PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA METODE TPS DAN TSTS PADA PEMBELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN | Kusumawati | Tata Arta 6409 13620 1 SM
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 147-159
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Perbedaan Prestasi Belajar
antara Metode TPS dan TSTS pada Pembelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan .
Agustus, 2015.
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA METODE
TP S DAN TS TS PADA PEMBELAJARAN
PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, Nurhasan Hamidi*
*Pendidikan Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
rahayudwikusumawati15@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar
siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Think Pair Share dengan metode yang
menggunakan Two Stay Two Stray.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan Quasi Experimental Design
dengan bentuk Nonrandomized Control-Group, Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas X program keahlian Pemasaran dan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
Banyudono tahun ajaran 2014/2015. Sampel penelitian terdiri dari 3 kelas yang berjumlah 99 siswa
yang dipilih secara random sampling.
Data penelitian ini berupa prestasi belajar pengantar akuntansi dan keuangan yang diperoleh
dari tes objektif berbentuk pilihan ganda. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji
normalitas metode Lilliefors yang digunakan untuk menguji keadaan distribusi sampel dan uji
homogenitas dengan menggunakan metode Bartlett. Uji hipotesis menggunakan uji t untuk
mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa
antara pembelajaran yang menggunakan metode Think Pair Share dengan metode yang
menggunakan Two Stay Two Stray, hal ini didasarkan pada analisis uji t diperoleh nilai thitung = 2,026
> ttabel= 1,960 pada taraf signifikansi 5%. Namun apabila dilihat dari presentase peningkatan prestasi
belajar siswa, metode Think Pair Share 8,394% lebih baik dibandingkan dengan model Two Stay
Two Stray. Metode Think Pair Share mampu meningkatkan prestasi siswa sebesar 29,196%,
sedangkan metode Two Stay Two Stray mampu meningkatkan 20,802%.
Kata kunci: Think Pair Share, Two Stay Two Stray, prestasi belajar, kelas kontrol
148 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
ABSTRACT
The objective of this research is to investigate the difference in the student’s learning
achievement between learning that used the Think Pair Share and Two Stay Two Stray
method.
This research includes experiment research (Quasi Experimental Design) with
Nonrandomized Control-Group, Pretest-Posttest Design. The populations of this research are
10th grade students of the Marketing expertise skill program and Office Management of State
Vocational Secondary School 1 of Banyudono in academic year 2014/2015. The sample of
this research consists of 3 classes which amounted to 99 students, that is chosen at random
sampling.
The data of this research is the learning achievement of Accounting Introductory and
Finance that is gotten by objective test. It is multiple choice. The data analysis in this
research uses normality test Lilliefors method that is used for examine the sample distribution
and homogeneity test uses Bartlett method. Hypothesis test uses t-test to investigate the
difference of the students’ learning achievement.
The result of this research is there is a different among the student’s learning
achievement between learning uses Think Pair Share method and Two Stay Two Stray
method. It is based on t-test analysis, we find that tcount= 2,026 > ttable= 1,960 at the
significance level of 5%. But, when we see it from the student’s achievement percentage,
Think Pair Share method is 8,394% better than Two Stay Two Stray method. Think Pair Share
method can improve the student’s learning achievement as big as 29,196% while, Two Stay
Two Stray can improve 20,802%.
Key words: Think Pair Share, Two Stay Two Stray, learning achievement, control class
PENDAHULUAN
Pendidikan dijadikan sebagai dasar
mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh
pada setiap negara. Pendidikan merupakan
karena itu, pendidikan merupakan suatu
suatu
mengembangkan
kebutuhan hidup yang sangat penting dan
kemampuan dan kepribadian manusia.
bersifat dinamis sehingga perlu adanya
Dengan
perubahan.
upaya
untuk
pendidikan
yang
baik
dan
Perubahan
yang
dalam
berkualitas, maka akan terwujud masyarakat
perbaikan
dilakukan
yang baik dan berkualitas pula seperti yang
meningkatkan mutu pendidikan.
hal
ini
untuk
tercantum pada Undang-undang Nomor 20
Salah satu upaya meningkatkan mutu
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
pendidikan adalah dengan usaha meningkatkan
Nasional
bahwa
keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.
berfungsi
Berhasil atau tidaknya proses pendidikan
yang
pendidikan
menyebutkan
nasional
dan
dipengaruhi oleh mutu proses pembelajaran
membentuk watak serta peradaban bangsa
dan hasil belajar siswa yang dicapai. Proses
yang
pembelajaran merupakan suatu sistem yang di
mengembangkan
bermartabat
kemampuan
dalam
rangka
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Perbedaan Prestasi 149
Belajar antara Metode TPS dan TSTS pada Pembelajaran Pengantar Akuntansi dan
Keuangan. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 147-159
dalamnya terdiri atas berbagai komponen
sering digunakan dalam proses pembelajaran
pembelajaran yang saling berkaitan satu sama
adalah metode ceramah. Ceramah adalah
lain. Suatu proses pembelajaran akan berhasil
penuturan bahan pelajaran secara lisan.
dengan
komponen-
Metode ceramah dalam proses belajar
komponennya saling berinteraksi dengan
mengajar pada mata pelajaran Pengantar
baik. Komponen pembelajaran terdiri atas
Akuntansi dan Keuangan khususnya kelas X
kurikulum, guru, siswa, metode, materi,
Pemasaran
media, dan evaluasi.
Perkantoran membuat siswa kurang aktif,
baik
apabila
dan
kelas
X
Administrasi
Salah satu komponen pembelajaran
mudah mengantuk, merasa jenuh dan bosan,
penting
Selama
sehingga siswa tidak bisa fokus selama proses
guru
pembelajaran dan siswa kurang memahami
berperan penting untuk mencapai keberhasilan
materi pelajaran yang diberikan oleh guru
proses
mengakibatkan prestasi belajar siswa kurang
yang
pembelajaran
adalah
guru.
berlangsung,
pembelajaran.
setiap
Untuk
mencapai
keberhasilan proses pembelajaran, guru harus
memuaskan.
memperbaiki pola pembelajaran dan dituntut
Dalam proses pembelajaran pada
untuk kreatif dalam memilih metode dan
SMK Negeri 1 Banyudono khususnya kelas
media pembelajaran yang merupakan salah
X Pemasaran dan kelas X Administrasi
satu komponen pembelajaran maupun mampu
Perkantoran,
mengelola kelas pada saat proses pembelajaran
pembelajaran berasal dari guru dan juga dari
supaya pembelajaran terkesan aktif dan
siswa. Pandangan yang sudah ada selama ini
menyenangkan. Keberhasilan pendidikan dan
menempatkan pembelajaran sebagai proses
pengajaran
transfer infromasi dari guru kepada siswa.
penting
artinya
mengingat
permasalahan
proses
peranannya sebagai upaya memanusiakan
Penempatan
atau membudayakan manusia, dalam hal ini
sumber informasi menempatkan siswa tidak
para siswa agar menjadi manusia yang
sebagai individu yang dinamis, akan tetapi
berkualitas dalam aspek intelektual, sosial,
lebih sebagai obyek yang pasif sehingga
emosional, moral, dan keterampilan (Nana
potensi-potensi siswa tidak berekembang
Sudjana, 1991: 4).
secara maksimal (Aunurrahman, 2009: 28).
Berdasarkan
sebagai
satu-satunya
dan
Pada saat melaksanakan proses pembelajaran
wawancara dengan guru pamong kelas X
di kelas, guru harus berupaya menciptakan
Pemasaran
Administrasi
kondisi lingkungan belajar yang membuat
Perkantoran SMK Negeri 1 Banyudono
siswa merasa nyaman untuk belajar, dapat
bahwa metode dan model pembelajaran yang
mendorong siswa belajar atau memberi
dan
pengamatan
guru
kelas
X
150 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
kesempatan kepada siswa untuk berperan
mengembangkan interaksi antar teman, serta
aktif selama proses pembelajaran. Dalam hal
peserta didik kurang termotivasi dan kurang
ini bisa merubah konsep pembelajaran yang
bertanggung jawab terhadap proses belajar.
(teacher
Rendahnya prestasi belajar siswa
centered), pembelajaran menjadi berpusat
disebabkan oleh pemilihan model atau
pada siswa (student centered).
metode pembelajaran yang kurang tepat.
semula
berpusat
pada
guru
yang
Metode mengajar guru yang kurang baik akan
ditemukan di SMK Negeri 1 Banyudono
mempengaruhi prestasi belajar siswa yang
khususnya kelas X Pemasaran dan kelas X
tidak baik pula. Hal ini dapat terjadi karena
Administrasi Perkantoran selama proses
guru kurang persiapan dan kurang menguasai
pembelajaran
bahan
Ada
beberapa
masalah
berlangsung
yang
pelajaran,
sehingga
guru
tidak
menyebabkan rendahnya prestasi belajar
menerapkan metode-metode yang baru,yang
siswa. Melalui wawancara dengan beberapa
dapat membantu meningkatkan motivasi
siswa kelas X Pemasaran dan kelas X
siswa untuk belajar (Slameto, 1995: 65).
