjaan, zat/alkohol, hukum, keluarga, dan psikiatri. Secara medis, Organisasi Rumah Cemara memfasilitasi klien yang sedang di rehabilitasi, selain itu staf pendamping di Organisasi Rumah Cemara juga mendampingi klien


(15)

6

Universitas Kristen Maranatha ODHA yang membutuhkan layanan kesehatan, setiap hari bekerja dari jam 9 sampai jam makan siangdi Rumah Sakit, untuk jadi fasilitator klien untuk mengakses layanan kesehatan. Dukungan pekerjaan dari Organisasi Rumah Cemara berupa program wira usaha, dulu sempat ada warnet, sekarang ada foodcourt di depan kantor Organisasi Rumah Cemara. Organisasi Rumah Cemara membuka kesempatan bagi masyarakat untuk membuka usaha serta bagi yang mengikuti rehabilitasi yang sedang dalam fase-entry dimana mereka harus kembali produktif yang dapat dilakukan dengan cara magang di Organisasi Rumah Cemara maupun membuka usaha di foodcourt yang disediakan Organisasi Rumah Cemara. Dalam aspek zat/alkohol dukungannya dengan cara rehabilitasi, Organisasi Rumah Cemara mempunyai fasilitas, konselor, dokter, psikolog, relawan dari luar yang membantu untuk memberikan ilmu tambahan dalam bidang apapun, seni, kesehatan, ataupun umum untuk para pengguna NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Tidak hanya narkoba secara menyeluruh.

Untuk aspek hukum di Organisasi Rumah Cemara ada staf advokasiyang mendata pecandu yang aktif agar tidak diarahkan ke penjara, tapi ke rehabilitasi, karena tidak semua pecandu merupakan pelaku kriminal. Untuk Aspek keluarga, Organisasi Rumah Cemara berusaha menjaga komunikasi dengan keluarga klien yang rehabilitasi maupun ODHA. Sedangkan untuk aspek psikiatri, Organisasi Rumah Cemara hanya memberikan rujukan, karena tidak punya psikiater. Klien yang bermasalah psikotik bukan ke kecanduannya biasanya lebih dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa yang sudah bekerja sama dengan Organisasi Rumah Cemara.


(16)

7

Universitas Kristen Maranatha Selain keenam aspek tersebut, Organisasi Rumah Cemara memiliki Psikolog yang standby kecuali saat ada keperluan di luar serta ada dokter dengan jadwal satu minggu satu kali di Organisasi Rumah Cemara.

Organisasi Rumah Cemara ini mempunyai 46 orang staf yang terdiri dari 6 orang staf di luar kota, 6 orang staf rehabilitasi dan 34 orang staf di kantor Organisasi Rumah Cemara. Berdasarkan wawancara dengan staf humas di Organisasi Rumah Cemarapada tanggal 8 Oktober 2013 diketahui bahwa staf di Organisasi Rumah Cemara terdiri dari ODHA, pengguna narkoba, serta aktivis, peneliti dan orang awam yang peduli atau ingin mengetahui lebih dalam mengenai ODHA. Menurut stafOrganisasi Rumah Cemara, penerimaan yang diberikan Organisasi Rumah Cemara terhadap ODHA merupakan bentuk dukungan yang sangat berharga dan dapat memotivasi ODHA dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.

Hasil wawancara terhadap tiga orang staf ODHA di Organisasi Rumah Cemara, yaitu A, H, dan D. Mereka memiliki latar belakang terinfeksi HIV dari penggunaan narkoba jarum suntik sejak usia belasan. Responden pertama, A, seorang laki-laki berusia 34 tahun, mulai terdeteksi HIV+ di tahun 1999. A melakukan perilaku seks bebas selama kurang lebih lima tahun. Saat mengetahui status HIV nya, A merasa marah tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Kemudian A mabuk-mabukkan selama satu bulan dan tetap menjalani perilaku berisiko. Setelah itu A bicara dengan orangtuanya, orangtua A menerima keadaan A tersebut dan mereka berusaha untuk mengobati A atas petunjuk keluarganya yang berprofesi sebagai dokter. Tahun 2003 A mulai bergabung dengan Organisasi


(17)

8

Universitas Kristen Maranatha Rumah Cemara dan saat ini A bekerja sebagai staf di Organisasi Rumah Cemara. A memiliki tujuan hidup yang sejalan dengan target dari Organisasi Rumah Cemara, yaitu membangun pusat layanan yang memiliki fasilitas lengkap untuk pengguna narkoba, orang-orang dengan perilaku berisiko maupun ODHA yang berasal dari semua kalangan agar mendapatkan pelayanan yang jelas dan terpadu; dan membantu orang lain yang senasib dengan A. Selain itu A juga mempunyai tujuan personal, yaitu ingin menciptakan hubungan yang lebih baik dengan keluarga dan mendapatkan ketenangan hati. Tujuan-tujuan dalam hidup A menggambarkan Goal pada diri A.

