UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DAN MAKE A MATCH | Rauufuddin | Tata Arta 6738 14315 1 SM

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm. 259-270
Rasyiid Ghoniyyu Rauufuddin, Sigit Santosa, dan Elvia Ivada. Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Melalui Metode Pembelajaran Tutor
Sebaya dan Make a Match. Oktober, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI
METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DAN MAKE A MATCH
Rasyiid Ghoniyyu Rauufuddin, Sigit Santosa, Elvia Ivada*
*Pendidikan Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
ABSTRAK
.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan
hasil belajar akuntansi melalui penerapan metode pembelajaran tutor sebaya dan
make a match pada siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Banyudono tahun ajaran
2014/2015.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus di mana masing-masing siklus dilakukan
dalam empat tahapan, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan,
(3) pengamatan dan (4) refleksi/evaluasi. Subjek penelitian adalah seluruh siswa
kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Banyudono Tahun Ajaran 2014/2015 sebanyak 36

siswa yang dengan komposisi 36 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan secara
kolaborasi dengan guru mata pelajaran akuntansi. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini adalah menggunakan lembar observasi, wawancara, dokumentasi
dan teknik evaluasi berupa tes.
Hasil penelitian ini adalah bahwa penerapan metode pembelajaran tutor
sebaya dan make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran pengantar akuntansi kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Banyudono tahun
ajaran 2014/2015. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian sebagai berikut:
(1) Hasil belajar ranah kognitif menunjukkan peningkatan dari 66,67% atau 24
siswa pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 86,11% atau 31 siswa,
(2) Hasil belajar ranah afektif menunjukkan peningkatan yaitu siswa menjadi
lebih berpartisipasi dalam pembelajaran pada siklus I nilai siswa dengan nilai
kategori ≥ Baik adalah 72,22% atau 26 siswa dan meningkat menjadi 86,11% atau
31 siswa pada siklus II, (3) ) Hasil belajar ranah psikomotorik menunjukan
peningkatan yaitu siswa yang mendapat nilai dengan kategori ≥B adalah 58,33%
atau 21 siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 91,67% atau 33 siswa.

Kata kunci: Metode pembelajaran tutor sebaya, make a match, hasil belajar.

260 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2 (2015)


ABSTRACT

The objective of this research is to investigate whether or not there is an
improvement of the learning result in the Accounting subject matter through the
application of the peer tutoring and make-a-match learning methods of the
students in Grade X Office Administration 1 of State Vocational High School 1 of
Banyudono in Academic Year 2014/2015.
This research used the classroom action research with two cycles. Each
cycle consisted of four phases, namely: (1) planning, (2) implementation, (3)
observation, and (4) reflection/evaluation. The subjects of research were all of the
students as many as 36 in Grade X Office Administration 1 of State Vocational
High School 1 of Banyudono in Academic Year 2014/2015. The research was
collaboratively done with the Accounting subject matter teacher. The data of
research were collected through observation, in-depth interview, documentation,
and test.
The result of research shows that the application of the peer tutoring and
make-a- match learning methods can improve the learning result in the
Accounting subject matter of the students in Grade X Office Administration 1 of
State Vocational High School 1 of Banyudono in Academic Year 2014/2015: 1)

The number of students whose learning result increases in the cognitive domain is
24 (66.67%) in Cycle I and 31 (86.11%) in Cycle II respectively. 2) The learning
result in the affective domain with the score category > Good increases, i.e. the
students taking more participation in the learning process. The number of the
students with the score category of >Good is 26 (72.22%) in Cycle I and 31
(86.11%) in Cycle II respectively. 3) The learning result in the psychomotor
domain with the score category > B also increases. The number of the students
with the score category of > B is 21 (58.33%) in Cycle I and 33 (91.67%) in
Cycle II respectively.

Keywords: Peer tutoring, make-a-match, learning result
Globalisasi di berbagai sektor

kebutuhan kerja dengan sumber daya

memang tidak bisa dihindari di setiap

manusia

negara.


negara-negara

pendidikan dan kompetensi yang

yang berada di kawasan ASEAN

tinggi. Indonesia sebagai salah satu

yang

negara

Termasuk

merencanakan

MEA

dengan


ASEAN

kualifikasi

menghadapi

(Masyarakat Ekonomi ASEAN) atau

tantangan menciptakan sumber daya

AEC (ASEAN Economic Community)

manusia

dilaksanakan pada akhir tahun 2015.

dapat bersaing dengan negara lain.