Salah satu komponen pembelajaran
Administrasi Perkantoran, mata pelajaran
Keuangan
yang dapat mengatasi masalah yang berkaitan
merupakan mata pelajaran yang tidak sesuai
di atas adalah metode. Metode yang
dengan bidang keahliannnya karena mata
diterapkan oleh guru harus lebih inovatif
pelajaran ini dianggap sebagai mata pelajaran
supaya mampu mengaktifkan siswa serta
pada bidang keahlian akuntansi, sehingga
penyajian
materi pembelajaran itu sulit dipahami oleh
Akuntansi dan Keuangan akan lebih menarik
siswa. Di samping itu, model dan metode
untuk
pembelajaran yang diterapkan oleh guru
memahami materi pelajaran yang telah
membuat siswa kurang antusias dalam proses
disajikan, supaya dapat meningkatkan prsetasi
pembelajaran. Guru terbiasa mengajar dengan
belajar siswa. Siswa akan lebih mudah
menerapkan metode ceramah yang membuat
memahami materi pembelajaran apabila
siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan
terlibat langsung dalam diskusi kelompok
hanya mencatat saja. Pembelajaran yang
kecil.
bersifat teacher centered pada masa sekarang
kemampuan siswa dalam memahami materi
dipandang kurang efektif karena kurang
sehingga dapat mengerjakan tugas yang
mengembangkan kemampuan berpikir dan
diberikan dengn mudah. Model pembelajaran
bertindak
kurang
yang diterapkan sebaiknya memungkinkan
mengembangkan kemampuan berkolaborasi
kelompok yang lebih kecil agar semua siswa
dalam
terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
Pengantar
Akuntansi
secara
proses
dan
kritis,
belajar,
kurang
materi
siswa
Hal
pelajaran
sehingga
ini
dapat
siswa
Pengantar
mampu
mengembangkan
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Perbedaan Prestasi 151
Belajar antara Metode TPS dan TSTS pada Pembelajaran Pengantar Akuntansi dan
Keuangan. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 147-159
Alternatif model pembelajaran yang
diawali dengan guru mengajukan pertanyaan
dapat menarik siswa dalam pembelajaran
untuk dipikirkan peserta didik. Tahap kedua
adalah
Pairing,
model
pembelajaran
kooperatif.
guru
meminta
peserta
didik
Menurut Sugiyanto (2009: 36), pembelajaran
berpasang-pasangan untuk berdiskusi. Tahap
kooperatif adalah pendekatan pembelajaran
ketiga Sharing, hasil diskusi tiap pasangan
yang berfokus pada penggunaan kelompok
dibicarakan di depan kelas diharapkan terjadi
kecil siswa untuk bekerja sama dalam
tanya
memaksimalkan
pengontruksian pengetahuan secara integratif.
kondisi
belajar
untuk
jawab
yang
mendorong
pada
mencapai tujuan belajar. Salah satu dari
Warsono
model pembelajaran kooperatif adalah model
mengemukakan bahwa aktivitas yang terjadi
pembelajaran Think Pair Share dan Two Stay
pada metode Think Pair Share mendorong
Two Stray.
siswa untuk terbiasa berpikir mula-mula
Lutfiyatun, dkk (2012) mengemukakan
bahwa ada perbedaan keaktifan dan hasil
belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.Sukran
Nova
Yati
dan
Hariyanto
(2013:
203)
secara mandiri kemudian bekerja secara
berpasangan.
Two Stay Two Stray merupakan
(2014)
sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan
mengemukakan bahwa Model Pembelajaran
agar siswa dapat dapat saling bekerja sama,
Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu
bertanggung
(Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan
memecahkan masalah, dan saling mendorong
hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif
satu sama lain untuk berprestasi. Metode ini
dan psikomotor. Davi, Apriandi. (2012)
juga melatih siswa untuk bersosialisasi
mengemukakan bahwa pembelajaran dengan
dengan baik (Miftahul Huda, 2013: 207).
model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS
Dalam
jawab,
saling
penelitian
membantu
ini,
model
Share
(TPS)
memberikan prestasi belajar matematika yang
pembelajaran Think Pair
sama dengan menggunakan pembelajaran
dibandingkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Nur Efendi (2013)
Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua
mengemukakan bahwa terdapat pengaruh
Tamu) untuk meningkatkan prestasi belajar
strategi
kemampuan
siswa. Model pembelajaran Think Pair Share
akademik terhadap kemampuan metakognitif
(TPS) dianggap tepat karena siswa bekerja
siswa.
berpasangan, sehingga semua siswa memiliki
pembelajaran
dan
Think Pair Share (TPS) adalah
tanggungjawab untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran dengan menggunakan tiga
pembelajaran. Model pembelajaran Two Stay
tahap. Tahap pertama Thinking, pembelajaran
Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) juga
152 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
dianggap tepat karena dalam penerapan
perlakuan atau diberi perlakuan yang berbeda
proses belajar mengajar siswa bekerja secara
(Sigit Santosa, 2011: 33). Penelitian ini
individu meskipun mereka berkelompok.
termasuk dalam penelitian eksperimental
Berdasarkan
uraian
tersebut,
semu (quasi - experimental research) dengan
permasalahan dalam penelitian ini adalah
desain
“Apakah
Pretest-Posttest Design.
terdapat
perbedaan
dalam
Nonrandomized
Control-Group,
pencapaian prestasi belajar siswa antara
Populasi dalam penelitian ini adalah
pembelajaran yang menggunakan metode
siswa kelas X program studi Pemasaran dan
Think Pair Share dengan metode yang
Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
menggunakan Two Stay Two Stray?”. Tujuan
Banyudono berjumlah 135 siswa. Sampel
yang hendak dicapai dalam penelitian ini
dalam penelitian ini sebanyak 3 kelas dengan
adalah untuk mengetahui perbedaan dalam
jumlah 99 siswa. Dalam penelitian ini,
pencapaian prestasi belajar siswa antara
pengambilan
pembelajaran yang menggunakan metode
random sampling.
Think Pair Share dengan metode yang
menggunakan Two Stay Two Stray.
sampel
dilakukan
dengan
Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan metode tes untuk mengukur
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
hasil prestasi kognitif siswa dan dokumentasi
terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi
yang berupa catatan data sekolah, daftar hasil
belajar siswa antara pembelajaran yang
evaluasi siswa, foto dan video dalam proses
menggunakan metode Think Pair Share
pembelajaran.
dengan metode yang menggunakan Two Stay
Two Stray.
Uji validitas instrumen menggunakan
validitas butir soal dan validitas isi. Instrumen
penelitian berupa butir soal obyektif pilihan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMK
ganda diuji cobakan terlebih dahulu kepada
kelas lain untuk mengetahui
Negeri 1 Banyudono pada kelas X Pemasaran
reliabilitas,
tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini
kesukaran soal. Analisis data menggunakan
merupakan penelitian eksperimen dengan
analisis uji-t. Sebelum uji hipotesis dilakukan,
tujuan untuk meneliti ada-tidaknya hubungan
harus ditunjukkan bahwa sampel diambil dari
sebab-akibat serta besarnya hubungan sebab-
populasi yang berdistribusi normal dan
akibat tersebut dengan cara memberikan
berasal dari kelompok yang homogen. Maka
perlakuan (treatment) terhadap kelompok
dilakukan uji prasyarat uji normalitas (uji
eksperimen yang hasilnya dibandingkan
Lilliefors) dan uji homogenitas (uji Bartlett).
dengan kelompok kontrol yang tidak diberi
daya
pembeda
dan
validitas,
indeks
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Perbedaan Prestasi 153
Belajar antara Metode TPS dan TSTS pada Pembelajaran Pengantar Akuntansi dan
Keuangan. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 147-159
Gambar
desain
penelitian
lebih
Uji homogenitas bertujuan untuk
jelasnya dapat dilakukan pada tabel 1 sebagai
mengetahui bahwa data yang dianalisis
berikut:
memiliki varians antara dua kelompok, yaitu
Kelompok
Pre
test
E1
O1
Variabel
Independen
X1
E2
O1
K
O1
kelompok eksperimen dan kontrol. Uji
Post
test
homogenitas
dalam
penelitian
ini
O2
menggunakan metode Bartlett dengan taraf
X2
O2
signifikansi 5%. Hasil uji homogenitas nilai
-
O2
pre test dan post test prestasi belajar
Keterangan:
pengantar akuntansi dan keuangan dapat
O1
: Pre test
X1
: Think Pair Share
X2
: Two Stay Two Stray
O2
: Post test
dilihat dalam tabel 3 berikut:
Tabel 3. Data Uji Homogenitas
Nilai
Kesimpulan
Pre test
0,468
5,991
Homogen
Post test
0,179
5,991
Homogen
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji normalitas data bertujuan untuk
Hasil uji-t data pre test dan post test
mengetahui apakah data memiliki distribusi
untuk prestasi belajar pengantar akuntansi dan
normal atau tidak. Data diuji dengan statistik
keuangan pada taraf signifikansi 5% dapat
Liliefors dengan ketentuan bahwa data
dilihat pada tabel 4 dan tabel 5 berikut:
dikatakan memiliki sebaran data normal
Tabel 4. Data Hasil Uji-t Nilai Pre test
apabila L0< Ltabel. Nilai Ltabel dilihat dari tabel
Kelompok
thitung
ttabel
Liliefors
E1–E2
-0,074
1,960
pada
taraf
signifikansi
5%.