Anak A yang berstatus HIV+ menjadi motivasi A untuk menjalani kehidupan saat ini, A merasa khawatir akan masa depan anaknya tersebut. Hal ini yang kemudian mendorong A untuk berusaha menemukan cara agar segera ditemukan obat HIV, membangun pusat layanan, dan membantu orang lain yang senasib dengan A. Pengalaman di masa lalu juga membuat A menginginkan ketenangan dalam hidupnya dan A ingin memperbaiki hubungan dengan keluarga karena A mengaku bahwa dirinya masih sangat membutuhkan dukungan moril dari keluarga. Untuk melakukan cara agar tujuannya tercapai, motivasi A masih fluktuatif, A merasa semangat ketika merasakan atau diberikan dukungan dari komunitas atau keluarga, namun ketika sedang sendiri A merasa down. Hal tersebut merupakan gambaran Willpower pada diri A. Untuk mencapai tujuannya, A hanya membayangkan dan menjalaninya. Dengan bergabung ke dalam Organisasi Rumah Cemara, A telah melakukan cara untuk mencapai beberapa tujuannya, misalnya dapat memberi motivasi kepada orang lain yang senasib


(18)

9

Universitas Kristen Maranatha dengannya yang dirasa A merupakan self healing ketika melihat ODHA yang kembali semangat sehingga A mendapatkan ketenangan hati yang didukung juga dengan penerimaan dan dukungan yang A dapatkan dari Organisasi Rumah Cemara. Sementara untuk menciptakan hubungan yang lebih baik dengan keluarga, sejauh ini A belum melakukan upaya agar hal tersebut dapat terwujud. Cara dan upaya yang dilakukan A untuk mencapai tujuan yang diinginkannya menggambarkan Waypowerpada diri A.

Secara umum A telah mempunyai tujuan dan dia mengetahui cara untuk mencapai tujuannya tersebut, dengan bergabung ke Organisasi Rumah Cemara semakin memfasilitasi A untuk pencapaian tujuan yang dimilikinya. Namun A kurang memiliki semangat untuk berusaha mencapai tujuannya tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa A memiliki profil Hope Little Willpower Big Waypower.

Responden H seorang laki-laki, saat ini berusia 48 tahun telah mengenal narkoba sejak SMP, di tahun 2004 H mengalami sakit keras dan terdeteksi HIV+ dan AIDS sehingga dianjurkan untuk menjalani terapi ARV. Saat itu H merasa shock tapi tidak bisa menangis, H pun pasrah dan secara perlahan memberitahu orangtua H mengenai statusnya. Saat itu ibu H memberikan penerimaan dan mendukung jika H mau berubah, namun H masih merasa bebal dari nasihat ibunya dan H belum dapat terhindar dari adiksi obat. H masih mengkonsumsi heroin, berulang kali jatuh-bangun, sakit, terapi masuk pesantren dan kembali menggunakan obat. Hingga suatu hari ibu H meninggal dan H pun merasa sangat sedih dan menyesal karena dia belum sempat membahagiakan ibunya. Walaupun


(19)

10

Universitas Kristen Maranatha demikian H belum dapat menghindari pergaulannya dengan narkoba, H memiliki cukup banyak teman sesama pemakai narkoba. Melalui salah seorang temannya, H menemukan komunitas AIDS dan didalamnya dia tidak merasakan ada stigma, labeling, H merasakan penerimaan dan kembali mempunyai motivasi hidup saat tergabung di Organisasi Rumah Cemara.

Dalam menjalani hidupnya H memiliki prinsip just for today dengan harapan besok akan lebih baik lagi. H ingin berguna dan mempunyai arti bagi orang lain, ada saat dibutuhkan. Tujuan dalam hidup H adalah ingin dapat hidup layak, normal, berkumpul dengan anak-anaknya. H memiliki dua orang anak yang berstatus HIV–, kedua anaknya tersebut merupakan sumber motivasi bagi H untuk menjalani hidupnya. Setelah bercerai dengan istrinya, H hidup bersama anak-anaknya, H sangat menyayangi kedua anaknya tersebut. Namun, dengan kondisi H saat ini, H belum memiliki rencana agar dapat mencapai tujuannya tersebut. H hanya menjalani hidupnya seadanya. Secara umum, di usianya yang sudah cukup tua H belum dapat menentukan tujuan hidupnya secara spesifik, menunjukkan gambaran Goal dalam hidup H. H belum memiliki niat kuat untuk menetapkan tujuan pasti serta melakukan cara untuk memperbaiki kehidupannya menunjukkan gambaran Willpower pada diri H. Waypower dalam diri H terlihat dari usaha H yang belum dapat menentukan cara yang pasti untuk memenuhi tujuannya tersebut. Dapat dikatakan bahwa H memiliki profil Hope Little Willpower Little Waypower.

Responden ketiga yaitu D, saat ini berusia 35 tahun, dia mulai mengkonsumsi putaw sejak SMP karena ingin eksis diantara teman-temannya. D


(20)

11

Universitas Kristen Maranatha mulai menjadi pengguna narkoba suntik sejak tahun 1995 sampai dengan 2005. Tahun 2002 D mengalami sakit keras dan terdeteksi HIV+ yang pada mulanya hanya diketahui keluarga kemudian diberi tahu kepada D setelah D sembuh. Reaksi pertama D saat itu adalah kaget, murung, menyendiri, merasa minder karena takut dikucilkan. Tahun 2004 D merasa sendiri, D mencari komunitas yang dapat menerimanya, hingga akhirnya D bergabung dalam salah satu program Organisasi Rumah Cemara yang fokus dalam penjangkauan orang yang berperilaku berisiko HIV+. Di Organisasi Rumah Cemara D merasa mendapatkan banyak ilmu, mulai dari pengobatan, secara psikologis, dukungan untuk menjalani hidup, hingga menunjang untuk mendapatkan penghasilan.