Dampaknya terjadi di berbagai sektor

salah

satunya

yaitu

mengenai

yang

berkualitas

untuk

Unsur yang penting untuk
menciptakan sumber daya manusia

Rasyiid Ghoniyyu Rauufuddin, Sigit Santosa, dan Elvia Ivada. Upaya 261
Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Melalui Metode Pembelajaran Tutor
Sebaya dan Make a Match. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm.

259-270
yang

berkualitas

pendidikan.

yaitu

Faktor

melalui

yang

paling

tepat digunakan untuk membantu
siswa


dalam

memahami

materi.

penting dalam peningkatan kualitas

Akuntansi

pendidikan adalah guru. Indonesia

pelajaran yang baru didapat oleh

telah

siswa-siswa kelas X. Siswa mungkin

mengupayakan


perbaikan

merupakan

materi

kompetensi yang dimiliki oleh guru

mengalami

melalui program sertifikasi. Salah

memahami istilah-istilah yang baru

satunya

mereka dapat.

adalah


kompetensi

pedagogik,

Janawi

(2011:65)

menjelaskan

bahwa

kompetensi

Maka

kesulitan

dari


melakukan

dalam

itu

peneliti

observasi

pada

pedagogik adalah kemampuan guru

pembelajaran akuntansi di kelas X

berkenaan

penguasaan

AP 1 SMK Negeri 1 Banyudono,

teoritis dan proses aplikasinya dalam

berdasarkan hasil observasi awal dan

pembelajaran.

wawancara

tersebut

dengan

Dalam

seorang

kompetensi
guru

harus

permasalahan

ditemukan
antara

beberapa
lain bahwa

melakukan perbaikan metode dan

hasil belajar siswa kelas tersebut

pendekatan

yang masih kurang optimal. Hal

pembelajaran

untuk

meningkatkan kualitas pendidikan.
Pembelajaran

tersebut dapat terlihat 63,89% dari 36

kooperatif

siswa tidak tuntas sedangkan 36,11%

merupakan salah satu pilihan yang

sudah tuntas dengan mendapat nilai

dapat digunakan oleh seorang guru.

diatas KKM yaitu 76 pada mata

Menurut

:4),

pelajaran pengantar akuntansi dan

merujuk

keuangan. Dilihat dari nilai ulangan

metode

sebanyak 63,89% siswa yang belum

pengajaran di mana para siswa

tuntas maka hasil belajar di kelas

bekerja dalam kelompok-kelompok

tersebut tergolong masih rendah

kecil untuk saling membantu satu

salah satu penyebabnya siswa tidak

sama lainnya dalam mempelajari

mempunyai buku pegangan sebagai

materi

guru

sumber belajar.

pada

siswa hanya menggunakan catatan

Slavin

pembelajaran
pada

kooperatif

berbagai

mungkin

(2008

pelajaran.

macam

Setiap

dihadapkan

pertanyaan metode-metode apa yang

yang

diperoleh

Sumber belajar

dari

guru

saat

262 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2 (2015)

pembelajaran.

Permasalahan

lain

dapat

memunculkan

keberanian

yaitu metode mengajar guru yang

untuk bertanya kepada tutor yaitu

hanya

menggunakan

metode

temannya

ceramah

tanpa

variasi

permasalahan

adanya

sendiri.

Sedangkan

siswa

yang

jenuh

pembelajaran yaitu seperti diskusi

dalam pembelajaran diatasi dengan

kelompok. Metode mengajar yang

menggunakan metode make a match

digunakan guru

karena

baik

yaitu

sebenarnya sudah

menjelaskan

dengan

nyata

masih

tetapi

permainan

Hal

itu

diperkuat

oleh

pembelajaran

penelitian yang ditulis Sari (2013)

memberikan

bahwa penggunaan metode tutor

kurang

kesempatan kepada

unsur

didalamnya.

mengaitkan materi dengan kehidupan
yang

ada

siswa untuk

sebaya

dapat

meningkatkan

berpartisipasi dalam kelas. Kondisi

aktivitas dan hasil belajar siswa.

kelas tersebut dapat mengakibatkan

Selain itu menurut Fitriati (2014)

siswa cenderung pasif dan merasa

dalam penelitiannya menunjukkan

jenuh.

bahwa

Hal itu dapat terlihat dari

terjadi

perbedaan

hasil wawancara dengan siswa kelas

peningkatan hasil belajar antara

X

pembelajaran

siswa yang menggunakan metode

berlangsung hanya 2 sampai 3 siswa

Make A Match dengan metode

yang

ceramah. Pembelajaran kooperatif

AP

1,

saat

menunjukkan

keaktifan

di

kelas.