Ringkasan hasil perhitungan normalitas data
disajikan dalam tabel 2 berikut:
Tabel 2. Data Hasil Uji Normalitas
Kelas
E1
E2
K
Data
L hitung
L tabel
Kesimpulan
Pre test
0,122
0,150
Normal
Post test
0,108
0,150
Normal
Pre test
0,080
0,157
Normal
Post test
0,133
0,157
Normal
Pre test
0,084
0,157
Normal
Post test
0,117
0,157
Normal
Nilai
Kriteria
H0
Diterima
E2–K
0,102
1,960 H0
Diterima
E2–K
0,165
1,960 H0
Diterima
Tabel 5. Data Hasil Uji-t Nilai Post test
Kelompok
thitung
ttabel
E1–E2
2,026
1,960
E1–K
4,068
1,960
E2–K
2,045
1,960
Kriteria
H0Tidak
Dapat
Diterima
H0 Tidak
Dapat
Diterima
H0 Tidak
Dapat
Diterima
154 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
Kelompok eksperimen I, kelompok
eksperimen
II
dan
kelompok
kontrol
(thitung > ttabel = 4,068 >1,960) sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
bahwa
terdapat
mendapat metode pembelajaran yang berbeda
perbedaan antara kedua metode tersebut
dan ketiga metode tersebut memberikan
karena H0 tidak dapat diterima dan Ha tidak
peningkatan hasil prestasi yang berbeda.
dapat
Perbedaan peningkatan prestasi belajar siswa
eksperimen II yang menggunakan metode
disajikan dalam tabel 6 sebagai berikut:
Two
Tabel 6. Perbedaan Peningkatan Prestasi Siswa
dibandingkan kelompok kontrol (thitung > ttabel
Rata-rata
pre test
Rata-rata
post test
Rata-rata
peningkatan
%
ditolak
Stay
dan
Two
rata-rata
kelompok
lebih
Stray
tinggi
E1
(TPS)
E2
(TSTS)
Kontrol
(Ceramah)
62,143
62,344
61,875
80,286
75,313
70
18,143
12,969
8,125
Peningkatan rata-rata prestasi siswa yang
29, 196%
20, 802%
13, 131%
menggunakan metode Think Pair Share
= 2,045 >1,960) sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan antara kedua
metode tersebut karena H0 tidak dapat
diterima dan Ha tidak dapat ditolak.
5,174 atau sebesar 8,394% lebih baik
Hal ini terbukti pada hasil distribusi
frekuensi menunjukkan bahwa kelompok
eksperimen I mempunyai rata-rata nilai lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
kelompok
eksperimen II maupun kelompok kontrol.
Selain berdasarkan distribusi frekuensi, hasil
analisis data yang dilakukan dengan uji-t juga
menunjukkan
bahwa
rata-rata
prestasi
kelompok eksperimen I yang menggunakan
metode Think Pair Share lebih tinggi
dibandingkan kelompok eksperimen II yang
menggunkan metode Two Stay Two Stray
dibandingkan dengan metode Two Stay Two
Stray. Hal ini terdukung pada saat penelitian
di lapangan jika terdapat perbedaan prestasi
belajar siswa yang mneggunakan metode
yang berbeda dengan materi yang sama.
Materi yang didapatkan dari setiap kelas itu
sama tetapi metode yang diterapkan atau
cara/perlakuannya
antara kedua metode tersebut karena H0 tidak
dapat diterima dan Ha tidak dapat ditolak.
Kelompok eksperimen I yang menggunakan
metode Think Pair Share rata-rata prestasi
lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol
berbeda
setiap
kelasnya. Setiap metode akan menghasilkan
prestasi belajar yang berbeda sesuai dengan
kelebihan dan kelemahan setiap metode yang
terjadi pada saat proses pembelajaran.
(thitung> ttabel= 2,026 >1,960) sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
yang
Think Pair Share memiliki 3 tahap,
yaitu
tahap
(Think),
menganalisis
bekerja
menyelesaikan
permasalahan
berpasangan
masalah
(Pair ),
dalam
dan
menyimpulkan hasil diskusi (Share). Pada
saat proses pembelajaran, guru menerangkan
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Perbedaan Prestasi 155
Belajar antara Metode TPS dan TSTS pada Pembelajaran Pengantar Akuntansi dan
Keuangan. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 147-159
sebuah
dan salah satu kelompok membagikan hasil
pertanyaan untuk dianalisis dan memberi
diskusinya di depan kelas, guru akan
waktu kepada siswa untuk berfikir secara
memberikan kesempatan pada kelompok lain
mandiri (think). Setelah itu guru memberikan
untuk mengemukakan pendapatnya apabila
siswa kesempatan untuk mendiskusikan hasil
memiliki pendapat yang berbeda dengan
pemikirannya secara pribadi bersama dengan
kelompok yang sedang menyampaikan hasil
kelompoknya
teman sebangkunya
diskusinya di depan kelas. Hal ini membuat
membagikan
hasil
proses pembelajaran menjadi lebih hidup
jawabannya yang sudah didiskusikan dengan
karena banyak siswa yang akan berpartisipasi
teman sebangkunya kepada teman-teman
dalam kegiatan diskusi karena adanya 17
kelompok lainnya di depan kelas (share).
kelompok dengan ide dan pendapat yang
Evaluasi model pembelajaran kooperatif yang
berbeda. Maka dari itu siswa banyak yang
menggunakan metode Think Pair Share
paham dengan materi yang disampaikan
dilakukan dengan cara mempresentasikan
sehingga akan berpengaruh pada peningkatan
hasil diskusi kelompok dengan memilih
prestasi siswa. Metode Two Stay Two Stray
secara acak kelompok dengan perwakilan
adalah
setiap siswa. Sehingga setiap siswa harus siap
pembagian kelompok secara heterogen.Guru
dengan hasil diskusi karena metode TPS
membagi kelompok kepada siswa setiap
berawal dari Think, dimana siswa berpikir
kelompok terdiri dari 4 siswa kemudian guru
secara individu kemudian Pair , dimana siswa
memberi tugas berupa masalah yang harus
bekerja
materi
(pair ).
kemudian
memberikan
yaitu
Kemudian
metode
yang
diawali
dengan
berdiskusi
dalam
mereka diskusikan. Guru memberikan waktu
dengan
teman
untuk mendiskusikan sebuah permasalahan/
sebangkunya dan Share, dimana siswa akan
materi yang berbeda pada setiap kelompok.
berbagi kepada teman sekelasnya tentang
Setelah selesai melakukan kegiatan diskusi,
hasil diskusi yang telah dilakukan. Penerapan
guru menyuruh siswa untuk menyepakati dua
metode Think Pair Share dengan cara
orang sebagai tamu dan dua orang sebagai
siswabekerjadalam
lebih
duta tamu. Dua orang dari masing-masing
kecil, sehingga komunikasi menjadi lebih
kelompok meninggalkan kelompoknya untuk
efektif dan semua anggota kelompok dapat
bertamu kepada kelompok lain. Anggota
berpartisipasi aktif dalam diskusi. Metode ini
kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai
terlihat memiliki kelebihan yaitu terdapat
tamu mempunyai kewajiban menerima tamu
banyak pendapat/ide yang akan muncul dari
dari suatu kelompok. Dua orang yang
masing-masing kelompok. Pada saat evaluasi
bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu
sama
pemecahan
untuk
masalah
kelompokyang
156 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
kepada semua kelompok untuk mendapatkan
membutuhkan waktu yang lebih efektif
materi dari kelompk lain. Jika sudah selesai
sehingga cocok untuk diterapkan dalam mata
mereka
ke
pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan
kelompok asal, siswa yang bertugas sebagai
khususnya materi pasar uang dan pasar modal
penerima tamu dan bertamu mencocokkan
karena waktu yang dimiliki untuk berdiskusi
hasil kerja dan membahasnya. Evaluasi
menjadi lebih banyak agar membuat siswa
pembelajaran kooperatif yang menggunakan
menjadi lebih paham. Akan tetapi, dengan
metode Two Stay Two Stray dengan
adanya waktu yang panjang justru membuat
mempresentasikan hasil diskusi kelompok
siswa menjadi ramai dan gaduh. Siswa
oleh wakil dari anggota kelompok tersebut
menjadi tidak fokus lagi dalam proses diskusi
sehingga siswa tidak merasa mempunyai
karena
tanggung jawab yang tinggi dan akan
melaksanakan tugasnya secara individu.