Dari dalam diri D memiliki niat dan prinsip agar masa lalu tidak menjadi masa depan D, jadi D ingin hidupnya lebih baik lagi dari masa lalunya. Prinsip tersebut menuntun dan memotivasi D untuk menentukan tujuan hidupnya. Goal pada diri D terlihat dari kemampuannya menemukan dan menetapkan tujuan dalam hidupnya, yaitu membangun keluarga kecil sederhana yang dilakukan dengan membesarkan dan menyekolahkan anak, membangun usaha dan mempunyai rumah sendiri untuk keluarganya. Gambaran Willpower pada diri D terlihat dari semangat dan usaha D untuk mencapai tujuannya yang dilakukan secara teratur. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya, D membuka usaha warnet yang telah dibangunnya selama 3 tahun ini, dan mencoba untuk mengembangkan usahanya secara bertahap, D sedang menabung untuk membeli tabung gas 3 kg dan aqua galon agar dapat membuka usaha di bidang tersebut. Semuanya D lakukan agar dapat membiayai pendidikan anak dan keluarganya


(21)

12

Universitas Kristen Maranatha serta mempunyai rumah sendiri. Ketika menemui hambatan untuk memenuhi tujuannya, D akan mencoba untuk merenungkan masalahnya. D akan berusaha untuk lebih mengutamakan kebutuhannya dibandingkan dengan keinginannya. Misalnya ketika D menyadari bahwa sepatu yang biasa D pakai sehari-hari sudah bolong, dan disaat yang sama juga merupakan waktu pembayaran listrik di kontrakannya, dengan uang yang dia miliki saat itu D memutuskan untuk membayar listrik daripada membeli sepatu. Hal tersebut menunjukkan Waypowerpada diri D untuk mencapai tujuannya. Secara keseluruhan D memiliki profil Hope Big Willpower Big Waypower.

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing responden memiliki tujuan yang beragam didalam hidupnya, tidak semua ODHA mengetahuicara untuk mencapai tujuannya dan mereka pun membutuhkan motivasi agar dapat mencapai tujuannya tersebut. Beragamnya tujuan, motivasi dan cara yang dilakukan membentuk profil Hope yang berbeda juga pada diri individu. Dengan disertai permasalahan medis, fisik, psikis, dan sosial yang dihadapinya, Peneliti merasa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui gambaran Hope pada ODHA dilihat dari bagaimana mereka menemukan cara untuk mencapai tujuan dalam hidupnya serta motivasi untuk melakukan cara tersebut yang mana Hope merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan ODHA agar dapat bertahan hidup serta mengembangkan diri sebagai individu.


(22)

13

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Melalui penelitian ini ingin melihat bagaimana gambaran profil Hope yang dimiliki ODHA di Organisasi Rumah Cemara Kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai Hope pada ODHA di Organisasi Rumah Cemara Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dinamika profil Hope yang terbentuk dari kombinasi antara komponen Willpower dan Waypower pada ODHA di Organisasi Rumah Cemara Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis

1. Memperkaya penelitian mengenai gambaran dinamika profil Hope pada ODHA untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Psikologi Positif.

2. Memberikan referensi kepada peneliti lain yang tertarik untuk meneliti topik Hope pada ODHA.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada ODHA bahwa Hope dapat dijadikan sebagai dasar berperilaku dalam mengatasi akibat dari infeksi HIV/AIDS


(23)

14

Universitas Kristen Maranatha dan statusnya sebagai ODHA. Diharapkan mereka dapat mempertahankan atau mengoptimalkan Willpower dan Waypower untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Memberikan informasi kepada Organisasi Rumah Cemara mengenai profil Hope pada ODHA yang terlibat di yayasan tersebut. Informasi ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk program intervensi untuk meningkatkan komponen Hope pada ODHA.

3. Memberikan informasi mengenai profil Hope pada ODHA yang terlibat di Organisasi Rumah Cemara pada keluarga. Dengan mengetahui profil tersebut ODHA dapat mengoptimalkan komponen Hope yang dimilikinya melalui partisipasi keluarga responden.

1.5 Kerangka Pemikiran

HIV adalah virus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 sel T positif dan komponen makrofag-kunci dari sistem kekebalan selular), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi ini merupakan hasil virus dari sistem kekebalan tubuh yang mengalami kerusakan progresif, yang kemudian menyebabkan 'defisiensi imun' (UNAIDS, 2004). AIDS adalah tahap lanjut infeksi HIV berdasarkan tanda-tanda, gejala, dan infeksi yang berhubungan dengan defisiensi sistem kekebalan tubuh yang berasal dari infeksi HIV.

Individu dapat terinfeksi HIV melalui empat jalur, yaitu melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HIV tanpa menggunakan alat pengaman,


(24)

15

Universitas Kristen Maranatha penggunaan jarum suntik yang tercemar HIV, dari seorang ibu hamil yang HIV positif kepada bayinya selama masa kehamilan, waktu persalinan dan/atau waktu menyusui; dan melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Selain gangguan secara fisik yang melemah dan penanganan medis yang belum ada obatnya, terdapat permasalahan psikis dan sosial yang dihayati oleh ODHA.