tipe tutor sebaya ini yaitu beberapa
Dari

uraian

diatas

siswa akan bertugas sebagai tutor.

menunjukkan adanya permasalahan

Siswa yang memiliki daya serap

hasil belajar yang masih rendah

yang tinggi dilihat dari nilai ulangan

dilihat dari aspek kognitif, afektif

tertinggi dikelas akan mengajarkan

dan

Permasalahan

materi kepada siswa-siswa yang

siswa yang pasif dan tidak adanya

mempunyai daya serap yang masih

kesempatan

rendah. Tutor sebaya ini pada

psikomotorik.

untuk

berpartisipasi

dalam kelas dapat diatasi dengan

dasarnya

menggunakan metode tutor sebaya

dalam kelompok-kelompok kecil,

karena keunggulan dalam metode ini

dengan tujuan membantu peserta

merupakan

bimbingan

Rasyiid Ghoniyyu Rauufuddin, Sigit Santosa, dan Elvia Ivada. Upaya 263
Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Melalui Metode Pembelajaran Tutor
Sebaya dan Make a Match. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm.
259-270
didik

dalam

memahami

mengajarkan

materi

dan

teman-teman

permasalahan

siswa

yaitu

hasil

belajar yang masih rendah.
Berdasarkan latar belakang

sekelas (Zaini, Munthe & Aryani,
2008 :62). Kelebihan metode tutor

masalah

sebaya ini yaitu siswa akan lebih

mengadakan

mudah menyerap informasi karena

tindakan kelas yang bertujuan untuk

mereka menggunakan bahasa sama

memperbaiki hasil belajar siswa

dengan

dalam

teman-teman

memunculkan

sebayanya,

tersebut

mata

dengan

peneliti

suatu

perlu

penelitian

pelajaran

akuntansi

menggunakan

metode

keberanian

untuk

terbuka

kepada

pembelajaran yang lebih kreatif dan

teman mengenai kesulitan-kesulitan

inovatif. Maka peneliti memilih judul

belajar, pembelajaran menjadi lebih

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

santai, menuntut siswa untuk dapat

Akuntansi

melalui

belajar mandiri.

Pembelajaran

Tutor

bertanya,

lebih

Make A Match merupakan

salah

satu

bentuk

metode

pembelajaran kooperatif yang cocok

Metode
Sebaya

dan

Make A Match pada Siswa Kelas X

AP 1 SMK Negeri 1 Banyudono
Tahun Ajaran 2014/2015”.

digunakan untuk karakteristik siswa
yang

suka

permainan

pembelajaran

dalam

(Mulyatiningsih,

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan

metode

metode Penelitian Tindakan Kelas

pembelajaran ini yaitu siswa mencari

(PTK) yang dilaksanakan sebanyak 2

pasangan menggunakan kartu-kartu

siklus di mana masing-masing siklus

tentang materi dengan suasana yang

dilakukan dalam empat tahapan,

menyenangkan. Selain itu siswa juga

yaitu (1) perencanaan tindakan, (2)

dapat

pelaksanaan

2013:248).

Keunggulan

memahami

materi dengan

tindakan,

(3)

mudah dan meningkatkan motivasi

pengamatan dan (4) refleksi/evaluasi.

belajar

adanya

Subjek penelitian adalah seluruh

pembelajaran.

siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1

Penggabungan 2 metode tersebut

Banyudono Tahun Ajaran 2014/2015

dijadikan alternatif untuk mengatasi

sebanyak 36 siswa yang dengan

permainan

siswa

karena

dalam

264 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2 (2015)

komposisi 36 perempuan. Teknik

make a match peneliti masih

pengumpulan data pada penelitian ini

membantu

adalah

pembelajaran.

menggunakan

lembar

observasi, wawancara, dokumentasi

proses

1) Beberapa kelemahan dari sisi

dan teknik evaluasi berupa tes.

siswa dalm siklus I yaitu :

Informan dalam penelitian ini adalah

a) Siswa masih belum berani

guru

mata

pelajaran

pengantar

untuk

bertanya

akuntansi keuangan dan siswa kelas

mengemukakan

X

kepada guru.

Administrasi

Perkantoran

1.

Dokumen atau arsip yang digunakan

atau
pendapat

b) Banyak siswa yang kurang

adalah nilai ulangan harian siswa dan

aktif

data

pembelajaran tutor sebaya.

siswa.