cenderung santai dalam berdiskusi. Dalam
Dalam metoede Two Stay Two Stray,
penerpan metode TSTS siswa memang
kenyataannya memang siswa bekerja secara
bekerja secara mandiri, tetapi sebelumnya
mandiri meskipun atas nama kelompok. Pada
siswa akan berdiskusi secara kelompok dan
kenyataannya, siswa yang menerima tamu
setiap kelompok itu terdiri dari 4 orang.
dari kelompok lain cenderung bosan untuk
Setelah berdiskusi setiap kelompok akan
menjelaskan materi yang dimilkinya dan pada
memutuskan dua orang untuk tinggal di
akhirnya siswa tersebut memberikan hasil
kelompok dan dua orang untuk bertamu ke
diskusinya kepada tamu yang berkunjung ke
kelompok lain kemudian setelah semua sudah
kelompoknya untuk menyalin materi yang
berkunjung ke kelompok lain maka setiap
dimiliki tanpa menjelaskan maksud dari
siswa akan kembali ke kelompok asal untuk
materi yang didapatkannya, sehingga siswa
mendiskusikan materi yang telah didapat dari
yang
kelompok lain. Hal itu mengakibatkan siswa
menyalin materi tanpa memahaminya. Tetapi,
akan cenderung santai dalam berdiskusi
metode TwoStay Two Stray bisa dijadikan
karena siswa sudah merasa menyelesaikan
sebgaai alternatif dalam proses pembelajaran
tugasnya. Setiap kelompok ada empat orang,
pada mata pelajaran pengantar akuntansi dan
siswa
akan
keuangan materi pasar uang dan pasar modal
kelompoknya
karena lebih efektif dibandingkan dengan
kembali.Setelah
yang
dianggap
mempresentasikan
hasil
kembali
pandai
beranggapan
bertamu
ke
siswa
kelompoknya
metode
tidak
pada
kelompok kontrol hanya diterapkan model
kelonpoknya karena dalam kelompoknya
pembelajaran konvensional yaitu metode
terdapat siswa yang pandai. Metode ini
ceramah, penugasan, tanya jawab dan
atau
bergantung
Sedangkan
hanya
sehingga dalam hal ini siswa akan cenderung
mandiri
konvensional.
sudah
pada
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Perbedaan Prestasi 157
Belajar antara Metode TPS dan TSTS pada Pembelajaran Pengantar Akuntansi dan
Keuangan. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 147-159
mencatat.
Pada
menggunakan
proses
model
yang
prestasi yang diperoleh masing-masing siswa
pembelajaran
dengan metode yang berbeda mengalami
belajar
konvensional tidak ada diskusi karena proses
perbedaan secara signifikan.
pembelajaran terpusat pada guru sehingga
Berdasarkan uraian tersebut, dapat
siswa cenderung pasif dan mudah bosan
disimpulkan
selama proses pembelajaran berlangsung. Hal
penelitian ini adalah terdapat perbedaan
itu membuat siswa kurang fokus dalam
dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara
menerima materi pembelajaran. Evaluasi
pembelajaran
yang
dilakukan secara individu/mandiri sehingga
Think Pair
Share
banyak siswa yang sulit untuk memahami
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Metode ini membuat suasana yang kurang
hiduppada saat proses pembelajaran. Guru
yang selalu berbicara di depan kelas untuk
menyampaikan materi membuat siswa jenuh
sehingga mereka ramai sendiri dan berbicara
sendiri sehingga suasana kelas menjadi
gaduh. Siswa yang tidak berani untuk
bertanya kepada guru apabila tidak paham
membuat siswa menjadi tidak paham sama
sekali dengan materi yang disampaikan oleh
guru, karena banyak siswa tidak memahami
materi pembelajaran maka prestasi siswa juga
akan
berpengaruh
memuaskan.
menjadi
Perbedaan
metode
kurang
yang
digunakan selama proses pembelajaran akan
mengakibatkan perbedaan dalam pencapaian
prestasi. Pada akhir pembelajaran setelah
adanya perlakuan/ diterapkannya metode
yang berbeda pada setiap kelas, kemudian
pertemuan berikutnya diadakan post test
dengan soal yang sama dengan pre test untuk
mengukur peningkatan prestasi siswa. Hasil
bahwa
hipotesis
menggunakan
dari
metode
dengan metode yang
menggunakan Two Stay Two Stray dan kedua
metode tersebut dapat meningkatkan prestasi
belajar
siswa. Hal
ini didukung oleh
penelitian Nur Efendi dan Sukran Nova
Yanti. Pada penelitian Nur Efendi (2013)
menyatakan
bahwa
terdapat
pengaruh
strategi pembelajaran dan kemampuan
akademik
terhadap
kemampuan
metakognitif siswa. Penerapan strategi
pembelajaran RT+ TPS memiliki hasil yang
lebih
baik
dalam
meningkatkan
kemampuan metakognitif dan hasil belajar
biologi siswa, jika dibandingkan dengan
strategi RT, TPS, maupun Konvensional
pada siswa berkemampuan akademik atas
maupun siswa berkemampuan akademik
bawah. Pada penelitian Sukran Nova Yati
(2014)
mengemukakan
penelitian
ini
bahwa
menunjukkan
dalam
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal
Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Oleh
karena
itu,
hipotesis
yang
158 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 ISSN
2087-9016. Diperoleh 19 September
2014
dari
http://ojs.unmas.ac.id/index.php/J
SP/article/view/14
menyatakan bahwa terdapat perbedaan dalam
pencapaian
prestasi
pembelajaran
yang
Think Pair
Share
belajar
siswa antara
menggunakan
metode
dengan metode yang
menggunakan Two Stay Two Stray terdukung
dan diterima.
Hariyanto & Warsono. (2013). Pembelajaran
Aktif (Cetakan ke-2). Bandung:
Remaja Rosdakarya.
KESIMPULAN
Huda,
Terdapat perbedaan dalam pencapaian
prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang
menggunakan metode Think Pair Share dengan
metode yang menggunakan Two Stay Two Stray
pada mata pelajaran pengantar akuntansi dan
keuangan di kelas X program keahlian pemasaran
SMK Negei 1 Banyudono.
DAFTAR PUSTAKA
Apriandi, Davi. (2012). Efektivitas Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two
Stay-Two Stray (TS-TS) Dan
Numbered Heads Together (NHT)
Terhadap
Prestasi
Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII SMP
Di Kabupaten Bantul Ditinjau Dari
Aktivitas Belajar. Jurnal Prodi
Matematika, 01 (1), 1 – 15.
Diperoleh 19 Desember 2014, dari
http://ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/
node/374
Miftahul. (2013). Model-Model
Pengajaran dan Pembelajaran: isuisu metois dan paradigmatis
(Cetakan
ke-3).
Yogyakarta:
Pustakan Pelajar.
Lutfiyatun, dkk. (2012). Implementasi
Metode Think Pair Share (TPS)
Berbantuan Media Power Point
Pada Pembelajaran Kewirausahaan
Pokok Bahasan Proposal Usaha
Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan
Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMK
Negeri 1 Dukuhturi Kabupaten
Tegal.
Education
Economic
Analysis Journal, Volume 1, Nomor
2, November 2012 ISSN 2252-6544,
dari
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
hp/eeaj
Nana, Sudjana. (1991). Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar . Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sigit, Santosa. (2011). Penelitian Pendidikan.
Surakarta: UNS Press
Depdiknas.
(2003).
UU
Sisdiknas
(SistemPendidikanNasional) UU RI
No 20 Tahun 2003. Jakarta: Penerbit
Sinar Grafika.
Slameto. (1995). Belajar dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya (Cetakan
ke-3). Jakarta: Rineka Cipta.
Efendi, N. (2013). Pengaruh Pembelajaran
Reciprocal Tea ching Dipadukan
Think Pair Share Terhadap
Peningkatan
Kemampuan
Metakognitif Belajar Biologi Siswa
SMA Berkemampuan Akademik
Berbeda Di Kabupaten Sidoarjo.
Jurnal
Santiaji
Pendidikan,
Yati, S. N. (2014). Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua
Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two
Stray)
Dalam
Pembelajaran
Matematika Pada Materi Garis Dan
Sudut Di Kelas VII MTS
Muhammadiyah
Padangpanjang.
Jurnal
Penelitian
Pendidikan.
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Perbedaan Prestasi 159
Belajar antara Metode TPS dan TSTS pada Pembelajaran Pengantar Akuntansi dan
Keuangan. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 147-159
Diperoleh 19 Desember 2014, dari
http://jurnal.umsb.ac.id/?p=350
160 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Perbedaan Prestasi Belajar
antara Metode TPS dan TSTS pada Pembelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan .
Agustus, 2015.
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA METODE
TP S DAN TS TS PADA PEMBELAJARAN
PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, Nurhasan Hamidi*
*Pendidikan Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
rahayudwikusumawati15@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar
siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Think Pair Share dengan metode yang
menggunakan Two Stay Two Stray.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan Quasi Experimental Design
dengan bentuk Nonrandomized Control-Group, Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas X program keahlian Pemasaran dan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
Banyudono tahun ajaran 2014/2015. Sampel penelitian terdiri dari 3 kelas yang berjumlah 99 siswa
yang dipilih secara random sampling.
Data penelitian ini berupa prestasi belajar pengantar akuntansi dan keuangan yang diperoleh
dari tes objektif berbentuk pilihan ganda. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji
normalitas metode Lilliefors yang digunakan untuk menguji keadaan distribusi sampel dan uji
homogenitas dengan menggunakan metode Bartlett. Uji hipotesis menggunakan uji t untuk
mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa
antara pembelajaran yang menggunakan metode Think Pair Share dengan metode yang
menggunakan Two Stay Two Stray, hal ini didasarkan pada analisis uji t diperoleh nilai thitung = 2,026
> ttabel= 1,960 pada taraf signifikansi 5%. Namun apabila dilihat dari presentase peningkatan prestasi
belajar siswa, metode Think Pair Share 8,394% lebih baik dibandingkan dengan model Two Stay
Two Stray. Metode Think Pair Share mampu meningkatkan prestasi siswa sebesar 29,196%,
sedangkan metode Two Stay Two Stray mampu meningkatkan 20,802%.
Kata kunci: Think Pair Share, Two Stay Two Stray, prestasi belajar, kelas kontrol
148 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
ABSTRACT
The objective of this research is to investigate the difference in the student’s learning
achievement between learning that used the Think Pair Share and Two Stay Two Stray
method.
This research includes experiment research (Quasi Experimental Design) with
Nonrandomized Control-Group, Pretest-Posttest Design. The populations of this research are
10th grade students of the Marketing expertise skill program and Office Management of State
Vocational Secondary School 1 of Banyudono in academic year 2014/2015. The sample of
this research consists of 3 classes which amounted to 99 students, that is chosen at random
sampling.
The data of this research is the learning achievement of Accounting Introductory and
Finance that is gotten by objective test. It is multiple choice. The data analysis in this
research uses normality test Lilliefors method that is used for examine the sample distribution
and homogeneity test uses Bartlett method. Hypothesis test uses t-test to investigate the
difference of the students’ learning achievement.
The result of this research is there is a different among the student’s learning
achievement between learning uses Think Pair Share method and Two Stay Two Stray
method. It is based on t-test analysis, we find that tcount= 2,026 > ttable= 1,960 at the
significance level of 5%. But, when we see it from the student’s achievement percentage,
Think Pair Share method is 8,394% better than Two Stay Two Stray method. Think Pair Share
method can improve the student’s learning achievement as big as 29,196% while, Two Stay
Two Stray can improve 20,802%.
Key words: Think Pair Share, Two Stay Two Stray, learning achievement, control class
PENDAHULUAN
Pendidikan dijadikan sebagai dasar
mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh
pada setiap negara. Pendidikan merupakan
karena itu, pendidikan merupakan suatu
suatu
mengembangkan
kebutuhan hidup yang sangat penting dan
kemampuan dan kepribadian manusia.
bersifat dinamis sehingga perlu adanya
Dengan
perubahan.
upaya
untuk
pendidikan
yang
baik
dan
Perubahan
yang
dalam
berkualitas, maka akan terwujud masyarakat
perbaikan
dilakukan
yang baik dan berkualitas pula seperti yang
meningkatkan mutu pendidikan.
hal
ini
untuk
tercantum pada Undang-undang Nomor 20
Salah satu upaya meningkatkan mutu
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
pendidikan adalah dengan usaha meningkatkan
Nasional
bahwa
keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.
berfungsi
Berhasil atau tidaknya proses pendidikan
yang
pendidikan
menyebutkan
nasional
dan
dipengaruhi oleh mutu proses pembelajaran
membentuk watak serta peradaban bangsa
dan hasil belajar siswa yang dicapai. Proses
yang
pembelajaran merupakan suatu sistem yang di
mengembangkan
bermartabat
kemampuan
dalam
rangka
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Perbedaan Prestasi 149
Belajar antara Metode TPS dan TSTS pada Pembelajaran Pengantar Akuntansi dan
Keuangan. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 147-159
dalamnya terdiri atas berbagai komponen
sering digunakan dalam proses pembelajaran
pembelajaran yang saling berkaitan satu sama
adalah metode ceramah. Ceramah adalah
lain. Suatu proses pembelajaran akan berhasil
penuturan bahan pelajaran secara lisan.
dengan
komponen-
Metode ceramah dalam proses belajar
komponennya saling berinteraksi dengan
mengajar pada mata pelajaran Pengantar
baik. Komponen pembelajaran terdiri atas
Akuntansi dan Keuangan khususnya kelas X
kurikulum, guru, siswa, metode, materi,
Pemasaran
media, dan evaluasi.
Perkantoran membuat siswa kurang aktif,
baik
apabila
dan
kelas
X
Administrasi
Salah satu komponen pembelajaran
mudah mengantuk, merasa jenuh dan bosan,
penting
Selama
sehingga siswa tidak bisa fokus selama proses
guru
pembelajaran dan siswa kurang memahami
berperan penting untuk mencapai keberhasilan
materi pelajaran yang diberikan oleh guru
proses
mengakibatkan prestasi belajar siswa kurang
yang
pembelajaran
adalah
guru.
berlangsung,
pembelajaran.
setiap
Untuk
mencapai
keberhasilan proses pembelajaran, guru harus
memuaskan.
memperbaiki pola pembelajaran dan dituntut
Dalam proses pembelajaran pada
untuk kreatif dalam memilih metode dan
SMK Negeri 1 Banyudono khususnya kelas
media pembelajaran yang merupakan salah
X Pemasaran dan kelas X Administrasi
satu komponen pembelajaran maupun mampu
Perkantoran,
mengelola kelas pada saat proses pembelajaran
pembelajaran berasal dari guru dan juga dari
supaya pembelajaran terkesan aktif dan
siswa. Pandangan yang sudah ada selama ini
menyenangkan. Keberhasilan pendidikan dan
menempatkan pembelajaran sebagai proses
pengajaran
transfer infromasi dari guru kepada siswa.
penting
artinya
mengingat
permasalahan
proses
peranannya sebagai upaya memanusiakan
Penempatan
atau membudayakan manusia, dalam hal ini
sumber informasi menempatkan siswa tidak
para siswa agar menjadi manusia yang
sebagai individu yang dinamis, akan tetapi
berkualitas dalam aspek intelektual, sosial,
lebih sebagai obyek yang pasif sehingga
emosional, moral, dan keterampilan (Nana
potensi-potensi siswa tidak berekembang
Sudjana, 1991: 4).
secara maksimal (Aunurrahman, 2009: 28).
Berdasarkan
sebagai
satu-satunya
dan
Pada saat melaksanakan proses pembelajaran
wawancara dengan guru pamong kelas X
di kelas, guru harus berupaya menciptakan
Pemasaran
Administrasi
kondisi lingkungan belajar yang membuat
Perkantoran SMK Negeri 1 Banyudono
siswa merasa nyaman untuk belajar, dapat
bahwa metode dan model pembelajaran yang
mendorong siswa belajar atau memberi
dan
pengamatan
guru
kelas
X
150 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
kesempatan kepada siswa untuk berperan
mengembangkan interaksi antar teman, serta
aktif selama proses pembelajaran. Dalam hal
peserta didik kurang termotivasi dan kurang
ini bisa merubah konsep pembelajaran yang
bertanggung jawab terhadap proses belajar.
(teacher
Rendahnya prestasi belajar siswa
centered), pembelajaran menjadi berpusat
disebabkan oleh pemilihan model atau
pada siswa (student centered).
metode pembelajaran yang kurang tepat.
semula
berpusat
pada
guru
yang
Metode mengajar guru yang kurang baik akan
ditemukan di SMK Negeri 1 Banyudono
mempengaruhi prestasi belajar siswa yang
khususnya kelas X Pemasaran dan kelas X
tidak baik pula. Hal ini dapat terjadi karena
Administrasi Perkantoran selama proses
guru kurang persiapan dan kurang menguasai
pembelajaran
bahan
Ada
beberapa
masalah
berlangsung
yang
pelajaran,
sehingga
guru
tidak
menyebabkan rendahnya prestasi belajar
menerapkan metode-metode yang baru,yang
siswa. Melalui wawancara dengan beberapa
dapat membantu meningkatkan motivasi
siswa kelas X Pemasaran dan kelas X
siswa untuk belajar (Slameto, 1995: 65).