Hope merupakan salah satu elemen penting dalam proses mengatasi infeksi HIV/AIDS secara psikologis. Hope menurut Snyder (1994) adalah keseluruhan dari daya kehendak (Willpower) dan strategi (Waypower) yang dimiliki individu untuk mencapai sasaran (Goal). Dengan demikian terdapat tiga komponen Hope, yaitu Willpower, Waypower dan Goal. Goal merupakan setiap benda, pengalaman, atau hasil yang dibayangkan dan inginkan dalam pikiran. Willpower adalah energi mental yang membantu individu untuk bergerak meraih Goal yang diinginkan, sedangkan Waypower adalah kapasitas mental untuk menemukan cara untuk meraih Goal yang telah ditetapkan. Namun demikian, dengan segala permasalahan yang dihadapi oleh ODHA, Hope merupakan suatu hal yang tidak mudah dijalankan oleh seorang ODHA, ada banyak tantangan dalam memiliki Willpower dan Waypower yang tinggi, mulai dari dirinya sendiri misalnya karena kurangnya kontrol dalam dalam diri hingga karena penyebab dari luar yaitu keadaan lingkungan yang menghambat pencapaian Goal yang diinginkan oleh ODHA.

Dalam mencapai Goal dalam hidup ODHA, mereka mengembangkan suatu jalur atau cara serta kapasitas untuk menggunakan cara tersebut (Snyder, 2002). Kombinasi dari cara dan kapasitas untuk menggunakan cara dalam


(25)

16

Universitas Kristen Maranatha mencapai Goal tersebut membentuk sebuah profil Hope dari individu (Snyder, 1994). Snyder (1994) mengatakan bahwa kombinasi dari komponen Hope akan menghasilkan empat profil Hope, yaitu Little Willpower Little Waypower, Big Willpower Little Waypower, Little Willpower Big Waypower, dan Big Willpower Big Waypower. Untuk mengetahui profil Hope yang dimiliki individu, harus ditentukan Goal yang ingin dicapai individu tersebut terlebih dahulu. Goal merupakan objek, pengalaman, atau hasil yang dibayangkan dan diinginkan dalam pikiran individu. Hal tersebut merupakan sesuatu yang individu ingin dapatkan atau dicapai (Snyder, 1994). Profil Hope tersebut akan terwujud dalam perilaku yang ditampilkan individu untuk membuat Goal maupun meraih Goal yang telah ditetapkan sebelumnya.

Karakteristik individu yang memiliki profil Little Willpower Little Waypower adalah memiliki Willpower rendah dan Waypower rendah. Individu mempunyai keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat berhasil dalam mencapai Goal yang diinginkan. Individu yang demikian tidak dapat menentukan Goal dalam hidupnya dengan jelas, bahkan terkadang sama sekali tidak memiliki Goal dalam hidupnya. Terkadang pengalaman kesuksesan yang dimiliki juga tidak memberikan pengaruh terhadap cara berpikirnya. Orang yang berpikir bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk meraih Goal-nya akan mengalami suatu emosi depresi. Dengan demikian, ODHA yang mempunyai Waypower rendah dan Willpower rendah akan memiliki keyakinan yang rendah bahwa mereka dapat meraih keberhasilan dalam mewujudkan setiap Goal dalam hidupnya. Di dalam hidupnya mereka bisa tidak memiliki Goal sama sekali ataupun tidak memiliki


(26)

17

Universitas Kristen Maranatha kemampuan untuk mendefinisikan Goal secara jelas. Adapun jika memiliki tujuan dalam hidup, tujuannya pun tidak akan terlalu tinggi dan mereka sering tidak mengetahui cara untuk mencapai tujuan tersebut dan memiliki motivasi yang rendah untuk mencapainya.

Individu yang memiliki profil Big Willpower Little Waypower memiliki energi mental untuk mencapai tujuannya, tapi mereka tidak berpikir bahwa mereka dapat mencari cara yang dapat dilakukan untuk meraih tujuannya tersebut. Meskipun mereka belajar bagaimana untuk mengeluarkan energi diri agar dapat mencapai tujuan, mereka dapat kekurangan Waypower karena mereka tidak selalu dapat memikirkan cara-cara untuk sampai ke tujuan tersebut. Bahkan jika mereka memiliki beberapa pelatihan dan keberhasilan dalam meraih tujuan di masa lalu, mereka tidak berpikir bahwa mereka sangat mahir proses ini. Oleh karena itu, dalam banyak kasus, apa yang muncul sebagai frustrasi atau kemarahan terkait dengan suatu hal tertentu dapat dipahami sebagai kekurangan yang kuat dalampemikiran Waypower. Dengan demikian, untuk memahami emosionalitas diwujudkan sebagai kemarahan, individu harus fokus pada pola yang mendasari pemikiran Waypoweruntuk mencapai tujuan. Selain itu, ketika orang denganWaypoweryang rendah memikirkan cara untuk mencapai tujuandalam waktu yang sangat lama, mereka juga cenderung putus asa.

ODHA yang memiliki profil Big Willpower Little Waypower, meskipun mereka memiliki kemauan untuk mencapai tujuan dalam hidupnya namun mereka sulit memikirkan cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka kurang mendapatkan informasi dan tidak menyadari pengalaman


(27)

18

Universitas Kristen Maranatha keberhasilan mencapai tujuan dimasa lalu. Dengan demikian mereka membutuhkan dukungan maupun bimbingan dari orang disekitar yang dapat berupa pengarahan agar mereka dapat memilih cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Karena jika dibiarkan terlalu lama, mereka akhirnya akan kehilangan kemauan untuk mencapai tujuan sehingga tujuannya pun akan hilang.