Uji

validitas

data

menggunakan triangulasi sumber atau
metode

dan

validitas

saat

metode

c) Dalam pelaksanaan metode

konstruk.

make a match banyak siswa

Analisis data yang digunakan data

yang ramai dalam mencari

kualitatif dan kuantitatif.

pasangan soal dan jawaban
sehingga

HASIL DAN PEMBAHASAN

pembelajaran

kurang kondusif.

Berdasarkan hasil observasi dan

d) Siswa yang mendapat nilai

pengamatan pada siklus I, peneliti

tes diatas KKM yaitu 76 pada

melakukan analisis sebagai berikut :

siklus I sebanyak 24 siswa

1) Beberapa kelemahan dari sisi

atau 66,67% dari 36 siswa

guru dalam siklus I yaitu :

tersebut

a) Guru terlalu cepat dalam

sudah mencapai ketuntasan

dalam

dinyatakan

hasil belajar. Hasil belajar

menjelaskan materi.
b) Guru

dapat

menerapkan

pada siklus I tersebut belum

metode

dapat mencapai target peneliti

pembelajaran tutor sebaya

dalam aspek kognitif yaitu

dan make a match kurang

sebesar 75% dari 36 siswa

optimal. Setiap pelaksanaan

sehingga

metode tutor sebaya dan

dilakukan perbaikan.

langkah-langkah

perlu

untuk

Rasyiid Ghoniyyu Rauufuddin, Sigit Santosa, dan Elvia Ivada. Upaya 265
Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Melalui Metode Pembelajaran Tutor
Sebaya dan Make a Match. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm.
259-270
Maka

refleksi

yang

dapat

dilakukan pada siklus Iyaitu :
1) Guru

harus

memberikan

lebih mendetail dan tidak terlalu

lagi

memberikan

3) Guru sudah tegas dan dapat
berkomitmen

dengan

siswa

apabila terdapat siswa yang masih
ramai dalam pelaksanaan metode

cepat.
2) Guru harus memahami secara
sistematis

pelaksanaan

metode

tutor sebaya dan make match agar

hendaknya

memberikan

motivasi yang lebih sering yaitu
partisipasi

siswa

dalam

pembelajaran

baik

saat

pembelajaran,

kelompok

dan

lebih

tegas

dan

membuat komitmen kepada siswa
apabila terdapat siswa yang tidak
serius atau ramai
Hasil observasi dan pengamatan
pada siklus II, peneliti melakukan
analisis sebagai berikut :
1) Guru sudah memotivasi siswa
dengan baik sehingga siswa lebih
berpartisipasi dalam pembelajaran

4) Siswa yang mendapat nilai tes

sebanyak 31 siswa atau 86,11%
dari 36 siswa tersebut dapat
dinyatakan

sudah

mencapai

ketuntasan hasil belajar. Hasil
belajar pada siklus II tersebut

dalam aspek kognitif yaitu di atas
75% walaupun belum seluruh
siswa dapat mencapai ketuntasan
hasil belajar.
Maka refleksi yang dapat dilakukan
pada siklus II yaitu :
1) Guru harus lebih kreatif dan
inovatif dalam penerapan metode
pembelajaran sehingga siswa akan
lebih berminat dan termotivasi
untuk

akuntansi.
2) Guru sudah

make a match.

sudah mencapai target peneliti

presentasi.
harus

pembelajaran tutor sebaya dan

diatas KKM yaitu 76 pada siklus I

pembelajaran lebih baik lagi.

4) Guru

perlu

bantuan.

penjelasan materi kepada siswa

3) Guru

tidak

memahami metode

pembelajaran tutor sebaya dan
make a match sehingga peneliti

berpartisipasi

dalam

pembelajaran.
2) Guru harus sering memberikan
motivasi kepada siswa untuk lebih

266 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2 (2015)

Sebelum penerapan metode tutor

berpartisipasi dalam pembelajaran
agar susana belajar kelas menjadi

sebaya dan make a match

lebih hidup.

belajar siswa yang tuntas yaitu

3) Kelemahan-kelemahan

yang

hasil

36,11% atau 13 siswa dengan rata-

terjadi pada siklus I tidak muncul

rata

lagi karena guru telah menerapkan

dilakukan

tindakan

beberapa solusi refleksi yaitu

mengalami

peningkatan

telah

penjelasan

66,67% atau 24 siswa dan rata-rata

materi secara mendetail kepada

nilai kelas juga meningkat yaitu

siswa,

77,91. Peningkatan tersebut belum

memberikan

memahami

metode

nilai

kelas

73,05,

pertama
yaitu

pembelajaran tutor sebaya dan

mencapai

make a match agar pembelajaran

yaitu sebesar 75%. Adanya refleksi

menjadi lebih baik, memberikan

pada siklus I terjadi peningkatan

motivasi kepada siswa untuk lebih

siswa yang tuntas pada siklus II yaitu

berpartisipasi dan lebih tegas serta

sebanyak 31 siswa atau 86,11% dan

membangun komitmen dengan

rata-rata

siswa agar pembelajaran menjadi

menjadi 86,33. Selain itu terjadi

kondusif.