Salah satu komponen pembelajaran
Administrasi Perkantoran, mata pelajaran
Keuangan
yang dapat mengatasi masalah yang berkaitan
merupakan mata pelajaran yang tidak sesuai
di atas adalah metode. Metode yang
dengan bidang keahliannnya karena mata
diterapkan oleh guru harus lebih inovatif
pelajaran ini dianggap sebagai mata pelajaran
supaya mampu mengaktifkan siswa serta
pada bidang keahlian akuntansi, sehingga
penyajian
materi pembelajaran itu sulit dipahami oleh
Akuntansi dan Keuangan akan lebih menarik
siswa. Di samping itu, model dan metode
untuk
pembelajaran yang diterapkan oleh guru
memahami materi pelajaran yang telah
membuat siswa kurang antusias dalam proses
disajikan, supaya dapat meningkatkan prsetasi
pembelajaran. Guru terbiasa mengajar dengan
belajar siswa. Siswa akan lebih mudah
menerapkan metode ceramah yang membuat
memahami materi pembelajaran apabila
siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan
terlibat langsung dalam diskusi kelompok
hanya mencatat saja. Pembelajaran yang
kecil.
bersifat teacher centered pada masa sekarang
kemampuan siswa dalam memahami materi
dipandang kurang efektif karena kurang
sehingga dapat mengerjakan tugas yang
mengembangkan kemampuan berpikir dan
diberikan dengn mudah. Model pembelajaran
bertindak
kurang
yang diterapkan sebaiknya memungkinkan
mengembangkan kemampuan berkolaborasi
kelompok yang lebih kecil agar semua siswa
dalam
terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
Pengantar
Akuntansi
secara
proses
dan
kritis,
belajar,
kurang
materi
siswa
Hal
pelajaran
sehingga
ini
dapat
siswa
Pengantar
mampu
mengembangkan
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Perbedaan Prestasi 151
Belajar antara Metode TPS dan TSTS pada Pembelajaran Pengantar Akuntansi dan
Keuangan. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 147-159
Alternatif model pembelajaran yang
diawali dengan guru mengajukan pertanyaan
dapat menarik siswa dalam pembelajaran
untuk dipikirkan peserta didik. Tahap kedua
adalah
Pairing,
model
pembelajaran
kooperatif.
guru
meminta
peserta
didik
Menurut Sugiyanto (2009: 36), pembelajaran
berpasang-pasangan untuk berdiskusi. Tahap
kooperatif adalah pendekatan pembelajaran
ketiga Sharing, hasil diskusi tiap pasangan
yang berfokus pada penggunaan kelompok
dibicarakan di depan kelas diharapkan terjadi
kecil siswa untuk bekerja sama dalam
tanya
memaksimalkan
pengontruksian pengetahuan secara integratif.
kondisi
belajar
untuk
jawab
yang
mendorong
pada
mencapai tujuan belajar. Salah satu dari
Warsono
model pembelajaran kooperatif adalah model
mengemukakan bahwa aktivitas yang terjadi
pembelajaran Think Pair Share dan Two Stay
pada metode Think Pair Share mendorong
Two Stray.
siswa untuk terbiasa berpikir mula-mula
Lutfiyatun, dkk (2012) mengemukakan
bahwa ada perbedaan keaktifan dan hasil
belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.Sukran
Nova
Yati
dan
Hariyanto
(2013:
203)
secara mandiri kemudian bekerja secara
berpasangan.
Two Stay Two Stray merupakan
(2014)
sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan
mengemukakan bahwa Model Pembelajaran
agar siswa dapat dapat saling bekerja sama,
Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu
bertanggung
(Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan
memecahkan masalah, dan saling mendorong
hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif
satu sama lain untuk berprestasi. Metode ini
dan psikomotor. Davi, Apriandi. (2012)
juga melatih siswa untuk bersosialisasi
mengemukakan bahwa pembelajaran dengan
dengan baik (Miftahul Huda, 2013: 207).
model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS
Dalam
jawab,
saling
penelitian
membantu
ini,
model
Share
(TPS)
memberikan prestasi belajar matematika yang
pembelajaran Think Pair
sama dengan menggunakan pembelajaran
dibandingkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Nur Efendi (2013)
Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua
mengemukakan bahwa terdapat pengaruh
Tamu) untuk meningkatkan prestasi belajar
strategi
kemampuan
siswa. Model pembelajaran Think Pair Share
akademik terhadap kemampuan metakognitif
(TPS) dianggap tepat karena siswa bekerja
siswa.
berpasangan, sehingga semua siswa memiliki
pembelajaran
dan
Think Pair Share (TPS) adalah
tanggungjawab untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran dengan menggunakan tiga
pembelajaran. Model pembelajaran Two Stay
tahap. Tahap pertama Thinking, pembelajaran
Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) juga
152 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
dianggap tepat karena dalam penerapan
perlakuan atau diberi perlakuan yang berbeda
proses belajar mengajar siswa bekerja secara
(Sigit Santosa, 2011: 33). Penelitian ini
individu meskipun mereka berkelompok.
termasuk dalam penelitian eksperimental
Berdasarkan
uraian
tersebut,
semu (quasi - experimental research) dengan
permasalahan dalam penelitian ini adalah
desain
“Apakah
Pretest-Posttest Design.
terdapat
perbedaan
dalam
Nonrandomized
Control-Group,
pencapaian prestasi belajar siswa antara
Populasi dalam penelitian ini adalah
pembelajaran yang menggunakan metode
siswa kelas X program studi Pemasaran dan
Think Pair Share dengan metode yang
Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
menggunakan Two Stay Two Stray?”. Tujuan
Banyudono berjumlah 135 siswa. Sampel
yang hendak dicapai dalam penelitian ini
dalam penelitian ini sebanyak 3 kelas dengan
adalah untuk mengetahui perbedaan dalam
jumlah 99 siswa. Dalam penelitian ini,
pencapaian prestasi belajar siswa antara
pengambilan
pembelajaran yang menggunakan metode
random sampling.
Think Pair Share dengan metode yang
menggunakan Two Stay Two Stray.
sampel
dilakukan
dengan
Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan metode tes untuk mengukur
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
hasil prestasi kognitif siswa dan dokumentasi
terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi
yang berupa catatan data sekolah, daftar hasil
belajar siswa antara pembelajaran yang
evaluasi siswa, foto dan video dalam proses
menggunakan metode Think Pair Share
pembelajaran.
dengan metode yang menggunakan Two Stay
Two Stray.
Uji validitas instrumen menggunakan
validitas butir soal dan validitas isi. Instrumen
penelitian berupa butir soal obyektif pilihan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMK
ganda diuji cobakan terlebih dahulu kepada
kelas lain untuk mengetahui
Negeri 1 Banyudono pada kelas X Pemasaran
reliabilitas,
tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini
kesukaran soal. Analisis data menggunakan
merupakan penelitian eksperimen dengan
analisis uji-t. Sebelum uji hipotesis dilakukan,
tujuan untuk meneliti ada-tidaknya hubungan
harus ditunjukkan bahwa sampel diambil dari
sebab-akibat serta besarnya hubungan sebab-
populasi yang berdistribusi normal dan
akibat tersebut dengan cara memberikan
berasal dari kelompok yang homogen. Maka
perlakuan (treatment) terhadap kelompok
dilakukan uji prasyarat uji normalitas (uji
eksperimen yang hasilnya dibandingkan
Lilliefors) dan uji homogenitas (uji Bartlett).
dengan kelompok kontrol yang tidak diberi
daya
pembeda
dan
validitas,
indeks
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Perbedaan Prestasi 153
Belajar antara Metode TPS dan TSTS pada Pembelajaran Pengantar Akuntansi dan
Keuangan. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 147-159
Gambar
desain
penelitian
lebih
Uji homogenitas bertujuan untuk
jelasnya dapat dilakukan pada tabel 1 sebagai
mengetahui bahwa data yang dianalisis
berikut:
memiliki varians antara dua kelompok, yaitu
Kelompok
Pre
test
E1
O1
Variabel
Independen
X1
E2
O1
K
O1
kelompok eksperimen dan kontrol. Uji
Post
test
homogenitas
dalam
penelitian
ini
O2
menggunakan metode Bartlett dengan taraf
X2
O2
signifikansi 5%. Hasil uji homogenitas nilai
-
O2
pre test dan post test prestasi belajar
Keterangan:
pengantar akuntansi dan keuangan dapat
O1
: Pre test
X1
: Think Pair Share
X2
: Two Stay Two Stray
O2
: Post test
dilihat dalam tabel 3 berikut:
Tabel 3. Data Uji Homogenitas
Nilai
Kesimpulan
Pre test
0,468
5,991
Homogen
Post test
0,179
5,991
Homogen
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji normalitas data bertujuan untuk
Hasil uji-t data pre test dan post test
mengetahui apakah data memiliki distribusi
untuk prestasi belajar pengantar akuntansi dan
normal atau tidak. Data diuji dengan statistik
keuangan pada taraf signifikansi 5% dapat
Liliefors dengan ketentuan bahwa data
dilihat pada tabel 4 dan tabel 5 berikut:
dikatakan memiliki sebaran data normal
Tabel 4. Data Hasil Uji-t Nilai Pre test
apabila L0< Ltabel. Nilai Ltabel dilihat dari tabel
Kelompok
thitung
ttabel
Liliefors
E1–E2
-0,074
1,960
pada
taraf
signifikansi
5%.