Berbeda dengan individu yang memiliki profil Little Willpower Big Waypower. Individu berada dalam keadaan mengetahui berbagai cara yang dapatdigunakan dalam mencapai tujuan, tapi mereka memiliki energi mental yang lemah untuk melakukan cara-cara tersebut. Willpower yang rendah, mencerminkan mereka kurang yakin dalam jangka panjang bahwa mereka memiliki kapasitas awal atau kapasitas tetap untuk mencapai tujuan. Rendahnya kemauan dapat bersifat jangka panjang, atau fenomena yang lebih baru. Burnout adalah puncak dari rendahnya Willpower. Banyak individu yang memiliki Willpower rendah terlihat seperti mengerjakan sesuatu yang dapat membuat orang lain terkesan. Namun, individu tersebut sebenarnya tetap berada dalam tahap yang sama. Pada orang dengan Willpower yang rendah, mereka mengalami proses mengejar tujuan sebagai perjuangan terus-menerus. Meskipun orang tersebut dapat berbicara tentang bagaimana mereka akan mendapatkan sesuatu, mereka seringtertekan. ODHA dengan karakteristik ini merupakan orang yang mengetahui berbagai cara yang tersedia untuk mencapai tujuan yang diinginkan, namun mereka merasa kurang percaya diri bahwa mereka dapat mencapainya. Dengan demikian, mereka perlu diberi motivasi oleh orang sekitar, beri keyakinan


(28)

19

Universitas Kristen Maranatha bahwa sebenarnya mereka memiliki kapasitas diri untuk mencapai tujuannya tersebut.

Individu yang memiliki profil Big Willpower Big Waypower dipenuhi oleh energi mental dan ide mengenai cara yang dapat dilakukan untuk meraih tujuannya. Mereka menjaga tujuan mereka jelas dalam pikiran merekadan terus-menerus berpikir tentangcarauntuk mencapai tujuannya. Mereka berinteraksi dengan mudah dengan orang lain dan bersedia untuk mengambil kesempatan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan serta berjuang untuk mencapai tujuannya. Mereka juga sangat aktif dalam pemikiran mereka, mereka memiliki keyakinan bahwa terdapat berbagai pilihan yang tersedia untuk dapat mencapai tujuan. ODHA dengan karakteristik seperti ini secara tegas mempunyai tujuan dalam hidupnya dan mereka pun mampu memikirkan cara untuk dapat mencapainya serta semangat yang tinggi untuk melakukan cara untuk mencapai tujuannya tersebut. Misalnya ditunjukkan dalam perilaku melakukan usaha mencegah perkembangan virus dengan mengonsumsi antiretroviral (ARV) untuk memperpanjang usia harapan hidup serta kepatuhan untuk terus melakukan pengobatan tersebut.


(29)

20

Universitas Kristen Maranatha Berikut bagan kerangka pikir dari penelitian ini.

Bagan 1.1 Kerangka Pikir Profil Hope

1.6 Asumsi

1. Responden ODHA di Organisasi Rumah Cemara memerlukan Hope dalam kaitannya dengan pencapaian Goal yang dimiliki dalam keadaan terinfeksi HIV/AIDS.

2. Profil Hope pada responden ODHA di Organisasi Rumah Cemara tergambar melalui tinggi rendahnya komponen Willpower dan Waypower untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

3. Terdapat empat profil Hope yang mungkin dimiliki responden ODHA di Organisasi Rumah Cemara, yaitu Little Willpower Little Waypower, Big Willpower Little Waypower, Little Willpower Big Waypower, Big Willpower Big Waypower.

4. Hope merupakan hasil belajar dan pengalaman, sehingga latar belakang responden dapat memengaruhi dinamika Hope ODHA di Organisasi Rumah Cemara Kota Bandung.


(30)

152 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai profil Hope pada 3 responden ODHA di Organisasi Rumah Cemara Kota Bandung, dapat disimpulkan bahwa:

1. Setiap responden ODHA di Organisasi Rumah Cemara memiliki Willpower dan Waypower yang berbeda. R1 memiliki profil Hope Big Willpower Big Waypower, R2 memiliki profil Big Willpower Little Waypower, dan R3 memiliki profil Little Willpower Big Waypower.

2. Goal yang ditetapkan setiap responden ODHA di Organisasi Rumah Cemara berada dalam lingkup keluarga dan pekerjaan untuk memperoleh kenyamanan dalam diri. Setiap responden memiliki Waypower dengan cara bekerja untuk mencapai Goal kehidupan pribadi. Untuk mencapai Goal yang ditetapkannya, R1 dan R2 memiliki Willpower yang tinggi sedangkan R3 memiliki Willpower yang rendah ditunjukkan dengan upaya masing-masing responden untuk melakukan cara yang dapat dilakukan untuk mencapai Goal.

3. Dari beberapa Goal yang ditetapkan responden ODHA di Organisasi Rumah Cemara, terdapat Goal utama yang dapat menunjang pencapaian Goal lainnya. Pada R1 Goal kesehatan merupakan Goal utama yang dapat menunjang Goal membesarkan anak dan membahagiakan orangtua. Pada R2, Goal memiliki usaha merupakan Goal utama yang dapat menunjang


(31)

153

Universitas Kristen Maranatha Goal memiliki rumah dan membuat kehidupan anak lebih baik. Pada R3, Goal memiliki rumah dan usaha merupakan Goal utama yang dapat menunjang Goal memiliki anak dan membantu program anak dengan HIV/AIDS.