penurunan pada siswa yang tidak

Berdasarkan

pelaksanaan

tuntas

indikator

setelah

nilai

yaitu

ketercapaian

kelas

meningkat

sebelum

tindakan

tindakan pada siklus I dan siklus

dilakukan terdapat 23 siswa atau

II maka dapat diketahui bahwa

63,89%, setelah tindakan siklus I

terjadi peningkatan hasil belajar

terjadi penurunan yaitu 12 siswa atau

siswa

dengan

33,33%. Siswa yang tidak tuntas

metode

KKM mengalami penurunan pada

pembelajaran Tutor Sebaya dan

siklus II yaitu 5 siswa atau 13,89%.

.Berikut

Dapat diambil kesimpulan bahwa

akuntansi

menggunakan

Make

A

Match

perbandingan hasil tindakan tiap

penerapan

siklus :

tutor sebaya dan make a match dapat

1. Hasil Belajar Ranah Kognitif

metode

pembelajaran

meningkatkan hasil belajar ranah
kognitif.

Rasyiid Ghoniyyu Rauufuddin, Sigit Santosa, dan Elvia Ivada. Upaya 267
Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Melalui Metode Pembelajaran Tutor
Sebaya dan Make a Match. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm.
259-270
Berikut adalah kenaikan hasil

yaitu sebesar 13,89% yang pada

belajar ranah kognitif Pra Tindakan

siklus I 72,22% di siklus II menjadi

Siklus I, Siklus II :

86,11% atau 31 siswa yang terdiri
dari nilai dengan kategori Sangat

100

Baik 25% atau 9 siswa dan dengan

50

kategori Baik 61,11% atau 22 siswa.
Selain itu juga terjadi penurunan

0
TUNTAS

PRA TINDAKAN

siswa yang memperoleh nilai afektif
TIDAK
TUNTAS
SIKLUS I

di bawah Baik yaitu untuk kategori
SIKLUS II

Cukup terjadi penurunan 11,11%
dari siklus I sebesar 25% atau 9

Gambar 5. Peningkatan Hasil Belajar

siswa menjadi 13,89% atau 5 siswa

Ranah Kognitif Pra Tindakan Siklus

pada siklus II. Kategori Kurang juga

I, Siklus II.

mengalami penurunan sebesar 2,78%
yang pada siklus I terdapat 1 siswa

2. Hasil Belajar Ranah Afektif

atau 2, 78% di siklus II yaitu tidak
Adanya

peningkatan

hasil

ada siswa yang mendapat nilai

belajar ranah afektif dari siklus I ke

dengan

siklus II melalui penerapan metode

kategori

pembelajaran tutor sebaya dan make

penurunan sebesar 2,78% atau siswa

a match. Pada siklus I terdapat 26

tetapi pada kategori Sangat Baik

siswa atau 72,22% yang mendapat

mengalami kenaikan 16,67% atau 6

nilai dengan kategori ≥Baik yang

siswa.

terdiri dari nilai dengan kategori
Sangat Baik sebesar 8,33% atau 3
siswa dan kategori Baik sebesar
63,89% atau 23 siswa. Pada siklus I
indikator kinerja belum

tercapai

karena masih di bawah 75%. Pada
siklus II terjadi peningkatan siswa
yang memperoleh nilai di atas Baik

Di

kategoori
Baik

bawah

Kurang.

walaupun

ini

Pada
terjadi

merupakan

perbandingan peningkatan maupun
penurunan hasil belajar ranah afektif
siswa pada siklus I dan siklus II.

268 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2 (2015)

Persentase
80
60

Sangat Baik

40

Baik

20

Cukup

0

Kurang

Gambar 6. Peningkatan Hasil Belajar
Ranah Afektif Siswa Pada Siklus I
dan Siklus II.
Belajar

hasil

belajar ranah psikomotorik dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :

SIKLUS SIKLUS
I
II

3. Hasil

peningkatan

Ranah

Psikomotorik

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

≥B (A,A,B+,B)