Ringkasan hasil perhitungan normalitas data
disajikan dalam tabel 2 berikut:
Tabel 2. Data Hasil Uji Normalitas
Kelas
E1
E2
K
Data
L hitung
L tabel
Kesimpulan
Pre test
0,122
0,150
Normal
Post test
0,108
0,150
Normal
Pre test
0,080
0,157
Normal
Post test
0,133
0,157
Normal
Pre test
0,084
0,157
Normal
Post test
0,117
0,157
Normal
Nilai
Kriteria
H0
Diterima
E2–K
0,102
1,960 H0
Diterima
E2–K
0,165
1,960 H0
Diterima
Tabel 5. Data Hasil Uji-t Nilai Post test
Kelompok
thitung
ttabel
E1–E2
2,026
1,960
E1–K
4,068
1,960
E2–K
2,045
1,960
Kriteria
H0Tidak
Dapat
Diterima
H0 Tidak
Dapat
Diterima
H0 Tidak
Dapat
Diterima
154 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
Kelompok eksperimen I, kelompok
eksperimen
II
dan
kelompok
kontrol
(thitung > ttabel = 4,068 >1,960) sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
bahwa
terdapat
mendapat metode pembelajaran yang berbeda
perbedaan antara kedua metode tersebut
dan ketiga metode tersebut memberikan
karena H0 tidak dapat diterima dan Ha tidak
peningkatan hasil prestasi yang berbeda.
dapat
Perbedaan peningkatan prestasi belajar siswa
eksperimen II yang menggunakan metode
disajikan dalam tabel 6 sebagai berikut:
Two
Tabel 6. Perbedaan Peningkatan Prestasi Siswa
dibandingkan kelompok kontrol (thitung > ttabel
Rata-rata
pre test
Rata-rata
post test
Rata-rata
peningkatan
%
ditolak
Stay
dan
Two
rata-rata
kelompok
lebih
Stray
tinggi
E1
(TPS)
E2
(TSTS)
Kontrol
(Ceramah)
62,143
62,344
61,875
80,286
75,313
70
18,143
12,969
8,125
Peningkatan rata-rata prestasi siswa yang
29, 196%
20, 802%
13, 131%
menggunakan metode Think Pair Share
= 2,045 >1,960) sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan antara kedua
metode tersebut karena H0 tidak dapat
diterima dan Ha tidak dapat ditolak.
5,174 atau sebesar 8,394% lebih baik
Hal ini terbukti pada hasil distribusi
frekuensi menunjukkan bahwa kelompok
eksperimen I mempunyai rata-rata nilai lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
kelompok
eksperimen II maupun kelompok kontrol.
Selain berdasarkan distribusi frekuensi, hasil
analisis data yang dilakukan dengan uji-t juga
menunjukkan
bahwa
rata-rata
prestasi
kelompok eksperimen I yang menggunakan
metode Think Pair Share lebih tinggi
dibandingkan kelompok eksperimen II yang
menggunkan metode Two Stay Two Stray
dibandingkan dengan metode Two Stay Two
Stray. Hal ini terdukung pada saat penelitian
di lapangan jika terdapat perbedaan prestasi
belajar siswa yang mneggunakan metode
yang berbeda dengan materi yang sama.
Materi yang didapatkan dari setiap kelas itu
sama tetapi metode yang diterapkan atau
cara/perlakuannya
antara kedua metode tersebut karena H0 tidak
dapat diterima dan Ha tidak dapat ditolak.
Kelompok eksperimen I yang menggunakan
metode Think Pair Share rata-rata prestasi
lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol
berbeda
setiap
kelasnya. Setiap metode akan menghasilkan
prestasi belajar yang berbeda sesuai dengan
kelebihan dan kelemahan setiap metode yang
terjadi pada saat proses pembelajaran.
(thitung> ttabel= 2,026 >1,960) sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
yang
Think Pair Share memiliki 3 tahap,
yaitu
tahap
(Think),
menganalisis
bekerja
menyelesaikan
permasalahan
berpasangan
masalah
(Pair ),
dalam
dan
menyimpulkan hasil diskusi (Share). Pada
saat proses pembelajaran, guru menerangkan
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Perbedaan Prestasi 155
Belajar antara Metode TPS dan TSTS pada Pembelajaran Pengantar Akuntansi dan
Keuangan. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 147-159
sebuah
dan salah satu kelompok membagikan hasil
pertanyaan untuk dianalisis dan memberi
diskusinya di depan kelas, guru akan
waktu kepada siswa untuk berfikir secara
memberikan kesempatan pada kelompok lain
mandiri (think). Setelah itu guru memberikan
untuk mengemukakan pendapatnya apabila
siswa kesempatan untuk mendiskusikan hasil
memiliki pendapat yang berbeda dengan
pemikirannya secara pribadi bersama dengan
kelompok yang sedang menyampaikan hasil
kelompoknya
teman sebangkunya
diskusinya di depan kelas. Hal ini membuat
membagikan
hasil
proses pembelajaran menjadi lebih hidup
jawabannya yang sudah didiskusikan dengan
karena banyak siswa yang akan berpartisipasi
teman sebangkunya kepada teman-teman
dalam kegiatan diskusi karena adanya 17
kelompok lainnya di depan kelas (share).
kelompok dengan ide dan pendapat yang
Evaluasi model pembelajaran kooperatif yang
berbeda. Maka dari itu siswa banyak yang
menggunakan metode Think Pair Share
paham dengan materi yang disampaikan
dilakukan dengan cara mempresentasikan
sehingga akan berpengaruh pada peningkatan
hasil diskusi kelompok dengan memilih
prestasi siswa. Metode Two Stay Two Stray
secara acak kelompok dengan perwakilan
adalah
setiap siswa. Sehingga setiap siswa harus siap
pembagian kelompok secara heterogen.Guru
dengan hasil diskusi karena metode TPS
membagi kelompok kepada siswa setiap
berawal dari Think, dimana siswa berpikir
kelompok terdiri dari 4 siswa kemudian guru
secara individu kemudian Pair , dimana siswa
memberi tugas berupa masalah yang harus
bekerja
materi
(pair ).
kemudian
memberikan
yaitu
Kemudian
metode
yang
diawali
dengan
berdiskusi
dalam
mereka diskusikan. Guru memberikan waktu
dengan
teman
untuk mendiskusikan sebuah permasalahan/
sebangkunya dan Share, dimana siswa akan
materi yang berbeda pada setiap kelompok.
berbagi kepada teman sekelasnya tentang
Setelah selesai melakukan kegiatan diskusi,
hasil diskusi yang telah dilakukan. Penerapan
guru menyuruh siswa untuk menyepakati dua
metode Think Pair Share dengan cara
orang sebagai tamu dan dua orang sebagai
siswabekerjadalam
lebih
duta tamu. Dua orang dari masing-masing
kecil, sehingga komunikasi menjadi lebih
kelompok meninggalkan kelompoknya untuk
efektif dan semua anggota kelompok dapat
bertamu kepada kelompok lain. Anggota
berpartisipasi aktif dalam diskusi. Metode ini
kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai
terlihat memiliki kelebihan yaitu terdapat
tamu mempunyai kewajiban menerima tamu
banyak pendapat/ide yang akan muncul dari
dari suatu kelompok. Dua orang yang
masing-masing kelompok. Pada saat evaluasi
bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu
sama
pemecahan
untuk
masalah
kelompokyang
156 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
kepada semua kelompok untuk mendapatkan
membutuhkan waktu yang lebih efektif
materi dari kelompk lain. Jika sudah selesai
sehingga cocok untuk diterapkan dalam mata
mereka
ke
pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan
kelompok asal, siswa yang bertugas sebagai
khususnya materi pasar uang dan pasar modal
penerima tamu dan bertamu mencocokkan
karena waktu yang dimiliki untuk berdiskusi
hasil kerja dan membahasnya. Evaluasi
menjadi lebih banyak agar membuat siswa
pembelajaran kooperatif yang menggunakan
menjadi lebih paham. Akan tetapi, dengan
metode Two Stay Two Stray dengan
adanya waktu yang panjang justru membuat
mempresentasikan hasil diskusi kelompok
siswa menjadi ramai dan gaduh. Siswa
oleh wakil dari anggota kelompok tersebut
menjadi tidak fokus lagi dalam proses diskusi
sehingga siswa tidak merasa mempunyai
karena
tanggung jawab yang tinggi dan akan
melaksanakan tugasnya secara individu.