4. Goal yang jelas membuat responden ODHA di Organisasi Rumah Cemara lebih mudah untuk menentukan Waypower agar dapat mencapai Goal. R1 mengetahui bahwa kriteria untuk Goal menjaga kesehatan adalah dengan menjaga pola makan, pola istirahat dan berat badan. Untuk dapat mencapai Goal tersebut, R1 berusaha untuk melakukan Waypower sesuai kriteria tersebut. Ketika menemui hambatan pun R1 dapat menemukan Waypower untuk mengatasinya.

5. Goal responden ODHA di Organisasi Rumah Cemara dapat berubah dan bertambah seiring dengan pengalaman yang dialaminya. R1 sempat memiliki pemikiran untuk Goal memiliki rumah karena ada kemungkinan R1 tidak memiliki tempat tinggal pribadi terkait permasalahan dengan suaminya. R2 mengatakan bahwa Goal-nya hanya satu yaitu memiliki rumah ketika mengalami penurunan Willpower karena hambatan yang ditemuinya dalam upaya mencapai Goal memiliki rumah dan usaha pribadi.

6. Dalam proses mencapai Goal, tinggi rendahnya komponen Willpower dan Waypower dapat dipengaruhi oleh situasi tertentu, walaupun demikian terdapat konsistensi profil Hope pada setiap responden. R1, R2 dan R3 sempat mengalami penurunan atau peningkatan komponen Willpower dan


(32)

154

Universitas Kristen Maranatha Waypower dalam proses mencapai tujuan, namun kembali pada karakteristik profil Hope yang dimilikinya.

7. Ketika memiliki Waypower yang jelas untuk mencapai Goal namun jika tidak disertai dengan Willpower yang tinggi untuk mencapai Goal tersebut, maka responden ODHA di Organisasi Rumah Cemara tidak akan bergerak untuk mencapai Goal-nya tersebut. Seperti halnya yang dialami oleh R3 dengan profil Hope Little Willpower Big Waypower yang belum dapat mengoptimalkan Waypower-nya untuk dapat mencapai Goal.

8. Penghayatan responden ODHA di Organisasi Rumah Cemara mengenai barriers atau hambatan dari lingkungan dapat mempengaruhi secara langsung terhadap Willpower dan Waypower responden untuk mencapai Goal. Willpower R1 untuk Goal menjaga kesehatan menurun ketika menghadapi masalah yang secara tidak langsung mengganggu pencapaian Goal kesehatan. Sedangkan R2 harus memikirkan alternatif Waypower ketika menghadapi hambatan dalam usaha mencapai Goal memiliki rumah.

9. Keluarga merupakan faktor yang dihayati ODHA di Organisasi Rumah Cemara sebagai faktor yang mendukung Hope. Keluarga menjadi orientasi Goal yang ditetapkan setiap responden sekaligus menjadi sumber motivasi untuk mencapai Goal tersebut.


(33)

155

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

1. Saran teoretis:

- Untuk suatu penelitian studi kasus, Peneliti mengajukan saran agar melakukan pertemuan untuk mengenal responden lebih dalam diluar setting wawancara formal agar membangun good rapport yang lebih baik.

- Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan tujuan mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi Hope pada responden penelitian.

- Untuk penelitian selanjutnya, disarankan mencantumkan teknik analisis data secara lebih detail untuk memudahkan pembaca memahami cara penilaian dalam penelitian.

- Disarankan untuk menggunakan dasar teoritis yang menunjang untuk pemilihan karakteristik responden penelitian dalam penelitian selanjutnya.

- Semua responden yang terlibat dalam penelitian ini telah terbiasa membuka statusnya yang HIV serta berbagi pengalaman dengan para peneliti maupun sesama ODHA. Akan berbeda dengan responden ODHA yang ditemui secara individual atau dengan latar belakang


(34)

156

Universitas Kristen Maranatha berbeda yang membutuhkan waktu lebih lama untuk membangun rapport dan kepercayaan agar dapat berbicara terbuka.

2. Saran praktis:

- Untuk Psikolog Organisasi Rumah Cemara: membuat suatu program khusus terkait dengan Hope untuk staf di Organisasi Rumah Cemara agar mampu mencapai Goal yang telah ditetapkan dan mampu bertahan ketika menemui hambatan. Psikolog dapat memberikan masukkan kepada R1 agar lebih konsisten dan mengoptimalkan profil Hope yang dimiliki, R1 juga bisa sharing dengan rekan ODHA lain agar dapat memiliki Hope yang tinggi sehingga mencapai Goal yang ditetapkan. Untuk R2 agar menetapkan Goal yang realistis serta fokus untuk berusaha mencapai Goal yang ditetapkan tersebut, R2 juga disarankan membuat alternatif rencana (Waypower) yang dapat digunakan ketika menemui hambatan dalam usaha mencapai Goal. Sedangkan untuk R3 agar lebih mandiri dalam membuat perencanaan sehingga Willpower untuk mencapai Goal tidak hanya bergantung pada lingkungan serta memanfaatkan secara optimal Waypower yang dapat dilakukan untuk mencapai Goal.

- Untuk pengurus Organisasi Rumah Cemara: lebih memberikan dukungan untuk mengoptimalkan Hope pada ODHA di Organisasi Rumah Cemara melalui program khusus untuk staf di Organisasi Rumah Cemara yaitu dalam hal membuat Goal dalam hidup, memikirkan cara untuk mencapai Goal tersebut serta melakukan upaya


(35)

157

Universitas Kristen Maranatha untuk mencapai Goal tersebut. Program bisa seperti pembuatan vision board yang selama ini telah berjalan, namun dilengkapi dengan pemberian wawasan mengenai Willpower dan Waypower yang dapat dilakukan untuk bergerak mencapai Goal yang ditetapkan tersebut. Serta dengan cara saling mengingatkan dan mendukung satu sama lain untuk meningkatkan Hope yang dimiliki antara staf di Organisasi Rumah Cemara.

- Selain itu Organisasi Rumah Cemara juga dapat membuat program Family Gathering untuk memberikan dukungan kepada ODHA di Organisasi Rumah Cemara dalam upaya mencapai Goal-nya melalui bantuan keluarga. Dalam program tersebut Psikolog Organisasi Rumah Cemara juga dapat menyampaikan kepada keluarga R1, diharapkan dapat membantu mengoptimalkan tingginya Hope pada R1 dengan cara memberikan dukungan untuk setiap upaya dan motivasi R1 untuk mencapai Goal-nya. Untuk keluarga R2 agar lebih membantu R2 dengan cara memanfaatkan tingginya Willpower pada diri R2 untuk melakukan Waypower yang tepat untuk fokus dalam usaha mencapai Goal-nya. Untuk keluarga R3 agar memotivasi R3 untuk melakukan Waypower yang sudah tersedia untuk mencapai setiap Goal-nya.


(36)

158 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Creswell, John W.. 1997. Qualitative Inquiry and Research Design, Choosing among Five Traditions. California: SAGE Publications, Inc..

Flick, Uwe. 2009. An Introduction to Qualitative Research Fourth Edition Sage. New Delhi: SAGE Publications, Inc.

Kelly, Jeffrey A.&Janet S. St. Lawrence. 1988. The AIDS Health Crisis, Psychological and Social Interventions. New York: Plenum Press.

Krippendorff, Klaus. 2004. Content Analysis, an introduction to its methodology. New York: SAGE Publications, Inc.

Lopez, S., & Snyder, C. R.. 2003. Positive psychological assessment: A handbook of models and measures. Washington, DC: APA Press.

Santrock, John W.. 2004. Life-span Development. New York: McGraw Hill Companies.

Snyder, C.R.. 1994. The Psychology of Hope. New York: The Free Press.

Snyder, C.R.. 2000. Handbook of Hope: Theory, Measures, &Aplications. California: Academic Press.

Snyder, C.R. et al. 2002. Handbook Of Positive Psychology. New York: Oxford University Press.

Snyder, C.R. et al. 2002. Hope Theory: Rainbows in the Mind. Psychological Injury. New York: Lawrence Erlbaum Associates.

Taylor, Shelley E.. 2006. Health Psychology. New York: McGraw Hill Companies.

Zinck, Kirk E. and John R. Cutcliffe. 2013. Hope Inspiration among People Living with HIV/AIDS: Theory and Implications for Counselors. Journal of Mental Health Counseling, 60.


(37)

159 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

_____. 2010. Who We Are. (Online).

(http://www.rumahcemara.org/profile/,diakses 17 Oktober 2013)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menulat & Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Nasional Peerawatan, Dukungan dan Pengobatan Bagi ODHA. Jakarta: Departemen Kesehatan. Pedoman penulisan Skripsi Sarjana Edisi Revisi III. Februari 2009. Bandung:

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Simbara, Ari. 2013. Mengetuk Hati ODHA. (Online). (http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/08/05/2331 52/10/Mengetuk-Hati-ODHAdiakses 17 Oktober 2013)


(1)

Waypower dalam proses mencapai tujuan, namun kembali pada karakteristik profil Hope yang dimilikinya.

7. Ketika memiliki Waypower yang jelas untuk mencapai Goal namun jika tidak disertai dengan Willpower yang tinggi untuk mencapai Goal tersebut, maka responden ODHA di Organisasi Rumah Cemara tidak akan bergerak untuk mencapai Goal-nya tersebut. Seperti halnya yang dialami oleh R3 dengan profil Hope Little Willpower Big Waypower yang belum dapat mengoptimalkan Waypower-nya untuk dapat mencapai Goal.

8. Penghayatan responden ODHA di Organisasi Rumah Cemara mengenai barriers atau hambatan dari lingkungan dapat mempengaruhi secara langsung terhadap Willpower dan Waypower responden untuk mencapai Goal. Willpower R1 untuk Goal menjaga kesehatan menurun ketika menghadapi masalah yang secara tidak langsung mengganggu pencapaian Goal kesehatan. Sedangkan R2 harus memikirkan alternatif Waypower ketika menghadapi hambatan dalam usaha mencapai Goal memiliki rumah.

9. Keluarga merupakan faktor yang dihayati ODHA di Organisasi Rumah Cemara sebagai faktor yang mendukung Hope. Keluarga menjadi orientasi Goal yang ditetapkan setiap responden sekaligus menjadi sumber motivasi untuk mencapai Goal tersebut.


(2)

155

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

1. Saran teoretis:

- Untuk suatu penelitian studi kasus, Peneliti mengajukan saran agar melakukan pertemuan untuk mengenal responden lebih dalam diluar setting wawancara formal agar membangun good rapport yang lebih baik.

- Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan tujuan mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi Hope pada responden penelitian.

- Untuk penelitian selanjutnya, disarankan mencantumkan teknik analisis data secara lebih detail untuk memudahkan pembaca memahami cara penilaian dalam penelitian.