cenderung santai dalam berdiskusi. Dalam
Dalam metoede Two Stay Two Stray,
penerpan metode TSTS siswa memang
kenyataannya memang siswa bekerja secara
bekerja secara mandiri, tetapi sebelumnya
mandiri meskipun atas nama kelompok. Pada
siswa akan berdiskusi secara kelompok dan
kenyataannya, siswa yang menerima tamu
setiap kelompok itu terdiri dari 4 orang.
dari kelompok lain cenderung bosan untuk
Setelah berdiskusi setiap kelompok akan
menjelaskan materi yang dimilkinya dan pada
memutuskan dua orang untuk tinggal di
akhirnya siswa tersebut memberikan hasil
kelompok dan dua orang untuk bertamu ke
diskusinya kepada tamu yang berkunjung ke
kelompok lain kemudian setelah semua sudah
kelompoknya untuk menyalin materi yang
berkunjung ke kelompok lain maka setiap
dimiliki tanpa menjelaskan maksud dari
siswa akan kembali ke kelompok asal untuk
materi yang didapatkannya, sehingga siswa
mendiskusikan materi yang telah didapat dari
yang
kelompok lain. Hal itu mengakibatkan siswa
menyalin materi tanpa memahaminya. Tetapi,
akan cenderung santai dalam berdiskusi
metode TwoStay Two Stray bisa dijadikan
karena siswa sudah merasa menyelesaikan
sebgaai alternatif dalam proses pembelajaran
tugasnya. Setiap kelompok ada empat orang,
pada mata pelajaran pengantar akuntansi dan
siswa
akan
keuangan materi pasar uang dan pasar modal
kelompoknya
karena lebih efektif dibandingkan dengan
kembali.Setelah
yang
dianggap
mempresentasikan
hasil
kembali
pandai
beranggapan
bertamu
ke
siswa
kelompoknya
metode
tidak
pada
kelompok kontrol hanya diterapkan model
kelonpoknya karena dalam kelompoknya
pembelajaran konvensional yaitu metode
terdapat siswa yang pandai. Metode ini
ceramah, penugasan, tanya jawab dan
atau
bergantung
Sedangkan
hanya
sehingga dalam hal ini siswa akan cenderung
mandiri
konvensional.
sudah
pada
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Perbedaan Prestasi 157
Belajar antara Metode TPS dan TSTS pada Pembelajaran Pengantar Akuntansi dan
Keuangan. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 147-159
mencatat.
Pada
menggunakan
proses
model
yang
prestasi yang diperoleh masing-masing siswa
pembelajaran
dengan metode yang berbeda mengalami
belajar
konvensional tidak ada diskusi karena proses
perbedaan secara signifikan.
pembelajaran terpusat pada guru sehingga
Berdasarkan uraian tersebut, dapat
siswa cenderung pasif dan mudah bosan
disimpulkan
selama proses pembelajaran berlangsung. Hal
penelitian ini adalah terdapat perbedaan
itu membuat siswa kurang fokus dalam
dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara
menerima materi pembelajaran. Evaluasi
pembelajaran
yang
dilakukan secara individu/mandiri sehingga
Think Pair
Share
banyak siswa yang sulit untuk memahami
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Metode ini membuat suasana yang kurang
hiduppada saat proses pembelajaran. Guru
yang selalu berbicara di depan kelas untuk
menyampaikan materi membuat siswa jenuh
sehingga mereka ramai sendiri dan berbicara
sendiri sehingga suasana kelas menjadi
gaduh. Siswa yang tidak berani untuk
bertanya kepada guru apabila tidak paham
membuat siswa menjadi tidak paham sama
sekali dengan materi yang disampaikan oleh
guru, karena banyak siswa tidak memahami
materi pembelajaran maka prestasi siswa juga
akan
berpengaruh
memuaskan.
menjadi
Perbedaan
metode
kurang
yang
digunakan selama proses pembelajaran akan
mengakibatkan perbedaan dalam pencapaian
prestasi. Pada akhir pembelajaran setelah
adanya perlakuan/ diterapkannya metode
yang berbeda pada setiap kelas, kemudian
pertemuan berikutnya diadakan post test
dengan soal yang sama dengan pre test untuk
mengukur peningkatan prestasi siswa. Hasil
bahwa
hipotesis
menggunakan
dari
metode
dengan metode yang
menggunakan Two Stay Two Stray dan kedua
metode tersebut dapat meningkatkan prestasi
belajar
siswa. Hal
ini didukung oleh
penelitian Nur Efendi dan Sukran Nova
Yanti. Pada penelitian Nur Efendi (2013)
menyatakan
bahwa
terdapat
pengaruh
strategi pembelajaran dan kemampuan
akademik
terhadap
kemampuan
metakognitif siswa. Penerapan strategi
pembelajaran RT+ TPS memiliki hasil yang
lebih
baik
dalam
meningkatkan
kemampuan metakognitif dan hasil belajar
biologi siswa, jika dibandingkan dengan
strategi RT, TPS, maupun Konvensional
pada siswa berkemampuan akademik atas
maupun siswa berkemampuan akademik
bawah. Pada penelitian Sukran Nova Yati
(2014)
mengemukakan
penelitian
ini
bahwa
menunjukkan
dalam
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal
Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Oleh
karena
itu,
hipotesis
yang
158 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 ISSN
2087-9016. Diperoleh 19 September
2014
dari
http://ojs.unmas.ac.id/index.php/J
SP/article/view/14
menyatakan bahwa terdapat perbedaan dalam
pencapaian
prestasi
pembelajaran
yang
Think Pair
Share
belajar
siswa antara
menggunakan
metode
dengan metode yang
menggunakan Two Stay Two Stray terdukung
dan diterima.
Hariyanto & Warsono. (2013). Pembelajaran
Aktif (Cetakan ke-2). Bandung:
Remaja Rosdakarya.
KESIMPULAN
Huda,
Terdapat perbedaan dalam pencapaian
prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang
menggunakan metode Think Pair Share dengan
metode yang menggunakan Two Stay Two Stray
pada mata pelajaran pengantar akuntansi dan
keuangan di kelas X program keahlian pemasaran
SMK Negei 1 Banyudono.
DAFTAR PUSTAKA
Apriandi, Davi. (2012). Efektivitas Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two
Stay-Two Stray (TS-TS) Dan
Numbered Heads Together (NHT)
Terhadap
Prestasi
Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII SMP
Di Kabupaten Bantul Ditinjau Dari
Aktivitas Belajar. Jurnal Prodi
Matematika, 01 (1), 1 – 15.
Diperoleh 19 Desember 2014, dari
http://ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/
node/374
Miftahul. (2013). Model-Model
Pengajaran dan Pembelajaran: isuisu metois dan paradigmatis
(Cetakan
ke-3).
Yogyakarta:
Pustakan Pelajar.
Lutfiyatun, dkk. (2012). Implementasi
Metode Think Pair Share (TPS)
Berbantuan Media Power Point
Pada Pembelajaran Kewirausahaan
Pokok Bahasan Proposal Usaha
Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan
Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMK
Negeri 1 Dukuhturi Kabupaten
Tegal.
Education
Economic
Analysis Journal, Volume 1, Nomor
2, November 2012 ISSN 2252-6544,
dari
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
hp/eeaj
Nana, Sudjana. (1991). Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar . Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sigit, Santosa. (2011). Penelitian Pendidikan.
Surakarta: UNS Press
Depdiknas.
(2003).
UU
Sisdiknas
(SistemPendidikanNasional) UU RI
No 20 Tahun 2003. Jakarta: Penerbit
Sinar Grafika.
Slameto. (1995). Belajar dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya (Cetakan
ke-3). Jakarta: Rineka Cipta.
Efendi, N. (2013). Pengaruh Pembelajaran
Reciprocal Tea ching Dipadukan
Think Pair Share Terhadap
Peningkatan
Kemampuan
Metakognitif Belajar Biologi Siswa
SMA Berkemampuan Akademik
Berbeda Di Kabupaten Sidoarjo.
Jurnal
Santiaji
Pendidikan,
Yati, S. N. (2014). Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua
Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two
Stray)
Dalam
Pembelajaran
Matematika Pada Materi Garis Dan
Sudut Di Kelas VII MTS
Muhammadiyah
Padangpanjang.
Jurnal
Penelitian
Pendidikan.
Rahayu Dwi Kusumawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Perbedaan Prestasi 159
Belajar antara Metode TPS dan TSTS pada Pembelajaran Pengantar Akuntansi dan
Keuangan. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 147-159
Diperoleh 19 Desember 2014, dari
http://jurnal.umsb.ac.id/?p=350
160 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)