- Disarankan untuk menggunakan dasar teoritis yang menunjang untuk pemilihan karakteristik responden penelitian dalam penelitian selanjutnya.

- Semua responden yang terlibat dalam penelitian ini telah terbiasa membuka statusnya yang HIV serta berbagi pengalaman dengan para peneliti maupun sesama ODHA. Akan berbeda dengan responden ODHA yang ditemui secara individual atau dengan latar belakang


(3)

berbeda yang membutuhkan waktu lebih lama untuk membangun rapport dan kepercayaan agar dapat berbicara terbuka.

2. Saran praktis:

- Untuk Psikolog Organisasi Rumah Cemara: membuat suatu program khusus terkait dengan Hope untuk staf di Organisasi Rumah Cemara agar mampu mencapai Goal yang telah ditetapkan dan mampu bertahan ketika menemui hambatan. Psikolog dapat memberikan masukkan kepada R1 agar lebih konsisten dan mengoptimalkan profil Hope yang dimiliki, R1 juga bisa sharing dengan rekan ODHA lain agar dapat memiliki Hope yang tinggi sehingga mencapai Goal yang ditetapkan. Untuk R2 agar menetapkan Goal yang realistis serta fokus untuk berusaha mencapai Goal yang ditetapkan tersebut, R2 juga disarankan membuat alternatif rencana (Waypower) yang dapat digunakan ketika menemui hambatan dalam usaha mencapai Goal. Sedangkan untuk R3 agar lebih mandiri dalam membuat perencanaan sehingga Willpower untuk mencapai Goal tidak hanya bergantung pada lingkungan serta memanfaatkan secara optimal Waypower yang dapat dilakukan untuk mencapai Goal.

- Untuk pengurus Organisasi Rumah Cemara: lebih memberikan dukungan untuk mengoptimalkan Hope pada ODHA di Organisasi Rumah Cemara melalui program khusus untuk staf di Organisasi Rumah Cemara yaitu dalam hal membuat Goal dalam hidup,


(4)

157

Universitas Kristen Maranatha

untuk mencapai Goal tersebut. Program bisa seperti pembuatan vision board yang selama ini telah berjalan, namun dilengkapi dengan pemberian wawasan mengenai Willpower dan Waypower yang dapat dilakukan untuk bergerak mencapai Goal yang ditetapkan tersebut. Serta dengan cara saling mengingatkan dan mendukung satu sama lain untuk meningkatkan Hope yang dimiliki antara staf di Organisasi Rumah Cemara.

- Selain itu Organisasi Rumah Cemara juga dapat membuat program Family Gathering untuk memberikan dukungan kepada ODHA di Organisasi Rumah Cemara dalam upaya mencapai Goal-nya melalui bantuan keluarga. Dalam program tersebut Psikolog Organisasi Rumah Cemara juga dapat menyampaikan kepada keluarga R1, diharapkan dapat membantu mengoptimalkan tingginya Hope pada R1 dengan cara memberikan dukungan untuk setiap upaya dan motivasi R1 untuk mencapai Goal-nya. Untuk keluarga R2 agar lebih membantu R2 dengan cara memanfaatkan tingginya Willpower pada diri R2 untuk melakukan Waypower yang tepat untuk fokus dalam usaha mencapai Goal-nya. Untuk keluarga R3 agar memotivasi R3 untuk melakukan Waypower yang sudah tersedia untuk mencapai setiap Goal-nya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Creswell, John W.. 1997. Qualitative Inquiry and Research Design, Choosing among Five Traditions. California: SAGE Publications, Inc..

Flick, Uwe. 2009. An Introduction to Qualitative Research Fourth Edition Sage. New Delhi: SAGE Publications, Inc.

Kelly, Jeffrey A.&Janet S. St. Lawrence. 1988. The AIDS Health Crisis, Psychological and Social Interventions. New York: Plenum Press.

Krippendorff, Klaus. 2004. Content Analysis, an introduction to its methodology. New York: SAGE Publications, Inc.

Lopez, S., & Snyder, C. R.. 2003. Positive psychological assessment: A handbook of models and measures. Washington, DC: APA Press.

Santrock, John W.. 2004. Life-span Development. New York: McGraw Hill Companies.

Snyder, C.R.. 1994. The Psychology of Hope. New York: The Free Press.

Snyder, C.R.. 2000. Handbook of Hope: Theory, Measures, &Aplications. California: Academic Press.

Snyder, C.R. et al. 2002. Handbook Of Positive Psychology. New York: Oxford University Press.

Snyder, C.R. et al. 2002. Hope Theory: Rainbows in the Mind. Psychological Injury. New York: Lawrence Erlbaum Associates.

Taylor, Shelley E.. 2006. Health Psychology. New York: McGraw Hill Companies.

Zinck, Kirk E. and John R. Cutcliffe. 2013. Hope Inspiration among People Living with HIV/AIDS: Theory and Implications for Counselors. Journal of Mental Health Counseling, 60.


(6)

159 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

_____. 2010. Who We Are. (Online).

(http://www.rumahcemara.org/profile/,diakses 17 Oktober 2013)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menulat & Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Nasional Peerawatan, Dukungan dan Pengobatan Bagi ODHA. Jakarta: Departemen Kesehatan. Pedoman penulisan Skripsi Sarjana Edisi Revisi III. Februari 2009. Bandung:

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Simbara, Ari. 2013. Mengetuk Hati ODHA. (Online). (http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/08/05/2331 52/10/Mengetuk-Hati-ODHAdiakses 17 Oktober 2013)